Student Portfolio by Reagan Dayson

Page 1

(%)(*+,(

=1()&!">!%

/-0%1!2"3!-.!%"4)*)2$-$ <=>"!%56)&15&.%1

122

!"#$"%"&'(&)*+,-(.('/ 01$2-)1*3"4-"&5"

tektur 2 - Ronny !"#$%&'$()$"*+",-!.!/"0!+1$/"&2&$%"*+"3#%)!/)"4!%!15!+2 !%65)&-6&2%-"7-1)./"8"9"8:8:;"<=>"!%65)&-6&2%-

=-()&!">!%!#!/"3%65)&-6&2%=2*()6!&)$/"</)&



sebuah sakral

Gereja in fluidi bidan dan leba sequenc menggun objek st beton

#!-"/%56)&15&.%1 =.*()5!&)$-"<-)&

Site Plan

123

!"#$"%"&'(&)*+,-(.('/*01$2-)1*3"4-"&5" !"#$%&'$()$"*+",-!.!/"0!+1$/"$/"1!6%-7"1#!6-


3(("?%)&)/.1"!/7"#%)/&-7"@!&-%)!(1")/"&5-"#2*()6!&)$/" @!+"$/(+"*-"%-#%$726-7"?)&5"&5-"#-%@)11)$/"$'"&5-"-7)&$%A" B#)/)$/1"-C#%-11-7")/"&5-"!%&)6(-")/"&5)1"#2*()6!&)$/" !%-"&5$1-"$'"&5-"!2&5$%1A

127


!"#$%& D!%$()/-"3*).!)( E-()6)!"F$1-'!//+ G+%!"G2@!(! H!&!15!"IJ-/! "!'#()*+%,!& G+%!"G2@!(! (&-./#+' ,-!.!/"0!+1$/ $!0$ ,-!.!/"0!+1$/ #)'$&1+$%&' 3/7%-!1"F!/2!% 3#%)!/)"4!%!15!+2 0)@!1"4!&%)! E-%%+"K2/!?!/ </)J-%1)&!1"=-()&!">!%!#!/ L("MA">A"N5!@%)/"O$2(-J!%7 N!/.-%!/.;"PQRPP;"O!/&-/



Content

Analisa Ruang Sakral Analisa Tektonik Prototype Tektonik Ruang Sakral Site Analysis Final Design

4 57 97 107 125


Analisa Ruang Sakral Teori: Mircea Elaide: Sacred space: tempat yang memiliki hubungan dengan sesuatu yang bersifat supernatural. Jonathan Z. Simth: -untuk orang Kristen awal, sacred space adalah tempat yang berkaitan dengan kehidupan Yesus. -Ke-sakralan pada suatu tempat, terjadi karena ‘adanya orang-orang yang “mensakralkan” tempat tersebut dengan peri laku mereka terhadap tempat tersebut. Definisi Sakral (pribadi) : Tempat atau barang yang diperlakukan berbeda/ khusus dengan orang-orang yang mempercayai ada suatu keberadaan yang berkaitan dengan tempat atau barang tersebut. Supernatural

OU Qiong: “keyakinan, nilai dan sikap, pandangan dunia; dan organisasi sosial adalah faktor utama yang menyebabkan terbentuknya macam-macam persepsi.”

4


5


6


Klaim dari analisa: Elemen-elemen arsitektural dapat mempengaruhi persepsi seseorang untuk merasakan ke-sakralan tempat tersebut.

What If: Bagaimana jika persepsi membentuk section dalam sacred space?

7


8


Moritzkirche

200 m

9


N

St Moritz Arsitek: (1) Conrad von Einbeck (2) John Pawson (interior renovation) Tahun: (1) 1388 - 1557 Letak: Hale, Germany Agama: Katolik

10


Focus

11


People

12


Sequence

13


Profane

Sacred

Sacred-Profane

14


Material

15


16


Herod’s Temple

200 m

17


N

Herod'ts Temple Arsitek: Zerubbabel Tahun: 537 SM- 516 SM Letak: Jerusalem, Israel Agama: Yahudi awal

18


Focus

19


People

20


Sequence

21


Profane

Sacred

Sacred-Profane

22


Exterior

Interior

Material

23


24


Parthenon

200 m

25


N

Parthenon Arsitek: Iktinos, Callicrates Tahun: 447 SM-432 SM Letak: Athena, Yunani Agama: Yunani kuno

26


Focus

27


People

28


Sequence

29


Profane

Sacred

Sacred-Profane

30


Material

31


32


Masjid Istiqlal

200 m

33


N

Istiqlal Arsitek: Frederich Silaban Tahun: 1978-1999 Letak: Jakarta, Indonesia Agama: Islam

34


Focus

35


People

36


Sequence

37


Profane

Sacred

Sacred-Profane

38


Material

39


40


Masjid Al Haram

200 m

41


N

Al Haram Arsitek: Mimar Sinan Tahun: 634-644, 1570 Letak: Mekkah, Arab Saudi Agama: Islam

42


Focus

43


People

44


Sequence

45


Profane

Sacred

Sacred-Profane

46


Material

47


48


Pura Besakih

200 m

49


N

Pura Beaskih Arsitek: Markandeya Tahun: 15 M Letak: Bali, Indonesia Agama: Hindu

50


Focus

51


People

52


Sequence

53


Profane

Sacred

Sacred-Profane

54


Material

55


56


Analisa Tektonik

Pada tugas kedua, saya menganalisa enam preseden dengan tektonik yang memiliki sifat “fluid” pada bangunan. Masih berhubungan dengan ruang sakral, hampir semua tektonik dalam preseden yang saya analisa pun berhubungan dengan pengartian filosofis dan representasi dari sebuah narasi theologi.

57


58


59


60


61


62


63


64


65


66


67


68


69


70


71


72


73


74


75


76


77


78


79


80


81


82


83


84


85


86


87


88


89


90


91


92


93


94


Dari 6 ruang sakral yg saya analisa, saya dapat kesimpulan bahwa kebanyakan ruang sakral (dalam konteks gereja), memiliki tekotnik yang terbentuk dari sebuah pengartian filosofis yang berhubungan dengan narasi teologi. dan juga memiliki fungsi seperti bukaan cahaya maupun ventilasi yang dapat memberikan/menambah kesan sakral kepada pengamat.

Berhubungan dengan narasi teologis, air yang memiliki peran besar di beberapa agama, digambarkan sebagai lambang kehidupan atau pembaruan (Kitab Yohanes, air hidup; menjadi perumpamaan anugerah keselamatan, Douglas R.Hoffman Seeking the Sacred in Contemporary Religious Architecture ) , dan juga memiliki sifat “fluid”, 6 preseden ini juga memiliki komponen yang bersifat “fluid”.

bagaimana jika, menjadikan air sebagai simbol dalam ruang sakral, dengan memainkan tektonik yang merepresentasikan karakteristik air?

95


96


Prototype Tektonik Ruang Sakral

Kebanyakan ruang sakral, memiliki tekotnik yang terbentuk dari sebuah pengertian filosofis yang berhubungan dengan narasi teologis dan juga memiliki fungsi seperti bukaan cahaya maupun ventilasi yang dapat memberikan/menambah kesan sakral kepada pengamat. Air yang memiliki peran besar di berbagai agama, digambarkan sebagai lambang kehidupan atau pembaruan. Dengan konsep yang merepresentasikan sifat fluid dari air, fluiditas pada sebuah ruang dapat memberikan kesan sakaral dengan memainkan tektonik dan meterial. Eksperimen-eksperimen ini bertujuan untuk mencari/menemukan bentuk dan tektonik yang akan digunakan di prototype final, dengan konsep merepresentasikan sifat fluid dari air.

97


Prototype 1 : Menunjukkan karakteristik fluid dengan lekukanlekukan seperti aliran air, namun kurang memungkinkan untuk diterapkan pada skala yang lebih besar.

Prototype 2 : Terinspirasi dari bentuk semburan air ketika meluap ke atas, menunjukkan sifat fluid, namun program ruang untuk dijadikan ruang sakral kurang jelas

98


Prototype 3 : Mencoba membuat ruang tanpa ada sudut, menyambung lantai, tembok dan atap agar memberikan sifat fluid. Namun masih kurang memungkinkan untuk dijadikan skala yang lebih besar.

Prototype 4 : Menggunakan satu masa yang menyambung untuk menjadi struktur utama bangunan agar memberikan kesan fluid. Namun kurang menunjukkan sifat fluid dari air 99


Prototype 5 : Menggunakan material translusen dan memiliki lekukan menujukkan karakteristik gelombang pada air, namun program ruang masih tidak jelas

Prototype 6 : Menggunakan material transparan dan memiliki lekukan yang merepresentasikan karakter air, namun masih kurang memungkinkan untuk dijadikan skala yang lebih besar dengan menggunakan material yang transparan. 100


Prototype 7 : Frame dengan oraganisasi yang makin membesar dan dapat menopang material transparan cukup merepresentasikan sifat fluid dan memungkinkan untuk dijadikan skala yang lebih besar.

Prototype 8 : Memiliki aksis linear seperti yang dimiliki oleh sebuah gereja, namun kurang menunjukkan sifat fluid.

101


Prototype 9 : Dari konsep air yang mengalir, maket ini memainkan sekuens orang ketika memasuki ruang ibadah. Namun kurang dapat menunjukkan sifat fluid dari bentuknya.

Prototype 10: Maket massing final. Cukup menunjukkan sifat fluid dari variasi elevasi pada atap, menjadi seperti gelombang. Namun masih belum ada frame yang menopang. 102


Prototype 11 : Eksperimen struktur maket massing final. Struktur kurang memungkinkan karena tidak ada frame yang menopang di bagian lebar. Bentuk juga berbeda dengan maket massing, gelombang todak terlihat.

Prototype 12 : Eksperimen struktur maket massing final. Struktur jauh lebih stabil dan menunjukkan gelombang.

103


104


Prototype Final : Gereja ini di-desain dengan konsep merepresentasikan sifat fluid dari air pada bagian atap dengan menggunakan material membran dan kaca dengan menggunakan struktur bentang lebar. Ide awal dari konsep ini adalah menirukan riak air yang memiliki gelombang menjadi naungan sebuah ruang sakral. Lalu dengan karakteristik air yang selalu mengalir dari atas, turun ke permukaan yang lebih rendah, gereja ini menerapkan hal terebut dengan peletakan yang ada di permukaan yang lebih rendah. Struktur utama gereja ini menggunakan 3 modul susunan pipa baja untuk menopang membran yang menjadi naungan. Setiap modul memiliki ketinggian yang berbeda, area entrance paling rendah, area ibadah yang paling tinggi, agar menunjukkan hirarki yang berbeda pada area entrance dan altar.

105


106


Site Analysis

Pada bagian tugas ini, mahasiswa diminta untuk melakukan analisa beberapa hal pada tapak yang akan menjadi dasar pada perancangan program ruang bangunan, lalu membuat beberapa alternatif program ruang yang merepresentasikan konsep awal.

107


108


109


110


111


112


113


Alternatif Program Ruang

114


115


116


117


118


119


120


Program Ruang Final

121


122


Site Plan

123


124


Final Design

125


126


Dari analisa teori dan objek studi mengenai ruang sakral, saya mendapatkan kesimpulan bahwa ruang sakral dapat terbentuk melalui elemen-elemen arsitektural yang mempengaruhi perilaku seseorang sehingga menimbulkan kesakralan tersebut. Lalu dari kalim ini, saya mengambil topik air yang menjadi suatu simbol dalam beberapa agama dengan arti kehidupan atau kesucian. Setelah itu, saya menggabungkan kesimpulan dan topik air menjadi sebuah spekulasi. Bagaimana jika tektonik ruang sakral dapat direpresentasikan melalui fluiditas? Gereja ini menjawab spekulasi mengenai representasi fluiditas dalam ruang sakral dengan merancang bidang vertikal yang memainkan arah sequence dan lebar-sempit, dengan tujuan merepresentasikan sequence sebagai aliran air secara filosofis. Gereja ini menggunakan material beton karena dari pengamatan objek studi yang menggunakan material yang sama, beton adalah material yang relatif fleksibel untuk dibentuk.

127




















spekulasi. Bagaimana jika tektonik ruang dapat direpresentasikan melalui fluiditas?

menjawab spekulasi mengenai representasi s dalam ruang sakral dengan merancang vertikal yang memainkan arah sequence -sempit, dengan tujuan merepresentasikan sebagai aliran air secara filosofis. Gereja ini kan material beton karena dari pengamatan di yang menggunakan material yang sama, dalah material yang relatif fleksibel untuk dibentuk.

SN5-"N-6&$/)6"$'"1!6%-7"4#!6-S")1"!"1&27)$"&5-@-")/"&5-"1-6$/7"1-@-1&-%"*+"1-6$/7" +-!%"1&27-/&1"$'"8:PR"!&"=-()&!">!%!#!/"</)J-%1)&+A"4&27-/&1"!%-"!11)./-7"&$"-C#($%-" &-6&$/)6"#%-6-7-/&1"!/7"!/!(+T-"1!6%-7"1#!6-A"N5-/"&5-"&-6&$/)61"&5!&"5!J-"*--/" 1&27)-7"!%-"!##()-7"&$"&5-"1!6%-7"1#!6-"$'"-!65"1&27-/&A"U!65"1&27-/&"5!1"!" 7)V-%-/&"6$/6-#&"$'"1!6%-7"1#!6-"-J-/"&5$2.5")&"5!1"&5-"1!@-"&5-@-A"N5-%-"?)(("*-" P:"1&27-/&"#$%&'$()$1"#2*()15-7"?)&5"&5-"&5-@-"SN5-"N-6&$/)6"$'"4!6%-7"4#!6-S;" ?)&5"7)V-%-/&"!##%$!65-1"!/7"7)V-%-/&"%-12(&1A


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.