Student Portfolio by Evanjelicel Tamio

Page 1

EMOTIONAL CONNECTION BETWEEN US AND ARCHITECTURE

a portfolio by Evanjelicel Tamio

living with new territory and boundary

Pelita Harapan Architecture Publication Unit



EMOTIONAL CONNECTION BETWEEN US AND ARCHITECTURE portfolio by Evanjelicel Tamio tutor by Apriani Kurnia Sarashayu architecture design 1 - 2019, uph architecture


EDITOR Caroline Abigail Felicia Yosefanny Kyra Kumala Natasha Ivena DESIGN COVER Kyra Kumala Natasha Ivena GRAFIS Evanjelicel Tamio TEKS Evanjelicel Tamio DOSEN PEMBIMBING Andreas Yanuar Apriani Sarashayu Dimas Satria Ferry Gunawan Universitas Pelita Harapan Jl M.H. Thamrin Boulevard Tangerang, 15811, Banten

All writings and printed materials in the Publication may only be reproduced with the permission of the editor. Opinions expressed in the article in this publication are those of the authors




daftar isi

pendahuluan

..........

i

Chapter 1 : Emosi

..........

1

Chapter 2 : Personalisasi

..........

6

Chapter 3 : Inverted Perception

..........

11

Chapter 4 : Inverted Percetion in Concext

..........

16

Chapter 5 : Inverted Perception in Context

..........

21

Penutup

..........

iii



pendahuluan

merancang ruang tinggal untuk generasi Z, melalui proses berpikir dan parameter teritori dan batasan, dikaitan dengan konteks site dan juga user (1 keluarga beranggotakan 4 orang)

emosi

personalisasi

persepsi

emosi terbentuk oleh berbagai faktor, baik itu berbentuk fisik maupun tidak. emosi dalam 1 sisi juga terpegaruh seberpa kita merasa bahwa diri kita yang menjadi penguasa akan teritori kita. kenyamanan dari personaliasi dapat terbentuk dari adanya persepsi orang akan apa yang dirasakan. kemudian ketiga hal ini bekerja duah arah dan saling mempengaruhi. ketika kita bertanya “bagaimana jika elemen pembentuk ruang merupakan persepsi yang dibantah?� maka itu menjadikan ketiga elemen ini bekerja duah arah dan saling mempengaruhi. pengaruhnya jatuh kepada pengguna ruang, dalam kasus ini, 4 orang yang merupakan 1 keluarga adalah penggunanya. membentuk ruang tinggal pengguna, dengan menerapkan prinsip pembalikan persepsi dan juga dengan konteks site dimana bangunan di tempatkan. i


ii


emosi emosi adalah hal yang dilakukan manusia setiap harinya. segala hal yang kita lakukan tergantung pada emosi kita. segala sesuatu yang berada di sekitar kita, baik yang bisa disentuh ataupun tidak, membari kita ‘sense of emotion’. emosi dapat dipengaruhi olh sesuatu yang real, dalam artian dapat kita sentuh secara fisik, dan juga halhal emotional tersebut, yang tidak dapat kita sentuh, namun dapat kita rasakan

1


TANGIBLE

positive emo

negative eg emo

NEGATIVE EMO

PPOSITIVE O EMO

2


INTANGIBLE

happY + SPACE

MOVEMENT SPACE

SAD -

LONELY SPAC ACE

SPACE

SPACE INTERSECT

Fear -

FEAR

ENEMY

HAPPY

FRIEND FRIEN

3


FEAR

HAPPY

FEAR

HAPPY

4


5



Personalisasi emosi dapat terbentuk dari hal fisik maupun non-fisik. terkadang kita membutuhkan fungsi dan manfaat tertentu dari suatu benda. desainer seringkali melihat ini dan kemudian memberikan jawaban dengan mengakomodasi kebutuhan tertentu. namun tentunya kebutuhan dan fungsi tersebut sangatlah personal. dengan demikian munculah kecenderungan-kecenderungan tertentu tentang bagaimana indra kita merasakan sesuatu. tahap ini penulis menganalisa preseden yang mengedepankan aspek terebut. Villa E-1027

6


1

Furnitur Makes Room

7


floor plan & section

B

a

B

B

8


bibendum b u chair c

space a concext c t

23

9


10



Inverted Perceptions Bagaimana jika persepsi yang dibantah merupakan elemen pembentuk ruang? persepsi manusia terbentuk dari benda yang telah ada atau benda yang nyata. berbeda dengan konsepsi yang adalah pemikiran(konsep). perepsi kita tetang bagaimana sebuah ruang terbentuk dan juga elemen pembentuknya menjadikan kita mudah ditebak dengan apa yang kita pikirkan. namun dengan memanfaatkan hal tersebut, bagaimana jika kita membalik hekekat dari hal yang dapat dengan mudah ditebak eksistensialnya pada persepsi manusia? maka terciptalah ruang dari persepsi yang dibantah.

11


12


Inverted solid void

win do

w !

Multi-interpretation horizontal plan

!?

+

INVERTED

=

PERCEPTION 13


14


15


Inverted in context (Z Generation) lokasi(site) ditempatkannya sebuah ruang mempengaruhi desainnya dengan drastis elemen dan konteks yang ada sebagai existing di sitepun menjadi sebuah pertimbangan tersendiri. site yang dipilih terletak di Manado, dengan sifat ruang publik yang sangat kental. desain menerapkan prinsip-prinsip memutar balikan persepsi, kemudian memasukan konteks site, seperti pandangan, sirkulasi, dan juga sifat ruang publik itu sendiri.

16


17


18


19


20


Inverted in context (family) bagaimana jika elemen pembentuk ruang merupakan persepsi yang dibantah? pertanyaan ini kembali muncul, kali ini dengan konteks site kemudian user atau pengguna. pengguna berjumlah 4 orang 1 keluarga kecil, pembagian ruang, dengan tetap menjaga tingkatan privasi pada site yang cenderung publik, kemudian menerapkan prinsip-prinsip desain dari persepsi yang dibalik dan membuat itu menjadi ruang yang menjawab kebutuhan sebuah individu maupun kelompok akan rumah sebagai tempat berlindung dan hidup secara permanen.

21


OPPOSITE

Ruang tinggal yang dihuni 1 keluarga beraggotakan 4 orang, ruang yang memutar balikan Persepsi orang. Bagaimana jika elemen pembentuk ruang adalah persepsi yang diputar balikan? sebuah pertanyaan yang membentuk ruang ini

inverted solid void

te rivaate ppriv

inverted vertical horizontal Opposite Vertical Plane

dengan leveling tertinggi dan posisi di tengah, privacy paling terjaga pada level paling atas

service

private

DUPLICATE AND OVERLAP HORIZONTAL PLANES TO CREATE ROOMS

1 axis

circul

berfungsi sebagai ruang service menjadikan level ini dapat diakses namun dengan privaci yang masih terjaga

circulation & core

service

ation

coordi

nate

view

ELEVATION TOWARD CIRCULATION

elevasi bangunan memungkinkan ground floor sebagai public area

CIRCULATION

PRIVATE

N

SERVICE

CHANGING VIEW BLOCKING BY HORIZONTAL PLANE, NOT VERTICAL

lantai dan klasifikasi ruang( private, service,public)

DOWN

DOWN

+3,97

+3,50

B +3,55 +6,05

+4,00 +4

+0,00

VOOID VOID

+3,75

UP U

+3,51 +3,00

UP

+3,00 +3 3,00 00

+3,34 +3 3,34

UP

+3,68

+3,15

+6,000

+5,32 ,

+3,85

+3,45 +3,30

+0,34

ground floor

22

+5,15 5,1

+3,60

+0,51 +0 ,51

UP

UP

+3,90

+0,85 +0, 85 +0,68 +0, 68

+0,00 +0,17

+5,49 , +5,66 , +5,83

+3,17

mid floor

top floor


12500 2000 4500

1000

4000

500

7000

SECTION A SCALE 1 : 50

2500

1000 2000 8500

3000

3000 3000

FRONT ELEVATION (A) SCALE 1 : 50

1000 2000 3000

23


TOP FLOORPLAN SCALE 1 : 50

C

150

DOWN 3000 250

2000

B

B

+6,05 2000

1000

15150

2000

300

10000

B

300

5500

3000 UP

+6,00

+5,15

A

A

+5,32 UP

+5,49 +5,66 +5,83 250

2500

C

A 6000

4250

6000

12500

24

2250


LOWER FLOORPLAN SCALE 1 : 50

C

B

B

1000

1000

+0,00 10000

2000

2000

B

3000

3000

A

+0,85

3000

A

+0,68 +0,51 UP

+0,34

+0,00 +0,17

C

A

2000

4000

6000

25


26




penutup

perancangan ruang tinggal ini membuat saya belajar banyak. ini merupakan masa transisi dimana kita diajak berpikir lebih kristis, realistis dan sistematis dalam perancangan ini saya mempelajari cara berpikir yang lebih terstruktur, menarik kesimpulan, menampilkan gagasan, memberikan benang merah serta sistematika penyusunan dan proses peracngan. dalam proses desain, banyak pengetahuan tentang gambar dan tektnik gambar dalam arsitektur, kemudian eksplorasi ide dan penyusunan ide tersebut menjadi satu ide besar yang utuh,tidak hanya itu proses desain juga memperkenalkan saya kepada dunia arsitek lebih dalam tentang berbagai macam preseden, kemudian teori dan pemikiran arsitek. proses desain membawa saya kepada pengalaman baru dalam dunia arsitektur mengenai desain rumah tinggal dengan parameter teritori dan batas, terasa ketidak puasan akan desain akhir, dimana benang merah pemikiran mengalami distorsi dalam penterjemhannya. namun hal baiknya adalah ruang tinggal ini dapat dan mampu mengakomodasi kebutuhan akan ruang tinggal bagi user (1 keluarag beranggotakan 4 orang). namun tidak juga menjadikan desain ini sempurna adalah fakta bahwa konteks site yang ada tentang penyediaan ruang publik dibawah rumah pada kenyataannya akan membawa dampak yang cukup menggangu bagi pengguna dikarenakan akan menimulkan berbagai perilaku publik yang tdiak bisa di kontrol secara terus menerus.

ii



“whatever good things we build end up building us.”




"Living with New Territory and Boundary" is a required theme in the 1st Semester of the second year studio among 2018 students at Pelita Harapan University. Students were tasked to explore and analyze about territory and boundary. The goal was to create each student. Each student has their own approach, therefore the produced works vary even though they start from the same theme. There will be 10 student portfolios that will be published with the theme "Living with New Territory and Boundaries", each with unique approach and outcome.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.