47 minute read
Potensi & Kompleksitas Kopi Indonesia
Oleh Wenny Bekti Sunarharum Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya
Kopi adalah salah satu komoditas penting yang sangat berperan dalam kancah ekonomi global dan tentunya turut andil dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat dunia, termasuk di Indonesia. Meskipun masih kalah dengan Brazil sebagai produsen kopi dunia nomor satu, Indonesia dikenal sebagai salah satu pemasok stok kopi dunia.
Advertisement
Dengan semakin banyaknya kebutuhan komoditas kopi, maka produsen kopi global semakin berlomba di bidang riset dan teknologi untuk memberikan “produktivitas” maupun “kualitas”.
Salah satu kunci untuk meningkatkan kualitas adalah dengan mengoptimalkan pengolahan pascapanen dalam menghasilkan biji kopi. Perlu dipahami, bahwa kualitas kopi adalah kesesuaian dengan kebutuhan atau harapan konsumen. Kualitas kopi berkaitan dengan cita rasa, sensasi yang diindera oleh manusia ketika mengonsumsinya. Konsumen menilai kopi berkualitas adalah yang memberikan kesan dan cita rasa menyenangkan, maka seluruh tahapan proses produksi dan pengolahan kopi mulai dari hulu hingga hilir perlu mengusahakan agar harapan ini dapat terpenuhi.
Mekanisme persepsi cita rasa
Definisi cita rasa telah dirangkum dalam Sunarharum, et al. (2019) sebagai sensasi sensoris yang kompleks, kombinasi dari berbagai input yang meliputi aroma yang diindera dalam hidung, rasa yang diindera oleh reseptor
pada lidah, tekstur dan kesan di mulut (mouthfeel) serta chemestesis atau sensasi trigeminal dan iritasi yang diindera pada permukaan mukosa mulut. Sensasi menyenangkan ketika mengonsumsi kopi, merupakan fenomena multisensoris kombinasi dari aroma, cita rasa, tekstur dan kesan di mulut.
Salah satu komponen utama yang memengaruhi cita rasa adalah aroma atau bau. Mekanisme persepsi cita rasa ini (Gambar 1) diawali dengan masuknya stimulus melalui jalur orthonasal, retronasal, maupun jalur gustation. Jalur orthonasal ini melibatkan masuknya senyawa volatil (aroma, mudah menguap) melalui hidung yang kemudian ditangkap oleh reseptor yang terdapat pada sistem olfaktori, dan diteruskan ke otak untuk dipersepsikan. Jalur orthonasal dimulai dengan masuknya stimulus senyawa volatil dari mulut pada saat mengonsumsi makanan atau minuman. Kemudian molekul-molekul senyawanya dibawa hingga ke belakang tenggorokan dan mencapai rongga hidung, lalu ditangkap oleh reseptor dalam sistem olfaktori dan sinyalnya diteruskan untuk direspons oleh otak sebagaimana pada jalur orthonasal. Adapun rasa (manis, asam, asin, pahit, dan umami) dipersepsikan melalui jalur yang disebut dengan sistem gustatory.
Mengapa kompleks?
Cita rasa kopi menjadi topik yang semakin intens dibahas karena semakin berkembangnya ketertarikan masyarakat, yang dalam hal ini mulai dari petani, pelaku bisnis atau industri, konsumen penikmat kopi dan peneliti, terhadap ilmu dan pengetahuan yang berkaitan dengan kopi. Cita rasa kopi ini sangat kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor internal maupun eksternal, mulai dari lahan hingga saat kopi disajikan (from farm to cup) (Sunarharum, et al. 2014). Faktor internal berhubungan dengan karakteristik kimia dan fisik biji kopi yang dikonsumsi, yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal misalnya saja lingkungan dan pengolahan.
Pada tahapan budi daya hingga panen buah ceri kopi, komponen yang berpengaruh diantaranya adalah faktor genetik, iklim, musim, lokasi geografis dan metode budi daya kopi, kematangan dan metode panen. Kopi diketahui memiliki lebih dari 100 spesies dengan spesies utama yang menguasai
perdagangan kopi dunia saat ini yaitu kopi arabika (Coffea arabica) dan kopi robusta (Coffea canephora). Spesies kopi lainnya yang ditanam di Indonesia adalah kopi liberika (Coffea liberica) dan kopi Excelsa (Coffea liberica var. dewevrei). Semuanya memberikan cita rasa yang berbeda misalnya kopi arabika yang lebih kompleks bercita rasa (flavorful) dengan aroma manis, karamel, cokelat, dan buah-buahan. Berbeda dengan arabika, kopi robusta cenderung lebih kasar (harsh) dengan rasapahit, aroma rempah, asap, dan kacang-kacangan.
Adapun kopi liberika dan excelsa misalnya memiliki karakter yang tidak sepahit robusta dan memiliki karakter aroma buah nangka. Berbagai area yang dan kopi yang diproduksi dapat dilihat pada Gambar 2. Oleh karena kondisi geografis tempat tumbuh yang
Gambar 1. Mekanisme persepsi sensoris melalui jalur orthonasal, retronasal dan gustation (Sunarharum, dkk. 2019)
berbeda, maka kopi-kopi tersebut memiliki keunikan karakter dan cita rasa tersendiri. Sebagai contoh, seperti telah dijelaskan oleh Ismayadi (1998), kopi arabika Sumatera Mandheling (Lintong) dan Ankola memiliki kekayaan cita rasa dengan body yang penuh, good acidity, deep-toned, gentle, long finish dan kompleks. Kopi Jawa mempunyai karakter cita rasa low-tone richness, lebih acidy, dengan body sedikit lebih ringan serta cita rasanya cepat berakhir, serta terkadang memiliki unsur spicy. Kopi Toraja dan Kalosi berkarakter mirip dengan kopi dari Sumatera tetapi cita rasanya sedikit kurang kaya, body penuh, sedikit lebih asam, dan vibrant in upper tones. Kopi single origin lainnya juga banyak disebutkan memiliki karakter cita rasa tertentu.
Pembahasan spesies kopi menjadi sangat menarik karena selanjutnya kita dihadapkan pada pertanyaan “Di mana spesies kopi yang lain? Bagaimana potensinya?”. Pada kenyataannya ada berbagai spesies kopi yang tidak banyak dibudidayakan seperti varietas Laurina yang memiliki kadar kafein sangat rendah, juga kopi-kopi liar dan langka. Kopi liar yang terlupakan ini diantaranya adalah Coffea stenophylla dan Coffea affinis dari Sierra Leone di Afrika Barat, dengan buah berwarna hitam (David et al., 2020). Di Indonesia, juga tentunya masih ada berbagai spesies kopi langka, kopi hutan yang menunggu untuk ditemukan kembali dan dieksplorasi potensinya.
Berbagai varietas atau kultivar dari spesies kopi telah dikembangkan dan dibudidayakan di Indonesia, diantaranya untuk meningkatkan
Gambar 2. Peta Kopi Indonesia (Sunarharum, dkk. 2019)
produktivitas serta kualitas kopi yang dihasilkan. Perlu dicatat bahwa perbedaan genotip kopi ini berpengaruh terhadap karakteristik buah (dan biji) yang dihasilkan. Selanjutnya, faktor lingkungan misalnya lokasi geografis dan budi daya, ketinggian lahan (altitude), kemiringan lahan, tanaman penaung, intensitas cahaya matahari, dan lainnya akan berpengaruh terhadap cita rasa kopi yang dihasilkan. Dalam hal ini, semua faktor di atas berkontribusi pada biosintesis senyawa prekursor cita rasa kopi yang terakumulasi selama perkembangan buah dan biji. Senyawa prekursor tersebut berupa komponen non-volatil pada buah dan biji kopi yang meliputi karbohidrat (dan sukrosa), protein (dan asam-asam amino), lipida, ester, asam klorogenat, dan asam-asam organik senyawa alkaloid (trigonelin), serta mineral.
Tahapan pengolahan
Pada tahapan pengolahan buah kopi yang meliputi pengolahan pascapanen dan proses selanjutnya hingga kopi disajikan dalam cangkir, terjadi proses biosintesis dan transformasi senyawa yang berperan pada komponen cita rasa (volatil dan nonvolatil). Sebagai contoh, pengolahan buah kopi menjadi green coffee beans dapat dilakukan dengan metode kering (natural) dan basah (semi-washed, fully-washed) sebagaimana umumnya dilakukan untuk kopi Jawa dan Sumatera. Di Sumatera, juga dikenal proses giling basah (wet hulled) di mana kopi yang masih dalam kulit tanduk dijual pada saat masih memiliki kadar air yang tinggi. Memang kopi ini disebutkan dapat memberikan sensasi tertentu dan cita rasa spesifik kopi, tetapi tentunya lebih berisiko terkontaminasi jamur karena
kadar air yang masih tinggi sehingga mudah mengalami kecacatan (defect) diantaranya aroma fenolik yang tidak diharapkan.
Berbagai proses pengolahan pascapanen yang terus dikembangkan dapat menjadi kunci kualitas serta keunikan cita rasa kopi, diantaranya fermentasi yang dapat dilakukan secara spontan dengan konsorsium mikroorganisme yang ada pada kopi, ataupun dengan isolat kultur mikroba seperti halnya produksi kopi probiotik. Selain itu, berbagai teknik terus berkembang diantaranya maserasi karbonik, fermentasi anaerob, natural hydro honey, dan teknik lainnya yang diklaim juga memberikan cita rasa dan sensasi yang menarik.
Proses selanjutnya dari rangkaian pengolahan kopi menjadi seduhan adalah penyangraian (roasting) green coffee beans dan penyeduhan (brewing). Penyangraian kopi yang melibatkan reaksi Maillard dapat menghasilkan komponen senyawa volatil yang diantaranya bertanggung jawab dalam diferensiasi keunikan cita rasa kopi. Jadi, selain komponen nonvolatil seperti kafein, trigonelin, asam klorogenat, asam karboksilat, karbohidrat dan polisakarida, lemak, protein, pigmen, melanoidin dan mineral, komponen volatil inilah yang dianggap sangat penting untuk membentuk cita rasa kopi. Dari ribuan senyawa volatil yang dijumpai pada kopi, ada beberapa senyawa yang sangat memengaruhi aroma (impact/key odorant) karena dalam jumlah kecil saja sudah dapat diidentifikasi, misalnya senyawa 2-furfuriltiol yang memberikan karakter aroma sangrai atau aroma kopi. Selain itu, berbagai senyawa dari golongan pirazin juga diidentifikasi pada kopi sangrai dan dapat memberikan aroma kacang, cokelat, maupun sangrai.
Beberapa senyawa dari golongan furanon seperti furaneol, dan abhekson misalnya berkontribusi terhadap aroma karamel, sedangkan senyawa fenolik yang terbentuk misalnya senyawa guaiakol, 4etilguaiakol, 4-vinilguaiakol dapat memberikan aroma rempah (spicy), asap (smoky) dan terbakar. Komposisi maupun konsentrasi dari begitu banyak senyawa yang terbentuk ini memengaruhi kompleksitas cita rasa kopi, dan identifikasinya dapat digunakan untuk mengetahui kesegaran serta kualitas kopi. Beberapa komponen yang memberikan karakter negatif, misalnya aroma cacat (defect) tentunya tidak diharapkan. Ada beberapa senyawa yang dalam konsentrasi rendah
diperlukan, tapi jika konsentrasinya tinggi dapat menurunkan kualitas citarasa kopi, misalnya beberapa senyawa dari golongan fenol.
Penyeduhan kopi merupakan metode ekstraksi yang dilakukan untuk mentranslasikan cita rasa kopi ke dalam seduhannya. Oleh karenanya, metode atau teknik yang digunakan juga berpengaruh terhadap seduhan kopi yang dihasilkan. Kaitannya adalah dengan seberapa banyak dan apa saja komponen yang terekstrak dalam seduhan tersebut, yang kemudian beinteraksi dengan reseptor pada indra konsumen saat meminumnya. Berbagai teknik seduh kopi termasuk dekoksi, infusi dan penggunaan tekanan, semakin berkembang, termasuk popularitas teknik seduh manual seperti halnya French press, aeropress, penggunaan rok presso, teknik pour over dan drip menggunakan V60, Chemex, Kalita wave, Vietnam drip, teknik cold brewing, dan lainnya.
Selain metode seduh, penyajian kopi juga menambah kompleksitas cita rasa seduhan kopi yang diminum. Penyajian ini juga berkaitan dengan faktor lingkungan lainnya saat mengonsumsi kopi. Beberapa faktor yang berkontribusi ini diantaranya adalah suhu penyajian kopi (panas atau dingin) dan faktor eksternal seperti penggunaan cangkir yang berbeda (jenis, ukuran, bahan, warna, bentuk, dan tekstur), cara mengonsumsi (diseruput langsung dari cangkir, disendok, disedot), dan penambahan bahan lain (susu, gula, krimer, atau bahan lain). Bahkan, lingkungan tempat minum kopi dan adanya musik saat minum kopi juga berkontribusi terhadap perbedaan cita rasa yang dihasilkan karena mekanisme persepsi cita rasa pada manusia yang kompleks. Jadi, ketika mencicip kopi,
sensasi yang timbul ini tidak hanya dikontribusikan oleh faktor internal dari biji kopi (yang dikontribusikan oleh komposisi senyawa kimiawi, khususnya senyawa volatil aroma). Proses mencicip atau minum kopi ini menghasilkan sebuah sensory experience, dan ini mellibatkan interaksi kopi yang diminum dengan saliva (air ludah) pada proses oral, pengaruh lingkungan atau rangsangan lain saat mengonsumsi, dan kemungkinan variabilitas tiap individu.
Sebagai gambaran, Diego Campos berhasil menyabet gelar sebagai World Barista Championship 2021 di Milan menggunakan kombinasi dari karakter spesifik atau keunikan kopi yang disajikannya yaitu Coffea eugenoides yang disebutkan sebagai orang tua dari kopi arabica dengan sensasi lain yang diberikan saat mengonsumsinya yaitu penampilan produk khasnya (signature) secara visual, olfaktori, dan pendengaran (menggunakan musik). Demikian juga ketika kita dalam proses minum kopi, sensasinya juga dapat berbeda-beda, berubah dari awal konsumsi hingga fase akhir. Ini dikarenakan ada beberapa atribut sensoris yang dominan pada saat awal konsumsi dan dapat menurun intensitasnya atau berubah pada beberapa waktu setelahnya.
Contohnya, pada awal meminum kopi arabika saat suhu masih panas, kita mungkin akan mendapati aroma buahbuahan seperti citrus. Namun, aroma ini segera hilang dan aroma lain yang kita dapati karena beberapa senyawa memiliki volatilitas yang tinggi dan segera menguap. Selanjutnya, yang dapat kita jumpai diantaranya adalah aroma yang lebih stabil, misalnya aroma karamel, cokelat, sangrai, dan komponen cita rasa lainnya. Oleh karenanya, kesan tegukan pertama akan berbeda dengan tegukan berikutnya, di mana beberapa intensitas senyawa telah hilang atau melemah.
Uji cita rasa kopi
Secara umum, potensi keunikan ataupun karakter kopi dapat diuji secara sensoris. Berbagai kopi di Indonesia memiliki karakter-karakter unik yang menjadi keunggulan dan memberikan nilai terhadap kopi tersebut. Metode pengujian yang dapat diikuti adalah coffee cupping sesuai standar Specialty Coffee Association (SCA), atau metode standar uji sensoris deskriptif di laboratorium. Metode SCA ini umumnya dilakukan oleh industri untuk mengetahui klasifikasi kualitas kopi secara umum (cup quality), sehingga kopi dapat disebut sebagai golongan spesialti atau bukan berdasarkan skor yang dihasilkan. Adapun uji sensoris dengan metode deskriptif dapat lebih mengetahui profil dan intensitas berbagai atibut sensoris yang diuji pada skala yang ditentukan. Oleh karena itu, nantinya ketika kedua metode ini bisa disinergikan maka profil cita rasa kopi yang dihasilkan akan lebih sempurna.
Evaluasi sensoris merupakan penilaian produk secara holistik yang digunakan untuk menilai sifat sensori produk dengan pengukuran respon manusia (menggunakan indera manusia) dengan bias yang minimal (Lawless dan Heymann 2010). Poin yang perlu digarisbawahi adalah “bias minimal”, sehingga ada berbagai hal yang harus diperhatikan dalam evaluasi
karena dapat memengaruhi respon dari manusia yang digunakan sebagai alat untuk menguji. Oleh karenanya, pencicip kopi biasanya perlu dikalibrasikan untuk mencapai standar dan mengurangi bias, misalnya dengan mengikuti pelatihan sebagai Q/R Grader, ataupun pelatihan khusus sensoris sebagai panelis terlatih untuk kopi. Dalam pelatihan panelis sensoris tersebut, panelis atau pencicip kopi dapat menggunakan atau mengembangkan kosakata sensoris (sensory lexicon) beserta definisi dan standar untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan cita rasa kopi.
Pada akhirnya, dapat dinyatakan bahwa potensi kopi di Indonesia cukup besar dan tentunya dapat dieksplorasi lebih jauh untuk memberikan manfaat kepada masyarakat yang mendedikasikan hidupnya dalam bidang produksi kopi dan produk olahan berbasis kopi. Hal ini dapat dilakukan diantaranya dengan memetakan karakter dan keunikan kopi-kopi Indonesia, penanganan, pengolahan yang baik, dan pengendalian kualitas pada setiap tahapan proses produksi, serta pengembangan berbagai teknologi proses pengolahan yang dapat menambah nilai kopi ini, khususnya untuk menghasilkan cita rasa yang “menyenangkan”. Harapannya adalah bahwa kopi yang dihasilkan akan berkualitas, dalam artian mampu memberikan kepuasan dan memenuhi harapan para penikmat kopi domestik maupun mancanegara.
Referensi:
Davis, A.P., Gargiulo,R., Fay, M.F., Sarmu, D., & Haggar, J. 2020. Lost and Found: Coffea stenophylla and C. affinis, the Forgotten Coffee
Crop Species of West Africa. Frontiers in plant science, 11, 616. Ismayadi, C. 1998. Citarasa kopi Arabika spesialti
Indonesia. Warta Pusat Penelitian Kopi dan Kakao. 14 (2), 165-172. Lawless, H. T. and Heymann, H. 2010. Sensory
Evaluation of Food: Principles and Practices
In Food Science Text Series, Lawless, H. T.;
Heymann, H., Eds. Springer New York: New York. Purwanto, E.H., Rubiyo, &Towaha, J. 2015.
Karakteristik mutu dan citarasa kopi robusta klon
BP 42, BP 358 dan BP 308 asal Bali dan Lampung.
SIRINOV, 3(2), 67 –74. Sunarharum, W., David J., & Heather, E. 2014.
Complexity of Coffee Flavor: A Compositional and Sensory Prespective. Journal Food Research
International, 62: 315-325. Sunarharum, W.B., Fibrianto, K., Yuwono, S.S., & Nur,
M. 2019. Sains Kopi Indonesia. UB Press.
Tantangan & Peluang Global Kopi Indonesia
Oleh Dian Herawati Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian IPB University
Kopi adalah salah satu jenis minuman yang digemari karena selain memberikan sensasi flavor yang menyenangkan, kopi juga telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat global. Minuman kopi diproduksi dari tanaman kopi yang hanya tumbuh di daerah tropis seperti halnya di Indonesia.
Di pasar internasional, kopi asal Indonesia dikenal sebagai kopi yang memiliki keunggulan dan keunikan karakteristik sensoris. Oleh karena itu kopi Indonesia memiliki posisi penting pada perdagangan kopi dunia.
Hingga saat ini, Indonesia berada pada posisi ke-4 sebagai produsen dan eksportir kopi dunia, setelah Brazil, Vietnam dan Kolombia (Gambar 1). Budidaya kopi secara masif dari sisi luasan lahan maupun produktivitas tanaman kopi kemungkinan menjadi faktor penting keberhasilan Brazil dan Vietnam dalam menguasai produksi kopi dunia. Sebagai tambahan, kopi yang lebih banyak diproduksi di Indonesia adalah kopi Robusta (sekitar 90%). Sementara itu, kopi dunia didominasi oleh kopi Arabika yang proporsinya mencapai sekitar 60%.
Jika dicermati lebih jauh, komoditas kopi yang diperdagangkan di dunia mayoritas berupa biji kopi (kopi beras), yaitu mencapai 85% (Gambar 2). Sebanyak 15% lainnya adalah produk turunan biji kopi (kopi sangrai/kopi bubuk dan kopi instan). Hal ini bisa dipahami bahwa setiap konsumen di suatu daerah/negara mempunyai preferensi tersendiri dalam mengolah biji kopi. Proses penyangraian biji kopi adalah proses yang sangat kritis dalam menentukan sifat sensoris kopi sehingga penyangrai kopi perlu mempertimbangkan karakter kopi sangrai yang diinginkan konsumen setempat. Namun demikian, ada yang menarik mengenai profil negara pengekspor produk turunan kopi, Uni Eropa yang notabene bukan penghasil biji kopi justru menjadi negara terbesar pengekspor kopi sangrai. Teknologi pengolahan kopi yang telah maju sejak berabad-abad yang lalu nampaknya menjadikan Uni Eropa unggul dalam teknologi kopi sangrai. Sehingga, kopi sangrai asal Uni Eropa memiliki tempat paling istimewa di perdagangan kopi dunia.
Selain kopi sangrai, produk turunan biji kopi yang diekspor adalah kopi instan (soluble coffee). Secara umum, volume ekspor kopi instan lebih besar jika dibandingkan dengan kopi sangrai. Karakteristiknya yang convenience nampaknya menjadi salah satu alasan kopi instan diminati di negara tujuan ekspor. Selain itu, teknologi kopi instan sudah mampu memfasilitasi produksi secara massal dengan mutu yang konsisten. Profil data negara pengekspor kopi instan menunjukkan bahwa Malaysia menjadi negara ke dua eksportir kopi instan terbesar di dunia meskipun negara tersebut bukan penghasil utama biji kopi. Artinya, kemajuan teknologi dan kesempatan
Ribu karung 60 kg
80000
70000
60000
50000
40000
30000
20000
10000
0
Produksi 2017/18 Produksi 2018/19 Produksi 2019/20 Produksi 2020/21 Ekspor 2017/18 Ekspor 2018/19 Ekspor 2019/20 Ekspor 2020/21
Brazil Vietnam Kolombia Indonesia
Gambar 1. Data produksi dan ekspor 4 negara penghasil kopi terbesar (USDA, 2021)
berusaha bisa menjadi modal besar bagi suatu negara dalam meraih posisi pada perdagangan kopi.
Lantas bagaimana dengan Indonesia? Seperti apa tantangan dan peluang yang dimiliki Indonesia dalam meraih posisi yang lebih baik dalam industri kopi global. Uraian mengenai tantangan dan peluang industri kopi Indonesia pada bagian berikut diharapkan dapat menjadi gambaran arah pengembangan industri kopi Indonesia ke depan.
Tantangan industri kopi Indonesia
Pemenuhan kebutuhan kopi Indonesia untuk keperluan konsumsi dalam negeri dan keperluan ekspor masih mengalami berbagai tantangan baik dari sektor hulu maupun sektor hilir. Tantangan terbesar adalah di sektor hulu yaitu terkait konsistensi kualitas dan kuantitas biji kopi dari hasil budidaya dan pascapanen kopi.
Permasalahan yang muncul pada aspek budidaya diantaranya umur tanaman kopi yang relatif tua; penurunan luasan lahan; praktik budidaya tanaman yang baik (Good Agricultural Practices/GAP) belum optimal; serta berkurangnya sumber daya manusia berusia muda. Selain itu, perkebunan kopi Indonesia masih didominasi oleh perkebunan rakyat dengan unit-unit produksi yang kecil sehingga proses mekanisasi usaha tani menemui hambatan tersendiri. Sebagai akumulasinya, produktivitas hasil tanaman kopi Indonesia secara umum belum optimal. Data yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertanian menunjukkan bahwa produktivitas tanaman kopi di Indonesia masih berkisar di angka 0.8 ton per ha. Sementara, produktivitas kopi Vietnam mencapai 2.3 ton per ha.
Proses pascapanen kopi di Indonesia juga masih menghadapi berbagai
35000
30000
Ribu karung 60 kg
25000
20000
15000
10000
5000
0
Brazil Vietnam Kolombia Indonesia Malaysia Uni Eropa Switzerland
Biji Sangrai Instan
Gambar 2. Data komoditas ekspor biji kopi dan turunannya (2017 – 2021) (USDA, 2021)
tantangan. Sejatinya, penerapan praktik penanganan pascapanen yang baik (Good Handling Practices/ GHP) dapat membantu pelaku usaha untuk mendapatkan biji kopi dengan kualitas yang terjaga. Namun, berbagai keterbatasan masih ditemui oleh pelaku usaha, terutama dari sisi konsistensi mutu. Salah satu contoh masalah yang menjadi kendala adalah waktu panen yang bersamaan dengan musim hujan, sehingga pengeringan kopi menjadi tidak terkontrol. Akibatnya, kadar air biji kopi yang dihasilkan belum memenuhi standar kadar air yang aman untuk penyimpanan (<12.5%). Keterbatasan lain yang mungkin ditemui pada proses pascapanen adalah variasi pengolahan yang terlalu banyak dengan input buah kopi yang terbatas. Akibatnya biji kopi tidak dapat diproduksi secara massal.
Selain masalah teknis, tantangan nonteknis yang umum dijumpai pada usaha kopi rakyat adalah terbatasnya akses permodalan dan dukungan sarana. Lahan kopi dan sarana pascapanen kopi sebagian besar berada di dataran tinggi (khususnya kopi Arabika), sehingga akses ke lahan masih sulit ditempuh. Pemenuhan infrastruktur yang memadai seperti jalan, listrik, energi dan akses keluar (pelabuhan/bandara) masih menjadi pekerjaan rumah yang besar bagi seluruh pemangku kepentingan.
Tantangan sektor hulu usaha kopi berlanjut pada tanggangan di sektor hilir. Keterbatasan biji kopi memunculkan persaingan antara pemenuhan biji kopi untuk konsumsi dalam negeri (industri pangan olahan dan industri pangan siap saji) dan kebutuhan ekspor. Industri pengolahan kopi (industri kopi bubuk dan kopi instan) memerlukan input bahan baku dengan kapasitas besar dan mutunya konsisten. Untuk pemenuhan bahan bakunya, industri pengolahan kopi melakukan impor biji kopi dari Vietnam. Permasalah lain muncul ketika impor biji kopi juga banyak dilakukan untuk memenuhi kebutuhan industri
pangan siap saji (café, restoran, dan hotel) yang pada awalnya merupakan tujuan pemasaran kopi- kopi spesial (specialty coffee) Indonesia. Harga biji kopi impor yang seringkali lebih murah dan dengan mutu yang konsisten menjadi tantangan yang berat bagi pelaku usaha biji kopi Indonesia.
Ke depannya, persaingan kopi Indonesia di pasar global nampaknya akan lebih besar karena selain aspek persyaratan mutu dasar, kopi ekspor menuntut persyaratan lebih dari legalitas dan aspek teknis. Aspek legalitas dan standard keamanan pangan yang ditetapkan oleh negara tujuan ekspor (batas maksimum pestisida, okratoksin, dan lain-lain) seringkali tidak dapat dipenuhi oleh pelaku usaha kopi terutama pelaku usaha berskala kecil. Berbagai strategi perlu dilakukan untuk menjawab berbagai tantangan yang dihadapi pelaku usaha kopi dari hulu-hilir. Berbagai langkah kongkrit yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan harus terus dilakukan untuk mendorong tumbuhnya industri kopi yang berkelanjutan. Langkahlangkah kongkrit yang dapat dilakukan dalam pembenahan permasalahan hulu-hilir antara lain: (1) peremajaan tanaman kopi, (2) intensifikasi lahan perkebunan kopi, (3) penyediaan program kompetitif bagi petani
muda potensial, (4) pembinaan, (5) pengawasan, dan (6) fasilitasi iklim usaha yang sehat. Model kawasan agribisnis kopi hulu hilir yang terintentegrasi dapat menjadi alternatif arah pengembangan industri kopi ke depan.
Peluang industrialisasi kopi Indonesia
Industri kopi Indonesia masih sangat mungkin dioptimalkan dengan memanfaatkan berbagai peluang yang ada. Peluang tersebut antara lain: ketersediaan specialty coffee, optimasi aplikasi ilmu dan teknologi, bonus demografi, dan emerging market produk kopi. Seperti telah diuraikan di atas, produksi kopi secara masif di Indonesia tidaklah mudah dan memerlukan waktu pembenahan tidak sebentar. Oleh karena itu, langkah awal yang dapat dilakukan oleh Indonesia untuk meningkatkan posisinya di pasar global adalah dengan mengoptimalkan industri specialty coffee Arabika. Specialty coffee adalah kopi Arabika berkualitas tinggi yang dinilai berdasarkan cupping score dengan batas tertentu (Cupping score >80). Specialty coffee Indonesia diproduksi dalam jumlah relatif kecil karena umumnya berasal dari daerah tertentu (single origin). Beberapa specialty coffee Indonesia seperti Sumatera (Gayo dan Mandailing), Toraja, Kintamani, Java Preanger dan Flores Bajawa telah memiliki posisi khusus bagi penikmat kopi mancanegara. Kopi-kopi ini bernilai tinggi meskipun volume ekspornya lebih kecil dari kopi komersial (cupping score < 70). Indonesia masih memiliki beragam jenis specialty coffee atau kopi bernilai tinggi lainnya yang masih sangat mungkin di kembangkan. Sebagian specialty coffee Indonesia telah didaftarkan sebagai kopi
Gambar 3. Optimasi aplikasi ilmu dan teknologi pada rantai produksi kopi
dengan pengakuan indikasi geografis. Hingga kini, terdapat 31 kopi terindeks geografis yang meliputi specialty coffee dan kopi dari spesies lainnya (Robusta dan Liberika).
Optimasi aplikasi ilmu dan teknologi memegang posisi strategis dalam pengembangan industri kopi di Indonesia.
Optimasi dapat dilakukan dari hulu hingga ke hilir, mulai dari teknik budidaya, teknik pascapanen, dan pengolahan produk siap di konsumsi (Gambar 3). Optimasi proses budidaya (pembibitan, pengolahan lahan,dan pemeliharaan tanaman) dapat mendorong produktivitas tanaman kopi. Alternatif budidaya kopi sebagai sarana konservasi juga dapat memberikan peluang ganda pada industri kopi, yaitu peluang ekonomi dan pelestarian lingkungan. Kopi yang merupakan tanaman keras dan tanaman dikotil mempunyai akar tunggang kuat yang mampu menahan tanah dari erosi air hujan. Selain itu, alternatif budidaya kopi organik dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha kopi berskala relatif kecil agar dapat mengisi segmen pasar tertentu. Pemanfaatan peluang-peluang ini tentunya sangat mendukung penyediaan buah kopi pada proses berikutnya, yaitu pascapanen kopi. Pascapanen kopi yang dilakukan denga praktik yang baik serta dukungan standardisasi dan klasterisasi biji kopi akan memberikan peluang peningkatan kuantitas biji kopi dengan kualitas yang seragam.
Optimasi aplikasi ilmu dan teknologi di tingkat hilir industri kopi (industri penyangraian dan industri minuman) dapat menciptakan inovasi produk
olahan kopi yang memiliki karakteristik khusus sesuai tuntutan zaman. Sebagai contoh, kopi instan yang memanfaatkan teknologi freeze dryer dapat dikembangkan di Indonesia untuk menghasilkan kopi instan berkualitas tinggi. Inovasi teknologi kopi dapat didukung dengan riset-riset dasar yang mengungkap keunggulan produk kopi asal Indonesia, termasuk risetriset yang terkait dengan manfaat kopi untuk kesehatan dan kecantikan. Riset menunjukkan bahwa kopi Indonesia mengandung komponen yang bermanfaat untuk kesehatan diantaranya sebagai antioksidan dan berpotensi sebagai pencegah diabetes mellitus. Hasil-hasil riset ini tentu dapat dijadikan dasar pengembangan produk kopi untuk kesehatan maupun kecantikan.
Optimasi aplikasi teknologi di sepanjang rantai industri kopi tentunya perlu didukung oleh input SDM yang memadai. Statistik menunjukkan bahwa saat ini Indonesia tengah mengalami bonus demografis, dimana usia produktif lebih banyak dibandingkan dengan usia nonproduktif. SDM berusia muda sangat dibutuhkan pada industri kopi baik di sektor hulu maupun hilir, untuk menciptakan industri kreatif yang dinamis. Sejumlah program dan insentif menarik perlu disiapkan untuk meningkatkan ketertarikan SDM usia muda pada keseluruhan rantai industri kopi.
Pengembangan industri kopi Indonesia perlu diimbangi dengan perluasan pasar agar tidak terbatas pada pasar-pasar konvensional (Amerika, Uni Eropa, Jepang, dan lain-lain). Indonesia perlu memperluas pemasaran dengan target emerging market kopi instan yang bermunculan dalam 15 tahun terakhir. Sebut saja negara-negara di Asia dan Asia Timur, seperti Filipina, China, Korea Selatan, India, dan Taiwan. Negara-negara di Timur Tengah seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab juga menunjukkan peningkatan konsumsi kopi dalam beberapa tahun terakhir.
Pemanfaatan berbagai peluang yang telah dikemukakan di atas tentunya sangat memerlukan dukungan para pengambil kebijakan, seperti kementerian terkait maupun pemerintah daerah. Akademisi dan periset dapat mengambil porsi tersendiri pada bidang pendidikan dan penelitian kopi. Sinergisme antara pelaku industri kopi dengan pengambil kebijakan dan kademisi/periset tentunya bisa memunculkan kekuatan luar biasa pada industrialisasi kopi di Indonesia. Dengan demikian, Indonesia diharapkan dapat meningkatkan kontribusinya di perdagangan kopi global dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
Referensi:
Herawati, D., Giriwono, P. E., Dewi, F. N. A., Kashiwagi, T., & Andarwulan, N. (2019). Three major compounds showing significant antioxidative, -glucosidase inhibition, and antiglycation activities in Robusta coffee brew. International Journal of
Food Properties, 22(1). https://doi.org/10.1080/10 942912.2019.1622562 USDA. (2021). Coffee : World Markets and Trade.
Acessed 29 November 2021 from https://apps. fas.usda.gov.
Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia
The 3rd Indonesia – Taiwan Dialogue on The Food Industry Menggali Potensi Kerja Sama Industri Pangan Indonesia – Taiwan
GAPMMI turut berkolaborasi dalam the 3rd Indonesia-Taiwan Dialogue on the Food Industry
Perjalanan Indonesia – Taiwan Dialogue on The Food Industry telah memasuki tahun ke-3. Direktorat Kerja sama kedua negara perlu terus didorong baik dalam berbagai hal guna memenuhi permintaan domestik Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian terus mendorong kerja sama antarpemangku kepentingan di sektor industri pangan. Bersama dengan Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia di Taipei, Ditjen Industri Agro memfasilitasi kegiatan kerja sama antarpemangku kepentingan industri pangan Indonesia dan Taiwan yang dilaksanakan secara hibrida di Kota Bandung.
Sejak awal pelaksanaannya, kegiatan ini mengedepankan kolaborasi dengan berbagai pihak di dalam negeri seperti Gabungan Produsen Makanan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) dan peneliti diantaranya IPB University, Balai Besar Industri Agro (BBIA) dan Baai Besar Kimia dan Kemasan (BBKK) serta tentunya industri terkait. maupun global akan produk pangan. Hal itu disampaikan oleh Plt Dirjen Agro Kemenperin, Putu Juli Andika saat memberikan sambutan. Sementara itu, Sesditjen Agro, M. Ari Kurniawan yang bertindak sebagai Co-Chair minta agar forum ini dimanfaatkan semaksimal mungkin terutama adanya transfer teknologi dan peningkatan mutu pangan khususnya bagi industri kecil dan menengah agar bisa bersaing di pasar global. Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum GAPMMI Adhi S. Lukman menyampaikan bahwa Indonesia mempunyai potensi porang yang cukup besar. Namun potensi itu belum dimaksimalkan karena teknologi untuk memproduksi produk hilirisasi porang seperti tepung glukomanan belum
sepenuhnya dikuasai industri dalam negeri. Semoga melalui kerja sama dengan Taiwan dapat meningkatkan penguasaan teknologi industri dalam memproduksi produk hilirisasi porang.
Sedangkan pakar pakan ternak dari IPB, Prof. Luki Abdullah menyampaikan saat ini tengah mengembangkan teknologi menggunakan pakan hijauan seperti sorgum dan indigofera sebagai sumber pakan konsentrat silase.
• Badan Standardisasi Nasional (BSN) kembali menggelar SNI Award 2021. Penghargaan SNI Award 2021 diberikan kepada 98 organisasi dan perusahaan yang terdiri dari peringkat
Platinum, Emas, Perak, dan Perunggu serta Early Improvement yang meliputi 12 kategori yaitu Kategori
Organisasi Kecil Jasa, Organisasi
Menengah Jasa, Organisasi Besar Jasa,
Organisasi Kecil Barang, Organisasi
Menengah Barang Sektor Agro,
Organisasi Menengah Barang Sektor
Logam, Mesin, Alat Transportasi dan
Elektronika, Organisasi Menengah
Barang Sektor Kimia, Farmasi, Tekstil dan Pertambangan, Organisasi Besar
Barang Sektor Agro, Organisasi
Besar Barang Sektor Logam, Mesin,
Alat Transportasi dan Elektronika,
Organisasi Besar Barang Sektor Kimia,
Farmasi, Tekstil dan Pertambangan,
Organisasi Pendidikan Tinggi, serta
Organisasi Pendidikan Menengah.
PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk adalah salah satu perusahaan yang
Dalam kegiatan ini dari Taiwan diwakili oleh Ministry of Eonomic Affairs Berau, TETO, asosiasi dan industri di Taiwan. Ministry of Eonomic Affairs Berau serta lembaga penelitian FIRDI menyampaikan sambutan positif untuk peningkatan kerja sama. Salah satu yang ditawarkan adalah teknologi penunjang IR4.0. Demikian juga menyambut baik usulan Indonesia untuk kerja sama pengembangan hilirisasi beberapa komoditi pangan. Fri-27
mendapatkan SNI Award Peringkat
Emas. • Komisi VII DPR melalui Panja (panitia kerja) pengawasanimpor bahan baku industriakan mengawal kebijakan pemerintah terkait relaksasi impor bahan baku industri di dalam negeri.Panja ini akan memastikan kebijakan yang diberikan pemerintah kepada sektor perindustrian tidak disalahgunakan. GAPMMI menghadiri undangan RDPU Komisi VII DPR tersebut terkait impor bahan baku gula rafinasi pada 21 November 2021.
Turut diundang dalam RDPU ini
APTRI dan AGRI. Fri-27
INFO GAPMMI
Sekretariat GAPMMI
ITS Office Tower Lt. 8 Unit 16, Nifarro Park Jl. Raya Pasar Minggu KM. 18, Jakarta Selatan 12510 Telp/Fax. (021) 29517511; Mobile. 08119322626/27 Hp. 08156720614 Email: gapmmi@cbn.net.id Website: www.gapmmi.id
Embrace Health and Wellness with Cocoa Extract
Oleh Mettasari Tan, B.Sc
Product Manager PT Indesso Niagatama Cokelat merupakan salah satu produk confectionery
yang paling populer di dunia dan digemari oleh semua kategori umur. Salah satu negara dengan konsumsi cokelat terbanyak di dunia adalah Swiss yakni sebanyak 8.8 kg/kapita/ tahun, disusul oleh Negara Austria dan Jerman yakni sebanyak 8.1 kg dan 7.9 kg/tahun.
Data konsumsi per kapita ini dikeluarkan oleh perusahaan Lindt via Euromonitor di tahun 2017 lalu. Cokelat ini dibuat dari biji tumbuhan kakao (Theobroma cacao) atau yang lebih banyak dikenal dengan biji kokoa (cocoa bean) Produksi cocoa bean di dunia rata-rata didominasi oleh negara-negara di Afrika dan menurut data ICCO (International Cocoa Organization) yang diterbitkan 31 Agustus 2021, forecast persentase cocoa bean yang diproduksi di Afrika pada tahun 2020/21 sebanyak 77.3% dari total produksi di dunia. Indonesia merupakan negara terbesar di Asia Pacifik yang memproduksi cacao bean dan Indonesia menempati posisi ke 6 untuk produsen cacao di dunia.
Cokelat sebagai functional food
Di tengah pandemi COVID-19 yang melanda seluruh dunia saat ini ternyata juga berpengaruh terhadap peningkatan konsumsi makan atau minuman yang bisa menenangkan ataupun yang menimbulkan rasa nyaman. Produk makan atau minuman seperti ini dikenal dengan istilah comfort food. Peningkatan ini disebabkan banyak sekali konsumen yang mengalami peningkatan stres dan juga berbagai emosi negatif yang terjadi selama pandemic dikarenakan kekhawatiran akan kesehatan, kondisi ekonomi dan juga social lockdown yang membuat banyak orang merasa kesepian dan juga mudah khawatir sehingga mereka mencari ketenangan dan kenyamanan dengan mengonsumsi comfort food.
Hal ini juga sejalan dengan tren 2021 dari Mintel untuk Global Food & Drink mengenai Feed the Mind, jadi konsumen lebih menyadari tentang pentingnya kesehatan secara keseluruhan, tidak hanya secara fisik saja tapi juga secara mental dan emosional. Konfeksioneri produk seperti cokelat/cocoa juga termasuk dalam tren kategori “feel good”.
Selain itu, dalam kurun waktu beberapa tahun belakangan, muncul beberapa penelitian yang menyebutkan bahwa cocoa bisa membantu untuk meningkatkan kesehatan pada tubuh manusia dikarenakan cocoa tinggi akan kandungan polyphenol (Rusconi and Conti 2010). Cocoa polyphenol ini memiliki kandungan antioksidan yang cukup tinggi sehingga berpotensi untuk menyehatkan tubuh manusia seperti menurunkan tekanan darah, meningkatkan kesehatan jantung, anti inflamasi, anti kanker, meningkatkan kemampuang kognitif, meningkatkan sensitivitas insulin sehingga menurunkan resiko diabetes, hingga mencegah karies gigi.
Indesso Cocoa Extract
Sebagai salah satu perusahaan makanan dan minuman yang unggul
di Asia Tenggara, Indesso juga memproduksi cocoa extract yang bahan bakunya berasal dari Indonesia dan juga Afrika Selatan. Cocoa extract yang diproduksi oleh Indesso menggunakan solvent extraction process dan memiliki range dari creamy chocolate karakter hingga dark chocolate karakter. Selain itu, Indesso juga memproduksi cocoa thermal process. Cocoa thermal process merupakan produk cocoa extract yang kemudian diberi perlakuan tambahan thermal process yang melibatkan reaksi Maillard antara gula pereduksi dan asam amino di mana reaksi bisa berlangsung secara alami dari komponen-komponen di dalam cocoa extract itu sendiri maupun dengan menambahkan prekursor alami ke dalam cocoa extract supaya pembentukan rasa dan aroma cocoa bisa lebih maksimal. Product portfolio terbaru dari Indesso adalah cocoa extract yang tinggi akan kandungan polyphenol. Produk ini dibuat seiring dengan meningkatnya tren permintaan untuk produk fungsional dan cocoa polyphenol ini sudah terbukti memiliki manfaat untuk kesehatan manusia.
Keunggulan Cocoa Extract
Indesso cocoa extract sangat memudahkan untuk pelaku industri pangan seperti Ready to Drink (RTD), confectionary, bakery, snack, industri flavor hingga farmasi. Keunggulan dari Indesso cocoa extract diataranya adalah: • Proses produksi yang lebih
mudah dan efisien
• Kualitas terstandardisasi, karena
produk dari Indesso telah melalui uji QC mulai dari bahan baku yang digunakan hingga produk jadi • Mengurangi endapan yang biasa ditimbulkan oleh cocoa powder terutama pada aplikasi minuman
RTD • Umur simpan yang lebih lama dibandingkan dengan cocoa powder yang cenderung menurun kualitasnya dari waktu ke waktu dan lebih rentan terhadap kontaminasi micro • Tidak kalah penting adalah
Indesso Natural Cocoa Extract dan
Thermal Process berfungsi untuk meningkatkan profil cocoa secara keseluruhan
Dalam beberapa tahun ke depan, konsumen akan beradaptasi dengan kebiasan baru yang mana produk pangan yang bertemakan fungsional akan terus meningkat. Perusahaan pangan bisa mengambil kesempatan ini untuk mengembangkan produk yang menawarkan kesehatan baik fisik dan juga mental. Tren akan produk bertemakan cokelat akan terus meningkat dikarenakan cokelat termasuk salah satu produk yang bisa memberikan rasa nyaman, membangkitkan semangat dan juga berdampak positif untuk kesehatan. Indesso cocoa extract dapat membantu untuk meningkatkan profil cocoa secara keseluruhan sehingga dapat mempersepsikan kualitas rasa yang lebih premium.
Chobio:
Produk Cokelat Probiotik
Oleh Endang Sutriswati Rahayu Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada
Probiotik diartikan sebagai mikroorganisme yang dikonsumsi dalam kondisi hidup dengan jumlah memadai, mampu berkembang biak di saluran pencernaan, dan memberikan manfaat kesehatan.
Probiotik adalah strain spesifik, mikroorganisme ini harus teridentifikasi dan terkarakterisasi dengan jelas, sedang manfaat kesehatan yang diberikan juga berdasarkan kajian ilmiah yang terstruktur dengan baik. Manfaat kesehatan probiotik yang utama adalah untuk menjaga gut microbiota dalam kondisi seimbang, menjaga kesehatan saluran cerna serta dapat menstimulasi sistem imun tubuh. Probiotik juga dapat digunakan untuk membantu mengatasi kondisi pasien COVID-19, terutama melalui kesehatan usus dan stimulasi sistem imun. Penelitian baru-baru ini oleh Tim Peneliti Probiotik UGM, diperoleh hasil bahwa, kasus diare pada pasien OTG COVID-19 yang mengonsumsi probiotik lokal Lactobacillus plantarum Dad-13 lebih rendah dibandingkan kelompok plasebo. Hal ini menunjukkan, bahwa probiotik Dad-13 dapat membantu kesehatan usus pasien orang tanpa gejala (OTG) COVID-19.
Penggunaan probiotik di bidang pangan, dapat berupa kultur starter untuk menghasilkan produk pangan fermentasi, atau langsung ditambahkan pada bahan pangan tertentu. Akhirakhir ini pasar probiotik semakin meningkat, sejalan dengan tingkat kesadaran masyarakat Indonesia tentang pangan yang menyehatkan. Namun kenyataannya, sampai saat ini seluruh probiotik yang beredar di pasar Indonesia merupakan probiotik impor.
Di lain pihak, para peneliti Indonesia dengan berbagai dana riset khususnya dari pemerintah, telah banyak melakukan penelitian untuk mengembangkan probiotik lokal. Bahkan diperkirakan beberapa probiotik lokal sangat sesuai dengan kondisi usus Indonesia. Berikut adalah salah satu produk pangan yang mengandung bakteri baik, yang merupakan hasil hilirisasi dari para peneliti Probiotik UGM berkolaborasi dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (BPTP) Yogyakarta, serta UMKM Cokelat nDalem.
Chobio merupakan cokelat susu yang mengandung Lactobacillus plantarum Dad-13, merupakan probiotik lokal diisolasi dari dadih (susu kerbau fermentasi). Cokelat memang telah menjadi kudapan yang disukai oleh banyak kalangan masyarakat. Bukan hanya rasanya yang dapat memanjakan lidah, melainkan kebahagiaan yang didapatkan setelah makan cokelat karena kandungan Theobromine-nya.
Selain menjadi kudapan, cokelat juga sering dijadikan hadiah untuk berbagai selebrasi.
Penambahan bakteri baik, berkategori probiotik pada Chobio merupakan keunggulan Chobio dari cokelat pada umumnya terutama pada manfaatnya bagi kesehatan. Probiotik dalam Chobio dapat menjaga kesehatan saluran pencernaan dan telah terbukti pada uji klinis yang pernah dilakukan. Saluran pencernaan yang sehat dapat meningkatkan penyerapan zat gizi, meningkatkan imunitas.
Awal mula Chobio
Ide membuat cokelat probiotik bermula dari kerja sama penelitian yang dilakukan oleh para peneliti kakao dari BPTP Yogyakarta, Prof Dr. Ir. Titiek F Djaafar dan Dr. Tri Marwati bersama dengan dengan peneliti probiotik dan bakteri asam laktat FTP-PSPG UGM (Fakultas Teknologi Pertanian – Pusat Studi Pangan dan Gizi, Universitas Gadjah Mada), Prof. Dr. Ir. Endang Sutriswati Rahayu dan Prof. Dr. Ir. Tyas Utami dalam menghasilkan biji kakao berkualitas dan bebas mikotoksin yang difermentasi dengan starter Lactobacillus plantarum HL 15.
Setelah berhasil di tingkat bahan baku (biji kakao kering), penelitian berlanjut sampai pembuatan produk dengan bahan baku tersebut menjadi produk cokelat siap santap. Inovasi dilakukan dengan membuat cokelat sebagai pangan fungsional dengan menambahkan bakteri baik. Penelitian pun berjalan dengan lancar dan dapat menghasilkan produk cokelat fungsional yang diberi nama Chobio. Bakteri baik L. plantarum Dad-13 yang digunakan merupakan kultur koleksi yang dimiliki oleh Food and Nutrition Culture Collection (FNCC), PSPG
Kemasan awal Chobio
UGM. Lactobacillus plantarum Dad-13 ditambahkan ke dalam cokelat dalam bentuk bubuk yang diproduksi oleh unit produksi probiotik dan kultur starter yang merupakan unit usaha PSPG UGM.
Produksi dan formulasi Chobio pertama kali dilakukan di Taman Teknologi Pertanian yang bertempat di Nglanggeran, Gunung Kidul dengan memanfaatkan biji kakao berkualitas dari para petani kakao Desa Nglanggeran dan Desa Bunder Patuk Gunung Kidul yang dibina oleh tim peneliti. Peneliti melakukan serangkaian uji sensoris dan melakukan promosi dalam lingkungan terbatas, dan ternyata hasilnya cukup menggembirakan. Produk Chobio disukai oleh konsumen dan menjadi
Gambar 1. Penelitian konsumsi Chobio pada anak malnutrisi di Belanting, Lombok Timur
produk yang memiliki prospek pasar.
Saat ini, bersama dengan cokelat nDalem, peneliti melakukan reformulasi dari formula yang telah ada sebelumnya. Dari hasil reformulasi tersebut dilakukan serangkaian uji pasar sampai Chobio mampu dan layak diterima pasar. Market test pun dilakukan di beberapa kota yaitu Yogyakarta, Surabaya, Bali dan Lombok. Hasilnya menunjukkan bahwa Chobio merupakan produk yang memang dibutuhkan konsumen sebagai produk alternatif konsumsi probiotik.
Apalagi Chobio juga dapat diterima dengan baik oleh konsumen. Selain itu, di tahun 2019 juga telah dilakukan penelitian konsumsi Chobio pada anakanak SD malnutrisi di Desa Belanting, Lombok Timur (Gambar 1). Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa pada anak-anak yang mengonsumsi Chobio mengalami perubahan komposisi gut microbiota, yaitu terjadi peningkatan bakteri baik (Bifidobacterium dan Lactobacillus), serta terjadi keseimbangan gut microbiota.
FOODREVIEW
I N D O N E S I A
Explore New Features on Our Digital Edition
Diharapkan peningkatan bakteri baik dapat meningkatkan kesehatan usus dan penyerapan zat gizi pada sistem pencernaan.
Terkait keamanan Chobio sebagai produk pangan, maka Chobio aman dan layak untuk dipasarkan karena telah memenuhi syarat uji SNI, memiliki izin edar BPOM, dan telah bersertifikat halal. Chobio saat ini telah beredar di beberapa loka pasardan gerai Cokelat nDalem.
Komparasi produk Chobio
Cokelat probiotik Chobio memiliki beberapa kelebihan yang membuatnya unggul dari produk cokelat batang pada umumnya, antara lain. 1. Rasanya enak dan diterima karena telah melalui berbagai uji untuk menghasilkan formulasi yang pas dan disukai masyarakat serta memakai bahan yang berkualitas. 2. Porsinya sangat pas untuk dijadikan kudapan karena tidak terlalu
Dapatkan Koleksi Buku-Buku PT Media Pangan Indonesia
Rp 900.000 Rp 100.000* Rp 125.000* Rp 75.000
*Terdapat harga khusus reseller atau pembelian minimal 5 buku dengan judul yang sama, informasi lebih lanjut dan pemesanan : langganan@foodreview.co.id | (0251) 8372333
banyak tetapi tidak sedikit juga.
Satu bungkus Chobio memiliki berat bersih 30 gram. 3. Seperti klaimnya, yaitu “Cokelat dengan bakteri baik”, dalam proses pembuatan Chobio ditambahkan bubuk probiotik L. plantarum DAD13. Probiotik ini telah dikenal dapat menyehatkan saluran pencernaan dengan menyeimbangkan komposisi gut microbiota, mencegah konstipasi dan diare, meningkatkan penyerapan gizi dari makanan yang dikonsumsi pada saluran pencernaan. Selain itu, juga dapat berdampak pada peningkatan imunitas tubuh. 4. Menggunakan bahan lokal, yaitu L. plantarum DAD-13 merupakan strain bakteri probiotik lokal yang berasal dari dadih, susu kerbau fermentasi asal Sumatera Barat. Selain itu bahan baku kakaonya juga merupakan kakao lokal yang dibudidayakan oleh petani Gunung Kidul. Oleh karena itu, dengan membeli Chobio berarti kita dapat membantu meningkatkan kesejahteraan petani kakao di
Gunung Kidul. 5. Chobio murah dan mudah didapatkan. Chobio dijual memiliki harga yang terjangkau. Terlebih lagi dengan manfaat yang dimilikinya,
Chobio sangat layakuntuk dibeli.
Selain itu, Chobio juga mudah untuk didapatkan karena sudah dijual secara daring melalui beberapa loka pasardan gerai Cokelat nDalem.
DNA BARCODING SERVICES What is DNA Barcoding? DNA barcoding is a method of species identification using a short section of DNA from a specific gene or genes.
How Does It Work?
Differentiated
innovation
Flavour expertise Future-ready
creations
Reasons to Advertise
in FOODREVIEW Mini Direktori :
Direct Traffic | Brand Awareness | Targeted Readers Visited by F&B Companies | The only F&B Industry B2B Website Increased Visibility | Improve Link Popularity | Static Cost Placed on Website and Digital Magazine
Want to see Your Company in this section? Send us an email : tissa@foodreview.co.id andang@foodreview.co.id
go to page Mini Direktori
We are Bacteria Fungi
ready to innovate. Genomic DNA Extraction PCR Amplification
Are you?
For more than 50 years, we For more than 50 years, we design aromas, we craft design aromas, we craft experiences, we build trust. experiences, we build trust. Together with food anTogether with food and d beverage innovators, beverage innovators, we collaborate to deliver the we collaborate to deliver the finest aromas and tastes, finest aromas and tastes, and to create the best memories and to create the best memories and experiences. and experiences.
Bidirectional PCR Purification of Product Sequencing PCR Products
KH Roberts. What Will You Get From Genetika Lab?
We bring colour into view! Crafting Future Flavours. Gel Photo of PCR Product
Sequence Assembly
MINI DIREKTORI Compact pressure sensors and switches with 360° custom-colour status display Singapore & Int’l +65 6265 0410 / China +86 20 3919 9791 / Indonesia +62 21 8790 0778 / Malaysia +60 3 7885 0688/9788 / Thailand +66 2 862 3055-58 Contact us kh-roberts.com / info@kh-roberts.com Top 10 Hit BLAST Results against NCBI Database Genomic DNA Concentration Measurement Phylogenetic Tree Construction (NCBI BLAST Tree (excluding uncultured sample sequence) Give green light to better food choices. Method)
Turnaround Time: 14 days.
Build consumer trust with BENEO’s ingredients.
PT REL-ION STERILIZATION SERVICES
Eliminasi Bakteri Patogen, Sterilisasi, Polimerisasi
021-88363728, 021-8836 3729
021-88321246
yayuk@rel-ion.co.id, yayuk@rel-ion.com
www.rel-ion.com
Crafting Future Flavours
Copyright © KH Roberts Pte. Ltd. All rights reserved.
PT KH ROBERTS INDONESIA
FOOD FLAVOUR & FOOD COLOUR 021 87900778
256 colours
021 89700723 Individually selectable: info@kh-roberts.com Measurement in progress Sensor switching www.kh-roberts.com Process malfunction
Where consumers in general aim for a healthy lifestyle with PT. Genetika Science Indonmatching nutritional habits, now more than ever, they look for esia
Rukan Great Wall Blok C No. 19-21, Green Lake City,
Kel. Petir, Kec. Cipondoh, Kota Tangerang Genetika Science Life science research distributor and balance and moderation. When in the past a “diet” label on the , Banten 15147. Tel. 021 5433 2034 / 54service provider Front-Of-Pack would be enough, today’s buyer takes a more 33 2425 Fax. 021 5433 2701021 5433 2934 / 5433 2425 holistic approach of health and wellness. People look for simple info@ptgenetiksolutions and focus on familiar ingredients and inherent a.com www.ptge021 5433 2701 netika.com linkedin.com/company/genetgoodness. Brands can gain consumers’ loyalty by being open ikascience @genetikascienceinfo@ptgenetika.com about their ingredients. Improve your product’s nutritional www.ptgenetika.com content with the naturally sourced, functional ingredients from BENEO.
Compact design
15 cm Follow us on: www.beneo.com
Hygienic adapter system
PT. Tsamarot Indonesia
Food Processing Specialized in Puree, Chunk, Slicing, Frozen Food and others
Yoni Gustiawan 0852 1303 4807 / 021 2274 1587
Fitria Yogi / 087775696660 tsamarotindonesia@gmail.com / marketing_tsamarot@yahoo.com/ mngr.marketing@gmail.com www.tsamarot.com
Adjustment via smartphone
IDR 5.738
All prices are (x)IDR 1.000
VEGABAR 39 Clamp 1"
Evergreen International Corporation
Integrated marketing
886-2-25001201
886-25001598
jakarta@taitra.org.tw
https://www.halalexpo.com.tw/
www.vega.com/vegabar
BENEO GmbH
Food Ingredients Manufacturer
+49-621-421-150
contact@beneo.com
www.beneo.com
Capture ADM Asia Pacifi c Trading Pte Ltd Wild Flavors & Specialty Ingredients the taste+6221-570-4087 advantage+65 6704 1887
Consumers crave authentic Sarah.Lim@adm.com tasting products. Our https://www.adm.com avor experts are ready to work with you to make food and beverages come to life and elevate the taste experience. We translate nature into avor that gives your brands an edge.
SARASWANTI INDO GENETECH
Laboratorium Uji Pangan
0251 7532348
marketing-sig@saraswanti.com
www.siglaboratory.com
PT. VEGA INSTRUMENTS INDONESIA
Level and Pressure Instrumentation for the Process Industry
021 2907 6596
021 2608 0104
sales.id@vega.com
www.vega.com
By capturing the essence of nature, ADM is your essential partner in taste, delivering tailored, authentic avors consumers love.
Pada masa seperti saat ini, konsumen menjadi lebih peduli terhadap apa yang dikonsumsi, salah satu cara untuk menjembatani hal tersebut adalah melalui label pangan.
Dalam label pangan, memuat informasi nilai gizi yang terdapat pada produk pangan. Hal ini menjadi media yang efektif untuk membantu konsumen dalam memilih produk pangan yang lebih menyehatkan guna mendukung gaya hidup sehat. Kendati demikian, beberapa informasi nilai gizi masih sulit dipahami oleh konsumen, padahal informasi pada label dapat memengaruhi daya beli konsumen. Sistem pelabelan yang efektif tentang nilai gizi yang terkandung dalam produk pangan tersebut akan memudahkan konsumen memilih pangan dengan nilai gizi yang cukup sesuai kebutuhan.
Sejalan dengan hal tersebut, barubaru ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) Republik Indonesia memperbarui Peraturan BPOM No. 22 Tahun 2019 tentang Informasi Nilai Gizi pada Label Pangan Olahan. Regulasi ini kemudian diperbarui menjadi Peraturan BPOM No. 26 Tahun 2021 tentang Informasi Nilai Gizi pada Label Pangan Olahan. Salah satu hal yang mendasari perubahan tersebut adalah dalam rangka akomodasi kemudahan implementasi bagi pelaku usaha termasuk usaha mikro dan kecil, serta sejalan dengan perkembangan lingkungan strategis
termasuk perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga perlu direvisi.
“Peraturan ini melengkapi peraturan sebelumnya. Ada beberapa penyesuaian yang nantinya perlu dipenuhi oleh industri pangan,” tutur Koordinator Standardisasi yang menangani lingkup Pangan Olahan Keperluan Gizi Khusus, Klaim dan Informasi Nilai Gizi, serta Pangan dengan Proses Tertentu dan Cara Produksi Pangan Tertentu, Direktorat Standardisasi Pangan Olahan Badan POM, Yusra Egayanti dalam kesempatan wawancara dengan FoodReview Indonesia secara virtual beberapa waktu lalu.
Ada beberapa perbedaan dan penambahan pada peraturan baru yang dirilis seperti ketentuan penggunaan 2D barcode serta Logo Pilihan Lebih Sehat (Lihat Tabel 1). “Di peraturan ini, sebenarnya kita lebih memudahkan industri dalam pencantuman informasi nilai gizi seperti dalam hal kemasan berupa botol kaca yang digunakan kembali (returnable) maka pencantuman ING menggunakan format linier atau berupa 2D barcode,” tambah Yusra. Ke depan, dengan adanya pembaruan regulasi ini diharapkan industri dapat memenuhi serta menjadi upaya edukasi kepada konsumen untuk lebih memiliki opsi produk yang sesuai dengan kebutuhan gizi dan dapat berkontribusi dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat. Lebih lengkap mengenai Peraturan BPOM No. 26 Tahun 2021 tentang Informasi Nilai Gizi pada Label Pangan Olahan, silakan dibaca di tautan berikut: https://bit.ly/BPOM-ING. Fri-35
Tabel 1. Komparasi regulasi terkait informasi nilai gizi pada label pangan olahan
Peraturan BPOM No. 22 Tahun 2019 tentang Informasi Nilai Gizi pada Label Pangan Olahan Peraturan BPOM No. 26 Tahun 2021 tentang Informasi Nilai Gizi pada Label Pangan Olahan
Penambahan Produk untuk Logo Pilihan Lebih Sehat
Logo PIlihan Lebih Sehat 1. Minuman siap konsumsi 2. Pasta Instan dan Mi Instan Logo PIlihan Lebih Sehat 1. Minuman siap konsumsi 2. Pasta Instan dan Mi Instan 3. Susu Bubuk Plain (01.5.1) 4. Susu Bubuk Rasa (01.1.4) 5. Keju (01.6) 6. Es Krim (01.7) 7. Yogurt Plain (01.2.1.1 dan 01.2.1.2) 8. Yogurt Berperisa/Rasa (01.7) 9. Makanan Pencuci Mulut (Dessert) Berbasis Buah Termasuk Makanan Pencuci Mulut Berbasis Air Berflavor Buah (04.1.2.9) 10. Bubuk Minuman cokelat (05.1.1 dan 05.1.5) 11. Serbuk minuman sereal (06.3) 12. Oatmeal(06.3) 13. Sereal siap santap (06.3) 14. Granola (06.3) 15. Krekers (07.1.2 dan 15.1) dan Malkist (15.1) 16. Produk Bakeri Istimewa(07.2.1) 17. Sambal (12.6.2) 18. Kecap Kedelai Manis (Sweet Soy Sauce) 12.9.2.3 19. Makanan Ringan Siap Santap (15.1 dan 15.3) 20. Olahan Kacang, Termasuk Kacang Terlapisi dan Campuran
Kacang Contoh Kacang dengan Buah Kering (15.2)
Ketentuan 2D Barcode
Penambahan Batas Toleransi Hasil Analisis Zat Nongizi Peraturan BPOM No. 22 Tahun 2019 tentang Informasi Nilai Gizi pada Label Pangan Olahan Peraturan BPOM No. 26 Tahun 2021 tentang Informasi Nilai Gizi pada Label Pangan Olahan
(belum diatur) (1) Jika luas permukaan Label sangat kecil yaitu kurang dari atau sama dengan 30 cm2 dan Pangan Olahan dijual dalam bentuk curah, maka ING dicantumkan pada wadah atau berupa 2D barcode. Contoh toples atau wadah display lainnya. (2) Jika luas permukaan Label sangat kecil yaitu kurang dari atau sama dengan 30 cm2, namun Pangan Olahan dijual dalam kemasan sekunder maka ING dicantumkan pada kemasan sekunder atau pada alamat web atau berupa 2D barcode. (3) Dalam hal kemasan berupa botol kaca yang digunakan kembali (returnable) maka pencantuman ING menggunakan format linier atau berupa 2D barcode. Jika Pangan Olahan hanya mengandung Zat Gizi tertentu, dapat mencantumkan
Zat Gizi tertentu saja. Contoh: minuman berperisa yang hanya mengandung Zat Gizi berupa energi dan gula maka mencantumkan Zat Gizi berupa energi dan gula.
Pada Pasal 13 disebutkan bahwa: “Hasil analisis zat Gizi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 harus sesuai dengan Batas Toleransi Hasil Analisis Zat Gizi.” Pada Pasal 12 disebutkan bahwa: “Hasil analisis Zat Gizi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 harus sesuai dengan Batas Toleransi Hasil Analisis Zat Gizi dan Zat Nongizi.”
Ketentuan Peralihan
Pada Pasal 19 disebutkan bahwa:
Pangan Olahan yang telah mendapatkan izin edar sebelum berlakunya Peraturan Badan ini wajib menyesuaikan dengan ketentuan dalam Peraturan Badan ini paling lambat 30 (tiga puluh) bulan sejak Peraturan Badan ini diundangkan. Pada Pasal 19 disebutkan bahwa: (1) Pangan Olahan yang telah mendapatkan izin edar sebelum
Peraturan Badan ini mulai berlaku wajib menyesuaikan dengan ketentuan dalam Peraturan Badan ini paling lambat 30 (tiga puluh) bulan terhitung sejak Peraturan Badan ini diundangkan. (2) Pangan Olahan yang sedang dalam proses pengajuan izin edar tetap diproses sesuai dengan ketentuan Peraturan
Badan Pengawas Obat dan Makanan yang menjadi dasar pengajuannya dan wajib menyesuaikan dengan ketentuan dalam Peraturan Badan ini paling lambat 30 (tiga puluh) bulan terhitung sejak Peraturan Badan ini diundangkan. (3) Pangan Olahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) wajib menyesuaikan dengan ketentuan dalam Pasal 2,
Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5 ayat (3), Pasal 8, dan Pasal 9 Peraturan
Badan ini paling lambat 22 Februari 2022.
Pengecualian pencantuman ING
Pengecualian pencantuman ING: kopi bubuk, teh bubuk/serbuk, teh celup, air minum dalam kemasan, herba, rempah-rempah, bumbu, dan kondimen dan air minum dalam kemasan Pengecualian pencantuman ING: Pasal 3 (1) Pencantuman ING sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dikecualikan untuk kopi bubuk, kopi instan, kopi celup, kopi dekafein, biji kopi, teh bubuk/serbuk/celup termasuk seduhan herbal, air minum dalam kemasan, air -6- soda, herba, rempah-rempah, bumbu, kondimen, cuka makan, ragi, dan bahan tambahan pangan.
Takaran saji
Pada Lampiran II disebutkan bahwa: Takaran saji, belum untuk semua kategori pangan dan sub kategori di dalamnya Pada Lampiran II disebutkan bahwa: Takaran saji, sudah ditetapkan untuk semua kategori pangan dan sub kategori di dalamnya.
Sumber: Peraturan BPOM No. 22 Tahun 2019 tentang Informasi Nilai Gizi pada Label Pangan Olahan dan Peraturan BPOM No. 26 Tahun 2021 tentang Informasi Nilai Gizi pada Label Pangan Olahan
PT Media Pangan Indonesia Toko Kulinologi 0811 1190 039 www.foodreview.co.id
PT. FineTek Automation Indonesia
Providing complete customized solutions for a wide range of industrial automation process applications – in liquid level, flow, pressure and temperature
021-2958-1688
info.id@fine-tek.com www.fine-tek.com
PT REL-ION STERILIZATION SERVICES
Eliminasi Bakteri Patogen, Sterilisasi, Polimerisasi
021-88363728, 021-8836 3729
021-88321246
yayuk@rel-ion.co.id, yayuk@rel-ion.com
www.rel-ion.com
We are
PT. Mitra Kualitas Abadi (Catalyst Consulting) ready to innovate. Training, Consulting, Assesment/audit, Mystery Shopping ProviderAre you?089-9999-7867
info@catalystconsulting.idFor more than 50 years, we For more than 50 years, we www.catalystconsulting.iddesign aromas, we craft design aromas, we craft Catalyst Consultingexperiences, we build trust. experiences, we build trust. consulting.catalyst Together with food and Together with food and beverage innovators, beverage innovators, we collaborate to deliver the we collaborate to deliver the finest aromas and tastes, finest aromas and tastes, and to create the best memories and to create the best memories and experiences. and experiences.
PT. VEGA Instruments Indonesia
Level and Pressure Instrumentation for the Process Industry
021 2907 6596
PT INDESSO NIAGATAMA & PT INDESSO CULINAROMA INTERNASIONAL
Snack Seasonings, Savory Ingredients, Aroma Chemicals, Essential Oils & Food Ingredients
021 2608 0104
sales.id@vega.com www.vega.com AuthorizedDistributor:
021 386 3974 021 385 0538 contact@indesso.com www.indesso.com
KH Roberts.PT 3M Indonesia
Crafting Future Flavours.3M food safety solution
Contact us021 29974000
Singapore & Int’l +65 6265 0410 / China +86 20 3919 9791 Indonesia +62 21 8790 0778 Thailand +66 2 862 3055-58 021 7883 2172 / Malaysia +60 3 7885 0688/9788
kh-roberts.com / info@kh-roberts.com
www.3m.com
PTArasains
RukanKiranaBoutiqueOfficeBlokF3No.12,Jl.BoulevardRayaNo.1, KelapaGading,JakartaUtara14240,Indonesia Telephone E-mail Website :+622145858833 :info@arasains.co.id :www.arasains.co.id
Copyright © KH Roberts Pte. Ltd. All rights reserved.
PT Arasains
Distributor laboratory products
021 4585 8833
PT Ajinomoto Indonesia
Ajinomoto Visitor Center dan Pabrik Ajinomoto
PT KH ROBERTS INDONESIA
FOOD FLAVOUR & FOOD COLOUR
021 87900778
021 4587 8338
info@arasains.co.id
www.arasains.co.id
0822 8600 5070 visitor_center@ajinomoto.co.id www.ajinomoto.co.id
021 89700723
info@kh-roberts.com
www.kh-roberts.com
PT Ecolab International Indonesia
Water, Hygiene & Energy Technologies and Services
PT Eonchemicals Putra
Chemical Solution
021-2932 7960
FoodBeverageSEA@ecolab.com +62 819 1830 8226
marketing@eonchemical.com www.eonchemicals.com Want to see Your Company in this section? Send us an email :
tissa@foodreview.co.id andang@foodreview.co.id
What’s Next on Beverage Products
Produk minuman memiliki variasi yang beragam di pasaran. Mulai dari air mineral, minuman berbasis dairy, minuman ringan, minuman berenergi, minuman teh, kopi, dan cokelat, hingga minuman dengan fungsi kesehatan tertentu. Keseluruhan jenis minuman tersebut membuat banyak produsen produk minuman juga berlomba-lomba untuk merebut pilihan konsumen. Selama pandemi, munculnya minuman dengan fungsi kesehatan menjadi diminati karena korelasinya dengan kesehatankebugaran tubuh konsumen. Kendati demikian, rasa baru yang dihasilkan tidak mudah untuk diterima oleh konsumen. Untuk itu, ke depan, penambahan ingridien-ingridien fungsional pada minuman yang familiar oleh konsumen menjadi sebuah opsi. Penambahan ingridien tersebut tentu tidak bisa sembarang dilakukan, perlu reformulasi yang diperlukan sehingga dapat membuat produk minuman yang tidak berkompromi dengan rasa dan memiliki manfaat kesehatan yang dirasakan. Dengan demikian, FoodReview Indonesia edisi mendatang akan memberikan gambaran terkait dengan bagaimana reformulasi pada produk minuman dengan penambahan ingridien fungsional, serta ingridien seperti apa yang bisa dan cocok digabungkan dengan produk minuman yang ada saat ini.
Pemasangan iklan, pengiriman tulisan atau berita seputar teknologi dan industri pangan, silakan hubungi:
FOODREVIEW INDONESIA telepon (0251) 8372333 & faks (0251) 8375754, email: redaksi@foodreview.co.id & marketing@foodreview.co.id Cantumkan nama lengkap, alamat, email dan nomor telepon Anda.