1 minute read
Update dari WHO dan FAO Mengenai Status
Keamanan Pemanis Aspartam
Beberapa waktu lalu, International Agency for Research on Cancer (IARC), merilis sebuah catatan tanya-jawab (https://monographs.iarc. who.int/wp-content/uploads/2023/06/ Meeting134-QA-June2023.pdf ) berisi evaluasi lebih lanjut terkait efek karsinogenik (atau penyebab kanker) yang disebabkan oleh pemanis aspartam pada manusia. Hasil ini sempat membuat keramaian di media sosial dan media arus utama. Meskipun, disebutkan bahwa hasil lebih lanjut mengenai temuan tersebut akan diumumkan pada 14 Juli 2023.
Advertisement
Hasil penilaian terhadap dampak kesehatan pemanis buatan non-gula aspartam dirilis pada tanggal
14 Juli
2023 oleh International Agency for Research on Cancer (IARC), World Health Organization (WHO), dan Joint Expert Committee on Food Additives (JECFA) dari
Food and Agriculture Organization (FAO) (https://www.who.int/news/item/1407-2023-aspartame-hazard-and-riskassessment-results-released). Dalam rilis tersebut aspartam masuk ke dalam kelompok 2B “dimungkinkan berisiko kanker pada manusia” dan JECFA mengonfirmasi konsumsi harian yang diterima sebesar 40mg/kg berat badan.
Kedua lembaga tersebut melakukan tinjauan independen namun saling melengkapi untuk menilai bahaya potensi karsinogenik dan risiko kesehatan lain yang terkait dengan konsumsi aspartam. Ini merupakan kali pertama IARC mengevaluasi aspartam dan kali ketiga bagi JECFA. Setelah meninjau literatur ilmiah yang tersedia, kedua penilaian mencatat keterbatasan dalam bukti yang ada terkait dengan kanker (dan efek kesehatan lainnya).
IARC mengklasifikasikan aspartam sebagai “dimungkinkan berisiko kanker pada manusia” (Grup IARC 2B) berdasarkan bukti terbatas mengenai kanker pada manusia (khususnya, karsinoma hepatoseluler, yaitu jenis kanker hati). Terdapat juga bukti terbatas mengenai kanker pada hewan percobaan dan bukti terbatas terkait dengan mekanisme yang mungkin menyebabkan kanker.
JECFA menyimpulkan bahwa data yang dievaluasi tidak memberikan alasan yang memadai untuk mengubah jumlah harian yang diterima sebelumnya (ADI) sebesar 0-40 mg/kg berat badan untuk aspartam. Oleh karena itu, komite tersebut mengonfirmasi bahwa aman bagi seseorang untuk mengonsumsinya dalam batas ini per hari. Sebagai contoh, dengan sebuah kaleng minuman ringan diet yang mengandung 200 atau 300 mg aspartam, seorang dewasa dengan berat badan 70 kg perlu mengonsumsi lebih dari 9-14 kaleng per hari untuk melebihi jumlah harian yang diterima, tanpa memperhitungkan konsumsi dari sumber pangan lain.
Aspartam adalah pemanis buatan yang sudah banyak digunakan secara meluas sejak tahun 1980 untuk beberapa produk pangan. Beberapa produk yang menggunakan aspartam sebagai pemanis seperti minuman soda diet, minuman kemasan, permen karet, es krim, sereal, yoghurt, dan lain sebagainya. Fri-35