1 minute read

Inovasi Beras Sagu, Makan Nasi Tanpa Khawatir

produksi PT Galih Sagu Papua (GSP) adalah salah satu produsen yang mengolah sagu menjadi beras. CoFounder PT GSP, Leisy Chandra mengatakan bahwa sejak 2021 BSMP resmi dikomersialkan dan cocok untuk masyarakat yang mengadopsi pola hidup sehat. Beras Sagu Mama Papua memiliki warna merah cokelat gelap, dengan komposisi 80% tepung sagu dan tepung jagung yang (juga) bebas gluten dan gula. Produksi beras sagu ini kini mencapai sekitar 18 ton per bulan, namun bisa kurang dan lebih tergantung banyaknya permintaan pembelian yang diterima. Leisy mengungkap tak kesulitan memperoleh tepung sagu

Tak banyak yang tahu bahwa sagu kini tersedia dalam bentuk bulir seperti beras. Namanya beras sagu. Sebenarnya, beras sagu sudah dikembangkan oleh Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT) sejak

Advertisement

2014. Menggunakan teknologi esktruder, beras sagu dibentuk menyerupai bulir beras. Beras sagu diharapkan menjadi alternatif sumber karbohidrat pengganti nasi. Beras sagu diklaim lebih menyehatkan karena mengandung angka indeks glikemik yang rendah sehingga dapat mengurangi kadar gula dalam darah, menurunkan berat badan dan menurunkan risiko penyakit jantung dan diabetes.

Beras Sagu Mama Papua (BSMP) sebagai bahan utama, karena pihaknya bekerja sama dengan ANJ Group. Beras Sagu Mama Papua tersedia dalam berbagai kemasan, mulai dari 200 gr, 1 kg, 5 kg, dan 20 kg. Untuk diferensiasi, beras sagu ukuran 200 gr tersedia dalam berbagai varian bumbu seperti bumbu balado, bumbu bali, bumbu rendang, bumbu nasi uduk, dan bumbu gulai.

Dengan klaim bebas gula, bebas gluten, rendah glikemik indeks, rendah natrium dan tanpa bahan pengawet, beras sagu ini bisa menjadi pilihan bagi Anda yang ingin mencoba menjalankan pola makan sehat. Produk ini dipasarkan secara daring di berbagai lokapasar, dan di pasar lokal dan ritel seluruh Indonesia. Fri-12

This article is from: