Buletin Tekno Limbah PUSTEKLIM
TEKNOLIMBAH Buletin Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna Pengolahan Limbah Cair
Program PUSTEKLIM di Landungsari, Pekalongan Pelatihan Teknologi Tepat Guna Pengolahan Limbah Cair Millenium Development Goals dan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman
Volume 3, Maret 2013 VOLUME 3, MARET 2013
1
Buletin Tekno Limbah PUSTEKLIM
Editorial Di penghujung tahun 2012 lalu, PUSTEKLIM kembali menggelar Pelatihan Teknologi Tepat Guna Pengolahan Limbah Cair. Pelatihan diadakan kembali untuk mengakomodir permintaan dari berbagai pihak yang tidak sempat mengikuti Pelatihan yang sama pada bulan Maret 2012. Ada banyak hal menarik serta update teknologi baru yang di sampaikan dalam pelatihan yang di adakan pada penghujung tahun tersebut. Tidak hanya dari PUSTEKLIM, pelatihan juga di isi oleh para peneliti serta dari pihak pemerintahan yang memaparkan berbagai regulasi berkenaan dengan pengelolaan limbah cair di Indonesia. Laporan pelatihan ini menjadi pembuka Buletin Tekno Limbah volume 3 ini. Artikel kedua dalam Tekno Limbah kali ini adalah Paparan kegiatan PUSTEKLIM di Landungsari, Pekalongan. Di halaman 8 tersebut juga di paparkan teknologi yang di aplikasikan oleh PUSTEKLIM. Sebagai penutup edisi ini berkenaan dengan Millenium Development Goals dan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman. Ingin tahu kondisi serta pencapaian yang telah dilakukan dalam Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman silahkan baca di halaman 17. Redaksi mengucapkan terima kasih kepada para kontributor artikel dalam edisi kali ini. Redaksi membuka kesempatan seluas-luasnya untuk ikut berkontribusi artikel dalam buletin Tekno Limbah edisi selanjutnya.
SELAMAT MEMBACA!! Achmad Baqie, Redaksi Tekno Limbah
PUSTEKLIM Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna Pengolahan Limbah Cair Jl. Kaliurang Km. 7, Gg. Jurugsari IV/19, Yogyakarta Telp. 0274.885247, Fax. 0274.885423 Website: www.pusteklim.org Email: pusteklim@pusteklim.org
TEKNOLIMBAH Buletin Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna Pengolahan Limbah Cair 2
VOLUME 3, MARET 2013
Buletin Tekno Limbah PUSTEKLIM
Isi Buletin
4
PELATIHAN TTG PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PUSTEKLIM menyelenggarakan pelatihan guna memenuhi permintaan bagi yang tidak mengikuti pelatihan pada bulan Maret 2012 lalu
8
PROGRAM PUSTEKLIM DI LANDUNGSARI Instalasi Pengolahan Air Limbah Komual di Kelurahan Landungsari RT 3 RW 6 secara resmi telah beroperasi pada awal 2013
17
MDG’S DAN PPSP Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar penting tapi masih kurang mendapatkan perhatian, seringkali belum dapat menjadi prioritas VOLUME 3, MARET 2013 3
PELAKSANA PROGRAM
APEX
YAYASAN DIAN DESA
DIDUKUNG OLEH
Buletin Tekno Limbah PUSTEKLIM
PELATIHAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR Di penghujung tahun 2012, PUSTEKLIM kembali menyelenggarakan pelatihan demi menjawab permintaan dari Pemerintah Kota/Kabupaten yang tidak bisa mengikuti pelatihan pada bulan Maret lalu. Pelatihan ini tidak jauh berbeda dengan pelatihan yang telah diselenggarakan pada bulan Maret 2012. Pelatihan diberi nama Pelatihan Teknologi Tepat Guna Pengolahan Air Limbah diselenggarakan pada tanggal 11–14 Desember 2012 di Hotel Jogjakarta Plaza. Pelatihan tidak lain bertujuan untuk memberi pengertian bagaimana pentingnya mengolah limbah yang dihasilkan dari kegiatan manusia baik itu proses produksi suatu industri maupun kehidupan manusia sehari-hari demi menghasilkan sumber daya yang nantinya diharapkan berperan aktif dalam permasalahan pengolahan limbah. Selain itu, pelatihan ini juga bertujuan untuk menyebarkan teknologi tepat guna pengolahan air limbah yang dikembangkan oleh PUSTEKLIM yang cocok diterapkan di Indonesia. Peserta pelatihan kali ini berjumlah 24 orang yang tidak hanya dari Jakarta tetapi ada yang dari luar Jawa,
seperti: Makassar, Kendari, Manado, Lubuk Linggau, Palembang serta dari pulau jawa seperti: Magelang, Temanggung, Solo, Kudus, Surabaya, Malang dan Yogyakarta. Para peserta merupakan praktisi dari berbagai macam background seperti: konsultan lingkungan, dosen, mahasiswa, industri makanan, industri rokok, industri kelapa sawit, rumah sakit, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan institusi pemerintah.
Pelatihan yang diselenggarakan selama empat hari ini membahas beberapa hal diantaranya isu lingkungan dan permasalahannya, kebijakan pemerintah dalam menanggulangi masalah limbah
4
VOLUME 3, MARET 2013
Buletin Tekno Limbah PUSTEKLIM
terutama limbah cair, mengenal limbah itu sendiri hingga solusi untuk menangani limbah cair dan bagaimana meminimalisasi angka pencemaran lingkungan. Untuk kebijakan pemerintah diwakili oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), KLH memaparkan tentang latar belakang kondisi lingkungan di Indonesia, prinsip kebijakan pengendalian pencemaran lingkungan berdasarkan UUPPLH No. 32/2009, mandat serta teknis pelaksanaan pengendalian pencemaran lingkungan berdasarkan peraturan pemerintah, program-program yang telah dan akan dilakukan untuk pengendalian pencemaran lingkungan hingga manajemen pengendalian pencemaran lingkungan. Pemaparan yang disampaikan oleh IR. Sri Parwati Murwani Budisusanti, M.Sc yang menjabat sebagai KABID Industri kimia, ASDEP Manufaktur, Prasarana dan Jasa Kementerian Lingkungan Hidup. Presentasi ini sangat menarik minat para peserta untuk bertanya dan bertukar pendapat mengenai isu lingkungan ini sehingga waktu yang diberikan selama 90 menit ini dirasa kurang oleh para peserta. Sedangkan untuk materi regulasi dan kebijakan pemerintah terkait dengan limbah domestik disampaikan oleh Ir. R Laisa Wahanudin, M.MedSc (PH) yang bertugas sebagai KASUBDIT Persampahan dan Drainase di BAPPENAS (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional). Beliau menjelaskan tentang kondisi sanitasi di beberapa daerah di Indonesia, PPSP (Program Percepatan Sanitasi Perkotaan), dampak dari buruknya sanitasi bagi masyarakat, target yang ingin dicapai Indonesia tahun 2014 berkaitan dengan sanitasi, solusi untuk menanggulangi masalah sanitasi dan meminimalisasi kondisi sanitasi buruk terutama di daerah permukiman
padat dan kumuh hingga upaya-upaya yang telah, sedang dan akan dilakukan oleh pemerintah untuk menanggulangi masalah sanitasi dan limbah domestik di Indonesia. Selama 90 menit disuguhkan data dan fakta mengenai permasalahan sanitasi di Indonesia, para peserta diajak untuk menyelami permasalahan sanitasi yang terjadi di lingkungan sekitar, tanya jawab dan juga saling tukar pendapat untuk menyikapi permasalahan yang ada. Materi lain yang tidak kalah pentingnya yaitu pembahasan mengenai limbah itu sendiri, apa itu limbah cair, karakteristik limbah cair, parameter, pengukuran dan monitoring limbah cair, typologi pengolahan limbah cair,
VOLUME 3, MARET 2013
5
Buletin Tekno Limbah PUSTEKLIM
tahap-tahap pengolahannya dari mulai pre-treatment hingga bisa dibuang ke badan air tanpa mencemari lingkungan dan mengganggu ekosistem di dalamnya. Materi dasar tentang limbah cair ini disampaikan oleh Prof. Tjandra Setiadi, Ph.D yang berkompeten di bidang lingkungan hidup khususnya masalah limbah dari Institut Teknologi Bandung. Pada sesi ini, para peserta diberi pemahaman dasar tentang limbah cair dan pengolahannya baik secara fisika, kimia maupun biologi, bagaimana penanganannya sebagai dasar untuk merancang instalasi pengolahan air limbah. Materi tambahan yang diberikan oleh Prof. Tjandra adalah tentang teknologi membran, prinsip dasar pengolahan limbah cair menggunakan teknologi membran hingga jenis-jenis membran. Seperti yang kita ketahui, teknologi membran merupakan salah satu teknik pengolahan limbah lanjutan dengan biaya operasional tinggi dan dengan penanganan yang spesifik. Materi yang disampaikan Prof. Tjandra sangat menarik dan menambah pengetahuan sebagai bekal untuk pengolahan limbah cair. Materi menarik lainnya yang disuguhkan pada pelatihan ini adalah pengetahuan tentang berbagai teknologi pengolahan limbah cair yang diterapkan di negara-negara maju serta yang tepat guna di Indonesia. Macammacam teknologi pengolahan limbah dibahas mendetail oleh narasumber dari tim PUSTEKLIM, yaitu DR. Nao Tanaka dan bapak Herman Sudjarwo. Langkah pengolahan mulai dari pretreatment (screening, grit & grease
6
VOLUME 3, MARET 2013
Buletin Tekno Limbah PUSTEKLIM
removal, equalization, sedimentation) dibahas lengkap dari dasar, tujuan hingga hitungannya. Materi dilanjutkan dengan pengenalan proses biologi (teori dan perhitungan) anaerobik seperti septic tank, imhoff tank, anaerobic filter hingga baffle septic tank. Kemudian materi dilanjutkan dengan penjelasan dari DR. Nao Tanaka mengenai activated sludge, RBC (Rotating Biological Contactor) dan Contact Aeration yang merupakan pengolahan limbah cair proses biologi secara aerobik. Penyampaian materi dilengkapi dengan pemilihan teknologi tepat guna pengolahan limbah cair yang efektif untuk diterapkan di Indonesia, yaitu dengan menggabungkan pengolahan secara anaerobik dan disempurnakan dengan pengolahan secara aerobik sehingga diharapkan dapat menghasilkan kualitas buangan (effluen) yang tidak mencemari badan air dan ekosistem di dalamnya. Pada puncak materi tersebut, para peserta tidak hanya dibekali dengan teori tetapi juga diajarkan perhitungan pertahapan pengolahan limbah cair. Perhitungan-perhitungan yang diajarkan ini merupakan dasar untuk mendesain instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang sesuai dengan karakteristik limbah yang akan diolah. Para peserta diberikan contoh kasus permasalahan limbah seperti limbah industri kecap, rumah sakit dan limbah rumah tangga yang menuntut pemecahan dari para peserta pelatihan untuk mendesain IPAL secara berkelompok untuk dipresentasikan oleh masing-masing kelompok pada hari terakhir. Sehingga diharapkan setelah mengikuti pelatihan ini para peserta mampu untuk mendesain instalasi pengolahan limbah yang sesuai. Pada hari terakhir pelatihan, para peserta diajak untuk melihat langsung instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang telah dibuat oleh PUSTEKLIM yaitu IPAL Komunal di daerah Kricak, Yogyakarta dan IPAL Rumah Sakit Ibu dan Anak Ummi Khasanah Bantul, Yogyakarta. Setelah kunjungan lapangan, peserta diminta untuk mempertanggungjawabkan ilmu mendesain IPAL yang didapatkan selama pelatihan dengan mempresentasikan IPAL yang dirancang secara berkelompok dari contoh kasus yang diberikan sekaligus sebagai ajang diskusi antara para peserta dan juga pemateri. Secara umum, pelatihan yang diselenggarakan di Yogyakarta pada 11–14 Desember 2012 berjalan dengan lancar walaupun target pelatihan untuk instansi pemerintah kota/kabupaten yang berkaitan dengan masalah sanitasi atau limbah cair tidak terpenuhi. (Ajeng T. Pratiwi, PUSTEKLIM)
VOLUME 3, MARET 2013
7
Buletin Tekno Limbah PUSTEKLIM
PROGRAM PUSTEKLIM DI LANDUNGSARI, PEKALONGAN Awal tahun 2013, Instalasi Pengolahan Air Limbah Komual di Kelurahan Landungsari RT 3 RW 6 secara resmi telah beroperasi, Teknologi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal untuk mengelola air limbah rumah tangga yang di hasilkan dari WC,Kamar Mandi dan Dapur. IPAL Komunal di Landungsari menggunakan proses pengolahan secara biologi yang dikembangkan PUSTEKLIM yaitu Kombinasi antara proses ANAEROBIK & AEROBIK dengan teknologi utamanya adalah ROTATING BIOLOGICAL CONTACTORS (RBC) model Esrotae (Lattice 3 Dimensi). Alasan utama dari pemilihan RBC model ini karena tingkat efisiensinya yang sangat tinggi, pengoperasiannya mudah dan kebutuhan lahannya yang kecil. Dalam membuat IPAL Komunal di Landungsari ini ada beberapa tahapan proses yang telah PUSTEKLIM lalui, dimulai dari perjanjian kerjasama dengan pemerintah Kota Pekalongan, LSM Lokal dalam hal ini PUSTEKLIM bekerja sama degan Yayasan Bina Karya Lestari (BINTARI) untuk pemberdayaan masyarakat dan yang paling vital adalah masyarakat kelurahan landungsari RT 3 RW 6 sendiri, karena tanpa kontribusi dan partisipasi langsung dari masyarakat mustahil project ini dapat terlaksana. Tahapan pertama adalah menjalin hubungan kerja sama dengan pemerintah Kota Pekalongan dengan mengadakan Kesepakatan Kerja Sama dengan Walikota dan Perjanjian Kerja Sama dengan Kantor Lingkungan Hidup. Menindak lanjuti dari kesepakatan tersebut PUSTEKLIM dibantu oleh BINTARI kemudian melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
8
VOLUME 3, MARET 2013
Buletin Tekno Limbah PUSTEKLIM
Tahapan (sosialisasi) ini adalah masa krusial bagi keberlangsungan project, karena dalam program ini PUSTEKLIM menekankan pentingnya partisipasi dan kontribusi masyarakat secara langsung. Karena masyarakat nantinya menjadi pemilik sistem IPAL Komunal, maka dalam proyek ini masyarakat sendiri menanggung biaya sambungan dari setiap rumah ke bak pengumpulan terdekat. Juga masyarakat menanggung biaya pengoperasian termasuk biaya listrik, honorarium tim pengoperasian, biaya perawatan dan lain sebagainya dalam bentuk “jimpitan”. setelah masyarakat menyatakan bersedia untuk ikut dalam program ini PUSTEKLIM melakukan survei teknis untuk mengetahui kondisi dilapangan secara teknis yang meliputi: kondisi topografi, jumlah KK yang akan di layani, ketersediaan lahan dlsb, dari hasil survei tersebut didapat data-data sebagai basis untuk melakukan perhitungan desain IPAL Komunal dan Jaringaan perpipaan yang meliputi jaringan pipa induk dan lateral / sambungan rumah. Berikut adalah Detail Engineering Design IPAL Komunal dan Jaringan Perpipaan yang di bangun di kelurahan landungsari Rt.03, Rw.06 Kota Pekalongan.
LANDUNGSARI A. Data Umum Nama Lokasi
Kelurahan Landungsari, RT.03/RW.06. Kec. Pekalongan Timur, Pekalongan – Jawa Tengah
Jumlah KK
70 KK (existing). Sebagai antisipasi kedepan maka diambil dengan 80 KK sebagai basis design.
Jumlah Jiwa
80 KK x 5 jiwa (asumsi) = 400 jiwa
B. Data Limbah Air limbah yang akan diolah berasal dari kegiatan: Mandi, Cuci, Kakus, Dapur Volume Limbah
100 lt / ca ∅ 40 m3 /hari
Kualitas Limbah
Influent ∅ BOD = 350 ppm ; COD = 650 ppm
Target
∅ BOD = 50 ppm; COD = 100 ppm
C. Sistem Perpipaan C.1. House Conection Dari Kloset WC
Pipa PVC ∅ 3”
Dari Kamar mandi
Pipa PVC ∅ 2”
VOLUME 3, MARET 2013
9
Buletin Tekno Limbah PUSTEKLIM
Dari Cuci (pakaian)
Pipa PVC ∅ 2”
Dari Dapur
Pipa PVC ∅ 2”
Air limbah dari Kamar mandi dan Cuci, sebelum masuk kesaluran pipa hendaknya dipasang saringan/water seal (seperti gambar dibawah ini) supaya kotoran/partikel besar tidak masuk kesaluran perpipaan. Sedangkan yang dari dapur hendaknya dipasang saringan (seperti gambar dibawah ini) supaya sisa sisa makanan (nasi, sayuran, dlsb) tidak masuk kesaluran perpipaan. Pipa dari KM, Cuci dan Dapur (∅ 2”) disambungkan pada pipayang lebih besar dari kloset WC (∅ 3”), dan pipa ini akan yang keluar dari rumah menuju ke bak kontrol (Pengumpul). Dari bak kontrol tersebut air limbah akan di alirkan ke pipa induk memakai pipa PVC ∅ 4” C.2. Pipa Induk Memakai pipa PVC yang tebal dan bertahan lama (contoh: merk “Wavin-Lite”) dengan 6” pada setiap belokan dan pertemuan dibuat bak kontrol dengan bis beton ∅ 60 cm, sedangkan kedalamanya menyesuaikan kedalaman pipa. Pipa induk akan dipasang dengan kemiringan minimum 1 %, dan pada setiap panjang pipa 12 m akan dipasang Cleaning–Nozzle dengan Tee 45o, gunanya sebagai lubang pembersihan/perawatan jika terjadi penyumbatan pada pipa induk.
10
VOLUME 3, MARET 2013
Buletin Tekno Limbah PUSTEKLIM
D. Sistem Pengolahan D.1. Pre-Treatment D.1.1. Screen & Grit Chamber Air limbah dari kegiatan pada masing masing rumah kadang terikut kotoran/padatan seperti pasir, tanah, pembalut wanita, tas plastik, bungkus makanan, dlsb. Untuk menangkap padatan tersebut akan dipasang Screen (saringan kasar) dan Grit Chamber. Waktu tinggal pada grit chamber ini berkisar 3 menit, screen dibuat dari besi tahan karat (stainless steel) dengan jarak jeruji 2 cm.
D.1.2. Equalisasi & Sedimentasi Air limbah dari kegiatan mandi, cuci, kakus dan dapur dari masing masing rumah akan dikumpulkan dan dicampur pada bak ini sehingga kandungan bebannya disamakan/diratakan, selanjutnya kandungan padatan tersuspensi yang berada dalam air limbah, akan diendapkan dengan waktu tinggal lebih dari 3 jam, sedangkan volume bak di-desainkan sebagaimana jangka waktu pengurasan endapan lumpur cukup lama (misalnya sekali setahun).
VOLUME 3, MARET 2013
11
Buletin Tekno Limbah PUSTEKLIM
D.1.3. Bak Pompa Selanjutnya air limbah akan masuk ke bak Pompa, didalam bak ini akan dipasang pompa air limbah dengan level switch otomatis. Konstruksi untuk Pretreatment (Grit chamber, bak sedimentasi dan bak pompa) berada didalam tanah. D.1.4. Flow Control Box Air limbah dipompakan masuk ke Flow Control Box, dimana aliran air limbah akan diatur debitnya supaya bisa masuk ke proses pengolahan berikut secara konstan dan stabil. D.2. Treatment Limbah akan diolah secara Biologi dengan kombinasi proses Anaerobic dan proses Aerobic. D.2.1. Proses Anaerobic Teknologi Anaerobik yang terpilih dalam IPAL komunal Landungsari adalah Anaerobic Baffled Reactor (ABR) dan Anaerobic Filter (AF). ABR ada untung karena strukturnya simpel. AF berfungusi supaya menahan mikroba anaerobik dalam proses dan menghindari “wash-out� (keikutan mikroba dengan aliran air maka kehilangan). ABR terdiri dari 3 buah bak sedangkan AF terdiri dari 1 buah bak, total waktu tinggal pada pengolahan secara anaerobic ini adalah 26 jam. Media Biofilter yang digunakan pada AF adalah type botol dengan bahan plastik, adapun spesifikasinya adalah spesifik surface area = 160 m2/m3; dan void rationya = 95%. Media akan ditata secara random dan dibungkus/dikemas dengan jaring nylon.
12
VOLUME 3, MARET 2013
Buletin Tekno Limbah PUSTEKLIM
D.2.2. Proses Aerobic Proses Aerobik yang terpilih dalam IPAL ini adalah Rotating Biological Contactors (RBC). Dalam kasus ini digunakan RBC type Lattice 3-Dimesi (Esrotae) dengan spesifikasi 1200 mm; Panjang 1500 mm; Electromotor 1,5 HP dengan speed reducer type Cycloidal; putaran 4 RPM. Kapasitas menghilangkan BOD=6 kg BOD/hari.
VOLUME 3, MARET 2013
13
Buletin Tekno Limbah PUSTEKLIM
SOSIALISASI DAN PEMBANGUNAN IPAL DI LANDUNGSARI
14
VOLUME 3, MARET 2013
Buletin Tekno Limbah PUSTEKLIM
D.2.3. Sedimentasi Akhir Kandungan padatan dari proses aerobic akan diendapkan pada bak sedimentasi akhir sebelum air olahannya dikembalikan ke alam/dibuang. Waktu tinggal pada bak ini adalah 3 jam. E. Spesifikasi Bangunan Sarana Sanitasi IPAL
PERPIPAAN
Pasir urug
tebal 5 cm
Pipa PVC Wavinlite ∅ 6”
untuk pipa Induk
Lantai kerja, 1 PC
2 Pasir : 5 Kerikil, tebal 5 cm
Pipa PVC Wavinlite ∅ 4”
untuk pipa Cabang (dari bak kontrol/pengumpul ke pipa induk)
Beton bertulang 1 pc: 2 ps: 3 kr (K-225) untuk
1. Plat Lantai 2. Dinding Luar Keliling 3. Slab/ tutup 4. Kolom utama 15/15 5. Kolom praktis 12/12 6. Sloof 15/12 7. Ring balk 12/12 8/ Sabuk balk 12/12 9. Tutup Manhole
Tee Verloop 90o ∅ 6”-
untuk sambungan pipa dari bak kontrol ke pipa induk
Pasangan bata ½ bt, camp 1 pc
4 ps, untuk Dinding sekat dalam
Tee 45o (Y)
untuk Lubang Pembersihan/ Pemeliharaan
Plesteran 1 pc
3 ps untuk Plesteran bagian dalam
Pipa PVC AW/ D ∅ 3”
untuk pipa sambungan dari rumah ke Bak kontrol/ pengumpul
Acian PC
untuk plesteran dinding pasangan bata
Rabat beton 1 pc : 3 ps : 6 kr
untuk jalan
Pipa Galvanized ∅ 2”
untuk Ventilasi gas
Pasir urug tebal 5 cm
untuk bantalan pipa induk
Pipa PVC ∅ 4”
untuk sambungan antar bak
Tanah urug
untuk mengurug galian
PERALATAN IPAL
Pasangan bata 1 pc
4 ps, untuk bak Lubang pembersihan
Bar Screen, material strip plat stainless steel 20/3 mm dan siku stainless steel 30/30 mm
Beton bertulang 1 pc : 3 ps : 5 kr
Untuk Plat lantai dan penutup bak kontrol dan lubang pembersihan
Flow control box, material plat stainless steel 1 mm
Lantai kerja 1pc : 3ps : 6 kr
tebal 5 cm untuk Bak kontrol
∅4
VOLUME 3, MARET 2013
15
Buletin Tekno Limbah PUSTEKLIM
Pompa celup untuk air limbah (sewage pump) dengan otomatis level switch, ½ HP
Buis Beton ∅ 60 cm
untuk bak kontrol
Media biofilter, material plastic, spesific surface area 160 m2/m3; void ratio 95 %
Plesteran 1 pc : 3 ps
untuk plesteran bagian dalam
Jaring nylon untuk wadah media biofilter.
Acian PC
untuk plesteran bagian dalam
Landasan media biofilter, material pipa stainless steel ∅ 1” RBC Lattice 3-D (Esrotae) ∅ 1200 mm x 1500 mm; motor 1,5 HP-1 phase dengan cycloidal speed reducer , RPM = 4 Panel listrik untuk RBC dan Pompa dengan MCB beserta kabel listriknya
16
VOLUME 3, MARET 2013
Buletin Tekno Limbah PUSTEKLIM
Indonesia merupakan salah satu negara yang berkomitmen terhadap Millenium Development Goals (MDGs), dimana salah satu targetnya adalah penyediaan layanan sanitasi yang aman dan layak bagi masyarakat. Indonesia terus optimis untuk pencapaian target MDGs pada tahun 2015 karena juga sejalan dengan tujuan negara untuk mensejahterakan rakyatnya dan sekaligus sebagai bentuk partisipasi Indonesia sebagai bagian dari masyarakat dunia untuk menyumbang pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dunia. Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang penting tapi masih kurang mendapatkan perhatian dan seringkali belum dapat menjadi prioritas pembangunan. Hal ini terindikasi dari kondisi sanitasi di Indonesia yang masih relatif buruk dan jauh tertinggal dari sektor-sektor pembangunan lainnya. Buruknya kondisi sanitasi ini berdampak negatif di banyak aspek kehidupan, mulai dari turunnya kualitas lingkungan hidup masyarakat, tercemarnya sumber air minum bagi masyarakat, meningkatnya jumlah kejadian diare dan munculnya penyakit pada balita, turunnya daya saing maupun citra
MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS DAN PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN
kabupaten/kota, hingga menurunnya perekonomian kabupaten/kota. Untuk memperbaiki kondisi sanitasi, Pemerintah telah melakukan berbagai upaya guna meningkatkan kapasitas dan kualitas sarana dan prasarana sanitasi di daerah. Pada November 2007, pemerintah telah menyelenggarakan Konferensi Sanitasi Nasional dengan agenda penyiapan langkah-langkah penting bagi pembangunan sanitasi ke depan yang sejalan dengan pencapaian sasaran MDGs. Tahun 2008 bersamaan dengan International Year of Sanitation (IYOS), pemerintah dan para stakeholder yang terkait dengan pengelolaan dan pembangunan sanitasi menyepakati perlunya peningkatan kesadaran dan komitmen pemerintah di semua tingkatan untuk pembangunan sanitasi. Pada April 2009, guna mendorong akselerasi pembangunan sanitasi, pemerintah menyelenggarakan Konvensi Strategi Sanitasi Perkotaan untuk mengidentifikasi permasalahan dan
VOLUME 3, MARET 2013
17
Buletin Tekno Limbah PUSTEKLIM
sasaran pembangunan sanitasi di masa depan. Acara ini juga dimaksudkan untuk memperkenalkan pendekatan strategi sanitasi kota yang lebih terintegrasi untuk bisa diadopsi oleh pemerintah daerah. Upaya-upaya di atas mendorong lahirnya program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP), yang diarahkan untuk menciptakan lingkungan kondusif yang mendukung terciptanya percepatan pembangunan sanitasi, melalui advokasi, perencanaan strategis, dan implementasi yang komprehensif dan terintegrasi. Selanjutnya, PPSP mendapatkan penegasan pada Konferensi Sanitasi Nasional II yang dihadiri oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Desember 2009. Program PPSP merupakan program pembangunan sanitasi yang terintegrasi dari pusat hingga ke daerah, melibatkan seluruh pihak dari kalangan pemerintah dan nonpemerintah di seluruh tingkatan pemerintahan. Program ini setidaknya melibatkan 330 Kabupaten/Kota di 33 provinsi yang termasuk dalam kategori rawan sanitasi, yang mencakup kota metropolitan besar dan sedang, ibukota provinsi, kota-kota yang berstatus otonom, serta kawasan perkotaan di wilayah Kabupaten/Kota. PPSP diselenggarakan guna mendukung target pembangunan sanitasi secara nasional pada tahun 2014, sebagaimana dengan jelas ditetapkan dalam RPJMN 2010-2014 yaitu: ✓ Terwujudnya kondisi stop buang air besar sembarangan (BABS) hingga akhir tahun 2014, melalui tersedianya akses terhadap sistem pengelolaan air limbah terpusat bagi 10% total penduduk, baik melalui sistem pengelolaan terpusat skala kota sebesar 5% maupun pengelolaan air limbah terpusat skala komunal sebesar 5% serta penyediaan akses dan peningkatan kualitas terhadap sistem pengelolaan air limbah setempat (on site) yang layak bagi 90% total penduduk; ✓ Tersedianya akses terhadap pengelolaan sampah bagi 80% rumah tangga di daerah perkotaan;
18
VOLUME 3, MARET 2013
Buletin Tekno Limbah PUSTEKLIM
✓ Pelaksanaan program 3R di 250 lokasi; ✓ Pengurangan 20% timbulan sampah melalui program 3R; ✓ Peningkatan TPA menjadi TPA sanitary landfill di 210 kabupaten/kota; ✓ Menurunnya luas genangan sebesar 22.500 ha di 100 kawasan strategis perkotaan. Sedangkan sasaran PPSP diterjemahkan sebagai berikut: ✓ Terciptanya kondisi lingkungan yang mendukung (enabling environment) untuk pembangunan sanitasi di seluruh lini pemerintahan melalui peningkatan awareness, penyiapan kelembagaan, dan peningkatan kapasitas; ✓ Terwujudnya perencanaan pembangunan sanitasi di 33 provinsi dan 330 kabupaten/kota yang teridentifikasi rawan sanitasi; ✓ Terwujudnya implementasi pembangunan sanitasi di sedikitnya 33 provinsi dan 160 kabupaten/kota yang teridentifikasi rawan sanitasi. PPSP menjadi berbeda dengan program lainnya karena mempunyai karakteristik perencanaan, yaitu: disusun dari, oleh, dan untuk kabupaten/kota; skala kota; k o m p r e h e n s i f , m u l t i s e k t o r, d a n terintegrasi; berdasarkan data empiris (aktual); dan gabungan pendekatan top down dan bottom up. Hingga akhir tahun 2012, sebanyak 223 kabupaten/kota telah menyusun dokumen strategi sanitasi kabupaten/kota, dan untuk tahun 2013 sebanyak 126 kabupten/kota telah menyatakan minat untuk kepesertaan PPSP 2013. Dengan demikian perlu keterlibatan dan kontribusi semua pihak, karena PPSP bukan tentang uang tetapi perencanaan yang baik untuk terwujudnya kondisi sanitasi permukiman yang layak bagi masyarakat, yang memenuhi standar teknis, berfungsi secara berkelanjutan melalui perencanaan yang komprehensif dan terintegrasi sehingga tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan pada tahun 2014. (Rina Ayu, Sekretariat PMU PPSP).
VOLUME 3, MARET 2013
19
Buletin Tekno Limbah PUSTEKLIM
PUSTEKLIM Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna Pengolahan Limbah Cair Jl. Kaliurang Km. 7, Gg. Jurugsari IV/19, Yogyakarta Telp. 0274.885247, Fax. 0274.885423 Website: www.pusteklim.org Email: pusteklim@pusteklim.org 20
VOLUME 3, MARET 2013