BAYYINAH STORIES NIGHT SERIES “FALLEN”
2016
Pada kesempatan kali ini Ust. Nouman Ali Khan mengangkat tema mengenai Nabi Adam 'alaiHissalam. Kisah ini menarik karena menceritakan tentang kisah manusia pertama, tentang asal usul kita. Dengan pembahasan ini kita bisa meluruskan miskonsepsi yang telah tertanam sekian lama dalam pemahaman kita. Yaitu pendapat yang menyebutkan bahwa bumi ini merupakan hukuman bagi manusia. “Benarkah kita berada di bumi karena kesalahan Adam dan Hawa ?” Mari kita gali kebenaran-nya melalui pembahasan ini. Kisah mengenai Nabi Adam AS dapat ditemukan dalam Qur'an kurang lebih di sekitar 7 lokasi pada surat yg berbeda-beda. Dari 7 lokasi tersebut terdapat 2 lokasi yang membahas kisah Nabi Adam dalam paparan yg cukup detail dibandingkan dengan lokasi yg lain-nya, yaitu dalam Q.S. Al-Baqarah (surat ke 2) dan Q.S. Al-a'raf (surat ke 7). Kisah yang ditekankan, serta sudut pandang dalam 2 surat tersebut pun sangat berbeda satu sama lain meskipun membahas kisah yang sama. Pada kesempatan kali ini, kisah yang akan dibahas adalah kisah yang terdapat dalam Q.S. Al-Baqarah, yang dimulai dari ayat 29. Allah memulai kisah tentang nabi Adam dengan menjelaskan penciptaan bumi dan langit.
Allah menjelaskan bahwa bumi ini diciptakan untuk manusia. “Dialah (Allah), yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-Baqarah: 29)” Secara garis besar, ayat ini menjelaskan 2 point... 1. Semua sumber daya atau potensi yang terdapat dan terkandung di bumi ini Allah ciptakan untuk dapat melayani manusia. 2. Bumi ini dan segala isinya diciptakan untuk seluruh manusia, bukan generasi kita saja. Bumi diciptakan untuk seluruh manusia dari yang pertama diciptakan sampai manusia terakhir. Bukan untuk manusia di lokasi tertentu saja, tapi untuk manusia di seluruh muka bumi. Maka dari itu kita tidak boleh serakah, kita harus berbagi sumber daya dan potensi antara satu dengan yang lainnya. Maka jelas, bahwa terusirnya Adam dan Hawa dari syurga bukanlah suatu bentuk hukuman. Karena Allah telah menyiapkan suatu tempat yaitu bumi yang juga akan menjadi tempat tinggal (sementara) manusia. “Kisah Nabi Adam A.S dimulai di Surga...” Untuk membahas keseluruhan kisah Nabi Adam AS di surat Al-Baqoroh ini, Ust. Nouman membagi pembahasan menjadi 6 sesi.. Sesi pertama ini diberi judul langit atau bumi (heaven or earth) ? Mari kita masuk ke sesi pertama..
“Dan (ingatlah) tatkala Tuhan engkau berkata kepada Malaikat : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan di bumi seorang khalifah. Berkata mereka : Apakah Engkau hendak menjadikan padanya orang yang merusak di dalam nya dan menumpahkan darah, padahal kami bertasbih dengan memuji Engkau dan memuliakan Engkau ? Dia berkata : Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Al – Baqarah : 30) Sebelum Nabi Adam AS diciptakan, Allah telah mengumumkan kepada para penduduk langit bahwa Dia akan menciptakan khalifah di bumi. Dari pernyataan yg terdapat dalam ayat 30 tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa khalifah akan diciptakan untuk ditempatkan dimana ? Di bumi. Sekali lagi, Di bumi. Jadi bumi memang diciptakan sebagai tempat kita untuk menjalankan kehendak Allah sebagai khalifah. Kita berada di bumi karena bumi memang diciptakan dan dirancang untuk kita, manusia. Bukan sebagai hukuman karena kesalahan Adam dan Hawa yg terperdaya bisikan dari syaithan. Tapi sebagai tempat pembuktian dan tempat untuk mengusahakan kembali tempat kita di Jannah.
Kita beralih ke sebuah kisah. Ada seorang karyawan perusahaan yang memulai karirnya dari bawah. Tahun demi tahun dia titi jenjang karir di perusahaan itu. Seiring dengan berjalannya waktu ia dipromosikan kantor untuk naik jabatan sampai akhirnya dia tiba di posisi sebagai wakil direktur perusahaan. Ia berada di posisi ke dua tertinggi, setelah direktur. jadi hanya direktur saja yang posisinya lebih tinggi darinya. pada suatu hari, direktur perusahaan tersebut datang ke kantor dengan membawa seorang anak muda berusia 16 tahun yang berpakaian olahraga dengan mulut yang mengunyah permen karet. Seketika direktur tersebut meminta kepada karyawan yang telah menjadi wakil direktur untuk menyerahkan kursinya kepada anak muda di sampingnya. Selain itu, dia juga diminta untuk membuatkan minuman bagi penggantinya tersebut. Bayangkan apa yang akan terjadi pada karyawan tersebut. Coba bayangkan apa yang akan terjadi. Ada protes keras dari karyawan tersebut. Karyawan tersebut tentu sangat marah dan tidak bisa mengerti dengan keputusan pimpinan-nya tersebut. Dia merasa dikecewakan dan direndahkan. Menurut Anda siapa yang sedang dikisahkan? Kisah diatas adalah tentang iblis. Iblis pada saat itu adalah karyawan yang dipromosikan sampai pada posisi yang tinggi. saat itu, bumi dihuni oleh para jin yang berfungsi sebagai khalifah Allah di muka bumi. Namun jin melakukan kesalahan demi kesalahan dan kekacauan yang merusak tatanan bumi sampai akhirnya Allah menyudahi masa mereka di bumi dan menurunkan pasukan malaikat untuk mendorong jin ke tengah laut agar tidak bisa berbuat kerusakan lagi di muka bumi. Iblis merupakan jin yang posisinya lebih tinggi dari malaikat karena berhasil menyelesaikan masalah kekacauan di bumi. Namun, saat dia mencapai posisi tersebut, Allah mengumumkan bahwa Dia akan menciptakan khalifah di muka bumi yaitu manusia pertama, Nabi Adam. Iblis diperintahkan untuk sujud kepada Nabi Adam A.S. Iblis tidak terima dengan perintah itu karena ia merasa lebih baik dari Adam A.S. dan dia merasa posisinya tergantikan dengan kehadiran Nabi Adam A.S. Dia merasa telah banyak melayani Allah dan mengabdi pada-Nya lebih lama dibandingkan dengan manusia yang baru diciptakan tersebut. “Bagaimana mungkin dia yang belum bekerja apaapa bisa menggantikan posisi saya. Saya terbuat dari api dan dia dari tanah. Apa dia layak untuk posisi itu ?� Mari kita kembali ke kisah Nabi Adam A.S. Pada saat sebelum diciptakan, Allah telah mengumumkan pada malaikat dan penduduk langit bahwa Dia akan menciptakan khalifah di muka bumi. Begitu pun dengan iblis. Namun, Adam A.S. belum tahu mengenai hal tersebut. Adam A.S. hanya tau bahwa dia disuruh untuk tinggal di surga dan bersenang - senang di dalamnya. Dia hanya diminta untuk tidak mendekati suatu pohon. Namun, syetan membisiki Adam dan Hawa bahwa mereka diciptakan untuk tidak berada di syurga, mereka diciptakan untuk bumi. Bumi tidak senyaman surga ini. Yang bisa abadi di surga itu hanya 2, malaikat dan penghuni tetap di surga. Setan menghasut bahwa jika Adam dan Hawa ingin abadi di dalam sini, maka cara satu - satunya adalah dengan memakan buah itu (pohon yg dilarang untuk didekati). Begitulah cara syetan menggoda Nabi Adam A.s. Sehingga Adam dan Hawa melanggar perintah dan permintaan Allah. Sehingga ada sebuah miskonsepsi bahwa mereka, Adam AS dan Hawa keluar dari surga akibat dosa melanggar perintah Allah. Namun sebenarnya, bumi adalah tempat untuk manusia bekerja sebagai khalifah ! Sebagai ilustrasi, coba bayangkan ada seorang pimpinan perusahaan yang mengumumkan via e-mail ke seluruh pegawai-nya bahwa minggu depan salah seorang karyawan akan ditransfer ke kantor cabang di kota lain. Seluruh karyawan di perusahaan itu mendapat e-mail pemberitahuan tersebut, kecuali karyawan yg akan ditransfer. Minggu depan saat karyawan itu akan diberitahu bahwa dia akan ditransfer, dia terlambat datang ke kantor selama 30 detik. Lalu kemudian pada saat dia tiba, pimpinan langsung memanggilnya ke ruangan. Pimpinan tersebut bilang "kamu terlambat selama 30 detik hari ini dan itu bukan sesuatu hal yg baik. Kamu saya transfer ke cabang perusahaan di kota lain. Ya, seperti itulah manusia pertama yang diturunkan ke muka bumi, Adam AS dan Hawa turun ke bumi karena mereka adalah orang yang diberi kewajiban di tempat lain ! Yaitu sebagai khalifah.
Perbedaan Sikap Iblis dan Manusia Adam dan Iblis, kedua individu ini memiliki banyak kesamaan. Mereka berdua sama-sama dimiliki oleh Allah. Mereka berdua bisa mencapai derajat yang lebih tinggi dari malaikat jika mereka taat dan berbakti. mereka berdua sama-sama melanggar perintah Allah. mereka berdua ada dalam posisi bisa menanyakan pertanyaan logis langsung kepada Allah. Tapi apa yang membedakan mereka berdua yang menyebabkan salah satu dari mereka akan selalu dibukakan pintu harapan, dan satunya lagi dikutuk selamanya ?. Yang membedakan kedua individu ini adalah sikap yang mereka lakukan ketika melanggar perintah Allah. ditentukan takdirnya, bagaimana mungkin sebuah kesalahan itu merupakan kesalahan saya ? berarti saya berbuat salah juga sudah direncanakan oleh-Nya.
Nabi Adam A.S. ada dalam posisi bisa langsung menanyakan bahwa jika saya sudah direncanakan, dirancang, dan diciptakan untuk bumi bagaimana mungkin ini merupakan kesalahan saya ? berarti kesalahan ini pun sudah Engkau rencanakan. Alih-alih menanyakan pertanyaan tersebut Nabi Adam memilih untuk bertanggung jawab atas tindakan-nya. “Robbana Dzolamnaa Anfusanaa”. He takes personal responsibility. Dia mengakui kesalahan-nya. dia memiliki sikap bahwa apakah suatu hal itu masuk akal atau tidak masuk akal bagi saya, saya harus meyakini kebijksanaan Allah. Jika saya melakukan kesalahan, maka itu kesalahan siapa ? itu kesalahan saya. Saya harus bertanggung jawab terhadap kesalahan saya. Namun, berbeda dengan sikap iblis, ketika ia melakukan kesalahan, ia menyalahkan Allah. Dia berkata kepada Allah, bahwa Allah telah menyesatkan saya. Hal ini merupakan pertanyaan yang sulit dan selalu ditanyakan oleh orang-orang yang filosofis atau yang sedang belajar ilmu filsafat. Jika memang kita semua sudah ditentukan takdirnya, bagaimana mungkin sebuah kesalahan itu merupakan kesalahan saya ? berarti saya berbuat salah juga sudah direncanakan oleh-Nya. Dalam menjawab pertanyaan seperti ini ada sebuah analogi yang bagus. Ketika ada seseorang yang melempar sepatu secara sengaja ke muka anda dan orang tersebut menjawab bahwa itu adalah takdir Allah, apa yang anda rasakan ? Dapatkah anda mempercayainya ? Tentu tidak !. Anda pasti akan marah atau kesal kepada siapa? tentu kepada orang yang melempar sepatu. Namun, sekeras apa pun usaha yang ia lakukan untuk meyakinkan anda bahwa ini adalah takdir Allah, padahal dengan sengaja ia melempar sepatu ke muka anda, pasti anda tetap bersikeras agar ia mau bertanggung jawab dan meminta maaf pada apa yang telah ia lakukan.
Manusia tercipta di surga dan akan ditugaskan ke bumi, sehingga keluarnya Adam AS dan Hawa dari surga bukanlah sebuah pengusiran atas sebuah dosa. Ketika mereka berbuat salah pada pencipta, yang harus dilakukan adalah bertanggung jawab dan mengakuinya ! “What in the world does khalifa mean? Apa sih sebenarnya khalifah itu ?” Sesi ke dua dalam seri ini adalah what in the world does khalifa mean? Apa sih sebenarnya khalifah itu? Dalam ayat itu Allah menyebutkan bahwa Dia akan menciptakan khalifah di muka bumi. lalu apakah khalifah itu? khalifah memiliki banyak makna, namun dalam pembahasan kali ini Ust. Nouman akan menyoroti 3 makna dari kata khalifah : 1. Seseorang yang menggantikan posisi seseorang sebelumnya. atau dengan kata lain orang yang dia manahi suatu posisi dari seseorang sebelumnya. Khalifah berarti pengganti. 2. Seseorang yang memiliki pilihan dan diberikan kebebasan untuk memutuskan sesuatu dalam waktu ter tentu. 3. Seseorang yang diberikan tanggung jawab dari generasi sebelumnya untuk diteruskan ke generasi setelahnya, atau dengan kata lain pemegang tanggung jawab. Tanggung jawab ini tidak dimiliki, hanya diamanahkan dari orang-orang sebelum kita dan akan kita berikan kepada orang-orang setelah kita. jika kita menyadari diri kita khalifah, kita akan menyadari bahwa kita tidak memiliki apa pun di dunia ini. Ter masuk setiap anggota tubuh kita. Saat ini kita diberi kebebasan dan kontrol atas tubuh kita, namun ang gota tubuh ini adalah milik Allah. Ketika kita sudah tidak memiliki kontrol atas tubuh ini, mereka bisa ber saksi untuk membela kita atau menentang kita pada hari pertanggung jawaban nanti.
“Malaikat mempertanyakan kehadiran manusia sebagai khalifah” Sesi ke tiga dalam dalam kisah ini adalah Komplain/Keluhan Para Malaikat. Menurut para ahli, sebelum bumi ini diberikan kepada manusia, bumi ini diamanahkan kepada jin. Jin ibarat khalifah sebelum kita, yang meninggali bumi. Jin diberikan tanggung jawab dan juga diberikan kebebasan untuk memutuskan sesuatu. Namun, jin berbuat kerusakan dan kekacauan terus menerus di bumi serta berulang kali salah dalam membuat keputusan. Sampai pada akhirnya Allah menyudahi masa mereka di bumi dan menurunkan pasukan-Nya termasuk dari jenis mereka sendiri yang bergabung dengan pasukan malaikat untuk menghentikan kekacauan di bumi. Para jin yang berbuat kerusakan dan kekacauan di bumi akhirnya didorong ke lautan atau samudra oleh pasukan malaikat dan jin.
Setelah pasukan tersebut berhasil menyelesaikan misi dari Allah dan kembali pada-Nya, Allah mengumumkan kepada mereka bahwa Dia akan menciptakan khalifah yang lain untuk bumi. Hal ini membuat malaikat bingung dan mempertanyakan hal tersebut. Malaikat menanyakan kepada Allah apakah Allah akan menciptakan khalifah yang berbuat kerusakan dan menumpahkan darah lagi? malaikat bertanya seperti itu karena mereka memiliki pengalaman dalam menghadapi khalifah sebelumnya di bumi, yaitu para jin. Mereka bingung mengapa Allah menjadikan khalifah yang diberikan kebebasan untuk memilih dan membuat keputusan. Dimana kebebasan itu pada akhirnya akan menggiring khalifah itu untuk terus menerus membuat keputusan yang salah. Padahal malaikat selalu bertasbih dan menuruti perintah Allah. Dalam kondisi tersebut, kita melihat 3 keadaan. Tentang adab dalam mengajukan pertanyaan logis kepada Allah. Adam, Iblis, dan malaikat memiliki posisi bisa menanyakan pertanyaan logis kepada Allah tentang segala hal yang terjadi pada saat itu. Adam memilih untuk tidak bertanya kepada Allah dan bertanggung jawab atas kesalahan-nya, Iblis bertanya kepada Allah, dan malaikat pun bertanya kepada Allah. Namun, apa yang membedakan iblis dan malaikat? Perbedaan mereka ada pada sikap mereka saat mengajukan pertanyaan pada Allah. Pada saat malaikat bertanya pada Allah tentang keputusan Allah dan menyatakan bahwa diri mereka selalu bertasbih dan taat pada Allah, sekilas malaikat seperti memandang dirinya lebih baik dari makhluk lain dan terlihat arogan. Namun, arogan merupakan sifat siapa? sifat iblis. Jadi, sebenarnya apa ya maksud pernyataan mereka tersebut? Pernyataan tersebut merupakan reaksi mereka terhadap pertanyaan sebelumnya. Pertanyaan mereka seolah-olah memandang bahwa Allah akan membuat sesuatu yang tidak baik, maka dari itu dia bertasbih kepada Allah. Maksud dari bertasbih pada Allah adalah mereka mengagungkan Allah dan menjauhkan Allah dari segala sifat yang tidak layak atas-Nya. Malaikat bertanya pada Allah bukan karena mereka meragukan kesempurnaan dan segala kebaikan/kesucian yang berasal dari-Nya. Mereka hanya bingung atas hal ini. Inilah yang membedakan malaikat dan iblis dalam mengajukan pertanyaan. Sikap malaikat ketika bertanya pada Allah adalah sangat lembut dan tetap melekatkan kesempurnaan dan kesucian Allah dalam setiap atribut dan tindakan-Nya. Namun, Iblis bertanya kepada Allah dengan sikap kasar, arogan, dan menyalahkan Allah, serta menganggap Allah tidak adil dan salah memberi keputusan atau dalam menetapkan sesuatu. Kita tidak dilarang untuk bertanya, kita hanya dilarang untuk bertanya dengan sikap yang salah. Jangan melepaskan tasbih (kesempurnaan) dan taqdis (Suci dan hanya melakukan hal-hal yang baik) kepada Allah dalam bertanya sesuatu. Lalu, apa jawaban Allah terhadap pertanyaan malaikat tersebut. jawaban Allah kepada malaikat adalah “Aku Mengetahui apa yang tidak kamu ketahui�. Malaikat mengira bahwa khalifah yang akan Allah ciptakan ini sama-sama akan berbuat kerusakan di bumi seperti yang dilakukan jin sebelumnya. Khalifah yang sekarang Allah ciptakan, akan berbeda dari khalifah sebelumnya. Allah mengetahui apa yang malaikat tidak ketahui. Percakapan antara Allah dan malaikat berlanjut pada ayat-ayat selanjutnya dan akan dibahas kelanjutan-nya pada sesi berikutnya, yaitu sesi ke empat, mengenai pengajaran Allah pada nabi Adam dan hal yang tidak diketahui oleh para Malaikat. Bersambung sampai pada sesi selanjutnya ~
Tulisan ini adalah rangkuman dari video stories night series milik ustad Nouman Ali Khan dengan judul Fallen. Stories night merupakan sebuah program dari Bayyinah Institut untuk mengenalkan Al – Qur’an melalui bahasan tematik dengan gaya ceramah deskriptif dan mudah dipahami. Jika anda tertarik untuk mengakses video asli dari buletin ini, maka anda dapat menontonnya di situs bayyinah.tv. Ceramah Ustadz Nouman berupa video, ilustrasi, maupun audio lainnya bisa diakses melalui tautan berikut : nakcollection.com, facebook Nouman Ali Khan Indonesia, youtube nakindonesia, atau aplikasi android bayyinah podcast. Sebagai tambahan, jika anda masih bertanya – tanya mengenai kisah jin sebagai khalifah pertama di bumi ini, maka anda dapat merujuk buku Al – Bidayah Wannihayah karya Ibnu Katsir, atau dapat menonton resumenya di channel youtube ustad Omar Sulaeman dengan kata kunci “the beginning and the end” sebagai penjelas tambahan dari buletin ini. Buletin ini dipersembahkan oleh Qaf, sebuah kelompok studi Al-Qur'an independen yang terdiri dari pelajar dan mahasiswa yang sama-sama ingin mempelajari al-qur'an dan menggali pesan-pesan Allah swt di dalam-nya agar menjadi manusia yang lebih baik dari hari ke hari dan sesuai dengan maksud Allah menciptakan manusia di bumi. Kami berupaya untuk mengamalkan al-qur'an dan menyebarkan pesan-pesan al-qur'an, terutama bagi pemuda pemudi, pelajar dan mahasiswa. Kami tidak mengajar al-qur'an, tetapi bersamasama mempelajari AlQuran dari berbagai sumber, termasuk berbagai video, buku, ceramah umum, dan tabligh akbar. Bagi Anda yang sering merasa kosong atau memiliki keinginan untuk menjadi lebih baik, yang ingin memiliki hidup yang bernilai, yang ingin memperoleh ketenangan dan kebahagian yang sebenarnya, mari kita selami al-qur'an agar mutiara-nya bisa kita ambil, agar terasa mukjizat-nya. Sesungguhnya Al-Qur'an berisi firman-firman Allah subhanahu wata'ala, Pencipta kita, Sumber Ketenangan. Mari lebih mengenal Allah melalui firman-Nya dalam al-Qur'an, dan dapatkan ketenangan yang langsung diperoleh dari sumbernya. Kami berharap kertas yang sampai pada Anda ini dapat bermanfaat dan menjadi media untuk mengisi kekosongan jiwa serta menjadi media sampainya Kasih Sayang Allah kepada Anda. Jika Anda ingin memiliki grup diskusi dalam mempelajari Al-Qur'an, Anda dapat menghubungi : 0857-2048-6575 Informasi lebih lanjut mengenai Qaf dapat diakses di Facebook kami, "Qaf Id" dan “QAF Indonesia” wabillaahi taufiq walhidayah, dan petunjuk serta hidayah hanya dari Allah. Terima Kasih :)
2016