3 minute read

”Ada Gula Ada Semut”

tak kunjung selesai, tatkala Pasar Bogor masih berdiri di kawasan tersebut. Ia menduga, Pasar Bogor menjadi magnet bagi masyarakat untuk datang. Lalu turut berbelanja di Jalan Pedati. “Masalahnya, ada gula ada semut. Mereka tinggal di

Gaduh Isu LGBT

LGBT adalah informasi yang tidak benar. Di lokasi itu, hanya acara biasa dan live music untuk meramaikan suasana.

“Istilahnya semacam hiburan supaya menarik konsumen, mereka ada event doorprize seperti itu. Jadi, tidak murni seolah-olah mengadakan kegiatan diduga (LGBT) tersebut,” jelas Sahib.

Dengan adanya kejadian tersebut pihak pengelola berjanji akan melakukan pengawasan yang lebih ketat.

Sahib mewanti-wanti kepada pengelola kafe agar melakukan pengawasan yang lebih ketat. Jangan sampai ada pembiaran ketika menemukan kegiatan yang dilakukan LGBT.

“Kalau dugaan-dugaan tadi itu benar, kita juga harus memberikan sanksi. Jangan seolah-olah ada pembiaran. Karena kalau seperti itu akan menjadi bumerang yang luar biasa dampaknya. Tapi alhamdulillahh dari mereka menyadari akan lebih preventif dalam pengelolaan kafe ini,” tukas dia. Pengelola kafe, Irvan Hutani, membantah narasi yang dituliskan dalam video viral di media sosial (medsos) itu. Irvan mengatakan tak pernah mendukung komunitas LGBT. “Kami tidak pernah mendukung komunitas LGBT.

Kami tidak pernah bikin acara khusus buat mereka juga. Itu pure kami bikin acara (biasa) di hari Sabtu, tanggal 11 kemarin,” kata Irvan saat ditemui di kafe.

Irvan juga menegaskan bahwa acara yang diselenggarakan dalam video itu hanya sebatas event biasa. Bukan dikhususkan untuk komunitas tertentu.

“Memang ada acara tapi bukan kayak gitu (pesta gay), event situ karena pembelinya masih ada. Masyarakat datang karena ada Pasar Bogor. Tapi lebih memilih belanja di bawah biasa,” ucap pengelola kafe tersebut. Meski begitu, kejadian itu memaksa mereka untuk melakukan evaluasi ke depannya. Khususnya, saat menyelenggarakan acara.

Ketua Komisi IV DPRD Kota Bogor, Akhmad Saeful Bakhri juga menekankan agar perilaku penyimpangan seksual itu tidak muncul di Kota Bogor. Apalagi, DPRD Kota Bogor bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, telah mengesahkan Peraturan Daerah (Perda) nomor 10 tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Perilaku Penyimpangan Seksual.

“Homoseksual atau gay tidak dapat diterima di Kota Bogor, karena termasuk dalam penyimpangan seksual sesuai didalam perda,” kata pria yang kerapdisapa ASB ini. (ded/d)

Megah Bak Istana, Lantai Masih Kinclong

Sambungan dari Hal 12

Salah satu jemaah, Satia Wirayuda merasa takjub dengan perkembangan Masjid Agung. Sebab, sejak terakhir kali ia datang, bangunan masjid masih belum rampung. Bahkan, ia harus menjalankan salat di area basement yang tidak nyaman. “Sekarang bagus sekali. Terlihat jauh lebih rapi dan luas. Sangat nyaman untuk digunakan beribadah,” ucapnya kepada Radar Bogor, Kamis (16/2). Satia menilai, aspek kebersihan menjadi poin penting yang membuat masjid nyaman digunakan. Menurutnya kebersihan Masjid Agung tampak sangat baik. “Bagian luar dan dalam bersih. Fasilitasnya juga mempuni parkirannya luas,” imbuh dia. Kesan positif juga disampaikan mahasiswa UIKA Bogor, Sendi Abdullah Siddiq. Ia amat terpesona dengan megahnya bangunan Masjid Agung. Dia tak menyangka Kota Bogor juga memiliki masjid yang indah seperti di wilayah lain.

“Ini pengalaman pertama saya datang ke sini. Ternyata ‘wah’ sekali, seperti bukan di masjid, justru seperti berada di istana. Seluruh elemen masjid ini indah. Perpaduan warna, ornamen arab, dan kesan modernnya betul-betul mempesona,” tuturnya.

Dirinya juga merasa tenang ketika berada di dalam dan menjalankan salat. “Namun akan lebih baik jika sajadah yang digelar lebih banyak, tidak di barisan depan saja,” saran Sendi. Jemaah lain, Indra menuturkan rasa nyaman Masjid Agung berasal dari suasana ruangan yang sejuk. Meskipun tidak dilengkapi dengan AC, Indra mengaku tetap merasakan sensasi dingin ketika berada di dalam masjid. “Jika diperhatikan, tidak ada kipas atau AC di sini, tapi adem. Mungkin karena banyak ventilasi dan angin yang berhembus dari Alun-alun. Itu membuat suasana masjid sangat nyaman,” ucapnya.

Namun menurutnya pembatas atau tirai untuk jemaah wanita perlu ditambah agar lebih tinggi. Sebab tirai yang ada saat ini hanya menutupi setengah badan jemaah saja.

Diketahui, Masjid yang memiliki 2 lantai ini dapat menampung sebanyak 5 ribu jemaah. Semenyara area basement kini berfungsi untuk menampung kendaraan para pengunjung.

Di tahun ini, Pemkot Bogor bakal melakukan penyempurnaan bangunan Masjid Agung Kota Bogor. Anggaran sebesar Rp36 miliar disiapkan untuk memuluskan rencana tersebut.

Ke depan, masjid ini akan dilengkapi dengan tempat membaca Alquran, perpustakaan mini, dan ruang serbaguna yang dapat digunakan untuk menggelar berbagai aktivitas masyarakat. (fat/c) karena harganya lebih murah. Akhirnya masalah itu berjalan terus,” kata Dicky. Oleh karena itu, Dicky menilai penanganan pedagang liar tidak akan cukup pada penertiban dan relokasi. Melainkan secara menyeluruh dari hulu ke hilir. Dimulai dengan adanya larangan pasar basah di pusat kota, hingga memasukkan pedagang ke pasar-pasar lain.

Untuk sementara waktu, Dicky bersama Satpol PP akan terus berjaga menghalau pedagang kembali berjualan di badan jalan. “Sementara itu, sembari Pemkot memikirkan solusi yang terbaik untuk mengembalikan hak masyarakat pejalan kaki dan yag lewat dan memperhatikan pedagang agar mereka bisa tetap berjualan. Karena tidak ada sedikit pun niat kami yang berkeinginan mematikan rezeki mereka,” pungkas Dicky.(fat/c)

TERPILIH: Musyawarah mufakat di Kuntum Farmfield, Kamis (16/2), memutuskan Benyamin Mbooh (tengah) sebagai Ketua Panitia Festival Merah Putih (FMP) 2023.

This article is from: