4 minute read

Metode SRI Solusi Budidaya Padi Sawah di Tengah Perubahan Iklim

PERUBAHAN iklim merupakan salah satu fenomena global yang patut untuk diwaspadai dan diantisipasi. Fenomena ini bahkan disebutkan akan berdampak lebih besar daripada pandemi Covid-19.

Misalnya kekeringan, tanah longsor, hingga kebakaran hutan. Perlu adanya upaya mitigasi dan adaptasi untuk menghadapi perubahan iklim ini, tidak terkecuali bagi sektor pertanian yaitu didalam budidaya sawah.

Petani Indonesia masih mengandalkan sejumlah besar genangan air dalam budidaya sawah. Padahal hal ini dapat menyebabkan emisi gas rumah kaca dan gas metan.

Terdapat metode budidaya padi sawah yang mampu mengatasi hal tersebut. Yakni metode System of Rice Intensification (SRI). Metode ini telah dipelajari dan dipublikasikan sejak tahun 2008.

Sistem SRI mulai diperkenalkan di Madagaskar untuk membudidayakan padi di lahan yang mengalami kekeringan.

Ada enam prinsip di dalam metode SRI. Pertama, benihnya muda sehingga hanya membutuhkan 7-14 hari dan dapat memotong waktu semai. Kedua, padi ditanam dengan jarak agak lebar untuk memberikan ruang tanaman dan anakannya untuk tumbuh. Ketiga, satu lubang ditanami satu tanaman.

Keempat, sistem irigasi lebih efektif dengan metode inter- miten atau berselang. Kelima, penyiangan secara intensif untuk mengurangi gulma sekaligus meningkatkan aerasi tanaman.

Keenam, sangat direkomendasikan untuk menggunakan pupuk organik untuk menghasilkan produk lebih sehat.

Kelebihannya, karena penggunaan benih lebih sedikit, tentu lebih hemat. Penghematan air juga bisa sampai 40 persen dan karena kondisinya lebih kering, sehingga gas metan atau emisinya dapat dikurangi.

Walau metode ini dinilai prospektif, penerapannya ma- sih rendah karena mindset petani masih memilih metode konvensional. Introduksi metode SRI kepada petani tentu tidak akan mudah.

Di samping itu, masih terdapat kendala dalam pra pasca panen. Penjualan produk organik biayanya dinilai lebih mahal dan sulit menemukan pasar yang pas.

Selain itu, petani masih menghadapi berbagai masalah teknis infrastruktur pertanian.

Di Indonesia, masih sulit menemukan mesin yang dapat menanam benih satu per satu dengan lebih cepat. Mesin untuk mengatasi gulma dengan cepat juga masih belum ada dan infrastruktur pengairan belum canggih.

Bila minimal 25 persen lahan sawah di Indonesia dapat diterapkan metode SRI, ini dapat meningkatkan produksi beras nasional sehingga bisa swasembada beras.

Tapi metode ini harus ada dukungan dari berbagai pihak, terutama pemerintah dari sisi kebijakan dan infrastruktur.

Perubahan mindset petani juga harus mulai didorong. Perguruan tinggi juga harus bisa menjadi pendamping dan berkolaborasi bersama pihak yang lain.

Juga harus ada usaha untuk meningkatkan minat generasi muda untuk terjun ke dalam sektor pertanian agar dapat menjadi penerus pertanian melalui perubahan mindset.

CIBINONG–Menghadapi tantangan global, Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI menggandeng Pemerintah Kabupaten Bogor untuk bersama-sama melakukan kedaulatan ketahanan pangan. Hal itu dilakukan melalui kegiatan Kunjungan Kerja BKSAP DPR RI yang diterima langsung Plt. Bupati Bogor Iwan Setiawan di Ruang Rapat Bupati,akhir pekan lalu.

Beberapa langkah awal terkait ketahanan pangan di Kabupaten Bogor, salah satunya dilakukan melalui kebijakan alokasi Dana Desa 20 persen atau rata-rata bekisar 200 juta untuk program ketahanan pangan di seluruh desa di Kabupaten Bogor, serta mengoptimalkan peran tiga perangkat daerah yakni Distanhorbun, Diskanak, dan Dinas

PARUNG PANJANG - Kepala MTs

Al-Makmur bantah potong dana Program Indonesia Pintar (PIP) ke siswanya, yang merupakan program dari Pemerintah Pusat untuk tingkat SMP dan SMA.

”Jadi awalnya ada informasi ke kami bahwa ada salah satu siswa yang tidak dapat dana PIP, setelah kami cek ternyata dapat dan mereka sangat terbantu,” ungkap Kepala MTs Al-Makmur, Ahyani, ketika dikonfirmasi wartawan.

Dia menjelaskan, setiap murid yang mendapat bantuan PIP, nominalnya bervariasi sesuai link sigma.

”Tahun 2020 ada sekitar 9 orang dan dapatnya sebesar Rp750 ribu, kemudian tahun 2021 tahap pertama ada 17 orang dan semuanya langsung dicairkan,” jelas dia.

Persiapan menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) serentak 2024 terus dilakukan Pemkab Bogor, bahkan kini sudah memasuki tahap pelantikan Petugas Panitia Pemungutan Suara (PPS) untuk Pemilihan Umum (Pemilu) Tahun 2024.

SEBANYAK 1.300 Petugas Panitia Pemungutan Suara (PPS) dilantik yang akan disebar di 435 desa dan kelurahan se-Kabupaten Bogor, bertugas menciptakan pesta demokrasi yang aman, nyaman, suskes dan kondusif di Kabupaten Bogor.

Pelantikan 1.300 petugas PPS dilakukan langsung Ketua KPU Kabupaten Bogor Ummi Wahyuni dan didampingi Plt. Bupati Bogor, Iwan Setiawan di PT PMLI/Pelindo Pembelajaran dan Logistik Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor, Selasa (24/1).

Plt. Bupati Bogor, Iwan Setiawan mengungkapkan, seluruh petugas PPS tidak hanya fokus menyukseskan penyelengaraan Pemilu tahun 2024 tingkat kabupaten dan kecamatan saja, juga fokus hingga tingkat desa.

“Untuk itu sosialisasi, pengamanan

Ketahanan Pangan. ”Untuk ketahanan pangan kami meminta kepada tiga dinas yaitu Distanhorbun, Diskanak, dan DKP untuk membuat pola formula paket implementasi ketahanan pangan melalui pembinaan dan pelatihan,” ungkap

Menurut Plt. Bupati Bogor bahwa beberapa formula paket di tiga perangkat daerah itu salah satunya paket bercocok tanam melalui pelatihan dan penyuluhan, aktif

Di tahun 2022, tahap pertama ada 60 yang dapat dengan nominal bervariasi, ada turun satu tahun Rp750 ribu ada juga hanya satu semester sebesar Rp375 ribu. Semua kelas 1 sampai kelas 3 SMP.

”Untuk tahap dua tahun 2022 ada tujuh yang dapat dan satu dikembalikan lagi, karena sudah pindah rumah ke Banten,” cetus Ahyani.

Lebih lanjut ia menambahkan, proses ini bukan pihak sekolah tidak mengusulkan secara khusus tapi hanya mengisi data, karena semua yang mengatur pusat.

Selain

”Yang jelas siswa yang mendapatkan program PIP itu siswa yang punya kartu KIP, PKH dan yang lainnya, maka dimasukkan. Setelah itu yang merealisasikan pemerintah pusat,” kata dia. (Abi/c)

CIAWI –Gerakan Pramuka Kwartir Ranting (kwaran) Ciawi melaksanakan kegiatan Lomba Tingkat (LT) II kepramukaan.

Ketua Kwaran Ciawi, Supratno Prasetyo mengatakan, kegiatan ini bertujuan membina dan mengembangkan penghayatan kode kehormatan berupa janji Trisatya dan Dasa Dharma Pramuka serta memimpin persaudaraan dan persatuan di kalangan anggota pramuka.

Termasuk, kata dia, meningkatkan kualitas dan kuantitas peserta dalam memberdayakan gugus depan dengan melakukan kegiatan yang menarik dan bermanfaat.

”Ada 321 peserta yang mengikuti kegiatan ini,” kata Supratno, Rabu (25/1).

Sementara itu Danramil Ciawi Mayor Arm Sutrisno mengatakan, monitoring dilakukan oleh Koramil Ciawi bersama dengan muspika Kecamatan Ciawi. ”Kita lakukan monitoring langsung dengan menurunkan Babinsa Desa Banjarwangi, Serda Adi Praja Sanjaya,” papar dia. Adapun dalam lomba pramuka tersebut, diikuti 17 pangkalan. Mulai dari SD, SMP, regu putri dan regu putra. Mereka mengikuti berbagai jenis lomba. Di antaranya, lomba keagamaan seperti MTQ dan Adzan. Juga lomba ketangkasan. ”Juga ada lomba survival,” tukasnya. (all/c)

This article is from: