1 minute read
Jembatan Ambruk, Warga ”Senang”
Kepala BPBD Kota Bogor, Teofilo Patrocinio Freitas mengatakan, kejadian jembatan ambruk ini dilaporkan terjadi sekitar pukul 07:30 WIB. Diketahui, kejadian ini berawal dari tanah longsor setinggi 10meter, yang berdampak ambruknya jembatan penghubung warga itu.
Akibat ambruknya jembatan, dijelaskan Theo, material longsoran dan jembatan sempat menghalangi sebagian aliran Sungai Cibalok. Meski begitu, saat ini petugas sudah melakukan pembong- karan dan pember sihan material jembatan ambruk.
“Penanganan di lokasi kejadian sudah dilakukan Personel TRC BPBD Kota Bogor. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini,” tandas Theo.
Namun, dibalik ambruknya jembatan, salah satu narasumber Radar Bogor yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan, bahwa ambrolnya jembatan malah disyukuri warga di sana. Sebab, kata dia, jembatan itu sudah lama diajukan ke Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, melalui Kelurahan. Tapi ajuan warga ditolak, dengan alasan jembatan masih bisa digunakan dan belum ambruk.
“Info sudah lama diajukan perbaikan, melalui Kelurahan, tapi ditolak pemkot katanya karena belum ambruk. Jadi pas ambruk, kami senang, akhirnya setidaknya dapat perhatian pemerintah,” beber dia kepada Radar Bogor, tadi malam.
Dengan kejadian ini, lanjut dia, warga pun meminta agar perbaikan jembatan segera dilakukan. Kalau tidak, warga pun mengaku akan mendesak pemkot untuk melakukan perbaikan.(ded/ran/c)
Berebut Beasiswa, Adu Cepat Menata Kasur
Perlombaan itu ternyata diinisiasi Badan Pimpinan Cabang (BPC) Indonesian Housekeepers Associations (IHKA) Bogor.
Gelaran yang berlangsung meriah di Gedung Olahraga (GOR) Pajajaran tersebut diikuti puluhan pelaku industri pariwisata se-Jabodetabek. Selain pegawai hotel kompetisi ini juga diikuti oleh para pelajar Sekolah Tinggi dan SMK perhotelan.
Ketua BPC IHKA Kota Bogor, Nokas Fasori menjelaskan, perlombaan tersebut menantang para peserta menunjukan kemampuannya, dalam merapikan kasur (bed macking) dengan cantik dan cepat. “Kompetisi ini diikuti sebanyak 62 peserta. Jumlah itu terdiri dari 36 industri hotel dan 25 akademisi. Ada beberapa aspek penilaian di antaranya kecepatan, kerapihan, dan presentasi towel artc decoration. Peserta minimal memiliki 3 konsep towel art decoration yang berbeda,” tutur dia kepada Radar Bogor. Para peserta hanya memiliki waktu yang sangat terbatas. Untuk pegawai hotel diberi waktu 8 menit sedangkan peserta akademisi 12 menit saja. Nokas mengatakan, kompetisi tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemahiran sumber daya manusia di dunia pariwisata. Sehingga dapat memberikan pelayanan terbaik bagi para tamu. “Kami harap ke depan mereka bisa memberi pelayanan terbaik khususnya dalam penataan kamar. Tujuan lainnya yakni untuk memberikan pengetahuan kepada para akademisi khsusunya generasi muda memgenai dunia perhotelan dan housekipping,” jelas Nokas. Peserta yang berhasil menam pilkan karya terbaik dengan waktu tercepat menjadi juara dan memperoleh hadiah total puluhan juta rupiah. Selain itu pemenang juga diberikan beasiswa Sarjana Terapan di Politeknik Pariwisata Sahid. (fat/c)
SOFYANSYAH/RADAR BOGOR
PAMERAN: Sejumlah pengunjung Mal Botani serius melihat foto-foto BSF CGM 2023 dalam pameran yang diselenggarakan hingga akhir pekan mendatang.