4 minute read

Pernikahan Dini Picu Stunting

CIBINONG Tingginya angka pernikahan dini di Kabupaten Bogor, menjadi salah satu pemicu banyaknya kasus stunting pada anak. Seperti diberitakan sebelumnya, jumlah pengajuan dispensasi kawin pasangan di bawah umur terus meningkat sejak 2019.

Pengadilan Agama Cibinong mencatat, laporan perkara dispensasi kawin tahun 2019 ada 136 pengajuan. Meningkat pesat di masa pandemi 2020, sebanyak 387 pengajuan. Selisih sedikit di 2021, yaitu 362 dan di 2022 sebanyak 295 pengajuan.

Dispensasi kawin adalah pemberian izin kawin oleh pengadilan kepada calon suami atau isteri, yang belum berusia 19 tahun untuk melangsungkan pernikahan. Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Agus Fauzi menjelaskan, pernikahan dini merupakan penyumbang angka stunting meskipun tidak secara langsung. “Selain secara kejiwaan, secara fisik perempuan di bawah umur belum siap untuk mengandung, dan itu akan berdampak pada tumbuh kembang janin,” ucapnya, Minggu (29/1).

Menurut Agus, perempuan di bawah usia 18 tahun memiliki organ reproduksi yang umumnya belum matang. Sehingga hal itu berisiko tinggi mengganggu perkembangan janin dan bisa menyebabkan keguguran. Selain itu, perempuan di bawah umur masih membutuhkan makanan untuk memenuhi sumber energi pertumbuhan fisik serta gizinya. Ketika mengandung, maka gizi ibu akan diambil oleh bayi yang dikandungnya. Dan itu otomatis akan berdampak terhadap keduanya. “Belum lagi begitu lahir, si ibu belum mengerti bagaimana cara pola asuh terhadap anak.

Tentu ini menjadi tugas kita bersama untuk mengedukasi,” jelas Agus. Meski demikian, Dinkes Kabupaten Bogor mengklaim angka stunting terus menurun setiap tahunnya. Di 2022, angka stunting menurun menjadi 4,78 persen. “Memang secara aturan, mesti diatur bahwa tidak boleh tidak ada pernikahan dini untuk mencegah stunting,” kata Agus

Nahdiyin Peringati Harlah Satu Abad NU

PARUNGPlt Bupati Bogor

Iwan Setiawan akan mendukung kegiatan Nahdlatul Ulama (NU).

Hal ini ia ungkapkan saat membuka rangkaian Harlah Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU), di Kampus Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia), Sabtu (28/1).

Iwan Setiawan menjelaskan, dengan usianya yang mencapai seratus tahun, NU menjadi salah satu organisasi tertua di Indonesia. Tentunya menjadi organisasi Islam yang matang, sehingga ke depan bisa menjadi benteng yang kuat.

“Kehadiran di acara ini sebagai aktualisasi dan bentuk dukungan kepada NU, jadi selama memimpin Kabupaten Bogor akan dukung apapun kegiatan yang berbasis NU,” ujar Iwan. Ia berharap, Pengurus Cabang NU (PCNU) bisa bersinergi dengan pemerintah baik di tingkat kabupaten, kecamatan, hingga ke tingkat desa.

“Semoga PCNU bisa membesarkan NU secara massif di seluruh wilayah, dan bersama membangun Kabupaten Bogor,” kata dia. Bagi Iwan, peran NU juga sangat penting sebagai benteng Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja).

“Alhamdulillah saya dididik dan besar di keluarga NU. Saya hadir sebagai bentuk aktualisasi, sebagai bagian dari NU. Dan sampai saat ini, NU itu menjadi benteng Aswaja,” ungkap Iwan.

Rp500 Juta, Bangun Mahkota Tugu Pancakarsa

DINAS Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPKPP) Kabupaten Bogor bakal melanjutkan pembangunan Tugu Pancakarsa. Tak tanggung-tanggung, dana yang disiapkan sebesar Rp500 juta dari APBD 2023. Dana tak sedikit itu, rencananya untuk membangun mahkota pada bagian atas Tugu Pancakarsa di Simpang

Sirkuit Sentul, Babakan Madang.

“Kita anggarkan Rp500 juta, semoga dapat selesai di tahun ini,” ucap Kepala DPKPP Kabupaten Bogor, Ajat Rochmat Jatnika, Minggu (29/1).

Untuk modelnya, kata Ajat, mahkota Tugu Pancakarsa akan merujuk pada logo Kabupaten Bogor. Menurut dia, lambang pada logo tersebut merupakan hasil diskusi para sejarawan dan budayawan yang mengedepankan unsur filosofis. Namun tidak menutup kemungkinan, akan ada sentuhan gaya modern dalam pembangunan mahkota Tugu Pancakarsa.

“Apakah akan dikombinasikan dengan kekinian seperti lighting, atau nanti mahkotanya dibuat berputar, itu nanti kami modifikasi,” jelas Ajat. Untuk sementara, lanjut dia, ide diambil dari logo Prayoga, Tohaga, Sayaga. “Mungkin akan dikombinasikan dengan ide lain,” tandas Ajat.(cok/c)

Sementara Rais Syuriah PCNU Kabupaten Bogor Bundari Abbas, mengungkapkan, warga

NU harus memegang empat hal utama. Pertama adalah sifat toleran, kedua sukarela atau ikhlas, ketiga lemah lembut dan keempat kasih sayang. “Jadi kita harus menggunakan pendekatan yang toleran, ikhlas, lemah lembut dan penuh kasih sayang, karena ketika berpendapat. Terpisah, Panitera Pengadilan Agama Cibinong, Pariyanto membeberkan, banyaknya pengajuan dispendasi kawin didominasi alasan pasangan perempuan yang telah mengandung. Selama untuk kebaikan dan masa depan kedua pasangan, hakim tidak akan segan mengabulkan permohonan dispensasi kawin. “Kami pun berkordinasi dengan instansi pemerintah daerah untuk memberikan pengawalan terhadap pasangan di bawah umur, terutama bagaimana menjamin anak dalam kandungan tetap sehat,” tukas dia.(cok/c)

HENDI/RADAR BOGOR

LEBIH INTENS: Tim gabungan bersiap melakukan patroli malam usai

Kriminalitas Tinggi, Rutinkan Patroli Malam

CIBINONGTingginya angka kriminalitas belakangan ini, membuat Polres Bogor meningkatkan intensitas patroli di waktu malam.

Dibantu satuan Brimob Polda Jawa Barat, patroli bakal dilakukan secara rutin demi memberikan rasa aman kepada masyarakat.

“Kami ingin meminimalisir ruang gerak para pelaku tindak kejahatan seperti begal, tawuran hingga penyalahgunaan narkoba dan peredaran minuman keras,” ucap Kapolres

Bogor, AKBP Iman Imanuddin pada apel gelar patroli, Sabtu (28/1). Patroli ini, kata dia, difokuskan di wilayah-wilayah rawan berpotensi atau kerap terjadinya tindak kejahatan jalanan. Khususnya pada saat malam hari. Meski demikian, Iman mengimbau masyarakat untuk tetap waspada ketika beraktivitas di jam malam.

“Waspada terhadap segala bentuk tindakan kejahatan jalanan, hindari jalan sepi dan gelap terutama saat berkendara malam hari,” imbaunya. “Sebisa mungkin jangan berkendara sendiri dan jangan gunakan perhiasan atau memperlihatkan barang berharga lainnya,” tambahnya. Di samping patroli malam, Polres Bogor juga membuka layanan aduan atau call center 110. Layanan ini agar masyarakat dapat menginformasikan jika terjadi atau mengetahui adanya aksi kejahatan jalanan di wilayah Kabupaten Bogor. (cok/c) empat sifat itu dimiliki, NU akan lebih barakah,” terang KH Bundari Abbas. (Abi/c)

SYUKURAN: Plt Bupati Iwan Setiawan bersama pengurus cabang NU Kabupaten Bogor saat peringatan Harlah Satu Abad NU di Kampus Unusia, Sabtu (28/1).

Alun-Alun Cirimekar Bakal

Miliki Aviary

CIBINONG–Pemkab Bogor tidak berhenti memanjakan warga, melalui fasilitas publik yang ada. Setelah pembangunan Aviary di Cibinong Situ Plaza disambut baik masyarakat, Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPKPP) akan kembali mendirikan penangkaran fauna di Alun-alun Cirimekar, Cibinong. “Kuncinya indikator kebahagiaan masyarakat, kalau masyarakat bahagia dengan adanya aviary di ruang publik, kita sebagai pelayan masyarakat harus menyiapkan,” kata Kepala DPKPP Kabupaten Bogor, Ajat Rochmat Jatnika, Jum’at (20/1).

Dia mengatakan, dari taman atau alun-alun yang tersebar di wilayah Kabupaten Bogor, Cibinong Situ Plaza dan Alun-alun Cirimekar paling representatif untuk disediakan aviary.

Karena itu, kedua taman tersebut yang dijadikan percontohan untuk penyediaan aviary berisi berbagai jenis fauna.

“Percontohan pertama kan di Cibinong Situ Plaza, kemudian dilanjut Alun-alun Cirimekar, kita coba dorong potensi yang ada di taman-taman tersebut,” jelas Ajat. Menurut dia, dalam mengembangkan potensi di ruang publik tersebut, pihaknya memiliki konsep yang bersatu dengan alam. Baik dipenuhi dengan ragam jenis fauna maupun flora.

“Harapan dia, ada semua kehidupan di dalamnya, biar alam menjadi sahabat untuk masyarakat,” tukas dia. Sebelumnya, aviary berisi fauna jenis burung, reptil hingga hewan seperti kelinci dan kura-kura ini diharapkan menjadi sarana edukasi di Cibining Situ Plaza, Jalan Tegar Beriman.

Melalui DPKPP, Pemkab Bogor terus berupaya membangun Ruang Terbuka Hijau (RTH) untuk memberikan ruang gerak bagi publik, dan menjadi ruang tempat warga bersilaturahmi dan berekreasi bahkan sarana edukasi.

“Harapannya dengan adanya fauna yang terpelihara dengan baik, masyarakat bisa mendapatkan gerai edukasi,” pungkas Ajat.(cok/c)

This article is from: