7 minute read

Was-Was Campak

“Sebanyak 40 data positif campak itu tidak memenuhi kriteria KLB, karena tidak memiliki hubungan secara epidemiologi (orang, tempat, dan waktu),” terang dia. Kasus positif campak tersebut, tersebar di 24 dari 68 kelurahan di Kota Bogor. Sebanyak empat kelurahan, ditemukan ada lebih dari satu kasus positif. Keempat kelurahan itu, adalah Kelurahan Gunung Batu dengan temuan empat kasus, Kelurahan Loji dengan temuan tiga kasus, Kelurahan Pasir Jaya dengan temuan tiga kasus, dan Mulyaharja dengan temuan tiga kasus. Temuan itu, kata dia, disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satunya karena cakupan imunisasi yang masih rendah di beberapa wilayah. Retno menyebut, angka cakupan imunisasi campak dari bulan 9 sampai 11 tahun lalu, di Kelurahan Gunung Batu sudah dilakukan sebesar

88,6 persen, Loji sebesar 101,6 persen, Pasir Jaya sebesar 95,6 persen, dan Mulyaharja sebesar 91,1 persen. Meski begitu, Retno mengatakan, Kota Bogor telah melebihi target cakupan imunisasi campak 9-11 bulan. Yakni 96,56 persen, dari target sebesar 95%.

“Dari data tersebut, rendahnya cakupan imunisasi menjadi faktor pendukung adanya kasus positif di suatu wilayah. Selain itu, faktor transmisi dari daerah perbatasan dengan kelurahan atau kabupaten atau kota yang terdampak, dan cakupan imunisasi yang rendah di tahun-tahun sebelumnya juga dapat menjadi faktor pendukung. Perlu penyelidikan epidemiologi lebih lanjut untuk penentuan faktor penyebabnya,” jelas Retno.

Sementara di tahun 2023 hingga 25 Januari 2023 lalu, Dinkes sudah mengirimkan 87 sampel kasus suspek campak ke Laboratorium Bio Farma Bandung. Namun hingga saat ini, pihak Dinkes masih menunggu keterangan hasil. Meski demikian, Retno mengimbau puskesmas dan RS se-Kota Bogor untuk meningkatkan sistem kewaspadaan dini.

Memperkuat kinerja surveilans campak melalui pemantauan wilayah setempat (PWS), pelaksanaan promosi kesehatan tentang bahan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) pada anak dan pemenuhan status imunisasi dasar lengkap di wilayah.

Dia juga mengimbau masyarakat untuk segera melengkapi status imunisasi

CGM Masuk Deretan Event Terbaik KEN

penilaian pariwisata dan ekonomi kreatif. Kemudian, inovasi dan kreativitas, manajemen event, strategi komunikasi, serta pengembangan bisnis dan pemasaran.

Menteri Parekraf, Sandiaga Salahudin Uno, mengatakan event yang ada di wilayah berpotensi menjadi pemicu kebangkitan ekonomi dan pariwisata Indonesia. Sandi menilai, setiap event dapat membuka peluang usaha, lapangan kerja, dan mengangkat budaya setempat.

Event yang digelar juga menurutnya, dapat member- dayakan masyarakat lewat pergerakan UMKM. Oleh karena itu, Sandi mengatakan, event daerah mesti diselenggarakan dengan lebih berkualitas. Dengan begitu, kunjungan wisatawan manca negara dan wisatawan nusantara akan semakin berkualitas dan memberikan dampak ekonomi.

“Saya mengajak asosiasi untuk menjemput bola, datang ke daerah kabupaten dan kota menawarkan event berkualitas. Dan saya harap event itu dapat berlangsung di awal tahun dibandingkan diujung karena dengan begitu bisa dillihat dampak yang lebih baik,” ucap Sandi.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor, Atep Budiman, mengungkapkan bahwa BSF CGM terpilih karena memiliki hasil penilaian yang lebih baik dibandingkan wilayah dan event lainnya. Hal itu, tak terlepas dari kinerja baik panitia, dalam menyiapkan BSF CGM dan mempresentasikannya di depan para kurator.

Atep juga mengatakan, BSF CGM akan menjadi event pembuka rangkaian KEN 2023, karena penyelenggaraannya lebih dulu dibandingkan event lainnya yang lebih banyak digelar pertengahan tahun. Sebetulnya, kata dia, BSF CGM sempat masuk ke dalam calender of event milik pemerintah pusat pada tahun 2020. Namun saat itu hanya menempati peringkat 50 besar.

Masuknya BSF CGM dalam KEN 2023, disebut Atep, bakal membawa sejumlah dampak positif. BSF CGM akan dibantu Kemenparekraf dalam promosi, pemasaran, dan pelaksanaan.

Selain itu, BSF CGM juga akan dibantu lewat barang produksi, sebagai wujud apresiasi Kemenparekraf. “Promosi itu bukan sekadar membuat BSF CGM dikunjungi, juga menjadi magnet promosi wisata Bogor lain di tahun ini dan tahun depan,” tukas dia.(cr1)

Surganya Pecinta Barang Antik

MENGUNJUNGI Toko

Flipper, rasanya seperti menarik mundur diri ke masa lampau. Tempat ini jauh berbeda dibandingkan dengan wajah-wajah bangunan saat ini, yang cenderung minimalis dan simpel.

Hal itu bahkan terlihat sejak berada di luar toko. Dindingnya bermotif bata merah tanpa plur, di tengahnya terdapat kaca bening berukuran sangat besar. Sementara bagian atas tembok penuh ditempeli kaset pita, yang tak terhitung jumlahnya.

Beberapa lampu kuno juga tampak menggantung di sana.

Persis seperti yang sering kita ditemukan di rumah tua peninggalan Belanda. Begitu juga dengan piringan-piringan kaset yang tak pernah dipergunakan lagi sekarang, turut menempel di sana.

Kesan lawas semakin terasa menguat, ketika kaki melangkah masuk ke area bagian dalam.

Sorot mata dipenuhi paras peranti-peranti teknologi tampak tak asing. Namun tetap terlihat berbeda karena tidak secanggih dan seringkas di masa kini. Benda-benda antik itu betulbetul memenuhi setiap sisi toko ini. Disusun rapat, minim celah. Namun entah bagaimana, semua masih nyaman dipandang. Tak ada kesan kumuh. Mungkin karena sang empu paham aturannya. Amal, pemilik toko mengatakan, barang-barang antik di tokonya sudah berusia puluhan tahun. Kebanyakan datang dari era 70-80-an. Mereka datang lewat berbagai jalan. “Ada yang datang ke sini menawarkan, kemudian ada juga yang saya beli lewat internet, dan hasil barter,” tuturnya. Dia tidak pilah-pilih saat membeli dan menjual barang antik. Semua pernak-pernik antik tersedia di tokonya. Mulai dari yang bersifat dekorasi, kendaraan, alat medis, alat elektronik, hingga permainan elektronik. “Istilahnya Palugada, apa lu mau gua ada,” kata Amal.

Beberapa koleksinya antara lain, mesin tik, TV, vinyl, kotak kusik, cicin batu akik, cetakan gigi, helm, meja billiar mini, thermometer, dingdong, catur, pajangan, projector, sepeda, motor, dan masih banyak lagi.

“Tapi barang yang mendominasi dan banyak dicari itu jam.

Karena kami juga punya teknisinya,” timpal dia. Koleksi jamnya memang sangat banyak dan beragam. Jam tertua yang ia miliki, sudah berusia ratusan tahun, yakni sejak era 1800-an. Menariknya, jam-jam tersebut masih berfungsi dengan baik, dan masih mengeluarkan bunyi yang khas, pada momenmomen tertentu. Amal bercerita, bisnisnya itu berangkat dari kegemarannya mengoleksi barang antik.

Karena semakin banyak dan menumpuk, ia kemudian menjualnya, mengikuti jejak sang paman, yang lebih dulu berbisnis barang antik.

Toko Flipper yang berlokasi di Jalan Baranang Siang III Kecamatan Bogor Tengah itu, didirikannya pada tahun 2021. Nama Flipper diadopsinya dari toko alat tulis kantor milik kedua orang tuanya, yang sudah tutup tahun 90-an.

“Istilah Flipper diambil dari film petualangan anak-anak yang booming pada jamannya. Di film itu terdapat cerita soal lumba-lumba. Kebetulan ayah saya alumni Perikanan IPB jadi mengambil nama itu,” tutur Amal.

Karena berangkat dari hobi, Amal tidak terlalu berorientasi pada keuntungan. Ia menjalankan usahanya atas dasar cinta pada barang antik. Itulah kenapa dirinya berkomitmen untuk tidak menjual barangnya ke luar negeri.

“Kalau saya jual ke luar nanti jika sewaktu-waktu saya cari lagi akan susah dan tidak ketemu. Walaupun harganya naik dua atau tiga kali lipat,” tekan Amal. (cr1/c) dasar lengkap, sebagai bentuk proteksi terhadap berbagai jenis PD3I, dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Sebagai informasi, penyakit campak yang dikenal juga sebagai morbili atau measles. Penyakit sangat menular (infeksius) yang disebabkan oleh Morbilivirus. Tanda khas yang dapat dikenali sebagai campak adalah panas badan, biasanya di atas 38 celcius dan bercak merah (ruam) yang dimulai dari belakang telinga selama 3 hari atau lebih. Lalu beberapa hari kemudian (4-7 hari) menyebar ke seluruh tubuh. Di beberapa kasus, disertai salah satu atau lebih gejala batuk, pilek, mata merah atau berair. Virus campak sendiri ditularkan melalui droplet yang keluar dari hidung, mulut atau tenggorokan orang terinfeksi virus campak pada saat bicara, batuk, bersin atau melalui sekresi hidung. Masa inkubasi penyakit campak adalah 7-18 hari, rata-rata 10 hari. “Tanda bahaya campak yang perlu diwaspadai adalah dehidrasi, napas cepat, cekungan dinding dada, tidak bisa makan dan minum, sulit dibangunkan, Buang Air Kecil (BAK) kurang, keluar cairan dari telinga, dan ada nanah/cairan kuning hijau di mata,” beber Retno. Ia mengatakan, sebagian besar penderita campak akan sembuh tanpa pengobatan. Sementara komplikasi sering terjadi pada anak usia dibawah tahun dan penderita dewasa di atas 20 tahun. Kasus campak pada kasus malnutrisi dan defisiensi vitamin A serta immune deficiency (HIV) dapat menyebabkan komplikasi campak yang lebih berat. Kematian akibat campak umumnya disebabkan karena komplikasinya seperti bronchpneumonia, diare berat dan gizi buruk serta penanganan yang terlambat.(cr1)

4.363 Rumah Direnovasi

Wali Kota Bogor, Bima Arya menggaransi, masyarakat penerima bantuan renovasi RTLH tersebut akan tepat sasaran. Untuk memastikannya, Bima meminta aparatur wilayah ikut memantau penyaluran dan pelaksanaannya. Sehingga kualitas pekerjaan berjalan baik.

“Saya pastikan pelaksanaannya tepat sasaran, juga dikawal pelaksanaannya supaya kualitas pekerjaannya bagus. Dan memenuhi standar minimal dari kualitas hidup warga,” ucap dia.

Bima mengatakan, dalam Keputusan Wali Kota (Kepwal) tahun 2023, terdapat penambahan satu aspek bangunan yang akan diperbaiki oleh Pemkot Bogor.

Bukan hanya aspek atap, lantai dan dinding (aladin) saja. Namun juga akan ditambah satu aspek lainnya, yakni sanitasi untuk mendu kung

Open Defecation Free (ODF) atau bebas buang air sembarangan. Upaya peninjauan dilakukan

Bima di sejumlah wilayah. Misalnya di wilayah RT 04 RW 09, Katulampa, Kecamatan Bogor Timur, pada Kamis (26/1). Dia meninjau sebuah rumah yang kondisi atapnya keropos, dan berpotensi membahayakan si pemilik rumah ketika hujan.

“Saya ingin melihat di lapangan implementasi dari anggaran untuk RTLH. Walaupun targetnya sudah melebihi, tetapi saya ingin lihat kualitasnya baik. Saya ingin lihat apakah sesuai dengan apa yang diaspirasikan oleh warga,” ucapnya. (cr1/c)

BEAM Dalami Kecelakaan Timpa Pelajar

Sambungan dari Hal 12

Akibat dari kecelakaan, pelajar perempuan itu mengalami luka sobek di bagian pelipis.

Menurut warga yang melihat, korban mengendarai sepeda listrik berboncengan dengan temannya, lalu menghantam pilar Lawang Salapan.

Menanggapi kasus itu, Country Manager BEAM Mobility Indonesia, Devraj Sathivelu mengatakan, tim BEAM langsung melihat ke lokasi. Mereka juga mengklaim, BEAM kini juga memfasilitasi pengobatan korban, dan membawanya ke rumah sakit terdekat. Menurutnya, korban tersebut saat ini sudah dalam kondisi pemulihan. “Kami juga langsung memeriksa kendaraan, yang digunakan sebagai bagian dari investigasi awal, dan hasil pemeriksaan awal menunjukkan kendaraan yang digunakan beroperasi secara normal,” ungkap dia. Saat ini, lanjutnya, BEAM tengah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk melakukan investigasi kejadian.

“Kami memastikan, bahwa pemeriksaan secara menyeluruh terhadap kendaraan BEAM, telah dilakukan secara rutin dan dalam keadaan siap pakai, untuk memastikan keamanan pengguna,” beber Devraj. Atas kejadian itu, BEAM pun mengimbau, agar pengguna sepeda listrik berwarna ungu itu untuk selalu mengutamakan keselamatan, dengan mengikuti cara penggunaan kendaraan, parkir dan pengembalian kendaraan secara benar, sesuai dengan lahan parkir yang telah tercantum di aplikasi dan kendaraan BEAM. (ran)

Larang Jajan di Luar Sekolah

Sambungan dari Hal 12

Dalam surat tersebut, Kepala Disdik Kota Bogor, Hanafi, mengimbau seluruh sekolah untuk melakukan langkahlangkah antisipatif. Salah satu poin imbauan: membatasi pelajar keluar dari lingkungan sekolah saat waktu istirahat. Larangan itu termasuk untuk kepentingan membeli makanan atau jajanan di luar sekolah. Hanafi meminta pihak sekolah untuk mengoptimalkan peran kantin dengan menyediakan makanan dan minuman yang sehat dan higienis bagi para siswa. “Di samping untuk menjaga kesehatan para pelajar, ini juga dilakukan untuk menghindari adanya upaya penculikan dengan kedok penjual jajanan,” imbuh dia.

Poin selanjutnya, Hanafi, meminta pihak sekolah untuk memastikan pengantar dan penjemput para siswa merupa- kan orang tua, wali, atau keluarga yang sudah dikenali. Jika yang menjemput bukan termasuk golongan tersebut, maka pihak sekolah diminta menahan sang anak untuk tetap berada di sekolah, dan segera menghubungi orang tua atau keluarga pelajar untuk menjemput anak tersebut. Terakhir, Hanafi meminta pihak sekolah untuk aktif membangun komunikasi dengan pihak terkait yang ada di wilayah sekolah tersebut.(cr1/c)

This article is from: