4 minute read

Minggat Berujung Dijual Muncikari

Sambungan dari Hal 12 hal yang tidak diinginkan,” sambung pria yang akrab disapa Theo.

Meski begitu, diyakini Theo, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Dan assesment sudah dilakukan personel TRCPB BPBD Kota Bogor.

“Korban jiwa nihil. Kebutuhan mendesak lebih ke Huntara,” tukas dia.(ded/c)

Tanaman Hias Harus Masuk Hotel

Sambungan dari Hal 12

Konsep green hotel itu mulai dirintis Bogor Valley Hotel, yang dikukuhkan dengan pendandatangan MoU bersama eskportir tanaman hias, Minaqu Indonesia, Selasa (2/5). Ribuan pot tanaman hias akan menjadi pajangan di sejumlah meja, ruangan, hingga area hotel. General Manager (GM) Bogor Valley Hotel, Ali Hidayat mengakui, langkah pengadaan tanaman hias itu sebagai upaya untuk mengurangi emisi karbon dalan program penghijauan. Apalagi, program semacam itu sudah dicanangkan secara nasional melalui Kementerian Pariwisata (Kemenpar).

“Hotel sebagai industri pariwisata sudah seharusnya mendukung penuh terkait green tourism,” tutur mantan GM

Hotel Pesona Makassar ini.

Ia sangat antusias dengan kehadiran berbagai jenis tanaman hias di hotelnya. Sejak awal, ia memang bersemangat ingin mengubah konsep Bogor Valley menjadi lebih hijau atau green hotel. Bahkan, campaign penghijauan itu selalu digaungkannya kepada teman-teman sesama GM di seluruh

Indonesia. Hadirnya tanamantanaman Minaqu di Bogor

Valley Hotel menjadi gerbang untuk menyebarluaskan konsep hijau di lingkungan perhotelan tersebut.

Wakil Wali Kota Bogor Dedie

A Rachim sangat mendukung ribuan pot tanaman hias masuk ke hotel. Tanaman hias bisa menghijaukan area hotel sekaligus menyegarkan udaranya. Bahkan, dampaknya memacu pertumbuhan ekonomi di sektor tanaman hias.

“Jadi memang ini salah satu upaya kita meningkatkan ekonomi, khususnya potensi tanaman hias Kota Bogor dengan membuka akses penjualan (ke hotel-hotel),” ungkap Dedie.

Menurutnya, dengan semakin menjamurnya tanaman hias ke sejumlah hotel tentu akan berdampak terhadap pemasukan para petani. Potensi itu terbuka lebar dengan kehadiran GM Bogor Valley yang juga berstatus Wakil Ketua Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA).

“Ini harusnya bisa sampai ke seluruh hotel di Indonesia (melalui IHGMA). Dan jangan lupa tetap dibeli tanaman hias yang dihasilkan petani dari Kota Bogor,” tekan Dedie.

Hal itu pun akan berdampak terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bogor. (*/mam)

Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota, Kompol Rizka Fadhila mengatakan, kedua tersangka dalam kasus ini berperan sebagai germo, yang menjajakan VA (15), sebagai wanita pekerja seks komersial.

“Kedua pelaku diamankan di Hotel Reddorz Air Mancur, Jalan Jendral Sudirman, pada Jumat, (27/4),” kata Kompol Rizka, Selasa (2/5).

Rizka menjelaskan terbongkarnya kasus prostitusi online tersebut, saat VA meninggalkan rumah tanpa sepengetahuan orang tuanya, pada 23 April lalu.

Saat itu rupanya VA dijemput oleh salah satu temannya, untuk bertolak ke salah satu Vila yang berada di Cipayung.

Kemudian korban dijemput oleh laki-laki yang baru ia kenal, yang bernama A, dan membawa korban ke rumahnya, untuk menginap sampai Rabu, (26/4).

Kemudian tengah malam, korban kembali janjian dengan laki-laki yang bernama P, dan berangkat ke salah satu Vila di Cipayung, Kabupaten Bogor. “Di sana, korban dan temanya meminum minuman beralkohol jenis ciu,” ucap dia. Dari tempat tersebut, dijelaskan Kompol Rizka, VA janjian dengan pria lain yang bernama A. Lalu ia di bawa ke rumahnya, di daerah Taman

Wisata Bogor. Pada tanggal yang sama, VA menemui salah satu tersangka

A, yang ia kenal dari Facebook satu bulan yang lalu, dan sudah komunikasi lewat Whatsapp.

Saat itulah, salah satu pelaku berinisial A menawarkan korban untuk melakukan prostitusi dengan iming-iming penghasilan Rp3 juta per minggu.

Selain itu, A juga menjanjikan VA untuk menanggung segala kebutuhan sehari-harinya.

Korban yang tertarik menerima tawaran yang dijanjikan A, sempat membawa VA ke Pelabuhan, dan kembali ke kostan milik tersangka, Kamis (27/4).

Saat itu, VA bertemu dengan

MS, pelaku lainnya untuk menawarkannya kepada pria hidung belang.

“Pada Jumat 28 April, terlapor membawa korban ke Hotel RedDorsz, yang berlokasi di Air Mancur untuk Open BO,” jelas dia.

Di lokasi tersebut, para pelaku rupanya telah menjajakan VA kepada dua pria hidung belang, dengan tarif yang ditawarkan masing-masing sebesar Rp250.000/tamu. Bersama tersangka, polisi juga mengamankan barang bukti, di antaranya dua unit telepon genggam, pakaian milik VA.

Atas perbuatanya, keduanya terancam hukuman 15 tahun penjara. (ded/c)

Setiap Siswa Harus Jadi Ketua Kelas

Sambungan dari Hal 12

Generasi muda merupakan generasi penerus, dan di tangannya, harapan akan kemajuan suatu bangsa digantungkan. Untuk itu, kemampuan memimpin menjadi karakter yang harus dimiliki tiap-tiap anak bangsa. Tantangan itu yang menjadikan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor membuat sebuah inovasi baru. Inovasi tersebut mereka rilis di Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun ini. Disdik mengeluarkan sebuah program baru, bernama ketua kelas harian, dan satgas jaga kelas.

Kepala Disdik Kota Bogor Sujatmiko Baliarto menjelaskan, program tersebut menjadi sebuah inovasi, yang bertujuan mengasah jiwa kepemimpinan, dan membangun karakter siswa sejak usia dini. “Setiap siswa akan berkesempatan menjadi ketua kelas seminggu sekali. Jadi, semua akan merasakan memimpin. Tugasnya adalah menyiapk an dan memimpin rekanrekan seke lasnya,” terang Sujatmiko.

Sementara itu, satgas jaga kelas berfungsi mendampingi ketua kelas, mengawasi pelajar yang berbicara, atau melakukan perilaku yang kurang baik. Mereka bertugas menegur, agar tidak kembali melakukan perbuatan tersebut. Momen Hardiknas juga diisi dengan pembekalan 250 kepala sekolah di Kota Bogor. Motivasi dan pembekalan itu, disam- paikan oleh Wali Kota Bogor

Bima Arya, dan Ketua Tim Penggerak PKK Yane Ardian.

“Pembekalan ini sangat penting karena kepala sekolah (Kepsek) memiliki peran penentu keberhasilan pendidikan nasional. Kepsek merupakan pemimpin satuan pendidikan, pengarah, inovator, dan penanggung jawab mutu dan kualitas pendidikan sekolah masing-masing,” jelas Sujatmiko.

Di momen Hardiknas tahun ini, Bima mengapresiasi upaya para pendidik, yang telah memperjuangkan pendidikan. Dirinya juga berterima kasih pada para pelajar yang mengharumkan nama Kota Bogor dengan prestasi yang diraih.

“Di kesempatan ini saya meminta para pendidik menyatukan ikatan perbuatan jadi keteladanan. Sebab guru harus menjadi teladan bagi para siswa menjauhkan diri dari perbuatan yang tidak memberikan manfaat,” tekannya.

Bima mengakui, infrastruktur pendidikan di Kota Bogor belum maksimal. Oleh karena itu ke depan, Pemkot akan berusaha mengalokasikan anggaran, lebih di bidang pendidikan.

“Kita sudah punya cetak biru untuk infrastruktut sekolah. Tinggal pendanaan dari pusat, seperti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dialokasikan lebih untuk pendidikan,” tuturnya. (fat/c)

This article is from: