8 minute read

Suhu Puncak Lebih Panas

CISARUA–Sepekan terakhir ini, suhu udara di kawasan Puncak macet parah. Kondisi itu digadang- gadang menyebabkan suhu udara di kawasan Puncak lebih panas dari biasanya. Padahal kawasan Puncak hampir setiap hari diguyur hujan.

Menanggapi hal itu, Kepala Stasiun

BMKG Citeko, Fatuhri Syabani memaparkan, secara mikro, kemacetan di Jalan Raya Puncak pada libur lebaran dan libur panjang akhir pekan ini meningkatkan suhu di sekitar jalan saja. Namun, secara kewilayahan, pengaruh akibat kemacetan horor di Puncak, tidak begitu signifikan.

“Kalau kondisi secara mikro, (di sekitar jalur jalan) jika jumlah kendaraan meningkat tentu saja akan meningkatkan suhu di sekitar jalan. Namun secara kewilayahan, pengaruhnya tidak signifikan di peningkatan suhu,” kata Fatuhri kepada Radar Bogor , Senin (1/5). Kata dia, kemacetan horor di Jalan Puncak berpengaruh pada kualitas udara. “Dari kualitas udara tentu asap kendaraan meningkatkan kadar polutan di sekitar Puncak,” papar dia. Namun, kondisi bertambahnya gas polusi udara ini segera berkurang karena hujan yang terjadi.

“Pencucian atau rain wash gas-gas atau material polutan oleh air hujan,” tutur dia.

Adapun untuk suhu panas belakangan ini, Fatuhri memaparkan, semenjak pekan lalu hingga kemarin, hampir sebagian besar di negara-negara Asia Selatan masih terdampak gelombang panas atau “heatwave”

Badan Meteorologi di negara-negara Asia seperti Bangladesh, Myanmar, India, China, Thailand dan Laos telah melaporkan kejadian suhu panas lebih dari 40°C yang berlangsung beberapa hari belakangan dengan rekor-rekor baru suhu maksimum di wilayahnya. Untuk di Indonesia, suhu maksimum harian tercatat mencapai 37,2 derajat selsius di stasiun pengamatan BMKG di Ciputat pekan lalu.

Meskipun secara umum suhu tertinggi yang tercatat di beberapa lokasi berada pada kisaran 34 - 36 derajat selsius hingga saat ini. “Untuk suhu tertinggi di kawasan Puncak 27 derajat selsius hingga 29 derajat selsius,” papar dia.

Sementara itu untuk kondisi cuaca di wilayah Puncak, BMKG Citeko memaparkan, pada Mei 2023 ini memasuki masa peralihan dari musim hujan ke kemarau.

Kata dia, pada peralihan musim ini, kondisi cuaca mudah berubah dari panas terik pada pagi hari dan siang hari, menjadi hujan lebat disertai petir dan angin kencang dengan cepat.

“Kami imbau bagi wisatawan atau masyarakat untuk selalu waspada akan perubahan cuaca yang begitu cepat ini,” tukas dia.(all/c)

Camat Ingatkan Wisatawan Sungai Cipamingkis

JONGGOL–Banjir bandang kerap terjadi di aliran Sungai Cipamingkis, Desa Sukanegara, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor.

Hal itu dikatakan Camat Jonggol, Andri Rahman kepada Radar Bogor. Menurut dia, arus Sungai Cipamingkis di Desa Sukanegara itu kerap berubah dengan cepat. dari tadinya kering, tiba-tiba banjir.

”kondisi sungai cepat berubah, terkadang secara mendadak terjadi banjir,” kata Andri kepada Radar Bogor.

Andri juga mengimbau bagi wisatawan yang melakukan wisata air di aliran Sungai Cipamingkis Desa Sukanegara, Kecamatan Jonggol untuk Berhati-hati dan selalu menjaga anaknya saat berada di aliran sungai.

WASPADA: Banjir bandang yang bisa datang tiba-tiba, membuat pemerintah mengingatkan wisatawan yang berkunjung ke lokasi wisata Sungai Cipamingkis.

”Saya selaku Camat Jonggol mengimbau kepada seluruh masyarakat yang melakukan wisata air di Sungai Cipa mingkis Desa Sukanegara agar selalu berhati-hati. Apabila membawa anak dan keluarga agar menjaga dengan sebaik-baiknya, tidak hanya mengandalkan pengelola wisata Cipamingkis,” pinta dia. Selain itu, Andri juga meminta kepada pengelola wisata Sungai Cipamingkis agar membatasi pengunjung untuk tidak terlalu bermain ke arah aliran sungai yang dalam dan deras. Cukup di aliran yang dangkal saja.

”Kami juga minta kepada pengelola untuk selalu memperingatkan wisatawan,” papar Andri. Sebelumnya, seorang anak terseret arus Sungai Cipamingkis pada Minggu (30/4).

Beruntung, nyawa anak tersebut bisa diselamatkan oleh aksi heroik seorang pria. (all/c) lintas sempat mengular dari dua arah yang berbeda,” ungkap Petugas Unit Laka Pondok Udik Polres Bogor Aiptu Edwi Prasetyo kepada wartawan. Ia menambahkan, kejadian tersebut tidak ada korban jiwa karena truk hilang kendali usai mengindari kendaraan lain yang melintas. “Saat ini masih dilakukan pembersihan bekas ceceran oli dan bensin oleh petugas, dibantu warga sekitar,” kata Dwi. Pengurus PT Citra Nusantara Gemilang Ahyadi menjelaskan, peristiwa itu akibat menghindari kendaraan lain yang menyalip, dan membantingnya ke arah kanan jalan. “Kami juga di sini sebagai korban dan kendaraan usai mengirim gas dari arah Parung,” kata Ahyadi. Pantauan di lapangan sampai pukul 12.50 WIB arus lalin masih padat merayap, karena evakuasi kendaraan. Kepadatan terlihat dari dua arah Kemang menuju Kota Bogor dan arah sebaliknya dari simpang Salabenda hingga lokasi kejadian, tepatnya di depan Jembatan Timbang Kemang. (Abi/c)

DIGIGIT ULAR: Petani Desa Wargajaya diberi pengobatan oleh petugas Puskesmas Sukamakmur, usai digigit ular berbisa saat membersihkan kebun cabai miliknya.

Petani Digigit Ular Berbisa

SUKAMAKMUR–Oleh (34), petani asal kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, harus dilarikan ke Unit gawat darurat (UGD) Puskesmas Sukamakmur, Senin (1/5).

Petani asal Kampung Cibitung, Desa Wargajaya, Kecamatan Sukamakmur itu terkena gigitan ular berbisa. Kepada Radar Bogor, Oleh mengatakan, jari tangannya digigit ular berbisa jenis hijau ekor merah saat membersihkan kebun cabai miliknya, Senin (1/5) pagi.

“Tadi pagi, saya langsung ke Puskesmas Sukamakmur,” katanya kepada Radar Bogor, Senin (1/5).

Sementara itu petugas Puskesmas Sukamakmur Teguh Yudiana memaparkan, petani yang terkena gigitan ular berbisa itu datang pukul 09.00 WIB. “Saya langsung berikan anti bisa ular,” katanya kepada Radar Bogor.

Saat ini, kata Teguh, kondisi pasien stabil. Namun, petani yang terkena gigitan ular berbisa itu harus tetap dalam pemantauan selama 24 jam ke depan. Untuk penanganan, kaki diperiksa, tanda-tanda vital juga, seperti tensi, saturasi kasar oksigen, suhu tubuh dan lainya. Kemudian bersihkan luka gigitan.

“Lalu penentuan serum anti bisa dan kami observasi selama 24 jam ke depan,” tukas dia. Kata dia, ular hijau ekor merah ini sering ditemukan di kawasan Sukamakmur. Ular ini berbisa. Dengan ciri seluruh tubuhnya dominan berwarna hijau. Namun, pada bagian ekornya terdapat warna kemerahan. (all/c)

Selalu Raih Nilai Tertinggi dari Juri, Siap Beradu di Tingkat Asia

Fikri Habibullah Muharram menjadi satu satunya warga Bogor, yang bisa lolos final di ajang Aksi Indonesia. Jalan panjang harus dilalui pria kelahiran Parung ini untuk bisa menjadi seorang da’i.

Laporan: MUHAMAD ARIF AL FAJAR

PAGI ITU, wajahnya nampak teduh. Tutur katanya lembut, sesekali melempar senyuman. Tak banyak yang berubah dari penampilannya, sebelum dan sesudah mengikuti ajang AKSI Indonesia (ajang pencarian bakat dai di salah satu stasiun televisi swasta).

Bagi yang pertama kali melihat, mungkin tak menyangka pria kelahiran Parung, 13 Juli 1991 itu adalah seorang ustaz dan finalis AKSI Indonesia 2023.

Pakaiannya yang dikenakan sederhana. Kaos polos dengan bawahan sarung. Namun, saat berbicara membahas tentang agama, wawasannya luas. Setiap pertanyaan yang dilontarkan, selalu dijawab beserta dalil dan kitab yang ia kuasai.

Pagi itu, Radar Bogor berkesempatan menemuinya di kediamannya. Lokasinya di Perumahan Vila Mutiara Indah, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Di sana, Radar Bogor disambut hangat ustaz yang pernah menimba ilmu di Pesantren Darussunnah International Institute for Hadith Sciencess.

“Masya Allah, ayo masuk,” sambutnya di muka pintu. Sembari menyeruput secangkir kopi pagi itu, Ustaz Fikri sedikit bercerita pengalaman mengikuti ajang kompetisi tingkat nasional itu dan menjadi satu satunya perwakilan Bogor, yang bisa masuk grand final. Baginya, semua sudah diatur Allah. Ustaz yang pernah menjadi pewarta di Harian Pagi Radar Bogor itu mengatakan, saat itu dirinya tidak sengaja menemukan informasi pendaftaran audisi program AKSI (Akademi Sahur Indonesia) 2023, yang diselenggarakan salah satu stasiun televisi swasta. Ayah dari Izz Awfa Rayyan itu memberanikan diri untuk ikut dan mendaftarkan dirinya di ajang audisi bergengsi tersebut. Dari ribuan pendaftar yang bersaing di awal pendaftaran, warga Bogor ini lolos bersama 24 peserta terbaik lainnya, dari seluruh Indonesia. “Qodarullah, terpilih dan masuk 24 peserta terbaik,” tutur alumni SDN Parung 03 Bogor itu. Kata dia, untuk lolos menjadi peserta di AKSI, bukan hal mudah. Setidaknya itu yang dialami pria yang juga sedang mengenyam pendidikan di Universitas Zainul Hasan Genggong, Kraksan Probolinggo itu. Kepada Radar Bogor, Fikri menceritakan pengalaman dari awal hingga dirinya mampu meraih juara III di AKSI Indonesia. Untuk lolos dari babak demi babak, selama perjalanan audisi AKSI. Setiap hari selalu ada satu peserta yang tereliminasi pada setiap babak yang dimulai dari TOP 24, TOP 18, TOP 12, TOP 9, TOP 6, TOP 4, hingga berakhir di grand final kemenangan tiga peserta terbaik.

“Untuk tembus ke final ada dua penilaian yaitu penilaian juri dan poling SMS dari pendukung. Kalau dua itu tidak terpenuhi siap-siap tereliminasi atau wassalam,” ujar pria, yang aktif membuat kajian di kanal Tiktok dan Youtube ini.

Rekam jejak perjalanan Fikri selama di AKSI ini, selalu mendapatkan nilai tertinggi dari lima juri ternama. Meskipun di babak final perolehan poling SMS, yang Fikri dapatkan masih diungguli dua peserta lainnya dari Makassar yang menyabet posisi pertama dan Bandung di posisi kedua. Namun, secara nilai dari juri, suami dari Hartya Trisnanti itu, selalu yang paling tinggi.

“Nilai dari juri akan diakumulasi menjadi 50 persen. Sisanya dukungan dari poling SMS 50 persen. Dua-duanya digabung menjadi satu dan di situlah keluar nilai akhir. Alhamdulillah, bagi saya ini sebuah kebanggaan. Tidak mudah bertahan sampai babak akhir. Dukungan poling SMS hanya bicara takdir. Semua peserta menginginkan lolos di tiga besar dan saya bisa lolos sampai sini,” ungkap Fikri. Kata dia, selama satu dekade perjalanan AKSI Indonesia, tahun ini adalah pertamakalinya perwakilan peserta asal Bogor tembus sampai ke final. Keluasan wawasan agama, menurut dia, sangat diperlukan. Pasalnya setiap peserta harus berkali-kali menjawab tantangan pertanyaan yang diberikan juri seputar Al-Qur`an, hadist, maupun pembahasan fiqih kontekstual. Peserta yang mengandalkan hafalan teks dalam memberikan tausiah, kata Fikri, pasti akan terlihat gugup di panggung. Penguasaan materi adalah hal yang mutlak. Ketika ditanya soal dukungan, pria kelahiran Parung ini mengatakan mendapat banyak dukungan dari masyarakat Bogor Raya, terlebih warga Parung tempat Fikri dilahirkan. Bahkan Fikri mengaku terkejut saat Walikota Bogor Bima Arya memberikan dukungan motivasi melalui video, yang kemudian menyebarluas di kalangan warga Bogor. “Wah video dukungan dari Pak Wali buat saya jadi mood boster. Pada saat itu saya sedang down karena minim istirahat. Malam kita begadang sampai pagi untuk tampil secara live. Belum lagi mengatur waktu untuk latihan. Saya sempat terkena flu berat dan panas dingin. Bahkan asatiz pembina asrama menyarankan saya membatalkan puasa agar fokus pemulihan kesehatan dan minum obat. Di babak-babak akhir saya tampil hampir setiap sahur dan itu membutuhkan stamina yang prima,” ujarnya. Pasca audisi AKSI Indonesia 2023 ia mengaku banyak mendapatkan undangan mengisi tausiah di berbagai tempat. Putra pertama dari pasangan Ustadz Dadi Kurnia dan Laila Jamilah ini bahkan memiliki harapan jika nantinya terpilih kembali di ajang audisi AKSI ASIA yang diselenggarakan setiap tiga tahun sekali. Di AKSI ASIA nanti akan ada peserta yang berasal dari lima negara yang berkontestasi yaitu Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, dan Timor Leste. (all/c)

PENGUMUMAN / PEMBERITAHUAN

KE – 5 ( LIMA ) TENTANG

KEBERATAN ATAS LELANG EKSEKUSI PERKARA NOMOR : 1/Pdt.Eks.Akte/2019/PN. bgr

SUKAMAKMUR Suara ledakan terdengar kencang di sepanjang Jalan Sukamulya, Kecamatan Sukamakmur, Rabu (3/6). Bukan menghindar, warga justru mendekat untuk melihat dengan mata kepala sendiri.

Ternyata, sumber ledakan

Meriahnya Festival Kuluwung di Sukamakmur

itu berasal dari kuluwung, sebuah meriam berbahan dasar kayu. Berbagai variasi kuluwung itu sengaja dikumpulkan dalam agenda Festival Kuluwung menyambut bulan Syawal. Festival Kuluwung menjadi bagian dari pesta rakyat di wilayah timur Kabupaten Bogor.

Berbagai ukuran kuluwung diadu. “Ledakan kuluwung ini tiap bulan Syawal. Setelah lebaran Idulfitri. Ini jadi hiburan masyarakat,” kata Mulyana, warga Desa Sukamulya kepadaRadar Bogor. Kuluwung-kuluwung yang berisi karbit itu dipasang ber- jejer. Saat api disulut, “meriam batang pohon” itu mengeluarkan bunyi letusan. Banyaknya kuluwung membuat ledakan terjadi berkalikali. Bahkan, suara ledakan itu menggema hingga radius beberapa kilometer. Kata Mulyana, adu dentuman kuluwung tidak hanya diikuti warga Sukamamur. Banyak warga dari luar Sukamakmur yang ikut dalam festival tahunan itu. “Ada puluhan kuluwung yang disiapkan peserta dari berbagai wilayah yang dinyalakan,” tandas dia. Tahun ini, ada sekitar 55 kuluwung yang diadu. Festival berlangsung selama dua hari, hingga Kamis (4/5) besok. Dentuman keras itu tak jarang membuat jantung berdebar. Biasanya, warga yang memiliki riwayat penyakit jantung diungsikan selama festival berlangsung.

Salah satunya, Ika, yang mengungsikan ibunya selama festival berlangsung. “Iya, ibu boga panyakit jantung, janten ngungsi heula ka tonggoh. (Iya ibu punya penyakit jantung, jadi ngungsi dulu ke atas ),” katanya. Petugas medis juga disiagakan di sekitar lokasi.(all/c)

This article is from: