
4 minute read
Jembatan Dihancurkan Hari Ini
Pengerjaan awal diketahui dari
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR)
Rena Da Frina, dimulai dengan membangun batas kerja di area Jembatan Otista.
Hal itu dimaksudkan, agar masyarakat tidak sembarangan masuk pada area kerja, pembongkaran jembatan berlangsung.
Rena memperkirakan prog res pembongkaran, hingga pembangunan Jembatan Otista, kini sudah mencapai 1 persen.
“Target alat berat masuk itu kan minggu depan, tapi ini kemungkinan besok (hari ini, red) kami targetkan sudah mulai penghancuran jembatan,” kata Rena di Jembatan Otista, Rabu (3/5).
Rena menjelaskan, alat berat yang sudah tiba, yaitu dua breaker, atau penghancur. Lainnya merupakan ekskavator. Saat ini, kontraktor sudah membangun batas area pekerjaan menggunakan seng tinggi, serta membuat direksi kit, atau bangunan gedung darurat, yang ditargetkan selesai hari ini (4/5).
Di samping itu, sambung Rena, kontraktor masih mengerjakan stacking out, atau pengukuran ulang dudukan jembatan, juga shop drawing, atau membuat gambar kerja, yang akan dilanjutkan dengan izin pembongkaran jembatan.

“Nanti mereka serahkan ke pada Manajemen Konstruksi (MK) untuk pengawas. Kemudian mereka juga sedang mengatur alat-alat berat. Jadi kemungkinan besok (hari ini, red) sudah mulai beroperasi,” jelas dia.
Ketika persiapan sudah selesai, kata Rena, maka pembangunan jembatan akan dilakukan secara bertahap.
Dimulai dari sayap jembatan.
Jalan Otista pun nantinya, tambah Rena, tidak akan diperbolehkan untuk digunakan sebagai area bermain anak-anak.
Sementara itu, mengantisipasi molornya waktu pengerjaan, Rena juga menyebut, bahwa proyek Otista bakal dievaluasi, tiap pekan.
“Pasti akan kami evaluasi terus, digeber terus, sehingga targetnya tepat waktu bisa terwujud,” tegas Rena.
Seperti diketahui, Pemkot Bogor membagi menjadi tujuh tahapan pada proses pem-
Bima: Kesabaran Kita
Tengah Diuji
Wali Kota Bogor, Bima Arya memandang hal itu sebagai ujian bagi jajarannya. Ia mengatakan, kebijakan yang diterapkan sudah melalui perhitungan, dan pertimbangan matang.
Bima meminta Forkopimda, dan jajaran Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk tidak membawa perasaan (baper), menanggapi keluhan dan protes yang terus dilontarkan kepada mereka. “Hari ini Kota Bogor tengah diuji kesabarannya. Komentarkomentar yang disampaikan pun luar biasa. Mulai dari yang santun, tajam, bahkan keras. Kami sepakat untuk tidak baper. Karena kalau baper, kebijakannya tidak jalan,” ucapnya pada momen halal bihalal di Balai Kota, Rabu (3/5).
Sebaliknya, ia meminta para ASN berusaha maksimal, dengan kekuatan rasionalitas dan logika. Bima juga menyarankan kepada jajarannya, untuk tidak malu atau gengsi, untuk minta maaf apabila melakukan kesalahan.
Dirinya berharap, dapat terus bekerja sama di sisa waktu masa jabatannya dengan hati yang bersih dan penuh kebahagiaan. (fat/c) bangunan Jembatan Otista. Tahap awal, merupakan tahapan persiapan mulai dari pemasangan seng area kerja, dengan estimasi waktu pengerjaan selama dua minggu. Tahap kedua, masuk pada pengerjaan drainase, galian di bawah jembatan, dengan estimasi waktu yang dibutuhkan adalah selama dua bulan.
Tahap ketiga adalah galian tanah. Tahapan ini membutuhkan waktu selama satu bulan.
Kemudian, tahap ke empat adalah pengerjaan pengerasan, dengan estimasi waktu selama satu bulan. Dilanjut tahap ke lima, adalah pengerjaan aspal, dengan estimasi waktu pengerjaan selama tiga minggu.
“Masuk tahap ke enam, yakni pengerjaan struktur jembatan, yang diperkirakan akan memakan waktu selama dua bulan,” terang dia. Tahapan terakhir adalah finishing, atau pekerjaan pengembalian kondisi jembatan, aspal hingga trotoar, selama dua minggu lamanya. (ded/c)
Gairah Jual-Beli di Plaza Bogor Masih Tinggi
Di lantai dasar misalnya. Para pedagang pakaian, emas, peralatan sekolah, dan aksesoris masih menjajakan barang dagangannya, dan melayani para pembeli. Sama seperti di lantai dasar, lantai dua pun masih diramaikan dengan pedagang yang berjualan. Di bagian ini kebanyakan pedagang menjajakan sepatu, pakaian, dan beberapa diantaranya berjualan karpet. Padahal, fasilitas eskalator sudah mati, dan tidak bisa digunakan. Sementara di lantai tiga, sebuah departemen store juga terlihat masih beroperasi seperti biasanya, dan disambangi para pembeli.
Perumda Pasar Pakuan Jaya (PPJ) pun telah menyebar surat edaran, agar para pedagang sudah mulai berkemas, menutup toko dan lapak mereka, untuk berpindah ke pasar yang sudah disiapkan mereka.
Namun, seorang pedagang sepatu dan sendal, Santi mengatakan, masih banyak pedagang yang bertahan, karena menunggu kabar waktu pengosongan. Oleh karena itu, mereka tetap memanfaatkan waktu yang ada untuk berjualan.
“Kami yang di countercounter belum dapat kabar soal batas operasi. Jadi kami menunggu waktu kesepakatannya saja,” ucapnya saat ditemui Radar Bogor, Rabu (3/5). Santi mengungkapkan, gairah jual beli di Plaza Bogor masih sangat potensial. Masyarakat tetap datang membeli, meskipun diselimuti kabar pembongkaran. Bahkan menurutnya, tidak ada penurunan drastis yang dirasakan para pedagang.
Meski pun penutupan akses Jembatan Otista membuat jumlah kunjungan berkurang, tapi ia merasa kondisi itu hanya akan berjalan sementara saja. Sebab masyarakat masih kebingungan dengan rekayasa lalu lintas dan perubahan rute angkot.
Namun memang, Santi mengungkapkan, sebagian pedagang sudah memilih pindah lebih awal ke beberapa tempat yang jadi alternatif, seperti Pasar Blok F, Pasar Anyar, dan Pasar Bogor. “Saya juga sudah sempat ngintip-ngintip ke tempat lain. Tapi belum menentukan pindah kemana. Karena memilih tempat berjualan tidsk seperti memilih makanan. Ada banyak pertimbangannya, aspek strategis dan jarak ke pelanggan,” ujar dia. Pedagang yang sudah berjualan di Plaza Bogor selama 16 tahun itu juga sebetulnya masih berharap, dapat terus menjajakan dagangannya di sana. Karena menurutnya, belum ada tempat lain yang
Pergi dan Berharap Kembali
Di sini pula, Kemal Pasha merintis karir usahanya. Sebelum berjualan sepatu seperti sekarang, pemilik
Anugrah Shoes itu, dulunya berjualan aneka aksesoris, seperti kalung, manik-manik, hingga ikat pinggang.
“Lulus sekolah saya kerja di pabrik selama 3 tahun. Uang tabungan saya pakai untuk modal usaha berjualan aksesoris. Waktu itu saya jualan di lantai bawah,” tuturnya. Dari sana, Kemal belajar cara berbisnis. Usahanya pun semakin berkembang. Tujuh tahun berjalan, Kemal beralih. Ia memilih berjualan sepatu, dan pindah, dari Plaza Bogor ke Mall BTM. sama dengan Plaza Bogor. “Sudah pernah coba ke tempat lain. Di sana memang ramai tapi pengunjungnya nongkrong saja. Kalau di sini, yang datang pasti berbelanja. Selain itu target pasarnya juga sesuai, yaitu kelas menengah ke bawah,” ungkap Santi. Menanggapi kondisi tersebut, Direktur Utama Perumda PPJ, Muzakkir Abdullah mengatakan memang pihaknya masih memberikan waktu beberapa hari ke depan. Namun, pelayanan pasar diberhentikan. Sejumlah akses Plaza Bogor masih dibuka, hanya untuk mengambil barang, dan mengosongkan toko. Setelah tahap pengosongan tuntas, pihaknya akan melakukan pemagaran, sembari menunggu proses lelang. “Nantinya akan kami pagar, jadi benar-benar sudah tidak bisa ada aktifitas jual beli di dalam,” tegas Muzakir. (fat/c) bisa bertahan, dan tetap berjualan. “Sedih rasanya kalau harus pindah. Tempat ini banyak memberikan jasa penghidupan. Sangat senang kalau tet ap bisa berjualan lagi. Malah bagus kalau direvitalisasi fasilitasnya, dan kami bisa kembali jualan di sini,” harap Kemal. (fat/c)
“Di BTM saya berjualan selama 11 tahun. Saat itu harga sewa yang terus naik. Tidak sebanding dengan pendapatan. Akhirnya saya memutuskan kembali ke Plaza Bogor. Karena ternyata, di sini lebih nyaman dan sesuai untuk saya,” ucap dia.
Kemal beralasan, penjualan di Plaza Bogor lebih bagus, dan konstan. Target pasar yang ditujunya, pun jauh lebih cocok. Terlebih, pengunjung Plaza Bogor menurutnya merupakan orang yang betul-betul ingin belanja, bukan sekadar nongkrong. Meski harga sewa counternya naik, Kemal tetap bertahan karena alasan itu.
Namun saat ini, pikirannya terganggu. Sebab, tempat mencari nafkah yang dicintainya itu, segera dipugar. Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor berencana mengubah Plaza Bogor, menjadi tempat bertajuk New Plaza Bogor, yang berisi gedung parkir, pusat perbelanjaan, taman, hingga hotel.