2 minute read

Bongkar Total Demi Trem

“Masyarakat banyak yang bertanya, mengapa tidak ditambahkan saja bagian kanan dan kirinya,” ungkap Bima.

Namun dia menjelaskan, bahwa langkah Pemkot Bogor membongkar total, lalu membangun ulang jembatan karena akan memaksimalkan struktur

Jembatan Otista baru. Kemudian alasan kedua, lanjut Bima, ke depan jembatan ini akan mengakomodir transportasi berbasis trem.

“Sehingga membutuhkan tekanan tonase yang lebih besar,” jelas Bima.

Jembatan Otista baru nantinya, akan memiliki panjang 50meter dan lebar 22 meter. Jembatan yang melintang di atas Sungai Ciliwung itu juga nantinya akan memiliki empat jalur kendaraan, jalur trem, dan jalur pedestrian.

Proyek pembangunan jembatan yang menghabisk an dana Rp52,6 miliar itu ditargetkan rampung pada 8 Desember mendatang. (fat/c)

Keluarga KH Ahmad Sanusi se-Indonesia Bertemu

Ketua Yayasan Pendidikan

Islam Ibn Khaldun Bogor, yang juga merupakan cucu KH

Ahmad Sanusi, Didi Hilman

Iskandar mengatakan, kegiatan silaturahmi akbar ini merupakan kegiatan perdana, setelah satu tahun penganugerahan gelar pahlawan nasional untuk KH

Ahmad Sanusi diberikan di Istana Negara pada, 7 November lalu.

Didi berpendapat, pemberian gelar pahlawan nasional kepada

KH Ahmad Sanusi, karena beliau merupakan salah satu anggota Badan Penyelidik

Usaha-Usaha Persiapan

Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

KH Ahmad Sanusi juga menjadi tokoh Islam yang turut memperjuangkan dasar negara Pancasila, terutama ketika terjadi konflik pada penentuan sila pertama.

Berkat jasa-jasanya itu, perdebatan mengenai ideologi negara yang terbagi menjadi negara Islam, dan negara sekuler dapat mencapai jalan tengah dengan lahirnya ideologi

Pancasila.

“Ketika perdebatan antara kelompok nasionalis Islam dengan nasionalis sekuler hampir deadlock, dan ketua

BPUPKI waktu itu dr. K.R.T.

Radjiman Wedyodiningrat diminta oleh Bung Karno (Soekarno) untuk voting, tetapi ditolak KH Ahmad Sanusi,” ucap dia.

Selain itu, KH Ahmad Sanusi merupakan ulama Sukabumi, yang menorehkan tinta emas dalam kiprahnya sebagai ulama dan pejuang Kemerdekaan

Indonesia. “Mengawali sistem pemungutan suara juga merupakan salah satu kontribusi KH Ahmad

Sanusi,” papar dia.

Selain itu, pada masa penjajahan Jepang, KH Ahmad Sanusi juga menjadi salah satu yang memobilisasi, baik dalam barisan Sabilillah dan Hizbullah, untuk sama-sama berjuang. “Tokoh ulama bersatu untuk memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia. Juga disaat mengisi Kemerdekaan,” ucap Didi Hilman Iskandar. Kemudian, pendiri Persatuan Ummat Islam (PUI) itu juga merupakan figur yang banyak menulis karya-karya ilmiah, terutama buku-buku tentang agama Islam.

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor, ada lima kejadian yang terjadi pada Minggu, (7/5).

Kelimanya, adalah rumah ambruk, atap rumah terbawa angin, serta dua pohon tumbang.

Adapun, untuk kejadian rumah ambruk terjadi di Jalan Kedondong Raya, Kampung Ceger, RT 01/05, Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara pada pukul 08:00 WIB.

Penyebab ambruknya rumah milik Babay Mubarok itu, disebabkan kondisi kontruksi rumah yang sudah rapuh, alias masuk kategori

Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Di tambah guyuran hujan yang terjadi beberapa hari belakangan ini.

“Kondisi ambruk terjadi pada bagian dapur dan kamar, serta tembok retakretak hampir di seluruh bagian rumah terdampak,” kata Kepala BPBD Kota Bogor, Teofilo Patrocinio Freitas.

Kemudian, atap rumah terbawa angin terjadi di Kampung Situ Pete Pulo, RT 05/10, Kelurahan Sukadamai, Kecamatan Tanah Sareal pada pukul 15:00 WIB.

“Atap rumah berbahan asbes dibagian ruangan tamu dan dapur pada rumah milik Bapak Romi Januar itu, terangkat oleh angin kencang. Sehingga mengakibatkan seluruh ruangan terdampak menjadi basah tertimpa hujan,” ungkap pria yang kerap disapa Theo. Sementara, pohon tumbang terjadi di halaman Kantor

Kelurahan Cibadak yang berlokasi di Perumahan Taman Sari Persada, RT 01/15, Kelurahan Cibadak, sekitar pukul 15:00 WIB.

Di mana, pohon jenis Ketapang dengan panjang 12meter dan diameter 20 cm itu, tumbang akibat hujan deras disertai kondisi akar pohon yang sudah keropos.

Kemudian, pohon tumbang juga terjadi di Jalan Amarilis

2, No 9, Perumahan Taman Cimanggu, Kelurahan Kedung Waringin, sekitar pukul 14:30 WIB.

Pohon jenis Mangga dengan panjang sekitar 12meter dan diameter 30 cm itu, tumbang hingga meninpa pagar serta menutup akses jalan warga. Terakhir, pohon tumbang terjadi di Jalan Cendana, Kampung Budi Agung, RT 02/03, Kelurahan Sukadamai, sekitar pukul 15:40 WIB. Di mana, pohon jenis Rambutan dengan panjang 10meter dan diamter 20cm itu tumbang, akibat hujan deras dan kondisi batang pohon yang sudah keropos, hingga menimpa tembok pagar samping SMAN 2 Kota Bogor.

“Khusus untuk pohon tumbang, personil TRC-PB BPBD Kota Bogor sudah turun ke lokasi dan melakukan pemotongan. Saat ini kondisi pohon tumbang sudah dievakuasi,” imbuh Theo. Tidak ada korban jiwa dalam tiap kejadian. Assessment dan koordinasi tanggap darurat pun sudah selesai dilakukan oleh personil TRC-PB BPBD Kota Bogor. (ded/c)

This article is from: