B覺DJ覺 KOP覺 SEDJAK TAHOEn 1830 PREANGER STELSEL | CULTUUR STELSEL AGRARISCHE WET | UUPA 1960
DISTOPIA REZIM LEX MORCATORIA KONTEMPORER
01
devisa negara terbesar keempat setelah kelapa sawit, karet dan kakao. Perlu diketahui bahwa kopi bukanlah komoditas asli Indonesia, melainkan dibawa oleh komandan pasukan Kerajaan Belanda Adrian van Ommen dari Malabar, India. Hal tersebut adalah salah satu agenda kolonialisme dalam sektor perkebunan. Tetapi, jumlah produksi kopi rakyat yang dominan itu pada kenyataanya tidak segaris dengan kesejahteraan petani di desa�desa Indonesia, dalam rilis resmi Badan Pusat Statistik (B P S) pada september 2015 angka kemiskinan di Indonesia naik menjadi 11,16% atau 28 juta jiwa dari seluruh penduduk Indonesia. Dari keseluruhan jumlah rakyat miskin, penduduk miskin pedesaaan menyumbangkan sebesar 62,75% atau 17,8 juta dimana mayoritas penduduk desa tersebut berkerja di sektor pangan dan pertanian (perkebunan kopi terletak di pedesaan, dan termasuk dalam sektor ini). Tidak menutup kemungkinan jumlah ini akan bertambah dua kali lipat lebih jika menggunakan standar World Bank yang menetapkan ambang batas kemiskinan adalah dibawah 2 dollar perhari (Badan Pusat Statistik, 2015) . Tidak hanya berhenti disitu, ada kemungkinan bahwa jumlah ini akan terus bertambah—World Bank mengklaim bahwa di Indonesia pada ta h u n 2 0 1 5 ket i m p a n ga n a nta ra penduduk kaya dan penduduk miskin semakin tinggi—dimana distribusi nilai surplus diakumulasi oleh 20% terkaya dan sisanya, 80% atau sebanyak 205 juta lebih 02
tidak menikmati pertumbuhan nilai surplus nasional (World Bank, 2015). Situasi ini menggambarkan sebuah piramida penghisapan kekayaan oleh golongan minoritas kaya terhadap mayoritas miskin. Lalu mengapa petani kopi tetap m i s k i n m e s k i p u n h a s i l nya produksinya dominan?, Menurut keterangan Direktur Tanaman R e m p a h d a n P e n y e g a r, Direktorat Jenderal Perkebunan, Azwar Abu Bakar bahwa penyebab kemiskinan petani kopi karena minimnya kapasitas petani di sektor produksi (pra� penanaman, penanaman hingga pasca panen) yang tidak sesuai dengan standar (dianggap masih dalam standar kategori kopi rakyat), sehingga jumlah ekspor menurun. Lanjutnya pula, petani kopi perkebunan rakyat ini masih banyak perlu melakukan peningkatan produktifitas, kuantitas dan kualitas, apalagi kemudian melihat permintaan pasar internasional terhadap Speciality Coffee dan Single Origin Coffee, hal ini menjadi p e nye b a b t a m b a h a n b a g i penurunan ekspor kopi yang selanjutnya akan berdampak pada turunya penghasilan petani kopi.
Faktanya petani miskin bukan karena kurang produktif, melainkan dimiskinkan secara sistematis melalui negara yang berpihak kepada pasar.
03
Petani kopi hanya mendapat 0,7 persen saja dari seluruh keuntungan tiap kilogram
04
PREANGER STELSEL
05
preanger
06
Pemerintah kolonial Belanda yang terhitung sejak tahun 1831-1871 mendapatkan keuntungan yang luar biasa dari sistem ini, 823 juta gulden sebagai keuntungan bersih menjadi kas di Kerajaan Belanda plus pembangunan secara mandiri di Hindia Belanda
07
CULTUUR STELSEL
08
akibat epidemi wabah pes.
09
AGRARISCHE WET
10
Tanam Paksa pada masa Hindia Belanda
11
12
13
14
UNDANG - UNDANG POKOK AGRARIA 1960
15
16
sejahtera
17
BAGAIMANA KITA MELAWAN KONDISI INI?
18
19
keberpihakan
20
* hidup petani kopi rakyat dibuat oleh :