Giri, Elok dan Saka adalah tiga bersaudara yang hidup dipedesaan dengan pemandangan pegunungan dan hamparan sawah di depan rumah mereka. Setiap pagi banyak burung berwarna-warni
berkicau di kebun belakang rumah mereka. Tempat favorit mereka
adalah “Omah Tarzan�, rumah pohon dibelakang rumah yang sama dengan rumah milik tarzan di film yang mereka tonton. Udara yang sejuk di bawah pohon yang rindang, gunung-gunung yang terlihat biru kehijauan dan pemandangan asri pedesaan membuat mereka betah berlama-lama di rumah pohon itu. Saka adalah kakak tertua dengan tubuh kurus dan tinggi. Dia seorang mahasiswa yang peduli dengan lingkungan, suka main dihutan dan bercocok tanam. Topi orange tidak pernah lepas dari kepalanya, karena dia merasa matahari semakin mendekat ke atas kepalanya. Menurut Saka, bumi semakin panas karena banyak hutan yang hilang karena kebakaran dan penebangan liar. Saka ingin sekali membuat hutan keluarga makanya dia rajin menanam pohon di belakang rumah. Elok, pelajar kelas 10 yang hobi makan namun bertubuh kecil. Elok suka sekali membuat sesuatu dengan tangannya sendiri. Dia sering membuat percobaan di rumah, percobaan membuat makanan karena memang hobi makan . Yang paling dia suka adalah membuat cilok pelangi dengan pewarna bayam, kunyit, dan buah naga. Dan yang terakhir adalah Giri, yang paling muda diantara yang lainnya. Dialah yang paling banyak jajan dan tubuhnya paling bulat diantara yang lain. Giri masih kelas 5, Dia sering menceritakan pengalamannya menjaga lingkungan kepada teman-temannya biar ketularan menjaga lingkungan juga. Giri suka sekali dengan lagu “Topi Saya Bundar� makanya dia juga memakai topi bundar saat bermain di luar.
Pohon Tanggung Jawab Di minggu pagi saat matahari mulai menyingsing, Saka mengajak Elok yang sudah bangun tidur sedari ayam pertama berkokok untuk jalan-jalan ke pasar. Saka:jalan-jalan ke pasar yuk dek, beli jajan pasar Elok: Ayuk kak Giri yang masih bermalas-malasan di kamar tiba-tiba keluar. Giri: ikut kak, Giri gosok gigi dulu ya Elok: Yah adek jam segini baru bangun. Kita tinggal lo.. Dengan rambut yang masih acak acakan, Giri langsung berlari kecil menuju kamar mandi. Elok: Elok pengen beli klepon, gethuk, serabi, .... Saka: boleh, beli secukupnya ya, kakak cuma bawa 10 ribu, dibagi 3 orang Elok: tiap orang dapet 3.300 dong kak, sisa 100 rupiah Saka: kakak ngalah deh, kakak 3.000, kalian 3.500 ya Elok: Cuma beda 500 kak Saka: kan bisa buat beli klepon Giri yang sudah selesai cuci muka, telah menunggu kedua kakaknya di pintu depan. Giri: ayo kak, Giri udah selesai. Saka: Oke. Kita pamit ibuk dulu.
Merekapun berpamitan terlebih dahulu sebelum berangkat. Elok: motornya dikeluarin dulu kak Saka Saka: kita jalan saja, satu minggu ini kita belum olah raga kan. pagi pagi seperti ini udaranya masih seger banget , kalau kita pakai motor jadi tidak segar lagi deh karna asap motor kita. Elok: berarti pake sepatu aja ya..
Sambil memakai sepatu, mereka berbincang tentang efek asap motor. Giri: oh iya kak, kemarin saat pelajaran IPA bu guru juga bilangkalau asap motor itu mencemari udara bisa bikin sesak nafas dan jadi penyebab bumi kita jadi panas. kok bisa jadi panas ya kak? Saka: jadi asap yang dikeluarkan dari motor ynag namanya karbon monoksida itu menghalangi udara panas yang di bumi untuk keluar bumi. misalnya kalau sore hari cahaya matahari yang masuk dari jendela kamar itukan menimbulkan panas nah ketika ventilasi atau pintu tertutup maka udara sampah itu tidak bisa keluar kamar. nah hampir sama seperti itu. Elok: iya aku juga sudah pernah tau itu. terus gimana dong kak? padahal sekarang tiap orang pakai kendaraan sendiri. Giri: harusnya jalan kaki saja. tapi kalau jauh ya pingsan aku kak. Saka: kakak jelasin sambil jalan ya‌ Dengan berjalan kecil, kak saka melanjutkan penjelasan kepada dua adiknya.
Saka: orang jaman dulu jalan sampai berkilo-kilo loh. hebat kan. tapi untuk sekarang paling sederhana kita bisa pakai kendaraan umum. polusi yang dikeluarkan satu kendaraan tapi yang pakai bisa puluhan orang. iya nggk? Giri: bener kak. aku naik Tayo saja kalau pulang sekolah. Elok: tapi kak, kita bernafas aja menghasilkan karbon dioksida kan. tiap orang berarti mencemari udara dong kak. Giri: (menahan nafas tiba-tiba dan menghembuskan dengan keras) padahal manusia harus bernafas. Saka: nah kita, manusia, bernafas menghirup oksigen dan menghasilkan CO2 dan H2O, karbon dioksida dan uap air. nah kita bisa bertanggung jawab dengan menanam pohon. tau kan kalau pohon membutuhkan CO2 buat berfotosintesis? jadi akan simbiosis mutualisme. Elok: simbiosis mutualisme itu saling menguntungkan kan? bu guru sudah menjelaskan proses fotosintesis itu. berarti kita sudah bertanggung jawab kak. di belakang rumah kita kan sudah ada banyak pohon. bisa kebagian satu-satu, bapak pohon rambutan, ibuk pohon sirsak, kak Elok pohon nangka, kak Saka pohon jeruk terus aku pohon durian yang paling lezaaat itu... hmmm (sammbil menjulurkan lidahnya). Elok: ah kamu makan terus. kamu udah gemuk dek. semua buahnya buat kak Elok aja, kakak kurus banget nih. Mereka pun berjalan di tengah hamparan sawah yang sangat luas dan hijau. Beberapa petani bercaping telah turun ke pematang, siulan burung-burung bersautan mengiringi perjalanan mereka.
Elok: berarti setiap orang yang punya kendaraan harusnya bisa dong bertanggung jawab dengan menanam pohon. misalnya motor satu wajib menanam 2 pohon, mobil 3 pohon, truk 4 pohon, bus kecil 5 pohon... daannnn seterusnya... Saka: pinter banget kamu dek (mengacungkan jempol ke Elok). harusnya seperti itu, apalagi seorang perokok. Giri: berarti kita harus nanam buat motor dua empat pohon, mobil satu tiga pohon. 8 pohon dong kak (menengok ke Elok dengan menunjukkan 7 jarinya) Elok: (tertawa) eh jarimu berapa yang berdiri? Saka: (tertawa sambil memegang perut) Giri: (menghitung satu-satu jari yang berdiri) satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh,, ternyata kurang satu. hahaha (tertawa terbahak-bahak) saat semua tertawa karena jari Giri, seorang bapak disawah menyapa mereka. Pak Tani: Arep nangndi Saka? Saka: Mlampah-mlampah pak. Badhe ting peken. Giri dan Elok melambaikan tangan ke Pak Tani Pak Tani: ngati-ati. Saka: Nggih pak. Merekapun melanjutkan perjalanan melewati jalan kecil persawahan. Elok: kalau kita tadi pake motor kita tidak bisa saling menyapa seperti ya kak?!
Saka: iya makanya kakak lebih milih jalan kaki. Kita bisa bertemu tetangga, pak tani, dan orang-orang lainnya. Giri: betulkan kak. Giri juga bisa menikmati pemandangan gunung sindoro sumbing. hijau dan biru warna kesukaan Giri. Saka: kalian tahu fungsi pohon lainnya? Elok: iya kak. Pohon bisa menyimpan air dan mencegah erosi. Saka: yap!! Benar sekali elok. Dengan adanya pohon, air yang mengalir tidak langsung mengalir ke hilir, tapi terserap dahulu ke tanah. Jadi saat musim kemarau tidak akan kekeringan karena air sudah tersimpan di bawah tanah berkat pohon. Giri: erosi itu apa kak? Elok: erosi itu proses pengikisan tanah karena air. Jadi karena tidak ada yang menyangga tanah saat hujan, tanah mudah sekali terkikis dan terbawa air. Padahal lapisan tanah paling atas itu adalah lapisan yang palig subur namanya tanah humus. Saka: nah itulah makanya bisa menjadi lahan kritis. Tanah menjadi sulit untuk ditanami tumbuhan. Giri: berarti pohon sangat penting ya kak? Kalau tidak ada pohon berarti bencana untuk manusia. Elok: bukan cuma manusia tapi semua makhluk hidup. Saat kekeringan yang akan mati duluan malah tumbuhan dan hewan. Saka: iya, pohon juga rumah untuk beberapa hewan. Iya kan?
Giri: benar juga ya. Elok: coba saja ya kak, semua orang bertanggung jawab, pohon dimana-mana, udara jadi seger banget. (membayangkan banyak pohon di sepanjang jalan) Saka: nah kita bisa mulai dari kita sendiri. Elok: Ayo kita tanam pohon sebanyak-banyaknya!! Giri: Giri cuma mau tanam pohon durian pokoknya. Dengan penuh tawa, mereka berjalan sambil menikmati pemandangan persawahan dan gunung. Mereka menyadari betapa pentingnya pohon. Pohon yang menyejukkan, menghasilkan oksigen dan humus, menyimpan air, mencegah erosi dan tentunya menjadi rumah untuk hewan-hewan.
JALAN TIKUS Setelah beberapa saat berjalan, Giri melihat tempat pembuangan sementara yang berada di depan mereka. Giri: kak lihat (menunjuk ke TPS)!! ada tumpukan sampah disana. kita jangan lewat sana ya!? Bau banget. Elok: iya nanti kita lewat jalan tikus aja. Giri: jalan tikus? ya aku g muat kak. Saka: (tertawa) kalian tahu apa akibatnya dari penumpukan sampah seperti itu? selain bau dan tidak enak dipandang?? Giri: sarang penyakit (mengangkat tangan) Saka: ya selain itu, air dari pembusukan sampah itu bisa mencemari tanah dan air disekitarnya. padahal kita berada di tempat yang lebih tinggi jadi kasihan yang dibawah kita, tidak bisa menikmati air yang bersih. Elok: berarti bisa saja mencemari air irigasi sawah kak? Saka: ya bisa sekali. bisa gagal panen. Karena sampah disana ada tempat shampo, sabun, pembersih lantai, minyak dan bahan lain yang bisa jadi merusak lingkungan. Giri: Kasihan orang-orang yang ada di hilir sungai.. mereka pun diam sejenak dan melihat aliran air di samping mereka. Elok: lalu bagaimana kak biar tidak terjadi seperti itu? Saka: coba kalian berpikir sumber dari sampah-sampah itu darimana?
Giri: rumah, kantor, sekolah, pasar, Saka: paling banyak darimana? Giri: rumah, karena jumlah rumah lebih banyak dari yang lain. Saka: benar, jenis sampah yang paling banyak adalah sampah perumahan. seharusnya tiap rumah bisa mengelola sampahnya sendiri. Elok: caranya bagaimana? Saka: nah ini jalan tikus biar sampah tidak menggunung, langkah pertama, harus memilah sampah sesuai jenisnya, ada organik dan anorganik, atau bisa ditambah dengan sampah kertas, kaca, kaleng, dan sampah B3 atau sampah beracun. Giri: banyak ya kak, dirumah kita baru di pilah menjadi organik dan organik saja! berarti besok kita harus nambah tempat sampah lagi, kan demi lingkungan yng bersih dan sehat ya kak? Saka: mantappp!! tapi kamu tau g bedanya sampah organik dan sampah anorganik? Giri: tau dong kak! sampah organik itu sampah basah yang mudah membusuk. lalu sampah anorganik itu sampah kering yang tidak bisa membusuk. aku kan udah mau kelas 6. Elok: bener dek. tapi coba kalo kamu beli cilok pake plastik, plastiknya kan basah kena saos. trus plastiknya harus dibuang di sampah organik apa organik tuh? Giri: sampah organik dong kan basah! Saka: (tertawa mengusap rambut Giri) bukan dek itu sampah anorganik. tadi kamukan sudah tau bedanya, kalau sampah organik itu sampah yang basah dan mudah membusuk. kalau plastik ya tetep masuk sampah anorganik dek, plastik tidak bisa membusuk.
Elok: (tertawa) jadi kalau daun kering termasuk sampah organik apa anorganik dek? Giri: sampah organik karena dapat membusuk!! semua tertawa. Elok: kenapa harus dipilah kak? Saka: tujuannya adalah biar harga dari sampah anorganik yang dijual bisa lebih mahal, lalu yang organik bisa langsung diolah sendiri dirumah jadi pupuk organik. nah inilah langkah yang kedua, yaitu mengolah sampah. Giri: hmmm, kita bisa jual sampah anorganik kak? bisa dapet uang dong kak? Elok: iya dek, bisa kamu jual ke pemulung atau bank sampah, nanti bisa kamu tabung, bisa buat beli sepeda biar tidak capek jalan. Saka: apalagi kalau sampah organiknya kamu buat kerajinan dulu, bisa jadi lebih mahal dek. bisa dibuat tas, kantung, macem-macem pokoknya. Elok: ya, jadi sampah organik dibuat jadi pupuk organik, dan sampah anorganik bisa dibuat kerajinan tangan, gitu kan kak? Saka: ya benar sekali. karena sebenarnya yang bikin bau sampah adalah sampah organik yang cepat membusuk. jadi kalau langsung kita buat jadi pupuk organik tidak akan mencemari udara. Giri: lalu sampah beracun itu apa saja kak? Saka: baterai, lampu, puntung rokok, pempers, korek, obat-obatan, kosmetik dan botol obat pertanian.
Elok: aku simpulkan ya kak. jadi biar sampah tidak menumpuk kita harus mengelola sampah dari rumah. langkah pertama kita memilah sampah paling tidak menjadi sampah organik dan sampah anorganik atau bisa ditambah dengan sampah kertas, kaca, besi, dan sampah beracun. lalu langkah kedua, mengolah sampah organik jadi pupuk organik dan sampah anorganik menjadi kerajinan tangan atau langsung di jual ke bank sampah. Giri: iya ya kak, kalo sampah tidak di pilah sendiri kasian orang memilah bisa jadi mereka terkena penyakit karena sampah kita. Saka: 100 buat adek. kita harus peduli dengan orang lain. Elok: eh itu jalan tikusnya... ( menunjuk jalan di tengah pematang sawah) Giri: oh itu? Jalan gajah itu mah. Elok: iya, gajahnya kamu dek. Merekapun menyusuri jalan kecil itu dan menikmati pemandangan disana..
BUMI ATAU PERUT Setelah perjalanan mereka yang melelahkan. sampailah mereka di pasar. namun Elok merasa sangat letih dan memutuskan untuk istirahat dahulu di depan toko yang masih tutup. Elok: kak istirahat sini dulu ya, capek sekali jalan dari rumah sampai pasar. Giri: duh kak aku haus sekali. ayo kita cari minum. Saka: ini kakak sudah bawa minum. (mengeluarkan botol minuman di tas kecil yang di gendongnya) Giri: ah syukurlah kakak bawa minum jadi tidak memotong uang jajan kita deh. Saka: iya, kita bisa berhemat. sekaligus biar kita g usah beli minuman botol plastik yang nanti pasti akan jadi sampah. Disela-sela perbincangan mereka tiba-tiba seorang nenek yang menjajakan dagangannya dan melewati mereka. Nenek: gethuk... tiwulll.... nderek langkung den. (sambil tersenyum menatap mereka bertiga dan duduk di sebelah mereka) Elok: monggo mbah. (membalas senyum nenek tersebut) Elok: mbah, tumbas mbah. Nenek: nggh nok. (sambil membuka dagangannya)wonten klepon, gethuk, thiwul, jagung, kalian cenil. Elok: nah. pas sanget mbah. kula nembe ajeng pados niki. tumbas 2000 nggh.
Nenek: bungkus kertas nopo godhong nok? Saka: ngangge niki mawon mbah (memberikan tempat makan kepada simbah) Nenek: Oh, pun ngasto piyambak, dados mboten nyampah nggh nok. Saka: nggh mbah. nenek itu pun mengambilkan sesuai dengan pesanan B Nenek: niki nok. Elok: nggh mbah. niki artonipun. Nenek: pas nggh. matur suwun nok. Elok: nggh mbah. sami-sami. simpahpun menutup kembali barang dagangannya dan beranjak pergi. Nenek: monggo nok. Saka: monggo mbah. (menatap nenek itu beranjak pergi) Elok: kok g beli kak katanya nyari jajan pasar? Saka: nantilah, kakak mau minta adek aja. Elok: ih curang banget kak. Saka: oh ya nanti kalau beli jajan g usah pake kantong keresek ya. kakak sudah bawa kantong dan tempat makanan. jadi kita bisa mengurangi sampah plastik sekali pakai. Elok: ya kak. karena sampah paling banyak adalah sampah plastik sekali pakai kan? Saka: betul! (mengacungkan jempol)
Giri: ayo kak, aku sudah hilang capeknya. Elok: sudah hilang capeknya apa sudah laper perutnya? Giri: hihi, laper perutnya. (tersipu malu sambil mengelus perutnya) merekapun beranjak menuju pasar sambil tertawa. Elok: itu kak, warung langganan ibu. (sambil mendekati warung) ketika mereka mendekat ke warung, dengan gesit Giri mengambil tempat makanan yang telah mereka bawa. dan Saka pun kembali mengingatkan untuk membeli dengan uang saku yang telah dibagi rata. Giri: tempat makannya mana kak? (memohon) Saka: ini (menyerahkan tempat makan ke Giri) ingat ya dek masing-masing cuma 3500. Giri: ingat kak. dan tidak usah pake plastik sekali pakai. Saka: yups!! Giri: kak tapi itu (menunjuk tahu bakso yang terbungkus plastik), padahal aku pengen itu. Elok: kamu milih bumi apa perut dek? Giri: tapi aku pengen kak. Saka: yaudah nanti kita buat sendiri di rumah gimana? tapi kita buatnya Tahu aci saja. habis ini kita beli bahan-bahannya. Giri: wah, aku belum pernah makan tahu aci, kita buat yang enak ya kak.
Elok: tahu aci itu makanan khas tegal dek. rasanya enak banget. Saka: yaudah adek beli ini aja. adek bayar dulu (menyerahkan kotak makanan ke penjual) Pedagang: 2500 dek, Saka: ini buk uangnya Pedagang: pas ya mas. Saka: nggh buk. Giri: lah kita beli bahan tahu acinya pake uang siapa? uangku sisa 1000 Elok: uangku sisa 1500. Saka: kita gabung saja, jadi 2500 ditambah uang kakak 3000. Giri: jadi 5500. bisa buat beli apa? Elok: wih adek udah jago menghitung nih. Saka: soalnya adek sering ngitung uang jajan kan? (meledek). kita beli kucai saja yang di rumah g ada. Elok: okee!! Saka: oh ya, tadi ibu nitip beliin buah, kita cari buah dulu ya. Giri: siap. wah, beli yang ada bijinya aja kak, kita tanam. Saka: bener banget dek. mau buah apa?
Elok: kan adek pilih bumi juga, bukan cuma perut. Buah yang pohonnya besar aja kak. Jeruk, mangga, manggis, durian, rambutan. Saka: coba nanti kita lihat sedang musim buah apa. sebelum pulang mereka melihat kanan kiri untuk membeli bahan tahu aci dan buah pesanan ibu. mereka memutuskan untuk membeli buah jeruk dan mangga yang diwadahi menggunakan kantong jaring yang dibawa kak Saka. setelah itupun mereka berjalan pulang dengan menggunakan angkot karena cuaca sudah panas dan jalan sudah begitu ramai. Elok: kak diluar sudah panas nih. adek udah g kuat kalau jalan lagi. Giri: kita naik angkot saja kak. kan kita pilih bumi. Saka: heem dek. kita pilih bumi, makanya kita naik kendaraan umum.
MAINAN dan LOLLYPOP setelah hampir setengah jam perjalanan pulang menggunakan angkot, sampailah mereka di rumah dan mendapati ibu yang sedang menyiram tanaman dan bapak yang sedang menanam tumbuhan. merekapun langsung duduk santai dilantai teras rumah. Dengan wajah yang lemas dan berkeringat Giri dan Elok tak sabar segera memakan apa yg mereka beli tadi. Di waktu yang sama, Giri merasa ingin sekali menanam biji dari buah yang mereka beli sebelumnya. Giri: bapak, ibu, kita pulang... ibu: loh kok g salam dulu.. Giri: assalamualaikum... Ibu & Bapak: waalaikumsalam... Elok: kak, ayo kita makan jajan kita tadi. Giri: iya kak, aku sudah sangat lapar. Saka: iya ini, (mengeluarkan isi dari tas yang dibawanya) Giri: bapak, aku mau menanam biji buah jeruk dan mangga (menunjukkan kantong berisi buah yang mereka beli kepada bapak) bapak: wah adek mau nampah pohon dirumah kita ya Giri: iya pak, biar rumah kita seger. Bapak: ya berarti buahnya harus dimakan dulu dong. Elok: iya ayo kita makan dulu.
Ibu: cuci tangan dulu dek. Giri dan Elok, berbondong-bondong mendekati Ibu yang sedang menyiram tanaman dan diikuti oleh Saka yang mengambil pisau dan piring ke dapur sambil memakan jajanan mereka, Giri mengumpulkan biji buah di piring. dan Saka menjelaskan alasan Giri yang bersemangat menanam biji buah tersebut kepada ibu dan bapak. Saka: adek mau belajar tanggung jawab sama karbon dioksida yang dia keluarkan saat bernafas pak. Giri: iya pak. kita harus tanam 2 pohon untuk motor dan 3 pohon untuk mobil. Ibu: kalian sudah mulai hidup tanpa plastik ya... bangga deh ibu. Elok: iya buk, tadi kita lihat tumpukan sampah. isinya paling banyak plastik. Bapak: kalian kemarin ikut bapak nonton film di perpustakaan itu kan? Giri: iya pak. yang banyak hewan laut mati karena makan plastik kan? Elok: iya, yang bu susi bilang kalau Indonesia penyampah plastik terbesar nomor 2 sedunia itu. Bapak: benar. dengan kita tidak menggunakan plastik, kita sudah bertanggung jawab menjaga lingkungan Saka: coba kalau kita keluar rumah, plastik ada dimana-mana. bukan hanya karena buang sampah sembarangan namun juga dari sampah warga yang tidak tepat pewadahannya.
Elok: oh, tempat sampah yang tidak tertutup kan? yang akhirnya akan beterbangan dan pindah ke tempat lain. Giri: ya, kan lebih baik g usah pakai plastik aja ya. Elok: berarti kamu g usah beli lollypop dek. kan tusukannya plastik tuh. Giri: yah gimana dong? kan enak. kalo gitu sedotan juga? Elok: iya dek, sedotan juga termasuk. ice cream juga, bungkusnya plastik juga tuh Giri: eh tapi kan bisa beli ice cream yang pake wadah gitu. Ibu: banyak kan, produk plastik yang digunakan sekali pakai? shampo pun juga, sikat gigi, kopi, coba kalau kalian pergi ke warung atau toko, banyak pokoknya. makanya lebih baik pakai yang bukan sachet atau beli ukuran yang lebih besar jadi sampah yang dihasilkan lebih sedikit. Saka: eh dek, tau tidak siapa yang paling banyak nyampah di bumi ini? Giri: warung Saka: salah Elok: pabrik plastik Saka: salah juga Giri: terus apa?? Saka: nyerah? manusia yang rakus. anak yang banyak jajan. (sambil mencubit dua adiknya) Giri: kok bisa?
Saka: kalau kamu jajan pasti buang sampah kan? Bapak: coba kalau manusia manusia tidak suka jajan yang berbungkus plastik. pasti tidak akan ada sampah plastik dan pabrik plastik tidak akan memproduksi plastik. Saka: karena dengan kamu membeli jajan yang berplastik berarti kamu telah meminta dibuatkan plastik lagi untuk tempat jajan kamu hari besok dan seterusnya. Giri: wah, mainanku plastik semua pak. Bapak: itulah kenapa pabrik plastik masih membuat plastik padahal plastik berbahaya dan mencemari bumi. karena masih banyak manusia yang meminta termasuk kamu yang masih mau jajan dan mainan yang berbungkus plastik. Elok: padahal kalau pabrik plastik tidak produksi lagi bisa menghemat energi dong ya? energi dalam proses produksinya, distribusinya, konsumsinya juga. Ibu: iya, akan mengurangi karbon yang dihasilkan dari pabrik plastik, lalu truk besar yang menyalurkan plastik dari pabrik plastik ketoko, dan mengurangi kendaraan pembeli plastik dari rumah ke toko. Elok: tapi pabrik plastik juga salah karena mereka tidak membuat produk yang bisa membusuk dan ramah lingkungan. Giri: sebenarnya apa sih bahaya plastik? Elok: mencemari lingkungan dan membunuh hewan laut. Ibu: bukan hanya itu, plastik tidak dapat membusuk tapi hanya akan merubah menjadi ukuran yang lebih kecil, biasanya dinamakan mikroplastik. nah mikroplastik itu bisa masuk ke tubuh manusia lewat udara atau lewat makanan.
Saka: makanya jangan berpikir sampah plastik yang ada di laut itu hanya berdampak bagi mereka yang di kawasan laut. namun kita juga mendapat dampaknya. Giri: apa kak? Saka: kalo misalnya di tubuh ikan-ikan ada mikroplastiknya, trus nanti kita makan. kita juga ikut memakan plastik dong. nah nanti tubuh kita tidak dapat bekerja semestinya. Bapak: ngeri ya dampaknya. Elok: tapi kenapa banyak kampanye tolak plastik sekali pakai saja? Ibu: seharusnya semua jenis plastik harus di musnahkan namun karena sampah plastik yang bukan sekali pakai seperti botol, tempat makan, ember dll bisa dipakai dalam waktu yang lama dan lebih mudah dikelola. namun untuk plastik sekali pakai akan menambah volume sampah dengan cepat. begitu juga dengan barang lain yang sekali pakai. Giri: adik tidak boleh beli lego lagi bu? Elok: ada lego dari kayu loh dek. kamu juga bisa buat mainan pakai bahan bahan alam. kaya wayang dari rumput, mobil mobilan pakai kertas. menabung pun bisa pakai bambu. Saka: hayo pilih bumi apa mainan plastik? Giri: ya deh sudah cukup mainan plastikku. besok aku buat mainan pakai kayu. tapi dibantu kakak sama bapak ya. Saka: iya kita bisa buat miniatur rumah kita pakai kardus atau koran bekas loh. Elok: eh ini bijinya udah terkumpul. Giri: iya ayo kita tanam.
Giri dan Elok sangat bersemangat untuk menanam biji buah itu. merekapun menarik kedua tangan bapaknya yang masih duduk di teras rumah. mereka mempersiapkan tanah, pupuk, pot, dan berbagai alat yang akan mereka gunakan. Saka pun membereskan makanan mereka dan ikut membantu menata taman. dan ibu yang masih asyik untuk menyiram tanaman sambil bernyanyi.
OKE FOOD hari ini adalah hari selasa, jadwal Giri piket siang hari di sekolah. membersihkan papan tulis, mengangkat kursi, menyapu, dan membantu untuk membawakan buku tugas ke ruang guru. Giri, Dono, Kasino, Indro dengan penuh tanggung jawab menyelesaikan semua tugas tugas tersebut dan terakhir sambil berjalan pulang, mereka berbondongbondong membawakan buku tugas Ibu Guru ke ruang guru. pada saat mereka masuk, mereka berpapasan dengan seorang bapak OKE Jek dengan jaket kuning hitam yang sebelumnya mengantarkan makanan untuk Ibu Guru Giri: ibu baru saja pesan OKE FOOD? Ibu Guru: iya Giri, ibu lagi pengen makan bakso mie ayam Kasino: padahal kan di kantin pak barjo ada bu? ibu Guru: iya tapi ibu pengen yang punya Bu Tarmi Dono: iya bu, mie nya enak banget, aku juga sering jajan disana kadang kalau malas keluar pake OKE FOOD juga. Indro: padahal enak dimakan disana loh, kalau dibungkus rasanya seperti beda gitu. Giri: bu, ibu ku sering melarang buat pesan OKE FOOD. Ibu Guru: lah kenapa? kan tidak langsung di masukkan ke sterofoam, tapi dibungkus plastik dulu. Jadi tidak apa-apa, sehat saja. Giri: nah itu lah masalahnya bu, kalau pesan Oke FOOD bungkusannya pasti lebih dari satu. Indro: oh i see, jadi sampah plastiknya banyak ya.
Ibu Guru: oh iya- ya, ibu baru menyadari itu. padahal kalau bahan sterofoam proses penguraiannya sangat lama,hingga ratusan tahun ya.. Indro: kadang kalau makanan dingin juga langsung taruh ke sterofoam. Kasino: kakakku bilang mending pake sterofoam daripada harus nyuci piring. Ibu Guru: haduh, jangan di contoh ya yang seperti itu. Dono: kakak mu lebih milih perut dari pada bumi itu. padahala kalau dipikir lagi, jika semua orang berpikir seperti itu, bisa bisa pulau jawa hilang tertimbun sampah. Giri: kita bisa jadi seperti dinosaurus, kalau dino punah karena gunung berapi kita punah karena gunungan sampah. Indro: kok ngeri banget ya. kita pindah ke kalimantan saja kalu gitu. Giri: itu namanya tidak bertanggung jawab. masa kita ninggalin pulau jawa yang penuh sampah. Dono: lah kan bukan kita yang nyampah tapi orang orang pemalas dan tidak peduli lingkungan. Giri: ya makanya kalau kita punya teman yang seperti itu harus diperingatkan bahayanya. Kasino: wah, nanti kakakku marahin deh. malu aku kalau punya saudara pemalas dan tidak bertanggung jawab gitu. Ibu Guru: dinasehatin Kasino, bukan dimarahin. Kasino: hehe iya bu.
Giri: kalau misalnya orang yang masih nyampah itu pindah ke pulau lain, nanti pulau itu juga akan bernasib sama dong, akan jadi pulau sampah lagi. begitu juga seterusnya. Dono: malu dong sama negara tetangga. singapore misalnya, dimana mana tidak ada sampah. Indro: memang kamu pernah ke sana? Dono: belum sih, cuma lihat ditivi. semuapun tertawa... Ibu Guru: wah ibu jadi malu nih, ibu sudah mencontokan hal yang tidak baik. Giri: tidak apa apa bu, kata ibuku buat pengalaman. Ibu Guru: iya, ibu sudah banyak belajar dari kalian. terimakasih ya anak anak. ini terakhir ibu pesan OKE FOOD deh. Indro: berarti kalau bungkus makanan dari waung juga ga boleh ya? Ibu Guru: boleh, tapi kamu harusnya bawa tempatnya sendiri, jadi g ada sampah. Kasino: seharusnya para driver OKE FOOD juga seperti itu, bawa kantong belanja reuseable dan tempat makan buat bungkus makanannya biar nanti konsumennya yang mindah ke tempat makan di rumah. Ibu Guru: wah ide bagus banget nih. kita bisa mengkampanyekan ke OKE JEK nih. kalian memang pinter pinter banget. Indro: tapi caranya bagaimana ya?
Ibu Guru: gampang, kita tinggal telepon pusat aduan OKE JEK terus bilang saja aduan dan saran kita tadi. Giri: wah ayo kita buat perubahan. siapa tau nanti kita bisa ketemu pemilik OKE JEK. Kasino: bisa terkenal deh kita. bisa ketemu presiden juga. jadi duta anak peduli lingkungan. Ibu Guru: ibu juga mau ikut ketemu presiden dong. Dono: aku mau minta 1000 sepeda ke pak presiden biar tidak mencemari udara. Kasino: aku minta hutan buat sekolah kita, biar tidak panas lagi. Indro:kalo gitu aku mau minta hewannya biar kita jaga dari pemburu Ibu Guru: kamu tidak mau minta apa apa kalau bertemu presiden? Giri: mau dong bu, aku mau sekolah kita punya pembangkit listrik tenaga surya sendiri. dengan penuh semangat mereka terus saja mengungkapkan harapan mereka jika benarbenar bertemu dengan presiden. kepedulian mereka terhadap lingkungan selalu membuat bangga, bukan hanya guru namun juga orang tua dan bangsa kita Indonesia. semakin banyak orang yang peduli dengan lingkungan maka bangsa kita akan lebih harum lagi.