News Letter, edisi 3, Januari –Februari 2014 2014 News letter
, edisi 3, januari – februari 2014
Propinsi Riau
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Propinsi Riau
Hari esok adalah milik anak bangsa Mereka punya masa depan Untuk menentukan nasib mereka Membangun cita-cita Mengejar mimpi Mencapai keberhasilan Karena di desa sumber ilmu itu pasti ada Tahun 2013 PNPM MPd Riau membangun 83 gedung pendidikan di desa TK ada 22 gedung, PAUD ada 26 gedung SD/Ibtidaiyah 31 gedung SMP/Tsanawiyah 4 Gedung Sebesar 22 Miliar lebih anggaran dikucurkan, termasuk untuk Sarana pendidikan, seragam sekolah, Beasiswa, insentif guru honor, Pelatihan pendidikan, mebel sekolah dan lainnya.
Pembangunan desa Pembenaan
Merangkai rotan menjadi Bisnis Rumahan
Peyek tulang ikan lele
News letter
, edisi 3, januari – februari 2014
Redaksional Salam hangat dari redaksi Dewan redaksi : Penanggung Jawab: Gubernur Propinsi Riau
Penasehat : Kepala badan BPM Bangdes Propinsi Riau
Pemimpin Umum : PJO Propinsi Riau
Pemimpin Redaksi Koordinator Propinsi Riau KMN PNPM MPd
Tim Redaksi KMN PNPM MPd Propinsi Riau
Penanggung jawab pslaksanaan Sp IEC.Propinsi Riau
Alamat: Jl. Angkasa No 21 HR Soebrantas Panam Pekanbaru
Klick ! www.pnpmmpdriau.wordpress.com
Selamat bagi kita yang telah melewati tahun 2013 dengan baik dan tetap semangat membangun desa. Di tahun 2014, tentu saja masih banyak harapan yang belum tertuntaskan, masih banyak mimpi yang ingin dicapai, dan di tahun ini kita harus lebih gigih lagi agar harapan itu bisa menjadi kenyataan. Diantara harapan di tahun 2014, banyak juga yang tengah menuai kekhawatiran, apakah PNPM Mandiri Perdesaan akan terus berlanjut ? Tentu saja ketakutan ini bukan tidak beralasan mengingat suasana perpolitikan yang tengah hangat-hangatnya. Kami mencoba mengutip pernyataan mentri koordinator kesejahteraan Rakyat, Agung laksono, ia mengatakan bahwa, PNPM Mandiri merupakan salah satu program penanggulangan kemiskinan yang diketahui berhasil dan manfaatnya luar biasa, terutama untuk mendorong ekonomi masyarakat. "Program ini semula berlangsung tiap tiga tahun berturut-turut di satu daerah," kata Agung. Namun, masih banyak wilayah yang miskin. Pertanyaannya, apakah program ini masih dibutuhkan oleh masyarakat ? mungkin saja jawabannya adalah ya ! tinggal hal ini kita kembalikan kepada kebijakan pemerintah nantinya, apakah tetap dengan nama yang sama, atau berganti baju dengan program yang sama. Dilain hal, program kita juga tengah mendapat ujian, ditengah semangat kita untuk tetap melakukan pengendalian program agar terlepas dari persoalan penyelewengan, dan program terus berjalan sesuai harapan untuk memberikan pemberdayaan kepada masyarakat, masih saja ditemukan ada pelaku yang mencoba mencari kesempatan dalam kesempitan. Semoga dari berbagai persoalan ini kita bisa menyelesaikannya dengan bijaksana, yang tetap mengedepankan kepentingan masyarakat. Kita membenci koruptor dan mendukung kepolisian untuk memberantas korupsi. Tentu saja sesuai dengan aturan perundang-undangan yang telah di atur dalam negara ini, dengan arif dan bijaksana. Tahun 2014, mari kita sambut dengan suka cita.
News letter
, edisi 3, januari – februari 2014
News letter
, edisi 3, januari – februari 2014
Laporan Utama
Program Nasional Pemberdayaan masyarakat(PNPM ) Mandiri Perdesaan provinsi Riau, tahun anggaran 2013 ini membangun 83 gedung pendidikan di perdesaan. Pembangunan gedung itu diantaranya taman kanak-kanak (TK) sebanyak 22 gedung, PAUD 26 gedung, SD/ Ibtidaiyah 31 gedung dan SMP atau tsanawiyah 4 gedung. Selain pembangunan fisik, kepedulian terhadap pendidikan ini juga diberikan untuk penunjang kegiatan sarana dan prasarana, bantuan seragam sekolah, beasiswa, insentif guru honor, pelatihan pendidikan, mebel sekolah dan lainnya. Kepala BPM Bangdes Propinsi Riau, H Daswanto mengatakan tahun ini ada 22 miliar lebih anggaran yang dikucurkan untuk pendidikan. Anggaran ini merupakan anggaran dari APBN dan APBD. Bahkan selain anggaran dari pemerintah, masyarakat juga memberikan swasdaya, bisa berupa tanah tempat bangunan yang nominalnya sekitar 150 juta rupiah, serta tenaga dalam proses pembangunan dan pengawasannya. “Program ini merupakan usulan warga desa sendiri, kemudian di tentukan oleh warga masyarakat melalui musyawarah desa dan musyawarah antar desa. Mereka jugalah yang menentukan skala prioritas sehingga pembangunan ini diluluskan dalam usulan di tahun 2013.� Ujar Daswanto. Antusias masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup mulai kelihatan dengan kepedulian mereka terhadap pendidikan anak-anak mereka. Sehingga hal ini terungkap lewat usulan mereka untuk membangun gedung sekolah melalui program PNPM MPd. Kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan bagi anak-anak tampaknya mulai menunjukan angka yang positif. Di tahun 2012 saja pembangunan gedung sekolah juga menunjukan angka yang cukup signifikan yakni 107 gedung sekolah dengan nominal Rp 22 miliar lebih. Di tahun 2011 sebanyak 88 gedung dengan nominal Rp 15 miliar lebih. Di tahun 2010 sebanyak 106 gedung sekolah dengan nominal Rp 18 miliar lebih.di tahun 2009 pembangunan gedung sebanyak 87 gedung Rp 14 miliar, dan ditahun 2008 sebanyak 95 dengan nilai nominal sekitar Rp 16 miliar. Sehingga diperhitungkan tidak ada lagi anak-anak desa yang tidak mengecap pendidikan. Karena pembangunan gedung sekolah sebenarnya sudah dilakukan sejak PNPM Mandiri perdesaan berdiri. Rata rata pembangunan gedung yang dibuat adalah untuk kebutuhan sekolah yang paling dasar hingga usia wajib belajar. Gedung yang paling banyak dibangun adalah gedung PAUD, kemudian gedung MDA, SD dan SMP, bahkan ada yang membangun gedung SMA..
Rohul
Kampar
Bengkalis Meranti
Kuansing
Siak
Pelelawan
Inhu
Inhil
News letter
, edisi 3, januari – februari 2014
Laporan Khusus
Catatan Progres Akhir Tahun Kita memasuki tahun 2014, namun pekerjaan belum usai, Masih banyak pekerjaan yang harus segera diselesaikan dan masih banyak pula pekerjaan yang harus dipersiapkan untuk. Ini adalah aktivitas yang terus berkelanjutan dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan, program yang telah memiliki alur kegiatan, standard kerja dan sesuai dengan target yang merupakan kesepakatan bersama para penyelenggara PNPM Mandiri Perdesaan, mulai dari tingkat kecamatan kabupaten, hingga propinsi. Rutinitas yang penuh dengan dinamika, tantangan dan harapan terus berpacu demi mengejar progres dan pemberdayaan yang harus dilakukan secara beriringan, agar antara satu dengan yang lainnya bisa berjalan seirama. Tentu saja, target utama yang harus dicapai adalah pengentasan kemiskinan. Sesuai target MDGs dalam menurunkan angka kemiskinan 5 %, sedang yang baru dicapai oleh propinsi Riau baru 7,8 %. Setidaknya angka ini masih lebih baik jika dibandingkan secara nasional. Di penghujung tahun 2013, sejumlah alur kegiatan sudah hampir keseluruhan selesai 100 %, Mulai dari musyawarah desa 1 hingga ke 3, musyawarah antar desa pertama hingga ke 3, sejumlah pelatihan, hingga pencairan baik APBD maupun APBN yang terus dikawal oleh para fasilitator dan konsultan. 3 kategori kegiatan saat ini tengah menyelesaikannya, yakni pelatihan bagi kader pemberdayaan Masyarakat perdesaan (KPMD) 100 % , penyaluran dana yang sudah mencapai 100 % serta MDST musyawarah desa serahterima sebagai akhir dari kegiatan pembangunan PNPM Mandiri Perdesaan sudah mencapai 78 %. Bahkan untuk persiapan memasuki tahun 2014 , sejumlah alur kegiatan juga telah dilaksanakan seperti MAD 1 dan MD 1, bahkan di desa-desa saat ini tengah menampung gagasan dari dusun untuk pembangunan di tahun 2014. Komitmen yang kuat Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Desa (BPM Bangdes) Daswanto mengakui untuk pencairan dana baik APBD maupun APBN sudah berjalan dengan baik hingga mencapai 100%, kondisi ini menunjukan
komitmen pemerintahan daerah kabupaten di Riau cukup tinggi dalam PNPM Mandiri perdesaan. Sedangkan penyaluran atau penyerapan dana juga sudah mencapai 98 % atau melebihi target secara nasional. Dan hal ini tidak terlepas dari kendali yang dilakukan oleh para fasilitator dan konsultan. Komitmen kuat yang dilakukan pemerintah kabupaten juga bisa dilihat dari trand penganggaran yang terus mengalami peningkatan. Bahkan Kabupaten Meranti yang merupakan kabupaten baru pemekaran tengah menunjukan kepeduliannya yang cukup tinggi melalui program ini dengan memberikan shering dana yang cukup besar. Trand penganggaran tersebut dapat dilihat dari tabel berikut Bahkan 2 Kabupaten yakni Indragiri Hulu dan Bengkalis merupakan 2 Kabupaten yang melaksanakan program integrasi. Kabupaten Indragiri Hulu saja menganggarkan Rp 15 Miliar dari APBD, sedangkan Kabupaten Bengkalis sebesar 12 Miliar rupiah. Anggaran ini juga meningkat dari tahun-tahun sebelumnya. Prioritas Pembangunan Desa Pambangunan infrastruktur dan gedung untuk pendidikan adalah pembangunan yang paling diharapkan oleh masyarakat. Dari tahun 2008 hingga tahun 2013, trand pembangunan yang dilakukan oleh PNPM MPD berdasarkan kebutuhan masyarakat yang dituang dalam musyawarahmusyawarah desa, grafiknya terus saja mengalami peningkatan. Dari tahun 2008 hingga 2013, sebanyak 845 pembangunan jalan rabat beton telah dilakukan, menyusul yang kedua adalah pembangunan gedung sekolah seperti PAUD dan MDA sebanyak 586, selanjutnya box culver/ jembatan sebanyak 193, gedung kesehatan 162, irigasi 124, listrik 55, pasar 43 , pasar 43, sarana air bersih 70, sedangkan kelompok SPP (simpan pinjam perempuan) yang memanfaatkan dana PNPM Mandiri Perdesaan untuk meningkatkan perekonomian keluarga sebanyak 1759 kelompok, dengan total modal bantuan Rp 112,7 Miliar. Kepercayaan Program MP3KI pada PNPM MPd Riau Di tahun 2014 ini PNPM Mandiri Perdesaan Riau di percaya oleh program MP3KI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan kemiskinan Indonesia) untuk menitipkan anggarannya agar dikelola oleh PNPM Mandiri Perdesaan. Anggaran yang dikelola tersebut sebesar Rp 13 Miliar lebih untuk 5 Kecamatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat. Yakni Kecamatan XIII Koto Kampar di kabupaten Kampar, kecamatan Langgam, kabupaten Pelalawan, Kecamatan Merbau, Rangsang dan Rangsang Barat di kabupaten kepulauan Meranti.
News letter
, edisi 3, januari – februari 2014
AUTO KRITIK UNTUK KERJA YANG LEBIH BAIK Dari Catatan SP2M
Belum tuntas penyelesaian masalah lama, muncul lagi masalah baru. Mungkin ini tema yang kita sebut di tahun 2013, sebagai auto kritik bagi fasilitator di program PNPM Mandiri perdesaan. Di tengah gencarnya kita melakukan pengawasan dengan format dan pola namun ternyata belum menjadi cara yang jitu agar tidak bermunculan kembali para pelaku penyelewengan dana BLM melalui program PNPM
Trend Masalah dan penyelesaian PNPM MPd Riau s/d Bulan Lalu Baru Total
september Proses
Selesai Dalam
6 0 1 1 1
6
Persen (%) Lalu
s/d Bulan
Total
1 6
8
Selesai Dalam Proses
5
Persen (%)
00% s/d Bulan
Lalu Total
Proses
6 2 6
Indikasi Penyimpangan Prosedur 3 6 Sampai dengan periode bulan Desember 2013 ada beberapa indikasi penyimpangan prosedur dan penyalahgunaan dana 1 antara lain : 6
2 6
3 6
5 Baru
November
5 6
00%
Baru
oktober
7
Selesai Dalam
7
4
Persen 1 (%) 00% Mandiri Perdesaan di Propinsi Riau. Sampai di bulan Desember 2013, beberapa masalah yang muncul lebih dominan kepada kasus penyelewengan dan penyalahgunaan dana dari pinjaman SPP oleh pelaku di Kecamatan dan Desa, pinjaman dan kelompok fiktif oleh pengurus kelompok, UPK, TPK dan KPMD. Di awal tahun 2013, kasus penyimpangan dana yang cukup menghebohkan terungkap karena besaran penyelewengan yang dilakukan cukup mencengangkan, yakni sebesar Rp 1,2 Miliar lebih dilakukan secara berjemaah oleh 3 penguruh UPK dan 1 orang FK, saat ini dari nilai
penyimpangan tersebut telah di kembalikan sebesar Rp. 1.000.407.000,Di pertengahan tahun 2013 Satu kasus besar kembali yang muncul adalah penyimpangan dana pinjaman dan pengembalaian SPP oleh pengurus UPK Kecamatan Cerenti yaitu Jasnur Ahmad dan Yuliadi dengan nilai Rp. 1.289.500.000,00 dan telah dikembalikan sebesar Rp. 1.023.611.700,00 saat ini kasus tersebut telah di laporkan ke Polres Kabupaten Kuantan Singingi. Terdapat juga masalah lain menjadi prioritas adalah penyelewengan dana pengembalian pinjaman SPP dengan tidak dicatat dalam pembukuan setiap ada pengembalian kelompok oleh bendahara UPK di Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Kepulauan Meranti sebesar Rp. 70.789.300,- saat ini baru dikembalikan Rp. 62.856.800,Penyalahgunaan dana pinjaman kelompok terjadi di kecamatan Kuala Kampar, Kabupaten Pelalawan, oleh Sdr. Azmi Kecamatan Kuala Kampar, dengan modus kelompok fiktif dan di gunakan untuk kepentingan pribadi, sebesar Rp. 40.000.000,- saat ini baru kembali Rp. 8.500.000,Penyalahgunaan dana pinjaman dan pengembalian kelompok juga terjadi di kecamata Kerumutan, Kabupaten Pelalawan, sebesar Rp. 80.439.000,- oleh Sdri. Darmawati Dewi (Bendahara TPK Desa Bukit Lembah Subur) dan masalah tersebut masih dalam proses penanganan lebih lanjut
Penyalahgunaan pinjaman dan pengembalian SPP oleh pengurus kelompok di Desa Bandur Picak, Kecamatan Koto Kampar Hulu, Kabupaten Kampar Pinjaman dengan pemanfaat fiktif di Kabupaten Kuantan Singingi, Kecamatan Cerenti dan Kabupaten Rokan Hulu, Kecamatan Rambah (lokasi phase out). Penyalahgunaan dana pinjaman dan pengembalian SPP oleh pengurus kelompok serta prosedur pengembalian dari dana talangan yang tidak tepat oleh TPK, Lurah dan Camat pada Desa/Kelurahan Rantau bertuah dan Minas Jaya, Kecamatan Minas, Kabupaten Siak Penyalahgunaan dana pinjaman kelompok oleh pengurus di kecamatan Tembilahan Hulu dengan pinjaman fiktif (dana pinjaman tidak diserahkan ke anggota) dan menggunakan dana pengembalian kelompok. Seluruh permasalahan tersebut diatas di crosscek dan diberlakukan sanksi terhadap fasilitator dan pelaku
News letter
, edisi 3, januari – februari 2014 Kabar Desa
PNPM Mandiri Perdesaan Di Desa Pembenaan Berjalan Transparan dan Memberdayakan Masyarakat Oleh : Haryono (Fastekab Inhil) Desa Pebenaan merupakan salah satu Desa yang termasuk dalam Wilayah Kecamatan Keritang Kabupaten Indragiri Hilir, 2 dengan luas wilayah Âą 48,30 Km dan jumlah penduduk sekitar 5.380 jiwa yang terdiri dari beraneka ragam suku dan budaya, dengan hasil perekonomian masyarakat dari pertanian dan perkebunan. Disamping itu Desa Pebenaan juga merupakan Desa batas wilayah kecamatan keritang dengan wilayah kecamatan reteh, jarak tempuhnya dari ibukota kecamatan, Kota Baru Seberida berkisar Âą 18 Km dengan waktu tempuh sekitar 60 menit dengan menggunakan kenderaan sepeda motor, dengan kondisi jalan yang sangat buruk sekali. Pada saat ini Pemerintahan Desa Pebenaan lebih memprioritaskan pembangunan Infrastruktural jalan dengan kegiatan semenisasi jalan ( rabat beton ) untuk memperlancar akses tranportasi tersebut dari berbagai bantuan program pemerintah yang mana salah satunya adalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan yang lebih dikenal dengan PNPM-MPd. Pada tahun 2012 Desa Pebenaan termasuk salah satu Desa yang terdanai dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat ( PNPMMPd ), dengan kegiatan Semenisasi Jalan ( Rabat Beton ) yang berlokasi di Dusun Terusan dengan volume 400 x 1 x 0.12 Meter dan Dusun Keluarga dengan volume 300 x 1 x 0,12 meter berdasarkan hasil musyawarah desa. Kegiatan Semenisasi jalan ( rabat beton ) yang berlokasi di dusun terusan merupakan akses yang banyak dimafaatkan masyarakat karena jalan menuju Sekolah Dasar Negeri 025, Sekolah Menengah Pertama ( SMP ) Negeri 2 Keritang, Tempat Pemakamam Umum dan Lapangan Bola Kaki. Sebelumnya kondisi jalan tersebut sangat buruk terutama saat musim hujan, sehingga masyarakat kesulitan untuk lewat di jalan tersebut dan terpaksa harus menempuh jalan yang memutar dan cukup jauh. Dengan adanya Bantuan Program PNPM-MPd dengan kegiatan semenisasi jalan (Rabat Beton) tersebut, masyarakat di Dusun Terusan tersebut sangatlah gembira sekali, karena tidak ada lagi jalan yang buruk dan tidak perlu lagi untuk lewat jalan memutar apabila musim hujan. Begitupula dengan lokasi di dusun keluarga, yang jalan tersebut merupakan akses jalan penunjang / penghubung antar desa, ke ibukota kcamatan dan ke kabupaten. Sebelum terlaksananya kegiatan semenisasi jalan, bila musim hujan terpaksa harus memutar menempuh jalan jauh untuk pergi ke ibukota kecamatan dan ke kabupaten ataupun ke daerah lain di luar Desa Pebenaan. Sewaktu pelaksanaan kegiatan Program PNPM-MPd yaitu Semenisasi jalan ( rabat beton ), sangatlah berbeda dengan programprogram bantuan pemerintah lainnya, yang mana didalam PNPM-MPd terdapatnya tahapan-tahapan mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai pelestarian benar-benar langsung dari masyarakat Desa, belum lagi adanya pengawasan dan pendampingan dari pihak Kecamatan dan kabupaten yang sangat transaparansi dan akuntability, sehingga terdapatnya proses pembelajaran langsung kepada masyarakat,
sehingga masyarakat dapat mengetahui secara langsung bagaimana proses pelaksanaan kegiatan tersebut. Didalam proses pelaksanaan kegiatan semenisasi ( rabat beton ) PNPM-MPd, seperti contohnya dalam hal pemasok bahan material ( Suplier ) juga ditentukan langsung oleh masyarakat melalui Musyawarah Desa Pelelangan yang transparansi sehingga masyarakat dapat mengetahui dan mengawasi secara langsung akan tanggung jawab dari pemasok bahan material ( suplier ) dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Belum lagi sewaktu pelaksanaan pekerjaan semenisasi ( rabat beton ), pihak pendamping kecamatan memberikan Trial pekerjaan yaitu bagaimana cara campuran semen, pasir dan kerikil serta adukan, sehingga terdapatnya akan kualitas hasil pekerjaan yang memuaskan bagi masyarakat, karena semua dilaksanakan secara terbuka didepan dan disaksikan Pemerintahan desa, tokoh masyarakat, lembaga masyarakat dan para pekerja itu sendiri. Sewaktu bahan material masuk dilokasi kegiatan, tim pelaksana kegiatan ( TPK ) didesa, Suplier, dan Pendamping Kecamatan, bersamasama melakukan sertifikasi akan volume dan kualitas bahan material apakah sesuai dengan komitmen hasil pelelangan atau tidak, sehingga tidak adanya unsur indikasi-indikasi yang sifatnya penyelewengan baik dalam bentuk dana maupun kualitas dan kuantitas bahan material tersebut. Begitupula dengan penyaluran dana di kecamatan, harus pula dilampirkan dengan bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran, yang kemudian ditempelkan pada papan informasi, sebagai salah satu bentuk akan keterlibatan langsung masyarakat dalam hal pengawasan kegiatan tersebut. Dan yang tak kalah pentingnya lagi adalah pengawasan atau pemeriksaan langsung dari pihak pendamping kabupaten, baik masalah administrasi pembukuan maupun mengenai kualitas, dan kuantitas hasil pekerjaan, sehingga benar-benar adanya kegiatan proses pembelajaran langsung baik kepada Tim pelaksana kegiatan maupun kepada masyarakat, yang hasilnya terciptanya suatu komitmen kerja secara profesional. Kegiatan Program hal seperti inilah yang sangat dinantikan masyarakat, khususnya masyarakat Desa Pebenaan, karena bukan hanya terlaksanya kegiatan pembangunan di desa tetapi juga bertambahnya pengetahuan dalam bidang pelaksanaan kegiatan semenisasi jalan ( rabat beton ) yang sifatnya pemberdayaan secara baik dan benar. Pada tahun-tahun selanjutnya masyarakat sangatlah menantinantikan pembangunan Infrastruktural khususnya di Desa Pebenaan melalui bantuan Program PNPM-MPd, karena masyarakat telah mengetahui, merasakan langsung akan manfaatnya baik mengenai kualitas, volume dan cara pengadministrasian pembukuan keuangan, yang sebelumnya tidak pernah mereka rasakan. Dan berharap ada prioritas pemerataan pembangunan, agar menunjang majunya segala akses kehidupan demi meningkatkan taraf hidup dan persekonomian masyarakat.
News letter Kabar Desa
, edisi 3, januari – februari 2014 Kab. Siak
Merangkai Rotan Menjadi Bisnis Rumahan yang Menjanjikan (By Dessry Kurniawati, SH/FK Kec. Siak Kecil)
Jika Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan melaksanakan pelatihan salon, menjahit dan pelatihan bordir itu sudah biasa dilakukan. Namun jika PNPM MPd melaksanakan pelatihan kerajinan Rotan Dahanan (Korthalsia flagellaris) dan Rotan Kecil (Calamus Rotang) bagi masyarakat desa adalah hal yang jarang dilakukan. Jarang menang karena tidak semua desa di Provinsi Riau ini memiliki sumber bahan baku dan sumberdaya alam berupa rotan. Rotan yang diolah menjadi barang-barang untuk keperluan rumah tanggal merupakan sumber pendapatan (fulus) yang menjanjikan. Adalah Desa Lubuk Gaung Kecamatan Siak Kecil Kabupaten Bengkalis yang masih meyimpan potensi alam berupa tumbuhan rotan. Memang tidak melimpah, namun cukup sebagai bahan baku pembuatan berbagai keperluan rumah tangga. Selama ini masyarakat Desa Lubuk Gaung hanya memanfaatkan rotan hanya untuk membuat keranjang yang biasa diletakkan pada sepeda motor yang biasa dijual kepada pedagang along-along (pedagang keliling dengan menggunakan sepeda motor, red). KPMD dan Tim Penulis Usulan (TPU) Desa Lubuk Gaung ternyata menangkap peluang ini dengan membuat usulan kepada PNPM MPd Kecamatan Siak Kecil untuk pelatihan bagi pengrajin rotan. 23 orang yang sebagian besar adalah perempuan menjadi sasaran peserta pelatihan dan memang semua mereka sudah biasa mengolah rotan menjadi keranjang. Pada Musyawarah Antar Desa (MAD) Penetapan Usulan TA. 2013 kegiatan ini pun terdanai dengan alokasi Rp 31.707.300. TPK dan Fasilitator Kecamatan sempat bingung mencari siapa pelatih untuk pelatihan pengrajin rotan ini. Setelah dirembukkan dengan Fasilitator Kabupaten maka dilakukan survey bahan dan pelatih
di Rumbai Pekanbaru yang memang terkenal dengan hasil olahan rotan. Hasil survey didapatkan pemilik Usaha Rotan “DONA� Bapak Sugiyanto bersedia menjadi pelatih dan bersedia datang ke Desa Lubuk Gaung. Bahan-bahan utama yang diperlukan adalah rotan, paku biasa berbagai ukuran, tali dan paku jarum. Rotan pun terbagi beberapa jenis bahan yakni Rotan Dahanan (Bahan Baku Utama), Rotan Sega Besar, Rotan Patrik (Pabrikan) , Rotan Kecil sebagai pengikat, Tinner, Melamin, Varnish dan Bensin. Sedangkan alat yang dibutuhkan alat Solder lengkap dengan tabung regulator, Engkol Kayu, Gergaji Pemotong, Meteran, Pensil, Gunting Rotan, Pisau Pemotong, Martil, Amplas dan Kuas Cat. Semua sudah dipersiapkan. Akhir bulan Juni 2013, setelah menyusun persiapan, pelatihan bagi 23 pengrajin rotan Desa Lubuk Gaung pun dimulai. Dari RAB yang ada, pertemuan pertama pelatihan diutamakan memberikan pengetahuan dasar seperti proses penghalusan rotan, melentur dan memaku. Setelah itu baru proses lebih teknis pembuatan alat-alat rumah tangga seperti kursi dan meja dan alat lainnya dengan total 16 kali pertemuan. Diharapkan hasil pelatihan ini, 23 orang warga Desa Lubuk Gaung yang selama ini hanya berupa keranjang along-along, mampu memproduksi alat dan barang kerajinan yang dibutuhkan (diversifikasi produk) seperti kursi, meja, kuda-kudaan,
News letter Kabar Desa
, edisi 3, januari – februari 2014 Kab. Indragiri hulu
Musyawarah Antar Desa Kecamatan Kelayang Menyambut program PNPM Mandiri Perdesaan TA 2014 Oleh : Shaleh Munawan SE (FK Kelayang) Kelayang ; Mengawali pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan Tahun Anggaran 2014, kecamatan Kelayang pada hari Rabu, 25 September 2013 melaksanakan Musyawarah Antar Desa (MAD) Sosialisasi yang dihadiri oleh perwakilanperwakilan masyarakat desa se-kecamatan Kelayang. Acara yang dipimpin oleh Ketua Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Kecamatan Kelayang M. Ardan ini selain mensosialisasikan proses pelaksanaan program untuk tahun anggaran 2014, juga mengevalusasi pelaksanaan kegiatan pada tahun-tahun sebelumnya termasuk proses pemeliharaan dan pelestarian kegiatan sarana dan prasarana yang telah di bangun di desa dari program. Menurut M. Ardan, “proses pemeliharanan dan pelesatarian kegiatan merupakan bahagian yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan program seperti yang tercantum dalam Petunjuk Teknis Operasional PNPM MPd, dan bahkan hal ini menjadi tolok ukur dan kreteria dapat berpartisipasi atau tidaknya suatu desa pada pelaksanaan program tahun berikutnya”. Hal ini ditegaskan kembali oleh PjOK dan Sekcam kecamtan Kelayang yang berkesempatan membuka acara MAD Sosialisasi tersebut. Menurut PjOK Kecamatan Kelayang Kadri, SPd. “Keikutsertaan desa dalam program selain dapat memelihara sarana dan prasarana yang telah dibangun juga proses pelestarian Dana Bergulir yang ada dimasyarakat, maksudnya adalah sanksi lokal yang telah dibangun oleh forum musyawarah berkaitan dengan kewajiban desa dalam pengembalian tunggakan Simpang Pinjam Khusus Perempuan (SPP) menentukan desa tersebut untuk dapat berpartisipasi”. Dalam kesempatan yang sama bapak anshori S.sos selaku sekertaris Camat juga mengemukakan bahwa selama sekian tahun berjalan nya program PNPM dan MAD Sosialisasi di kecamatan Kelayang adapun yang menjadi masalah desa dalam musyawarah ini adalah pengembalian dana SPP dan UEP yang berakibat kepada individu, kelompok, serta menjadi kendala bagi desa untuk ikut berpartisipasi hingga berimbas kepada desa dalam perankingan usulan.
Pada sosialisasi kali ini yang disampaikan oleh Fasilitator Kecamatan (FK) Kelayang Shaleh Munawan, SE. menjelaskan pola pelasanaan kegiatan Program menerapkan skema Integrasi Penuh yang menjadikan RPJMDes dan RKPD sebagai acuan penetapan usulan pada program. Ini berarti semua usulan yang diajukan pada PNPM Mandiri Perdesaan harus tertuang dalam document RPJMDesa dan RKPDesa. Menurutnya “Terdapat beberapa perubahan serta penyesuaian pelaksanaan program pada tahun 2014 ini, perubahan tersebut diantaranya adalah pada mekanisme usulan kegiatan yang ada tahun sebelunya batas maksimalnya sebesar Rp. 350 juta menjadi Rp. 500 juta per satu usulan kegiatan serta penegasan kembali mengenai pentingnya “safeguard” atau ‘pengamanan” social dan lingkungan hidup”. Untuk tahun anggaran 2014 ini, kecamatan Kelayang dialokasikan dana progam sebesar Rp. 1 Milyar, sesuai dengan surat Menkokesra Nomor; D.1605/KMD/D.VII/VIII/2013 tanggal 23 Agustus 2013 perihal Penyampaian Daftar Indikatif Lokasi dan Alokasi BLM PNPM Mandiri T.A 2014 sama seperti tahun angaran 2013 lalu. Pada pelaksanaan Tahun Anggaran 2013 lalu, teralokasikan dana untuk 3 (tiga) desa dengan 4 (empat) kegiatan yaitu ; Desa Sungai Golang dengan kegiatan Pembangunan Drainase/parit beton dan honor guru; Desa Tanjung Beludu dengan kegiatan pembangunan Drainase/ Parit Beton serta; Desa Bongkal Malang dengan kegiatan pembangunan Los Pasar. Selain kegiatan dari PNPM Mandiri Perdesaan, di kecamatan kelayang juga dilaksanakan kegiatan dari sumber dana PNPM Mandiri Perdesaan – Integrasi yang teralokasikan untuk 4 (empat) desa yaitu ; desa Simpang Kota Medan dengan Kegiatan paket pembukaan badan jalan; Desa Teluk Sejuah dengan Kegiatan Pembangunan Gedung Pertemuan; Desa Dusun Tua dengan kegiatan Pembangunan PUSKESDES serta Desa Pasir Beringin dengan kegiatan Pembanguan Sarana Air Bersih dengan total nilai bantuan sebesar Rp.562.565.500,(Red)
News letter
, edisi 3, januari – februari 2014
Kabar Desa
Kab. Indragiri Hulu
SENAGNYA HATI BILA MIMPI KAMI DAPAT DIRAIH MELALUI PNPM-MPd “ Usulan Kami MCK, juga harapan kami Nikmati Sarana Air Bersih” (Oleh : Parmadi, Fas Kec. Peranap Kab. Inhu) Serai Wangi, salah satu desa di Kecamatan Peranap yang merupakan Exs Transmigrasi terletak kurang lebih 8 Km dari Ibu Kota Kecamatan, dan sekitar 7 Km jalan bebatuan yang harus dilalui dari Simpang Pandan Wangi, jalan Raya Lintas Kabupaten Inhu - Kuantan Singingi untuk sampai ke desa ini. Melalui PNPM-Mandiri Perdesaan, desa ini berpartisipasi hingga terdanai dua Kegiatan sekaligus di tahun anggaran 2013 ini, yaitu : Kegiatan MCK dengan alokasi dana sebesar Rp. 214.257.700,- melalui PNPM-Mandiri Perdesaan dan Kegiatan Rabat Beton pada PNPM-MPd Integrasi alokasi dana sebesar Rp. 254.263.200,- . Saat Monitoring kelapangan FK yang juga didmpingi Ketua UPK Kec. Peranap dan Ketua sera Sekrtaris TPK desa Serai Wangi, tiba dilokasi kegiatan PNPM-Mandiri Perdesaan dusun II (dua) Balam Merah, tempat salah satu dari 5 Unit MCK yang dibangun, sejumlah warga datang mengerumuni kami, terdiri dari beberapa orang lakilaki dan para kaum perempuan sambil menggendong anak-anak mereka yang masih kecil, diantara mereka berkata dan menyampaikan “ kami dari lama telah mendambakan MCK ini pak.!, Senagnya hati jika mimpi kami ini terujud melalui PNPM-Mandiri Perdesaan “ Usulan Kami MCK, juga harapan kami dapat Sarana Air Bersih. Sangat susah dan jauh kami harus mengambil air bersih.” Sebagai warga masyarakat awam hanya bisa berharap. kata ibu lainnya, “MCK ini disertai Sumur Gali akan jadi kebanggaan kami, jika benar benar terujud untuk menaikan Air dari bawah sana Pak”, sambil dia menunjukkan Perigi tua yang jauh dibawah lembah sana dimana mereka setiap harinya mandi, mencuci dan mengambil untuk keperluan masak dan minum seharihari.
Saat kami kunjungi TPK desa telah menyelesaikan 5 cincin/ 5 meter galian dari 8 cincin yang direncanakan, sumur memang telah terisisi 1, 5 meter air, TPK merasa sudah menganggap cukup galian sampai disitu saja. Dari sejumlah warga yang mendatangi kami saat itu tidak setuju, dengan spontan mereka mengatakan kami tidak bisa menerima, kami hanya minta digali lagi, takut dimusim kemarau sumurnya kering dan itukan tidak sesuai perencanaan. Perigi kami saja yang lebih jauh dibawah kering jika kemarau, pokoknya kami tidak setuju Pak..! kata mereka serentak” Dihadapan mereka, FK meminta TPK menyelesaikan pekerjaannya sampai target atau perencanaan pada Desaing dan RAB yang telah disepakati atau disetujui. Karena Program ini Dari, Oleh dan Untuk Masyarakat (DOUM) yang bertujuan mensejahterakan dan menjawab kebutuhan masayarakat miskin dipedesaan. Dari rasa ketidak puasan warga dengan mendatangi pelaku Program nerupakan, pembelajaran pemberdayaan yang telah dimiliki masyarakat dengan telah melahirkan kesadaran kritis ditengah-tegah masyarakat. Jangan pupuskan harapan dan jangan dikecewakan mereka, kewajiban TPK yang dipilih oleh masyarakat menjalankan amanah dari masyarakat itu sendiri. Biarkan masyarakat mendapatkan hak dan meraih mimpinya untuk menjadikan kenyataan.
News letter
, edisi 3, januari – februari 2014
Kabar Desa
Kab. Kampar
SHU UPK Amanah Kecamatan Kampar Timur Untuk Warga Tak Mampu Oleh : ROBI YANA MANIK (sekretaris UPK Kampar Timur) Pulau Rambai, Sawah Baru, Kampar, Sungai Tarap, Tanjung Bungo, Koto Perambahan ,
Banyak cara untuk memberikan kepedulian terhadap masyarakat kurang mampu, lebih-lebih lagi bagi sebuah lembaga yang memiliki prinsip mengutamakan orang miskin, maka caranya selain memberikan bantuan pemodalan, hal lain yang dilakukan adalah dengan memberikan bantuan, seperti yang dilakukan oleh UPK Kecamatan Kampar Timur. Sisa Hasil Usaha UPK Kecamatan Kampar timur ini dengan memberikan bahan kebutuhan . SHU itu diberikan pada saat UPK Amanah telah melaksanakan Lapowran Pertanggung Jawaban UPK ( LPJ UPK ) tahun anggaran 2012. Di waktu itu dibacakan segala kebutuhan UPK selama setahun Kedepannya, mendapatkan sisa hasil usaha ( SHU ) Sebesar Rp. 12.900.000, ( Dua Belas Juta Sembilan Ratus Rupiah ), Maka kabar gembira bagi Pemanfaat simpan Pinjam Perempuan Karena akan mendapatkan SHU yang pendapatannya dari bunga yang di pimjamkan kepada ibu – ibu pemanfaat Simpan Pinjam Perempuan akan di kembalikan kepada pemanfaat maupun yang tidak pemanfaat langsung Simpan Pinjam Perempuan. Padasaat MAD LPJ UPK di tetapkanlah bawah dana SHU akan di bagikan kepada masyarakat yang kurang mampu atau Rumah Tangga Miskin maupun yang pemanfaat langsung Simpan Pinjam Perempuan itu sendiri, dan pada saat itu dananya di bagi rata ke Sembilan Desa yang ada di Kecamatan Kampar Timur dan yang akan di berikan kepada pemanfaat bukan berupa uang tunai melainkan Barang yang di butuhkannya untuk memanuhi kehidupan sehari – hari, Maka pada tanggal 26 s/d 27 Agustus 2013 di adakan verifikasi RTM Di Sembilan Desa yang ada Di kecamatan Kampar Timur yang ikut memverifikasi adalah BKAD, BP- UPK, FK, UPK, PL dan masing – masing desa mengajukan nama Calon RTMnya sebanyak 3 orang dan akan di verifikasi langsung namun yang dilayakkan dari tiga calon adalah satu orang saja sedangkan yang dua orang lagi adalah daftar tunggu, pada tanggal 26 agustus 2013 tim verifikasi mengunjung enam desa yaitu desa
Banyakkisah pilu saat tim turun mengidentifikasi warga yang akan menerima bantuan, ada satu desa yang amat sangat Memperihatinkan hidup RTMnya yaitu desa Koto Perambahan, beberapa penduduknya masih menempati rumah yang cukup reot. Di Desa Sungai Putih yaitu seoarng Ibu yang sangat Produktif di bidang usaha bermacam - macam kerupuk contohnya Tempe, Kerupuk Ubi, Kerupuk bayam. Ibu tersebut hanya berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri sedangkan anaknya memiliki keterbatasan fisik dan tidak dapat membantunya. Dan Dari Sembilan desa tersebut yang sangat menyentuh jiwa kami adalah desa Koto Perambahan Pada saat tim turun anaknya sedang makan siang dengan terong rebus dan cabe giling tanpa di goreng sampai – sampai saya mengeluarkan air mata dan meninggalkan sedikit rezky buat anaknya akan tapi ada satu nilai tambahnya yaitu anak RTM tersebut mendapatkan Bea Siswa Dari PNPM- MPd Tahun Anggaran 2013 ini. Dan pada tanggal 31 agustus 2013 Desa Deli Makmur mengadakan Musyawarah Desa Serah Terima ( MDST ) Untuk Pertama kalinya desa yang MDST dari sembilan desa yang ada di Kecamatan Kampar Timur. Karena desa Deli Makmur adalah desa yang sangat berpartisipasi sekali dalam program PNPM- MPd baik itu masyarakatnya maupun para petinggi di desa tersebut. Dokumentasi Desa Deli Makmur. Demikian Cerita singkat perkembangan pengelolaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Kecamatan Kampar Timur, dengan harapan dapat dijadikan evaluasi dan perbaikan di kemudian hari.
News letter
, edisi 3, januari – februari 2014
Kabar Desa
“Tanah Rawa di Sungai Rawa” Desa sungai Rawa adalah salah satu desa yang ada di Kecamatan Batang Tuaka Kabupaten Indragiri Hilir.
berjualan, maka kebutuhan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka akan menjadi terhambat.
Desa Sungai Rawa sesuai dengan nama desa nya yaitu
Program PNPM Mandiri Perdesaan bertujuan
terdapat kata “rawa” memang terbukti dengan keaadaan desa
untuk pempercepat pengentasan kemiskinan di desa berupa
tersebut. Kontur tanah rawa
Bantuan Simpan Pinjam
yang lunak membuat desa
Perempuan
ini terisolir dari daerah luar,
Pembangunan Sarana dan
hal ini disebabkan dengan
Prasarana. Di desa Sungai
adanya jalan – jalan yang
Rawa
rusak parah, berlubang dan
mendapatkan
berlumpur.
Program PNPM Mandiri
Telah
(SPP)
dan
sudah bantuan
dilaksanakan pembangunan berupa sarana jalan beton yang
Perdesaan berupa Pembangunan Jalan Rabat Beton pada
menjadi akses trasnportasi darat bagi masyarakat Desa Sungai
tahun 2011 dan Pembangunan Jembatan Semi Permanen
Rawa, tetapi dengan geografis desa dan keadaan kontur tanah
pada tahun 2012.
rawa membuat mutu jalan yang tidak sesuai dengan perencanaan. Jalan akan cepat rusak dan berlubang, terlebih lagi jika musim hujan sudah datang, maka jalan yang menjadi
Dengan
adanya
bantuan
Program
PNPM
Mandiri Perdesaan, msyarakat Desa Sungai Rawa sangat
akses masyarakat menuju ke
bersyukur karena dengan adanya
desa lain bahkan menuju ke ibu
Bantuan Pembangunan Rabat Beton
kota menjadi terhambat. Dengan
akses masyarakat menuju ke daerah
keadaan jalan yang rusak parah,
luar
berlubang
berlumpur
meskipun masih ada beberapa titik
membuat masyarakat menjadi
jalan yang tergolong rusak parah,
malas untuk berpergian ke luar
berlubang dan berlumpur.
desa.
dengan
dan
Untuk
memenuhi
desa
sudah
mulai
adanya
Pembangunan
lancar
Dan
bantuan
Jembatan
Semi
kebutuhan rumah tangga bagi
Permanen
sangat
membantu
masyarakat Desa Sungai Rawa
masyarakat
dalam
melakukan
mengharapkan
adanya
pasar
mingguan
yang
setiap
perjalanan karena jembatan merupakan penghubung antara
minggunya diadakan dipusat desa. Jika musim hujan datang,
dusun ke dusun yang dipisahkan oleh parit – parit.
akses jalan rusak parah dan berlumpur terkadang membuat
Masyarakat Desa Sungai Raya berkata : “ Terus Bantu Kami, jangan tinggalkan kami “. Dengan ungkapan itu mari bersama kita bangun Desa Sungai Rawa dengan Program PNPM Mandiri Perdesaan untuk mempercepat pemerintah dalam pengentasan kemiskinan
pembelok atau pedagang yang datang ke desa sungai rawa untuk berjualan juga menjadi penghalang, hal ini membuat pedagang yang ingin datang berjualan membatalkan niatnya untuk datang berdagang. Jika pedagang tidak datang untuk
News letter
, edisi 3, januari – februari 2014
Kabar desa
POSYANDU HARAPAN di PULAU KECIL
Perdesaan. Akhirnya usulan pembangunan Posyandu tersebut di setujui dan proses sesuai alur tahapan PNPM - Mpd tahun 2013 dengan total biaya Rp. 96.161.000. Ditambah dengan swadaya masyarakat sebidang tanah berukuran 10 meter x 10 meter. dengan surat hibah yang diketahui dan ditandatangani oleh Kepala Desa setempat. Hibah tanah tersebut diberikan selamanya, atau selama bangunan itu masih ada, tanpa diminta ganti rugi atau sewa tanah. Desa Pulau Kecil salah satu Desa yang berada di Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir Prov. Riau. Dengan Luas Wilayah 6000 KM2, dan terdiri dari 12 Dusun. Rata-rata penduduknya berpendidikan rendah dan berpenghasilan rendah pula. Hanya sebagian kecil warga saja yang mengenyam pendidikan sampai tingkat atas. Fasilitas pendukung di daerah ini sangat kurang. Terutama untuk pendidikan dan kesehatan. Otomatis, hal tersebut berpengaruh besar kepada masyarakat sekitar, baik dari segi pendidikan maupun kesehatan. Dengan jumlah penduduk 4.954 jiwa, terdiri atas 2.430 laki-laki dan 2.524 perempuan, dan 211 KK berada pada kategori miskin. Melihat jumlah masyarakat miskin di daerah itu tak heran fasilitas penunjang yang bisa membantu melayani masyarakat sangat dibutuhkan. Salah satunya adalah fasilitas penunjang kesehatan anak, yaitu Posyandu. Di sisi lain, masyarakat Desa Pulau Kecil sudah sangat mengenal program pemerintah seperti PNPM Mandiri Perdesaan. Karena, sudah banyak sekali kegiatan PNPM yang mereka rasakan manfaatnya, sehingga mereka banyak berharap bahwa PNPM bisa membantu mereka secara langsung. Kembali kepada permasalahan tiadanya fasilitas penunjang kesehatan anak, masyarakat sekitar mencoba mengajukan usulan ke PNPM Mandiri
Pengerjaan dilakukan secara bergotongroyong, dengan upah minim untuk mengganti waktu mereka selama pembangunan posyandu tersebut. Mereka yang mengerjakan pembangunan merupakan masyarakat yang tidak punya pekerjaan tetap, Akhirnya, pembangunan Posyandu terealisasi dengan baik, dengan volume 7 meter x 5 meter. Kondisi Posyandu rampung 100% Kegiatan ini tak akan mungkin bisa terlaksana kalau hanya mengandalkan dana BLM. Secara perhitungan, tidak mungkin kalau hanya dari BLM karena prioritas kegiatan lain juga masih banyak. Dengan demikian pembangunan Posyandu ini perlu swadaya masyarakat, baik swadaya tenaga maupun swadaya tanah. Apalagi mengingat tanah di daerah ini sangat sulit didapat, karena harganya lumayan mahal. Masyarakat dan panitia merasa senang harapannya terealisasi. Apa yang diupayakan selama ini dapat terwujud, sehingga kegiatan posyandu dapat berjalan, dengan baik pula, terutama bagi anak-anak yang sangat membutuhkan fasilitas kesehatan sejak dini. Selain dimanfaatkan sebagai Posyandu, dari Pihak Desa juga berusaha memanfaat gedung itu sebagai Pusat Kesehatan Desa dengan mengharapkan kepada tenagatenaga kesehatan di desa untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan.
News letter
, edisi 3, januari – februari 2014
SPP Oleh : Gusti Indra / Faskab Rokan hulu Editor: Rika Yoesz Siapa yang tak mengenal nikmatnya makan ikan lele, mulai dibakar sampai digoreng. Sehingga tidak heran, melihat banyaknya peminat ikan lele maka banyaklah bertumbuhan warungwarung pinggir jalan bernama pecel lele. Tetapi tak banyak yang tahukan bila ternyata tulang lele pun sangat nikmat dimakan. Wah ? ide gila siapa yah mengkonsumsi tulang alias duri ikan lele. Ide itu muncul dari Susianti, ibu muda ini awalnya membuat empek-empek dari ikan lele. Maklum, selain ikan lele mudah didapat harganya pun tidak terbilang mahal. Apa lagi dikampungnya budi daya ikan lele begitu marak dilakukan termasuk dilakukan oleh suaminya. Makal ibu-ibu di desa yang sebagian besarnya adalah anggota kelompok SPP (simpan pinjam perempuan) di UPK kecamatan Ujung Batu, belajar membuat pengolahan ikan lele. Ada yang membuatnya menjadi abon, mengawetkannya dengan disale, dan membuat makanan lain dengan empek-empek seperti yang dilakukan Susanti. Nah, sayang melihat tulang ikan lele setelah dagingnya dimanfaatkan untuk empek-empek, Susanti pun iseng-
iseng memberikan tepung terigu , bumbu, garam dan telur. Tulang lele itupun diolah Susanti menjadi peyek. “Rencananya mau kita pasarkan, bu.� Ujar Susanti bersemangat, ia pun menghidangkan peyek tulang lele kepada rekanrekannya untuk mencicipi rasa. Wah, rasanya tidak kalah dengan peyek ikan belut, tulangnya rapuh dan durinya tidak terasa, mulut ini bahkan enggan berhenti mencicipi. Saat ini Susanti belum bisa memproduksi peyek tulang lele dalam jumlah yang besar, sebab tulang lele yang ia peroleh dari sisa pembuatan empek-empek hasil olahannya yang ia titip setiap hari di sebuah kios milik kakaknya. Selain itu, Susanti juga perlu memikirkan kemasannya agar peyek tulang ikan lele ini bisa dijual ke pasaran sehingga tak hanya rasa, tetapi kemasan juga perlu agar memikat hati pembeli.
Kelompok Menjahit Ibu-ibu Kartini Meski Baru meniti, tetapi siap terima Orderan Oleh : Murdiarti/ Faskab Kampar Editor : Rika Yoesz Kelompok Menjahit ibu-ibu Kartini di desa Tarai Bangun kecamatan Tambang Kabupaten Kampar, ini langsung percaya diri begitu pelatihan menjahit telah selesai mereka lakukan. Beberapa pakaian kelompok pun telah siap mereka jahit bahkan dengan bangga mereka kenakan saat pertemuan. Kami bertemu dengan kader Pemberdayaan Masyarakat perdesaan yang juga anggota kelompok menjahit ini.
Namanya ibu Berlian Nasution. Ada lebih 40 perempuan di desa Tarai Bangun yang mendapatkan pelatihan ini yang diambil dari perwakilan dusun. Tidak mengecewakan, karena pelatihan ini adalah usulan ibu-ibu untuk mendapatkan keterampilan melalui program PNPM MPD tahun 2013. “Kami berharap, keterampilan yang diperoleh kaum ibu di desa ini bisa memberikan manfaat untuk menguatan ekonomi keluarga.� Ujar berlian bersemangat. Mereka bahkan mempromosikan hasil jahitan mereka walaupun mereka baru belajar, seperti yang dikenakan para ibu-ibu. Masih menurut ibu Berlian, kelompok mereka bahkan sudah siap terima orderan untuk menjahit baju sekolah dan madrasah. Namun karena belum begitu ahli, terkadang mereka masih perlu didampingi oleh pelatihnya. Tapi banyak manfaat pelatihan yang mereka dapat ini, sekarang kaum ibu tak hanya sekedar berkumpul, tetapi berkumpul yang bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan menambah pendapatan.
News letter
, edisi 3, januari – februari 2014
Kreatifitas
Kreatifitas Flanel untuk penghasilan Tambahan bagi Perempuan
Apakah anda sudah menemukan peluang bisnis disekitar anda? Gimana reaksi siswi SD jika ditawari bando flanel yang lucu? Atau, coba tawarkan gantungan kunci flanel angry bird untuk anak ABG, sebagai ucapan terimakasih buat acara kawinan ? Gimana, apakah sudah mulai ada ide bisnis?
7.
8.
Selanjutnya hias dengan pernak pernik seperti mata, hidung sesuai dengan selera dan imajinasi anda. Untuk pemula, anda bisa meniru disgn seperti yang telah ada.
Nah, para ibu yang kreatif dan tak ingin berpangku tangan, ada banyak cara untuk meningkatkan ekonomi keluarga, baik bagi anda yang memiliki suami berpenghasilan rendah, maupun single perent, yang tetap ingin memperjuangkan kehidupan anak-anaknya, wah subhanallah, perempuan indonesia pastinya punya kekuatan untuk bangkit. Kami mencoba menyajikan kreatifitas flanel dari sebuah website yang menyajikan cara pembuatan dan dengan mudah langsung dipraktekan, yang terpenting punya kemauan dan keseriusan untuk membangun usaha. Yang pasti bahan dasarnya adalah kain flanel. Kain ini bisa anda peroleh di pasar, khususnya di grosir penjual kancing, jarum dan benang. Bisa dibuat menjadi gantungan kunci, bros, atau hiasan bando dan boneka jari. Tahapan : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Tentukan gambar (Bintang, keropi, angribird, mobil, dora emon, dll) Tentukan warna Buat pola per item, bagian depan dan belakang, ukurannya sesuai yang anda inginkan Gunting sesuai warna Mulailah menjahit pinggirnya untuk menyatukan antara bagian depan dan belakang. Sebelum di tutup isi dengan percahan agar benda yang kita buat terlihat padat.
Nah penasaran ingin mencoba, tunggu apa lagi ? siapa tahu keberhasilan akan berpihak kepada anda dari memperhatikan hal yang kecil-kecil. Selamat mencoba !
News letter
, edisi 3, januari – februari 2014
Sejarah
Istana Sayap Pelalawan
Pelalawan adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Riau, Pelalawan mempunyai sebuah sejarah yang panjang, Pelalawan adalah Kabupaten baru pemekaran dari Kabupaten Induk Kabupaten Kampar. Sejarah Pelalawan diawali dari kerajaan Pekantua yang didirikan oleh Maharaja Indera (sekitar tahun 1380 M). Beliau adalah bekas Orang Besar Kerajaan Temasik (Singapura) yang mendirikan kerajaan ini setelah Temasik dikalahkan oleComposeh Majapahit dipenghujung abad XIV. Sedangkan Raja Temasik terakhir yang bernama Permaisura (Prameswara) mengundurkan dirinya ke Tanah Semenanjung, dan mendirikan kerajaan Melaka. Maharaja Indera (1380-1420 M) membangun kerajaan Pekantua di Sungai Pekantua (di anak sungai Kampar, sekarang termasuk Desa Tolam, Pelalawan, Riau) pada tempat bernama "Pematang Tuo" dan kerajaannya dinamakan "Pekantua". Pekantua semakin berkembang, dan mulai dikenal sebagai bandar yang banyak menghasilkan barang-barang perdagangan masa lalu, terutama hasil hutannya. Berita ini sampai pula ke Melaka yang sudah berkembang menjadi bandar penting di perairan Selat Melaka serta menguasai wilayah yang cukup luas, oleh karena itu Melaka bermaksud menguasai Pekantua, sekaligus mengokohkan kekuasaannya di Pesisir Timur Sumatera. Maka pada masa pemerintahan Sultan Mansyur Syah (1459-1477 M), dipimpin oleh Sri Nara Diraja, Melaka menyerang Pekantua, dan Pekantua dapat dikalahkan. Selanjutnya Sultan Masyur Syah mengangkat Munawar Syah (1505-1511 M) sebagai Raja Pekantua. Pada upacara penobatan Munawar Syah menjadi raja Pekantua, diumumkan bahwa Kerajaan Pekantua berubah nama menjadi "Kerajaan Pekantua Kampar" dan sejak itu kerajaan Pekantua Kampar sepenuhnya berada dalam naungan Melaka. Pada masa inilah Islam mulai berkembang di Kerajaan Pekantua Kampar. Pada masa pemerintahan Maharaja Dinda II (1720-1750 M) pusat kerajaan Pekantua Kampar dipindahkan ke di Sungai Rasau, salah satu anak Sungai Kampar jauh di hilir Sungai Nilo dan pada saat itu diumumkan maka nama kerajaan
"PEKANTUA KAMPAR", diganti menjadi kerajaan 'PELALAWAN" (Pelalauan), yang artinya tempat lalau-an atau tempat yang sudah dicadangkan. Sejak itu, maka nama kerajaan Pekantua tidak dipakai orang, digantikan dengan nama Pelalawan saja sampai kerajaan itu berakhir tahun 1946. Istana Sayap Pelalawan adalah Istana Kerajaan Pelalawan yang dibangun oleh Sultan Pelalawan ke 29, yakni Tengku Sontol Said Ali (1886-1892 M). Sebelum bangunan itu selesai beliau mangkat dan diberi gelar Marhum Mangkat di balai. Selanjutnya pembangunan Istana diteruskan sampai selesai oleh pengganti beliau yakni Sultan Syarif Hasyim II ( (18921930M). Pada awalnya Pusat Kerajaan Pelalawan berada di Sungai Rasau (anak Sungai Kampar), berlokasi di Kota Jauh dan Kota Dekat. Ketika Tengku Sontol Ali menjadi Sultan Pelalawan, belaiu berazam memindahkan Istananya dari muara Sungai Rasau ke pinggir Sungai Kampar, tepatnya di muara sungai Rasau yang disebut' Ujung Pantai',karena itu Istana sebelumnya dinamakan ISTANA UJUNG PANTAI. Namun ketika Sultan Syarif Hasyim II melanjutkan pembangunan Istana yang melanjutkan pembangunan Istana yang sedang terbengkalai karena mangkatnya Tengku Sontol Ali,maka beliau membangun dua sayap disamping kanan dan kiri Istana yang dijadikan balai. Maka Istana inipun dinamakan "ISTANA SAYAP" Sekitar tahun 1896 bangunan Istana Sayap selesai seluruhnya, dan Sultan Syarif Hasyim II berpindah dari Istana kota Dekat di Sungai Rasau ke Istana Sayap di Ujung Pantai. Sejak itu, pusat pemerintahan Kerajaan pelalawan menetap di pinggir sungai Kampar yang sekarang menjadi Desa pelalawan dan menjadi Ibu Kota Kecamatan Pelalawan. - See more at:http://www.riaudailyphoto.com /2012/02/wisata-sejarah-riauistanasayap.html#sthash.inDAVfPW.dpuf
News letter
, edisi 3, januari – februari 2014