Buku catatan pemberdayaan di bumi lancang kuning

Page 1

Catatan Pemberdayaan Di Bumi Lancang Kuning


Suku Akit Di Tapal batas Negeri Malaysia

Malam tak begitu larut, tapi jalanan sudah mulai tampak sepi. Tak ada orang-orang melintasi jalanan, tak pula ada lampu yang menemani perjalanan. Hanya ada satu warung di dekat sebuah sekolah yang masih memberikan sinar ramah menyambut pembeli untuk sekedar singgah atau mengisi perut kosong. Sepanjang jalan menuju perkampungan dipenuhi tanaman sawit dari kebun sawit milik perorangan, sesekali gonggongan anjing penjaga rumah menyambut orang yang hendak memasuki perkampungan itu. Beberapa ruas jalanan terasa enak dilalui sepeda motor, tetapi beberapa kali penumpangnya terpaksa harus turun karena ada beberapa ruas jalan yang berlumpur dan berlubang yang cukup parah, bahkan hampir memasuki finis dekat perkampungan suku akit di kampong Rampang, desa tanjung Kapal, Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis, propinsi Riau, sepeda motor yang kami naiki terjungkal, tertambat pada lubang dalam yang lembek. Untung kaki fasilitator kecamatan itu cepat dan kuat menginjak tanah lumpur tadi, kalau tidak tubuh kami pun ikut dipenuhi lumpur.

Kami melintasi beberapa dan sering menekankan hurup h rumah panggung tanpa cat, beatau pun t. berapa hewan anjing peliharaan Di Kabupaten Bengkamasih berkeliaran di sana. Lampu lis paling banyak terdapat suku dari mesin diesel milik masingakit, umumnya mereka berada masing wargamasih bisa dinikmati dan bermukim di dekat pinggir sedikit temaram. Beberapa warga pantai. Tempat seperti itu yang masih menikmati sinetron dan paling disukai mereka untuk menghidupkan music sebelum mencari sumber penghidupan nanti solar pada mesin disel dengan nelayan. Mereka ada di mereka habis dan berganti dengan Rupat, Rupat Utara dan Bantan. temaramnya sentir. Di depan Di Kepulauan meranti kecamarumah mereka ada kain seperti tan tebing Tinggi juga ada seselendang berwarnah merah, cirri buah kampong akit. Kesan tertuitu biasanya menandakan ia orang Pembangunan gedung PAUD di pemukiman suku tup, tidak mau berbaur dengan asli. suku lain , berusah menghindari akit, desa Tanjung kapal, Rupat, bengkalis Kami memasuki rumah permusuhan atau konflik, mebeton bercorak nyentrik, karena sebagian besar bangunannya mang seperti menjadi karakter mereka. Bahkan sesama berwarna merah termasuk lantainya pun berkeramik merah. mereka tidak pernah ada permusuhan. Beberapa cirri mereka Kelihatannya rumah ini adalah rumah yang paling mewah dibisa dilihat dari forum wajah yang mirip orang china berkulit kampung ini, selebihnya rumah-rumah yang kami lihat munghitam. Mereka sendiri mengakui asal usul mereka dari orang kin tak layak huni, karena selain dindingnya terbuat dari kayu hokian beragama Budha. Bahkan nama-nama panggilan yang sudah lapuk, kayunya pun terlihat usang dan lantainya mereka sama persis, seperti Agio, asim, dan meiling. tidak disemen , atau rumah panggung.Awalnya mereka keliKesan kumuh, tidak mau maju, terkebelakang, mehatan takut, bersalaman sekedarnya. Sang TPK (Tim Pengelola mang sudah menjadi cirri khas suku akit ini, dan hampir Kegiatan) di desa Tanjung Kapal itu memperkenalkan kami menjadi karakter suku akit. Tak heran, bila memasuki kawasebagai fasilitator di program Nasional Pemberdayaan san perkampungan suku akit akan terlihat kesan gersang dan Masyarakat Desa (PNPM –MPd). Kebetulan sang TPK adalah tidak terurus tersebut. Namun pola hidup dibeberapa suku akit, mungkin ia adalah satu-satunya suku akit yang mau masyarakatnya sudah mulai berubah. Bahkan ketika ada menjadi TPK. pembangunan untuk memperbaiki kondisi kampong mereka, “Suku akit memang sulit berbaur, bu.� Ujar Ajak, mereka begitu antusiasnya. TPK Tanjung Kapal pertama sekali bercerita tentang suku akit, Pembangunan dari PNPM MPd “Malu, tidak berani dan takut, suku kami tidak mau buat Di tahun 2013 ini kampong Rampang mendapat pembankeributan, suku kami apa adanya.� Ujarnya dengan dialeg gunan gedung PAUD dari program PNPM Mandiri Perdeyang halus, dan mendayu, sekilas kedengarannya hampir sama saan, seorang warga bahkan mau menyumbangkan sebidang dengan nada suku melayu, tetapi tidak serupa. Mereka selalu tanahnya di pinggir jalan untuk pembangunan gedung tersemenggunakan hurup a menjadi hurup e pepet di akhir kalimat but. Tahun sebelumnya di tahun 2012 kampung seberang


Suku Akit, di desa Tanjung Kapal, Rupat, Bengkalis, Berharap pembangunan merata hingga kepelosok desa

“Kami sudah mulai merasakan pembangunan dari Indonesia.” Kalimat polos dari warga akit . “maunya ada lagi pembangunan di sini, agar kami tidak terbelakang” Ujar warga akit yang kebetulan berkumpul di rumah orang tua TPK. Ia adalah guru PAUD tersebut.

Tahun sebelumnya di tahun 2012 kampung seberang yang masih juga di desa Tanjung Kapal mendapat pembangunan rabat beton. “Kami sudah mulai merasakan pembangunan dari Indonesia.” Kalimat polos dari warga akit itu seperti menohok. “maunya ada lagi pembangunan di sini.” Ujar warga akit yang kebetulan berkumpul di rumah orang tua TPK. Ia adalah guru PAUD tersebut. Selama ini muridmurid mereka belajar dengan menumpang gedung SD Negeri. Ia berharap, setelah bangunan selesai murid-murid akan pindah dan semakin banyak pula anak-anak di kampong ini menyekolahkan anaknya ke PAUD. Dibalik kekurangan suku Akit ini, ada satu hal yang patut dibanggakan, mereka adalah karakter yang jujur, mereka takut sekali menipu dan taat dengan aturan. Tak heran bila kelompok Simpan pinjam Perempuan atau SPP dari kelompok suku akit ini tidak pernah menunggak. Mereka bahkan membayar hutang dengan baik. Mereka juga cukup solit, bila sudah percaya dengan seseorang, mereka akan menumpukan kepercayaan tersebut pada orang itu. Tak heran, dari banyak pengalaman pemilu , mereka 1 suara untuk memilih seseorang . Mencari Penghidupan Di Negeri Sebrang Pulau Rupat adalah pulau yang berseberangan dengan Negara Malaysia. Bila perjalanan dengan mengendarai spitboat dari batu panjang ibu kota kecamatan Rupat menuju Malaysia, hanya memakan waktu 4 jam. Bahkan bila berangkat dari Teluk Lapit di Rupat Utara mereka hanya menghabiskan waktu sekitar 30 menit dan mereka akan tiba di Linggit dan Pudit di perairan Malaysia. Negara Malaysia sangat tidak asing bagi mereka. Sebagian besar penduduk di Rupat bahkan bekerja di Malaysia. “Anak saya Sembilan, empat diantaranya yang laki-laki bekerja di Malaysia.” Ujar Agio, Nenek berusia hampir 60 tahun ini adalah seorang bidan kampung di suku akit, ia bahkan sering wara wiri

ke Malaysia untuk bertemu keluarganya dan anak-anaknya. Kebanyakan mereka bekerja sebagai buruh kebun, gaji mereka terbilang tinggi bila dirupiahkan. Sebagian besar dari gaji mereka, akan mereka kumpulkan dan mereka jadikan modal untuk kebun mereka sendiri di Indonesia, dikampung mereka. Banyak istri-istri orang akit ini terpaksa ditinggal bekerja oleh suaminya ke Malaysia. Setelah pulang mereka bisa memiliki kebun sendiri. Tidak hanya warga Rupat, pengakuan seorang nelayan dari Rupat ia bahkan sering ikut menyeludupkan calon-calon TKI Ilegal ke Malaysia. Mereka umumnya datang dari Medan, kisaran, dan jawa yang ingin mencari penghidupan tapi tidak punya biaya untuk pengurusan passport. Pengalaman sebagai tekong kayu, alias menjual kayu-kayu illegal ke negri Jiran juga tak jarang menjadi lelucon warga setempat. Namun sekarang sudah banyak yang bertobat, awalnya melakukan perambahan hutan itu untuk menghidupi keluarga, kemudian menjadi mata pencaharian yang menggiurkan, “tetapi seperti uang setan dimakan hantu, setelah tertangkap uang pun habis untuk menyogok oknum” ujar seorang sumber, yang mengaku pernah ditahan.

Dari Bibir Panjtai, bisa menyebrang sekitar 2 Jam menuju Malaysia


Phonton Itu Jantung Kehidupan Kami

Phonton Penyebrangan buatan tahun 2008

“Phonton penyebrangan itu mulai berjalan sejak pukul 5 pagi. Sejumlah ibu-ibu dan bapak-bapak yang umumnya pedagang ikan dan sayuran dari desa buluh cina seberang berpacu penuh semangat menyambut hari. Seperti mereka memacu kuda besi mereka juga untuk tancap ke pasar atau pusat penjualan di kota Pekanbaru. Phonton buatan tahun 2008 dari PNPM Mandiri Perdesaan seperti jantung bagi kehidupan masyarakat Buluh Cina Harapan mereka boleh sirna untuk mendapatkan Jembatan penghubung yang tak kunjung tiba sejak mereka masih kanak-kanak. Tapi semangat hidup tak boleh meredup. Sebab, bak kata pepatah, tak ada rotan besi pun jadi. Yah, besi itu adalah phonton penyebrangan yang mereka banggakan. Sebuah alat penyebrangan, jantung hidup mereka yang sangat mendukung untuk beraktifitas, menyebrangkan bahan –bahan dagangan dari kampung ke kampung sebelah hingga mereka bisa sampai ke pusat perbelanjaan di pekan baru. Atau pun menge-

jar cita-cita untuk bersekolah, atau menjadi pegawai di pusat kota. Kabupaten Kampar memang dikenal dengan daerah perairan. Wilayahnya berada di sepanjang sungai Kampar yang membentang sepanjang dusun dan perkampungan di Kabupaten ini. Antar satu dusun dengan dusun lainnya, sering sekali dipisahkan oleh sungai yang sudah menjadi identitas kampung. Namun sungai ini pula yang terkadang menghambat perjalanan untuk menuju kampung lainnya, khususnya bila perjalanan yang cukup jauh hingga harus menyebrang berikut kendaraan motor. Salah satunya adalah Desa buluh Cina. Dusun di sebrang sungai sangat membutuhkan penyebrangan. Sebelum alat transportasi begitu berkembang, biasanya untuk menyebrang cukup dengan sampan, namun kini mereka sudah ikut menyebrangkan sepeda motor, karena mobilitas mereka lebih tinggi lagi, apalagi desa mereka berdekatan dengan ibu kota propinsi, yakni pekanbaru. Banyak hasil kebun dan hasil tangkapan ikan mereka yang mereka perjualkan ke pasar pekanbaru. Itu sebabnya, penyebrangan merupakan kebutuhan, sebab jembatan hingga kini hanya sebuah harapan. Tahun 2008, Desa buluh Cina mendapat bantuan dari PNPM Mandiri Perdesaan sebuah Phonton besi, sedangkan Phonton kayu telah cukup aus. Ini adalah bantuan pertama yang didapatkan desa buluh cina sejak keberadaan program tersebut. Pro-


Phonton Ini masih setia menghantar masyarakat menyebrang karena jembatan tak kunjung terbangun

“Phonton Ini masih terpelihara dengan baik. Tim pemeliharanya langsung dipimpin oleh kepala desa dan dikelola secara bergilir oleh kelompok pemuda dari beberapa dusun yang ada. Itu sebabnya, phonton dari tahun 2008 hingga kini masih bisa digunakan oleh masyarakat

susah payah. Melobi semua desa agar mendukung dan memberi suara untuk musyawarah prioritas, hingga akhirnya semua desa pun setuju. Tahun 2008, pembuatan Phonton pun rampung dan hingga tahun ini 2014,Phonton tersebut masih berjalan dengan baik dan dimanfaatkan masyarakat. Adalah kepala desa buluh Cina terjun langsung untuk mengatur mekanisme pemanfaatan dan perawatannya. Phonton itu dikelola oleh pemuda secara bergantian berdasarkan dusun/lingkungan per-6 bulan. Kelompok itu wajib membayarkan iyuran kepada desa sebagai pendapatan yang nantinya untuk biaya perawatan. “alhamdulilah,” Ujar sang kepala desa Rasidi, saat sejumlah Jurnalis meliput keberadaan Phonton di perairan sungai Kampar buluh cina. “ kami bisa me-

melihara phonton tersebut sehingga sekarang masih bisa dimanfaatkan.” Sepanjang tengah hari sejak pagi, sudah ada ratusan sepeda motor yang disebrangkan dari dusun sebrang begitupun sebaliknya hilir mudik. Ada yang membawa barang dagangan, pergi ke sekolah, pergi ke kantor, atau sekedar bertandang ke rumah sanak saudara. Terlihat betapa phonton itu begitu menjadi jantung kehidupan bagi mereka. Mereka tidak bisa bayangkan, bila suatu hari phonton tak lagi bisa dioperasikan, mungkin kampung ini akan lumpuh, mungkin pula akan terisolir. Wah, betapa bermanfaatnya phonton bagi kehidupan mereka.

Kepala desa Rasidi, saat menerangkan pemeliharaan Phonton agar tetap bisa berfungsih


Dulu dibenci sekarang dinanti Oleh : Rulianto Desa penebal adalah salah satu desa yang sempat timbul polemik dan konflik yang sangat serius, Tokoh masyarakat yang mengatasnamakan BPD (Badan Permusyawarahan Desa) sangat mengkritisi kinerja pelaku PNPM MPd Integrasi di Desa dan Kecamatan yang dianggap tidak mampu, Serta kecurigaan. Di desa ini pula sempat menolak melakukan gotong royong. Kesabaran sang fasilitator tengah diuji. Hingga akhirnya, oleh kesabaran yang gigih kini semua itu telah menjelma menjadi sebuah kebersamaan

“Dulu dibenci sekarang dinanti�, ungkapan sederhana tapi memiliki makna yang dalam ini bukan hanya sekedar Rumor atau Guyonan belaka, namun ungkapan ini menggambarkan perjalanan PNPM-MPd Integrasi di Desa Penebal, yaitu salah satu desa yang berada diwilayah Kecamatan Bengkalis Kabupaten Bengkalis, penebal sebagai salah satu desa yang memiliki tingkat keanekaragaman yang tinggi sudah barang tentu memiliki tingkat pemikiran masyarakatnya yang heterogen dan berbeda-beda juga. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd) Integrasi sebagai salah satu program yang senantiasa mengikutsertakan Masyarakat (Partisipatif) dalam segala tahapan dan pelaksanaan program, tentunya harus fleksibel dan konsisten untuk masuk dan menyatu dengan masyarakat yang ada, namun hal ini ternyata tidak semudah membalikkan telapak tangan untuk dilakukan, Banyak masyarakat yang belum paham dengan alur dan prinsip program yang senantiasa menolak dan meributkan perjalanan Program di Desanya, ada yang berperan sebagai profokator ditengah masyarakat untuk menolak program PNPM karna dianggap tidak jelas, dianggap bahwa PNPMMPd adalah wadah untuk mengumpulkan kekayaan bagi pengelolanya, dan anggapan-anggapan miring lainnya, sehingga masyarakat terkadang enggan dan menolak untuk diajak berpartisipasi dalam program untuk membangun Desanya sendiri. Hal tersebut yang dialami oleh Ruliono, Fasilitator Kecamatan (FK) Bengkalis untuk PNPM-MPd Integrasi atau yang sering disebut program partisipatif daerah kabupaten bengkalis dalam memfasilitasi program di Desa Penebal Kecamatan Bengkalis. Ruly panggilan akrabnya, menuturkan bahwa dari Dua Belas Desa yang difasilitasi ditahun 2012, maka Desa peneballah satu-satunya desa yang timbul polemik dan konflik yang sangat serius, dimana Tokoh masyarakat yang mengatasnamakan BPD (Badan Permusyawarahan Desa) sangat mengkritisi kinerja pelaku PNPM MPd Integrasi di

Desa dan Kecamatan yang dianggap tidak mampu, hal ini terjadi hanya gara-gara TPK Menyampaikan prihal kewajiban Masyarakat Desa sebagai Pemanfaat Program untuk ikutserta berswadaya dalam membangun Bangunan yang diperbantukan melalui PNPM-MPd Integrasi. Masyarakat disaat itu (2012) diprofokasi untuk menolak diajak gotong royong, dengan dalih bahwa Pemerintah pastilah sudah menyediakan Dana untuk pekerjaan ini secara keseluruhan dan bahkan Tim Pengelola Kegiatan (TPK) sebagai pengelola didesa pastilah mendapatkan keuntungan besar dari program ini, itulah anggapan mereka sehingga setiap kali Musyawarah desa terdengar bahasa-bahasa dari masyarakat dan tokoh masyarakat yang selalu menyudutkan pelaku PNPM-MPd Integrasi, baik yang ada di Desa ataupun Kecamatan, sehingga pekerjaan yang seharusnya dikerjakan melalui Swadaya masyarakat, maka harus dikerjakan sendiri oleh TPK, seperti pekerjaan Penimbunan Tanah dan pekerjaan lainnya. Dengan penuh kesabaran dan ketulusan, secara berlahan Fasilitator mencoba melakukan pendekatan dan memberikan pemahaman sehingga seperti tidak percaya dan mustahil dimana perubahan yang terjadi ditengah masyarakat berlangsung begitu cepat, hal ini terbukti begitu antusiasnya masyarakat untuk ikutserta dalam membangun Gedung Pelatihan Masyarakat yang didanai dari dana PNPM-MPd integrasi tahun 2013. Antusiasme masyarakat terlihat ketika mereka diikut sertakan dalam Musyawarah-Musyawarah Desa (MD) dan sampai diajak bergotong royong, dan tidak hanya masyarakat yang antusias, tapi pemerintah Desa pun sangat berantusias untuk mendukung TPK melaksanakan pembangunan Gedung Pelatihan Masyarakat, yaitu dengan menyumbangkan uang sejumlah 1 Juta mendukung TPK melaksanakan Gotong Royong Penimbunan Pondasi Bangunan.


Jalanku Menuju sawah

Jembatan menjadi salah satu kebutuhan masyarakat di daerah rawah Indragiri Inhil. Sebutan negri seribu parit ini memang membutuhkan banyak bantuan berupa pembangunan jembatan agar dapat mengakses jalan hingga ke pemukiman warga juga ke sawah

Kondisi geografis kebupaten Indragiri Hilir adalah daerah rawah dan dibatasi dengan sungai-sungai dan parit, kondisi seperti ini merupan salah satu penghambat peningkatan ekonomi masyarakat setempat,Jembatan dan Semenisasi jalan adalah sarana dan prasarana utama yang sangat di butuhkan masyarakat, inilah akses jelan penghubung menuju sawah dan desa tetangga mereka butuhkan, bahkan kebutuhan infrastruktur ini merupakan kebutuhan mendasar seluruh mesyarakat Indragiri hilir, apalagi kebupaten ini disebut-sebut sebaga daerah 1000 parit.Sebuah cita-cita yang sangat diharapkan oleh masyarakat khususnya Desa Kuala Lemang kecamatan keritang Indragiri Hilir Propinsi Riau ini yaitu lancarnya akses transportasi menuju sawah atau kebun dan desa tetangga mereka. Alhamdulillah sebagian jembatan dan semenisasi jalan kini sudah terbangun berkat adanya program pemerintah pusat yang PRO RAKYAT yaitu Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaaan disingkat dengan PNPM MPd. Kondisi seperti ini menjadi keprihatinan bagi kita semua , ternyata propinsi riau yang dikenal daerah yang memiliki sumber daya alam yang sangat besar, ibarat kate orang melayu

“diatas minyak dibawah minyak yang ditengah tetap saje sengsare�.namun demikian sebagai masyarakat kecil tetep berusaha mencari rezeki untuk meningkatkan ekonominya walaupun kondisi infrastruktur yang masih sangat terbatas. Dan masyarakat sangat merasa terbantu dengan adanya program pemerintah PNPM Mandiri Pedesaan ini. TPK desa kuala lemang Masbuhing ST adalah seorang generasi muda dan penduduk asli desa tersebut memiliki keinginan yang kuat untuk membangun desanya yang terisolir, tentunya keinginan itu disambut positif oleh masyarakat setempat. Berkat pendapingan Fasilitator Tekhnik kecamatan keritang Robby Taufikurrahman ST, jembatan ini telah selesai dikerjakan oleh masyarakat. Inilah kondisi salah satu jembatan semi permanen Desa Kuala lemang kecamatan keritang kabupaten inhil Setelah mendapatkan bantuan dari PNPM Mandiri Pedesaan Tahun 2013.


Pasar desa Kebutuhan masyarakat desa Rambah Jaya Meningkat , maka berimbas pada peningkatan transaksi jual beli dipasar desa. Oleh karena itu masyarakat mengusulkan pembangunan pasar desa agar mampu menampung jumlah pedagang. Pembangunan pasar ini tak hanya meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat desa, tapi juga pendapatan desa

Desa Rambah jaya, Kec. Bangun Purba Ro-

pedagang sekitar 50 sampai dengan 60 pedagang.

kan Hulu,mencoba menerapkan ekonomi yang ber-

Sebelumnya desa Rambah Jaya seudah memiliki

basis kerakayatan dengan membangun pasar tra-

pasar yang berbentuk lapak semi permanen dan

disional yang didanai oleh PNPM –Perdesaan Ta-

ada satu los permanen hasil swadaya masyarakat

hun Anggaran 2013 yang usulannya berasal dari

desa.

Musyawarah Perencanaan pada bulan Desember

Pasar desa Rambah Jaya dibangun diatas tanah milik desa dengan ukuran 0.5 Ha². Pembangunan Los pasar desa Rambah Jaya dikerjakan selama 120 Hari kerja Kalender dan telah diresmikan pemakaiannya oleh camat Bangun Purba. Pada tanggal 25 bulan juli 2013 yang dihadiri oleh masyarakat desa Rambah Jaya. Mengenai perawatan dan pemeliharaannya telah dibentuk Tim Pemelihara Prasarana yang bertanggungjawab langsung ke Kepal desa, acara syukuran yang diselenggarakan oleh masyarakat desa Rambah yang bertepatan dengan MDSTnya dilakukan di los pasar desa tersebut.

2012 dengan jumlah dana yang diterima oleh desa untuk pembangunan Dua Los Pasar desa Rp 144.149,000 yang mana diperuntukkan untuk Fisik Rp 136,942,000 utuk Operasional Pengurus UPK 2% Rp 2.883,000 dan Operasional TPK 3% Rp 4.324,000 Menurut Kepala Desa Rambah Jaya Handoyo kebutuhan masyarakat desa Rambah Jaya Meningkat maka berimbas pada peningkatan transaksi jual beli dipasar desa. Oleh karena itu masyarakat mengusulkan pembangunan pasar desa agar mampu menampung jumlah pedagang

yang sebelumnya hanya

mampu menampung 15 Pedagang saja dan diharapakan dengan dua los baru ini mampu menampung


Pengerasan jalan, membuka keterisoliran Oleh : Boykey ? FT Kandis

“Jangankan 900 meter jalan kami yang dibangun, 50 meter saja kami sudah berterima kasih. Kami sangat mengharapkan untuk tahun-tahun mendatang lebih banyak lagi yang bisa dibangun oleh PNPM di desa kami, mengingat kurangnya infrastuktur di sini�.

Desa Sungai Gondang jaraknya sekitar 25 Km dari pusat kecamatan Kandis. Tidak ada satu ruas jalan pun di desa ini yang diaspal. Kalau sudah turun hujan, jalan -jalan di sini licin dan sulit untuk dilewati. Di musim kemarau pun kondisinya juga tidak banyak berbeda,abu beterbangan mengiringi perjalanan. Fasilitas prasarana jalan yang masih minim inilah yang membuat masyarakat desa Sungai Gondang memprioritaskan jalan sebagai usulan yang diajukan untuk didanai ke PNPM Mandiri Perdesaan. Tahun 2012 yang lalu, desa ini juga mendapat pendanaan dari PNPM – MPd berupa perkerasan jalan. Mengingat jalan tersebut terasa besar manfaatnya bagi warga desa, maka pada tahun 2013 ini masyarakat kembali mengusulkan pembangunan perkerasan jalan di dusun Belango Bosi sepanjang 900 m. Pada Musyawarah Antar Desa Penetapan Usulan pada tanggal 15 maret 2013, ditetapkan desa Sungai Gondang mendapat pendanaan untuk pembangunan perkerasan jalan, dengan volume 900 x 3 meter, plus 2 (dua) unit box culvert dan 1 (satu) unit gorong-gorong, dengan total biaya dari PNPM – MPd sebesar Rp.241.040.000,-. Dalam pelaksanaannya, semua tukang dan pekerja melibatkan warga desa setempat, tidak ada seorang pun tukang atau pekerja yang berasal dari luar desa Sungai Gondang, dan lebih diutamakan bagi kelompok masyarakat yang tidak mempunyai pekerjaan tetap dan warga yang secara ekonomi masih rendah. Hal ini

dilakukan agar bisa memaksimalkan sumber daya manusia yang ada di desa Sungai Gondang sekaligus memberikan kesempatan yang seluasluasnya kepada masyarakat setempatyang tidak memiliki pekerjaan tetap maupun masyarakat ekonomi lemah, bisa mendapatkan penghasilan dari adanya pembangunan yang dilaksanakan di desa mereka. Dengan semakin dekatnya penyelesaian pekerjaan ini, harapan masyarakat untuk mendapatkan prasarana jalan yang lebih baik juga semakin dekat. Bayangan tentang jalan yang akan mereka lalui nantinya, atau berada di depan rumah mereka, yang lebih layak tentu sudah tergambar dalam pikiran masyarakat setempat. Walaupun belum bisa memenuhi semua harapan dari masyarakat, setidaknya PNPM Mandiri Perdesaan bisa menjawab satu per satu kebutuhan masyarakat desa. Ungkapan terima kasih dari masyarakat yang tulus kepada PNPM MPd membuat saya terharu. Mengingatkan kepada kita semua bahwa masyarakat di perdesaan masih memerlukan perhatian berupa pembangunan, yang mungkin bagi warga perkotaan hal-hal mendasar seperti ini bukan sesuatu hal yang besar. Hmmm..., bahagia rasanya melihat mereka tersenyum dengan apa yang telah dihadirkan oleh PNPM Mandiri Perdesaan


Paud Impian sang Bunda

Mariam tak henti memandangi gedung bercat hijau dari balik jendela rumahnya. Gedung itu begitu megah baginya dan mungkin satu-satunya gedung termegah di kampungnya. di atasnya ada tulisan tertata rapi “Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan tahun 2013â€?. Gedung itu merupakan aspirasi masyarakat desa untuk pendidikan anak usia dini. Ada satu tarikan nafas cukup panjang seiring dengan kelegaan dihatinya. Anak-anak kami tak lagi merasakan sulitnya mencari ilmu, seperti masa kami dulu. Ujarnya membathin. Waktu itu Mariam kecil sudah berusia 8 tahun, usia anak yang selayaknya sudah masuk sekolah di bangku kelas dua. Tetapi ia tidak bisa bersekolah karena sekolah di kampungnya desa Tanjung Bunga kala itu belum ada. Satu satunya tempat bersekolah berada di desa sebelah. Tetapi itu tidak mungkin dilakukan karena desa merekadipisahkan oleh sungai. Tak ada penyebrangan, tidak ada jembatan. Biasanya anak-anak sekolah harus berenang untuk menyebrang ke desa tersebut, dan hal itu biasa dilakukan anakanak sekolah di desanya. Satu tangan mengangkat baju sekolah, sedang satunya lagi melawan air anak sungai. Sesuatu dramatis yang tidak diperbolehkan oleh orang tuanya karena kekhawatiran yang tinggi akan keselamatan anak perempuan. Kisah itu tak terlupakan, kisah itu pulalah yang mendorong Mariam kini membuat sebuah lembaga pendidikan bagi anak-anak kampong bernama pendidikan anak usia dini (PAUD) Harapan Bunda. Tahun ‌ awalnya Mariam membuat PAUD di dalam rumah, anak-anak usia dini ia ajarkan mengenal hurup dengan kemampuan yang pernah mendapatkan pendidikan bagi anak-anak PAUD. Tahun berikutnya, jumlah murid PAUD Harapan Bunda pun bertambah, hingga Mariam membangun gedung amat sedrhana di sebalah rumahnya, untuk dijadikan ruang sekolah khusus bagi anak-anak PAUD. Setelah 2 tahun berjalan, PAUD Harapan

Bunda mendapat perhatian dari Anggota DPRD kepulauan Meranti, hingga dibangunkanlah sebuah gedung PAUD yang layak pakai, persis di depan rumah Mariam, yang lahannya milik desa. Sejak itu, anak-anak PAUD Harapan Bunda sudah memiliki gedung yang layak dan taman bermain serta peralatan yang cukup. Ternyata tidak hanya sampai di situ, Tahun 2013 masyarakat Tanjung Bunga ternyata masih membutuhkan gedung PAUD yang lebih luas lagi, mengingat jumlah anak didik di PAUD dari tahun ke tahun terus bertambah, warga pun mengajukan usulan untuk membangun gedung PAUD. Hingga berdirilah gedung megah tersebut.


Nipah Penghasil Devisa Oleh : M. Fidaus (F-Kec Gaung) Desa terusan merupakan desa terluar dari kecamatan Gaung, Kabupaten Indragiri Hilir, yang tercatat sebagai salah satu desa termiskin. Dan Nipah adalah salah satu penghasilan bila alam tengah tak bersahabat untuk mencari penghasilan. Program SPP begitu diharap bisa memberikan Kunjungan Tim Verifikasi (TV) PNPM-MPd Pada Kelompok SPP dengan usaha pengolahan Pucuk Nipah.

Desa terusan kempas merupakan desa termiskin di kecamatan Gaung Kabupaten InhilRiau, dengan penghasilan masyarakat rata-rata Rp.10.000,00/hari (Th.2010). Umumnya masyarakat menggantungkan Perekonomian pada hasil laut sebagai pendapatan utama keluarga, hal ini disebankan lahan pertanian yang selama ini menjadi garapan masyarakat sudah tidak produktif lagi akibat intrusi dan erosi air laut terutama pada musim pasang dalam, karena memang desa ini merupakan desa terluar di kecamatan gaung yang berhadapan langsung dengan laut cina selatan dan selat malaka. Menggantungkan hidup pada hasil laut tidaklah potensial seperti yang diharapkan karna hasil tangkapan seperti udang, kepiting, dan beberapa jenis ikan bersifat musiman ditambah alat tangkap yang digunakan nelayan setempat masih sederhana dan jangkauan jelajah wilayah tangkapan hanya disekitar bibir pantai, sehingga sebagian masyarakat mengambil jalan pintas dengan merambah hutan bakau untuk dijadikan arang (arang bakau) akibatnya hutan bakau semakin berkurang akibat penebangan liar. Disisi lain terdapat hamparan Nipah yang begitu luas di kecamatan Gaung khususnya di desa Terusan Kempas, tanaman ini dapat di jadikan alternatif sebagai sumber pendapatan keluarga yaitu pucuk nipah yang merupakan komuditi ekspor dengan tujuan negara Thailand. Pucuk daun nipah ini pengolahannya dapat kerjakan oleh ibu

bantuannya.

rumah tangga dengan mengupas kulit ari dari daun nipah muda. PNPM MPd kecamatan Gaung berupaya memfasilitasi pengembangan usaha ini dengan melakukan pembinaan kepada Ibu-Ibu rumahtangga yang tergabung dalam kelompokkelompok yang ada di desa seperti kelompok yasinan, PKK, dan majlis taklim menjadi kelompok -kelompok Simpan Pinjam khusus Perempuan (SPP) yang produktif dengan memberikan bantuan pinjaman dana bergulir sebagai penambah modal dalam upaya pengembangan usaha seperti pengadaan perahu yang dipergunakan untuk mengambil pucuk nipah dari alam serta membeli pucuk siap jual dari penduduk untuk dijual kembali kepada pengumpul. Setelah kurang lebih setahun berjalan penulis melihat adanya perkembangan positif dari usaha ini dengan harga jual saat ini antara Rp 4.000,00- s/d Rp 5.000,00,-/ Kg rata-rata per-orang dapat menghasilkan 4 Kg/hari, sehingga kegiatan ini dapat membantu menambah penghasilan keluarga, bahkan sebagian penduduk sudah dapat menyekolahkan anak mareka keluar daerah. Namun penulis mengharapkan dukungan berbagai pihak untuk dapat bersama- sama membarikan sumbangsih pemikiran, syaran, dan peluang untuk pengembangan usaha dari berbagai produk yang dapat dihasilkan dari Tanaman Nipah ini seperti Gula nipah, Buah Nipah, bahkan etanol sebagai sumber energi alternatif.


Jembatan Penghubung Pengangkut hasil bumi

Jembatan tersebut adalah alat penghubung trasnportasi pengangkutan hasil bumi masyarakat untuk di bawak ke pasar ke ibu kota kabupaten Dibangun jembatan tersebut maka mempermudah trasnportasi bagi masyarakat yg ada di desa Sito Rajo Kari. Tidak ada kata lain, kecuali decak kagum dan rasa syukur yang dipanjatkan warga kampung di desa Sitorajo Kari, kecamatan Kuantan Tengah, kabupaten Kuantan Singingi. Karena desa ini adalah salah Satu desa Di Kabupaten Kuantan Singingi yang Mendapat Alokasi Dana PNPM-MPd Tahun Anggarag 2013. Melalui musyawarah prioritas, akhirnya Desa ini mendapat Pembangunan Sebuah Jembatan Beton dengan Bentang 7 Meterdari PNPM Mandiri perdesaan. Desa Sitorajo boleh dibilang desa tertinggal dalam hal pembangunan terutama alat penghubung transportasi pengangkutan, dengan semangat mengkuti alur tahapan pada PNPM-PMd sehingga desa mendapatkan Alokasi dana FIsik Kegiatan Sebesar Rp.162.625.750,-untuk Operasional UPK sebesar Rp.3.423.700,- dan Operasinal TPK sebesar Rp.5.135.550,Tak heran, bila semangat gotong royong begitu bersemangat dilakukan oleh masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan Jembatan sebab Jembatan tersebut adalah alat penghubung trasnportasi pengangkutan hasil bumi masyarakat untuk di bawak ke pasar ke ibu kota kabupaten Dibangun jembatan tersebut maka mempermudah trasnportasi bagi masyarakat yg ada di desa Sito Rajo Kari. Tentu saja harapnya, setelah dibangunya

jembatan tersebut masyarakat mampu menjaga serta memelihara pembangunan yang di bangun oleh PNPM-MPd “wah, akhirnya kami merasakan pembangunan yang didambakan masyarakat.� Ujar salah seorang warga sambil menatap jembatan yang sudah rampung siap digunakan masyarakat. Karena sekian lama masyarakat tertinggal dalam alat penghubung transportasi di desa mereka dimana selama ini hasil bumi masyarakat bamyak yg di angkut dengan manusia sehiingga harga jual bahan masyarakat tidak ada hargaya Dengan adanya pembangunan jembatan beton masyarakat berterima kasih


PAUD Rambah Samo

walnya biasa saja…” sepenggal

lirik lagu jadul milik Trio Libel’s ini mungkin sangat pas kita nyanyikan untuk desa Rambah Samo Barat, salah satu desa di kecamatan Rambah Samo, Kabupaten Rokan Hulu. Awalnya yang biasa, tapi selanjutnya luar biasa. Sebenarnya desa Rambah Samo Barat sudah dinyatakan tidak didanai pada Musyawarah Antar Desa Penetapan dari PNPM TA 2013, namun ternyata, tepatnya di Dusun Hasahatan dapat terlaksana juga gedung PAUD 1 Lokal 1 Kantor. Kok bisa??? Segala niat baik, akan menghasilkan yang baik. Inilah yang diinginkan oleh masyarakat desa Rambah Samo Barat, atau yang akrab disebut Okak. Desa yang dekat dengan Jalan akses dari Pasir Pangaraian ke Pekan Baru.

Pada tanggal 18 Juli 2013, diadakan MAD khusus mengenai pelimpahan dana BLM untuk sarana prasarana TA 2013 dari salah satu desa yang masih bermasalah tentang tunggakan dari kelompok SPP, yakni desa Teluk Aur, desa ini sudah dinyatakan akan didanai, namun dengan masalah itu, maka dana tersebut dilimpahkan ke rangking berikutnya. Sebelum nya desa Rambah Utamalah yang akan mengakses dana tersebut, namun desa harus dapat berswadaya kurang lebih Rp. 96.000.000,- untuk mewujudkan 1 unit MDTA. Desa Rambah Utama tidak mampu dengan keadaan itu. “Seperti mendapat durian runtuh”, akhirnya dana tersebut turun untuk desa rambah samo barat dengan swadaya yang mereka sanggupi. Dana tersebut berjumlah Rp. 137.883.300,- dengan swadaya Rp. 5.260.400,yang kemudian digunakan untuk pembangunan gedung PAUD. Rasa syukur dari seluruh masyarakat desa Rambah Samo Barat akan kehadiran gedung paud ini. Awalnya keraguan banyak muncul, namun dengan semangat TPK desa yang diketuai oleh H. Syofyan Y, akhirnya pembangunanpun berjalan, walau sempat terlintas jika awalnya saja sudah ragu, maka akan tidak baik hingga akhir, namun semua itu ditepis, dan TPKpun dengan loyalitasnya yang tinggi tak segan-segan berswadaya, serta mampu memberikan hasil pekerjaan yang baik. Terbukti pada tanggal 28 Nopember 2013 desa Rambah Samo Barat melaksanakan MDST. Masyarakat telah menerima PAUD tersebut dengan bahagia. Keinginan anak-anak untuk bersekolahpun terwujud.


Penghubungku yang kurindu Jembatan lama sudah begitu tua, sudah cukup usangdan aus. Tak ada yang berani melintasinya kecuali terpaksa. Jika memungkinkan lebih banyak yang mutar mencari jalan lain namun jaraknya cukup jauh. Jembatan ini menjadi penghubung kami dengan RT seberang.

Desa Harapan Jaya Berada Diposisi sebelah barat dari ibu kecamatan Tempuling, Persisnya Desa ini sebagai tapal perbatasan kecamatan Tempuling dengan Kecamatan Kempas dan Kabupaten Indragiri Hulu. Adapun kondisi geografis desa Harapan Jaya sebagian besar adalah rawa-rawa dan tanah gambut kemudian bentuk daratannya rata, Desa ini dihuni oleh masyarakat heterogen dengan mata pencaharian sehari-hari masyarakatnya sebahagian besar adalah Bertani/Berkebun. Dengan kondisi alam berawa-rawa tentunya akan banyak dijumpai kanal-kanal (PARIT) kecil yang merupakan ciri khas dari daerah tersebut akan tetapi juga menjadi penghalang hubungan trans daratan. Salah satu realnya yang terjadi di RT 07, ada sebuah jalan kecil yang telah dirabat beton merupakan jalan pintas menuju kejalur/jalan utama desa, namun diantara jalan kecil tersebut dengan jalur utama desa terdapat kanal kecil dengan lebar sekitar delapan meter menjadi titik penghalang bagi masyarakat untuk menuju jalan utama desa. Sebelum adanya kegiatan fisik PNPM-MPd, memang disana ada jalan penghubung atau jembatan yang terbuat dari kayu. Karena kondisi fisik jembatan tersebut tidak layak / rusak makanya sangat rawan untuk dilewati yang membuat masyarakat yang mau lewat timbul rasa waswas takut jembatan runtuh, apalagi yang akan membawa hasil pertanian atau perkebunan yang terpaksa harus keliling dahulu baru bisa masuk dijalan utama desa. Apatahlagi dengan jumlah komunitas yang menetap disana ditambah lagi dengan lahan perkebunan dan perta-

nian yang juga ada disana, ini menjadi hal yang bermasalah buat masyarakat untuk menuju ke jalan utama desa yang bisa mengakses segala arah. Melalui pertimbangan desa dengan melihat keadaan jembatan dan ditambah dengan butuhnya masyarakat terhadap pembangunan fisik di titik tersebut, maka dalam MDKP/MDP disepakati untuk mengajukan usulan fisik jembatan sebagai usulan prioritas yang akan di ajukan di PNPM-MPd Tahun Anggaran 2013. Setelah diverifikasi oleh tim dari kecamatan yang kemudian dianggap layak dengan melihat standart -standart kelayakan untuk diikut sertakan dalam MAD prioritas usulan, di perangkingan usulan ini berada diposisi rangking 2. Setelah pembuatan design dan rab, maka dalam MAD penetapan, usulan pembangunan jembatan tersebut menjadi usulan yang di tetapkan akan di danai di PNPM-MPd tahun anggaran 2013. � inilah yang sangat kami butuhkan, bukan apa kalau dulu jembatan yang ada, kami mau lewat aja ada perasaan takut jatuh, memang kondisi jembatannya reyot. Terkadang terpaksa harus berputar dulu kearah lain untuk bisa masuk ke jalan utama desa.� Ujar Pak Sulaiman.


Madrasah Impian anak Indragiri

Rasanya begitu sedih bercampur bahagia, manakala melihat anak-anak itu belajar di gedung baru hasil pembangunan melalui program PNPM Mandiri Perdesaan. Rasanya, lelah untuk menuju desa ini hilang seketika melihat anak-anak begitu berbahagia dengan gedung baru. Yah, dalam rangka Lomba TPK terbaik UPK Tembilan Hulu melakukan perjalanan panjang. Salah satu perjalannya adalah berkunjung ke desa Sungai Intan. Perjalanan ini penuh cerita,karena untuk menuju desa ini harus menyebrangi sungai Indragiri . Selain untuk tujuan Lomba yakni untuk melihat hasil kinerja para pelaku TPK dilapangan, tujuan lainnya adalah untuk saling bersilaturahmi dengan sesame pelaku PNPM Mandiri Perdesaan. Dalam anjang sana inilah pemandangan menemukan arti kebahagiaan itu tak pernah lekang dari ingatan hingga ingin mendokumentasikan lewat kata-kata. Untuk kegiatan Fisik, sei. Intan mendapatkan bantuan berupa 2 Unit Lokal Madrasah Ibtidaiyah. Sebelumnya madrsaha ini gedungnya sudah tua dan mobilernya sudah rusak. Jika melihat gedung yang lama ( disamping gedung baru dan tidak di robohkan ), sangatlah memprihatinkan dan sedih rasanya ketika kita berada di dalamnya. Ketika saya masuk kesebuah lokal yang ada peserta didiknya dan gurunya tidak ada karena sedang menemui tim yang lain, saya mencoba mengajak anak – anak tersebut bermain dan berbagi ilmu sedikit. Saya semapat berfikir bagai-

Suara Anak-anak kecil itu seperti memecahkan keheningan kampung saat membacakan ayat-ayat hafalan. Sebahagianya lagi tengah bermain di halaman. Kini tak ada ketakutan gedung akan rubuh. Juga tak ada ketakutan mereka berlari halaman, karena tergelincir. Mereka sudah memiliki gedung madrasah yang baru. Terimakasih PNPM Mandiri Perdesaan,

tidak ada karena sedang menemui tim yang lain, saya mencoba mengajak anak – anak tersebut bermain dan berbagi ilmu sedikit. Saya semapat berfikir bagaimana jadinya sekolah ini jika pemerintah tidak mengulurkan bantuannya untuk pendidikan yang ada di desa ini. Kondisi gedung tua itu persis dalam sebuah film tahun sebelum kemerdekaan. Memprihatinkan. Kepada seorang anak kelas 5 yang bernama Wahyu saya tanya, “bagai mana rasanya mempunya Lokal baru?” “ wahhhh senang sekali pak. Saya bisa belajar dengan lebih tenang karena” serba Baru hehehe “kemudian saya tanya lagi kepada salah satu anak “ gimana rasanya punya lokal dan lapangan yang baru ? “ Kemudian anak ini menjawab dengan muka yang manis dan tanpak gembira “ senang pak, dulu kami gak bisa bermain dilapangan karena tanahnya lembek dan tergenang air dan sekarang kami bebas bermain – main. “ Ujar mereka seraya ada ungkapan terimakasih di sana. Yah, terimakasih PNPM Mandiri Perdesaan. Program ini begitu berasa bagi pembangunan desa, dan juga bagi para pelaku,karena pembangunan ini juga membuka lapangan pekerjaan bagi kami.


Membuka Keterisoliran Desa Deras Tajak

Senyum ceria anak-anak itu tidak bisa diungkap lewat kata-kata. Mereka begitu bersukaria menyambut kehadiran jembatan Gantung hasil pengerjaan warga dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan. Tidak ada lagi kata libur kala musim hujan tiba yang mengakibatkan air sungai meluap hingga mereka tidak bisa menyebrang jalan menuju sekolah. Kini perjalanan menuntut ilmu bagai tak ada rintangan, mereka siap menyongsong masa depan. PNPM Mandiri Perdesaan, membuka keterisoliran Desa Deras Tajak, yang selama ini tak pernah tersentuh pembangunan. Desa Deras Tajak adalah salah satu Desa di Kecamatan Kampar Kiri Hulu, kecamatan paling ujung di Kabupaten Kampar. Dari Ibu kota Kabupaten untuk menuju Desa Deras Tajak memakan waktu 6 Jam lebih, karena dari kabupaten menuju Kecamatan bisa menghabiskan waktu selama 3 jam lebih. Dan untuk menuju Desa Deras Tajak dari kecamatan memakan waktu 3 jam. Desa ini boleh terbilang cukup terisolir, karena medan tempuh menuju desa tersebut cukup sulit, hanya bisa dilalui dengan sepeda motor dan itu pun harus dilakukan oleh orang-orang yang lihai berkendaraan. Selain jalannya belum beraspal, kondisinya pun cukup kupak kapik bahkan terjal dan kecuramannya cukup tinggi, ban sepeda motor itu melintasi batu-batu cadas yang tajam, maklum, jalan itu adalah potongan bukit yang dikikis . Desa ini berada di pinggiran hutan lindung kabupaten Kampar. Nanang dan Irfan adalah fasilitator penakluk medan tempuh itu. Biasanya, untuk memfasilitasi warga ke wilayah tersebut mereka harus menginap sehari atau dua hari. “Desa Deras Tajak masih belum seberapa, masih ada 4 desa lagi yang lebih parah kondisinya, yang untuk menuju desa tersebut kita harus menyebrang sungai, bisa juga menghabiskan waktu 6 jam.” Ujar Nanang Tak jarang, mereka pun harus menginap di sana se-

lama satu minggu untuk sekaligus mendampingi 4 desa. Di sana pun tidak ada sinyal telpon seluler, sehingga sebelum berangkat ke lokasi desa terpencil tersebut mereka sudah berkoordinasi terlebih dahulu. Bulan Desember lalu, jembatan Gantung ini resmi MDST (Musyawarah Serahterima) kepada desa, sambutan dengan sukacita begitu tergambar oleh masyarakat. Maklum jembatan gantung ini adalah akses yang dibutuhkan masyarakat agar masyarakat gampang menuju dusun lainnya untuk menuju satu satunya sekolah SD yang ada di situ. sambutan dengan sukacita begitu tergambar oleh masyarakat. Maklum jembatan gantung ini adalah akses yang dibutuhkan masyarakat agar masyarakat gampang menuju dusun lainnya untuk menuju satu satunya sekolah SD yang ada di situ. Sebelumnya, menurut M.Mulis SH MM PJo PNPM MPd Kecamatan Kampar Kiri Hulu, dua tahun yang lalu, masyarakat sudah diiming-imingi akan mendapat pembangunan jembatan dari program yang lain, namun tidak juga ada realisasinya. Diperkirakan untuk membangun jembatan akan menghabiskan anggaran sebesar 1 Miliar lebih. “Namun melalui PNPM Mandiri Perdesaan, anggaran yang dihabiskan hanya sebesar Rp 314 juta.” Ujar M.Rusli, “Program PNPM Mandiri Perdesaan memang jauh lebih murah dan kwalitasnya bisa dijamin. Karena perhitungan RABnya dilakukan dengan benar-benar dan pengelolaanya benar-benar transparan.”


Pembangunan di desa Sungai Rawa

Desa Sungai Rawa sesuai dengan nama desa nya , nyaris tidak bias diakses dengan menggunakan kendaraan terlebih ketikah musim penghujan. Alhamdulillah, tahun 2011, sentuhan pembangunan itu member aliran pada nadi kehidupan. PNPM Mandiri Perdesaan dengan semangat masyarakat desa memperoleh pembangunan jalan rabat beton dan jembatan semi permanen. Esok... Harapan itu akan terus ada.

Desa sungai Rawa adalah salah satu desa yang ada di Kecamatan Batang Tuaka Kabupaten Indragiri Hilir. Desa Sungai Rawa sesuai dengan nama desa nya yaitu terdapat kata “rawa” memang terbukti dengan keaadaan desa tersebut. Kontur tanah rawa yang lunak membuat desa ini terisolir dari daerah luar, hal ini disebabkan dengan adanya jalan – jalan yang rusak parah, berlubang dan berlumpur. Telah dilaksanakan pembangunan berupa sarana jalan beton yang menjadi akses trasnportasi darat bagi masyarakat Desa Sungai Rawa, tetapi dengan geografis desa dan keadaan kontur tanah rawa membuat mutu jalan yang tidak sesuai dengan perencanaan. Jalan akan cepat rusak dan berlubang, terlebih lagi jika musim hujan sudah datang, maka jalan yang menjadi akses masyarakat menuju ke desa lain bahkan menuju ke ibu kota menjadi terhambat. Dengan keadaan jalan yang rusak parah, berlubang dan berlumpur membuat masyarakat menjadi malas untuk berpergian ke luar desa. Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga bagi masyarakat Desa Sungai Rawa mengharapkan adanya pasar mingguan yang setiap minggunya diadakan dipusat desa. Jika musim hujan datang, akses jalan rusak parah dan berlumpur terkadang membuat pembelok atau pedagang yang datang ke desa sungai rawa untuk berjualan juga menjadi penghalang, hal ini membuat pedagang yang ingin datang berjualan membatalkan niatnya untuk datang berdagang. Jika pedagang tidak datang un-

tuk berjualan, maka kebutuhan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka akan menjadi terhambat. Program PNPM Mandiri Perdesaan bertujuan untuk pempercepat pengentasan kemiskinan di desa berupa Bantuan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dan Pembangunan Sarana dan Prasarana. Di desa Sungai Rawa sudah mendapatkan bantuan Program PNPM Mandiri Perdesaan berupa Pembangunan Jalan Rabat Beton pada tahun 2011 dan Pembangunan Jembatan Semi Permanen pada tahun 2012. Dengan adanya bantuan Program PNPM Mandiri Perdesaan, msyarakat Desa Sungai Rawa sangat bersyukur karena dengan adanya Bantuan Pembangunan Rabat Beton akses masyarakat menuju ke daerah luar desa sudah mulai lancar meskipun masih ada beberapa titik jalan yang tergolong rusak parah, berlubang dan berlumpur. Dan dengan adanya bantuan Pembangunan Jembatan Semi Permanen sangat membantu masyarakat dalam melakukan perjalanan karena jembatan merupakan penghubung antara dusun ke dusun yang dipisahkan oleh parit – parit. Masyarakat Desa Sungai Raya berkata : “ Terus Bantu Kami, jangan tinggalkan kami “. Dengan ungkapan itu mari bersama kita bangun Desa Sungai Rawa dengan Program PNPM Mandiri Perdesaan untuk mempercepat pemerintah dalam pengentasan kemiskinan.


POSYANDU HARAPAN di PULAU KECIL

Posyandu

itu memang tidaklah begitu luas, hanya berukuran 5 x 7 meter. Namun di gedung itu sejumlah ibu-ibu mengantungkan harapannya bagi kesehatan bagi anak-anak merereka. Yah, Posyandu di pulau kecil ini begitu diharapkan ditengah sulitnya mendapat jaminan kesehatan di wilayah pulau.

Desa Pulau Kecil salah satu Desa yang berada di Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir Prov. Riau. Dengan Luas Wilayah 6000 KM2, dan terdiri dari 12 Dusun. Rata-rata penduduknya berpendidikan rendah dan berpenghasilan rendah pula. Hanya sebagian kecil warga saja yang mengenyam pendidikan sampai tingkat atas. Fasilitas pendukung di daerah ini sangat kurang. Terutama untuk pendidikan dan kesehatan. Otomatis, hal tersebut berpengaruh besar kepada masyarakat sekitar, baik dari segi pendidikan maupun kesehatan. Dengan jumlah penduduk 4.954 jiwa, terdiri atas 2.430 lakilaki dan 2.524 perempuan, dan211 KK berada pada kategori miskin. Melihat jumlah masyarakat miskin di daerah itu tak heran fasilitas penunjang yang bisa membantu melayani masyarakat sangat dibutuhkan. Salah satunya adalah fasilitas penunjang kesehatan anak, yaitu Posyandu. Di sisi lain, masyarakat Desa Pulau Kecil sudah sangat mengenal program pemerintah seperti PNPM Mandiri Perdesaan. Karena, sudah banyak sekali kegiatan PNPM yang mereka rasakan manfaatnya, sehingga mereka banyak berharap bahwa PNPM bisa membantu mereka secara langsung. Kembali kepada permasalahan tiadanya fasilitas penunjang kesehatan anak, masyarakat sekitar mencoba mengajukan usulan ke PNPM Mandiri Perdesaan. Akhirnya usulan pembangunan Posyandu tersebut di setujui dan proses sesuai alur tahapan PNPM - Mpd tahun 2013 dengan total biaya Rp. 96.161.000. Ditambah dengan swadaya masyarakatsebidang tanah berukuran 10 meter x 10 meter. dengan surat hibah yang diketahui dan ditandatangani oleh Kepala Desa setempat. Hibah tanah tersebut diberikan selamanya, atau selama bangunan itu masih ada, tanpa diminta ganti rugi atau sewa

tanah. Pengerjaan dilakukan secara bergotong-royong, dengan upah minim untuk mengganti waktu mereka selama pembangunan posyandu tersebut. Mereka yang mengerjakan pembangunan merupakan masyarakat yang tidak punya pekerjaan tetap, Akhirnya, pembangunan Posyandu terealisasi dengan baik, dengan volume 7 meter x 5 meter. Kondisi Posyandu rampung 100% Kegiatan ini tak akan mungkin bisa terlaksana kalau hanya mengandalkan dana BLM. Secara perhitungan, tidak mungkin kalau hanya dari BLM karena prioritas kegiatan lain juga masih banyak. Dengan demikian pembangunan Posyandu ini perlu swadaya masyarakat, baik swadaya tenaga maupun swadaya tanah. Apalagi mengingat tanah di daerah ini sangat sulit didapat, karena harganya lumayan mahal. Masyarakat dan panitia merasa senang harapannya terealisasi. Apa yang diupayakan selama ini dapat terwujud, sehingga kegiatan posyandu dapat berjalan, dengan baik pula, terutama bagi anak-anak yang sangat membutuhkan fasilitas kesehatan sejak dini. Selain dimanfaatkan sebagai Posyandu, dari Pihak Desa juga berusaha memanfaat gedung itu sebagai Pusat Kesehatan Desa dengan mengharapkan kepada tenaga-tenaga kesehatan di desa untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan.


PNPM, Merajut asa yang hilang Tubagus pohan

Saat verifikasi kelayakan usulan, Tim Verifikasi pun sempat merasakan keprihatinan melihat kondisi sekolah yang sudah tidak layak lagi

Sekilas terlihat seonggok bangunan tua yang sudah

pihak sekolah mengajukan pembangunan ini ke pe-

rapuh, berdindingkan papan yang sudah lusuh, tiang

merintah daerah, namun tidak pernah membuahkan

penyangga yang seakan tak kuat lagi menahan

hasil. Di tengah dahaga, PNPM Mandiri Perdesaan

beban karena termakan usia,

yaitulah kondisi

memberikan peluang kepada masyarakat Teluk Lan-

kekinian bangunan DTA NurulIkhsan Desa Teluk

car untuk mewujudkan asa yang telah lama hilang

Lancar Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis.

agar

Teluk Lancar merupakan salah satu desa

gedung

DTA

ini

bisa

dibangun

dan

dimanfaatkan oleh masyarakat. usulan Pembangunan DTA Nurul Ikhsan

yang letaknya paling ujung di KecamatanBantan. Tidaklah sesuai dengan namanya Teluk “Lancar”,

dinyatakan layak oleh Tim Verifikasi, dan tahun

akses menuju desa ini juga sangat memprihatinkan

2014

dan benar-benar membuat tidak “lancar”. Jalan

melewati proses panjang termasuk pada perioritas

berlubang disana sini, berkubang lumpur ketika

pembangunan melalui kompetisi antar desa.

musim hujan dan berdebu ketika musim kemarau

“syukurlah Pak Penghulu semoga bisa bermanfaat

adalah sedikit gambaran tentang desaini. Sulitnya

buat semua masyarakat Teluk Lancar”. Tak lama

akses transpotasu ternyata sebanding dengan

berselang

kondisi sarana dan prasarana lain di desa ini

berlaludanmeninggalkanlokasikegiatan. PNPM, hadir

termasuk sarana pendidikan seperti DTA Nurul

mewujudkanasa yang hilang, itulahkalimat yang

Ikhsan.

terbersit Prihatin saja tidak cukup untuk menyelesai-

kan segala persoalan yang ada di masyarakat. Begitu pun masyarakat dan pemerintah desa tidak bisa berdiam diri. Puluhan kali sudah pemerintah maupun

ini

dilakukanlah

semua

dalam

pembangunan

peserta

pikiran

MAD

fasilitator

setelah

3

pun

sambil

mengendarai sepeda motor menujukantor UPK

KecamatanBantan…


PEMBANGUNAN SUMUR BOR DI KELURAHAN SELATPANJANG SELATAN

Meski daerah perairan, justru kesulitan air, utamanya air bersih. Inilah yang dirasakan warga kelurahan selat panjang , kecamatan tebing tinggi kabupaten kepulauan Meranti, Propinsi Riau. Hal ini dikarenakan struktur tanah.

Kelurahan Selat panjang Selatan adalah salah satu Kelurahan/Desa yang berpartisipasi di PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Kepulauan Meranti. Kecamatan Tebing Tinggi terdiri dari 4 Kelurahan dan 5 Desa dengan Ibu kotanya Selatpanjang. Pada tahun anggaran 2012 Kelurahan Selat panjang Selatan mendapat pembangunan sumur bor sebanyak 3 unit dengan total dana PNPM MPdRp 113.560.500,-. Sumur Bor pertama terletak di Jl. Nusa Indah RT 05 RW 04, Sumur Bor kedua terletak di dekat MDA Al Hidayah RT 02 RW 04, sedangkan sumur bor ketiga terletak di Gang kenari RT 01 RW 05. Keberadaan sumur bor ini tentu saja sangat membahagiakan warga, karena mereka tidak kesulitan mendapatkan air, apa lagi bila musim kemarau, karena sebagian besar sumur milik warga mengalami kekeringan. Namun ternyata, harapan warga untuk medapatkan air bersih tidaklah terpenuhi secara keseluruhan. Pada sumur bor pertama terntara kualitas airnya kurang baik/ agak asin padahal kedalaman sumur bor ini 120 meter. Daerah Sumur bor in imemang terletak didekat rawa-rawa. Akhirnya, Air hanya digunakan untuk mandi dan bila digunakan untuk mencuci piring harus dibilas karena bisa berkarat. Diakibatkan kualitas airnya kurang baik hanya sedikit warga yang mengambil air pada sumur borini rata -rata perharinya10 jiregen/gelen.Jika warga mengambil air dikenakan biayaRp 500/3 gelen.Iuran warga yang mengambil air tidak mencukupi untuk pembayaran listrik perbulannya,

Pengelola sumur bor ini pak Jaizir.Ia mengatakan, pengelola sering nombok karena iuran air tidak mencukupi untuk membayar listrik � Pembayaran listrik perbulan sekitar Rp 90.000,-“ namun pak Jaizir tidak mempermasalahkannya. Menurut Safaat anak pak Jaizir ada rencana warga akan membeli saringan agar airnya semakin baik kualitasnya. Pada sumur bor kedua kualiasairnya lebih baik dari yang pertama. Masyarakat yang mengambil air dikenakan biayaRp 250/gelen. Pada musim kemarau masyarakat yang mengambil air bisa mencapai 100 gelen perharinya. Air digunakan untuk mandi, mencuci piring serta mencuci baju. Namun bila musim hujan hanya 1-2 gelen saja masyarakat yang mengambil air. Pada sumur bor ketiga kualitasairnya lebih baik lagi dari sumur borkedua, Kedalaman sumur bor ini 138 meter. Bagi masyarakat yang mengambil air dikenakan Rp 250/gelen. Jika musim kemarau pemasukan perhari nya antara Rp 20.000 s/d Rp 30.000,- sedangkan rekening listrik perbulan untuk mesin sumur bor tersebut lebih kurang Rp 120.000,-. Ada sekitar 30 KK yang memanfaatkan sumur bor ini. Pada malam hari listrik kesumurbor ini dimatikan dikarenakan air pernah dicuri orang pada malam hari..(Irsyad).


Pembangunan Infrastruktur di Desa Pembenaan

Masyarakat di Desa Pebenaan tidak pernah melupakan bagaimana dulu begitu sulitnya akses jalan mereka, lebih-lebih ketika musim penghujan turun. Jalan berkubang, licin dan penuh dengan lumpur. Tidak saja bagi pengendara sepeda motor akan kesulitan melintasi jalan tersebut, para pejalan kaki pun sangat kesulitan. Tidak jarang banyak kendaraan yang tergelincir dan terjatuh. Kisah-kisah sulit itu tidak terlupakan.

Desa Pembenaan adalah salah satu Desa yang termasuk dalam Wilayah Kecamatan Keritang Kabupaten Indragiri Hilir, dengan luas wilayah Âą 48,30 Km2 dan jumlah penduduk sekitar 5.380 jiwa yang terdiri dari beraneka ragam suku dan budaya, dengan hasil perekonomian masyarakat dari pertanian dan perkebunan. Disamping itu Desa Pebenaan juga merupakan Desa batas wilayah kecamatan keritang dengan wilayah kecamatan reteh, yang mana jarak tempuhnya dari ibukota kecamatan yakni Kota Baru Seberida yaitu berkisar Âą 18 Km dengan waktu tempuh sekitar 60 menit dengan menggunakan kenderaan sepeda motor, dengan kondisi jalan yang sangat buruk sekali. Pada tahun 2012 Desa Pebenaan termasuk salah satu Desa yang terdanai dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat ( PNPM-MPd ), dengan kegiatan Semenisasi Jalan ( Rabat Beton ) yang berlokasi di Dusun Terusan dengan volume 400 x 1 x 0.12 Meter dan Dusun Keluarga dengan volume 300 x 1 x 0,12 meter berdasarkan hasil musyawarah desa. Kegiatan Semenisasi jalan ( rabat beton ) yang berlokasi di dusun terusan merupakan akses yang banyak dimafaatkan masyarakat karena jalan menuju Sekolah Dasar Negeri 025, Sekolah Menengah Pertama ( SMP ) Negeri 2 Keritang, Tempat Pemakamam Umum dan Lapangan Bola Kaki, yang mana sebelumnya kondisi jalan tersebut sangat buruk terutama sekali musim hujan, sehingga sulitnya masyarakat untuk lewat di jalan tersebut dan terpaksa harus menempuh jalan yang memutar yang cukup jauh. Sangatlah berbeda dengan program-program bantuan pemerintah lainnya, yang mana didalam PNPM-MPd terdapatnya tahapan-tahapan mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai pelestarian benar-benar langsung dari masyarakat Desa, belum lagi adanya pengawasan dan pendampingan dari pihak Kecamatan dan kabupaten yang sangat transaparansi dan akuntability, sehingga terdapatnya proses pembelajaran langsung kepada masyarakat, sehingga

masyarakat dapat mengetahui secara langsung .Serta melaksanakan tahapan musyawarah. Belum lagi sewaktu pelaksanaan pekerjaan semenisasi ( rabat beton ), yang mana pihak pendamping kecamatan memberikan Trial pekerjaan yaitu bagaimana cara campuran semen, pasir dan kerikil serta adukan, sehingga terdapatnya akan kualitas hasil pekerjaan yang memuaskan bagi masyarakat, yang mana kesemuanya itu dilaksanakan secara terbuka didepan / disaksikan Pemerintahan desa, tokoh masyarakat, lembaga masyarakat dan para pekerja itu sendiri. Sewaktu bahan material masuk dilokasi kegiatan, tim pelaksana kegiatan ( TPK ) didesa, Suplier, dan Pendamping Kecamatan, bersama-sama melakukan sertifikasi akan volume dan kualitas bahan material apakah sesuai dengan komitmen hasil pelelangan atau tidak, sehingga tidak adanya unsur indikasi-indikasi yang sifatnya penyelewengan baik dalam bentuk dana maupun kualitas dan kuantitas bahan material tersebut. Begitupula dengan penyaluran dana di kecamatan, harus pula dilampirkan dengan bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran, yang kemudian ditempelkan pada papan informasi, sebagai salah satu bentuk akan keterlibatan langsung masyarakat dalam hal pengawasan kegiatan


Jembatan Harapan di kuala lahang

Jembatan Parit tukang besi merupakan satu-satunya jembatan akses penghubung masyarakat menuju lahan persawahan warga yang merupakan lumbung padi di kelurahan tersebut, namun kondisi jembatan ini sangat menghawatirkan, jembatan terbuat dari kayu dengan umur diatas 10 tahun, terkadang untuk melewatinya, masyarakat harus merangkak.

Kelurahan Kuala lahang merupakan ibukota

Pada tahun 2012 masyarakat melalui musyawarah

kecamatan Gaung kab. Inhil, dengan statusnya sebagai

di tingkat dusun dan desa mengusulkan jambatan

kelurahan dan ibu kecamatan bukan berarti kelurahan ini

tersebut

terlepas dari permasalahan kekurangan sarana umum

proposal yang diajukan adalah pembuatan jembatan

terutama jalan dan jembatan.

permanen dengan panjang 55 M dan lebar 2.70 M.

Jembatan Parit tukang besi merupakan satusatunya

jembatan

akses

penghubung

pada

program

PNPM

MPd,

Adapun

Kegiatan ini baru terealisasi pada tahun anggaran

masyarakat

2013 setelah adanya kebijakan optimalisasi setelah

menuju lahan persawahan warga yang merupakan

sebelumnnya kalah dalam perangkingan pada tahun

lumbung padi di kelurahan tersebut, namun kondisi

anggaran 2012. Jembatan ini dibangun dengan

jembatan ini sangat menghawatirkan, jembatan terbuat

alokasi dana perbatasan Rp. 221 438 000,- dan

dari kayu dengan umur diatas 10 tahun, terkadang

selesai pada bulan september 2013 dengan pekerja

masyarakat yang lewat harus dengan merangkak.

dari masyarakat setempat.

Dengan masalah ini tidak berarti masyarakat berpangku

Seluruh

masyarakat

Kuala

lahang

tangan menurut pantauan kami sudah ada tiga kali

merasakan kebahagiaan dan rasa syukurnya yang

masyarakat melakukan gotong royong dengan dana

tak

swadaya masyarakat khusunya kelompok tani setempat,

ini,sehingga rasa syukur dan kebahagiaanya ini di

n

sangat

wujudkan dengan diadakannya acara peresmian

menghawatirkan dan bentang jembatan 55 meter, usaha

yang begitu meriah dimana seluruh masyarakat

masyarakat ini tidaklah memadai.

mengadakan makan bersama dengan mengundang

amun

karna

kondisi

jembatan

yang

Dengan kondisi jembatan seperti ini,masyarakat yang ada di lingkungan parit tukang besi yang selalu menggunakan jembatan ini, berharap pemerintah dapat membangun jembatan ini menjadi baik dan layak untuk dipergunakan sehingga dapat memperlancar aktivitas masyarakat penunjang kegiatan pertanian.

pihak

terhingga

,dengan

kecamatan

dan

selesainya

jajarannya,

jembatan

Sekaligus

serahterima dari TPK ke masyarakat melalui TP3.


Pembangunan Infrastruktur di Desa Pembenaan Ajisman

Kondisi sebelum dan sesudah Gedung MDA AsSyifah Desa Bangun Jaya yang di Bangun melalui Dana PNPM-MPd Tahun 2013 Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi

MDA tersebut ke PNPM-MPd , setelah dilakukan Verifikasi

anak-anak sebagai generasi penerus bangsa, sebagai bekal

usulan tersebut berhasil lolos, dan dalam Perengkingan,

kelak ketika sudah dewasa, tanpa pendidikan yang memadai

dalam MAD Prioritas mereka berhasil berada di peringkat ke

maka generasi penerus bangsa ini akan tertinggal, terutama

5, dan setelah di lakukan penghitungan Desain RAB, dari

pendidikan Agama sebagai landasan berpijak, hal ini juga

usulan-usulan yang ada, usulan pembangunan Gedung MDA

menjadi pemikiran bagi masyarakat Desa Bangun Jaya, Ke-

ini bisa terdanai.

camatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu Propinasi Riau,

Dengan semangat yang tinggi masyarakat bahu

dengan biaya seadanya masyarakat mendirika bangunan

membahu membangun gedung tersebut, yang di danai dari

gedung MDA untuk anak-anak mereka.

PNPM-MPD dan di tambah dana Swadaya dari Masyarakat,

Sebagai mana kita lihat pada gambar di atas, begini

maka pembangunan gedung MDA tersebut dapat di selesai-

lah kondisi tempat belajar anak-anak yang belajar di MDA ,

kan dengan baik serta kwualitas terbaik di tingkat Kecamatan

hal ini sangat memprihatinkan, gedung yang terdiri dari dind-

Tambusai Utara untuk kegiatan tahun 2013. Masyarakat san-

ing papan yang sudah lapuk, mereka belajar dengan penuh

gat Bangga dengan ada nya gedung baru ini. Mereka semua

semangat.

mengucapkan Terima Kasih Banyak kepada PNPM-MPd.

Pada tahun 2013 dalam Musyawarah Desa Perencanaan mereka coba mengusuklkan pembangunan gedung


Memerdekakan yang termarginal

Sebagian besar jalan perdesaan di kecamatan Rangsang sangat memprihatinkan, khususnya desa yang berada di ujung kecamatan berbatasan dengan kecamatan Rangsang Pesisir. Butuh keberanian dan kemauan keras untuk bisa menempuhnya apalagi saat musim hujan tiba, nyaris, bukan kita yang mengendarai kendaraan, tapi kendaraanlah yang menaiki penumpangnya.” Untungkah perlahan pembangunan infrastruktur jalan mulai mendapat perhatian lewat program PNPM Mandiri Perdesaan.

Jalan ini mungkin boleh dibilang tak layak diakses, bukan saja tidak beraspal, namun jalanan ini cukup becek bahkan kadang berlumpur. Selain karena struktur tanahnya, didukung pula dengan kondisi hujan, maka lengkaplah penderitaan ini. Itulah kondisi jalan yang akan di lewati untuk mencapai desa desa Sei Gayung Kiri, panjang jalan yang harus di lewati lebih kurang 10 Km yang sebnarnya hanya cukup dilintasi bagi pejalan kaki karena hanya setapak, untuk menuju ibu kota kecamatan. Itulah makanan sehari-hari warga termasuk anak sekolah. ”Jis tak salah jalan kita ni” gumamku kepada UPK teman jalanku untuk menuju desa sei Gayung Kiri yang disambut tawa lucu dari tim . ”emang inilah jalan nya pak dan ini lah jalan satusatunya untuk ke desa Sei Gayung kiri” Syukurlah, medan tempuh yang sulit itu terobati dengan antusiasnya masyarakat mengikuti acara musyawarah desa sosialisasi PNPM-MPd di desa mereka, Karena besar harapan mereka supaya jalan menuju ke ibu kota kecamatan bisa di bangun guna memudah kan akses bagi masyarakat dan anak sekolah yang ada di desa tersebut. Perjalanan kami lanjutkan dengan menelusuri daerah pesisir utara menuju desa Tanjung Kedabu dalam perjalan ini di samping memang miris sekali kita melihat kondisi infrstrutur desa tersebut juga merasa iba kepada anak sekolah yang sepanjang jalan yang kami jumpai begitu berat perjuangan mereka untuk bersekolah. Terbayang pada masa di sekolah di kota dulu udah fasilitas nya bagus jalan nya juga bagus itupun masih ngeluh..Bandingkan dengan kondisi desa ini bagai bumi dengan langit bahkan ada beberapa masyarakat yang kami temui sepanjang jalan tersebut mengatakan bahwa ”DESA MEREKA TERMASUK PADA WILAYAH YANG BELUM MERDEKA” karena jalan dan yang menjadi urat nadi perekonomian desa tersebut sampai saat ini masih belum dibangun sebagai mana jalan yang ada di wilayah lain dan diantara masyrakat tersebut bahkan berkata ”mungkin bapak pejabat negara ini lupa kalo ada wilayah desa yang bernamaTanjung Kedabu yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia”. Jadi di daerah yang sulit dan serba terbatas belum tentu masyarakatnya sulit dan tak mau mengerti dengan program contohnya dari dua md sos diatas selalu di penuhi oleh warga yang memang ingin melihat wilayahnya di bantu dan di bangun, ini merupakan nilai plus tersendiri sehingga dalam memfasilitasi pun akan mendapatkan en-

ergi lebih walau harus bersusah payah ke desa tersebut. Hal tersebut terbayar oleh ke aktifan masyarakat dan keinginan masyarakat yang besar dan rasa peduli yang tinggi.

Syukurlah, medan tempuh yang sulit itu terobati dengan antusiasnya masyarakat mengikuti acara musyawarah desa sosialisasi PNPM-MPd di desa mereka, Karena besar harapan mereka supaya jalan menuju ke ibu kota kecamatan bisa di bangun guna memudah kan akses bagi masyarakat dan anak sekolah yang ada di desa tersebut. Perjalanan kami lanjutkan dengan menelusuri daerah pesisir utara menuju desa Tanjung Kedabu dalam perjalan ini di samping memang miris sekali kita melihat kondisi infrstrutur desa tersebut juga merasa iba kepada anak sekolah yang sepanjang jalan yang kami jumpai begitu berat perjuangan mereka untuk bersekolah. Terbayang pada masa di sekolah di kota dulu udah fasilitas nya bagus jalan nya juga bagus itupun masih ngeluh..Bandingkan dengan kondisi desa ini bagai bumi dengan langit bahkan ada beberapa masyarakat yang kami temui sepanjang jalan tersebut mengatakan bahwa ”DESA MEREKA TERMASUK PADA WILAYAH YANG BELUM MERDEKA” karena jalan dan yang menjadi urat nadi perekonomian desa tersebut sampai saat ini masih belum dibangun sebagai mana jalan yang ada di wilayah lain dan diantara masyrakat tersebut bahkan berkata ”mungkin bapak pejabat negara ini lupa kalo ada wilayah desa yang bernamaTanjung Kedabu yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia”. Jadi di daerah yang sulit dan serba terbatas belum tentu masyarakatnya sulit dan tak mau mengerti dengan program contohnya dari dua md sos diatas selalu di penuhi oleh warga yang memang ingin melihat wilayahnya di bantu dan di bangun, ini merupakan nilai plus tersendiri sehingga dalam memfasilitasi pun akan mendapatkan energi lebih walau harus bersusah payah ke desa tersebut. Hal tersebut terbayar oleh ke aktifan masyarakat dan keinginan masyarakat yang besar dan rasa peduli

yang tinggi.


SD Marjinal Tak ingin dimarginalkan

Suara hiruk pikuk itu menggema melewati batas ruang kelas yang tidak berdinding . Suara ibu guru bersautan bersamaan 60 Orang lebih jumlah murid berseragam merah putih. Ruang kelas yang hanya disekat triplek sebagai pembatas tingkatan siswa. Atap rumbiah kelas itu cukuplah untuk menahan panas agar anak-anak bisa betah di ruang kelas. Untungnya pondasi kayu pohon tanpa dicat apa lagi di perhalus, masih cukup kokoh berdiri sejak SD ini didirikan. Sebuah sekolah dasar di dusun Pangkal lemah desa tanjung Raja kecamatan keteman kabupaten Indragiri hilir.

Yah, SD Marginal seperti tak ingin dimarginalkan dari ketertinggalan anak-anak bangsa untuk mengecap pendidikan. Semangat juang mereka untuk tetap mengecap pendidikan sudah mereka buktikan dengan kehadiran mereka setiap hari ke sekolah, meskipun sekolah mereka tak lebih indah dari kandang ternak. Pemandangan itu kini hanya tinggal kenangan, pemandangan yang sempat menyentuh hati TIM Verifikasi PNPM Mandiri Perdesaan itu hingga akhirnya menyetujui usulan tanpa tedeng alingaling. Tim Verifikasi PNPM-MPd Kecamatan Kateman meloloskan Usulan dari Dusun Pangkal Lemah, skini Gedung Sekolah Dasar 3 (tiga) Lokal + Mubiler telah rampung pembangunannya. SD yang ala kadarnya itu sekejab menjelma menjadi sebuah Gedung sekolah yang kokoh, tempat belajar yang nyaman, lantai yang padat tanpa khawatir

saat hujan akan becek. SD Majinal ini adalah satu-satunya yang ada di Desa Tanjung Raja. Karena kondisi geografis yang sulit tidak memungkinkan bagi mereka untuk menyekolahkan anak mereka yang masih di tingkat SD harus berjalan jauh ke desa seberang. SD Marginal ini dibentuk atas inisiatif masyarakat karena kebutuhan pendidikan bagi anak -anak mereka yang kian tinggi. Permohonan bantuan sarana pendidikan sudah berulang kali kami sampaikan kepada pemerintah setempat, sampai sekarang belum mendapat perhatian “untunglah ada PNPM Mandiri perdesaan� ujar wakil masyarakat. Saat ini harapan dari masyarakat Dusun Pangkal Lemah sudah terpenuhi, “Muridku Sayang, Muridku Riang Takkan lagi Belajar di Gedang seperti Kandang� Decak bahagia itu kini seperti lantunan lagu penghantar anak-anak belajar di gedung yang baru. Semoga, gedung baru ini menambah semangat baru untuk belajar.


Turab Beton

Dezi Aldren

Desa Melai diwilayah kecamatan Rangsang Barat merupakan desa yang berbatasan langsung dengan selat Malaka, dan dibelah oleh sungai-sungai yang langsung berhilirkan ke laut lepas, yaitu sungai Melai dan sungai Senteng. Hal ini menyebabkan sebagian besar wilayah desa Melai selalu terendam saat Banjir ROB (Banjir Air Pasang), bahkan banjir air pasang tahunanpun yang terparah tak terelakkan lagi, dimana dipermukaan jalan terendam sedalam lutu dewasa, sehingga perekomonian masyarakat desa Melai terganggu bahkan nyaris lumpuh. Sebagian besar lahan pertanian di desa Melay sudah kering-kerontang , hal ini disebabkan tanaman yang ada selalu mati akibat banjir air pasang yang tidak terelakan lagi bahkan masyarakat sudah pasrah terhadap bencana yang dialami setiap 15 hari sekali, dimana setiap 15 hari tersebut Banjir Air Pasang mulai melanda pemukiman dan lahan pertanian masyarakat desa Melai. Ritme kehidupan yang terkadang mengharuskan sebagian besar orang dewasa di kampung itu mencari penghidupan lain dengan merantau bahkan hingga ke di negeri Jiran Malaysia yang tidakbegitu jauh dari kampung mereka. Turap Beton PNPM Mandiri Perdesaan, Untuk mengatasi ini pihak desa sudah mencoba mengusulak lewat Musrenbagkec tiap tahun-nya tetapi tidak ada sedikitpun tersentuh dalam pembangunan untuk antisipasi permasalahan, bahkan proposalpun sudah diajukan ke tingkat yang lebih tinggi lagi pada Dinas PU Prov. Riau, toch juga tidak ada yang berminat mengatasi permasalahan ini, hal ini seperti ucapan Kepala Desa Sa’at, S.Ag dan ucapan yang samapun keluarkan dari perkataan Kepala Dusun Melati, Desa Melai, Bpk. Sulaiman. Tetapi dengan adanya PNPM Mandiri Perdesaan yang semua usulan yang layak dibangunkan pasti akan dibangunkan dengan syarat proses dan prosedur dijalankan dengan baik dan benar serta kecukupan dana yang dialokasikan untuk kecamatan Rangsang Barat. Akhirnya usulan desa yang merupakan solusi yang ampuh untuk menghadang Banjir Air Pasang-pun didanai dan mudah-mudahan Turap Beton dapat dirawat dengan baik oleh masyarakat desa Melai agar keberlanjutan fungsi Turap Beton dapat dimaksimalkan untuk anak cucu nya. Dengan anggaran Rp 349 Juta lebih, pembangunan Turap betonpun dilaksanakan, dengan kondisi terseok-seok bersama melawan banjir air pasang yang selalu mengganggu pelaksanaan. Dengan biaya yang minim dan kwalitas yang terjaga, sempat juga ada ketidakpercayaan dari seorang kontraktor. Hal ini seperti hasil penuturan TPK dan Kepala Dusun Melati saat dikunjungi salah satu kontraktor lokal di kecamatan Rangsang Barat bersama staff dinas yang

berwenang terhadap infrastruktur dari provinsi dalam rangka survey lapangan terhadap kegiatan mereka. “Seperti apa bentuk konstruksi dasarnya ini dan berapa habiskan dana untuk pelaksanaannya???” Dijawab oleh TPK Desa Melai, “Pak, ini ada gambar desainnya, dan seperti ini lah yang kami kerjakan, ada pondasi tiang pancang beton yang ditanamkan kedalam tanah, karena kamipun baru kali ini melihat konstruksi dibuatkan seperti ini dan kalau dananya bapak bisa lihat diplakat prasasti itu, (dananya sebesar Rp. 349.974.600,-)” “Kalau seperti ini dikerjakan oleh PNPM, dikami tidak sanggup untuk melaksanakannya apalagi dananya hanya 340 jutaan itu, bisa bangkrut kami, kami biasanya kalau kayak gini akan menghabiskan dana 600 jutaan baru bisa dibangunkan seperti ini”. Igumam sang kontraktort. Memang, selama saya bertugas di kecamatan Rangsang Barat belum pernah melihat pembangunan Turap Beton untuk kondisi lahan yang merupakan sungai dibuatkan dengan kontruksi pondasi dengan tiang pancang, yang biasanya hanya menggunakan kayu cerocok untuk perkuatan tanah pondasi, yang menyebakan konstruksi yang dibangunkan cepat roboh dan ambruk karena erosi air bahkan banjir air pasang yang selalu jadi momok bagi masyarakat kecamatan Rangsang Barat. Mudah-mudahan dengan pondasi yang kuat, bangunan yang dibangunkan oleh PNPM Mandiri Perdesaan lebih kokoh dan dapat dipelihara secara berkelanjutan demi anak cucu dari masyarakat desa Melai. Dan hasil pekerjaan di desa Melai ini lah jadi inspirasi juga bagi desa-desa yang lain dalam mengajukan usulan ataupun proposal agar dibuatkan seperti halnya dibangunkan Turap Beton di desa Melai. Dan pada tahun anggaran 2014 ini, usulan yang ada jadi panutan juga bagi desa Sungaicina kecamatan Rangsang Barat dalam mengatasi Banjir Air Pasang, mudah-mudahan dengan adanya kegiatan percontohan di desa Melai, benar-benar jadi panutan dalam pemilihan jenis konstruksi yang kokoh bagi PNPM Mandiri Perdesaan dalam Desain Konstruksi.


Memindahkan Jalan Beton

Juni Indrawan

Kebutuhan infrastruktur jalan merupakan ma-

lalui dana APBD/APBN, maka jalan yang telah

salah yang harus diselesaikan di Kabupaten

dibangun masyarakat tersebut dipindahkan ke

Kepulauan Meranti, tak terkecuali di kecama-

lokasi lain yang membutuhkan.

tan

Rangsang.

Kegiatan

sarana

dan

Dibutuhkan banyak tenaga manusia

prasarana di Tahun Anggaran 2012 dan 2013,

dalam proses pemindahan jalan beton terse-

masing - masing telah berhasil menyelesaikan

but. Namun semangat gotong royong yang

jalan rabat beton dan jembatan sepanjang

masih kuat di masyarakat yang ingin juga

5.622 meter dan 17.010 meter ( PNPM MPd

merasakan "merdeka" di kampung mereka.

dan PNPM Perbatasan ) . Tahun Anggaran

PNPM MPd merupakan harapan bagi tiap

2014, kegiatan jalan rabat beton rencananya

masyarakat agar bisa cepat merasakan pem-

akan dibangun sepanjang 8.656 meter melalui

bangunan...semoga kita bisa mewujudkan

PNPM MPd dan 8.835 meter melalui dana

mimpi mereka....

MP3KI. Hal yang unik terjadi di Kecamatan Rangsang ini adalah kegiatan memindahkan jalan rabat beton hasil swadaya masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan jalan rabat beton, masyarakat berswadaya membangun jalan selebar 50-70 cm. Apabila jalan yang telah dibangun tersebut mendapat perkerasan me-


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.