Zora
invisible cities – cities and memory
Rizki Dwika A | 1106055091
Pemahaman Narrative and Architecture
Deskripsi dan Visualisasi berdasarkan Narasi Mapping Pola Kota berdasarkan Narasi Pengembangan Model Eksplorasi 1 Pengembangan Model Eksplorasi 2 Kesimpulan
Narasi merupakan cara atau pendekatan yang dapat dilakukan untuk mendeskripsikan elemen, susunan, maupun atmosfer/suasana ruang dalam serangkaian kalimat-kalimat. Selain dalam bentuk hasil akhir, proses bernarasi juga dapat dilakukan dalam awal proses mendesain, bisa dalam berupa penjabaran site dan bangunan eksisting maupun konteks (kultur, sejarah, sosial, budaya) yang melekat di sekitarnya.
Z
ora merupakan kota yang terletak di antara tiga pegunungan dan dilintasi enam sungai. Kota ini disebut sebagai kota kenangan karena kemudahan pendatang untuk mengingat jalanan maupun streetscape-nya secara point-by-point. Rahasia kemudahan ini terletak pada pengurutan bangunan: toko bertenda garis-garis air mancur menara kaca penjual melon patung singa pemandian turki café jalan menuju pelabuhan yang membentuk pola seperti partitur musik: susunan not demi not tidak bisa diubah dengan not lainnya. Sayangnya, karena tuntutan dan pertumbuhan kota yang pesat, akhirnya pola yang menjadi ciri khas Kota Zora ini terabaikan dan terintervensi oleh bangunan-bangunan baru, sehingga identitas Zora pun terlupakan. Disarikan dari Cities and Memory 4 chapter 1. pg 15 Invisible Cities, oleh Calvino Italo
Fig1. Visualisasi Suasana Kota Zora
>>>
Pola Bangunan Mula-mula teratur, membentuk alur Pola Kota Setelah Pengembangan
pola lama menjadi bias, terdistraksi alur baru
pattern baru
Melihat bangunan-bangunan sebagai titik-titik yang dapat menandakan posisi
Fig2. Pola Awal Kota Zora
Fig1. Visualisasi Kota Zora
Aturan pola yang awalnya menjadi ciri khas Kota Zora sebagai kota kenangan pun mulai menghilang, muncul bangunan-bangunan lain membuat pengunjung tidak dapat mengenalinya lagi.
Fig3. Pola Setelah Pengembangan
Fig1. Visualisasi Kota Zora
adanya alur yang mendistraksi pola awal
IDE: MEMBENTUK DISTRAKSI POLA
MODEL EKSPLORASI 1
Suatu tali dengan penempatan acak menjadi distraksi terhadap alur-alur kertas dan pengalas yang memiliki warna putih, sehingga mata kita akan cenderung tertuju pada tali dengan warna mencolok.
MODEL EKSPLORASI 2 IDE: MEMBENTUK DISTRAKSI POLA
putaran wave/gelombang
+ pola berbeda yang ditambahkan
dengan menambahkan gelombang baru pada pola gelombang semula, maka, mata manusia menjadi terdistraksi untuk mengenali pola gelombang awal. sehingga menganggap susunan pattern tersebut menjadi tidak beraturan.
Meski selalu terkait dengan subjektivitas dari orang yang menerjemahkannya, menggunakan narasi sebagai pendekatan mendesain dapat menjadi cara yang membantu, terutama dalam proses awal merancang.
Proses bernarasi dapat membuat kita dapat membaca site, bangunan eksisting, maupun konteks (kultur, sejarah, sosial, budaya) yang melekat di sekitarnya secara menyeluruh, hingga kemudian desain yang kita hasilkan dapat menceritakan kembali (re-tell) kejadian apa yang terjadi pada eksisting sebelum kita intervensi.