Jogja Guide tourism

Page 1

1

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

Cover

DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN YOGYAKARTA TAHUN 2015


2

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta


3

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. Wb.

P

atut kita syukuri dan kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia – Nya buku “Profil & Panduan Pariwisata Yogyakarta” ini dapat diselesaikan. Sebagaimana diketahui bahwa penerbitan buku “Profil & Panduan Pariwisata Yogyakarta” , yang diprakarsai oleh Dinamika Promosindo , dimaksudkan sebagai upaya untuk menunjang pengkayaan usaha Pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta. Buku ini diarapkan kelak dapat berguna bagi para pembaca sehingga dapat memberikan gambaran/ informasi tentang usaha pariwisata yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengembangan sektor pariwisata, merupakan salah satu unggulan pembangunan di Daerah Istimewa Yogyakarta, yang diharapkan mampu mendorong peningkatan tumbuh kembangnya sektor –sektor lain. Dengan modal dasar potensi wisata yang ada di DIY, termasuk keberadaan hotel dan restaurant,

pembangunan kepariwisataan diharapkan mampu memicu dan memacu dinamika pertumbuhan yang mencakup dimensi multi aspek kehidupan masyarakat. Dengan keberadaan informasi mengenai “Profil & Panduan Pariwisata Yogyakarta”, akan dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat, pemangku kepentingan dan pelaku bidang industry kepariwisataan, baik dalam rangka untuk pengembangan kemitraan usaha maupun pendayagunaan perusahaan. saya berharap, agar buku ini dapat diterbitkan secara teratur, actual, mutakhir dan berkesinambungan, serta dapat memberikan kontribusi yang luas bagi semua pihak. Semoga buku ini, dapt menjadi panduan, bahan informasi dan komunikasi bagi pebisinis dan wisatawan. Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan buku ini diucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi tingginya. Wassalamu ‘alaikum wr wb.

Yogyakarta, Desember 2015 Kepala Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta

Ir. ARIS RIYANTA, M. Si


4

CONTENT

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

PENGANTAR KADINAS PARIWISATA DIY DAFTAR ISI PENGANTAR KADINAS PARIWISATA DIY PETA PARIWISATA DIY SEJARAH DIY KONDISI UMUM KOTA YOGJAKARTA KABUPATEN SLEMAN KABUPATEN BANTUL KABUPATEN KULONPROGO KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAFTAR HOTEL DAFTAR RUMAH MAKAN & RESTAURANT DAFTAR TOUR, TRAVEL DLL LAMPIRAN


Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

5

Profile & Panduan Pariwisata

di Jogjakarta


6

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

PEETA


Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

PEETA

7


8

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

Sejarah Daerah Istimewa Yogyakarta atau biasa disingkat dengan DIY adalah salah satu daerah otonom setingkat propinsi yang ada di Indonesia. Propinsi ini beribukota di Yogyakarta. Dari nama daerah ini yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta sekaligus statusnya sebagai Daerah Istimewa. Status sebagai Daerah Istimewa berkenaan dengan runutan sejarah berdirinya propinsi ini, baik sebelum maupun sesudah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

M

No. 47 dan kontrak politik Pakualaman dalam Staatsblaad 1941 No. 577.

enurut Babad Gianti, Yogyakarta atau Ngayogyakarta (bahasa Jawa) adalah nama yang diberikan Paku Buwono II (raja Mataram tahun 1719-1727) sebagai pengganti nama pesanggrahan Gartitawati. Yogyakarta berarti Yogya yang kerta, Yogya yang makmur, sedangkan Ngayogyakarta Hadiningrat berartiYogya yang makmur dan yang paling utama. Sumber lain mengatakan, nama Yogyakarta diambil dari nama (ibu) kota Sanskrit Ayodhya dalam epos Ramayana. Dalam penggunaannya sehari-hari, Yogyakarta lazim diucapkan Jogja (karta) atau Ngayogyakarta (bahasa Jawa).

Pada saat Proklamasi Kemerdekaan RI, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII mengetok kawat kepada Presiden RI, menyatakan bahwa Daerah Kasultanan Yogyakarta dan Daerah Pakualaman menjadi bagian wilayah Negara Republik Indonesia, serta bergabung menjadi satu mewujudkan satu kesatuan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sri sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII sebagai Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia.

Sebelum Indonesia merdeka, Yogyakarta sudah mempunyai tradisi pemerintahan karena Yogyakarta adalah Kasultanan, termasuk di dalamnya terdapat juga Kadipaten Pakualaman. Daerah yang mempunyai asal-usul dengan pemerintahannya sendiri, di jaman penjajahan Hindia Belanda disebut Zelfbesturende Landschappen. Di jaman kemerdekaan disebut dengan nama Daerah Swapraja.

Buwono II ) kemudian bergelar Adipati Paku Alam I.

Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat berdiri sejak 1755 didirikan oleh Pangeran Mangkubumi yang kemudian bergelar Sultan Hamengku Buwono I. Kadipaten Pakualaman, berdiri sejak 1813, didirikan oleh Pangeran Notokusumo, (saudara Sultan Hamengku

Baik Kasultanan maupun Pakualaman, diakui oleh Pemerintah Hindia Belanda sebagai kerajaan dengan hak mengatur rumah tangga sendiri. Semua itu dinyatakan di dalam kontrak politik. Terakhir kontrak politik Kasultanan tercantum dalam Staatsblad 1941

Dari 4 Januari 1946 hingga 17 Desember 1949, Yogyakarta menjadi Ibukota Negara Republik Indonesia, justru dimasa perjuangan bahkan mengalami saat-saat yang sangat mendebarkan, hampir-hampir saja Negara Republik Indonesia tamat riwayatnya. Oleh karena itu pemimpin-pemimpin bangsa Indonesia yang berkumpul dan berjuang di Yogyakarta mempunyai kenangan tersendiri tentang wilayah ini. Apalagi pemudapemudanya yang setelah perang selesai, melanjutkan studinya di Universitas Gajah Mada, sebuah Universitas Negeri yang pertama didirikan oleh Presiden Republik Indonesia, sekaligus menjadi monumen hidup untuk memperingati perjuangan Yogyakarta.


Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

9


10

Pada saat ini Kraton Yogyakarta dipimpin oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Puro Pakualaman oleh Sri Paduka Paku Alam IX. Keduanya memainkan peranan yang sangat menentukan di dalam memelihara nilai-nilai budaya dan adat-istiadat Jawa dan merupakan pemersatu masyarakat Yogyakarta. Dengan dasar pasal 18 Undang-undang 1945, Dewan Perwakilan Rakyat Propisni Daerah Istimewa Yogyakarta menghendaki agar kedudukan sebagai Daerah Istimewa untuk Daerah Tingkat I, tetap lestari dengan mengingat sejarah pembentukan dan perkembangan Pemerintahan Daerahnya yang sepatutnya dihormati.

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

Sebagai ibukota Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Kota Yogyakarta kaya predikat, baik berasal dari sejarah maupun potensi yang ada, seperti sebagai kota perjuangan, kota kebudayaan, kota pelajar, dan kota pariwisata. Sebutan kota perjuangan untuk kota ini berkenaan dengan peran Yogyakarta dalam konstelasi perjuangan bangsa Indonesia pada jaman kolonial Belanda, jaman penjajahan Jepang, maupun pada jaman perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Yogyakarta pernah menjadi pusat kerajaan, baik Kerajaan Mataram (Islam), Kesultanan Yogyakarta maupun Kadipaten Pakualaman. Sebutan kota kebudayaan untuk kota ini berkaitan erat dengan peninggalan-

peninggalan budaya bernilai tinggi semasa kerajaan-kerajaan tersebut yang sampai kini masih tetap lestari. Sebutan ini juga berkaitan dengan banyaknya pusat-pusat seni dan budaya. Sebutan kata Mataram yang banyak digunakan sekarang ini, tidak lain adalah sebuah kebanggaan atas kejayaan Kerajaan Mataram. Predikat sebagai kota pelajar berkaitan dengan sejarah dan peran kota ini dalam dunia pendidikan di Indonesia. Di samping adanya berbagai pendidikan di setiap jenjang pendidikan tersedia di propinsi ini, di Yogyakarta terdapat banyak mahasiswa dan pelajar dari seluruh daerah di Indonesia. Tidak berlebihan bila Yogyakarta disebut sebagai miniatur Indonesia.


Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

11

Sebutan Yogyakarta sebagai kota pariwisata menggambarkan potensi propinsi ini dalam kacamata kepariwisataan. Yogyakarta adalah daerah tujuan wisata terbesar kedua setelah Bali. Berbagai jenis obyek wisata dikembangkan di wilayah ini, seperti wisata alam, wisata sejarah, wisata budaya, wisata pendidikan, bahkan, yang terbaru, wisata malam. Disamping predikat-predikat di atas, sejarah dan status Yogyakarta merupakan hal menarik untuk disimak. Nama daerahnya memakai sebutan DIY sekaligus statusnya sebagai Daerah Istimewa. Status Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa berkenaan dengan runutan sejarah Yogyakarta, baik sebelum maupun sesudah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Dasar falsafah pembangunan daerah Propinsi Daerah Istimewa Jogjakarta (DIJ) adalah Hamemayu Hayuning Bawono, sebagai cita-cita luhur untuk menyempurnakan tata nilai kehidupan masyarakat Jogjakarta berdasarkan nilai budaya daerah yang perlu dilestarikan dan dikembangkan. Hamemayu Hayuning Bawono bermakna suatu filosofi kepemimpinan yang selalu mengupayakan peningkatan kesejahteraan rakyat dan mendorong terciptanya sikap serta perilaku hidup individu yang menekankan keselarasan dan keserasian antara sesama

manusia, manusia dengan alam dan manusia dengan Illahi dalam melaksanakan hidup dan kehidupannya. Hakikat budaya adalah hasil cipta, karsa dan rasa, yang diyakini masyarakat sebagai sesuatu yang benar dan indah. Demikian pula budaya Ngayogyakarta Hadiningrat, yang diyakini sebagai salah satu acuan dalam kehidupan bermasyarakat. Secara filosofis, budaya jawa, khususnya budaya

Ngayogyakarta Hadiningrat dapat digunakan sebagai sarana untuk mewujudkan masyarakat ayom, ayem, tata, titi tentrem, karto raharjo. Dengan perkataan lain, budaya tersebut akan bermuara pada masyarakat yang penuh dengan kedamaian, keamanan, keteraturan, dan sejahtera.


12

Kondisi Umum

P

rovinsi DIY memiliki objek wisata yang cukup beragam dan tersebar di seluruh wilayah, jumlahnya sekitar 112 obyek wisata, terdiri dari 72 obyek wisata budaya, 27 obyek wisata alam dan 18 obyek wisata minat khusus serta beberapa obyek wisata buatan yang cukup representative. Pariwisata DIY masih mengandalkan tiga produk utama wisata sebagai generator daya saing pariwisatanya yaitu Prambanan, Borobudur dan Kraton. Letak geografisnya sangat menguntungkan, karena terletak pada jalur selatan yang akan dikembangkan. Masalah transportasi yang oleh banyak kota lain masih merupakan kendala, tak lagi merupakan persoalan yang pelik bagi DIY, akses ke Yogyakarta dari luar cukup memadai dan lancar. Demikian juga dengan jumlah angkutan antar daerah yang dapat menjangkau seluruh pelosok wilayah dengan baik. Sejak bulan Februari Dua Ribu Delapan yang lalu, telah dioperasikan bus PATAS Trans Yogyakarta yang nyaman dan ber AC. Keberadaan Bandara Internasional Adisucipto membuat akses ke Yogyakarta menjadi semakin mudah. Akses ke Yogyakarta dapat dicapai dengan kendaraan darat melalui terminal Giwangan dan Stasiun Tugu. Di masa lalu, Yogyakarta adalah pusat kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Keraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat merupakan salah satu pusat kebudayaan Jawa. Itulah sebabnya Yogyakarta adalah kota dengan tradisi yang kuat dan mengakar dalam kehidupan masyarakatnya. Keraton Yogyakarta merupakan symbol kokohnya tradisi masyarakat yang menjunjung tinggi budaya peninggalan nenek moyang. Secara historis masyarakat Yogyakarta merupakan masyarakat yang memiliki budaya tinggi. Berbagai bentuk kesenian berkembang pesat, Kesenian tradisonal, modern atau modifikasi dan keduanya ditemukan dalam setiap urat nadi kehidupan masyarakat. Peninggalan budaya masa lalu yang berujud fisik (pertunjukan), non fisik maupun adat istiadat (ritual) masih terpelihara dan mengakar dengan kuat pada

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

sebagian komunitas. Bahkan berbagai ritual tersebut dilakukan oleh sebagian masyarakat secara rutin dan merupakan potensi wisata yang layak diagendakan. Seni dan Budaya dengan aneka ragam dan jenisnya tumbuh dan berkembang di Yogyakarta. Nila-nilai seni dan budaya ini tercermin dengan banyaknya ragam kesenian yang sampai sekarang terus dikembangkan seperti seni tari, karawitan, wayang orang dan ketoprak. Selain itu juga terdapat kerajinan dengan berbagai corak etnik, seperti kerajinan perak, batik, kulit, keramik dan lain-lain. Selain budaya klasik, kesenian modern juga berkembang pesat di kota Yogyakarta ini. Banyak senimanseniman besar berasa dari kota ini, seperti, Afandi, Saptono, Sapto Hudoyo, Wisnu Wardhana, WS. Rendra, Amri Yahya, Didik Nini Thowok, Ki Timbul Hadi Prayitno, Bagong Kusudiarjo, H. Widayat, Basijo. Seni budaya di kota ini juga berkembang dengan karakternya sebagai “Indonesia Mini�, karena hampir semua suku Indonesia ada di Yogyakarta. Berbagai suku di Indonesia tinggal bersama secara harmonis di kota ini sehingga membentuk kultur keragaman yang khas. Ini dapat terlihat dengan banyaknya asrama daerah dan warung makanan khas dari hampir semua daerah di Indonesia seperti Bubur Manado, Soto Makasar, Empekempek Palembang, Nasi Liwet Solo, Rumah Makan Padang, Sate Kudus, Pecel Madiun, Sate Madura, Lawar Bali, Rujak Cingur dan sebagainya.


Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

13


14

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta


Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

15

Kota Yogyakarta K

eberadaan Kota Yogyakarta tidak bisa lepas dari keberadaan Kasultanan Yogyakarta. Pangeran Mangkubumi yang memperjuangkan kedaulatan Kerajaan Mataram dari pengaruh Belanda, merupakan adik dari Sunan Paku Buwana II. Setelah melalui perjuangan yang panjang, pada hari Kamis Kliwon tangagl 29 Rabiul akhir 1680 atau bertepatan denan 13 Februari 1755, Pangeran Mangkubumi yang telah bergelar Susuhan Kabanaran menadatanani Perjanjian Giyanti atau sering disebut dengan Palihan Nagari. Palihan Nagari inilah yang menjadi titik awal keberadaan Kasultanan Yogjakarta. Pada saat itulah Susuhan Kabanaran kemudian bergelar Sri Sultan Hamengku Buwana Senopati Ing Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Kalifatullah Ingkang Jumeneng Kaping I. Setelah Perjanjian Giyanti ini, Sri Sultan Hamengku Buwana mesanggrah di Ambarketawang sambil menunggui pembangunan fisik kraton. Sebulan setelah ditandatanganinya Perjanjian Giyanti, tepatnya hari Kamis Pon tanggal 29 Jumadilawal 1680 atau 13 Maret 1755, Sultan Hamengku Buwana I memproklamirkan berdirinya Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dengan ibukota Ngayogyakarta dan memiliki separuh dari wilayah Kerajaan Mataram. Proklamasi ini terjadi di Pesanggrahan Ambarketawang dan dikenal dengan peristiwa Hadeging Nagari

Dalem Kasultanan Mataram Ngayogyakarta. Pada hari Kamis Pon tanggal 3 suro 1681 atau berttepatan dengan tanggal 9 Oktober 1755, Sri Sultan Hamengku Buwono I memerintahkan untuk membangun Kraton Ngayogyakarta di Desa Pacethokan dalam Hutan Beringan yang pada awalnya bernama Garjitawati. Pembangunan ibukota Kasultanan Yogyakarta ini membutuhkan waktu satu tahun. Pada hari Kamis pahing tanggal 13 Suro 1682 bertepatan dengan 7 Oktober 1756, Sri Sultan Hamengku Buwono I beserta keluarganya pindah atau boyongan dari Pesanggrahan Ambarketawang masuk ke dalam Kraton Yogyakarta. Peristiwa perpindahan ini ditandai dengan candra sengkala memet dwi naga rasa tunggal berupa dua ekor naga yang kedua ekornya saling melilit dan diukirkan di atas banon / renteng kelir baturana Kagungan Dalem Regol Kemagangan dan Regol Gadhung Mlati. Momentum kepindahan inilah yang dipakai sebagai dasar penentuan Hari Jadi Kota Yogyakarta, karena mulai saat itu berbagai macam sarana dan bangunan pendukung untuk mewadahi aktifitas pemerintah baik kegiatan social, politik, ekonomi, budaya maupun tempat tinggal mulai dibangun secara bertahap. Berdasarkan itu semua, maka hari jadi Kota Yogyakarta ditentukan tanggal 7 Oktober.

Kota Yogyakarta berkedudukan sebagai ibukota Provinsi DIY dan merupakan satusatunya daerah tingkat II yang berstatus Kota, di samping 4 daerah tingkat II lainnya yang berstatus Kabupaten. Kota Yogyakarta terletak di tengah-tengah Provinsi DIY. Sebagai kota yang sarat dengan kebudayaan, Yogyakarta telah pula menjadi daerah tujuan wisata utama di Indonesia. Kota Yogyakarta hanya kalah bersaing dengan Pula Bali. Program Pariwisata Kota Yogyakarta sendiri memang selalu dikaitkan dengan daerah sekitarnya., seperti Candi Borobudur dan Prambanan. Sebagai sebuah Industri, pariwisata memang melibatkan banyak sector ekonomi lainnya, seperti sector perdagangan hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, sector keuangan, sewa dan jasa perusahaan, serta sector jasa-jasa. Salah satu kekayaan lain dari Yogyakarta adalah sekolah. Kota ini memang dikenal sebagai kota pelajar. ribuan siswa dan mahasiswa berdatangan dari luar kota bahkan dari pulau jawa untuk menempuh pendidikan di kota ini. Memang harus diakui bahwa Yogyakarta bukan kota industry manufaktur. Hampir semua ekonominya berbasis pada inisiatif rakyat yang secara langsung menjadi motor penggerak perekonmian.


16

OBYEK WISATA

YOGYAKARTA

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta


17

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

TAMAN SARI

D

alam sejarah Kerajaan Jawa terutama di sekitar propinsi Yogyakarta (Jogja) tak bisa dilepaskan dari yang namanya Kerajaan Mataram Islam, yang saat ini lebih dikenal dengan Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta. Nah, bercerita tentang Jogja maka tak bisa dipisahkan dari keberadaan penciptaan arsitektur yang sangat bagus di sekitar keraton Jogja, selain bangunan Keraton sendiri juga ada bangunan yang menarik, masyarakat biasa menyebutnya dengan Tamansari. Tamansari merupakan sebuah komplek sistematis yang lebih banyak menonjolkan artistik pada bagian kolam dan air. Hal yang sama ketika kita berjalan di sekitar Sumur Gemuling (Gumuling) dimana nilai artistik pada bagunan tersebut lebih banyak menunjukan sisi kesejukan air. Tamansari kemudian banyak disebut sebagai Istana Air (water castle) yang karena nilai arsitektur dan keunikan pada lekukan bangunan dan air yang terisi dikolam. Dalam sejarahnya yang disampaikan oleh beberapa orang yang menjadi guide Istana Air Tamansari menyebutkan bahwa Taman ini dipergunakan oleh Raja Mataram (Jogja) untuk melakukan mandi pada bulanbulan tertentu. Ada sedikit kemistikan yang terjadi di sekitar area kolam kala itu. Ketika Raja hendak masuk ke Istana Air Tamansari maka disambut dengan musik gamelan yang dilagukan dari bangunan-bangunan kecil di kanan dan kiri yang ada di depan Istana Air Tamansari. Lalu ada upacara tertentu untuk menyambut Raja dan orang-orang yang hendak masuk ke Istana Air Tamansari. Istana Air Tamansari ini dibangun ketika pada tahun 1758-1769 oleh Raja Mataram (Jogja) yang bernama Sultan Hamengku buwono I. Walaupun kondisinya berbeda dengan ketika Istana Air Tamansari ini dibuat, namun kondisinya masih tetap terjaga dan masih nampak sebagian besar yang bisa menjadi simbol keunikan dan artistik dari bangunan tersebut. Bangunan-bangunan yang masih tersisa misalnya Sumur Gemuling (Gumuling), Gedhong Gapura Hageng ( Hageng

Menjelajah Kesejukan Istana Air Tamansari Jogjakarta (Water Castle) Istana Air Tamansari Jogjakarta = besar) didekat pintu masuk, Umbul Pasiraman (yang sekarang ada kolamkolam ketika pertama masuk), Gedhong Gapura Panggung ( Kolam yang terdapat bangunan kembar di sisi kanan dan kiri berekatan dengan kolam), dan beberapa bangunan yang hendak menuju ke Sumur Gemuling yang sekarang menjadi tempat bagi masyarakat Jogjakarta. Dulu, antara Istana Air Tamansari dan Sumur Gemuling merupakan tamantaman yang indah dan sejuk, namun sekarang hanya tersisa taman kecil yang berada di paling belakang Istana Air Tamansari. Walaupun tak seindah dan sesejuk ketika jaman dulu Istana ini dibuat, namun keunikan dan artistik dari bentuk bangunan Tamansari bisa menyenangkan untuk dinikmati. Cuaca yang panas tidak menjadi persoalan, apalagi ketika melihat kolam-kolam air yang menyegarkan dan menyejukan


18 seolah memanggil untuk segera berendam. Namun karena memang Istana Air Tamansari ini merupakan bangunan cagar budaya, tidak lagi diperbolehkan untuk nyegur dan berendam. Istana Air Tamansari sangat pas untuk dijadikan alternatif tambahan ketika ingin menyusuri Jogja untuk melihat keindahan dan keunikan Jawa dijamannya hingga sekarang. Kalau pengunjung datang hari ahad, tipsnya adalah datang pagi ke Istana Air Tamasari lalu berjalan beberapa meter ke arah belakang menuju Sumur Gumuling. Nah, sebelum jam menunjukan pukul 10.00 am silakan untuk segera berkunjung ke Keraton Jogjakarta untuk melihat tari dan iringan musik gamelan yang mengugah rasa, kalau boleh dinilai maka tari dan musik di keraton Jogja bisa dinilai sepuluh plus (10+). Selain gerakan tarian yang sangat bagus, juga tabuhan musik gamelan yang membuat pendengarnya untuk tetap terdiam menikmati.

Harga tiket masuk ke Istana Air Tamansari cukup terjangkau bagi para pengunjung, untuk sekali masuk dikenakan tiket Rp. 5.000,- belum termasuk parkir kendaraan melalui pintu depan, kecuali pengunjung masuk dari sumur gemuling hanya membayar parkir saja namun harus berjalan sekitar 1kilometer. Kalau pengunjung memerlukan ‘guide wisata’, di Tamansari banyak orang yang bekerja menjadi guide info tour, biasanya mereka menunggu ada di depan pintu gerbang masuk Istana Air Tamasari. Untuk biaya tambahan biasanya sekitar Rp. 25.000 ,- (guide tour biasanya bilang sekedarnya tanpa menyebut besaran yang mereka minta). Masa setelah Perjanjian Giyanti, Pangeran Mangkubumi membangun keraton sebagai pusat pemerintahan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Pangeran Mangkubumi yang kemudian bergelar Sultan Hamengku Buwono I membangun keraton di tengah sumbu imajiner yang

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

membentang di antara Gunung Merapi dan Pantai Parangtritis. Titik yang menjadi acuan pembangunan keraton adalah sebuah umbul (mata air). Untuk menghormati jasa istri-istri Sultan karena telah membantu selama masa peperangan, beliau memerintahkan Demak Tegis seorang arsitek berkebangsaan Portugis dan Bupati Madiun sebagai mandor untuk membangun sebuah istana di umbul yang terletak 500 meter selatan keraton. Istana yang dikelilingi segaran (danau buatan) dengan wewangian dari bunga-bunga yang sengaja ditanam di pulau buatan di sekitarnya itu sekarang dikenal dengan nama Taman Sari. "Dari atas Gapura Panggung ini Sultan biasa menyaksikan tari-tarian di bawah sana. Bangunan-bangunan di sampingnya merupakan tempat para penabuh dan di tengah-tengah biasa didirikan panggung tempat para penari menunjukkan kepiawaian dan keluwesan mereka, Gemericik air langsung menyapa. Airnya yang jernih berpadu apik dengan tembok-tembok krem gagah yang mengitarinya. Kolam pemandian di area ini dibagi menjadi tiga yaitu Umbul Kawitan (kolam untuk putra-putri Raja), Umbul Pamuncar (kolam untuk para selir), dan Umbul Panguras (kolam untuk Raja). Selepas menikmati pemandangan dari atas menara, pengunjung bisa langsung menuju Gapura Agung, tempat kedatangan kereta kencana yang biasa dinaiki Sultan dan keluarganya. Gapura yang dominan dengan ornamen bunga dan sayap burung ini menjadi pintu masuk bagi keluarga Sultan yang hendak memasuki Taman Sari. Pesanggrahan tepat di selatan Taman Sari menjadi tujuan berikutnya. Sebelum berperang, Sultan akan bersemedi di tempat ini. Suasana senyap dan hening langsung terasa ketika kita masuk. Di sini, Sultan pastilah memikirkan berbagai cara negosiasi dan strategi perang supaya kedaulatan

Keraton Yogyakarta tetap terjaga. Areal ini juga menjadi tempat penyimpanan senjatasenjata, baju perang, dan tempat penyucian keris-keris jaman dahulu. Pelatarannya biasa digunakan para prajurit berlatih pedang. Selain itu pengunjung bisa melanjutkan perjalalanannya untuk melihat-lihat beberapa tempat yang harus disinggahi seperti Sumur Gumuling dan Gedung Kenongo. Untuk menuju tempat tersebut, Anda harus melewati Tajug, lorong yang menghubungkan Taman Sari dengan keraton dan juga Pulo Kenongo. Lorong bawah tanah yang lebar ini memang untuk berjaga-jaga apabila keraton dalam keadaan genting. Ruang rahasia banyak tersembunyi di tempat ini. Keluar dari Tajug, Pengunjung akan melihat bekas dari Pulo Kenongo yang dulunya banyak ditumbuhi bunga kenanga yang menyedapkan Taman Sari. Pengunjung bisa menuju Sumur Gumuling, masjid bawah tanah tempat peribadatan raja dan keluarga. Bangunan dua tingkat yang didesain memiliki sisi akustik yang baik. Jadi, pada zaman dahulu, ketika imam mempimpin shalat, suara imam dapat terdengar dengan baik ke segala penjuru. Sekarang pun, hal itu masih dapat dirasakan. Suara percakapan dari orangorang yang ada jauh dari kita terasa seperti mereka sedang berada di samping kita. Selain itu, Untuk menuju ke pusat masjid ini, lagi-lagi harus melewati lorong-lorong yang gelap. Sesampainya di tengah masjid yang berupa tempat berbentuk persegi dengan 5 anak tangga di sekelilingnya, keagungan semakin terasa. Ketika menengadahkan kepala terlihat langit biru. Suara burung yang terdengar dari permukiman penduduk di area Taman Sari semakin menambah tenteram suasana. Persinggahan terakhir adalah Gedung Kenongo. Gedung yang dulunya digunakan sebagai tempat raja bersantap ini merupakan


Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

gedung tertinggi se-Taman Sari. Di tempat ini Pengunjung dapat menikmati golden sunset yang mempesona. Keseluruhan Taman Sari pun bisa dilihat dari sini, seperti Masjid Soko Guru di sebelah timur dan ventilasi-ventilasi dari Tajug. Puas dengan kesegaran air dari Taman Sari, langit akan

menyapa. Pemandangan yang indah sekaligus mempesona ditawarkan Taman Sari. Pesona air yang apik berpadu dengan temboktembok bergaya campuran Eropa, Hindu, Jawa, dan China menjadi nilai yang membuat Taman Sari tak akan terlupakan.

19


20

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta


21

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

Kota Gede D

i Yogyakarta ada banyak sekali obyek wisata yang menarik, baik itu wisata alam, wisata belanja, ataupun yang lainnya. Jadi, apapun minat/hobi Anda, Anda pasti akan betah disana. Jika Anda menyukai arsitektur tua, Anda dapat berkunjung ke Kota Tua di Kotagede. Disana Anda dapat melihat banyak bangunan-bangunan tua yang bersejarah. Arah menuju ke Kotagede samasekali tidak membingungkan. Jika Anda datang dari arah bandara, Anda tinggal belok ke kiri (ke arah selatan) di pertigaan Janti, masuk ke ring road. Kemudian, saat Anda sampai di perempatan, anda harus berbelok ke kanan, keluar dari ring road. Ikutilah jalan tersebut, melewati JEC, dan Anda akan sampai di sebuah perempatan yang apabila Anda belok ke kanan, Anda akan sampai di kebun binatang Gembira Loka. Tapi tentunya, Anda tidak belok ke kanan, melainkan lurus terus, dan Anda akan sampai di Kotagede. Saat memasuki daerah Kotagede, Anda akan merasakan suasana yang berbeda. Disana, Anda akan menemukan banyak bangunan tua, sehingga seakan-akan Anda

telah masuk kedalam lorong waktu dan berada di tahun 1700 an. Jadi, tidak heran jika daerah ini disebut dengan Kota Tua. Di daerah Kotagede, ada sekitar 170 bangunan kuno yang dibangun antara tahun 1700 sampai dengan 1930 an. Dulunya, Kotagede merupakan ibukota Kerajaan Mataram Islam yang berkuasa di hampir seluruh Pulau Jawa. Pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyokrokusumo, kerajaan Mataram Islam ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sayangnya, kerajaan ini kemudian mengalami konflik yang mengakibatkan perpecahan. Beberapa tempat menarik yang dapat Anda kunjungi di Kotagede antara lain adalah reruntuhan tembok benteng, makam para pendiri Kerajaan Mataram Islam, Masjid Agung Kotagede, Sendang Saliran, dan Pasar Gede, atau yang sering disebut Sargede. Sendang Saliran adalah tempat yang tidak boleh Anda lewatkan saat Anda sedang berada di Kotagede. Tempat ini konon dibuat oleh Panembahan Senopati dan Ki Ageng Mataram. Sendang Saliran terbagi menjadi 2 bagian. Satu tempat untuk pengunjung laki-laki, dan satu tempat untuk pengunjung

perempuan. Dulu, didalam sendang tersebut dipelihara ikan lele dan kura-kura. Ada baiknya jika Anda juga tidak melewatkan Masjid Agung Kotagede saat Anda berkunjung ke Kota Tua. Arsitektur masjid ini sangat menarik, karena menggabungkan antara arsitektur Budha dan Hindu. Selain memiliki bangunan-bangunan dengan nilai sejarah yang tinggi, Kotagede juga merupakan sentra kerajinan perak. Disana, Anda dapat menemukan banyak toko-toko yang menjual kerajinan perak. Ada banyak yang hanya berupa kios kecil, dan ada beberapa yang berupa toko besar dengan area parkir yang luas. Kerajinan perak yang dijual di Kotagede sangat beragam. Ada yang berupa cincin, kalung, gelang, dan masih banyak lagi. Selain berbelanja, Anda juga dapat melihat kegiatan para pengrajin yang sedang membuat berbagai macam kerajinan dari perak.


22

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

Kotagede merupakan saksi bisu dari tumbuhnya Kerajaan Mataram Islam yang pernah menguasai hampir seluruh Pulau Jawa. Makam para pendiri Kerajaan Mataram Islam, reruntuhan tembok benteng, dan peninggalan lain bisa kita temukan di Kotagede. Pada abad ke8, wilayah Mataram (sekarang disebut Jogja / Yogyakarta) merupakan pusat Kerajaan Mataram Hindu yang menguasai seluruh Pulau Jawa. Kerajaan ini memiliki kemakmuran dan peradaban yang luar biasa sehingga mampu membangun candi-candi kuno dengan arsitektur yang megah, seperti Candi Prambanan dan Candi Borobudur. Namun pada abad ke-10, entah kenapa kerajaan tersebut memindahkan pusat pemerintahannya ke wilayah Jawa Timur. Rakyatnya berbondong-bondong meninggalkan Mataram dan lambat laun wilayah ini kembali menjadi hutan lebat. Enam abad kemudian Pulau Jawa berada di bawah kekuasaan Kesultanan Pajang yang berpusat di Jawa Tengah. Sultan Hadiwijaya yang berkuasa saat itu menghadiahkan Alas Mentaok (alas = hutan) yang luas kepada Ki Gede Pemanahan atas keberhasilannya menaklukkan musuh kerajaan. Ki Gede Pemanahan beserta keluarga dan pengikutnya lalu pindah ke Alas Mentaok, sebuah hutan yang sebenarnya merupakan bekas Kerajaan Mataram Hindu dahulu. Desa kecil yang didirikan Ki Gede Pemanahan di hutan itu mulai makmur. Setelah Ki Gede Pemanahan wafat, beliau digantikan oleh putranya yang bergelar Senapati Ingalaga. Di bawah kepemimpinan Senapati yang bijaksana desa itu tumbuh menjadi kota yang semakin ramai dan makmur, hingga disebut Kotagede (=kota besar). Senapati lalu membangun benteng dalam (cepuri) yang mengelilingi kraton dan benteng luar (baluwarti) yang mengelilingi wilayah kota seluas kurang lebih 200 ha. Sisi luar kedua benteng ini juga dilengkapi dengan parit pertahanan yang lebar seperti sungai. Sementara itu, di Kesultanan Pajang terjadi perebutan takhta setelah Sultan Hadiwijaya wafat. Putra mahkota yang bernama Pangeran Benawa disingkirkan oleh Arya Pangiri. Pangeran Benawa lalu meminta bantuan Senapati karena pemerintahan Arya Pangiri dinilai tidak adil dan merugikan rakyat Pajang. Perang pun terjadi. Arya Pangiri berhasil ditaklukkan namun nyawanya diampuni oleh Senapati. Pangeran Benawa lalu menawarkan takhta Pajang kepada Senapati namun ditolak dengan halus. Setahun kemudian Pangeran

Benawa wafat namun ia sempat berpesan agar Pajang dipimpin oleh Senapati. Sejak itu Senapati menjadi raja pertama Mataram Islam bergelar Panembahan. Beliau tidak mau memakai gelar Sultan untuk menghormati Sultan Hadiwijaya dan Pangeran Benawa. Istana pemerintahannya terletak di Kotagede. Selanjutnya Panembahan Senapati memperluas wilayah kekuasaan Kerajaan Mataram Islam hingga ke Pati, Madiun, Kediri, dan Pasuruan. Panembahan Senapati

wafat pada tahun 1601 dan dimakamkan di Kotagede berdekatan dengan makam ayahnya. Kerajaan Mataram Islam kemudian menguasai hampir seluruh Pulau Jawa (kecuali Banten dan Batavia) dan mencapai puncak kejayaannya di bawah pimpinan raja ke-3, yaitu Sultan Agung (cucu Panembahan Senapati). Pada tahun 1613, Sultan Agung memindahkan pusat kerajaan ke Karta (dekat Plered) dan berakhirlah era Kotagede sebagai pusat kerajaan Mataram Islam.


Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

23


24

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

Peninggalan Sejarah Dalam perkembangan selanjutnya Kotagede tetap ramai meskipun sudah tidak lagi menjadi ibukota kerajaan. Berbagai peninggalan sejarah seperti makam para pendiri kerajaan, Masjid Kotagede, rumahrumah tradisional dengan arsitektur Jawa yang khas, toponim perkampungan yang masih menggunakan tata kota jaman dahulu, hingga reruntuhan benteng bisa ditemukan di Kotagede. Ada sejumlah peninggalan Kotagede yang sangat menarik, sebagai peninggalan kerajaan Mataram Islam, seperti makam para pendiri kerajaan, Mesjid Kotagede, rumah tradisional berarsitektur Jawa Mataram, hingga sisa reruntuhan benteng. Kompleks makam pendiri kerjaan Mataram berada sekitar 100 meter dari pasar Kotagede, dikelilingi tembok besar dan kokoh. Pintu Gapura memasuki kompleks makam ini masih memiliki ciri arsitektur budaya Hindu. Setiap gapura memiliki pintu kayu yang tebal dengan ukiran yang indah dan dijaga oleh sejumlah abdi dalem berbusana adat Jawa. Ada 3 gapura yang harus dilewati sebelum masuk ke bangunan makam. Uniknya, kita diharapkan untuk menggunakan busana adat jawa untuk memasuki area makam. Pengalaman menarik menggunakan busana layaknya abdi dalem kerajaan Jawa kuno. Kita akan melewati 3 gapura sebelum sampai ke gapura terakhir yang menuju bangunan makam. Untuk masuk ke dalam makam, kita harus mengenakan busana adat Jawa (bisa disewa di sana). Pengunjung diperbolehkan untuk masuk ke dalam makam pada Hari Minggu, Senin, Kamis, dan Jumat, dengan periode waktu pada pk 08.00 - 16.00. Pengunjung tidak diperbolehkan untuk memotret dan mengenakan perhiasan emas di dalam bangunan makam. Sejumlah tokoh penting yang dimakamkan di sini adalah Sultan Hadiwiijaya, Ki Gede Pemanahan, Panembahan Senopati, dan anggota keluarganya. Memasuki makam, suasana terkesan sepi dan tenang, serta sangat khusuk. Keluarga kerajaan, baik kraton Yogyakarta maupun Surakarta, masih menjaga kelestarian makam ini dengan sangat baik. Di dalam kompleks makam, kita juga bisa menemui mesjid tertua di kota Yogyakarta, yaitu Masjid Kotagede. Selain itu, ada sejumlah rumah tradisional Jawa Mataram, yang bisa dilihat di depan kompleks makam. Masih terawat dengan baik dan rumah tradisional ini masih digunakan oleh

penduduk setempat sebagai tempat tinggal. Di sebelah barat daya dan tenggara, kita juga bisa menemukan sisa reruntuhan benteng dengan tembok setebal +- 1 meter. Sementara, untuk melihat sisa parit pertahanan yang mengelilingi benter, kita bisa beranjak ke sebelah timur, selatan, dan barat. Di samping kompleks makam, kita juga bisa mendapati tempat pemandian. Ada pemandian khusus pria dan wanita. Konon, air untuk pemandian pria diperoleh dari sumber di dalam kompleks makam. Sementara, air untuk pemandian wanita, diperoleh dari sumber pohon beringin di depan gerbang utama. Konon, pohon beringin ini ditanam langsung oleh Sunan Kalijaga dan telah berusia lebih dari 500 tahun. Sangat besar dengan ketinggian lebih dari 30 meter, seakan menjadi penjaga kompleks makam kotagede. Di dalam kompleks pemandian ini, terdapat hal unik bagi masyarakat awam. Kolam pemandian bercampur dengan sejumlah ikan dan ada ikan lele berukuran sangat besar bebas berenang di sini. Ukuran panjang lele 80 100 cm membuat kita terpesona. Belum lagi ada lele berwarna putih dengan bercak2 hitam, yang relatif langka. Bagi pengunjung yang sekedar berwisata, bisa menikmati cuci muka tangan dan kaki di sumur dekat pemandian. Sangat segar dan airnya bisa langsung diminum. Berjalan jalan sambil menelusuri sejarah Kotagede akan menambah wawasan kita terhadap sejarah masa lalu kotagede yang pernah menjadi pusat pemerintahan kerajaan Mataram Jawa. Budaya dan sejarah

patut dilestarikan karena merupakan asal muasal dari peradaban masyarakat Jawa saat ini. Mengenal kota Yogyakarta tidak akan utuh tanpa berkunjung ke kotagede, pusat kerajaan Mataram masa lalu.

MASJID KOTA GEDE Kotagede adalah salah satu kota tua di Yogyakarta, banyak peninggalan sejarah yang dapat ditemukan disana, salah satunya adalah Masjid Agung Kotagede, tempat ibadah umat Islam. Masjid Kotagede ini dibangun di jaman Kerajaan Mataram pada tahun 1640 oleh Sultan Agung dan bersama masyarakat setempat yang umumnya beragama Hindu dan Budha. Berkelana ke Kotagede tidak akan lengkap jika tidak berkunjung ke Masjid Kotagede, bangunan tempat ibadah umat Iislam yang tertua di Yogyakarta. Bangunan itu merupakan tempat yang seringkali hanya dilewati ketika wisatawan hendak menuju kompleks pemakaman raja Mataram, padahal pesona bangunannya tak kalah menarik. Tentu, banyak pula cerita yang ada pada setiap piranti di masjid yang berdiri sekitar tahun 1640-an ini. Memasuki kompleks halaman masjid, ada sebuah pohon beringin tua, yang usianya telah mencapai ratusan tahun “Beringin Tua atu Wringin Sepuh� Pohon itu tumbuh di lokasi yang kini dimanfaatkan untuk tempat parkir. Pohon Beringin Tua ini bagi masyarakat sekitar sebagai pohon pembawa berkah. Keinginan seseorang, menurut cerita,


25

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

Dondongan. Sementara bedug pemberiannya, hingga kini masih dibunyikan sebagai penanda waktu sholat.

akan terpenuhi bila mau bertapa di bawah pohon tersebut hingga mendapatkan dua lembar daun jatuh, satu tertelungkup dan satu lagi terentang. Disekitar pohon beringin ini terdapat parit yang mengelilingi masjid, di masa lalu parit ini digunakan untuk sebagai tempat wudhu, tapi sekarang difungsikan sebagai tempat tambak ikan. Masjid yang telah berusia ratusan ini, memiliki sebuah prasasti yang menyebutkan bahwa masjid ini dibangun dalam dua tahap. Tahap pertama yang dibangun pada masa Sultan Agung, hanya berupa bangunan inti masjid yang berukuran kecil sehingga saat itu disebut Langgar. Tahap kedua masjid, dibangun oleh Raja Kasunanan Surakarta, Paku Buwono X. Perbedaan Masjid yang dibangun Sultan Agung dan Paku Buwono X pada tiangnya. Bangunan yang dibangun Sultan Agung tiangnya berbahan kayu sedangkan bangunan yang dibangun oleh Paku Buwono X tiangnya berbahan besi. Masjid yang telah berusia ratusan tahun ini, masih terlihat hidup dan nampak kokoh. Warga masih menggunakannya sebagai tempat melaksanakan kegiatan keagamaan. Bangunan masjid ini merupakan bentuk toleransi Sultan Agung pada warga yang ikut membangun masjid yang masih memeluk agama Hindu dan Budha. Ini bukti bahwa sikap toleransi sudah dibangun sejak lama dinegeri ini. Ciri khas Hindu dan Budha masih tampak jelas mempengaruhi bangunan masjid ini, seperti gapura yang berbentuk paduraksa.

Memasuki halaman masjid, akan ditemui sebuah prasasti yang berwarna hijau. Prasasti bertinggi 3 meter itu merupakan pertanda bahwa Paku Buwono pernah merenovasi masjid ini. Bagian dasar prasasti berbentuk bujur sangkar dan di bagian puncaknya terdapat mahkota lambang Kasunanan surakarta. Sebuah jam diletakkan di sisi selatan prasasti sebagai acuan waktu sholat. Bangunan inti masjid merupakan bangunan Jawa berbentuk limasan. Cirinya dapat dilihat pada atap yang berbentuk limas dan ruangan yang terbagi dua, yaitu inti dan serambi. Sebuah parit yang mengelilingi masjid akan dijumpai sebelum memasuki bangunan inti masjid. Parit itu di masa lalu digunakan sebagai saluran drainase setelah air digunakan wudlu di sebelah utara masjid. Kini, warga setempat memperbaiki parit dengan memasang porselen di bagian dasar parit dan menggunakannya sebagai tempat memelihara ikan. Untuk memudahkan warga yang ingin beribadah, dibuat sebuah jembatan kecil yang terbuat dari kayu-kayu yang disusun berderet. Pada bagian luar inti masjid terdapat bedug tua yang bersebelahan dengan kentongan. Bedug yang usianya tak kalah tua dengan masjidnya itu merupakan hadiah dari seseorang bernama Nyai Pringgit yang berasal dari desa Dondong, wilayah di Kabupaten Kulon Progo. Atas jasanya memberikan bedug itu, keturunan Nyai Pringgit diberi hak untuk menempati wilayah sekitar masjid yang kemudian dinamai

Sebuah mimbar untuk berkhotbah yang terbuat dari bahan kayu yang diukir indah dapat dijumpai di bagian dalam masjid, sebelah tempat imam memimpin sholat. Mimbar itu juga merupakan pemberian. Saat Sultan Agung menunaikan ibadah haji, ia mampir ke Palembang untuk menjenguk salah satu adipati di tempat itu. Sebagai penghargaannya, adipati Palembang memberikan mimbar tersebut. Mimbar itu kini jarang digunakan karena sengaja dijaga agar tidak rusak. Sebagai pengganti mimbar itu, warga setempat menggunakan mimbar kecil untuk kepentingan ibadah sehari-hari. Berjalan mengelilingi halaman masjid, akan dijumpai perbedaan pada tembok yang mengelilingi bangunan masjid. Tembok bagian kiri terdiri dari batu bata yang ukurannya lebih besar, warna yang lebih merah, serta terdapat batu seperti marmer yang di permukaannya ditulis aksara Jawa. Sementara tembok yang lain memiliki batu bata berwarna agak muda, ukuran lebih kecil, dan polos. Tembok yang ada di kiri masjid itulah yang dibangun pada masa Sultan agung, sementara tembok yang lain merupakan hasil renovasi Paku Buwono X. Tembok yang dibangun pada masa Sultan agung berperekat air aren yang dapat membatu sehingga lebih kuat. Masjid yang usianya telah ratusan tahun itu hingga kini masih terlihat hidup. Warga setempat masih menggunakannya sebagai tempat melaksanakan kegiatan keagamaan. Bila datang saat waktu sholat, akan dilihat puluhan warga menunaikan ibadah. Di luar waktu sholat, banyak warga yang menggunakan masjid untuk tempat berkomunikasi, belajar Al Qur'an, dan lainlain.

MAKAM RAJA-RAJA MATARAM Merencanakan untuk wisata ziarah di Yogyakarta, maka datanglah ke tempat makam Raja Mataram Kotagede Yogyakarta. Di sini tempatnya raja Mataram Islam pertama di Makamkan yaitu Panembahan Senopati dan beserta keluarganya. Panembahan Senapati wafat pada tahun 1601 dan dimakamkan berdekatan dengan makam ayahnya.


26 Keunikan Makam Raja Mataram Kotagede Kompleks makam pendiri kerjaan Mataram berada sekitar 100 meter dari pasar Kotagede, dikelilingi tembok besar dan kokoh. Pintu Gapura memasuki kompleks makam ini masih memiliki ciri arsitektur budaya Hindu bernama Gapura paduraksa dengan kusen berukir di sebelah selatan Masjid Besar Mataram yang menuju ke dalam kompleks Makam Raja-Raja Mataram. Pada puncak gapura ini terdapat ukiran kepala Kala bercuping ganda terbuat dari batu kapur, namun ekspresi raut muka Kala ini tidak begitu garang. Setiap gapura memiliki pintu kayu yang tebal dengan ukiran yang indah dan dijaga oleh sejumlah abdi dalem berbusana adat Jawa. Ada 3 gapura yang harus dilewati sebelum masuk ke bangunan makam. Uniknya, kita diharapkan untuk menggunakan busana adat jawa untuk memasuki area makam. Pengalaman menarik menggunakan busana layaknya abdi dalem kerajaan Jawa kuno. Kita akan melewati 3 gapura sebelum sampai ke gapura terakhir yang menuju bangunan makam. Adat dan Larangan Ziarah Makam Kotagede Untuk masuk ke dalam makam, kita harus mengenakan busana adat Jawa yang bisa anda sewa disana. Pengunjung diperbolehkan untuk masuk ke dalam makam pada Hari Minggu, Senin, Kamis, dan Jumat, dengan periode waktu pada pk 08.00 – 16.00. Pengunjung tidak diperbolehkan untuk memotret dan mengenakan perhiasan emas di dalam bangunan makam. Sejumlah tokoh penting yang dimakamkan di sini adalah Sultan Hadiwiijaya, Ki Gede Pemanahan, Panembahan Senopati, dan anggota keluarganya. Memasuki makam, suasana terkesan sepi dan tenang, serta sangat khusuk. Keluarga kerajaan, baik kraton Yogyakarta maupun Surakarta, masih menjaga kelestarian makam ini dengan sangat baik, Di samping kompleks makam, kita juga bisa mendapati tempat pemandian atau disebut sendang. sendang itu dikerjakan sendiri oleh Ki Ageng Pemanahan dan Panembahan Senopati. Ada pemandian khusus pria dan wanita. Konon, air untuk pemandian pria diperoleh dari sumber di dalam kompleks makam. Sementara, air untuk pemandian wanita, diperoleh dari sumber pohon beringin di depan gerbang utama. Ikanikan, termasuk diantaranya lele-lele bule berukuran cukup besar, tampak berenangrenang di Sendang Seliran Lanang Makam

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

Raja-Raja Mataram. Meskipun airnya tidak keruh namun tidak pula jernih. Jika saja airnya dirawat layaknya kolam renang tentu akan lebih mengesankan.

Pohon Beringin Sunan Kalijaga Konon, pohon beringin ini ditanam langsung oleh Sunan Kalijaga dan telah berusia lebih dari 500 tahun. Sangat besar dengan ketinggian lebih dari 30 meter, seakan menjadi penjaga kompleks makam kotagede. Di dalam kompleks pemandian ini, terdapat hal unik bagi masyarakat awam. Kolam pemandian bercampur dengan sejumlah ikan dan ada ikan lele berukuran sangat besar bebas berenang di sini. Ukuran panjang lele 80 – 100 cm membuat kita terpesona. Belum lagi ada lele berwarna putih dengan bercak2 hitam, yang relatif langka. Bagi pengunjung yang sekedar berwisata, bisa menikmati cuci muka tangan dan kaki di sumur dekat pemandian. Sangat segar dan airnya bisa langsung diminum. Komplek Makam raja Mataram Kotagede menjadi bagian tak terpisahkan dari berdirinya Yogyakarta. Jika anda merencanakan untuk ziarah ke makan ini, maka anda juga perlu untuk mengunjungi Makam Imogiri Yogyakarta yang juga tempat makam raja-raja Yogyakarta. Letak Makam Raja-Raja Mataram Kotagede Makam ini terletak di Dusun Dondongan, Desa Jagalan Kotagede, Bantul, Yogyakarta. Di lokasi makam ini terdapat pula Masjid Kotagede yang bagian dari sejarah. Untuk menuju ke lokasi ini anda bisa menggunakan kendaraan pribadi maupun angkutan umum menggunakan transjogja atau anda bisa menggunakan jasa rental mobil jogja. Kotagede juga menawarkan wisata kerajinan perak Kotagede yang bisa anda jumpai di sekitar jalan Pondorakan. Selamat berziarah dan berwisata!

BENTENG VREDEBURG Terletak tepat di jantung kota, Benteng Vredeburg menjadi salah satu tempat wisata di Yogyakarta yang layak Anda kunjungi. Di tempat ini Anda bisa mengunjungi museum, menaiki jeep bersejarah, hingga bermain di playground. Pendudukan Belanda di masa lampau meninggalkan begitu banyak jejak di

Indonesia. Salah satunya adalah keberadaan bangunan-bangunan kuno dengan arsitektur yang menawan serta benteng-benteng pertahanan. Di Yogyakarta, sisa peninggalan Belanda ini tersebar di berbagai tempat. Salah satu bangunan yang masih berdiri anggun adalah Benteng Vredeburg. Dahulu benteng yang memiliki 4 bastion di setiap sudutnya ini menjadi benteng perlindungan dan markas tentara Belanda. Di sekeliling benteng terdapat parit cukup lebar. Kini parit tersebut dialiri air dan ditumbuhi pohon kamboja warna-warni di sekitarnya sehingga menjadikan suasana semakin semarak dan asri. Pohon-pohon rimbun yang tumbuh di halaman dan di dalam benteng menjadikan tempat ini asyik untuk nongkrong menikmati denyut nadi kota Jogja atau sekadar menyaksikan senja. Saat ini Benteng Vredeburg telah dijadikan sebagai museum dengan nama Museum Benteng Vredeburg. Di dalam museum tersebut ditampilkan aneka diorama sejak Perang Diponegoro hingga peristiwa terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Diorama-diorama tersebut terbagi menjadi 4 bagian yang tertata apik dan bersih. Selain diorama, di tiap-tiap ruangan juga terdapat benda-benda bersejarah. Selain gedung-gedung bergaya tempo dulu nan megah dan indah, di dalam kompleks Museum benteng Vredeburg juga terdapat playground yang luas, tak heran jika anakanak senang bermain dan berlarian di kompleks benteng. Suasananya yang indah menjadi tempat ini sering dijadikan lokasi foto prewedding bagi pasangan yang hendak menikah. Area free hotspot/wifi di dalam benteng juga menjadikan tempat ini semakin menarik untuk dikunjungi. Jika lapar mendera wisatawan tinggal mampir ke Indische Koffie, sebuah kafe dan restoran di dalam benteng dengan konsep fine dining. Menarik bukan? Benteng yang dibangun pada tahun 1765 oleh Pemerintah Belanda ini digunakan untuk menahan serangan dari Kraton Yogyakarta.


Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

Dengan parit yang mengelilinginya, benteng yang berbentuk segi empat ini memiliki menara pengawas di keempat sudutnya dan kubu yang memungkinkan tentara Belanda untuk berjalan berkeliling sambil berjaga-jaga dan melepaskan tembakan jika diperlukan. Pada dasar meriam di kubu bagian selatan, Kraton Yogyakarta dan beberapa bangunan bersejarah lainnya termasuk kepadatan lalulintas di sekitarnya terlihat dengan jelas. Dibangun pada tahun 1765 oleh Belanda, Museum dengan luas kurang lebih 2100 meter persegi ini mempunyai beberapa koleksi antara lain: • Bangunan-bangunan peninggalan Belanda, yang dipugar sesuai bentuk aslinya. • Diorama-diorama yang menggambarkan perjuangan sebelum Proklamasi Kemerdekaan sampai dengan masa Orde Baru. • Koleksi benda-benda bersejarah, foto-

foto, dan lukisan tentang perjuangan nasional dalam merintis, mencapai, mempertahankan, serta mengisi kemerdekaan Indonesia. Museum Benteng Yogyakarta, semula bernama "Benteng Rustenburg" yang mempunyai arti "Benteng Peristirahatan" , dibangun oleh Belanda pada tahun 1760 di atas tanah Keraton. Berkat izin Sri Sultan Hamengku Buwono I, sekitar tahun 1765 - 1788 bangunan disempurnakan dan selanjutnya diganti namanya menjadi "Benteng Vredeburg" yang mempunyai arti "Benteng Perdamaian". Secara historis bangunan ini sejak berdiri sampai sekarang telah mengalami berbagai perubahan fungsi yaitu pada tahun 1760 1830 berfungsi sebagai benteng pertahanan, pada tahun 1830 -1945 berfungsi sebagai markas militer Belanda dan Jepang, dan

27

pada tahun 1945 - 1977 berfungsi sebagai markas militer RI. Setelah tahun 1977 pihak Hankam mengembalikan kepada pemerintah. Oleh pemerintah melalui Mendikbud yang saat itu dijabat Bapak Daoed Yoesoep atas persetujuan Sri Sultan Hamengku Buwono IX selaku pemilik, ditetapkan sebagai pusat informasi dan pengembangan budaya nusantara pada tanggal 9 Agustus 1980. Pada tanggal 16 April 1985 dipugar menjadi Museum Perjuangan dan dibuka untuk umum pada tahun 1987. Kemudian pada tanggal 23 November 1992 resmi menjadi "Museum Khusus Perjuangan Nasional" dengan nama "Museum Benteng Yogyakarta". Bangunan bekas Benteng Vredeburg dipugar dan dilestarikan. Dalam pemugaran pada bentuk luar masih tetap dipertahankan, sedang pada bentuk bagian dalamnya dipugar dan disesuaikan dengan fungsinya yang baru sebagai ruang museum.


28

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

TAMAN PINTAR

Jam Buka Museum : Selasa - Jumat: 08.00 - 16.00 WIB Sabtu - Minggu: 08.00 - 17.00 WIB Senin dan hari libur nasional: Tutup

Taman Pintar Yogyakarta (TPY ) adalah salah satu wisata pendidikan atau wisata edukasi paling banyak di kunjungi di Yogyakarta. Rasanya belum lengkap bila mengunjungi kota Yogyakarta tidak menyempatkan diri bermain ke Taman Pintar Yogyakarta bersama keluarga dan anak-anak. Pada bangunannya menampilkan nuansa modern dan tradisional yang mempunyai keindahan tersendiri. Taman ini menawarkan wahana belajar dan rekreasi yang cukup lengkap untuk anak-anak, baik usia pra sekolah sampai tingkat sekolah menengah. Pada rentang usia tersebut merupakan generasi penerus yang potensial mendapat pencerahan belajar ilmu dann tekhnologi (iptek) Taman Pintar didirikan atas gagasan dari Walikota Yogyakarta Herry Zudianto SE, Akt, MM yang selanjutnya dibangun diatas tanah seluas 12.000 m2. Wisatawan yang masuk ke taman ini bisa langsung mencoba dan menyaksikan hasil karya dari sebuah inovasi dan teknologi dan permainan yang sangat menarik dan banyak bermuatan edukasi pagi anak-anak.

Harga Tiket Masuk • Dewasa: Rp.2.000,00 • Anak-anak: Rp.1.000,00 Fasilitas • Perpustakaan • Ruang Pertunjukan • Ruang Seminar, Diskusi, Pelatihan dan Pertemuan • Audio Visual & Ruang Belajar Kelompok • Hotspot gratis • Pemandu • Ruang Tamu • Mushola • Kamar mandi

KEBUN BINATANG GEMBIRA LOKA Ide awal pembangunan Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka berasal dari keinginan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII pada tahun 1933 akan sebuah tempat hiburan, yang di kemudian hari dinamakan Kebun Rojo. Ide tersebut direalisasikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dengan bantuan Ir. Karsten, seorang arsitekberkebangsaan Belanda. Ir. Karsten kemudian memilih lokasi disebelah barat sungai Winongo, karena dianggap sebagai tempat paling ideal untuk pembangunan Kebun Rojo tersebut. Namun akibat dampak Perang Dunia II dan juga pendudukan oleh Jepang, pembangunan Kebun Rojo terhenti. Pada saat proses pemindahan ibukota negara dari Yogyakarta kembali ke Jakarta di tahun 1949 setelah selesainya Perang Dunia II, tercetus lagi sebuah ide untuk memberikan

kenang-kenangan kepada masyarakat Yogyakarta berupa sebuah tempat hiburan dari pemerintah pusat yang dipelopori oleh Januismadi dan Hadi, SH. Ide tersebut mendapat sambutan hangat dari masyarakat Yogyakarta, akan tetapi realisasinya masih belum dirasakan oleh masyarakat.Hingga di tahun 1953, dengan berdirinya Yayasan Gembira Loka Yogyakarta (sesuai akta notaris RM. Wiranto No. 11 tanggal 10 September 1953)yang diketuai oleh Sri Paduka KGPAA Paku Alam VIII, maka pembangunan Kebun Rojo yang tertunda baru benar-benar dapat direalisasikan. Selang beberapa tahun kemudian, tepatnya 1959, KGPAA Paku Alam VIII menunjuk Tirtowinoto untuk melanjutkan pembangunan Gembira Loka. Dipilihnya Tirtowinoto karena yang bersangkutan dinilai memiliki kecintaan terhadap alam dan minat yang besar terhadap perkembangan Gembira Loka. Ternyata sumbangsih Tirtowinoto yang tidak sedikit, baik dalam hal pemikiran maupun material, terbukti mampu membawa kemajuan yang pesatbagi Gembira Loka. Puncaknya di tahun 1978, ketika koleksi satwa yang dimiliki semakin lengkap, sehingga pengunjung Gembira Loka mampu mencapai 1,5 juta orang.

Terbentuknya taman pintar Yogyakarta semacam ini sebelumnya terinspirasi dari berdirinya pusar peragaan iptek yang sudah ada sebelumnya yang berlokasi di Taman Mini Indonesia Indah Jakarta yang selanjutnya menjadi contoh untuk pengembangan di daerah lain. Di Yogyakarta dengan Taman Pintarnya, dan di Jawa Timur dengan Jawa Timur Parknya dan semoga segera menyusul daerah lain untuk membangun tempat wisata berorientasi pendidikan untuk anak-anak. Taman Pintar dibangun mulai bulan Mei 2006 dan setahun kemudian pada tanggal 9 Juni 2007 diresmikan oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono X


Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

bersama dua menteri yaitu Menteri Riset dan Tekhnologi ( Menristek ), Kusmayanto Kadiman, P.h.D dan menteri Pendidikan Nasional ( Mendiknas ), Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA. Taman ini menawarkan model edukasi atau pembelajaran yang memadukan konsep pendidikan dan permainan dengan media yang menarik sehingga dapat merangsang keingintahuan anak dan memancing kreativitas anak terhadap iptek. Maskot Taman Pintar yang berupa “Burung Hantu Memakai Blangkon“. Burung hantu diartikan sebagai burung yang memiliki kepekaan yang tinggi, sanggup merasakan dan mempelajari keadaan alam dan lingkungan yang ada disekitarnya. Sedangkan Blangkon merupakan pakaian adat Yogyakarta untuk menutup kepala lakilaki. Motto yang dipakai taman ini diambil dari ajaran Ki Hadjar Dewantara yaitu : 3 N : Niteni (mengingat/memahami), Nirokake (menirukan) dan Nambahi (mengembangkan). Dalam relevansinya dengan proses belajar ilmu pengetahuan dan tekhnologi mengacu pada konsep 3 A yaitu : Adopt, Adapt dan Advance.

meningkatkan mutu penguasaan materi pendidikan yang diberikan di sekolah ditengah menurunnya minat baca dari masyarakat dan anak-anak pada khususnya. Dengan model alat peraga, anak-anak akan lebih tertarik untuk mengembangkan kemampuannya sehingga dapat menyelesaikan berbagai masalah dengan pola pikirannya sendiri. Orang tua diharapkan aktif dalam memilih wahana pembelajaran dan permainan yang sesuai dengan usia anak. Jangan dipaksakan dalam pembelajaran dengan alat peraga tersebut. Taman pintar sebagai kawasan yang terpadu dari berbagai macam wahana belajar dalam satu lokasi merupakan keistimewaan tersendiri sehingga Taman Pintar ini sekarang sudah menjadi tempat wisata favorit dan menjadi ikon wisata pendidikan di Yogyakarta. Taman Pintar ini dibangun dengan biaya Rp.53 milyar yang berisi enam zona yang didalamnya terdapat isi materi antara lain : Gedung Memorabilia, Gedung Kotak lantai 2, Gedung Oval lantai 2, Gedung oval lantai 1, Gedung Paud barat dan timur dan Playground Area.

Konsep pembelajaran yang dipakai pada taman ini garis besarnya bertujuan untuk

Zona-zona tersebut mempunyai beberpa wahana tersendiri seperti Taman Bermain,

29

Penjelajah Kecil, Titian Penemuan, Petualangan Lingkungan, Jembatan Sains, Titian Sains, Indonesiaku, Tekhnologi canggih dan Populer. Area untuk tempat bermain anak-anak sangat luas, seperti di wahana taman bermain anak yang merupakan ruang publik bagi pengunjung dan berfungsi sebagai ruang tunggu. Di tempat tersebut anak anak dapat belajar tentang sains seperti cakram warna, dinding berdendang dan permainan air. Lokasi Taman Pintar Yogyakarta Taman Pintar berlokasi di Jalan Penembahan Senopati No.3, Yogyakarta. Lokasi ini dahulu digunakan untuk shooping center yang sekarang dipindah sebelah utara taman ini, bersebelahan dengan Taman Budaya Yogyakarta. Fasilitas Taman Pintar Yogyakarta Di Taman in banyak tersedia berbagai fasilitas pendukung seperti mushola, laboratorium, perpustakaan, toilet, ruang pertunjukan indor dan outdoor, kios souvenir, toko buku dan halaman parkir yang cukup memadai. Jika anda datang di Yogyakarta maka sempatkan untuk mengunjungi Taman Pintar Yogyakarta bersama keluarga anda.


30 KRATON JOGJA Keraton Yogyakarta (Jogja) atau sering disebut dengan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat terletak di jantung provinsi Daerah Istimewa Yogjakarta (DIY), Indonesia. Karena tempatnya berada di tengah-tengah Jogja, dimana ketika di ambil garis lurus antara Gunung Merapi dan Laut Kidul, maka Keraton menjadi pusat dari keduanya. Keraton atau Kraton Jogja merupakan kerajaan terakhir dari semua kerajaan yang pernah berjaya di tanah jawa. Ketika kerajaan hindu-budha berakhir kemudian di teruskan dengan kerajaan islam pertama di Demak, lalu berdiri kerajaan yang lain seperti Mataram islam yang di dirikan oleh Sultan Agung lalu berjalan dan muncul Keraton Jogja yang didirikan oleh Sultan Hamengku Bowono I. Hingga sekarang, keraton Jogja masih menyimpan kebudayaan yang sangat mengagumkan. Dalam perkembangannya, Keraton Jogja banyak mengalami masa pasang surut kepemimpinan dan terjadi perpecahan. Yang paling terkenal adalah perjanjian Giyanti pada tahun 1755, dimana kerajaan dibagi menjadi 2 (dua) yaitu wilayah timur yang sekarang menjadi keraton surakarta (solo–petualangan selanjutnya) dan wilayah barat yang disebut dengan Keraton Jogjakarta. Namun, Keraton Jogja juga banyak menyimpan sejarah yang tak bisa dilupakan begitu saja oleh bangsa Indonesia, termasuk dalam perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Cukup banyak untuk di kaji dan ditulis. Selain itu, Keraton Jogja sangat kental dengan warisan budaya etnik jawa yang sangat menajubkan yang masih bisa di temukan di sekitar dan dalam keraton sendiri. Ketika Petualang ke Keraton Jogja maka, itulah gambaran sederhana tentang budaya dan keindahan tanah jawa. Semua hampir terwakilkan dalam satu tempat yang menarik dan sangat memukau. Bagaimana tidak, di Keraton masih banyak menyimpan tentang berbagai kesenian, hasil budaya, ragam pakaian adat dan bentuk rumah ala jawa yang indah. Tidak berhenti disitu saja, di Keraton Jogja juga mempertunjukkan bagaimana supelnya orang jawa dalam berkomunikasi dan bersapa dengan semua orang yang datang disana. Sangat eksotis dan menarik. Tiket masuk ke Keraton Jogja sangat terjangkau, hanya menyisihkan uang sekitar Rp. 10.000,- bisa menikmati hampir semua lingkungan istana yang berdiri megah dan

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta


Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

indah. Petualang di haruskan untuk tidak memakai topi atau kaca mata bila masuk ke lingkungan keraton, bukan apa-apa hanya untuk menghormati kebudayaan jawa. Jam berkunjung ke Keraton untuk hari Ahad dan hari lainnya di batasi dari jam 07 am – 12 am. Tips : Silakan untuk datang ke Keraton Jogja sekitar jam 9, karena ada pementasan tari khas jawa seperti Serimpi yang dilakukan secara apik dan menajubkan. Istana Jogja, sebagai representasi dari budaya jawa bisa ditemukan ketika Petualang masuk ke dalam Keraton, seperti pergelaran tari-tari jawa tentang berbagai cerita (babad tanah jawa, epic ramayana) yang dipentaskan oleh penari yang handal dan mampu memukau menarik penonton seperti terbawa suasana sakral yang sangat menghipnotis. Di iringi suara gemelan yang mengalun indah bercampur dengan bait-bait jawa dilantunkan indah oleh pesinden dan warangono Keraton Jogja. Selain tari, juga disajikan pentas wayang orang yang sangat menarik untuk di lihat, wayang orang ini berbeda dengan kebanyakan karena gerakannya hampir mirip dengan gerakan ballet. Pementasan tari jawa tersebut dilakukan di tempat terbuka mirip dengan pendopo Keraton, jadi petualang bebas leluasa menyaksikan dari berbagai sudut. Kesempurnaan dari sebuah budaya jawa, tarian yang indah layak untuk dilihat. Didalam Keraton juga disajikan berbagai budaya jawa yang indah seperti batik yang merupakan warisan budaya jawa yang sudah diakui secara internasional. Beberapa lukisan, keris, foto raja-raja jawa, silsilah raja jawa, dan berbagai hasil budaya jawa. Ketika masuk di rumah batik, disana dilarang untuk memotret. Karena semua motif batik disana merupakan ciri Keraton Jogja yang merupakan simbol dari istana jawa yang hanya boleh dicetak dan dipakai di lingkungan istana saja. Beragam motif batik istana sangat menarik memang, desain yang khas dan berbeda dengan kebanyakan batik. Beberapa alat gamelan juga ditampilkan di Istana Jogja, gamelan berasal dari kata gamel yang berarti memukul. Gamelan sendiri merupakan alat musik khas jawa dimana permainan musik ini dilakukan dengan mengunakan alat seperti kenong, kempul, kendhang, gong, suling, kecapi dan lain sebagainya. Gamelan sendiri dimainkan bersama penyanyi yang disebut dengan Sinden (perempuan) atau Warangono (lelaki) seperti yang di pentaskan ketika masuk ke komplek Istana Jogja dimuka. Ketika memasuki ruang lukisan,

31

banyak dijumpai lukisan bersejarah seperti raja-raja jogja, istri dan anak-anak raja jogja, lukisan tentang kemerdekaan, dan berbagai macam pengambaran tentang keraton. Jika Petualang masuk ke area lukisan jangan lupa untuk masuk ke lukisan yang sakral dan penuh misteri, begitu kata abdi dalem. Lukisan tersebut hanya ada beberapa saja, di tempatkan tersendiri. Misterinya adalah ketika petualang melihat lukisan raja jawa tersebut, maka lihat sepatu slop yang dipakai sang raja, ketika Petualang berada di sebelah kiri lukisan maka sepatu tersebut akan mengarah ke arah petualang. Nah, cobalah untuk berjalan ke sebelah kanan sambil melihat arah sepatu Raja tersebut, ajaib memang, sepatu itu seolaholah mengikuti kemana Petualang melangkah. Dari sudut manapun melihat, sepatu tersebut selalu mengarah kemanapun ke arah orang yang melihat. Keraton Jogja sendiri sangat sejuk dan nyaman, jadi Petualang ndak usah takut apabila lelah dan capek. Karena rindangnya pepohonan dan kursi gazebo tersedia disana untuk duduk-duduk dan bersantai sejenak ketika habis berjalan disekitar Istana. Keraton Jogja, budaya dan keindahan jawa ada disana. Jadi, jadwalkan kesana apabila Petualang berada di Jogjakarta.

MUSEUM – MUSEUM DI YOGYAKARTA

Museum Sandi, Mengintip Koleksi Mesin Sandi dan Pesan Rahasia Museum Sandi Yogyakarta merupakan museum pertama dan satu-satunya di dunia yang mengoleksi benda-benda dan peralatan untuk mengirimkan pesan rahasia. Di museum ini terekam sejarah persandian di Indonesia dan dunia. Apakah Anda gemar mengutak-atik kode unik? Atau orang yang selalu ingin bisa memecahkan sandi rahasia? Jika jawabannya iya, tak ada salahnya bagi Anda untuk berkunjung ke Museum Sandi Yogyakarta. Dijamin Anda akan betah berlama-lama

berada di museum unik ini. Konon, museum yang didirikan atas kerjasama Lembaga Sandi Negara dengan Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata ini merupakan museum pertama dan satusatunya di dunia yang mengoleksi peralatan untuk mengirimkan pesan rahasia. Koleksi tersebut diantaranya buku kode sandi, telegraf, hingga berbagai mesin sandi buatan Indonesia maupun luar negeri. Dulunya mesin-mesin tersebut digunakan untuk mengirimkan sinyal atau pesan penyerangan ke sarang musuh tanpa terdeteksi. Dengan bantuan mesin-mesin ini pejuang Indonesia berhasil merebut kembali daerah yang dikuasai penjajah. Selain mesin-mesin pengirim sandi, di tempat ini juga disimpan dokumen sandi, gambar, diorama, bahkan sepeda onthel tua yang pernah digunakan kurir untuk mengirimkan pesan. Satu hal yang menarik, di Museum Sandi terdapat fasilitas multimedia dengan teknologi layar sentuh (touchscreen). Melalui fasilitas ini pengunjung diajak bermain secara interaktif untuk memecahkan kode dan sistem sandi. Selama mengunjungi museum ini wisatawan akan ditemani pemandu yang menjelaskan tentang seluk beluk koleksi museum. Lokasi dan Jam Buka Museum Sandi Museum Sandi belum lama pindah ke lokasi baru di Jalam FM Noto, Kotabaru, Yogyakarta (bekas gedung kantor Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah). Tempat ini sangat strategis dan dapat dicapai menggunakan bus TransJogja maupun bus umum. Museum ini buka dari hari Senin hingga Jumat mulai pukul 08.00 WIB. Namun, jika ada wisatawan yang ingin berkunjung pada hari sabtu atau minggu, Museum Sandi juga akan dibuka asal konfirmasi terlebih dulu. Untuk menikmati koleksi yang dihadirkan di Museum Sandi wisatawan tidak dipungut biaya masuk alias gratis.


32 Museum Affandi, Sanggraloka Maestro Seni Museum Affandi merupakan tempat tinggal, studio lukis, sekaligus galeri milik sang maestro, Affandi. Selain bisa menyaksikan beragam koleksi karya seni, di museum ini tersedia kelas belajar melukis bagi anak-anak. Jangan lewatkan kunjungan ke Museum Affandi jika Anda adalah pecinta lukisan dan karya seni. Terletak tepat di tepi Kali Gajah Wong, bangunan nan sejuk dan asri ini dulunya merupakan tempat tinggal Affandi sekaligus studio tempatnya berkarya. Kini selepas kepergiannya, bangunan tersebut dijadikan sebagai museum dan dibuka untuk wisatawan. Mengunjungi Museum Affandi akan memberikan pengalaman estetik yang menarik. Di museum ini pengunjung bisa melihat lukisan karya sang maestro dan juga karya-karya pelukis lain yang tersebar di 3 galeri. Tak hanya itu, pengunjung pun bisa menyaksikan sejumlah barang berharga milik Affandi seperti mobil Colt Gallan tahun 1976 yang sudah dimodifikasi sehingga menyeryapi bentuk ikan, sepeda onthel kuno, dan barang-barang lain. Puas menikmati koleksi lukisan di dalam galeri, pengunjung bisa naik ke sebuah menara guna menyaksikan seluruh kompleks bangunan, aliran Sungai Gajah Wong, hingga hiruk pikuk kendaraan di Jalan Laksda Adisucipto. Jika ingin beristirahat dan menikmati minuman segar maupun kudapan, silahkan mampir ke Café Loteng. Pengunjung yang ingin beribadah pun bisa sholat di sebuah gerobak yang disulap menjadi mushola. Bagi anakanak yang gemar melukis, di Museum Affandi terdapat Studio Gajah Wong. Di sini anakanak bisa belajar melukis dengan dipandu mentor. Jam Buka dan Harga Tiket Museum Affandi Museum Affandi buka setiap hari dari pukul 09.00 – 16.00 WIB. Pada hari libur nasional museum ini akan tutup kecuali sudah ada perjanjian sebelumnya. Untuk menikmati koleksi karya seni yang ada di Museum Affandi wisatawan wajib membayar tiket sebesar Rp 20.000 (WNI) dan Rp 50.000 (WNA). Bagi wisatawan yang membawa kamera wajib membayar biaya tambahan sebesar Rp 20.000, sedangkan untuk kamera ponsel dikenai biaya Rp 10.000. Khusus untuk anak dengan usai 0 – 6 tahun tidak

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

dikenai biaya masuk. Harga khusus akan diberikan kepada rombongan atau siswa yang menunjukkan kartu pelajar. Lokasi dan Akses Museum Affandi terletak di ruas jalan utama yang menghubungkan Yogyakarta dan Solo, tepatnya di Jl. Laksda Adisucipto 167. Lokasinya yang strategis menjadikan Museum Affandi mudah dijangkau baik menggunakan andong, becak, taksi, bus kota, bus transjogja, dan kendaraan pribadi.

Museum Sonobudoyo Museum Sonobudoyo merupakan museum terlengkap di Indonesia setelah Museum Nasional di Jakarta yang memuat koleksi kesenian dan kebudayaan. Museum Sonobudoyo awalnya merupakan yayasan yang bergerak dalam bidang kebudayaan Jawa, Madura, Bali dan Lombok yang bernama Java Institut yang berdiri tahun 1919 di Surakarta. Selanjutnya pada tahun 1924 berhasil mendirikan museum di Yogyakarta yang diberi nama Sonobudoyo. Pada awalnya museum ini mempunyai koleksi puluhan ribu artefak bersejarah. Selanjutnya pada tanggal 6 November 1935, Museum Sonobudoyo diresmikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono VII yang ditandai dengan candra sengkala “ Kayu Kinayang Ing Brahmana Budha “. Museum ini di kelola oleh Kantor Sosial Bagian Pengajaran pada masa pendudukan Jepang. Selanjutnya setelah kemerdekaan museum Sonobudoyo ini dikelola oleh Pemerintah Provinsi DIY. Pada tahun 1974 Museum Sonobudoyo ini sempat diserahkan kepada Departeman Pendidikan dan Kebudayaan. Kemudian setelah adanya kebijaksanaan otonomi daerah, pengelolaan museum ini kembali diserahkan kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Yogyakarta. Museum Sonobudoyo sekarang terbagi menjadi dua unit yang letaknya terpisah. Unit pertama museum ini terletak di dekat alunalun utara keraton Yogyakarta ini memiliki bentuk bangunan rumah joglo bergaya Masjid Keraton Kasepuhan Cirebon yang dilengkapi dengan pendapa kecil dan besar, gandok kiri dan kanan Sedangkan Museum Sonobudoyo unit kedua terletak di daerah Wijilan. Museum Sonobudoyo merupakan museum yang bersifat umum karena memuat sekiyar 10 jenis koleksi museum yang dikategorikan sebagai berikut : Teknologi, Geologi, Seni Rupa, Biologi, Keramologi,

Etnografi, Filologika, Arkeologi, Numismatika dan Historika. Senjata Keris merupakan salah satu jenis koleksi yang dimiliki oleh museum sonobudoyo ini. Tercatat sekitar 1200 buah


33

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

keris yang menjadi koleksi dari museum ini yang berasal dari berbagai penjuru daerah nusantara. Keris –keris yang berada di museum ini mempunyai bentuk dan tipe yang bermacam-macam. Misalnya keris-keris Jawa yang berbentuk keris luk 7, keris luk

11, keris luk 13, keris lurus dan keris dengan berbagai macam pamor. Seanjutnya keris dari luar Jawa berasal dari Aceh yang berupa keris rencong, Mandau dari Kalimantan, keris dari Madura dan Bali serta keris dari Sulawesi. Museum ini juga mempunyai koleksi sebuah

bahan baku pembuatan keris sekitar tahun 700 Masehi yang benama Wesi Buddha. Terdapat juga koleksi yang berupa bendabenda peninggalan dari masa prasejarah sampai dengan masa datangnya Islam di Indonesia. Barang-barang koleksi tersebut


34

seperti kapak batu, teracota, kubur batu, wayang, topeng, kain batik dan lain-lain. Terdapat juga koleksi unggulan yang berupa topeng emas Puspa Sarira yang terbuat dari bahan emas yang merupakan perwujudan dari Gayatri. Museum Sonobudoyo ini juga menyimpan naskah dan buku-buku yang berhubungan dengan kebudayaan yang seringkali museum ini digunakan untuk tempat penelitian dan mencari referensi.

Lokasi : Museum Sonobudoyo terbagi menjadi 2 unit, Unit pertama terletak di Jl.Trikora no.6 Yogyakarta dan Unit dua terletak di Ndalem Condrokiranan Wijilan Yogyakarta. Akses : Museum Sonobudoyo terletak di tengah kota yang dapat diakses dengan mudah dari segala arah. Semua alat transportasi dapat dipakai untuk mencapai tempat ini seperti : kendaraan pribadi, bus trans Jogja, bus kota, taxi, becak, andong dan sepeda. Anda juga dapat mencapai tempat ini dengan berjalan kaki bila dari kawasan Malioboro. Harga Tiket : Untuk memasuki museum ini : • Untuk Dewasa Rp.3.000,• Anak-anak Rp.2.500,• Rombangan : Untuk Dewasa Rp.2.500,- dan untuk anak-anak Rp.2.000,• Wisatawan Asing sebesar Rp.5.000,• Menonton Pagelaran wayang orang Rp.20.000,-

Fasilitas Fasilitas penunjang yang tersedia ditempat ini berupa koleksi buku dan naskah yang menggambarkan kebudayaan Indonesia, ruang laboratorium konversi, pendopo untuk ruang pengunjung.

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

Museum Sonobudoyo Unit I mempunyai Auditorium yang dapat digunakan untuk ruang rapat, pelatihan atau seminar yang berkapasitas 75 orang untuk lantai pertama dan 100 orang untuk lantai dua Museum Sonobudoyo Unit II mempunyai Ruang Serbaguna yang berkapasitas 500 orang yang dapat digunakan untuk tempat pernikahan dan sarasehan yang dilengkapi dengan AC, sound system, kursi lipat, meja seminar dan ruang transit berkapasaitas 15 orang.

Museum Anak Kolong Tangga, Museum Mainan Anak Pertama di Indonesia Museum Anak Kolong Tangga terletak di bawah kolong tangga concert hall Taman Budaya Yogyakarta. Museum yang digagas oleh pria berkebangsaan Belgia ini merupakan museum mainan anak-anak yang pertama ada di Indonesia. Anak-anak dan mainan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan, karena dunia anak adalah dunia bermain. Seiring kemajuan jaman dan perkembangan teknologi, aneka mainan tradisional banyak yang menghilang dan dilupakan oleh anak-anak generasi sekarang. Beranjak dari keprihatinan akan hal tersebut, maka Rudi Corens seorang berkebangsaan Belgia yang sudah lama tinggal di Indonesia mendirikan sebuah museum untuk anak-anak. Mengambil tempat di bawah kolong tangga gedung pameran dan concert hall Taman Budaya Yogyakarta, museum ini pun dinamakan Museum Anak Kolong Tangga. Museum ini memiliki lebih dari 10.000 koleksi yang terdiri dari mainan (toys), buku cerita, poster, gambar, dan masih banyak lagi. Koleksi tersebut tidak hanya

berasal dari Indonesia namun juga dari benua lain. Uniknya, mainan yang ada di museum ini bukanlah mainan anak-anak hasil buatan pabrik melainkan mainan tradisional buatan tangan yang mengandung unsur budaya, tradisi, bahkan mitos pada jamannya. Beberapa jenis mainan yang bisa ditemui antara lain kuda-kudaan dari katu, mainan motor kayu, miniature rumah-rumahan, gasing dari berbagai negara, laying-layang, dan masih banyak lagi. Yang pasti di tempat ini pengunjung bisa belajar tentang banyak hal. Workshop Untuk Anak-Anak dan Pengunjung Bagi pengunjung yang datang secara rombongan (minimal 15 orang), pengunjung dapat meminta kepada pihak pengelola museum untuk diadakan workshop permainan tradisional. Selain workshop untuk pengunjung, museum ini juga sering mengadakan workshop dan aneka kegiatan untuk anak-anak di akhir pekan. Kegiatan tersebut bisa berupa story telling, belajar membuat kerajinan tangan, menari, dan masih banyak lagi. Selain mengikuti workshop dan menyaksikan aneka koleksi mainan yang menarik, pengunjung juga bisa membeli mainan tradisional yang dijual di tempat ini dengan harga terjangkau.

Lokasi Museum dan Jam Buka Museum Anak Kolong Tangga terletak di kompleks TBY, Jl Sriwedari No 2, tak jauh dari Kawasan Titik Nol Yogyakarta. Museum ini buka pada hari Selasa – Jumat (09.00 – 13.00 WIB) dan Sabtu – Minggu (09.00 – 16.00 WIB). Bagi pengunjung yang berusia di bawah 15 tahun tidak perlu membayar tiket masuk.


35

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

Museum Sasmitaloka, “Museum nya Jendral Sudirman” Museum Sasmitaloka adalah salah satu museum sejarah yang ada di Yogyakarta. Dulunya merupakan tempat tinggal Jendral Sudirman terletak di Jalan Bintaran No.3 Yogyakarta . Jendral Sudirman lahir di Desa Bantarbarang, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga, Karesidenan Banyumas pada tanggal 24 Januari 1916. Bapak dan Ibunya yang bernama Karsid Kartawiraji dan Siyem menamakan bocah tersebut Sudirman. Selanjutnya ayah angkatnya Raden Cokro Sunaryo menambahkan nama Raden pada nama Sudirman.

Raden Sudirman mengikuti pendidikan formal di Taman Siswa kemudian melanjutkan pendidikan di HIK Muhammadiyah Solo. Selanjutnya tahun 1934 Raden Sudirman aktif dalam organisasi kepanduan Islam Hizbul Wathon. Karena prestasinya akhirnya beliau menjadi Kepala Sekolah Dasar Muhammadiyah di Cilacap. Selain itu beliau juga menjadi pengajar di Sekolah Menengah Muhammadiyah Cilacap. Perjalanan Menjadi Seorang Jenderal Karir beliau dimulai dari keikutsertaanya dalam tentara Pembela Tanah Air ( PETA ) di Bogor. Setelah mengikuti serangkain

latihan akhirnya Raden Sudirman diangkat menjadi Daidancho ( Komandan Daidan ) setara dengan Batalyon di Banyumas. Proklamasi Kemerdekaan akhirnya tiba pada tanggal 17 Agustus 1945, beberapa bulan kemudian pihak sekutu memaksa Jepang agar menyerahkan senjata kepada tentara Indonesia. Di beberapa tempat, terjadi baku tembak antara Jepang dengan tentara Indonesia karena dari Jepang menunjukan ketidakrelaannya menyerahkan kembali inventaris yang sudah direbutnya kepada tentara Indonesia. Situasi seperti tersebut tidak terjadi di Banyumas, karena kearifan Reden Sudirman dalam berunding akhirnya gencatan senjata dengan Jepang dapat dilaksanakan tanpa pertumpahan darah. Waktu itu beliau menjadi Panglima Divisi V Banyumas dengan pangkat Kolonel. Karena prestasi dan jasanya yang didasari hati yang lembut tercermin dari tutur katanya yang sopan dan bersikap mengayomi para bawahan maka beliau terpilih menjadi Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat ( TKR ) pada tanggal 12 Nopember 1945 dan selanjutnya dilanti oleh presiden pada tanggal 18 Desember 1945. Pada tanggal 3 Juni 1947 Tentara Keamanan Rakyat diubah menjadi Tentara Republik Indonesia dan akhirnya diganti lagi menjadi Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI). Perjalanan TKR sampai menjadi APRI dan menduduki tempat tertinggi banyak melewati peperangan melawan penjajah. Saat menjabat Panglima Besar di APRI beliau sakit dan semenjak itu dalam perjalananya harus ditandu oleh bawahannya namun aktivitasnya dalam memimpin setiap penyerangan terus dilakukan beliau walau dalam keadaan seperti itu. Mulai dari Agresi Militer I sampai serangan Agresi Militer II dilakukanya dengan berpindah-pindah. Perjalanannya dalam bergerilya selama 6 bulan sejauh 1000 km akhirnya berakhir setelah diadakanya perjanjian Roem Royen. Panglima Sudirman selanjutnya kembali ke Yogyakarta pada tanggal 10 Juli 1949. Bangunan rumah yang berada di Jalan Bintaran No.3 Yogyakarta ini dulunya merupakan kediaman Jenderal Sudirman yang sekarang ini menjadi Museum Sasmitaloka. Dinamakan Sasmitaloka dalam bahasa Jawa berarti untuk mengenang dan mengingat. Sasmitaloka bisa diartikan rumah untuk mengenang. Museum Sasmitaloka menampilkan penggalan-penggalan sejarah kehidupan

seorang tokoh besar Sudirman. Mulai dari masa kanak-kanak di Purworejo sampai beliau wafat dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki Yogyakarta. Museum ini memiliki 14 ruangan yang diisi oleh serangkaian informasi yang disusun secara kronologis sehingga membentuk suatu cerita dan gambaran pada saat itu. Museum ini merupakan biografi kehidupan Sudirman dalam kesehariannya sewaktu mendiami rumah ini. Ruangan-ruangannya diibaratkan sebagai sampul sebuah buku, sedangkan barang-barang koleksinya diibaratkan merupakan teks yang tertulis pada lembaran halaman yang harus dibuka satu persatu bila ingin mengetahui secara lengkap. “Anak-anakku, Tentara Indonesia, kamu bukanlah serdadu sewaan, tetapi prajurit yang berideologi, yang sanggup berjuang dan menempuh maut untuk keluhuran tanah airmu. Percaya dan yakinlah, bahwa kemerdekaan suatu negara yang didirikan di atas timbunan runtuhan ribuan jiwa harta benda dari rakyat dan bangsanya, tidak akan dapat dilenyapkan oleh manusia, siapapun juga” (Panglima Besar Jenderal Sudirman). Untaian kalimat pengobar semangat ini tertera dalam prasasti museum Sasmitaloka Pansar Sudirman. Museum ini dibagi menjadi menjadi 4 bagian yaitu Gedung Utama ( 6 ruangan pameran ), Gedung Sayap Utara ( 3 ruangan pameran ), Gedung Sayap Selatan, dan Gedung Belakang ( Ruang X ). Ruangan – ruangan ini terletak di Gedung Utama menampilkan kehidupan Sudirman bersama Istri dan anak-anaknya. Ruanganruangan tersebut meliputi : - Ruang 1 ( Ruang Tamu ) Terdapat seperangkat meja dan kursi dari kayu yang pada masa itu digunakan Sudirman untuk menerima tamu. Terdapat juga 2 lampu gantung. - Ruang 2 ( Ruang Santai ) Dipenuhi oleh 2 set meja dan kursi yang pada zaman itu digunakan untuk berkumpul dan mengasuh keluarga dan anak-anaknya. Terdapat juga radio merk Philips buatan dari Belanda. Diatas radio terdapat lukisan Pangsar Sudirman saat menunggang kuda didampingi oleh Oerip Soemohardjo yang juga berkuda yang sedang menyiapkan pasukan di Alun-alun utara Yogyakarta. Lukisan yang lain menggambarkan Pangsar Sudirman waktu sakit dan ditandu saat perang gerilya. Selanjutnya terdapat lukisan


36 Pangsar Sudirman saat menunggang kuda hitam, lukisan tersebut terletak diatas rak tempat perabot rumah tangga. Terdapat juga koleksi barang. - Ruang 3 ( Ruang Kerja ) Berisi barang peninggalan beliau seperti : pedang Samurai ketika menjadi Daidancho di PETA, pesawat Telepon, meja kursi kerja, meja kursi tamu, keris yang selalu dibawa saat berperang, senjata Lee Enfield ( LE ) pistol Vickers dan Mitraliur dan piagam penghargaan yang diberikan oleh Sudirman dari pemerintah RI. - Ruang 4 ( Ruang Tidur Tamu ) Ruangan ini dahulu dipakai untuk tamu atau rekan yang ingin bermalam atau istirahat yang terdiri dari tempat tidur, kursi tamu, almari pakaian, foto-foto keluarga. - Ruang 5 ( Ruang Tidur Sudirman ) Digunakan juga untuk tempat sholat, ruangan ini berisi tempat tidur, almari pakaian, tempat sholat beliau. Terdapat juga patung lilin Sudirman yang sedang duduk lengkap dengan memakai mantel, ikat kepala dan alas kaki. Ada juga mesin jahit yang sering digunakan istrinya, lukisan Sudirman saat mengenakan baju adat Jawa. - Ruang 6 ( Ruang Tidur Putra-Putri Sudirman) Pernikahan beliau dengan Siti Alfiah dikaruniai 9 anak. Ruangan ini bersebelahan dengan kamar tidur utama dan di ruangan ini terdapat koleksi tempat tidur untuk anakanak beliau Selanjutnya Gedung Sayap Utara terdapat 3 ruang pameran yang meliputi : - Ruang 7 ( Ruang Pengangkatan Panglima APRI ) Dipakai sebagai ruang sekretariat yang berisi koleksi yang berhubungan dengan pemilihan jabatan Panglima yang berupa meja dan kursi yang dipakai Letnan Kolonel Isdiman yang mengusulkan Sudirman menjadi Panglima dihadapan Oerip Sumohardjo dan Gatot Subroto. Koleksi yang lain yaitu Sumpah Anggota Pimpinan Tentara yang diucapkan oleh Pangsar Sudirman. - Ruang 8 ( Ruang Palagan Ambarawa ) Pertempuran antara TKR dengan tentara sekutu di Ambarawa dipimpin oleh Sudirman dan berhasil dimenangkan oleh pejuang RI. Bukti untuk mengenang pertempuran tersebut berupa senjata api, maket dan peta pertempuran Ambarawa.

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

- Ruang 9 ( Rumah Sakit Panti Rapih ) Ruangan ini seakan menceritakan sewaktu beliau dirawat di Rumah Sakit Panti Rapih pada tahun 1948. Terdapat juga foto atau literatur yang menceritakan saat beliau dioprasi. Barang lainnya berupa meja, kursi dan diorama sewaktu gerilya. Gedung Belakang yang merupakan tampat menyimpan kendaraan peninggalan Pangsar Sudirman. - Ruang 10 ( Ruang Koleksi Kendaraan ) Ruangan yang menyimpan koleksi kendaraan yang dipakai semasa perang gerilya seperti dokar ( kereta kuda ) dan mobil sedan. Kendaraan Dokar dipakai sewaktu gerilya dari Playen menuju ke Semanu Gunungkidul. Dokar ini tidak ditarik kuda seperti biasanya, akan tetapi ditarik oleh pengawalnya secara bergantian. Sedangkan mobil sedan chevrolet tahun 1940 digunakan menjemput Sudirman dari gerilya dan pernah juga membawa beliau dari Piyungan menuju Ibukota sementara RI di Yogyakarta. Gedung Sayap Selatan dibagi menjadi 4 ruangan yang terdiri dari : - Ruang 11 ( Ruang Sobo Pacitan ) Ruangan ini menyimpan banyak cerita mengenai Sudirman dan pasukanya sedang mengalami sakit karena peperangan, sehingga banyak masyarakat menolong dengan memberi sumbangan berupa dipan, meja kursi kayu, piring, sendok makan, kuali, cangkir, teko, gelas dari blek, stoples kaca, dan mangkuk. Terdapat juga miniatur dari markas Sudirman yang berbentuk limasan di Sobo, Pakis Baru, Pacaitan Jawa Timur. Ilustrasi yang terdapat pda ruangan tersebut menggambarakan kejadian di Sobo. Lukisan tersebut menggambarkan bahwa Sudirman dan pasukannya pernah berada di Sobo Paciatan. - Ruang 12 ( Ruang Diorama Perang Gerilya ) Dalam ruangan ini Pangsar Sudirman diceritakan dalam 3 diorama : • Diorama Pertama menceritakan perjuangan beliau saat Belanda melancarkan agresi II tanggal 19 Desember 1948 • Diorama Kedua menceritakan perjalanan beliau saat memimpin perang gerilya. • Diorama Ketiga menceritakan aktivitas Sudirman dalam melaksanakan tugas sebagai Panglima Besar di markas gerilya Sobo Pacitan. Dilengkapi juga dengan koleksi peninggalan berupa tandu, tongkat dan peta gerilya.

- Ruang 13 ( Ruang Koleksi Pribadi ) Dalam ruangan ini terdapat beberapa barang peninggalan yang dikemas dalam kotak etalase besar yang memuat barang-barang seperti : manekin Sudirman lengkap dengan mantel coklatnya yang sedang berdiri gagah. Barang-barang lainnya : peci, ikat kepala, koper, tongkat dan teko. - Ruang 14 ( Ruang Foto dan Dokumentasi ) Terdapat beberapa pakaian militer dan rekaman peristiwa masa perjuangan dan foto-foto yang mengabadikan peristiwa yang dihadapi Sudirman. Museum Sasmitaloka dilengkapi dengan ruang pertemuan atau aula yang berada di teras belakang gedung utama. Para pengunjung yang datang secara berombongan dapat menggunakan tempat ini untuk berdiskusi membahas sejarah sambil beristirahat. Setelah mengunjungi museum, anda bisa melanjutkan perjalanan ke Museum Biologi yang letaknya berjarak 20 m dari tempat ini. Lokasi : Museum ini terletak di Jl. Bintaran Wetan No.3 Yogyakarta Akses : Untuk dapat mengunjungi musem ini bisa menggunakan jalur : • Dari Terminal Giwangan maupun dari Kantor Pos Besar – menaiki jalur 12 dan 16 menuju Jalan Sultan Agung berpesan kepada kondektur bus agar berhentu di Bintara Wetan – selanjutya berjalan kak menuju tempat museum yang jaraknya sekitar 50 meter. • Bus TransJogja juga tersedia dalam jalur 1A dan 1B yang dapat anda gunakan sampai ke Pasar Sentul Jalan Sultan Agung. Dari tempat itu anda dapat berjalan kaki atau naik becak. Harga Tiket Untuk memasuki museum ini tidak dikenakan biaya tapi pengunjung diminta untuk mengisi buku tamu yang berada di pos penjagaan di pintu masuk. Fasilitas Fasilitas yang disediakan di tempat ini meliputi : musholla,; pemandu wisata, toilet dan auditorium sebagai ruang pertemuan. Selanjutnya di luar rungan museum sasmitaloka terdapat toko oleh-oleh sekaligus sebagai tempat produksi kue dan oleh oleh yang cukup terkenal di Yogyakarta.


37

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

De Arca Museum, Tempat Bertemu Tokoh Idola Anda di Yogyakarta De Arca Museum merupakan museum patung pertama di Indonesia. Di museum ini wisatawan akan disuguhi aneka patung tokoh terkemuka baik di Indonesia maupun mancanegara. Mulai dari presiden, pahlawan, penyanyi, hingga pemain bola. Bertemu dan berfoto bersama tokoh idola adalah mimpi bagi banyak orang. Namun mimpi itu biasanya sulit diwujudkan, apalagi jika sang tokoh idola telah lama meninggal. Eits, Anda jangan berkecil hati dulu. Kini mimpi berpose bersama tokoh idola bisa diwujudkan dengan mudah. Cukup berkunjung ke Museum De Arca, Anda pun bisa berjumpa dengan banyak tokoh idola dan berfoto bersama. Mengusung konsep yang mirip dengan Museum Patung Lilin Madam Tussaud di Hongkong, De Arca Museum hadir sebagai museum patung pertama dan terbesar di Indonesia. Tokoh-tokoh dunia dihadirkan dalam ukuran sebenarnya lengkap dengan kostum dan gesture khas mereka. Museum

De Arca terbagi menjadi tiga zona, yakni zona tokoh nasional, zona presiden dunia, dan zona tokoh dunia. Di zona tokoh nasional wisatawan bisa menjumpai patung Dahlan Iskan, Mbah Maridjan, R.A. Kartini, Cut Nyak Dien, Pangeran Diponegoro, dan masih banyak lagi. Memasuki zona selanjutnya, deretan pemimpin negara hadir dalam beragam pose. Soekarno, Susilo Bambang Yudhoyono, Ratu Elizabeth II, hingga Barack Obama berdiri dengan gagahnya. Sedangkan di zona tokoh dunia pengunjung dapat berjumpa dengan Brad Pitt, Michael Jackson, Christiano Ronaldo, Jackie Chan, Hitler, hingga Dalai Lama. Bahkan di zona terakhir ini juga terdapat replika bajak laut Jack Sparrow dan Captain America. Menarik bukan? Sebelum mengunjungi museum De Arca, pastikan baterai kamera maupun ponsel Anda sudah terisi penuh sehingga Anda bisa mengambil gambar dengan beragam gaya. Kapan lagi coba bertemu banyak tokoh idola dan berfoto bersama dalam sekali waktu? Lokasi dan Harga Tiket Museum De Arca terletak di Pasar Seni XT Square, Jl Veteran, Pandeyan, Yogyakarta, bersebelahan dengan Museum De Mata Trick Eye. Untuk menyaksikan koleksi patung di museum ini wisatawan wajib membayar

Rp 50.000, sedangkan tiket terusan dengan Museum De Mata sebesar Rp 75.000. Museum De Arca buka setiap hari mulai pukul 10.00 – 22.00 WIB.

Museum De Mata De Mata Trick Eye Museum merupakan museum dengan koleksi gambar 3 dimensi yang akan menipu mata Anda. Ingin merasakan sensasi berjalan di jembatan kayu tua dengan aliran lahar panas di bawahnya atau menerima bunga mawar dari Sri Sultan HB X? Semuanya itu bisa Anda dapatkan di Museum De Mata. Selama ini tiap mendengar kata museum biasanya orang akan membayangkan hal-hal yang usang dan membosankan. Koleksi kuno yang penuh debu, penjaga museum yang tua, dan bau apak yang menguar dari tiap ruangannya. Hal itu tidak sepenuhnya salah, karena memang nyaris sebagian besar museum di Indonesia kondisinya memprihatinkan seperti itu. Padahal, di kotakota besar dunia museum justru menjadi tempat yang sangat menyenangkan dan destinasi utama untuk dikunjungi para wisatawan.


38

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

Namun tidak semua museum seperti itu. Di Yogyakarta ada sebuah museum baru yang sangat unik dan pasti tidak akan membosankan. Justru wisatawan ingin terus-terusan kembali ke museum ini. De Mata Trick Eye Museum, begitulah nama museum yang menarik ini. Museum ini bukan museum biasa. Tidak ada koleksi barang-barang kuno maupun ruangan yang pengap. Sesuai dengan namanya, museum ini adalah museum tiga dimensi. Wisatawan yang berkunjung ke museum ini bisa melihat 120 gambar dan lukisan tipuan mata, yang sebagian besar tampak seakan-akan hendak keluar dari bingkai mereka. Gambar-gambar tersebut memiliki ukuran yang beragam, bahkan ada koleksi dengan panjang mencapai 5 meter. Sebagai contoh, pengunjung dapat merasakan sensasi berjalan kaki meniti jembatan kayu lapuk di antara jurang, menyeberang jembatan dengan aliran lahar panas di bawahnya, masuk ke mulut buaya, hingga dikejar T-Rex. Semuanya itu merupakan tipuan 3 dimensi yang menyenangkan.

Sebagai museum 3D pertama di DIY dan Jawa Tengah, koleksi di museum ini cukup beragam. Lukisan dan gambar-gambar terbagi menjadi beberapa kategori seperti superhero, romance, ornamen, tokoh olahraga, binatang, landscape, sirkus, dan masih banyak lagi. Jika di museum lain biasanya ada larangan

untuk menggambil gambar, di Museum De Mata justru rugi jika tidak berfoto. Siapapun yang berkunjung ke tempat ini dapat berfoto dengan latar belakang gambar atau lukisan tipuan mata yang sesuai dengan minat mereka. Jadi siapkan pose semenarik mungkin dan pastikan tidak mati gaya. Guna mencegah rasa bosan, koleksi De Mata Trick

Eye diganti secara berkala. Jadi meski Anda sudah mengunjungi museum ini tak ada salahnya untuk datang lagi, sebab akan ada koleksi baru yang bisa dilihat. Selain itu konsep penataan koleksi yang berbentuk labirin juga akan membuat pengunjung tidak mudah jenuh.


Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

Lokasi dan Reservasi Museum De Mata Trick Eye terletak di Basement XT Square Jl veteran, Pandeyan, Yogyakarta (bekas terminal lama Umbulharjo). Museum ini buka setiap hari mulai pukul 10.00 – 22.00 WIB. Tarif masuk Museum De Mata sebesar Rp 50.000 per orang. Bagi pengunjung yang datang berombongan dan ingin melakukan reservasi bisa menghubungi nomor 0274 7198777.

39


40

WISATA BELANJA MALIOBORO YOGJAKARTA, WISATA BELANJA DAN SEJARAH

M

alioboro merupakan kawasan perbelanjaan yang legendaris yang menjadi salah satu kebanggaan kota Yogyakarta. Penamaan Malioboro berasal dari nama seorang anggota kolonial Inggris yang dahulu pernah menduduki Jogja pada tahun 1811 – 1816 M yang bernama Marlborough Kolonial Hindia Belanda membangun Malioboro di pusat kota Yogyakarta pada abad ke-19 sebagai pusat aktivitas pemerintahan dan perekonomian. Secara simbolis juga bermaksud untuk menandingi kekuasaan Keraton atas kemegahan Istananya yang mendominasi kawasan tersebut.

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

Untuk menunjang tujuan tersebut maka selanjutnya Kolonial Belanda mendirikan : • Benteng Vredeburg, ( didirikan pada tahun 1765. Sekarang benteng tersebut dikenang menjadi sebuah museum yang di buka untuk wisata publik ) • Istana Keresidenan Kolonial ( sekarang menjadi Istana Presiden Gedung Agung di tahun 1832M • Pasar Beringharjo, Hotel Garuda (dahulu sebagai tempat menginap dan berkumpul para elit kolonial. • Kawasan Pertokoan Malioboro ( menjadi pusat perekonomian kolonial ) Bangunan-bangunan bersejarah yang terletak di kawasan Malioboro tersebut menjadi saksi bisu perjalanan kota ini dari masa ke masa. Malioboro menyajikan berbagai aktivitas belanja, mulai dari bentuk aktivitas tradisional sampai dengan aktivitas belanja modern.

Salah satu cara berbelanja di Malioboro adalah dengan proses tawar-menawar terutama untuk komoditi barang barang yang berupa souvenir dan cenderamata yang dijajakan oleh pedagang kaki lima yang berjajar di sepanjang trotoar jalan Malioboro. Berbagai macam cederamata dan kerajinan dapat anda dapatkan disini seperti kerajinan dari perak, kulit, kayu, kain batik, gerabah dan sebagainya. Anda jangan heran melihat harga barang ditempat ini, misalnya penjual souvenir menawarkan barang tersebut seharga Rp.50.000,- Kalau anda tertarik barang tersebut maka tawaran tersebut harus segera disusul dengan proses tawar menawar dari wisatawan. Dari proses tersebut harga menjadi turun drastis, misalnya pedagang tersebut akhirnya rela melepas barang tersebut dengan harga Rp.20.000,-. Hal ini


41

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

juga berlaku bila wisatawan berkunjung dan belanja di pasar tradisional Beringharjo yang letaknya tak jauh dari Malioboro. Begitulah keunikan tradisi dari wisata belanja di Malioboro, pembeli harus bisa tawar menawar. Kawasan Malioboro dekat dengan obyek wisata sejarah lainya yang sangat banyak menyimpan cerita sejarah yang menarik. Setelah anda berbelanja di Malioboro anda bisa meneruskan mengunjungi obyek wisata lain yang jaraknya cukup dekat. Tempat dan obyek wisata tersebut seperti berwisata arsitektur peninggalan kolonial Belanda dan wisata belanja tradisional lainnya. Obyek wisata sejarah yang berdekatan dengan Malioboro seperti : Keraton Yogyakarta, Alunalun Utara, Masjid Agung, Benteng Vredeburg, Museum Sonobudoyo dan Kampung Kauman.

Wisata Arsitektur peninggalan kolonial di Yogyakarta yang masih bisa disaksikan seperti Gedung Siciatet ( sekarang menjadi Taman Budaya ), Bank Indonesia, Hotel Inna Garuda dan Bank BNI’46. Sedangkan wisata belanja tradisional yang cukup berdekatan dengan Malioboro terdapat di Pasar Ngasem dan Pasar Beringharjo. Terdapat juga perpustakaan umum milik Pemerintah Provinsi DIY bagi wisatawan yang gemar membaca.

Aktivitas wisatawan di Malioboro tidak hanya pada siang hari saja, akan tetapi di kawasan Malioboro ini aktivitas wisata akan terus berlanjut dengan adanya nuansa makan malam yang disediakan warung-warung yang bermunculan pada malam hari, terutama setelah pukul 21.00 WIB. Sambil menyantap hidangan di warung lesehan Malioboro, wisatawan akan dihibur oleh musisi jalanan yang mengunjungi lesehan tersebut sambil mengalunkan lagu-lagu tertentu.

Wisatawan juga dapat menyaksikan kekhasan lain dari Malioboro seperti puluhan andong dan becak yang parkir berderet disebelah kanan jalan pada jalur lambat Malioboro. Sedangkan pada sebelah kiri jalan wisatawan dapat melihat ratusan kendaraan bermotor yang diparkir berjajar yang menjadi tanda bahwa Malioboro merupakan kawasan yang banyak menyedot para pengunjung.

Lokasi : Alamat : Jalan Malioboro, Kota Yogyakarta Deaerah Istimewa Yogyakarta. Akses : Malioboro merupakan kawasan wisata yang menjadi andalan dari kota yogyakarta sehingga banyak cara untuk sampai ketempat ini. Dari Terminal Giwangan atau halte yang


42

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

Pasar Beringharjo, Berburu Batik dan Cinderamata tersebar di kota Yogyakarta menggunakan bus kota jalur 4 dan bus Transjogja trayek 3A atau 3B. Wisatawan juga bisa menggunakan jasa taksi dengan memesan via telepon maupun bisa mencegatnya di pinggir jalan. Bisa juga menggunakan andong atau becak sambil menikmati suasana kota Yogyakarta. Kawasan Malioboro merupakan tempat umum sehingga wisatawan tidak dikenakan biaya, hanya dikenakan biaya perkir kendaraan. Fasilitas : Fasilitas dan akomodasi sebagai sarana penunjang yang mendukung sektor kepariwisataan di tempat ini sudah sangat lengkap. Hotel berbintang lima sampai dengan hotel kelas melati banyak tersedia disekitar tampat ini seperti di Jalan Mangkubumi, Jalan Dagen, Jalan Sosrowijayan, Jalan Malioboro, Jalan Suryatmajan dan Jalan Mataram. Atau mencari penginapan di bagian barat, yaitui di Jalan Ngasem dan daerah Wijilan yang letaknya tidak jauh dari Malioboro. Rumah makan pun banyak tersebar di wilayah ini dengan menu dan selera yang sangat beragam mulai dari warung angkringan ( warung berbentuk gerobak yang menyediakan makanan lokal ), masakan khas Yogyakarta yang disajikan dalam suasana lesehan seperti gudeg, nasi goreng, sambel+lalapan dan sebagainya. Tersedia juga restoran atau cafe yang menyediakan makanan masakan cina, fast food atau masakan ala barat berupa steak, beef lasagna dan lain-lain. Fasilitas lain berupa tempat ibadah, polisi pariwisata, pos informasi, kios money changer, ATM, warnet, tampat parkir dan lainlain. Tersedia juga kios yang menyediakan oleh –oleh makanan khas Yogyakarta yang berada di Jalan Mataram atau sebelah barat Malioboro yang menyediakan beragam jenis dan bentuk oleh-oleh dan penganan khas Jogja seperti yangko, geplak, bakpia, berbagai jenis keripik dan lain-lain.

P

asar Bringharjo adalah pasar utama di Yogyakarta, berlokasi di jalan Malioboro, tempat pusat kota. Pasar ini terkenal dengan produk batik dengan berbagai macam variannya seperti baju, daster, kemeja, piyama hingga pernak perniknya. Di pasar ini anda juga bisa menemukan hampir semua produk lokal Yogyakarta layaknya sebuah pasar induk, dari mulai daging, sayuran, buah buahan, peralatan masak hingga kebutuhan sehari hari. Lokasi pasar ini juga dekat dengan museum benteng Vredeburg serta Gedung Agung (istana kepresidenan ketika jaman kemerdekaan). Pasar ini terkenal sebagai pusat tujuan turis baik mancanegara maupun turis lokal dan menjadi pusat aktivitas perdagangan. Sebagai pasar tradisional tertua dan terbesar, Beringharjo hampir menyediakan apapun keinginan pengunjung. Banyak yang menyebut Beringharjo sebagai pasar tradisional terindah di Jawa. Tapi yang pasti, Beringharjo, selain memiliki keterkaitan sejarah dengan Kraton Jogja dan budaya Jawa, juga menjadi ikon wisata Jogja seperti halnya Malioboro.

Pasar ini, terletak persis di ujung selatan sisi timur Jalan Malioboro-Jalan A Yani. Ketika Anda menyusuri Jalan Malioboro kearah selatan, maka Pasar Beringharjo berada di sisi sebelah kiri. Pertandanya cukup mudah, manakala di tepi jalan mulai terlihat kerumunan para pedagang buah, pedagang aksesoris dan jajanan, maka disitulah Beringharjo berada. Berdasarkan peta Keraton Yogyakarta tahun 1765, lokasi pasar ini dulunya adalah lahan kosong di tanah tegalan, dengan sejumlah padukuhan di sekitarnya. Kala itu, Beringharjo bukan pasar dengan bangunan permanen. Sedangkan berdasarkan peta tahun 1876 sudah menampakkan bangunan pasar yang berupa los yang memanjang arah utara-selatan dengan jalan di sebelah baratnya (sekarang Jl. Malioboro-Jend. A. Yani). Di pasar inilah, pelancong dengan mudah memuaskan hasrat berbelanja. Mulai busana modern, batik, hingga busana tradisional semua ada disini. Koleksinya sangat lengkap. Demikian pula bila Anda menginginkan


Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

TRANSPORTASI Penumpang KA, lebih baik turun di Stasiun Tugu lalu menuju Beringharjo dengan berjalan kaki melintas Jl Malioboro. Untuk pelancong yang turun di Terminal Bus Giwangan, bisa memanfaatkan Bus Kota atau Trans Jogja dengan trayek Jl Malioboro. Begitupun dari bandara. Tapi, bila ingin lebih mudah, bisa juga menggunakan taksi karena lokasi ini dipusat kota sehingga cukup terjangkau dari manapun.

busana rumahan, busana santai, untuk dewasa ataupun anak-anak. Bukan hanya busana, perlengkapan lain seperti sepatu, sandal dan tas juga banyak diperdagangkan disini dengan harga yang bervariasi mulai puluhan hingga ratusan ribu bahkan jutaan rupiah dan tentu saja sangat bisa dinego. Mapingnya, bagian depan dan belakang bangunan pasar sebelah barat merupakan tempat yang tepat untuk memanjakan lidah dengan jajanan pasar. Di bagian depan sebelah utara, bisa dijumpai brem bulat dengan tekstur lebih lembut dari brem Madiun dan krasikan (semacam dodol dari tepung beras, gula jawa, dan hancuran wijen). Di sebelah selatan, dapat ditemui bakpia isi kacang hijau yang biasa dijual masih hangat dan kue basah seperti hung kwe dan nagasari. Sementara bagian belakang umumnya menjual panganan yang tahan lama seperti ting-ting yang terbuat dari karamel yang dicampur kacang. Untuk busana dan kain, tersebar hampir di seantero bagian dalam pasar. Koleksi batik kain dijumpai di los pasar bagian barat sebelah utara. Sementara koleksi pakaian batik dijumpai hampir di seluruh pasar bagian barat. Selain pakaian batik, los pasar bagian barat juga menawarkan baju surjan, blangkon, dan sarung tenun maupun batik. Pasar mulai buka sekitar pukul 05.00 dan resmi tutup pukul 17.00 wib. Tapi denyut pasar tidak lantas mati, karena mulai pukul 18.00 hingga tengah malam, biasanya terdapat penjual gudeg di depan pasar yang juga menawarkan kikil dan varian osengoseng. Sambil makan, anda bisa mendengarkan musik tradisional Jawa yang diputar atau bercakap dengan penjual yang biasanya menyapa dengan akrab. Pasar ini menjadi pusatnya jejamuan di Jogja. Berbagai bahan dasar jamu Jawa dan rempah-rempah ada disini.

JAM OPERASIONAL Pasar mulai buka sekitar pukul 05.00 dan resmi tutup pukul 17.00 wib. Tapi denyut pasar tidak lantas mati, karena mulai pukul 18.00 hingga tengah malam, biasanya terdapat penjual gudeg di depan pasar yang juga menawarkan kikil dan varian oseng-oseng. Sambil makan, anda bisa mendengarkan musik tradisional Jawa yang diputar atau bercakap dengan penjual yang biasanya menyapa dengan akrab. KULINER Pilihan menu sangat beragam, utamanya yang tradisional. Mulai nasi pecel dengan sayuran kembang turi,hingga berbagai macam soto, nasi rames, bakso, hingga gulai ada disini. Beberapa diantaranya cukup legendaris dan menjadi tujuan para pelancong yang pernah menetap di Jogja, atau warga Jogja yang sekarang tinggal diluar kota. Jika haus, anda bisa membeli es Cendol di sekitar pasar. Biasanya Es Cendol tersebut tak hanya berisi cendol tapi juga cam cau (semacam agar-agar yang terbuat dari daun cam cau) dan cendol putih yang terbuat dari tepung beras. Minuman lain yang tersedia adalah es kelapa muda dengan sirup gula jawa dan jamu seperti kunyit asam dan beras kencur. Harga minuman pun tak mahal, hanya sekitar Rp. 1000 sampai Rp. 2000. Pasar ini menjadi pusatnya jejamuan di Jogja. Berbagai bahan dasar jamu Jawa dan rempahrempah ada disini. HOBI Pasar ini menjadi tempat yang tepat untuk berburu barang antik. Sentra penjualan barang antik terdapat di lantai 3 pasar bagian timur. Di tempat itu, anda bisa mendapati mesin ketik tua, helm buatan tahun 60an yang bagian depannya memiliki mika sebatas hidung dan sebagainya. Di lantai itu pula, anda dapat memburu barang bekas berkualitas bila mau. Berbagai macam barang bekas impor seperti sepatu, tas, bahkan

43 pakaian dijual dengan harga yang jauh lebih murah daripada harga aslinya dengan kualitas yang masih baik. Tentu butuh kejelian dalam memilih. Kaset-kaset oldies dari musisi tahun 50-an yang jarang ditemui di tempat lain ada disini dengan harga paling mahal Rp 50.000,00. Selain itu, terdapat juga kerajinan logam berupa patung Budha dalam berbagai posisi seharga Rp 250.000,00. Bagi pengoleksi uang lama, tempat ini juga menjual uang lama dari berbagai negara, bahkan yang digunakan tahun 30-an. Pasar ini menjadi tempat yang tepat untuk berburu barang antik. Sentra penjualan barang antik terdapat di lantai 3 pasar bagian timur. Di tempat itu, anda bisa mendapati mesin ketik tua, helm buatan tahun 60-an yang bagian depannya memiliki mika sebatas hidung dan sebagainya. Di lantai itu pula, anda dapat memburu barang bekas berkualitas bila mau. Berbagai macam barang bekas impor seperti sepatu, tas, bahkan pakaian dijual dengan harga yang jauh lebih murah daripada harga aslinya dengan kualitas yang masih baik. Tentu butuh kejelian dalam memilih.


44

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

WISATA KULINER

S

ejak puluhan tahun lalu gudeg telah menjadi kuliner Jogja paling populer. Tak hanya sentra gudeg, hampir setiap sudut kota menyajikan masakan berbahan baku nangka muda ini. Gudeg kering pun menjadi salah satu oleh-oleh yang paling banyak dicari. Masakan lezat berbahan baku nangka muda ini seolah menjadi makanan wajib bagi siapa saja yang sedang berkunjung ke surga wisata di Pulau Jawa ini. Gori (nangka muda) yang bergetah dibersihkan sedemikian rupa kemudian dimasak dalam kuah santan bersama bumbu dan rempah-rempah selama berjam-jam. Setelah matang, gori menjadi empuk dan agak manis. Gudeg biasanya disajikan bersama sambal goreng krecek (kulit sapi) pedas, telur pindang, tahu dan tempe bacem, serta ayam opor atau ayam bacem. Sebagai sentuhan akhir, gudeg disiram areh gurih yang memberikan cita rasa khas yang tidak ada duanya. Gudeg Kering, Gudeg Basah, dan Gudeg Manggar

Mungkin bagi kebanyakan orang, gudeg adalah gudeg. Namun sebenarnya ada 3 jenis gudeg yang berbeda; gudeg basah, gudeg kering, dan gudeg manggar. Gudeg basah disajikan dengan kuah santan nyemek yang gurih dan banyak diburu untuk menu sarapan pagi. Gudeg jenis ini dapat ditemukan di sepanjang Jalan Kaliurang kawasan Barek, Gudeg Batas Kota (Jl. Adisucipto depan Saphir Square) atau mbok-mbok penjual gudeg di pasar-pasar tradisional. Gudeg kering dimasak dalam waktu yang

lebih lama hingga kuahnya mengering dan warnanya lebih kecoklatan. Rasanya juga lebih manis. Gudeg jenis ini bisa tahan hingga 24 jam atau bahkan lebih jika dimasukkan ke dalam lemari es sehingga banyak diburu orang sebagai oleh-oleh. Biasanya penjual mengemasnya dalam kardus, besek (kardus dari anyaman bambu) atau kendil tanah liat. Tidak perlu bingung kemana harus mencari karena sebagian besar warung gudeg dan penjual gudeg di daerah Wijilan menjual oleh-oleh istimewa ini. Selain gudeg nangka muda, Jogja juga memiliki gudeg manggar. Manggar alias bunga kelapa menghasilkan sensasi kelezatan tersendiri pada sajian kuliner ini. Bunganya terasa crunchy sementara tangkainya sekilas memiliki rasa mirip jamur tiram. Semakin terbatasnya persediaan manggar menyebabkan kuliner ini semakin susah ditemukan. Beberapa penjual terpaksa menutup warung dan hanya melayani pemesanan saja. Hanya beberapa tempat yang masih bertahan seperti beberapa kawasan di daerah Bantul. Sentra Gudeg Wijilan dan Barek Gudeg dapat ditemukan di hampir setiap sudut kota Jogja. Namun kawasan Wijilan dan Barek lah yang paling kondang sebagai sentra gudeg. Wijilan berada tidak jauh dari

kompleks Kraton Yogyakarta dan dapat dicapai dengan 10 menit berjalan kaki atau dengan naik becak. Diawali oleh Bu Slamet yang mulai berjualan sejak tahun 1946, kini sekitar 17 warung berderet memenuhi sisi Jl. Wijilan. Anda bisa memilih gudeg sesuai dengan selera. Gudeg Yu Djum (Jl. Wijilan 31) misalnya, menyajikan gudeg kering dengan rasa manis khas masakan Jogja. Kreceknya diiris kecil kemudian dimasak menjadi sambal goreng kering berwarna kekuningan. Jika menginginkan gudeg yang tidak terlalu manis, Anda bisa bertandang ke Gudeg Bu Slamet (+62 274 380429; Jl. Wijilan 17). Ratarata warung gudeg di Wijilan buka dari jam 5.30 pagi hingga jam 8 malam, kecuali Gudeg Bu Tarto (Jl. Wijilan 15) yang buka 24 jam. Bila Anda kebetulan sedang berada di belahan utara Yogyakarta, cobalah datang ke Barek. Setiap subuh, penjual gudeg berderet di pinggir jalan di sebelah utara kawasan Kampus UGM. Ketika pagi mulai menjelang dan pedagang-pedagang ini mengemasi dagangannya, masih ada warung gudeg Bu Ahmad (+62 274 520049; Jl. Kaliurang km 4,5) yang kondang hingga kalangan artis dan pejabat, Yu Djum (+62 274 515968; Jl. Kaliurang Km 4,5 Karang asem CT III/22), Yu Narni (+62 274 589687; Jl. Kaliurang km 4,5 Karangasem CT III/19), atau Bu Tini yang buka hingga malam. Warung-warung ini juga memberikan kesempatan bagi Anda yang ingin melihat


45

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

secara langsung proses memasak gudeg. Dini Hari hingga Tengah Malam Jogja adalah kota yang tak pernah tidur. Salah satu nafas yang terus membuatnya terjaga adalah gudeg. Penjualnya silih berganti menggelar dagangan dari dini hari hingga tengah malam. Kala fajar tiba dan matahari belum keluar dari cakrawala, Wijilan dan Barek sudah mulai menggeliat dengan aktivitas warga berburu gudeg untuk menu sarapan mereka. Para penjual di sentra gudeg ini akan terus setia melayani pelanggan hingga jam 8 atau 9 malam. Anda tiba-tiba ingin merasakan kelezatan gudeg saat tengah malam buta? Jangan khawatir, Gudeg Batas Kota (Jl. Adisucipto depan Saphir Square) yang mulai buka pada jam 10 malam siap menggoda lidah Anda dengan rasa gudeg yang istimewa. Atau Anda bisa mencoba sensasi menikmati gudeg langsung di pawon (dapur) Gudeg Pawon (Jl. Janturan 36-38 Warungboto).

Pura Pakualaman, Istana Yang Kerap Terlupakan

P

ura Pakualaman merupakan satu dari dua istana yang ada di Daerah istimewa Yogyakarta. Seperti halnya Kraton Kasultanan Yogyakarta, kompleks Pura Pakualaman juga dilengkapi dengan alunalun, masjid, serta museum. Selama ini orang hanya mengenal Kraton Yogyakarta sebagai satu-satunya bangunan istana tempat tinggal raja. Padahal, hanya berjarak sekitar 2,5 km ke arah timur Kraton, terdapat istana lainnya yakni Pura Pakualaman. Jika raja yang berkuasa di Kasultanan Yogyakarta adalah Sri Sultan Hamengku Buwono, maka Pura Pakualaman dipimpin oleh GPA Paku Alam. Kompleks istana Paku Alaman lebih kecil dan lebih sederhana jika dibandingkan dengan Kraton Yogyakarta. Di depan gerbang terdapat lapangan yang ditumbuhi rimbunnya pohon beringin. Lapangan tersebut bernama Alun-alun Sewandanan. Saat sore tiba, alun-alun tersebut akan dipenuhi penjual kaki lima dan biasa dijadikan tempat nongkrong serta salah satu lokasi wisata kuliner yang asyik. Berbeda dengan Kraton Kasultanan yang menghadap ke Merapi atau ke utara, maka Pura Pakualaman menghadap sebaliknya yakni menghadap ke selatan. Hal ini sebagai bentuk pernghormatan kepada

Kraton Kasultanan yang lebih dulu berdiri. Memasuki kompleks Pura Pakualaman, wisatawan akan disambut taman indah dan kolam yang ditumbuhi bunga teratai. Di belakang kolam terdapat Bangsal Sewotomo tempat menyimpan seperangkat gamelan Kebogiro. Jika datang pada hari Minggu Pon, maka wisatawan dapat mendengar para penabuh memainkan gamelan ini. Selain bangunan pendapa, di kompleks Pura Pakualaman juga terdapat bangunanbangunan lain seperti Dalem Ageng Proboyeksa dengan arsitektur yang indah, Bangsal Sewarengga, Gedung Maerakaca, dan masih banyak lagi. Bagi yang ingin tahu lebih banyak mengenai sejarah Pura Pakualaman dapat mengunjungi museum dan perpustakaan yang ada di dalam istana. Di perpustakaan terdapat koleksi naskah cerita sejarah dan karya sastra, sedangkan di museum wisatawan bisa menyaksikan daftar silsilah keluarga Paku Alam, dokumen perjanjian, atribut kerajaan, foto, koleksi senjata, dan juga koleksi busana. Lokasi dan Akses : Puro Pakulaman beralamat di Jl. Sultan Agung, Kecamatan Pakualaman, Yogyakarta. Istana ini hanya berjarak sekitar 2 kilometer dari kawasan titik nol kilometer. Wisatawan yang berada di kawasan Malioboro atau titik nol bisa mencapai tempat ini dengan naik becak,

andong, bus kota jalur 4, atau TransJogja. Jam Buka dan Tiket : Istana ini buka setiap hari mulai pukul 08.00 – 17.00 WIB. Khusus untuk museum buka pada hari Minggu, Selasa, dan Kamis dari pukul 09.00 – 13.30 WIB. Untuk menikmati kemegahan Istana Pura Pakualaman dan menyaksikan aneka koleksi museum, pengunjung tidak perlu membayar tiket masuk.


46 MAKANAN KHAS DAN CINDERAMATA

J

alan-jalan di kota Yogyakarta memang selalu menyenangkan. Mengunjungi berbagai tempat wisata menarik di Jogja sampai memuaskan lidah dan perut dalam wisata kuliner keliling Jogja. Tiba saatnya untuk pulang, tentu Anda tak ingin kenangan tentang Yogyakarta hilang begitu saja. Salah satu hal yang bisa Anda lakukan untuk dapat tetap mengingat Yogyakarta adalah membeli oleh-oleh khas Kota Pelajar ini. Berikut 10 oleh-oleh khas Jogja yang bisa mengingatkan kembali tentang Yogyakarta saat Anda telah tiba di rumah nanti: Bakpia Pathok

PROFIL DAN PANDUAN PARIWISATA DI DAERAH ISTIMEWA JOGJAKARTA

berisi kacang cincang dan rasanya manis legit persis kue moci. Yangko memiliki penampilan yang sangat menarik, dengan bentuk kotak dan warna-warni cerah serta taburan tepung. Satu kotak yangko umumnya berisi 30 buah dengan rasa yang bervariasi. Salah satu produsen yangko yang populer di kota Yogyakarta adalah Yangko Pak Prapto. Yangko Pak Prapto juga disebut sebagai yangko generasi pertama karena telah ada sejak tahun 1921. Anda bisa menemukan Yangko Pak Prapto di Jalan Pramuka No. 82, Yogyakarta. Selain di sini, Anda juga bisa menemukan yangko dengan mudah di segala penjuru kota. Geplak Yogyakarta memang terkenal dengan kulinernya yang bercitarasa manis, termasuk untuk camilannya. Salah satu yang patut Anda coba sekaligus bisa dijadikan oleh-oleh adalah geplak. Geplak terbuat dari daging kelapa yang diiris tipis dan dimasak dengan campuaran gula. Saat ini, geplak telah dimodifikasi sehingga tersedia dalam berbagai varian rasa dan warna cerah menggoda. Geplak identik dengan rasanya yang sangat manis, bahkan jika Anda meminum teh manis setelah menyantap geplak, teh yang Anda minum akan terasa tawar.

Siapa tak mengenal bakpia? Camilan ini sudah melekat dan identik dengan Yogyakarta. Bakpia merupakan kue yang terbuat dari adonan tepung terigu berisi kacang hijau dan dimasak dengan cara dipanggang. Bakpia juga erat hubungannya dengan budaya Tionghoa. Dahulu, bakpia diisi dengan daging babi, namun karena pengaruh Islam di Jawa, isi bakpia kemudian diganti dengan kacang hijau yang telah dicincang dan diberi rasa manis dari gula. Saat ini, bakpia sudah mengalami banyak perkembangan. Berbagai varian rasa pun mulai diciptakan guna menarik perhatian pembeli. Anda bisa membeli bakpia dengan rasa durian, coklat, keju, kumbu hitam dan berbagai varian rasa lainnya. Bakpia dapat dengan mudah Anda temui di kawasan Jalan Malioboro, Pasar Beringharjo dan berbagai pusat oleh-oleh yang tersebar di Yogyakarta. Yangko Ini dia kue moci khas Yogyakarta. Yangko memang mirip sekali dengan kue moci, jajanan yang terbuat dari tepung beras ketan ini memiliki tekstur yang kenyal,

Gudeg Kering Menyukai gudeg tapi khawatir basi saat ingin membawa pulang makanan ini? Tenang. Anda bisa membawa gudeg kering sebagai oleh-oleh untuk keluarga di rumah. Gudeg sebenarnya ada dua jenis, gudeg basah dan gudeg kering. Untuk dibawa pulang ke kota asal, tentunya gudeg kering lebih cocok. Gudeg kering tak banyak berbeda dari gudeg basah, hanya saja proses memasaknya membutuhkan waktu yang lebih lama dan rasanya yang cenderung lebih manis dari

gudeg basah. Gudeg kering bisa bertahan sampai 3 hari, untuk penyimpanan lebih baik diletakkan di lemari es. Salah satu tempat yang menjual gudeg jenis ini adalah Gudeg Yu Djum yang terletak di Jalan Kaliurang 5, Yogyakarta. Di sini, Anda bisa menyantap gudeg di tempat atau memesan paket untuk di bawa pulang. Gudeg yang dibawa pulang biasanya dikemas dalam besek atau kendil, sesuai keinginan Anda. Coklat Monggo. Coklat Monggo diolah dari biji coklat pilihan yang didapat dari Jawa, Sumatera dan Sulawesi. Pemilik Coklat Monggo ini merupakan pria berkebangsaan Belgia, sehingga ia tahu benar bagaimana cara meracik coklat yang tepat dan menghasilkan rasa yang nikmat khas coklat di negerinya. Meskipun pemiliknya orang asing, Coklat Monggo tetap membawa unsur budaya Jawa. Hal ini bisa terlihat dari namanya, ‘monggo’, yang dalam bahasa Jawa berarti ‘silakan’. Hal lainnya terlihat dari kemasan coklat yang menampilkan gambar wayang. Selain itu, Coklat Monggo juga sangat ramah lingkungan. Kemasannya terbuat dari kertas daur ulang bersertifikat yang aman untuk kemasan makanan.


47

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

Kulonprogo K

abupaten Kulon Progo adalah sebuah kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang Beribukota di Wates. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul di timur, Samudra Hindia di selatan, Kabupaten Purworejo di barat, serta Kabupaten Magelang di utara. Kabupaten Kulon Progo terdiri atas 12 kecamatan, yang dibagi lagi atas 88 desa dan kelurahan, serta 930 Pedukuhan (sebelum otonomi daerah dinamakan Dusun). Pusat pemerintahan di Kecamatan Wates, yang berada sekitar 25 km sebelah barat daya dari pusat Ibukota Propinsi DIY, di jalur utama lintas selatan Pulau Jawa (Surabaya - Yogyakarta - Bandung. Wates juga dilintasi jalur kereta api lintas selatan Jawa. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu kabupaten dari lima kabupaten/kota di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di bagian barat. Batas Kabupaten Kulon Progo di sebelah timur yaitu Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman, di sebelah Barat berbatasan

dengan Kabupaten Purworejo, Propinsi Jawa Tengah, di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah dan di sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia. Kabupaten Kulon Progo yang berada sekitar 25 km arah barat kota Yogya memiliki aksesibilitas baik dan mudah dijangkau, terhubung dengan kota-kota di Jawa bagian selatan oleh jalur transportasi regional Jawa selatan baik melalui jalan raya maupun kereta api. Pantai Glagah hanyalah satu dari sekian banyak obyek pariwisata kabupaten ini. Selebihnyanya adalah wisata Waduk Sermo, pegunungan, gua, hingga wisata ziarah. Kabupaten dengan wilayah terbesar berada di tanah datar, masih berorientasi pada pertanian.

OBJEK WISATA KULONPROGO Air Terjun Grojogan Sewu Grojogan Sewu adalah tempat wisata alam yang berupa air terjun yang ada di kulon progo yogyakarta. Grojogan sewu ini terletak di dusun Beteng, Jatimulyo, Girimulyo, Kulon Progo tepatnya di kawasan Perbukitan Menoreh. Grojogan Sewu dalam istilah bahasa indonesia adalah air terjun seribu, yang katanya air di air terjun ini tidak pernah kering meskipun waktu musim kemarau. Dari informasi warga warga setempat, tempat wisata alam grojogan sewu ini belum lama terkenal, mulai di publikasikan sekitar 2 tahun yang lalu. Walaupun ketika musim hujan air di grojogan sewu ini tetap jernih, tidak keruh, seperti foto di bawah ini yang saya ambil 2 hari yang lalu. Jika kita naik keatas mendekati air terjun, disana terdapat kedung yang dapat digunakan untuk mandi dan berenang dengan kedalaman air yang tidak terlalu dalam jadi masih aman untuk berenang.


48

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

Jalur/ Rute ke Grojogan Sewu : Untuk sampai ke Grojogan Sewu, jika dari kota jogja, ikuti Jl.Godean ke arah barat keluar dari kota jogja lurus ke arah perbukitan menoreh. Untuk lebih lengkapnya silahkan baca artikel.

Kalibiru Wisata alam Kalibiru, jika di baca dari namanya dalam bahasa jawa "kali "artinya sungai dan "biru" artinya warna biru, jadi Kalibiru artinya tempat wisata dengan sungai biru. Jangan salah mengartikan seperti statement tersebut, Kalibiru bukanlah sungai biru, tetapi wisata alam yang menyajikan keindahan alam dari atas bukit. Kalibiru terletak di wilayah Desa Hargowilis, Kokap, Kulon Progo. Kalibiru masuk kedalam desa wisata, sehingga yang mengelola Kalibiru adalah warga setempat. Di Kalibiru kita dapat menikmati keindahan perbukitan menoreh, dan juga keindahan Waduk Sermo. Kalibiru merupakan salah satu wisata alam yang terkenal dan sekarang sering dikunjungi, mungkin karena namanya yang unik dan juga keindahan alam yang disajikan tidak mengecewakan pengunjung.

Tidak hanya itu, wisata Kalibiru juga terdapat tempat outbound, bagi pengunjung yang ingin flyingfox bisa membayar ke petugas outbound. Wisata Alam Hutan Kemasyarakatan Kalibiru berada di Perbukitan Menoreh Kulonprogo Yogyakarta, pada ketinggian 450 m dpl. Lokasi kawasan wisata ini berada di kurang lebih 40 km di sebelah barat Kota Yogyakarta, atau hanya berjarak 10 km dari Kota Wates, Ibukota Kabupaten Kulonprogo. Wisata Alam ini dibangun atas inisiatif masyarakat di sekitar hutan Negara yang berkeinginan agar hutan tersebut tetap tumbuh hijau, sejuk, dan lestari. Pengembangan wisata alam ini tidak lepas dari proses panjang upaya masyarakat di sekitar hutan dalam memulihkan keadaan

hutan yang dulunya tandus dan gersang. Pembangunan wisata alam Kalibiru dilakukan sebagai salah satu bentuk pemanfaatan jasa lingkungan atas dasar Izin Pemanfaatan Hutan Kemasyarakatan selama 35 tahun - (terhitung sejak 14 Pebruari 2008) - yang telah dipercayakan oleh Pemerintah kepada masyarakat di sekitar hutan Negara tersebut. Keunggulan kawasan wisata ini adalah terbangunnya harmonisasi antara kondisi hutan Negara dengan hamparan berbukit yang menghijau dengan pemandangan alamnya yang sangat indah dan mempesona, yang terpadu dengan suasana masyarakat

Desa yang ramah, santun, yang masih kental dengan rasa kekeluargaan dan kegotongroyongan, dan memiliki beraneka macam seni budaya tradisional, sehingga mampu menimbulkan rasa tenang dan nyaman siapa saja yang berkunjung di kawasan wisata alam ini. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan di Wisata Alam Hutan Kemasyarakatan Kalibiru antara lain: Outbound Training , Wisata Pedesaan, Wisata Budaya, Wisata Pendidikan, Wisata Keluarga, Wisata Trekking & Wisata Terapi Alam.


49

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

Waduk Sermo Inilah salah satu kebanggaan Kulon Progo, tempat wisata yang sudah ada sejak beberapa tahun yang lalu. Waduk Sermo merupakan sebuah waduk berukuran besar yang di kelilingi perbukitan yang terletak di desa Hargowilis, Kokap, KulonProgo, Yogyakarta. Sebuah waduk yang berada di dataran tinggi dari kota yogyakarta. Jika ingin menikmati wisata alam yang berhubungan dengan air, anda tidak harus datang ke pantai, berwisata ke waduk sermo anda akan

dimanjakan oleh keindahan waduk beserta kesejukan alamnya. Waduk Sermo merupakan salah satu tempat wisata di Kabupaten Kulonprogo, Provinsi DIY. Waduk Sermo mempunyai sumber daya alam yang amat potensial seperti kawasan wisata, dan saat ini dapat digunakan sebagai tempat pariwisata

Waduk Sermo yang pada mulanya hanya untuk diupayakan agar dipelihara sebaikbaiknya bakal jadi salah satu objek yang

hutan wisata yang membuatnya nampak hijau dan sejuk. Di sana terdapat jalan yang melingkari sekeliling waduk sehingga memudahkan pengunjung menikmati Waduk Sermo dari sudut pandang manapun dengan leluasa. Di sepanjang jalan melingkar itu terdapat tempat - tempat persinggahan berupa rumah jamur (berbentuk seperti jamur) dan juga rumah panggung. Terdapat pula warung makan, bengkel dan juga toilet umum. Disamping itu juga menyediakan wisma atau vila apabila kita ingin menikmati keindahan waduk pada malam hari. Bila

bisa diunggulkan di Yogyakarta karena waduk yang dibuat pada tahun 1993 tersebut hanyalah satu-satunya waduk yang ada di DIY.Letak Waduk Sermo boleh dibilang cukup strategis, karena berada diantara dua bukit dan disekelilingnya masih banyak pepohonan dan adanya cagar alam atau

ingin mengelilingi Waduk Sermo lewat air, disana juga disediakan penyewaan perahu atau sering pula masyarakat menyebutnya "gethek". Perahu motor juga ada. Bila ingin memancing, kita tidak perlu membayar. Cukup membeli atau membawa sendiri peralatan untuk memancing. Meski

untuk umum. Waduk Sermo, selain menjadi tempat orang untuk berplesiran, juga menjadi sarana orang-orang yang mempunyai hobi memancing. Masyarakat sekitar Waduk Sermo juga ada yang memanfaatkan waduk ini untuk membangun keramba. malah ada yang menggunakan keramba tersebut untuk dijadikan rumah apung untuk beristirahat dan makan bersama.


50 pengunjung bebas memancing di Waduk Sermo, namun ada kawasan-kawasan tertentu yang dilarang karena berbahaya. Waduk yang diresmikan oleh Presiden Soeharto 20 November 1996 silam dibuat dengan membendung Kali Ngrancah, dengan biaya pembangunan mencapai Rp 22 miliar dan diselesaikan dalam waktu dua tahun delapan bulan. Untuk pembangunan waduk ini, Pemda Kulon Progo melakukan transmigrasi massal alias "bedol desa". Sebanyak 100 KK ditransmigrasikan ke Tak Toi Bengkulu dan 7 KK ditransmigrasikan ke Perkebunan Inti Rakyat (PIR) Kelapa Sawit Riau. Tujuan pembangunan waduk ini adalah untuk suplesi sistem irigasi daerah Kalibawang yang memiliki cakupan areal seluas 7.152 Ha. Sistem irigasi tersebut merupakan interkoneksi dari beberapa daerah irigasi. Waduk Sermo ini terdiri dari bendungan utama yang merupakan tipe urugan batu berzona dengan inti kedap air. Puncak bendungan memiliki elevasi +141,60meterdengan panjang 190.00 meter, lebar 8,00 meter, tinggi max 58,60 Meter dan volume urugan 568,000 meter. Coffer Dam dengan tipe urugan batu dan selimut kedap air yang memiliki elevasi mercu+105,00 meter. Bangunan pelimpah dengan tipe "ogee" tanpa pintu yang memiliki lebar pelimpah 26 meter, elevasi mercu 136,60 meter, peredam energi bak lontar dan lantai peredam energi. Bangunan terowongan dengan bentuk tapal kuda dengan diameter 4,2 meter yang memiliki kapasitas 179,50 meter kubik per detik, elevasi inlet 89,00 meter dan elevasi outlet 84,00 meter. Selama ini Waduk Sermo dimanfaatkan sebagai sumber air bersih oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan untuk air irigasi yang mengairi sawah di daerah Wates dan sekitarnya. Terkadang lokasi Waduk digunakan untuk lomba dayung seperti yang terjadi belakangan ini dan untuk pelatihan bagi Akademi Angkatan Udara (AAU), juga sering dijadikan obyek diskusi akademika tentang evaluasi geologi teknik dan kerentanan gerakan tanah di sekitar waduk tersebut (terutama pada sandaran dinding bendungan sebelah barat/kanan). Pemandangan dan suasana Waduk Sermo ini cukup eksotik dan menawarkan keindahan konstruksi bendungan. Semilir angin pun bisa membuat Anda lebih santai sambil menikmati panorama waduk ini. Selain itu, perahu wisata yang ada di waduk ini siap membawa Anda berkeliling menikmati

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

keindahan bendungan yang menawan. Gardu pandang juga dapat Anda gunakan untuk bersantai ria sambil melihat keindahan waduk dari ketinggian. Menikmati gardu ini tidak dikenakan biaya dan dijamin Anda dapat merasakan kesejukan dan kesegaran angin yang bertiup sepoy-sepoy. Di waduk ini,keamanan dan ketertiban menjadi kewajiban antara pengunjung maupun petugas keamanan yang harus dijaga bersama. Untuk menjaga keamanan di area waduk, pos keselamatan pun disiapkan dengan menerjunkan tujuh orang anggota SAR setiap harinya yang siap menolong pengunjung jika terjadi sesuatu di kawasan bendungan ini. Jalur / rute jalan ke Waduk Sermo : Untuk sampai ke wisata Waduk Sermo bisa melalui jalan jogja-wates. Dari kota jogja - gamping - sentolo - wates. Perjalanan ke waduk sermo dimulai dari kota wates, melalui jalan wates-sermo. Ada beberapa jalan alternatif yang bisa digunakan untuk sampai ke waduk sermo.

Air Terjun Curug Setawing Keelokan Air Terjun di Pegunungan Menoreh Hawa yang sejuk dan pemandangan indah di pegunungan Menoreh, menyimpan kekayaan yang mempesona. Dan salah satunya Curug Setawing. Keindahan Air Terjun Pegunungan Menoreh Pegunungan Menoreh memang tak ada habisnya untuk di eksplorasi. Dan salah satunya yang patut anda kunjungi adalah curug Setawing yang terletak di Desa Jatimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Keindahan air terjun ini akan menjadi indah saat musim penghujan. Saat musim penghujan tiba, debit air terjun semakin deras dan ini menjadi keindahan tersendiri. Dan ini menjadi daya tarik bagi penikmat wisata alam untuk mengunjungi Curug Sitawing. Air terjun curug Setawing ini memililki ketinggian sekitar 45 meter dengan cucuran melebar ke bawah. Untuk kemudahan mengunjungi curug Setawing ini sudah dibangun seerti tangga agar mudah untuk menjangkau lokasi curug. Bahkan sudah ada tempat duduk dan gazebo untuk tempat beristirahat.

Curug Setawing adalah satu dari sekian curug yang terdapat di pegunungan menoreh yang membentang dari selatan ke utara dan terdiri dari beberapa wilayah yaitu Purworejo dan Magelang yang masuk wilayah Propinsi Jawa Tengah dan kUlonprogo di Propinsi Yogyakarta. Sehingga tak heran jika ada banyak kesamaan adat dan budaya bahkan hingga kuliner. Lokasi Curug Setawing Curug ini berlokasi di desa Jatimulyo kec. Girimulyo Kulonprogo. Lokasi air terjun sangat mudah ditemukan yaitu dari arah Yogyakarta menuju jalan Godean dan lurus ke arah barat hingga tiba di Pasar Jonggrangan. Anda tak perlu tersesat karena sudah tersedia papan petunjuk arah sepanjang jalan Godean. Selain curug Setawing masih banyak lagi curug-curug yang bertebaran di pegunungan menoreh bahkan di pegunungan menoreh juga banyak terdapat goa-goa yang indah seperti Goa Seplawan dan Goa Kiskendo yang juga bisa menjadi alternatif setelah mengunjungi curug Setawing. Siapkan kendaraan yang prima jika hendak mengunjungi obyek wisata di pegunungan Menoreh karena banyak terdapat jalan yang naik tajam. Dan berhati-hati jika berkendara saat musim hujan karena beberapa jalan akan menjadi lici dan rawan kecelakaan. Tapi pemandangan di pegunungan menoreh tak kalah indahnya dengan pesona wisata di beberapa tempat lain.


51

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

Pantai Glagah

Ketika Ombak Garang Berpadu dengan Laguna yang Tenang Berlibur ditempat lokasi Pantai Glagah yang istimewa ini anda akan terhibur dengan laguna ombak yang bernada indah di Sepanjang jalan alternatif Pantai Glagah dan hingga beberapa Ratus meter ke arah barat, anda bisa menjumpai sebuah laguna dengan aliran air yang menuju ke arah muara pantai itu. Laguna ini membagi kawasan pantai menjadi dua, lokasi yang masih ditumbuhi oleh beberapa tumbuhan pantai dan rerumputan dan lokasi gundukan pasir yang langsung berbatasan dengan lautan. Anda bisa menyeberang ke lokasi gundukan pasir melewati jalan penghubung yang terletak tak jauh dari muara sungai. Di pantai paling terkenal di Kulon Progo ini kita bisa memancing, bersepeda, menaiki cano di laguna, bermotorcross ria, hingga sekedar duduk santai menikmati tetrapod yang berjuang memecah ombak sambil menunggu sunset tiba. Pemecah ombak dan laguna, dua kata itu langsung terlintas ketika mendengar nama Pantai Glagah. Keduanya seperti menunjukkan dua sisi berbeda dari pantai berpasir hitam ini. Ratusan tetrapod yang berjajar di sisi barat tanpa ampun memecah ombak Laut Selatan yang terkenal garang. Ketika bulan baru dan ombak pantai menggulung-gulung, kita dapat melihat bagaimana ombak pecah dan buihnya menghambur ke daratan. Sementara itu, laguna tenang nan luas di dekatnya nampak begitu bersahabat bagi anak-anak kecil yang ingin bermain air. Ada kapal-kapal wisata tampak terparkir rapi di pinggir laguna, begitu pula dengan perahu bebek warnawarni yang menunggu untuk ditumpangi. Bagi para pecinta olahraga silahkan bersepeda menyusuri pantai, naik ATV ataupun menaklukkan medan berpasir dengan motorcross. Laguna yang tenang juga asik digunakan untuk mengayuh dayung kano. Jika khawatir melepas anakanak bermain air di pantai, ada kolam renang kecil bagi mereka sehingga bisa tetap berenang dengan aman. Selain itu, Pantai Glagah juga menjadi surga bagi para pemancing. Memancing dengan teknik casting di atas tetrapod tentu menjadi pengalaman tersendiri. Beberapa jenis ikan

seperti Surung, Caru (baby GT), Talang, Pethek (Mlawis), Garon, Layur dan lain-lain bisa kita dapatkan di sini.

godean - ke barat - sungai progo - kenteng belok kiri ke selatan - janti - belok kanan ke arah perbukitan - girimulyo.

Saat matahari sedang terik, menikmati buah semangka atau melon segar yang dijual di jalan menuju pantai langsung dari petani lokal tentu sangat menggiurkan. Nimatilah buah-buahan itu sambil duduk di lincaklincak yang diteduhi oleh pepohonan cemara udang di sepanjang bibir laguna. Jika lapar datang, beberapa warung yang menjual aneka olahan ikan di sekitar pantai dapat memadamkan rasa lapar seketika. Setelah seharian bermain di pantai, jangan terburu-buru untuk pergi. Tunggu hingga matahari pulang ke peraduannya. Duduk dan menghadaplah ke barat di pinggir jalan dekat barisan pemecah ombak, nikmati cahaya emas yang memantul sempurna dari permukaan laut dan menyusup melewati celah tetrapod. Dengarkan debur ombak yang pecah, lihatlah langit yang semakin jingga dan rasakan laguna yang semakin tenang. Mereka akan menutup hari dengan begitu manis dan romantis.

Embung / Waduk Mini Kalibawang

Waduk Mini Kleco Wisata alam Waduk mini kleco ini berada di di dusun ngesong, desa giripurwo, girimulyo, kulonprogo, yogyakarta. Wisata alam ini di resmikan sekitar pertengahan tahun 2014. Wisata alam ini diberi nama waduk mini kleco, kenapa diberi nama waduk mini? Karena ukuran waduk ini memang kecil, tetapi walaupun kecil pemandangan diatas waduk mini sangatlah bagus. Rute jalan ke waduk mini Kleco: Dari jogja = Jl.godean - ke barat - pasar

Wisata alam ini juga berupa waduk mini. Wisata alam ini diberi nama Embung Desa Banjaroya. Embung Banjaroya terletak di Desa Banjaroya Kecamatan Kalibawang Kulonprogo Yogyakarta. Embung Banjaroya diresmikan sekitar tahun 2014. Dari atas waduk ini, pengunjung dapat menikmati keindahan alam dengan background Gunung Merapi dan Merbabu. Rute Jalan ke waduk mini Embung Banjaroya : Dari Jogja = Jl. Godean - Jl. Kalibawang magelang - belok kiri di REST AREA PASAR BENDO - naik keatas ke desa banjaroya. Dari Magelang = Jl. Magelang kalibawang - belok kanan di REST AREA PASAR BENDO naik keatas desa banjaroya.

Goa Kiskendo Goa Kiskendo adalah goa alam di pegunungan Menoreh yang terletak 1200 m di atas permukaan laut yang berhawa sejuk. Goa ini terletak sekitar 35 km arah barat laut Yogyakarta di atas bukit utara kabupaten kulon progo yang dapat diakses memalui jalan kecil beraspal. Hanya kendaraan beroda empat berukuran kecil saja yang dapat sampai ke gua ini. Bagi Anda yang datang dengan bis besar harus berhenti di desa Niten, dekat kantor kecamatan Giri Mulyo, sekitar 8 km dari gua.


52 Tidak jauh dari mulut goa Kiskendo terdapat Goa Sumitro yang mempunyai dua mulut vertikal dan horizontal yang mengalir sungai bawah tanah yang jernih. Objek wisata ini sangat cocok untuk kegiatan perkemahan karena didukung dengan adanya lahan yang luas dengan udara yang nyaman. Goa Kiskendo yang terletak di desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulya, dapat dicapai dari yogyakarta dengan jarak kurang lebih 38 km atau kurang dari 21 km dari kota wates. Sepanjang Goa Kiskendo dapat menikmati pemandangan alam pegunungan yang mempesona. Memasuki gua Kiskendo, pengunjung akan disambut oleh keindahan stalaktit dan stalagmit seperti gua batu kapur pada umumnya. Menurut legenda dahulu gua tersebut merupakan istana 2 raksasa bernama Maesosuro dan Lembusuro yang dikalahkan oleh Subali seperti yang dilukiskan pada relief di depan gua.

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

kapur,Di dalam goa Kiskendo ini terdapat banyak stalaktit dan stalagmit yang aneh namun indah bentuknya.Di dalam goa ini mengalir sungai di bawah tanah yang dalam cerita pewayangan, dan dalam pertempuran antara Subali; Sugriwa dan Mahesasura,Lembusura,mengalirkan air berwarna merah dan putih, Selama perjalanan menuju gua, nikmatilah pemandangan indah diantara lembah, tanah pertanian yang hijau, dan rumah-rumah tradisional pedesaan sederhana yang sayang untuk tidak diabadikan.

Desa Wisata Banjaroya Desa Banjaroya adalah sebuah desa wisata di lereng perbukitan menorah. Alam pedesaan ini yang masih asri, ditambah dengan keramahan penduduknya sangatlah pas untuk dikunjungi. Salah satu desa tersebut

melalui penduduknya dan Kampung Duren sawit yang banyak menyimpan kesenian tradisional. Bagi yang ingin wisata religius bagi anda yang beragama nasrani dapat mengunjungi sendangsono yang mendapat julukan lourdesnya Indonesia tersebut dapat anda kunjungi atau bagi pemeluk agam Islam dapat berziarah ke makam Kyai Krapyak Tsani yang terletak di dukuh Pantog Wetan. Juga ada wisata alam berupa hulu selokan mataram dengan damnya yang terkenal dengan sebutan Ancol bligo. Di Ancol Blig o ini anda dapat menikmati suasana dan pemandangan yang menakjubkan berupa aliran sungai progo yang dilairkan melalui bendungan / dam yang berfungsi untuk sarana pengairan areal sawah di Yogyakarta yakni Selokan mataram yang dibangun dengan arsitektur jaman dulu. Didesa inipun masih sering digelar secara rutin berupa ritual adat dan juga berbagai macam

Sejarah Goa Kiskendo Taman wisata ini terletak 35 kilometer di sebelah Barat kota Yogyakarta, di pegunungan Menboreh. Taman Wisata ini terdiri dari Goa Kiskendo, Goa Sumitro dan Watu Blencong . Merupakan goa alam di pegunungan Menoreh yang terletak 1200 m di atas permukaan laut yang berhawa sejuk, dari bentuk serta keadaannya sangat serupa dengan apa yang yang tersirat dalam legenda dalam legenda Istana Goa Kiskendo (yang merupakan fragmen dari cerita Ramayana ), tempat tinggal Raksasa Mahesasura yang berkepala kerbau dan Lembusura yang berkepala sapi.Dalam kisah pewayangan, di tempat ini terjadi pertempuran antara Subali Sugriwa dengan Mahesasura dan patih Lembusura yang menghuni goa ini. Di samping itu keadaan-keadaan geologis dari goa-goa yang ada di daerah berbatu

adalah Desa Banjaroya, terletak dikaki bukit menoreh dengan kesejukanya yang tidak jauh dari kota kecamatan Kalibawang yakni di Jalan sentolo Muntilan, secara administrasi berada di kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa ini terbagi dalam beberapa pedukuhan yang mempunyai kekhasan masing masing sehingga desa ini mempunyai berbagai tujuan wisata yang cukup terkenal. Bagi yang senang akan durian anda dapat mengunjungi dukuh Pranan untuk menikmati buah durian yang secara nasional telah diakui sebgai varieta unggulan sembari melihat aliran sungai progo, ada juga bagi yang senang akan seni dan budaya dapat mengunjungi kampung Banjaran yang mengedepankan budaya dan kearifan local

kesenian tradisional. Di Ancol Bligo ini pula biasanya sebagai tempat acara labuhan sebagai ucapan syukur kepada sang pencipta dilakukan. Sebagai tempat menginap anda dapat tinggal di Kampung Banjaran atau Kampung Duren Sawit. Selain dapat berinteraksi langsung anda dapat sekaligus belajar membuat gula jawa, mengolah coklat, membuat jamu dan membuat makanan tradisional ataupun melihat pertunjukkan kesenian tradisional. Untuk berkunjung ke desa wisata ini anda tidak dipungut biaya masuk namun jika anda menginap maka akan dikenakan tarif Rp. 70.000 per orang untuk tinggal di homestay yang telah disediakan. Biaya tersebut sudah termasuk 3 kali makan dan snack dalam satu hari.


Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

53

Air Terjun Kedung Podot Kedung Pedut merupakan perpaduan antara air terjun dengan kolam-kolam alami berwarna hijau toska nan indah. Di water park alami ini wisatawan bisa bermain air sepuasnya bahkan melompat dari tumpukan batu-batu maupun jembatan bambu, byuuuur! Kedung Pedut, Water Park Alami Bermain air di water park dengan beragam wahana yang menantang nyali akan menjadi pengisi liburan yang sangat berkesan. Namun bagaimana jika water park tersebut adalah water park alami yang airnya mengalir dari air terjun setinggi 15 meter? Tentu saja ini lebih menantang dan menyenangkan. Kedung Pedut yang terletak di kawasan Perbukitan Menoreh menyajikan petualangan tersebut. Wisatawan bisa menyaksikan keindahannya dari gardu pandang yang ada di ketinggian. Untuk semakin mempercantik tempat wisata ini, pengelola telah membangun berbagai sarana seperti kursi-kursi, gardu pandang, jembatan, serta pancuran yang semuanya terbuat dari bambu. Wisatawan pun bisa berlarian di atas jembatan bambu yang melintang di atas kedung kemudian melompat ke dalam air, byuuur! Sungguh menyenangkan. Mandi di pancuran dari tujuh sumber mata air pun akan memberikan kesegaran tersendiri. Berhubung tempat ini alami dan bebas dari kandungan kaporit maka bisa dipastikan tidak akan membuat kulit kering atau mata pedih meski berlamalama berendam.

Puncak Suroloyo Puncak suroloyo terletak di Desa Gerbosari, Samigaluh, Kulon Progo, Yogyakarta yang berada di jajaran pegunungan menoreh dan merupakan bukit tertinggi yakni berada di 1.091 m diatas permukaan laut. Tepat berada diperbatasan antara yogyakarta dengan jawa tengah. Satu kaki berada diwilayah yogyakarta sedangkan satu kaki bisa kita pijakkan ke kecamatan Borobudur Jawa tengah. Dari puncak suroloyo dapat kita saksikan puncak dari Candi Borobudur dan juga Gunung Merapi yang bersanding dengan gunung merbabu demikian juga gunung sumbing yang bersanding dengan

sindoro. Jika anda beruntung dari puncak ini juga dapat menikmati sunset ataupun sunrise yang sangat elok. Puncak suroloyo tidak terlepas dari mitos bahwa tempat tersebut dahulunya sebagai tempat bertapanya Sultan Agung Hanyokro Kusumo dimna beliau mendapatkan wangsit akan memerintah tanah jawa. Oleh karena itu puncak ini disebut sebagai Kiblat Pancering Bumi (pusat dari empat penjuru) tanah jawa. Bahkan pada masa Hindu kuno mempercayai bahwa letak kayangan atau tempat para dewa berada puncak himalaya yang merupakan gunung tertinggi di dunia, untuk menggambarkan tempat kediaman para dewa tersebut para pendeta hindu ditanah jawa memakai puncak suroloyo sebagai peraga kayangan tersebut. Kondisi puncak suroloyo sekarang ini sudah berbenah dengan beberapa tambahan fasilitas yang membuat nyaman para pengunjung. Fasilitas yang ada saat ini salah satunya berupa penerangan dengan tenaga matahari yang mampu menerangi puncak suroloyo, karena tempat ini terlebih pada malam satu muharram banyak dikunjungi oleh pengunjung. Kemudian tersedianya menara suar yang semakin memeperindah puncak suroloyo, karena di menara suar ini terpasang lampu dengan watt yang tinggi serta dapat berputar 360o sehingga dapat terlihat dari kejauhan. Demikian juga penerangan disepanjang jalan naik ke puncak


54

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

gapura makam, teras 1. Sedangkan KGPAA Paku ALam I sampai dengan KGPAA Paku ALam IV dimakamkan di Hastorenggo, Kotagede Yogyakarta.

suroloyo sudah terintegrasi dengan baik sehingga pengunjung yang ingin menikmati sunrise biasanya datang pada tengah malam atau dini hari atau para pencari waktu sunset pasti mereka akan meninggalkan tempat ini dalam kondisi yang sudah gelap, hal ini yang mendorong pihak Dinas Pariwisata Kulon progo menata penerangan di puncak suroloyo ini. Saat ini juga ada wahana baru yang dapat anda nikmati jika berkunjung ke Puncak Suroloyo, yakni sesuatu yang dapat memberikan tantangan sekaligus memacu adrenalin kita yakni Flying Fox yang berada disisi barat puncak suroloyo. Flying fox ini melintasi diantara tebing dan jurang yang sangat dalam.

Astana Girigondo ini terbagi menjadi 6 teras yang setiap terasnya dihubungkan dengan tangga atau trap. Teras pertama merupakan teras tertinggi dikelilingi tembok dan pagar besi setinggi 2,40 meter dengan gapura dan pintu gerbang terbuat dari besi. Area teras satu sebesar 3,2 x 2,155 meter ini dimakamkan keluarga Pakualaman yakni isteri, anaka dan menantu, sudah terdapat 32 makam, teras 2 terletak disebelah selatan teras 1, dihubungkan dengan trap, telah berisi 8 buah makam, teras 3sudah terdapat 2 makam, teras 4 sudah terdapat 3 buah makam yang merupakan kerabat jauh Pakualaman, teras 5 masih kosong, dan teras ke 6 terbagi menjadi 2 bagian yakni sebelah barat sudah ada 2 makam dan sebelah timur sudah ada 7 makam. Kelengkapan data keluarga Paku Alaman yang dimakamkan di Girigondo adalah sebagai berikut :

Rute yang bisa di tempuh : dari Yogyakarta kearah jl. Godean-Kenteng-NanggulanKalibawang-Suroloyo atau dari arah Magelang-muntilan-jl.wates-kalibawangsuroloyo. Atau anda ingi mencoba tracking anda bisa menggunakan jalur borobudur dan melewati jalan setapak. Untuk pendukung tempat wisata yang berupa warung makan masih minim sekali hanya ada beberapa warung kecil saja yang menyediakan kopi atau teh serta makanan alakadarnya.

Makam Girigondo Makam Girigondo adalah Makam Keluarga pakualaman. Terletak Di area Girigondo perbukitan menoreh yang memanjang terlihat hijau berderet pepohonan, ter dapat suatu tempat dimana menjadi tempat tersebut merupakan peristirahatan terakhir yang diperuntukkan bagi raja-raja Pakualaman dan kerabat Pakualaman. Tempat tersebut diberi nama Astana Girigondo, yang tepatnya terletak di Dusun Girigonda, kelurahan Kaligintung, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo kurang lebih 10 km dari kota Wates kea rah barat. Jalan menuju ke Makam ini sudah cukup baik jalan beraspal namun bagi yang harus menggunakan kendaraan umum harus bergnanti angkutan karena jalur ini diluar jalur trayek bis yogya wates. Tempat ini dipilih dikarenakan area pemakaman Hastorenggo Kotagede sudah semakin penuh pada masa pemerintahan KGPAA Paku Alam V, dan memilih tempat ini karena merupakan tanah leluhurnya karena beliau adalah putra KGPAA Paku Alam II dari Garwo Raden Ayu Resminingdyah yang berasal dari Trayu, Tirtarahayu, Galur, Kulon Progo.

Warga sekitar makam ini terkenal dengan keramahannya dan budaya gotong royongnya masih tinggi menjunjung agama Islam yang kuat. Memmasuki area makam wewangian aroma dupa dan bunga menambah atmosfer hawa magis semakin kental. Pada pintu masuk komplek pemakaman Astana Girigondoterdapat simmbol Pakualaman dan tulisan Girigondo dengan aksara Jawa. Ditempat ini juga dibangun Masjid, tempat inilah menjadi sarana terjalinnya silahturahmi diantara masyarakat sekitar bahkan sebagai tempat para pemuda Girigondo mengkaji agama Islam. Astana Girigondo pertama kali dipergunkan sebagai pemakaman KGPAA PAKU ALAM V pada thun 1900, ini dibuktikan adanya prasasti yang menulikan hal tersebut pada

1. KGPAA Paku Alam V (Aryo Suryodilogo) 2. KGPAA Paku Alam VII (Gusti Bagus) 3. Garwo PA VII 4. KGPAA Paku Alam VI (Noto Kusumo) 5. Garwo Paku Alam VI 6. Gusti Noto Dirojo 7. KPH Suryaningprang 8. Garwo Suryaningprang 9. GBRA Bratadiningrat 10. BRMA Notoatmojo 11. Garwo Notodirojo 12. Garwo Notodirojo 13. KRMT Notosubroto 14. Garwo Notodirojo 15. BRM Suryosudiro 16. BRM Haryonotodiningrat 17. RM. Haryosuryoputro 18. Garwo Suryosudirjo 19. KGPAA Paku Alam VIII 20. Ir. KRT Sugoto Kartonegoro 21. Garwo Ir. KRT Sugoto Kartonegoro 22. Prof. Mr. KRT Harjono Juru Martani 23. KPH. Nototaruno 24. Prof. Mr. KPH. Hadiwijayaningprang 25. BRAy. Kuspinah Hapsoro 26. Garwo Prof. Mr. KRT. Harjono Juru Martani 27. Hj. BRAy. Notowinoto 28. BRAA. Purbo Adikusumo 29. BRA Rio Sugirwo Cokrowardoyo 30. KPH Suryoatmojo 31. BRA Kussabandinah 32. Ir. KRT Sutiyono Tirtonagoro


55

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

33. Drs. R. Prawoto Joyoaminoto 34. RA. Sumarnoresmi (garwa ampeyan PA VII 35. --------- (nomor ini tidak tercatat dalam daftar makam di kompleks Makam Girigondo) 36. BR, Mandoyoretno (garwo ampeyan PA V 37. RA Tejosari 38. Prof. Ir. KRMTH Wrejsodiningrat 39. BRA Notodiningrat 40. RAy. Talita Suharso 41. BRA Pramadiresmi (garwo ampeyan PA) – (tidak dijelaskan PA ke berapa) 42. Putra Talita Suharso 43. KRT Ir. Kusumaningrat 44. Garwo II Suryaningprang 45. s/d 49 tidak diketahui 46. Destrik Suryodilogo 47. H. Dullah Irsyad (jurukunci) 48. Istri Dullah Irsyad 49. K. Ahmad Sajadi (jurukunci) Bagi pengunjung atau peziarah ke makam ini tidak dipungut biaya apapun Alamat Giri Gondo : Kaligintung Temon Jogja (Kaligintung Temon KP YK), Yogyakarta , DI Yogyakarta 55611 , Indonesia

Makam Nyi Ageng Serang Nyi Ageng Serang wafat karena sakit pada tahun 1828 diusianya yang ke-76. Berdasarkan pemintaan beliau sebelum wafat, beliau ingin dimakamkan di perbukitan Menoreh. Makam Nyi Ageng Serang terletak di Desa Banjarharjo, Kalibawang, Kulon Progo, Yogyakarta. Warga Kulon Progo mengabadikan monumen beliau di tengah kota Wates berupa patung beliau sedang menaiki kuda dengan gagah berani membawa tombak. Kompleks makam Nyi Ageng Serang merupakan situs untuk mengenang perjuangan beliau dalam melawan penjajahan Belanda dan memiliki nilai sejarah yang tinggi. Bukit Menoreh dan kompleks makam beliau inilah yang menjadi bukti sejarah bahwa kemampuan seorang perempuan setara dengan laki-laki. Pada pintu masuk makam, para pengunjung akan melihat sebuah monumen yang menerangkan beliau sebagai Pahlawan Nasional Indonesia. Di bagian tengah kompleks makam ini terdapat dua bangunan berbentuk joglo. Makam Nyi Ageng Serang, putri, serta para abdi dalem menempati bangunan yang pertama. Sedangkan bangunan yang kedua dimakamkan suami beliau yaitu, R.M. Kusuma Wijaya, ibu, dan para keluarga beliau yang

lain. Disamping keluarga dan para abdi dalem, di kompleks pemakaman terdapat makam beberapa prajurit yang telah berjuang bersama beliau. Masyarakat sekitar makam ini secara rutin menggelar pementasan seni untuk memperingati kepahlawanan beliau. Pementasan kesenian Desa Banjarharjo biasanya digelar setiap bulan Muharram. Yang ditampilkan adalah kuda lumping, tarian dolalak, shalawatan, dan pementasan kesenian yang lain yang digelar oleh hampir semua seniman tradisional di masing-masing dusun di Banjarharjo. Disamping sebagai upaya untuk melestarikan budaya lokal, gelar kebudayaan lokal tersebut juga merupakan ekspresi beberapa seniman untuk mengenang beliau. Gelar budaya kesenian itu juga diselingi dengan pameran aneka buahbuahan, hasil pertanian, dan produk makanan yang dihasilkan oleh Desa Banjarharjo. Makam Nyi Ageng Serang juga mempunyai daya tarik objek wisata tersendiri, selain memiliki nilai kepahlawanan dan sejarah yang tinggi. Makam ini dipercayai oleh beberapa orang menjadi tempat untuk mencari berkah agar keinginan para peziarah terkabul. Ritual berziarah untuk mendoakan mereka yang sudah meninggal bercambur baur dengan kepercayaan mistik beberapa masyarakat setempat maupun pendatang. Hal ini tampak dengan ramainya para peziarah pada hari-hari tertentu, khususnya pada Malam Selasa Kliwon dan Malam Jum'at Kliwon. Di kompleks makam ini terdapat seorang juru kunci makam yang akan memberikan informasi yang dibutuhkan oleh para peziarah. Juru kunci juga akan siap memandu, bagi para peziarah yang mempunyai niat ngalap berkah dari makam tersebut. Biasanya juru kunci menyuruh pengunjung membawa bunga tujuh rupa,

Makam Nyi Ageng Serang juga mempunyai daya tarik objek wisata tersendiri, selain memiliki nilai kepahlawanan dan sejarah yang tinggi. kemenyan, dan kadang-kadang disertai puasa beberapa hari selama berdoa sebagai wujud prihatin atau laku prihatin.


56

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

Daftar Hotel dan Restoran di Kulon Progo Jika Anda berkunjung ke Kulon Progo dan menikmati kuliner yang unik tentu kurang jika tidak datang kesalah satu Restaurant yang mempunyai makanan yang unik pula. Berikut adalah Daftar restaurant / Rumah Makan yang ada di Kabupaten Kulon Progo. Dan jika Anda ingin menginap di Kabupaten Kulon Progo, berikut daftar hotel dan restoran Kabupaten Kulon Progo No

Nama

Alamat

1

Hotel Anugrah Wisata

Jl Diponegoro Glagah Temon (Pantai glagah) Kulon Progo Telp.(0274)778529

2

Hotel Kusuma

Wates (0274) 773368, 081392304002

3

K & G Classic

Lokasi Obyek Wisata Pantai Glagah

4

King's Hotel

Lokasi Obyek Wisata Pantai Glagah

5

King's Hotel

Wates

6

Losmen Cermat

Timur Pasar Wates Kulon Progo telp (0274) 773447

7

Losmen Glagah Primitif

Lokasi Obyek Wisata Pantai Glagah

8

Losmen Joglo Ijo

Lokasi Obyek Wisata Pantai Glagah

9

Losmen Nuansa Indah

Lokasi Obyek Wisata Pantai Glagah

10

Losmen Puspita

Lokasi Obyek Wisata Pantai Glagah

11

Losmen Sederhana

Lokasi Obyek Wisata Pantai Glagah

12

Penginapan Gita

Lokasi Obyek Wisata Pantai Glagah

13

Penginapan Lintang Segara

Lokasi Obyek Wisata Pantai Glagah

14

Penginapan Pandan Wangi

Lokasi Obyek Wisata Pantai Glagah

15

Penginapan Sederhana

Lokasi Obyek Wisata Pantai Glagah

16

Penginapan Virgo

Lokasi Obyek Wisata Pantai Glagah

17

PPSJ

Sendangsari, Pengasih (0274) 7493977

18

Sunarto

Pantai Glagah

19

Wisma Sermo Asri

Sermo, Hargowilis, Kokap (0274) 7464938


57

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

Daftar Nama Restoran No

Nama

Alamat

1

Ayam Goreng Bu Hartin

Jl. Sutijab Wates (0274) 774376

2

Bakmi Jawa Wates

Di seluruh wilayah Kulon Progo (Malam hari)

3

Cafe & RM Gaul

Komplek BSA Wates

4

Gule Sawah

Jl. Tentara Pelajar, Beji, Wates

5

Kampoeng Resto

Jl. Bhayangkara, Wates

6

Lotek Giripeni

Jl. Raya Bendungan, Giripeni, Wates

7

Lotek Ngrowo

Galur

8

RM. Morolego

Jl. Kol. Sugiyono Wates (0274) 773504

9

RM. Baratha

Jl. Kol. Sugiyono, Wates (0274) 773468

10

RM. Blimbing

Jl. Raya Brosot, Blimbing, Brosot

11

RM. Bu Hartin 2

Jl. Raya Jogja-Wates Km. 29 Kongklangan Wates

12

RM. Cemoro Jajar

Jl. Raya Wates-Purworejo, Sogan, Wates

13

RM. Gerbang Trisik

Jl. Raya Trisik, Galur Tlp. (0274)7499086

14

RM. Gubug Udang Kesuma Wanadri

Glagah, Temon 0817266617

15

RM. Gudeg Bu Juminten

Komplek Perdagangan Wates Sendangsari, Pengasih (0274) 7493977

16

RM. Mlangsen

Jl. Raya Wates-Purworejo, Mlangsen, Temon

17

RM. Murah Meriah

Jl. Raya Purworejo, Sindutan, Temon

18

RM. Padang Saliro Kito

Jl. Tentara Pelajar, Beji, Wates

19

RM. Padang Sederhana

Wates

20

RM. Pandan Wangi

Glagah, Temon 08157936502

21

RM. Pring Petung

Selatan Alun-Alun Wates 08122969939

22

RM. Saiyo Jaya

Jl. Sugiman Wates

23

RM. Saiyo Sapta Pesona

Jl. Wates-Purworejo, Wates (0274) 773880, 774313

24

RM. Sea Food Yu Sum

Congot, Jangkaran, Temon (0274) 778209, 321735, 081578797995

25

Sate Kelinci

Jl. Bhayangkara, Wates

26

Sate Kuda

Jl. Jogja-Wates Km. 29

27

Sate Mbah Margo

Jl. Raya Muntilan Mboto Nanggulan 081328772633

28

Sate Mbah Margo 2

Jl. Raya Jogja-Nangulang, Kenteng

29

Sate Pak Gundul (Kuncung)

Komplek Perdagangan, Gawok, Wates

30

Sate Tegal

Komplek Perdagangan, Gawok, Wates

31

Soto Pak Kasmo

Jl. Purworejo, Malangan, Sentolo

32

Soto Pak Paiman

Jl. Wates, Proliman Karangnongko, Wates

33

Soto semarang

Jl. Khudori, Wates


58

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta


Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

59

Kabupaten Sleman S

ecara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110° 330 000 dan 110° 130 000 Bujur Timur, 7° 340 510 dan 7° 0 47 300 Lintang Selatan. Wilayah Kabupaten Sleman sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali, Propinsi Jawa Tengah, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo, Propinsi DIY dan Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah dan sebelah selatan berbatasan dengan Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunung Kidul, Propinsi D.I.Yogyakarta. Luas Wilayah Luas Wilayah Kabupaten Sleman adalah 57.482 Ha atau 574,82 Km2 atau sekitar 18% dari luas Propinsi Daerah Istimewa Jogjakarta 3.185,80 Km2,dengan jarak terjauh Utara – Selatan 32 Km,Timur – Barat 35 Km. Secara administratif terdiri 17 wilayah Kecamatan, 86 Desa, dan 1.212 Dusun. Wilayah Kabupaten Sleman termasuk beriklim tropis basah dengan musim hujan antara bulan Nopember – April dan musim kemarau antara bulan

Mei – Oktober. Pada tahun 2000 banyaknya hari hujan 25 hari terjadi pada bulan maret, namun demikian rata-rata banyaknya curah hujan terdapat pada bulan februari sebesar 16,2 mm dengan banyak hari hujan 20 hari. Secara administratif Kabupaten Sleman terdiri dari 17 kecamatan, yang memiliki 86 desa dan 1212 dusun. Wilayahnya berbatasan dengan semua kabupaten yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan juga Propinsi Jawa Tengah. Sarana pendukung pariwisata meliputi 14 buah hotel berbintang dengan 1.548 kamar, 113 buah hotel melati dengan 1.786 kamar dan 236 buah pondok wisata dengan 1.081 kamar. Sarana penunjang pariwisata lainnya berupa 110 biro perjalanan wisata, 6 agen perjalanan wisata, 49 restoran dan 179 rumah makan.

OBJEK WISATA SLEMAN Kaliurang Kaliurang adalah objek wisata andalan Kabupaten Sleman yang berada di lereng

selatan merapi yang merupakan kawasan wisata puncak Yogyakarta. Kawasan wisata ini terletak di selatan Provinsi DIY, 28 km dari Kota Yogyakarta. Tepatnya Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman. Koordinatnya S7°35'48.8" E110°25'34.4". Jika dibandingkan dengan kawasan wisata yang serupa di luar DIY, Kaliurang mirip dengan kawasan Puncak di Bogor. Kawasan Kaliurang sudah dipandang sebagai tujuan wisata sejak zaman penjajahan Belanda. Pada abad 19, para ahli geologi Belanda yang tinggal di Yogyakarta bermaksud mencari tempat peristirahatan bagi keluarga mereka. Ketika mereka sampai di Kaliurang, mereka terpesona dengan keindahan dan kesejukannya. Para geolog Belanda itu pun membangun bungalow-bungalow di Kaliurang. Berada 900 meter diatas permukaan laut membuat udara di Kaliurang sejuk dan segar. Suhunya berkisar 20-25 derajat celcius. Dari Kaliurang, puncak Merapi nampak jelas walau terkadang diselimuti kabut. Di Kaliurang, pengunjung dapat bermain di


60

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta


61

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

Taman Rekreasi Kaliurang. Terlebih bagi yang membawa anak-anak, Taman Rekreasi Kaliurang bisa jadi tempat favorit bagi anakanak. Sekitar 300 meter ke arah timur laut dari taman rekreasi terdapat Taman Wisata Plawangan Turgo. Di kawasan taman wisata ini terdapat kolam renang Tlogo Putri yang airnya berasal dari mata air di lereng Bukit Plawangan. Di samping keindahan alam, Kaliurang juga menyimpan kekayaan sejarah. Diantaranya adalah Wisma Kaliurang dan Pesangrahan Dalem Ngeksigondo milik Kraton yang pernah dipakai sebagai tempat berlangsungnya Komisi Tiga Negara. Atau Museum Ullen Sentalu yang sebagian bangunannya berada di bawah tanah. Selain taman rekreasi, berbagai faslitas lain tersedia di Kaliurang. Diantaranya kereta kelinci, gardu pandang, pos pengamatan Merapi, area perkemahan, dan rumah ibadah. Jika anda ingin bermalam, tersedia pula berbagai penginapan.

Turgo juga terdapat gua-gua buatan yang biasa digunakan sebagai tempat berdoa umat Nasrani. Tempat tersebut dikenal dengan nama Bukit Doa Emalta. Taman Bermain Anak Bagi keluarga yangd atang bersama putra putrinya, taman bermain seluas 10.000 m2 ini cocok untuk dikunjungi. Taman yang sejuk dan teduh ini dilengkapi dnegan berabgai permainan anak seperti ayunan, jungkatjungkit, mobil-mobilan, dan permainan lainnya. Warung Makan Ada banyak warung makan yang tersebar di berbagai titik lokasi. Salah satu makanan yang wajib dicoba adalah Jadah Tempe yang merupakan makanan khas Kaliurang. Selain Jadah tempe, ada juga menu khas lainnya, yakni Sate Kelinci. Selain warung makan, di Kawasan Kaliurang juga banyak terdapat penjaja makanan dan minuman yang menjual makanannya di kompleks Taman Bermain Anak-anak dan Taman Wisata Plawangan - Turgo. Mulai dari penjual es dawet, es buah, jagung bakar, roti bakar, dan makanan lainnya.

Desa Wisata Kembang Arum

Gardu Pandang dan Pos Pengamatan Merapi Dari tempat yang terletak di tepi Kali Boyong ini, wisatawan dapat menyaksikan Gunung Merapi secara jelas. Namun, menjelang sore hari Gunung Merapi akan mulai tertutup kabut sehingga pengunjung tidak bisa melihatnya.

Desa wisata yang menyuguhkan panorama alam pedesaan yang hijau dihiasi gemericiknya air pegunungan sangat ideal sebagai tempat outbond maupun sekedar menikmati seni budaya dan alam pedesaan. Terletak di pedesaan di kawasan Lintas Merapi, desa Kembangarum dapat ditempuh sekitar 45 menit dari kota Jogja dengan kendaraan bermotor. Setelah melewati jalan

Bumi Perkemahan Bumi perkemahan yang cukup luas ini biasa digunakan untuk berkemah oleh anak-anak Pramuka atau mahasiswa yang sedang mengadakan malam keakraban. Rumah Ibadah Di Kawasan Kaliurang terdapat masjid dan gereja. Sehingga bagi wisatawan yang berlibur tak perlu bingung mencari tempat untuk beribadah. Bahkan, di dekat Plawangan

berliku-liku, Gang kecil sebagai jalan masuk dari pinggir

jalan utama memang awalnya sedikit meragukan, terlebih dengan papan nama Kembangarum yang kurang terlihat. Pagar batu yang ditata sedemikian rupa rapinya, tampak menyatu dengan alam, natural dan sederhana. Berbagai tanaman hias ditanam di sepanjang gang. Perpaduan ini jelas membedakan desa Kembang arum dari desa biasa. Suasananya tenang, dengan perumahan tradisional dan udara yang segar. Berdiri di pertengahan tahun 2005, desa Kembangarum rupanya belajar dengan cepat. Desa yang awalnya hanya merupakan desa biasa berhasil dibangun menjadi desa wisata yang menawarkan berbagai kegiatan alami. Pohon-pohon salak yang berderet di kebanyakan halaman rumah penduduk merupakan lokasi agrowisata salak. Ini memberikan kesempatan bagi pengunjung yang datang untuk memetik salak dan langsung menikmatinya di kebun.

Goa Jepang Kaliurang Tinggalan goa ini merupakan sisa - sisa peninggalan masa penjajahan Jepang yang dibangun sekitar tahun 1942 - 1945. Goa ini dinamakan goa Jepang karena dibangun atas perintah militer Jepang yang dikerjakan oleh rakyat Indonesia yang dipekerjakan paksa (romusha). Goa Jepang ini terletak di sisi barat bukit Plawangan, tepatnya di atas/ naik dari bekas kolam renang Tlogomuncar (Kaliurang Barat) sekitar 500 m. Fungsi goa ini dahulunya digunakan untuk tempat pertahanan bagi tentara Jepang. Kedalaman goa sekitar 50m. Kondisi goa saat ini tidak terawat.


62 Museum Ulen Sentalu Siapa nyana, di antara kedamaian dan kesejukan lereng Merapi berdiri sebuah museum yang merupakan museum terbaik Indonesia. Museum Ullen Sentalu, begitulah nama yang terpampang di depan. Terletak di Jalan Boyong, Kaliurang, Museum Ullen Sentalu menyimpan aneka koleksi menawan mengenai budaya Jawa peninggalan Kerajaan Mataram.

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

Breaded Chicken Tender, dan Glazed Lamb Rack. Hidangan yang lezat, tempat yang indah, serta alam yang asri pasti akan menjadikan sesi bersantap menjadi semakin nikmat.

Museum Gunung Merapi, Tempat Belajar Tentang Gunung Teraktif Di Dunia Museum Gunung Merapi merupakan salah satu tempat yang berfungsi sebagai sarana pembelajaran tentang gunung teraktif di dunia. Di museum ini wisatawan dapat mempelajari tentang Gunung Merapi dari sisi legenda dan mitos, kearifan lokal, sejarah letusan, serta melihat sisa-sisa erupsi yang menyesakkan dada.

Menjejak di Museum Ullen Sentalu wisatawan akan disambut dengan hawa sejuk yang berkisar antara 15 – 25 deraajat celcius. Suasana hening yang menyatu dengan alam pegunungan semakin menambah damai suasana. Arsitektur vernakular yang menyatu dengan alam serta dikelilingi rimbun pepohonan menjadi tempat yang asyik untuk mengambil gambar. Sebagai museum terbaik, tentu saja layanan dan tata kelola di Ullen Sentalu terbilang prima. Setiap wisatawan yang berkunjung ke Museum Ullen Sentalu akan dipandu oleh seorang pemandu berpengalaman yang menjelaskan secara rinci mengenai isi museum. Koleksi museum dibagi dalam beberapa ruang. Yang pertama adalah Ruang Seni dan Gamelan yang menyimpan seperangkat koleksi gamelan. Selanjutnya Guwo Selo Giri yang menjadi ruang pamer lukisan tokohtokoh yang mewakili 4 figur Dinasti Mataram. Kampung Kambang terbagi menjadi 5 ruang pamer yang mempertontonkan koleksi batik, syair, hingga album hidup GRKay. Siti Nurul Kusumawardhani. Yang terakhir adalah Ruang Sasana Sekar Buwana dan Koridor Letja Randa yang merupakan museum outdoor. Usai mengikuti tur keliling museum, wisatawan bisa menikmati aneka hidangan lezat di Restoran Beukenhof yang memiliki arsitektur gothic. Beberapa hidangan yang direkomendasikan adalah Lobster Thermidor,

Sebagai kawasan cincin api atau ring of fire, Indonesia memiliki ratusan gununggemunung yang membentang dari Sumatra hingga Papua, baik gunung yang tidak aktif hingga gunung yang masih terus bergolak. Salah satu gunung teraktif di Indonesia bahkan dunia adalah Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini menjadikan daerah tersebut masuk dalam daerah rawan bencana. Sebagai langkah antisipasi untuk memberikan pemahaman pentingnya upaya mitigasi bencana, maka dibangunlah Museum Gunung Merapi. Selain berfungsi sebagai salah satu alternatif wisata edukasi bagi pelajar dan masyarakat luas, museum ini juga bertujuan sebagai tempat pengembangan ilmu kebencanaan gunung api, gempa bumi, dan bencana alam lainnya. Terletak di lereng Merapi nan sejuk, Museum Gunung Merapi memiliki bentuk bangunan yang unik berupa segitiga yang menyerupai gunung. Jika cuaca sedang cerah, wisatawan bisa menyaksikan gunung merapi nan gagah dari pelataran museum. Mengusung semboyan “Merapi Jendela Bumi�, Museum Gunung Merapi terbagi menjadi dua lantai. Memasuki lantai pertama, wisatawan langsung disambut dengan maket Gunung Merapi berukuran besar yang bergemuruh serta mengeluarkan asap. Di salah satu sisi terdapat tombol tahun yang merupakan tahun erupsi. Jika salah satu tombol ditekan maka akan ada peragaan erupsi berupa

simulasi lelehan lava pijar serta narasi dengan background musik jawa. Dari ruang utama ini wisatawan bisa melanjutkan perjalanan menuju zona dunia gunung api. Di zona ini terdapat dokumentasi dan alat peraga mengenai fenomena kegunungapian yang ada di seluruh dunia. Pada tiap-tiap peraga terdapat papan informasi dalam dua bahasa sehingga memudahkan wisatawan untuk memahaminya meski tidak didampingi guide. Setelah itu ada zona khusus Gunung Merapi yang berisikan tentang seluk beluk Merapi. Lokasi dan Akses Museum Gunung Merapi berjarak sekitar 5 km dari obyek wisata Kaliurang, tepatnya di Jalan Boyong, Dusun Banteng, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, DIY. Dari Yogyakarta silakan ikuti Jalan Kaliurang. Sesampainya di Oasis Crisis Center belok kiri mengikuti jalan masuk menuju obyek wisata Kaliurang dari sebelah barat. Museum Gunung Merapi terletak di kanan jalan.


63

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

Tlogo Putri Tlogo Putri merupakan salah satu obyek wisata alam yang ada di kawasan Kaliurang. Wisatawan yang berkunjung ke tempat ini bisa mencoba berbagai wahana permainan, melihat pertunjukan seni tiap hari minggu, atau trekking menyusuri jalan setapak di hutan. “Mana telaganya?� itulah kata-kata yang sering terlontar dari mulut wisatawan yang mengunjungi Tlogo Putri. Sebelum kecewa, sebaiknya Anda memahami satu hal ini. Tidak ada telaga atau danau di Tlogo Putri, yang ada di tempat itu adalah sebuah bendungan atau embung berukuran kecil yang biasa dijadikan sarana bermain kano maupun bebek air. Meski tak bisa menemukan telaga, Anda tak perlu kecewa sebab tempat ini menyimpan banyak pesona. Di sekeliling bendungan tersebut terdapat arena bermain yang cukup menyenangkan dan dilengkapi berbagai wahana seperti ayunan, jungkat-jungkit, perosotan, hingga bianglala.

Berada di lereng selatan Merapi dengan ketinggian 900 m dpl membuat udara di kawasan ini sejuk dan segar. Bahkan di waktu-waktu tertentu terbilang cukup dingin sehingga memaksa pengunjung untuk mengenakan jaket tebal. Memadukan konsep wisata alam dan wisata tirta, tempat ini layak dijadikan lokasi liburan keluarga. Obyek wisata Tlogo Putri berada satu kompleks dengan Bukit Plawangan Turgo. Sebelum erupsi Merapi tahun 2010, bukit ini berupa hutan yang cukup lebat dan menjadi habitat monyet serta elang jawa. Meski kondisi saat ini belum sepenuhnya pulih, Bukit Plawangan Turgo cukup menarik untuk dijadikan lokasi trekking. Di Tlogo Putri terdapat sebuah panggung hiburan. Setiap minggunya akan ada grup seni baik seni tradisional maupun orkes dangdut yang pentas di panggung tersebut. Wisatawan yang akan menyaksikan pertunjukan ini tidak dipungut biaya.

Desa Wisata Ketingan Terletak di desa Tirtoadi, Kecamatan Mlati. Desa Ketingan adalah sebuah Desa Wisata Fauna, di mana terdapat banyak sekali burung Kuntul atau seringkali disebut burung Blekok oleh masyarakat sekitar. Sebagai habitat yang keadaannya dilindungi oleh warga setempat, koloni burung ini bisa menjadi alternatif kunjungan wisata sleman yang tidak ada duanya di tempat lain. Sejarah dari Desa ini bermula dari peresmian jalan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X pada tahun 1997, pada saat acara itu berlangsung secara tiba -tiba banyak sekali burung Kuntul datang ke desa itu, semakin hari burung itu bertambah banyak dan bersarang di pohon - pohon desa ini sampai sekarang, jika sore menjelang burung burung tersebut bisa mencapai ribuan ekor. Sejak tahun 2000, desa ini diresmikan sebagai desa wisata oleh Sri Sultan Saking banyaknya burung disini, bahkan kita bisa mendengar kepakkan sayap dari tempat kita berpijak manakal burung-burung itu berpindah pindah tempat bertengger,


64

atau hendak terbang tinggi membentuk formasi. Jika pagi, burung-burung masih belum banyak meninggalkan habitatnya. Namun begitu siang menjelang, mereka akan terbang berkelompok mencari makanan di tempat lain. Pada sore harinya, kita juga bisa menyaksikan pemandangan eksotis di langit Ketingan, ketika burung-burung kembali dar mencari makan dengan berbagai formasi. Anda dapat menyewa perumahan warga untuk dijadikan tempat tinggal ketika Anda berlibur disana. Lokasi : Desa wisata Ketingan terletak di Dusun Ketingan, Desa Tirtoadi, Kecamatan Mlati, Sleman, Yogyakarta.

Masjid Pathok Negoro Mlangi Mlangi adalah salah satu Dusun yang berada di Kalurahan Nogotirto Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman. Keunikan dari Dusun Mlangi ini adalah kondisi masyarakatnya

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

yang sangat religius, Keberadaan tempat ini tidak terlepas dari adanya dua tempat yang menjadi cikal bakal adanya Dusun Mlangi yaitu masjid Pathok Negara dan makam Kyai Nur Imam (Bendoro Raden Mas Sandiyo). Masjid Pathok Negara di Mlangi ini merupakan salah satu dari 5 masjid Pathok Negara yang ada di Yogyakarta. Disebut masjid Patok Negara karena memiliki keistimewaan yaitu: masjid ini dikelola oleh sekelompok orang yang diangkat dan dimasukkan dalam kelompok abdi dalem Kraton Yogyakarta, lokasi tempat berdirinya masjid pada awalnya merupakan daerah mutihan (tempat tinggal orang-orang putih/ santri), daerah sekitar masjid merupakan pusat keagamaan dengan adanya beberapa pesantren sebagai pusat pendidikan agama ataupun sebagai konsentrasi tokoh-tokoh agama dan masjid ini letaknya diluar kota Yogyakarta. Masjid Mlangi yang lebih dikenal dengan sebutan masjid Jami Mlangi ini didirikan

pada tahun 723 M. Hal ini berdasar dari angka tahun yang ditemukan pada umpak tiang masjid yang ada di sebelah barat daya di dalam ruang utama. Angka tahun ini ditemukan ketika ada pemugaran pada tahun 1981. Saat ini masjid sudah mengalami banyak perubahan yaitu telah ditingkat dan diberi sepasang menara. Sejarah masjid Mlangi ini berkaitan erat dengan sejarah tentang Kyai Nur Imam dan peranan Dusun Mlangi sebagai pusat kegiatan keagamaan. Kyai Nur Imam adalah kakak dari Pangeran Mangkubumi (Sultan HB I) yang sejak semula sudah gemar menuntut ilmu keagamaan dan tidak tertarik pada masalah pemerintahan. Kyai Nur Iman ini keluar dari istana dan menetap di daerah Mlangi melakukan siar agama. Dan sebagai penghormatan Sultan HB I kepada Kyai Nur Imam maka dibangunlah masjid Pathok Negara. Alamat : Nogotirto, Gamping, Sleman


Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

65

Kabupaten Gunung Kidul W

ilayah Gunung Kidul Jogja ini banyak menyimpan sejarah dan misteri terpendam, Adanya sebagian pelarian dari Majapahit yang kemudian menetap di Gunungkidul, diawali dari Pongangan Nglipar dan Karangmojo, maka perkembangan penduduk di Kabupaten Gunungkidul pada waktu itu cepat di dengar oleh Raja Mataram Sunan Amangkurat Amral yang berkedudukan di Kartosuro. Pada saat itu Sang Raja langsung mengutus Senopati Ki Tumenggung Prawiropekso agar membuktikan kebenaran berita tersebut. Setelah datang ke Gunungkidul, ternyata benar bahwa di Gunungkidul telah banyak dihuni orang-orang pelarian dari Majapahit, antara lain Ki Suromejo. Tumenggung Prawiropekso kemudian menasehati pada Ki Suromejo untuk meminta ijin dulu dengan Raja Mataram di Kartosura,karena daerah ini termasuk wilayah kekuasaan Raja Mataram. Namun tidak digubris, sehingga menimbulkan perselisihan. Perselisihan itu menyebabkan Ki Suromejo dan keluarganya,yaitu Ki Mintowijoyo,Ki Poncobenawi,Ki Poncosedewa

(anak menantu) terbunuh, dan Ki Poncodirjo akhirnya menyerahkan diri. Oleh Pangeran Sambernyowo. Ki Poncodirjo diangkat menjadi Bupati Gunungkidul I, namun tidak lama menjabat. Dikarenakan adanya penentuan batas daerah Gunungkidul antara Sultan dan Mangkunegaran II pada tanggal 13 Mei 1831,maka Gunungkidul yang dikurangi Ngawen sebagai enclave Mangkunegaran telah menjadi daerah kabupaten. Menurut buku “PEPRENTAHAN PROJO KEJAWEN� karangan Mr.Raden Mas Suryadiningrat,berdirinya Kabupaten Gunungkidul yang telah memiliki sistem pemerintahan itu, ternyata bersamaan dengan tahun berdirinya daerah-daerah lain di wilayah Yogyakarta, yaitu setahun setelah selesainya perang Diponegoro. Perbedaan yang ada hanyalah untuk pemberian sebutan kepada para pengageng atau penguasa, seperti untuk daerah Denggung yang sekarang Sleman, kemudian daerah Kalasan serta daerah Bantul dengan sebutan Wedono Distrik,sedang untuk wilayah

Sentolo dan Gunungkidul dengan sebutan Riyo. Untuk Kabupaten Gunungkidul,setelah melalui berbagai upaya yang dilakukan oelh panitia untuk melacak Hari Jadi Kabupaten Gunungkidul yang dibentuk pada tahun 1984,baik yang terungkap melalui fakta sejarah,penelitian dan pengumpulan data dari tokoh masyarakat berhasil menyimpulkan bahwa hari lahir Kabupaten Gunungkidul adalah Hari Jumat Legi tanggal 27 Mei 1831 atau Tahun Jawa 15 Besar Tahun Je 1758. Untuk nama Wonosari telah banyak naskah yang menulis "Babat Alas Nangka Dhoyong" yang mampu menjelaskan asal-usul nama "Wana Asri", kemudian menjadi "Wanasari" atau sekarang umumnya telanjur disebut dengan "Wonosari". Gunungkidul Adalah salah satu kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pusat pemerintahan berada di Kecamatan Wonosari. Dengan luas sekitar satu per tiga dari luas provinsi induknya, kabupaten ini relatif rendah kepadatan penduduknya daripada kabupaten-kabupaten lainnya. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten


66 Klaten dan Kabupaten Sukoharjo di utara, Kabupaten Wonogiri di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman di barat. Kabupaten Gunungkidul memiliki 18 kecamatan. Sebagian besar wilayah kabupaten ini berupa perbukitan dan pegunungan kapur, yakni bagian dari Pegunungan Sewu. Gunungkidul dikenal sebagai daerah tandus dan sering mengalami kekeringan di musim kemarau, namun menyimpan kekhasan sejarah yang unik, selain potensi pariwisata, budaya, maupun kuliner. Sesuai namanya, Kabupaten Gunungkidul didominasi oleh pegunungan yang merupakan bagian barat dari Pegunungan Sewu atau Pegunungan Kapur Selatan (dari nama alias inilah "Gunungkidul" diturunkan), yang membentang di selatan Pulau Jawa mulai dari kawasan tersebut ke arah timur hingga Kabupaten Tulungagung. Pegunungan Kidul terbentuk dari batu gamping, menandakan bahwa pada masa lalu merupakan dasar laut. Temuan-temuan fosil hewan laut purba mendukung anggapan ini. Kawasan ini mulai menjadi daratan akibat pengangkatan-pengangkatan tektonik dan vulkanik sejak Kala Miosen[2] Di bagian utara, yang berbatasan dengan Kabupaten Klaten, terdapat kawasan perbukitan campuran gampng dan batuan beku sisa aktivitas vulkanik purba yang kemudian terhenti yang dinamakan Perbukitan Baturagung. Di selatan Baturagung terletak Cekungan Wonosari, berupa dataran ketinggian menengah yang terbentuk karena aliran Sungai Oya. Sungai ini bermuara ke Sungai Opak. Cekungan Wonosari banyak menyimpan peninggalan dari masa prasejarah, sejak Zaman Batu Tua sampai Zaman Batu Baru, yang unik yang tidak dijumpai di kabupaten lain di Yogyakarta. Di bagian timur laut, berbatasan dengan Kabupaten Wonogiri terdapat pegunungan kecil yang dikenal sebagai Pegunungan Panggung.

Wisata Alam • Hutan Tleseh • Hutan Wanagama • Hutan Sodong • Hutan Bunder • Kali Suci • Hargodumilah • Gunung Nglanggeran • Gunung Gambar • Gunung Batur • Sumber Ponjong

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

• Watulawang Resort • Watu Dakon • Waduk Beton • Lembah Ngingrong Wisata Pantai • Pantai Sundak • Pantai Baron • Pantai Ngobaran > Rute Menuju Pantai Ngobaran • Pantai Sepanjang • Pantai Ngrenehan • Pantai Wedi Ombo • Pantai Kukup • Pantai Krakal • Pantai Drini • Pantai Siung • Pantai Timang Wisata Gua • Gua Seropan • Gua Grubug • Gua Rancang • Gua Bribin • Gua Jomblang Wisata Seni dan Budaya • Rasulan • Campur Sari • Topeng Bobung • Gejog Lesung • Rinding Gundeng Wisata Kuliner • Belalang • Tiwul Wisata Sejarah • Museum Radio Banaran • Situs Gunung Bang • Situs Nandi Baron • Situs Gondang • Candi Wiladeg Wisata Religi/Spiritual • Masjid Agung Al-Ikhlas • Mbang Lampir • Makam Ki Ageng Giring Sodo

WISATA PANTAI Gunungkidul memiliki puluhan pantai indah nak eksotis di pesisir selatan. Tak kurang dari limapuluhan pantai berjajar dari ujung barat hingga ujung timur. Wisata Gunungkidul di Jogjakarta menyimpan keunikan dan daya pikat pada sejumlah landmark dan destinasi yang menawan. Anda dapat mengeksplorasi

pesona wisatanya pada beberapa pantai di Gunungkidul, goa, air terjun, hingga suguhan keindahan alam menarik lainnya. Jika Anda mengunjungi Gunungkidul, sesungguhnya ada banyak sekali spot wisata menarik yang dapat ditemukan di sana. Gunung kidul adalah sebuah kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, memiliki luas wilayah mencapai hingga 46% dari keseluruhan luas provinsi. Beberapa objek wisata populer Gunungkidul yang menarik minat wisatawan, di antaranya mulai dari Pantai Baron, Air Terjun Sri Gethuk, hingga Goa Pindul dan Goa Gelatik.

Pantai Indrayanti (Pantai Pulang Sawal) Inilah salah satu pantai indah di Gunungkidul Jogja dengan hamparan pasir putih dan air laut yang jernih. Pantai Indrayanti, yang oleh pemerintah lokal dinamakan sebagai Pantai Pulang Sawal, adalah sebuah destinasi wisata Gunungkidul yang populer di kalangan wisatawan. Salah satu tempat wisata di Jogja ini menyuguhkan Anda panorama laut yang indah dengan dukungan infrastruktur wisata yang memadai. Inilah salah satu objek wisata di Gunungkidul yang sarat akan sentuhan modern, menjadi salah satu pantai romantis di Jogja yang disukai. Di sepanjang bibir pantai, Anda dapat menyaksikan deretan restoran yang menyajikan aneka masakan laut hingga es kelapa muda segar. Tidak kalah menarik, ketersediaan unit-unit jet sky dapat Anda sewa jika ingin bermain-main di air laut yang bersih. Beberapa cottage bahkan tersedia di sekitaran pantai bagi Anda yang ingin menghabiskan malam dan menikmati keindahan wisata pantai Indrayanti ini. Untuk dapat masuk kawasan wisata Gunungkidul yang satu ini, Anda harus membayar tiket masuk Pantai Indrayanti sebesar Rp 5 ribu per orang. Alamat Pantai Indrayanti: Desa Tepus, Kecamatan Tepus, Kab. Gunungkidul, Yogyakarta


Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

Pantai Baron

yang masing-masing memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Pantai Siung memiliki hamparan pasir yang putih, dikenal dengan batu karangnya yang berukuran raksasa.

Pantai di Gunungkidul yang satu ini juga menawarkan panorama laut yang indah dan pula disukai wisatawan sebagai salah satu destinasi wisata Gunungkidul bagi mereka yang ingin menyantap aneka kuliner laut yang lezat. Pantai Baron sesungguhnya adalah sebuah teluk dengan keberadaan dua buah bukit yang mengapit pantai tersebut pada sisi kiri dan kanannya. Terdapat pula beberapa hotel yang dekat dengan pantai Baron dan dapat Anda pilih sebagai tempat menginap. Alamat Pantai Baron: Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, Kab. Gunungkidul, Yogyakarta

67

Para penggemar olah raga panjat tebing tentu saja akrab dengan pantai ini. Sejumlah event panjat tebing skala nasional dan internasional pernah digelar di tempat wisata Gunungkidul yang satu ini.

Pantai Siung Objek wisata Gunungkidul yang satu ini terkenal dengan arena panjat tebingnya dengan ketersediaan 250 jalur pemanjatan

Tetapi, untuk dapat sampai ke pantai di Jogja yang satu ini, Anda harus menempuh medan perjalanan yang cukup menantang. Cara paling populer untuk dapat tiba di pantai Siung adalah dengan mengendarai motor atau mobil, sebab cukup sukar menemukan angkutan umum yang dapat mengantarkan Anda ke sana.


68 Pantai Jogan Salah satu pesona pantai Gunungkidul yang satu ini adalah adanya air terjun yang aliran airnya langsung jatuh ke bibir laut Jogan. Air terjun setinggi 10 meter ini memiliki sumber air yang berawal dari perbukitan karst yang ada di kawasan pantai Jogan. Tempat wisata Gunungkidul yang satu ini memang memiliki bentang alam yang unik, dikelilingi tebing-tebing tinggi khas pegunungan kapur. Selain menimati panorama pantai Jogan yang indah, di tempat ini Anda dapat mencoba untuk merasakan guyuran air terjun tersebut. Namun, diperlukan kehatian-hatian ekstra untuk dapat menyusuri turunan licin dan curam agar sampai ke bagian bawah air terjun tersebut. Anda hanya perlu membayar tiket masuk pantai Jogan sebesar Rp 3 ribu per orang untuk dapat mengeksplorasi keunikan wisata Gunungkidul yang satu ini. Alamat Pantai Jogan: Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Kab. Gunungkidul, Yogyakarta

Pantai Wediombo

Surga Tersembunyi di Bumi Handayani Pantai Wediombo memiliki garis pantai dengan balutan pasir putih dan jajaran batu

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta


Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

69


70

karang yang menjorok ke laut. Terletak jauh di sebelah timur, pantai yang yang memiliki sunset nan mempesona ini terbilang cukup sunyi sehingga asyik dikunjungi. Tak hanya itu, di sini wisatawan juga bisa memancing ikan dari atas bukit-bukit karang. Garis cakrawala yang menjadi pertemuan laut dan langit biru menjadi pemandangan yang terhampar indah dari tempat parkir. Dari sini, Anda harus berjalan kaki menuruni ratusan anak tangga supaya tiba di bibir pantai, sebab Pantai Wediombo memang terletak jauh di bawah dikelilingi oleh perbukitan hijau nan menyegarkan mata. Hawa sejuk pun menyambut. Berbeda dengan pantaipantai lain yang gersang, di Pantai Wediombo terdapat banyak pohon-pohon besar yang bisa dijadikan sebagai tempat berteduh.

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

Jika ingin memasang hammock, maka di pantai inilah tempatnya. Setelah hammock terpasang, Anda bisa menikmati desau angin dan deru ombak nan menenangkan jiwa. Pantai Wediombo asyik digunakan sebagai tempat bermain. Selain memiliki hamparan pasir putih yang lumayan luas, Pantai Wediombo juga dihiasi dengan karang-karang besar yang menjorok ke laut. Terjangan gelombang besar ke atas karang akan menciptakan pemandangan yang indah. Jika datang di waktu dan musim yang tepat, wisatawan dapat menyaksikan sunset nan indah dari pantai ini. Bola besar berwarna keemasan akan lindap dan menghilang di balik cakrawala, menciptakan sensasi yang luar biasa.

Upacara Adat Ngalangi Seperti halnya masyarakat perdesaan yang memiliki tradisi mengucap syukur setelah panen, di Pantai Wediombo ini juga terdapat upacara adat tersebut yang dikenal dengan nama Ngalangi. Upacara ini digelar setahun sekali oleh penduduk setempat sebagai ucapan rasa syukur kepada Sang Pencipta atas hasil panen yang melimpah serta untuk memohon rejeki yang lebih di tahun-tahun mendatang. Panen yang dimaksud bisa berupa panen hasil tangkapan laut maupun panen hasil ladang. Prosesi upacara akan diawali dengan merentangkan gawar (jaring dari pohon wawar) saat air pasang dari bukit Kedongkowok hingga wilayah pasang surut pantai. Setelah air surut, warga akan menangkap ikan-ikan yang terjebak di gawar


Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

71

dan memasak ikan tersebut. Kemudian akan dilakukan kenduri besar berupa makan bersama seluruh warga. Sebagian kecil ikan tangkapan tersebut akan dilarung ke lautan bersama tumpeng dan sesaji lainnya. Lokasi dan Akses Pantai Wediombo terletak di Desa Jepitu, Kecamatan Girisubo, Gunungkidul. Pantai ini terbilang cukup jauh sebab terletak di sebelah timur Gunungkidul, karena itu Pantai Wediombo termasuk pantai yang jarang didatangi wisatawan kecuali pada hari libur. Namun justru itulah asyiknya, pantai ini masih memiliki bentang alam yang asri, bersih, dan tenang. Untuk mencapai Pantai Wediombo wisatawan bisa mengikuti rute menuju Pantai Siung atau lewat daerah Semanu – Cuwelo – Tepus. Jalan menuju pantai sudah bagus namun cukup sepi.

Pantai Kukup Pantai Kukup memiliki sebuah pulau karang kecil di sisi timur lengkap dengan gardu pandang. Untuk mencapai pulau tersebut wisatawan bisa berjalan kaki menyusuri anak tangga dan menyeberang jembatan. Panorama inilah yang kerap membuat Pantai Kukup disebut sebagi Tanah Lotnya Jogja. Gunungkidul sudah lama kondang sebagai kabupaten di ujung selatan Jogja yang memiliki deretan pantai menawan. Salah satu pantai di Gunungkidul yang dikenal dengan keindahannya adalah Pantai Kukup yang terletak di timur Pantai Baron. Seperti halnya pantai-pantai gunungkidul yang lain, Pantai Kukup memiliki garis pantai yang ditaburi pasir putih dan hempasan ombak yang jernih. Garis Pantai Kukup memang tidak terlalu panjang sebab di kanan kirinya dihimpit oleh bebatuan karang. Meski tidak begitu luas seperti Pantai Baron atau Pantai Pok Tunggal, Pantai Kukup tetap menawan untuk dikunjungi dan dijadikan tempat melepas penat. Wisatawan yang berkunjung ke Pantai Kukup bisa bermain pasir atau berteduh di gua-gua karang alami yang banyak terdapat di pinggir pantai. Tanah Lotnya Jogja, begitu orang kerap menyebut Pantai Kukup. Hal ini tentu saja bukan tanpa alasan. Jika di Tanah Lot terdapat sebuah pulau karang dengan pura di atasnya, di sisi timur Pantai Kukup juga terdapat pulau karang yang dihubungkan

dengan jembatan. Bedanya di pulau karang tersebut tidak terdapat pura, melainkan sebuah gardu pandang berukuran sedang yang biasa dijadikan tempat beristirahat pengunjung. Akuarium Laut di Pantai Kukup Selain pulau karang dengan gardu pandang, keistimewaan lain dari Pantai Kukup adalah keberadaan beragam biota laut dengan bentuk dan warna yang indah. Di Pantai ini terdapat banyak penjual ikan hias yang menjual ikan warna-warni dengan bentukbentuk yang lucu. Tak hanya ikan, wisatawan juga bisa menyaksikan biota laut lainnya seperti aneka kerang warna-warni, bintang laut dengan corak unik, hingga belut laut. Bagi Anda yang hobi memancing, Anda juga bisa mencoba peruntungan dengan menebar mata pancing di pantai ini. Namun jika lapar sudah mendera dan tak kunjung mendapatkan tangkapan, silahkan kunjungi warung-warung di sekitar pantai yang menjual aneka olahan laut. Perut pun akan segera kenyang dan hati menjadi riang. Untuk menjamin keselamatan para pengunjung, pihak pengelola menyiapkan armada SAR untuk memberikan pertolongan kepada yang membutuhkan sekaligus menginformasikan kondisi pantai, ombak dan datangnya biota laut berbahaya. Perlu diketahui dan diwaspadai oleh para pengunjung, bahwa di pantai ini kadang

datang ubur-ubur di kawasan pantai yang jika menggigit akan menyebabkan keracunan. Tapi jangan khawatir, tim SAR akan menginformasikan datangnya ubur-ubur dan siap membantu jika ada pengunjung yang terlanjur terkena ubur-ubur. Sebenarnya ada cara pengobatan yang manjur, yaitu dengan mengoleskan bekas gigitan dengan getah kerang-kerangan yang banyak di jual di sana. Kemudian minum kopi pahit untuk mempercepat netralisasi racun. Jadi, jangan merasa takut bermain ombak di pantai kukup selama masih mematuhi peraturan yang di sampaikan oleh tim SAR melalui pengeras suara. Lokasi dan Retribusi Pantai Kukup terletak di Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, sekitar 1 km dari Pantai Baron. Untuk mencapai pantai ini wisatawan bisa mengikuti jalur menuju Pantai Baron. Retribusi Pantai Kukup sebesar Rp 10.000 per orang. Retribusi ini merupakan tiket terusan yang bisa digunakan untuk mengunjungi belasan pantai lainnya. Untuk para pengunjung yang ingin bermalam di Pantai Kukup tak usah binggung. Di kawasan obyek wisata Pantai Kukup, ada penginapan PONDOK WISATA yang akan melayani para wisatawan yang ingin merasakan pemandangan malam di Kukup dengan harga terjangkau.


72

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

Pantai Krakal Pantai Krakal Wonosari Yogyakarta merupakan salah satu obyek wisata di Gunungkidul yang memiliki garis pantai panjang dan landai. Pantai ini kaya akan biota laut yang hidup di sela-sela karang. Selain itu, ombaknya yang cukup besar menjadikan Pantai Krakal sebagai salah satu lokasi surfing di Yogyakarta. Salah satu ciri khas deretan pantai di Gunungkidul adalah berpasir putih dengan ombak khas pantai selatan yang cukup besar. Hal ini pulalah yang dimiliki oleh Pantai Krakal. Terletak bersebelahan dengan Pantai Sundak, pantai yang kerap dijadikan lokasi pengamatan biota laut oleh mahasiswa Biologi ini memiliki dua hal tersebut, pasir putih yang luas dan ombak yang cukup ganas. Sebagian besar area Pantai Krakal dihiasi dengan batu karang yang menjadi rumah bagi beraneka ragam biota laut. Aneka ikan warna-warni hilir mudik di sela-sela batu karang dan air jernih. Bintang laut, landak laut, siput laut, dan biota lainnya juga hidup dengan harmoni. Saat air laut surut, wisatawan bisa berjalan di sela-sela karang. Namun pastikan Anda memakai alas kaki, sebab karang-karang tersebut cukup tajam dan bisa melukai. Lokasi Surfing di Yogyakarta Tak banyak orang yang tahu bahwa selain Pantai Wediombo, Pantai Krakal juga memiliki ombak yang cukup bagus untuk ditaklukkan. Namun untuk menemukan spot surfing ini para peselancar harus berjalan lebih dulu menuju deretan batu karang di lepas pantai untuk menyambut ombak bertipe reef break yang lumayan menguji nyali. Karangnya yang cukup tajam bisa melukai kaki dengan mudah, karena itu peselancar harus berhatihati. Waktu terbaik untuk berselancar di Pantai Krakal adalah pada bulan Maret dan September. Jika beruntung, pada dry season tersebut para peselancar bisa menemukan ombak barrel. Lokasi, Akses, dan Fasilitas Pantai Krakal terletak di Desa Ngestiharjo, Tanjungsari, Gunungkidul. Dari Yogyakarta pantai ini berjarak 65 km dan bisa ditempuh sekitar 2,5 jam perjalanan. Jalan menuju lokasi sudah bagus dan cukup luas sehingga bus pariwisata bisa masuk hingga areal parkir.

Saat ini Pantai Krakal dikembangkan menjadi perkampungan wisata sehingga di tempat ini sudah ada penginapan dan rumah makan.

Pantai Ngetun Gunung Kidul Mencari pantai yang indah dan jarang terjamah atau dikunjungi? Datang saja ke Pantai Ngetun Gunungkidul. Di apit oleh dua bukit yang tinggi menjadikan dan luas area yang kecil menjadikan pantai Ngetun bagiakan teluk mungil yang indah. Banyak orang menamai teluk mungil ini pantai Ngetun, namun jika anda berkunjung ke pantai tersebut, anda akan menjumpai papan petunjuk arah yang kecil dengan nama pantai Ngitun. Nah yang benar yang mana? Anda wajib datang membuktikan sendiri pantai indah yang telanjur populer dengan sebutan pantai Ngetun Gunungkidul. Anda dapat bertanya secara langsung sejarah nama Ngetun / Ngitun. Keindahan pantai Ngetun / Ngitun hampir sama dengan pantai-pantai di Gunungkidul yang sudah populer di mata para wisatawan. Pasir putih yang indah nan bersih disertai pemandangan alam Gunungkidul yang berbukit-bukit menjadikan ciri khas keunikan pantai di Gunungkidul termasuk pantai Ngetun ini.

Lalu, Apa Keunikan Pantai Ngetun? Pantai yang berlokasi searah dengan jalur menuju pantai Nglambor atau Pantai Siung ini diapit dengan dua bukit yang tinggi. Pengunjung pun bisa naik kebukit untuk melihat keindahan pantai Ngetun dari bukit karang yang tinggi. Karena diapit oleh dua bukit inilah pantai menjadi mirip seperti teluk kecil atau mungil. Dan pastinya pantai ini masih jarang dikunjungi wisatawan, dan hanya orang-orang yang suka dengan objek wisata baru yang sering mengunjungi pantaipantai masih perawan. Lokasi Pantai Ngetun Gunungkidul Jika merencanakan untuk mengunjungi pantai teluk mungil ini maka anda bisa melalui jalur menuju arah pantai Siung atau pantai Wediombo. Dari pusat kota anda akan menjumpai plang papan nama menuju kedua lokasi pantai tadi. Untuk pantai Ngetun/ Ngitun lokasi berada di barat pantai Timang. Pantai terletak di Desa Purwodadi, Kec Tepus, Kab Gunung Kidul. Papan petunjuk arah menuju ke pantai Ngetun/Pantai ngitun sangat kecil. jadi jika khawatir tersesat alangkah baiknya anda bertanya ke warga di sekitar.


73

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

sebuah cekungan kecil. Saat air sedang surut, cekungan tersebut menjadi pantai berpasir yang sangat sepi dan bisa digunakan untuk bermain. Lokasi dan Akses Pantai Ngobaran – Nguyahan terletak di Desa Kanigoro, Kecamatan Saptosari, Gunungkidul. Akses jalan menuju pantai ini berupa jalan beraspal dengan kondisi baik. Untuk mencapai pantai ini wisatawan dapat lewat jalur Yogyakarta – Patuk – Lapangan Udara Gading – Playen – Paliyan – Trowono – Saptosari – Ngobaran. Di Pantai Ngobaran terdapat banyak warung yang menyediakan aneka makanan dan minuman, sehingga pengunjung tidak perlu khawatir akan kelaparan.

Pantai Kesirat, Pantai Yang Asik Buat Mancing Pantai Ngobaran Pantai Ngobaran tidak hanya menyajikan pesona pantai berpasir putih. Namun di pantai ini pengunjung bisa menyaksikan masjid, pura, dan tempat pemujaan berdiri berdampingan membentuk harmoni nan indah. Tak hanya Bali yang memiliki pura di tepi pantai, di Gunungkidul juga terdapat sebuah pantai indah dengan sebuah pura di tepinya. Bahkan saat menjelang Nyepi, di pantai ini juga dilakukan upacara Melasti. Ratusan umat Hindu berbusana ala pria dan wanita Bali memenuhi bibir pantai. Nama pantai ini adalah Pantai Ngobaran. Dibandingkan pantai-pantai lain di Gunungkidul, Pantai Ngobaran memang tampil beda. Di tempat ini wisatawan dapat menemukan pura, masjid, tempat pemujaan penganut kepercayaan kejawen, hingga tempat yang konon dipercayai sebagai petilasan Prabu Brawijaya V. Aneka patung tokoh pewayangan dan garuda pun berdiri dengan gagah di antara pohon kamboja. Tak heran, kadang orang-orang menyangka fotofoto yang diambil di Pantai Ngobaran adalah foto-foto di salah satu pantai yang ada di Pulau Bali. Pantai Ngobaran tidak memiliki garis pantai yang panjang, sebab tepi pantai dipenuhi oleh karang-karang besar. Jika ingin bermain air, Anda cukup berjalan kaki sekitar 5 menit

menuju pantai di sebelahnya yang dikenal dengan nama Pantai Nguyahan. Meski hanya terpisah tebing, karakter pantai ini sungguh berbeda. Di Nguyahan pengunjung bisa bermain di hamparan pasir luas. Saat air laut surut di senja hari, pengunjung bisa menyaksikan warga sekitar yang memancing ikan atau mencari landak laut di sela-sela karang. Landak laut dengan duri-duri yang tajam akan berubah menjadi makanan yang nikmat tatkala keluar dari wajan penggorengan. Selain memancing dan mencari landak laut, kesibukan penduduk lainnya adalah mencari rumput laut untuk dijual. Fakta Menarik Pantai Ngobaran Di Pantai Ngobaran terdapat mushola kecil berlantai pasir dengan jendela terbuka yang menghadap ke laut lepas. Tidak seperti mushola atau masjid pada umumnya yang menghadap ke timur, mushola ini justru menghadap ke selatan. Supaya tidak membingungan orang yang ingin sholat maka di mushola ini dipasang penanda kiblat yang benar. Jelang hari raya Nyepi, di Pantai Ngobaran selalu dilakukan upacara Melasti yang diikuti ratusan umat Hindu di Gunungkidul dan sekitarnya. Bagi Anda pehobi fotografi, Upacara Melasti di Ngobaran sangat menarik untuk diabadikan. Di bawah masjid Pantai Ngobaran terdapat

Pantai Kesirat berbeda dari pantai pada umumnya yang berhiaskan pasir putih. Di pantai ini hanya terdapat jajaran tebing yang biasa dijadikan lokasi rock fishing. Tak hanya itu, wisatawan juga bisa camping di atas tebing. Nama Pantai Kesirat atau Gesirat mungkin masih cukup asing di telinga wisatawan. Ya, jangankan wisatawan luar daerah, bagi penduduk Gunungkidul sendiri nama Pantai Kesirat termasuk jarang didengar. Namun justru itu asyiknya, karena belum banyak orang yang berkunjung, Pantai Kesirat masih sangat alami dan cantik. Berbeda dari pantai pada umumnya yang identik dengan hamparan pasir putih, di Pantai Kesirat kita tidak akan menemukan hal tersebut. Kesirat bukanlah pantai berpasir yang landai, melainkan berupa tebing-tebing curam yang berbatasan langsung dengan laut dalam. Meski begitu, bukan berarti Pantai Kesirat tidak layak dikunjungi, justru keberadaannya yang di atas tebing itulah yang menjadi daya tarik tersendiri. Di pantai ini terdapat sebuah pohon besar yang berdiri sendirian di bibir tebing, mirip dengan pohon di Pantai Pok Tunggal. Saat berkunjung ke Pantai Kesirat lupakanlah harapan untuk bermain pasir atau berkejaran di antara debur ombak. Hal paling menarik yang bisa wisatawan lakukan di tempat ini adalah menyaksikan


74 matahari yang tenggelam di ufuk barat. Senja di Pantai Kesirat termasuk istimewa, sebab tidak terhalang oleh bangunan maupun pepohonan. Jika sedang beruntung, Anda bisa bertemu dengan para pemancing yang sedang mencari ikan atau lobster. Konon, Pantai Kesirat merupakan salah satu tempat terbaik untuk melakukan rock fishing atau memancing dari atas ketinggian tebing. Jika Anda penggemar aktivitas luar ruangan, camping di Pantai Kesirat merupakan pilihan yang menarik. Padang rumput yang cukup luas dan menghadap langsung ke laut lepas menjadi tempat yang cocok untuk mendirikan tenda. Saat senja tiba, Anda bisa menyaksikan sunset dari balik tenda. Dan ketika gelap meraja, milky way menjadi pemandangan yang sempurna. Lokasi dan Akses Pantai Kesirat terletak tak jauh dari Pantai Gesing, tepatnya di Desa Girikarto, Kecamatan Panggang, Gunungkidul. Ada 2 jalur yang bisa digunakan untuk mencapai tempat ini, yakni melewati Jalan Raya Wonosari (jalur yang biasa ditempuh jika ingin menuju Gunungkidul) atau lewat Jalur Imogiri – Panggang. Untuk akses terdekat disarankan melewati Jalan Rata Imogiri – Panggang kemudian dilanjutkan dengan Jalan Raya Panggang – Saptosari. Sebelum persimpangan terakhir menuju Pantai Gesing terdapat gang masuk ke kawasan pemukiman yang bertuliskan Pantai Kesirat. Jalan menuju Pantai Kesirat cukup berliku dengan akses yang terbilang seadanya. Untuk mencapai lokasi tebing bibir pantai pengunjung harus berjalan kaki melewati jalan setapak.

Pantai Timang Pantai Timang Gunungkidul merupakan salah satu pantai yang tersebar di wilayah Gunungkidul. Perjalanan untuk menuju pantai ini sangat menantang. Jalan untuk menuju ke pantai ini sangat terjal dan berbatu. Pantai Timang memiliki pemandangan yang sangat menawan dengan pasir putih yang terhampar bersih disepanjang pesisir pantai ini. Tumbuhan pandan berderet tumbuh subur disekitar pantai ini menambah keindahan panorama Pantai Timang Gunungkidul ini. Pengunjung pantai ini belum sebanyak pantai lainnya yang sudah terkenal sebelumnya sehingga bila anda perhatikan suasana di pantai ini masih terkesan alami. Kereta Gantung Di Pantai Timang

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

Pantai Timang Gunungkidul ini sebenarnya dibagi menjadi dua areal yang berbeda, pada bagian pertama berada di sebelah Timur yang merupakan pantai dengan pasir yang berwarna putih bersih sama dengan kebanyakan pantai putih lainnya. Sedangkan pada bagian kedua yang berada pada sisi bagian Barat berupa perbukitan batubatuan yanng cukup terjal yang berbatasan langsung dengan laut. Pada pantai berbatu ini pemandangan akan sangat indah karena terdapat batu yang cukup besar berdiri kokoh di pinggir pantai. Batu besar atau pulau tersebut dikenal dengan nama Batu Panjang atau Pulau Panjang dan Pulau Timang. Pulau Timang Gunungkidul memang bukan pulau seperti pada umumnya yang berupa sebidang tanah dengan pesisir yang berpasir. Pulau ini tidak lebih berupa bongkahan batu karang yang besar dengan tebing yang sangat curam. Untuk mencapai Pulau Timang ini wisatawan harus menggunakan semacam gantole tradisional atau kereta gantung yang terbuat dari kayu dan bambu yang dirangkai dengan tambang tali plastik yang sangat kuat sehingga dapat menopang berat badan dari seseorang dan selanjutnya ditarik oleh beberapa orang sehingga gantole tersebut akan bergerak ke arah Pulau Timang. Jarak luncur dari gantole ini sekitar 50100 me kearah barat dari Pantai Timang. Dibutuhkan mental yang kuat bila ingin mencoba menyeberang kesana, karena sepanjang jarak tersebut anda akan meluncur sendirian menaiki gantole diatas lautan yang dalam dengan ombak yang besar. Dibalik kerasnya perjuangan menuju kesana, ternyata Pulau Timang tempat yang paling baik untuk mencari hasil laut. Masyarakat setempat sering menggunakan kereta gantung ini menuju Pulau Timang untuk mencari hasil laut yang banyak terdapat di sana terutama Lombster. Hasil laut berupa Lobster yang memiliki nilai jual yang tinggi inilah yang membuat mayarakat setempat sampai rela bersusah payah dan berjuang untuk menuju kesana dengan medan berbahaya untuk mendapatkan hasil tangkapan tersebut. Lokasi Pantai Timang Gunungkidul Pedukuhan Danggolo, Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta. Rute untuk menuju Pulau Timang Gunungkidul Perjalanan dari Yogyakarta menuju Pantai Timang memakan waktu sekitar 3 jam. Jarak

dari kota Wonosari sampai sampai Pulau Timang sekitar 35 km. Wonosari – menuju ke arah Pantai Baron – Pertigaan Mulo – menuju ke arah Pantai Siung – Pasar Dakbong – jalanan berbatu –

Puncak Bukit Kosakora Kosakora merupakan nama salah satu bukit karang yang ada di tepi pantai Gunungkidul. Di puncak Bukit Kosakora terdapat hamparan rumput luas dan pemandangan laut lepas. Kini Puncak Kosakora menjadi salah satu spot foto selfie paling ngehits di kalangan anak muda Yogyakarta. Mendengar nama Kosakora mungkin ingatan kita akan melayang ke negara Jepang. Ya, sepintas dengar nama ini memang seperti kata dalam bahasa Jepang. Namun percayalah, Kosakora adalah nama yang disematkan pada puncak tertinggi kawasan perbukitan di sekitar Pantai Drini dan Pantai Ngrumput, Gunungkidul. Kosakora menjadi tempat yang menarik karena di puncak bukit tersebut ditumbuhi rumput laksana permadani hijau yang cukup luas. Saat rumput-rumput tersebut berbunga, aneka kupu juga akan berterbangan di Puncak Kosakora. Sesaat kita akan merasa seperti di bukit Teletubbies. Namun pesona Kosakora bukan hanya pada tanah lapang berumput yang indah, melainkan pada pemandangan eksotis yang bisa disaksikan dari ketinggian. Dari puncak Bukit Kosakora wisatawan bisa menyaksikan laut lepas. Birunya air laut berpadu dengan birunya langit membetuk garis horizon nan indah. Jajaran perbukitan dan pantai-pantai cantik di sepanjang pesisir Gunungkidul pun bisa terlihat. Tak heran jika akhirnya tempat ini berkembang menjadi spot hunting foto maupun spot selfie paling ngehits di kalangan anak muda. Lokasi dan Akses Puncak Kosakora terletak di Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari, Gunungkidul, tepatnya di kawasan sebelah timur Pantai Drini. Wisatawan yang ingin berkunjung ke Kosakora dapat memarkir kendaraan di areal parkir Pantai Drini lantas dilanjutkan dengan trekking kurang lebih 2 km mendaki bukit karst. Bagi wisatawan yang ingin berkemah bisa menyewa tenda yang disediakan oleh pengelola.


Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

Tips Berwisata ke Puncak Kosakora Bagi para pejalan yang ingin berkunjung ke Kosakora, ada beberapa tips yang bisa Anda ikuti supaya perjalanan wisata Anda menjadi lebih menyenangkan.

Air Terjun Srigetuk Air terjun Sri Gethuk merupakan salah satu air terjun yang populer di Jogja. Bahkan tak hanya pelancong dari wilayah Jogja saja pengunjungnya,akan tetapi juga dari wilayah luar kota. Slempret merupakan nama lain dari air terjun Sri Gethuk, karena air terjun ini terletak di lokasi Slempret. Air terjun tersebut diapit oleh tebing yang berketinggian sampai dengan 50 meter. Kawasan Slempret merupakan daerah yang bertopografi perbukitan dan banyak

ditumbuhi pohon kelapa. Tanaman padi dapat tumbuh subur ditempat ini sepanjang tahun karena tanah di tempat ini tidak pernah mengalami kekeringan. Kesuburan tanah ditempat ini karena didukung oleh tiga sumber mata air yang cukup besar dengan rata-rata debit 30 s/d 60 liter/detik, yaitu mata air Dong poh, Ngandong dan Ngumbul. Dapat ditempuh dengan jalan kaki melewati pematang sawah sejauh 450 meter kemudian dilanjutkan dengan menuruni anak tangga berjumlah sekitar 96 anak tangga. Untuk mencapai air terjun tersebut dapat juga dengan berjalan menyusuri tebing Slempret yang berujung ke lokasi air terjun Sri Gethuk. Penamaan Slempret sebenarnya berasal dari kata Slompret yaitu nama sebuah alat musik tiup dan konon tempat tersebut merupakan tempat yang dianggap angker masyarakat karena merupakan tempat makhluk halus atau jin yang tinggal ditempat tersebut.

75

Menurut serita pimpnan dari jin tersebut bernama jin Anggo Menduro. Konon jin yang menjadi penunggu tempat tersebut teryata menyukai berbagai kesenian, semua itu dibuktikan pada waktu-waktu tertentu sering terdengar suara – suara yang sering didengar oleh penduduk di lokasi Menggoran dan sekitarnya. Suara tersebut berupa suara seperti bunyi drumband,


76

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

dan suara slompret yang sering terdengar mendominasi munnculnya suara tersebut. Suara tersebut kalau dicoba didekati akan hilang sehingga masyarakat meyakini yang mempunyai suara tersebut adalah para jin yang mendiami tempat tersebut. Oleh karena itu air terjun tersebut dinamakan Slempret karena berada di lokasi yang namanya Slempret.

bersantai di bawah payung warna-warni sambil minum kelapa muda yang dijual di warung-warung yang ada. Jika ingin menikmati Pok Tunggal dari sudut pandang yang berbeda, terdapat dua bukit yang bisa di daki untuk menikmati panorama dari ketinggian. Yang pertama adalah Bukit Tirta Asri yang terletak di sisi barat. Untuk mencapai bukit ini sudah dibangun tangga permanen. Di bukit tersebut terdapat

Dari Wonosari silahkan ikuti jalan menuju Pantai Baron. Sesampainya di gerbang masuk pantai-pantai, Anda belok kiri menuju deretan pantai-pantai tengah. Jarak Pantai Pok Tunggal dari jalan raya sekitar 1 km. Fasilitas:

Pantai Pok Tunggal

beberapa gazebo beratap rumbia yang bisa dijadikan tempat bersantai dan menyaksikan debur ombak. Bukit yang kedua terletak sebelah timur bernama Bukit Panjong. Untuk mencapai puncak bukit ini diperlukan sedikit keberanian. Dari pantai berpasir wisatawan harus menyusuri pinggang tebing kapur, lantas menyeberang jembatan bambu setinggi belasan meter yang menempel persis di pinggir tebing dan menghadap ke laut.

ini terdapat banyak warung makan yang buka hingga pukul 18.00 WIB, toilet, tempat parkir, penyewaan payung dan tikar, camping ground, mushola, serta homestay sederhana.

Hamparan pasir putih menyambut setelah keluar dari jeratan jalan sempit yang kondisinya tidak begitu bagus. Dibentengi tebing-tebing karang nan kokoh laksana tembok penjaga, pantai yang baru dibuka dan dikembangkan untuk kegiatan wisata sejak tahun 2012 ini menjadi jawaban atas pertanyaan “pantainya mana?� yang muncul sejak meninggalkan jalan beraspal dan masuk ke jalan yang membelah ladang dan perbukitan kapur. Pok Tunggal, begitu dia biasa disebut. Dalam bahasa Jawa pok bisa berarti pohon dan tunggal adalah satu. Bisa jadi penamaan Pok Tunggal berdasarkan pada keberadaan sebatang pohon duras di bibir pantai yang menjadi ikon pantai ini. Pantai Pok Tunggal menjanjikan banyak hal yang bisa dilakukan, mulai dari bermalas-malasan hingga uji adrenalin. Dengan garis pantai yang panjang dan luas, wisatawan bisa bermain pasir atau

Di Bukit Panjong terdapat beberapa gazebo serta tempat datar yang ditumbuhi rerumputan dan tanaman pandan yang bisa Anda gunakan untuk menggelar tikar dan piknik atau mendirikan tenda. Spot terbaik untuk menyaksikan sunset di Pantai Pok Tunggal adalah dari Bukit Panjong ini. Lokasi dan Akses Pantai Pok Tunggal terletak di Desa Tepus, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul. Berjarak sekitar 2 km dari Pantai Indrayanti dan bersebelahan dengan Pantai Seruni.

Terlepas dari kondisi jalan masuknya yang belum begitu bagus, fasilitas yang ada di Pok Tunggal sudah cukup memadai. Di pantai

Pantai Nglambor Berbatasan langsung dengan Samudra Hindia menjadikan pantai-pantai di sepanjang pesisir selatan Yogyakarta memiliki karakter ombak yang cukup tinggi dan besar. Karena itu hampir di setiap pantai terdapat larangan untuk berenang di laut, bahkan jika ingin mandi-mandi dan bermain ombak hanya boleh di pesisir pantai yang dangkal. Kondisi ini menjadikan wisatawan tidak bisa melakukan aktivitas snorkeling. Meski begitu Anda tidak usah buru-buru kecewa. Ternyata, di deretan pantai-pantai berombak besar tersebut tersembunyi satu pantai yang tenang dan berair dangkal sehingga cocok dijadikan tempat berenang maupun snorkeling. Pantai tersebut adalah Pantai Nglambor.


77

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

Berbentuk teluk mungil yang diapit dua bukit, Pantai Nglambor benar-benar masih bersih dan alami. Lokasinya yang tersembunyi menjadikan pantai ini belum banyak dikunjungi wisatawan, tapi justru disitulah keasyikannya. Kita seolah-olah berada di pantai pribadi. Untuk mencapai bibir pantai wisatawan harus memarkir kendaraan di tepi jalan kemudian berjalan kaki melewati ladang kacang dan deretan pohon pandan laut.

ini diapit oleh Pantai Siung dan Pantai Jogan. Untuk mencapai Pantai Nglambor wisatawan bisa mengikuti jalur menuju Pantai Siung. Setelah pos retribusi Siung, wisatawan akan bertemu dengan pertigaan. Silahkan belok kanan mengikuti pertigaan dengan jalur makadam, Pantai Nglambor ada di ujung jalan tersebut.

Pantai Dengan Dua Kura-Kura Raksasa Tepat di depan teluk terdapat dua pulau karang yang bentuknya menyerupai dua kura-kura raksasa yang sedang berkejaran. Selain menambah kecantikan panorama pantai, dua pulau karang tersebut ternyata juga berfungsi sebagai penahan ombak. Hal tersebut menjadikan perairan di tepi pantai dangkal. Terumbu karang pun tumbuh dengan indah akibat terbebas dari terjangan ombak besar.

Goa Gelatik

Air laut yang cukup jernih menjadikan wisatawan bisa melihat karang, rumput laut, ikan warna-warni yang berkejaran, serta aneka biota penghuni laut dari permukaan. Wisatawan pun bisa snorkeling atau berenang di pantai ini tanpa harus khawatir tergulung ombak besar. Lokasi dan Akses ke Pantai Nglambor Pantai Nglambor terletak di Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Gunungkidul, dan berjarak sekitar 70 km dari Kota Yogyakarta. Pantai

Goa gelatik merupakan goa alam yang ada di daerah karang mojo tepatnya berada dalam wilayah desa Bejiharjo, Karangmojo, Kabupaten Gunung Kidul dan masih merupakan bagian dari paket wisata di desa wisata Bejiharjo. Keberadaan goa alam ini menjadi salah satu tujuan wisata yang mendukung keberadaan desa wisata Bejiharjo tersebut. Goa ini sebelumnya sebagai tempat bertapa bagi orang orang yang menghendaki sesuatu agar terwujud keinginannya tersebut. Namun sejak dibuka sebagai tempat wisata sudah tidak ada lagi yang menggunakannya. Untuk memasuki goa ini akan didampingi oleh pemandu yang disediakan oleh pengelola dengan beberapa perlengkapan yakni berupa helm untuk menjaga kepala kita dari benturan dinding goa, dan juga sepatu agar selama perjalan didalam goa yang agak licin, jadi menjaga anda tidak terpeleset,

kemudian tabung oksigen untuk berjaga jaga jika nantinya kehabisan oksigen didalam goa karena goa ini kedap udara dan satu perelengkapan lagi yang lain yakni lampu senter. Fasilitas tersebut anda dapatkan dari pengelola dengan membayar retribusi masuk sebesar Rp. 30.000,- per orang. Pintu goa yang sempit membuat petualangan jelajah goa semakin lengkap, untuk memasuki goa ini anda harus merangkak ataupun

menduduk dengan menempuh jarak kurang lebih 15 meter. Goa tersebut termasuk goa kering karena tidak seperti goa pindul yang merupakan aliran sungai. Namun tanah goa tetap saja agak becek karena tetesan air dari stalaktit. Kondisi yang gelap, lembab serta kedap udara membuat tantangan sendiri bagi anda yang punya nyali untuk meyusuri goa ini. Didalam goa anda akan disuguhi pemandangan yang menakjubkan dengan adanya stalaktit dan stalakmit yang masih berproduksi, jadi jangan pernah anda memegang batu batu yang masih mengalirkan air, karena berarti merupakan stalaktit atau stalakmit yang masih hidup. Dan hal ini pasti akan diingatkan oleh pemandu sebelum anda memasuki goa, hal ini dimaksudkan agar keberadaan stalaktit dan stalkmit tersebut masih bisa berkembang. Bagi anda yang ingin merasakan air yang mengalir lewat stalaktit dan stalakmit


78

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

tersebut yang konon bisa membuat anda awet muda dan cantik jika diusapkan ke muka harus menunggu sampai menetes dari ujung stalaktit dan stalakmit. Sedangkan stalaktit dan stalakmit yang sudah mati juga tak kalah menariknya, menjadi penghias dinding goa sehingga dinding goa semakin berkilauan jika terkena sinar lampu. Benar benar suatu keindahan dalam gelap yang sangat menakjubkan. Gua Seropan yang ada di Wonosari ini tergolong gua besar dengan panjang 888 meter dan kedalaman sekitar 63 meter lho. Tempat ini menjadi tempat yang sangat cocok bagi para petualang yang ingin mengeksplorasi perut bumi sambil menyelusuri lorong-lorong gua dengan keunikan dan lukisan alam yang tergambar jelas di dinding gua. Selain itu, Gua Seropan juga menawarkan keindahan dan suasana asri sehingga siapapun yang datang berkunjung pun makin takjub dengan keaslian polesan alam yang masih terlihat di sana. Keistimewaan lain dari Gua Seropan yang dapat di nikmati adalah banyaknya tebing-tebing kapur yang masih terlihat sangat alami. Gua Seropan berada di Desa Semuluh, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul dan berjarak sekitar 45 km ke arah timur dari kota Yogyakarta. Jika ingin berkunjung ke sana, dapat mengambil jalur Yogyakarta– Wonosari yang kemudian disambung ke jalan menuju arah Bedoyo yang jaraknya sekitar 200 meter. Jika anda menggunakan kendaraan pribadi (motor atau mobil), Gua Seropan dapat ditempuh dalam waktu sekitar 1,5 jam dari kota Yogyakarta. Akses menuju ke Gua Seropan juga tergolong mudah karena anda dapat menggunakan transportasi umum jurusan Yogyakarta–Wonosari yang kemudian dilanjutkan dengan perjalanan naik bus ke Bedoyo. Saat memasuki Gua Seropan, saudra tidak dikenai biaya apapun. Tetapi bila benar-benar ingin berpetualang di dalam gua, anda harus membekali diri dengan membawa

peralatan yang lengkap dengan standar gua karst seperti tali temali, lampu senter, head lamp dan lain sebagainya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Ketika saudara ingin menikmati Gua Seropan, anda pun harus menuruni anak tangga yang cukup curam untuk memulai penyelusuran. Pintu Gua Seropan sendiri memang berada di titik terendah dari lembah yang tertutup sehingga perlu perjuangan ekstra saat menuju ke sana, jalanan menuju ke pintu cukup terjal dan licin serta berada di atas sebuah batu. GOA MARIA TRITIS, dibalik aura mistis Sejarah Goa Maria Perantara Wahyu Tritis Goa yang dahulunya sempat sebagai persinggahan pangeran-pangeran Kerajaan Mataram, yang terletak di atas perbukitan Kapur Gunung Kidul yakni di ladang Jati. Tempat ini tidak jauh dari Pantai Baron yakni di desa Giring Kecamatan Paliyan, Gunung Kidul. Dinamakan tritis karena adanya air yang menetes (tumaritis) melalui stalaktit di langit-langit gua. Pengelolaan tempat ini baru dimulai tahun 1974 ketika tempat ini digunakan sebagai tempat ekaristi Natal tahun tersebut, sebelumnya tidak ada orang yang berani ke tempat ini, karena menilai tempat tersebut angker dan sepi. Lambat laun tempat ini berubah dari tahun ketahun semakin banyak orang yang mengunjungi untuk sekedar melihat ataupun yang berdoa untuk mengenang Cinta kasih Tuhan yang disalibkan.

Tempat ini mulai dikenalkan melalui Pastur Paroki Wonosari Hardjo Sudarmo SJ yang kemudian mendapat pemberkatan dari Uskup Agung Kardinal Darmojuwono, SJ. Setiap bulan Maria Yakni bulan Mei dan Oktober semakin sering dikunjungi dan secara tidak langsung telah membuka lapangan kerja bagi warga sekitar. Ada yang mendirikan warung makan dan minum bahkan souvenir yang khas dari tempat tersebut. Saat ini sarana dan prasarana tempat ini sudah banyak mengalami perkembangan, jalan yang sebagai sarana jalan salib sudah dibenahi sedemikian rupa hingga enak untuk dilewati. `Kemudian fasilitas didalam Goa juga disediakan beberapa buku panduan doa, berupa Madah Bakti, Kidung Adi, Padupan Kecana dan Tasbih Rosario. Karena banyaknya pengunjung yang ingin berziarah maka Paroki Wonosari menjadwalkan tiap Minggu diselenggarakan Ibadah Ekaristi yang didahului prosesi Jalan Salib. Sedangkan bagi yang ingin mengikuti ibadah Novena maka bisa menghadiri pada hari minggu pertama pada setiap bulannya. Lokasi dan Akses : Untuk menuju tempat ini akan lebih mudah jika menggunakan kendaraan pribadi baik roda dua maupun roda empat namun jika ingin menggunakan kendaraan umum bisa juga yakni menggunakan bus jurusan yogya wonosari kemudian dari terminal Wonosari ganti dengan bus jurusan Wonosari Paliyan dan turun di desa Giring.


Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

79

Kabupaten Bantul B

antul memang tak bisa dilepaskan dari sejarah Yogyakarta sebagai kota perjuangan dan sejarah perjuangan Indonesia pada umumnya. Bantul menyimpan banyak kisah kepahlawanan. Antara lain, perlawanan Pangeran Mangkubumi di Ambar Ketawang dan upaya pertahanan Sultan Agung di Pleret. Perjuangan Pangeran Diponegoro di Selarong. Kisah perjuangan pioner penerbangan Indonesia yaitu Adisucipto, pesawat yang ditumpanginya jatuh ditembak Belanda di Desa Ngoto. Sebuah peristiwa yang penting dicatat adalah Perang Gerilya melawan pasukan Belanda yang dipimpin oleh Jenderal Sudirman (1948) yang banyak bergerak di sekitar wilayah Bantul. Wilayah ini pula yang menjadi basis, "Serangan Oemoem 1 Maret" (1949) yang dicetuskan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Tolok awal pembentukan wilayah Kabupaten Bantul adalah perjuangan gigih Pangeran Diponegoro melawan penjajah bermarkas di Selarong sejak tahun 1825 hingga 1830. Seusai meredam perjuangan Diponegoro,

Pemeritah Hindia Belanda kemudian membentuk komisi khusus untuk menangani daerah Vortenlanden yang antara lain bertugas menangani pemerintahan daerah Mataram, Pajang, Sokawati, dan Gunung Kidul. Kontrak kasunanan Surakarta dengan Yogyakarta dilakukan baik hal pembagian wilayah maupun pembayaran ongkos perang, penyerahan pemimpin pemberontak, dan pembentukan wilayah administratif. Tanggal 26 dan 31 Maret 1831 Pemerintah Hindia Belanda dan Sultan Yogyakarta mengadakan kontrak kerja sama tentang pembagian wilayah administratif baru dalam Kasultanan disertai penetapan jabatan kepala wilayahnya. Saat itu Kasultanan Yogyakarta dibagi menjadi tiga kabupaten yaitu Bantulkarang untuk kawasan selatan, Denggung untuk kawasan utara, dan Kalasan untuk kawasan timur. Menindaklanjuti pembagian wilayah baru Kasultanan Yogyakarta, tanggal 20 Juli 1831 atau Rabu Kliwon 10 sapar tahun Dal 1759 (Jawa) secara resmi ditetapkan pembentukan Kabupaten Bantul yang sebelumnya di kenal bernama

Bantulkarang. Seorang Nayaka Kasultanan Yogyakarata bernama Raden Tumenggung Mangun Negoro kemudian dipercaya Sri Sultan Hamengkubuwono V untuk memangku jabatan sebagai Bupati Bantul. Tanggal 20 Juli ini lah yang setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Jadi Kabupaten Bantul. Selain itu tanggal 20 Juli tersebut juga memiliki nilai simbol kepahlawanan dan kekeramatan bagi masyarakat Bantul mengingat Perang Diponegoro dikobarkan tanggal 20 Juli 1825.Pada masa pendudukan Jepang, pemerintahan berdasarkan pada Usamu Seirei nomor 13 sedangakan stadsgemente ordonantie dihapus. Kabupaten Memiliki hak mengelola rumah tangga sendiri (otonom). Kemudian setelah kemerdekaan, pemerintahan ditangani oleh Komite Nasional Daerah untuk melaksanakan UU No 1 tahun 1945. Tetapi di Yogyakarta dan Surakarta undang-undang tersebut tidak diberlakukan hingga dikeluarkannya UU Pokok Pemerintah Daerah No 22 tahun 1948. dan selanjutnya mengacu UU Nomor 15 tahun 1950 yang isinya pembentukan Pemerintahan


80

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta


81

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

Daerah Otonom di seluruh Indonesia. Seiring dengan perjalanan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan silih bergantinya kepemimpinan nasional, kini ini Kabupaten Bantul telah mengalami kemajuan pesat diberbagai bidang dibawah kepemimpinan Drs. HM. Idham Samawi yang menjabat sejak akhir tahun 1999.

Daerah secara optimal, serta membawa citra daerah di mata masyarakat di luar Daerah Istimewa Yogyakarta.

OBYEK WISATA

Pantai Parangtritis merupakan pantai yang sangat terkenal dan ramai dikunjungi para wisatawan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pantai ini terletak di Kota Bantul berjarak kurang lebih 28 kilometer saja dari pusat kota Yogyakarta. Kecamatan Kretek merupakan lokasi di mana Pantai Parangtritis berada. Pantai ini termasuk wilayah Samudera Hindia. Di objek Pantai Parangtritis udaranya begitu sejuk dengan pemandangan pantai yang menawan. Di sini anda bisa melihat banyak gunungan pasir pantai yang disebut dengan Gumuk. Penduduk lokal banyak menyewakan beberapa fasilitas bagi para wisatawan yang ingin berkeliling pantai dari timur ke barat seperti kuda, andong mini, dan ATV. Akomodasi-akomodasi tersebut disewakan dengan harga yang cukup terjangkau. Di pinggir pantai nikmati keindahan matahari terbenam sambil bermain pasir sambil melihat pemandangan berupa perbukitan yang ditumbuhi pepohonan rindang dan subur.

Kabupaten Bantul bisa dikenal salah satunya karena obyek wisata yang dapat memikat para wisatawan. Obyek-obyek Kabupaten Bantul mempunyai potensi obyek wisata yang cukup besar, yang meliputi obyek wisata alam, wisata budaya/ sejarah, pendidikan, taman hiburan dan sentra industri kerajinan. Dengan keanekaragaman potensi wisata tersebut diharapkan Kabupaten Bantul dapat secara optimal mendukung pengembangan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai daerah tujuan wisata utama di Indonesia, dimana pada tahun 1996 Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menempati urutan ke-3 dalam hal kunjungan wisatawan mancanegara. Pengelolaan obyek wisata secara profesional akan mendorong tumbuh kembangnya industri pariwisata secara menyeluruh yang diharapkan dapat menggerakkan kegiatan perekonomian masyarakat, memperluas dan memeratakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, mendukung perolehan Pendapatan Asli

Untuk mengoptimalkan pengembangan obyek wisata daerah Bantul, telah ditempuh program diversifikasi (penganekaragaman) produk wisata. Selain itu juga ditingkatknanya promosi wisata baik domestik maupun mancanegara dengan tidak henti-hentinya . Data sektor pariwisata selengkapnya terdapat .

Pantai Parangtritis

Ombak di Pantai Parangtritis Yogyakarta cukup besar sehingga anda harus hati-hati saat berenang. Di pantai ini juga terkenal sebagai tempat olah raga aeromodeling atau olah raga udara. Saat berenang maka air laut asing dari pantai akan menyejukkan anda kembali. Di sekitaran Pantai Parangtritis terdapat banyak warung-warung makan yang menawarkan berbagai macam masakan khas daerah Yogyakarta atau Bantul. Di sini para pengunjung bisa menghabiskan waktu bersantai sambil mencicipi masakan serta makanan ringan yang sudah tentu sedap rasanya. Terdapat suasana mistis yang lekat dengan sejarah Pantai Parangtritis, pantai ini terkenal sebagai tempat tinggal Ratu Pantai Selatan yaitu Ratu Kidul. Saat berkunjung ke tempat wisata ini dilarang mengenakan pakaian berwarna hijau karena warna


82 tersebut merupakan ciri khas dari Ratu Kidul. Penduduk lokal percaya bahwa saat kita mengenakan pakaian berwarna hijau maka Ratu Pantai Selatan bisa murka. Di pantai inipun Sultan Hamengkubuwono juga selalu menggelar upacara adat yang dikhususkan bagi Ratu Kidul pada bulan Sura. Sultan akan memberikan sesajenan (bahasa jawa) atau persembahan bagi sang Ratu. Hal ini sudah menjadi kebiasaan sebagian besar penduduk kota Yogyakarta untuk melihat sambil ikut memberikan sesajenan agar mendapatkan berkah di Pantai Parangtritis.

Pantai Parangkusumo Keindahan Pantai Parangkusumo bisa dikatakan setara dengan Pantai Parangtritis karana mempunyai banyak kesamaan dan juga perbedaan. Keistimewaan yang menjadikan pantai ini ramai dikunjungi adalah karena adanya mitos yang berkembang sejak zaman legenda tersebut dimulai. Mitos yang hidup di kalangan masyarakat Yogyakarta dan Jawa pada umumnya yaitu tentang sosok Ratu Pantai Selatan yang membantu kekuasaan raja-raja Mataram, sejak jaman Penembahan Senopati sampai saat ini. Legenda itu menjadikan Pantai Parangkusumo banyak dipakai untuk tempat

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

diselenggarakan berbagai acara ritual warisan nenek moyang yang dilakukan oleh Keraton Yogyakarta sendiri ataupun oleh kelompok masyarakat ataupun secara individu, mulai dari tirakatan, semedi, upacara Melesti, Labuhan dan Labuhan Ageng yang sekarang menjadi obyek wisata tersendiri. Oleh karena itu pengunjung di Pantai Parangkusumo ini lebih banyak pada hari-hari tertentu yang diyakini hari yang baik menurut penanggalan Jawa untuk melakukan ritual. Berkunjung ke obyek wisata Pantai Parangkusumo ini akan sangat menarik bila bertepatan dengan berlangsungnya acara upacara ritual Labuhan atau Melasti dan ketika waktu liburan saat pengunjung tumpah ruah bermain dan beraktivitas di tepian pantai Parangkusumo ini. Selain saat tersebut diatas, ada moment yang sangat menarik dapat disaksikan para pengunjung yaitu waktu sunset tiba yang merupakan waktu terbaik menikmati panorama saat matahari terbenam di balik cakrawala Pantai Parangkusumo. Di areal Pantai Parangkusumo terdapat sebuah bangunan yang diberi nama Cepuri. Tempat ini digunakan untuk memanjatkan doa sebelum acara labuhan dari pihak keraton Yogyakarta dimulai. Didalam Cepuri tersebut ada 2 buah batu yang diyakini

konon sebagai tempat duduk panembahan senopati dan ratu kidul yang kemudian batu tersebut dinamakan batu cinta. Mengapa di sebut batu cinta, karena di tempat tersebut pertemuan antara raja mataram pertama yaitu panembahan senopati dengan ratu kidul penguasa pantai selatan yang mengikat perjanjian yang berawal dari permintaan sang senopati untuk membantu dirinya menjadi penguasa mataram. Permintaan tersebut disetujui sang ratu dengan syarat sang senopati dan seluruh keturunanya mau menjadi suami dari sang ratu dan syarat tersebut disetujui sang senopati dengan syarat dalam hubungan tersebut tidak menghasilkan keturunan. Oleh karena perjanjian tersebut Keraton Yogyakarta yang merupakan pecahan kerajaan mataram mempunyai hubungan khusus dengan penguasa laut selatan yang akhirnya muncul acara ritual labuhan di pantai Parangkusumo ini oleh Keraton Yogyakarta. Pantai Parangkusumo pada bagian depan sebelah kiri area utama terdapat tumbuhan sejenis pakis atau palm menambah keindahan suasana Pantai Parangkusumo yang tampak asri dan hijau. Jalanan untuk mengakses di area ini cukup lebar terbuat


Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

dari paving block yang sekaligus dapat menghubungkan dengan Pantai Parangtritis dan Pantai Depok yang letaknya memang bersebelahan. Ditepi jalan tersebut akan terlihat pemandangan yang sangat menarik karena terdapat deretan pohon cemara yang rimbun dan tertata rapi. Lokasi Pantai Parangkusumo merupakan obyek wisata pantai yang terletak di Kabupaten Bantul, berjarak sekitar 30 km sebelah selatan kota Yogyakarta. Pantai ini berdampingan dengan Pantai Parangtritis dan Pantai Depok. Tidak terdapat pembatas yang jelas bila kita lihat dari bibir pantainya. Hanya dibagian tepi daratnya terdapat bangunan yang berbeda. Pantai ini secara administratif berada di desa yang sama dengan Pantai Parangtritis, yaitu Desa Parangtritis, Kretek, Bantul Yogyakarta. Pemandian Air Panas Parang Wedang Tempat wisata di Bantul yang cukup unik adalah Pemandian Air Panas Parang Wedang. Dikatakan unik karena pemandian air panas ini tidak terdapat di pegunungan seperti kebanyakan pemandian air panas, namun lokasinya terbilang dekat dengan

pantai. Pemandian Air Panas Parang Wedang berlokasi tidak jauh dari Pantai Parangtritis. Di pemandian ini sudah dibangun kolam penampungan berukuran 9 x 8 m dan beberapa kamar mandi air hangat untuk para pengunjung.

Pantai Samas Tempat wisata pantai di Bantul selanjutnya adalah Pantai Samas. Pantai ini terletak di Kecamatan Senden Kabupaten Bantul Yogyakarta. Lokasi Pantai Samas adalah berjarak 25 km ke arah selatan Kota Yogyakarta. Di Pantai Samas terdpat mercusuar yang digunakan sebagai navigasi bagi para nelayan. Bagi pecinta fotografi, nampaknya tempat ini dapat dieksplore lebih lanjut sebagai bahan obyek fotografi anda.

Pantai Kwaru Pantai Kwaru merupakan obyek wisata pantai yang tergolong masih baru dan baru dibuka untuk umum. Masyarakat di daerah pantai tersebut merasa tergugah untuk merawat lingkungan dengan menanam pepohonan

83

seperti cemara untuk melindungi pantai dari gempuran ombak yang setiap waktu mengikis bibir pantai hingga daratan. Pantai ini menawarkan keindahan pantai dengan pemandangan pohon cemara yang luar biasa. Jika anda berkunjung ke pantai Kwaru pasti akan banyak menemukan pemandangan yang khas yang tidak terdapat didaerah pantai lain di Yogyakarta, yaitu pohon cemara yang bederet di sepanjang pantai menambah keindahan suasana wisata di pantai Kwaru ini. Anda dapat memanfaatkan moment ini dengan berfoto bersama berlatar belakang rimbunnya pohon cemara di pantai Kwaru ini. Meskipun belum banyak yang mengetahui pantai ini ternyata banyak juga yang sudah pernah kesana dan berkesan bahwa pantai tersebut panoramanya indah dan sekaligus saling bedekatan dengan pantai lainnya di kawasan tersebut yaitu Pantai Baru dan Pantai Gua Cemara. Ada perbedaan tujuan kecenderungan wisatawan dalam negeri dan turis asing. Sebagai wisatawan dalam negeri, orang Indonesia gemar pergi ke pantai, tujuannya untuk melihat keindahan matahari terbit atau tenggelam, jalan-jalan, pacaran atau sekedar duduk-duduk sambil melihat ombak


84 di pantai. Berbeda sekali dengan turis asing dalam berwisata ke pantai bertujuan untuk mandi, surfing, basah-basahan atapun sekedar berjemur. Fasilitas Di kawasan pantai Kwaru sudah terdapat banyak fasilitas penunjang pariwisata seperti kolam renang, motor ATV, area memancing dan lain-lain. Terdapat juga sederet pusat perbelanjaan souvenir yang ramai dikunjungi wisatawan terutama stan pakaian, baju atau kaos pantai bertuliskan pantai Kwaru yang banyak diserbu oleh anak-anak maupun anak muda. Setelah mengaduk-aduk wisata pantai di wilayah kabupaten bantul maka kita lanjutkan perjalanan ke Gunungkidul, disana akan kita dapatkan pantai-pantai yang cantik yang siap menyambut kedatangan anda, kita mulai saja mulai dari Pantai Sundak

Kids Fun Selain terdapat wisata alam berupa pantai yang indah, Kabupaten Bantul juga terdapat wisata keluarga berupa taman bermain bagi anak-anak kita yaitu Kids Fun. Kids Fun terdapat di Jalan Wonosari Km 10 Sitimulyo, Piyungan, Bantul, Yogyakarta. Disini terdapat berbagai wahana permainan yang bisa dinikmati seperti Bumper Car, Gokart, Kolam Renang, Flying Fox, Swinger dan lain sebagainya.

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

Makam Imogiri Makam Imogiri Yogyakarta merupakan makam raja-raja Mataram terletak di perbukitan Imogri Bantul. Makam Raja ini merupakan bukit yang dapat dilalui dengan menaiki anak tangga berjumlah sekitar 409. Makam ini memang diperuntukkan untuk makam raja dan kerabat kerajaan Mataram Islam beserta keturunannya. Masyarakat jawa meyakini, bahwa gunung atau bukit dapat menyimbolkan status sekaligus merupakan upaya untuk lebih mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa. Memilih perbukitan yang dinamai Pajimatan Girirejo untuk membangun makam raja ternyata mempunyai cerita sejarah sebelumnya. Menurut masyarakat setempat, sewaktu Sultan Agung sedang mencari tanah yang akan digunakan untuk tempat pemakaman khusus sultan dan keluarganya, beliau melemparkan segenggap pasir dari Arab. Pasir tersebut dilempar jauh hingga akhirnya mendarat di perbukitan Imogiri. Atas dasar itulah selanjutnya Sultan Agung menentukan membangun makam raja di Imogiri. Pada tahun 1632 M, kompleks makam Imogiri mulai dibangun oleh arsitek yang bernama Kyai Tumenggung Tjitrokoesoemo atas perintah dari Sultan Agung. Selang 13 tahun kemudian pada tahun 1645 Sultan Agung wafat dan dimakamkan di Imogiri.

Sultan Agung merupakan raja ketiga Mataram setelah Penembahan Senopati dan Panembahan Seda Krapyak. Mataram mencapai kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Agung karena mampu menguasai hampir seluruh tanah Jawa. Pada masa pemerintahannya, beliau memberikan perlawanan kepada penjajah Belanda. Pada tahun 1628 dan 1629 pasukan Mataram pernah menyerang markas VOC di Batavia walaupun sering gagal. Kegagalan ini menurut cerita karena adanya punggawa dari Mataram yang sebelumnya membocorkan rencana penyerangan tersebut. Punggawa Mataram tersebut menurut cerita adalah Tumenggung Endranata yang juga dikuburkan di Makam Imogiri.


Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

85 selalu harum semerbak dikarenakan beliau sekarang sudah sampai tingkatan waliyullah ( kekasih Allah ). Di tempat ini selain makam Sultan Agung , dimakamkan juga 23 raja keturunan Sultan Agung, makam dinasti Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakara. Makam raja-rajja ini dibagi menjadi 8 kelompok yaitu : 1. Kasultanan Agungan (Makam Sultan Agung, pemaisuri, Hamangkurat Mas dan Hamangkurat Amral. 2. Paku Buwanan (Makam Paku Buwono I dan Paku Buwona II dan Hamangkurat Jawi) 3. Kasuwargan Yogyakarta ( Makam HB I dan HB III ) 4. Besiyaran Yogyakarta ( Makam HB IV, HB V dan HB VI ) 5. Saptorenggo Yagyakarta ( Makam HB VII, HB VIII dan HB IX ) 6. Ksuwargan Surakarta ( Makam PB III, PB IV dan PB V ) 7. Kapingsangan Surakarta ( Makam PB VI, PB VII dan PB IX ) 8. Girimulya Surakarta ( Makam PB X, PB XI dan PB XII )

Karena adanya seorang penghianat tersebut, tempat-tempat logistik berupa lumbunglumbung padi sebagai tempat persiapan perjalanan pasukan Mataram menuju Batavia dibakar oleh Belanda yang berakibat pasukan Mataram dapat dengan mudah dikalahkan. Sultan Agung akhirnya mengetahui ada salah satu pasukannya yang berkhianat. Sultan Agung selanjutnya mengambil tindakan tegas dengan menangkap dan menghukum mati Tumenggung Endranata. Kepala penghianat tersebut dipenggal dan selanjutnya tubuh tanpa kepala tersebut ditanam di salah satu tangga dibawah pintu gerbang makam. Para peziarah bisa menemukan tempat tersebut yang berupa sebuah anak tangga dari batu

yang memanjang yang merupakan makam penghianat tersebut. Anak tangga yang terbuat dari batu tersebut sekarang sudah berlekuk karena sudah banyak orang yang menginjaknya. Anak tangga batu tersebut merupakan monumen yang merupakan sebuah peringatan bagi pengikut Sultan Agung agar tindakan penghianatan tersebut tidak terulang kembali. Saat memasuki lokasi makam raja tersebut, aroma kembang bercampur dupa seakan menyambut kedatangan para pengunjung. Abdi dalem Keraton hampir setiap hari meletakkan sesajen khusus di makam tersebut. Menurut keterangan juru kunci makam raja tersebut, makam Sultan Agung

Struktur dan susunan makam raja ini berbentuk segitiga. Makam Sultan Agung terdapat di bagian atas. Sedangkan disisi Timur merupakan tempat makam rajaraja Kasultanan Yogyakarta dan pada sisi Barat terdapat makam Raja dari Kasunanan Surakarta. Pemisahan makam raja keturunan Sultan Agung tersebut karena imbas dari perpecahan di dalam keluarga Keraton yang berawal dari perlawanan Pengeran Mangkubumi ( HB I ) terhadap kakaknya Paku Buwono II. Akibat perpecahan tersebut yang akhirnya muncul Perjanjian Giyanti pada tahun 1755 M yang berisi kerajaan Mataram Islam di bagi dua menjadi Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta. Hingga kini makam Sultan Agung sangat dikeramatkan sehingga tidak sembarang orang bisa memasuki kompleks makam tersebut. Adanya persyaratan yang harus dipenuhi bila berniat melakukan ziarah pada makam Sultan Agung yaitu : para peziarah dilarang menggunakan alas kaki, membawa kamera, memakai perhiasan terutama dari emas dan harus mengenakan pakaian khas Jawa atau peranakan. Untuk peziarah laki-laki harus mengenakan pakaian jawa berupa blangkon, beskap, kain, sabuk, timang dan samir. Sedangkan untuk peziarah perempuan harus memakai kemben dan kain panjang. Di area makam dan hutan tersebut secara


86 umum para pengunjung dilarang berbuat tidak sopan, berburu, memotong pohon, mengambil kayu dan mencabut / merusak tanaman yang ada. Masih dalam kompleks makam raja, pengunjung bisa melihat dan menyaksikan ada 4 gentong atau padhasan yang menurut cerita merupakan persembahan dari kerajaan-kerajaan sahabat kepada Sultan Agung. Gentong-gentong tersebut mempunyai nama-nama yang berbeda : • Gentong Nyai Siyem dari Siam • Gentong Kyai Mendung dari Rum atau Turkey • Gentong Kyai Danumaya dari Aceh • Gentong Nyai Danumurti dari Pelembang

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

riwiyat mataram di kotagede. Terdapat juga beberapa warung yang berada di Terminal yang menyediakan makanan seperti wedang uwuh, pecel, jadah tempe dan tahu bacem.

Hutan Pinus Mangunan Hutan Pinus Mangunan merupakan bagian dari Resort Pengelolaan Hutan (RPH) Mangunan yang lokasinya tak jauh dari Imogiri. Karena itu orang-orang kerap menyebutnya dengan nama Hutan Pinus Imogiri. Di kawasan ini wisatawan bisa menyaksikan deretan pohon pinus yang tegak menjulang.

Gentong-gentong tersebut konon memiliki khasiat tertentu seperti untuk kesehatan, penyembuhan ataupun kesuksesan sehingga banyak para peziarah yang percaya berebut untuk mendapatkan air ini. Walaupun makam Imogiri buka setiap hari akan tetapi pada hari-hari tertentu makam ini dipadati banyak pengujung. Seperti waktu malam Jumat Kliwon dan malam Selasa Kliwon. Para peziarah pada waktu tersebut banyak melakukan ritual doa id sekitar makam, terutama pada tengah malam. Para peziarah datng dengan berbagai maksud dan tujuan masing-masing seperti berdoa untuk kesuksesan, karir atau menambah ilmu kanuragan. Lokasi Makam Raja-raja Imogiri terletak di Dusun Pajimatan, Desa Girirejo, Kecamatan Imogiri, Kabupten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Akses Untuk mengunjungi makan raja di Imogiri dapat menggunakan mobil pribadi ataupun angkutan bus. Dari terminal Giwangan ambil jurusan Yogyakarta-Panggang atau Yogyakarta Petoyan. Setelah perjalanan 30 menit sampailah ke terminal Imogiri. Selanjutnya pengunjung cukup berjalan kaki sekitar 250 meter sampai anak tangga menuju makam. Fasilitas Fasilitas yang terdapat ditempat ini terbilang standar yang berupa tempat parkir, toilet umum dan guide yang akan menceritakan sejarah yang berhubungan dengan makam raja Imogiri ini. Selain pemandu, anda juga dapat membeli tiga buku kecil yang berupa foto copy-an yang berisi riwayat makam Raja Mataram, skema makam raja dan

Hutan Pinus mangunan Sinar mentari pagi menelusup dari celahcelah pucuk pinus, membiaskan garis-garis keemasan yang indah. Cahyanya lantas terpantul pada embun yang masih tersisa di dedaunan, menciptakan kabut tipisa yang indah. Itulah gamabran yang terekam ketika Anda berkunjung ke Hutan Pinus Mangunan atau yang lebih dikenal dengan sebutan Hutan Pinus Imogiri. Ribuan pohon pinus berdiri dengan tegak laksana prajurit yang berbaris dengan teratur di kawasan seluas 500 Ha. Saat angin bertiup,

akan terdengar harmoni alam yang berasal dari dersik daun-daun. Aroma khas hutan pinus pun menguar dengan tajam. Tak heran jika banyak pengunjung yang jatuh cinta dengan kawasan ini dan berkunjung untuk menikmati suasananya yang khas. Hutan Pinus Mangunan tidak hanya menjanjikan ketenangan bagi jiwa. Tempat ini juga menawarkan view yang cantik untuk diabadikan dalam jepretan kamera, tak heran jika akhirnya Hutan Pinus Mangunan menjadi salah satu spot hunting foto favorit. Bukan hanya wisatawan yang ingin selfie, pasangan yang hendak menikah pun banyak yang menjadikan tempat ini sebagai setting foto prewedding mereka. Dengan sudut pengambilan gambar yang tepat, foto-foto berlatar hutan pinus nan rimbun ala-ala setting film Hollywood pun bisa didapat. Bagi wisatawan yang menyukai petualangan, Anda bisa trekking mengikuti jalur outbond Wartu Abang menuju sumber mata air Bengkung yang dipercaya oleh masyarakat sekitar sebagai lokasi pertapaan Sultan Agung Hanyakrakusuma. Lokasi dan Tiket Masuk Hutan Pinus Mangunan terletak di Desa Dlingo, Mangunan, Bantul. Tidak ada tiket masuk yang perlu dibayarkan. Wisatawan hanya perlu membayar biaya parkir sebesar Rp 3.000 untuk motor dan Rp 10.000 untuk mobil. Cara Menuju Hutan Pinus Mangunan Berhubung tidak ada transportasi publik yang melayani rute hingga kawasan hutan pinus maka wisatawan disarankan untuk membawa kendaraan pribadi. Dari Yogyakarta bisa mengambil rute Terminal Yogyakarta – Jalan Imogoro Timur – Pertigaan Imogiri belok ke arah Makam Raja-raja Imogiri – Mangunan – Hutan Pinus Mangunan. Jika anda kesini dalam perjalanan pulang anda juga bisa mampir ke kuiner khas Imogiri atau Bantul yaitu Sate klathak Imogiri. Patut dicoba!

Kebun Buah Mangunan Terletak pada ketinggian 150 – 200 mdpl, Kebun Buah Mangunan tidak hanya menyajikan deretan pohon buah-buahan yang tertata apik. Di tempat ini wisatawan dapat menyaksikan keelokan Sungai Oyo yang mengalir meliuk membelah perbukitan. Berwisata ke kebun buah bersama keluarga tentunya akan menjadi hal yang snagat


87

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

menyenangkan. Apalagi jika bertepatan dengan musim panen buah sehingga anggota keluarga bisa bersama-sama memanen buahbuahan yang ada. Di Yogyakarta, tepatnya di daerah Mangunan, Bantul juga terdapat tempat rekreasi menarik bernama Kebun Buah Mangunan. Deretan pohon buah-buahan menghiasi bukit seluas 23 hektar ini. Penataannya pun cukup menarik, yaitu disesuaikan dengan kontur kemiringan bukit. Pohon buah yang ada di tempat ini antara lain durian, mangga, rambutan, jambu air, jeruk, sawo, matoa, jambu biji, cempedak, kelengkeng, manggis, dan masih banyak lagi. Namun bagi sebagian besar wisatawan yang

berkunjung ke Kebun Buah Mangunan, sejatinya bukan pohon buah yang menjadi tujuan utama kunjungan mereka, melainkan sebuah spot menarik di puncak bukit Mangunan. Di puncak bukit yang dikelilingi pagar kayu ini wisatawan bisa menyaksikan keelokan Sungai Oyo yang mengular membelah bukit. Sepintas lihat pemandangan tersebut seperti Sungai Amazon di Brazil. Jika datang di pagi hari, Ngarai Sungai Oyo biasanya tertutup kabut putih. Hamparan hutan yang hijau dengan kabut putih yang meliuk-liuk memenuhi permukaan sungai tentu saja menjadi pemandangan eksotik. Saat senja menjelang, pengunjung bisa menyaksikan sunset keemasan yang sangat indah.

Untuk berwisata di Kebun Buah Mangunan wisatawan cukup merogoh kocek Rp 5.000 per orang. Fasilitas yang ada di tempat ini antara lain camping ground, homestay, gardu pandang, gazebo, play ground yang dilengkapi kandang rusa, dan tempat pembibitan tanaman. Lokasi dan Akses Menuju Kebun Buah Mangunan Kebun buah ini terletak di Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo, Bantul. Jarak dari pusat Kota Jogja sekitar 35 km. Untuk mencapai tempat ini wisatawan dapat menuju Terminal Giwangan. Dari terminal ambil jalan lurus ke Selatan (Jalan Imogiri Timur). Sesampainya


88 di Imogiri ambil Jalur Imogiri – Dlingo. Dari situ silakan ikuti petunjuk arah yang telah tersedia. Perjalanan dari Kota Jogja menuju Kebun Buah Mangunan menjanjikan pemandangan yang indah dan petualangan yang menarik. Dari Jogja hingga Imogiri wisatawan akan dimanja dengan hamparan sawah menghijau luas dan gugusan Pegunungan Sewu di sebelah timur. Dari Imogiri menuju Dlingo jalan mulai menanjak dan berkelok. Hamparan hutan pinus akan menjadi spot yang sayang dilewatkan untuk mengambil gambar.

Wedang Uwuh Wedang Uwuh merupakan minuman hangat khas Bantul yang memiliki berbagai khasiat untuk kesehatan. Berbahan dasar aneka dedaunan dan rempah, menjadikan tampilan minuman ini seperti sampah yang diseduh. Bagi para petualang rasa, sesekali berkunjunglah ke Jogja Selatan yakni kawasan Bantul. Di kabupaten ini Anda akan menemukan beragam makanan lezat dan juga unik seperti mie lethek, sate klatak, mangut lele, oseng-oseng emprit, sambel welut, dan masih banyak lagi. Selain olahan makanan, minuman nan unik dengan sensasi rasa asyik pun bisa Anda temui, salah satunya adalah wedang uwuh yang berasal dari Imogiri. Dalam bahasa Jawa, uwuh berarti sampah, jadi wedang uwuh adalah wedang sampah. Pssssstt, Anda jangan buru-buru mengernyitkan kening dan menolak minuman ini. Cobalah satu tegukan, dan dijamin Anda pasti terkesan.

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

yang berasal dari serutan secang. Sedangkan rasanya merupakan kombinasi antara pedas jahe, manis gula batu, dan percampuran beraneka tanaman herba lain. Minuman ini sangat cocok diminum di kala malam atau di kala hujan. Selain hangat di tenggorokan, wedang uwuh juga mampu menghangatkan badan. Bahan dasarnya yang berupa rempah dan dedaunan herba menjadikan wedang uwuh bermanfaat untuk kesehatan. Untuk menikmati secangkir wedang uwuh, wisatawan bisa berkunjung ke kawasan Imogiri. Di Kompleks Makam Raja-raja Imogiri terdapat banyak penjual wedang uwuh. Wisatawan pun bisa menjadikan minuman ini sebagai oleh-oleh. Saat tiba di rumah, wisatawan tinggal menyeduh aneka dedaunan yang sudah dikemas dalam plastik kecil.

Pabrik Gula Madukismo

Karena itulah minuman ini dinamakan wedang uwuh. Namun ada juga yang berujar bahwa penamaan wedang uwuh berasal dari para abdi dalem yang mengumpulkan aneka dedaunan di kompleks makam rajaraja Imogiri untuk diseduh. Jika biasanya dedaunan itu menjadi sampah tak berguna, maka kini disulap menjadi minuman nan nikmat.

Pabrik Gula Madukismo didirikan pada tahun 1955 pada awalnya bernama Pabrik Gula Padokan. Pada masa pejajahan Belanda pabrik ini hancur lebur dan selanjutnya dirintis kembali oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Selanjutnya didirikan kembali Pabrik Gula Padokan dengan nama Pabrik Gula Madukismo. Gagasan pendirian Pabrik Gula Madukismo bertujuan menolong rakyat karena banyak dari karyawan pabrik yang kehilangan pekerjaan semenjak pabrik tersebut dihancurkan oleh Belanda. Pembangunan kembali Pabrik Gula Madukismo diharapkan dapat menampung lebih banyak lagi orang bekerja dan terlibat dalam usaha Pabrik Gula Madukismo. Akan banyak para petani terlibat proses penanaman, pemeliharaan, panen dan pabrik sendiri akan banyak menyerap tenaga kerja terutama pada saat musim giling. Perjalanan Wisata Agro Industri adalah melihat proses dari produksi yang dilakukan Pabrik Gula Madukismo. Wisatawan dapat menaiki gerbong yang ditarik lokomotif tua. Wisata ini biasanya dilaksanakan saat musim giling yaitu bulan Mei – September. Wisatawan dapat menyaksikan dari dekat proses produksi gula secara langsung. Proses ini diawali dengan pemerahan nira untuk mendapatkan sari gula kemudian pemurnian nira dengan cara sulfitasi, penguapan nira, kristalisasi, puteran gula dan pengemasan gula.

Wedang Uwuh Berkhasiat Untuk Kesehatan Seduhan wedang uwuh berwarna merah

Saat musim penggilingan tebu datang pada bulan Mei – September, wisatawan dapat

Wedang uwuh ini terbuat dari berbagai jenis herba seperti jahe, secang, kayu manis, sereh, daun jeruk, dan dedaunan lain. Saat diseduh, sisa ampas atau bahan-bahan minuman ini nampak seperti sampah.

melihat ritual cembengan yang dilaksanakan warga sekitar dan karyawan pabrik. Ritual tersebut bertujuan memohon doa restu agar proses penggilingan berjalan dengan lancar. Selama ritual, wisatawan dapat melihat kirab tebu temanten dan berbagai acara kesenian lainnya seperti pasar malam, jathilan dan wayang kulit semalam suntuk. Selain mencermati proses produksi gula, wisatawandapat melihat mesin-mesin tua yang menjadi alat produksi Pabrik Gula Madukismo. Pabrik Gula Madukismo dengan Jembatan Sungai Kwai di Thailand Besi – besi bekas dari mesin produksi di Pabrik Gula Madukismo ini pernah diangkut ke Thailand yang selanjutnya digunakan untuk membangun Jembatan Sungai Kwai. Jembatan tersebut merupakan penghubung antara Thailand dengan Burma yang dahulu merupakan lokasi pertempuran hebat pada masa Perang Dunia ke 2 dan sudah pernah dipakai dalam pembuatan film The Bridge of the River Kwai termasuk dalam Best Movie yang dalam penayangannya berhasil memenangkan 7 Oscar pada tahun 1957. Sekarang jembatan yang dibangun dari besi bekas dari Pabrik Gula Madukismo menjadi obyek wisata ziarah andalan negara Thailand untuk mengenang para pekerja romusa dan pertempuran dengan Sekutu. Desa Wisata Wukirsari Bantul, Desa Terbaik 2014 Desa Wisata Wukirsari Bantul menjadi satusatunya wakil dari Bantul dalam menerima penghargaan desa wisata terbaik dari Menteri bertepatan dengan Hari Pariwisata di Bali, akhir September lalu,” kata Kepala Bidang Pemasaran dan Kemitraan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bantul Walkodri, Minggu. pemerintah daerah juga akan terus membantu mempromosikan desa wisata tidak hanya Wukirsasi, termasuk mengikutsertakan dalam kegiatan “Java Promo” atau forum kerjasama pengembangan pariwisata 13 kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta-Jawa Tengah. “Kami juga menggandeng akademisi dari Perguruan Tinggi (PT) misalnya Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk membimbing pengelola dan kelompok sadar wisata (Pokdarwis). Harapannya pengelola desa wisata tidak hanya semangat saja, akan tetapi bisa menerapkan manajemen yang baik,” katanya.


89

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta

Daftar Rumah Makan Dan Restaurant Populer Di Bantul Ingkung Kuali Kalakijo Kalakijo, RT 02, Guwosari, Bantul, Yogyakarta 55751, Indonesia The Sawah Sekarpetak RT/RW 01/37 No. 1 | (near Kasongan) Bangunjiwo, Kasihan, Bantul d’Omah Restaurant Jalan Parangtritis | KM. 8.5, Bantul, Yogyakarta P. 0274-368050 Waroeng Pohon Omah Sawah Jl. Parangtritis Bantul, Bantul, Yogyakarta 55188, Indonesia Ayam Goreng Mbah Cemplung Jl. Desa Sendang Semanggi Kasihan, Bantul, Yogyakarta, Indonesia Gudeg Pawon & Mangut Lele Mbah Marto Jl. Parangtritis | Nengahan, Ngiring-Ngiring, Panggungharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta, Indonesia Mataram Loewak Coffee Jl. Pelem Wulung no. 15 Banguntapan | Bantul, Yogyakarta, Bantul, Yogyakarta, Indonesia Bakmi Djawa Dua Djaman Jl. Parangtritis No. 163, Parangtritis, Bantul P. 0274-6638315 Rumah Makan Manggar Manding Jl. Parangtritis Km 11,5 Manding, Bantul P. 0274 - 368707

Sate Pak Jogo Jl. Plumbon Dekat dengan JEC, Bantul, Yogyakarta 55198, Indonesia Ayam Goreng Co-De Jl. Janti, Depan Jogja Expo Center, Bantul, Yogyakarta 55198, Indonesia Gudeg Manggar Bu Jumilan Jl. Srandakan Km. 8, Bantul, Yogyakarta P. 0274 – 6580989 Warung Tongseng Ikan Bu Kun Jalan Imogiri Timur Km 11, Bantul, P. 87737500066 Waroeng Ingkung Joglo Jl. Pajangan | Kalakijo RT 01 Guwosari Pajangan Bantul P. 082137909995

Hotel, Penginapan & Home Stay Di Bantul nDalem Bantul Resort Jl.K.H.Ali Maksum No.95, Prancak Sawit, Panggungharjo-Yogyakarta Astuti Gallery & Homestay Jl.Raya Selarong Dusun Bibis 12 RT 03, Bantul, Yogyakarta, Indonesia Avara Guest House Ngentak, Kelurahan Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Bantul, Yogyakarta

Warung Bakmi Mbah Mo Jl. Trirenggo, Bantul, Yogyakarta, Indonesia

Alam Citra Bed and Breakfast Jalan Parangtritis km 7 Sewon | Perumahan Alam Citra E.18-19, Bantul, Yogyakarta

Kedai Kosek Jl. Yogya Wonosari Km 4,5, Bantul, Yogyakarta P. 0274 – 381984

Yabbiekayu Homestay Bungalows Jl. Parangtritis Yogyakarta,, Bantul, Yogyakarta

Soto & Es Kopyor Giri Tirto Jl. S. Parman, Bantul, Yogyakarta, Indonesia

D’Omah Boutique Hotel Yogyakarta Jl. Parangtritis KM 8, 5 Timbulharjo, Bantul, Yogyakarta

Rumah Makan Andalas Jl. Parangtritis Km. 4.5, Parangtritis, Bantul P. 0274-7100779 Barokah Sate Jl. Gandok RT 005/35, Bantul, Yogyakarta P. 0274 - 765855 Sate Pak Jogo Jl. Plumbon Dekat dengan JEC, Bantul, Yogyakarta Warung Soto Rejeki Jl. Pangeran Senopati no. 59A, Bantul, Yogyakarta P. 0274 – 6461989

Alam Citra Bed and Breakfast Perumahan Alam Citra E 19 Parangtritis street km 7 Sewon. Selatan kampus ISI, Bantul Omah Tembi Homestay Tembi,Timbulharjo, Sewon, Bantul,Jalan Parangtritis, Bantul, Yogyakarta, Rumah Paris Bed and Breakfast Jl.Parangtritis km 8.4 Tembi Timbulharjo , Bantul, Yogyakarta,

Umah d Kali Villa Kalipucang - Kasongan, Bantul, Yogyakarta, Indonesia Hotel Murah di Bantul Jogja – Wisma Keluarga Mairatu Apartments Jl. Cepik Raya 45 Sawahan Pendowoharjo Sewon, Bantul, Yogyakarta, Indonesia Avara Guest House Ring Road Selatan, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Bantul, Yogyakarta, Pondok Gajah Homestay Ringroad Selatan Taman Tirta Kasihan Bantul, Bantul, Yogyakarta, Indonesia D Omah Hotel Jogjakarta Jl. Parangtritis KM 8.5 Timbulharjo Nibenia Homestay Jl. Nitipuran Rt. 09 Dk VI Ngestiharjo, Kasihan, Bantul


90

Design by : www.sabirmedia.com

Profil dan Panduan Pariwisata di Daerah Istimewa Jogjakarta


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.