2
Dinamika Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara
SAMBUTAN BUPATI MINAHASA UTARA ACKNOWLEDGEMENT BY MAYOR OF NORTH MINAHASA Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat AnugerahNya, saya menyambut gembira dan penuh sukacita atas tersusunnya buku “Dinamika Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara”. Buku ini menyajikan data dan informasi capaian pembangunan Kabupaten Minahasa Utara dalam setiap aspek serta komitmen pemerintah dan masyarakat dalam mewujudkan visi dan misi Kabupaten Minahasa Utara.
We thank the Almighty God for His favor in the successful completion of the book entitled “The Dynamics of Development in North Minahasa Regency”. This book conveys data and information on the achieved results in the development of North Minahasa Regency in all aspects and the commitment of the local government and community to promote the vision and mission.
Terkait dalam menghadapi peluang dan tantangan dimasa yang akan datang dalam merumuskan perencanaan kebijakan baik pemerintahan daerah maupun swasta yang secara konsisten dapat dilaksanakan oleh seluruh lini pemerintah daerah, swasta dan masyarakat tentunya harus didukungdengan data dan informasi yang valid dan realistis.
With regard to the future opportunities and challenges in adopting the policies for local authorities and private entities to ensure consistent implementation by all levels of local government, private entities and communities, the support of valid and realistic data and information is a prerequisite.
Informasi dalam buku ini akan membantu baik Pemerintah maupun swasta dalam perumusan kebijakan yang tepat dan berpihak kepada kepentingan masyarakat di masa yang akan datang. Selain itu pula buku ini dapat dimanfaatkan oleh semua pihak yang ingin mengenal lebih jauh dan mendalami Kabupaten Minahasa Utara.
The information contained in this book will be useful for the local government and private entities in articulating well-defined and procommunity policy in the future. Moreover, this book will also be of useful for the stakeholders to further explore about North Minahasa Regency.
Akhir kata, semoga buku ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan informasi guna Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara yang kita cintai. Sekian dan terima kasih
Lastly, I hope this book will be useful to everyone who seek information in the support of the development for our beloved North Minahasa Regency.
Pakatuan wo Pakalawiden…
Pakatuan wo Pakalawiden…
Development Dinamycs in North Minahasa Regency
3
SAMBUTAN BUPATI MINAHASA UTARA DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN 10 Sejarah 12 Geografis 14 Topografi dan Klimatologi 15 Kawasan Rawan Bencana 17 Potensi Wilayah 23 Administrasi Wilayah 23 Demografi BAB 2 ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KABUPATEN MINAHASA UTARA 26 Visi dan Misi 26 Tujuan & Sasaran Pembangunan Daerah 28 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Kabupaten Minahasa Utara 32 Prioritas Pembangunan Daerah
4
Dinamika Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara
BAB 3 CAPAIAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN 48 Pendidikan 52 Kesehatan 57 Industri, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah serta Koperasi 58 Perumahan dan Pemukiman 59 Pembangunan Manusia 60 Infrastruktur 61 Energi dan Sumberdaya Mineral 62 Pertanian dan Perkebunan 72 Kehutanan 73 Kelautan dan Perikanan 78 Pariwisata 82 Perhubungan BAB 4 KOMITMEN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCAPAIAN PEMBANGUNAN BAB 5 PENUTUP
Daftar Isi I Content
ACKNOWLEDGEMENT BY MAYOR OF NORTH MINAHASA CONTENT CHAPTER 1 INTRODUCTION 10 History 12 Geography 14 Topography and Climatology 15 Disaster Prone Areas 17 Regional Potentials 23 Administration 23 Demography CHAPTER 2 THE DEVELOPMENT POLICY DIRECTIONS OF NORTH MINAHASA REGENCY 26 Vision and Mission 26 Objective & Purpose of Local Development 23 The Relationship of Vision, Mission, Goals and Tergets of Development in North Minahasa Regency 32 Local Development Priorities
CHAPTER 3 DEVELOPMENT ACHIEVEMENTS 48 Education 49 Healthy 55 Micro, Small and Medium Industry and Cooperative 58 Housing and Settlement 59 Human Development 60 Infrastructure 61 Energy and Mineral Resources 62 Agriculture and Plantation 72 Forestry 73 Marine and Fisheries 78 Tourism 82 Transportation CHAPTER 4 LOCAL GOVERMENTS COMMITMENT TO DEVELOPMENT ACHIEVEMENTS CHAPTER 5 CLOSING
Development Dinamycs in North Minahasa Regency
5
ARTI LAMBANG KABUPATEN MINAHASA UTARA A. Lambang Daerah Berbentuk Segi Lima, melambangkan Pancasila Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Kepribadian Bangsa. B. Langit Berwarna Biru, melambangkan rasa kedamaian dalam kebersamaan hidup antara seluruh umat beragama di Kabupaten Minahasa Utara yang hidup rukun dan damai mengandalkan kekuasaan rahmat Allah yang Maha Kuasa. C. Gambar Burung Manguni, melambangkan bahwa Kabupaten Minahasa Utara merupakan wilayah pemekaran dari Kabupaten Minahasa. D. Gambar Gunung dan Daratan Berwarna Hijau, melambangkan gunung Klabat sebagai tanda identitas wilayah Kabupaten Minahasa Utara, dengan daratan yang subur dan makmur berisikan kekayaan kandungan potensi komoditas unggulan wilayah Kabupaten Minahasa Utara terdiri dari hasil-hasil perkebunan, pertambangan dan sebagainya. E. Pohon Kelapa, melambangkan Kabupaten Minahasa Utara merupakan bagian dari kawasan Nyiur Melambai sekaligus mengartikan bahwa kelapa sebagai salah satu produk komoditas dominan. Tujuh Butir Kelapa, Satu Butir Tunas Kelapa Dan Empat Pohon Kelapa Secara Keseluruhan melambangkan tanggal peresmian Kabupaten Minahasa Utara yaitu tanggal 7 Januari 2004. F. Gambar Laut Berwarna Biru Dengan Dua Riak Gelombang, melambangkan zone eksklusif/zone ekonomi maritim Kabupaten Minahasa Utara dengan kandungan kekayaan potensi kelautan terdiri dari perikanan, rumput laut dan lain sebagainya yang terletak antara laut Sulawesi dan laut Maluku. G. Pita Berwarna Kuning Dengan Tulisan Minahasa Utara Dengan Huruf Berwarna Merah, melambangkan keberanian dan kejayaan.
6
Dinamika Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara
Development Dinamycs in North Minahasa Regency
7
8
Dinamika Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara
BAB.1 chapter.1
PENDAHULUAN
Introduction
Development Dinamycs in North Minahasa Regency
9
BAB.1 chapter.1
PENDAHULUAN
Introduction
A. Sejarah
A. History
Minahasa Utara merupakan salah satu wilayah pemekaran Kabupaten Minahasa. Sejarah panjang pembentukan Kabupaten Minahasa Utara dihiasi dengan beragam cerita yang penuh historika, dinamika bahkan spektakuler. Perjuangan yang gigih serta kerja keras masyarakat Minahasa Utara tercapai dimana pada tanggal 20 November 2003 Rapat Paripurna DPR-RI Rancangan Undang – Undang Pembentukan Kabupaten Minahasa Utara di Provinsi Sulawesi Utara disetujui dengan persetujuan bersama antara DPR-RI dan Presiden Republik Indonesia. Selanjutnya pada tanggal 18 Desember 2003 Presiden Republik Indonesia mengesahkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Minahasa Utara di Propinsi Sulawesi Utara dengan Airmadidi sebagai Ibukota kabupaten.
North Minahasa is established from the subdivision of Minahasa Regency. The long story of North Minahasa Regency is not only colored with various accounts, which are not only historical, dynamic but spectacular as well. Fervent determination and strenuous efforts demonstrated by the citizens of North Minahasa were worthily paid off with the establishment of North Minahasa Regency on 20 November 2003 when the planery meeting of Indonesia’s House of Representatives (DPR RI) discussing Bill on the Establishment of North Minahasa Regency in North Sulawesi Province and the President of Republic of Indonesia granted their approvals. On 18 December 2003 the President of Republic of Indonesia enacted Law Number 33 of 2003 concerning the Establishment of North Minahasa Regency in North Sulawesi Province with Airmadidi as the regency capital.
Selanjutnya pada tanggal 12 Januari 2004 di Aula Universitas Klabat (UNKLAB) Airmadidi, Gubernur Sulawesi Utara Drs. A.J. Sondakh atas nama Menteri Dalam Negeri mengambil sumpah dan melantik Drs. Paul Tirayoh, MBA sebagai Pejabat Bupati Minahasa Utara sesuai dengan surat Keputusan Mendagri Nomor 131/51-5/2004 tanggal 6 Januari 2004. Melalui Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Minahasa Utara dengan persetujuan bersama DPRD Kabupaten Minahasa Utara dan Bupati Minahasa Utara dalam Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2004 tentang Hari Jadi Kabupaten Minahasa Utara maka menetapkan tanggal 20 November 2003 sebagai Hari Jadi Kabupaten Minahasa Utara.
10
Dinamika Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara
Thereafter on 12 January 2004 taking place at the hall of Klabat University (UNKLAB) Airmadidi, the Governor of North Sulawesi province, Drs. A.J. Sondakh on behalf of the Minister of Home Affairs took oath and installed Drs. Paul Tirayoh, MBA as the acting Regent of North Minahasa under Decree of the Minister of Home Affairs Number 131/51-5/2004 of 6 January 2004. In plenary meeting of local House of Representatives (DPRD) of North Minahasa Regency and at joint approval of DPRD North Minahasa Regency and the Regent set forth in Regional regulation (Perda) Number 8 of 2012 concerning Amendment to Regional regulation (Perda) Number 1 of 2004 concerning the Anniversary of North Minahasa Regency on 20 November 2003.
BUPATI MINAHASA UTARA The Regent of North Minahasa Regency 1.
PAUL TIRAYOH, Pnj. Bupati Minahasa Utara, Periode : 7 Januari 2004 s/d 19 Maret 2005.
2.
EDWIN SILANGEN, Pnj. Bupati Minahasa Utara, Periode : 19 Maret 2005 s/d 14 Agustus 2005.
3.
VONNIE A. PANAMBUNAN, Bupati Minahasa Utara, Periode : 15 Agustus 2005 s/d 7 April 2008.
4.
SOMPIE S. F. SINGAL, Plt. Bupati Minahasa Utara, Periode : 7 April 2008 s/d 26 Juni 2009. Periode : 26 Juni 2009 s/d 15 Agustus 2010.
5.
RUDY R. UMBOH, Pnj. Bupati Minahasa Utara, Periode : 15 Agustus 2010s/d 9 Desember 2010.
6.
SOMPIE S. F. SINGAL, Bupati Minahasa Utara, Periode : 10 Desember 2010 s/d Sekarang.
WAKIL BUPATI MINAHASA UTARA The Deputy Of North Minahasa Regency 1.
SOMPIE S. F. SINGAL, Wakil Bupati Minahasa Utara, Periode : 15 Agustus 2005 s/d 7 April 2008.
2.
YULISA BARAMULI Wakil Bupati Minahasa Utara, Periode : 10 Desember 201
Development Dinamycs in North Minahasa Regency
11
B. Geografis
B. Geography
Kabupaten Minahasa Utara merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara yang terletak di antara 0025’ – 1059’ Lintang Utara dan 124020’ – 1250 59’ Bujur Timur. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Sulawesi dan Kabupaten Kepulauan Sitaro, sebelah barat berbatasan dengan Laut Sulawesi dan Kota Manado, sebelah timur berbatasan dengan Laut Maluku dan Kota Bitung, dan sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Minahasa. Luas wilayah Kabupaten Minahasa Utara adalah sekitar 1.059.244 km2.
North Minahasa Regency is a regency in North Sulawesi Province located between 0025’ – 1059’ North Latitude and 124020’ – 1250 59’ East Longitude. In the North, it has border with Sulawesi Sea and Sitaro Island Regency. Meanwhile, Sulawesi Sea and Manado City border the regency on the West. As to the East, it adjoins with Maluku Sea and Bitung city and Minahasa regency on the South. North Minahasa Regency has area of around 1,059,244 km2.
12
Dinamika Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara
Development Dinamycs in North Minahasa Regency
13
C. Topografi dan klimatologi
C. Topography and Climatology
Keadaan topografi wilayah sebagian besar merupakan dataran dan perbukitan pada ketinggian di sekitar 0 – 650 meter tinggi dari permukaan laut, kecuali wilayah sekitar pegunungan terutama Gunung Klabat dengan ketingian 1.995 meter dari permukaan laut.
The majority of topography in North Minahasa Regency consist of plains and hilly lands with elevation about 0 – 650 m above sea level, except for its mountainous terrains in mount Klabat with elevation 1,995 m above sea level.
Karakter topografi hampir sama untuk semua wilayah Kecamatan, yaitu dikategorikan datar, landai dan bergelombang. Wilayah dengan kemiringan tanah antara 0 – 30 adalah sekitar 30,49 persen, antara 30 – 150 adalah sekitar 43,42 persen, antara 150 – 450 adalah sekitar 19,66 persen, dan sisanya yaitu kemiringan lebih dari 450 adalah sekitar 6,43 persen. Kedalaman efektif tanah rata-rata 0 – 3 m, PH tanah rata-rata 6,0 sampai 8,0 dengan tekstur tanah yang bervariasi dari liat (alluvial), liat berpasir (latosol), liat berlempung (meditrean) dan lempung berpasir (regosol).
The regency is nearly has same topographic characters, i.e. flat, step and rolling terrains. Areas with 0 – 30 slope reach 30.49 percent. As for topographies with slopes of 30 – 150 and 150 – 450 they record respectively 43.42 percent and 19.66 percent. The remaining parts, i.e. 6.43 percent have inclination more than 450. The effective soil depth is 0 – 3 m on the average with soil pH recording 6.0 to 8.0 on the average composing of various soil texture ranging from clay (alluvial), sandy clay (latosol), argillaceous clay (meditrean) and sandy loam (regosol)
Tipe iklim di daerah ini adalah tipe A (iklim basah), dengan musim kemarau pada bulan Mei – oktober dan iklim hujan pada bulan November – April. Curah hujan maksimum pada bulan Desember – Maret yang sering dibarengi dengan angin kencang sehingga bisa mengakibatkan banjir dan gelombang laut. Maksimum suhu pada daerah pantai berkisar pada 280 C, daerah dataran dan pegunungan berkisar pada 260 C, daerah gunung berkisar pada 230 C.
The climate of the regency is that of type A (wet climate) with dry season continuing from May to October and rainy season from November to April. Maximum rainfall is found in December – March coupled with strong wind causing floods and waves. Maximum temperature in coastal areas may reach 280 C, with 260 C in plains and 230 C in mountain regions.
Dari gambaran topografi dan iklim ini, menunjukan kondisi daerah di mana sebagian besar wilayah merupakan wilayah yang subur dan potensial untuk dimanfaatkan bagi pengembangan pertanian pangan, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan secara keseluruhan bagi kepentingan masyarakat dan pembangunan.
Based on the above topography and climate depiction, it can be identified that the overwhelming majority of North Minahasa Regency consist of fertile soils and very potential for further exploration in food crop farming, plantation estates, livestock, forestry, which are very supportive for regional development and prosperity augmentation of the citizens.
14
Dinamika Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara
Namun, masalah erosi tanah yang merupakan salah satu persoalan lingkungan, perlu menjadi perhatian untuk penanggulangannya. Terdapat sekitar 65.000 ha wilayah di luar kawasan hutan yang mengalami erosi ringan (lebih kecil 14 mm/ tahun). Selain itu, terdapat sekitar 8.000 ha yang mengalami erosi sedang (antara 14 s/d 60 mm/ tahun). Di lokasi Gunung Klabat, Gunung Saoan dan Gunung Wiau, juga terdapat sekitar 16.000 ha yang mengalami erosi berat (lebih besar dari 60 mm/tahun) di lokasi Gunung Saoan, Gunung Wiao, Gunung Lembean Utara, dan di Pulau Bangka.
The only environmental issue that should garner serious attention to cope with relates to erosion. About 65,000 ha of lands outside forestry areas suffer light erosion (less than 14 mm/year). In addition, some 8,000 ha experience medium erosion (between 14 to 60 mm/year). In mount Klabat, mount Saoan and mount Wiau, around 16,000 ha are vulnerable to severe erosion (more than 60 mm/year). They are located in mount Saoan, mount Wiao, mount Lembean Utara and Bangka Island.
D. Kawasan Rawan Bencana
D.
Kawasan wilayah rawan bencana yang sering berpotensi tinggi mengalami bencana alam tersebar diwilayah Kabupaten Minahasa Utara meliputi : 1. Kawasan rawan bencana pada jalur sesar. Kawasan rawan bencana jalur sesar dan amblesan adalah berada disepanjang garis sesar Manado-Kema dan garis sesar Likupang – G.Tayapu/G.Werot dengan luas keseluruhan ±1.985.70 Ha ; 2. Kawasan rawan gerakan tanah/longsor. Kawasan rawan gerakan tanah/longsor yang dimaksud adalah kawasan yang berbentuk lereng yang rawan terhadap perpindahan
Areas with high potential for natural disaster in North Minahasa Regency can be described as follows:
Disaster Prone Areas
1. Areas vulnerable to subsidence are located along Manado – Kema fault line and Likupang – mount Tayapu/mount Werot fault line stretching ±1,985,70 Ha ; 2. Areas potential for landslides are mostly consisting of slanting surface, which is very easy to move down carrying mass of rocks, earth, artificial fill or mixed materials. Terrains
Development Dinamycs in North Minahasa Regency
15
3.
4.
material berupa batuan , bahan rombakan, tanah, tanah atau material campuran, lahan yang memiliki kemiringan lereng 40 % sangat berpotensi untuk terjadinya lengser . Kawasan rawan longsor di Kabupaten Minahasa Utara tersebar di Kecamatan Likupang Selatan, Kecamatan Kema, dan Kecamatan Airmadidi Kawasan rawan gelombang pasang/tsunami, adalah kawasan di pesisir pantai yang mengalai hempasan gelombang laut yang besar tiba-tiba dan kawasan ini berada di pulau Mantahage dan sekitarnya , Pulau Naen dan sekitarnya , Pulau Talise dan sekitarnya, Pulau Gangga dan sekitarnya, Pulau Bangka dan sekitarnya, Pesisir pantai Kecamatan Wori, Kecamatan likupang Barat, Kecamatan Likupang Timur dan Kecamatan Kema dengan luas keseluruhan ±2.339,0 Ha ; Kawasan rawan banjir, adalah kawasan banjir yang dapat terjadi selama atau setelah hujan lebat dan kawasan banjir ini tersebar didataran rendah dimuara sungai di Kecamatan Likupang Timur dengan luas keseluruhan diperkirakan ± 1.582,00 Ha
16
Dinamika Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara
with slope 40% are very potential for landslide. These landslide prone areas in North Minahasa Regency are propagated in some Sub-districts, namely Likupang Selatan Sub-district, Kema Sub-district and Airmadidi Sub-district. 3. Areas prone to tidal waves/tsunami are found in coastal regions. They are exposed to unpredicted huge tidal waves sweeping the coasts. These vulnerable areas are found in Mantahage Island, Naen Island, Gangga Island, Bangka Island including their respective surroundings, coastal areas in Wori Subdistrict, Likupang Barat Sub-district, Likupang Timur Sub-district and Kema Sub-district. In total they reach ±2,339.0 Ha ; 4. For areas prone to floods during or after downpour, they are distributed in lowlands at river estuary in Likupang Timur Sub-district with the inundated areas reaching ± 1,582.00 Ha.
E. Potensi Wilayah
E. Regional Potentials
Wilayah yang memilki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan budidaya seperti Kawasan Peruntukan Hutan Produksi, Kawasan Peruntukan Hutan rakyat, Kawasan Peruntukan Pertanian, Kawasan Peruntukan Perikanan, kawasan peruntukan Pertambangan, Kawasan Peruntukanp Industri, Kawasan Peruntukan Pariwisata, Kawasan tempat Ibadah, Kawasan Pendidikan, Kawasan Pertahanan Keamanan dan Kawasan Peruntukan Perdagangan dan Jasa, dengan berpedoman pada pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Minahasa Utara.
The area that has been bestowed with plenty potentials that can be developed into various purposes, such as Production Forests, Traditional Forests, Agriculture Farms, Fishery, Mining, Industrial Estates, Tourism Objects, Worship Places, Education Centers, Security and Defense and Commercial Business Regencies and Service Centers with reference to the prescribed Spatial Plan for North Minahasa Regency.
Potensi kawasan peruntukan hutan produksi yaitu Hutan terbatas Gunung Wiau 3.350 Ha Hutan Produksi terbatas Gunung Saoan 4.773 Ha, Hutan produksi terbatas Pulau Talise 816 Ha, Hutan produksi terbatas Pulau Bangka 1.508 Ha dengan luas keseluruhan 10.447 Ha, Kawasan peruntukan hutan adalah kawasan di luar kawasan hutan yang yang memiliki tingkat kelerengan lebih dari 30% yang sudah tidak sesuai untuk pengembangan kegiatan budidaya pertanian dan perkebunan dan dapat dikembangkan oleh masyarakat untuk budidaya tanaman/vegetasi hutan yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Kawasan peruntukan hutan rakyat ini tersebar di Kecamatan Airmadidi, Kecamatan Kalawat, Kecamatan Wori, Kecamatan Dimembe, Kecamatan Likupang Barat, Kecamatan Likupang Timur, Kecamatan Kauditan dan Kecamatan Kema dengan luas keseluruhan ± 4.027,60 ha.
The potentials of production forests can be pointed as follows: Limited Production Forests in mount Wiau 3,350 ha; in mount Saoan 4,773 ha; in Talise Island 816 ha; and in Banka Island 1,508 ha leaving a total of 10,447 ha. Areas dedicated for forests refer to areas outside forests with slope higher than 30%, which are no longer suitable for agriculture and plantation but can be cultivated by the local residents as for the cropping of forest tress/vegetation with high economic values. This kind of forests is propagated in Airmadidi Subdistrict, Kalawat Sub-district, Wori Sub-district, Dimembe Sub-district, Likupang Barat Subdistrict, Likupang Timur Sub-district, Kauditan Sub-district and Kema Sub-district with total areas ± 4,027.60 ha.
Kawasan pertanian tanaman pangan lahan basah adalah kawasan yang secara teknis sesuai dan dapat dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya tanaman pangan lahan basah yang didukung prasarana irigasi, tersebar di Kecamatan Airmadidi, Kecamatan Kalawat, Kecamatan Wori, Kecamatan Dimembe, Kecamatan Talawaan, Kecamatan Kauditan dan Kecamatan Kema dengan luas keseluruhan ± 3.250,34 hektar.
Agriculture farms in wet lands can be technically cultivated for food crop farming supported with irrigation infrastructure. These agriculture fields are distributed in Airmadidi Sub-district, Kalawat Sub-district, Wori Sub-district, Dimembe Subdistrict, Talawaan Sub-district, Kauditan Subdistrict and Kema Sub-district with total areas ± 3,250.34 ha.
Development Dinamycs in North Minahasa Regency
17
Kawasan pertanian tanaman pangan lahan kering adalah kawasan yang secara teknis dapat dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya tanaman pangan lahan kering/hortikultura, tersebar di seluruh wilayah kecamatan dengan luas keseluruhan ± 27.721,62 hektar.
Agriculture farms in dry lands are areas technically suitable for food crop farming/horticulture. They are nearly distributed in the regency reaching a total of ± 27,721.62 hectare.
Kawasan perkebunan/ tanaman adalah kawasan yang secara teknis dapat dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya perkebunan/ tanaman tahunan, tersebar di seluruh wilayah Kecamatan dengan luas keseluruhan ± 53.588,85 hektar.
Plantation estates are areas technically suitable for perennial/plantation trees. They can be found in nearly Sub-districts with total areas recording ± 53,588.85 hectares.
18
Dinamika Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara
Kawasan peternakan adalah kawasan yang secara teknis dapat di manfaatkan untuk pengembangan kegiatan peternakan dengan meminimalisir dampak pencemaraan, yaitu minimal 500 meter dari lokasi pemukiman terdekat, tersebar di seluruh wilayah Kecamatan dengan luas keseluruhan sama dengan kawasan pertanian tanaman pangan lahan kering yaitu ± 27.721,62 hektar.
Livestock farms are areas technically suitable for livestock raising with minimum pollution impacts, i.e. located at least 500 m from the nearest residency. They are distributed in all Sub-districts with total areas almost identical with agriculture farms in dry lands i.e. ± 27,721.62 hectares.
Kawasan peruntukkan perikanan wilayah Kabupaten adalah kawasan yang secara teknis dapat dimanfaatkan untuk pengembangan kegiatan : a. perikanan tangkap; b. perikanan budidaya; c. perikanan sentra pengolahan; dan d. konservasi laut.
Fishery areas in North Minahasa Regency refer to areas technically suitable for fishery farming inclusive of:
Kawasan perikanan tangkap sebagaimana yang dimaksud adalah kawasan yang sesuai ketentuan pengelolaan laut untuk kegiatan penangkapan ikan wilayah kurang dari 4 mil di wilayah laut Kecamatan Wori, Likupang Barat, Likupang Timur dan Kema.
Areas for catch fishing are in the seas, i.e. around 4 miles from the coasts. They are located in Subdistrict Wori, Likupang Barat, Likupang Timur and Kema.
Kawasan perikanan budidaya yang sesuai untuk pengembangan budidaya air tawar yaitu di Kecamatan Kema, Kecamatan Kauditan, Kecamatan Airmadidi, Kecamatan Kalawat, Kecamatan Dimembe, Kecamatan Talawaan, dan Kecamatan Likupang Selatan.
Aquaculture farms refer to freshwater fish ponds. They can be found out in Kema Sub-district, Kauditan Sub-district, Airmadidi Sub-district, Kalawat Sub-district, Dimembe Sub-district, Talawaan Sub-district, and Likupang Selatan Subdistrict.
Kawasan perikanan sentra pengolahan sebagaimana sesuai untuk pengembangan pengolahan hasil perikanan yang tersebar di Kecamatan Kema, Kecamatan Airmadidi, Kecamatan Kalawat, Kecamatan Likupang Barat dan Kecamatan Wori.
As to fishery processing centers, they have been put up in Kema Sub-district, Airmadidi Subdistrict, Kalawat Sub-district, Likupang Barat Sub-district and Wori Sub-district.
Kawasan perikanan konservasi laut sebagaimana sesuai untuk pengembangan konservasi laut di Kecamatan Kema, Kecamatan Likupang Timur, Kecamatan Likupang Barat dan Kecamatan Wori. Kawasan pertambangan yang berpotensi di wilayah Kabupaten Minahasa Utara yaitu kawasan yang secara teknis-geologis memiliki potensi deposit bahan tambang, atau area kontrak
Fishery farms in conserved seas are located in Kema Sub-district, Likupang Timur Sub-district, Likupang Barat Sub-district and Wori Sub-district. Mining sites in North Minahasa Regency refer to areas technically and geologically having potential mineable mineral deposits. They may also refer to areas secured under contracts of work/mining permit/local mining concession
a. Catch fishing b. Aquaculture c. fishery processing centers and d. sea conservation.
Development Dinamycs in North Minahasa Regency
19
karya pertambangan/ kuasa pertambangan/ izin pertambangan daerah/ tambang rakyat baik yang sudah di lakukan kegiatan pertambangan ataupun belum, yang berada di luar kawasan lindung, tersebar di wilayah Kecamatan Likupang Barat, Kecamatan Likupang Timur, Kecamatan Dimembe dan Kecamatan Talawaan.
rights/traditional mining permits, either having been exploited or not, located beyond protected areas. They are distributed in some Sub-districts such as Likupang Barat Sub-district, Likupang Timur Sub-district, Dimembe Sub-district and Talawaan Sub-district.
Potensi Kawasan peruntukkan permukiman adalah kawasan yang secara teknis dapat dimanfaatkan untuk pengembangan pemukiman yang aman dari bahaya bencana alam, sehat, dengan luas keseluruhan Âą 5.141,78 hektar yang terdiri dari : Permukiman perkotaan meliputi permukiman yang terbentuk kawasan perkotaan yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten, yaitu : Permukiman perdesaan meliputi pemukiman yang terbentuk kawasan perdesaan yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten, Permukiman baru skala besar dikembangkan di Kecamatan Talawaan, Kecamatan Kalawat, Kecamatan Airmadidi dan Kecamatan Kauditan. Kawasan peruntukkan industri di wilayah Kabupaten Minahasa Utara adalah kawasan yang diperuntukkan pengembangannya bagi pemusatan kegiatan industri pengolahan hasil pertanian maupun industri manufaktur yang terletak Kawasan Industri KABIMA di wilayah Kecamatan Kauditan dan Kecamatan Kema; serta kawasan industri Likupang di Kecamatan Likupang Timur dan Kecamatan Likupang Barat, dan Kegiatan pergudangan terbatas dan terkendali terletak di Kecamatan Kalawat; dan di kawasan yang diperuntukkan untuk kegiatan industri.
Areas potential for residential estates are those that technically can be developed for settlement zones, which are save from natural disaster and hygienic. They reach a total of Âą 5,141.78 hectares composing: urban settlement propagated in the entire Regency; rural areas, which are also distributed in nearly Regency; new large scale residential estates in Talawaan Sub-district, Kalawat Sub-district, Airmadidi Sub-district and Kauditan Sub-district. Industrial estates in North Minahasa Regency are areas for the concentration of processing industries of agriculture produces or manufacturing industries. They are located in KABIMA Industrial Estates in Kauditan Subdistrict and Kema Sub-district; and Likupang Industrial Esate in Likupang Timur Sub-district and Likupang Barat Sub-district, and limited and controlled warehousing complexes in Kalawat Sub-district; and in industrial estates.
Potensi Kawasan pariwisata di wilayah Kabupaten Minahasa utara yaitu kawasan yang memiliki potensi objek dan daya tarik wisata alam, wisata budaya, wisat agro dan wisata lainnya baik yang sudah berkembang maupun yang belum berkembang. Potensi dan objek wisata alam antara lain ; di Pulau Bangka, Pulau Sahaung, Pantai Surabaya, Pantai Kalinaun di Kecamatan Likupang Timur, Pantai Makalisung, Pantai Batu Nona, Danau Tasik Oki di Kacamatan Kema, Arung Jeram Sungai Tondano, Pemandian Air Panas Tanggari, Gunung Klabat di Kecamatan Airmadidi, Air Terjun Tunan di Kecamatan
Potential tourism objects in North Minahasa Regency include for natural tourism, cultural tourism, agro tourism, etc. Some of them have been exploited, while the others need further development. Some potential natural tourism objects are: Banka Island, Sahaung Isldan, Surabaya Beach, Kalinaun Beach of Likupang Sub-district, Makalisung Beach, Batu Noma Beach, Tasik Oki lake in Kema Sub-district, Rafting along Tandano River, Warm Water Pool Tanggari, mount Klabat of Airmadidi Sub-district, Tunan Water Fall in Talawaan Sub-district, Seper lake in Kaudiatan Sub-district, Naen Island and
20
Dinamika Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara
Talawaan, Danau Seper di Kecamatan Kaudiatan, Pulau Naen dan Pulau Mentehage di Kecamatan Wori, Potensi dan objek wisata budaya antara lain : Taman Purbakala Sawangan, Taman Waruga Airmadidi Bawah, Mata Air Tumatenden, Goa Jepang Sawangan di Kecamatan Airmadidi, Waruga kokoleh di Kecamatan Likupang Timur, Penjara tua di Kecamatan Kema.
Mentehage Island in Wori Sub-district. As to cultural tourism objects, they include Sawangan Ancient Park, Warna Airmadidi Bawah Park, Tumatenden Spring, Sawangan Japanese Cave in Airmadidi Sub-district, Waruga Kokoleh in Likupang Timur Sub-district, Old Prison in Kema Sub-district.
Potential agro-tourism objects are including: hybrid coconut estate in Wori Subdistrict and Likupang Barat Sub-district, Rambutan garden in Dimembe Subdistrict and Talawaan Subdistrict, Golden and nila farming ponds in Dimembe Sub-district. The other tourism potentials and objects are: Gangga Resort in Likupang Barat Sub-district, Pulisan Jungle Resort in Likupang Timur Sub-district, Kima Bajo Resort in Wori Sub-district, Pimpim for endangered fauna hatchery in Kema Sub-district on top of natural tourism, cultural tourism, forest tourism and culinary tourism.
Potensi dan objek wisata agro antara lain : kebun kepala hibrida di Kecamatan Wori dan Kecamatan Likupang Barat, kebun rambutan di Kecamatan Dimembe dan Kecamatan Talawaan, kolam ikan mas dan nila di Kecamatan Dimembe. Potensi dan objek wisata lainnya antara lain : Gangga Resort di Kecamatan Likupang Barat, Pulisan Jungle Resort di Kecamatan Likupang Timur, Kima Bajo Resort di Kecamatan Wori, penangkaran satwa langka Pimpim di Kecamatan Kema. Wisata alam, budaya, wana wisata, kuliner.
Potensi perdagangan dan jasa di wilayah kabupaten Minahasa Utara yaitu kawasan yang dapat memfasilitasi kegiatan transaksi perdagangan dan jasa antar masyarakat yang membutuhkan (sisi permintaan) dan masyarakat yang menjual jasa (sisi penawaran). Kawasan perdagangan dan jasa menyerap tenaga kerja di perkotaan dan memberikan kontribusi yang dominan terhadap PDRB yaitu di sepanjang koridor jalan Manado – Bitung.
Potential trading and service sector in North Minahasa Regency are located in the areas that can facilitate trading and service transactions of customers (demand site) and producers (supply side). These commercial and service regencies can absorb urban workforce and generate signiďŹ cant contribution to GDRP, i.e. along Manado – Bitung corridor.
Development Dinamycs in North Minahasa Regency
21
22
Dinamika Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara
F. Administrasi Wilayah
F. Administration
Dari sisi perwilayahan, letak Kabupaten Minahasa Utara sangat strategis, karena berada di antara 2 kota utama yang pertumbuhannya cepat, yaitu Kota Manado dan Kota Bitung, dan di antara 2 pintu gerbang utama lokal, nusantara, dan internasional, yaitu Pelabuhan Bitung dan Bandar Udara Sam Ratulangi. Posisi strategis ini perlu dikelola secara baik agar dapat memberikan dampak positif bagi percepatan pembangunan di Kabupaten Minahasa Utara.
Administratively, North Minahasa Regency is very strategic. It is situated between 2 major fast growing cities, i.e. Manado City and Bitung City and 2 local, national and international gates, i.e. Bitung Port and Sam Ratulangi Airport. This strategic position must be soundly capitalized on to bring about positive impacts for development acceleration in North Minahasa Regency.
Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Minahasa Utara / Administrative Division of North Minahasa Regency No.
Kecamatan / District
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Wori Likupang Barat Likupang Timur Likupang Selatan Dimembe Talawaan Kauditan Kema Airmadidi Kalawat Kabupaten Minahasa Utara
Luas (Km2)
Desa
Kelurahan
Letak Kantor
90,704 104,289 290,841 11,821 166,433 82,508 108,202 78,755 86,660 39,031
20 20 18 7 11 12 12 11 3 12
0 0 0 0 0 0 0 0 6 0
Wori Serey Likupang I Kokoleh I Dimembe Talawaan Kauditan I Kema II Airmadidi Atas Kawangkoan
1.059,244
126
6
Airmadidi
Sumber: RKPD Tahun 2014
G. DemograďŹ
G. Demography
Jumlah penduduk Minahasa Utara pada tahun 2012 adalah sebanyak 223.604 jiwa di mana laki-laki berjumlah 114.839 jiwa dan perempuan berjumlah 108.765 jiwa, dengan tingkat kepadatan 191 km². Persebaran penduduk terbanyak di Kecamatan Kalawat yaitu 30.923 jiwa, kemudian berturut-turut Kecamatan Airmadidi sebanyak 30.986 jiwa, Kecamatan Kauditan sebanyak 31.286 jiwa, Kecamatan Dimembe sebanyak 26.984 jiwa, Kecamatan Wori sebanyak 21.351 jiwa, Kecamatan Talawaan 19.605 jiwa, Kecamatan Likupang Barat sebanyak 18.663 jiwa, Kecamatan Likupang Timur sebanyak 19.900, Kecamatan Kema sebanyak 17.470, sedangkan yang tersedikit di Kecamatan Likupang Selatan yaitu 6.436 jiwa.
Total population of North Minahasa Regency in 2012 recorded 223,604 persons consisting of 114,398 males and 108,765 females with population density 191 km². The most densely populated Sub-district is Kalawat Sub-district with 30,923 inhabitants and followed by respectively Airmadidi Sub-district with 30,986 inhabitants, Kauditan Sub-district with 31,286 inhabitans, Dimembe Sub-district with 26,984 inhabitants, Wori Sub-district with 21,351 inhabitants, Talawaan Sub-district with 19,605 inhabitants, Likupang Barat Sub-district with 18,663 inhabitants, Likupang Timur Sub-district with 19,900 inhabitants, Kema Sub-district with 17.470 inhabitants. Likupang Selatas Subdistrict is recorded as Sub-district with the least population, i.e. 6,436 inhabitants only. Development Dinamycs in North Minahasa Regency
23
24
Dinamika Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara
BAB.2 chapter.2
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KABUPATEN MINAHASA UTARA
The Development Policy Directions Of North Minahasa Regency
Development Dinamycs in North Minahasa Regency
25
BAB.2 chapter.2
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KABUPATEN MINAHASA UTARA
The Development Policy Directions Of North Minahasa Regency
A. Visi dan Misi
A. Vision and mission
Visi dan misi Kabupaten Minahasa Utara tertuang dalam Peraturan Daerah Kabupaten Minahasa Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2010-2015. Visi Kabupaten Minahasa Utara tahun 2010–2015 : KABUPATEN TUJUAN WISATA TAHUN 2015
Vision and mission of North Minahasa Regency have been formulated in Regional Regulation (Perda) of North Minahasa Regency Number 4 of 2011 concerning the Mid-Term Regency Development Plan (RPJMD) of North Minahasa Regency 2010 – 2015. “ As a Tourism Destination Regency in 2015”
Dengan Misi sebagai Berikut: 1. Mengoptimalkan Potensi Pariwisata. 2. Mewujudkan Kualitas Sumberdaya Manusia Yang Handal. 3. Meningkatkan Ekonomi Kerakyatan. 4. Membangun Infrastruktur Yang Memadai. 5. Menjadikan Kabupaten Minahasa Utara Sebagai Pusat Industri Di Kawasan BIMINDO dengan Melaksanakan Pembangunan yang Berkelanjutan (Sustainable Development).
The Missions: 1. Optimizing Tourism Potentials. 2. Enhancing and developing highly reliable and quality human resources. 3. Promoting local economy. 4. Developing infrastructure. 5. Building North Minahasa Regency as an Industrial Center in BIMINDO Development Zone through (sustainable development).
B. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah
B. Objective and Purpose of Local Development
Dalam mewujudkan Visi melalui pelaksanaan Misi yang telah ditetapkan tersebut diatas, maka untuk kerangka perencanaan pembangunan daerah diperlukan kerangka yang jelas pada setiap misi menyangkut tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Tujuan dan sasaran pada setiap misi yang akan dijalankan akan memberikan arahan bagi pelaksanaan setiap urusan pemerintahan daerah baik urusan wajib maupun urusan pilihan dalam mendukung pelaksanaan misi dimaksud. Keterkaitan tujuan dan sasaran dengan visi dan misi RPJMD Kabupaten Minahasa Utara sebagai berikut.
In pursuing the Vision with the implementation of the above mentioned Missions, to establish a solid local development foundation it is deemed necessary to prepare a clear-cut framework elaborating every mission in terms of goals and targets to achieve. These goals and targets of individual mission will give directions of individual local governance affairs both for compulsory and optional activities to support the said missions. The relationship of development goals and targets and vision and mission of RPJMD North Minahasa Regency can be described as follows.
26
Dinamika Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara
Development Dinamycs in North Minahasa Regency
27
C. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Kabupaten Minahasa Utara Visi: Kabupaten Tujuan Wisata Tahun 2015 Misi 1 : Mengoptimalkan Potensi Pariwisata Tujuan a. Membangun Sarana dan Prasarana Wisata
Sasaran Terlaksananya Pembenahan Sarana dan Prasarana Pariwisata
b. Membangun Sistem Informasi dan Manajemen 1. Kepariwisataan serta Peningkatan Promosi Potensi Wisata secara On Line. 2.
Terlaksananya Sistem Informasi dan Manajemen Kepariwisataan Terlaksanannya Promosi Potensi Pariwisata secara On Line
c. Mengoptimalkan Potensi Wilayah Kepulauan Terwujudnya Pengembangan Potensi Wilayah Managabata Kepulauan Managabata d.
Mengembangkan Budaya Mapalus dalam Terwujudnya Pelestarian Budaya Mapalus. setiap aspek kehidupan dan menjadi modal dasar dalam Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara.
Misi 2 : Mewujudkan Kualitas Sumberdaya Manusia yang Handal a.
Semua anak usia sekolah wajib belajar dan 1. menyelesaikan pendidikan minimal SLTA (Wajar 12 tahun) dan memiliki ketrampilan 2. serta menguasai teknologi informasi dan bahasa asing. 3.
Terwujudnya Wajib Belajar Pendidikan Menengah 12 Tahun. Terwujudnya Pengembangan Teknologi Informasi Pendidikan Terlaksanannya Peningkatan Kemampuan Berbahasa Inggris dan Bahasa Asing sejak SD,SMP dan SMU/SMK.
b.
Peningkatan sarana dan prasarana serta 1. layanan Rumah Sakit Umum Daerah, Puskesmas untuk mewujudkan Masyarakat 2. Minahasa Utara yang sehat.
Terwujudnya Peningkatan Sarana dan Prasarana Kesehatan. Terwujudnya pelayanan dasar kesehatan dengan tanpa biaya (gratis) terutama bagi masyarakat miskin.
c.
Mengoptimalkan Balai Latihan Kerja untuk 1. mencetak Tenaga Kerja yang terlatih dan mampu bersaing. 2.
Terlaksananya peningkatan pelatihan bagi tenaga kerja yang terampil. Tersedianya tenaga kerja yang berkualitas.
d.
Pembinaan pemuda dan siswa untuk meraih 1. prestasi Nasional dan internasional di bidang olahraga, seni, budaya dan Iptek
Terlaksananya pemberian beasiswa kepada siswa berprestasi
e.
Peningkatan kualitas aparatur melalui 1. pendidikan formal (S2 dan S3), Bimtek, dan Diklat Struktural 2.
Terlaksanannya Pemberian beasiswa (S2 dan S3) pada pegawai dan masyarakat berprestasi. Terlaksanannya keikitsertaan dalam Bimtek dan Diklat Struktural.
f.
Setiap SKPD mampu merencanakan, 1. melaksanakan, mencapai sasaran kinerja dengan administrasi pelaporan yang akurat dan akuntabel secara terintegrasi (online) 2.
Terlaksanannya koordinasi yang baik antar SKPD tentang perencanaan sampai pada pelaporan yang akurat dan akuntabel. Terlaksanannya sistem informasi online
28
Dinamika Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara
C. The Relationship of Vision, Mission, Goals and Targets of Development in North Minahasa Regency Vision: As a Tourism Destination District in 2015 Mission 1 : Optimizing Tourism Potentials Goals
Targets
a. Develop Tourism Facilities and Infrastructure
Tourism facilities and infrastructure restructured
b. Develop Tourism Information and 1. Tourism Information and Management System Management System and Online Tourism developed Promotion. 2. Online tourism promotion established c. Optimize the potentials of Managabata Island The potentials of Managabata Island Development Development Zone Zone optimized d. Develop Mapalus Culture in every aspect of Mapalus Culture preserved. life and as basic capital in the development of Kabupaten Minahasa Utara.
Mission 2 : Enhancing and Developing Highly Reliable and Quality Human Resources a. All school age children attend and accomplish 1. Compulsory 12-Year Secondary Education basic education minimum Senior High School Program realized. degree (12 years) with information technology 2. Information Technology and Education and English proficiency. developed. 3. Proficiency of Elementary (SD), Junior High School (SMP) and Senior High School (SMA) students in English and other foreign languages improved. b. Improve services and infrastructure of 1. Health service and infrastructure improved. Regional General Hospital, Puskesmas (village 2. Free basic health services for particularly lowhealth center) to reach healthy citizens of income households provided Minahasa Utara. c. Optimize Vocational Training Center to forge 1. Vocational training for local workforce skilled and competitive workforce. provided 2. Highly employable workforce available d. Develop youth and students to reach higher Scholarship facilities to students with excellent academic achievement at national and academic achievement provided international level in sports, arts, culture and science and technology e. Enhance the quality of government officials 1. Tertiary scholarship facilities (S2 and S3) with formal education (S2 and S3), technical provided for government officials and other guidance and structural education and training residents with outstanding achievements 2. Participation in technical guidance and structural education and training expanded f. SKPD capable of planning, implementing, 1. Sound coordination of SKPD from the planning reaching performance targets with accurate to accurate and accountable reporting and accountable reporting administration established system in integrated (online) manner 2. Online information system put in place
Development Dinamycs in North Minahasa Regency
29
Misi 3 : Meningkatkan Ekonomi Kerakyatan a.
Mengembangkan UMKM dengan pelatihan 1. peningkatan kualitas produksi
Terlaksananya Pelatihan Kualitas Produksi.
b.
Memberikan bantuan permodalan bagi 1. usaha kecil dan industri rumah tangga
Terwujudnya pemberian bantuan permodalan bagi usaha kecil dan industri rumah tangga Terwujudnya peningkatan sarana dan prasarana untuk menunjang dalam kegiatan perekonomian daerah
2.
c.
Mendorong pihak swasta untuk bermitra 1. dalam rangka pengembangan usaha kecil menengah
Peningkatan
Terlaksananya peran swasta dalam rangka pengembangan usaha kecil menegah
Misi 4 : Membangun Infrastruktur yang Memadai a.
Seluruh wilayah memiliki sarana transportasi 1. yang lancar, air bersih, listrik irigasi dan sanitasi yang memadai 2.
Terwujudnya peningkatan sarana dan prasarana transportasi, air bersih,listrik, irigasi dan sanitasi yang memadai Terlaksanannya penataan kawasan pemukiman yang baik dengan sarana infrastruktur yang mamadai
b.
Pelaksanaan pembangunan yang disesuaikan 1. dengan RTRW Kabupaten berdasarkan konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development)
Terwujudnya pelaksanaan yang sesuai dengan RTRW
pembangunan
Misi 5 : Menjadikan Kabupaten Minahasa Utara sebagai Pusat Indutri di Kawasn Bimindo melalui Peningkatan Pembangunan Berkelanjutan (SUSTAINABLE DEVELOPMENT) a.
Sinkronisasi program pembagunan sarana 1. dan prasarana pada kawasan strategis Nasional, kawasan strategis Provinsi dan kawasan strategis Kabupaten
Terlaksananya sinkronosasi program dan kegiatan kawasan strategis provinsi dan kawasan strategis kabupaten
a.
Memberikan kemudahan bagi investor untuk 1. membangun
Terwujudnya peningkatan pelayanan yang baik bagi kemudahan investor untuk membangun
c.
Optimalisasi sektor pembangunan untuk 1. peningkatan PAD
Terlaksananya pembangunan
d.
Peningkatan pemanfaatan kawasan pusat 1. kegiatan Nasional (Kawasan Perkotaan Manado-Bitung) sesuai RTRW Kabupaten dan RTRW Provinsi
Terwujudnya peningkatan pemanfaatan Kawasan Pusat Kegiatan Nasional Promosi
e.
Menjadikan Kabupaten Minahasa Utara yang 1. bersih, hijau dan berwawasan lingkungan
Tercapainya lingkungan
f.
Mengembangkan kurikulum muatan lokal 1. berbasis pembangunan yang berwawasan lingkungan
Terlaksananya peningkatan mulok berwawasan lingkungan
g.
Optimalisasi penanggulangan lahan-lahan 1. kritis
Terlaksanannya optimalisasi penanggulngan lahan kritis
30
Dinamika Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara
optimalisasi
pembangunan
sektor
berwawasan kurikulum
Mission 3: Promoting Local Economy a. Develop Micro Small Medium Enterprises 1. Production quality improvement training through production quality improvement provided training b. Provide capital assistance for small enterprises 1. Capital assistance for small enterprises and and home industries home industries provided c. Develop facilities and infrastructure optimize economic activities
to 1. Facilities and infrastructure to support local economic activities developed
d. Encourage private parties to participate as 1. The roles of private parties in developing small partners in developing small and medium medium scale enterprises intensiďŹ ed scale enterprises
Mission 4: Developing Infrastructure a. All regions within the district to have relatively 1. Transportation, water supply, power, irrigation sound transportation, water supply, power, and sanitation facilities developed irrigation and sanitation facilities b. Overall residential areas are soundly managed 1. Residential areas soundly managed with with adequate infrastructure and services adequate infrastructure and services c. Development according to RTRW Kabupaten 1. Development based on sustainable development concept RTRW
implemented
according
to
Mission 5 : Building North Minahasa as an Industrial Center in BIMNINDO Development Zone through sustainable development a. Synchronize facility and infrastructure 1. Development programs and activities in development program at national strategic provincial strategic areas synchronized with areas, provincial strategic areas and district district strategic areas strategic areas a. Provide facilitation for investors in local 1. Good services for the facilitation of investors development in local development provided c. Optimize development sectors to improve 1. Development sectors optimized local revenue (PAD) d. Enhance the use of national activity center 1. The use of National Activity Center promoted (Manado-Bitung) according to RTRW Kabupaten and RTRW Provinsi e. Make Kabupaten Minahasa Utara as clean, 1. Environmentally green and eco-district realized
friendly
development
f. Develop local contents into eco-development 1. Eco-development based curriculum with local based curriculum contents developed g. Optimize critical land use
1. The use of critical land optimized
Development Dinamycs in North Minahasa Regency
31
D. Prioritas Pembangunan Daerah
D. Local Development Priorities
Prioritas pembangunan Kabupaten Minahasa Utara seperti dalam RPJMD Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2010-2015 sebagai berikut.
Development priorities of North Minahasa Regency as indicated in RPJMD North Minahasa Regency 2010-2015 are as follows:
1.
1. Bureaucracy reform, good governance and human resources development
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Reformasi Birokrasi, Tata Kelola Pemerintahan yang baik dan peningkatan SDM Aparatur Pencapaian MDGs dan Penurunnan Angka Kemiskinan serta pengangguran Pendidikan dan Kesehatan Pariwisata dan Lingkungan Hidup Infrastruktur yang berkeadilan Revitalisasi Pertanian, Kelautan dan Perikanan yang berbasis industri dengan pengembangan ekonomi kerakyatan Pelestarian Nilai – nilai budaya daerah Pembangunan Kawasan perbatasan, pulau – pulau terdepan dan terpencil
32
Dinamika Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara
2. MDGs realization and poverty and unemployment rate alleviation 3. Education and health 4. Tourism and environment 5. Equitable infrastructure 6. Industry based agriculture, marine and ďŹ shery revitalization through local economic development 7. Local cultural value preservation 8. Development in border areas, the frontiers and isolated regions
Keterkaitan Prioritas Pembangunan Nasional,Propinsi dan Kabupaten The Relationship of National, Province and Regency Priority Development Nasional • • • • • • • • • • •
Reformasi Birokrasi dan tata kelola Pendidikan Kesehatan Penanggulangan Kemiskinan Ketahanan Pangan Infrastruktur Iklim Investasi dan usaha Energi Lingkungan Hidup dan Bencana Alam Daerah tertinggal, terdepan, terluar dan paska konflik Kebudayaan, Kreatifitas dan inovasi teknologi
Propinsi • • • • • •
• •
National • • • • • • • • • •
•
Bureaucracy reform Education Health Poverty alleviation Food resilience Infrastructure Investment and business climate Energy Environmental and natural disaster Development for backward regions, the frontiers, outer regions and conflict-torn regions Culture, creativity and technology innovation
Pembangunan dan Pengembangan Infrastruktur dasar Pencapaian MDGs (Pendidikan, Kesehatan dan Kemiskinan) Antisipasi perubahan iklim, pelesatarian hutan dan lingkungan hidup Pemantapan ketahanan pangan (beras dan daging sapi) Pengembangan Kawasan Perbatasan dan Pulau-pulau terpencil Pengembangan industri pariwisata dan peningkatan Mice serta pelestarian budaya lokal Peningkatan Iklim Investasi, ekonomi lokal/kreatif Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
Kabupaten • • • • • •
• •
Province • • • • • •
• •
Basic infrastructure development MDGs realization (education, health and poverty alleviation) Anticipation to climate change, forest and environmental preservation Food resilience strengthening (rise and beef) Development of border areas and isolated islands Tourism industry development and MICE promotion and local culture preservation Investment climate, local/ creative economic promotion Bureaucracy reform and good governance
Reformasi Birokrasi, Tata Kelola Pemerintahan yang baik dan peningkatan SDM Aparatur Pencapaian MDGs dan Penurunnan Angka Kemiskinan serta pengangguran Pendidikan dan Kesehatan Pariwisata dan Lingkungan Hidup Infrastruktur yang berkeadilan Revitalisasi Pertanian, Kelautan dan Perikanan yang berbasis industri dengan pengembangan ekonomi kerakyatan Pelestarian Nilai – nilai budaya daerah Pembangunan Kawasan perbatasan, pulau – pulau terdepan dan terpencil
Regency • • • • • •
• •
Bureaucracy reform, good governance and human resources development MDGs realization and poverty and unemployment rate alleviation Education and health Tourism and environment Equitable infrastructure Industry based agriculture, marine and fishery revitalization through local economic development Local cultural value preservation Development in border areas, the frontiers and isolated regions
Development Dinamycs in North Minahasa Regency
33
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, isu strategis dan masalah mendesak yang faktual dihadapi maka ditetapkan Program Pembangunan Daerah pada Tahun 2014 sebagai berikut:
According to the analysis and in view of strategic issues and urgent and factual problems encountered, the Local Development Programs in 2014 are as follows:
A. Program Pembangunan Bidang Sosial dan Budaya
A. Social and Culture Development Programs
1. Dinas Pendidikan, dengan program pembangunan sebagai berikut: a. Program Pendidikan Anak Usia Dini b. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun c. Program Pendidikan Menengah d. Program Pendidikan Non Formal e. Program Pendidikan Mutu Pendidik dan Tenaga kependidikan f. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan g. Program peningkatan peran serta kepemudaan h. Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga 2. Dinas Kesehatan, dengan program pembangunan sebagai berikut: a. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan b. Program Upaya Kesehatan Masyarakat c. Program Pengawasan Obat dan Makanan d. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat e. Program Perbaikan Gizi Masyarakat f. Program Pencegahan dan Penanggulangan penyakit Menular g. Program Standardisasi Pelayanan Kesehatan h. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan sarana dan prasarana puskesmas dan jaringannya i. Program Pengembangan Lingkungan Sehat j. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia k. Program Peningkatan Keselamatan Ibu melahirkan dan Anak l. Program Peningkatan Kesehatan Reproduksi Remaja
34
Dinamika Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara
1. Education Agency with development programs: a. Early Childhood Education Program b. Compulsory 9-Year Basic Education Program c. Secondary Education Program d. Non-Formal Education e. Quality Education Program for Teachers and Pedagogical Staff f. Education Service Management Program g. Youth Participation Improvement Program h. Sport Development and Socialization Program 2. Health Agency with development programs: a. Medicine and Health Logistic Program b. Community Health Initiative Program c. Drugs and Foods Supervision Program d. Community Health Promotion and Empowerment Program e. Community Nutrition Improvement Program f. Contagious Disease Prevention and Mitigation Program g. Health Service Standardization Program h. Facility and Infrastructure Procurement, Improvement and Development Program for Puskesmas and the Networks i. Hygienic Neighborhood Development Program j. Health Service Improvement Program for the Elderly k. Safety Improvement Program for Maternal Mothers and Children l. Reproduction Health Improvement Program for Teenagers
3. RSUD Maria Walanda Maramis, dengan program pembangunan sebagai berikut: a. Program Perbaikan Gizi Masyarakat b. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin c. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan sarana dan prasarana Rumah Sakit d. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan 4. Pelaksana Harian Badan Narkotika Kabupaten, dengan program pembangunan sebagai berikut: a. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan PMKS Lainnya b. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial 5. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi dengan program pembangunan sebagai berikut: a. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan PMKS Lainnya b. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial c. Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial ( Eks Narapidana, PSK, Narkoba dan Penyakit Sosial Lainnya). d. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial e. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja f. Program Peningkatan Kesempatan Kerja g. Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan h. Program Transmigrasi Lokal
3. RSUD Maria Walanda Maramis, with development programs: a. Community Nutrition Improvement Program b. Health Service Program for LowIncome People c. Hospital Facility and Infrastructure Procurement, Improvement and Development Program d. Health Service Improvement Partnership Program 4. Regency Narcotics Agency with development program: a. Empowerment Program for the Poor, Indigenous People (KAT) and other PMKS b. Social Service and Rehabilitation Program 5. Social, Manpower and Transmigration Agency with development programs: a. Empowerment Program for the Poor, Indigenous People (KAT) and other PMKS b. Social Service and Rehabilitation Program c. Social Development Program (former Inmate, prostitutes, narcotic addicts and other social problem persons) d. Social Welfare Institution Empowerment Program e. Manpower Quality and Productivity Improvement Program f. Employment Opportunity Generation Program g. Manpower Institution Protection and Development Program h. Local Transmigration Program
6. Dinas Pemberdayaan Perempuan dan KB dengan program pembangunan sebagai berikut:
6. Women Empowerment and Family Planning Agency with development programs:
a. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan b. Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dan Pembangunan
a. Life Quality Improvement and Women Protection Program b. Participation Improvement and Gender Mainstreaming and Development Program
Development Dinamycs in North Minahasa Regency
35
c. Program Penguatan Kelembagaan PUG dan Anak d. Program Keluarga Berencana e. Program Peningkatan Penanggulangan Narkoba, PMS termasuk HIV/AIDS f. Program Pelayanan Kontrasepsi g. Program Pengembangan Model Operasional BKB Posyandu PADU h. Program Pengembangan BAhan Informasi tentang Pengasuhan dan pembinaan Tumbuh Kembang Anak 7. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dengan program pembangunan sebagai berikut: a. Program Penataan Administrasi Kependudukan
f. Contraception Service Program g. Operation Model Development Program for BKB Posyandu PADU h. Information Material Development Program on Child Caring and Development 7. Demography and Civil Statistics Agency with development programs: a. Demographic Administrative Management Program
8. Badan Penanggulangan Bencana Daerah dengan program pembangunan sebagai berikut:
8. Regional Disaster Management Agency with development programs:
a. Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam b. Program Perencanaan Pembangunan Daerah Rawan Bencana
a. Early Prevention and Mitigation Program for the Victims of Natural Disasters b. Disaster Prone Region Development Planning Program
9. Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi dengan program pembangunan sebagai berikut: a. Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan b. Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen Arsip Daerah c. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi B.
c. PUG and Child Institution Strengthening Program d. Family Planning Program e. Narcotics, PMS including HIV/AID Mitigation Improvement Program
Program Pembangunan Bidang Fisik dan Prasarana 1. Dinas Pekerjaan Umum, dengan program pembangunan sebagai berikut: a. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan b. Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-gorong c. Program Pembangunan Turap/Talud/ Bronjong d. Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan e. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa 36
Dinamika Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara
9. Archive and Documentation and Library OfďŹ ce with development programs: a. Reading Culture Promotion and Library Development Program b. Local Document Archive Rescue and Preservation Program c. Information Service Quality Improvement Program B. Physics and Program
Infrastructure
Development
1. Public Works Agency with development programs: a. Road and Bridge Development Program b. Drainage/Box Culvert Development Program c. Embankment/Retaining Wall/Gabion Development Program d. Road and Bridge Rehabilitation/ Maintenance Program e. Irrigation, Swamp and other Water Networks Development and
dan Jaringan Pengairan Lainnya f. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air MInum dan Air Limbah g. Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan h. Program Pengembangan Perumahan i. Program Pengembangan Sistem Informasi/Database Jalan dan Jembatan 2. Dinas Perbubungan, Komunikasi dan Informatika dengan program pembangunan sebagai berikut: a. Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan b. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan c. Program Peningkatan Kelayakan Pengoperasian Kendaraan Bermotor 3. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup, dengan program pembangunan sebagai berikut: a. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan b. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup c. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam d. Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam e. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup f. Program Pelayanan Laboratorium Lingkungan 4. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, dengan program pembangunan sebagai berikut: a. Program Pengembangan Nilai Budaya b. Program Pengelolaan Kekayaan Budaya c. Program Pengelolaan Keragaman Budaya d. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata e. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
Management Program f. Water Supply and Waste Water Management Performance Improvement Program g. Rural Infrastructure Development Program h. Housing Developing Program i. Road and Bridge Information/ Database System Development Program 2. Transportation, Communication and Informatics Agency with development programs: a. Transportation Facility and Infrastructure Development Program b. Transportation Service Improvement Program c. Motor Vehicle Roadworthiness Improvement Program 3. Environmental Management Agency with development programs: a. Solid Waste Management Performance Improvement Program b. Environmental Pollution and Destruction Control Program c. Natural Resources Protection and Conservation Program d. Natural Resources Reserve Rehabilitation and Restoration Program e. Natural Resources and Environmental Information and Access Improvement Program f. Environmental Laboratory Service Program 4. Culture and Tourism Agency with development programs: a. Cultural Value Development Program b. Cultural Assets Development Program c. Cultural DiversiďŹ cation Management Program d. Tourism Marketing Development Program e. Tourism Destination Development Program
Development Dinamycs in North Minahasa Regency
37
5. Dinas Penataan Ruang dan Pertamanan, dengan program pembangunan sebagai berikut: a. Program Perencanaan Tata Ruang b. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau c. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
a. Spatial Planning Program b. Open Green Space Management Program c. Solid Waste Management Performance Development Program
6. Dinas Pemadam Kebakaran, dengan program pembangunan sebagai berikut:
6. Fire Brigade Agency with development programs:
a. Program Peningkatan Kesiapan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran C.
5. Spatial and Park Agency with development programs:
Program Pembangunan Bidang Ekonomi 1. Dinas Pertambangan dan Energi, dengan program pembangunan sebagai berikut: a. Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan b. Program Pengawasan dan Penertiban Kegiatan Rakyat yang Berpotensi Merusak Lingkungan c. Program Pembinaan dan Pengembangan BIdang Ketenagalistrikan 2. Badan Ketahanan Pangan, dengan program pembangunan sebagai berikut: a. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani b. Program Peningkatan Ketahanan Pangan 3. Dinas Koperasi dan UMKM, dengan program pembangunan sebagai berikut: a. Program Penciptaan Iklim Usaha Menengah Yang Kondusif b. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif UMKM c. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan koperasi 4. Dinas Kelautan dan Perikanan, dengan program pembangunan sebagai berikut: a. Program Pengembangan Perikanan TAngkap
38
Dinamika Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara
a. Fire Prevention and Mitigation Improvement Program C. Economic Development Program 1. Mining and Energy Agency with development programs: a. Mining Development and Supervision Program b. Supervision and Law Enforcement Program to Traditional Activities Potential to Destroy Environment c. Electrical Power Development and Expansion Program 2. Food Resilience Agency with development programs: a. Farmer Welfare Augmentation Program b. Food Resilience Improvement Program 3. Cooperative and Micro Small Medium Enterprise with development programs: a. Business Climate Conducive for Medium Enterprises Development Program b. Entrepreneurship Promotion and Micro Small and Medium Enterprise Competitiveness Improvement Program c. Cooperative Institution Quality Improvement Program 4. Marine and Fishery Agency with development programs: a. Catch Fish Development Program
b. Program Pengembangan Budidaya Perikanan c. Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan d. Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan e. Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir
b. Aquaculture Development Program c. Fish Production Marketing and Management Optimizing Program d. Community Empowerment Program in Marine Resources Supervision and Control e. Coastal Community Economic Empowerment Program
5. Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu, dengan program pembangunan sebagai berikut: a. Program Rutin SKPD
5. Integrated License Service OfďŹ ce with development programs:
6. Sekretariat Daerah Bagian Administrsi Pembangunan, dengan program pembangunan sebagai berikut:
6. Regency Secretariat for Development Administration Division with development programs:
a. Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi
a. SKPD Routine Programs
a. Information Technology Application Optimizing Program
7. Sekretariat Daerah Bagian Sumber Daya Alam, dengan program pembangunan sebagai berikut: a. Program Rutin SKPD
7. Regency Secretariat for Natural Resources Division with development programs: a. SKPD Routine Programs
8. Sekretariat Daerah Bagian Administrasi Perekonomian, dengan program pembangunan sebagai berikut:
8. Regency Secretariat for Economic Administration Division with development programs:
a. Program Peningkatan Pengembangan Ekonomi Daerah b. Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah 9. Badan Penanaman Modal, dengan program pembangunan sebagai berikut: a. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi b. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi 10. Dinas Perindustrian dan Perdagangan, dengan program pembangunan sebagai berikut: a. Program Peningkatan Kapasitas IPTEK Sistem Produksi b. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah c. Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri d. Program Pengembangan Sentrasentra Industri Potensial
a. Local Economic Development Program b. Inter-Region Cooperation Development Program 9. Capital Investment Agency with development programs: a. Investment Promotion and Cooperation Improvement Program b. Investment Climate and Realization Improvement Program 10. Industry and Trade Agency with development programs: a. Production System Science and Technology Improvement Program b. Small and Medium Industry Development Program c. Industrial Technology Capacity Development Program d. Potential Industrial Center Development Program
Development Dinamycs in North Minahasa Regency
39
e. Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor f. Program Peningkatan EďŹ siensi Perdagangan dalan Negeri g. Program Perlindungan Konsumen dan Pengawasan Perdagangan 11. Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, dengan program pembangunan sebagai berikut: a. Program Rutin SKPD
12. Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan, dengan program pembangunan sebagai berikut: a. Program Peningkatan Kesejateraan Petani b. Program Ketahanan Pangan c. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan d. Program Pengembangan Perbenihan/ Pembibitan e. Program Peningkatan Produksi, Produktivias dan Mutu Produk Perkebunan, Produk Pertanian
40
Dinamika Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara
e. Export Development and Expansion Program f. Domestic Trade EfďŹ ciency Improvement Program g. Customer Protection and Trade Supervision Program 11. Agriculture, Fishery and Forestry Extension Service Agency with development programs: a. SKPD Routine Programs
12. Agriculture, Livestock and Plantation Agency with development programs: a. Farmer Welfare Augmentation Program b. Food Resilience Strengthening Program c. Agriculture/Plantation Production Improvement Program d. Nursery/Seedling Development Program e. Production, Productivity and Quality Improvement Program for Plantation and Agriculture Products
f. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak g. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan 13. Dinas Kehutanan, dengan program pembangunan sebagai berikut: a. Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan b. Program Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Hutan c. Program Pembinaan dan Penertiban Industri Hasil Hutan D.
Program Pembangunan Bidang Pemerintahan 1. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset, dengan program pembangunan sebagai berikut: a. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
f. Livestock Disease Prevention and Mitigation Program g. Livestock Production Improvement Program 13. Forestry Agency with development programs: a. Forest and Land Rehabilitation Program b. Forest Resources Protection and Conservation Program c. Forest Product Industry Development and Law Enforcement Program D. Governance Development Program 1. Revenue, Financial and Asset Management Agency with development programs: a. Local Financial Improvement and Management Program
2. Sekretariat DPRD, dengan program pembangunan sebagai berikut: a. Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah b. Program Kerjasama Informasi dengan Mass Media
2. DPRD (Local Parliament) Secretariat with development programs: a. DPRD Institutional Capacity Building Program b. Information Cooperation Program with Mass Media
3. Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan, dengan program pembangunan sebagai berikut:
3. Development Planning, Research and Development (RD) Agency with development programs:
a. Program Pengembangan Data / Informasi b. Program Kerjasama Pembangunan c. Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh d. Program Pengembangan Kota-kota Menengah dan Besar e. Program Pengembangan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah f. Program Perencanaan Perencanaan Pembangunan Daerah g. Program Perencanaan Pembangunan 4. Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI, dengan program pembangunan sebagai berikut: a. Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga
a. Data/Information Development Program b. Development Cooperation Program c. Strategic and Fast Growing Region Development Program d. Medium and Big City Development Program e. Institutional Capacity Building Program in Regional Development Planning f. Regional Development Planning Program g. Development Planning Program 4. KORPRI Council Secretariat with development programs: a. Sport Development and Socialization Program
Development Dinamycs in North Minahasa Regency
41
b. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah c. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan koperasi
b. Entrepreneurship and SME Competitiveness Development Program c. Cooperative Institutional Capacity Building Program
5. Sekretariat Daerah Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat, dengan program pembangunan sebagai berikut: a. Program Rutin SKPD
5. Regency Secretariat for People Welfare Administration Division with development programs: a. SKPD Routine Programs
6. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, dengan program pembangunan sebagai berikut:
6. Community and Village Government Empowerment Body with development programs:
a. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan b. Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan c. Program Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa d. Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa e. Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Desa f. Program Penataan Daerah Otonomi Baru g. Program Peningkatan Peran Perempuan di Perdesaan 7. Inspektorat, dengan program pembangunan sebagai berikut: a. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH b. Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawas c. Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi 8
Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah, dengan program pembangunan sebagai berikut: a. Program Pendidikan Kedinasan b. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
9. Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat, dengan program pembangunan sebagai berikut: a. Program Peningkatan Keamanan dan
42
Dinamika Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara
a. Rural Community Empowerment Program b. Rural Economic Institution Development Program c. Community Participation Promotion Program in Village Development d. Capacity Building Program for Village OfďŹ cials e. Rural Financial Management Development and Facilitation Program f. New Autonomous Region Management Program g. Women Participation Improvement Program in Village Development 7. Inspectorate with development programs: a. Internal Supervision System Improvement and KDH Policy Implementation Controlling Program b. Professionalism Improvement Program for Auditors and Supervisors c. Information Technology Application Optimizing Program 8. Local Personnel, Education and Training Agency with development programs: a. Service Education Program b. Government OfďŹ cial Development Program 9. Nation Unity, Politics and Community Protection Agency with development programs: a. Security and Law and Order
Kenyamanan b. Program Pemeliharaan Kantramtibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal c. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan d. Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan e. Program Pemberdayaan Masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan f. Program Pendidikan Politik Masyarakat 10. Satuan Polisi Pamong Praja, dengan program pembangunan sebagai berikut: a. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan b. Program Pemeliharaan Kantramtibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal c. Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (PEKAT) 11. Sekretariat Daerah Bagian Umum, dengan program pembangunan sebagai berikut: a. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan 12. Sekretariat Daerah Bagian Organisasi, dengan program pembangunan sebagai berikut: a. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan
Development Program b. Law and Order Maintenance and Criminal Act Prevention Program c. Nationality Concept Development Program d. Nationality Concept Development Partnership Program e. Community Empowerment Program in Law and Order and Security Maintenance f. Political Education Program for the Communities 10. Municipal Police Unit with development programs: a. Neighborhood Security and Law and Order Improvement Program b. Law and Order Maintenance and Criminal Act Prevention Program c. Social Disorder Eradication IntensiďŹ cation Program (PEKAT) 11. Regency Secretariat for General Affairs Division with development programs: a. Neighborhood Security and Law and Order Maintenance Program 12. Regency Secretariat for Organization Division with development programs: a. Legal Restructuring Program
Development Dinamycs in North Minahasa Regency
43
13. Sekretariat Daerah Bagian Hukum, dengan program pembangunan sebagai berikut: a. Program Mengintensifkan Penanganan Pengaduan Masyarakat b. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan 14. Sekretariat Daerah Bagian Humas dan Protokol, dengan program pembangunan sebagai berikut: a. Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi 15. Sekretariat Daerah Bagian Adminstrasi Kemasyarakat, dengan program pembangunan sebagai berikut: a. Program Penataan Daerah Otonom Baru
44
Dinamika Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara
13. Regency Secretariat for Legal Division with development programs: a. Public Complaint Resolution IntensiďŹ cation Program b. Legal Restructuring Program 14. Regency Secretariat for Public Relation and Protocol Division with development programs: a. Information Technology Application Optimizing Program 15. Regency Secretariat for Public Affairs Administration Division with development programs: a. New Autonomous Restructuring Program
16. Sekretariat Daerah Bagian Perlengkapan, dengan program pembangunan sebagai berikut: a. Program Rutin SKPD 17. Sekretariat Daerah Bagian Administrasi Pemerintahan Umum, dengan program pembangunan sebagai berikut: a. Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah b. Program Penataan Daerah Otonom Baru 18. Kecamatan yang terdiri dari Kecamatan Kema, Kecamatan Kauditan, Kecamatan Airmadidi, Kecamatan Kalawat, Kecamatan Dimembe, Kecamatan Talawaan, Kecamatan Wori, Kecamatan Likupang Selatan, Kecamatan Likupang Barat dan Kecamatan Likupang Timur, dengan program pembangunan sebagai berikut: a. Program Rutin SKPD Program rutin yang dilaksanakan oleh seluruh SKPD dalam rangka peningkatan pelayanan publik meliputi : a. Program pelayanan administrasi perkantoran b. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur c. Program peningkatan disiplin aparatur d. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur e. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Selanjutnya usulan program dan kegiatan yang menjadi prioritas SKPD disesuaikan dengan pagu indikatif SKPD. Penilaian dan pemilihan serta penyusunan prioritas SKPD harus dilakukan oleh SKPD berdasarkan pagu indikatif tersebut. Pemilihan dan penilaian pada tingkat SKPD ini merupakan saringan pertama yang harus dilakukan secara patut dan memadai agar tidak menimbulkan adanya potensi kerugian negara.
16. Regency Secretariat for Logistics Division with development programs: a. SKPD Routine Programs 17. Regency Secretariat for General Administration Division with development programs: a. Service Improvement Program of Head of Region and Vice Head of Region b. New Autonomous Restructuring Program 18. Sub-districts consisting of Kema District, Kauditan District, Airmadidi District, Kalawat District, Dimembe District, Talawaan District, Wori District, South Likupang District, West Likupang District and Likupang East District, with development programs: a. SKPD Routine Programs Routine programs of SKPD to improve public services including: a. Office Administration Service Program b. Facility and Infrastructure Development Program for Local Officials c. Local Official Discipline Improvement Program d. Capacity Building Program for Local Officials e. Performance and Financial Reporting System Development Program
Program and activity proposes being the priorities of SKPD shall be adjusted to the indicative ceiling of SKPD concerned. Such priority assessment, selection and preparation shall be made by SKPD based on indicative ceiling. Priority selection and assessment at SKPD level are the first layer of screening process that must be made in sensible and thorough manner to prevent any potential losses to the State.
Development Dinamycs in North Minahasa Regency
45
46
Dinamika Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara
BAB.3 chapter.3
CAPAIAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN
Development Achievements
Development Dinamycs in North Minahasa Regency
47
BAB.3 chapter.3
CAPAIAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN
Development Achievements
Pendidikan
Education
Pendidikan merupakan salah satu pilar penting dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Keberhasilan di bidang pendidikan dapat diukur dengan indikator yaitu Angka Melek Huruf, Angka Rata-rata Lama Sekolah, Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/SMP/SMA dan Angka Partisipasi Murni (APM) SD/SMP/SMA.
Education is one of important pillars in improving Human Resources quality. The success of education sector can be measured from education indicators, namely Literacy Rate, Average Length of School, Gross Enrolment Rate (GER) for Elementary / Junior High School / Senior High School and Net Enrollment Rate (NER) for Elementary / Junior High / Senior High School.
Angka melek huruf Minahasa Utara pada tahun 2012 hampir mencapai 100 persen. Diperkirakan hanya ada sekitar 0,22 persen penduduk usia 10 tahun keatas yang tidak bisa baca tulis. Hal ini tentu didukung oleh sarana dan prasarana pendidikan yang tersedia.
Untuk tingkat sekolah TK memiliki 126 sekolah, dengan 6.612 murid, 68 guru dan 122 ruang kelas. SD/MI memiliki 191 sekolah, dengan 23.372 murid, 1.301 guru dan 1.146 ruang kelas/belajar. SMP/ MTs memiliki 74 sekolah, dengan 8.527 murid, 645 guru dan 312 ruang kelas/belajar. SMA/SMK/MA memiliki 28 sekolah, dengan 4.874 murid, 261 guru dan 162 ruang kelas/belajar hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.
48
Dinamika Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara
In 2012, the literacy rate in North Minahasa is nearly 100 percent. It is estimated that only about 0.22 percent of population aged 10 years or over are illiterate. This achievement is certainly supported by the existing educational facilities and infrastructure.
There are 126 kindergartens with 6612 pupils, 68 teachers and 122 classrooms, 191 elementary schools with 23,372 pupils, 1,301 teachers and 1,146 classrooms, 74 junior high schools/ equivalent with 8,527 pupils, 645 teachers and 312 classrooms, and 28 senior high schools/ equivalent with 4,874 pupils, 261 teachers and 162 classrooms. Detailed ďŹ gures are presented in table below.
Development Dinamycs in North Minahasa Regency
49
Jumlah Sekolah, Murid, Guru, Ruang Kelas Tahun 2013 Distribution of Schools, Pupils, Teachers, and Classrooms in 2013 No
Tingkat Sekolah Schools
Jumlah Sekolah / Number of Schools
Jumlah Murid Jumlah Guru Number of Pupils
Number of Teachers
Jumlah Ruang Kelas Number of Classrooms
1.
TK / Kindergarten
126
3717
319
262
2.
SD/MI / Elementary / Equivalent
190
23.333
1.301
998
3.
SMP/MTs / Junior High School / Equivalent
68
8.560
645
301
4.
SMA/SMK/MA / 30 Senior High School / Equivalent
4.874
261
195
36.767
2.207
1.494
Jumlah
Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, 2014 / Source: Education, Youth and Sport Service, 2014
Data diatas sudah termasuk sekolah bertaraf internasional yaitu Manado International School (MIS) untuk tingkat pendidikan sekolah dasar, sekolah menengah tingkat pertama dan sekolah menengah tingkat atas yang terletak di Kecamatan Kalawat.
The above-mentioned data includes the existing international schools, namely Manado International School (MIS) which runs elementary, junior high school and senior high school in Kalawat district.
Untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan tinggi maka di Kabupaten Minahasa Utara memilki 3 (tiga) Perguruan Tinggi yaitu Universitas Klabat (UNKLAB), Akademi Keperawatan dan Sekolah Tinggi Alkitab.
To pursue study in higher education, there are three universities in North Minahasa regency, namely Klabat University (UNKLAB), Nursing Academy and Sekolah Tinggi Alkitab (College of the Bible).
Berdasarkan hasil Susenas 2012, rata-rata lama sekolah adalah 9,4 tahun yang berarti secara ratarata, pendidikan formal yang dikecap penduduk Minahasa Utara hingga kelas 1 SMA saja.
According to the National Socio-Economic Survey (Susenas) 2012, the average years of school is 9.4 years which means that the average formal education attained by North Minahasa population is the tenth grade (Class 1) of senior high school.
Angka Partisipasi Sekolah (APS) menjadi indikator penduduk usia sekolah yang bersekolah. Jika suatu kelompok umur pendudukan menunjukkan angka 100, berarti semua penduduk di kelompok umur tersebut menikmati pendidikan formal. Namun di Minahasa Utara, APS belum menyentuh angka 100. Yang paling tinggi adalah kelompok umur (7-12) tahun, yaitu 97,25 persen. Kelmpok umur (16-18) tahun hanya mencapai 60,11 persen.
School Participation Rate (SPR) is an indicator of school age population. If School Participation Rate is 100 this means that all members of the population attain formal education. However, the School Participation Rate in North Minahasa has not reached 100. The highest rate 97.25 percent goes to population aged 7-12 and population aged 16-18 only reached 60.11 percent.
50
Dinamika Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara
Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2011-2012 Gross Enrolment Ratio (GER) and Net Enrollment Ratio (NER) in North Minahasa Regency Year 2011-2012 No
Sekolah / School
Tahun 2011 APK
Tahun 2012 APM
APK
APM
1.
SD/MI/SDLB
102,4
86,7
102,2
85,9
2.
SMP/MTs/SMPLB
100,2
66,4
103,6
68,6
3.
SMA/SMK/MA/SMALB
72,8
49,7
65,0
45,6
Sumber data : BPS Tahun 2013, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, 2014
Angka Partisipasi Murni (APM) Sekolah Tahun 2011-2012 Net Enrollment Ratio (NER) Year 2011-2012
Angka Partisipasi Kasar (APK) Sekolah Tahun 2011-2012 Gross Enrolment Ratio (GER) Year 2011-2012
Development Dinamycs in North Minahasa Regency
51
Pada tahun 2012, jumlah siswa yang ditamatkan untuk tingkat sekolah dasar sebanyak 3.408 lulusan, sekolah lanjutan tingkat pertama sebanyak 2.678 lulusan dan untuk sekolah lanjutan tingkat atas sebanyak 1.047 lulusan serta sekolah lanjutan tingkat atas (kejuruan) sebanyak 261 lulusan. Secara keseluruhan jumlah siswa yang ditamatkan sebanyak 36.773 lulusan dan angka pendidikan yang ditamatkan untuk tahun 2012 sebesar 7.394
In 2012, the number of elementary school graduates is 3,408, junior high school graduates is 2,678 and senior high school graduates is 1047, and senior vocational high school graduates is 261. Overall, the number of school graduates is 36,773 and the number of education attained in 2012 is 7,394.
Kesehatan
Health
Sehat merupakan kondisi ideal untuk dapat beraktiďŹ tas secara maksimal. Peningkatan sarana dan tenaga kesehatan terus diupayakan agar masyarakat mudah dalam mendapatkan layanan kesehatan. Dalam bidang kesehatan secara umum dapat digambarkan bahwa penyebaran sarana pelayanan kesehatan Puskesmas dan Rumah sakit serta sarana kesehatan lainya termasuk sarana penunjang upaya kesehatan relatif merata. Tahun 2012, sarana pelayanan kesehatan di Kabupaten Minahasa Utara terdiri dari 1 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Maria Walanda Maramis di Kelurahan Sarongsong I Kecamatan Airmadidi, 2 Rumah Sakit Umum Swasta (RSU Hermana di Lembean Kecamatan Kauditan dan RSU Tonsea di Kelurahan Airmadidi Kecamatan Airmadidi), 11 Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), 21 Pos Bersalin Desa (Polindes), 44 Pos Kesehatan Desa (Poskesdes), 30 Puskesmas Pembantu (Pustu) dan 161 posyandu aktif, didukung oleh 100 desa siaga dan ditunjang dengan 11 unit puskesmas keliling darat kendaran bermotor roda 4 dan 41 unit kendaraan bermotor roda 2 serta 4 unit Speedboat puskesmas keliling (Pusling) laut untuk pelayanan kesehatan di wilayah kepulauan/pesisir. Kinerja pembangunan kesehatan digambarkan berdasarkan situasi derajat kesehatan kabupaten yang diukur dengan 3 jenis indikator pencapaian utama yaitu : angka kematian, angka kesakitan dan status gizi.
Healthy is an ideal state for a person in order to do activities to the fullest extent. The improvement of health facilities and medical personnel has been promoted continuously to give the community more access to health care services. In general, the distribution of Community Health Centers and hospitals and other health care facilities, including supporting health center facilities is relatively distributed equally. In 2012, health center facilities in North Minahasa regency comprises 1 General Hospital namely RSUD Maria Walanda Maramis located in Sarongsong I village, subdistrict of Airmadidi, 2 private hospitals (RSU Hermana in Lembean, subdistrict of Kauditan and RSU Tonsea which is located in Airmadidi Village, subdistrict of Airmadidi), 11 Community Health Centers (Puskesmas), 21 village maternity clinics (Polindes), 44 Village Health Posts (Poskesdes), 30 Supporting Community Health Centers (Pustu) and 161 active Neighborhood Care Units (Posyandu) supported by 100 Desa Siaga (village on standby) and 11 car mobile health centers, 41 motorcycle mobile health centers and 4 speedboat mobile health centers (Pusling) to provide health services for people in islands / coastal areas. The performance of health development is shown by health regency population’s health level regency which is measured based on 3 key performance indicators, namely mortality rate, morbidity rate and nutritional status.
52
Dinamika Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara
Angka kematian bayi di Kabupaten Minahasa Utara cenderung meningkat sebagai dampak dari hasil pelaksanaan pembangunan disegala bidang termasuk pemerataan pelayanan kesehatan sampai ke desa, serta ditunjang dengan program penempatan tenaga medis, Paramedis khususnya bidan sampai ke wilayah terpencil. Di mana proporsi kematian bayi di Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2013 adalah sebanyak 6/3682 menurun dibandingkan dengan tahun 2012 sebanyak 16/3589. Sedangkan proporsi kematian ibu di Tahun 2013 yaitu 5/4050 kelahiran hidup (0,11%) sedikit mengalami penurunan dibandingkan dengan Tahun 2012 yaitu 4/3589 (0,11%).
Infant mortality rate in North Minahasa regency tends to decrease thanks to the impact of all sector development including equal distribution and provision of health services access in rural areas supported with medical personnel placement program especially midwives to remote areas. Infant mortality rate in North Minahasa regency in 2013 is 6/3682 showing a decrease as compared to 2012 which is 16/3589. Meanwhile, maternal mortality rate in 2013 is 5/4050 live birth (0.11%) slightly decreased as compared to 2012 which is 4/3589 (0.11%).
Angka Kematian Ibu dan Bayi Maternal and Infant Mortality Rate Tahun / Year
Proporsi Kematian Bayi/ Infant Mortality
Proporsi Kematian Ibu / Maternal Mortality
2009
12/3094 = 0,38
7/3865 = 0,18
2010
14/2865 = 0,49
3/2846 = 0,10
2011
19/3235=0,59
5/3238=0,15
2012
16/3589=0,45
4/3589=0,11
2013
6/3682=0,16
5/4050=0,11
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Minahasa Utara, 2014 / Source: Health Service, North Minahasa, 2014
Proporsi Angka Kematian Ibu dan Bayi Proportion of Maternal and Infant Mortality Rate
Development Dinamycs in North Minahasa Regency
53
Perkembangan Proporsi Kematian Bayi, Angka Kematian Bayi dan Angka Kelangsungan Hidup Bayi sejak Tahun 2008 s.d 2013 The dynamic of Infant Mortality Proportion, Infant Mortality Rate and Infant Survival Rate from 2008 to 2013 Tahun/ Year
Proporsi Kematian Bayi / Infant Mortality Proportion
Angka kematian Bayi/ Infant Mortality Rate
Angka Kelangsungan Hidup Bayi / Infant Survival Rate
2009
0,38
4
996
2010
0,49
5
995
2011
0,59
6
994
2012
0,45
16
995
2013
0,16
6
998
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Minahasa Utara, Bappelitbang (data olahan) Tahun 2014 / Source: Health Service, North Minahasa regency, Bappelitbang (data processed) 2014
Angka Kelangsungan Hidup Bayi Kabupaten Minahasa Utara selang 5 (lima) tahun terakhir tertinggi pada tahun 2013 sebesar 998, sedangkan terendah pada tahun 2011 sebesar 994.
Over the last 5 years, the highest Infant Survival Rate in North Minahasa occurred in 2013 at 998 and the lowest rate occurred in 2011 at 994.
Angka Kematian dan Angka Kelangsungan Hidup Bayi Infant Mortality and Survival Rate Tahun/ Year
Proporsi Kematian Bayi / Angka Kelangsungan Hidup Bayi *) / Infant Mortality Proportion Infant Survival Rate *)
2009
12/3094 = 0,39
996
2010
14/2865 = 0,49
995
2011
19/3235=0,59
994
2012
16/3589=0,45
995
2013
6/3682=0,16
998
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Minahasa Utara, 2014 *) data olahan
54
Dinamika Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara
Angka Harapan Hidup adalah perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang selama hidup (selama rata-rata). Indikator ini sering digunakan untuk evaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk.
Life expectancy is the estimated number of years a person can expect to live (in average). This indicator is often used to evaluate government performance in people welfare improvement.
Angka Harapan Hidup dihitung menggunakan pendekatan tidak langsung. Ada 2 jenis data yaitu anak lahir hidup dan anak masih hidup. Besarnya nilai maksimum dan nilai minimum untuk masingmasing komponen ini merupakan nilai besaran yang telah disepakati oleh semua negara (195 negara). Pada komponen untuk Angka harapan Hidup tertinggi batas atas untuk perhitungan indeks dipakai 85 tahun dan terendah 25 tahun.
Life expectancy is assessed using indirect approach. There are 2 types of data, namely child born alive and child alive. The maximum and minimum rate of each component has been determined as global standard and agreed by all countries worldwide (195 countries). The upper limit of life expectancy rate 85 years and the lowest limit is 25 years.
Development Dinamycs in North Minahasa Regency
55
Angka Harapan Hidup Kabupaten Minahasa Utara Life Expectancy in North Minahasa Regency Tahun / Year
2009
2010
2011
2012
2013
AHH / Life Expectancy
72,40
72,60
72,73
72,87
*73
Sumber: BPS Tahun 2013 / Source: BPS 2013 Ket: *) Target Provinsi 2015
Angka Harapan Hidup Life Expectancy
Status Gizi Balita dari hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) untuk tahun 2013 yang diperoleh dari laporan 10 Kecamatan dilihat bahwa status gizi Balita pada tahun 2013 menunjukkan peningkatan, dapat dilihat pada tabel berikut :
According to the results of Nutritional Status Monitoring (PSG), the Nutritional Status of Toddlers in 2013 which are collected from 10 sub districts the nutritional status of toddler in 2013 show an increase. This can be seen in the following tables:
Status Gizi Balita Kabupaten Minahasa Utara Menurut Kecamatan Tahun 2013 Nutritional Status of Toddlers in North Minahasa Regency by sub districts in 2013
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kecamatan / Subdistricts
Gizi Buruk/ Gizi Kurang / Malnutrition Poor Nutrition
Likupang Timur Likupang Selatan Dimembe Talawaan Wori Kema Kauditan Airmadidi Kolongan Likupang Barat
Kabupaten / Regency
1 3 4 8
30 17 12 15 35 12 20 21 15 16 193
Gizi Baik/ Good Nutrition
Gizi Lebih/ Over Nutrition
1380 428 1975 1481 1132 1360 1349 1621 2098 1241
2 2 2 1 7 6 3 -
14.065
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Minahasa Utara Tahun 2014./ Source: Health Service, North Minahasa regency 2014.
56
Dinamika Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara
24
Industri, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah serta Koperasi
Micro, Small And Medium Industry And Cooperative
Kabupaten Minahasa Utara adalah daerah yang sangat strategis untuk berkembang menjadi daerah industri karena diapit oleh pelabuhan udara dan pelabuhan laut utama di Sulawesi Utara. Industri Kecil Menengah (IMK) di Minahasa Utara didominasi oleh industri kimia dan bangunan. Tahun 2012, IMK kimia dan bahan bangunan ada sekitar 55,14 persen dari total IMK, diikuti oleh industri pangan sekitar 27,57 persen. Sedangkan industri kerajinan dan umum hanya 1,40 persen.
North Minahasa regency is very strategic region to develop industrial estates because the area is situated between major airports and seaports of North Sulawesi. Small and Medium Industries in North Minahasa are dominated by chemical and building material industries. In 2012 chemical and building materials industries accounted for 55.14 percent of all Small and Medium Industries followed by food industry which accounted for 27.57 percent. While craft and general industries accounted for only 1.40 percent.
Walaupun jumlah industri kimia dan bangunan adalah yang paling banyak, namun ternyata tidak pada hasi produksinya. Produksi IMK yang paling tinggi adalah dari industri pangan, yaitu mencapai Rp 143 miliar atau 81,89 persen dari total hasil produksi, sedangkan hasil produksi kimia dan bahan bangunan hanya mencapai Rp 23 miliar atau sekitar 13,16 persen.
Despite majority, the productions of chemical and building material industries are not the largest. The highest productions come from food industries which reach Rp.143 billion or 81.89 percent of total productions while chemical and building material productions reach only Rp 23 billion or about 13.16 percent.
Industri Mikro, Kecil dan Menengah Menurut Jenisnya Micro, Small and Medium Industries by Type
Development Dinamycs in North Minahasa Regency
57
Pada tahun 2012 Jumlah koperasi aktif sebanyak 219 dari 509 keseluruhan jumlah koperasi yang ada di Kabupaten Minahasa Utara. Sedangkan jumlah UMKM pada tahun 2011 sebanyak 6.034 meningkat pada tahun 2012 menjadi 6.459 (keadaan sampai bulan Desember 2012). Peningkatan ini terjadi karena tumbuhnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya keberadaan koperasi. Berbagai upaya pembinaan telah dilakukan terhadap kegiatan koperasi maupun UMKM dimana jumlah unit usaha yang dikelola oleh koperasi dan UMKM sehingga setiap tahunnya mengalami peningkatan, dimana telah diikutsertakan UMKM pada berbagai kegiatan pelatihan, baik ditingkat propinsi maupun tingkat kabupaten dan juga UMKM telah mengikuti dalam berbagai kegiatan pameran , baik ditingkat nasional, propinsi maupun ditingkat kabupaten.
In 2012, there are 219 active cooperatives from the total of 509 cooperatives existed in North Minahasa regency. The number of small and medium enterprises (UMKM) in 2011 is 6,034 increased to 6,459 in 2012 (data until December 2012). The increase is due to growing awareness of the community of the importance of cooperatives. Various development efforts have been implemented to support the activities of cooperatives and small and medium enterprises (UMKM) so the number of business units managed by cooperatives and small and medium enterprises (UMKM) increases every year. Small and medium enterprises (UMKM) are given various trainings at province and regency level and are given the opportunity to participate in exhibitions at national, provincial and district level.
Perumahan dan Pemukiman
Housing And Settlement
Kondisi perumahan di Minahasa Utara tahun 2012 sudah menunjukkan kondisi yang baik. Hal ini terlihat dari beberapa indikator perumahan seperti jenis lantai dan dinding terluas, jenis penerangan utama, dan fasilitas buang air besar. Berdasarkan hasil Susenas2012, sebagian besar bangunan rumah di Minahasa Utara adalah bukan tanah/kayu, yaitu sekitar 81,09 persen. Sisanya sekitar 18,91 persen menggunakan lantai tanah, kayu, dan lainnya. Sekitar 63,28 persen rumah tangga sudah menggunakan dinding permanen, sedangkan 36,72 persen masih menggunakan tembok non permanen seperti kabu, bambu, dan lainnya.
House condition in North Minahasa in 2012 shows good improvement. This is be seen from several housing indicators, such as oor and wall type, lighting, and household toilet. According to the results of National Socio-Economic Survey (Susenas) 2012, the majority of houses in North Minahasa no longer have dirt or wooden oor. The rest houses approximately 18.91 percent have dirt or wooden oors. Approximately 63.28 percent of households already build permanent walls while the rest 36.72 percent are still using non-permanent walls like Kabu, bamboo, etc.
Perusahan Listrik Negara menjadi penyedia penerangan utama di Minahasa Utara. Hampir seluruh wilayah di Minahasa Utara sudah menggunakan listrik PLN, yaitu mencapai 98,98 persen. Sedangkan sisanya 1,02 menggunakan penerangan listrik non PLN dan non listrik.
State Electricity Company is the major electricity supplier in North Minahasa. Almost all areas of North Minahasa can enjoy electricity which reaches 98.98 percent. While the rest 1.02 percent either consume electricity from third party other than PLN or have no electricity.
Penggunaan fasilitas buang air besar sudah 79,23 persen yang menggunakan fasilitas sendiri. Sedangkan 10,81 persen masih menggunakan fasilitas bersama, sekitar 2,56 persen menggunakan fasilitas umum, dan sisanya 7,40 belum memiliki fasilitas buang air besar.
The number of households that have toilets accounts for 79.23 percent. While 10.81 percent of households use shared toilets, about 2.56 percent of households use public toilets, and the rest 7.40 percent of households do not have their own toilets.
58
Dinamika Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara
Pembangunan Manusia
Human Development
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menjadi salah satu indikator yang dapat digunakan untuk melihat keberhasilan pembangunan sumber daya manusia di suatu wilayah, yang menggunakan tiga variabel, yaitu pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
Human Development Index (HDI) is one of indicators that can be used to evaluate the success of human resource development in a region by using education, health, and economy variables.
Selama empat tahun terakhir, angka IPM Minahasa Utara terus mengalami peningkatan. Di tahun 2011, angka IPM Minahasa Utara adalah 76,54 dan meningkat di tahun 2012 menjadi 76,91. Angka IPM Minahasa Utara di tahun 2012 sedikit dibawah angka IPM propinsi Sulawesi Utara, namun masih jauh dibawah IPM Manado yang mencapai 78,92.
Over the past four years, Human Development Index in North Minahasa has been increasing continuously. In 2011, HDI in North Minahasa is 76.54 and increased to 76.91 in 2012. In 2012 HDI in North Minahasa is slightly below North Sulawesi’s HDI but still far below Manado’s HDI which reaches 78.92.
Peningkatan IPM juga diikuti oleh peningkatan masing-masing variabel terkait. Angka melek huruf yang menggambarkan variable pendidikan sudah mencapai 99,78 persen, sedangkan lama sekolah 9,40 tahun (sekitar kelas 1 SMA), angka harapan hidup 72,87 tahun, dan pengeluaran perkapita Rp 635.012.
The improved HDI is also followed by the improvement of each related variable. Literacy rate which represents education variable reaches 99.78 percent while the number of years of school is 9.40 years (about tenth grade at senior high school), life expectancy rate is 72.87 years and per capita spending is Rp. 635.012.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Human Development Index (HDI)
Development Dinamycs in North Minahasa Regency
59
Komponen Penyusun IPM HDI Components
Infrastruktur
Infrastructure
Kabupaten Minahasa Utara menjadi wilayah penghubung pelabuhan utama Sulawesi Utara dengan wilayah lainnya. Kondisi ini membuat aktivitas transportasi di wilayah ini menjadi sangat tinggi. Untuk menunjang keadaan ini, perlu sarana dan prasarana transportasi yang memadai.
North Minahasa regency links the major sea port of North Sulawesi to other surrounding areas. This condition accounts for the extremely high transportation activities in the area. To anticipate this condition, the regency needs adequate transportation facilities and infrastructure.
Minahasa Utara dilalui oleh tiga jenis jalan, yaitu jalan nasional, propinsi, dan kabupaten. Selama 3 tahun terakhir tidak ada penambahan jalan nasional, yaitu sepanjang 167 km. Untuk jalan provinsi, ada beberapa ruas jalan yang melalui wilayah Minahasa Utara, total sepanjang 77,87 km. dan sekitar 15,63 persen dalam kondisi tidak baik. Panjang jalan Kabupaten di Minahasa Utara ada sepanjang 400 km. Dari 400 km, sekitar 50,41 dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Hanya 32,75 persen saja yang berada dalam kondisi baik. Kondisi ini sangat membutuhkan perhatian pemerintah setempat agar kondisi ini tidak semakin parah.
North Minahasa is crossed by three types of road, namely national, provincial, and district roads. Over the last 3 years no new national road construction has been built, the length of national road is 167 km. In the case of provincial road, some roads cross North Minahasa region with a total length of 77.87 km and approximately 15.63 percent are in poor condition. The length of regency roads in North Minahasa is 400 km. 50.41 km road out of the existing 400 km road are in extremely poor condition. Only 32.75 percent of these roads are in good condition. This situation should be anticipated by local government to prevent further damage.
60
Dinamika Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara
Persentase Kondisi Jalan Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2012 The Percentage of Roads by Condition in North Minahasa Regency Year 2012
Untuk transportasi ke pulau-pulau kecil, ada 1 pelabuhan laut dan 1 ASDP yang malayani penyebrangan. Tahun 2012, ada 297 kunjungan kapal di pelabuhan laut Minahasa Utara, dengan penumpang turun sebanyak 1.177 orang dan penumpang naik sebanyak 1.216 orang.
In the case of transportation services to small islands, there is 1 seaport and 1 River, Lake, and Crossing Transport (ASDP) for crossing service. In 2012, there were 297 ship visits to North Minahasa seaport with a total of 1,177 arriving passengers and 1,216 departing passengers.
Energi dan Sumberdaya Mineral
Energy And Mineral Resources
Sektor pertambangan di Minahasa Utara meliputi hasil mineral logam dan non logam. Mineral logam yang ada di Minahasa Utara meliputi emas, perak, bijih besi, pasir besi, dan mangan. Sedangkan mineral non logam meliputi batu andesit, lapis, sirtu, krikil, pasir, dan teras. Kecamatan Likupang Timur, Dimembe, Kema, Airmadidi, dan Kalawat adalah kecamatan yang berpotensi di sektor pertambangan.
Mining sector in North Minahasa comprises metallic and non-metallic minerals. Metallic minerals in North Minahasa include gold, silver, iron ore, iron sand, and manganese. While nonmetallic minerals include andesite, plywood, gravel and sand, gravel, sand, and terrace. Likupang Timur, Dimembe, Kema, Airmadidi, and Kalawat sub districts have prospects in mining sector.
Konsumsi listrik di Minahasa Utara hampir seluruhnya menggunakan listrik yang diproduksi oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN). Setiap tahun terjadi peningkatan jumlah pelanggan. Tahun 2012, jumlah pelanggan bertambah 264 atau naik 0,82 persen. Meningkatnya jumlah pelanggan juga diikuti naiknya daya terpasang dan listrik terjual, masing- masing 3,50 persen dan 2,47 persen.
Nearly all electricity consumption in North Minahasa is supplied by the State Electricity Company (PLN). The number of PLN customers rises every year. In 2012, PLN customers increases to 264 or 0.82 percent. The increasing number of PLN customers is also followed by increased installed power capacity and the amount of electricity sold by 3.50 percent and 2.47 percent respectively.
Development Dinamycs in North Minahasa Regency
61
Jumlah Pelanggan Listrik Negara number of state electricity customers
Pertanian dan Perkebunan
Agriculture And Plantation
Produksi hasil pertanian tanaman pangan di Minahasa Utara meliputi tanama padi, jagung, kedelai, kacang- kacangan, dan ubi-ubian. Produksi padi adalah yang paling banyak, meliputi padi sawah dan padi ladang, yaitu 57.960 ton atau naik 27,84 dari tahun 2011. Kauditan adalah kecamatan penghasil terbesar di Minahasa Utara. Sedangkan produksi ubi jalar naik 86,26 persen. Komoditi lain mengalami penurunan produksi. Penurunan terbesar adalah pada tanaman kacang hijau, yaitu turun sebesar 66,25 persen.
Agricultural crop products in North Minahasa comprise rice, corn, soybeans, beans, and root crops. Rice production is dominating which consists of wet land paddy and dry land paddy at 57,960 tons or increased by 27.84 percent as compared to 2011. Kauditan sub district is the largest rice producer in North Minahasa. Sweet potato production rose by 86.26 percent. Meanwhile, production of other commodities dropped. The largest decrease occurred to green bean production by 66.25 percent.
Capaian produksi padi Kabupaten Minahasa Utara untuk tahun 2013 sebesar 64.145 ton GKP (55.486 ton GKG) yang berarti melebihi target yang telah ditetapkan sebesar 54.395 ton GKP (47.051,68 ton GKG) lebih besar 17,93 %. Total produksi tersebut terdiri dari produksi padi sawah sebesar 57.506 ton atau naik 25.35 % dari sasaran (45.878 ton) dan padi ladang 6.639 ton yang berarti tidak mencapai target 22,05 % dari sasaran (8.517 ton). Dibandingkan capaian tahun 2012 untuk padi sawah mengalami kenaikan 12,85 % sedangkan padi ladang turun 5,17 % dari hasil produksi
62
Dinamika Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara
Rice production in North Minahasa regency in 2013 is 64,145 tons of dried unhusked rice (GKP) (55,486 tons of husked rice) exceeding the set target of 54,395 tons of dried unhusked rice (GKP) (47051.68 tons of husked rice (GKG)) or 17.93% higher. This total production comes from wet land paddy production of 57,506 tons or increased by 25.35% from the set target (45,878 tons) and dry land paddy of 6,639 tons which means a failure to meet the set target of 22.05% (8,517 tons). Compared to rice production in 2012, the production of wet land paddy increased by 12.85% while the production of dry land paddy dropped
tahun sebelumnya, sehingga secara keseluruhan produksi padi Kabupaten Minahasa Utara tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 6.186 ton dibandingkan dengan produksi tahun 2012 yang sebesar 57.960 ton (naik 10,67 %)
by 5.17% compared to previous year’s production so overall rice productions in North Minahasa regency in 2013 has an increase of 6,186 tons as compared to the production in 2012 of 57,960 tons (increased by 10.67%)
Produksi Komoditi Tanaman Pangan di Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2013 Production of Food Crop Commodities in North Minahasa regency in 2013
No
Komoditi / Commodities
Luas Tanah (Ha) / Planted Land
Luas Panen / Harvested Land (Ha)
Produktifitas / Productivity (Kw/Ha)
Produksi / Production (Ton)
1.
Padi Sawah / Rice
8.931
8.584
67
57.506
2.
Padi Ladang / Dry land paddy
3.716
2.720
24
6.639
Jumlah / Total
12.647
11.304
57
64.145
3.
Jagung / Corn
5.785
5.435
45
24.399
4.
Kedele / Soybean
331
71
10
71
5.
Kacang Tanah/ Peanut
358
309
12
371
6.
Kacang Hijau / Green Beans
60
55
12
64
Jumlah/Total
749
435
12
506
7.
Ubi Kayu / Cassava
640
538
198
10.674
8.
Ubi Jalar / Sweet Potatoes
243
233
98
2.287
9.
Talas / Taro
124
133
135
1.790
1.007
904
163
14.751
Jumlah / Total
Sumber : Laporan Tahunan Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Minahasa Utara, 2013 / Source: Plantation Service’s Annual Report, North Minahasa Regency, 2013.
Pada tahun 2013 dilaksanakan berbagai kegiatan di bidang perkebunan yang bertujuan meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu produk komoditi perkebunan. Adapun hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Agriculture,
Livestock
and
In 2013, various plantation activities have been implemented to improve production, productivity and quality of plantation commodities. The results of these activities are presented in the following tables:
Development Dinamycs in North Minahasa Regency
63
64
Dinamika Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara
Cengkeh / Cloves
Pala / Nutmeg Pala
Kopi /Coffee
Kakao / Cocoa
Panili / Vanilla
Jambu Mete / Cashew Nuts
Aren / Sugar palm
Jarak Pagar / Jatropha
2
3
4
5
6
7
8
9
1
1.261
382
229
125
92
1.028
2.943
21.295
Number of Farmer Households
Jumlah KK Tani
0,00
149,79
2,50
0,00
297,12
0,00
1.187,02
544,81
7.814,92
TBM/Old non Productive plant
TBM
TTM/TR
0,00
448,16
66,83
0,00
112,89
3,50
641,81
2.232,79
5,00
100,76
78,91
185,57
145,97
46,94
2,21
291,69
36.647,17 3.279,39
Mature plants
TTM / TR / Old non Productive plant/ damaged plant
Planted Area (Ha)
TM
Luas Areal (Ha)
5,00
698,71
148,24
185,57
555,98
50,44
1.831,04
3.069,29
47.741,48
Total
Total
0
500
250
-
1.108
0
302
0
1.241
Productivity (Kg/Ha)
Produktivitas (Kg/Ha)
0,000
224,090
16.714
-
125,110
0,000
194,120
0,000
45.480,641
Production/year (ton)
Produksi/Tahun (ton)
Sumber: Laporan Tahunan Dinas Pertanian, peternakan dan perkebunan Kab. Minahasa Utara, 2013 / Source: Agriculture, Livestock and Plantation Service’s Annual Report, North Minahasa Regency, 2013.
Kelapa / Coconut
Commodities
No
1
Komoditi
No
Capaian Luas Tanam, Jumlah Tanaman, Produktivitas dan Produksi Perkebunan di Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2013 Planted Area, Number of Plants, Plantation Productivity and Production in North Minahasa Regency in 2013
Permasalahan berkurangnya luas lahan pertanian saat ini sangat terasa pada menurunnya produksi komoditi di samping makin banyaknya koleksi tanaman tua atau tanaman tidak menghasilkan lagi (TTM). Sampai dengan akhir tahun 2013 tanaman tua atau tanaman yang tidak menghasilkan lagi adalah seluas 3.279,39 Ha. Produksi kelapa tahun 2013 sebanyak 45.480,64 ton atau naik sebesar 1.947,37 ton dibandingkan produksi komoditi tahun 2012 yag sebesar 43.533,27 ton. Melihat kondisi tersebut, sudah saatnya kegiatan peremajaan kelapa seperti pengadaan bibit kelapa mulai lebih ditingkatkan lagi untuk menekan angka tanaman tua tersebut disamping pemberlakuan kebijakan larangan penebangan pohon kelapa produktif (tanaman menghasilkan/ TM).Produksi terbanyak disumbangkan oleh kecamatan Kauditan 7.075,936 ton, Kecamatan Dimembe 6.316,244 ton dan Kecamatan Talawaan 5.607,831 ton.
The current issue of reduced agricultural lands has direct effect to the incessant decrease of commodity productions in addition to the increasing number of old non productive plants (TTM). By the end of 2013, old non productive plants (TTM) are planted on 3,279.39 ha area. Coconut production in 2013 is 45,480.64 tons increased 1,947.37 tons as compared to production in 2012 which is 43,533.27 tons. Based on this condition, the urgency of coconut rejuvenation, such as the procurement of oil palm seedlings should be implemented immediately to reduce the number of old non productive plants (TTM) in addition to the enforcement of regulation prohibiting the cutting of matured coconut trees (TM). The largest production is contributed from Kauditan sub district of 7,075,936 tons, Dimembe sub district of 6,316,244 and Talawaan sub district of 5,607,831 tons.
Produksi pala di Kabupaten Minahasa Utara untuk Tahun 2013 adalah sebesar 194,120 ton berarti mengalami kenaikan dibandingkan produksi Tahun 2012 sebesar 194,060 ton. Pasokan produksi terbesar diperoleh dari Kecamatan Kauditan sebesar 158,000 ton. Diharapkan kita dapat memanfaatkan peluang tingginya harga komoditi pala di pasaran dunia saat ini disamping kondisi geograďŹ s kita yang lebih menguntungkan dibandingkan Kabupaten Sangihe dan Kabupaten Talaud yang menjadi penghasil pala terbanyak di Provinsi Sulawesi Utara sehingga di tahun-tahun mendatang kita dapat menggenjot produksi komoditi ini melalui berbagai upaya untuk pengembangan komoditi tersebut. Produksi Kakao Tahun 2012 sebesar 128,650 ton, produksi Tahun 2013 mengalami penurunan menjadi 125,110 ton. Diharapkan beberapa tahun ke depan kontribusi komoditi ini untuk Kabupaten Minahasa Utara dapat meningkat jika dilihat dari kebutuhan pasar untuk komoditi ini yang terus naik, disamping pengembangan komoditi ini yang secara kontinyu terus dilakukan. Makin tersebarnya pengembangan komoditi ini di beberapa kecamatan diharapkan nantinya dapat menjadi salah satu komoditi unggulan untuk meningkatkan kesejahteraan petani kita.
Nutmeg production in North Minahasa regency in 2013 is 194,120 tons, increased as compared production in 2012 of 194,060 tons. The largest nutmeg production comes from Kauditan sub district at 158,000 tons. It is expected that we can beneďŹ t from current global nutmeg price increase and geographic condition which is better than Sangihe and Talaud regencies the largest nutmeg producers in North Sulawesi province so in years to come we can boost our nutmeg production through various efforts to develop the commodity. Cocoa Production in 2012 is 128,650 tons while cocoa production in 2013 decreased to 125.110 tons. It is expected that in the next few years cocoa production in North Minahasa Regency can be increased given the ever increasing market demand for this commodity in addition to the consistent and continuous commodity development. Further expansion of this commodity to other sub districts is expected in order to make this leading commodity could improve farmers’ welfare.
Development Dinamycs in North Minahasa Regency
65
Komoditi Jambu Mente perlu diperhatikan kondisinya saat ini, karena keberadaannya yang mulai berkurang. Padahal komoditi ini menjadi komoditi andalan petani Pulau Bangka dan Pulau Gangga. Kondisi alam di kedua pulau itu yang ditutupi oleh alang-alang menyebabkan pada musim panas daerah ini gampang terbakar sehingga membuat tanaman Jambu Mente tidak berkembang. Permasalahan lain yang dihadapi petani Jambu Mente adalah sulitnya penanganan pasca panen komoditi ini jika tidak dibantu dengan peralatan pasca panen. Kabupaten Minahasa Utara juga memiliki komoditi hortikultura yang menjadikannya sebagai produsen buah-buahan tropis meliputi :
Cashew nut production should be paid special attention due to its rare existence. While this commodity has been largely known as top commodity of Bangka and Gangga Islands. The natural condition of both islands which are covered by reeds accounts for making the area more susceptible to ďŹ re during dry season thus makes cashew nut plants difďŹ cult to grow. Other issue faced by cashew nut farmers is post-harvest handling in the absence of reliable post-harvest equipment. North Minahasa regency also has horticultural commodities that make the areas tropical fruit producer, including:
Capaian Produksi Komoditi Buah-Buahan di Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2013 Production of Fruit Commodities in North Minahasa Regency in 2013 No
Komoditi / Commodities
Populasi Tanaman (Pohon) Plant Population (Tree)
Produksi (Ton) Production (Ton)
1.
Belimbing / Star fruit
1.027
30
2.
Durian / Durian
19.427
887
3.
Jambu biji / Guava
1.451
41
4.
Jambu Air / Rose Apple
1.945
42
5.
Jeruk Besar / Orange
309
14
6.
Jeruk Siam /Jeruk Siam
2.502
159
7.
Mangga / Manggo
34.077
2.486
8.
Manggis / Mangosteen
6.128
238
9.
Nangka / Jackfruit
4.867
527
10.
Nenas / Pineapple
16.544
58
11.
Pepaya / Papaya
56.135
1.203
12.
Pisang / Banana
130.740
3.833
13.
Rambutan / Rambutan
73.535
2.305
14.
Sirsak / Soursop
1.587
50
15.
Sukun / Breadfruit
361
11
16.
Alpukat / Avokado
5.638
165
17.
Duku/Langsa/Kokosan
96.551
2.215
18.
Melinjo
529
2
19.
Salak
0
0
Sumber : Laporan Tahunan Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Minahasa Utara, 2013 / Source: Plantation Service’s Annual Report, North Minahasa Regency, 2013.
66
Dinamika Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara
Agriculture,
Livestock
and
Produksi buah-buahan di Kabupaten Minahasa Utara menjadi barometer pengembangan komoditi di Provinsi Sulawesi Utara, karena merupakan pemasok utama komoditi buah-buahan.Sampai dengan akhir Tahun 2013, jumlah tanaman pisang di Kabupaten Minahasa Utara sebanyak 130.740 rumpun dengan produksi sebanyak 3.833 ton. Pasokan terbesar berasal dari Kecamatan Wori dengan produksi sebesar 6.875 ton (67,04%) dan Kecamatan Likupang Barat dengan produksi sebesar 1.600 ton (15,60%). Produksi rambutan tahun 2013 sebanyak 2.305 ton mengalami penurunan (28,54%) dari tahun 2012 sebanyak 9.905 ton. Untuk produksi komoditi Durian hingga akhir tahun 2013 sebesar 887 ton.
Fruit production in North Minahasa regency is a barometer of commodity development in North Sulawesi province since the regency has been the major fruit supplier in the province. Until the end of 2013, the number of banana trees in North Minahasa Regency is 130,740 families with a total production of 3,833 tons. The largest production comes from Wori sub district at 6,875 tons (67.04%) and Likupang Barat sub district at 1,600 tons (15.60%). Production of rambutan fruit in 2013 is 2,305 tons decreased by 28.54% as compared to 2012 of 9,905 tons. Production of durian by the end of 2013 is 8,87 tons.
Development Dinamycs in North Minahasa Regency
67
Capaian Produksi Komoditi Sayur-Sayuran di Kabupaten Minahasa UtaraTahun 2013 Production of Vegetables Commodities in Minahasa Utara in 2013 No
Komoditi / Commodities
Luas Tanah / Planted Area (Ha)
Luas Panen / Harvested Area (Ha)
Produktivitas (Kw/Ha)
Produksi (Ton)
1.
Bawang Merah / Red Onion
3
7
68
47,5
2.
Kacang Merah / Red Beans
6
11
24
26,1
3.
Kacang Panjang/Long Bean
153
285
16
464,0
4.
Cabe Besar/Big Fiery chili
84
100
22
221,8
5.
Cabe Rawit/ Small Fiery chili
176
612
19
1.148,9
6.
Tomat/Tomatoes
117
145
75
1.086,5
7.
Terung/Egglpant
110
295
31
902,2
8.
Buncis/Beans
4
14
260
364,1
9.
Ketimun/Cucumbers
103
155
110
1.704,2
10.
Labu Siam/Chayote
5
8
281
224,4
11.
Kangkung/Water Spinach
49
150
34
505,1
12.
Bayam/Spinach
35
43
6
26,7
13.
Melon/Melon
17
16
32
50,6
14.
Semangka/Watermelon
18
16
29
46,7
Sumber : Laporan Tahunan Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Minahasa Utara, 2013./ Source: Plantation Service’s Annual Report, North Minahasa Regency, 2013.
Agriculture,
Livestock
Luas Tanam, Luas Panen dan Produksi Tanaman Hias di Kabupaten Minahasa UtaraTahun 2013 Production of Vegetables Commodities in Minahasa Utara in 2013 No
Komoditi / Commodities
Luas Tanah / Planted Area (Ha)
Luas Panen / Harvested Area (Ha)
Produktivitas (Kw/Ha)
Produksi / Production (Ton)
1.
Anggrek / Orchids
1.107
3.157
3225
Tangkai
2.
Anthurium bunga / Anthurium Flower
498
2.480
2.412
Tangkai
3.
Heliconia (pisang-pisangan)
373
1.718
1.771
Tangkai
4.
Palem/Palm
529
1.768
2.664
Pohon
5.
Kamboja Jepang (Adenium) /
420
3.108
3.404
Pohon
6.
Euphorbia
159
2.165
1.865
Pohon
7.
Pakis
152
1.162
930
Rumpun
8.
Soka (Ixora)
412
2.158
2.412
Pohon
Sumber :Laporan Tahunan Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Minahasa Utara, 2013 / Source: Plantation Service’s Annual Report, North Minahasa Regency, 2013.
68
Dinamika Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara
Agriculture, Livestock and
and
Development Dinamycs in North Minahasa Regency
69
8. Soka (Ixora) 412 2.158 2.412 Sumber :Laporan Tahunan Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Minahasa Utara, 2013
Pohon
Peternakan merupakan salah satu potensi yang dapat meningkatkan
Peternakan merupakan salah satu potensi yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat perekonomian masyarakat Kabupaten Kabupaten Minahasa Utara, berikut ini Produksi Ternak TahunTahun 2013 : 2013 : Ternak
Livestock is one of the area’s potencies that can boost economic welfare of North Minahasa Minahasa Utara, berikut ini Produksi people. Livestock production in North Minahasa Regency in 2013 is presented in tables below:
Tabel III-12 Capaian Jumlah Populasi dan Produksi Peternakan di Kabupaten Minahasa UtaraTahun 2013 No.
Komoditi
1. 2. 3. 4.
Sapi Babi Kambing Ayam Buras Ayam Pedaging Ayam Petelur Itik Puyuh Anjing Kuda
5. 6. 7. 8. 9. 10.
Populasi(Ekor) 2012
%
2013
2012
Produksi (Kg)
14.271 21.137 3.475 123.795
15.148,00 21.180,00 3.508,00 123.795,00
6,15 0,20 0,95 0,00
Daging 297.804,00 932.866,00 9.474,00 732.876
1.067.000
771.900,00
27,66
1.173.700,00
-
107.500 3.770 30.446 430
170.000,00 3.770,00 30.446 272
58,14 0,00
16.125,00 5.161,00 -
1.799.000,00 7.461,00 -
0,00
Telur
22.321,00
2013 Daging 301.377,00 1.042.242,00 9.654,00 776.444,00
%
Telur
22.588,00
1,20 11,72 1,90 5,94
1.229.191,00
-
4,73
16.707,00 5.191,00 -
1.804.397,00 7.497,00 -
0,58 -
Table III-12 Sumber :Laporan Tahunan Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kab.Minut
Populasiand sapiProduction meningkatofdibandingkan TahunMinahasa 2012 yang sebanyak 14.271 Population Livestock in North Regency in 2013 ekor menjadi 15.148 ekor. Ternak babi mengalami peningkatan populasi dimana Population (tail)
No.
Production (Kg)
Commodities % 2012 2013 tahun 2012 sebanyak 21.137 ekor naik naik menjadi 21.180 ekor di tahun 2013. % 2012 2013 Meat
Egg
Meat
Egg
1.
Cows
14,271
15,148,00
6.15
297,804.00
-
301,377.00
-
1.20
2.
Pigs
21,137
21,180,00
0.20
932,866.00
-
1,042,242.00
-
11.72
3.
Goats
3,475
3,508,00
0.95
9,474.00
-
9,654.00
-
1.90
4.
Native Chicken
123,795
123,795,00
0.00
732,876
22,321.00
776,444.00
22,588.00
5.94
5.
Broiler Chicken
1,067,000
771,900,00
27.66
1,173,700.00
-
1,229,191.00
-
4.73
6.
Layer Chicken
107,500
170,000,00
58.14
16,125.00
1,799,000.00
16,707.00
1,804,397.00
-
7.
Ducks
3,770
3,770,00
0.00
5,161.00
7,461.00
5,191.00
7,497.00
0.58
8.
Quail
-
-
-
-
-
-
-
9.
Dogs
30,446
30,446
-
-
-
-
-
10.
Cows
430
272
-
-
-
-
-
Source:
0.00
Agriculture, Livestock and Plantation Service’s Annual Report, North Minahasa Regency, 2013.
Population of cows increased as compared to 2012 from 14,271 to 15,148. Population of pigs in 2012 increased from 21,137
to
21,180
in
2013.
Production
of
beef
in
2013
increased to 301,377 kg higher than production in 2012 of
70
Dinamika Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara
297,804
kg. Pork
meat
production
in
2013
increased
by
Populasi sapi meningkat dibandingkan Tahun 2012 yang sebanyak 14.271 ekor menjadi 15.148 ekor. Ternak babi mengalami peningkatan populasi dimana tahun 2012 sebanyak 21.137 ekor naik naik menjadi 21.180 ekor di tahun 2013. Produksi daging sapi tahun 2013 sebesar 301.377 Kg, naik dibandingkan produksi tahun 2012 yang sebesar 297.804 Kg. Produksi daging babi tahun 2013 yang sebesar 1.042.242 menunjukan kenaikan disbanding tahun 2012 yang sebesar 932.866 ton sedangkan produksi daging kambing yang sebesar 9.654 ton mengalami kenaikan disbandingkan produksi tahun 2012 yang berada di angka 9.474 Kg atau naik 1,90 %.
Population of cows increased as compared to 2012 from 14,271 to 15,148. Population of pigs in 2012 increased from 21,137 to 21,180 in 2013. Production of beef in 2013 increased to 301,377 kg higher than production in 2012 of 297,804 kg. Pork meat production in 2013 increased by 1,042,242 as compared to 2012 of 932,866. Goat meat production increased by 1.90% to 9,654 tons as compared to 2012 of 9474 kg.
Populasi ayam buras pada tahun 2013 sebanyak 123.795 ekor dengan produksi daging 776.444 Kg dan telur 22.588 Kg menunjukan kenaikan untuk produksi daging jika dibandingkan dengan tahun 2012 dengan produksi daging sebesar 732.876 Kg dan telur 22.321 Kg. Populasi ayam pedaging sebanyak 771.900 ekor mengalami penurunan dibandingkan populasi tahun 2012 yang sebesar 1.067.000 ekor tetapi produksi daging 1.229.191 Kg naik dibandingkan produksi tahun 2012 yang sebanyak 1.173.700 Kg sedangkan populasi ayam petelur tahun 2013 yang sebanyak 170.000 ekor dengan produksi telur 1.804.397 Kg naik dibandingkan populasi tahun 2012 yang sebesar 107.500 ekor dengan produksi telur 1.799.000 Kg.
Population of native chicken in 2013 is 123,795 with chicken meat production of 22,588,776 Kg and egg production of 444 Kg, increased as compared to 2012 where chicken meat is 22,321,732 Kg and eggs production is 876 Kg. Population of broiler chicken decreased to 771,900 as compared to 2012 of 1,067,000 yet chicken meat production increased by 1,229,191 kg as compared to production in 2012 of 1,173,700 kg. Population of layer chicken in 2013 is 170,000 and egg production is 397 Kg, increased as compared to 2012 of 107,500 and egg production of 1,799,000 kg.
Development Dinamycs in North Minahasa Regency
71
Kehutanan
Forestry
Luas hutan di Minahasa Utara adalah 30.501 ha. Jika dilihat menurut kondisinya, hanya 11,33 persen saja yang berada dalam kondisi tidak kritis. Sedangkan 34,86 persen dalam keadaan kritis.
Forests in North Minahasa cover an area of 30,501 ha. In terms of condition, only 11.33 percent of the existing forests are in uncritical condition. By contrast, 34.86 percent of the existing forests are in critical condition. In terms of functions, from a total of 30,501 ha, approximately 44.82 percent of the existing forests in North Minahasa serve as protected forests. However, only 2 percent of the protected forest is in uncritical condition.
Jika dilihat menurut fungsinya, dari total 30.501 ha hutan di Minahasa Utara, sekitar 44,82 persen berfungsi sebagai hutan lindung. Namun hanya 2 persen saja hutan lindung yang berada dalam kondisi tidak kritis.
Persentase Hutan Menurut Kondisi Tahun 2012 The Percentage of Forest by Condition in 2012
72
Dinamika Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara
Kelautan dan Perikanan
Marine And Fisheries
Produksi perikanan tahun 2012 didominasi oleh hasil budidaya, yaitu mencapai 89,12 persen, sedangkan hasil perikanan tangkap hanya 10,88 persen. Potensi perikanan laut tangkap ada di empat kecamatan, yaitu Likupang Barat, Likupang Timur, Wori, dan Kema. Tahun 2012, produksi perikanan budidaya mencapai 143,44 ribu ton (naik 21,02 persen), sedangkan produksi perikanan tangkap hanya 17,52 ribu ton (naik 0,06 persen). Budidaya perikanan umumnya dilakukan di kolam dan pesisir pantai d e n g a n menggunakan keramba ,jaring, dan sebagainya.
In 2012 fish production is dominated by fish culture products reaching 89.12 percent while production of capture fisheries accounts for only 10.88 percent. The prospects of marine capture fisheries can be further explored in the following four sub districts, namely Likupang Barat, Likupang Timur, Wori, and Kema. In 2012, fish culture production reaches 143.44 thousand tons (increased by 21.02 percent) while capture fisheries production is only 17.52 thousand tones (increased by 0.06 percent). Fish culture is generally developed in ponds and coastal beach using cages, nets, etc.
Produksi Perikanan Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2010-2012 Fish Production of North Minahasa regency Year 2010-2012
Development Dinamycs in North Minahasa Regency
73
In North Minahasa Regency the majority of current fish culture is run by small-scale business which needs special attention from the government in its practice. Production of fish culture is presented in Table I-10. In fish culture business, the following private companies are involved:
Kabupaten Minahasa Utara melakukan usaha budidaya perikanan yang sebagian besar masih merupakan usaha masyarakat skala kecil yang dalam pelaksanaannya ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian. Produksi budi daya ikan dapat dilihat pada Tabel I-10. Dalam pelaksanan budidaya perikanan, sektor swasta yang turut berperan yaitu : PT. Horiguchi Sinar Insani, jenis usaha budidaya Kerang Mutiara, Desa Talise Kec. Likupang Barat. PT. Rano Koko, jenis usahabudidaya Kerang Mutiara, Desa Talise Kec. Likupang Barat. PT. Mata Karang, jenis usaha budidaya Karang, Desa Lihunu Kec. Likupang Timur.
- PT. Horiguchi Sinar Insani, engaged in Pearl Shells in Talise village, Likupang Barat sub district. - PT. Rano Koko, engaged in Pearl Shells in Talise village, Likupang Barat sub district. - PT. Mata Karang, engaged in Coral farm located in Lihunu Village, Likupang Timur sub district.
Capaian Produksi Budidaya Ikan di Kabupaten Minahasa UtaraTahun 2012 – 2013 Production of Fish Culture in North Minahasa Regency in 2012 - 2013
No
Komoditi / Commodities
Produksi (Ton) 2012/ Production (Ton) in2012
Produksi (Ton) 2013 / Production (Ton)2013
Perikanan Budidaya Air Tawar/ Freshwater Aquaculture Perikanan Kolam / Ponds
8.106,61
9.404,23
771,99
-
8.878,60
9.404,23
99,17
18,55
109.593,93
152.986,35
Ikan Karapu / Kerapu Fish
23,42
10,81
Lainnya (KUwe) / Other
381,56
89,87
Jumlah / Sub Total
613.744.0
153.105.58
Total
622.622.6
162.509.81
Perikanan Sawah/Minapadi / Paddy field Jumlah / Total Perikanan Budidaya Air Laut / Marine Aquaculture Tambak / Brackish waterpond Laut / Sea
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Minahasa Utara, 2013./ Source: Marine and Fisheries Service, North Minahasa Regency, 2013.
Produksi rumput laut tahun 2013 mencapai 136.210,40 ton (sebesar 99,20%) dari target produksi sebesar 137.310 ton. Adapun data produksi perikanan budidaya dapat dilihat pada Tabel I-11 dibawah ini.
74
Dinamika Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara
Seaweed production in 2013 reaches 136,210.40 tons (accounted for 99.20%) of the production target which is set at 137,310 tons. Details of fish culture production are presented in Table I-11 below.
Produksi Perikanan BudidayaTahun 2012 – 2013 di Kabupaten Minahasa Utara Production of Fish Culture of North Minahasa Regency in 2012 - 2013 No
Komoditi / Commodity
Target (ton)
Realisasi 2012
2013
2,50
2,82
112,80
63
18,39
29,19
6.500
6.206,28
95,48
137.310
136.210,40
99,20
1
Udang Windu / Tiger Shrimp
2
Udang Vaname / Vaname Shrimp
3
Bandeng / Milk fish
4
Nila / Nila
5
Rumput Laut / Seaweed
6
Kerapu / Kerapu
50
23,42
46,84
7
Gurame / Gurame
20
5,79
28,95
8
Mas / Gold fish
700
585,20
83,60
9
Lele / Catfish
15
4,61
30,73
10
Lainnya / other
2.100
381,56
18,17
143.433,86
162.409.13
Jumlah/ Total
\Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Minahasa Utara, 2013. / Source: Marine and Fisheries Service, North Minahasa Regency, 2013.
Disamping usaha budidaya perikanan, Kabupaten Minahasa Utara memiliki potensi perikanan tangkap. Pada Tahun 2013 produksi perikanan tangkap sebesar 17.544,58 ton telah memberikan kontribusi bagi peningkatan ekonomi masyarakat karena selama ini pasokan ikan segar untuk sebagian besar wilayah di Manado dan Minahasa berasal dari produksi perikanan Minahasa Utara.
In addition to fish culture, North Minahasa regency also has potencies of capture fisheries. In 2013, the production of capture fisheries of 17544.58 tons has contributed to the improvement of local economy because current supply of fresh fish to most areas in Manado and Minahasa comes from North Minahasa regency.
Development Dinamycs in North Minahasa Regency
75
Produksi Komoditi Perikanan Tangkap Tahun 2013 di Kabupaten Minahasa Utara Production of Capture Fisheries of North Minahasa regency in 2013 No
Komoditi / Commodity
Realisasi 2012
2013
1.
Ekor kuning
506,93
483.60
2.
Lolosi biru
469,30
431.92
3.
Selar
522,05
505.28
4.
Kuwe
649,93
656.89
5.
Layang
1.780,64
1.833.51
6.
Sunglir
258,39
268.35
7.
Bawal hitam
282,87
295.42
8.
Bawal putih
327,56
326.74
9.
Kakap putih
346,21
342.49
10. Siro
995,45
946.53
11. Lamadang
447,88
423.24
1.084,47
1.014.74
13. Terbang
521,14
536.91
14. Layaran
382,40
377.77
15. Julung-julung
504,69
469.25
16. Bambangan/kakap merah
603,65
581.14
17. Lencam
600,51
576.70
18. Pinjalo
529,92
514.60
19. Biji nangka
294,55
265.53
20. Belanak
222,22
167.86
21. Tenggiri
177,54
231.73
22. Mata besar
29,57
27.39
23. Tuna
965,41
1.049.25
24. Tongkol
1.767,90
1.892.74
25. Cakalang
1.145,39
1.250.88
26. Kembung
378,99
379.07
27. Kerapu
189,26
221.91
28. Beronang
258,60
284.14
29. Cucut
603,42
542.56
30. Kerong-kerong
34,85
40.62
31. Ikan lainnya
634,41
605.83
12. Teri
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Minahasa Utara, 2013. / Source: Marine and Fisheries Service, North Minahasa Regency, 2013.
76
Dinamika Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara
Sektor swasta yang berperan mendukung budidaya perikanan di Kabupaten Minahasa Utara yaitu : CV. Ulam Sari, Budidaya Bandeng, Desa Kema III Kec. Kema. PT. Horiguchi Sinar Insani, Budidaya Kerang Mutiara, Desa Talise Kec. Likupang Barat. PT.Rano Koko, Budidaya Kerang Mutiara, Desa Talise Kec. Likupang Barat.
The following private companies are involved in supporting ďŹ sh culture in North Minahasa regency: - CV. Ulam Sari, engaged in milk ďŹ sh culture located in Kema III village, sub district of Kema. - PT. Horiguchi Sinar Insani, engaged in Pearl Shells located in Talise village, sub district of Likupang Barat. - PT. Rano Koko, engaged in Pearl Shells located in Talise village, sub district of Likupang Barat.
Development Dinamycs in North Minahasa Regency
77
Pariwisata
Tourism
Pesona alam Minahasa Utara yang indah menajdi modal utama yang penting untuk mengembangkan sektor pariwisata di Minahasa Utara. Beberapa objek wisata yang terkenal antara lain pesona gunung klabat, pantai pasir putih di pulai Lihaga, pesona puncak kaki Dian, dan masih banyak lainnya.
North Minahasa natural beauty is the major resources which can be exploited to develop tourism in the area. Some of famous tourist attractions are Klabat mountain, white sandy beach of Lihaga Island, Kaki Dian and many more.
Keberhasilan sektor pariwisata harus didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai bagi wisatawan yang datang berkunjung. Pada tahun 2011, ada sebanyak 4 hotel berbintang dan 10 hotel tidak berbintang. Di tahun 2012, hanya ada ketambahan 1 hotel tidak berbintang. Kunjungan wisatawan asing ke Minahasa Utara tahuhn 2012 (hingga bulan Oktober) sebanyak 7.988 orang, sedangkan kunjungan wisatawan domestik sebanyak 9.644 orang. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana, prasarana, dan objek wisata ke depannya diharapkan mampu menarik lebih banyak minat wisatawan untuk datang berkunjung ke Minahasa Utara.
The success of tourism sector development needs adequate facilities and infrastructures to serve the visiting tourists. In 2011 there were 4 star hotels and 10 non-classiďŹ ed hotels. In 2012 only one non-classiďŹ ed hotel was built. The number of foreign tourists visiting North Minahasa in 2012 (until October) is 7,988 tourists while the number of domestic tourists is 9,644. Further improvement of quality and quantity of tourism infrastructure, facilities, and attractions is expected to attract more tourists to visit North Minahasa.
Kunjungan Wisatawan di Minahasa Utara Number of Tourist Visiting North Minahasa
78
Dinamika Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara
Development Dinamycs in North Minahasa Regency
79
Data Objek Wisata di Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2013 Data of Tourist Attractions in North Minahasa Regency in 2013 Jarak dari (km) No
Nama & Jenis Objek Wisata Wisata Alam - Danau Seper - Gunung Klabat - Kolam &Pancuran Tumatenden - Air Panas Kaleosan - Air Terjun Tunan - Pulau Lihaga Wisata Alam Buatan - Kompleks Pariwisata Kaki Dian - Lembah Walinouw - Hutan Kenangan - Gangga Island Resort - Kima Bajo Resort - Cocotinos Resort - Murex Resort - Pulisan Jungle Beach Resort - Mimpi Indah Resort - Blue Bay - River Park Wisata Sejarah dan Budaya - Taman Purbakala Waruga - PenjaraTua - Gereja Tua - Gua Jepang - Makam Maria Walanda Maramis - Kompleks Waruga tontalete - Waruga Kema Dua - Kompleks Waruga Treman - Waruga Kaasar - Waruga Karegesan - Waruga Kaima - Waruga Lembean - Waruga Tumaluntung - Kompleks Waruga Airmadidi Bawah - Kompleks Waruga Rap Rap - Kompleks Waruga Maumbi - Waruga Matungkas - Waruga Laikit - Waruga Tatelu - Waruga Likupang - Waruga Kokole - Waruga Wanua Ure
Lokasi/Location
Lembean Kec. Kauditan Airmadidi Atas Kec. Airmadidi Airmadidi Bawah Kec. Airmadidi
Ibukota Propinsi
Ibukota Kabupaten
Kaleosan Kec. Kalawat Talawaan Likupang Barat
28 19 20 16 15 -
9 2 0 11 15 -
Airmadidi Atas Kec. Airmadidi
21
0
Tumaluntung Kec. Kauditan Airmadidi Atas Kec. Airmadidi Gangga Kec. Likupang Barat Kima bajo Kec. Wori Kima Bajo Kec. Wori Lihunu Kec. Likupang Timur Pulisan Kec. Likupang Timur Lihunu Kec. Likupang Timur Lihunu Kec. Likupang Timur Sawangan Kec. Airmadidi
21 18 19 19 27
2 0 39 39 45 8
Sawangan Kec. Airmadidi Kema Dua Kec. Kema Matungkas-Laikit Kec. Dimembe Sawangan kec. Airmadidi Maumbi Kec. Kalawat
24 33 20 24 9
5 14 8 4 10
Tontalete Kec. Kema Kema Dua Kec. Kema Treman Kec. Kauditan Kaasar Kec. Kauditan Karegesan Kec. Kauditan Kaima Kec. Kauditan Lembean Kec. Kauditan Tumaluntung Kec. Kauditan Airmadidi bawah Kec. Airmadidi
30 32 27 25 26 27 24 23 20
11 13 8 6 7 8 5 3 0
Rap Rap Kec. Airmadidi Maumbi Kec. Kalawat Matungkas Kec. Dimembe Laikit Kec. Dimembe Tatelu Kec. Dimembe Likupang Kec. Likupang Timur Kokole Kec. Likupang Selatan Sukur Kec. Airmadidi
19 9 20 21 25 17
0 10 7,5 8,5 12 32 2
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Minahasa Utara, 2013. / Source: Marine and Fisheries Service, North Minahasa Regency, 2013.
80
Dinamika Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara
Data Objek Wisata di Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2013 Data of Tourist Attractions in North Minahasa Regency in 2013 Jarak dari (km) No
Nama & Jenis Objek Wisata
Lokasi
Ibukota Propinsi
Ibukota Kabupaten
Wisata Bahari - Pantai Firdaus - Pantai Mangket - Pantai Surabaya - Pantai Kalinaun - Batu Nona Resort
33 34
14 36 48 15
Wisata Industri
-
-
17
3
19
0
Wisata Kuliner - Kawasan Ikan Bakar Sukur-Suwaan - Pasar Airmadidi
Airmadidi-Kalawat Sasonsong Satu Kec, Airmadidi
Wisata Belanja
*)
Wisata Agro
*)
Ekowisata - Terumbu Karang Desa Wori - Mangrove di Desa Bahoi
Wori Kec. Wori Bahoi Kec. Likupang Barat
18
39
Wisata Religi - Lembah Doa, Suwaan
Suwaan Kec. Kalawat
15
4
26
6
Wisata Minat Khusus - Arung Jeram Sungai Sawangan - Wisata Selam *) = Masih berupa Potensi Wisata
Development Dinamycs in North Minahasa Regency
81
Perhubungan
Transportation
Jumlah arus penumpang menurut jenis angkutan di Kabupaten Minahasa Utara dilihat dari data dari Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika, untuk penumpang Angkutan Kota dalam Provinsi (AKDP) sebanyak 43.680 orang per tahun, penumpang angkutan kota 3.231.000 orang per tahun, penumpang angkutan perdesaan sebanyak 8.051 orang per tahun dan untuk penumpang angkutan perbatasan sebanyak 54.585 orang per tahun.
According to the data obtained from the Transportation, Communication and Information Service of North Minahasa Regency, the number of passengers travelling using inter-city intraprovince (AKDP) mode of transportation is 43,680 passengers per year, the number of city passengers transportation is 3,231 million passengers per year, rural transportation passengers is 8,051 passengers per year and the number of crossborder transportation passengers is 54,585 passengers per year.
82
Dinamika Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara
Jumlah kendaraan bermotor di Kabupaten Minahasa Utara terus bertambah seiring meningkatnya jumlah penduduk yang tinggal. Jenis kendaraan bermotor di Kabupaten Minahasa Utara menurut jenis kendaraan yaitu bus sebanyak 397 buah, Minibus sebanyak 130, Mikrolet sebanyak 666 buah, Pick Up sebanyak 1073 buah, sedan sebanyak 140 buah, jeep sebanyak 264 buah, pemadam api sebanyak 3 buah, truck sebanyak 298 buah, truck tangki sebanyak 8 buah, ambulance sebanyak 12 buah, sepeda motor sebanyak 24.086 buah, sehingga jumlah kendaraan bermotor di Kabupaten Minahasa Utara sebanyak 27.438.
The number of vehicles in North Minahasa Regency continues to increase as the number of residents continues to grow as well. The number of vehicles in North Minahasa regency by type is as follows: 397 buses, 130 minibuses, 666 Mikrolets, 1073 Pick-up cars, 140 sedans, 264 jeeps, 3 ďŹ re trucks, 298 trucks, 8 tank trucks, 12 ambulances, 24,086 motorcycles so the total number of vehicles in North Minahasa regency is 27,438 motor vehicles.
Jumlah armada kapal yang ada di Kabupaten Minahasa Utara 89 unit yaitu kapal penangkap ikan sebanyak 46 unit dan kapal pengangkut sebanyak 43 unit, sedangkan jumlah dermaga untuk kegiatan sendiri sebanyak 6 buah dan galangan kapal/ bengkel kapal 1 buah.
The number of vessels in North Minahasa regency is 89 vessels comprising 46 ďŹ shing vessels and 43 cargo vessels with 6 private docks and 1 shipbuilding dock.
Development Dinamycs in North Minahasa Regency
83
84
Dinamika Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara
BAB.4 chapter.4
KOMITMENT PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCAPAIAN PEMBANGUNAN
Local Governments Commitment to Development Achievements
Development Dinamycs in North Minahasa Regency
85
BAB.4 chapter.4
KOMITMENT PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCAPAIAN PEMBANGUNAN
Local Governments Commitments to Development Achievements
Komitmen Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara dalam menciptakan perubahan dalam pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan adalah sebagai berikut.
The government of North Minahasa regency is committed to pursuing reforms in governance, development and social services through:
1.
Dalam mendukung reformasi birokrasi terutama dalam Manajemen keuangan daerah Kabupaten Minahasa Utara telah mendapatkan Opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dari Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara tahun 2012 dan 2013. Namun hal tersebut akan terus ditingkatkan untuk tahun-tahun yang akan datang agar dapat memperoleh predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
1. To support bureaucratic reform especially in the field of financial management, the government of North Minahasa regency obtained Qualified Opinion (WDP) from the Supreme Audit Agency (BPK) of the Republic of Indonesia on its Financial Statements for the fiscal year 2012 and 2013. Based on this result, the government is committed to making continuous improvement in years to come to achieve Unqualified Opinion (WTP).
2.
Dalam upaya peningkatan iklim usaha yang kondusif bagi investasi, Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara telah mengeluarkan regulasi untuk kemudahan dalam pengurusan perijinan dan rekomendasi bagi para investor yang akan berinvestasi di Kabupaten Minahasa Utara.
2. To create conducive business climate for investments, the government of North Minahasa regency has issued regulation which facilitate licensing process for investors who are interested to make investment in the area.
3.
4.
Terus mendukung upaya pelestarian lingkungan yaitu dengan program JUMPA PAS (Jumat Pagi Pelihara Alam Sekitar) yang dilaksanakan setiap hari Jumat, diikuti oleh seluruh Pegawai Negeri Sipil bersama-sama dengan instansi vertikal lainnya yang berada di Kabupaten Minahasa Utara, segenap komponen masyarakat dan seluruh warga masyarakat. Hal ini telah terwujud dengan pemberian penghargaan dari Pemerintah berupa Sertifikat Adipura pada tahun 2008, kemudian pada tahun 2009, tahun 2010, tahun 2011, tahun 2012 dan tahun 2013 Kabupaten Minahasa Utara memperoleh Piala Adipura. Program ini akan terus digalakkan sehingga diharapkan menjadi suatu pola hidup dari masyarakat Minahasa Utara. Melalui program Minahasa Utara Menanam Untuk Dunia, Kabupaten Minahasa Utara
86
Dinamika Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara
3. To support continuous efforts for environment protection and preservation through JUMPA PAS (Jumat Pagi Pelihara Alam Sekitar – Take Care of the Environment On Every Friday Morning) program which is done on every Friday and must be followed by all civil servants and other vertical agencies existed in North Minahasa regency, all components of the community and all members of the communities. This program had presented Adipura Award to the regency in 2008, 2009, 2010, 2011, 2012 and 2013. The program will be encouraged continuously with the ultimate goal that this program could become the life style of the people of North Minahasa. 4. Through a program called Minahasa Utara Menanam Untuk Dunia (North Minahasa planting for the world) North Minahasa regency strives to make a real contribution to forest
Development Dinamycs in North Minahasa Regency
87
5.
berupaya untuk memberikan kontribusi nyata dalam rangka pelestarian hutan dan lingkungan. Walaupun disadari kecil peranannya bagi dunia namun berarti untuk manusia, salah satu bentuk ajakan yang diharapkan dapat membudaya ditengah kehidupan masyarakat maupun dikenal dan diingat oleh para Pejabat Daerah diluar Kabupaten Minahasa Utara yaitu dengan menyiapkan lahan yang diberi nama Hutan Kenangan. Hutan Kenangan ini telah ditanami berbagi jenis bibit pohon kayu langka dan buah-buahan yang ditanam oleh para Pejabat Negara Asing dan Pejabat Republik Indonesia yang menjadi tamu pada Event Internasional dan Nasional yang dilaksanakan di Indonesia khususnya Sulawesi Utara, pada saat kunjungan para Pejabat/Tamu tersebut ke daerah KabupatenMinahasa Utara.
and environment conservation. Despite minor contribution to the world, the effect might be enormous for human beings, an example of this program which is expected to be applied and implemented by general communities and recalled by state officials visiting of North Minahasa regency is the establishment of a land called Hutan Kenangan (Forest of Remembrance). A variety of rare trees and fruits has been planted on this land by Foreign State Officials and other Government Officials of the Republic of Indonesia when they were visiting North Minahasa amid their activities in a national and international events held in Indonesia especially in North Sulawesi.
Komitmen Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara tersebut telah menuai berbagai prestasi yang di peroleh antara lain: 1. Penghargaan Adipura Tahun 2012 2. Penghargaan Manggala Karya Kencana Tahun 2012 3. Penghargaan Anubhawa Sasana Desa Tahun 2012 4. Piagam Penghargaan Peningkatan Produksi 5. Beras Nasional diatas 5 % Tahun 2012 6. Juara III tingkat Nasional Kabupaten yang melaksanakan Penanaman Satu Milyar Pohon (One Billion Indonesia Tree). 7. Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara (APN) pada tahun 2011 8. Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara (APN) pada Tahun 2013 9. Juara I Festival Pangan tingkat Propinsi Sulawesi Utara pada Tahun 2012 10. Juara II Festival Pangan tingkat Propinsi Sulawesi Utara pada Tahun 2013 11. Juara III Lomba Cipta Menu Tingkat Propinsi Sulawesi Utara pada Tahun 2012 12. Juara I lomba Cipta Menu Tingkat Propinsi Sulawesi Utara pada Tahun 2013 13.Pemberi Bantuan Sosial untuk Desa Replikasi Baru pada Tahun 2013 14.Paskibraka Tingkat Nasional Tahun 2013 15.Juara II Lomba Kreatifitas Guru Tingkat Nasional
5. The commitments of North Minahasa regency government have resulted in a number of achievements, among others: 1) Adipura Award in 2012 2) Manggala Karya Kencana Award in 2012 3) Anubhawa Sasana Desa Award in 2012 4) Production Improvement Award Certificate 5) National Rice Production above 5% in 2012 6) 3rd place in One Billion Indonesian Tree 7) Adhikarya Pangan Nusantara (APN) Award in 2011 8) Adhikarya Pangan Nusantara (APN) Award in 2013 9) Winner North Sulawesi Food Festival in 2012 10) Runner Up North Sulawesi Food Festival in 2013 11) Third Place North Sulawesi Recipe Contest in 2012 12) Third Place North Sulawesi Recipe Contest in 2013 13) Social Aid Contributor for New Replication Village in 2013 14) National Paskibraka flag-raising team in 2013 15) Runner Up National Teacher Creativity Competition
88
Dinamika Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara
16.Juara I Siswa Teladan Tingkat Provinsi Sulawesi Utara 17.Juara II Siswa Teladan SMA/SMK Tingkat Provinsi 18.Sekolah Adiwiyata Nasional 19.Juara I Olimpiade Matematika SMP Tingkat Provinsi 20.Juara II Lomba Keterampilan Siswa Bahasa Jepang Tingkat Provinsi 21.Juara I Akuntasi Tingkat Provinsi 22.Nilai Ujian Nasional Tertinggi Tingkat SMP 23.Juara I Tenis Meja Putra O2SN tingkat Provinsi 24.Juara II Tenis Meja Putri O2SN Tingkat Provinsi
16) Winner North Sulawesi Exemplary Student Competition 17) Runner up North Sulawesi Senior High School Student Exemplar Competition SMA / SMK 18) National Adiwiyata School 19) Winner Junior High School Mathematics Olympic Competition 20) Runner up Japanese Language Competition at Provincial Level 21) Winner Accounting Competition at Provincial Level 22) Highest Junior High School National Examination Score 23) Winner Man Table Tennis O2SN 24) Runner Up Women Table Tennis O2SN
Development Dinamycs in North Minahasa Regency
89
90
Dinamika Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara
BAB.5 chapter.5
PENUTUP
Closing
Development Dinamycs in North Minahasa Regency
91
BAB.5 chapter.5
PENUTUP
Closing
Pelaksanaan pembangunan Kabupaten Minahasa Utara akan memasuki tahun terakhir masa RPJMD Kabupaten Minahasa Utara Tahun 20102015 dimana telah memberikan manfaat dalam peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Minahasa Utara. Hal ini ditandai dengan kemajuan dan pencapaian indikator kinerja pembangunan daerah. Capaian pelaksanaan pembangunan Kabupaten Minahasa Utara telah terpublikasi dalam buku ini. Demikian buku “Dinamika Pembangunan Minahasa Utara” ini disusun dengan harapan dapat bermanfaat bagi kita semua. “Pakatuan wo Pakawiden”
92
Dinamika Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara
The implementation of development programs in North Minahasa for the 2010-2015 Mid-Term Regional Development Plan (RPJMD) is about to expire and the results of the development are felt by the people as seen in the improved public services and welfare. The achievement evidence can be seen from the existing progress and achieved regional development performance indicators. The development achievements in North Minahasa regency are described in this book. Hopefully, this book entitled “The Dynamic of Development in North Minahasa” can be really great for all of us. “Pakatuan wo Pakawiden”.
Development Dinamycs in North Minahasa Regency
93
94
Dinamika Pembangunan Kabupaten Minahasa Utara