Prospek & Peluang Investasi Ternate

Page 1




GBR


SAMBUTAN WALIKOTA TERNATE Acknowledgement From The Mayor Of Ternate Assalamu`alaikum Wr. Wb.

Assalamu`alaikum Wr. Wb.

Pelaksanaan pembangunan saat ini memerlukan dukungan ketersediaan data yang akurat sebagai dasar untuk perencanaan dan evaluasi terhadap hasil dari pembangunan tersebut.

The implementation of development nowadays needs the support of accurate data availability as a basis for planning and evaluating the result of the development.

Dengan adanya penerbitan Buku ini diharapkan dapat dilaksanakan dengan lebih terukur dan prinsip efisiensi terhadap penggunaan anggaran pembangunan dapat dilaksanakan.

By having the publication of this book, it is expected that this can be implemented with more measurement and the efficiency principles towards the use of development budget.

Publikasi ini merupakan cerminan dari kondisi Kota Ternate selama tahun 2012 dalam perspektif data dan gambaran secara umum.

This publication acts as a reflection of Ternate condition during the year of 2012 in the general data and descriptive perspectives.

Pembangunan yang dilaksanakan di Kota Ternate tidak akan terlepas dari Visi Kota Ternate yaitu Bahari Berkesan dan akan memberikan hasil yang optimal jika diawali dengan perencanaan yang baik dengan menggunakan data yang berkualitas.

The development implemented in Ternate City is not far apart from the vission of Ternate City which is nautical and impressive and will give optimal result if it is initiated by a good planning using qualified data.

Semoga publikasi ini dapat menjawab kebutuhan data tentang Kota Ternate terutama bagi pihak Pemerintah Daerah Kota Ternate dan pihak swasta yang akan melakukan investasi di daerah ini.

Hopefully this publication would address the necessary data about Ternate City especially for regional government of Ternate City and private parties who are going to put in their investment in this area.

Wassalamu’alikum Wr. Wb.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Prospects & Opportunities Ternate City In the Regional Autonomy

5


SAMBUTAN KEPALA HUMAS Greetings From The Head Of Public Relation Saya menyambut gembira penerbitan buku “Prospek & Peluang Investasi Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Kota Ternate” ini, dapat terlaksana guna menambah bahan referensi bagi pengusaha, investor dan masyarakat yang memerlukan informasi tentang masalah kebijakan dan stategi investasi di Kota Ternate.

I welcome with a great excitement the publication of the book “Prospects and Investment Opportunities in the Implementation of Regional Autonomy of Ternate City”, to be implemented in order to enhance reference data for enterpreneurs, investors and society who need information about policy issues and investment strategies in Ternate City.

Disamping itu, diharapkan adanya buku “Prospek & Peluang Investasi Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Kota Ternate” dapat menambah pengetahuan bagi para investor dalam melihat peluang dan potensi yang dimiliki Kota Ternate. Saya sangat menyadari arti pentingnya investasi bagi pertumbuhan ekonomi, yang berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat secara berkesinambungan, untuk semuanya itu, maka saya mengundang para investor untuk datang berinvestasi di Kota Ternate dengan segala kemudahan yang kami tawarkan.

Besides, it is expected that publishing this book "Prospects and Investment Opportunities in the Implementation od Regional Autonomy of Ternate City” enables to enrich the knowledge for the investors in foreseeing opportunities and potentials of Ternate City. I realize the importance of investment towards economic development, that brings impact towards the improvement of society's welfare constantly, for all that, I invite the investors to come along and invest their fund in Ternate City with all accessibilty we offer.

Akhirnya atas nama Pemerintah Kota Ternate, saya mengucapkan terima kasih atas dukungan dan partisipasi semua pihak yang terlibat dalam penerbitan buku ini, semoga buku ini dapat bermanfaat bagi promosi peluang dan potensi Investasi di Kota Ternate.

Finally, on behalf of Ternate City Government, I would like to express my gratitude for the supports and participations from all parties involved in the publication of this book, hopefully this book can be useful for promoting the opportunities and investment potentials in Ternate City.

KEPALA BAGIAN HUMAS ttd Thamrin Marsaoly, SP, M.Sc


Kata Pengantar Foreword Assalamualaikum Wr. Wb.

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME atas karuniaNya semata sehingga kami dapat menyelesaikan penerbitan buku “Prospek & Peluang Investasi Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Kota Ternate”

Praise and thanks we pray to God upon his blessings so that we are able to finish the publication of the book “Prospects and Investment Opportunities in the Implementation of Regional Autonomy of Ternate City”.

Buku ini kami persembahkan sebagai bentuk partisipasi dan peran serta kami dalam rangka turut mempromosikan peluang investasi di Kota Ternate, khususnya kepada investor dalam dan luar negeri, serta menginformasikan kebijakan pemerintah Kota Ternate pada khususnya dalam kaitannya dengan pembangunan daerah.

We dedicate this book as a form of our participation and involvement in order to promote the investment opportunities in Ternate City, especially to domestic and foreign investors, as well as providing information policies of Ternate City Government in specific relation with regional development.

Terima kasih yang sedalam-dalamnya kami sampaikan kepada Walikota Ternate, yang telah memberikan kepercayaan kepada kami sebagai pelaksana penerbitan buku “Prospek & Peluang Investasi Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Kota Ternate”.

A deep gratitude we deliver to the Mayor of Ternate, who has given us trust as the executor of this publication “Prospects and Investment Opportunities in the Implementation of Regional Autonomy of Ternate City”.

Apresiasi yang setinggi-tingginya juga kami sampaikan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi pada penerbitan buku ini. Semoga apa yang kami sajikan dapat memberikan manfaat terhadap kegiatan promosi investasi di Kota Ternate.

The highest appreciation we also deliver to all parties who have participated in the publication of the book. It is expected that what we present can give benefits for promotion activities of investment in Ternate City.

Adapun dalam penerbitan buku ini, kami tidak luput dari kekurangan baik dalam penyajian maupun pada pelaksanaannya, untuk itu tak lupa kami sampaikan permohonan maaf atas keterbatasan yang kami miliki.

As for the publication of the book, it is unavoidable that there is a lack either from the presentation or from the administration. Therefore, we would also like to apologize for the limitation we have.

Penerbit / Publisher

LORI LESSY


3

Sambutan Walikota Ternate

4

Sambutan KEPALA HUMAS

5

Kata Pengantar

9

Bab I Pendahuluan

10

Sejarah Kota Ternate

12

Struktur Pemerintahan

16

Makna Lambang

19

Bab 2 Gambaran Umum

20 Letak Geografis 22

Iklim dan Topografi

23

Sosial Politik dan Pemerintahan

32

Prasarana dan Infrastruktur

43

Bab 3 VISI, MISI & SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

44

Visi dan Misi

49

Program Pembangunan

55

Strategi dan Arah Kebijakan

75

Bab 4 PELUANG INVESTASI

76

Potensi Sumber Daya Kota Ternate

76

Sektor Pertanian dan Perikanan

82

Sektor Industri

84

Sektor Perdagangan

87

Sektor Perbankan

88

Sektor Pariwisata

91

BAB 5 PENUTUP

Daftar Isi


Content

3

Acknowledgement From The

43

CHAPTER 3 VISION, MISSION, &

Mayor Of Ternate

GOALS REGIONAL DEVELOPMENT

4

Greetings From The Head Of

44

Vission and Mission

Public Relation

49

Policy Direction

5 Foreword

55

Strategy and Policy Direction

9

CHAPTER I INTRODUCTION

75

CHAPTER 4 INVESTMENT

10

The History of Ternate City

OPPORTUNITIES

12

Governon Structure

76

Resources Potentials of Ternate City

16

The Meaning of Logo

76

Agriculture Sector

82

Industry Sector

84

Trading Sector

INTRODUCTION

87

Banking Sector

20

Geographical Position

88

Tourism Sector

22

Climate and Topography

23

Social Politics & Governance

91

CHAPTER 5 CONCLUSION

32

Supporting Facilities & Infrastructure

19

Chapter 2 GENERAL

Content



BAB 1

PENDAHULUAN chapter 1 INTRODUCTION


BAB.1 PENDAHULUAN chapter 1 introduction

Istana Sultan Ternate / Ternate sultan’s palace

12

1.1. Sejarah Kota Ternate

1.1.The History of Ternate City

Berdirinya ibu kota pertama “Ternate” (Sampalo) di Tahun 1250 merupakan sebuah tatanan awal dalam proses perkembangan kota tua dan bersejarah ini. Ternate, dengan ciri khas sebagai pusat perdagangan rempah-rempah dan kota dagang serta letak strategisnya diwilayah Maluku Utara merupakan sebuah catatan sejarah yang

The founding of the first main city “Ternate” (Sampalo) in 1250 is an initial order in the development process of this old and historical city. Ternate, with special uniqueness as the trading center of spices and a trading city as well as its strategic location in the area of North Maluku is a historical record attributed to the development of Ternate from the former

Prospek & Peluang Investasi Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Kota Ternate


Fenomena bersejarah yang menjadi simbol kebangkitan dan kekuatan dari semangat patriotisme dan identitas diri “Masyarakat Ternate” Ketika Sultan Babullah (1575) berhasil merebut benteng Gamlamo dan peristiwa ini merupakan awal dari proses pemerintahan kerajaan Kesultanan Ternate.

time. In the history of its sultanate, since the leadership of Sultan Khairun (1522) has been the development of Ternate Sultanate Throne, initial milestone A historical phenomenon which became the symbol of resurrection and power of patriotism and self identity of “Ternate Community” when Sultan Babullah (1575) made a success of taking over Gamlamo fortress and this moment is the beginning of governmental process of Ternate Sultanate Kingdom.

Dengan demikian hal tersebut menjadi referensi dasar dari penetapan lahirnya Kota Ternate yaitu 29 Desember tahun 1250, dan hingga kini (2010) memasuki usia yang ke 759 Tahun dikenal dengan nama Tolukko atau juga dengan sebutan benteng Hollandia, benteng ini didirikan pada tahun 1540 oleh Fransisco Serao seorang panglima Portugis. Menurut kabar nama Tolukko merupakan nama penguasa kesepuluh yang duduk di kesultanan Ternate yaitu kaici Tolukko, karena tahun 1692 sultan ini baru memerintah jadi nama benteng ini tidak mungkin mengikuti nama sultan tersebut.

Therefore, that became a primary reference from the decree of the birth of Ternate City that was on 29 December 1250, and up until now (2010) having 759 years old known by the name of Tolukko or the so-called Hollandia fortress, this fortress was founded in 1540 by Fransisco Serao, Portuguese commander. The issues informed that the name of Tolukko was the name of the 10th possessor occupying the seat in Ternate Sultanate, that is kaici Tolukko, because in 1692 this sultan had just started reigning over, thus the name of the fortress could not follow the Sultan’s name.

Pada tahun 1610 benteng ini diperbaiki oleh Pieter Both berkebangsaan Belanda memperbaiki benteng tersebut adalah untuk mempertahanankan Pulau Ternate dari serangan bangsa Spanyol.

In 1610 this fortress was renovated by Pieter Both, a Netherlandese which aimed at defending Ternate Island from the attach of Spanish invaders.

melekat dalam perkembangan Ternate sejak dulu. Dalam sejarah Kesultanannya, sejak kepemimpinan Sultan Khairun (1522) merupakan Berkembangnya Tahta Kesultanan Ternate, tonggak awal

Prospects & Opportunities Ternate City In the Regional Autonomy

13


1

14

2

1.2. Struktur Pemerintahan

1.2. Governance Structure

Struktur Organisasi

Organizational Structure

Dalam menjalankan pemerintahan daerah, Pemerintah Kota Ternate dimpimpin oleh seorang Walikota dan dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh Wakil Walikota, Sekretaris Daerah dan tiga Assisten serta sejumlah Kepala Badan, Dinas, Bagian dan Kantor.Pembentukan struktur organisasi dilingkup Sekretariat Daerah diawali dengan Peraturan Daerah No. 28 tahun 2000, terdiri dari dua Assisten dan 10 Bagian, yang kemudian mengalami perubahan / direvisi melalui Peraturan Daerah No. 14 tahun 2003 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekertaris Daerah Kota Ternate dan terdiri dari tiga Assisten dan 9 Bagian

In running the regional governance, the government of Ternate City is headed by a Mayor and in performing his duty, the mayor is assisted by the Vice Mayor, Regional Secretary and three Assistants as well as a number of Heads of Agency, Officials, Divisions and Offices. The formation of its organizational structure in the scope of Regional Secretariat was initiated by Regional Regulation No. 28 Year 2000, consisting of two Assistants and 10 Divisions, which then having some alteration / revised by means of Regional Regulation No. 14 Year 2003 about the Formation of Organization and Working Procedures of Ternate City’s Regional Secretary and consisting of three Assistants and 9 Divisions

Prospek & Peluang Investasi Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Kota Ternate


3

4

(1) Acara Pengambilan Sumpah Jabatan Pelantikan Walikota dan wakil Walikota Ternate terpilih, (2) Apel Pegawai di lingkungan Pemkot Ternate (3) Walikota Ternate melantik pejabat di lingkungan Pemkot (4) Benteng peninggalan Portugis di Ternate / (1) Events Taking Oath Inaugural Function Ternate mayor and vice mayor elected, (2) Apple employee in the municipal government of Ternate (3) Mayor of Ternate inaugurated officials in the municipal government (4) Portuguese heritage fort in Ternate

Prospects & Opportunities Ternate City In the Regional Autonomy

15


16

1. Assisten Tata Praja, dengan bagianbagian, yaitu : - Bagian Pemerintahan (Sub. bagian Pemerintahan Umum dan Otda, Sub.bagian Bina Kecamatan dan Kelurahan, Sub.bagian Bina Administrasi Pemerintahan) - Bagian Hukum dan HAM ( Sub. bagian Pengkajian Peraturan Perundangan, Sub.bagian Bantuan Hukum dan HAM, Sub. bag. Dokumentasi dan Infromasi) - Bagian Informasi dan Komunikasi (Sub.bagian Dokumentasi dan Peliputan, Sub.bagian Pembinaan Media Massa, Sub. bagian Informatika dan Elektronik)

1. Assistant of diocesan governance, with divisions as listed, namely: o Division of Governance (Sub Division of General Governance and Regional Autonomy, Sub Division of the Construction of Districts and Villages, Sub Division of the Construction of Government Administration) o Division of Law and Human Rights (Sub division of review of Constitutional Laws, Sub Division of Law and Human Rights Assistance, Sub Division of Documentation and Information) o Division of Information and Communication (Sub Division of Documentation and Pervasion, Sub Division of Development of Mass Media, Sub Division of Informatics and Electronics)

2. Assisten Pembangunan dan Kesejahteraan Sosial, dengan bagianbagian : - Bagian Administrasi Pembangunan ( Sub. bagian Analisa Kebijakan, Sub. Bagian Pengawasan dan Pengendalian, Sub.bagian Evaluasi & Pelaporan) - Bagian Ekonomi dan Investasi (Sub. bagian Perekonomian, Sub. bagian Penanaman Modal, Sub. bagian Pengembangan Potensi Daerah) - Bagian Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan (Sub.bagian Pemberdayaan Perempuan,Sub. bagian Kesejahteraan, Sub.bagian Pembinaan Keagamaan)

2. Assistant of Development and Social Welfare, with these divisions: • Division of Development Administration (Sub Division of Policy Analysis, Sub Division of Supervision and Control, Sub Division of Evaluation and Reporting) • Division of Economy and Investment (Sub Division of Economy, Sub Division of Capital Investment, Sub Division of Development of Regional Potentials) • Division of Women Empowerment and Welfare (Sub Division of Women Empowerment, Sub Division of Welfare, Sub Division of Religion Development)

3. Assisten Administrasi, dengan bagianbagian : - Bagian Organisasi Sub bagian Kelembagaan dan TataLaksana, Sub bagian Administrasi Kepegawaian Setda, Sub.bagian

3. Assistant of Administration, with the divisions as the following: • Division of Organization (Sub Division of Institutional and Governance, Sub Division of Personnel Administration of Regional Secretariat, Sub Division of

Prospek & Peluang Investasi Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Kota Ternate


-

-

Analisa Formasi Jabatan) Bagian Umum (Sub. bagian TU. PMP dan Keuangan Setda, Sub. bagian Rumah Tangga dan Protokol, Sub. bagian Santel) Bagian Pengadaan dan Distribusi (Sub.bagian Pengadaan dan Distribusi, Sub.bagian Pemeliharaan, Sub.bagian Inventarisasi dan Pembukuan.

Selanjutnya dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, maka Struktur Organisasi dilingkup Pemerintah Kota Ternate ditetapkan melalui beberapa Peraturan Daerah seperti ; Perda No. 30 tahun 2000 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kota Ternate, Perda No. 31 tahun 2000 ttg Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Tekhnis Daerah Kota Ternate, yang selanjutnya dilakukan revisi pada beberapa Perda di Tahun 2007 tentang Struktur Organisasi Pemerintah Kota Ternate sehingga secara umum struktur organisasi Pemda Kota Ternate terdiri dari 8 Badan, 17 Dinas dan 3 Kantor serta Perda No. 1 Tahun 2009 tentang Pemekaran Kecamatan dan Kelurahan, sehingga dengan kebijakan pemekaran wilayah tersebut, maka saat ini Pemerintah Kota Ternate memiliki 7 Kecamatan dan 77 Kelurahan

Positional Formation Analysis) • Division of General (Sub Division of TU. PMP and Finance of Regional Secretariat, Sub Division of Household and Protocols, Sub Division of Santel) • Division of Procurement and Distribution (Sub Division of Procurement and Distribution, Sub Division of Maintenance, Sub Division of Inventory and Bookkeeping) Furthermore, in order for the organization of the government, the Organizational Structure in the scope of Ternate City Government was set by several Regional Regulations such as; Regional Regulation No. 30 Year 2000 concerning The Formation of Organization and Working Procedures of Regional Officials in Ternate City, which was then revised to some Regional Regulation in 2007 about Organizational Structure of Ternate City Government so that in general, the organizational structure of Ternate City Government consists of 8 Agencies, 17 Officials and 3 Offices along with Regional Regulation No. 1 Year 2009 about the Expansion of Districts and Villages, thus by the policy of the area expansion, recently Ternate City Government has 7 Districts and 77 Villages.

Prospects & Opportunities Ternate City In the Regional Autonomy

17


Makna Lambang

S

esuai Ketentuan dalam Peraturan Daerah Kota Ternate No. 01 Tahun 2000 (Pasal 1, butir C) tentang Lambang Daerah Kota Ternate, maka nama, bentuk dan makna dari tanda-tanda gambar pada lambang, dapat dilihat pada uraian di bawah ini.

Bentuk dan Makna Tanda – Tanda Lambang Lambang daerah bernama “MAKU GAWENE� yang bermakna saling mengingatkan, cinta dan kasih sayang sesama manusia dan antara manusia dengan seluruh ciptaan Tuhan di muka bumi. Bentuk dasar lambang adalah perisai bersudut tiga, mencerminkan karakteristik fungsi dan peran Kota Ternate sebagai kota budaya, kota perdagangan, kota pariwisata dan kota pulau. a. b. c. d. e. f.

18

Biru, ungkapan kecemerlangan, keteguhan dan kesabaran. Kuning, berarti kemakmuran dan kesejahteraan. Coklat, berarti tegas penuh tanggung jawab. Hijau, ungkapan kesuburan, kedamaian dan religius. Putih, berarti berisi ungkapan kesucian, keikhlasan dan kerelaan. Hitam, berarti kewaspadaan, kekuatan, kepastian, kedisiplinan dan ketegasan.

Prospek & Peluang Investasi Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Kota Ternate


According to the provision in Official Regional Regulations of Ternate City No. 01 Year 2000 (Article 1, point C) concerning on Regional Symbol of Ternate City, accordingly the name, form and meaning from heads to the symbol, can be observed in the following illustration. Form and Meaning of the Symbol The regional symbol is named “MAKU GAWENE” which means to remind each other, love and affection to neighbors and between human beings and all God’s creatures in the earth. The prototype of the symbol is three angular shield, reflecting the characteritics of function and roles of Ternate City as a city of culture, commerce, tourism and island. a. Blue, an expression of brilliance, persistence and forbearance. b. Yellow, means prosperity and welfare. c. Brown, means firm full of responsibility. d. Green, an expression of fertility, peace and religious. e. White, means the expression of purity, sincere, and compliance. f. Black, means vigilance, power, certainty, discipline and assertiveness.

Prospects & Opportunities Ternate City In the Regional Autonomy

19


Prasarana dan Infrastruktur

20

Prospek & Peluang Investasi Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Kota Ternate


BAB 2

GAMBARAN UMUM chapter 2 GENERAL INTRODUCTION

Prospects & Opportunities Ternate City In the Regional Autonomy

21


BAB.2 GAMBARAN UMUM chapter 2 general introduction

Tampak salah satu pelabuhan kecil antar pulau

22

2.1. Letak Geografis

2.1. Geographical Position

Kawasan timur Indonesia terkenal memiliki kekayaan alam berlimpah termasuk rempah-rempah. Ternate sebagai salah satu kota di wilayah timur Indonesia memiliki kekayaan berupa rempahrempah yang melimpah. Kondisi kekayaan alam yang dimiliki Ternate tersebut merupakan salah satu daya tarik bangsa asing seperti

The eastern part of Indonesia is famous for its plentiful natural resources including spices. Ternate as one of the cities in the eastern part of Indonesia has this in forms of affluent spices. This natural wealth of Ternate is one of the appeals for foreign countries such as Portuguese and Netherlands to colonialize North Maluku

Prospek & Peluang Investasi Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Kota Ternate


Portugis dan Belanda untuk melakukan penjajahan di Maluku Utara khususnya Ternate. Secara geografis Kota Ternate terletak antara 3o Lintang Utara dan 3o Lintang Selatan serta 124o-129o Bujur Timur dengan ketinggian rata-rata dari permukaan laut yang beragam dan disederhanakan / dikelompokan dalam 3 kategori, yaitu ; Rendah (0 - 499 M), Sedang (500-699 M), Tinggi (lebih dari 700 M). Luas wilayah Kota Ternate adalah 5.795,4 Km2 dan lebih didominasi oleh wilayah laut (5.544,55 Km2) sedangkan luas daratan 250,85 Km2. Batas-batas wilayah Kota Ternate meliputi ; sebelah Timur berbatasan dengan Selat Halmahera, dan sebelah Utara, Selatan dan Barat berbatasan dengan Laut Maluku.

particularly Ternate. Geographically, Ternate City is located between 3o North Latitude and 3o South Latitude as well as 124o-129o East Longitude with various average heights above sea level and simplified / classified into 3 categories, namely: Low (0 - 499 M), Medium (500-699 M), High (more than 700 M). The width of Ternate City area is 5.795,4 Km2 and dominant by sea (5.544,55 Km2) while the width of main land is 250,85 Km2. The territories of Ternate City include; to the East adjacent to Halmahera Strait, and to the North, South and West adjacent to Maluku Sea. Ternate City is an archipelago area consisting of 8 islands, 5 of them are inhabited islands (Ternate, Hiri,

PETA TERNATE Prospects & Opportunities Ternate City In the Regional Autonomy

23


Kota Ternate merupakan daerah Kepulauan yang terdiri dari 8 pulau, 5 diantaranya adalah pulau yang berpenghuni (Ternate, Hiri, Moti, Mayau, Tifure) sedangkan 3 pulau kecil yang tidak dihuni adalah pulau Maka, Mano dan Gurida. Dari 77 Kelurahan yang tersebar di Kota Ternate, terdapat 51 kelurahan (65%) yang berada di daerah pesisir dan 26 Kelurahan lainnya (35%) berkarakter bukan daerah pesisir pantai. Adapun klasifikasi letak Kelurahan dari tingkat ketinggian yaitu rendah : 62 (84%), sedang : 11 (10%) dan tinggi : 4 (6%)

Moti, Mayau, Tifure) whereas the other three inhabited small islands are Maka, Mano dan Gurida islands. From 77 Village spread in Ternate City, there are 51 Village (65%) located in coastal areas and the other 26 Village (35%) are characterized as not in the coastal areas. The classification of the village location from the level of height is low: 62 (84%), medium: 11 (10%) and high: 4 (6%)

Seperti umumnya wilayah kepulauan yang memiliki ciri yaitu Desa/Kelurahannya merupakan wilayah pesisir, begitu pula dengan Kota Ternate. Dari 77 Kelurahan yang ada di wilayah Kota Ternate, 56 Kelurahan berklasifikasi Kelurahan Pantai sedangkan 21 Kelurahan lainnya berklasifikasi kelurahan bukan pantai.

Like generally archipelago area which have the characteristics of its coastal areas in its villages, so does with Ternate City. From 77 villages in Ternate City area, 56 of them are classified as coastal villages while the other 21 villages are classified as non-coastal areas.

2.2. Iklim dan Topografi

2.2. Climate and Topography

Iklim Kota Ternate dan umumnya diwilayah Maluku Utara mempunyai tipe beriklim tropis. Temperatur/Suhu kota berkisar antara 23,4 - 31,1 derajat celcius. Kecepatan angin rata-rata 3,58 Km/Jam dengan kecepatan maksimum mutlak ratarata 19,75 Km/Jam. Kelembaban udara berkisar rata-rata 83,92% dengan rata-rata penyinaran matahari 83,92%. Dengan demikian sebagaimana indikasi umum kondisi tropis, maka Kota Ternate sangat dipengaruhi oleh iklim laut dan memiliki dua musim yakni Utara-barat dan Timurselatan yang setiap kali diselingi dengan dua kali masa pancaroba di setiap tahun.

The climate in Ternate City and generally in the area of North Maluku has the type of tropical climate. The temperature ranges between 23,4 - 31,1 degree Celcius. The wind speed is on average of 3,58 Km/Hour with the absolute maximum speed on average of 19,75 Km/ Hour. The air humidity ranges on average of 83,92% with the average sun radiation of 83,92%. Therefore, as the general indication of tropical condition, Ternate City is highly influenced by the sea climate and has two seasons namely North-West and East-South which is once interpersed by two transition periods every year. The topography of the soil in Ternate archipelago is hilly. Coastlines generally have the tilt of 2% - 8% and types of the soil are classified as the following: - Rogusal (Ternate, Moti, and Hiri Island), -Rensika

Topografi tanah dan lahan di kepulauan Ternate adalah berbukit. Didaerah pesisir umumnya memiliki kemiringan 2% 8% dan jenis tanah diklasifikasi sebagai 24

Prospek & Peluang Investasi Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Kota Ternate


berikut : - Rogusal (pulau Ternate, Moti, dan Hiri), -Rensika (pulau Mayau, Tifure, Maka, Mano dan Gurida) kondisi tersebut merupakan ciri tanah pulau vulkanik dan pulau karang. Kondisi tanah yang datar dan memiliki kemiringan relatif hanya berada di daerah rendah, seperti di pusat Kota.

(Mayau, Tifure, Maka, Mano and Gurida Island) the condition is a character of soil in volcanic island and coral island. Flat soil and relative tilt only lie in low areas such as the center of the town.

2.3. Sosial Politik & Pemerintahan

2.3. Social Politics & GovernancE

a. Penduduk

Population

Jumlah penduduk Kota Ternate berdasarkan hasil sensus BPS Kota Ternate Tahun 2011 sebesar 190178 orang, penyebaran penduduk Kota Ternate masih bertumpu di daratan Pulau Ternate yaitu di Kecamatan Ternate : TengahTernate Selatan, Ternate Utara dan Kecamatan Pulau Ternate.SedangkanKecamatan lainnya di luar Pulau Ternate memiliki persebaran penduduk dibawah .  

The population of Ternate City based on the result of BPS census in 2011 was 190.178 citizens, the distribution of Ternate City people is concentrated in the land of Ternate Island, that is in Ternate District: in the middle of South Ternate, North Ternate and Ternate Island District. Whereas other districts outside Ternate Island has population sub distribution.  

b. Angkatan Kerja

b. Labor Force

Jumlah angkatan kerja Berdasarkan tingkat Pendidikan pada tahun 2011 di dominasi oleh Kelompok Pendidikan SMK sebanyak 1437 orang yang merupakan tenaga siap pakai, di ikuti oleh kelompok pendidikan SMA sebanyak 1063 orang dan kelompok Pendidikan S1 sebanyak 300 orang. Dari sini dapat dilihat bahwa pencari keja di kota Ternate mempunyai tingkat pendidikan yang sangat memadai. Penyerapan tenaga kerja pada sektor lainnya bagi penduduk di daerah ini didominasi pada sektor Pemerintahan (birokrasi) dan sektor Pertanian-Perikanan. (petani dan nelayan)

The number of labor force based on the level of education in 2011 was dominated by the education category of Vocational High Schools as 1.437 who are readyto-use labor, followed by the education category of Senior High School as 1.063 people and the education category of S1 as 300 people. From this point, it can be seen that jobseekers in Ternate has a very qualified education level. The absorption of labor force to other sectors for the local citizens is dominated by Governmental sector (bereaucracy) and AgriculturalFishery sector (farmers and fishermen).

Prospects & Opportunities Ternate City In the Regional Autonomy

25


1

2

3 (1) Suasana pasar tradisional di Kota Ternate, (2) Wapres RI berinteraksi dengan Siswa SMA 4 Ternate, (3) Jajaran Pemerintahan Kota dalam suatu kesempatan, (4) Kantor Walikota, (5) Silaturahmi Siswa-siswi se Kota Ternate bersama Wakil Presiden RI (Foto : detik.com) / (1) Atmosphere traditional market in the city of Ternate, (2) Vice President to interact with high school students 4 Ternate, (3) the Municipal Government Board an opportunity, (4) Office of the Mayor, (5) Students Gathering se Ternate with Vice President (Photo: detik.com)

4

26

Prospek & Peluang Investasi Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Kota Ternate


5

Foto : www.detik.com

c. Pendidikan

c. Education

Kualitas sumber daya manusia banyak ditentukan oleh pembangunan di bidang pendidikan. Pelaksanaan program pendidikan antara lain bertujuan untuk menyediakan sumber daya manusia yang potensial, selain itu diharapkan dapat menyentuh semua lapisan masyarakat. Berbagai program dan kebijakan pembangunan di bidang pendidikan yang dilakukan langsung oleh pemerintah Kota Ternate mulai dari penyediaan sarana/ prasarana sampai dengan peningkatan kualitas tenaga pendidik telah menjadi peningkatan pada berbagai aspek yang menjadi bagian dari bidang pendidikan. Selain pemerintah peran serta pihak swasta di daerah ini telah banyak memberikan kontribusi bagi perkembangan dunia pendidikan di daerah ini di berbagai

The quality of human resources is mainly determined by the development in the education sector. The implementation of the educational program is aimed at providing potential human resources, as well as it is expected to reach all levels of society. Various development programs and policies in the field of education conducted directly by the government of Ternate City starting from providing facilities/ infrastructures until the improvemet of educators’ quality have been improving in all aspects that became parts of educational field. Beside the government, participation from private parties in this area has given a lot of contribution for the development of education world in the area in various level of education. The program of Prospects & Opportunities Ternate City In the Regional Autonomy

27


28

jenjang pendidikan. Adanya program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) serta pemberian beasiswa kepada sisiwa yang berprestasi maupun kepada siswa yang kurang mampu telah banyak membantu penyelenggaraan dunia pendidikan di Kota Ternate.

School Operational Aid (BOS) and giving scholarship for students’ achievements or low-income-family students have been a lot of help in the enforcement of educational world in Ternate City.

Ketersediaan sarana pendidikan di Kota Ternate sangat memadai dengan adanya sekolah mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai ke perguruan tinggi demikian juga tenaga pengajarnya. Sampai dengan tahun 2011 jumlah SD baik Negeri/Inpres maupun swasta sebanyak 114 buah dengan jumlah guru 1.374 orang, sementara peserta didiknya 20.429 orang. Selain itu pada tahun 2011 juga terdapat 26 buah SLTP negeri dan swasta dengan jumlah guru 680 orang, serta murid sebanyak 7.218 orang, Untuk jenjang pendidikan SLTA jumlah SMU negeri dan swasta sebanyak 16 buah dengan jumlah guru 499 orang serta murid sejumlah 5.689 orang. Sedangkan jumlah sekolah SMK Negeri ditambah Swasta sebanyak 8 buah, jumlah gurunya sebanyak 271 orang dan jumlah muridnya sebanyak 3.260 orang.

The availability of education facilities in Ternate City is very sufficient by the existing schools starting from the level of elementary education until college or university as well as the teachers. Up to 2011, the number of elementary schools either public/inpres or private schools is 114 units with the number of teacher as 1.374 people, while the learners are 20.429. Beside that, in 2011, there were also 26 public and private secondary schools with 680 teachers, and 7.218 learners. For the level of education of High School, the number of public and private senior high schools is 16 units with 499 teachers and the number of the learners was 5.689. Whereas the number of public and private vocational high schools was 8 units, the number of teacher as 271 and the number of learners as 3.260.

Seperti telah disebutkan sebelumnya, di Kota Ternate juga tersedia sarana pendidikan untuk jenjang pendidikan tinggi. Sampai dengan tahun 2011, terdapat 6 buah Perguruan Tinggi, baik negeri maupun swasta, yaitu : Universitas Khairun, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri, Universitas Muhammadiyah Maluku Utara, AIKOM Ternate, STIKIP dan Politeknik Depkes Ternate dengan berbagai disiplin ilmu atau fakultas yang tersedia.

As what is mentioned previously, there are facilities of education for the level of college or university in Ternate City. Up to 2011, there are 6 Universities, either public or private ones, namely: University of Khairun, Domestic Islamic Religion High School, University of Muhammadiyah North Maluku, AIKOM Ternate, STIKIP and Polytechnic of Department of Health Ternate with various disciplines and available faculties.

d. Kesehatan

d.Healthy

Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu hal penting untuk ditingkatkan guna menuju masyarakat yang sehat dan sejahtera. Untuk itulah peran serta

Service in the field of health is one of the important issues for improvement in order to have healthy and prosperous society. Therefore, the participation of the

Prospek & Peluang Investasi Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Kota Ternate


1

foto: http://ceritasimpus.files.wordpress.com

2

foto: http://wapres.go.id

(1) Salah satu Puskesmas di Kota Ternate, (2) Wapres RI Boediono dalam sebuah kunjungan di RSUD Ternate / (1) One of the health centers in the city of Ternate, (2) Vice President Boediono during a visit at the hospital Ternate.

pemerintah sangat diperlukan dalam hal peningkatan pelayanan kesehatan sehingga derajat kesehatan masyarakat dapat semakin meningkat.

goverment is urgently needed in improving the service of health so that the degree of society’s health can be improved.

Peran Pemerintah dalam pembangunan kesehatan menyangkut berbagai aspek seperti penyediaan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai dan dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat baik menyangkut biaya maupun tempatnya. Selain itu, pemberdayaan kepada masyarakat untuk lebih memahami pola hidup sehat dan upaya menjaga kesehatan secara baik terus digalakan oleh Pemerintah Daerah ini melalui Dinas Kesehatan. Penyediaan fasilitas kesehatan umum seperti rumah sakit, puskesmas, puskesmas pembantu, termasuk tenaga kesehatan baik dari segi jumlah maupun kualitas serta pusat pelayanan lainnya merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan.

Government’s role in the development of health includes various aspects such as providing sufficient and accessible health facilities and infrastructures for all levels of society of either related to the cost or the place. Besides, the empowerment to the society to concern about healthy way of living and keep their health well keeps being encouraged by Regional Government by means of Health Officials. The provision of public health facilities includes hospitals, clinics and subsidiary clinics, including workers of health from the number or the quality as well as other service centers is a really determining factor of the success of the development in the sector of health.

Pemerintah Kota Ternate telah berupaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di Kota Ternate, diantaranya dengan membangun berbagai fasilitas kesehatan yang menyebar di setiap kecamatan.

The government of Ternate City has been trying to improve the service of health in the area, which is by bulding many health facilities spreading in every district.

Sampai dengan tahun 2011 terdapat sejumlah fasilitas kesehatan antara lain,

Up to 2011, there has been a number of health facilities, such as 8 hospitals, 9 Prospects & Opportunities Ternate City In the Regional Autonomy

29


30

8 buah Rumah Sakit, 9 buah Puskesmas, 14 buah Puskesmas Pembantu, 14 buah Polindes, 171 buah Posyandu.

clinics, 14 subsidiary clinics, 14 units of Polindes, 171 units of Posyandu.

e. Keluarga Berencana

e.Family Planning

Perkembangan jumlah penduduk perlu mendapat perhatian karena jumlah penduduk yang besar tanpa diimbangi dengan ketersediaan berbagai fasilitas penunjang kebutuhan mendasar dan juga kesempatan kerja akan menjadi permasalahan. Sejak dulu pemerintah secara kontinyu terus menggalakkan program Keluarga Berencana (KB), yang pada dasarnya bertujuan untuk menekan angka kelahiran dan laju pertumbuhan penduduk melalui upaya mendorong peningkatan kesadaran masyarakat dalam pemakaian alat kontrasepsi KB. Partisipasi masyarakat terhadap program KB di Kota Ternate beberapa tahu terakhir semakin meningkat hasilnya, karena diakui bahwa di samping memberikan dampak positif dalam hal menekan angka kelahiran program KB juga cukup mempunyai andil untuk peningkatkan kesejahteraan masyarakat.

The growth in the population needs to be considered because a big population without being accompanied by the availability of supporting facilities of basic needs and also job opportunities will be quite a problem. From the past time until now the government has been continually implemented the program of Family Planning (KB), which is basically aimed at compressing the number of birth and the growth rate of population by means of the efforts to encourage society’s awareness in the use of contraceptives KB. Community’s participation toward KB program in Ternate City for the last few years has been increasingly made results, because it was acknowledged that beside giving positive impacts in terms of compressing the number of birth, this KB program has played a role for the improvement of society’s welfare.

Selama tahun 2011, realisasi peserta KB baru sebanyak 4.409 atau 42,39 % dari target. Angka ini mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yang mencapai 57,88 % dari target. Dalam periode yang sama, pencapaian peserta KB aktif di Kota Ternate sebesar 70,00 % dari total Pasangan Usia Subur (PUS), sedangkan pada tahun sebelumnya sebesar 72,19 % dari total PUS. Alat kontrasepsi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat di Kota Ternate adalah Pil dan Suntikan

During 2011, the realization of KB participants had just reached the number of 4.409 or 42,39 % from the targeted number. This number has decreased from the previous year which reached up to 57,88 % from the targeted figure. Within the same period, the achievement of active KB participants in Ternate City was 70,00 % from the total of Fertile Couples (PUS), while during the previous year, it was 72,19 % from the total PUS. The most used contraceptives by the society in Ternate City are pills and injections.

f. Sosial Lain

f. Other Socials

Dalam publikasi ini dimuat juga data tentang Jaminan Kesehatan melalui

In this publication, it is also included data about Health Warranty through

Prospek & Peluang Investasi Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Kota Ternate


Asuransi Kesehatan (Askes) baik yang melayani peserta sosial, peserta komersial maupun peserta program JKMM (Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin) di Kota Ternate ini. Kehidupan beragama di Indonesia dijamin oleh Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 29. Peranan pemerintah dalam membina kehidupan beragama di tanah air antara lain diwujudkan melalui berbagai kebijakan dan program seperti pemberian bantuan pembangunan sarana tempat ibadah, mengelola penyelenggaraan ibadah haji bagi umat Islam dan lain-lain yang menjadi bagian dari motivasi kepada masyarakat untuk lebih meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sampai tahun 2011 jumlah sarana tempat ibadah yang ada di Kota Ternate tercatat 124 buah mesjid, 13 buah gereja protestan, 1 buah gereja katholik , 1 buah pura dan 1 buah wihara.

Health Insurance (Askes) either which serves social participants, commercial participants or participants of JKMM program (Health Insurance for Low Income Family) in this Ternate City. The religious way of living in Indonesia is guaranteed in Constitution 1945 Article 29. The role of the government in creating religious lives in the nation is realized by a number of policies and programs such as providing aids for building worship places, managing the execution of pilgrimage for Moslems and others which become parts of motivation to the society to improve their faith to the God. Up to 2011 the number of worship places available in Ternate City was recorded as 124 mosques, 13 christian churches, 1 catholic church, 1 temple and 1 vihara.

Selain itu, umat Islam Kota Ternate yang menunaikan ibadah haji ke tanah suci Mekah selama musim haji 2011 sebanyak 334 orang jemaah, jumlah ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebanyak 303 orang.

Besides, Moslems in Ternate City who had gone for pilgrimage to the holy land of Makkah during the hajj season in 2011 were as much as 334 people, as this number had increased compared to the previous year which was as 303 people.

Kontrol sosial terhadap aktivitas Pemerintahan baik di pusat maupun daerah perlu dilakukan sebagai perwujudan kehidupan sosial politik masyarakat demokrasi, sehingga berbagai program dan kebijakan pembangunan yang dilaksanakan oleh eksekutif dapat berjalan sesuai prosedur maupun peraturan yang ditetapkan. Fungsi kontrol tersebut dalam sistem Pemerintahan kita dilaksanakan oleh institusi DPR atau DPRD yang keanggotaannya dipilih secara langsung oleh rakyat melalui mekanisme Pemilihan Umum. Berdasarkan hasil Pemilihan Umum tahun 2009, jumlah anggota DPRD Kota Ternate sebanyak 25 orang yang terdiri dari 21 orang laki-laki dan 4 orang perempuan. Beberapa partai yang berhasil

Social controls towards activities in central or regional government needs to be implemented as a realization of sociopolitics life in democratic society, thus a lot of varieties of development programs and policies carried out by executives can go along with the procedures and regulations set by. The controlling function in our government system is carried out by the institutions of DPR or DPRD whose memberhip are directly chosen by public through the mechanism of General Election. Based on the result of the Election in 2009, the number of DPRD members in Ternate City was as many as 25 people consisting of 21 males and 4 females. Some successful political parties which obtained some seats in the DPRD of Ternate City are Prospects & Opportunities Ternate City In the Regional Autonomy

31


memperoleh kursi di DPRD Kota Ternate adalah Partai Golkar sebanyak 6 kursi, Partai Demokrat sebanyak 3 kursi, Partai Bulan Bintang, Partai Amanat Nasional, Parta Persatuan Pembangunan, PDIP, PKS, dan Partai Hanura masing-masing 2 kursi. Bila dilihat menurut fraksi, keanggotaan DPRD Kota Ternate dibagi menjadi 4 fraksi yaitu : Fraksi Partai Golkar, Fraksi Pembaharuan, Fraksi Partai Demokrat, Fraksi Kerakyatan.

1

32

Golkar Party as 6 seats, Democrate Party as 3 seats, Moon and Star Party, National Mandate Party, Development Unity Party, PDIP, PKS, and Hanura Party each of them got 2. If seen from the fraction, the membership of DPRD in Ternate City is divided into 4 fractions, namely: Fractions of Golkar Party, Fractions of Renewal, Fractions of Democrate Party, Fractions of Populist.

2

Selama kurun waktu tahun 2011 DPRD Kota Ternate telah menghasilkan 38 Peraturan Daerah, 7 Keputusan DPRD, 11 Keputusan Pimpinan DPRD dan 16 Keputusan Panitia Anggaran.

During the year of 2011, DPRD of Ternate City has produced 38 Regional Regulations, 7 Decisions of DPRD, 11 Decisions of the Leader of DPRD and 16 Decisions of Budgetary Committee.

PEMERINTAHAN

GOVERNANCE

Dasar Hukum Pembentukan Kota Ternate

Basic Law of the Formation of Ternate City

Dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor : 11 Tahun 1999 tentang pembentukan Kotamadya Ternate pada tanggal 27 April 1999, maka Kota Ternate telah mengalami peningkatan status yang dulunya Kota Administratif menjadi Kotamadya. Peningkatan status ini tidak terlepas dari perkembangan daerah ini dari berbagai aspek terutama aspek sosial

By the establishment of Constitution Number: 11 Year 1999 regarding the formation of Municipality of Ternate on 27 April 1999, then Ternate City has improved its status which was at first Administrative City and became municipality. This improvement in status is not far apart from the development in this area from every aspects mainly social aspect and economic

Prospek & Peluang Investasi Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Kota Ternate


kemasyarakatan dan aspek perkembangan ekonomi. Aktivitas pemerintahan dan kemasyarakatan di Kota Ternate pada awal pembentukannya, secara administrative dibagi menjadi 3 Kecamatan dengan 58 Desa/Kelurahan. Dinamika pembangunan yang terjadi akibat pelaksanaan secara sinergis antara Pemerintah Daerah dan masyarakat telah membawa dampak perubahan yang ditandai perkembangan

development aspect. Government and social activities in Ternate City during the time of its formation, are administratively divided into 3 Districts with 58 Villages. The dynamics of development occuring as a result of the synergic implementation between Regional Government and society have brought changes marked by the development and progress in every aspects. By taking into account growing public’s aspiration

3

dan kemajuan di berbagai bidang. Dengan memperhatikan aspirasi masyarakat yang berkembang disamping pertimbangan rentang kendali pemerintahan, maka wilayah tertentu dimana perkembangannya dipandang memungkinkan untuk ditingkatkan status administrasinya seperti Pulau Moti maka, perlu ditempuh langkah kebijakan untuk direalisasikan. Terkait dengan itu maka Pemerintah Daerah kemudian mengeluarkan Peraturan Daerah (PERDA) Nomor 10 Tahun 2001 tentang pembentukan Kecamatan Moti yang tadinya merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Pulau Ternate. Sebagai konsekwensi pelaksanaan PERDA dimaksud, 4 (empat) Desa yang ada di Pulau Moti dimekarkan dan ditingkatkan statusnya menjadi 6 (enam) Kelurahan.

4

(1) Walikota Ternate bersama Hadad Alwi, (2) Pengukuhan Walikota Ternate, (3) Sail Morotai, (4) Salah satu sudut Kota Ternate / (1) Mayor of Ternate with Hadad Alwi, (2) Inauguration of Mayor of Ternate, (3) Sail Morotai, (4) One corner of Ternate.

beside the consideration of government control range, then certain areas where the development is viewed as capable for improving its administrative status such as Moti Island, so several policies procedures need to be taken for realization. Regarding with the matter, the Regional Government establish Regional Regulations (PERDA) Number 10 Year 2001 about the formation of Moti District which at first was a part of District Area in Ternate Island. As the consequence of the implementation of the PERDA, 4 (four) Villages in Moti Island were expanded and improved its Prospects & Opportunities Ternate City In the Regional Autonomy

33


34

Perkembangan lain yang dicapai dari segi administrasi pemerintahan adalah dimekarkannya Pulau Batang Dua menjadi kecamatan yang memiliki 6 kelurahan melalui PERDA Nomor 6 Tahun 2006 Tentang Pembentukan Kecamatan Pulau Batang Dua. Melalui PERDA No.2 Tahun 2009 Tentang Pembentukan Kelurahan Mado dan Tafraka dalam Kecamatan Pulau Ternate, maka Kelurahan Togolobe mekar menjadi Kelurahan Mado dan Togolobe sedangakan Kelurahan Dorari Isa mekar menjadi Kelurahan Tafraka dan Dorari Isa. Kemudian melalui PERDA Nomor 8 Tahun 2009 tentang pembentukan kecamatan Pulau Hiri, Kelurahan Mado, Tafraka, Dorari Isa, Togolobe, Tomajiko, dan Faudu yang sebelumnya termasuk di Kecamatan Pulau Ternate dimekarkan menjadi kecamatan tersendiri yaitu Kecamatan Pulau Hiri.

status into 6 (six) Villages. Another progress obtained from the view of governance administration is the expansion of Batang Dua Island to be a district which has 6 villages through PERDA Number 6 Year 2006 about the formation of Batang Dua Island District. Via PERDA No. 2 Year 2009 about the formation of Mado Village and Tafraka in Ternate Island District, then Togolobe Village expanded to be Mado Village and Togolobe Village while Dorari Isa Village expanded into Tafraka Village and Dorari Isa Village. Then, by PERDA Number 8 Yar 2009 about the formation of Districts of Hiri Island, Mado, Tafraka, Dorari Isa, Togolobe, Tomajiko, and Faudu Village which at first belonged to Ternate Island District were expanded into separate district that is Hiri Island District.

PRASARANA & INFRASTRUKTUR

SUPPORTING FACILITIES & INFRASTRUCTURES

Sarana Pendidikan

Education Facilities

Sebagai pusat aktivitas kegiatan pemerintahan dan ditunjang dengan beberapa sarana dan prasarana yang memadai, Kota Ternate merupakan tujuan bagi sebagian besar siswa yang berasal daerah kabupaten/ kota lain (dalam wilayah Propinsi Maluku Utara) untuk melanjutkan pendidikan ke berbagai jenjang / tingkatan pendidikan, baik SLTP, SMU, Perguruan Tinggi maupun Kursus ketrampilan yang ada. Secara umum jumlah prasarana pendidikan sesuai tingkatannya diuraikan sebagai berikut : TK berjumlah 55, Sekolah Dasar Negeri berjumlah 85 unit, Sekolah Dasar Swasta berjumlah 20 Unit, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri berjumlah berjumlah 14 unit, SLTP Swasta berjumlah 12 Unit Madrasah Tsanawiyah berjumlah 9 unit, Sekolah Menegah Umum Negeri

As the center of government activities and supported by several considerably sufficient facilities and supporting facilities, Ternate City is the target for most students originally coming from regency/ other cities (in the area of North Maluku Province) to continue education to any levels of education, either Junior High Schools, Senior High School, Universities or Courses.

Prospek & Peluang Investasi Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Kota Ternate

In general, the number of education facilities according to their level is described as the following: Kindergarten has 55 units, Public Elementary Schools as 85 units, Private Elementary Schools for 20 units, Public Junior High Schools for 14 units, Private High Schools for 12 units, MTs for 9 units, Public Senior High School for 10, Private Senior High School 7 units,


10, SMU Swasta 7 unit, Madrasah Aliyah berjumlah 5 unit, Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 4 unit, Sekolah menengah Kejuruan Swasta 4 unit .

MA for 5 units, Public Vocational High School 4 units, and Private Vocational High School for 4 units.

Sedangkan untuk perguruan tinggi yang berada di Kota Ternate meliputi, Universitas Khairun Ternate, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Ternate, Universitas Muhammadiyah Maluku Utara, dan STIKIP Ternate, sedangkan untuk kegiatan Kursus ketrampilan/non formal berjumlah 5 unit.

Whereas for universities in Ternate City include the University of Khairun Ternate, Domestic Islamic Religion High School, University of Muhammadiyah North Maluku, and STIKIP Ternate, while courses for skill/non-formal are as many as 5 units.

Transportasi dan Komunikasi

Transportation and Communication

Pembangunan sektor transportasi dan komunikasi oleh Pemerintah Kota Ternate mengalami peningkatan setiap tahunnya melalui berbagai upaya penambahan serta perbaikan fasilitas maupun penunjang transportasi. Semua moda transporasi baik transportasi darat, laut dan udara semakin banyak baik dari jumlah maupun dari segi jenismya. Fasilitas jalan, pelabuhan dan bandara diperbaiki dan dilakukan perawatan agar selalu baik guna peningkatan pelayanan terhadap masyarakat.

Development in the sector of transportation and communicaton by the government of Ternate City has increased year by year through various efforts of increasing the number of facilities and the reparation as well as supporting transportation. All transportation modes either transportations on land, sea and air have been increasing from the number and the types. Roads, harbours and airports facilities are repaired and retreated to be well-functioned in order to improve the quality of service to the public.

Pada bidang komunikasi, di Kota Ternate pelayanannya semakin meningkat seiring dengan kebutuhan dan perkembangan jaman. Perluasan jaringan layanan dan peningkatan kapasitas seperti dengan masuknya Speedy sebagai produk dari PT. Telkom menjadi bagian dari

In communication field, in Ternate City, the service has been getting better along with the needs and the area development. The expansion of service networking and the improvement of capacity such as the coming of Speedy as a product of PT. Telkom.

Angkutan Darat

Land Transportation

Seiring dengan bertambahnya panjang jalan yang berkondisi baik dan semakin mudahnya fasilitas kepemilikan kendaraan bermotor, maka semakin banyak pula angkutan darat maupun kendaraan pribadi di Kota Ternate. Berdasarkan laporan SAMSAT Kota Ternate pada tahun 2011 jenis kendaraan terbanyak yang terdaftar

Along with the increasing number of wellused roads and the easier the facility of vehicle ownership, the more number of public transportations on land or private vehicles in Ternate City. According to the report of SAMSAT in Ternate City in 2011, the most registered type of vehicles in SAMSAT Ternate City was the type of Prospects & Opportunities Ternate City In the Regional Autonomy

35


1

2

di SAMSAT Kota Ternate yaitu jenis sedan/ jeep/station wagon dan jenis sepeda motor/scooter masing-masing sebanyak 252 unit dan 2 292 unit. Masing-masing jenis kendaraan diklasifikasikan menjadi kendaraan umum, tidak umum/pribadi dan dinas.

sedan/jeep/station wagon and the type of motorcycle/scooter each was 252 units and 2.292 units. Every type of these vehicles is classified into public vehicles, non-public/ private vehicles and official. Information about the number of vehicles in Ternate City

Angkutan Penyebrangan

Cross Transportation

Wilayah Maluku Utara yang terdiri dari pulau-pulau menyebabkan transportasi antar kabupaten memerlukan kapal ferry sebagai salah satu angkutan penyebrangan. Jasa angkutan penyebrangan dari Kota Ternate ke kabupaten lain pengelolaannya di lakukan oleh PT (Persero) ASDP Cabang Ternate.

The area of North Maluku which contains islands cause the inter-regency transportation requires ferry boat as one of the cross transportation. The cross transportation service from Ternate City to other regencies are managed by PT (Persero) ASDP Ternate Branch.

3

36

Prospek & Peluang Investasi Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Kota Ternate


Beberapa trayek yang sudah dilayani oleh PT (Persero) ASDP Ternate diantaranya Ternate-Sofifi, Ternate-Tidore, dan TernateBabang. Secara umum baik jumlah kendaraan maupun jumlah penumpang yang menggunakan jasa angkutan penyebrangan pada tahun 2011 mengalami peningkatan daripada tahun 2010. Pada tahun 2011 jumlah penumpang untuk lintasan Bastiong-Rum naik 193,43 % dibandingkan tahun 2010, untuk lintasan Bastiong-Sidangoli naik 72,95 %, untuk lintasan Ternate-Babang naik 341,25 %, dan untuk lintasan Bastiong- Sofifi naik 74,64 %. Kenaikan yang sangat signifikan untuk lintasan Bastiong-Babang dan Bastiong Rum karena adanya penambahan jadwal penyebrangan.

Several designated route served by PT (Persero) ASDP Ternate are Ternate-Sofifi, Ternate-Tidore, and Ternate-Babang. In general, either the number of vehicles or the number of passenggers utilizing the cross transportation service in 2011 has increased compared to 2010. In this year, the number of passengers for the track between Bastiong-Rum increased as 193,43 % compared to 2010, for the track of Bastiong-Sidangoli increased to be 72,95 %, for the track of TernateBabang reached 341,25 %, and for the track of Bastiong-Sofifi was 74,64 %. The increase was very significant for the track of Bastiong-Babang and Bastiong Rum since there were additional schedules for the cross transportation.

Angkutan Laut

Sea Transportation

Ternate sebagai wilayah kepulauan yang di kelilingi oleh lautan tentu saja moda angkutan laut menjadi salah satu alat transportasi yang banyak digunakan baik oleh pedagang untuk mengirim barang dagangan maupun oleh penduduk Kota Ternate untuk berpergian ke wilayah di luar Maluku Utara.

Ternate as an archipelago area surrounded by seas certainly makes the sea transportation mode become one of the most used transportation tools for sellers to deliver their merchandises or for Ternate City public to travel outside the area of North Maluku.

Selain itu sebagai pusat perdagangan dan kegiatan ekonomi di Provinsi Maluku

Beside being the center of trading and economic activities in the province of

4 Prospects & Opportunities Ternate City In the Regional Autonomy

37


Utara, banyak kapal baik penumpang maupun barang yang berlayar dan singgah di pelabuhan Ternate. Pada tahun 2011 banyaknya penumpang yang berangkat dari pelabuhan Ahmad Yani sebanyak 386.821 orang sedangkan penumpang yang datang sebanyak 379.462 orang. Barang yang dibongkar di pelabuhan Ahmad Yani sebanyak 417.782 ton sedangkan barang yang di muat di pelabuhan sebanyak 19.984 ton. Barang yang dibongkar dari tahun ke tahun selalu lebih banyak daripada yang di muat karena distribusi barang dari luar wilayah Maluku Utara selalu lebih banyak dibandingkan ke luar wilayah Maluku Utara.

North Maluku, there are numerous ships either passengers ships or commodity ships sailing and stopping by in the Ternate Harbour. In 2011, the number of passengers departed from Ahmad Yani Harbor was 386.821 people, while the incoming passengers showed the number of 379.462. The unloading merchandise in Ahmad Yani Harbour was as much as 417.782 tons where as the loading merchandise showed the figure of 19.984 tons. Merchandises unloaded from year to year has always been more than the merchandises loaded because the goods’ distribution from the outer part of North Maluku are always more than to the outer part of North Maluku.

Angkutan Udara

Air Tranportation

Angkutan udara merupakan sarana transportasi udara yang perkembangannya pesat baik dari segi jumlah armada penerbangan, frekuensi penerbangan maupun jumlah rute.

Air transportation is the transportation facility which is fast growing from the side of the number of fleet , flight frequency or the number of routes.

Rute penerbangan tidak hanya melayani penerbangan ke luar wilayah Maluku Utara, tetapi juga melayani rute antar kabupaten di wilayah Maluku Utara.

Flight routes do not only serves flights to the outside North Maluku, but also serves the routes between regencies in the area of North Maluku. In 2011 North Maluku was served by 6 airline enterprises; they are Lion Air/Wings Air, Batavia Air, Sriwijaya Air, Garuda Indonesia, Express Air, Merpati Nusantara Airlines by the increasing number of flight

Pada tahun 2011 wilayah Maluku Utara dilayani oleh 6 maskapai penerbangan yang ada yaitu Lion Air /Wings Air, Batavia Air, Sriwijaya Air, Garuda Indonesia,

5

38

Prospek & Peluang Investasi Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Kota Ternate

6


(1) Moda Angkutan Darat Tradisional di Ternate (2) Terminal Angkutan darat di Kota Ternate, (3 Kapal-kapal fery menjadi alat penunjang untuk penyebrangan antar pulau (4) Kapal Lambelu salah satu yang melayani rute transportasi laut di Kota Ternate, (5) Bandara Udara Sultan Babbullah, (6) Presiden SBY tiba di Ternate, (7) Pesawat Garuda sedang di Bandara / (1) Traditional Land Transport Modes in Ternate (2) Terminal ground transportation in the city of Ternate, (3) a ferry ships supporting tools for inter-island crossing. (4) Ship Lambelu one serving marine transportation routes in the city of Ternate,(5) Sultan Babbullah Airport, (6) President SBY come to Ternate, (7) Garuda Airways on Airport.

7

Express Air, Merpati Nusantara Airlines. Dengan jumlah rute penerbangan yang semakin meningkat dari tahun sebelumnya. Di tahun2011 jumlah pesawat yang datang dan berangkat dari Bandara Sultan Babullah sebanyak 4.544 buah. Jumlah ini menurun 6,98 % dari tahun sebelumnya yang hanya 4.885 buah.

routes from the past years. In 2011, the number of airplanes arriving and departing from the Sultan Babullah Airport showed as 4.544 units. This figure decreased as 6,98 % from the previous years which was only showing 4.885 units.

Seiring dengan peningkatan jumlah pesawat yang dating dan berangkat, maka jumlah penumpang mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun sebelumnya. Hal ini di karenakan angkutan udara merupakan moda transportasi dengan beberapa keunggulan antara lain : cepat, harga bersaing serta lebih nyaman dibanding jenis angkutan lainnya, pada tahun 2011 jumlah penumpang yang datang sebanyak 215.553 orang, jumlah ini menurun 0,28 % dari tahun sebelumnya yang berjumlah 216.153 orang. Sedangkan

Along with the increasing number of flights in departure and arrival, the number of passangers increased significantly compared to the previous years. This is due to the view that air transportation is a transportation mode with several advantages such as: fast, competitive prices and more comfortable compared to other types of transportations, which in 2011 the number of incoming passengers was 215.553 people, this figure was decreasing for 0,28 % from the past year which was 216.153 people. Whereas Prospects & Opportunities Ternate City In the Regional Autonomy

39


40

jumlah penumpang yang berangkat dari bandara Sultan Babullah Ternate sebanyak 266.132 orang, jumlah ini meningkat 6,63 % dari tahun sebelumnya yang berjumlah 249.852 orang.

passengers departed from Sultan Babullah Airport Ternate as as many as 266.132 passengers, and this figure increased as 6,63 % from the previous year which was about 249.852 passengers.

Komunikasi & Telekomunikasi

Communication & Telecommunication

Sejauh ini jasa layanan aplikasi telematika belum mampu meningkatkan penyelenggara jasa pelayanan teknologi informasi yang dapat berfungsi sebagai pusat penyebaran informasi potensi daerah. Demikian juga halnya dengan sarana komunikasi dan diseminasi informasi belum dalam rangka pemberdayaan kelembagaan komunikasi sosial, hubungan kelembagaan komunikasi pemerintah daerah dengan kemitraan media untuk meningkatkan diseminasi informasi dalam rangka percepatan pertumbuhan ekonomi daerah.

So far, the service of telematics application has not yet been able to develop organizers of information technologi services which enable to function as the distribution center of region’s potential information. As with those of communication and dissemination facilities, they have not yet been able to do so to utilize social of regional government and media partnership to improve information disseminationn in order to support the rapid growth of region’s economy.

Pemanfaatan postel, komunikasi dan informatika perlu disosialisaikan secara terus menerus kepada masyarakat luas guna memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat dalam rangka keterlibatan masyarakat dalam pembangunan daerah untuk tujuan peningkatan pemerataan pelayanan ke seluruh daerah kecamatan yang ada di Kota Ternate serta peningkatan iklim usaha dan peran serta masyarakat dan mendorong optimalisasi penguasaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan yang tepat guna dan pembinaaan potensi pos, telekomunikasi dan informatika.

The utilization of postal, communication and information needs socialization to be conducted constantly to the public to benefit them optimally in order to involve public’s participation in the growth of their area which is aimed at improving the even distribution of services to the entire districs in Ternate City as well as the improvement of business climate and public’s involvement and support the optimalization in the mastery and use of the proper knowledge and potential building of post, telecommunication and information.

Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi melalui pengembangan dan pendayagunaan aplikasi telematika, kapasitas layanan informasi dan pemberdayaan potensi masyarakat dalam rangka mewujudkan masyarakat berbasis informasi, peningkatan aplikasi pelayanan publik dalam rangka meningkatkan

The use of information technology and communication by means of the development and utilizatinon of telematics application, capacity of information service and the utilization of citizens’ potentials in order to generate information-basis society, the improvement of public service applications in order to increase the added

Prospek & Peluang Investasi Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Kota Ternate


nilai tambah layanan belum berjalan sebagaimana yang diharapkan.

value of the services have not yet run as what was expected.

Demikian juga halnya dengan penyediaan dan pelaksanaan e-Government dan e-Business di Kota Ternate dalam rangka juga belum terlaksana secara maksimal. Hal ini disebabkan masih lemahnya koordinasi bersama antar Pemerintah Kabupaten/ Kota dengan Pemerintah Kota Ternate serta dunia usaha yang ada, guna kelancaran arus informasi dan kapasitas layanan informasi serta pemberdayaan potensi masyarakat dalam rangka mewujudkan masyarakat berbudaya informasi. Daya jangkau infrastruktur pos, komunikasi dan informatika untuk memperluas aksesibilitas masyarakat terhadap informasi dalam rangka mengurangi kesenjangan informasi perlu ditingkatkan. Sehingga penciptaan iklim usaha yang konstruktif dan kondusif di bidang industri komunikasi dan informatika tidak berjalan.

In addition, the preparation and implementation of e-Government and e-Business in Ternate City in have not yet been carried out maximally. This is because of the poor coordination among Districts/City Government and Ternate City Government along with the existing business enterprises, in order for smoothness of information flow and information service capacity as well as the utilization of public’s potentials aimed at creating information-cultured society. The coverage of infrastructure posts, communication and information to expand the accessibility of the public towards information in order to reduce information gap needs to be developed. Thereby the creation of constructive and condusive business climate in indutrial field of communication and information is not working effectlively. Cooperation and collaboration and the utilization of communication and information institutions of government and the publics support the mass media’s roles in order to improve the ethics and responsible information services as well as providing additional values for regional development. Strategic Issues: 1. Quantity and quality of the posts of facilities and infrastructures, telecommunication and information technology have not yet been maximized. 2. The network service of post, telecommunication, communication and information reaching Batang Dua, Moti and Hiri Island have not yet been at its maximum result. 3. The use of information technology as a publication media of region’s potentials is not maximal yet. 4. E-Government, e-Business and e-Society have not been implemented yet.

Kerjasama dan kemitraan serta pemberdayaan lembaga komunikasi dan informatika pemerintah dan masyarakat serta mendorong peranan media massa dalam rangka meningkatkan pelayanan informasi yang beretika dan bertanggung jawab serta memberikan nilai tambah pembangunan daerah. Isu Strategis : 1. Kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pos, telekomunikasi dan teknologi informasi belum maksimal. 2. Jaringan pelayanan pos, telekomunikasi, komunikasi dan informatika sampai ke Pulau Batang Dua, Moti dan Hiri belum maksimal. 3. Pemanfaatan teknologi informatika sebagai media publikasi potensi daerah belum maksimal. 4. E-Government, e-Bussiness dan e-Society belum terwujud.

Prospects & Opportunities Ternate City In the Regional Autonomy

41


42

Pos dan Telekomunikasi

Post and Telecommunication

PT. Pos Indonesia cabang Ternate dari tahun ke tahun juga selalu memperbaiki pelayanan bagi masyarakat umum. Pada tahun 2011 jumlah surat dalam negeri yang diterima dan dikirim oleh PT. Pos Indonesia sebanyak 122.048 dan 6.691 buah. Sedangkan jumlah surat luar negeri yang diterima dan dikirim melalui PT. Pos Indonesia sebanyak 1.956 buah dan 157 buah, jumlah ini naik drastis dibanding tahun lalu.

PT. Pos Indonesia in Ternate Branch has always improved its service to the public from year to year. In 2011, the number of domestic letters received and delivered by PT. Pos Indonesia was each as many as 122.048 and 6.691 letters. While the number of international letters received and delivered by means of PT. Pos Indonesia was 1.956 letters and 157 letters, where this amount increased drastically compared to the last year’s.

Jalan Raya

Main Road

Pada tahun 2011 panjang jalan yang ada di Kota Ternate seluruhnya sepanjang 269,651 km, dengan 87,522 km permukaannya aspal dan 44,188 km permukannya tanah. Dari seluruh panjang jalan yang ada di Kota Ternate sepanjang 101,955 km kondisinya baik, 53,416 km kondisinya rusak dan 68,575 km kondisinya rusak berat.

In 2011 the length of the road in Ternate City down the line was 269,651 km, with 87,522 km of asphalt surface and 44,188 km of it was soil surface. From the whole length of main roads in Ternate City, as the length as 101,955 km has good condition, 53,416 km was in poor condition and 68,575 km the conditions was severely damaged.

Prospek & Peluang Investasi Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Kota Ternate


Energi Listrik

Electricity Power

Ketersediaan energi listrik di Kota Ternate disalurkan melalui Jaringan Distribusi 20 KV. Hingga akhir tahun 2009, beban puncak di Kota Ternate adalah sebesar 14 MW,penjualan tenaga listrik di Kota Ternate hingga akhir 2009 adalah sebesar 82,42 GWh dengan komposisi penjualan per sektor pelanggan untuk Sosial adalah 2,49 GWh (3,02 persen), Rumah Tangga 46,39 GWh (56,28 persen), Bisnis 20,53 GWh (24,91 persen), Industri 1,55 GWh (1,88 persen), dan Publik 11,47 GWh (13,91 persen). Beberapa sektor jasa dan industri atau perusahaan memiliki pembangkit listrik untuk keperluan sendiri. Secara makro, kelistrikan di Kota Ternate masih dilaksanakan oleh PT. PLN (Persero) yang pemakaiannya masih didominasi oleh pelanggan rumah tangga.

The availability of electricity power in Ternate City was ditributed by means of Distribution Network 20 KV. Up to the year of 2009, the main electricity expense in Ternate City was 14 MW, the disposal of electricity power in Ternate City up to the end of 2009 was as big as 82,42 GWh with the disposal composition per customers’ sector for social was 2,49 GWh (3,02 percent), Household for 46,39 GWh (56,28 percent), Businesses for 20,53 GWh (24,91 percent), Industries for 1,55 GWh (1,88 percent), and Public was for 11,47 GWh (13,91 percent). Several service and industrial sectors or enterprises have their power station for their own needs. In macro view, electricity in Ternate City is still supplied by PT. PLN (Persero) in which the use is still dominated by household customers.

Sementara, rasio elektrifikasi di Kota Ternate baru mencapai 63,11 persen. Tantangan dalam lima tahun mendatang adalah memperluas jaringan layanan listrik di seluruh Kota Ternate dan meningkatkan akses masyarakat terhadap listrik terutama dalam mendorong perekonomian masyarakat dengan tumbuhnya sentra-sentra industri.

Meanwhile, the ratio of electrification in Ternate City has just reached the point of 63,11 percent. The challenge for the next five years is to expand electricity service network to the entire Ternate City and develop public’s access to get electricity particularly in supporting the growth of economy by the etablishment of industrial centers.

Penyediaan tenaga listrik termasuk pembangunan dan pengoperasian pembangkit serta sistem transmisi, pengelolaan sistem distribusi, dan pelayanan pelanggan. Tantangan dalam lima tahun mendatang dalam rangka mengantisipasi kebutuhan energi listrik di Kota Ternate adalah percepatan terwujudnya Kota Ternate.

The supply of electricity power including the development and operation of power station as well as transmission system, management of distribution system, and customer services. The challenge for the next five years in order to anticipate electricity needs in Ternate City is the acceleration of creating Ternate City.

Prospects & Opportunities Ternate City In the Regional Autonomy

43


44

Prospek & Peluang Investasi Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Kota Ternate


BAB 3

VISI, MISI & SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH chapter 3 VISION, MISSION, & GOALS REGIONAL DEVELOPMENT

Prospects & Opportunities Ternate City In the Regional Autonomy

45


BAB.3 VISI, MISI & SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH chapter 3 vision, mission, objectives & goals regional development

Walikota Ternate berpose bersama Piala Adipura

46

3.1. VISI DAN MISI

3.1. VISSION AND MISSION

a. Visi

a. Vission

Dengan mempertimbangkan keinginan luhur dari para pendiri bangsa dan cerminan hati sanubari rakyat Kota Ternate untuk mewujudkan kehidupan yang sejahtera lahir dan batin, memperhatikan isu strategis dalam lima tahun mendatang serta memperhatikan amanat konstitusional yang tercantum dalam Pembukaan UUD

Considering the higher self from nation’s founders and the public reflection of heartstrings in Ternate City to create prosperous life physically and spiritually, taking into consideration of strategic issues in the next five years as well as paying attention to constitutional mandate stated in the Opening of Constitution 1945, then

Prospek & Peluang Investasi Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Kota Ternate


1945, maka Visi Pembangunan Kota Ternate Tahun 2011-2015 adalah: Terwujudnya Ternate menjadi Kota “Berbudaya, Agamais, Harmonis, Mandiri, Berkeadilan dan Berwawasan Lingkungan” KOTA TERNATE “BAHARI BERKESAN” 1. Ternate Berbudaya, bahwa kebijakan pemerintahan maupun perilaku masyarakat haruslah mencerminkan nilai-nilai budaya dan adat se atoran sebagai sumber nilai yang terbukti ampuh menjadi spririt sosial dan spirit moral Moloku Kie Raha pada masa kejayaannya. Hal ini diarahkan untuk menumbuhkan kesadaran dan kecintaan terhadap nilai budaya dan adat se atoran dengan mengupayakan pelestariannya, sekaligus menjadikannya sistem nilai yang membentuk kesadaran sosial yang diharapkan terefleksi dalam perilaku sosial masyarakat.

the Development Vission of Ternate City Year 2011-2015 is: Realization of Ternate as a City of “Culture, Religion, Harmony, Independence, Justice and Environmental Horizon” TERNATE CITY “NAUTICAL IMPRESSION” 1. Ternate is Cultural, that the government policies and publics’ attitudes should reflect the values and cultures and traditions as well as rules as a source of values proven to be potent to become social and moral spirit of Moloku Kie Raha during his glory periods. This is directed to grow public’s awareness and affection toward the cultural values and traditions as well as rules by striving for their preservation, making them a value system which forms social awareness expected to be reflected in public’s social attitudes all at once.

2.

2. Ternate is Religious, is an effort to create and emerge the awareness of religions and spirituality inside the community which has been initiated since their childhood and adolescent time, which was directed to avoid various negative impacts of modernity to generate society with values, attitudes, noble characters, tolerance, full of affection, who put religion values in a certain place as a moral basis that forms social awareness and reflected in their social lives which are well-behaved, religious, safe and peaceful.

Ternate Agamais, adalah upaya menciptakan serta menumbuhkan kesadaran keberagamaan dan spiritualitas di dalam masyarakat yang dimulai sejak masa kanak-kanak dan usia remaja, yang diarahkan untuk menangkal berbagai dampak buruk modernitas upaya mewujudkan masyarakat bermartabat, berakhlaq, berbudi pekerti luhur, toleran, penuh belas kasih, yang menempatkan nilai keberagamaan sebagai basis moral yang membentuk kesadaran sosial dan tercermin dalam kehidupan sosial yang santun, religius, aman dan tentram.

3. Ternate Harmonis, artinya ngupayakan terwujudnya keserasian, keselarasan dan keseimbangan lingkungan sosial dan lingkungan fisik perkotaan, melalui tata ruang perkotaan terpadu, serasi, nyaman dan sehat, yang mampu mengakomodasi dinamika ekonomi, sosial budaya, dan politik

3.

Ternate is Harmonious, meaning that putting efforts in order to create aptitute, harmony and balance of social and physical environment in the city, by means of cohesive, harmonious, comfortable and healthy city layout that enable to accommodate the dynamics of economy, socioculture and politics in Prospects & Opportunities Ternate City In the Regional Autonomy

47


48

secara seimbang melalui ketersediaan ruang publik yang representatif bagi seluruh masyarakat tanpa kesan pengabaian dan diskriminasi, sehingga menumbuhkan rasa memiliki terhadap Kota Ternate, terpeliharanya persatuan dan kesatuan, meningkatkan wawasan kebangsaan, kerukunan dalam pembauran, semangat persaudaraan, sikap toleran baik antar umat beragama, antar etnik, maupun antar kelompok.

an equal way through the availability of representative public spaces for all levels society without having the impressions of negligence and discrimination, thus create the sense of belongings towards Ternate City, maintain the coalescence and unity, upgrading nationalistic view, harmony in integration, the spirit of brotherhood, good tolerant behaviors among members of a religious community, among ethnics, or among groups.

4. Ternate Mandiri, artinya menjadikan Ternate Kota Jasa dan Perdagangan sebagai pusat perekonomian Maluku Utara, melalui penataan sistem pengelolaan keuangan daerah yang efififisien, ekonomis, kompetitif, dukungan infrastruktur ekonomi yang memadai, kepastian hukum, kemudahan investasi. Sekaligus mendorong kreatifitas dan produktifitas melalui pengembangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah agar lebih produktif dan berdaya saing, yang diarahkan pada kemandirian ekonomi masyarakat.

4. Ternate is Independent, means to make Ternate City as a city of service and commerce As a center of economy in the area of North Maluku, through the efficient, economic and competitive management system of region’s fund/budget, the support of sufficient economic infrastructures, law assurance, investment facilities as well as encouraging creativity and productivity by the development of Cooperation and Small-Medium Micro Business to be more productive and competitive which is directed towards society’s economic independence.

5. Ternate Berkeadilan, artinya mewujudkan prinsip persamaan hak warga negara di hadapan hukum dan pemerintahan yang diarahkan pada penegakan supermasi hukum, perlindungan HAM, keterbukaan akses dan kesempatan yang merata dalam pelayanan publik disemua bidang yang diarahkan secara sungguh-sungguh pada upaya menjamin kesejahteraan rakyat melalui kebijakan APBD yang memihak rakyat, serta kualitas pelayanan publik, pemerataan akses pelayanan kesehatan, pendidikan, kesempatan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat, teratasinya masalah perkotaan seperti kemiskinan, mengurangi kesenjangan antar wilayah

5. Ternate is Just, meaning to realize the equality principle of citizens’ rights in the face of law and governance guided towards the implementation of rules of law, human rights protection, access transparency and equal opportunities in public services in the entire areas directed in a real efforts to assure public’s welfare through APBD policies which take sides of the public, as well as the quality of public services, access equalization to services of health, education, job opportunities, the improvement of public’s income, the settlement of city issues such as poverty, reducing the gaps between areas and sectors, as well as the utilization of society until they are able to meet their basic needs.

Prospek & Peluang Investasi Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Kota Ternate


Gedung Kantor Walikota Ternate

dan sektoral, serta pemberdayaan masyarakat hingga mampu memenuhi kebutuhan dasarnya (basic needs). 6. Ternate Berwawasan Lingkungan, artinya mengupayakan penataan pembangunan perkotaan yang seluruh arah perkembangannya didasarkan pada keasrian dan keaslian potensi lingkungan fifisik dan lingkungan sosial budaya, dengan memperhatikan keseimbangan ekologis. Hal ini diarahkan pada upaya revitalisasi lingkungan fisik perkotaan dan lingkungan hidup yang hijau, asri, nyaman, dan sehat melalui penataan yang padu dan serasi antara lingkungan hidup dan lingkungan sosial, yang diharapkan memberi ketenangan, kenyamanan dan kedamaian kepada warga masyarakat, sekaligus mengupayakan pelestarian ekologi pantai, dan menghindari kecenderungan eksploitasi lingkungan

6. Ternate is Environmentally Horizon, means to make efforts of managing the development of cities which the whole directions of its development are based on beautiful and natural potentials of its physical environment and sociocultural environment, by taking into consideration the ecological balance life. This is directed to the efforts of revitalizing the physical environment of cities and green, fresh, comfortable and healthy living environment through harmonious and compatible structuring between living environment and social environment, which is expected to give composure, comfort and peace to all citizens, and efforts of conserving coastal ecology, and avoid the tendency of the exploitation of physical environment and coastal ecology as Prospects & Opportunities Ternate City In the Regional Autonomy

49


fisik dan ekologi pantai sebagai dampak pengembangan water front city, dan perilaku masyarakat yang relatif belum ramah lingkungan.

50

the impact of the development of water front city, and society’s behaviour which has not relatively been environmentally friendly.

b. Misi

b. Missions

Dalam upaya mewujudkan visi pembangunan Kota Ternate Tahun 2011-2015 tersebut, misi pembangunan Kota Ternate adalah sebagai berikut: 1. Mewujudkan Ternate yang agamis. 2. Mewujudkan pemerataan Sarana dan Prasarana perekonomian yang lebih representatif. 3. Membangun Ternate sebagai kota pesisir berbasis lingkungan. 4. Membangun Ternate sebagai kota pariwisata berciri budaya dan bahari. 5. Membangun Ternate sebagai kota terbuka, demokratis dan adil. 6. Membangun Ternate yang sehat dan sejahtera.

In order to create development vision of Ternate City Year 2011-2015 as explained above, the missions of the development of Ternate City are as the following: 1. Creating religious Ternate. 2. Creating the equality of more representative economic facilities and infrastructures. 3. Building up Ternate as an environmentbased coastal city. 4. Building up Ternate as a tourism city with cultural and nautical characters. 5. Building up Ternate as an open, democratic and fair city. 6. Building up healthy and prosperous Ternate.

Prospek & Peluang Investasi Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Kota Ternate


3.2.Program Pembangunan

3.2. Policy Direction

Penetapan program prioritas pembangunan Ternate yang dijabarkan dalam 11 Program Pembangunan Kota Ternate 2011 - 2015, adalah :

The decree of the priority development program in Ternate which is described in 11 Development Programs of Ternate City 2011 - 2015, consists of the following points:

1. Mewujudkan Tata Pemerintahan yang Baik, Dengan Kapasitas Sumber Daya Aparatur yang Profesional, Bersih dan Berwibawa, Serta Birokrasi yang Efisien, Efektif, Kreatif, Inovatif dan Responsif. dengan beberapa prioritas kegiatan, diantaranya :

1. Realizing well-managed government, with the capacity of professional, transparent and authoritative apparatus resources, as well as efficient, effective, creative, innovative and responsive bureaucracy with several prioritized activities, they are:

a. Melakukan penataan organisasi perangkat daerah yang efektif dan efisien. b. Mewujudkan aparatur pemerintahan yang profesional, bersih (bebas KKN), kreatif, inovatif dan responsif dlm optimalisasi kinerja fungsi dan tugasnya. c. Mengubah mainset aparatur yang berorientasi program dengan target serta manfaat terukur, aparatur yang berkarakter demokratis dan terbuka dalam memberikan pelayanan publik yang berkualitas d. Menyelenggarakan prinsip reward and punishman untuk menilai kinerja dan prestasi aparatur dalam rotasi maupun promosi jabatan

a. Performing the effective and efficient management organization of regional apparatus. b. Creating professional, transparent (free of KKN), creative, innovative and responsive government apparatus in optimizing their functional and task performance. c. Changing the apparatus’ mindset which is oriented to programs with targets and measured benefits, characterized, democratic and transparent apparatus in providing qualified public services d. Implementing the principle of reward and punishment to evaluate the apparatus’ performance and achievement in the rotation or job promotion

2. Kebijakan Anggaran (APBD) yang proporsional dan Pro Rakyat. a. Menetapkan One Village One Program (satu Kelurahan, satu Program Unggulan), yang di dahului dengan penguatan kapasitas Aparatur, pemantapan Visi Misi Kelurahan dan identifikasi potensi unggulan setiap Kelurahan. b. Membangun rumah Layak Huni Keluarga Kurang Mampu melalui dana stimulus Pemerintah Daerah dengan cara menggalang keswadayaan

2. Proportional and Pro-Public Budgetary Policies (APBD). a. Determining One Village One Program, which was initiated by the reinforcement of apparatus’ capacity, the consolidation of vision-mission of a village and identifying superior potentials of every village. b. Building houses which can be properly inhabited by Low Income Families by means of stimulus budget from Regional Government by the way of collaborating society’s innate strengths Prospects & Opportunities Ternate City In the Regional Autonomy

51


1

2

(1) Acara Ramah Tamah Pemerintah Kota Ternate bersama Pangdam XVI Patimura, (2) Suasana Perekonomian di Kota Ternate

52

masyarakat (Gotong Royong/Bari). c. Bantuan Dana Rutin untuk Masjid/ Gereja dan tempat ibadah lainnya d. Pembinaan Generasi Muda untuk kegiatan usaha produktif dan atau pengembangan prestasi, minat dan bakat

(Mutual Assistance / Bari). c. Routine Fund Assistance for Mosques / Churches and other worship places d. Developing Young Generation for productive business activities and/or developing achievement, interests and talents

3. Pendidikan Murah, Terjangkau dan Berkualitas. a. Memperbaiki sarana pendidikan, pemerataan tenaga pengajar dan peningkatan mutu pendidikan pada semua tingkatan. b. Mewujudkan Pendidikan Dasar yang berkualitas dengan mengalokasi dana penunjang kegiatan sekolah melalui APBD untuk menutupi kekurangan Dana Bantuan Operasional sekolah. c. Menyediakan Buku Pelajaran di Perpustakaan Sekolah untuk Meningkatkan Kualitas P e n d i d i k a n dan Mengurangi Beban Orang Tua Siswa. d. Memberikan beasiswa kepada guru berprestasi untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi yang disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan mutu pendidikan di daerah

3. Inexpensive, Affordable and Qualified Education. a Developing education facilities, equalization of teaching staffs and improving the quality of education in all levels. b Creating qualified Elementary Education by allocating the supporting fund for school’s activity through APBD to cover up the deficiency of School’s Operational Supporting Fund. c Preparing textbooks in schools’ libraries in order to improve the quality of education and reducing the responsibility of learner’s parents. d Providing scholarship for prestigious teacher to continue study to higher levels of education adjusted to the needs of the development of education quality in the region

Prospek & Peluang Investasi Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Kota Ternate


4. Kesehatan Murah, Terjangkau dan Berkualitas. a Perbaikan sarana prasarana Pelayanan Kesehatan, Ketersediaan Dokter dan Tenaga Keperawatan, serta obatobatan pada setiap Puskesmas/Pustu/ Polindes, untuk menjamin kualitas pelayanan kesehatan masyarakat. b. Memberikan insentif kepada bidan desa atau tenaga kesehatan di daerah terpencil, atau daerah dengan jangkauan dan tingkat kesulitan transportasi. c. Memberikan beasiswa kepada dokter, tenaga medis putera / puteri daerah berprestasi terutama dari keluarga kurang mampu untuk melanjutkan ke jenjang spesialis atau ke jenjang pendidikan lebih tinggi. d. Pelayanan Jamkesda, secara efektif, tepat sasaran, pelayanan yang menjangkau seluruh masyarakat miskin, dengan pengawasan dan evaluasi berkala agar penyelenggarannya terus diperbaiki.

4. Inexpensive, Affordable and Qualified Health. a Betterment of facilities and infrastructures for Health Services, the availability of doctors and nursing staffs, as well as medicines in every local government clinic/Pustu/Polindes, to ensure the quality of health services to the public. b Providing incentives for village midwifes or health staffs in remote areas or areas with the reach and difficulty level of transportation. c Providing scholarship for doctors, prestigious female/male medical staffs particularly those coming from Low Income Families to continue study to the level of specialists or to higher level of education. d Regional health insurance service effectively, right to the target, services which covers the entire levels of poor society, by the periodic supervision and evaluation so that the implementation will always be improving.

5. Peningkatan Ekonomi Rakyat, melalui pengembangan Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perluasan Lapangan Kerja. a. Pengembangan Koperasi, UMKM, Pedagang Tradisional dan PKL melalui fasilitas bantuan modal usaha, berupa dana bergulir atau pinjaman lunak, dengan pendampingan manajemen, penyediaan sarana produksi dan akses pasar. b. Memberikan kemudahan izin usaha pada masyarakat. c. Memberikan kepastian hukum & kemudahan izin usaha bagi Investor. d. Menggalakkan kursus dan pelatihan kepada pengangguran terbuka unskill, untuk di-arahkan pada usaha kecil menengah yang didukung penyertaan modal dan pendampingan manajemen.

5. The improvement of public’s economy, by means of developing cooperation, Small-Medium Micro Businesses and the expansion of job opportunities. a. Developing cooperation, SmallMedium Micro Businesses, Traditional Sellers and PKL through the facility of business capital fund, in forms of fund in rotation or soft loan, with management assistance, the provision of production facilities and access to the market. b. Providing the access of business permission to the public. c. Providing law assurance and the access of business permission to investors. d. Implementing courses and trainings to unskilled open unemployment, to be directed towards small-middle enterprises supported by capital investment and management assistance.

Prospects & Opportunities Ternate City In the Regional Autonomy

53


54

6. Pelayanan Publik yang Cepat, Murah dan Mudah. a. Membentuk Lembaga Perijinan dalam mengoptimalkan pelayanan kepada masyarakat. b. Menghilangkan segala bentuk Pungutan Liar yang menyebabkan ekonomi biaya tinggi dan merusak citra pelayanan publik. c. Menyediakan Database kependudukan Online. d. Pelayanan Pembuatan KTP, KK dan Akta Kelahiran Gratis dan dilimpahkan ke Kelurahan agar lebih mudah dijangkau masyarakat

6. Quick, Affordable and Easy Public Services. a Forming licensing institution to optimize services provided to the public. b Eliminating all kinds of extortion which cause high cost economics and damaging the image of public services. c Providing online population database. d Providing free service of making Personal Identity Card, Family Certificate, Birth Certificate, and delegated to village so that it’s easy to reach by the public.

7. Percepatan dan pemerataan infrastruktur pada wilayah kecamatan di luar perkotaan.

7. Velocity and equalization of infrastructure in the area of district outside the city.

a. Mempercepat pembangunan sarana infrastruktur wilayah pada kecamatankecamatan diluar kawasan perkotaan. b. Pemerataan pelayanan Air Bersih pada kawasan dataran tinggi di pulau Ternate dan pada kecamatan di luar Ternate (Hiri, Moti dan Batang Dua) c. Pemerataan pelayanan Listrik pada Kelurahan yg tidak terjangkau layanan PLN, melalui sumber energi alternatif lainnya

a. Accelerating the development of infrastructure facilities in the district areas outside the area of the city. b. Equalization of service concerning about clean water in the plateau region in Ternate Island and in the districts outside Ternate (Hiri, Moti and Batang Dua) c. Equalization of electricity services to villages where PLN services are unreachable, through other alternative energy sources.

8. Penataan, pengendalian dan pemanfaatan ruang kota yang serasi antara kebutuhandan daya dukung lahan, antar aspek topografi dan kawasan pantai / pesisir berbasis keterpaduan dan keserasian lingkungan sosial budaya dan ekologis.

8. Structuring, controlling and utilizing city space which is harmonious between the needs and land supporting point, between topographic aspect and coastal areas which is based on cohesiveness and harmony of socio cultural and ecologic environment.

a. Penataan kawasan Pasar Gamalama, tapak I plus dan tapak II, sebagai sentra perekonomian modern dengan aksentuasi ornamen kebudayaan lokal. b. Mengoptimalkan Pasar Bastiong, Dufa-

a. Structuring the area of Gamalama Market, tapak I plus and tapak II, as the centre of modern economy with local cultural ornament emphasis. b. Optimizing Bastiong Market, Dufa-dufa, Kota baru and Sasa Market as traditional

Prospek & Peluang Investasi Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Kota Ternate


dufa, Kota baru dan Pasar Sasa sebagai pasar tradisional dengan dukungan regulasi pemerintah. c. Penataan taman kota dan ruang terbuka hijau kawasan perkotaan sebagai area publik yang asri, nyaman dan tertib. d. Pemantapan Visi dan penataan kawasan Kota Baru berbasis pendidikan dan berciri lokal secara terpadu dan akomodatif terhadap masyarakat setempat. e. Penataan area depan kedaton kesultanan, lapangan Ngara Lamo, Dodoku Ali sebagai ruang terbuka hijau berciri budaya, yang dijadikan alun-alun kota dan taman ekspresi seni budaya. f. Mendorong program partisipatif untuk mewujudkan Ternate sebagai Kota Pesisir yangHijau, Asri, Bersih, Nyaman, dan Ramah Lingkungan

markets with government regulation support. c. Structuring city parks and green open spaces of city area as a fresh, comfortable and order public area. d. Consolidation of vision and structuring the area of Kota Baru which is educational based and has local character cohesively and with accommodation for local citizens. e. Structuring the front area of Sultanate Palace, Ngara Lamo field, Dodoku Ali as open green spaces which have cultural characters that become city quad and art and culture Expression Park. f. Supporting the participation to realize Ternate as a Coastal City which is Green, Fresh, Clean, Comfortable, and Environmentally Friendly

9. Pengembangan Masyarakat Kawasan Pesisir secara berkelanjutan.

9. Continuous Development of the Public in the Coastal Area.

a. Melakukan pemetaan potensi masyarakat pesisir untuk merumuskan program pengembangan yang tepat. b. Bantuan fasilitas sarana dan peralatan kepada Petani dan Nelayan untuk meningkatkan produktifitasnya. c. Memberikan bantuan modal usaha dan pendampingan kepada kegiatan pengolahan hasil produksi pertanian dan perikanan. d. Melakukan kerjasama dengan Perguruan Tinggi dan Lembaga Swadaya Masyarakat dalam melakukan pendampingan pemberdayaan.

a. Mapping the society’s potentials to formulate proper development programs. b. Assistance in forms of facilities and equipments to Farmers and Fishermen to improve their productivity. c. Providing aids of business capital and assistance to the activity of processing agriculture and fishing products. d. Collaborating with Universities or Non Governmental Organizations in performing the assistance of utilization.

10. Membangun Kepedulian Sosial, Kesadaran Nilai K e a g a m a a n , Kebudayaaan dan Adat Istiadat. a. Penguatan Kurikulum Pendidikan Agama dan Kurikulum Muatan Lokal tentang Budaya dan Adat Istiadat

10.Building up Social Care, Awareness of Religious, Cultural and Traditional Values. a. Reinforcing the Curriculum of Religion Education and Curriculum of Local Content about Culture and Traditions of Prospects & Opportunities Ternate City In the Regional Autonomy

55


56

Ternate pada semua tingkatan Sekolah sejak Pendidikan Usia Dini hingga Perguruan Tinggi. b. Mengoptimalkan fungsi Taman Pengajian Al-Qur'an sebagai tempat pendidikan baca tulis Al-Qur'an, sekaligus memberikan p e m a h a m a n tentang syariah, Akhlaq, Budi Pekerti sejak Usia Dini dan Sekolah Dasar. c. Membina Kerukunan Antar Ummat Beragama, Antar Suku, Etnis dan Subetnis, melalui kegiatan Sosial Keagamaan dan Kebudayaan. Memanfaatkan momentum Hari-hari Besar Nasional, Hari-hari Besar Keagamaan dan Hari-hari Besar Daerah dengan kegiatan bernuansa Keagamaan dan Kebudayaan. Melestarikan Situs, Artifak, dokumen sejarah dan Aset Seni Budaya Kota Ternate. d. Menjamin pelestarian adat dan budaya Ternate.

Ternate to all levels of Schools since Early Childhood Education up to Universities. b. Optimizing the function of Qur’an Study Spaces as an education place for reading and writing Qur’an, as well as giving understanding about syariah, morals, and manners since Early Childhood and Elementary School. c. Developing harmony amongst members of religions, inter tribal and ethnics and sub ethnics, through social religious and cultural activities. d. Utilizing the moments of National Holidays, Great Religious Holidays and Region’s Holidays by the activities with the nuance of Religion and Culture. e. Conserving Archaeological Sites, Artefacts, historical documents and Art and Cultural Assets of Ternate City. f. Ensuring the conservation of Ternate’s traditions and cultures.

11. Penegakan Supremasi Hukum, dan Hak Azasi Manusia.

11.Establishment of Rules of law and Human Rights.

a. Mendorong regulasi daerah yang menjamin kepastian hukum dan kemudahan investasi. b. Memperkuat regulasi terhadap partisipasi publik yang dinamis, efektif dan bertanggungjawab dalam mewujudkan transparansi dan akuntabilitas. c. Memperkuat regulasi yang menjamin Standar Pelayanan Minimal pada bidang pelayanan dasar untuk publik. d. Meninjau kembali Peraturan Daerah yang berdampak pada tidak kondusifnya keuangan d a e r a h , terjadinya ekonomi biaya tinggi, dan menghambat pertumbuhan ekonomi rakyat.

a. Supporting region’s regulations which ensure law assurance and the easy access of investment. b. Reinforcing regulations towards dynamic, effective and responsible public involvement in creating transparency and accountability. c. Reinforcing regulations which ensure the minimum standard of services in the field of basic services for the public. d. Reviewing Region’s Regulation which results in non conducive regional finance, the higher costs of economy, and obstructing the growth of public’s economy.

Prospek & Peluang Investasi Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Kota Ternate


3.3. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

3.3. STRATEGY AND POLICY DIRECTION

Dalam upaya mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan menuju Kota Ternate sejahtera dan terdepan bersama masyarakat cerdas yang berbudaya, perlu perubahan secara mendasar, terencana dan terukur. Strategi dan arah kebijakan Pemerintah Kota Ternate Tahun 2011-2015 mengacu pada tiga arus utama perubahan, yaitu Reorientasi, Reposisi dan Revitalisasi (3R-Change).

In order to realize vision, mission, goals and targets of development toward prosperous and superior Ternate City together with the intelligent and cultural society, there needs to have basic, planned and measurable changes. Strategy and policy direction of the Government of Ternate City Year 20112015 referred to three primary flows of changes, they are Reorientation, Reposition and Revitalization (3R-Change). Further meaning explanation from those changes is Intelligent development carried out reliably by trusted people and hold on the Norms imposed through joined movement towards developing economy reached by changing the direction (Reorientation), proportional self placement (Reposition) and lean on a good planning power (Revitalization).

Pemaknaan lebih lanjut dari perubahan tersebut adalah pembangunan secara Cerdas yang dilaksanakan dengan Handal oleh orang yang Amanah dan memegang Norma yang berlaku melalui Gerakan bersama menuju Ekonomi maju yang dicapai dengan mengubah haluan (Reorientasi), penempatan diri yang proporsional (Reposisi) dan bersandar pada kekuatan rencana yang baik (Revitalisasi).

3.3.1.REORIENTASI, REPOSISI DAN REVITALISASI

3.3.1.REORIENTATIOIN, REPOSITION AND REVITALIZATION

a. Reorientasi

a. Reorientation

Reorientasi dimaksudkan untuk mengubah haluan pelayanan publik Pemerintah Kota Ternate menjadi lebih cepat, mudah, bermutu dan adil. Reorientasi juga menyangkut perubahan cara pandang, cara mengelola sumberdaya dan cara bertindak aparat Pemerintah Kota Ternate yang lebih efisien dan efektif dengan tetap mengutamakan pelayanan prima kepada masyarakat. Reorientasi dilakukan melalui berbagai upaya pengembangan sumberdaya manusia aparat pemerintah yang profesional, bersih, berwibawa, tunduk pada hukum, serta taat pada norma umum yang berlaku.

Reorientation is aimed at changing the direction of public services of the government of Ternate City to be faster, easier, more qualified and fairer. Reorientation also involves the changes of standpoint, ways how to process resources and how to take action of government apparatus of Ternate City which is more efficient and effective by still prioritizing excellent services to the public. Reorientation is implemented through various efforts of development of human resources in the government apparatus which is professional, transparent, authoritative, obedient to law and obedient to general norms imposed.

Prospects & Opportunities Ternate City In the Regional Autonomy

57


58

Reorientasi juga menyangkut pemanfaatan hasil-hasil pembangunan yang harus dirasakan adil dan merata oleh seluruh masyarakat Kota Ternate. Pembangunan tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan produksi dan pendapatan, tetapi juga meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil pembangunan ke seluruh kecamatan. Pertumbuhan ekonomi yang akan dicapai adalah pertumbuhan yang lebih berkualitas yang disertai dengan pengurangan kemiskinan dan pengangguran. Oleh sebab itu, manajemen pembangunan harus diarahkan untuk memacu pemerataan melalui pertumbuhan. Reorientasi dilakukan pula dengan mengutamakan pembangunan kerakyatan dan pemberdayaan masyarakat. Dengan demikian, strategi, kebijakan dan program pembangunan Kota Ternate diarahkan untuk mendorong partisipasi masyarakat secara penuh dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi pembangunan.

Reorientation is also related to the utilization of development products that should be used failry and equally by the entire citizens of Ternate City. Development is not only aimed at improving the productivity and incomes, but also aimed at improving the equalization of the development and its results to all districts. Economic growth that will be obtained is a more qualified growth along with the decrease number of poverty and unemployment. Therefore, the management of development should be directed to encourage equalization by means of the growth. Reorientation is also carried out by prioritizing the development of democracy and the utilization of the society. Thereby, strategies, policies and development programs of Ternate City are directed to encourage society’s full participation in planning, implementing, supervising and evaluating the development.

b. Reposisi

b. Reposition

Reposisi dimaksudkan untuk menegaskan dan menguatkan peran Pemerintah Kota Ternate dalam melakukan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergi berbagai kebijakan dan program pembangunan untuk mewujudkan masyarakat Kota Ternate yang sejahtera dan terdepan. Reposisi berarti juga pelaksanaan peran dan fungsi Pemerintah Pusat di daerah secara bijak dan bertanggung jawab. Dengan demikian, pelaksanaan otonomi daerah akan mendorong kemandirian daerah dengan pengelolaan pembangunan yang lebih efektif, efisien dan produktif. Reposisi juga berkaitan dengan perubahan paradigma dari penerima yang pasif menjadi penyumbang yang aktif pada pencapaian tujuan pembangunan, dan perubahan paradigma dari mengatur ke dalam (inward looking) menjadi mencari

Reposition is aimed at determining and reinforcing the roles of Ternate City Government in performing the coordination, integration, synchronization and synergy of various policies and development programs to create prosperous and superior Ternate City Society. Reposition can also mean the implementation of roles and functions of central government in the areas wisely and responsibly. Therefore, the implementation of regional autonomy will encourage the region’s independence by more effective, efficient and productive ways of organizing the development. Reposition is also concerned with the changes in paradigm from the passive receivers to the active contributor towards the attainment of developmental goals, and the changes in paradigm from inward looking to be outward looking. This

Prospek & Peluang Investasi Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Kota Ternate


ke luar (outward looking). Reposisi ini berarti kemajuan hanya dapat dicapai melalui upaya sinergis yang memadukan semua unsur kekuatan dan berbasis pada kemampuan daerah. Oleh karena itu, kerjasama antar daerah yang saling menguntungkan harus dibangun secara intensif sebagai sarana percepatan pembangunan. Reposisi tersebut mengharuskan perbedaan pola kerja dari para pimpinan di lingkungan Pemerintah Kota Ternate agar tidak sepenuhnya menggantungkan pada kekuatan sumbedaya alam, manusia, dan buatan yang tersedia, tetapi harus mampu membangun jejaring yang luas dalam pembiayaan, pengembangan pasar, dan investasi.

reposition means that a progress will only be reachable by means of synergic efforts which integrate all unsure of powers and based on regional’s capability. Thereby, cooperation inter region in a mutual relationship should be made intensively as a tool of accelerating the development. That reposition urgently requires the difference of working methods from the leaders in the area of Ternate City Government to be not fully dependent on the power of human resources, and the available products, but should be able to build large network in the budgeting and costing, market development and investment.

Konsekuensi dari paradigma baru tersebut adalah perbaikan pelayanan ke dalam dan kemudahan akses dan kepercayaan yang tinggi dari luar. Pimpinan daerah harus mampu menjadi pembangun birokrasi yang bersih dengan pelayanan efektif dan efisien. Pemikiran ini juga sejalan dengan arah baru pembangunan daerah yang menuju kemandirian ekonomi yang berarti menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri.

The consequence from the new paradigm is the betterment in services inside and the accessibility and high trust from the outside. Region’s leaders should be able to be the founder of clean bureaucracy with effective and efficient services. This viewpoint goes along with the new direction of regional development which is forwarding into economic independence which means to become the leader for him.

c. Revitalisasi

c. Revitalization

Bertolak dari pemikiran Reorientasi dan Reposisi, Pemerintah Kota Ternate sebagai perencana, pelaksana, dan penyediaan dana pembangunan harus melakukan revitalisasi dalam merumuskan satu acuan pembangunan sebagai peta jalan (road map) menuju kesejahteraan. Perencanaan merupakan kewajiban pimpinan tertinggi di daerah yang didelegasikan kepada SKPD terkait. Kelemahan di masa lalu adalah perencanaan pembangunan dilakukan secara parsial menurut masing-masing sektor.

Apart form the viewpoint of reorientation and reposition, the government of Ternate City as a planner, implementer, and provider of development fund needs to do revitalization in formulating one development guideline as a road map to reach prosperity. Planning is the responsibility of the highest level of leader in the area which is delegated to the related SKPD. The weakness from the past time was that the planning of development was carried out partially according to each sector.

Prospects & Opportunities Ternate City In the Regional Autonomy

59


60

Dengan demikian, rencana pembangunan merupakan mosaik yang terlepas satu dengan lainnya.

Consequently, the development plan was only a mosaic which is separated to each other.

Revitalisasi dimaksudkan untuk menguatkan kembali (revitalisasi) perencanaan pembangunan dan lembaga perencana. Dalam satu daerah hanya ada satu rencana pembangunan induk yang menjadi acuan semua pihak terkait dan bertanggungjawab dalam pelaksanaan dan pembiayaan. Hal ini memungkinkan terjadinya keterpaduan dalam pelaksanaan pembangunan sehingga lebih efektif, efisien dan profesional.

Revitalization is aimed at reinforcing (revitalization) the development planning and planning institution. In one region, there is only one primary development planner which becomes the reference for all related parties and be responsible in the implementation and costing. This enables synchronization to happen in the implementation of the development so that it is more effective, efficient and professional.

Selain itu, revitalisasi dimaksudkan untuk mengangkat nilai budaya dalam menyusun perencanaan pembangunan sehingga ciri khas daerah menjadi yang utama dan nyata. Kedudukan pimpinan atau perencana tradisional perlu dilibatkan untuk mewarnai pembangunan dengan potensi dan kearifan lokal. Dalam perspektif ini, peningkatan kesejahteraan masyarakat menjadi sesuai dengan nilainilai budaya, norma, dan kearifan daerah serta adat se atoran.

Besides that, revitalization is also aimed to increase the cultural value in arranging the development plan so that regional’s special characteristics become the priority and reality. The position of the leader or traditional planner does not need to be involved in colouring the development with local potentials and ability. Within this perspective, the improvement of society’s prosperity becomes suitable with the cultural values, norms and regional ability as well as the traditions.

3.3.2. STRATEGI INTI

3.3.2. CORE STRATEGY

Strategi inti merupakan manajemen Pemerintah Kota Ternate untuk mempercepat masa transisi, menata diri, dan mendorong perubahan mendasar dalam manajemen Pemerintah Kota Ternate yang lebih transparan, fleksibel, partisipatif, akuntabel dan kerjasama organisasi yang saling melengkapi. Manajemen pemerintahan Kota Ternate bertumpu pada pimpinan yang berkualitas dan berpengalaman dengan ciri mempunyai karakter, kompetensi pribadi, kompetensi kelompok, fokus kepada hasil dan memimpin perubahan organisasi. Pemimpin yang berkualitas dihasilkan dari

Core strategy is the management of Ternate City government to accelerate transition period, managing self, and encouraging fundamental changes in the management of Ternate City government which is more transparent, flexible, participative, accountable, and organization’s collaboration that completes each other. The management of Ternate City government is concentrated on qualified and experienced leader which have characters, personal competency, group competency, focus on the result and lead to the organizational changes. Qualified leaders are created from the

Prospek & Peluang Investasi Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Kota Ternate


proses pembelajaran, pengembangan diri, dan peningkatan kompetensi.

process of learning, self development, and competency improvement.

Dalam menghadapi permasalahan dan tantangan Kota Ternate yang semakin kompleks dan dinamis, Pemerintah Kota Ternate dituntut untuk bekerja lebih profesional dalam meningkatkan mutu, efisiensi dan efektivitas pembangunan, dengan memperhatikan kaidah pembangunan berkelanjutan serta menjaga keserasian, keseimbangan dan keselarasan aspek ekonomi, sosial dan ekologi. Dalam upaya menjamin terlaksananya tiga arus utama perubahan, strategi yang diperlukan meliputi: (1) pemimpin berkualitas dan berpengalaman, (2) azas organisasi, (3) budaya organisasi, (4) sentralisasi perencanaan dan desentralisasi pelaksanaan pembangunan dan (5) pengembangan SDM.

In facing the problems and challenge of Ternate City which are getting more complex and more dynamic, the government of Ternate City are demanded to work more professionally in improving the quality, efficiency and effectivity of the development, by taking into account the principle of continuous development and maintaining the aptitude, balance, and harmony of economic, social and technology aspects. In order to ensure the three primary flows of changes, the necessary strategies include: (1) qualified and experienced leader, (2) organizational foundation, (3) organizational culture, (4) centralization of planning and decentralization of the implementation of development and (5) the improvement of human resources.

a. Pemimpin Berkualitas dan Berpengalaman

a. Qualified and Experienced Leader

Pimpinan di lingkungan Pemerintahan Kota Ternate dituntut mempunyai kemampuan manajerial yang berkualitas dan berpengalaman. Di satu sisi, dia harus mampu dan kompeten dalam manajemen pembangunan seperti administrasi keuangan, akuntansi, optimasi sumberdaya, dan metode perencanaan berjaringan. Di sisi lain,dia dituntut untuk mampu dan kompeten dalam kepemimpinan termasuk komunikasi, negosiasi, pencapaian konsensus, musyawarah sampai sosialisasi program. Selain itu, pimpinan harus memiliki kompetensi dalam perencanaan, pencarian alternatif sumber pembiayaan dan pelaksana pembangunan.

Leaders in the vicinity of Ternate City Government are demanded to have managerial ability which is qualified and experienced. In one hand, he should be capable and competent in the management of development such as finance, accounting, resources’ optimization, and networking planning method. In the other hand, he is demanded to be capable and competent in the leadership including communication, negotiation, achievement of consensus, discussions up to program socialization. Besides that, a leader should have competency in planning, finding out alternatives of costing resources and development executor.

Prospects & Opportunities Ternate City In the Regional Autonomy

61


62

b. Azas Organisasi

b. Organizational Foundation

Penyelenggaraan pemerintahan Kota Ternate harus dikelola dengan mengikuti azas organisasi sesuai prinsip kepemerintahan yang baik (good governance), yaitu transparansi, partisipasi dan akuntabilitas Selain itu, penyelenggaraan pemerintahan perlu didukung oleh interaksi semua tingkatan dan elemen organisasi secara terbuka, aktif berkontribusi dan bertanggungjawab atas pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mencapai tujuan secara kolektif.

The organization of Ternate City Government should be managed by following organizational foundation according to the principle of good governance that is transparency, participation and accountability. Besides that, the organization of the governance should be supported by the interaction of all levels and organizational elements openly, contributes actively, and responsible for the implementation of tasks and functions in achieving the target collectively.

Prinsip transparansi adalah upaya menciptakan kepercayaan timbal balik antara pimpinan, anggota dan pemangku kepentingan melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai. Prinsip partisipasi adalah upaya mendorong setiap pemangku kepentingan untuk menggunakan hak menyampaikan pendapat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan publik.

The principle of transparency is an effort to create mutual trust between the leader, members and the interested parties through the availability of information and ensure the accessibility in getting accurate and sufficient information. The principle of participation is an effort to encourage every interested party to use their right to deliver their opinions directly or indirectly in the decision making process which is related to public interests.

Prinsip akuntabilitas adalah perwujudan kewajiban bagi seluruh aparat Pemerintah Kota Ternate untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan atau kegagalan perwujudan misi organisasi dan pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik.

The principle of accountability is the realization of responsibility for all apparatus of Ternate City Government to account for their success and/or failure in reaching organizational missions as well as purposes and targets determined by periodic accountability tool.

c. Budaya Organisasi

c. Organizational Culture

Budaya organisasi merupakan suatu tatanan yang telah tertanam pada tiap individu dalam organisasi kemudian mengakar dan tumbuh dalam bentuk perilaku dan sikap keseharian. Perubahan dalam tubuh Pemerintah Kota Ternate secara otomatis harus diikuti oleh pergeseran budaya

Organizational culture is an arrangement which has been deeply understood on individuals in the organization which then grows on and develops in forms of daily behaviours and attitudes. Change in the body of Ternate City Government automatically needs to be updated to the

Prospek & Peluang Investasi Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Kota Ternate


organisasi organisasi.

dan

peningkatan

kinerja

Pergeseran budaya organisasi yang terjadi harus berpegang teguh pada semua fungsi Pemerintah Kota Ternate mulai dari perencanaan, pembiayaan dan pelaksanaan pembangunan dengan ciriciri sebagai berikut: (1) integritas dengan menjunjung nilai-nilai moral, jujur, transparan, serta taat terhadap peraturan yang ada; (2) profesionalisme dengan berusaha meningkatkan kinerja lebih bermutu, efisien, dan bertanggungjawab, serta dengan kekuatan dan peluang yang ada, mampu menghadapi tantangan dan memperbaiki kelemahan; (3) berpihak kepada petani dan nelayan serta masyarakat ekonomi lemah dalam semua kebijakan dan tindakan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat; (4) pencapaian tujuan pembangunan, yaitu seluruh aparat di lingkungan Pemerintah Kota Ternate secara terus menerus meningkatkan kinerja; dan (5) sumberdaya manusia yang kompeten, kapabel dan bertanggungjawab sebagai tiang utama pemerintahan yang tangguh dan handal yang dikembangkan melalui perekrutan, pembinaan, pendidikan, dan pelatihan yang berkualitas dan berkelanjutan.

d. Sentralisasi Perencanaan Desentralisasi Pelaksanaan Pembangunan

displacement of organizational culture and the improvement of organizational performance. The displacement of organizational culture that occurs should be heading towards all functions of Ternate City Government starting from the planning, costing and implementation of the development with these characteristics as the following: (1) integrity with respects to moral value, honesty, transparency as well as respects to the existing regulation; (2) professionalism by striving to improve the performance to be more qualified, efficient and responsible and with the existing power and opportunities, able to take the challenges and refine the weakness; (3) stand up for farmers and fishermen as well as low-economic society in all policies and actions which is aimed at improving the prosperity of all levels of society; (4) attainment of development goals, that is the whole apparatus in the surrounding of Ternate City Government keeps improving their performance continually; and (5) competent, capable and responsible human resources as a primary, strong and reliable government pillar which is developed through qualified and continuous recruitment, development, education and training.

dan

d. Centralization of Planning and Decentralization of Developmental Implementation

Keterpaduan pembangunan adalah kunci pelaksanaan yang efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan. Hal ini hanya dapat dilakukan dengan sentralisasi perencanaan di bawah koordinasi Bappeda. Sentralisasi perencanaan dimaksudkan untuk mendorong koordinasi, sinkronisasi dan sinergi berbagai kebijakan, program dan kegiatan dari seluruh SKPD dalam mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran

Integrity in the development is the effective and efficient key of implementation to reach the target. This can only be carried out by centralizing the planning under the coordination from Bappeda. Centralization planning is aimed at stipulating coordination, synchronization and synergy of various policies, programs and activities of all SKPD in realizing their vision, missions, goals and target stated in Prospects & Opportunities Ternate City In the Regional Autonomy

63


64

yang termuat dalam 11 (sebelas) program prioritas pembangunan Kota Ternate dalam periode 2011-2015.

11 (eleven) priority development programs of Ternate City Government in the period of 2011-2015.

Dengan melaksanakan rencana yang dibuat dan disepakati bersama, setiap SKPD dapat menjalankan tugas dan fungsi dengan sebaik-baiknya untuk menghasilkan capaian sesuai rencana. Selain itu, sentralisasi perencanaan juga mencegah tumpang tindih dan duplikasi, yang menyebabkan pengurasan dan pemborosan sumberdaya pembangunan.

In implementing the produced and agreed plan, every SKPD is able to perform their duties and functions at their most efforts to generate results based on the plan. Besides that, centralization of planning also prevents overlapping and duplication, causing depletion and waste of development resources.

e. Pengembangan SDM

e. Human Resources Development

Pengembangan SDM diarahkan pada penataan dan perubahan mendasar dalam tatakelola pemerintahan yang menyangkut penyiapan standar baku pelaksanaan (SOP-Standard Operating Procedure), data dasar pegawai, kebijakan kepegawaian dan penyiapan kemampuan SDM sesuai dengan kompetensi bidang tugas. Pengembangan SDM akan ditempuh melalui: (1) pengembangan kompetensi sumberdaya manusia dengan pendidikan dan pelatihan; (2) penuntasan perubahan budaya dari pemanfaatan anggaran ke budaya peningkatan efisiensi dan efektivitas pelayanan masyarakat dan administrasi pemerintahan; (3) rotasi penugasan dan pelatihan sebagai sarana peningkatan mutu SDM, dan (4) rekruitmen tenaga secara profesional sesuai kebutuhan.

Human resources development is directed at structuring and fundamental changes in the management of governance related to the preparation of SOP (Standard Operating Procedure), personnel database, employment policies, and preparation of human resources ability based on the competency of their duties. The development of human resources will go through: (1) development of human resources competence by education and training; (2) completion of cultural changes from the budget utilization to the culture of improving the efficiency and effectiveness of public services and governance administration; (3) rotation in duty as a method of improving the quality of human resources, and (4) recruitment of professional workers based on the needs.

Prospek & Peluang Investasi Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Kota Ternate


3.3.3. PROGRAM PRIORITAS

3.3.3. PRIORITY PROGRAM

Strategi pembangunan Kota Ternate Tahun 2011-2015 adalah sebagai berikut :

The development strategies of Ternate City Year 2011-2015 are as the following:

Prioritas 1

Priority Program 1

Dalam upaya mewujudkan Program Prioritas 1 : Peningkatan dan Penataan Infrastruktur Perkotaan serta Percepatan dan Pemerataan Infrastruktur pada Wilayah Kecamatan, strategi pembangunan yang ditempuh adalah:

In order to realize Priority Program 1 : Improvement and Restructure of the Infrastructure in the City as well as Acceleration and Equalization of Infrastructures in the District Areas, the development strategies to be carried out are:

Mempercepat pembangunan sarana infrastruktur wilayah di luar kawasan perkotaan berupa pemerataan pelayanan Air Bersih dan pelayanan Listrik pada Kecamatan Hiri, Moti dan Batang Dua.

Accelerating the construction of infrastructure facilities in the areas outside the city in forms of equalization of providing the service of fresh water and electricity to the districts of Hiri, Moti and Batang Dua.

Program Prioritas 2

Priority Program 2

Dalam upaya mewujudkan Program Prioritas 2 : Mewujudkan Pendidikan Murah, Terjangkau dan Berkualitas, strategi pembangunan yang ditempuh adalah: Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan, pemerataan tenaga pengajar dan peningkatan mutu pendidikan pada semua tingkatan dengan alokasi dana penunjang melalui APBD, serta pemberian beasiswa dan insentif.

In order to realize Priority Program 2 : Realizing Inexpensive, Affordable and Qualified Education, the development strategies to be carried out are: Improving education facilities and infrastructures, equalizing teaching staffs and improving the quality of education at all levels by allocating the supporting fund via APBD, as well as providing scholarship and incentives.

Program Prioritas 3

Priority Program 3

Dalam upaya mewujudkan Program Prioritas 3 : Mewujudkan Kesehatan Murah, Terjangkau dan Berkualitas, strategi pembangunan yang ditempuh adalah: Meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan, untuk menjamin kualitas pelayanan kesehatan masyarakat secara efektif dan tepat sasaran, yang menjangkau seluruh masyarakat miskin.

In order to realize Priority Program 3 : Inexpensive, Affordable and Qualified Health, the development strategies to be carried out are: Improving health facilities and infrastructures, to ensure the quality of health services to the public effectively and reach the target, covering the entire levels of poor society.

Prospects & Opportunities Ternate City In the Regional Autonomy

65


66

Program Prioritas 4

Priority Program 4

Dalam upaya mewujudkan Program Prioritas 4 : Kebijakan Anggaran (APBD) yang Proporsional dan Pro Rakyat, strategi pembangunan yang ditempuh adalah: Menetapkan One Village One Program dengan penguatan pada kapasitas aparatur, serta membangun rumah Layak Huni Keluarga Kurang Mampu dengan dana stimulus Pemerintah Daerah yang melibatkan keswadayaan masyarakat melalui budaya Gotong Royong atau Bari.

In order to realize Priority Program 4 : Proportional and Pro-Public Budgetary Policies (APBD), the development strategies to be carried out are: Determining One Village One Program by the reinforcement of apparatus’ capacity, as well as building houses which can be properly inhabited by Low Income Families by means of stimulus budget from Regional Government which involves society’s innate strengths through the culture of Mutual Assistance or Bari.

Program Prioritas 5

Priority Program 5

Dalam upaya mewujudkan Program Prioritas 5 : Penataan, Pengendalian dan Pemanfaatan Ruang Kota yang Serasi Antara Kebutuhan dan Daya Dukung Lahan, antar Aspek Topografi dan Kawasan Pantai/Pesisir Berbasis Keterpaduan dan Keserasian Lingkungan Sosial Budaya dan Ekologis, strategi pembangunan yang ditempuh adalah: Penataan kawasan tapak I plus, tapak II dan penataan taman kota serta ruang terbuka hijau perkotaan sebagai area publik yang asri, nyaman dan tertib dan mendorong partisipatif untuk mewujudkan Ternate sebagai Kota Pantai yang Hijau, Asri, Bersih, Nyaman, dan Ramah Lingkungan.

In order to realize Priority Program 5 : Structuring, Controlling and Utilizing City Space which is Harmonious Between the Needs and Land Supporting Point, Between Topographic Aspect and Coastal Areas which is Based on Cohesiveness and Harmony Of Socio Cultural and Ecologic Environment, the development strategies to be carried out are: Structuring the area of tapak I plus, tapak II and structuring city parks and green open spaces of city area as a fresh, comfortable and order public area and supporting the participation to realize Ternate as a Coastal City which is Green, Fresh, Clean, Comfortable, and Environmentally Friendly.

Program Prioritas 6

Priority Program 5

Dalam upaya mewujudkan Program Prioritas 6 : Mewujudkan Tata Pemerintahan yang Baik, dengan Kapasitas Sumber Daya Aparatur yang Profesional, Bersih dan Berwibawa, serta Birokrasi yang Efisien, Efektif, Kreatif, Inovatif dan Responsif, strategi pembangunan yang ditempuh adalah: Melakukan penataan organisasi perangkat daerah guna mewujudkan aparatur

In order to realize Priority Program 6 : Realizing Well-Managed Government, with the Capacity of Professional, Transparent and Authoritative Apparatus Resources, as well as Efficient, Effective, Creative, Innovative and Responsive Bureaucracy, the development strategies to be carried out are: Structuring the organization of regional set to create professional, transparent (free of

Prospek & Peluang Investasi Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Kota Ternate


pemerintahan yang profesional, bersih (bebas KKN), kreatif, inovatif dan responsif dalam optimalisasi kinerja fungsi dan tugasnya.

KKN), creative, innovative and responsive government apparatus in optimizing their functional and task performance.

Program Prioritas 7

Priority Program 7

Dalam upaya mewujudkan Program Prioritas 7 : Peningkatan Ekonomi Rakyat, melalui Pengembangan Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perluasan Lapangan Kerja, strategi pembangunan yang ditempuh adalah:

In order to realize Priority Program 7 : The Improvement of Public’s Economy, through the Development of Cooperation, Small-Medium Micro Businesses and the Expansion of Job Opportunities, the development strategies to be carried out are: Improving the development of Cooperation and Small-Medium Micro Businesses, and Traditional Sellers as well as PKL by providing the access of business permission to less able society and providing law assurance and the access of business permission to investors.

Meningkatkan pengembangan Koperasi dan UMKM serta Pedagang Tradisional dan PKL dengan memberikan kemudahan izin usaha pada masyarakat kurang mampu serta memberikan kepastian hukum dan kemudahan izin usaha bagi Investor.

Program Prioritas 8

Priority Program 8

Dalam upaya mewujudkan Program Prioritas 8 : Pelayanan Publik yang Cepat, Murah dan Mudah, strategi pembangunan yang ditempuh adalah: Membangun pelayanan satu titik (one stop services), untuk pelayanan publik, sehingga dapat mewujudkan pelayanan yang efektif dan efisien.

In order to realize Priority Program 8 : Quick, Affordable and Easy Public Services, the development strategies to be carried out are: Developing one stop services, for public services, so that it can create effective and efficient service for customers.

Program Prioritas 9

Priority Program 9

Dalam upaya mewujudkan Program Prioritas 9 : Pengembangan Masyarakat Kawasan Pesisir Secara Berkelanjutan, strategi pembangunan yang ditempuh adalah: Pemetaan potensi masyarakat pesisir, penyediaan sarana prasarana nelayan serta memberikan bantuan modal usaha dan pendampingan, serta kerjasama dengan Perguruan Tinggi dan Lembaga Swadaya Masyarakat dalam melakukan pedampingan pemberdayaan.

In order to realize Priority Program 9 : Continuous Development of the Public in the Coastal Area, the development strategies to be carried out are: Mapping coastal society’s potentials, providing facilities and infrastructures for fishermen as well as giving aids of business capital and assistance, as well as collaborating with Universities and Non Governmental Organizations in performing the assistance of utilization. Prospects & Opportunities Ternate City In the Regional Autonomy

67


68

Program Prioritas 10

Priority Program 10

Dalam upaya mewujudkan Program Prioritas 10 : Membangun Kepedulian Sosial, Kesadaran Nilai Keagamaan, Kebudayaan dan Adat Istiadat, strategi pembangunan yang ditempuh adalah: Meningkatkan pembinaan kerukunan antar Umat Beragama, antar Suku, Etnis dan Subetnis, melalui penguatan Kurikulum Pendidikan Agama dan kurikulum Muatan Lokal tentang Budaya dan Adat Istiadat Ternate.

In order to realize Priority Program 10 : Building up Social Care, Awareness of Religious, Cultural and Traditional Values, the development strategies to be carried out are: Developing harmony amongst members of religions, inter tribal, ethnics and sub ethnics, through reinforcement to Curriculum of Religion Education and Curriculum of Local Content about Culture and Traditions of Ternate.

Program Prioritas 11

Priority Program 11

Dalam upaya mewujudkan Program Prioritas 11 : Penegakan Supremasi Hukum, Hak Azasi Manusia, untuk Mendorong Partisipasi Publik yang Dinamis dan Konstruktif, strategi pembangunan yang ditempuh adalah: Memperkuat regulasi terhadap partisipasi publik yang dinamis, efektif dan bertanggungjawab dalam mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dengan mengutamakan Standar Pelayanan Minimal pada bidang pelayanan dasar untuk publik.

In order to realize Priority Program 11 : Establishment of Rules of Law, Human Rights, to Encourage Dynamic and Constructive Public’s Involvement, the development strategies to be carried out are: Reinforcing regulations towards dynamic, effective and responsible public involvement in creating transparency and accountability by prioritizing minimum standard of services in the field of basic services for the public.

3.3.4. KEBIJAKAN UMUM & PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

3.3.4. GENERAL POLICIES & REGIONAL DEVELOPMENT PROGRAMS

Program Prioritas

Priority Program

Dengan memperhatikan visi, misi, strategi dan arah kebijakan pembangunan Kota Ternate, program prioritas pembangunan Kota Ternate Tahun 2011-2015 adalah sebagai berikut: 1. Peningkatan dan Penataan Infrastruktur Perkotaan serta Percepatan dan Pemerataan Infrastruktur pada Wilayah Kecamatan, dengan kegiatan pokok sebagai berikut:

Considering vision, mission, strategy and policy direction of the development of Ternate City, Development Priority Program of Ternate City Year 2011-2015 are as the following: 1. Improvement and Regulation of City’s Infrastructures in the District Areas, by the principal activities as listed below:

Prospek & Peluang Investasi Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Kota Ternate


a. Mempercepat pembangunan sarana infrastruktur wilayah pada kecamatankecamatan di luar kawasan perkotaan. b. Pemerataan pelayanan air bersih pada kawasan dataran tinggi di Pulau Ternate dan pada kecamatan di luar Ternate (Hiri, Moti dan Batang Dua) c. Pemerataan pelayanan listrik pada Kelurahan yang tidak terjangkau layanan PLN, melalui sumber energi alternatif lainnya.

a. Accelerating the development of infrastructure facilities in the district areas outside the area of the city. b. Equalization of service concerning about clean water in the plateau region in Ternate Island and in the districts outside Ternate (Hiri, Moti and Batang Dua) c. Equalization of electricity services to villages where PLN services are unreachable, through other alternative energy sources.

2. Mewujudkan Pendidikan Murah, Terjangkau dan Berkualitas, dengan kegiatan pokok sebagai berikut: a. Memperbaiki sarana pendidikan, pemerataan tenaga pengajar dan peningkatan mutu pendidikan pada semua tingkatan. b. Mewujudkan Pendidikan Dasar yang berkualitas dengan mengalokasi dana penunjang kegiatan sekolah melalui APBD untuk menutupi kekurangan Dana Bantuan Operasional sekolah. c. Menyediakan Buku Pelajaran di Perpustakaan Sekolah untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan dan Mengurangi Beban Orang Tua Siswa. d. Memfasilitasi dan Membantu Guru untuk Mendapatkan Gelar S1. e. Memberikan Beasiswa kepada Pelajar Berprestasi mulai SD, SMP, SMA, yang diprioritaskan pada siswa dari Warga Kurang Mampu dengan indikator penilaian yang terukur dan konsisten. f. Memberikan beasiswa kepada guru berprestasi untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi yang disesuaikandengan kebutuhan pengembangan mutu pendidikan di daerah. g. Memberikan insentif kepada guru yang bertugas di daerah terpencil, atau daerah dengan jarak jangkauan dan

2. Realizing Inexpensive, Affordable and Qualified Education, by the principal activities as listed below: a. Repairing education facilities, equalization of teaching staffs and improving the quality of education in all levels. b. Creating qualified Elementary Education by allocating the supporting fund for school’s activity through APBD to cover up the deficiency of School’s Operational Supporting Fund. c. Preparing textbooks in schools’ libraries in order to improve the quality of education and reducing the responsibility of learner’s parents. d. Facilitating and assisting teachers to obtain S1 Degree. e. Providing scholarship to prestigious students from Elementary Schools, Junior High Schools, Senior High School, prioritizing to students coming from Low-Income Family with measurable and consistent assessment indicators. f. Providing scholarship for prestigious teachers to continue study to higher levels of education adjusted to the needs of the development of education quality in the region. g. Providing incentives for teachers in duty to remote areas, or areas with the reach and difficulty level of transportation.

Prospects & Opportunities Ternate City In the Regional Autonomy

69


tingkat kesulitan transportasi. 3. Mewujudkan Kesehatan Murah, Terjangkau dan Berkualitas, dengan kegiatan pokok sebagai berikut: a. Perbaikan sarana prasarana Pelayanan Kesehatan, Ketersediaan Dokter dan Tenaga Keperawatan, serta obatobatan pada setiap Puskesmas/Pustu/ Polindes, untuk menjamin kualitas pelayanan kesehatan masyarakat. b. Memberikan insentif kepada bidan desa atau tenaga kesehatan di daerah terpencil, atau daerah dengan jangkauan dan tingkat kesulitan transportasi. c. Memberikan beasiswa kepada dokter, tenaga medis putera/puteri daerah berprestasi terutama dari keluarga kurang mampu untuk melanjutkan ke jenjang spesialis atau ke jenjang pendidikan lebih tinggi. d. Pelayanan Jamkesda, secara efektif, tepat sasaran, pelayanan yang menjangkau seluruh masyarakat miskin, dengan pengawasan dan evaluasi berkala agar penyelenggaraannya terus diperbaiki. e. Menetapkan kebijakan subsidi silang; setiap pasien rawat inap pengguna fasilitas VIP, Kelas I, dan Kelas II, mensubsidi pasien kurang mampu yang menggunakan fasilitas rawat inap kelas III. f. Memberikan layanan Ambulance dan Mobil Jenazah Gratis serta menggratiskan Layanan Bersalin untuk Warga Kurang Mampu. 4. Kebijakan Anggaran (APBD) yang proporsional dan Pro Rakyat, dengan kegiatan pokok sebagai berikut: a. Menetapkan One Village One Program (satu Kelurahan, satu Program Unggulan), yang didahului dengan penguatan kapasitas Aparatur, pemantapan Visi Misi Kelurahan dan identifikasi potensi unggulan setiap 70

Prospek & Peluang Investasi Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Kota Ternate

3. Realizing Inexpensive, Affordable and Qualified Health, by the principal activities as listed below: a. Betterment of facilities and infrastructures for Health Services, the availability of doctors and nursing staffs, as well as medicines in every local government clinic/Pustu/Polindes, to ensure the quality of health services to the public. b. Providing incentives for village midwifes or health staffs in remote areas or areas with the reach and difficulty level of transportation. c. Providing scholarship for doctors, prestigious female/male medical staffs particularly those coming from Low Income Families to continue study to the level of specialists or to higher level of education. d. Jamkesda services, effectively, right at the target, services which covers the entire levels of poor society, by the periodic supervision and evaluation so that the implementation will always be improving. e. Determining cross subsidy policy; every hospitalized patients who use VIP facilities, Class I, and Class II, subsidize low level patients who use hospitality facility Class III. f. Providing Free Ambulance and Hearse and providing free maternity services for Low Income Families.

4. Proportional and Pro-Public Budgetary Policies (APBD), by the principal activities as listed below: a. Determining One Village One Program, which was initiated by the reinforcement of apparatus’ capacity, the consolidation of vision-mission of a village and identifying superior potentials of every village.


Kelurahan. b. Membangun rumah Layak Huni Keluarga Kurang Mampu melalui dana stimulus Pemerintah Daerah dengan cara menggalang keswadayaan masyarakat (Gotong Royong/Bari). c. Membangun infrastruktur lingkungan melalui dana stimulus Pemerintah Daerah dengan cara menggalang keswadayaan masyarakat (Gotong Royong/Bari). d. Santunan Kematian Warga Kurang Mampu. e. Bantuan Dana Rutin untuk Masjid/ Gereja dan tempat ibadah lainnya f. Dana Pembinaan Generasi Muda untuk kegiatan usaha produktif dan atau pengembangan prestasi, minat dan bakat. g. Menggalang kerjasama dengan Perguruan Tinggi dan Lembaga Swadaya Masyarakat dalam melakukan pendampingan terhadap One Village One Program. 5. Penataan, Pengendalian dan Pemanfaatan Ruang Kota yang Serasi Antara Kebutuhan dan Daya Dukung Lahan, antar Aspek Topografi dan Kawasan Pantai/ Pesisir Berbasis Keterpaduan dan Keserasian Lingkungan Sosial Budaya dan Ekologis, dengan kegiatan pokok sebagai berikut: a. Penataan kawasan Pasar Gamalama, tapak I plus dan tapak II, sebagai sentra perekonomian modern dengan aksentuasi ornamen kebudayaan lokal. b. Mengoptimalkan Pasar Bastiong, Pasar Dufa-dufa, Pasar Kotabaru dan Pasar Sasa sebagai pasar tradisional dengan dukungan regulasi pemerintah. c. Penataan taman kota dan ruang terbuka hijau kawasan perkotaan sebagai area publik yang asri, nyaman dan tertib. d. Pemantapan Visi dan penataan

b. Building houses which can be properly inhabited by low income families by means of stimulus budget from Regional Government by the way of collaborating society’s innate strengths (Mutual Assistance / Bari). c. Developing environment’s infrastructures through stimulus budget from Regional Government by the way of collaborating society’s innate strengths (Mutual Assistance / Bari). d. Death Allowances for Low Income Families. e. Routine Fund Assistance for Mosques / Churches and other worship places f. Development Fund for Young Generation for productive business activities and/or developing achievement, interests and talents. g. Collaborating with Universities or Non Governmental Organizations in performing the assistance towards One Village One Program. 5. Structuring, Controlling and Utilizing City Space which is Harmonious Between the Needs and Land Supporting Point, Between Topographic Aspect and Coastal Areas which is Based on Cohesiveness and Harmony of Socio Cultural and Ecologic Environment, by the principal activities as listed below: a. Structuring the area of Gamalama Market, tapak I plus and tapak II, as the centre of modern economy with local cultural ornament emphasis. b. Optimizing Bastiong Market, Dufa-dufa, Kota baru and Sasa Market as traditional markets with government regulation support. c. Structuring city parks and green open spaces of city area as a fresh, comfortable and order public area. d. Consolidation of vision and structuring Prospects & Opportunities Ternate City In the Regional Autonomy

71


kawasan Kota Baru berbasis pendidikan dan berciri lokal secara terpadu dan akomodatif terhadap masyarakat setempat. e. Penataan area depan kedaton kesultanan, lapangan Ngara Lamo, Dodoku Ali sebagai ruang terbuka hijau berciri budaya, yang dijadikan alun-alun kota dan taman ekspresi seni budaya. f. Mendorong program partisipatif untuk mewujudkan Ternate sebagai Kota Pesisir yang Hijau, Asri, Bersih, Nyaman, dan Ramah Lingkungan. g. Mewujudkan Ternate Bebas Sampah dan Bebas Banjir, yang diutamakan pada kawasan perkotaan dan kawasan lainnya yang menimbulkan kesan kumuh. 6. Mewujudkan Tata Pemerintahan yang Baik, dengan Kapasitas Sumber Daya Aparatur yang Profesional, Bersih dan Berwibawa, serta Birokrasi yang Efisien, Efektif, Kreatif, Inovatif dan Responsif, dengan kegiatan pokok sebagai berikut: a. Melakukan penataan organisasi perangkat daerah yang efektif dan efisien. b. Mewujudkan aparatur pemerintahan yang profesional, bersih (bebas KKN), kreatif, inovatif dan responsif dalam optimalisasi kinerja fungsi dan tugasnya. c. Mengubah mainset aparatur yang berorientasi program dengan target serta manfaat terukur, aparatur yang berkarakter demokratis dan terbuka dalam memberikan pelayanan publik yang berkualitas. d. Menyelenggarakan prinsip reward and punishman untuk menilai kinerja dan prestasi aparatur dalam rotasi maupun promosi jabatan. e. Mengembangkan kompetensi sumber daya aparatur yang diorientasikan pada peningkatan skill dan ketrampilan 72

Prospek & Peluang Investasi Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Kota Ternate

the area of Kota Baru which is educational based and has local character cohesively and with accommodation for local citizens. e. Structuring the front area of Sultanate Palace, Ngara Lamo field, Dodoku Ali as open green spaces which have cultural characters that become city quad and art and culture Expression Park. f. Supporting the participation to realize Ternate as a Coastal City which is Green, Fresh, Clean, Comfortable, and Environmentally Friendly. g. Creating Ternate to be free of garbage and free of flood, prioritized to the city areas and other areas which create the impression of slum. 6. Realizing Well-Managed Government, with the Capacity of Professional, Transparent and Authoritative Apparatus Resources, as well as Efficient, Effective, Creative, Innovative and Responsive Bureaucracy, by the principal activities as listed below: a. Performing the effective and efficient management organization of regional apparatus. b. Creating professional, transparent (free of KKN), creative, innovative and responsive government apparatus in optimizing their functional and task performance. c. Changing the apparatus’ mindset which is oriented to programs with targets and measured benefits, characterized, democratic and transparent apparatus in providing qualified public services. d. Implementing the principle of reward and punishment to evaluate the apparatus’ performance and achievement in the rotation or job promotion. e. Developing apparatus’ resources oriented to the improvement of skill and abilities urgently necessary for them.


yang benar-benar dibutuhkan. f. Penyerahan urusan (kewenangan) dari Pemerintah Kota kepada Kecamatan dan Kelurahan di bidang pelayanan umum.

f. Handling over the duties (authority) from City Government to District and Village in the area of public services.

7. Peningkatan Ekonomi Rakyat, melalui pengembangan Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perluasan Lapangan Kerja, dengan kegiatan pokok sebagai berikut: a. Memberikan kemudahan izin usaha pada masyarakat kurang mampu. b. Memberikan kepastian hukum dan kemudahan izin usaha bagi Investor. c. Pengembangan Koperasi, UMKM, Pedagang Tradisional dan PKL melalui fasilitas bantuan modal usaha, berupa dana bergulir atau pinjaman lunak, dengan pendampingan manajemen, penyediaan sarana produksi dan akses pasar. d. Meningkatkan Kesejahteran Buruh dan Pekerja pada sektor swasta melalui peningkatan Upah Minimum Kota. e. Memberikan bantuan modal usaha kepada Kelompok Perempuan, dan Kelompok Pemuda. f. Menggalakkan kursus dan pelatihan kepada pengangguran terbuka unskill, untuk diarahkan pada usaha kecil menengah yang didukung penyertaan modal dan pendampingan manajemen.

7. The Improvement of Public’s Economy, through the Development of Cooperation, Small-Medium Micro Businesses and the Expansion of Job Opportunities, by the principal activities as listed below: a. Providing the access of business permission to the low income society. b. Providing law assurance and the access of business permission to investors. c. Development of cooperation, SmallMedium Micro Businesses, Traditional Sellers and PKL through the facility of business capital fund, in forms of fund in rotation or soft loan, with management assistance, the provision of production facilities and access to the market. d. Improving Labours’ and Employees’ Welfare to private sectors by means of increasing City’s Minimum Wages. e. Providing aids in forms of business capital to Female Group and Youth Group. f. Implementing courses and trainings to unskilled open unemployment, to be directed towards small-middle enterprises supported by capital investment and management assistance.

8. Pelayanan Publik yang Cepat, Murah dan Mudah, dengan kegiatan pokok sebagai berikut: a. Membentuk Lembaga Perijinan dalam mengoptimalkan pelayanan kepada masyarakat. b. Menghilangkan segala bentuk Pungutan Liar yang menyebabkan ekonomi biaya tinggi dan merusak citra pelayanan publik. c. Menyediakan Database Kependudukan Online.

8. Quick, Affordable and Easy Public Services, by the principal activities as listed below: a. Forming licensing institution to optimize services provided to the public. b. Eliminating all kinds of extortion which cause high cost economics and damaging the image of public services. c. Providing online population database.

Prospects & Opportunities Ternate City In the Regional Autonomy

73


74

d. Pelayanan Pembuatan KTP, KK dan Akta Kelahiran Gratis dan dilimpahkan ke Kelurahan agar lebih mudah dijangkau masyarakat.

d. Providing free service of making Personal Identity Card, Family Certificate, Birth Certificate, and delegated to village so that it’s easy to reach by the public.

9. Pengembangan Masyarakat Kawasan Pesisir Secara Berkelanjutan, dengan kegiatan pokok sebagai berikut: a. Melakukan pemetaan potensi masyarakat pesisir untuk merumuskan program pengembangan yang tepat. b. Bantuan fasilitas sarana dan peralatan kepada Petani dan Nelayan untuk meningkatkan produktifitasnya. c. Memberikan bantuan modal usaha dan pendampingan kepada kegiatan pengolahan hasil produksi pertanian dan perikanan. d. Melakukan kerjasama dengan Perguruan Tinggi dan Lembaga Swadaya Masyarakat dalam melakukan pedampingan pemberdayaan. 10. Membangun Kepedulian Sosial, Kesadaran Nilai Keagamaan, Kebudayaaan dan Adat Istiadat, dengan kegiatan pokok sebagai berikut: a. Penguatan Kurikulum Pendidikan Agama dan Kurikulum Muatan Lokal tentang Budaya dan Adat Istiadat Ternate pada semua tingkatan Sekolah sejak Pendidikan Usia Dini hingga Perguruan Tinggi. b. Mengoptimalkan fungsi Taman Pengajian Al-Qur’an sebagai tempat pendidikan baca tulis Al-Qur’an, sekaligus memberikan pemahaman tentang syariah, Akhlaq, Budi Pekerti sejak Usia Dini dan Sekolah Dasar. c. Mengoptimalkan pembinaan Jemaat dan pembinaan Umat Agama non Muslim sesuai dengan syariat agamanya. d. Membina Kerukunan antar Umat Beragama, antar Suku, Etnis dan Subetnis, melalui kegiatan Sosial Keagamaan dan Kebudayaan. Memanfaatkan momentum Hari-

9. Continuous Development of the Public in the Coastal Area, by the principal activities as listed below: a. Mapping the society’s potentials to formulate proper development programs. b. Assistance in forms of facilities and equipments to Farmers and Fishermen to improve their productivity. c. Providing aids of business capital and assistance to the activity of processing agriculture and fishing products. d. Collaborating with Universities or Non Governmental Organizations in performing the assistance of utilization.

Prospek & Peluang Investasi Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Kota Ternate

10. Building up Social Care, Awareness of Religious, Cultural and Traditional Values, by the principal activities as listed below: a. Reinforcing the Curriculum of Religion Education and Curriculum of Local Content about Culture and Traditions of Ternate to all levels of Schools since Early Childhood Education up to Universities. b. Optimizing the function of Qur’an Study Spaces as an education place for reading and writing Qur’an, as well as giving understanding about syariah, morals, and manners since Early Childhood and Elementary School. c. Optimizing the development of members of religion and development of NonMoslems based on their religion’s guidelines. d. Developing harmony amongst members of religions, inter tribal and ethnics and sub ethnics, through social religious and cultural activities. Utilizing the moments of National Holidays, Great Religious Holidays and Region’s Holidays by the


hari Besar Nasional, Hari-hari Besar Keagamaan dan Harihari Besar Daerah dengan kegiatan bernuansa Keagamaan dan Kebudayaan. Melestarikan Situs, Artifak, dokumen sejarah dan Aset Seni Budaya Kota Ternate. e. Menjamin Kesejahteraan Imam Mesjid, Pendeta, Guru Mengaji, Guru TPA dan Pembimbing Jemaat. f. Menjamin pelestarian adat dan budaya Ternate. 11. Penegakan Supremasi Hukum, Hak Azasi Manusia, untuk mendorong Partisipasi Publik yang Dinamis dan Konstruktif, dengan kegiatan pokok sebagai berikut: a. Mendorong regulasi daerah yang menjamin kepastian hukum dan kemudahan investasi. b. Memperkuat regulasi terhadap partisipasi publik yang dinamis, efektif dan bertanggungjawab dalam mewujudkan transparansi dan akuntabilitas. c. Memperkuat regulasi yang menjamin Standar Pelayanan Minimal pada bidang pelayanan dasar untuk publik. d. Meninjau kembali Peraturan Daerah yang berdampak pada tidak kondusifnya keuangan daerah, terjadinya ekonomi biaya tinggi, dan menghambat pertumbuhan ekonomi rakyat. e. Memberikan layanan bantuan hukum secara gratis kepada warga kurang mampu yang membutuhkannya. f. Melakukan kerjasama dengan Perguruan Tinggi dan Lembaga Swadaya Masyarakat, Ormas dan OKP dalam melakukan kampanye dan advokasi hak-hak hukum kepada masyarakat. Berbagai program prioritas di atas akan didukung oleh rangkaian program sesuai dengan Urusan Wajib dan Urusan Pilihan yang dilaksanakan oleh SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Ternate.

activities with the nuance of Religion and Culture. Conserving Archaeological Sites, Artefacts, historical documents and Art and Cultural Assets of Ternate City. e. Ensuring the welfare of leaders of communal prayer, priests, teachers of reading Qur’an, teachers of TPA and community leaders. f. Ensuring the conservation of Ternate’s traditions and cultures. 11. Establishment of Rules of Law, Human Rights, to Encourage Dynamic and Constructive Public’s Involvement, by the principal activities as listed below: a. Supporting region’s regulations which ensure law assurance and the easy access of investment. b. Reinforcing regulations towards dynamic, effective and responsible public involvement in creating transparency and accountability. c. Reinforcing regulations which ensure the minimum standard of services in the field of basic services for the public. d. Reviewing Region’s Regulation which results in non conducive regional finance, the higher costs of economy, and obstructing the growth of public’s economy. e. Providing free service of law assistance to those from low income family who needs it. f. Collaborating with Universities and Non Governmental Organizations, Ormas and OKP in campaigning and advocating law rights to the public. Various Priority Programs above will be supported by a series of programs based on the Compulsory Business and Preference Business executed by SKPD in the area of Ternate City Government.

Prospects & Opportunities Ternate City In the Regional Autonomy

75


GAMBARAN UMUM Geografi & Topografi Sosial Politik & Pemerintahan Prasarana dan Infrastruktur

76

Prospek & Peluang Investasi Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Kota Ternate


BAB 4

PELUANG INVESTASI chapter 4 INVESTMENT OPPORTUNITIES

Prospects & Opportunities Ternate City In the Regional Autonomy

77


BAB.4 PELUANG INVESTASI chapter 4 investment opportunities

Gerbang Kota

78

4.1. Potensi Sumber Daya Kota Ternate.

4.1. Resources’ Potentials of Ternate City.

4.1.1. Sektor Pertanian

4.1.1. Agriculture Sector

Perkembangan Sektor Pertanian di daerah Kota Ternate hingga tahun 2009 mengalami suatu kemajuan hal ini dapat dilihat dari pendapatan dan pola hidup masyarakat tani yang terus mengalami suatu perubahan,

Development in the agricultural sector in Ternate City area until 2009 has been experiencing a progress in which this can be seen from the income and farmers’ society’s way of living that keeps changing.

Prospek & Peluang Investasi Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Kota Ternate


selain itu terjadi peningkatan produksi dari berbagai komoditas pertanian tiap tahunnya. Sub Sektor Tanaman Pangan yang mengalami potensi tertinggi adalah tanaman ubi kayu dengan luas areal panen 413 Ha dengan produksi 1663,35 Ton yang di ikuti dengan tanaman jagung, kacang tanah, dan Ubi Jalar. (Sumber: Komoditi Unggulan Kota Ternate 2011). Sementara komoditi unggulan tanaman pangan berada pada pulau Ternate yang meliputi lima Kecamatan adalah Jagung , kacang Tanah, dan ubi Jalar.Selain tanaman pangan komoditi unggulan pada tanaman hortikultura adalah tanaman cabe yang diikuti oleh kangkung

Besides that, there has been an increase in the production from various agricultural commodities every year. Sub Sector of crops running into the highest potential is cassava with crops acreage of 413 Ha with the production of 1.663,35 Tons followed by corn, peanut, sweet potato. (Source: Primary Commodities of Ternate City 2011). Whereas primary crops commodities in Ternate Island involving five Districts are: corn, peanut, and sweet potato. Beside crops, another featured commodity on holticulture crops is chilli plant followed by kale.

Pengembangan kawasan agribisnis tanaman perkebunan yang menjadi komoditi unggulan dibidang pertanian terdiri dari tanaman Pala, Kelapa, dan Cengkih tersebar pada beberapa Kecamatan, seperti Pulau Ternate, Ternate Selatan, Moti dan Batang Dua.

The development of agribusiness area of plantation which becomes superior commodity in agriculture field consists of nutmeg, coconut, and clove spread out to several districts, such as Ternate Island, South Ternate, Moti and Batang Dua.

Usaha pertanian perkebunan tersebut sudah merupakan ciri khas khususnya masyarakat petani yang bermukim diwilayah-wilayah tertentu dan menjadi bagian dari mata pencaharian, oleh sebab itu dalam sejarah perkembangan Ternate, telah menjadi salah satu daerah tujuan karena merupakan wilayah penghasil rempah-rempah. Kawasan potensial sebagai fokus pengembangan tanaman perkebunan tersebut secara umum memiliki luas areal produksi untuk tanaman Pala 657 Ha, Kelapa 1,737 Ha dan Cengkih 1.378 Ha. Sebagai pusat aktivitas transaksi perdagangan diwilayah Maluku Utara, maka Kota Ternate telah menjadi tujuan pemasaran untuk berbagai produk hasil Pertanian dan perkebunan secara umum.

Those agriculture and plantation businesses have been unique characters for those farmers who especially settle in certain areas and becoming parts of their source of living. Therefore, in its development history, Ternate has been one of the targeted destinations because it is the area where spices are grown. Potential areas as the focus of developing plantation generally have large area of production for nutmeg as 657 Ha, coconut as 1,737 Ha and clove as 1.378 Ha. As the activity center of trading in the area of North Maluku, then Ternate City has been the target market for various agriculture and plantation products in general.

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup potensial di wilayah

Agriculture sector is one of the most potential sectors in the area of Ternate Prospects & Opportunities Ternate City In the Regional Autonomy

79


Kota Ternate. Meskipun tidak memiliki lahan sawah, tetapi lahan tanaman bahan makanan pokok lainnya seperti ubi kayu dan jagung relatif luas di wilayah ini. Selain itu tanaman perkebunan pun banyak diusahakan di Kota Ternate karena sejak zaman kolonial dulu kota Ternate terkenal sebagai penghasil rempah-rempah. Karena potensi pertanian inilah maka pemerintah berusaha untuk melaksanakan berbagai program dan kebijakan agar sektor ini terus berkembang dan dapat mensejahterakan masyarakat yang mengusahakannya.

a. Tanaman Pangan Di kota Ternate tanaman pangan yang memiliki luas lahan cukup besar yaitu jagung dan ubi kayu. Kedua jenis tanaman ini diminati oleh masyarakat Kota Ternate sebagai makanan utama selain nasi. komoditi unggulan di Ternate yakni Cengkeh

City. Eventough it does not have any land for farming, but the land for other primary food such as cassava and corn is relatively large in this area. Beside that, plantation products are also cultivated in Ternate City because since the colonial era, Ternate City has been famous as the producer of spices. Because of this agricultural potentials, the government makes some efforts to implement various programs and policies in order to make this sectors keeps developing and can give welfare to the society who run for this business.

a. Crops

Buah Pala menjadi salah satu sektor unggulan di Kota Ternate

80

Prospek & Peluang Investasi Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Kota Ternate

In Ternate City, crops that have quite considerably large areas are corn and cassava. Both this plants are mostly interested by the society of Ternate City as the primary food beside rice.


Tahun 2011 luas panen jagung seluas 152 Ha yang berarti naik 19% dari tahun 2010 yang hanya 128 Ha. Sedangkan untuk tanaman ubi kayu tahun 2011 memiliki luas panen seluas 421 Ha, angka ini naik 1,93% dibandingkan tahun 2010 yang luas panennya 413 Ha. Karena kedua komoditi ini memiliki luas panen yang lebih besar dari tahun 2010 maka produksinya pun meningkat dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2011 produksi jagung sebesar 258 ton sedangkan pada tahun 2010 sebesar 208 ton. Untuk ubi kayu produksi tahun 2011 sebesar 1.676 ton sedangkan tahun 2010 sebesar 1.663 ton.

Whereas for cassava, in 2011, it had the area of harvest of 421 Ha, this figure increased for 1,93% compared to 2010 which was 413 Ha. Because both these commodities have the crops acreage more than in 2010, then the production has also increased from the previous year. In 2011, the production of corn was as 258 tons while in 2010 it was 208 tons. For the production of cassava in 2011 it was 1.676 tons while the production in 2010 was 1.663 tons.

b. Tanaman Perkebunan

b. Plantation

Tanaman perkebunan yang paling banyak diusahakan oleh masyarakat Kota Ternate adalah Kelapa, cengkih dan Pala. Tanaman perkebunan ini ada yang berumur puluhan tahun, karena sejak zaman penjajahan dahulu kala tanaman perkebunan ini memang sudah di usahakan oleh masyarakat kota Ternate. Pada tahun 2011 luas tanaman menghasilkan untuk kelapa adalah 1.737 Ha, cengkih 1.378 Ha dan pala sebesar 657 Ha. Pada tahun 2010 produksi kelapa sebanyak 1.289 ton, produksi cengkih 590 ton dan produksi pala sebanyak 1.042,8 ton.

The most used plantations processed by the society of Ternate City are coconuts, cloves, and nutmegs. These plantations can last for a long time because since the colonialism era, these plantations have been produced by the society of Ternate City. In 2011, the width of plantation to produce coconuts was 1.737 Ha, cloves for 1.378 Ha and nutmeg for 657 Ha. In 2010, the production of coconuts was 1.289 tons, the production of cloves wa 590 tons and the production of nutmeg was as 1.042,8 tons.

c. Peternakan

c. Animal Husbandry

Populasi ternak di Kota Ternate belum banyak, sehingga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan daging pemerintah masih harus memasok pasokan daging dari luar wilayah Kota Ternate terutama dari Pulau Halmahera dan dari luar Maluku Utara. Komoditi yang biasanya di pasok dari Pulau Halmahera adalah sapi dan kambing, sedangkan komoditi yang biasanya di pasok dari luar Maluku Utara adalah unggas khususnya ayam. Pada tahun 2011 populasi ternak di Kota

Cattle population in Ternate City is not quite many, so to fulfill the society’s needs upon meat, the government should supply meat from outside parts of Ternate City particularly from Halmahera Island and from the outside of North Maluku. Commodities usually supplied from Halmahera Island area cows and goats, while the commodities usually supplied from the outside of North Maluku are poultry particularly chicken. In 2011, cattle population in Ternate City at most is cows Prospects & Opportunities Ternate City In the Regional Autonomy

81


Tenate yang paling banyak adalah Sapi dan Kambing. Meskipun begitu jumlah ini belum mencukupi kebutuhan masyarakat Ternate akan daging. Populasi sapi pada tahun 2011 sebanyak 1.570 ekor dan kambing 11.461 ekor.

and goats. Nevertheless, this figure has not yet met the sufficient needs of the Ternate’s people upon the meat. The population of cows in 2011 was 1.570 heads and goats for 11.461 heads.

d. Perikanan

d. Fishery

Sesuai dengan kondisi wilayah yang bercorak maritim, dimana luas wilaya mencapai 5.795,4 Km2 tentunya Kota Ternate memiliki potensi laut yang sangat besar yang bila dikelola dan di kembangkan dengan baik akan membuka lapangan keja dan sumber pendapatan guna meningkatkan k e s e j a h t e r a a n masyarakat khusunya nelayan. Hingga kini potensi sumber daya pesisir dan kelautan belum dikelola secara optimal hal ini disebabkan karena terbatasnya sumberdaya manusia dan modal yang merupakan persyaratan utama.

In accordance with the condition of areas with maritime pattern, where the area width reaches up to 5.795,4 Km2, naturally Ternate City has a very big sea potential. If it is managed and developed well, it will open job opportunities and income sources in order to improve the welfare of the society especially fishermen. Up until now, the potentials of coastal and sea resources are not optimally managed because of the limited human resources and capital which are the primary requirements.

Wilayah Kota Ternate terdiri dari pulau-pulau kecil yang memiliki luas lautan wilayah dan mengandung sumbersumber pertumbuhan ekonomi seperti perikanan pantai, terumbu karang, hutan Mangrof dan padang lamun.

The area of Ternate City consists of small islands which have ocean width and contain sources for economic growth such as coastal fisheries, coral reefs, Mangrof forest and seagrass beds.

Hasil Tangkapan di Perairan Ternate yaitu Ikan Cakalang

82

Prospek & Peluang Investasi Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Kota Ternate


Kapal Motor Nelayan bersiap-siap melaut

Jenis -jenis ikan yang tertangkap beragam rata-rata produksi tertinggi adalah jenis tuna /cakalang dengan ratarata produksi pertahun sebesar 4.522,60 ton, kemudian diikuti oleh ikan layang / selar dengan produksi rata-rata sebesar 1.522,35 ton dan yang terendah adalah ikan tembang sebesar 99,05(sumber : Komuditi Unggulan, 2011) selain itu Kota Ternate terpilih sebagai salah satu pengembangan Kawasan Minapolitan yang berbasis Infrastruktur, dengan beberapa fasilitas penting untuk menunjang aktivitas sentra perikanan seperti Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI Dufa-Dufa) dan juga terdapat PPN (Pangkalan Pendaratan Nusantara) di Bastiong yang saat ini dilakukan perluasan guna memenuhi standar Operasional dan dapat difungsikan sebagai pintu ekspor Perikanan di Maluku Utara sehingga penangananya langsung dilakukan Departemen Kelautan dan Perikanan. Di Maluku Utara sehingga penanganannya langsung dilakukan Departemen Kelautan dan Perikanan

Types of fish caught are various with the highest production on average is the type of tuna with average production per year for 4.522,60 tons, then followed by trevally fish with the average production of 1.522,35 tons and the lowest is tembang fish for 99,05 (Source: Primary Commodities, 2011). Beside that, Ternate City was chosen as one of the development areas of Minneapolitan which is infrastructuredbased, with several essential facilities to support the central activities of fishery such as Fish Landing Bases (PPI Dufa-Dufa) and there is also PPN (Archipelago Landing Bases) in Bastiong which is now being carried out to meet the operational standard and can be functioned as the exporting gate for fishery in North Maluku so that it is directly handled by the Department of Marine and Fishery.

Prospects & Opportunities Ternate City In the Regional Autonomy

83


84

Sebagai wilayah kepulauan yang dikelilingi oleh lautan, laut merupakan sumber penghidupan yang menjanjikan. Banyak masyarakat Kota Ternate yang tinggal di pesisir pantai bermata pencaharian sebagai nelayan. Selain itu tradisi masyarakat Kota Ternate yang menjadikan ikan sebagai makanan pendamping nasi yang wajib di konsumsi setiap hari, membuat nelayan menjadi salah satu mata pencaharian yang cukup menjanjikan. Di Kota Ternate terdapat dua pelabuhan perikanan yaitu pelabuhan Perikanan Bastiong, Ternate Selatan dan pelabuhan perikanan Dufa-Dufa, Ternate Utara. Kedua pelabuhan ini memasok hampir sebagian besar kebutuhan ikan masyarakat Ternate. Produksi perikanan Kota Ternate tahun 2011 yang terbesar adalah kecamatan Ternate Utara yaitu sebesar 2.105,92 ton dan kecamatan Ternate Selatan sebesar 3.763,89 ton. Jenis ikan yang paling banyak di tangkap masih di dominasi oleh jenis ikan cakalang/tuna yaitu sebanyak 3.670 ton.

As an archipelago area surrounded by oceans, sea is a promising source of lifing. Many peole of Ternate City settling in coastal area work as fishermen. Beside that, it is the tradition withing the people of Ternate City which make fish as a complementary food with rice which is compulsorily consumed everyday, making fisherman is one of the promising jobs. In Ternate City, there are two fishery harbours; they are fishery harbour of Bastiong, South Ternate and fishery harbour of Dufa-Dufa, North Ternate. Both harbours supply most of fish needed by Ternate citizens. Fishery products in Ternate City in 2011 was the biggest in the District of North Ternate that was as 2.105,92 tons and the District of South Ternate with 3.763,89 tons. The most caught fish type is still dominated by the type of tuna fish that was as much as 3.670 tons.

4.1.2. Sektor Industri

4.1.2. Industry sector

Industri yang berkembang di Kota Ternate adalah jenis industri kecil dan rumah tangga. Jenis industri ini cukup banyak di wilayah ini karena penggunaan teknologi yang relative sederhana dan keterbatasan aspek permodalan. Meskipun jenis industri yang ada sebagian besar berskala kecil tapi cukup mampu menyerap tenaga kerja sehingga dapat mengurangi angka pengangguran di Kota Ternate

Developing industry in Ternate City is the kind of small and household industries. This type of industry is quite a lot in this area because the mastery of technology which is relatively simple and the limited capital aspect. Eventhough the existing type of industries is mostly small scale, but it can recruit labours, thus reducing the number of unemployment in Ternate City.

a. Industri Kecil

a. Small Industries

Jenis industri yang berkembang di Kota Ternate adalah industri di bidang pangan, industri di bidang kimia dan bahan bangunan, industri bidang sandang, kulit dan kerajinan umum,serta industri bidang logam.

The type of industries developing in Ternate City is industry in food, chemistry and materials, clothing, leather and general craft, and metal industry.

Prospek & Peluang Investasi Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Kota Ternate


Suasana Bongkar muat di Pelabuhan Ternate

Pada tahun 2011 jumlah perusahaan industri kecil yang bergerak di bidang pangan sebanyak 43 perusahaan dan menyerap tenaga kerja sebanyak 149 orang. Di bidang kimia dan bahan bangunan terdapat 45 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja 291 orang. Di bidang sandang, kulit dan kerajinan umum terdapat 12 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja 33 orang. Dan di bidang industri logam terdapat 3 perusahaan yang menyerap 30 orang tenaga kerja.

In 2011 the number of small industries running in the food aspect was 43 companies and absorbed as many as 149 labours. In chemistry and materials, there were 45 enterprises with the number of workers as many as 291 people. In clothing, leather and general craft, there were 12 companies with the number of workers of 33 employees. And in metal industry, there were 3 enterprises which absorbed 30 workers.

b. Listrik

b. Electricity

Listrik sudah menjadi kebutuhan primer untuk saat ini, karena listrik sangat menunjang kegiatan sehari-hari manusia. Jika tidak ada listrik, maka aktifitas seharihari akan menjadi terhambat dan ruang gerak manusia pun menjadi terbatas. PT.PLN (persero) sebagai BUMN yang mengurusi pelistrikan setiap tahunnya selalu berupaya untuk memperluas jaringan agar seluruh pelosok di wilayah

Electricity has been the primary need for this present time, because electricity helpfully supports human’s daily activities. If there is no electricity, daily activities will be distracted and human movements will be limited. PT. PLN (Persero) as BUMN which takes care of electricity every year always makes efforts to expand the network so that all corners in Indonesia can be equipped by Prospects & Opportunities Ternate City In the Regional Autonomy

85


Indonesia dapat terlayani listrik. Namun kendala letak geografis serta sarana dan prasarana yang belum mendukung dapat menghambat proses perluasan jaringan listrik tersebut.

its electricity. However, the problems in geographical position as well as facilities and infrastructurs which have not been supported can obstruct the process of expanding electricity networking.

Di Kota Ternate, dari 7 kecamatan hanya 4 Kecamatan saja yang dapat teraliri listrik melalui jaringan PT. PLN (Persero) sedangakan untuk kecamatan Moti, Pulau Hiri dan Pulau Batang Dua belum teraliri listrik jaringan PLN. Untuk ketiga wilayah tersebut ketersediaan listriknya dikelola sendiri, sehingga wilayah mereka teraliri listrik berkat usaha swadaya masyarakat setempat dengan bantuan mesin dari swasta maupun dari PT.PLN (Persero).

In Ternate City, out of 7 districts, only 4 districts got the access of electricity through the network from PT. PLN (Persero) while for Moti, Hiri Island and Batang Dua Island District have not been flown by electricity from PLN network. For the three areas mentioned, the availability of electricity was self-managed, so their areas are flown by electricity due to the efforts of local community by the help of machines from the privates or from PT. PLN (Persero).

Pada tahun 2011 jumlah mesin PT.PLN (Persero) yang di gunakan untuk membangkitkan listrik di Kota Ternate sebanyak 7 buah. Dengan 7 buah mesin tersebut daya mampu listrik yang dihasilkan sebesar 26.200 MWH dengan daya tersambung sebesar 41.042 MVA.

In 2011 the number of machines from PT. PLN (Persero) utilized to generate electricity in Ternate City as 7 units. By those 7 machines, the generated electricity was as much as 26.200 MWH by the connected power of 41.042 MVA.

c. Air

c. Water

Selain listrik kebutuhan manusia yang utama lainnya adalah air. Air digunakan manusia untuk mencuci, mandi, dan minum. Air bersih sangat mempengaruhi kesehatan manusia, ketersediaan air bersih

Beside electricity, another human’s primary need is water. Water is used by human beings to do their laundry, take a bath, and drink. Clean and fresh water greatly influence human’s health, thus the

1

2

(1) Salah satu pusat berbelanjaan terbesar di Kota Ternate, (2) Pasar Tradisional di Kota Ternate

86

Prospek & Peluang Investasi Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Kota Ternate


Walikota Ternate saat melakukan peninjauan di lokasi pasar tradisional

sangat penting diperhatikan baik dari segi jumlah maupun kualitasnya. Jika hanya mengandalkan air hujan saja tidak akan cukup memenuhi kebutuhan air manusia, oleh karana itu pengelolaan air yang baik dapat menjamin selalu tersedianya air bersih bagi masyarakat. Minum untuk mengelola dan mendistribusikan air bersih ke masyarakat Kota Ternate. Pada tahun 2011 jumlah pelanggan PDAM sebanyak 18.169 orang yang dibagi menjadi beberapa kategori yaitu rumah tangga, usaha, usaha non komersial, usaha sosial dan pelabuhan. sedangkan jumlah air yang disalurkan selama tahun 2011 sebanyak 5.668.397 m3.

availabity of fresh water is really important to pay attention either from the amount or the quality. If only we depend on the water from the rain, it will not be sufficient to fulfill humans’ need. Therefore, the processing of good water can ensure the constant availability of clean water for the society. Clean water is processed and distributed to the society in Ternate City. In 2011, the number of PDAM customers was 18.169 people divided into several categories which are families, businesses, non-commercial businesses, social enterprises and harbors, while the amount of water to be distributed during 2011 was 5.668.397 m3.

4.1.3. Sektor Perdagangan

4.1.3. Trading Sector

Sektor perdagangan mempunyai peran yang sangat dominan dalam menggerakan roda perekonomian Kota Ternate selama beberapa tahun terakhir ini. Hal tersebut terlihat dalam struktur PDRB Kota Ternate

Trading sector has a considerably dominant role in triggering the wheel of economy in Ternate City for the past few years. That can be viewed form the PDRB structure of Ternate City where from year to year, this Prospects & Opportunities Ternate City In the Regional Autonomy

87


88

dimana dari tahun ke tahun sektor ini memberikan kontribusi terbesar dibanding sektor kegiatan lainnya.

sector has given the biggest contribution compared to other sectors.

a. Penyaluran Beras

a. Rice Distribution

Beras merupakan kebutuhan pokok yang sangat penting karena dikonsumsi oleh masyarakat dalam jumlah banyak. Harga beras akan mempengaruhi daya beli masyarakat terhadap barang kebutuhan lainnya, sehingga pemerintah perlu mengontrol harga kebutuhan pokok ini, karena kenaikan harga beras yang tidak terkontrol dapat memicu kenaikan inflasi. Perum Bulog Sub Divre Wilayah I Ternate merupakan lembaga pemerintah yang bertugas antara lain untuk mengontrol harga dan pasokan beras di wilayah Kota Ternate.

Rice is a primary need which is very essential because it is consumed by the public in a large amount. The price of rice will influence the purchasing power of the society towards other goods, so that the government needs to control the price of this primary need, because uncontrollable increase in the price of rice can trigger the increase of inflation. Perum Bulog Sub Divre Area I Ternate is a governmental intitution with the duties such as to control the price and supply of rice in the area of Ternate City.

Pada tahun 2011 menyalurkan sebanyak 1.222 ton beras, angka ini lebih kecil dibandingkan penyaluran tahun 2010 yang mencapai agka 11.781 ton. Hal ini di sebabkan antara lain oleh pemasukan pada tahun 2011 yang “hanya” berjumlah 374 ton, menurun drastis dari pemasukan pada tahun 2010 sebesar 5.496 ton. Informasi mengenai stok beras dan penyalurannya oleh Perum Bulog Sub Divre Wilayah I ternate.

In 2011, the city distributed rice for 1.222 tons, this figure is smaller compared to the distribution in 2010 which reached the number of 11.781 tons. This is due to the supply in 2011 which was “only” as much as 374 tons, dramatically decreasing from the supply in 2010 which was about 5.496 tons.

b. Penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM)

b. Fuel Distribution

Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan salah satu kebutuhan pokok yang penting bagi masyarakat. Apalagi bagi masyarakat Kota Ternate yang pertumbuhan kendaraan bermotor setiap tahunnya selalu meningkat. Pertamina UPPDN VIII Ternate memiliki tugas untuk menyalurkan dan menjaga ketersediaan Bahan Bakar Miyak (BBM) di Kota Ternate. Pada tahun 2011 Pertamina

Fuel Oil (BBM) is one of the important primary needs for the public, especially for the people in Ternate City whose the development of vehicle every year is always increasing. Pertamina UPPDN VIII Ternate has a task to distribute and maintain the availabilit of fuel oil (BBM) in Ternate City. In 2011, Pertamina distributed premium as much as 35.280 Kilo Litres, solar as much as 80.603 Kilo Litres and aviation fuel as

Prospek & Peluang Investasi Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Kota Ternate


menyalurkan premium sebanyak 35.280 Kilo Liter, solar sebanyak 80.603 Kilo Liter dan avtur sebanyak 11.295 Kilo Liter. Angka ini naik jika dibandingkan dengan penyaluran BBM pada tahun 2010 yaitu premium sebanyak 34.184 Kilo Liter, solar sebanyak 73.973 Kilo Liter dan Avtur sebanyak 10.919 Kilo Liter.]

much as 11.295 Kilo Litres. These numbers increased compared to the distribution of fuel oil in 2010 that was premium for 34.184 Kilo Litres, solar for 73.973 Kilo Litres and aviation fuel for 10.919 Kilo Litres.

c. Sarana Perdagangan

c. Trading Facilities

Seiring dengan perkembangan perdagangan di Kota Ternate, maka pemerintah selalu berusaha untuk memperbaiki dan menambah sarana dan prasarana untuk menunjang perdagangan tersebut. Sarana perdagangan pun setiap tahunnya semakin meningkat. Mulai dari toko kelontong hingga mall mulai banyak bermunculan di wilayah Kota Ternate.

Along with the development of commerce in Ternate City, the government keeps trying to improve and increase the facilities and infrastructures to support the commers. These facilites have been improved year by year, from the grocery stores up to the malls can be visited in Ternate City.

Untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam sektor perdagangan, maka selain dari segi sarana perlu juga di bantu dari segi permodalan. Salah satu lembaga yang dapat membantu masyarakat terutama kalangan menengah kebawah dari segi permodalan yaitu koperasi. Jumlah koperasi dari tahun ke tahun semakin meningkat terutama untuk koperasi non KUD. Pada tahun 2011 jumlah KUD sebanyak 11 buah, jumlah ini sama dengan tahun sebelumnya. Sedangkan jumlah koperasi non KUD pada tahun 2011 sebanyak 276 buah, jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2010 yang berjumlah 248 buah.

In order to increase the active role of society in the sector of commerce/trading, beside from the facilites point of view, capital investment needs to be supported as well. One of the institutions which can help citizens, particularly middle to low level society, from the capital investment point of view, is a non-KUD cooperative. In 2011 the number of KUD was as many as 11 units, this figures was the same as the previous year. Meanwhile, the number of non-KUD cooperative in 2011 was 276 units where this figure increased if compared to 2010 which was about 248 units.

Prospects & Opportunities Ternate City In the Regional Autonomy

89


90

4.1.4 Sektor Perbankan

4.1.4 Banking Sector

Pada tahun 2010, kinerja perbankan di Kota Ternate menunjukan peningkatan . membaiknya kinerja perbankan tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator utama seperti : perkembangan total asset dan kemampuan bank dalam menghimpun dana dari masyarakat /pihak ketiga (DPK). Selama tahun 2010, data dari bank Indonesia menunjukan bahwa sampai dengan Desember 2010 Terdapat 12 bank umum (Konvesional dan syariah) dan 2 bank perkreditan rakyat (BPR) yang beroperasi dikota Ternate. Dari seluruh bank yang beroperasi di Kota Ternate, pelayanan kepada nasabah dilakukan melalui 11 kantor cabang, 4 kantor cabang pembantu, 1 kantor kas dan 3 kantor unit.Keberadaan kantor cabang dari bank umum yang berkedudukan di Kota Ternate memperlihatkan perkembangan keuangan/perekonomian Maluku Utara masih didominasi Kota Ternate.

In 2010, the performance of banks in the city of Ternate show improvement. banking performance improvement can be seen from several key indicators such as: the development of total assets and the ability of banks to raise funds from the public / third parties (DPK). During 2010, data from the Bank Indonesia showed that up to December 2010 There were 12 commercial banks (Conventional and Islamic) and 2 rural banks (BPR), which operates in the city of Ternate. From all banks operating in Ternate, service to customers through 11 branches, 4 branch offices, cash offices and 3 1 unit.Keberadaan branch offices of banks domiciled in Ternate show the development of financial / economic Maluku still dominated Ternate.

Prospek & Peluang Investasi Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Kota Ternate


4.1.5. Sektor Pariwisata

4.1.5. Tourism Sector

a. Kedaton dan Museum Sultan Ternate

a. Palace and Museum of Sultan Ternate

Didirikan pada tanggal 24 november 1813 oleh Sultan Ternate ke-40, Muhammad Ali. Diatas bukit limau santosa dengan luas areal 44,560 m2. Objek wisata ini terletak di kelurahan Soa-sio, kecamatan Kota Ternate Utara. Arsitektural bangunan berbentuk seekor singa yang sedang duduk dengan dua kaki depan menopang kepalanya. Saat ini, ruang tengahnya difungsikan sebagai museum dengan koleksi bendabenda budaya dan peninggalan sejarah kejayaan Kesultanan Ternate di masa lalu antara lain), Alqur’an tulisan tangan ,kelapa kembar ( Upeti dari Raja Sangir ), dan Peralatan Perang serta Mahkota berambut yang dihiasi dengan 100 buah batu-batuan permata yaitu Mutiara, Berlian, Shafier,Akik,Jamrud Mira’a, Emas,Perak,Perunggu dll, dan rambuntnya senantiasa tumbuh dan dipotong pada saat Hari raya Idul Adha dengan suatu Upacara Khusus. Mahkota ini terdapat di dalam Kedaton Sultan Ternate.

Build in 1813 by the 40th sultan ternate, Muhammad Ali, this tour site is located in soa sio district North Ternate City District. The architectural have the shape of sitting lion with two forelegs supporting its head. Right now, the main room is functioned as a meseum with cultural item and historical arttifacts that show the glory if ancient Sultan Ternate, such as a Crown, Writing hand Al-qur’an, Twins coconut ( by Sangir King) and war equipments. A Crown which enriched by kind of precious stone and also with a growing hair, the hair is annually cut-out on Eid Mubarak on a special ceremony. This crown is located inside Sultan Ternate Palace.

1 Prospects & Opportunities Ternate City In the Regional Autonomy

91


b. Baramasuwen (Bambu Gila)

b. Baramasuwen (Mad Bamboo)

Merupakan permainan rakyat yang sangat menarik untuk ditonton. Permainan dilakukan dengan peserta kurang lebih 7 orang dan menggunakan bambu, bara api serta kemenyan. Permainan bambu gila yang juga sering disebut Baramasuwen, Dahulu kala dimanfaatkan untuk memindahkan alat berat guna meringankan pekerjaan manusia. Permainan ini mencerminkan sifat kegotong –royongan dan ciri khas keseharian rakyat Ternate.

Is a tradional game in Ternate which requires apporoximately 7 People using bamboo, frankincense. Long time ago, this mad bamboo game which also called baramasuwen was used to mave heavy equipment facilitate human work. This game also reflecting the mutual assistace of ternate people.

c. Salai Jin Tarian Salai Jin, kata Salai Jin berasal dari bahasa Ternate yang berarti tarian Jin. Tarian ini diangkat sebagai rentetan acara ritual setiap Soa atau Marga yang berada di daerah Moloku Kie Raha yang disebut ARWAHA BABA SE ETE, atau pemberian sesajian terhadap para leluhur dan disajikan dalam suatu tarian untuk memperkaya khasanah budaya Moloku Kie Raha pada umumnya dan ternate pada khususnya.

2

92

Prospek & Peluang Investasi Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Kota Ternate

c. Salai Jin Salai Jin is a Ternate word for dance for Jin ( ethereal entity). This dance is part of series of ritual every Soa for Marga which exist in Moloku Kie Raha. They are called Arwaha Baba se Ete. It is also about giving offerings to the ancient sprits and manifests it in the form of dance. It can enrich the culture of Moloku Kie Raha generally and Ternate specifically.


3

3 (1) Sultan bersama sang permaisuri Ternate, (2) Batu Angus, (3) Pemandangan bawah laut di Ternate (4) Pulau Maitara dikejauhan / (1) with his consort Sultan of Ternate, (2) Batu angus beach, (3) The underwater scenery in Ternate (3) Island Maitara distant

Prospects & Opportunities Ternate City In the Regional Autonomy

93


94

Prospek & Peluang Investasi Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Kota Ternate


BAB 5

PENUTUP chapter 5 CONCLUSION


B

uku Prospek & Peluang Investasi Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Kota Ternate�. ini merupakan gambaran secara umum berbagai sektor pendukung pembangunann di Kota Ternate, semoga dengan kehadirannya dapat menambah khasanah wawasan dan sumber informasi bagi para pelaku usaha maupun calon investor untuk datang dan turut serta dalam geliat menggerakkan perekonomian di Kota Ternate. Seseuai dengan keunggulan potensi dan sumber daya alam yang terhampar. Dengan penyebarluasan informasi ini diharapkan peran serta masyarakat dalam andilnya terhadap pembangunan.

96

T

he book of “Prospects and Investment Opportunities in the Implementation of Regional Autonomy of Ternate City� is a general description of various supporting sectors of development in Ternate City, hope this presence can enhance the knowledge and information sources for businessmen as well as potential investors to come and participate in the economic movement in Ternate City according to the potential advantages and natural resources outspread. By this information distribution, public participation is highly expected towards the development.

Kota ternate sebagai suatu daerah dan sebagai suatu kota, harus mampu menyelenggarakan pembangunan guna dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya sekaligus dapat menjadi cerminan citra budaya bangsa Indonesia. Sebagai konsekuensi dari kedudukan ini maka disadari bahwa kota Ternate secara terus menerus mengalami perkembangan yang sangat dinamis dalam bidang sosial, ekonomi dan politik. Perkembangan ini telah berpengaruh pula kepada sistem dan struktur perekonomian, sosial dan politik yang berakibat kepada perubahan fisik kotanya. Dari perkembangan ini telah muncul nilai-nilai baru serta kebutuhan akan perubahan sistem dan struktur dari yang sebelumnya.

Ternate City as a region and as a city, should be able to organize the development in order to increase the welfare of its society as well as become a reflection of national cultural image of Indonesia. As a consequence of this position, it should be realized that Ternate City continues to develop in a very dynamic way in the social, economy and politics sectors. This development has influenced the economic, social and political structures which result in the physical changes of the city. From this development, there have emerged new values and changes in system and structures from the former.

Menjadikan Kota Ternate sebagai kota yang Mandiri kota yang mandiri berdasarkan pada sektor unggulan jasa perdagangan, perikanan dan pariwisata.berkelanjutan perlu adanya sumber media informasi seperti yang telah tersaji pada bab demi bab dalam buku ini. Untuk itu ke depan semoga penyajian-penyajian informasi yang masih belum lengkap adalah menjadi kewajiban bagi kita semua demi kelangsungan citacita kita bersama.

Making Ternate City as an independence city based on the continuous primary sector of services, trading, fishery and tourism, sources of information media are demanded as what have been presented chapter by chapter in this book. For this, in the future, it is expected that information presented which is yet still incomplete becomes the responsibility for all of us for the continuity of our shared objectives..

Prospek & Peluang Investasi Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Kota Ternate










Kelurahan Kalumpang Jl. Kapitan Pattimura TERNATE - MALUKU UTARA Telp. 0921-3125686








GTR

PT. GOTO TIMUR RAYA

KEGIATAN USAHA

AGEN PREMIUM DAN MINYAK SOLAR

No.76.978.01

General Kontraktor, Perdagangan Umum Liveransir, (Agen Premium dan Minyak Solar) Pengadaan Barang dan Jasa, Pertanian, Perikanan, Perkebunan, Pertambangan, Kehutanan, Agro Bisnis, Pengadaan Bahan Pangan, Perindustrian, Percetakan, Transportasi Angkutan Darat dan Angkutan Laut DIRUT : BAPAK IRSAN MAPASANDA, SE

ALAMAT: Jl. Raya Rum Kecamatan Kota Tidore Utara Kantor Perwakilan, Jati - Perumnas No.1 Blok II Kota Ternate Selatan

Kota Tidore Kepulauan Provinsi Maluku Utara Telp. 0921-3121817 Fax. 0921-3122602








TIM PENYUSUN BUKU : Pelindung : 1. Walikota Ternate H. Burhan Abdurahman, SH, MM 2. Wakil Walikota Ternate Ir. Arifin Jafar 3. SEKDA Kota Ternate, H. Isnain H. Ibrahim, SH,MM Tim Penyusun : 1. Kabag Humas dan Protokol Pemkot Ternate Thamrin Marsaoly, SP, M.Sc 2. Sahdian Salim, SE 3. Doni Dolfiansyah, S. 4. Abubakar 5. Akram Pora, SE Tim Penerbit : Lori Lessy (Ketua) Anggota : Din Irham Mony, S.Hut M Sedek Latuconsina Djafar S Darawia Sangadji, S.Hut Graphic Design : Harianto Sabir (HSD) Copyright by: Pemerintah Kota Ternate PT. Media Purwanto Mandiri EDISI 2013 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang memproduksi seluruh atau sebagian dari foto, teks, atau ilustrasi isi Buku dalam Segala Bentuk Apapun Tanpa Izin Tertulis



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.