18 09 2016

Page 1

24

ENERGI PERADABAN

Halaman

Minggu @mediaindonesia Harian Umum Media Indonesia

MINGGU, 18 SEPTEMBER 2016 / NO. 12891 / TAHUN KE-47

HLM 4 Menata Holding BUMN Pangan

Pemasangan Iklan & Customer Service: 021 5821303 No Bebas Pulsa: 08001990990 e-mail: cs@mediaindonesia.com Rp4.000/eks (di luar P.Jawa + ongkos kirim) Rp89.000/bulan (di luar P.Jawa + ongkos kirim)

w w w . m e d i a i n d o n e s i a . c o m

HLM 11 Rumah Indekos Semewah Hotel

HLM 15 Sonsang Menanti Dijamah

PON Jabar Momentum Galakkan Kompetisi PRESIDEN Joko Widodo menyatakan gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX 2016 Jawa Barat 17-29 September diharapkan menjadi momentum untuk menggalakkan kompetisi olahraga di Indonesia. Perhelatan PON XIX 2016 resmi dibuka di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, tadi malam, ditandai penekanan sirene oleh Presiden Joko Widodo, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Presiden Jokowi menegaskan ajang PON yang berlangsung empat tahun sekali merupakan ajang berkumpulnya atlet-atlet terbaik Indonesia. Atlet yang meraih juara dalam PON akan menjadi andalan Indonesia nantinya untuk menghadapi berbagai ajang kompetisi olahraga internasional. “Para atlet yang bertanding di PON XIX/2016 Jabar siap menjadi juara. Juara-juara PON ini nantinya akan menjadi andalan Indonesia untuk SEA Games 2017 Malaysia dan saat Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018 mendatang,” kata Presiden dalam sambutannya sebelum membuka secara resmi ajang yang diikuti 9.248 atlet dari 34 provinsi tersebut. Pembinaan olahraga, lanjut Presiden, harus bermula dari desa hingga ke level provinsi dan kemudian di level nasional. Dengan kompetisi yang berjenjang, menurut Presiden, akan lahir bibit olahragawan yang menjadi salah satu bukti ketangguhan Indonesia sebagai bangsa. “Dengan semangat kompetisi, akan lahir semangat men sana in corpore sano. Akan lahir semangat berkompetisi, semangat juang, dan mental pemenang. Saya ucapkan selamat bagi atlet-atlet yang akan bertanding di PON,” ujar Presiden. Legenda bulu tangkis Indonesia, Susy Susanti, berharap dari PON XIX/2016 Jabar akan lahir atlet nasional yang mampu mengharumkan nama Indonesia di ajang internasional, bahkan hingga ke ajang Olimpiade yang merupakan pesta olahraga terbesar sejagat. “Saya berharap PON Jabar ini bisa sukses dan menciptakan juara-juara hingga level Olimpiade,” kata Susy. (Gnr/BU/Mag/R-1)

Durasi Gim dan Perilaku

EBET

ANAK Anda gemar bermain gim? Biarkan saja asalkan durasi tidak lebih dari 2 jam. Jika lebih dari itu, hal tersebut akan menimbulkan masalah. Peneliti asal Spanyol, Jesus Pujol, mengatakan, walau berpengaruh baik, gim harus dikombinasikan dengan aktivitas fisik di luar ruang. Pujol meneliti manfaat positif gim pada 2.442 anak berusia 7-11 tahun di Barcelona. Rata-rata anak bermain gim 4 jam seminggu. Anak laki-laki menghabiskan 1,7 jam lebih lama dalam seminggu ketimbang anak perempuan. Secara umum, anak yang hobi main gim tidak menunjukkan masalah perilaku. Namun, anak yang bermain gim 9 jam seminggu memiliki gangguan perilaku. (Dailymail/Dio/X-5)

MI/ROMMY PUJIANTO

PEMBUKAAN PON XIX JABAR: Suasana pesta kembang api saat pembukaan Pekan Olahraga Nasional XIX di Gelora Bandung Lautan Api, Jawa Barat, kemarin. Pesta olahraga terbesar di Tanah Air yang akan berlangsung hingga 29 September 2016 itu dibuka Presiden Joko Widodo.

Sudahlah, Setop Korupsi!

MI/ARYA MANGGALA

KPK mewanti-wanti pejabat eksekutif, legislatif, yudikatif, penegak hukum, dan pengusaha agar tidak bermain-main dalam urusan pangan. ASTRI NOVARIA

I

NDONESIA benar-benar berada dalam darurat korupsi. Kini tidak ada lembaga negara yang kalis dari tindak pidana korupsi. Kemarin, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman sebagai tersangka dalam dugaan kasus suap. Ini bukan yang pertama pemimpin lembaga tinggi negara, pilar negara, tersangkut kasus rasywah. Sebelumnya, Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar divonis seumur hidup pada Juni

“S

UDAH jelas-jelas mau cerai. Eh pertama ketemu hakim, masak langsung ngomong, Ibu enggak jadi kan gugatnya?” kata Eva setengah terbahak ketika menceritakan pengalamannya mengurus perceraian ke Pengadilan Agama Jakarta Selatan. Kendati ia sempat menjalani berbagai sidang, termasuk mediasi, pembuktian, hingga musyawarah, nyatanya seloroh sang hakim itu terwujud juga. Pekerja di agensi periklanan itu akhirnya mencabut

2014 karena terbukti melakukan tindak pidana korupsi. Dalam mengomentari kasus Irman, Presiden Joko Widodo menegaskan kepada semua pihak untuk menghentikan segala hal yang menjurus pada tindak korupsi. “Saya tegaskan sekali lagi, setop korupsi! Untuk siapa pun!” kata Presiden seusai kunjungan kerja di Dusun Cangkuang Wetan, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, kemarin. Pemerintah, lanjut Presiden, juga berkomitmen untuk tidak mencampuri proses hukum yang dilakukan KPK. “Saya menghormati proses hukum yang sedang berjalan di KPK terhadap siapa pun. Saya meyakini KPK dalam menangani sesuai dengan kewenangan mereka dan profesional,” pungkasnya. Wakil Presiden Jusuf Kalla, yang saat ini berada di Venezuela untuk mengikuti KTT Gerakan Non-Blok, pun menyesalkan peristiwa itu. “Kasus dugaan suap yang menimpa Irman mencoreng citra DPD seba-

Kirimkan tanggapan Anda atas berita ini melalui e-mail: interupsi@mediaindonesia.com Facebook: Harian Umum Media Indonesia Twitter: @mediaindonesia Tanggapan Anda bisa diakses di mediaindonesia.com

gai salah satu lembaga tinggi negara,” ujar Kalla kepada wartawan Media Indonesia Christian Dior Simbolon di Margarita, Venezuela, kemarin. KPK, dalam konferensi pers di Gedung KPK Jakarta, menyatakan Irman terkait dengan rekomendasi kuota gula impor Provinsi Sumatra Barat yang diberikan Bulog kepada CV Semesta Berjaya pada 2016. Selain Irman, KPK menetapkan tiga tersangka lainnya. Dalam operasi tangkap tangan, KPK menyita barang bukti uang Rp100 juta dari kediaman rumah dinas Irman di Jalan Denpasar Raya, Blok C3/8, Kompleks Widya Chandra, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (16/9). (Lihat grafik)

Sesuai aturan Sebelum KPK menggelar konferensi pers, sempat muncul pesan berantai di jejaring sosial dan Twitter atas nama Irman Gusman. Isinya mengenai penjelasan kronologi dan sanggahan Irman yang intinya bahwa operasi tangkap tangan KPK melanggar prosedur serta fitnah. Beredar pula rilis atas nama Irman Gusman yang isi pesannya kurang lebih sama. Wakil Ketua KPK Laode M Syarif menegaskan pesan berantai, Twitter, dan rilis itu bukan dari Irman, melainkan dari stafnya. Sejak ditangkap di rumahnya dan dibawa ke Gedung KPK, Irman tidak memiliki akses memegang ponsel.

Indonesia Kuat dari Rumah gugatannya. Hal itu ia lakukan karena berhasil membangun komitmen baru dengan pasangannya, ditunjang suasana pengadilan yang seakan sengaja dikondisikan tak mendukung perceraian itu. Ikhtiar buat mempertahankan keluarga-keluarga Indonesia tetap utuh itu memang tengah menjadi agenda Kementerian Agama dan berbagai komunitas yang bergiat

dalam kampanye pemberdayaan keluarga, baik yang berfokus di langkah pencegahan maupun penanganan. Tim Peneliti Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kemenag menyebutkan, empat tahun terakhir, dari dua juta pasangan yang mencatatkan perkawinan, hampir 300 ribu atau 15% dari mereka mengakhiri biduk rumah tangga. Temuan itu

memang mengkhawatirkan. “Keluarga itu komunitas masyarakat paling kecil. Jadi, keluarga unggul akan jadi embrio masyarakat tangguh. Ketika setiap masyarakat mengelola keluarganya dengan ilmu dan kesungguhan, akan muncul generasi andalan bangsa ini,” kata Septi Peni Wulandari, pendiri Institut Ibu Profesional (IIP), yang membekali para perempuan de-

“Semua prosedur penangkapan sudah sesuai dengan SOP dan peraturan perundangan berlaku. Semua OTT ini direkam secara profesional oleh penyidik KPK,” tandasnya. Laode juga mewanti-wanti siapa saja untuk tidak bermain-main dengan urusan pangan karena KPK memberikan perhatian khusus pada persoalan pokok tersebut. “KPK mengimbau para pejabat eksekutif, legislatif, yudikatif, penegak hukum, dan pengusaha, tolong jangan ulangi hal seperti itu,” tukasnya. (Gol/EM/X-5)

Astri@mediaindonesia.com Berita Terkait Hlm 3

ngan keterampilan mengelola keluarga. Tentu, jika keutuhan itu terlalu banyak terkoyak, walaupun di berbagai kasus itu menjadi solusi, kondisi yang terjadi ialah sebaliknya. Tantangan buat lembaga perkawinan memang kian kompleks. Pasangan yang terlalu fokus pada media sosial, walau tak menjadi sebab tunggal, ialah salah satunya. Jadi, mari berdayakan keluarga agar Indonesia kian kuat. (Her/M-1)

Jeda Hlm 6


2

SELEKTA

MINGGU, 18 SEPTEMBER 2016

Akselerasi Amnesti Pajak Tunjukkan Hasil Hingga akhir September, para wajib pajak diperkirakan intens dan berbondong-bondong mengikuti program amnesti pajak. jelas Benny. Pada kesempatan sama, Ketua WantimINAT warga negara Indonesia pres Sri Adiningsih juga yakin masih cukup (WNI) yang memiliki dana di banyak warga Indonesia yang akan mengiSingapura mengikuti program kuti program amnesti pajak. Di tempat terpisah, PT Industri Jamu dan amnesti pajak cukup besar. Akselerasi program itu juga sudah terlihat Farmasi Sido Muncul Tbk juga mengadakan karena kenaikannya per dua hari sangat sosialisasi program amnesti pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Cilandak, cepat. “Wajib pajak besar mulai antusias mengi- Jakarta Selatan, kemarin. Dalam sosialisasi kuti. Sebelumnya relatif kecil. Secara itu, Sido Muncul mengajak para distributor rata-rata, per orang itu mendeklarasikan dan grosir Jakarta. Sebelumnya, kata Direkharta Rp8,6 miliar dan angkanya terus tur Sido Muncul Irwan Hidayat, pihaknya naik,” kata pengamat ekonomi Universitas sudah melakukan sosialisasi kepada para Indonesia Faisal Basri saat ditemui di sela- distributor di Jawa Tengah serta grosir di sela peresmian gedung baru perusahaan Semarang dan akan disusul di Bandung, penyedia alat berat Jimac, di Jakarta Barat, Jawa Barat, dan Surabaya, Jawa Timur. “Kalau dulu kan orang taat bayar pajak, kemarin. sekarang pemerintah sudah Mulai Senin (19/9) hingga mengeluarkan kebijakan. akhir September, lanjutnya, “Kebijakan ini peluang Karena itu, kita harus bayar para wajib pajak akan intens pajak. Presiden Jokowi kan dan berbondong-bondong emas yang langka. sampai turun tangan senmengikuti program amnesti Nantinya seluruh diri, saya sampai terharu. pajak. Namun, Faisal meliJadi, kami akan membantu hat para wajib pajak besar aktivitas ekonomi sebisanya,” ungkap Irwan. belum tentu bisa cepat daterintegrasi dengan Di tempat sama, Kepala lam me ngumpulkan dana KPP Pratama Cilandak Herkarena bentuknya harus tusistem perpajakan.” nita Arius mengapresiasi nai dan tidak bisa berbentuk langkah perusahaan jamu harta. Karena itu, mereka Hernita Arius itu yang mengajak jaringan butuh waktu. Kepala KPP Pratama Cilandak distributor dan grosir ikut “Selain itu, terdapat faktor saling tunggu di antara pengusaha sehingga program amnesti pajak. “Kebijakan ini merupakan peluang emas membuat prosesnya tidak bisa cepat,” yang langka. Nantinya, seluruh aktivitas tambahnya. Keyakinan Faisal akan semakin banyak- ekonomi terintegrasi dengan sistem perpanya wajib pajak besar ikut program amnesti jakan yang tidak bisa disembunyikan lagi. pajak dibenarkan CEO of Jimac Group Benny Semua wajib pajak diberi peluang untuk Kurniajaya. Bos perusahaan penyedia alat merestart,” kata dia. Irwan menambahkan jumlah distribuberat itu yakin program itu akan sukses. Karena itu, pada acara peresmian gedung tornya secara nasional 120 dengan 10 ribu sekaligus HUT kelima perusahaannya, ia grosir. “Meski dana grosir tidak banyak, kan mengundang 1.000 pengusaha untuk sosial- jumlahnya puluhan ribu,” kata dia. Amnesti pajak, menurutnya, sangat isasi program amnesti pajak dan menjelasbermanfaat untuk masyarakat. Dengan kan prospek ekonomi Indonesia ke depan. “Tax amnesty itu pasti berhasil dan saya program itu, masyarakat bisa memperbaiki sedang mengurus semuanya untuk per- laporan keuangan dengan biaya yang musiapan deklarasi dalam beberapa hari ke rah. “Tanpa amnesti, persoalan di negeri ini depan. Ini butuh waktu karena banyak seperti benang kusut, macet di mana-mana,” orang ingin ikut, tetapi tidak punya uang tambah Irwan yang mengaku tidak mecash (tunai) dan saat ini mereka sedang nyimpan uang di luar negeri. (RO/X-8) mencari uangnya. Banyak orang punya aset ratusan miliar, tetapi tidak punya cash-nya,” dero@mediaindonesia.com

DERO IQBAL MAHENDRA

M

ANTARA/BUDI CHANDRA SETYA

FESTIVAL GANDRUNG SEWU BANYUWANGI: Para penari membawakan tarian bersama pada Festival Gandrung Sewu di Pantai Boom, Banyuwangi, Jawa Timur, kemarin. Festival yang menampilkan sekitar 1.200 penari wanita tersebut merupakan agenda tahunan Kabupaten Banyuwangi guna melestarikan seni budaya yang menjadi maskot kota tersebut.

Tidak Ada Kata Letih demi Palestina SELURUH negara anggota Gerakan Non-Blok (GNB) sepakat untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Tak hanya lewat diplomasi, sejumlah langkah konkret pun sedang disiapkan. Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, saat ditemui wartawan di sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-17 GNB, kemarin (Jumat waktu setempat), mengatakan Indonesia didapuk sebagai ujung tombak perjuangan kemerdekaan Palestina dari pendudukan Israel. “Indonesia tidak akan pernah letih. Kita akan maju terus sampai tujuan kemerdekaan Palestina itu tercapai. Kapan tujuan itu tercapai? Tidak ada orang yang tahu. Namun, kita harus terus merangkul sebanyak mungkin negara untuk

mendukung kemerdekaan Palestina,” ujar Retno. Sebagaimana dilaporkan wartawan Media Indonesia Christian Dior Simbolon dari Caracas, Venezuela, pertemuan Tingkat Menteri Komite Palestina GNB digelar di sela-sela KTT GNB. Pertemuan itu dihadiri negara-negara anggota GNB, yaitu Indonesia, Aljazair, Bangladesh, Kolombia, Kuba, Mesir, India, Malaysia, Palestina, Senegal, Afrika Selatan, Zambia, dan Zimbabwe. Dalam pertemuan itu, kata Retno, negara-negara GNB menyepakati isu kemerdekaan Palestina menjadi prioritas di KTT GNB kali ini. GNB akan membentuk komite khusus yang beranggotakan 13 negara guna membahas langkahlangkah konkret dalam upaya

memerdekakan Palestina. Hasil pembahasan tersebut, sambungnya, akan diadopsi menjadi dokumen resmi yang disepakati semua anggota GNB. “Jadi dokumennya ada tiga dan salah satunya khusus tentang Palestina. Nanti akan kita bawa ke Sidang Majelis Umum PBB juga,” ujar Retno. Diakuinya, upaya memerdekakan Palestina bukan perkara mudah. Namun, perjuangan itu bukannya tanpa harapan. Titik terang terlihat dengan munculnya dukungan negara-negara Eropa, salah satunya datang dari Swedia. Delegasi KTT Ke-17 GNB membahas khusus soal kemerdekaan Palestina di tengah makin kuatnya dukungan Amerika Serikat terhadap Israel. Pada pekan lalu, Amerika Se-

rikat baru saja mengucurkan bantuan militer US$38 miliar (sekitar Rp500 triliun) kepada negara Zionis tersebut. Sebagaimana diungkap kantor berita Reuters, nilai bantuan itu menjadi bantuan militer terbesar yang pernah diberikan Amerika Serikat kepada negara mana pun. Meski demikian, bantuan yang akan diberikan secara bertahap selama 10 tahun itu juga mensyaratkan sejumlah hal yang harus dipatuhi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Syarat itu di antaranya larangan bagi Israel mencari bantuan tambahan dari Kongres Amerika Serikat dan pemberian sebagian dana untuk mengembangkan industri pertahanan sendiri. (Ant/J-1)

Daging dari India hanya untuk Jabodetabek

ANTARA/IGGOY EL FITRA

ATRAKSI PACU JAWI: Joki memacu dua sapinya pada atraksi pacu jawi di area pesawahan Tabek, Tanah Datar, Sumatra Barat, kamarin. Kegiatan tradisi anak nagari sebelum musim tanam tersebut kini masih terus diminati wisatawan baik domestik maupun mancanegara.

Sensasi Berkendara di Atas Awan

S

UNGAI Beipanjiang yang masuk wilayah Liupanshui di Provinsi Guizhou, Tiongkok, tampak seperti selokan yang meliukliuk. Di kanan-kirinya, dua pegunungan mengapit sehingga sungai itu seperti urat nadi yang membelah lembah jika dilihat dari ketinggian. Pemandangan itu dapat dilihat jika kelak Anda berkendara melewati Jembatan Beipanjiang. Saat melintasi jembatan itu, Anda seperti berkendara di atas awan. Betapa tidak, ketinggian jembatan itu mencapai 565 meter dari atas sungai dan membentang

antara Liupanshui di Provinsi Guizhou hingga Xuanwei di Provinsi Yunan. Menurut pejabat Departemen Transportasi Provinsi Guizhou, jembatan itu merupakan yang tertinggi di dunia. Saat ini para insinyur di Tiongkok baru saja merampungkan struktur jembatan sehingga kedua ujungnya telah terhubung. Selain ditopang tiang-tiang penyangga, badan jembatan itu ditopang kawat baja, mirip jembatan gantung. Pembangunan kawat penopang sepanjang 1.341 meter itu dimulai pada 2013 dan menghabiskan biaya

sekitar 1 miliar yuan atau sekitar US$150 juta. Menurut otoritas setempat, jika jembatan itu rampung, warga Tiongkok yang bermukim di wilayah Liupanshui, Provinsi Guizhou, hanya membutuhkan waktu kurang dari dua jam berkendara untuk mencapai daerah Xuanwei di Provinsi Yunan, atau tiga jam lebih singkat daripada sebelumnya. Menurut otoritas setempat, jembatan itu bakal mengalahkan Jembatan Sungai Sidu di Provinsi Hubei, yang sebelumnya memegang rekor sebagai jembatan tertinggi di dunia

MENTERI Perdagangan Enggartiasto Lukita memastikan impor daging kerbau dari India hanya didistribusikan ke wilayah Jabodetabek. Enggar mengeluarkan pernyataan itu dalam menjawab kekhawatiran para petani dan peternak sapi di Lampung Tengah. “Jadi sekarang harus ada perimbangan. Impor daging kerbau dari India hanya didistribusikan ke Jabodetabek, dengan pengimpor tunggal Bulog. Ini upaya pemerintah menghajar para pemain daging yang tidak benar dalam menetapkan harga, bukan untuk menyerang peternak atau feedloter (perusahaan penggemukan),” tutur Enggar dalam kunjungan kerjanya ke masyarakat petani

dengan ketinggian 1.222 meter. Beberapa jembatan tinggi di dunia saat ini memang berada di Tiongkok. Mereka bahkan memiliki Beipan River Shuibai Railway Bridge yang merupakan jembatan kereta api tertinggi di dunia.

dan feedloter di Lampung Tengah, kemarin. Kekhawatiran para peternak sapi di berbagai daerah muncul karena pada awal bulan ini tersiar wacana tentang perluasan cakupan distribusi daging kerbau impor dari India. Mendag menjelaskan kenaikan harga daging sapi tidak selalu membawa keuntungan bagi peternak. Keuntungan kerap hanya diambil para calon perantara, sedangkan masyarakat sulit mengonsumsi daging dan akibatnya juga merugikan pedagang eceran. “Satu kebijakan Presiden bahwa produksi nasional tetap harus dijaga dan seluruh produksi harus diserap, seperti industri pakan ternak

harus menyerap hasil panen jagung. Memang di satu sisi ada aturan yang mungkin terlihat ruwet dengan adanya harga pembelian pemerintah (HPP). Namun, bila tidak diatur, harga bahan pangan lokal dapat terjun bebas...Bila harga hasil pun naik, tanpa aturan, petani tak akan menikmati karena keuntungan diambil tengkulak,” tutur Enggar. Tujuh kelompok petani, yang menjadi peternak kecil dari tujuh desa binaan kemitraan Great Giant Livestock Company (GGLC) di Lampung Tengah, berharap kebijakan pemerintah itu dijalankan dengan sebaik-baiknya. Usaha penggemukkan dan peternakan sapi menjadi tumpuan mereka se-

Kebetulan jembatan kereta api setinggi 275 meter itu juga melintas di atas Sungai Beipanjiang. Tak hanya itu, Tiongkok juga memiliki jembatan kaca terpanjang di dunia bernama Zhangjiajie Grand Canyon. “Ketinggian jembatan ini

(Jembatan Beipanjiang) dari sungai dapat disetarakan dengan bangunan bertingkat 200,” kata Wu Dahong, pejabat di Departemen Transportasi Provinsi Guizhou, kemarin. Struktur jembatan, yang sebagian berada di

AFP/STR

JEMBATAN TERTINGGI: Jembatan Beipanjiang dalam proses akhir penyelesaian, di Provinsi Guizhou, Tiongkok, Sabtu (10/9). Jembatan setinggi 565 meter itu diklaim sebagai jembatan tertinggi di dunia.

telah hasil pertanian, seperti singkong, terus turun. “Harapan saya, apabila pemerintah memberi kebijakan, hendaknya tolong jaga supply dan demand-nya sehingga petani tidak bergantung pada hanya pada hasil tani mereka,” ujar Sarjono, salah satu petani di kemitraan GLCC. Kemitraan masyarakat petani dan feedloter GGLC berlangsung sejak 2012. Perusahaan menyuplai pakan konsentrat. Petani diberi impor sapi indukan untuk dirawat dan dipanen. Kini tujuh komunitas petani itu telah berhasil menggelontorkan 4.500 ekor sapi, termasuk yang sudah panen dan terjual. Tiap petani mengurus 10 ekor sapi. (Try/M-3)

atas Lembah Beipanjiang, merupakan jalan bebas hambatan yang terhubung ke Hangzhou di Provinsi Zhejiang dan Kota Ruili di Guizhou yang berbatasan dengan Provinsi Yunan. Dari 10 jembatan tertinggi di Tiongkok, tujuh di antaranya berada di Provinsi Guizhou. Jembatan Beipanjiang akan dibuka secara resmi pada akhir tahun dan diharapkan dapat menjadi sarana infrastruktur yang mempersingkat jarak antara Guizhou dan Yunan. Nantinya, jembatan itu akan dilewati kendaraan untuk menghubungkan dua provinsi tersebut. Ketika dibuka, Jembatan Beipanjiang juga akan mendapatkan penghargaan dengan kabel estoris jembatan baja terikat yang terpanjang kedua dan menara jembatan tertinggi ke-10 di dunia. (AFP/I-1)


POLITIK

MINGGU, 18 SEPTEMBER 2016

3

Survei Tetap Jadi Pertimbangan Utama Usung Cagub DKI PARTAI Demokrasi Indonesia Perjuangan menegaskan tidak akan mengabaikan suara publik dalam mengusung kandidat calon gubernur/wakil gubernur pada Pemilihan Kepala Daerah 2017. Suara publik itu bisa terekam lewat survei. Hal itu disampaikan Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDIP Eriko Sotarduga di Jakarta, kemarin. “Ada dua kriteria pokok yang dicari masyarakat Jakarta. Pertama, sosok yang lugas, tegas, dan tidak abuabu. Kedua, harus memiliki riwayat kepemimpinan jelas,” kata dia. Eriko menilai poin kedua, yakni memiliki rekam jejak yang jelas, merujuk pada ketertarikan masyarakat kepada petahana ketimbang tokoh baru. Terkait dengan preferensi warga Ibu Kota itu, ia mengaku saat ini PDIP telah menempatkan petahana sebagai alternatif utama untuk diusung pada pilkada DKI Jakarta. “Keberhasilan petahana sebenarnya sudah menjadi tren. Bahkan, kalau kita lihat di negara maju, yakni Tiongkok, Amerika Serikat, dan Filipina, banyak pemimpin di daerah kemudian naik ke tingkat nasional,” ujar Eriko lebih lanjut. Untuk itulah, PDIP melakukan sejumlah survei untuk memotret aspirasi masyarakat.

“Kami di PDIP tidak boleh mengabaikan keinginan masyarakat ini, jadi betul-betul akan kami serap apa yang masyarakat mau,” ujarnya. Menurut Eriko, PDIP akan memutuskan kandidat melalui rapat pleno yang dipimpin ketua umum, Senin (19/9). Sementara itu, bakal calon Gubernur DKI Jakarta yang diusulkan Partai Amanat Nasional Rizal Ramli mengatakan pilkada DKI Jakarta akan semakin menarik apabila semakin banyak calon yang memiliki kompetensi yang bagus. “Saya sih asyik-asyik saja. Semakin banyak kompetitornya, semakin menarik dan bagus. Banyak ide yang akan tertuang dan justru akan tingkatkan participation rate,” ujar Rizal. Dalam kesempatan terpisah, Relawan Cinta Ahok mengampanyekan pilkada damai tanpa isu SARA. Masyarakat Jakarta diimbau untuk berpartisipasi aktif agar pesta demokrasi tetap berjalan damai, aman, dan tertib. “Imbauan kami kepada seluruh pengurus RT/RW di Jakarta untuk pilkada damai, jangan sampai ada isu SARA di lingkungan. Marilah bergabung dan bersinergi bersama kami,” ujar Ketua Ikatan RT-RW Jakarta Baru Ridwan Hakim. (Nov/Gol/ Ant/P-4)

MI/ADAM DWI

DEKLARASI RELAWAN CINTA AHOK: Ratusan warga dari gabungan beberapa komunitas mendeklarasikan Relawan Cinta Ahok di di Taman Pandang Istana, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, kemarin. Relawan Cinta Ahok bertekad menyatukan persepsi warga Jakarta untuk memilih pemimpin yang bersih, transparan dan profesional, memiliki integritas, serta berdedikasi tinggi demi kamaslahatan warga Ibu Kota.

TPF Kejagung Mesti Bongkar Jaringan Narkoba Aparat Jaksa Agung M Prasetyo berencana membentuk TPF untuk menindaklanjuti hasil temuan tim Polri. Haris Azhar akan dilibatkan. GOLDA EKSA

T MI/ARYA MANGGALA

SIMULASI PENGAMANAN PENDAFTARAN: Demonstran terlibat bentrok dengan polisi dalam simulasi pengamanan pilkada di Gedung KPU Pusat, Jakarta, kemarin. Simulasi tersebut dilakukan untuk mengamankan pendaftaran bakal calon Gubernur dan calon Wakil Guberbur DKI Jakarta pada 21-23 September 2016.

DPR Tagih Draf RUU Perampasan Aset KOMISI III DPR meminta pemerintah segera menyerahkan draf RUU Perampasan Aset agar bisa masuk Prolegnas Prioritas 2017 dan dibahas di komisi. Anggota Komisi III Muhammad Syafii mendesak draf itu segera diserahkan karena PPATK yang menginisiasi RUU tersebut telah menyerahkannya kepada Kementerian Hukum dan HAM pada 2014. “Itu dari awal kita sudah minta segera dibahas karena ini mendesak ketimbang tax amnesty yang enggak jelas,” cetus Syafii saat dihubungi Media Indonesia di Jakarta, Jumat (16/9). Fraksi Gerindra, kata Syafii, mendukung secara penuh RUU Perampasan Aset itu sebagai instrumen yang tepat untuk menimbulkan efek jera pada koruptor. Selama ini ia melihat UU Tipikor yang hanya mengejar hukuman badan tidak efektif membuat jera para koruptor. Ia menilai fi losofi yang harus dibangun untuk membuat jera ialah mengejar aset para koruptor atau dalam bahasa yang ekstrem, memiskinkan koruptor. “Selama ini UU Tipikor mengejar hukuman badan, padahal yang dirugikan keuangan negara. Seharusnya memiskinkan

koruptor untuk menutupi kerugian negara,” ucapnya. Filosofi pemidanaan badan, imbuh Syafii, akan membuat penjara semakin sesak, tapi tujuan mendapatkan kembali uang negara tidak tercapai. Senada, anggota Komisi III dari Fraksi NasDem, Teuku Taufiqulhadi, ingin RUU Perampasan Aset segera dibahas dan disahkan menjadi UU. Jika memungkinkan, pembahasan RUU tersebut bisa masuk Prolegnas Prioritas 2017. “Kami (NasDem) sangat mendukung. Kita harap masuk Prolegnas Prioritas 2017,” ucapnya. Ia berpandangan RUU Perampasan Aset merupakan kepingan puzzle yang diperlukan untuk membuat efek jera koruptor selain UU Tipikor dan UU Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU). Sementara itu, Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR Supratman Andi Atgas mengaku akan membicarakan RUU itu dengan Menkum dan HAM Yasonna Laoly agar segera diserahkan kepada DPR. Ia pun berharap setelah itu, bisa segera dimulai pembahasannya. “Sampai saat ini belum ada pembahasan dengan pemerintah,” ucap politikus Partai Gerindra tersebut. (Nyu/P-4)

IM pencari fakta (TPF) yang menurut rencana dibentuk Kejaksaan Agung diharapkan tetap fokus pada upaya untuk membongkar transaksi keuangan dari gembong narkotika Freddy Budiman kepada sejumlah pejabat di Tanah Air yang tidak bisa ditemukan TPF bentukan Polri. Demikian penegasan Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar saat dihubungi Media Indonesia, kemarin. Ia mengatakan harus ada standar khusus yang menjadi pedoman dan tidak boleh dilanggar. Haris pun angkat bicara terkait dengan informasi yang menyebut dirinya bakal dilibatkan dalam TPF bentukan Kejaksaan Agung. Menurutnya, sejauh ini pihak Korps Adhyaksa belum secara langsung menyampaikan tawaran tersebut. “Nanti saya lihat dulu seperti apa

tawaran kejaksaan, contohnya standar kerja TPF apa saja dan lainnya. Kalau memang mau bongkar semua, ayo. Namun, jika hanya bongkar satu atau dua kasus, ya, malaslah (tidak berminat gabung),” ujarnya. Haris pun menanggapi datar mengenai sedikitnya nominal transaksi keuangan yang melibatkan personel kepolisian versi TPF Polri. Ia enggan campur tangan terhadap hasil penyelidikan itu. Namun, lanjut dia, lebih elegan jika TPF Polri juga berani menyelidiki modus aliran dana, sebab tidak mungkin jika Freddy melakukan transaksi langsung dengan petinggi di Korps Bhayangkara. TPF sejatinya dibentuk untuk mengupas persoalan secara menyeluruh dan bukan hanya sepenggal. Apabila niatan tulus demi menuntaskan perkara jadi direalisasikan, drama kasus yang diduga melibatkan aparat penegak hukum dapat segera berakhir. Dalam kesimpulan yang disampaikan, TPF Polri tidak menemukan

Diperpanjang

vian memperpanjang masa kerja tim independen pencari fakta bentukan Polri untuk mengungkap kebenaran testimoni Freddy karena kinerja tim dalam mengungkap aliran dana dan keterlibatan pejabat Polri, TNI, dan BNN belum maksimal. “Jangan sampai ini terkesan ditutup-tutupi, mereka oknum-oknum yang terlibat harus ditindak secara hukum,” kata dia. Anggota Komisi III DPR Taufiqulhadi mempertanyakan hasil kerja TPF Polri. Yang paling penting, ujarnya, ialah tim independen harus mengungkap hal-hal yang perlu diungkap dan jangan menjadikan keterbatasan waktu sebagai alasan. Menurut dia, kalau hal itu tidak terjawab, ke depannya masyarakat dikhawatirkan tidak percaya lagi kepada lembaga-lembaga tersebut. “Semuanya harus dibuka dan dipertanggungjawabkan dengan benar,” kata dia. (Ant/P-4)

Wakil Ketua DPR Fadli Zon meminta Kapolri Jenderal Tito Karna-

golda@mediaindonesia.com

Anggota Komisi III DPR Taufiqulhadi mempertanyakan hasil kerja TPF Polri yang beralasan keterbatasan waktu sehingga tidak menjawab kecurigaan dan pertanyaan tentang jaringan narkoba aparat. aliran dana dari Freddy Budiman ke petinggi Polri dan Badan Narkotika Nasional. Anggota TPF Polri Effendi Gazali justru menyebut indikasi keterlibatan jaksa. Informasi itu langsung direspons Jaksa Agung M Prasetyo dengan rencana pembentukan TPF. Pembentukan TPF versi kejaksaan bertujuan menindaklanjuti hasil temuan tim Polri. Prasetyo pun berencana melibatkan Haris sebagai penulis testimoni yang diungkap Freddy.

DPD Proses Penonaktifan Irman Gusman KETUA Badan Kehormatan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, AM Fatwa, menegaskan pihaknya segera memproses pemberian sanksi kepada Ketua DPD Irman Gusman karena ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi terkait dugaan suap. “Itu (sanksi pemecatan) nanti melalui proses sidang. Kami akan mencari waktu untuk sidang pleno,” ujar Fatwa di Gedung KPK, kemarin. Ia mengatakan pihaknya akan membentuk tim pencari fakta untuk menelusuri kasus korupsi yang membelit Irman. “Kita harus bertindak adil. Kalau dia dalam posisi benar, kita membela. Kalau terbukti, kita akan beri sanksi. Memang dalam tata tertib itu jika melanggar hukum otomatis langgar kode etik,” ujarnya. Wakil Ketua DPD Farouk Muhammad menegaskan bahwa penangkapan Irman tidak berpengaruh terhadap tugas dan kewajiban DPD. “Tindakan hukum KPK tidak memengaruhi pelaksanaan tugas DPD, baik kelembagaan maupun perseorangan. Kami akan tetap menjalankan kewajiban, baik secara kelembagaan maupun perseorangan sebagaimana mestinya,” ujarnya. Pihaknya menyerahkan sepenuhnya

kasus ini kepada KPK untuk diusut secara profesional. Ia juga mengimbau semua pihak khususnya para elite untuk menjaga asas praduga tak bersalah dan tidak mengaitkan tindakan terhadap perseorangan anggota tersebut dengan peranan DPD. Sementara itu, mantan Wakil Ketua DPD Laode Ida mengaku prihatin dan sangat sedih atas kasus yang menimpa Irman. “Saya hampir tak percaya. Mungkin juga yang bersangkut an masuk dalam perangkap jebakan. Apalagi di intern DPD dalam beberapa bulan terakhir mengalami guncangan politik terkait dengan perubahan tatib untuk menjadikan jabatan pimpinan DPD hanya 2,5 tahun, yang sasaran tembaknya ialah posisi IG,” kata anggota Ombudsman itu. Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau AM Sayuti Datuak Rajo Panghulu mengenal Irman sebagai orang yang baik dan berpenampilan mulia selama ini. “Dari penampilan kita percaya. Dia seperti orang mulia. Namun, kalau memang benar dia ditangkap karena suap, ini mungkin hukuman Tuhan karena dianggap menyelewengkan kemuliaan,” tandasnya. (Nov/Gol/YH/P-4)

MI/ARYA MANGGALA

AM FATWA DATANGI KPK: Ketua Badan Kehormatan DPD RI AM Fatwa menjawab pertanyaan jurnalis saat tiba di Gedung KPK, Jakarta, kemarin. Fatwa tidak berhasil menemui pimpinan KPK untuk mengonfirmasi tertangkapnya Ketua DPD Irman Gusman dalam operasi tangkap tangan (OTT) oleh penyidik KPK pada Sabtu (17/9) dini hari.


4 4

UMUM

MINGGU, 18 SEPTEMBER 2016

Longsor Tewaskan Penjaga Rel KA

MI/RAMDANI

INI KOTAKU: Kepala Divisi Foto dan Artistik Harian Media Indonesia, Hariyanto, menyampaikan materi dalam rangkaian acara Road Show Journalistic Photography Workshop, Hunting, and Competition Dari Balik Lensa (DBL) dengan tema Ini kotaku di Aula Senat Universitas Muslim Indonesia, Makassar, Sulawesi Selatan, kemarin.

Menata Holding BUMN Pangan Sesuai dengan undang-undang, pemerintah seharusnya memiliki wewenang atas pangan hingga 80%. FATHIA NURUL HAQ

P

EMBENTUKAN induk (holding) badan usaha milik negara (BUMN) di sektor pangan dinilai mendesak. Holding itu harus bisa menjawab persoalan pangan yang terlalu volatil lantaran pengawasan pemerintah kurang. “Sekarang kita tidak punya BUMN yang mengurusi (handle) ketahanan pangan. Impor naik, produksi harus ada yang mendorong. Datanya, 68% pengeluaran konsumsi rakyat Indonesia untuk pangan, dan kita tidak punya BUMN yang mengatur ini,” jelas mantan Sekretaris Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Said

Didu di Jakarta, kemarin. Menurut Said, tingkat volatilitas harga pangan yang tinggi merupakan fokus utama yang mencerminkan kosongnya fungsi pengawasan. Persoalannya, BUMN sektor pangan yang ada saat ini kurang menjalankan fungsi dan menghadapi persoalan internal yang menghambat performa. Di tengah krisis pangan, Said menyarankan holding itu diisi orang-orang berpengalaman yang baru, bukan mengambil atau bahkan menambah wewenang pada BUMN yang sudah ada, seperti Perum Bulog. “Fokus holding itu pada yang rumit dilakukan swasta.

Benih, pupuk, logistik, lalu menjadi off taker pada hasil usaha pertanian,” kata Said. Sebelumnya, Menteri BUMN Rini Soemarno menegaskan pembentukan holding BUMN tinggal menunggu tanda tangan Presiden Joko Widodo. Rini menjelaskan perubahan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 44 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penyertaan dan Penatausahaan Modal Negara pada Badan Usaha Milik Negara sudah disetujui semua pihak. Kementerian BUMN akan membentuk enam sektor holding BUMN, yaitu BUMN Migas, BUMN Pertambangan, BUMN Tol, BUMN Perumahan, BUMN Keuangan, dan BUMN Pangan. Peneliti senior Indef, Bustanul Arifin, sependapat dengan Said. Menurutnya, sesuai dengan undang-undang, pemerintah seharusnya memiliki

wewenang atas pangan hingga 80%. “Sisa 20% (wewenang) baru dilempar ke pasar.” Pangan, menurut Bustanul, harus menjadi perhatian utama yang diregulasikan bukan hanya di hulu, melainkan juga di hilir. Kebijakan yang sudah ada, seperti subsidi pupuk dan benih, terbukti kurang memberikan keadilan kepada petani. “Ini tidak efektif karena 70% subsidi pupuk dan benih dinikmati petani yang kaya,” jelasnya. Pemerintah, menurut Bustanul, memang harus memperhatikan mekanisme pemberian subsidi agar merata dan meregulasi harga pasaran bahan pangan.

Sektor hilir Ketua BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Bidang Organisasi, Anggawir, yang juga hadir dalam talk

HUJAN deras yang mengguyur wilayah Tasikmalaya, Ciamis, dan Garut, Jawa Barat, menyebabkan banjir dan tanah longsor. Satu orang tewas tertimbun longsoran. Di Ciamis, hujan deras yang terjadi pada Jumat (16/9) malam hingga keesokannya menyebabkan tanggul Sungai Citalahab jebol. Enam desa di sekitar sungai, yakni Desa Kertahayu, Bangunsari, Sukajaya, Sukahurip, Bantarsari, dan Margajaya, Kecamatan Pamarican, terendam air. Kepala Dusun Kertahayu, Kusnadi, menjelaskan hujan deras yang terjadi sejak Jumat (16/9) sekitar pukul 21.00 WIB mengakibatkan tanggul Sungai Citalahab jebol sepanjang 10 meter. Air mulai memasuki rumah warga sekitar pukul 02.30 saat warga masih terlelap tidur. “Warga bertahan di rumah masing-masing karena tidak bisa ke mana-mana. Bahkan ada 50 rumah terendam banjir kiriman dari Kampung Bojongnangka, Desa Bangunsari,” ujar Kusnadi, kemarin. Ada sekitar 800 kepala keluarga atau 1.500 penduduk yang masih bertahan di rumah masing-masing. Selain banjir, longsor mengancam Kabupaten Tasikmalaya. Jalur kereta api (KA) tertimbun longsor tepatnya di Km

238, Kampung Cilongkeang, Desa Kertahayu, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya, pukul 02.53. Kepala Stasiun Tasikmalaya, Toni Heryanto, mengatakan longsor sepanjang 15 meter dan ketinggian 10 meter di atas tebing itu menyebabkan keterlambatan tiga kereta api sekitar dua hingga empat jam, yakni KA Turangga, Lodaya, dan Kahuripan. Ia meminta masyarakat mewaspadai longsor susulan karena potensi hujan masih ada. “Seorang petugas kereta api yang berjaga di jalur rawan bencana tewas tertimbun longsoran. Korban bernama Maman telah dievakuasi,” ujar Toni. Sementara itu, di Kabupaten Garut, hujan deras menyebabkan Sungai Cibera di Dusun/ Desa Karyasari, Kecamatan Cibalong meluap. Sebanyak 50 rumah beserta area persawahan tergenang air setinggi 1,5 meter. Di Jawa Tengah, tepatnya di Kabupaten Banyumas, Cilacap, dan Brebes, hujan deras memicu banjir dan longsor. Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah Cilacap, Tri Komara Sidhy, mengatakan banjir dan longsor menerjang sejumlah desa di Kecamatan Wanareja. (AD/EM/LD/JI/N-3)

show itu bahkan berpendapat peran pemerintah di hilir sektor pangan mesti lebih besar ketimbang hulu. Alasannya ialah agar intervensi terhadap harga langsung mengena. “Kalau yang disubsidi pupuk dan benihnya saja, tidak ada pengaruhnya terhadap harga,” tutur Angga. Polemik akut, seperti harga, pasokan, rantai nilai, dan distribusi, inilah yang menurut anggota DPR dari Fraksi PAN, Viva Yoga Mauladi, harus dijawab holding BUMN pangan. “Pangan tidak boleh diserahkan kepada pasar. Negara sesuai dengan UU harus mengendalikan harga, pasokan, dan menjamin pasokan terdistribusi dengan merata,” tegasnya. (E-3)

fathia @mediaindonesia.com ANTARA/FIKRI YUSUF

TRADISI MESURYAK: Warga berebut uang yang dilempar saat tradisi Mesuryak di Desa Bongan, Tabanan, Bali, kemarin. Tradisi berebut uang di depan pintu masuk pekarangan rumah warga secara bergiliran yang dilakukan setiap Hari Raya Kuningan itu dipercaya dapat mengantarkan roh leluhur menuju alam nirwana.

Menyesal Sempat Menolak Pindah ke Rusun

K

ARENA melihat kenyamanan di Rumah Susun (Rusun) Rawa Bebek, Jakarta Timur, warga Bukit Duri yang akan segera direlokasi Pemerintah Kota Jakarta Selatan merasa menyesal karena mereka sempat menolak tawaran pemerintah itu. Nia, 35, yang dahulu sempat berjuang mati-matian untuk mempertahankan rumah bedengnya di pinggiran Kali Ciliwung kini jadi malu

begitu melihat hunian barunya. “Jujur saja, tempat ini lebih baik. Lebih nyaman di sini. Saya sekeluarga betah,” kata wanita yang tinggal sudah satu minggu bersama suami dan dua anaknya itu. Keluarga Nia merupakan salah 1 dari 363 KK warga Bukit Duri yang akan direlokasi. Tempat tinggal mereka akan diratakan dengan tanah dalam rangka penormalan Kali Ciliwung dalam waktu dekat.

“Dulu waktu tinggal di Bukit Duri, mana ada warga yang rumahnya punya kamar mandi. Kita pakai kamar mandi bersama. Kalau pagi pasti antre. Namun, di sini, tiap unit ada kamar mandi,” tutur Nia yang menempati unit di Blok Merpati di lantai 5. Bagaimana tidak nyaman, ujarnya, dahulu ia bertahuntahun tinggal di rumah beratap seng dan berdinding kayu tripleks. Kini ia menempati unit dengan luas

6 x 6 meter persegi yang di dalamnya terdapat dua kamar tidur, ruang keluarga, dapur, dan toilet. “Jadi malu kalau ingat dulu sempat menolak,” ujarnya seraya tersenyum simpul. Senada dengannya, Johari, 42, menyatakan lebih nyaman tinggal di Rusun Rawa Bebek. “Di sini lebih bersih, lebih layak menjadi tempat tinggal,” ujarnya. Hingga kemarin, sebanyak 212 kepala keluarga sudah memilih hengkang dari

kekumuhan di pinggir Kali Ciliwung. Hari ini, rencananya ada 60 keluarga yang akan menyusul mereka setelah mendengar cerita kehidupan yang jauh lebih baik di tempat itu. Masih ada beberapa keluarga yang memilih bertahan karena mereka tidak mau jika hanya diberi hunian di rusun. Mereka juga minta diberi uang kerahiman dari pemerintah. (Akmal Fauzi/J-1)

PENGUMUMAN PELELANGAN Nomor: PENG.002/TPBJ/TG2016/01/IX/2016 Tim pengadaan Barang/Jasa Kegiatan TAFISA GAMES 2016 akan melaksanakan Pelelangan untuk paket pekerjaan pengadaan Jasa Lainnya sebagai berikut: 1. Paket Pekerjaan Nama paket pekerjaan Nilai total HPS

2. Persyaratan Peserta a. Memiliki Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP/IUP) Kualifikasi Kecil dan Non Kecil b. Kegiatan Usaha : Perdagangan Barang dan Jasa lainnya c. Bidang Usaha : Event Organizer (EO)/Penyelenggara Acara/MICE 3. Pelaksanaan Pengadaan Tempat dan alama t : Tim pengadaan Barang/Jasa TAFISA GAMES 2016, Gedung Graha Pemuda lantai 5, Jalan Gerbang Pemuda no 3 Senayan jakarta Pusat Website : www.tafisagames2016.com 4. Jadwal Pelaksanaan Pengadaan: No a.

1. Paket Pekerjaan Nama paket pekerjaan

Nilai total HPS

: Penyelenggaraan TAFISA GAMES 2016 dalam rangka World Dragon & Lion Dance Championship, International Kite Festival, Festival Pencak Silat Internasional, International Gateball Competition, Children Traditional & Sport Games Festival. : Rp 4.010.780.000,- (Empat milyar Sepuluh juta juta tujuh ratus delapan puluh ribu rupiah).

2. Persyaratan Peserta a. Memiliki Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP/IUP) Kualifikasi Kecil dan Non Kecil b. Kegiatan Usaha : Perdagangan Barang dan Jasa lainnya c. Bidang Usaha : Event Organizer (EO)/Penyelenggara Acara/MICE 3. Pelaksanaan Pengadaan Tempat dan alama t : Tim pengadaan Barang/Jasa TAFISA GAMES 2016, Gedung Graha Pemuda lantai 5, Jalan Gerbang Pemuda no 3 Senayan Jakarta Pusat Website : www.tafisagames2016.com

No a.

Kegiatan Pendaftaran dan Pengambilan Dokumen Pengadaan

Hari/Tanggal Sabtu 17 September 2016 sd Rabu 21 September 2016

Waktu 09.00 s.d 15.00 wib kecuali sabtu jam 09.00 sd 13.00 wib

5. Pendaftaran dan pengambilan Dokumen Pengadaan dapat diwakilkan dengan membawa surat tugas dari direktur utama/pimpinan perusahaan/kepala cabang dan kartu pengenal. 6. Seseorang dilarang mewakili lebih dari 1 (satu) perusahaan dalam mendaftar dan mengambil Dokumen Pengadaan. Demikian disampaikan untuk menjadi perhatian.

Waktu 09.00 s.d 15.00 wib kecuali hari sabtu jam 09.00 sd 13.00 wib

Jakarta, 16 September 2016 Ketua Tim pengadaan Barang/Jasa TAFISA GAMES 2016

PENGUMUMAN PELELANGAN Nomor: PENG.005/TPBJ/TG2016/01/IX/2016 Tim pengadaan Barang/Jasa Kegiatan TAFISA GAMES 2016 akan melaksanakan Pelelangan untuk paket pekerjaan pengadaan Jasa Lainnya sebagai berikut: 1. Paket Pekerjaan Nama paket pekerjaan : TAFISA EX PO. Nilai total HPS : Rp 1.000.000.000,- (Satu milyar rupiah). 2. Persyaratan Peserta a. Memiliki Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP/IUP) Kualifikasi Kecil dan Non Kecil b. Kegiatan Usaha : Perdagangan Barang dan Jasa lainnya c. Bidang Usaha : Event Organizer (EO)/Penyelenggara Acara/MICE 3. Pelaksanaan Pengadaan Tempat dan alama t : Tim pengadaan Barang/Jasa TAFISA GAMES 2016, Gedung Graha Pemuda lantai 5, Jalan Gerbang Pemuda no 3 Senayan Jakarta Pusat Website : www.tafisagames2016.com 4. Jadwal Pelaksanaan Pengadaan: Kegiatan Pendaftaran dan Pengambilan Dokumen Pengadaan

Hari/Tanggal Sabtu/17 September 2016 s.d Rabu 21 September 2016

Waktu 09.00 s.d 15.00 wib kecuali hari sabtu jam 09.00 sd. 13.00 wib

5. Pendaftaran dan pengambilan Dokumen Pengadaan dapat diwakilkan dengan membawa surat tugas dari direktur utama/pimpinan perusahaan/kepala cabang dan kartu pengenal. 6. Seseorang dilarang mewakili lebih dari 1 (satu) perusahaan dalam mendaftar dan mengambil Dokumen Pengadaan. Demikian disampaikan untuk menjadi perhatian. Jakarta, 16 September 2016 Ketua Tim pengadaan Barang/Jasa TAFISA GAMES 2016

Jakarta, 16 September 2016 Ketua Tim pengadaan Barang/Jasa TAFISA GAMES 2016

PENGUMUMAN PELELANGAN Nomor: PENG.003/TPBJ/TG2016/01/IX/2016 Tim pengadaan Barang/Jasa Kegiatan TAFISA GAMES 2016 akan melaksanakan Pelelangan untuk paket pekerjaan pengadaan Jasa Lainnya sebagai berikut: 1. Paket Pekerjaan Nama paket pekerjaan

Hari/Tanggal Sabtu,17 September 2016 s.d Rabu 21 September 2016

Demikian disampaikan untuk menjadi perhatian.

No a.

4. Jadwal Pelaksanaan Pengadaan:

Kegiatan Pendaftaran dan Pengambilan Dokumen Pengadaan

5. Pendaftaran dan pengambilan Dokumen Pengadaan dapat diwakilkan dengan membawa surat tugas dari direktur utama/pimpinan perusahaan/kepala cabang dan kartu pengenal. 6. Seseorang dilarang mewakili lebih dari 1 (satu) perusahaan dalam mendaftar dan mengambil Dokumen Pengadaan.

PENGUMUMAN PELELANGAN Nomor: PENG.001/TPBJ/TG2016/01/IX/2016 Tim pengadaan Barang/Jasa Kegiatan TAFISA GAMES 2016 akan melaksanakan Pelelangan untuk paket pekerjaan pengadaan Jasa Lainnya sebagai berikut:

: Penyelenggaraan Indonesia Sports Fashion Week 2016 di Jakarta. : Rp 1.524.800.000,- (Satu Milyar lima ratus dua puluh empat juta delapan ratus ribu rupiah).

: Penyelenggaraan TAFISA GAMES 2016 dalam rangka Pagelaran Seni Budaya, Festival Kuliner, dan Pameran Karya Budaya. : Rp 2.000.000.000,- (Dua milyar rupiah).

PENGUMUMAN PELELANGAN Nomor: PENG. 004 /TPBJ/TG2016/01/IX/2016 Tim pengadaan Barang/Jasa Kegiatan TAFISA GAMES 2016 akan melaksanakan Pelelangan untuk paket pekerjaan pengadaan Jasa Lainnya sebagai berikut: 1. Paket Pekerjaan Nama paket pekerjaan Nilai total HPS

Nilai total HPS 2. Persyaratan Peserta a. Memiliki Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP/IUP) Kualifikasi Kecil dan Non Kecil b. Kegiatan Usaha : Perdagangan Barang dan Jasa lainnya c. Bidang Usaha : Event Organizer (EO)/Penyelenggara Acara/MICE

: Seminar, Workshop dan Globar Forum. : Rp 975.000.000,- (Sembilan ratus tujuh puluh lima juta rupiah). 2. Persyaratan Peserta a. Memiliki Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP/IUP) Kualifikasi Kecil dan Non Kecil b. Kegiatan Usaha : Perdagangan Barang dan Jasa lainnya c. Bidang Usaha : Event Organizer (EO)/Penyelenggara Acara/MICE

3. Pelaksanaan Pengadaan Tempat dan alama t : Tim pengadaan Barang/Jasa TAFISA GAMES 2016, Gedung Graha Pemuda lantai 5, Jalan Gerbang Pemuda no 3 Senayan Jakarta Pusat Website : www.tafisagames2016.com

3. Pelaksanaan Pengadaan Tempat dan alama t : Tim pengadaan Barang/Jasa TAFISA GAMES 2016, Gedung Graha Pemuda lantai 5, Jalan Gerbang Pemuda no 3 Senayan Jakarta Pusat Website : www.tafisagames2016.com

4. Jadwal Pelaksanaan Pengadaan: No a.

Kegiatan Pendaftaran dan Pengambilan Dokumen Pengadaan

4. Jadwal Pelaksanaan Pengadaan: Hari/Tanggal

Sabtu/17 September 2016 s.d Rabu 21 September 2016

Waktu 09.00 s.d 15.00 wib kecuali hari sabtu jam 09.00 sd 13.00 wib

No a.

Kegiatan Pendaftaran dan Pengambilan Dokumen Pengadaan

Hari/Tanggal Sabtu 17 September 2016 s.d Rabu 21 September 2016

Waktu 09.00 s.d 15.00 wib kecuali hari sabtu jam 09.00 sd 13.00 wib

5. Pendaftaran dan pengambilan Dokumen Pengadaan dapat diwakilkan dengan membawa surat tugas dari direktur utama/pimpinan perusahaan/kepala cabang dan kartu pengenal. 6. Seseorang dilarang mewakili lebih dari 1 (satu) perusahaan dalam mendaftar dan mengambil Dokumen Pengadaan.

5. Pendaftaran dan pengambilan Dokumen Pengadaan dapat diwakilkan dengan membawa surat tugas dari direktur utama/pimpinan perusahaan/kepala cabang dan kartu pengenal. 6. Seseorang dilarang mewakili lebih dari 1 (satu) perusahaan dalam mendaftar dan mengambil Dokumen Pengadaan.

Demikian disampaikan untuk menjadi perhatian.

Demikian disampaikan untuk menjadi perhatian.

Jakarta, 16 September 2016 Ketua Tim pengadaan Barang/Jasa TAFISA GAMES 2016

Jakarta, 16 September 2016 Ketua Tim pengadaan Barang/Jasa TAFISA GAMES 2016


MINGGU, 18 SEPTEMBER 2016

OLAHRAGA

Duet pedayung putri Syiva Lisdiana/ Yayah Rokayah mendulang dua medali emas.

5

Pedayung Jabar Kuasai Situ Cipule 8 orang pendayung dengan catatan waktu 6 menit 7,67 detik. Tim Jabar meraih perak, sedangkan perunggu direbut para pedayung Jawa Timur.

CIKWAN SUWANDI

A

ANTARA/HAFIDZ MUBARAK A

TIM DAYUNG DKI: Tim dayung DKI Jakarta menunjukkan medali emas seusai memenangi nomor rowing delapan pedayung putra 2.000 meter pada PON XIX Jabar di Situ Cipule, Karawang, Jawa Barat, kemarin. Tim DKI menyentuh garis finis pertama kali dengan catatan waktu 6 menit 7,67 detik.

TLET-ATLET dayung tuan rumah Jawa Barat (Jabar) tampil dominan untuk meraih enam dari delapan medali emas yang diperebutkan di nomor rowing dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX 2016 Jabar, kemarin. Di pertandingan yang dilangsungkan di Situ Cipule, Desa Mulyasari, Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang, itu, pedayung putra Jabar, Kakan Kusmana, tidak tersaingi untuk menjadi yang terbaik di nomor single scull kelas ringan (LM1X) putra dengan torehan waktu 7 menit 17,62 detik. Di nomor coxless pairs (M-2) putra, Dendi dan Ferdiansyah menyentuh garis finis pertama dengan waktu 6 menit 56,80 detik. Pasangan Syiva Lisdiana dan Yayah Rokayah berjaya di nomor double sculls kelas ringan (LW2X) putri dengan waktu 7 menit 44,77 detik. Syiva dan Yayah juga menjadi yang terbaik di nomor double sculls putri (W2x) dengan torehan waktu 7 menit 42,96 detik.

Dua emas judo

Dua emas lain didapat Jabar di nomor coxless four (W4-), yang dihuni Anisa, Elga, Firdausi, dan Susanti dengan waktu 7 menit 18,14 detik, serta nomor quadruple sculls (M4X) putra yang menampilkan Adi, Edwin, Fahmi, dan Romdhon yang membukukan waktu 6 menit 22,49 detik. “Kita sangat bersyukur dengan upaya para atlet Jawa Barat,” ujar pelatih Jawa Barat, Nanang, kepada Media Indonesia. Rasa syukur juga diungkapkan Kakan Kusmana. “Ini berkat kerja keras dan doa teman-teman Jawa Barat.

Tentu saya sangat ucap syukur kepada Tuhan semua,” terangnya. Sementara itu, La Memo, atlet nasional yang tampil di Olimpiade Rio de Janeiro dan kini tampil membela Kontingen Maluku, memenangi nomor single sculls (M1X) putra. Dia membukukan waktu 7 menit 23,89 detik. Emas itu menjadi yang kedua bagi ‘Raja Rowing’ Indonesia tersebut. Sehari sebelumnya, ia merebut emas double sculls (M2X) putra bersama rekannya, Rusdi Elly. Satu emas tersisa menjadi milik DKI Jakarta di nomor

Di cabang judo yang dilangsungkan di GOR Saparua, Bandung, dari empat medali emas yang diperebutkan di hari ketiga, tuan rumah meraih setengahnya. Judoka Toni Irawan di kelas -55 kg putra merebut emas dengan mengalahkan juniornya, Imam Maulana Muttaqin, di final. Itu menjadi emas ketiga Toni di arena PON. Di kelas -45 kg putri, Terry Kusumawardhani Susanti juga meraih emas setelah memenangi duel sesama judoka Jabar. Terry di final mengalahkan Ayudhia Firstana yang harus puas dengan medali perak. Dua medali emas lainnya dibagi rata untuk judoka asal Sulawesi Selatan, Aditya Wahyudi Muhammad, di kelas -60 kg, dan judoka DKI Jakarta, Dewi Sinta, di kelas -48 kg. (BB/ DD/BU/Gnr/Mag/R-1)

cikwan @mediaindonesia.com

Penghayatan Masa Lalu dan Masa Kini di Pembukaan PON XIX Jabar UPACARA Pembukaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX 2016 Jawa Barat di Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), malam tadi, diisi rangkaian kesenian yang menggambarkan rasa syukur, penghayatan di masa lalu, dan penghayatan dengan cara masa kini. Gurilaps yang dijadikan tema prosesi pembukaan itu diekspresikan dengan taritarian kolosal dan diiringi musik serta videografi dengan tata cahaya berwarnawarni. Gurilaps menjadi segmen pertunjukan seni kedua. Gurilaps dalam bahasa Sunda berarti berkilauan. Gurilaps juga merupakan singkatan dari gunung, rimba, laut, pantai, dan sungai. Gurilaps ialah bagian pertunjukan yang menggambarkan ungkapan penghayatan pada masa lalu dan masa kini. Penghayatan pada masa lalu diekspresikan dengan tarian Ritus Syukur yang bersumber dari taritari ritual penghormatan pada alam, yakni Ronggeng Gunung, Ngidepkeun Pare, Sedekah Bumi, dan Nadran Laut, yang ditampilkan secara kolosal. Kostum yang digunakan 3.000 penari yang tampil juga didominasi warna alam, yakni hijau, cokelat, biru, dan putih. Hal itu sesuai dengan penjelasan Ketua PB PON XIX sekaligus Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, yaitu Gurilaps adalah kolaborasi budaya dan alam. Koreografi karya Lalan Ramlan itu diiringi dengan perpaduan musik modern dan musik tradisional. Vi-

deografi yang berisi khazanah flora dan fauna serta bentang alam Indonesia juga diputar menjadi latar panggung. Unsur modern pada musik dan video merupakan ekspresi dari penghayatan masa kini. Sebelum Gurilaps, ada segmen yang dinamakan Sampurasun, yaitu sebuah salam pembuka dalam budaya Sunda. Segmen itu diisi koreografi yang menggambarkan berbagai olahraga yang dipertandingkan, mulai sepeda yang dihiasi lampulampu, bela diri, sampai hoki. Koreografi itu diiringi musik perkusi dan jazz yang membuat suasana panggung makin meriah. Segmen Gurilaps masih disambung dengan segmen Revolusi Mental yang menggambarkan perubahan. Namun, hal-hal positif sepeti keramahtamahan dan kehangatan tetap harus dipertahankan. Segmen itu diekspresikan dengan tari-tarian kolosal yang diiringi lagu Es Lilin dan Warung Pojok yang dinyanyikan Rita Tila. Es Lilin dan Warung Pojok dianggap sebagai simbol perubahan gaya hidup, yaitu es lilin kini sudah digantikan es krim, sedangkan warung pojok banyak menjelma menjadi restoran. Selepas pertunjukan seni, PON XIX 2016 Jabar dibuka secara resmi oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) lewat sambutannya dan penekanan tombol sirene. Seusai sambutan Presiden Jokowi, obor api PON dibawa tujuh legenda olahraga secara estafet. Obor PON pertama dibawa Susy

ANTARA/M AGUNG RAJASA

PRESIDEN BUKA PON XIX JABAR : Presiden Joko Widodo (kedua kiri) didampingi Menpora Imam Nahrawi (kiri), Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (kanan) dan Ketua KONI Tono Suratman (kedua kanan) menekan tombol yang menandai pembukaan PON XIX Jabar di stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, Sabtu (17/9).

MI/ROMMY PUJIANTO

PEMBUKAAN PON XIX JABAR: Sejumlah atlet legendaris Indonesia melakukan defile ketika pembukaan Pekan Olahraga Nasional XIX di Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (17/9) malam.

Susanti dan Taufik Hidayat. Mereka lalu disambut Anton Suseno dan Ade Ray yang memberikan obor kepada Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir. Owi dan Butet memberikan obor kepada Risa Suseanty. Risa pun berlari ke arah atlet junior yang didaulat untuk menyalakan kalderon dengan obor, yaitu atlet karate berusia 11 tahun, Lala Diah Pitaloka, yang telah menyandang prestasi juara dunia. Estafet obor api PON itu dikonsepkan sebagai simbol regenerasi atlet. “Itu simbol sebuah estafet generasi menitipkan prestasi untuk lebih bagus lagi ke depannya,” kata Kepala Bidang Upacara PON XIX Jabar Nunung Sobari, kemarin. Sebanyak 27 ribu penonton yang memenuhi tribune GBLA tampak antusias sejak awal mereka memasuki stadion. Sebanyak 2.300 penonton ialah warga sekitar yang sengaja diundang panitia. Stadion mulai ramai sejak pukul 15.00 WIB karena panitia menyediakan hiburanhiburan musik di panggung, termasuk band GIGI. Soraksorai penonton juga masih riuh saat awal acara yang ditandai dengan pertunjukan kembang api dan disambung dengan defile 34 kontingen sebelum pertunjukan seni ditampilkan. Prosesi pembukaan PON XIX ditutup dengan pertunjukan kembang api kembali dan lagu Manusia Baru. Lagu tersebut diciptakan Harry Roesli dan Aat Soeratin serta dinyanyikan Armand Maulana. Lagu itu mengandung

makna manusia sebagai pejalan budaya yang tentunya bertugas membangun peradaban yang baik. PON XIX Jabar mempertandingkan 44 cabang olahraga dan 756 nomor di 62 arena. PON XIX Jabar memperebutkan total 2.472 medali, terdiri atas emas, perak, dan perunggu.

Terbesar Ketua Umum PB PON XIX yang juga Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan Provinsi Jawa Barat ialah penyelenggara Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 terbesar dalam sejarah olahraga di Indonesia. “Tentunya dalam penyelenggaran PON ini perhatian kami tidak terbatas pada jumlah pertandingan, sumber daya manusia terbanyak dalam sejarah PON di Indonesia, juga pada terbangunnya berbagai sarana olahraga untuk pembinaan olahraga yang tersebar di 16 kabupaten/kota,” kata Ahmad Heryawan. Lebih lanjut, dalam sambutan, ia mengucapkan selamat bertanding bagi para atlet di Tanah Legenda dalam ajang PON XIX Tahun 2016 di Jawa Barat. “PON mendorong kebangkitan ekonomi yang cukup signifikan sehingga makna yang ingin kami raih tecermin di tema Berjaya di Tanah Legenda yang mencerminkan motivasi semangat dan citacita bahwa penyelenggaran PON akan jadi momentum untuk memajukan kejayaan olahraga. Selamat bertanding di Tanah Legenda,” katanya. (BU/EM/Gnr/Mag/R-25)


JEDA

6

MINGGU, 18 SEPTEMBER 2016

IBU BERDAYA: Nurheidi Aditiani berkumpul bersama suami dan anaknya di rumahnya, Bogor, Jawa Barat, Jumat (16/9). Nurheidi adalah anggota Institut Ibu Profesional (IIP), komunitas ibu yang saling memberdayakan melalui forum belajar dan diskusi.

Ibu Profesional MI/BARY FATHAHILAH

Punya Rencana Kerja Bukan cuma urusan kantor atau bisnis yang harus dikelola serius. Manajemen keluarga pun sesungguhnya perlu menjadi prioritas utama. HERA KHAERANI

R

APAT keluarga itu digelar di awal tahun. Ayah, ibu, dan tiap anak mengevaluasi langkah mereka setahun lalu, kemudian berembuk tentang target pencapaian untuk tahun depan. Tema untuk 2016, seperti juga tahuntahun sebelumnya, pun disepakati, yakni menggeluti sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Konsep menyerupai manajemen profesional, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, yang juga dilengkapi proses diskusi, argumentasi, hingga kompromi, pun dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Ibu punya rencana kerja harian, target mingguan, hingga tujuan jangka panjang, begitu pula anggota keluarga lainnya. Profesionalitas itulah yang sehari-hari terjadi di rumah keluarga Septi Peni Wulandari dan Dodik Mariyanto di Salatiga, Jawa Tengah. Bermula saat Septi yang ahli gizi

dan sejak menikah pada 1995 harus mengundurkan diri sebagai calon pegawai negeri sipil di rumah sakit tempatnya bekerja. Di situlah kiprah Septi berawal. Ia memenuhi komitmennya dengan Dodik untuk mengasuh anak sepenuhnya. “Namun, ternyata tidak mudah memilih menjadi ibu rumah tangga. Di masyarakat, dianggap kelas dua karena tidak punya pekerjaan sekalipun tugasnya luar biasa,” ujarnya. Nyatanya, memang tidak ada sekolah untuk menjadi istri dan ibu, tidak seperti ilmu lain yang bisa dikejar di perguruan tinggi. Septi yang terpacu untuk melakukan yang terbaik selama delapan tahun pertama pernikahannya kebingungan. Ia hidup bersama suami yang berlatar belakang berbeda dan memiliki nilai-nilai yang tak sama. Itu kemudian mesti disatukan untuk mencapai tujuan. Tantangan pun tak kalah besar. Itu belum terhitung ketika anak hadir satu per satu. “Sepasang suami istri yang sudah hidup lama bersama sekalipun hanya akan menyerupai gerombolan jika tak memiliki visi sama, alih-alih tim. Namun, seiring dengan waktu, kami menemukan pola itu,” lanjut Septi.

Bagikan pola dan kiat Pola itu, yang diyakini keduanya efektif dan bermanfaat bagi pasangan-pasangan lain, kemudian coba mereka bagikan. “Kami ingin membuat sekolah untuk ibu dan calon ibu yang ingin profesional biar enggak perlu kayak saya jatuh bangunnya, biar bisa lebih maju titik mulainya,” jelas Septi tentang pendirian Institut Ibu Profesional (IIP) yang kini anggota aktifnya di media daring nyaris 10 ribu orang. Septi pun tak ingin cuma tampil dengan kisah-kisah normatif. Ia berterus terang tentang proses belajarnya mengenai pola asuh. Anak sulungnya pun menjadi saksi betapa banyak kendala harus dihadapi. Komunikasi Septi dengan anaknya dulu sering tidak produktif. Ketika mestinya bertanya, ia menggunakan nada menghakimi sehingga anak tidak nyaman. “Sebagai tahap awal, IIP mengajarkan hal terpenting untuk menjadi ibu profesional, yakni rasa sayang kepada anak. Barulah ditingkatkan ilmunya menjadi bunda cekatan yang pintar mengelola keperluan dirinya

POLKAM Setiap Hari Senin

#fokuspolkam

Intervensi DPR Dalam Penyusunan PKPU Pilkada 2017 Nantikan di edisi 19 September 2016

Info Berlangganan

021-582 4886

Belajar Sepanjang Usia Perkawinan SUAMI yang ternyata pecandu narkoba, pasangan yang terlalu terikat dengan gawai hingga alasan klasik, kepala keluarga yang kurang bertanggung jawab karena tak serius mencari nafkah, temuan-temuan itulah yang didapati Kustini, Kepala Bidang Litbang Aliran dan Pelayanan Keagamaan Kementerian Agama (Kemenag). Riset yang dilakukan pada 2015 itu dilakukan Kustini dan timnya menyikapi kian seringnya palu hakim pengadilan agama diketukkan dalam sidang cerai. “Memang masih tak pernah ada alasan yang tunggal, selalu ada masalah yang kompleks yang melatari mengapa seorang perempuan menggugat cerai. Namun, kami menemukan bahwa kini penghormatan

dan orang lain di sekitarnya,” kata Septi. Target selanjutnya ialah menjadi bunda produktif, yakni ibu yang mandiri secara finansial tanpa harus meninggalkan kewajiban tehadap anak dan suami. Tak kalah penting menjadi bermanfaat bagi sekitar. Orang-orang yang tertarik menjadi anggota IIP ialah para ibu yang butuh diskusi dan arahan tentang anak dan suami. Anggota mereka tersebar di 39 kota dan empat negara. Materi kuliah para ibu profesional itu dilakukan via daring, Whatsapp, dan crowd writing online. Ada pula kelas tatap muka yang ditayangkan streaming supaya bisa diikuti peserta dari kota berbeda. Meski namanya institut buat para ibu, gerakan swadaya dan nonprofit itu juga menarget para suami. “Kita ini fatherless country, kehadiran ayah masih diartikan hanya menopang. Padahal, kalau ayah mau terlibat, akan lebih hebat lagi,” kata Septi. Atas dasar itu, ibu menjadi target awal, kemudian mereka mulai dilibatkan dalam kegiatan kumpul keluarga supaya ayah merasakan manfaat dari aktivitas istrinya di IIP lalu mendukung dan ikut terlibat.

usaha yang kemudian didukung suami asal keluarga tetap menjadi prioritas. Lantas, ilmu manajemen waktu IIP pun diterapkan. Paling lama, dia hanya keluar rumah sendiri selama 4 jam, tidak boleh lebih. “Yang saya paling suka , sekarang istri banyak bersosialisasi. Dulu dia gila kerja, jadi sedikit temannya, sekarang justru bisa bergaul. Di usaha menjahitnya, dia juga sering memberikan workshop gratis, jadi memberi manfaat bagi orang lain,” imbuh Aswad. (M-1)

miweekend@mediaindonesia.com

Efektif untuk keluarga dan sekitar Di mata Aswad, pembelajaran yang didapat Nurheidi Aditiani, istrinya, dari IIP, dirasakan mengubah banyak hal dalam hidup mereka menjadi lebih baik. Dua tahun setelah menikah, akhirnya mereka dikaruniai seorang anak yang dinamai Hasnadiaz. Merasa mendapat anak setelah lama menanti, Heidi merasa tak ingin menyianyiakan waktu. Dia memilih berhenti dari pekerjaannya. Meski terbiasa sibuk, mengurus anak ternyata menghamparkan kewajiban yang seolah tak pernah ada habisnya hingga dia tidak memiliki waktu untuk diri sendiri. Di tengah puncak stres, dia kebetulan melihat seorang teman di Facebook membagikan soal kegiatan membuat mainan sendiri bersama anaknya. Dari situlah awal perkenalan Heidi dengan IIP. Tamparan pertama ialah bahwa anak itu bukan titipan, melainkan anugerah. “Karena anugerah, harusnya dinikmati,bukan menjadi beban,” ujarnya. Dia juga menghidupkan kembali hobi lamanya mendesain dan menjahit baju. Dengan seizin suami, akhirnya dia membuat

terhadap lembaga pernikahan makin pudar dan kesiapan dan kemampuan pasangan untuk mengelola rumah tangga pun kian berkurang,” kata Kustini yang bersama lembaganya merekomendasikan sejumlah proghram, termasuk merevitalisasi kursus calon pengantin hingga berkoborasi dengan berbagai lembaga dan tokoh adat, salah satunya lebe di Jawa Barat yang punya peran mencari solusi perselisihan rumah tangga. Kontribusi untuk menekan angka keretakan rumah tangga itu, secara swadaya, juga dilakukan Anna Surti beserta teman-temannya dari kalangan psikolog, dokter anak, pengacara, dan perencana keuangan.

Kampanyekan persiapan Anna mengaku prihatin, melihat angka perceraian terus membubung. “Hanya karena tidak suka dengan kebiasaan pasangannya, tidak siap memiliki anak dan sebagainya, banyak yang dengan mudah memilih menyerah. Kita melihat kok selama ini informasi tentang pesta, bukan tentang persiapan mentalnya,” ujar Anna. Atas dasar itu, mereka pun menulis ber-

MI/RAMDANI

Ibu-ibu muda peserta kelas memasak yang diselenggarakan Kejora Indonesia. Para ibu urban kini gemar mengikuti berbagai kelas memasak hingga keuangan.

DOK. IIP

Institut Ibu Profesional rutin menggelar kelas, baik daring maupun tatap muka. Para ibu belajar dan berbagi kiat untuk memberdayakan diri.

bagai informasi dan kiat soal persiapan pranikah lewat situs dan berbagai platform media, termasuk Twitter. Sesekali mereka juga mengadakan seminar sejak 2012 silam. Menurutnya, kurang mengenal pasangan, diri sendiri, keluarga pasangan serta risiko pernikahan, ialah hal mendasar yang membuat seseorang tidak siap menikah dan rentan mengalami perceraian. Bahkan peluang kekerasan dalam rumah tangga, faktor risikonya bisa dikenali sebelum menikah.

Istri belajar, suami mengasuh Jika komunitas yang diinisiasi Anna berfokus pada langkah preventif, yang terjadi di Living With Lof, Cipete, Jakarta Selatan, Sabtu (10/9) ialah penguatan. Sejumlah lelaki tampak sibuk mengasuh balita. Sementara itu, di toko tersebut, belasan ibu-ibu serius mengikuti kursus memasak makanan sehat. Febri merupakan salah satu di antara lelaki itu, dengan putra semata wayangnya tak pernah lepas dari pengawasan. Dia membiarkan istrinya Putri Larasita dengan tenang mengikuti kelas yang digelar oleh

Kejora Indonesia itu. Bukan hanya demi menyajikan hidangan enak, workshop semacam ini bertujuan untuk melatih kesadaran ibu-ibu tentang bahan baku sehat dan menghemat pengeluaran dengan membuatnya sendiri. “Biasanya memang begini, saat istri belajar, saya yang gantian jaga anak,” aku Febri. Hasrat untuk belajar itu juga direalisasikan Chitra Iselinni, 30, seorang dokter gigi yang juga ibu dari dua orang anak. Ditemui di tengah workshop yang diadakan Kejora, dia mengaku banyak mengikuti pelatihan semacam itu, utamanya ketika mendapatkan anak pertama. Meski sudah ada pengalaman dengan anak pertama, Sabtu itu dia mengikuti workshop karena anaknya susah makan dan dia membutuhkan variasi resep baru. Suaminya mendukung Chitra berburu berbagai ilmu yang membantu membuat rumah tangga mereka lebih baik. “Bahkan saat saya ulang tahun, pernah kado dari suami itu, ya workshop manajemen keuangan. Ada implementasinya, ya walau sesekali melenceng karena tergoda belanja di Instagram,” akunya sambil terkekeh. (Her/M-1)


MINGGU, 18 SEPTEMBER 2016

HIBURAN

7

Kesopanan dalam Bermusik Sebebas apa pun eksplorasinya, norma kesopanan menjadi landasan presentasi musik mereka di hadapan penonton dengan suguhan kualitas musik, kostum, dan tata bahasa dalam lirik. FOTO-FOTO: MI/PERMANA

DZULFIKRI PUTRA MALAWI

N

UANSA retro atau tempo dulu melekat dengan band yang menamakan diri mereka White Shoes and The Couples Company (WSATCC). Sejak dirilisnya album perdana pada 2005 bersama Aksara Records dan didistribusikan Universal Music Indonesia, band asal Cikini, Jakarta, itu kian melesat dalam aksi panggung dan diskografi, apalagi setelah label rekaman asal Chicago, Amerika Serikat, bernama Minty Fresh Records meminang mereka dua tahun setelahnya untuk seluruh album. Sebagai catatan, beberapa band internasional, seperti The Cardigans dan Tahiti 80, juga bergabung bersama Minty Fresh Records. Selain itu, ada pula Boss Moon, Beatball Records, asal Korea Selatan, dan Avant Garden Records, Taiwan, yang merilis album perdana mereka, serta Desinee Records asal Jepang untuk album Vakansi. Mereka ialah Saleh Husein (gitar), Aprilia Apsari (vokal), Rio Farabi (gitar), John Navid (drum), Aprimela Prawidyanti (piano), dan Ricky Surya Virgana (bass) yang juga pernah menjadi mahasiswa lintas disiplin seni rupa dan seni musik di Institut Kesenian Jakarta. Karena itu, tak mengherankan bila musik mereka begitu memiliki konsep yang matang dari segi musikalisasi dan penampilan di atas panggung. “Secara akademik, kami tahu teori dasar saja. Menggabungkan dua disiplin akademis musik dan seni rupa. Karena seni itu tidak ada yang benar dan salah. Sebebasnya kita mengekspresikan berdasarkan teori dasar yang kami punya. Sekarang kami berkarya, bukan kuliah,” kata Sari saat berbincang dengan Kotak

Musik Media Indonesia, awal September produktif terhadap karya berbentuk lalu, di Motion Blue Jakarta. album studio. Sampai saat ini hanya ada Tak mengherankan bila teman se- album WSATCC (2005 & 2007), Skenario kaligus sang manajer mereka saat itu, Masa Muda (EP, 2007), Vakansi (2010), Indra Amenk, juga berperan sebagai dan WSATCC Menyanyikan Lagu-Lagu art director mereka. Para personel Daerah (2013). WSATCC percaya kepada Indra untuk “Kalau menurut kami, album itu mengerucutkan dan mengawinkan identitas dan arsip kami dan orang yang ide-ide liar yang ada. Sebagai seniman, mendengarkan atau mengoleksi. Kalau Indra juga dianggap mampu mempre- kami membuat album lebih memikirkan sentasikan musik WSATCC di hadapan kualitasnya ketimbang kuantitasnya. Di penonton. saat waktunya tidak cocok karena ada Bebas tapi sopan, begitulah sebuah jadwal dan kesibukan lain lebih baik langgam yang diimani sampai akhir- kami tidak membuat album. Ada satu nya melekat pada waktu yang harus pribadi tiap-tiap dikhususkan dan personel untuk difokuskan untuk Soal kostum bukan pencitraan, mempertanggungmembuat album,” melainkan memang akhirnya orang terang Ricky. jawabkan musik mereka di hadapan Selain album, beranggapan walaupun kami pakai penonton. “Bebas ada proyek foto, pakaus biasa juga dibilang old school. meran, film, atau bisa berimajinatif, tapi tetap sopan tur ke luar negeri dalam penampilan membawakan yang menjadi jadwal rutin mereka. Dimusiknya. Soal kostum bukan pencit- tambah kegiatan para personelnya di raan, melainkan memang akhirnya bidang kesenian lain. Yang terpenting orang beranggapan walaupun kami jangan melupakan sisi kemanusiaan pakai kaus biasa juga dibilang old tiap musisi. “Orang-orang tahu kami school. Kami ingin keren, sesimpel itu main musik, tapi jangan dilupakan kasaja karena referensi dan suka satu lau manusia melakukan apa pun. Band hal yang sama akhirnya sepakat,” kata ini merupakan sekumpulan manusia Saleh. yang bermain musik, tapi juga memiBagi Ricky, apa yang mereka dapat liki hasrat untuk melakukan hal lain dari proses akademis dimasukkan kem- untuk bersenang-senang,” ungkapnya bali ke ramuan musik WSATCC. “Seperti soal kegiatan lain. saya, John, dan Mela punya klasik ya Bagi Rio, kehidupan bermusik dan di dimasukkan, bahkan kami bikin versi luar musik saling melengkapi. Ketika yang 9 menit full chamber atau saat mereka manggung, kejenuhan yang ada konser kami mainkan tema yang lain,” dalam pekerjaan lain itu hilang, dan sambungnya. sebaliknya. “Secara tidak langsung bisa menyumbang kontribusi ke band-nya. Dari kesibukan, setiap personel mampu Kolektif Walaupun sudah berjalan lebih dari memperkaya konten kepada band-nya, satu dekade, WSATCC terbilang kurang bisa jadi lagu, bisa jadi cerita baru ka-

rena band ini bentuk karya kolektif dari setiap personel,” sambung Saleh. Berbahasa Indonesia dan bertutur yang sopan menjadi kekuatan band ini. Lirik yang sebagian besar ditulis Sari rupanya sering diubah ketika mereka menghadapi situasi tertentu di atas panggung agar lebih nyaman bagi mereka dan penonton. Ada ketertarikan tersendiri untuk mengagumi karya musisi lama, seperti Ismail Marzuki, Saiful Bahri, Guruh Soekarno Putra, Candra Darusman, dan Fariz RM. “Mereka punya karakter masingmasing walaupun semuanya berbahasa Indonesia. Mereka tidak melupakan bagaimana cara berkomunikasi dengan pemirsa soal rasa lagunya tanpa harus ada kata per kata yang sulit dicerna. Sejak pertama kali bisa menikmati novel Indonesia seperti Ali Topan Anak Jalanan dan film-film nasional di TVRI waktu masih kecil, cara mereka berdialog seperti apa. Tantangannya justru sekarang di tengah semuanya serbaekspresif, orang menulis punya persepsi masing-masing dan melupakan kenyamanan bernyanyi serta orang mencerna,” ungkap Sari. Kepedulian terhadap Indonesia tak hanya soal tata bahasa, tapi juga lagu daerah yang mereka interpretasikan kembali dengan langgam WSATCC tanpa menggunakan instrumen tradisional. Lalu seberapa pedulinya mereka tentang Indonesia? Dan apakah album baru akan segera dibuat? Temukan jawabannya dalam wawancara eksklusif dan saksikan juga aksi panggung mereka di Kotak Musik. Unduh aplikasi Media Indonesia di Appstore dan Google Play Store sekarang juga. (M-4)

miweekend@mediaindonesia.com

MUSIK

Album Perdana Bersama Snarky Puppy SETELAH mengeluarkan single bertajuk Reason awal 2015, akhirnya putri Indra Lesmana, Eva Celia, akan merampungkan debut albumnya bertajuk And so it Begins dalam waktu dekat. Kabar ini disampaikan bersamaan dengan single Againts Time. Dukungan datang dari beragam pihak agar album perdan a ny a m e n c a p a i kualitas yang di-

inginkan. Sejumlah musikus, seperti Tendra (GRUVI), Aldhan Prasatya, Demas Narawangsa, dan musikus yang paling dekat dengan Eva Celia, tidak lain ialah sang ayah, ikut terlibat. Suara lembut dan alunan musik yang begitu menenangkan dan tetap dengan ritmis up beat terasa dalam dua lagu itu. Apalagi Eva menghadirkan kejutan dengan terlibatnya Justin Stanton dan Mark Letteri, dua personel grup musik favoritnya, Snarky Puppy, yang tidak lain grup musik instrumental kenamaan asal

New York, Amerika Serikat. Berkat media sosial, keinginan yang seakan mustahil itu akhirnya terjadi. Keduanya berkontribusi di satu lagu yang berbeda dalam albumnya nanti. “Bekerja sama dengan Justin dan Mark merupakan salah satu highlight dari proses yang saya jalani untuk album ini. Saya pribadi ialah penggemar mereka sejak lama. Saya di Indonesia dan mereka di New York, tapi tanpa arahan yang detail, mereka tahu harus membuat dan mengarahkan musik saya seperti apa,” ungkap Eva kepada Media In-

donesia, Kamis (15/9). Pengalaman dan level yang sudah dicapai musisi tersebut jelas membuat kolaborasi yang terjadi di dalam debut album Eva Celia diharapkan menjadi angin segar bagi musik Tanah Air. Untuk karyanya, Eva mengaku sangat total mengerjakan dengan menulis sendiri delapan materi lagu. Aktris layar lebar itu mencoba meletakkan pesan tersendiri dalam setiap kata yang ditulisnya hingga menjadi kesatuan lirik yang utuh. Album ini tepatnya akan berbicara

tentang hal positif. “Banyak yang saya sampaikan lewat album ini. Inti apa yang saya tulis berbicara tentang sesuatu yang positif dan penuh harapan. Dari sekian banyak cerita atau kejadian tentang kekecewaan dan kekerasan saya ingin mengembalikan kepada benang merah ketika kita seharusnya ada di sana, yaitu cinta yang meliputi sikap menerima, kesabaran, dan kebaikan. Bagaimana kita bisa melatih unsur-unsur tersebut di tengah kehidupan yang kita jalani sehari-hari,” paparnya. (Fik/M-4) DOK. PRIBADI


CERPEN

8 FARIZAL SIKUMBANG

A

KU bertemu dengan Angku Mudin pada siang hari. Angku terlihat sudah sangat tua kini. Seluruh rambutnya sudah memutih. Kulit tubuhnya mengkerut. Tulang pipinya menonjol. Punggungnya sedikit membungkuk. Tak ada lagi yang tersisa dari tubuh kukuhnya yang dulu. Yang abadi mungkin kesetiaannya saja. Kesetiaan pada pekerjaannya sebagai pembersih rumput sekaligus penjaga makam pahlawan itu. “Sudah pulang dari rantau kau Buyung,” kata Angku Mudin dengan suara bergetar saat melihatku muncul di depannya. Angku Mudin lalu menatapku tajam. Dan aku merasa, sangat merasa, bahwa tatapan mata itu masih ada rupanya. Tatapan yang menyimbolkan bahwa Angku adalah salah seorang pasukan harimau itu. Mata itu, kuning muda. Tajam sorotnya. Mata yang sangat aku takutkan dulu. “Ya Angku. Aku baru pulang dari rantau orang. Bagaimana keadaan Angku. Apakah Angku sehat-sehat saja.” “Aku sudah tua,” katanya tersenyum. “Sering sakit-sakitan,” tambahnya sambil memasukkan selembar daun kamboja tua ke tong sampah yang baru jatuh ke tanah. Aku ingat ketika masih anakanak usia belasan tahun sering kemari bersama beberapa orang kawan lama. Tapi mereka kini sudah pergi jauh tentunya. Ada yang merantau seperti aku, sebagian lagi mati karena berbagai sebab. Hanya aku yang kini tersisa di antara mereka. Dan, ketika aku berada di kampung ini tanpa mereka, perasaanku semakin asing saja. Untuk menghilangkan kesuntukan aku kunjungi saja Angku Mudin ke tempatnya. “Kelihatannya wajahmu cepat sekali tuanya sekarang,” kata Angku seperti menyindirku. “Ya Angku. Rantau telah menguras pikiran dan tenagaku. Susah hidupku di rantau Angku. Kurus badanku ini dibuatnya.” “Semoga kau tak seperti orang rantau lain, pulang kampung karena tak sanggup hidup sulit. Tapi aku tahu kau orang tegar dan kuat.” “Di antara kawan-kawan kau dulu, hanya kau yang keras kepala,” kata Angku sedikit tersenyum. “Kau pemimpinnya. Aku tak lupa, dulu kepala belakangmu berdarah karena aku lempar dengan batu,” kata Angku. “Ah, Angku. Aku jadi malu.” “Tapi kini aku yang malu dan merasa berdosa. Bila kuingat, Abakmu tak berani mendatangiku,” kata Angku lagi sambil menunduk. “Tapi Abakmu sudah tak ada sekarang. Belum sempat aku minta maaf padanya.” “Sudah dimaafkan Angku,”

MINGGU, 18 SEPTEMBER 2016

Mata Kuning Muda

kataku. “Ah, Kau.” Lalu tiba-tiba aku ingat Abak. Kata-kata Abak. “Jangan lagi kau buat dia memarahimu. Apa kalian tak ada kerja. Orang tua jangan dipermainkan. Awas kau. Kulecut dengan ikat pinggang kau nanti,” kata Abak dulu, ketika tahu kami mengusik Angku. Tapi kami, anak-anak usia belasan tahun lebih sering membuat kegaduhan. Kegaduhan yang paling sering kami buat adalah melempar-lempar pohon kamboja yang tumbuh di area permakaman itu. Jika pohon itu kami lempar dengan batu, akan banyaklah daundaunnya berserakan ke tanah. Dan lebih menyenangkan lagi ketika angin kencang. Daun-daun itu serupa layang-layang yang berterbangan. Lalu kami melonjak-lonjak kegirangan. Bersorak-sorak. “Itu layang-layangku.” “Itu punyaku.” “Terbangnya jauh.” “Hus, hus, hus.” Ketika Angku melihat kami. Ia akan berteriak keras sekali. Suaranya seperti rauangan harimau. “Hoiiiiiii. Huoiiiii. Hoiiiiiiiiiii….” begitu suaranya. Lalu, kampung seperti gaduh. Ayam di kandang laksana kedatangan musang hitam. Kami lari tunggang langgang. Tapi esok hari, bila Angku tak ada, kami akan mengulanginya lagi. Perbuatan

itu kami lakukan berulang-ulang. Sampai suatu hari aku ketiban sial. Kali ini kami tak melempar daundaun kamboja itu dengan batu. Tapi kami colok-colok dengan galah di tangan. Saat itu angin kencang sekali. Entah angin apa namanya. Rasanya seperti berada di tepi pantai. Daun yang kami colok terbangnya sangat jauh. Kami girang sekali. Kami lupa diri, dan tak menyadari Angku sudah berada di belakang kami. Kami lemparkan galah di tangan. Kami lari. Namun, batu sebesar kelereng mengenai bagian belakang kepalaku. Sampai akhirnya aku tahu darah mengalir ke baju. Aku larikan tubuhku pulang ke rumah. Mande yang mendapatkan aku terluka di kepala pucat dan gemetar. Ia memang sangat takut bila melihat darah. Sedangkan Abak mengeluarkan sumpah serapah. “Mati kau. Kena kau. Tak mendengar kata orang tua,” kata Abak dengan muka memerah. Abak menarik tanganku dengan sangat tergesa. Ditekannya luka di kepalaku dengan baju usangnya. Kulihat Abak menjangkau sarang laba-laba yang tergantung di sudut dinding rumah. “Sini,” kata Abak sambil menempelkan bekas sarang laba-laba itu di kepalaku. “Untung kau tak dilemparnya dengan batu besar. Bisa-bisa mati kau. Hanya kulitnya sedikit tergores. Tak apa. Kau jangan me-

nangis,” kata Abak lagi ketika aku meringis menahan pedih. “Kau tak tak tahu siapa dia ya,” kata Abak dengan suara agak pelan. Malam harinya Abak memanggilku. Aku disuruh duduk di hadapannya. “Abak tak ingin lagi kau membuat Angku marah. Ini terakhir kalinya. Untuk itu kau dengarlah cerita Abakmu ini. Semoga kau tak lagi keras kepala,” kata Abak. “Kampung kita ini ditakuti oleh kampung lain. Tak ada orang kampung luar yang berani macammacam pada orang kampung kita. Kau tahu kenapa? Karena kita orang Kuranji. Orang Kuranji sangat ditakuti. Itu ada muasalnya. Dan muasalnya itu ada pada Angku Mudin.” Aku hanya terdiam memperhatikan Abak bertutur. Tapi aku menyimak dengan jelas. “Angku Mudin itu adalah seorang pahlawan, Nak. Beliau seorang pejuang. Dulu, pada zaman penjajahan beliau tergabung dalam Kompi Harimau Kuranji. Banyak cerita tentang kegigihan pasukan Harimau Kuranji berperang. Mereka tak pernah takut. Pasukan pemberani. Mendengar namanya saja pasukan sekutu sudah bergetar. Mereka tahu kegigihan pasukan Harimau Kuranji.” “Dan, peristiwa yang sangat dikenang itu adalah ketika pasukan itu menyerang tentara

sekutu di Rimbo Kaluang. Menurut cerita yang sangat patut dipercaya, saat itu jumlah mereka hanya sekitar lima puluh orang, termasuk Angku Mudun. Kau bayangkan betapa pemberaninya mereka, dari lima puluh orang itu hanya lima belas orang yang membawa senjata. Pelontar roket mereka bawa, granat tangan, sten mereka bawa. Kau tahu apa itu sten? Senjata jenis pistol. Itu semua hasil rampasan dari tentara sekutu,” kata Abak bersemangat. Aku hanya mengangguk pelan. “Itu tahun 45. Banyak yang mengatakan itu perang yang sengit. Langit merah api karena ledakan di sana sini. Peluru berdesing-desing. Entah berapa banyak tentara sekutu yang tewas. Tapi satu orang pasukan Harimau Kuranji tewas terkena mortir. Mereka kalah jumlah. Lalu mundur. Tapi kegigihan pada perang itu sangat dikenang orang.” “Kau perhatikan Angku itu. Dia bukan hanya pahlawan, tetapi juga orang yang setia kawan. Tidak hanya pada kawan ketika masih hidup, yang sudah meninggal pun masih diperhatikannya. Dia rawat makam kawan-kawannya yang telah tiada. Abak bukan hanya segan padanya, tapi juga takut. Matanya itu. Kuning muda. Mata harimau. Katanya semua anggota Harimau Kuranji bermata kuning muda. Entah iya entah tidak. Sampai kini pun, tidak ada yang tahu kenapa

mereka menamai pasukan mereka dengan nama harimau. Apa dulu di sini banyak harimau? Entahlah,” kata Abak. *** “Hoi Buyung, berapa lama kau di kampung?” tanya Angku Mudin yang membuyarkan lamunanku. “Belum tahu Angku.” “Cari uang zaman sekarang susah. Untung pemerintah memberikan upah karena merawat makam ini. Kalau tak, makan apa aku?” kata Angku, sendu. Angku Mudin lalu mengajakku duduk di bawah pohon kamboja. Batang pohon itu cukup besar. Daunnya rindang. Dua mata angku menatapku dengan teduh. Aku seperti berada di masa kanak-kanak yang rapuh. Butuh perlindungan. “Mata ini sudah tua. Sudah kabur. Mungkin harimau yang kami bunuh dulu itu telah memintanya,” kata Angku datar. “Harimau yang aneh. Setelah kami bunuh tiba-tiba semua mata kami menjadi kuning muda. Mata harimau,” tambah Angku lagi. Aku tak menyahut. Tapi mulai berpikir kenapa Angku Mudin dan kawan-kawannya dulu memberi nama pasukannya dengan Harimau Kuranji. Aku lalu menyandarkan tubuh pada pohon kamboja yang tumbuh di pemakaman itu. Kantuk tiba-tiba menyerangku. Aku tahu kantuk ini sebenarnya disebabkan oleh pengaruh obat penenang yang telah kuminum di rumah beberapa menit yang lalu. Memang sudah satu minggu ini aku mengonsumsi obat itu. Ini kulakukan karena setelah mengonsumsi obat itu, pikiranku lebih tenang sehingga aku bisa melupakan istriku, yang kini pergi bersama laki-laki lain. Aku mengutuk perempuan celaka itu karena dia membuat pikiranku sangat kacau. Aku bisa gila bila terus memikirkannya. Kini, kantuk itu cepat sekali menyerangku. Sebegitu cepatnya, tiba-tiba saja di sekitar makam terasa gelap. Dua mata Angku, mata bulat berwarna kuning muda terang itu menatapku. Seperti mata seekor harimau yang hendak mengoyak tubuhku. Banda Aceh, 2016

Farizal Sikumbang, cerpenis kelahiran Padang. Ia seorang guru di daerah terpencil Kabupaten Aceh Besar. Karya-karyanya tersiar di sejumlah media.

Redaksi menerima kiriman naskah cerpen, ketik sebanyak 9.000 karakter, karya orisinal dan belum pernah diterbitkan di media massa lain. Kirim e-mail ke cerpenmi@mediaindonesia.com dan cerpenmi@yahoo.co.id @Cerpen_MI

PIGURA ONO SARWONO

Melawan uwaknya

M

Dalam cerita wayang, contoh anak-anak bangsa yang memiliki jiwa dan keberanian berkorban paling monumental ditorehkan para putra Pandawa dalam Perang Bharatayuda. Mereka mengorbankan jiwa raga untuk eksistensi Pandawa, yang secara filosofis merupakan lambang keutamaan. Salah satu putra Pandawa yang gagah berani mengorbankan semua yang dimiliki, bahkan yang paling berharga, yakni jiwa raga, ialah Gathotkaca. Tokoh yang layak jadi tuladha (contoh) itu memiliki nama tenar lain, di antaranya Tetuka, Kacanegera, Purubaya, Krincing Wesi, Guritna, Bimasuta, Bimasiwi, dan Arimbiputra. Saking hebatnya sang tokoh ini, banyak keluarga, umumnya di Jawa, yang bangga menggunakan nama itu sebagai nama sang anak. Biasanya diambil nama depannya atau nama panggilan Gathotkaca, yaitu Gathot. Bukan itu saja, segenap ajian Gathotkaca pun juga tidak jarang ditempelkan pula untuk nama orang. Di antaranya ajian Brajamusti. Tentu, orangtua yang memberikan nama Ghatot (Gathotkaca) kepada anak mereka berharap agar putra mereka, pada dewasanya, seperti sang tokoh. Dalam kisahnya, Gathotkaca ialah senapati (panglima perang) negara yang memiliki kesaktian luar biasa. Selain itu, tentu ada impian agar sang anak berkarakter seperti Gathotkaca, kesatria yang memiliki jiwa berkorban untuk bangsa dan negara. Dari silsilah keluarga, Gathotkaca merupakan putra Werkudara

ASIH adakah anak bangsa negeri ini yang memiliki jiwa pengorbanan? Bila pertanyaan itu dikaitkan dengan konteks ritual keagamaan, jawabannya dari dulu hingga saat ini pengurbanan jelas masih ada. Bahkan, yang tampak semakin ngrembaka (berkembang). Misalnya, pada Hari Raya Idul Adha 1437 Hijriah lalu, jutaan hewan (kambing, domba, dan sapi), yang jika ditotal nilai nominalnya mungkin mencapai triliunan rupiah, dikurbankan. Artinya, umat muslim yang mampu telah berkurban, yang diwujudkan dengan penyembelihan hewan kurban. Namun, bila pertanyaan itu disasarkan pada perilaku kita dalam praktik kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, jawabannya makin menghilang. Jiwa dan semangat berkorban sepertinya kian menguap akibat pragmatisme hidup. Jangankan itu, sekadar berbuat sumbangsih kepada sesama saja melangka. Malah, yang subur justru sepak terjang yang menimbulkan atau memakan korban. Dalam sejarah bangsa dan berdirinya negara ini, para pahlawan merupakan contoh konkret orang-orang yang telah berkorban. Bukan hanya harta benda, jiwa raga mereka pun dientengkan. Demi apa? Demi martabat bangsa dan kemerdekaan. Itulah yang semestinya menjadi tuntunan kita kini dalam mengarungi kehidupan sebagai bangsa.

yang dilepaskan Karna.

Sang Gathotkaca (anggota keluarga Pandawa) dari istrinya, Arimbi. Werkudara ialah putra kedua Raja Astina Pandudewanata. Arimbi ialah putri raja Pringgondani, Prabu Tremboko. Kedua raja itu pernah bersahabat dekat. Namun, di akhir riwayatnya, keduanya bermusuhan. Dari garis ibu, Gathotkaca mewarisi kekuasaan atas Pringgondani. Negara ini awalnya berdiri sejajar dan menjalin hubungan mesra dengan Astina pada masa kepemimpinan Pandudewanata. Namun, dalam perjalanannya, kedua negara tersebut berperang akibat politik tengik Trigantalpati (Sengkuni) yang saat itu mengabdi di Astina, mengikuti sang kakak, Gendari, yang dipersuting Drestarastra, kakak kandung Pandudewanata. Di bawah kepemimpinan Gathotkaca, Pringgondani menjadi negara ‘bawahan’ Amarta, negara yang didirikan Pandawa. Itu disebabkan posisi Gathotkaca sendiri sebagai senapati Amarta. Dengan demikian, segenap kekuatan yang ada di Pringgondani menjadi ‘senjata’ bagi Amarta. Itulah pengorbanan pertama Gathotkaca kepada pepundennya, Pandawa. Kebijakan Gathotkaca itu semula juga mendapat tentangan dari sejumlah pamannya. Bahkan, perlawanan dari internal keluarga itu sudah terjadi saat Gathotkaca dilantik sebagai raja Pringgondani. Pamannya yang

mbalela (melawan) itu bernama Brajadenta dan Brajamusti. Keduanya akhirnya sirna di tangan Gathotkaca dan sukmanya menyatu ke dalam kedua tangannya dan berubah menjadi ajian yang menggiriskan. Brajamusti ada di tangan kanannya. Apa pun yang terkena pukulan Gathotkaca akan lebur jadi abu. Pengorbanan Gathotkaca yang terakhir dan dramatis ketika ia terjun ke kurusetra dalam Perang Bharatayuda. Ia berhadapan dengan senapati Astina (rezim Duryudana), Karna Basusena. Dari hubungan darah, Karna merupakan uwaknya. Karna ialah putra pertama eyang putrinya, Kunti Talibrata, dari ‘benih’ Bhatara Surya dari Kahyangan Ekacakra. Ayah Gathotkaca, Werkudara, ialah putra Kunti-Pandudewanata. Ketika maju ke palagan menghadapi Karna, atas perintah botoh Pandawa, Kresna, Gathotkaca paham inilah akhir pengabdiannya untuk bangsa dan negara. Kenapa demikian? Ia sadar bahwa dalam dirinya bersemayam warangka panah senjata andalan Karna, yakni kuntawijayadanu. Kodratnya, dalam Bharatayuda, pusaka Kahyangan itu akan kembali menyatu dengan warangkanya. Namun, Gathotkaca tidak miris menghadapi kematiannya. Ia ikhlas jiwa raganya untuk tegaknya kebenaran, keadilan, dan

Kualitas manusia

keutamaan. Ia bangga gugur sebagai kusuma bangsa. Itulah cita-citanya sebagai kesatria. Lebih dari itu, dengan pengorbanannya, Pandawa dipastikan selamat. Ketika kuntawijayadanu masuk warangkanya, saat itu pula akan musnah, kembali ke kahyangan. Dengan demikian, Karna sudah tidak memiliki lagi pusaka sakti untuk mengalahkan Pandawa. Keluarga Pandawa (Puntadewa, Werkudara, Arjuna, Nakula, dan Sadewa) jadi tetap utuh. Tibalah waktunya, pada malam hari ke-14 Perang Bharatayuda, Gathotkaca roboh dan jatuh terempas dari langit setelah pusarnya tertembus oleh kuntawijayadanu

Hikmah sekelumit kisah Gathotkaca itu ialah pengorbanan untuk bangsa dan negara. Galibnya, tidak ada negara yang tegak berdiri (berjaya) tanpa pengorbanan para anak bangsanya. Itulah yang dilakukan Gathotkaca sebagai putra Pandawa (Amarta). Dalam konteks kekinian, tentu gelanggang pengorbanan itu sangat luas. Itu bisa dilakukan semua lapisan masyarakat, mulai rakyat biasa hingga para pemimpin dan elitenya. Janganlah jabatan yang diemban dan kekuasaan yang digenggam malah digunakan untuk melampiaskan syahwat pribadi (korupsi). Pengorbanan itu bukanlah ‘berkorban’ (rela masuk penjara) untuk memakmurkan keluarga sendiri. Secara kepribadian, berkorban, sekecil apa pun yang dilakukan, merupakan bukti kemuliaan jiwa. Sesungguhnya, kerelaan berkorban juga merupakan ukuran akan kualitas manusia. Kita berandai, bila semangat dan nilai berkorban dalam perayaan Idul Kurban itu menjadi ‘roh’ dalam praktik kehidupan kita seharihari, peradaban luhur bersemai di negeri ini. Pada gilirannya, bangsa ini akan menuai ketenteraman, tahapan kenikmatan hidup paling hakiki. (M-4)

sarwono@mediaindonesia.com


KHAZANAH

MINGGU, 18 SEPTEMBER 2016

9

TARI SELAMAT DATANG DARI TANAH PAPUA Tari Selamat Datang dari Tanah Papua kaya makna dan nilai kearifan lokal. Tari penyambutan tamu ini tetap terjaga hingga kini. ABDILLAH M MARZUQI

S

EBET

ERAMPANG bunyian menyeruak. Membran berbahan kulit rusa menghasilkan bunyian yang khas. Hasil getaran dari membran itu diolah dan diperkuat dalam rongga sebatang kayu. Itulah tifa, alat musik pukul khas dari Indonesia bagian ujung timur, Tanah Papua ‘Bumi Cenderawasih’. Alat musik pukul itu begitu serupa dengan kendang. Kayu berbentuk silinder dengan bagian tengah menyempit. Kedua bagian ujung tetap dengan diameter yang hampir sama ukuran. Salah satu ujung ditutup dengan kulit rusa. Bagian itulah yang dipukul dan mengeluarkan bunyi. Rampak tifa itu tidak sendiri. Seseorang didapuk untuk bersenyawa dengan barang itu. Kedua telapak tangannya bergantian bersua dengan lembar merentang kulit rusa. Bunyian itu terus menghentak, seiring dengan gerak tari tari yang dilakonkan beberapa pasangan remaja. Mereka menggerakkan kaki dan tangan, seiringan dengan buyian tifa. Tidak tampak gerakan rumit. Semua mudah diikuti. Lutut kaki diangkat sampai setinggi pinggang. Bergantian antara kaki kanan dan kiri. Tangan berayun bersesuaian dengan angkatan kaki. Tubuh mereka meliuk, merendah, dan merunduk. Seolah senyawa terjadi di antara semua. Ada harmoni antara gerak dan bunyi. Mereka memakai kostum dari kulit pohon dan akar tumbuhan. Bahan alami itu diolah sedemikian rupa hingga bisa menutup tubuh. Penutup kepala, kalung, dan gelang, serta lukisan etnik mewarnai tubuh mereka. Nuansa khas Papua sangat melekat dalam setiap apa pun pada mereka. Irama energik pembawa semangat ceria. Alunan nada dan gerak mampu membimbing dan membawa para tamu untuk larut dalam suasana sukacita. Itulah tari selamat datang ala suku Malamoi yang tinggal di wilayah kepala burung Pulau Papua, yakni Kabupaten Sorong. Tari Selamat Datang atau Tari Penyambutan Tamu dibawakan para penari pria dan wanita untuk menyambut

tamu kehormatan atau tamu penting yang berkunjung. Kala itu mereka sedang menyambut tamu terhormat, yakni Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono. Menteri Basuki melakukan groundbreaking di bakal lokasi Perumahan Green Sorong, Kabupaten Sorong (2/9). Selain melakukan groundbreaking, Menteri Basuki menyerahkan buku Reporter Cilik yang diprakarsai Media Indonesia. Buku tersebut diserahkan kepada perwakilan dari beberapa sekolah di Kabupaten Sorong dan Kabupaten Raja Ampat. Tari Penyambutan Tamu atau Tari Selamat Datang itu punya sebutan sendiri dalam bahasa suku Malamoi. Dalam bahasa lokal, tarian itu dinamakan Nanini. “Itu Nanini. Nanini itu kemari, kemari bersama,” ujar salah seorang warga suku Malamoi, Seliko Tok Mola.

Khas dan energik Selain gerakannya yang khas dan energik, tarian itu tentu kaya makna dan nilai kearifan. Tarian itu sudah ada sejak dahulu. Bahkan, ungkapan lokal untuk penyambutan tamu itu sampai saat ini masih terjaga. “Itu sejak nenek moyang kita. Sudah ada,” tambahnya lagi. Tari Selamat Datang sudah ada sejak zaman dahulu. Di Papua pada dasarnya memiliki banyak suku dan setiap suku biasanya memiliki ciri khas tersendiri dalam melakukan tarian selamat datang. Tarian itu dimaknai sebagai ungkapan rasa hormat dan tanda bahwa tamu tersebut diterima dengan baik oleh masyarakat di sana. Selain itu, tarian tersebut dimaknai sebagai ungkapan rasa syukur dan kebahagiaan masyarakat dalam menyambut para tamu. Hal tersebut sangat terlihat dari gerakan dan ekspresi para penari yang menari dengan penuh keceriaan serta kebahagiaan. Para penari wanita menjemput para tamu, kemudian memasangkan penutup kepala serta kalung sebagai tanda penghormatan mereka. Tamu tersebut kemudian diajak menari bersama para penari hingga selesai. Hal itu menggambarkan bahwa para tamu sudah diterima dengan baik oleh masyarakat dan sudah menjadi bagian dari mereka. Setelah melakukan tarian, para penari wanita akan mengapit dan mendampingi tamu untuk melakukan prosesi selanjutnya untuk mengesahkan kehadiran para tamu telah diterima masyarakat setempat. “Mencuci kaki, injak piring, terus pemasangan cenderawasih,” pungkasnya. Setelah semua prosesi itu, barulah tamu menjadi bagian dari masyrakat setempat sekaligus mendapati penerimaan secara penuh seluruh. (M-2)

miweekend@mediaindonesia.com

PUISI

JAMIL MASSA Mungkin Bulan Mungkin bulan, mungkin bukan, yang terbit bak sebuntal bualan di Bukit Mambual, yang tak tertampik dan tampak licin bagai ubin rumah bersalin, tempat istriku bakal berbaring barang sepuluh pekan ke depan; menatap langit-langit sembari meraba sekat antara rasa sakit dan rasa paling sakit. Sehabis hujan, tiada yang muncul dari balik panggul Bukit Mambual hanya sebungkus sambal, sebakul gorengan, sewajan jelantah, jendela setengah terbuka serupa rengkah luka yang dilupakan, serta sekeping pinggan lesi yang barangkali bulan. Barangkali bukan. Memang ada awan secebis tempat kukeluhkan pedis rempah perawis dan perih sariawan, namun, demi pucuk-pucuk bebukit Mambual —yang bertingkat juga yang bertimbal—seolah sesuatu yang lain hendak menyeret jiwaku yang tak kebal ke tengah gerombol ikan jambal, hingga yang lepas tak bakal dicari, yang pongah tumpas digerogoti. Ibu penjaja gorengan menumpahkan tepung dan menaikkan api; api pembakar sabar saat para penjual pisang pulang ke Toili. “Telah lewat libur pilkada, tetapi mereka belum kembali,” keluh ibu yang lihai menepuk dulang dan mengingat janji-janji. Maka ketika datang orang-orang menanyakan penganan terbaik di sore sehabis hujan, yang menjawab hanyalah hujah ketiadaan. Lantas kubayangkan istriku menunggu di teras, menatap entah bulan entah bukan seraya mengelus perutnya yang berisi janin lincah kelaparan. 2015

Di Pasar Simpong Di Pasar Simpong, pasar yang menghadap laut, kaum dagang berharap untung dari doa sepotong selat aroma bumbu dapur bercampur amis karang logam membentur logam, logat mengikat logat.

ADRI SANDRA Di belakang tumpukan umbi-umbian dan sayur mayur, seorang saluan tugur. Memandang pulau kecil di kejauhan barang sebentar ia tersadar; langit sedang tidur, dan laut hanya sedikit bergetar. Di suatu sudut, seorang bali menakar cabai dan beras; seorang bugis menjual baju baru dan baju bekas. Di lorong-lorong redup, gurau dan rayu saling gilas seolah bisnis sedang bagus, dan hidup tak pernah kurang menuntut. Tak pernah kurang buas. Di Pasar Simpong, kehendakmu yang tumpah disambut pucat nangka muda dan hangat kacang tanah pagi tak pernah lebih retak dari sotong kering yang digantung di pinggir lapak. Tak pernah lebih tenang dari mata seorang jawa yang menawarkan bunyi dan udara sebagai mainan kanak-kanak Pasar Simpong, pasar yang rapat. Jika kau cari ujungnya sukar kau dapat, jika kau geming harga-harga mencelat tiap saat.

Negeri Datuk Djabok

Harmonika

pernahkah kau lihat, sesuatu yang berlari di hadapanmu bayang-bayang yang berjalan sepanjang pergantian tahun dan waktu dan aku mendengar cairan-cairan sejarah ini menetes antara daun-daun dan pucuk-pucuk randu yang selalu kita pungut dan merendanya jadi tirai abad ini

Kutulis irama itu, saat kemarau membakar hutan gunung rabuku di bibirmu daging dan besi bersentuhan, denging napasmu menjalar jadi angin di setiap rasi darah dan warna-warna mulai hinggap di mataku tumbuh jadi bunga di tanah bianglala serat dagingku

di dada sungai waktu mengalir perlahan lengan-lengan peristiwa itu mengapung kukuh di antara dua tebing tak terpisahkan anjungan mesjid, suara kalam dan azan berlompatan suara yang menjadi beribu-ribu keping cahaya menyebar dalam pendaran awan cahaya yang menjadi sinar berkepanjangan matahari di jantung negeri ini, sepanjang abad berlari ketika aku melewati jalan dan jejak-jejak masa lampau desau napas di antara lalang-lalang menjulang aku membaca darah dan nyawa, darah yang tumbuh dan mengalir di bawah kibar bendera di jantung negeri ini, tertimbun sejarah dan peristiwa dan kemerdekaan itu berdiri di atasnya

Seorang Gorontalo bersandar di tiang los ikan yang kusam, mengisap tembakau sembari bercericau tentang tingkah angin semalam. Sementara di belakangku, istriku yang hamil berjalan bersejingkat. Pada basah marmer murah, ia menggusah anyir darah.

hanyalah tiang-tiang bayangan itu menjelaskan pada kita Datuk Djabok, Abbas dan Mustafa membentangkan jembatan antara air Martais, Abbas Manan, mengalirkan darah di dua tempat berbeda seakan-akan waktu tak lagi bisa kita temukan dan bayang-bayang yang berjalan terdinding tebal awan

Hati-hatilah, sayang. hati-hatilah melangkah sebab kerap kubayangkan dalam rahimmu juga ada pasar —ada tawar menawar—dimana mimpi-mimpi dan hal-hal yang belum terjadi adalah sejenis alat tukar.

daun-daun berguguran, antara hujan dan panas daun-daun berguguran, di atas sungai dan perahu yang diam daun-daun berguguran, antara kelopak dua matamu di negeri ini, ketika payung itu mengembang aku berteduh di bawahnya

2015

Puncak Bakung, 2016

“aku ingin lagu perdamaian. saudaraku!” kudengar suara itu seperti benturan tulisan-tulisan purba dalam batu atau juga bagai pecahan-pecahan badai yang melindu lembah-lembah tempurung kepala warna-warna zaman membelit sekujur tubuh kematian di setiap sisi mulai di tabuh irama itu dikepung api, menyala antara desah dan rintih dalam diriku, benua-benua berenang terbalut belerang dan salju di setiap kutub bumi tubuhku mencair mengepung setiap bunyi menggigilkan daging bibirmu “tetaplah bermain dalam irama perdamaian, saudaraku!” tapi kulihat jari-jarimu kian kaku dan suara itu mengembara amat jauh di lubang-lubang irama itu, uap dan bisa kian membuih “ah saudaraku , di setiap lipat daging dan tulangku api mulai meretas!” warna-warna berpikauan dan orang-orang tak memerlukan harmonika itu selain engkau dan aku Muaro, Koto Nan Godang, 2016

Jamil Massa, tinggal di Gorontalo dan menulis puisi, cerita pendek, dan esai. Kumpulan puisinya berjudul Sayembara Tebu (2016).

Adri Sandra, lahir di Padang Japang, Payakumbuh, Sumatra Barat, Indonesia, 10 Juni 1964. Sejumlah 18 karya puisinya tercatat sebagai pemenang Lomba Cipta Puisi Indonesia yang diadakan di beberapa kota. Antologi Puisi tunggalnya Luka Pisau (2007) dan Cermin Cembung (2012 ).

Redaksi menerima kiriman puisi orisinal dan belum pernah diterbitkan media massa lain. Kirim ke puisi@mediaindonesia.com


10

TIFA

MINGGU, 18 SEPTEMBER 2016

Banjir Darah di Kurusetra

Mahabharata Part 3 diciptakan di Indonesia dengan latar belakang kultural yang subur melalui kolaborasi dengan senimanseniman dari Jepang, Malaysia, Filipina, dan Indonesia. ARDI TERISTI HARDI

K

ESEDIHAN Destarasta tak terbendung. Pada hari ke-10, putra-putranya telah bertumbangan tak bernyawa di Kurusetra. Mereka tewas dalam perang Baratayuda, perang saudara antara Pandawa dan Kurawa. Kesedihan yang dirasakan Destarasta semakin dalam karena dia telah mengetahui akhir dari perang Baratayuda tersebut. Destarasta telah tahu, satu per satu anaknya akan mati dalam perang tersebut, termasuk putra tertuanya, Duryudana. Namun, Raja Hastinapura itu tidak dapat menghentikan petaka yang akan terjadi. “Sanjaya, di mana kau Sanjaya? Makin hari aku makin tak tahan lagi. Apakah ada cara untuk menyelamatkan mereka?” tanya Destarata dengan berlinang air mata. Sanjaya ialah keponakannya yang mampu mengetahui masa depan, yang selama ini mendampinginya. Lewat Sanjaya pula Destarasta mengetahui akhir dari Baratayuda. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Pertempuran telah memasuki hari ke-10. Destarata tidak dapat berbuat apa-apa karena Duryudana tetap pada keputusannya untuk terus berperang melawan Pandawa. Duryudana yakin kemenangan akan berada di pihaknya. Keserakahan telah menutup mata hatinya. Duryudana berkukuh Pandawa tidak berhak mendapat sedikit pun tanah Hastinapura. “Mereka tidak berhak mendapatkan lima desa. Aku tak akan memberi mereka tanah secuil kuku pun,” kata Duryudana dengan angkuhnya. Demikian sekelumit cerita dari

DOK. POSTER MAHABHARATA PART 3

NILAI-NILAI HUMANIS: Cerita Mahabharata sangat menarik dipentaskan. Banyak nilai dalam cerita yang ditulis Begawan Byasa itu masih sangat relevan dengan yang terjadi saat ini. Mahabharata Part 3 yang menjadi kerja internasional pan-Asia oleh Hiroshi Koike Bridge Project (Tokyo, Jepang) dengan Direktur Artistik Hiroshi Koike. Sebelum itu ditampilkan di Gedung Societet, Taman Budaya Yogyakarta (24 dan 25 September) dan Dewan Kesenian Jakarta (28/29 September), Hiroshi sengaja mengundang awak media untuk melihat secara utuh pertunjukan Mahabarata Part 3 di Pendapa Art Space, Bantul, Selasa (13/9). Proyek yang akan berdurasi delapan tahun ini telah dimulai sejak 2013. Mahabharata bagian pertama telah dipentaskan di Kamboja, Mahabharata bagian kedua dipentaskan di India, dan Mahabarata bagian 2,5 dipentaskan di Jepang. Rencananya bagian pamungkas dari sekuel Mahabharata akan dipentaskan pada 2018, bertepatan dengan pelaksanaan Olimpiade di Tokyo.

Destarasta Bagian ketiga ini diberi judul

Kurusetra War. Cerita berkisah tentang kekalahan Pandawa dalam Judi melawan Kurawa, masa pembuangan, hingga masa awal perang Mahabharata, hingga Bisma tumbang karena panah Arjuna. Ia menyebut, walau menampilkan banyak adegan dengan banyak lakon, fokus Mahabarata bagian ketiga ini terletak pada sosok Destarasta. Sosok Destarasta dinilai sebagai sosok vital. Sebagai seorang raja, seharusnya dia bisa bertindak tegas dan mencegah agar perang saudara tidak terjadi. “Ya, di situlah fokusnya (saat Destarasta dikelilingi kera-kera yang liar dan sebilah anak panah besar mengarah padanya),” kata dia. Adegan tersebut ditampilkan sebanyak dua kali, yaitu di bagian awal dan akhir pertunjukan. Anak panah bisa saja dimaknai sebagai tudingan yang menyudutkan Destarasta. Destarastalah yang seharusnya bertanggung jawab atas perang Baratayuda yang terjadi.

Sosok-sosok kera liar yang mengelilinginya sebagai perwujudan hawa nafsu kebinatangan yang tidak terkendalikan. Sekira 1 jam 55 menit durasi pentas Mahabarata bagian III: Kurusetra War malam itu. Selama itu pula, para aktor tidak henti-hentinya bergerak dengan mengombinasikan gerak tari tradisional dan olah tubuh yang lentur dengan harmonis. Mereka juga menyampaikan dialog mereka dalam bahasa ibu masing-masing, paling tidak lima bahasa.

Nilai Humanis Bagi Hiroshi, cerita Mahabharata sangat menarik dipentaskan. Banyak nilai dalam cerita yang ditulis Begawan Byasa itu masih sangat relevan dengan yang terjadi saat ini. Contohnya, pertengkaran dalam sebuah keluarga, perusahaan, atau dengan lingkungan sekitar sampai saat ini juga masih sering

terjadi. Tak jarang, pertikaian tersebut mengakibatkan pertumpahan darah. “Ini tidak soal sudut pandang yang benar atau salah, tetapi soal nilai-nilai humanis di dalamnya,” kata dia. Ia mengatakan, proyek antarbudaya Mahabharata ini bermaksud menemukan cara pandang yang segar atas masa lalu. Pada saat yang sama, Mahabharata ingin menemukan kembali apa yang sedang dibagi kebudayaan-kebudayaan tersebut satu sama lain dan secara komprehensif menciptakan kisah tentang manusia, bukan kisah Dewa-dewa. Mahabharata telah mampu hidup dan dimaknai di banyak negara, tidak hanya di India, tetapi hingga Indonesia. Walau ada beberapa perbedaan, kata dia, tetap saja masih banyak kesamaan dan benang merah yang jelas dalam cerita Mahabharata. Sebanyak lima orang aktor/penari asal Indonesia turut terlibat dalam

proses yang dimulai sejak 4 Agustus tersebut. Selain mereka, ada dua aktor asal Jepang, satu aktor asal Malaysia, dan satu aktor asal Filipina. “Proyek ini juga ingin menunjukkan, dari perbedaan-perbedaan yang ada dapat dipertemukan dalam harmonisasi,” kata dia. Hiroshi Koike mampu menciptakan teater dengan mempertentangkan tarian konvensional dan teater tubuh. Ia mampu membawa gerakan tubuh manusia yang paling dasar dan esensial ke atas panggung melalui kekuatan imajinasi yang tercipta dari tubuh-tubuh dengan latar belakang disiplin dan kebudayaan yang berbeda. Ia mengibaratkan, proses kreatif dalam pertunjukan Mahabharata seperti membuat selada. Masingmasing bahan memiliki rasa yang berbeda, tetapi dapat menjadi sesuatu yang harmonis ketika dijadikan satu dalam selada. (M-2)

miweekend@mediaindonesia.com

Rasa dan Imaji Tentang Bahari BANYAK pemerhati maritim berpendapat Indonesia adalah bangsa yang tengah mengalami sindrom kerancuan identitas, bangsa maritim dengan paradigma berpikir kedaratan. Padahal Indonesia berdiri di tengah hamparan laut dengan hiasan pulau-pulau. Itulah setidaknya yang bisa ditangkap dari pameran Nautika Rasa; Seni Rupa & Imaji Bahari di Galeri Nasional Indonesia pada 13-25 September 2016. Sebanyak 120 pelukis mencoba berkelindan dengan ide dan gagasan mereka tentang kebaharian Indonesia. Pameran ini diselenggarakan Bale Seni Barli Kota Baru Parahyangan yang bekerja sama dengan Ikatan Wanita Pelukis Indonesia (IPWI). Berbagai rupa laut ditampilkan dalam pameran ini. Mereka memperhatikan segala kemungkinan yang ada pada bidang permukaan laut dan mengenai segala hal yang ada di bagian bawahnya. Mereka menempatkan citra tentang bahari sebagai suatu bingkai kesatuan alam secara keseluruhan. Para seniman tentu punya cara untuk memahami realitas. Biasanya, mereka melaluinya dengan nilai sensasi pengalaman yang dihadapi. Mereka

kemudian menyatakan realitas tersebut sebagai kenyataan yang khas. Tentu lewat cara ala seniman. Hasilnya, lukisan, patung, seni video, dan instalasi. “Keadaan atau kenyataan yang sebenarnya bisa menjadi sumber gagasan artistik yang tidak biasa bahkan luar biasa, yang mungkin tak pernah terpikirkan para seniman yang bekerja di pusat-pusat seni rupa dunia: di New York atau Paris,” terang kurator pameran Rizki A Zaelani. Tidak semua seniman punya cukup kesempatan mengenal realitas dan budaya bahari secara dekat dan akrab. Lebih banyak justru hanya membayangkannya. ‘Pameran ini hendak menyusuri luasnya lautan perasaan yang seolah tak bertepi itu melalui cermin tentang bahari (laut), atau melalui cermin tentang dimensi perasaan itu sendiri’, tulis Rizki dalam kuratorial. Nautika Rasa, judul pameran ini, menyiratkan hal tentang maritim. Nautika berarti hal yang berhubungan dengan laut, sedangkan rasa bisa dimaknai sebagai salah satu medium dalam diri untuk mencerap dan memahami realitas sehingga jalinan dua kata tersebut

Pendiri: Drs. H. Teuku Yousli Syah MSi (Alm) Direktur Utama: Lestari Moerdijat Direktur Pemberitaan/Penanggung Jawab: Usman Kansong Deputi Direktur Pemberitaan: Gaudensius Suhardi Direktur Pengembangan Bisnis: Shanty Nurpatria Dewan Redaksi Media Group: Bambang Eka Wijaya, Djadjat Sudradjat, Elman Saragih, Gaudensius Suhardi, Laurens Tato, Lestari Moerdijat, Najwa Shihab, Putra Nababan, Rahni Lowhur Schad, Saur Hutabarat (Ketua), Suryopratomo, Usman Kansong Redaktur Senior: Djadjat Sudradjat, Elman Saragih, Laurens Tato Kepala Divisi Pemberitaan: Teguh Nirwahyudi Kepala Divisi Content Enrichment: Ade Alawi Kepala Divisi Artistik & Foto: Hariyanto Asisten Kepala Divisi Pemberitaan: Haryo Prasetyo, Jaka Budisantosa, Ono Sarwono, Rosmery C. Sihombing Kepala Sekretariat Redaksi: Sadyo Kristiarto Redaktur: Adiyanto, Agus Mulyawan, Agus Triwibowo, Ahmad Punto, Anton Kustedja, Aries Wijaksena, Basuki Eka P, Bintang Krisanti, Cri Qanon Ria Dewi, Denny Parsaulian Sinaga, Eko Rahmawanto, Eko Suprihatno, Henri Salomo, Ida Farida, Iis Zatnika, Irana Shalindra, M. Soleh, Mathias S. Brahmana, Mirza Andreas, Patna Budi Utami, Soelistijono, Sitria Hamid, Widhoroso, Windy Dyah Indriantari Staf Redaksi: Abdillah M. Marzuqi, Adam Dwi Putra,

menjadi makna baru yang dalam. Mencerap dan memahami segala sesuatu yang berkenaan dengan laut melalui rasa.

Imaji bahari Karya-karya yang dipamerkan tentu saja berbeda dengan maksud sebagai gambaran mengenai ilustrasi pengetahuan tentang dunia kelautan kita dengan khazanah flora dan fauna yang kaya. Imaji bahari pada karya-karya ini semacam alur pengungkapan pengetahuan yang khas. Itulah juga yang diungkap Rizki dalam kuratorialnya. ‘Imaji tentang bahari dalam pemeran ini bisa muncul sebagai bentuk-bentuk yang langsung bisa dikenali (bersifat ikonis), tapi juga bisa dinyatakan secara tersirat sebagai inspirasi gagasan’, tulisnya. Pada akhirnya, olah rasa dalam diri setiap seniman dibawa keluar dan diwujudkan dalam bentuk karya. Itulah sebabnya, 120 seniman berpamer dengan konsep dan ide masing-masing. Rasa dan imaji. Dua itulah yang menjadikan banyak corak dalam karya yang dipamerkan. Misalnya rasa dan imaji tentang keindahan

Agung Wibowo, Ahmad Maulana, Akhmad Mustain, Anata Syah Fitri, Arief Hulwan Muzayyin, Asni Harismi, Astri Novaria, Budi Ernanto, Cornelius Eko, Christian Dior Simbolon, Deri Dahuri, Dwi Tupani Gunarwati, Dzulfikri, Emir Chairullah, Eni Kartinah, Fario Untung, Fathia Nurul Haq, Gana Buana, Ghani Nurcahyadi, Golda Eksa, Haufan H. Salengke, Hera Khaerani, Heryadi, Hillarius U. Gani, Iqbal Musyaffa, Irene Harty, Irvan Sihombing, Iwan Kurniawan, Jajang Sumantri, Jonggi Pangihutan M, Maggie Nuansa Mahardika, Mohamad Irfan, Muhamad Fauzi, Nurtjahyadi, Nurulia Juwita, Panca Syurkani, Permana Pandega Jaya, Putri Anisa Yulianti, Raja Suhud V.H.M, Ramdani, Retno Hemawati, Richaldo Yoelianus Hariandja, Rommy Pujianto, Rudy Polycarpus, Sabam Sinaga, Selamat Saragih, Sidik Pramono, Siswantini Suryandari, Siti Retno Wulandari, Sugeng Sumariyadi, Sulaiman Basri, Sumaryanto, Susanto, Syarief Oebaidillah, Tesa Oktiana Surbakti, Thalatie Yani, Thomas Harming Suwarta, Usman Iskandar, Wibowo, Wisnu AS, Zubaedah Hanum Biro Redaksi: Dede Susianti (Bogor); Eriez M. Rizal (Bandung); Kisar Rajagukguk (Depok); Firman Saragih (Karawang); Sumantri Handoyo (Tangerang); Yusuf Riaman (NTB); Baharman (Palembang); Haryanto (Semarang); Widjajadi (Solo); Faishol Taselan (Surabaya) METROTVNEWS.COM Pemimpin Redaksi: Putra Nababan Wakil Pemimpin Redaksi/Dept Head Multimedia: Nurfajri Budi Nugroho Redaktur Pelaksana: Khudori, Luhur Hertanto, Fitra Iskandar DIVISI TABLOID, MAJALAH, DAN BUKU (PUBLISHING) Kepala Divisi: Budiana Indrastuti

MI/ABDILLAH M MARZUQI

RUPA LAUT: Sebanyak 120 pelukis mencoba berkelindan dengan ide dan gagasan mereka tentang kebaharian Indonesia. Berbagai rupa laut ditampilkan dalam pameran ini. pada lukisan Senandung Lembah Karang (2016) karya Nakis Barli, Panorama Bawah Laut (2016) karya Emmyria Noer, Deep Ocean (2016) karya R Yadi Cahyadi, Warni Warni Dalam Laut (2016) karya Yetti Ahmad, dan Biota Laut di Kepulauan Bunaken (2016) karya Ida Andayani. Begitu pun rasa dan imaji tentang pencemaran bahari juga mewujud dalam lukisan bertajuk Terkontami-

Asisten Kepala Divisi: Mochamad Anwar Surahman, Tjahyo Utomo, Victor JP Nababan Redaktur: Agus Wahyu Kristianto, Sri Purwandhari CONTENT ENRICHMENT Periset: Heru Prasetyo (Redaktur), Desi Yasmini S, Gurit Adi Suryo, Dhika Kusuma Winata, Zico Rizki Bahasa: Dony Tjiptonugroho (Redaktur), Adang Iskandar, Henry Bachtiar, Meirisa Isnaeni, Ni Nyoman Dwi Astarini, Ridha Kusuma Perdana, Riko Alfonso, Suprianto ARTISTIK Asisten Kepala Divisi: Rio Okto Waas Redaktur: Annette Natalia, Budi Setyo Widodo, Donatus Ola Pereda, Gatot Purnomo, Gugun Permana, Marjuki, Ruddy Pata Areadi Staf Artistik: Ami Luhur, Ananto Prabowo, Aria Mada, Bayu Wicaksono, Briyan Bodo Hendro, Catherine Siahaan, Dedy, Dharma Soleh, Duta Amarta, Fauzi Zulkarnaen, Hari Syahriar, Haris Imron Armani, Haryadi, Immaduddin Rizal, Marionsandez G, Muhamad Nasir, Muhamad Yunus, Nana Sutisna, Novi Hernando, Novin Herdian, Nurkania Ismono, Reza Fitarza Z, Rio Thaba Pratama Burhan, Riri Puspa Destianty, Rugadi Tjahjono, Seno Aditya, Swielida Angraita, Tampan Destawan, Tutik Sunarsih Olah Foto: Andi Nursandi, Sutarman PENGEMBANGAN BISNIS Kepala Divisi Marketing Communication: Fitriana Saiful Bachri Kepala Divisi Iklan: Gustaf Bernhard R Asisten Kepala Divisi Iklan: Wendy Rizanto Perwakilan Bandung: Sulaeman Gojali (022) 4210500; Surabaya: (031) 5667359; Yogyakarta: Andi Yudhanto (0274) 523167.

nasi (2016) karya Syafari Abdul Rachman, dan Memory tak Terlupakan (2016) karya Riyono. Begitu pun rasa dan imaji tentang kehidupan nelayan, perahu, ombak dan segala sesuatu tentang bahari diungkapkan para seniman menurut gaya masing-masing. Karya Men Sagan misalnya dalam lukisan berjudul Kegiatan Nelayan (2016). Ia mengurat warna di atas kanvas dengan gaya lukis yang lekat dengan

KORESPONDEN Jawa Barat: Benny Bastiandy, SE (Cianjur/Sukabumi), Budi Mulia Setiawan, Depi Gunawan (Bandung), Nurul Hidayah (Cirebon), Reza Sunarya (Purwakarta), Setyabudi Kansil (Cianjur), Kristiadi (Tasikmalaya), Banten: Deni Aryanto (Tangerang Selatan) Jawa Tengah: Akhmad Safuan (Pekalongan), Djoko Sardjono (Klaten), Ferdinand (Solo), Liliek Dharmawan (Purwokerto), Tosiani S (Temanggung), Supardji Rasban (Brebes), Yogyakarta: Agus Utantoro, Ardi Teristi Hardi, Furqon Ulya Himawan, Jawa Timur: Abdus Syukur (Pasuruan), Bagus Suryo Nugroho (Malang), Edy Saputra (Blitar), Heri Susetyo (Sidoarjo), Khoirul Hamdani (Banyuwangi), Muhammad Ahmad Yakub (Bojonegoro), Muhammad Ghozi (Madura), Sunarwoto (Madiun) Aceh: Amiruddin Abdullah (Pidie), Hendra Saputra (Banda Aceh), Sumatra Utara: Januari Hutabarat (Taput), Puji Santoso, Yennizar (Medan), Sumatra Barat: Hendra Makmur, Yose Hendra (Padang), Riau: Bagus Himawan, Rudy Kurniawansyah (Pekanbaru), Kepri: Hendry Kremer (Batam), Bangka Belitung: Rendy Ferdiansyah (Pangkalpinang), Bengkulu: Marliansyah, Jambi: Solmi, Lampung: Ahmad Novriwan (Bandarlampung), Kalimantan Barat: ArisMunandar (Sungai Raya), Kalimantan Tengah: Surya Suryanti (Palangkaraya), Kalimantan Selatan: Denny Susanto (Banjarmasin), Kalimantan Timur: Syahrul Karim (Balikpapan), Sulawesi Utara: Voucke Lontaan (Manado), Sulawesi Tengah: M Taufan SP Bustan (Palu), Subandi Arya (Poso), Sulawesi Barat: Farhanuddin (Mejene), Sulawesi Tenggara: Abdul Halim Ahmad (Kendari), Sulawesi Selatan: Lina Herlina (Makassar),

Affandi, ataupun Gemuruh Samudra (2016) karya Gina Santoso dan Yoce Wiriadi (2016) yang banyak bermain dengan sapuan warna. Sebagai penutup, cukup menarik untuk memperhatikan potongan kuratorial. ‘Pameran ini, sekali lagi, menunjukkan semacam tugas kepada para seniman, yaitu kewajiban yang sebenarnya bersumber pada diri seni itu sendiri’. (Abdillah M Marzuqi/M-2)

Bali: Arnoldus Dhae (Denpasar), Gede Ruta Suryana (Kuta), NTT: Alexander Paulus Taum (Lembata), Palce Amalo (Kupang), Maluku Utara: Burhanuddin Arsyad (Ternate), Maluku: Hamdi Jempot (Ambon), Papua: Marcelinus Kelen (Jayapura) Telepon/Fax Layanan Pembaca: (021) 5821303, Telepon/ Fax Iklan: (021) 5812107, 5812113, Fax Customer Service: (021) 5820476, Telepon Sirkulasi: (021) 5812095, Telepon Distribusi: (021) 5812077, Telepon Percetakan: (021) 5812086, Harga Langganan: Rp89.000 per bulan (Jabodetabek), di luar P. Jawa + ongkos kirim, No. Rekening Bank: a.n. PT Citra Media Nusa Purnama Bank Mandiri - Cab. Taman Kebon Jeruk: 117-009-500-9098; BCA - Cab. Sudirman: 035-306-5014, Diterbitkan oleh: PT Citra Media Nusa Purnama, Jakarta, Alamat Redaksi/Tata Usaha/Iklan/Sirkulasi: Kompleks Delta Kedoya, Jl. Pilar Raya Kav. A-D, Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat - 11520, Telepon: (021) 5812088 (Hunting), Fax: (021) 5812105 (Redaksi) e-mail: redaksi@mediaindonesia.com, Percetakan: Media Indonesia, Jakarta, ISSN: 0215-4935, Website: www. mediaindonesia.com, DALAM MELAKSANAKAN TUGAS JURNALISTIK, WARTAWAN MEDIA INDONESIA DILENGKAPI KARTU PERS DAN TIDAK DIPERKENANKAN MENERIMA ATAU MEMINTA IMBALAN DENGAN ALASAN APA PUN

Member of


DESAIN

MINGGU, 18 SEPTEMBER 2016

11

Rumah Indekos Semewah Hotel

MI/ FARIO UNTUNG TANU

Kedai kopi di halaman depan.

Kolam memanjang di depan deretan kamar.

Bagian muka bangunan memiliki tiga material fasad berbeda, yakni kaca, batu putih dan kayu bekas bantalan rel.

FARIO UNTUNG TANU

K

EMEWAHAN bangunan itu terasa seperti hotel. Meja resepsionis bermarmer kecokelatan berpadu serasi dengan ubin hitam dan elemen kayu di dinding pagar mezzanin dan langit-langit. Saat sinar matahari masuk dari dinding kaca yang menjulang hingga langit-langit setinggi 15 meter di muka lobi, suasana ruangan itu pun makin artistik. Bayang-bayang terali menciptakan motif garis yang unik di dinding ruangan yang putih polos. Namun Suites at Seven--demikian nama tempat itu--bukanlah hotel, melainkan rumah indekos. Sesuai dengan namanya, rumah indekos yang berada di kawasan Karet, Pedurenan, Jakarta Selatan, itu memang berkonsep premium. Kesan mewah itu bukan hanya tampak di lobi, melainkan seluruh sudut bangunan tiga lantai yang berdiri di atas tanah 2.200 meter persegi ini. Di sisi lain, kemewahan itu juga tetap alami karena unsur kayu dan hijaunya tanaman. Di muka bangunan yang memiliki 80 kamar itu, nuansa hijau hadir lewat tanaman merambat yang menutupi hampir seluruh pagar dan juga menjuntai dari atap bagian lobi. Bangunannya bergaya kubus dan tampil unik dengan tiga bahan berbeda pada fasad. Yakni dinding kaca, dinding batu putih Yogyakarta, dan dinding dengan kayu bekas bantalan rel. Pada dinding batu putih, kesan tidak kaku muncul karena celah-celah (bukaan) yang tidak beraturan. Sang arsitek, Wanlie Aliwayana, menjelaskan, desain bangunan dan paduan elemen-elemennya dipilih untuk mewujudkan gaya semi minimalis-tropikal yang diinginkan pemilik. Selain untuk segi estetika, gaya itu juga dipilih demi memberikan kenyamanan dan rasa kerasan kepada para penghuni. Itu pula sebabnya lahan yang ada tidak melulu digunakan untuk kamar. “Di rumah indekos ini tidak melulu ruangan kamar karena saya juga menempatkan taman, kolam di setiap sudutnya, sehingga penghuni tidak cepat bosan ketika masuk,” jelas Wanlie kepada Media Indonesia, Kamis (15/9). Taman dan kolam sudah menghampar sejak halaman depan. Ada pula kolam yang memanjang yang berhadapan dengan deretan kamar. Di malam hari, pemandangan dari kolam dangkal berdasar batuan kecil itu

Area duduk di rooftop.

makin indah dengan penerangan dari lampu-lampu di pinggir dalam kolam.

Beberapa fasilitasnya ialah coffee shop, kolam, dan taman cantik yang memanjang di depan deretan kamar.

Estetika dan servis Kecermatan Wanlie dalam menciptakan desain yang berkarakter juga terlihat pada detail di bagian dalam bangunan. Ukiran batik dihadirkan di setiap dinding kamar yang menghadap ke selasar dan juga pada lift. “Nah kebetulan pemiliknya memiliki usaha di bidang batik. Jadi di setiap pintu kamar, depannya itu kita tempatkan ukiran batik pada sebuah kayu yang juga dijadikan sebagai hiasan,” tuturnya. Wanlie juga memikirkan aspek estetika yang bisa bertahan dan sesuai dengan pola hidup penghuni. Salah satunya ialah soal mempertahankan estetika dan kebersihan pada lorong. Demi kenyamanan bersama sekaligus kelancaran servis bagi penghuni, di setiap depan kamar, dibuatkan sebuah tempat untuk menaruh pakaian kotor dan pakaian bersih. Tempat itu berupa keranjang anyaman yang dimasukkan pada ruangan kecil yang ada pada dinding. “Karena lorong ini merupakan tempat utama penghuni lalu lalang. Kalau sudah terlihat berantakan, orang pasti tidak suka dan tidak akan nyaman tinggalnya,” jelas Wanlie.

Coffee shop Perhatian pada kenyamanan penghuni juga terlihat dengan dihadirkannya fasilitas tempat duduk sekaligus tempat sosialisasi. Pada halaman depan, fasilitas itu hadir dalam bentuk kedai kopi yang cantik. Desain interior dari coffee shop yang bernama Fill More Coffee ini memadukan warna gelap, seperti hitam, abu-abu, dan cokelat tua yang dihiasi dengan lampu-lampu gantung berwarna kuning. Sudut-sudut dinding pun sengaja dibiarkan dengan semen acian. Sementara itu, bagi penghuni yang ingin merokok, disediakan tempat duduk-duduk lainnya di area roof top. Di malam hari, dari area ini penghuni sekaligus bisa menikmati secuil pemandangan gemerlapnya Kota Jakarta. Dengan lahan hunian yang makin sempit, rumah indekos premium memang bisa menjadi pilihan bagi pekerja kelas atas. (M-3)

miweekend@mediaindonesia.com

Lobi dengan langit-langit setinggi 15 meter.

FOTO-FOTO: DOK WANLIE ALIWAYANA

Detail batik pada dinding lorong kamar.


MINGGU, 18 SEPTEMBER 2016

FOTO

HALAMAN 12

Surga yang Ditinggalkan Teras hotel yang terbengkalai dengan pemandangan langsung menghadap Pantai Surga di Kabupaten Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.

FOTO DAN TEKS : MI/RAMDANI

N

Akses jalan masuk menuju pantai.

AMA pantai itu memang seindah alamnya. Pantai Surga, demikian nama pantai yang terletak di sebuah teluk di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, itu. Pasir putihnya bertemu dengan laut yang hijau kebiruan. Pemandangan makin sempurna dengan tebing tinggi yang mengapit di kiri dan kanan pantai. Pesona Pantai Surga telah membius banyak wisatawan hingga mereka rela menempuh perjalanan dengan medan tidak mudah. Perjalanan sekitar 1,5 jam atau 72 kilometer dari Kota Mataram harus melalui jalan tanah yang hanya bisa dilewati saat musim kemarau, terutama di beberapa kilometer akhir. Meski tempatnya terpencil, jejak para pemodal besar sesungguhnya telah sampai di sana. Sayang, jejak itu kini tinggal sisa-sisa resor yang penuh semak belukar. Kamar-kamar dan kolam renang yang dulu mewah sekarang menjadi tempat kubangan air hujan. “Setahu saya tempat ini dulu milik orang asing, tapi karena sengketa kepemilikan lahan, ditinggalkan. Kini hanya orang yang penasaran yang mau datang ke sini,� ucap Lalu, seorang warga yang kebetulan lewat mengantar turis yang hendak berselancar.

Semak belukar dan pepohonan yang menutupi kamar hotel.

Pesona Pantai Surga berpasir putih yang diapit dua tebing.

Ornamen ukiran kayu pada sebuah pintu hotel.

Kolam renang yang kini menjadi kubangan air hujan.

Jembatan menuju bukit di hotel yang ditinggalkan.

Lalu dan warga sekitar Pantai Surga lainnya memang masih bermimpi untuk menikmati berkah dari industri pariwisata. Dengan fasilitas penginapan yang telah mati ditambah akses jalan yang buruk, mereka hanya berharap pada turis bernyali besar. Kisah sendu Pantai Surga sesungguhnya juga banyak terjadi di wilayah lain di Indonesia. Alam yang indah belum bisa menjadi motor penggerak ekonomi warga lokal karena belum ada fasilitas untuk turisme. Terbatasnya kemampuan pemerintah untuk menggarap industri pariwisata itu, mau tidak mau, memberi celah untuk pemodal asing. Sesuai dengan peraturan, para warga negara asing memang dapat memiliki hak pakai atas properti milik warga negara Indonesia. Kehadiran para pemodal asing di satu sisi memberi remah ekonomi bagi warga, tetapi di sisi lain kerap sulit diharapkan keberlangsungannya. Terlebih seperti terlihat di Pantai Surga, tanpa akses jalan yang memadai, pariwisata tetap sulit berkembang. (M-3)

Tangga yang dipenuhi semak belukar.


MINGGU, 18 SEPTEMBER 2016

HALAMAN 13

GAYA AYA URBAN RBAN

“Dalam permainan kita pasti terus bergerak, berlari, dan mencari anak panah yang ada di lantai. Jadi memang butuh tenaga yang banyak.”

Icip-Icip Rasa Beda Negara Kuliner, Hlm 21

HLM 14 Gemerlap Fauna dan Gaya Bohemian

ADU PANAH VERSI MODERN Mata panah berupa bantalan busa sehingga aman bagi pemain. FOTO-FOTO: MI/ARYA MANGGALA

“Untuk capture the flag, kita harus mengutamakan keahlian player dalam menyusup ke IMA anak muda berlari ke tengah daerah musuh untuk mengambil bendera samlapangan dengan kecepatan penuh. bil menghindari panah-panah musuh,” papar Tujuan mereka ialah sebanyak mung- game master Anthony Gunawan. Tiap jenis permainan itu dijalankan dalam kin mendapatkan anak panah dan kemudian bersembunyi di balik bantalan besar durasi 90 menit. Untuk memastikan keamanan pemain, archery clash juga menyediakan kacayang tersebar di lapangan itu. Sejurus kemudian dimulailah perang pa- mata dan pelindung wajah. Anthony menjelaskan setiap permainan akan nahan. Setiap regu membidikkan panah mereka ke tim lawan. Suasana pun berubah riuh, dipandu satu wasit yang nantinya akan memutuskan apakah orang tersebut sudah terkena tetapi tetap penuh gelak tawa. Tidak mengherankan jika anak panah yang anak panah atau belum. Pemain yang terkena mereka gunakan memang bukan senjata sung- panah diharuskan meninggalkan arena permainan. guhan. Ujung mata panah “Namun, biasanya babukan mata pisau, melainny a k y a n g h a ny a m a u kan bantalan busa. n main-main saja. Jadi meski Inilah permainan archery m mediaindonesia.com sudah terkena anak paclash yang sedang populer nah, pemain tersebut tetap di kalangan anak muda Jabermain saja karena mekarta. Dibuka sejak sekitar mang hanya mencari fun,” empat bulan lalu di Time jelasnya. Futsal, Pegangsaan Raya, Jakarta, permainan itu menawarkan keseruan dengan Kardio menggabungkan olahraga Meski merupakan sebuah panahan, permainan airsoft permainan, archery clash gun, paintball, dan dodgecukup menguras tenaga ball. seperti olahraga lainnya. Dicky Suryajaya, pendiri Ditambah tempat bermain Archery Clash Indonesia, mengatakan per- yang agak tertutup, keringat pun mengalur mainan tersebut sudah banyak ditemui di deras. Amerika Serikat dan Eropa. “Ini improvisasi Willyandi Derick, salah satu pemain, pun dari (olahraga) panahan. Bedanya dengan pa- mengibaratkan archery clash seperti olahraga nahan, para pemain bisa berlari bebas sambil kardio. Setiap pemain pasti akan terus berlari berlindung dan mengarahkan anak panah ke untuk mencari anak panah dan menghindari tim lawan,” ungkap Dicky kepada Media Indo- serangan lawan. nesia, Selasa (13/9). “Dalam permainan kita pasti terus bergerak, Archery clash membuat tiga tipe permainan, berlari, dan mencari anak panah yang ada di yakni team domination, defend the district, dan lantai. Jadi memang butuh tenaga yang banyak. capture the flag. Saling memanah lawan men- Dijamin bermain archery clash lelahnya hamjadi inti permainan team domination. Karena pir sama seperti main futsal,” jelas Willy. keseruan yang tercipta, permainan itu dikataTak hanya kardio, dalam bermain archery kan yang paling digemari. clash juga dibutuhkan konsentrasi tinggi unDalam permainan defend the district, tim tuk melihat lawan dan melindungi tubuh dari dibedakan menjadi tim penyerang dan tim serangan. Di tengah stamina yang sudah cukup bertahan. Tim penyerang dapat bergerak ke terkuras banyak, pemain juga tetap harus konsemua area, sedangkan team bertahan harus sentrasi untuk membidik lawan. (M-3) bisa bertahan menggunakan semua bungker yang tersedia. miweekend@mediaindonesia.com

FARIO UNTUNG TANU

L

TONTON VIDEONYA DI:

JENIS PERMAINAN: Team Domination. Kedua tim saling serang hingga seluruh anggota salah satu tim terkena panah. Defend the District. Permainan memperebutkan daerah. Capture the Flag. Permainan memperebutkan bendera.

MANFAAT: Melatih fisik Melatih konsentrasi Menjaga kebugaran tubuh Melatih kerja sama tim

Permainan Biaya Tempat

: Archery clash : Rp90 ribu/orang/90 menit : Time Futsal, Pegangsaan Raya

Bergaya Jadi Srikandi MESKI membutuhkan stamina dan kekuatan fisik yang prima, Archery Clash yang terbilang permainan baru di Indonesia ternyata sudah menyita banyak perhatian kaum hawa. Salah satunya ialah Shelly Novita yang sudah tiga kali beraksi seperti Srikandi. Ia mengaku mengetahui archery clash dari media sosial. “Saya tahu (archery clash) ini dari Instagram teman saya. Padahal, teman saya itu sama seperti saya, model yang jarang keluar keringat, apalagi olahraga. Nah pas lihat dia sering main, jadi saya penasaran,” kenang Shelly. Ia pun mengajak

teman-teman perempuan lainnya untuk bermain bersama. Mereka mulai bermain dua bulan lalu dan kemudian menjadi penggemar permainan itu. Bagi Shelly dan teman-temannya, permainan seperti itu dirasa sangat seru dan menambah keakraban mereka. “Akhirnya saya ajak teman-teman sepermainan saya untuk mencoba ini yang gabungan cewekcowok. Yang cewek juga enggak masalah main sama cowok, semuanya seru,” sambungnya. Bagi Shelly, permainan archery clash bisa jadi olahraga pilihan bagi kaum hawa yang kurang suka berolahraga individual. Archery clash memadukan olahraga dengan keseruan bermain. “Kan banyak perempuan yang kurang suka olahraga. Nah saya pikir main archery clash ini sangat cocok. Selain aman, main ini sangat seru karena bisa dimainkan dengan teman-teman,” pungkasnya. (Rio/M-3)

ESENSIAL PELINDUNG WAJAH

PELINDUNG TANGAN

ANAK PANAH BUSUR


PESONA

14

MINGGU, 18 SEPTEMBER 2016

DIDI BUDIARDJO

GEMERLAP FAUNA DAN GAYA BOHEMIAN

CALLA ATELIER

OPI BACHTIAR DIBBA

Dua label muda, Dibba dan Calla Atelier, menarik perhatian di acara pembukaan pusat belanja Neo Soho berkat busana bernuansa eksotis dan bohemian. SITI RETNO WULANDARI

H

DIBBA FOTO-FOTO: MI/ ROMMY PUJIANTO

UTAN di kala malam tidaklah menyeramkan, tetapi menyuguhkan pesona eksotis yang glamor. Begitulah yang terlihat di koleksi brand Dibba yang ditampilkan di dalam acara pembukaan pusat perbelanjaan Neo Soho di Podomoro City, Jakarta, Kamis (8/9). Brand yang dibuat empat perancang, yakni Ykha Amelz, Faisal Shah, Claudia Adinda, dan Swaragita Andika

tersebut menampilkan busana yang menonjolkan lukisan fauna eksotis, seperti harimau kumbang, kukang, dan burung hantu. Suasana malam hadir lewat dominasi warna biru gelap dan hitam sebagai latar. Sementara itu, beberapa hewan dan flora dimunculkan dalam warna stabilo sehingga menciptakan kesan kontras, eksotis, glamor sekaligus muda. Dibba juga menonjolkan kesan seksi lewat potongan mini pada rok, potongan menggantung, dan kerah rendah pada atasan. Hidden beauty paradise, begitu Ykha Amelz menyebut tema besar dari koleksi mereka. Untuk mewujudkan

koleksi tersebut, keempat desainer berbagi tugas sesuai keahlian masingmasing. “Ada yang fokus di pola, pemilihan bahan, printing, hingga penambahan aplikasi seperti sulam pada bagianbagian tertentu yang memang butuh dikuatkan,” kata Amelz saat ditemui seusai pembukaan Neo Soho. Perempuan lulusan dari Universitas Parahyangan menjelaskan koleksi mereka sebelumnya pernah dipresentasikan. Namun, mereka membuat beberapa perubahan sehingga lebih nyaman dipakai dan cocok untuk acara sehari-hari. Seperti pada setelan blazer yang menyerupai potongan kimono dan celana panjang yang dipenuhi motifmotif hewan dalam ukuran kecil. Juga, pada atasan berwarna putih dan berlengan panjang dengan detail puff diberi print hewan yang kemudian diperkuat dengan teknik sulam.

“Kalau sebelumnya lebih terlihat seperti adibusana, sekarang kami ubah tampilannya agar lebih kasual dan santai. Bisa dikenakan siapa pun, baik yang berhijab, yang ingin pergi ke kantor, hingga perempuan yang akan datang ke pesta malam hari,” imbuh Faisal.

Gaya bohemian Jika Dibba hadir dengan semarak hewan, label Calla Atelier menyuguhkan kesegaran botani dalam potongan yang lebih feminin. Segar dan ceria tampak dari pilihan warna material dan hasil print yang disematkan pada busana tersebut. Mengangkat Future lover sebagai tema koleksi, desainer Opi Bachtiar ingin mnyebarkan kedamaian dan cinta melalui potongan busana longgar dengan detail juntaian bernuansa bohemian. Contohnya, gaun mullet putih dengan lengan kelelawar.

“Material yang saya pakai berupa rayon, linen, juga net. Ingin membawa pemakai untuk tidak mudah menuduh dan lebih baik berekspresi bebas dengan cinta,” tukas Opi. Koleksi lain yang memukau ialah milik desainer senior Didi Budiardjo. Sesuai dengan ciri khasnya, Didi mengangkat kain adati yang kali ini berupa batik bernuansa gelap. Batik itu diolah menjadi busana bergaya kesatria Jepang. Didi memasukkan siluet kimono dan celana longgar tradisional Jepang yang kemudian dipadukan dengan sentuhan feminin lewat penggunaan bahan tile. Desainer senior lainnya yang ambil bagian ialah Tri Handoko. Membawa lini Austere, Tri menampilkan busana bergaris simpel dengan aksen frill. (M-3)

miweekend@mediaindonesia.com


MINGGU, 18 SEPTEMBER 2016

YOSE HENDRA

S

ONSANG adalah sebuah kampung yang teronggok dan berpagar bukit-bukit gunduk. Tempat itu terkurung. Namun, Sonsang sesungguhnya adalah seonggok surga yang menggoda, masih jarang dijamah. Banyak jalan untuk menyongsong Sonsang, kampung di Kabupaten Agam, Sumatra Barat. Dari Bukittinggi, kota yang berjarak 17 kilometer di bagian selatan Padang, Sonsang bisa digapai dengan menggunakan oplet, istilah untuk menyebut angkutan umum di sana. Ongkosnya Rp5.000. Namun, akan lebih efektif jika sepeda motor yang digunakan karena oplet tidak langsung ke Sonsang, tetapi melintasi Jalan Gadut– Tilatang Kamang. Tiba di Sonsang sudah terasa dalam dekapan karena jaraknya hanya 850 meter. Hamparan sawah langsung menyapa, dan di kejauhan bukit-bukit ikut semarak. Tirta Alami merupakan tujuan awal dari kelana ini.

Tirta Alami Akhirnya kaki menyentuh tepian Tirta Alami. Genangan air seluas 3,5 hektare di kaki bukit ini adalah representasi Sonsang yang dikenal luas oleh negeri tetangga. Tirta Alami dulunya rawa. Lalu, pada 1959, daerah itu digali untuk tujuan rekreasi. Salah seorang tokoh masyarakat Sonsang, Malin Batuah, mengatakan Tirta Alami dibangun di masa kepemimpinan Camat Tilatang Kamang Asrul Dt Rangkayo Basa. Dia mengerahkan masyarakat dari 7 jorong untuk menggali rawa-rawa sehingga membentuk embung atau danau. “Saya waktu itu kelas 3 SD. Saya masih ingat Tirta Alami dibangun setelah PRRI selesai. Dekat rumpun bambu di kaki Bukit Manggong, juga dibangun tempat bermain randai. Kadang juga digelar pertunjukan tari dan silat,” kenang Malin Batuah. Dia juga ingat, saat selesai dibangun hingga akhir 1960, Tirta Alami ramai dikunjungi orang terutama di akhir pekan. “Pengunjung Tirta Alami, pada 1960-an banyak, bahkan dari berbagai daerah di Sumbar. Masyarakat jualan makanan dan minuman. Dulu pakai gerbang. Ada tiket masuk. Orang-orang bisa menonton randai, tari, silat,” kisahnya. Namun, itu hanya berlangsung sekitar setahun. Tirta Alami pada akhirnya mati suri setelah ada insiden yang menelan korban pada 1960-an. Hari ini, Tirta Alami kembali dibangkitkan dari tidur panjang. Bunga-bunga teratai mengambang di permukaan seperti mengisyaratkan ingin selalu disentuh. Rakit-rakit berbaris di ujung timur, menunggu siapa pun untuk diajak berkeliling embung. Di ujung barat, dua mainan berbentuk bebek siaga untuk dikayuh anak-anak.

Wisata agar masyarakat berdaya Sawah tadah hujan merupakan gantungan hidup bagi sekitar 85% penduduk Sonsang yang mencapai 800 jiwa. “Sebanyak 85% dari sekitar 800 jiwa penduduk Sonsang ialah petani,” ujar Yul Maison. Untuk kelancaran tumbuh kembang padi dua bulan setelah tanam, masyarakat Sonsang menggelar ritual Kiramaik. Ritual doa ini dipimpin guru Tarekat Naqsyabandiyah Muhammad Rusdi Dt Mareko. Saat Kiramaik, semua masyarakat, bukan hanya petani, turun ke sawah. Di sebuah padang nan lapang bernama Gurun Tengah mereka berdoa dan makan bersama. Peristiwa sakral ini bisa disaksikan hampir tiap tahun pada waktu yang selalu berubah. Bersawah, membordir, dan kera-

15

TRAVELISTA

Sonsang Menanti Dijamah Semilir angin lembah menyejukkan sanubari. Sawah hijau yang membentang luas bak permadani menyambut kami dengan tangan terbuka penuh sapa. jinan ikat cincin perak ialah tiga Gunung Singgalang terasa dalam ijau, randang itiak, baluik goreng tara menyempatkan diri pulang ijau, dan sambal buruak seperti kampung di akhir pekan pengujung pekerjaan utama di Sonsang. Setali pelukan. Modal besar lain yang dimiliki goreng jengkol cabai hijau sudah Agustus lalu. tiga uang, bordir dan ikat cincin Perantau yang bernaung dalam perak juga punya dinamika sendiri- Sonsang ialah keramahan pendu- terhidang di hadapan saya. Menu Ikatan Keluarga Sonsang (IKS) senduk. “Makan dulu.. makan dulu, tersebut kuliner khas Sonsang. sendiri. Saya kemudian menyalin nasi gaja pulang demi satu tujuan, yaitu Sore itu, saya mendatangi sebuah beko wawancaranyo. Ko lah tahirumah sederhana yang tidak jauh dang. Yen, tambah samba, kalau yang masih beruap ke piring dan menyukseskan Festival Sonsang. dari lapangan bola di kampung kurang nasi, katangahan teklai, un- mengambil sedikit. Sembari makan, Bersama anak-anak Sonsang di tersebut. Rumah tersebut dihuni tuk adiak-adiak tu… (Harus makan saya berbincang-bincang dengan ranah, perantau bahu-membahu Jon Kennedi dan Nurlela. Saya da- dulu. Nanti wawancaranya. Yen perantau yang kebetulan sedang menggeber acara Festival Sonsang 2016. pat informasi, Nurlela memproduksi mukena dan jilbab di rumahnya, Keindahan sedangkan Jon Kennedi mengalirkan bekerja sebagai perajin kemakmuran ikat perak di bengkel Gagasan Festival Sonmilik orang lain. sang berhulu dari rantau Hari ini, Nurlela, madengan harapan mengasih bergelut dengan melirkan kehidupan yang sin jahit tanpa menafilebih baik bagi masyarakan peran sebagai ibu kat Sonsang di kampung rumah tangga. Namun, agar bermuara pada kedi saat bersamaan, dia makmuran. sebetulnya tulang pungKetua Panitia Festival gung keluarga karena Sonsang 2016, Akmal suaminya, Jon Kennedi, Yusmar, mengatakan yang merupakan perajin ide Festival Sonsang beperak, terbawa aliran rangkat dari kenyataan penjualan ikat cincin ekonomi masyarakat perak yang sedang lesu. Sonsang yang gersang seJon Kennedi bertutur lama setahun terakhir. booming batu akik seki“Sonsang, emosional Rendang, belut dan gulai kacang panjang, tradisi dapur yang di Songsang, berpadu keramahan warga. tar 2014 tidak mengikat saya di sini. Ada kawan ikat cincin perak. Jusseiring dan adik-adik tru, serbuan ikat cincin yang dulunya makmur. pabrik seperti titanium Survive hidup dari indusmenghantam ikat cincin tri kecil seperti kerajinan perak sonsang. Para peperak. Bisa dikatakan rajin pun harus berpanhidup layak. Tapi saya dai-pandai dengan toke kaget, lebaran kemarin di Bukittinggi agar karya pulang kampung, memereka ditampung. reka hancur,” jelasnya. B a g i s ay a p e n t i n g Kondisi demikian mermelihat kehidupan maangsang Akmal untuk syarakat untuk menaberbuat sesuatu. “Komukar kesiapan kampung nikasi dengan perantau ini demi menjadi desa lain, kata sepakat kita wisata seperti tengah harus melakukan sesdidorong perantau deuatu,” ujarnya. ngan menggelar Festival Puncak Festival SonSonsang 2016. sang 2016 dilaksanakan Minggu, pengujung Agustus. Namun, hawanya suFestival Sonsang dah terasa sejak empat Wisata ialah masa dehari sebelumnya.Masyapan Sonsang kala ekonorakat berduyun-duyun mi tradisional semakin datang ke Tirta Alami, buram. Kala ekonomi Pacu rakik tradisional digelar di Tirta Alami . episentrum acara. tradisional sulit di pasar, Akmal mengatakan wisata tentu menjadi asa Festival Sonsang bertuuntuk pasar alternatif. juan memperkenalkan Kedatangan banyak odaerah Sonsang kepada rang ke Sonsang ialah dunia internasional. pasar potensial. Ada banyak kegiatan Minggu pengujung yang digelar pada festiAgustus, Sonsang meval tersebut, antara lain, nyongsong wisata. Fespacu rakik internasional tival Sonsang perdana di Tirta Alami, penamdigelar. Tujuannya mempilan randai, Musabaqah perkenalkan keindahan Syahril Quran (MSQ) dan kekayaan alam Sontingkat pelajar SD, SLTP, sang yang belum terlalu dan SLTA se-Sumatra dijamah selama ini. Barat, dan Sonsang InterFestival Sonsang diinational Trail Running nisiasi para perantau, Membelah Bukit Barisan seperti Akmal Yusmar, 2016. Kasmen. Secara kolektif, Di Tirta Alami, pacu itu dikerjakan bersama, rakik tradisional digeantara perantau dan lar. Pinggir Tirta Alami yang mereka di ranah. dipenuhi umat manuAda banyak alasan sia. Jumlahnya mungkin sebenarnya mengapa FOTO-FOTO: MI/YOSE HENDRA ribuan. Penonton juga Sonsang pantas untuk Trail Running Membelah Bukit Barisan. bisa langsung memberi tujuan wisata. Sonsang ikan nila makan yang dianugerahi lanskap dibudidayakan di sana. Untuk memyang memesona. Tirta Alami yang tambah lauknya, kalau kurang nasi berkumpul di rumah Kasmen. Kasmen seperti halnya Akmal berikan makan, pengunjung tidak selalu berseri, rimbun padi yang diketengahkan lagi),” sapa Kasmen saat menyambangi rumahnya di ialah perantau Sonsang di Jakarta. usah pusing, sebab banyak yang membentang luas. Keduanya bersama ratusan peran- menjual pakan di sekitar embung. Bila Anda naik ke perbukitan, hari kedua di Sonsang. Sehabis pacu rakik tradisional, di Tak berselang lama, itiak lado tau dari berbagai penjuru Nusankeanggunan Gunung Marapi dan

pinggir embung Tirta Alami, pertunjukan randai dan tari digelar. Kala itu, randai si Gadih Rantih kembali ditampilkan. Randai ini cukup legendaris di Kamang dan sudah setengah abad jarang ditampilkan.

Trail running Di hari puncak tersebut, Trail Running International dengan tema Membelah Bukit Barisan digelar. Lomba ini bersamaan dengan sepeda santai yang diikuti sebanyak 215 peserta, jalan santai sebanyak 420 peserta. Trail Running diikuti sebanyak 61 peserta yang berasal dari perantau dan atlet profesional. Mengambil start di pelataran Jam Gadang Bukittinggi, Trail Running membelah gugusan Bukit Barisan sepanjang 19 km lebih, dengan finis di gerbang Tirta Alami. Sepanjang jalur, lanskap menawan kawasan Tilatang Kamang bisa dinikmati. Peserta naik bukit turun lembah, keluar masuk kampung, menaiki jalur menanjak, melewati pinggang bukit, dan pematang sawah. Ada sekitar 6 kilometer rute yang melewati hutan. Sepanjang pemandangan, deretan perbukitan hijau dengan sawah berjejer rapi mendominasi. Sekalikali, tampak pucuk-pucuk gonjong rumah gadang dan surau-surau tua yang masih bertahan. Di titik yang menanjak, peserta Trail Running bisa melihat langsung keanggunan Gunung Marapi dan Gunung Singgalang yang digores awan tipis pada cahaya pagi. Akhirnya, dua peserta yang berasal dari Bandung menjuarai dua kategori. Untuk kategori umum, Asep Saefuddin berhasil keluar sebagai juara dengan catatan waktu 1 jam 15 menit.Sementara itu, di kategori veteran, umur 40 tahun ke atas, Kholil keluar sebagai pemuncak.“Ke sini pertama kali dan dengan biaya sendiri. Ingin tahu seperti apa Bukittinggi, seperti apa Sonsang,” ujar Asep. Menurutnya, rute Trail Running Sonsang lebih menantang ketimbang rute Trail Running Tahura Bandung. Dia berharap kejuaraan ini digelar tiap tahun dan dengan peserta lebih banyak lagi terutama luar negeri. “Sebelum Trail Running ini dimulai, sebelum puasa kita terlebih dahulu membuka jalur. Diangsurangsur hingga lomba. Jadi sebelum dimulai, tinggal membersihkan saja,” ujar Koordinator Lapangan Trail Running Hendra Efendi, 34. Akmal mengatakan Trail Running Sonsang akan menjadi kegiatan rutin tahunan. Dia berharap kejuaraan ini menjadi magnet untuk mempercepat Sonsang menjadi destinasi wisata. Langkah selanjutnya, kata Akmal, ialah peningkatan kapasitas masyarakat terutama yang berpotensi menjadi guide, pelatihan mengelola home stay, dan pemandu wisata. “Lokasi yang jadi objek ini akan dibikin paket. Misal tiap minggu ada pertunjukan randai dan tari. Melihat randai live di alam,” ujarnya. Dia bersama inisiator lainnya menargetkan Sonsang sudah menjadi desa wisata dua tahun mendatang. Selain dengan menggelar Festival Sonsang, perantau juga mendorong program kemasyarakatan melalui Yayasan Al Azhar Peduli Umat. Di samping itu, ada pula program Desa Gemilang, dengan tujuan menggerakkan potensi-potensi yang ada di tengah masyarakat supaya bisa meningkatkan ekonomi masyarakat. Empat hari di Sonsang terasa begitu cepat, tapi hati ini sudah terkunci di kedalaman Tirta Alami, digembok bukit-bukit hijau yang berdiri kukuh. Suatu hari kami ingin kembali menyongsong Sonsang, menyongsong desa wisata yang nyata. (M-1)

miweekend @mediaindonesia.com


MINGGU, M GGU, 18 SEPTEMBER 201 2016

16

Berbagai keseruan Festival Lestari Anambas, kampanye konservasi laut yang melibatkan anak-anak, pelajar hingga para ibu.

KISAH ANAK PULAU

Anambas Lahir dan besar di pulau, mereka tentu bergantung juga mencintai laut. Ayuseptiani Asari Putri Juara 1 Lomba Penulisan Konservasi Kelautan KKP kategori mahasiswa Mahasiswa Manajemen dan Kebijakan Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

M

ARI menjelajahi Kabupaten Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau. Di sini, Festival Lestari Anambas (FLA) 2016 digelar untuk mengampanyekan kepedulian lingkungan dan pelestarian sumber daya perairan. Kegiatan itu diselenggarakan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berwujud aneka lomba dan kegiatan. Reli konservasi menjadi pembukanya. Lomba gerak jalan itu diikuti 10 regu yang masing-masing beranggotakan lima orang. Aneka tantangan harus dijawab siswa SMA, aktivis organisasi, hingga mahasiswa yang jadi peserta. “Di pos ini kami harus mencari tahu tentang luas kawasan konservasi di Anambas serta jenis-jenis karang yang ada di bawah laut perairan. Walaupun saya dilahirkan di sini, ternyata ada banyak hal tentang kekayaan laut yang belum kami ketahui,” kata Rendy, mahasiswa kelahiran Kecamatan Tarempa, yang mengikuti reli itu di sela-sela liburan pulang kampungnya.

Pesisir, laut, dan wajan Keseruan berlanjut terus hingga ke laut. Ada lomba memancing yang mengajari para nelayan juga pehobi tentang pembatasan ukuran tangkapan dan area memancing yang diperkenankan.

Kriteria yang menjadi penilaian lomba memancing itu didasarkan pada ukuran tangkapan terbesar, terberat, dan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Asyiknya, hasil tangkapan dimasak ibu-ibu PKK. Ada ikan gulai hingga berbumbu pedas yang hampir semuanya bersantan, Melayu banget deh! Banyak terlihat para wisatawan asing mendekati meja peserta untuk mencicipi. “Umm...I’ve never taste it before. But, that’s so yummy,” kata salah seorang pelancong yang mencicipi ikanbakar gebyar sambal nanas yang menjadi jawara.

Duta Lestari Anambas Khusus untuk anak-anak muda, ada lomba Duta Lestari Anambas yang diisi pelatihan serta penampilan 12 finalis di muka panggung. Mereka menampilkan aneka kesenian lokal, lagu-lagu Melayu nan elok, pantun, dan tentunya uji pengetahuan tentang konservasi. Aksi para finalis pada Selasa (16/8) malam itu juga diisi pementasan sandiwara anak-anak dengan membawakan kisah bertemakan konservasi berjudul Laut Adalah Kita. Di akhir pentas, dewan juri memutuskan gelar Duta Lestari Anambas diberikan kepada Aditya Permana dan Nita Marthatilani, dua pelajar dari Pulau Tarempa dan Pulau Jemaja. “Motivasi utamaku mengikuti seleksi Duta Lestari Anambas ialah ingin berguna bagi bangsa. Sebelum itu, aku ingin berguna bagi Anambas dulu dan menjadi duta adalah salah satu cara yang bisa aku tempuh,” kata Nita Marthatilani, biasa kenal Tata, saat diwawancara setelah pengumuman pemenang. “Saya kira Kabupaten Kepulauan Anambas mempunyai potensi luar biasa dari sektor pariwisata dan perikanan. Dari drama dan pemilihan duta, kita harapkan bisa turut menyiapkan masyarakat terhadap berbagai kegiatan pariwisata, pembangunan perikanan, dan kelautan di sini,” kata Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut KKP Andi Rusandi. Ayo jaga laut kita! (M-1)

miweekend@mediaindonesia.com

DUTA

Nita Marthatilani, Duta Lestari Anambas dari Pulau Jemaja

OPINI MUDA Aditya Permana Duta Lestari Anambas dari Pulau Siantan Utamakan aksi, bukan hanya bicara. Aksi akan menimbulkan reaksi. Jika aksi kita nyata, masyarakat akan bereaksi dan mengapresiasi apa yang kita buat.

FOTO-FOTO: DOK AYU

Tugas utama aku sebagai Duta Lestari Anamabas ialah menjadi ikon, contoh bagi masyarakat tentang bagaimana mencintai, menjaga, dan memanfaatkan sumber daya lingkungan dengan baik. Saya sudah mulai membiasakan hidup tanpa kantong plastik, dimulai saat belanja, misalnya. Selama karantina, saya diajari kebiasaan membuang sampah dengan dipilah, yang organik serta yang bisa didaur ulang. Bank sampah diusulkannya sebagai solusi. Hasil daur ulang bank sampah dapat dijadikan kerajinan yang nantinya dijajakan untuk para turis. Saya besar di Pulau Jemaja, yang berjarak hingga 2 jam perjalanan laut dari Tarempa, kecamatan yang menjadi ibu kota Kabupaten Anambas. Sering melintasi laut membuat saya yakin sampah merupakan musuh utama laut. Ikan-ikan tidak butuh sampah, mereka butuh makanan. Ikan-ikan butuh tempat tinggal dari terumbu karang, bukan sampah yang bertumpukan.


WIRAUSAHA

MINGGU, 18 SEPTEMBER 2016

17

MEMUASKAN HASRAT PENGGILA

DIE CAST Bisnis yang berurusan dengan kolektor selalu melibatkan detail yang rumit, kepiawaian yang mumpuni, serta harga yang sepadan. MI/SURYANI WANDARI

DOK HYPERBLAST CUSTOM

MI/SURYANI WANDARI

SURYANI WANDARI

W

ORKSHOP itu dipenuhi aneka miniatur mobil. Dari meja kerja hingga lemari kaca yang menempel di dinding, semua berisi mobil berukuran mini. “Kebanyakan mobil ini punya orang yang akan dimodifikasi sesuai keinginannya,” kata Willy Maulana, 39, sang pemilik Hyperblast Custom, saat ditemui Media Indonesia, di lokasi produksinya di kawasan Jalan Atlas, Bandung, Jawa Barat. Laptop di meja kerjanya menyala,

menampilkan laman Facebook bisnisnya. Ya, Willy memang selalu mengikuti media sosial Hyperblast Custom dengan hasil die cast-nya. Sebagian besar order pun datang dari Facebook. “Nama Hyperblast sendiri sebenarnya telah eksis di situs daring ataupun forum jual beli, tapi Facebook menjadi pilihan saya untuk berjualan. Tampilan Facebook lebih enak untuk mempromosikan sebuah barang,” kata Willy.

Replika Berawal dari keisengan mempraktikkan

ilmu desain grafis yang dipelajarinya untuk merangkai die cast mobil, yang kemudian menuai banyak komentar positif dari kawan-kawannya di media sosial, Willy pun mulai merintis bisnis itu. Willy berfokus pada jasa penambahan fitur pada die cast metal atau mainan miniatur aneka jenis mobil. Dengan demikian, ia pun menyebut jasanya, die cast custom, sebagai modifikasi replika sebuah barang, khususnya mobil.

Mobil zadul Metode die casting bermakna proses melelehkan logam dalam cetakan untuk membentuk figur yang diinginkan. Die cast kemudian menjadi istilah yang populer untuk menyebut mobil miniatur yang berbahan baku utama besi dan dirancang dengan detail yang menyerupai kendaraan aslinya. “Ada juga sih mobil die cast ini yang punya saya, tapi sebagian besar milik klien yang tengah saya garap,” kata Willy yang mematok harga mulai Rp100 ribu hingga jutaan rupiah, bergantung pada detail dan

kompleksnya die cast. Kini mainan die cast banyak dijual di toko mainan dan penjual mainan koleksi. Namun, para kolektor dan penggila die cast pelanggan Willy lazimnya memburu model berwujud mobil zadul. “Para pemesan biasanya akan mengirimkan bahan mentahnya untuk dimodifikasi, lalu diubah menjadi berdesain mobil-mobil zaman dulu, 4×4 atau jip, mulai TLC atau yang dikenal dengan Toyota Hardtop, Land Rover, Wrangler. Mereka juga menggemari Peugeot dan Mercedes Benz,” kata Willy. Buat mewujudkan desain yang diinginkan pelanggannya, Willy bermain warna serta teknik grafis. “Enggak ada batasan untuk warna. Kami melayani semua permintaan pemesan. Desain itulah yang kami jual,” kata Willy.

Antrean Ketika bermain di bisnis hobi dan koleksi, Willy mengakui indikator kesuksesan usahanya ialah kepuasan pemesan. “Mereka biasanya bersedia menunggu untuk

hasil yang sangat bagus. Alhamdulillah mereka kooperatif untuk rela menunggu walaupun antre memesan,” kata Willy yang selalu berusaha menyelesaikannya tepat waktu kendati pada beberapa pesanan membutuhkan waktu penyelesaian hingga berbulan-bulan. “Pembuatan die cast tidak dapat diprediksi, bisa sehari selesai hingga 4 mobil ukuran kecil. Namun, bisa berbulan-bulan jika ukuran dan tingkat kerumitannya ekstra. Saya sendiri melayani pesanan hingga yang terkecil, 1:64,” kata Willy. Pemesan produk Hyperblast nyatanya tidak hanya dari para kolektor, tetapi juga instansi pemerintah, militer, kepolisian, dan perusahaan-perusahaan swasta. “Kepolisian, militer juga sudah sering pesan die cast berbagai jenis kendaraan yang dimilikinya,” kata Willy yang sukses membukukan omzet Rp5 juta hingga Rp10 juta setiap bulan dari bisnis yang juga hobinya itu. (M-1)

miweekend@mediaindonesia.com


18

Menabung

untuk Berkurban Yuk! SUARA ANAK S

I

DUL Adha menjadi hari yang istimewa buat teman-teman kita di SD Islam Terpadu (SDIT) Aliya,, Bogor, Jawa Barat. Bukan cuma karena a pada Rabu (14/10) mereka melaksanakan salat alat id bersama keluarga, melainkan pada keesokan harinya, mereka pun menunaikan an ibadah sunah, memotong hewan kurban n di sekolah. Sebelumnya, mereka a mengumpulkan uang di tabungan pendidikan didikan kurban untuk bisa bergotong royong ng membeli hewan kurban. “Mereka sudah menabung sejak satu tahun lalu,” kata Ibu Anis is Nur Laili, Kepala SDIT Aliya. Tabungan itu dikumpulkan pulkan di celengan yang telah disediakan sekolah kolah di setiap kelas. Biasanya mereka rutin mengisi celengan setiap Senin dengan menyisihkan isihkan uang jajan. Tak jadi soal berapa, tapi api yang paling penting, uang yang mereka a tabungkan harus diberikan dengan ikhlas ya sobat! Menjelang Idul Adha, uang yang mereka kumpulkan mencapai lebih ebih dari Rp9 juta. “Akhirnya, uang dibelikan an 4 kambing untuk dikurbankan,” lanjut Ibu u Anisa.

Fatih Kelas 2b Ayahku berani menyembelih hewan qurban lo, hebat ya!

Kea

Bertakbir

Kelas VE

Ya, pada hari itu, Haura Starrne Navisa siswa kelas 5 SDIT Aliya ikut melantunkan gema takbir bersama semua temannya untuk mengiringi iringi proses ibadah kurban. Sejak dini mereka diajari mengenal ngenal ibadah kurban yang termasuk masuk sunah muakadah, pekerjaan erjaan yang dianjurkan untuk dilaksanakan setiap muslim. Anak-anak pun dikumpulkan pulkan di masjid sekolah untuk mendapatkan ndapatkan tausiah dari guru tentang pengertian kurban, sejarah, waktu, hingga tata cara berkurban. “Kurban bisa dilakukan n pada 10 hingga 13 bulan Zulhijah di waktu tu duha. Jika dilakukan tidak dalam tanggal tersebut, ersebut, maka itu bukan dinamakan kurban. ban. Saat ini kalian tengah belajar melaksanakan elaksanakan ibadah kurban ini ya!” kata ta Pak Abdul Rahman Hidayat, Wali kelas elas VE yang memberikan ceramah.

Aku juga kalau sukerja mau berkurdah ke sapi. Makanya aku ban sa belajar dari sekarang belaja untuk menabung sedikit-sedikit biar kalau dikit-s sudah gede gampang hewan kurban. beli he

Razzak Kelas 5b

Makan kambing g

Aku sekeluarga juga berqurban sapi sih dirumah. Tapi senang juga bisa menyisakan sedikit uang jajanku untuk berqurban apalagi kita menyicipi dagingnya besok.

Serunya lagi, mereka pun un akan mencicipi masakan n dari daging kurban hasil tabungan nih. Di hari berikutnya, pihak sekolah akan memasak daging yang disajikan dalam m makan siang. Ya, SDIT Aliya yang memmpunyai catering sendiri itu akan menyediakan masakan kan dari sebagian hewan kurban rban yang memang diperuntukkan ukkan mereka yang melaksanakan an ibadah ini! (Suryani Wandari/M-1) ri/M-1)

Naura Kelas VA Senan juga karena Senang berqurban. Nanti bisa b aku sudah besar jika a beli sapi beaku akan ak dan diqurbankan sar da juga.

DOK S DIT A

LIYA

Media Anak Keseruan perayaan Idul Adha di SDIT Aliya, Bogor, berfoto bersama kambing yang akan dikurbankan hingga menyimak ceramah dari guru tentang hikmahnya.

@Media_ Anak FOTO-FOTO: AHILLAH MI/BARRY FAT


MINGGU, 18 SEPTEMBER 2016

19

CATATAN REPCIL

AKU DAN SABUK MERAH Alrafatara Ardnika Basya Kelas 6 SDN 01 Bintaro, Jakarta Selatan Reporter cilik BELA diri menjadi kegiatan rutinku. Dalam seminggu, tiga kali aku berlatih. Selasa dan Jumat, hariku berlatih kyokushin, dan Minggu, saatnya aku berlatih taekwondo. Tempat latihan taekwondo namanya dojang dan tempat latihan kyokushin disebut dojo. Dojo tempat aku berlatih merupakan bangunan 3 lantai yang menurutku sangat bagus dan bersih. Ada fasilitas area fitnes di lantai dasar dan area berlatih di lantai satu dan dua.

Awalnya enggak suka Awalnya, aku seperti anak-anak lain yang sebelumnya enggak mau disuruh orangtuaku berlatih beladiri. Aku hanya mau bermain gim dan membaca komik. Aku memakai kacamata dan minus mataku sudah lumayan besar. Namun, itu dulu, pada saat awal aku belajar beladiri. Kini sudah terhitung empat tahun aku berlatih beladiri.

Mengikuti jejak kakak Kini, aku sudah benarbenar suka, apalagi saat melihat kakakku yang sudah terlebih dahulu mengikuti taekwondo. Tanpa mengeluh, kakakku rajin berlatih. Beladiri yang kakakku ikuti selain taekwondo ialah kyokushin dan jiu-jitsu. Kata dia, ketiga jenis beladiri itu masing-masing punya kelebihan dan kekurangan yang apabila digabung bisa menjadi perpaduan yang sempurna. Penekanan taekwondo pada kaki, kyokushin pada tangan dan kuda-kuda, sedangkan jui-jitsu lebih kepada perlawanan dengan cara lembut. Tidak perlu kasar dan brutal, tapi langsung ke titik perlawanan. Tidak mengherankan, selain badan kakak tinggi, ototnya pun kuat dan lentur.

Sekeluarga suka bela diri Oh iya aku anak ke tiga dari empat bersaudara. Kakakku dua orang dan keduanya sudah ikut beladiri lebih dulu dari aku. Giliran adikku yang baru berusia empat tahun sudah mulai ikut berlatih taekwondo di

Minggu pagi. Dobok atau seragam latihannya sudah ayahku beli sesuai dengan ukuran badannya. Meskipun itu masih harus digulung, tetap terlihat pas di badan adikku. Kini, badan adikku pun kuat dan tangguh jika dibanding dengan anak-anak seusianya. Di taekwondo aku sudah menggunakan sabuk merah. Setiap Minggu tidak ada bosannya kedua orangtuaku mengantarkan aku, kakak, dan adikku berlatih.

Sehat dan kuat Aku merasa dengan berolahraga badanku menjadi lebih sehat dan kuat. Kata ayahku, beladiri sangat penting. Selain untuk membela diri bila terjadi sesuatu di luar dugaan kita, olahraga itu juga membuat badan menjadi tinggi dan lentur. Berbagai kejuaraan pernah aku ikuti. Tidak semua kalah, sering juga lo aku menang. Namun, menang dan kalah dalam pertandingan itu biasa, kata Ayah, asalkan kita bertanding dengan sungguh-sungguh, total, dan semua gerakan yang telah diajarkan kita gunakan. Ayahku tidak akan marah meskipun aku kalah.

Harus total Oh iya Sobat, pernah pada saat aku dan kakakku mengikuti pertandingan. Menurut ayahku, kakakku tidak total saat bertanding, padahal kemampuannya sudah melebihi lawan. Namun, karena ia grogi, semua gerakan yang dilakukan tidak ada variasinya. Kakakku terlihat tidak melakukan serangan dan hanya menerima pukulan dan tendangan dari lawan. Akhirnya, piala yang bisa didapat-

kan kakak sebagai peringkat ke-2 tidak membuat Ayah senang. “Semua pekerjaan harus kita kerjakan dengan sepenuh hati dan maksimal, mati-matian,� kata AYah. Semenjak kejadian itu, aku selalu bertanding dengan totalitas yang penuh dan maksimal.

Jadi Superman Sobat Medi, meskipun aku menggunakan kacamata sehari hari, saat bertanding, aku tidak memakai kacamata. Karena aku berkacamata, sebelumnya aku sering dipanggil Harry Potter. Namun, kalau kata Ayah, aku seperti Superman! Saat aku menghadapi musuh dan menjadi Superman, pasti aku tidak pakai kacamata hahaha. Selain beladiri dan berlatih fisik, aku pun berlatih otak, yaitu dengan cara menghafal Alquran. Menurut Mamahku, hidup itu harus seimbang. Otot dan otak, keduanya bagian penting dalam tubuh. Kalau hanya salah satu saja yang dilatih, akan timpang. Nah, olahraga kamu apa? (M-1)

DUTA

Persahabatan

Pete dan Naga Hijau

PEMBERANI, itulah sifat yang melekat pada Pete sejak ia ditinggal orangtuanya dalam kecelakaan. Tokoh yang dimainkan Oakes Fegley ini kemudian diceritakan menjadi sosok pemberani yang hidup di hutan selama enam tahun. Dalam petulangan menjalani setiap harinya itu, Pete ditemani dengan seekor naga berwarna hijau. Sejak bertemu pertama kali, Pete tidak pernah merasa takut pada naga yang diberi nama Elliot, seperti nama anjing di dalam buku cerita miliknya. Bahkan mereka selalu bermain bersamasama. Elliot menjadi sahabat baiknya. Mereka pun saling melindungi. Kisah tentang Pete dan Elliot itu bisa Sobat Medi

lihat dalam film berjudul Pete’s Dragon, karya terbaru Walt Disney Studios. Film ini merupakan hasil pembuatan ulang dari film sebelumnya yang berjudul sama dan dirilis pada 1977. Film itu disutradarai David Lowery dan skenarionya ditulis Toby Halbrooks. Film tersebut juga hadir dengan tingkat pengerjaan dan special effect canggih lo!

Dongeng naga yang nyata Lanjut lagi ke ceritanya ya. Keberadaan naga di hutan Pacific Northwest sebenarnya telah menjadi misteri di kalangan masyarakat sekitar. Selama puluhan tahun, seorang kakek bernama Mr Meacham, seorang pemahat kayu, kerap

menceritakan dongeng tentang kehadiran seekor naga yang hidup di hutan sesuai dengan yang ia lihat. Dongeng ini menjadi favorit bagi anak-anak. Namun, ternyata kisah ini dianggap hanyalah sebuah dongeng yang diragukan keberadaannya, termasuk Grace, anak Mr Meacham yang juga sebagai penjaga hutan. Baginya, selama dirinya bekerja di hutan ia tidak pernah bertemu dengan naga.

Ditemukan penduduk lain Pandangan Grace l a m a - ke l a m a a n k i a n berubah sejak bertemu dengan Pete, anak kecil sebatang kara yang tinggal di hutan belantara. Pete mengakui ia tidak tinggal sendirian di hu-

tan, tetapi ditemani Elliot, seekor naga. Bagi Grace, sosok Elliot yang digambarkan Pete sangat mirip dengan gambaran naga di dongeng ayahnya. Karena merasa penasaran, Grace kemudian mencari tahu asal usul Pete untuk membuktikan keberadaan Elliot. Namun, saat Pete kembali, ia melihat Elliot disakiti teman Grace, pengusaha kayu yang suka menebang pohon di hutan tempat tinggalnya. Pete sangat kecewa kepada Grace karena Elliot terluka terkena bius dan tembakan temannya. Pete pun membuntuti Elliot hingga sang naga dibawa ke kota. Ia harus rela melihat Elliot terbaring sakit. Di sana pun ia akan menghadapi kejahatan orang-orang yang menginginkan naganya. Petualangannya masih berlanjut dengan seru, haru, dan menegangkan lo sobat. Kisah persahabatan mereka pun sungguh inspiratif. Kalian bisa menontonnya di bioskop-bioskop seluruh Indonesia mulai 14 September 2016. Nonton yuk! (Suryani Wandari/M-1)


JENDELA BUKU

20

Bercerita dan Berpendapat dengan Foto

MINGGU, 18 SEPTEMBER 2016

MEREKA BICARA SANGAT Bagus. Banyak bercerita tentang kehidupan, profesi, pendidikan, HI, sosial, budaya, politik & lingkungan, bencana. Sukses buat MI DBL OPMI. Terus berkarya untuk Indonesia.

Denny Silomba PNS/Arsitek

ISI buku agak polos dan ada beberapa foto yang bisa dijadikan satu halaman agar tidak kelihatan kosong. Ukuran bukunya kurang praktis untuk dibawa-bawa. Gambar/fotonya sendiri, kualitas sudah bagus, timing pengambilan gambarnya pas, dan makna yang terkandung dalam foto tampak jelas.

Adinda Cindy Lapod Pelajar

FOTO-FOTO: MI/RICKY JULIAN

DISKUSI OPMI : Kepala Divisi Foto dan Artistik Media Indonesia (MI) Hariyanto (tengah) menjadi pembicara Obrolan Pembaca Media Indonesia (OPMI) buku Spektrum Kehidupan, bersama fotografer Ramdani (kiri) di Kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Manado, Sulawesi Utara, Minggu (28/8).

Serangkaian foto tidak hanya bercerita secara visual, tapi bisa juga mengemban misi tertentu. THALATIE K YANI

S

EBUAH foto bermakna seribu kata. Kalimat itu bisa menjadi gambaran dari buku Spektrum Kehidupan terbitan Media Indonesia Publishing. Rangkaian foto dalam buku fotografi jurnalistik yang digarap para pewarta foto harian Media Indonesia itu ada yang bercerita tentang kisah dan peristiwa. Namun, ada juga yang mengandung pendapat. Itu yang membedakan antara stori foto dan esai foto. “Banyak orang yang belum bisa bedakan photo story dan photo essay, termasuk di dunia foto jurnalistik. Kalau foto

stori mengisahkan sebuah Derita Sidoarjo. Foto yang diperistiwa melalui rangkaian ambil pada 2010 itu terinspirafakta visual yang mendalam si oleh rencana pemerintah berbentuk foto yang saling Su silo Bambang Yudhoyono menguatkan, sedangkan esai yang ingin menjadikan kawafoto menyampaikan opini san itu sebagai pusat wisata visual pewarta foto tentang geologi. “Saya berpikir, wisata peristiwa yang memiliki daya di atas kehidupan orang-orang tarik atau nilai berita,” ujar yang terkubur hidupnya,” Kepala Divisi Foto dan Artistik ujar Haryanto yang meraih Media Indonesia (MI) Hari- Mochtar Lubis 2010. Ide foto, kata Hariyanto, bisa yanto dalam Obrolan Pembaca Media Indonesia (OPMI) di dari berbagai hal. Namun, seKantor Persatuan Wartawan orang fotografer harus peka Indonesia (PWI), Manado, Su- terhadap lingkungan. Ada lima hal yang diperlukan fotografer lawesi Utara, Minggu (28/8). Buku Spektrum Kehidupan mengasah kepekaan. Pertama memperkaya itu dibagi menjadi lima subp y memori visual dengan melihat banyak tema, yakni kemanuemanum foto. Selanjutnya ialah siaan, pendidikan, kan, Se sensitivitas tinggi politik, kebudadasens Judul : yang yaan, dan linggyan dimulai dari Spektrum Kehidupan lingkungan kekungan. Pada lin Penulis : luarga. Ketiga OPMI ini, lu Fotografer Media Indonesia ialah riset, keMedia Indoi Penerbit : empat tahan nesia bekerja MI Publishing godaan, dan sama dengan Terbit : ter beberapa t akhir ialah 2016 membayangkan perusahaan m ekspektasi orang yang menjadii Tebal : ek lain saat melihat spon sor acara a 276 Halaman foto tersebut. ini, yakni Sinar nar t “Perspektif pribadi Mas, Garuda Food, “Per harus disingkirkan kaPT PLN (persero), ro), BNI, dis XL Axiata, PT Citilink Indone- rena fotografer bekerja untuk sia, Accor Hotels, Ibis Hotels, kepentingan orang lain,” ujar Solaria Resto, dan Persatuan Hariyanto. Melakukan riset, pengalaWartawan Indonesia (PWI) man, dan memperkaya peManado. Seperti yang diangkat Wisata ngetahuan dari berbagai foto

disponsori oleh:

di situs dan majalah dilakukan Ramdani dalam Buk a n S e ke dar Hiasan dan Bergaya di Victoria Park.

Pesan Ramdani juga mengaku, merangkai stori foto bukan hal mudah. Diperlukan seleksi dari seluruh rangkaian foto yang sudah dibidik fotografer karena terkadang ada foto yang bisa mematahkan sebuah cerita. “Kalau foto-foto itu saat dirangkai saling menjatuhkan dan mematahkan maka photo story itu ga gal. Photo story yang bagus ialah saat satu foto saling mendukung foto yang lain,” paparnya. Selain itu, peran pengantar dan caption di setiap foto juga penting. “Peran keterangan itu penting, tapi tidak mengalahkan foto,” ucapnya. Sebuah foto, tambah Hariyanto, harus bisa mengedukasi, menularkan hal yang baik, dan menginspirasi. Tiga hal itu yang mendasari proses seleksi foto-foto yang masuk Spektrum Kehidupan. Dengan demikian, terpilih 40 stori foto

tterbaik dari 2008. Terbukti, beberapa foto mengr gerakkan pemeg rintah untuk me ngambil kem putusan. Salah p satunya Jeritan s TKI di Kolong T Kandara. Foto K yang diambil y Ad A am Dwi pada 2010 itu mengejutkan Indonesia, pasalnya lebih dari 1.000 tenaga kerja Indonesia terlunta-lunta di bawah kolong jembatan Kandara, Jeddah, Arab Saudi. “Foto-foto dan video itu akhirnya menjadi viral. Pemerintah tidak punya pilihan. Akhirnya 1.000 lebih orang yang hidup merana dipulangkan pemerintah,” ujar Hariyanto. Foto jurnalistik, lanjut Hariyanto, akan menunaikan tugasnya saat memenuhi dua syarat. Pertama menyampaikan informasi. Kedua ialah mem berikan hiburan. “Bila dua fungsi itu ditunaikan, pro duk jurnalistik tersebut memiliki kemungkin an mengedukasi dan menularkan hal-hal baik kepada publik,” tutupnya. (M-2)

BAGUS, foto-foto, isi cerita, kover, kertas, keren banget. Hanya menampilkan yang kelihatan, tapi tidak memberikan solusi/ pemecahan yang dihadapi masyarakat yang menjadi sentral pemberitaan.

Henny J Tumbelaka Dosen UTSU

BUKU bagus. Kalau bisa, bikin buku mengenai kota-kota di Indonesia yang berhubungan dengan hal tempat-tempat indah di daerah-daerah.

Renold Stephen Edbert Guru

miweekend @mediaindonesia.com

didukung oleh:

media partner:

@obrolanMI

Manusia Biasa dari Monash KAMI tetap manusia biasa. Itulah inti tergambar dari buku Berlayar Perjalanan Mahasiswa Indonesia Meraih PhD. Buku ini berisi tulisantulisan dari 20 mahasiswa Indonesia program doktoral yang belajar di Monash University, Australia. Jangan harap buku ini sebuah novel, lo. Isi tulisannya campur aduk. Ada yang menulis pengalaman pribadi. Ada pula yang menulis opini, hingga pengantar tulisan ilmiah. Selama ini mereka adalah para dosen atau peneliti yang fokus pada bidang tertentu. Itulah dunia mereka yang ingin Buku setebal 249 halaman ini membawa pembaca untuk memahami segala aspek bagaimana studi S-3 sesungguhnya. Dalam pengantarnya yang ditulis Dr Julian Millie, dosen senior dari Jurusan Ilmu Sosial Fakultas Seni Monash University, dijelaskan, kumpulan tulisan yang tertuang dalam buku tersebut merupakan kristalisasi dari diskusi dua mingguan di Social Researchers Forum (SRF) yang bermarkas di Mo-

nash University kampus Clayton, Melbourne, Australia. SRF ialah sebuah forum dari kita untuk kita mahasiswa PhD dari Indonesia yang tinggal di Clayton dan sekitarnya. Dalam buku Berlayar ini, 20 mahasiswa S-3 itu ingin menyampaikan bahwa mereka adalah manusia biasa dalam kehidupan sosial di masyarakat. Kalau sudah meraih gelar PhD seakan-akan sudah tahu segalanya. Dalam proses meraih gelar tersebut, mahasiswa-mahasiswa itu mengalami tekanan, ragu, takut, tertekan, bodoh, marah, dan terkadang minder. Ada empat bab dalam buku ini yang menggambarkan perjalanan para mahasiswa doktoral dalam mencapai gelar tertinggi akademik. Bab I berjudul Sebelum Berlayar: Mempersiapkan Pendidikan Doktoral yang berisi enam tulisan yang ditulis enam mahasiswa. Isinya tentang pengalaman mereka dalam mencari tahu ilmu pengetahuan di

tempat baru, mengawali masa-masa kuliah di negeri asing dan jauh dari keluarga. Beragam jurusan tidak menjadi pembeda dalam pencapaian gelar doktor. Kemudian bab II berjudul Melepas Jangkar: Memulai Perjalanan merupakan masa-masa awal menjadi kandidat doktor dan menunjukkan betapa ringkihnya menjadi kandidat doktor. Dalam bab itu, sejumlah tulisan berisi tentang kejutan demi kejutan karena banyaknya tantangan dan permasalahan yang dihadapi mahasiswa dalam menyelesaikan disertasinya.

Menjaga keseimbangan Lima tulisan yang disajikan memunculkan gambaran bahwa pada tahap menjadi kandidat doktor dilatih untuk menjaga keseimbangan, antara kemandirian dan keberterimaan dengan lingkungan, teman, maupun pembimbingnya. Bisa disebut bab II ini merupakan masa-masa percobaan.

Berlanjut bab III berjudul Di Laut Lepas: Pengalaman Lapangan masih bertema keberlanjutan perjuangan yang harus dilakukan. Mulai pemilihan cara berpikir, melaksanakannya, sampai menghadapi kenyataan-kenyataan plus campur tangan Tuhan Yang Maha Esa dalam menentukan pencapaian gelar doktor tersebut. Buku yang penuh h aneka warna pemikiran para ra maJudul : hasiswa program doktoktoBerlayar Perjalanan ral ini memiliki gaya bahasa yang sederhana. a. Mahasiswa Indonesia Pesan kuat yang ingin n Meraih PhD disampaikan ialah Penulis : sebetulnya manusia 20 Mahasiswa Program S-3 dengan gelar doktor Monash University pada dasarnya adaPenerbit : lah manusia bia sa. Writerpreneur Club Manusia yang ‘semTerbit : purna’ karena me-2016 miliki kelebihan dan n Tebal : kekurangan dan tidak ak 249 halaman pernah menyerah untuk ntuk meraih cita-cita. (Nda/M-2) a/M-2)

Obrolan Pembaca Media Indonesia


KULINER

MINGGU, 18 SEPTEMBER 2016

Grilled Spanish Octopus

21

Spanish Nigiri

Suckling Pig

ICIP-ICIP

RASA BEDA NEGARA

Eksplorasi berbagai makanan dari berbagai negara melalui tasting table. Dilakukan setiap bulan dengan berbagai chef mancanegara. HERA KHAERANI

L

AMPU-LAMPU mulai menyapa di Cassis Kitchen di Jalan KH Mas Mansyur, Jakarta. Satu per satu tamu berdatangan pada Selasa (23/8) sore. Kebanyakan sudah melakukan reservasi lebih dahulu. Di setiap sudut terdengar orangorang bercengkerama dengan suara yang terkadang sedikit dikeraskan agar tak tenggelam oleh alunan musik yang lumayan bersemangat. Jika Anda pernah ke Cassis di awal pendiriannya pada 2011, jelas mudah menyadari hal berbeda terjadi di sana. Pasalnya, dulu Cassis salah satu restoran fine dining pertama di Jakarta. Suasana formal terlihat dari dekorasi dan aturan berpakaian pengunjung. Semua itu tak berlaku lagi sejak rebranding menjadi Cassis Kitchen pada 2015. Menunya pun tak lagi sebatas hidangan Prancis, melainkan dari Eropa dan negara-negara lain. Suasana yang lebih santai di restoran tersebut, kini ditunjang dengan penyediaan pilihan rasa yang makin ekploratif. Sejak Agustus, Cassis Kitchen memiliki program baru yang dinamai tasting table. Sebulan atau dua bulan sekali, akan ada chef internasional yang diundang untuk memasak di restoran tersebut, menyajikan menu khusus untuk pelanggan selama beberapa hari saja. Budi Cahyadi, Director of Operations Cassis Kitchen, ialah sosok di balik program tersebut. Menurutnya,

tasting table sengaja diciptakan untuk menjawab kebutuhan kaum urban yang gampang jenuh dan mendamba rasa-rasa baru. Media Indonesia berkesempatan mencicipi tasting table yang perdana pada 23 Agustus 2016. Kali itu, chef Carlos Montobbio kelahiran Barcelona, Spanyol’ yang diundang. Sehari-harinya, Montobbio memasak untuk restoran Esquina di Singapura. Dia sengaja didatangkan langsung untuk menyajikan menu andalannya, yakni hidangan Spanyol. Tak kurang dari sembilan jenis tapas dihidangkannya. “Tapas merupakan konsep makanan Spanyol yang memiliki rasa kuat, enak, dan mudah untuk dibagikan,” jelas Montobbio. Dia menambahkan di negara asalnya, tak ada seorang yang pergi menikmati tapas sendirian, jadi memang identik dengan momen berbagi makanan. “Kultur makan tapas mirip dengan tradisi makan dimsum yang biasanya tidak sendirian,” imbuhnya.

Chef Carlos Montobbio FOTO-FOTO: DOK CASSIS KITCHEN

Ekspansi rasa Sebagai pembuka, ajoblanco menjadi pilihan. Penyajiannya menarik, kami mendapati potongan ikan bilis dan buah delima. Potongan itu disebar di atas mangkuk yang terlihat terlalu besar untuk ukurannya. Ternyata kemudian pelayan menuangkan gazpacho almond, sejenis sup dingin khas Spanyol. Rasanya gurih, manis, diselingi kejutan asin dari ikan. Kemudian ada Spanish nigiri yang tampak serupa sushi. Padahal bukan-

Iberico Ham Shabu Shabu

nya menggunakan nasi, bagian putihnya terbuat dari bacalao brandade. Sementara itu, yang tampak seperti ikan di atasnya ialah pepper yang sudah dipanggang. Rasanya benar-benar lembut di mulut.

Ekspansi rasa betul-betul dihadirkan dalam satu set menu tapas kami malam itu. Ada yang rasanya lembut, ada yang kuat mengejutkan. Segalanya dibuat sangat variatif sehingga tidak membosankan.

Seperti itu juga ketika kami menikmati iberico ham shabu-shabu, ada permainan tekstur makanan. Daging ham dicelup ke busa esens tomat yang tampak kekuningan dengan air bening di bagian bawahnya. Busa tomat tak berwarna merah karena mereka merendamnya minimal seharian penuh. Menikmati hidangan ini harus cepat karena busa akan hilang dalam hitungan menit. Setelahnya, sisa jus tomat dalam gelas sungguh menyegarkan untuk diteguk sekalipun tercampur olive oil dari pencelupan daging sebelumnya. Masih terkait dengan tekstur, ada spanish octopus yang amat menarik. Gurita panggang kenyal disajikan dengan saus yang rasanya menarik, campurannya jerussalem arthicoke puree, bawang bombai bakar, acar rumput laut, dan oyster leaf. Lalu ada suckling pig, cauliflower, dan caramelized foie gras terrine. Pada hidangan penutup, ada dua menu yakni BBC yang terdiri dari pisang, beer ice cream, dan salted caramel serta petit four berupa pasta dark chocolate di atas crispy bread yang dilengkapi dengan sea salt dan butiran olive oil caviar di atasnya. Ketika menikmati petit four, saya merasa telah menutup santap malam dengan sempurna. Terlihat sederhana, tetapi meninggalkan kesan yang melekat di indra perasa. Bagi para penikmat wine, tasting table kali itu dipastikan memuaskan. Cukup membayar Rp650 ribu++ untuk menikmati satu set hidangan tapas dan tambahan Rp495 ribu++ jika ingin menikmati wine pairing. Ada lima jenis wine yang ditawarkan, masing-masing dipilih khusus dipadankan dengan rasa makanan yang dihidangkan. Nah jika penasaran, ini membawa lidah ke petualangan rasa berikutnya, 17-18 September ini Cassis Kitchen mengundang chef Jethro Vincent dan chef Kevin Chung. Kedua ekspatriat tersebut terbilang terkenal di Indonesia karena hidangannya di Sisterfields-Bali. Di Cassis, mereka akan menawarkan Australian brunch. Meski berkapasitas 120 orang, Cassis Kitchen membatasi tasting table untuk sekitar 80 orang, jadi sebaiknya reservasi lebih dulu. Bagi yang muslim atau yang tidak memakan olahan daging babi dan alkohol, jangan ragu memesan khusus saat reservasi. Secara khusus bahan-bahan tersebut akan diganti, tanpa menghilangkan cita rasa menawannya. (M-4)

miweekend@mediaindonesia.com

REKOMENDASI

Kesegaran ala Thai di The Ritz Carlton

Pad Kaprau Gai

Tom Yam Kung

DI tengah panas terik yang menyengat Jakarta, Rabu (14/9), saya menemukan ‘oase’ di The Ritz Carlton Mega Kuningan. Bukan hanya tempat berteduh, melainkan juga surga bersantap yang mengundang selera. Mulai hari itu, Asia Restaurant di hotel itu mempromosikan makanan khas Thailand. Ada sederet pilihan makanan khas ‘Negeri Gajah Putih’ yang rasanya didominasi asam, manis, dan pedas. Sangat sesuai untuk cuaca panas. Bertajuk ‘Thai Culinary Feast’, promosi The Ritz Carlton yang bekerja sama dengan Tourism Authority of Thailand (TAT) itu menyajikan lebih dari 20 menu autentik negara itu secara prasmanan. Harganya mulai dari Rp298 ribu++ per orang. Sebagai pembuka, saya memilih menikmati som tam, yakni salad yang terdiri dari irisan buah pepaya muda, kacang mete, cabai, dan tomat. Berbeda dengan salad mangga asal Thailand yang mendapatkan rasa asamnya dari buah mangga muda, som tam mendapat dominasi rasa asamnya dari jeruk nipis. Sebagai pembuka lainnya, ada yam po pia, lumpia berisi sayuran segar, udang,

dan bihun, dibalut dalam kulit lumpia dari tepung beras. Rasanya manis dengan sedikit rasa asam. Saya juga mencicipi pad kaprau gai, yakni tumis ayam cincang dengan kemangi. Rasanya gurih dan sedikit pedas. Pad kaprau gai nikmat disantap dengan balutan daun selada, ditambah mustard khusus. Penambahan sambal asam manis juga menyegarkan. Lalu tentu saja, tidak lengkap bagi para penikmat makanan Thailand bila belum menyantap tom yam. Asia Restaurant menghidangkan tom yang kung alias sup udang asam pedas. Pelanggan bebas mengambil isian sup, mulai dari jamur, tahu, kue Thai Tea ikan, dan bakso. Karena menggunakan udang dalam proses

Appetizers FOTO-FOTO: DOK RITZ CARLTON

rebusan kuahnya, aroma udang kental terasa. Yang tidak kalah unik ialah kari khas negara itu, kaeng khiew wann gai (ayam kari hijau) dan kaeng ped pett yang (bebek kari merah). Meski bisa dinikmati dengan nasi biasa, kari Thailand biasa disajikan dengan ketan bakar. Cara itu tentu lebih disarankan.

Kalau ingin pilihan nasi, bisa coba nasi goreng nanas (khao op sapparot) atau nasi goreng kepiting (khao pad poo). Promo hidangan Thailand di Asia Restaurant ini hanya berlangsung 10 hari hingga 24 September mendatang. Tiap bulan, promo 10 hari di The Ritz Carlton memang selalu mengambil tema yang berbeda. Jadi, jangan sampai terlewatkan ya! (Her/M-4)


22 KARTUN

INTERMESO

MINGGU, 18 SEPTEMBER 2016

BIDASAN BAHASA

Venue lagi Venue Lagi DONY TJIPTONUGROHO Redakur Bahasa Media Indonesia

M

ULAI Sabtu (17/9) Pekan Olahraga Nasional 2016 digelar di Jawa Barat dengan tujuan peningkatan prestasi olahraga dan regenerasi atlet. Dari ajang multicabang nasional itu, langkah para olahragawan berikutnya diharapkan menjejak ajang regional Asia Tenggara, Asia, lalu dunia.

Dari tingkat nasional saja berita tentang sepak terjang atlet terkover luas, apalagi tingkat dunia. Berita bahkan juga mencakup tahapan sebelum perhelatan olahraga itu digelar. Dalam berita itu ada hal yang menggelitik hati saya. Hal yang menggelitik itu muncul sangat kerap, tetapi saya akan mengambil kalimat contoh dua saja. Kalimat pertama ialah judul, ISSF Cek Kesiapan Venue ISG. Kalimat kedua dinukil dari isi sebuah berita. Menpora Imam Nahrawi meninjau venue olahraga dayung Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 di Situ Cipule, Karawang, Jawa Barat, Rabu (14/9) siang. Kesamaan dua kalimat contoh itu ialah penggunaan kata venue. Berdasarkan kamus Merriam-Webster, kata venue didefinisikan sebagai ‘the place where an event takes place’. Tempat yang dimaksud secara khusus, menurut kamus, itu ialah tempat pengadilan dari makna 1 (the place from which a jury is drawn and in which trial is held), tetapi ada juga perluasan dari makna 2 (a place where events of a specific type are held). Kata venue lebih umum dipakai dengan mengacu kepada makna kedua. Yang tergolong sering digunakan ialah sport venue dan music venue.

Kata venue yang dikaitkan dengan acara olahraga seperti yang terdapat dalam kalimat-kalimat contoh itu mengingatkan saya pada kata-kata yang selama ini saya tahu, arena dan gelanggang. Kata arena berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bermakna (1) gelanggang dan (2) bidang yang menjadi tempat bersaing dan berjuang. Kata gelanggang berdasarkan KBBI bermakna (1) ruang atau lapang an tempat menyabung ayam, bertinju, berpacu, berolahraga, dan sebagainya, (2) medan perang (pertempuran, perjuangan), (3) lingkaran yang mengelilingi (bulan, matahari). Namun, penggunaan arena dan gelanggang dalam berita olahraga dewasa ini tidak sesering masa saya menonton acara Arena dan Juara dan Dari Gelanggang ke Gelanggang di TVRI. Dewasa ini yang digunakan venue lagi venue lagi.... Padahal, seperti kalimat con toh, venue dapat diganti. ISSF Cek Kesiapan Arena ISG dan Menpora Imam Nahrawi meninjau gelanggang olahraga dayung. Saya juga melihat penggunaan venue dikhususkan dengan penambahan kata. Contoh pertama venue olahraga dayung. Berikutnya ialah venue balap sepeda dan venue cabang olahraga renang. Pengkhususan itu berdampak pada penggunaan kata yang berlewah. Padahal, ada kata yang secara khusus dapat mewakili hal yang diacu. Bukankah venue balap sepeda dapat digantikan kata velodrom, yang bermakna ‘tempat berlatih atau bertanding balap sepeda; arena balap sepeda’. Untuk venue cabang olahraga renang, kolam renang seharusnya memadai. Jadi, sewajarnya dapat dihindari venue lagi venue lagi.

Penggunaan kata arena dan gelanggang dalam berita olahraga saat ini tidak sesering dulu. Yang digunakan venue lagi venue lagi....

SUDOKU

Jawaban Edisi Minggu, 10 September 2016

Tanggapan dan komentar: miweekend@mediaindonesia.com SUDOKU atau dikenal juga dengan tebak angka (number place) merupakan teka-teki logika. Aturan mainnya sangat sederhana. Isilah kotak kosong hingga setiap kolom, baris, serta area kotak 3 x 3, terisi angka 1-9 tanpa ada pengulangan. Untuk memainkan Sudoku, Anda tidak harus pintar matematika. Anda hanya memerlukan logika dan penalaran. Selamat menghadapi tantangan!

LENSABISNIS

HUBUNGI KAMI BAGIAN IKLAN: 021 580 1480

Donor Darah di The 101 Hotel Jakarta Sedayu

Kyriad Pesonna Malioboro Serahkan Hewan Kurban

Berbagi Kurban di Best Western Plus Kemayoran

THE 101 Hotel Jakarta Sedayu Darmawangsa bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) menggelar kegiatan donor darah di The 1O1 Jakarta Sedayu Darmawangsa, Jakarta, Senin (5/9). Pihak manajemen menyampaikan bahwa kegiatan donor darah tersebut merupakan kegiatan kesehatan rutin yang digelar setiap tahun. Dengan begitu, bisa turut membantu kegiatan kemanusiaan terutama mereka yang butuh bantuan darah. The 1O1 Hotels & Resorts ialah hotel dan resor berskala menengah premium sebagai perintis gaya hidup chic dan trendi untuk para pelancong yang aktif, berjiwa muda, dan ingin menjadi bagian dari setiap kehebohan. Pengunjung bisa melihat situs www.the101hotels.com.

KYRIAD Pesonna Malioboro menyambut Hari Raya Idul Adha dengan menyerahkan hewan kurban kepada warga RW 3 Ngupasan di Yogyakarta, Jumat (9/9). Penyerahan hewan kurban itu sebagai salah satu kegiatan corporate social responsibility (CSR) hotel kepada warga sekitar. Penyerahan hewan kurban dilakukan manajemen hotel yang diwakili Wawan (accounting manager), Teguh (food beverage manager), serta Maya Kurnia (public relation), yakni berupa seekor kambing yang kemudian diterima takmir Masjid Al Hidayah Ngupasan Gozali untuk disembelih pada Hari Raya Idul Adha, Senin (12/9) seusai salat Idul Adha. Manajemen berharap hotel yang baru beroperasi pada akhir bulan ini dapat menjadikan CSR tersebut sebagai agenda rutin setiap tahunnya.

BEST Western Plus Kemayoran Hotel mengadakan acara pemotongan hewan kurban untuk merayakan Hari Raya Idul Adha 1437 Hijriah tahun ini di Jakarta, Selasa (13/9). Pada acara bertema Indahnya berbagi pada sesama itu dilakukan pemotongan hewan kurban sebanyak 15 kambing dan 1 sapi. Turut hadir General Manager dan jajaran manajemen beserta warga sekitar. Manajemen bersyukur dapat membagikan daging kurban kepada 400 warga sekitar kecamatan Kebon Kosong, Kemayoran. Manajemen pun berharap dengan adanya pelaksanaan pemotongan hewan kurban itu, hotel yang sudah berdiri sekitar 3 tahun di kawasan Kemayoran itu bisa memberikan banyak manfaat dan menjaga silaturahim antara pihak hotel dan masyarakat sekitar.

Nexa Hotel Bandung Turut Rayakan Idul Adha

Pameran Lukisan di Mercure Serpong Alam Sutera

Hotel Dafam Teraskita Gelar Parade Simpatik

TIM corporate social responsibility (CSR) Nexa Hotel Bandung merayakan momen Idul Adha 1437 H dengan menyerahkan enam hewan kurban untuk warga RW 10 Kecamatan Cibeunying Kaler, Cihaeurgeulis, Bandung, Jawa Barat, Senin (12/9). Kegiatan kurban dilaksanakan di Masjid Nurul Arqom di Jalan Muararajeun Barat. Marketing Communication Manager Carissa Charlene menyatakan kegiatan itu merupakan langkah awal partisipasi manajemen dalam keterlibatan di lingkup sosial. Apalagi sebagai hotel yang tergolong baru, manajemen ingin berbagi rezeki bersama warga setempat yang memberikan dukungan kepada pihak hotel dari awal berdiri hingga saat ini. “Tentunya program ini akan jadi program rutin menjelang Hari Raya Idul Adha.”

MERCURE Serpong Alam Sutera bekerja sama dengan beberapa tokoh seniman menggelar pameran lukisan dan patung bercita rasa seni luar biasa Color of Art di Mercure Serpong Alam Sutera, Tangerang. Acara yang resmi dibuka pada Kamis (1/9) oleh General Manager Mercure Serpong Alam Sutera Cyril Mas itu antara lain menampilkan karya seniman terbaik. Di antaranya, Neneng Sia Ferrier, seniman yang banyak berprestasi seperti meraih medali emas di London pada 2012. Keseluruhan lukisan dipamerkan di lobi Pre-function Mercure Serpong Alam Sutera dan akan berlangsung selama enam bulan, dengan setiap bulannya akan ada pergantian karya lukisan. Penyelenggara pameran tidak mengenakan biaya apa pun untuk para tamu yang ingin datang.

HOTEL Dafam Teraskita Jakarta sebagai salah satu unit Dafam Hotel Management (DHM) turut berpartisipasi pada kegiatan Parade Simpatik bertema Pelayanan autentik di Jakarta, Minggu (4/9). Acara untuk menyambut Hari Pelanggan Nasional itu juga diikuti Grop DHM lain seperti Jakarta dan Jawa Barat dengan rute start dari Gedung Arthaloka menuju Sarinah dan kembali lagi di Gedung Arthaloka dengan jarak 5 km. Hotel Dafam Teraskita Jakarta juga membagikan suvenir boneka maskot Greeny kepada tamu dan mengajak masyarakat melestarikan lingkungan. “Acara ini bentuk apresiasi kami kepada pelanggan, terutama kami sebagai perusahaan jasa sudah seharusnya memberi pelayanan terbaik pada tamu,” ungkap GM Hotel Dafam Teraskita Jakarta Jaka Priatna.


MINGGU, 18 SEPTEMBER 2016

METRO TV

23

79646 *644,9*0(3 +,7(9;4,5;


MINGGU, 18 SEPTEMBER 2016

SELEBRITAS

HALAMAN 24

SUSI PUDJIASTUTI

RIO FEBRIAN

Terima Penghargaan WWF WWF menganugerahkan Leaders for a Living Planet Award kepada Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Susi Pudjiastuti, 51. Leaders for a Living Planet Award diberikan kepada individuindividu di dunia yang berkontribusi secara signifikan terhadap pelestarian alam dan pembangunan berkelanjutan. Penghargaan itu diserahkan pada Jumat (16/9) di Washington DC oleh Presiden WWF Internasional, Yolanda Kakabadse, bersamaan dengan berlangsungnya Our Ocean Conference yang diselenggarakan Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat. “Ibu Susi Pudjiastuti telah menunjukkan ketegasan dan konsistensi dalam memberantas praktik perikanan yang tidak sah, tidak dilaporkan, dan tidak diatur untuk menjaga sumber daya laut di Indonesia,” ujar Direktur Program Coral Triangle dari WWF-Indonesia Wawan Ridwan. Penerima Leaders for a Living Planet Award merupakan sosok yang menginspirasi kepemimpinan dan tanggung jawab pribadi bagi konservasi alam. (RO/H-5)

Terpikat Keindahan Indonesia Timur Menurutnya, penampilannya kali ini merupakan kesempatan untuk mengapresiasi keindahan. RICHALDO Y HARIANDJA

P

ENYANYI berdarah Manado, Rio Febrian Samandan, 35, terpikat dengan keindahan khas Indonesia timur. Dengan pengalamannya, ia menunjukkan rasa cinta itu melalui musik yang dipertontonkan pada khalayak ramai di Galeri Indonesia Kaya dengan tajuk Indonesia Timur di Mataku, kemarin. Menurutnya, penampilan kali ini merupakan kesempatan untuk mengapresiasi keindahan. “Ini kesempatan saya untuk mengapresiasi keindahan budaya Indonesia timur melalui musik. Kiranya dengan pertunjukan ini dapat menginspirasi para penikmat seni yang hadir sehingga dapat semakin mencintai budaya khas yang dimiliki oleh Indonesia yang sangat kaya ini,” ujar dia. Dalam pertunjukan itu, ayah dua anak, Jamaica Fosteriano Febrian dan Kalampati Sinarra Febrian, itu menghibur penikmat seni yang hadir dengan membawakan total 10 lagu yang meliputi lagu daerah khas Indonesia timur dan lagu lainnya yang dipopulerkannya berjudul Sendiri. Selama pertunjukan dengan durasi 60 menit, penyuka seni diajak menikmati keindahan lagu daerah, seperti Sajojo, Sio Mama, Rame-Rame, dan O Ina Ni Keke. “Ini menjadi tantangan untuk membawa lagu-lagu tersebut dengan cara saya tanpa mengubah warna asli dari lagu itu,” imbuh Rio. Menurutnya, tiap daerah di Indonesia memiliki ciri khas masing-masing dalam bermusik. Bahkan, daerah yang berdekatan seperti Maluku dan Papua saja memiliki warna musik yang berbeda. Meskipun demikian, dirinya merasa ciut hati untuk membawakan lagu dari daerah Aceh. “Itu susah karena ada cengkoknya, saya sering lihat Tompi bernyanyi lagu Aceh. Menurut saya, itu cuma dia yang bisa,” tambah dia. Dia juga tidak melakukan improvisasi

terlalu banyak. “Nah, kalau lagu Aceh yang bercengkok begitu, mendingan Tompi saja daripada nanti hancur kalau saya yang nyanyi,” kelakarnya. Penikmat seni juga turut bersenandung ketika suami Sabria Kono itu membawakan lagu-lagu hit miliknya, seperti Nada Kasih, Tiada Kata Berpisah, Matahari, Bukan untukku, dan Aku Bertahan. Menutup penampilan memukaunya hari ini, Rio Febrian membawakan Indonesia Pusaka yang diikuti oleh penikmat seni. Rio secara khusus menilai Indonesia timur masih jauh dari eksplorasi kebudayaan. Itu sebabnya dirinya pada sore itu secara khusus mengangkat tema Indonesia timur dalam pergelarannya. Menurutnya, kekayaan alam Indonesia timur yang indah juga dapat diangkat menjadi satu produk musik. Luar Jakarta Dia tidak ingin selamanya ingin tinggal di Ibu Kota. Pria yang mengawali karier bermusiknya lewat kompetisi-kompetisi tingkat pelajar tersebut menyatakan memiliki rencana untuk pindah ke luar Jakarta dalam waktu dekat. Kota yang dipilihnya sebagai domisili ialah Yogyakarta. Hal itu disebabkan Rio memiliki sebuah usaha penginapan. “Selain Yogyakarta, target lainnya ialah Bali dan Malang, tetapi baru kesampaian di Yogyakarta,” ucap Rio. (H-5)

richaldo @mediaindonesia.com

MI/SUMARYANTO

BRITNEY SPEARS

Pertimbangkan Pensiun AKTRIS, penari, dan penyanyi Britney Jean Spears, 34, mempertimbangkan pensiun dari dunia musik untuk menjadi seorang guru. “Kadang-kadang saya bertanya pada diri sendiri, apa yang sedang saya lakukan? Saya bisa saja jadi guru. Namun, saya lihat orang lain melakukan ini juga dan saya mengatakan, well, kau tahu, ini mungkin hal yang sudah mereka tahu sejak lama. Jadi, ini sepertinya masuk akal,” kata Britney pada NME pada Jumat. Sementara itu, terkait dengan cerita di balik album barunya, Glory, Spears mengatakan, “Sejujurnya ini proyek pertama yang saya benar-benar ikut terlibat. Saya sangat spesifik tentang orang yang saya ajak bekerja. Saya sedang belajar untuk mengatakan tidak.” Dia juga mengaku melakukan ini untuk membuat orang lain bahagia. “Saya memastikan album ini segala hal yang saya inginkan. Saya sangat egois di sini,” tambahnya. Glory menduduki peringkat ke-2 di Inggris, menyamai puncak empat album dia sebelumnya. (Ant/H-5) AP

MEL GIBSON

Nantikan Lahirnya Anak Ke-9 AKTOR Amerika, Mel Colmcille Gerard Gibson, 60, dan kekasihnya, Rosalind Ross, 26, sedang menantikan kelahiran anak pertama mereka sekaligus bayi ke-9 bagi aktor The Passion of the Christ itu. Mel, yang telah memiliki delapan anak, merasa bahagia karena akan mendapat anggota keluarga baru awal tahun depan. “Mel dan Rose sangat senang dengan kabar gembira ini,” kata seorang teman dekat mereka pada People seperti dilansir Ace Showbiz, Jumat (16/9). Dalam keterangan itu Mel senang menjadi ayah dan Ross tak sabar jadi orangtua. Dua tahun terakhir merupakan masa paling membahagikan bagi mereka. Aktor Apocalypto itu memiliki tujuh anak bersama mantan istrinya, Robyn Moore, dan seorang putri dengan mantan pacar Oksana Grigorieva. Mereka telah berkencan selama dua tahun. (*/H-5)

Rio Febrian menjadi runner up pada ajang Bahana Suara Pelajar (1992) dan Bintang Radio dan Televisi Tingkat Nasional (1997). Dia menjadi pemenang dalam ajang Asia Bagus Grand Championship (1999). MI/ADAM DWI

AFP

ONLINE HARI INI Volkswagen Setop Penjualan Mobil Diesel di Amerika

AP

VOLKSWAGEN AG berencana menghentikan penjualan kendaraan diesel di Amerika meski mereka diizinkan untuk membangun kembali mobil yang terkena skandal emisi. Hal itu mereka lakukan karena faktor kepercayaan konsumen di negara tersebut merosot tajam. Larangan mobil Jerman dijual di Ame-

rika sudah terjadi sejak akhir 2015. Ini terjadi setelah Volkswagen mengakui adanya penggunaan perangkat kecurangan untuk menghindari standar emisi diesel di Amerika. Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Volkswagen, Jeannine Ginivan, mengatakan bakal terus mengevaluasi mobil bermesin diesel untuk pasar Amerika. Namun, perusahaan belum mengungkapkan keputusan tentang kelanjutan penjualan produk mereka. The Wall Street Journal mengutip pernyataan kepala operasi VW Amerika Utara, Hinrich Woebcken, yang mengatakan VW memutuskan mengakhiri semua penjualan mobil diesel di Amerika. (Uda/H-5)

Ratu Hemas Yakin Kopi Flores Punya Daya Saing GUSTI Kanjeng Ratu Hemas mengaku selalu mengonsumsi kopi setiap hari. Permaisuri Yog yakarta itu bahkan meminumnya lebih dari satu cangkir dalam sehari. “Saya memang tak bisa lepas dari kopi. Sehari empat cangkir, pagi dan malam,” katanya saat ditemui dalam acara Festival Kopi Flores di Bentang Budaya Jakarta. Istri Sri Sultan Hamengku Buwono X itu mengaku senang meminum kopi yang me-

miliki cita rasa kuat dan sepat. Saat berbicara soal perkembangan kopi flores, Ratu Hemas yakin kopi yang terkenal dengan cita rasa manis itu dapat bersaing ketat dengan jeTHINKSTOCK nis kopi lain karena memiliki kualitas yang unik. “Saya yakin daya saing kopi ini tinggi. Oleh karena itu, harus ada peningkatan kualitas kopi ini supaya daya saing bisa semakin tinggi, dalam hal penanaman hingga proses,” tutupnya. (Elg/H-5)

BACAAN FAVORIT PENGALAMAN BURUK DI MEDIA SOSIAL SEBABKAN DEPRESI MEREKA yang serius berinteraksi di media sosial hendaknya tidak menganggap itu sebagai sesuatu yang terlalu berdampak karena kegiatan itu hanya pengalaman virtual. (Rona)

SUZUKI MULAI JUAL IGNIS DI EROPA TAHUN DEPAN SUZUKI Indonesia belum memberikan kepastian kapan akan resmi dijual. Mobil Ignis justru akan dijual untuk pasar Eropa pada awal tahun depan saat Paris Motor Show 2016. (Teknologi)

BEKRAF ADU KREATIVITAS 33 START-UP BADAN Ekonomi Kreatif (Bekraf) kembali menggelar Start-up Pitch Day untuk kelima kalinya. Agenda itu merupakan kegiatan mentoring dan pemaparan kreativitas milik para start-up. (Ekonomi)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.