Harian Umum Media Indonesia
ENERGI PERADABAN
@mediaindonesia
WONG AGUNG Hikmah kisah itu ialah jabatan tinggi serta kekuasaan besar yang dimiliki semata-mata diabdikan untuk menciptakan keadilan.
Pemasangan Iklan & Customer Service: 021 5821303 No Bebas Pulsa: 08001990990 e-mail: cs@mediaindonesia.com Rp4.000/eks (di luar P.Jawa + ongkos kirim) Rp89.000/bulan (di luar P.Jawa + ongkos kirim)
SABTU, 24 SEPTEMBER 2016 / NO. 12897 / TAHUN KE-47
PIGURA
GAYA URBAN
SETELAH MARATON TERLEWATI Tingginya prestise triatlon membuat olahraga ini juga disebut sebagai the new golf.
w w w . m e d i a i n d o n e s i a . c o m
HLM 2 Administrasi Longgar Pengusaha Lega
HLM 8 Demonstran Abaikan Jam Malam
Semua Calon Komit Hindari Isu SARA
24 HALAMAN
HLM 12 Hari Penghakiman bagi Rooney
Mencegah Polarisasi Menepis Isu SARA PERGULATAN partai-partai pengusung calon nonpetahana dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 berujung dengan pendaftaran dua pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur oleh dua poros partai pengusung. Poros Cikeas yang mengusung Agus Harimurti YudhoyonoSylviana Murni dan poros Kertanegara yang mengusung Anies Baswedan-Sandiaga Uno secara resmi telah mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi DKI Jakarta pada hari terakhir pendaftaran, kemarin. Dengan demikian, ditambah pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat yang telah mendaftar pada hari pertama pendaftaran, kontestan pada pilkada DKI yang bakal digelar Februari mendatang berjumlah tiga pasangan cagub dan cawagub. Kontestan yang berjumlah tiga pasang itu tentu saja membawa konsekuensi tersendiri. Konsekuensi utama tentu saja ialah potensi pilkada DKI Jakarta akan berlangsung dua putaran menjadi lebih besar. Jika itu yang terjadi, konsekuensi lain akan menyusul. Pertama, pelaksanaan pilkada akan berlangsung dua bulan lebih lama. Kedua, biaya pelaksanaan pilkada dua putaran akan jauh lebih besar. Namun, baik satu ataupun dua putaran, kesemuanya sah dan dijamin undang-undang. Karena itu, kita tanpa terkecuali mendukung seluruh proses untuk memilih pemimpin DKI 2017-2022 itu agar berjalan sukses, lancar, jujur, adil, dan demokratis. Di lain sisi, kita juga melihat sisi positif dari pilkada dengan lebih dari dua pasangan ini. Meskipun berpotensi lebih memakan waktu dan biaya, kita melihat pilkada dengan tiga pasangan Silakan tanggapi cagub-cawagub baik bagi Editorial ini melalui: Jakarta. www. mediaindonesia.com Baik karena potensi terwww.metrotvnews.com jadinya polarisasi yang cenderung memanaskan iklim politik akibat persaingan langsung dari dua poros kekuatan akan jauh lebih berkurang. Kita tentu masih ingat polarisasi yang terjadi pada Pilpres 2014 akibat cuma ada dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden. Kita juga mencatat kekhawatiran akan adanya penggunaan isu SARA untuk menyerang calon petahana Ahok-Djarot sejak jauh hari sudah berkembang. Melalui kontestasi dengan tiga pasangan cagub-cawagub tersebut, kita berharap polarisasi yang menjurus kepada persaingan tidak sehat semacam itu dapat diminimalkan, jika tidak bisa dihilangkan sama sekali. Pilkada dengan lebih dari dua pasangan juga memberi opsi lebih banyak kepada pemilih untuk memilih. Dengan tiga kontestan, pemilih mempunyai alternatif perbandingan lebih objektif dalam mencari kandidat yang benar-benar terbaik untuk diberi amanah memimpin Ibu Kota. Hal yang sama juga berlaku bagi kontestan. Mereka ditantang untuk mempresentasikan kemampuan terbaik dalam meyakinkan pemilih terkait dengan visi, misi, gagasan, dan program yang akan dan sudah mereka jalankan demi membuat kehidupan Ibu Kota lebih baik dan lebih sejahtera. Karena itu, kita mendorong tiga pasangan tersebut beserta seluruh tim sukses dan pendukung mereka untuk menjaga komitmen bagi berlangsungnya kompetisi yang jujur, sehat, dan produktif. Kita ingin Pilkada DKI 2017 menjadi kesempatan bagi seluruh kontestan dan warga Jakarta untuk semakin memperkukuh demokrasi kita. Apalagi, Jakarta merupakan barometer Indonesia. Untuk itu, persaingan sehat melalui adu gagasan dan program menjadi satu-satunya pilihan.
Kita ingin Pilkada DKI 2017 menjadi kesempatan bagi seluruh kontestan dan warga Jakarta untuk semakin memperkukuh demokrasi kita.
Warga berharap rivalitas di pilkada DKI Jakarta bersih dari masalah primordialisme agar menghasilkan pemimpin yang berkualitas. IERANDHI
HUTOMO SAPUTRA
P
EMILIHAN Umum Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017 dipastikan diikuti tiga pasangan calon. Agar pilkada berkualitas, mereka berkomitmen menghindari isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) sebagai senjata untuk menjatuhkan lawan. Setelah pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok-Djarot Saiful Hidayat mendaftar ke KPUD DKI pada hari pertama pendaf taran, Rabu (21/9), dua pasangan lain mendaftarkan diri pada hari terakhir, tadi malam. Mereka ialah Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni yang diusung Partai Demokrat, PPP, PKB, dan PAN, serta Anies Baswedan-Sandiaga Uno yang
diusung Gerindra dan PKS. Isu SARA belakangan bertebaran di media sosial, bahkan sejumlah elite politik ikut memanaskan suasana dengan isu tersebut. Cawagub incumbent, Djarot, pun berharap semua kandidat dan tim sukses tak menyerang secara pribadi, apalagi mencuatkan masalah SARA. Pihaknya juga berjanji akan bersaing secara sehat. “Mudah-mudahan kami bisa betul-betul di dalam demokrasi ini bersaing dari sisi program, gagasan, elektabilitas, dan komitmen untuk kesejahteraan warga Jakarta,” ujarnya di Jakarta, kemarin. Bak gayung bersambut, kedua pesaing juga komit untuk menjauhi isu SARA. Anies, misalnya, menegaskan bahwa bukan zamannya lagi menggunakan SARA untuk memenangi
kompetisi. “Indonesia itu ialah negeri majemuk. Jadi, itu sudah selesai. Kita ingin bicaranya tentang kompetensi, gagasan, karya, dan rencana, bukan bicara latar belakang,” tegas Anies seusai mendaftar ke KPU DKI, tadi malam. ‘’Kami ingin menciptakan demokrasi yang sejuk dan jauh dari isu SARA yang mampu memecah belah bangsa. Demokrasi yang penuh silaturahim, demokrasi yang memajukan bangsa,” timpal Sandiaga. Wakil Ketua Dewan Syuro PKS Hidayat Nur Wahid turut menolak isu SARA. Namun, ia juga mengingatkan pihak lain tidak melakukan provokasi. Setali tiga uang, Sekjen PAN Eddy Soeparno menyampaiKirimkan tanggapan Anda atas berita ini melalui e-mail: interupsi@mediaindonesia.com Facebook: Harian Umum Media Indonesia Twitter: @mediaindonesia Tanggapan Anda bisa diakses di www.mediaindonesia.com
kan komitmen bahwa kubu Agus-Sylviana menolak tegas isu SARA yang digunakan dalam pertarungan menuju DKI-1 dan DKI-2. “SARA dalam bentuk dan rupa apa pun akan kita tolak. Pesta demokrasi di DKI harus didasarkan pada pertarungan gagasan, konsep, dan ide untuk membuat Jakarta semakin maju, aman, tertib dan prorakyat,’’ serunya.
Agar berkualitas Sejumlah warga DKI pun berharap pilkada DKI bersih dari isu sektarian sehingga pemimpin yang dihasilkan betul-betul berkualitas untuk membuat Ibu Kota lebih baik. ‘’Kalau dari awal sudah menjelek-jelekkan orang lain pakai isu SARA, bisa dibayangkan bagaimana mereka memimpin Jakarta jika terpilih nantinya,’’ tutur Putri, 28, karyawan swasta di Jakarta Pusat. Menurut Gloria Fransisca, 24, warga Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, sebenarnya warga DKI sudah lebih terbuka
dengan pluralisme. Yang jadi soal, isu SARA justru dipakai oleh para politikus untuk saling menjatuhkan. Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari mengatakan isu SARA tetap akan dimanfaatkan sebagai senjata untuk ‘menyerang’ lawan dalam pilkada DKI. Biasanya itu dilancarkan lewat media sosial. Namun, ia yakin cara-cara kotor itu bisa ditekan setelah pihak kepolisian berkomitmen untuk memantau ketat media sosial dan menindak pelanggarnya. Direktur Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) Djayadi Hanan juga mengatakan isu SARA akan tetap ada, tinggal bagaimana cara meredamnya. Ia mengapresiasi para kandidat yang sudah komit untuk menghindari isu itu dalam persaingan. “Nah, tinggal bagaimana nanti implementasinya di lapangan.” (Nur/Kim/Arv/X-8)
erandhi@mediaindonesia.com
Mentok karena sang Putra Mahkota
M
ATANYA berkacakaca saat berpidato politik di Kantor DPP Demokrat, Jalan Proklamasi No 41, Jakarta Pusat, tadi malam. Mayor (Inf) Agus Harimurti Yudhoyono mengaku berat meninggalkan TNI. “Dengan hati berat selama lebih dari 15 tahun saya berdinas di dunia keprajuritan, di jajaran TNI yang saya cintai dan saya banggakan,” ungkap Agus seusai mendaftar sebagai calon Gubernur DKI bersama Sylviana Murni sebagai calon Wakil Gubernur DKI 2017-2022. Namun, Agus tak bisa terus meratapi keputusannya. “Saya siap untuk melakukan pengabdian di dunia politik dan
pemerintahan,” tandas suami Annisa Pohan yang mengenakan busana khas Betawi itu. Pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni diusung Koalisi Cikeas yang terdiri atas empat partai, yaitu Demokrat, PPP, PKB, dan PAN. Koalisi Cikeas sebelumnya tergabung dalam Koalisi Kekeluargaan bersama dua partai lain, Gerindra dan PKS. Belakangan kedua partai itu disebut Koalisi Kertanegara karena bermarkas di kediaman Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara No 4, Kebayoran, Jakarta Selatan. Meski lebih dulu mendeklarasikan pasangan Sandiaga Uno dan Mardani Ali
ANTARA
MI/SUSANTO
Hinca Pandjaitan
Hidayat Nur Wahid
Sekjen Demokrat
Wakil Ketua Dewan Syuro PKS
Sera, Gerindra dan PKS mau banting setir bernegosiasi dengan Koalisi Cikeas untuk memunculkan satu pasang calon. Gayung tak bersambut. Negosiasi kedua poros itu deadlock (mentok). “Karena
SBY menjadikan putranya sebagai cagub dan itu keputusan yang tidak bisa didiskusikan,” ujar Wakil Ketua Dewan Syuro PKS Hidayat Nur Wahid di Jakarta, kemarin. Jelas Gerindra menolak karena partai itu memiliki
jumlah kursi lebih besar ketimbang Demokrat yang berjumlah 10 kursi di DPRD DKI. “Gerindra dengan 15 kursi wajar kalau mempunyai cagub. Beberapa kali Prabowo minta waktu untuk ketemu SBY, tapi justru di hari-hari terakhir tidak bisa bertemu,” tukasnya. Hal itu diamini Ketua DPP Gerindra Ahmad Riza Patria. Akan tetapi bagi Demokrat, SBY bukannya keukeuh ingin mengegolkan putra mahkota. “Di sana sudah punya calon, di sini sudah punya calon. Baiklah kau bikin jalanmu, kubikin jalanku sendiri,” cetus Sekjen Demokrat Hinca Pandjaitan. (Erandhi Hutomo Saputra/X-4)
Oksitosin dan Spiritual HORMON oksitosin kini tidak lagi hanya dikenal sebagai ‘hormon cinta’ karena bermanfaat memberikan gairah dalam hubungan suamiistri, tetapi juga berperan dalam meningkatkan keyakinan spiritual seseorang, terutama pada pria. Demikian dikatakan Patty van Cappellen, associate director dari InDUTA terdisciplinary and Behavioral Research Center, Duke University, AS, dalam laporan hasil penelitiannya yang diterbitkan dalam jurnal Social Cognitive and Affective Neuroscience. Menurutnya, saat menerima oksitosin, pria mengalami aspek spiritualitas yang baik jika dibandingkan dengan mereka yang tidak menerimanya. Selain itu, mereka juga mengalami emosi yang lebih positif, mampu bersyukur, memiliki harapan, inspirasi, cinta, dan ketenangan. “Oksitosin tampaknya menjadi bagian dari cara tubuh kita mendukung keyakinan spiritual,” kata Patty. (MNT/Ths/X-9)