24
ENERGI PERADABAN
Pemasangan Iklan & Customer Service: 021 5821303 No Bebas Pulsa: 08001990990 e-mail: cs@mediaindonesia.com
Halaman
Minggu @mediaindonesia
Rp4.000/eks (di luar P.Jawa + ongkos kirim) Rp89.000/bulan (di luar P.Jawa + ongkos kirim)
Harian Umum Media Indonesia
MINGGU, 25 SEPTEMBER 2016 / NO. 12898 / TAHUN KE-47
HLM 2 Benahi Daerah Aliran Sungai di Garut
Bantu Korban Bencana dengan Zakat
w w w . m e d i a i n d o n e s i a . c o m
HLM 5 Juara Dunia Rajai Pencak Silat
HLM 15 Mewah nan Meriah di Surakarta
Lawan tapi Berkawan
P
EKAN ini berita duka datang dari Garut, Jawa Barat. Banjir bandang menerjang lima kecamatan di kabupaten itu hingga menelan puluhan korban jiwa. Bencana akibat meluapnya Sungai Cimanuk itu merusak sejumlah fasilitas umum. Bencana pada Selasa (20/9) itu mengundang simpati dari banyak pihak, termasuk lembaga amil zakat (LAZ), baik dari pemerintah melalui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) maupun swasta seperti Dompet Dhuafa (DD). Para relawan LAZ bahkan telah hadir sedari awal. Tim Baznas Tanggap Bencana (BTB) sejak Rabu (21/9) telah hadir di lokasi membantu para korban. Begitu pula dengan tim Disaster Management Center (DMC) DD. “Kami tiba 4 jam setelah kejadian, relawan kami yang berada di Bandung, Dompet Dhuafa Bandung,” terang Manajer Respons DMC DD Fadillah Rachman. Tim DMC Dompet Dhuafa mendirikan dapur umum untuk menyediakan makanan bagi korban dan relawan. Selain itu, ada pos layanan kesehatan. “Aktivitas yang sudah kami lakukan ialah dapur umum, aksi layanan sehat, dan resik-resik sekolah,” tambah Fadhil. Sementara itu, Tim Baznas Tanggap Bencana (BTB) mengevakuasi korban menggunakan ambulans, mendirikan posko, dapur umum, dan aksi bersih desa. Tidak hanya itu, BTB juga memberikan bantuan jangka panjang. “Baznas telah menyiapkan bantuan yang diperlukan untuk meringankan para korban banjir bandang di Garut ini hingga setidaknya 14 hari ke depan dan akan dievaluasi perkembangan situasinya setiap 3-4 hari,” ungkap Direktur BTB Ahmad Fikri. Semua bantuan yang diberikan DMC DD dan BTB berasal dari dana zakat. Sebenarnya, bagaimanakah zakat ketika digunakan untuk membantu korban bencana? Apakah hal itu diperbolehkan dalam hukum Islam (fikih)? MUI mengungkapkan dana zakat boleh digunakan sebagai santunan kepada para korban bencana, sebab mereka termasuk dalam orang yang berhak menerima (mustahik) zakat. Setidaknya dalam korban bencana terdapat tiga golongan (asnaf), yakni fakir, miskin, dan penangung utang (gharim). “Kalau untuk santunan, orangnya. Itu kan masuk dari asnaf yang memang diperuntukkan itu. Ada fuqora (orang fakir), ada masakin (orang miskin), ada gharimin (penanggung utang), itu kan masuk semua untuk santunannya,” terang Wasekjen MUI bidang Fatwa Sholahudin Al Aiyub. (Zuq/M-4)
Jeda Hlm 6
Swafoto Tingkatkan Perasaan Bahagia STUDI teranyar dari University of California, AS, menemukan berfoto selfie atau swafoto dan membagikannya kepada teman-teman EBET memiliki dampak positif terhadap kondisi psikologis atau bisa membuat Anda lebih gembira dan percaya diri. Dalam studi, ilmuwan meneliti 41 mahasiswa, 28 perempuan dan 13 laki-laki. Pada akhir studi, peneliti mengumpulkan dokumentasi 2.000 lebih suasana hati (mood) dari semua partisipan. Mereka menemukan mood positif meningkat di tiap-tiap kelompok, tetapi kelompok selfie dilaporkan menjadi lebih percaya diri dan nyaman dengan diri mereka sendiri dari waktu ke waktu. Namun, studi ini disebut relatif kecil dari segi partisipan. (National Geographic/Hym/X-6)
DOK ANIES BASWEDAN
MENYATU DALAM SWAFOTO: Tiga pasangan bakal calon Gubernur dan bakal calon Wakil Gubernur DKI Jakarta (dari kiri) Anies Baswedan, Basuki Tjahaja Purnama, Sandiaga Uno, Sylviana Murni, Djarot Saiful Hidayat, dan Agus Yudhoyono berswafoto sebelum mengikuti proses pemeriksaan kesehatan, di Rumah Sakit TNI-AL Mintohardjo, Jakarta, kemarin.
Para kandidat harus memastikan tim kampanye tidak menyinggung atau memecah belah masyarakat. YANURISA ANANTA
D
INGINNYA ruang tunggu tempat pemeriksaan kesehatan para bakal calon Gubernur dan bakal calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, kemarin, dibuat hangat oleh kehadiran para kandidat yang akan bersaing pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017. Derai tawa tak putus-putus terdengar di ruang tes kesehatan Rumah Sakit TNI-AL Dr Mintohardjo, Jakarta Pusat, kemarin. Bukannya tegang bertemu rival, para bakal calon Gubernur dan bakal calon Wakil Gubernur DKI Jakarta malah saling mengeluarkan guyonan.
“Kenapa mesti jadi lawan? Itu teman semua, kok. Kamu kira tan ding bola?” celetuk Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, salah satu kandidat petahana dalam kontestasi DKI-1 kali ini, kepada wartawan. Mereka bersenda gurau di ruang tunggu pemeriksaan sebelum tes kesehatan, yang meliputi pemeriksaan penyakit dalam, jantung, paru-paru, urologi, ortopedis, mata, gigi, dan radiologi, dijalani. Para bakal calon, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, dan Anies BaswedanSandiaga Salahuddin Uno, malah menyempatkan diri untuk berswafoto (selfie). “Kita malah selfie. Pak Anies tweet, Pak Sandiaga juga tweet. Bikin video biar ditayangkan di media sosial,” kata Ahok. Dalam foto yang langsung disebar ke media sosial itu, terlihat Anies yang menginisiasi swafoto tersebut dan yang lain langsung mengerubunginya. “Seru banget. Kita kompak, kita happy-happy.
Kirimkan tanggapan Anda atas berita ini melalui e-mail: interupsi@mediaindonesia.com Facebook: Harian Umum Media Indonesia Twitter: @mediaindonesia Tanggapan Anda bisa diakses di mediaindonesia.com
Tadi selfie juga berenam. Kayaknya sama-sama pada suka selfie, deh. Ha ha ha...,” ujar Agus Yudhoyono seusai menjalani tes kesehatan. Tak mau berhenti di situ, Sandiaga pun langsung mengeluarkan telepon selulernya. Ia langsung membuat video berdurasi pendek guna mengabadikan para calon kepala daerah itu bersama dokterdokter yang akan memeriksa mereka. “Ini adalah grup kesehatan,” kata Sandiaga memulai rekamannya. Derai tawa pun langsung menguar. “Ini grup Gubernur dan Wakil Gubernur DKI,” teriak Ahok. “Siap-siap nanti ada grup WA-nya. Ha ha ha...,” celetuk Sylviana. Para kandidat seakan lupa akan
waktu. Candaan mereka baru terhenti saat dokter mengingatkan bahwa mereka harus menjalani tahapan pemeriksaan kesehatan.
Bukan simbolisasi Dalam menanggapi aksi swafoto para kandidat, pengamat politik Yunarto Wijaya mengingatkan tugas ketiganya tidak hanya sampai simbolisasi damai tersebut. “Akan tetapi, juga memastikan tim kampanye mereka tidak ada yang menyinggung atau memecah belah,” kata dia saat dihubungi, tadi malam. Anggota Tim Pemenangan AhokDjarot, Taufik Basari, mengatakan para bakal calon seharusnya mem-
berikan pendidikan politik kepada masyarakat ketimbang mencari keuntungan bagi partai politik. “Jangan ketika bicara pilkada hitung-hitungannya untuk partai dan bukan masyarakat,” kata Taufik yang juga Ketua DPP Partai NasDem dalam diskusi Perang Bintang di Langit Jakarta, di Cikini, Jakarta Pusat, kemarin. Di tempat yang sama, Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari berpesan kepada para kandidat agar lebih mengutamakan aspirasi masyarakat. “Bagaimana membuat tata Kota Jakarta setara dengan kota-kota besar dunia,” ujarnya. (Gol/J-1)
yanurisa@mediaindonesia.com
Sikap Pemilih Ahok-Djarot Solid PASANGAN bakal calon Gubernur dan bakal calon Wakil Gubernur DKI periode 2017-2022 Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat masih mengungguli pasangan Anies Rasyid BaswedanSandiaga Salahuddin Uno dan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni dengan selisih cukup lebar. “Hasil panel survei menunjukkan bahwa pasangan Ahok-Djarot masih terlalu kuat di atas dua pasangan lain,” kata peneliti Media Research Center (MRC) Agung Prihatna di Jakarta, kemarin. Jika pencoblosan untuk memilih Gubernur DKI Jakarta dilaksanakan kemarin, kata dia, tingkat elektabilitas Ahok-Djarot tertinggi (lihat grafik). Selain itu, dari segi kekuatan pemilih atau mereka yang tidak akan mengalihkan pilihan
ke bakal calon lain, Ahok-Djarot mendapat skor 71,6%. Sementara itu, pasangan Anies-Sandiaga dan Agus-Sylviana masing-masing mendapatkan 59,5% dan 53,5%. “Tingkat kemantapan pemilih Ahok ini tinggi sekali sampai 75%. Mereka ialah orang yang sudah memantapkan pilihan, sulit tergoda untuk pindah ke calon lain, apa pun dramanya,” jelas Agung. Tren yang tinggi itu, lanjutnya, disebabkan 30%-40% masyarakat Jakarta merasakan kemajuan di bawah pemerintahan Ahok. Jadi mereka tidak ingin berspekulasi untuk memilih calon yang lain yang belum tentu bisa sehebat petahana. Sementara itu, anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Hayono Isman memberikan dukungan kepada Ahok-Djarot untuk kembali
memimpin Ibu Kota. “Yang siap hanya Ahok-Djarot. Yang lainnya dadakan, tidak dipersiapkan dengan baik. Bukan cara yang profesional dalam suatu sistem pengaderan melalui partai di setiap tingkatan,” kata Hayono dalam jumpa pers di Jakarta, kemarin. Anggota tim sukses pasangan calon Agus Harimurti YudhoyonoSylviana Murni, Didi Irawadi Syamsuddin, mengatakan Jakarta membutuhkan figur yang tegas, manusiawi, santun dalam bertutur, dan mampu merangkul semua pihak. “Jakarta sebagai Ibu Kota yang bersahabat, tetapi belakangan ini kok timbul konflik,” ujarnya dalam diskusi Perang Bintang di Langit Jakarta, di Cikini, Jakarta Pusat, kemarin. (Hym/Nur/Gol/X-4)
POLITIK
MINGGU, 25 SEPTEMBER 2016
3
DPD Jangan Halang-halangi Penegakan Hukum
MI/M IRFAN
MENDUKUNG AHOK: Politikus Partai Demokrat Hayono Isman (baju batik) berfoto bersama Relawan Muda Mudi Ahok setelah menggelar jumpa pers untuk menyampaikan dukungannya kepada pasangan calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan calon Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat, di Posko Relawan Muda Mudi Ahok, di Jakarta, kemarin. Hayono mendukung pasangan Ahok-Djarot berdasarkan penilaian atas kinerja mereka yang membawa perubahan Jakarta menjadi lebih baik.
Saatnya Sosialisasi ke Warga Ahok-Djarot, Anies-Sandiaga, dan AgusSylviana diperbolehkan menyampaikan visi-misi mereka di hadapan publik. YANURISA ANANTA
K
OMISI Pemilihan Umum Daerah (KPUD) DKI Jakarta mempersilakan tiga bakal pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta memperkenalkan diri kepada masyarakat. Masa perkenalan itu akan berlangsung selama sebulan sejak hari terakhir pendaftaran, Jumat (23/9), hingga tanggal penetapan pasangan calon pada 24 Oktober 2016. “Diperbolehkan melakukan sesuatu yang bernuansa kampanye karena belum ada ketentuan kampanye dan lokasi kampanye,” kata Ketua KPUD Jakarta Sumarno kepada Media Indonesia, kemarin. Ia mengatakan bakal pasangan calon diperbolehkan menyampaikan visi-misi mereka di hadapan publik, ter-
masuk menempel beragam stiker dan muncul di televisi. Mereka diperbolehkan mendirikan panggung dalam menyampaikan programprogram. “Kalau sudah ditetapkan sebagai pasangan calon, mereka akan terikat ketentuan kampanye, baik lokasi maupun waktu kampanye. Sekarang belum,” cetus Sumarno. Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI Mimah Susanti membenarkan bahwa selama pasangan bakal calon belum ditetapkan sebagai pasangan calon, mereka diperbolehkan memperkenalkan diri kepada masyarakat karena belum terikat aturan. “Sebelum ditetapkan sebagai pasangan calon oleh KPU, mereka boleh melakukan sosialisasi. Kalau sudah ditetapkan, mereka namanya kampanye,” terangnya.
Rentan manipulasi Lebih jauh Mimah mengatakan Bawaslu DKI Jakarta berharap seluruh pemilih di Ibu Kota sudah memiliki KTP elektronik (KTP-E) sehingga potensi pemalsuan surat keterangan sementara pengganti KTP dalam Pilkada 2017 dapat diminimalisasi.
Masa perkenalan akan berlangsung selama sebulan sejak hari terakhir pendaftaran, Jumat (23/9), hingga penetapan pasangan calon pada 24 Oktober 2016. Menurutnya, dari 8,2 juta pemilih di DKI terdapat 164.290 penduduk yang belum memiliki KTP-E. Hal tersebut, kata dia, dapat dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab untuk mempermainkan jumlah suara. “Kalau bisa, warga yang me-
miliki hak pilih sudah punya KTP-E. Kalaupun tidak, surat keterangan dari kelurahan harus mempunyai hologram supaya sulit dimanipulasi,” kata Mimah di Jakarta, kemarin. Ia juga menyoroti tidak adanya sistem dalam jaringan (online) yang merekam data seluruh pemilih, khususnya daftar pemilih tambahan (DPTb). Bawaslu DKI mengusulkan agar kotak suara antara DPT dan DPTb dibedakan untuk memudahkan verifikasi. “Kami mengusulkan itu, tetapi memang di Peraturan KPU (PKPU) belum ada aturan pemisahan surat suara,” lanjut Mimah. Ia juga mengingatkan petugas yang dikerahkan KPUD agar jeli dan tertib melakukan pencatatan dan pencoretan data di salah satu tempat. Hal ini untuk menghindari munculnya pemilih ganda. “Misalnya di RT 02/RW 03, Senayan, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Terdapat
DEWAN Perwakilan Daerah (DPD) seharusnya turut serta membantu penegakan supremasi hukum dengan membantu mempercepat proses hukum yang tengah dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas tersangka Irman Gusman. Hal itu diutarakan oleh pengamat politik dari Universitas Paramadina Toto Sugiarto saat menanggapi adanya kesan DPD yang menghambat proses penegakan hukum. Pascapenetapan Ketua DPD Irman Gusman sebagai tersangka oleh KPK atas kasus dugaan suap terkait pengurusan kuota gula impor, ada beberapa langka kontroversi yang dilakukan anggota DPD. Sejumlah anggota DPD memberikan jaminan penangguhan penahanan kepada Irman Gusman. DPD pun sepakat membentuk Tim 10 sebagai pencari fakta atas kasus Irman. “Saya sangat tidak setuju dengan langkah mereka meminta penangguhan kepada penegak hukum. Harus dilakukan cepat agar menjadi jelas,” kata Toto kepada Media Indonesia, kemarin. Terkait permintaan penangguhan tersebut, Toto menilai sejumlah anggota DPD terkesan membela teman satu korps. Hal itu seharusnya tidak dilakukan oleh anggota
DPD selaku pejabat negara. “Pejabat negara harus ikut dalam penegakan supremasi hukum. Mempercepat proses (kasus) Irman itu bagian dari penegakan supremasi hukum. Jangan malah membela teman,” tegasnya. Ia meminta DPD menyerahkan kasus Irman sepenuhnya kepada KPK. Menurutnya, DPD lebih baik mempercepat proses pergantian posisi Ketua DPD yang kini tengah kosong. “Banyak sekali agenda DPD akan terganggu kalau Ketua DPD belum digantikan,” ucapnya. Terkait masih adanya suara yang tidak bulat dalam menyikapi pemberhentian kasus Irman dari posisinya sebagai Ketua DPD, Toto berpendapat itu justru menunjukkan sejumlah anggota DPD tidak sensitif terhadap isu-isu pemberantasan korupsi. Sementara itu, Wakil Ketua DPD Farouk Muhammad menyampaikan bahwa proses pergantian posisi Irman sebagai Ketua DDP akan dilakukan setelah ada hasil sidang praperadilan. “Belum (diproses). Kita menunggu hasil praperadilannya. Baru DPD akan memprosesnya apakah akan digantikan posisinya sebagai Ketua DPD atau tidak,” jawabnya singkat. (Nur/P-5)
sejumlah rumah yang telah dibongkar dan tak lagi ditinggali. Mereka masih terdaftar di TPS setempat meski tak lagi berdomisili di kawasan tersebut,” ujarnya. Di tempat terpisah, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo tidak berkomentar mengenai potensi pemalsuan surat keterangan. Tjahjo lebih menyoroti perihal warga yang belum memiliki KTP-E. “Kalau belum punya KTP-E, yang penting dia merekam terlebih dahulu. Nanti, warga menerima surat keterangan yang dijadikan untuk menggunakan hak pilih,” ujarnya di Yogyakarta, kemarin. Sementara itu, Ketua Bawaslu Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Zul Terry melarang pejabat pemerintah masuk kawasan TPS karena dapat mengganggu pelaksanaan pilkada jujur, adil, dan bermartabat. (Nic/AT/ Ant/P-5)
yanurisa @mediaindonesia.com
LENSABISNIS
HUBUNGI KAMI BAGIAN IKLAN: 021 580 1480
37 Finalis Putri Pariwisata Kunjungi TSI
Best Practice Operational Excellence di OPEXCON16
HUT Ke-19 Sheraton Mustika Yogyakarta Resort & Spa
SEBANYAK 37 finalis Putri Pariwisata Indonesia (PPI) 2016 berwisata di objek wisata nasional Taman Safari Indonesia (TSI), Bogor, Jawa Barat, pada Minggu (18/9). Wisata diawali dengan menikmati Safari Journey, yakni finalis bersafari dan melihat berbagai satwa yang seperti habitat asli. Selanjutnya, mengelilingi area rekreasi sebanyak 26 wahana permainan serta beberapa exhibit satwa seperti Crocodile Park, Komodo Dragon Island, Penguin House, serta Primate Center & Reptile Tunnel. Beberapa finalis pun berinteraksi dengan gajah sumatra, burung macaw, dan ular. Hadir pula Presdir El Jhon Pageants Johnnie Sugiarto dan Direktur TSI Frans Manansang. Frans berharap kunjungan bisa mempromosikan objek wisata di dalam negeri dan luar negeri.
DEWAN Juri Operational Excellence and Award 2016 OPEXCON16 menetapkan pemenang project competition berdasarkan penjurian 21 finalis pada 13-14 September. Ke-21 finalis itu sukses memenangi kompetisi improvement pada tiga kategori industri, yakni mining and energy, manufaktur, dan service, dengan menyisihkan puluhan peserta yang mendaftar. Terkait dengan hal itu, majalah Shift Indonesia akan memberi penghargaan pada perusahaan yang mampu menerapkan operational excellence di era digital pada 11 Oktober di JW Marriott Hotel, Jakarta. Pakar, akademisi, dan praktisi operational excellence akan berbagi best practice operational excellence di era digital pada diskusi OPEXCON16. Mereka yang tertarik bisa mengakses www.opexcon.com, Tiket.com, Rajakarcis.com, atau Blibli.com.
SHERATON Mustika Yogyakarta Resort & Spa merayakan puncak peringatan ulang tahun ke-19 yang jatuh pada 15 September dengan menggelar acara bertema Flying high, pada Senin (19/9) . Rangkaian acara dimulai dengan menggandeng Palang Merah Indonesia Yogyakarta untuk mengadakan donor darah dan pengecekan tulang gratis bagi associate. Adapun puncak peringatan digelar di Taman Sari Water Castle yang diisi dengan pertunjukan seni seperti tari Gebyar Nusantara. Yang spesial, arak-arakan 19 buah tumpeng oleh 19 orang associate yang mengabdi 19 tahun di Sheraton Mustika Yogyakarta. Tumpeng itu lalu dipotong oleh perwakilan dari owning company PT Mustika Princess Hotel A Situmorang, dan diserahkan pada GM Sheraton Mustika Yogyakarta Afnurrobbie Bintang Jauhari.
Paragonbiz Hotel Karawaci Bagikan Daging Kurban
Sealed Air dan AccorHotels Rilis Soap for Hope
Arion Swiss-Belhotel Kemang Serahkan Kurban
PARAGONBIZ Hotel Karawaci membagikan 210 kupon daging kurban kepada masyarakat sekitar, terutama masyarakat kurang mampu, dalam perayaan Hari Raya Idul Adha 10 Zulhijah 1437 H, pada Senin (12/9). “Alhamdullilah, manajemen hotel bisa menyembelih tiga hewan kurban, yakni 1 ekor sapi dan 2 ekor kambing. Makna dari perayaan Idul Adha ini bukan dinilai dari seberapa mahal hewan yang dibeli, melainkan pada kesungguhan niat dalam melaksanakan kegiatan pada momen suci tersebut,” ungkap Darmakirti selaku hotel manager. Selain pemotongan hewan kurban, pihak manajemen juga mengadakan salat Id bersama dengan masyarakat sekitar untuk mempererat tali silaturahim dan kekeluargaan dengan warga sekitar hotel di momen Idul Adha.
SEALED Air didukung AccorHotels regional JatengYogyakarta meluncurkan program Soap for Hope di Desa Wisata Candran, Imogiri, DI Yogyakarta, Kamis (1/9). Pada kegiatan itu, terkumpul 62 kg sabun habis pakai dari 12 hotel AccorHotels di Jateng-Yogyakarta. Kemudian, warga desa dibina dengan menyediakan mesin pencetak sabun dan alat lainnya. Warga diberi keterampilan mendaur ulang sabun habis pakai dengan cara sederhana. Turut hadir, Global Director Corporate Social Responsibility Sealed Air Stefan Phang, perwakilan dari AccorHotels yakni Graeme Ham (Vice President Human Resources Malaysia-Indonesia-Singapore), Stephan Bryer (GM Grand Mercure-Ibis Yogyakarta), dan juga Sunardi Song (Executive Assistant Manager Grand Mercure-ibis Yogyakarta).
MANAJEMEN Arion SwissBelhotel Kemang menyerahkan dua hewan kurban ke Musala Nuruddin Kemang, Jakarta Selatan, pada perayaan Hari Idul Adha, Minggu (11/9). Penyerahan hewan kurban yang dilakukan langsung oleh General Manager Arion Swiss-Belhotel Kemang Wita Junifah itu merupakan salah satu bentuk program corporate social responsibility (CSR) Arion Swiss-Belhotel Kemang kepada masyarakat sekitar. Public Relations Manager Arion Swiss-Belhotel Kemang Restika Marisya berharap dengan penyerahan dua hewan kurban kepada masyarakat sekitar dapat meningkatkan ketakwaan umat Islam kepada Allah SWT dan menjadi berkah untuk semua pihak. “Kami juga berharap semoga pada Idul Adha tahun-tahun berikutnya masih terus bisa berkurban,” pungkas Restika.
4 4
UMUM
MINGGU, 25 SEPTEMBER 2016
Suku Bunga Kartu Kredit Siap Turun Laju perekonomian yang sempat melambat berdampak pada penurunan transaksi kartu kredit di Tanah Air. ANDHIKA PRASETYO
B
ANK Indonesia (BI) a k a n s e g e ra m e mangkas batas atas (capping) suku bunga kartu kredit dari saat ini 2,95% per bulan atau 35,4% per tahun menjadi 2,24% per bulan atau 26,95% per tahun. Kebijakan itu saat ini sudah dalam tahap akhir dan tinggal menunggu dikeluarkannya Peraturan Bank Indonesia (PBI). “PBI belum keluar, tetapi Dewan Gubernur BI sudah sepakat bahwa batas atas akan turun,” ujar Deputi Gubernur BI Ronald Waas di Kantor Perwakilan BI Semarang, Jawa Tengah, kemarin. “Tinggal menunggu penulisan legal drafting-nya saja. Akhir tahun ini akan keluar,” imbuhnya. Kebijakan itu, menurut Ronald, antara lain untuk mendorong Gerakan Nasional Nontunai yang merupakan bagian dari program inklusi keuangan. Suku bunga kartu kredit yang lebih rendah diharapkan mendorong peningkatan transaksi nontunai dengan ‘uang plastik’ itu. Apalagi, transaksi kartu kredit di Ta-
nah Air belakangan ini tengah menurun lantaran banyak orang sedang mengencangkan ikat pinggang. “Daya beli atau konsumsi masyarakat yang sedang lemah,” kata Ronald. Ia berpendapat bisnis kartu kredit sangat bergantung pada perekonomian. Ketika perekonomian meningkat, nilai dan volume transaksi akan naik. Begitu pun sebaliknya. Otoritas sistem pembayaran juga akan memberlakukan closing statement untuk penutupan kartu kredit dan melakukan review pricing policy kartu kredit. Di saat yang sama, BI akan terus memperkuat pengawasan atas praktik gesek tunai. “Ini sebagai upaya BI dalam melakukan perlindungan terhadap konsumen,” tutur Ronald. Dalam praktik itu, pemilik kartu kredit seolah berbelanja di merchant, tapi yang diperoleh bukan barang, melainkan uang tunai. Beberapa tahun lalu, BI telah merilis peraturan yang melarang aktivitas gesek tunai. Walakin, masih ada merchant-merchant yang berlaku nakal. Dari data BI, per akhir 2015, volume transaksi kartu kredit turun 2,77% dari 24,64 juta transaksi pada akhir 2014 menjadi 23,78 juta per November 2015. Nilai transaksi juga menyusut 9,49% menjadi Rp23,07 triliun per November 2015 dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp25,48 triliun. Akan tetapi, jumlah kartu kredit beredar tercatat tumbuh 4,79% dari 16,04 juta per Desember
2014 menjadi 16,81 juta kartu per November 2015.
Tidak signifikan Ketika dimintai tanggapannya, General Manager Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) Steve Martha menilai penurunan suku bunga kartu kredit belum akan berdampak signifikan dalam hal memacu volume dan nilai transaksi. “Ya, sedikit banyak (mungkin) bisa, tapi perlu diingat mayoritas pengguna kartu kredit tidak terlalu melihat besaran bunga. Mereka cenderung memperhatikan berapa yang harus dibayar tiap bulannya,” ujar Steve saat dihubungi Media Indonesia, kemarin. Pendapat itu berdasarkan pengalaman sebelumnya tatkala bank sentral memangkas capping suku bunga kartu kredit dari 3,5%-4% menjadi 2,95%. Ia meminta BI cermat mengeluarkan kebijakan agar jangan sampai memberatkan bank. Di sisi lain, perbankan juga harus bertanggung jawab mengemas program pemakaian kartu kredit yang tidak memberatkan masyarakat. Sejalan dengan data BI, AKKI mencatat tren penurunan transaksi kartu kredit masih terjadi pada semester I lalu. Menurut Steve, ada penurunan kurang lebih 3% dari semester I 2015. Untuk semester II 2016, pihaknya memprediksi kenaikan volume transaksi di kisaran 5%-6%. (Tes/E-2)
andhika @mediaindonesia.com
Caping Biru, Menuju Kedaulatan Pangan DI Kantor DPP Partai NasDem, kemarin, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengukuhkan keberadaan Petani NasDem. Dengan Caping Biru, begitu semboyan para petani itu, Partai NasDem berupaya membantu pemerintah dalam mewujudkan kedaulatan pangan. “Kita berjuang agar citacita negara agraris dapat terwujud dengan kedaulatan pangan kita. Karena itu, kalau saja kebijakan selalu konsisten dari waktu ke waktu, dilaksanakan mereka yang punya otoritas di negeri ini, saya yakin dan percaya kedaulatan pangan yang ada di negeri kita bukan suatu mimpi. Nawa Cita Presiden Joko Widodo yang menginginkan kedaulatan pangan bisa terwujud dalam waktu singkat,” jelas Surya yang langsung disambut tepuk tangan dan teriakan para
petani. Dalam kajian yang dibuat Partai NasDem, sambung Surya, sesungguhnya tidak ada yang sulit dalam mewujudkan kedaulatan pangan di negeri ini karena Indonesia telah diberkahi tanah yang subur dan air melimpah. “Karena itu, kita harus mendorong konsistensi pemerintah dalam cita-cita kedaulatan pangan. Masalah yang paling mendasar ialah belum lahirnya motivasi diri yang kukuh dan kuat, yang mampu memberikan motivasi kepada petani. Petani merupakan profesi yang amat dimuliakan. Ketika petani merasa belum dimuliakan, saya tidak bisa bayangkan bagaimana kedaulatan pangan bisa terwujud,” jelasnya. Ia berharap keberadaan garda Petani NasDem bisa memberikan arti bagi masyarakat Indonesia.
“Partai NasDem menaruh harapan kepada saudarasaudara untuk mampu memberikan dan mewujudkan sekaligus sebagai garis perjuangan partai, bahwa arti keberadaan partai lebih bermanfaat di tengah-tengah masyarakat kita. Komponen utama ada di kaum petani. Karena itu, petani yang sejahtera ialah harapan kita,” bebernya. Melalui Petani NasDem, Surya Paloh berharap kedaulatan pangan bisa segera terwujud. Ia juga berharap keberadaan Caping Biru dapat menjadi penggagas para petani-petani di daerah. “Di mana ada kemauan, pasti ada jalan. Jadilah pergerakan perjuangan kaum tani yang tangguh melalui Partai NasDem. Kita akan berhasil memperjuangkan kaum tani di negeri ini,” tegas Surya. (MTVN/J-1)
MI/M IRFAN
JPO PASAR MINGGU ROBOH: Petugas pemadam kebakaran mengevakuasi pagar dan atap jembatan penyeberangan orang (JPO) yang roboh menimpa kendaraan di Jalan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, kemarin. Pagar JPO tersebut roboh karena angin kencang dan hujan deras. Dalam musibah itu, 3 orang tewas dan 6 lainnya luka-luka.
Seluruh Jembatan Penyeberangan Harus Diaudit WAKIL Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat meminta Dinas Perhubungan DKI Jakarta untuk mengaudit seluruh jembatan penyeberangan orang (JPO), terutama yang memiliki beban reklame. Penegasan Djarot itu setelah ada JPO ambruk dan menewaskan 3 orang dan 6 orang lukaluka di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, kemarin sekitar pukul 15.20 WIB. “Saya minta seluruh JPO diaudit. Selain itu, saya minta
datanya kepada Dinas Pajak siapa pemilik space reklame itu,” ujar Djarot saat meninjau robohnya JPO di Pasar Minggu, kemarin sore. Jembatan penyeberangan tersebut menghubungkan Stasiun Pasar Minggu dengan Pasar Minggu. Posisi jembatan itu melintang di atas underpass Jalan Pasar Minggu. Robohnya jembatan saat wilayah itu diguyur hujan lebat disertai angin kencang. Badan Penanggulangan Ben-
cana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyatakan seluruh korban tewas dan luka-luka berada di RS Siaga Raya, Pasar Minggu. Suwardi, 48, saksi mata, mengatakan saat hujan terdapat belasan orang berteduh di jembatan, sembilan orang di antaranya berdiri di tengah jembatan. “Tahu-tahu jembatan terhempas angin kencang dan ambruk. Bagian yang ambruk hanya tengah. Sembilan orang ikut jatuh. Di bawahnya ada mobil dan motor ikut tertimpa jembatan itu,” kata Suwardi yang pada saat kejadian sedang berjualan tepat di samping jembatan. Rojudin, 45, pemilik mobil yang tertimpa jembatan, berhasil keluar dari kendaraannya yang sudah terjepit besibesi jembatan.
“Saya kaget saat melihat tiba-tiba ada besi berjatuhan di atas mobil. Saya juga melihat sejumlah korban terjatuh dan berdarah-darah. Saya coba keluar lewat pintu samping mobil, ” ungkap Rojudin. Jembatan itu dibangun pada 2002. Terakhir kali perawatan jembatan yang memiliki panjang 30 meter dan lebar 1,5 meter dilakukan pada 2012 atau 2013. Menurut Djarot, saat ini polisi masih menyelidiki penyebab utama robohnya jembatan itu. “Meskipun angin kencang, kalau konstruksinya itu berat dan baik, ya tidak akan roboh,” ujarnya. Robohnya jembatan menyebabkan kemacetan parah. Untuk sementara underpass dari arah Pasar Minggu ke Depok ditutup. (Nic/N-3)
AKSI MELAWAN KEJAHATAN SATWA: Aktivis peduli satwa dilindungi yang tergabung dalam Gerakan Earth Hour Aceh dan sejumlah pelajar membawa spanduk poster harimau saat menggelar aksi di kawasan Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, kemarin. Para aktivis mengajak semua elemen masyarakat untuk melawan kejahatan terhadap satwa dilindungi yang terancam punah. ANTARA/AMPELSA
Guru untuk Anak Berkebutuhan Khusus Minim
ANTARA/ADWIT B PRAMONO
MOTIVASI KEPADA MAHASISWA: Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani (tengah) didampingi Rektor Universitas Sam Ratulangi Ellen J Kumaat (kanan) berbincang dengan mahasiswi setelah memberikan motivasi kepada mereka dalam pengembangan industri pariwisata di Sulut, di Graha Gubernuran Sulawesi Utara, Manado, kemarin.
HAK anak berkebutuhan khusus untuk mendapatkan pendidikan belum sepenuhnya terpenuhi. Masalah itu tidak hanya di Indonesia. Negara-negara lain, terutama negara miskin dan berkembang, juga mengalami hal sama. Salah satu penyebabnya ialah keterbatasan tenaga pengajar bagi anak berkebutuhan khusus. Yasmin Hussain, Regional Director of Centre for Special Education, South East Asia Minister of Education Organization (SEAMEO SEN) mengatakan upaya penyempurnaan pengadaan pendidikan berkualitas bagi anak berkebutuhan khu-
sus, masih sulit dilakukan. Menurutnya, masih perlu waktu untuk memberikan pelatihan dan pemahaman bagi tenaga pengajar agar mampu memberikan pendidikan yang cocok untuk anak berkebutuhan khusus. “Guru harus sangat dipersiapkan. Mereka perlu dilatih untuk bisa beradaptasi menghadapi lingkungan pengajaran khas,” ungkap Yasmin, dalam seminar nasional SEAMEO SEN tentang pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus di Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti (STP Trisakti), Bintaro, kemarin. Yasmin menambahkan, pe-
ngembangan kemampuan guru harus dilaksanakan seiring dengan pembentukan rancangan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi anak. Rancangan pembelajaran khususnya ditekankan pada pendidikan praktik, teknik, dan vokasional guna menghasilkan lulusan anak berkebutuhan khusus yang berdaya saing. “Khususnya di Indonesia yang sangat luas, hal ini lebih sulit dilakukan secara merata. Namun, upaya harus terus dilakukan secara bertahap,” tambahnya. Pada kesempatan sama, Koay Teng Leong, Associate Professor of Special Education,
Institute of Educational University Brunei Darusaalam mengatakan sangat bergantung pada filosofi utama, yakni setiap pelajar memiliki ciri khas spesial sesuai dengan kondisi masing-masing. Dalam kondisi itu, mereka berhak mendapatkan pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan maksimal untuk dapat diterima. “Dengan kondisi tersebut, pengajar tidak boleh mudah menyerah. Mereka dituntut memiliki kesiapan mental dan fisik yang mampu untuk memberikan pendampingan secara maksimal,” ungkap Leong. (Pro/N-3)
PON JABAR 2016 MINGGU, 25 SEPTEMBER 2016 ◆ HALAMAN 5
BINTANG
Siap Menjadi Penerus Dedeh Erawati RONA bahagia tergambar jelas di wajah atlet Emilia Nova saat ia menembus garis finis di nomor lari gawang 100 meter putri Pekan Olahraga Nasional XIX Jawa Barat 2016 di Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor, Jabar, kemarin. Tak hanya puas karena meraih medali emas kedua untuk DKI Jakarta, Emilia juga bahagia karena catatan waktu 13,35 detik yang ia torehkan berhasil menembus rekor PON yang selama ini dipegang Dedeh Erawati, 13,63 detik. Dedeh merupakan atlet yang diidolakan Emilia selama ini. Bagi Emilia, atlet berusia 37 tahun itu ialah anutan yang membuatnya terus termotivasi untuk meraih hasil yang lebih baik tanpa mengenal usia. Bak mimpi yang menjadi kenyataan, Emilia pun akhirnya dapat mengungguli rekor sang idola. Atlet yang kini menginjak usia 21 tahun tersebut pun mengaku siap menjadi penerus Dedeh. “Saya sangat mengagumi Mbak Dedeh Erawati. Dengan usia segitu, itu termasuk keren masih bagus larinya. Saya ingin mengungguli dia dan ingin menjadi the next Mbak Dedeh,” ujarnya. Tekad Emilia untuk menjadi penerus Dedeh ternyata tidak hanya mendapat dukungan dari pelatih. Emilia mengungkapkan, ia mendapat dukungan dari Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia,
Mohammad Bob Hasan. “Pak Bob kemarin memotivasi saya untuk tidak kalah sama Mbak Dedeh yang sudah senior, dan akhirnya saya semakin semangat untuk mengungguli rekor dia dan berhasil,” jelasnya. PON kali ini memang menjadi momen kebangkitan Emilia setelah ia mengalami cedera kaki sejak Desember 2015 hingga Mei 2016 lalu. Setelah pulih dari cedera, Emilia pun langsung mengejar target untuk meraih emas di PON. Emas pertama Emilia dapat diraih pada Jumat (23/9) saat ia menorehkan nilai terbaik, 5.382, dari nomor saptalomba. Nilainya melampaui rekor nasional yang selama 23 tahun dipegang Rumini, 5.204 poin. Namun, raihan prestasi tersebut bukanlah hal mudah, apalagi setelah ia melalui cedera dan trauma selama berbulanbulan. (Rul/ R-3)
Emilia Nova Atlet Lari Gawang
FINAL GULAT: Pegulat putri Jambi Susilawati (merah) merayakan kemenangan seusai bertarung melawan pegulat Jawa Timur Kumaroh pada final gulat nomor gaya bebas kelas 53 kg putri PON Jabar di Saparua Sport Park, Bandung, Sabtu (24/9). Susilawati mendapat emas setelah mengalahkan Kumaroh. MI/ROMMY PUJIANTO
Juara Dunia Rajai Pencak Silat Ambisi Jawa Barat untuk menjadi juara umum PON XIX Jabar 2016 makin sulit karena dibendung kontingen lain. GHANI NURCAHYADI
P
ASANGAN juara dunia pencak silat, Hendy dan Yolla Primadona Jampil, tampil memukau dalam debut mereka di Pekan Olahraga Nasional XIX Jawa Barat 2016. Keduanya tampil sebagai pasangan terbaik pada nomor TGR kategori ganda putra cabang pencak silat di Graha Laga Satria Institut Teknologi Bandung, Sumedang, Jabar, kemarin. Jurus-jurus yang diperagakan juara SEA Games Singapura 2015 itu diganjar nilai tertinggi oleh wasit dengan nilai 574. Hendy/Prima yang membela kontingen DKI Jakarta mengungguli pasangan tuan rumah Angga Faisal
Mubarok/Asep Yuldan Sani yang hanya berselisih satu poin. Sementara itu, perunggu menjadi milik pasangan Bali Made Dwi Surya Adnyana/I Made Sukma Satriana yang mendapat nilai 570. “Alhamdulillah, lengkap sudah gelar juara saya dengan medali emas di PON. Selanjutnya, saya mengincar medali emas di ajang Asian Games 2018 Jakarta-Palembang. Saya senang bisa ikut menyumbangkan emas bagi warga DKI Jakarta,” kata Hendy. Prima yang sejak awal sudah berpasangan dengan Hendy mengatakan target berikutnya untuk mendapatkan emas Asian Games 2018 tidak akan mudah. Hal itu disebabkan pencak silat yang
berasal dari Indonesia mulai dikenal luas di dunia internasional. Bahkan, sejumlah negara mulai bisa menguasainya. “Semoga kami bisa lebih kuat lagi ke depan,” ujarnya. Di nomor ganda putri, pasangan asal Bali, Ni Made Ayu Dwiyanti dan Sang Ayu Ketut Sidan, sukses mempertahankan prestasi seperti saat PON Riau 2012 dengan merebut medali emas. Keduanya membukukan nilai 571, mengungguli pasangan Jawa Timur yang memperoleh perak. Sementara itu, pasangan Jabar, Ririn Rinasih/Riska Hermawan, meraih perunggu. Bagi Dwiyanti, medali emas itu terasa lebih spesial karena ia sedang dalam keadaan hamil satu bulan. Ia meng-
aku, untuk tampil di PON, ia sudah berkonsultasi dengan dokter kandungannya dan ia dipersilakan tetap tampil. Hasilnya, ia bisa menyumbang medali emas pertama untuk kontingen Bali di cabor pencak silat nomor TGR. “Iya, saya pun baru tahu hamil satu bulan. Namun, sekarang sudah plong karena sudah bisa menyumbangkan medali emas bagi Bali di ajang PON. Lawan terberat dalam pertandingan ini tentu melawan diri kami sendiri,” kata Dwiyanti yang sudah berpasangan dengan Sang Ayu sejak 2005.
jumlah cabang. Kali ini mereka memastikan diri sebagai juara umum cabang drum band yang pelaksanaannya dipusatkan di Gedung Kesenian, Jalan Tegar Beriman, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor. Jabar jadi juara umum cabang drum band dengan perolehan total medali 5 emas dan 3 perak. Urutan kedua ditempati Banten, dengan 3 emas, 1 perak, dan 3 perunggu. Sementara itu, tempat ketiga diduduki Sumatra Utara dengan 2 perak dan 2 perunggu. Selanjutnya, Aceh dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berada di posisi keempat dengan perolehan 2 perak dan 1 perunggu. Arcil Sukarno, pelatih drum band Jawa Barat, mengatakan raihan timnya telah sesuai dengan target. (DD/R-3)
Juara umum Sang tuan rumah PON XIX Jabar 2016 terus menunjukkan dominasi mereka di se-
ghani@mediaindonesia.com
MI/RAMDANI
Jabar dan DKI Jakarta Triyaningsih masih Jadi Ratu Berbagi Medali Emas Lari 10 Ribu Meter KONTINGEN Jawa Barat dan DKI Jakarta mendapatkan tambahan satu medali emas dari nomor beregu cabang olahraga tenis meja di PON XIX Jabar 2016. Emas Jabar diperoleh tim beregu putra, sedangkan emas DKI Jakarta diraih tim beregu putri. Tim beregu putra Jabar tak mendapatkan perlawanan sengit saat menghadapi Jawa Timur pada final di Institut Teknologi Bandung, Jatinangor, Sumedang, Jabar, kemarin. Tuan rumah hanya menurunkan tiga pemain untuk memastikan kemenangan. Tiga pemain yang diturunkan Jabar ialah Gilang, Yon Mardiono Oscar, dan Dahlan Haruri. Gilang yang memulai laga final bisa memastikan kemenangan atas Ficky Supit dengan skor 3-0 (11-8, 11-8, 11-7). Yon Mardiono, sang kapten, mengukir kemenangan atas M Hussein. Namun, Yon harus melewati pertarungan sengit hingga lima gim. Untungnya, keunggulannya dalam hal pengalaman membuat Yon bisa menang dengan skor 3-2 (5-11, 11-7, 11-9, 7-11, 11-7). Pemain ketiga Jabar, Dahlan,
meraup poin penting setelah membungkam Yulius DT dengan angka 3-1 (11-5, 11-6, 7-11, 11-7). Kesuksesan Yulius tersebut memastikan Jabar menjadi peraih emas di nomor beregu putra. “Ini penantian yang sudah lama bagi tenis meja Jabar. Terakhir itu zaman Anton Suseno pada SEA Games 1994. Kita sukses membanggakan warga Jabar. Padahal, daerah lain sudah jauh lebih berkembang. DKI dan Jatim sering berlatih ke luar negeri,” kata Yon Mardiono seusai pertandingan. Di nomor beregu putri, DKI Jakarta membuktikan kehebatan mereka. Tak seperti laga beregu putra, tim putri DKI Jakarta justru mendapatkan perlawanan yang melelahkan dari Jatim. DKI Jakarta sampai harus memainkan lima pertandingan untuk memastikan kemenangan atas Jatim. DKI dan Jabar masih bisa menambah pundi-pundi medali mereka karena cabang tenis meja masih akan memainkan partai ganda dan tunggal. (Gnr/R-3)
T R I YA N I N G S I H ke m b a l i membuktikan dia masih menjadi yang terbaik di nomor lari 10 ribu meter putri. Hal tersebut ditunjukkan pelari DKI Jakarta itu pada multiajang Pekan Olahraga Nasional XIX Jawa Barat 2016 di Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jabar, kemarin. Ia menjadi pelari pertama yang menyentuh garis finis. Alhasil, medali emas pun menjadi miliknya. Dalam perlombaan yang berlangsung pada situasi hujan gerimis tersebut, pelari kelahiran Semarang, Jawa Tengah, tersebut menyentuh garis finis dengan catatan waktu 35 menit 28,18 detik. Catatan tersebut sebenarnya masih jauh dari rekor nasional atas namanya, yakni 32 menit 49,47 detik, dan juga rekor PON atas namanya, 34 menit 21,60 detik. Meskipun demikian, ia sudah cukup puas bisa merebut emas. Ia sudah tidak tahu lagi peta kekuatan lawan. “ S ay a b e r s y u k u r b i s a meraih medali emas setelah gagal, kemarin. Saya tidak
MI/RAMDANI
“Saya bersyukur bisa meraih medali emas. Saya tidak tahu peta kekuatan lawan karena baru pertama kali turun di tahun ini.” Triyaningsih Pelari DKI Jakarta tahu peta kekuatan lawan karena baru pertama kali turun di tahun ini,” kata adik mantan pelari nasional Ruwiyati itu. “Terlepas dari semua itu, saya senang karena kualitas mereka bagus dan bisa mendampingi saya di SEA Games nanti,” lanjutnya. Sementara itu, medali perak pada nomor tersebut diraih pelari asal Nusa Teng-
gara Timur, Olivia Sadi, dengan catatan waktu 36 menit 23,39 detik, sedangkan medali perunggu direbut pelari Riau, Yanita Sari, dengan torehan waktu 36 menit 33,58 detik. Medali emas yang diraih Triyaningsih merupakan yang pertama baginya pada pesta olahraga empat tahunan di Jawa Barat ini. Sebelumnya, di nomor lari 5.000 meter yang juga menjadi andalannya, ia gagal meraih emas dan hanya mendapatkan medali perak. Dalam pertandingan itu, Triyaningsih kalah dari rekannya, Rini Budiarti. Seperti kontras dengan Triyaningsih, pelari pelatnas asal DKI Jakarta, Dedeh Erawati, gagal meraih medali emas pada nomor spesialisasinya, yaitu lari gawang 100 meter putri. Dedeh hanya mendapatkan medali perak dengan catatan waktu 13,56 detik. Sementara itu, medali emas direbut rekan sedaerahnya, Emilia Nova, sedangkan medali perunggu direbut pelari Nusa Tenggara Barat, Rohani. (DD/Rul/R-3)
SEKILAS GELANGGANG
Ahsan/Hendra Terhenti di Semifinal WAKIL Indonesia di ajang Jepang Terbuka 2016 akhirnya habis setelah langkah ganda putra Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan terhenti di semifinal, kemarin. Unggulan nomor enam dunia tersebut harus menyerah dari pesaing mereka asal Tiongkok, Li Junhui/Liu Yuchen, setelah melalui tiga set pertandingan dengan hasil 21-13 18-21 21-15. Kekalahan ini menjadi yang keempat bagi ganda unggulan Indonesia tersebut dari total enam pertemuan mereka. Pada pertemuan sebelumnya, Li/Liu juga membungkam Ahsan/ Hendra dengan skor 15-21 21-15 21-13 di ajang Badminton Asia Championship 2016 pada April lalu. Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Pengurus Besar Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia Rexy Mainaky mengungkapkan Ahsan/Hendra sudah tidak bisa mengimbangi permainan lawan sejak awal. (Rul/R-3)
Marquez Sulit Dihentikan di Aragon MARC Marquez merebut posisi pembalap tercepat pada sesi latihan keempat Moto-GP Aragon di Sirkuit Motorland, Spanyol, kemarin. Pembalap Repsol Honda tersebut tampil tercepat setelah membukukan waktu 1 menit 48,060 detik setelah melahap 13 lap. Catatan waktu tersebut mengungguli pembalap Yamaha, Valentino Rossi, yang membukukan catatan waktu tercepat kedua yakni 1 menit 48,806 detik dan pembalap Suzuki Aleix Espargaro di posisi ketiga dengan 1 menit 48,853 detik. Sebelumnya, Marquez memang sudah mendominasi sejak sesi balapan ketiga. Pembalap asal Spanyol tersebut finis tercepat dalam waktu 1 menit 47,810 detik dengan kecepatan rata-rata 333 km/jam. Melihat hasil tersebut, performa Marquez di sesi bebas latihan memang mengalami peningkatan setelah berhasil merebut posisi tercepat di sesi latihan bebas pertama dengan membukukan waktu 1 menit 48,830 detik. (Crash.net/Rul/R-3)
Gol Perdana Pemain Rp1,5 Triliun TANDUKAN GOL: Gelandang Manchester United Paul Pogba (tengah) menyumbang satu gol saat timnya menang 4-1 atas Leicester City di Old Trafford, tadi malam. Gol ke gawang Leicester itu menjadi gol perdana Pogba sejak ditebus kembali dari Juventus. AFP/ANTHONY DEVLIN
SETELAH menelan tiga kekalahan beruntun, Manchester United akhirnya kembali menunjukkan jati diri mereka sebagai salah satu klub raksasa Inggris. Hal itu dipertontonkan the Red Devils dengan menghancurkan juara bertahan Leicester City 4-1 dalam lanjutan Liga Primer Inggris di Old Trafford, tadi malam WIB. Kemenangan itu seolah menjadi jawaban dari Jose Mourinho terharap para pengkritiknya. Mereka menjadikan Theatre of Dream seolah bak neraka bagi the Foxes. Pada-
hal, dalam laga tersebut juru taktik asal Portugal tersebut tidak menurunkan kapten tim Wayne Rooney. Lebih istimewanya lagi, kemenangan ‘Setan Merah’ juga ditandai dengan gol perdana pemain termahal mereka, Paul Pogba. Pemain yang ditebus MU dari Juventus seharga US$115 juta (Rp1,5 triliun) itu mencetak gol pada menit 42 lewat tandukan kepala. Gol itu seolah juga menjadi jawaban Pogba kepada orangorang meragukan kemampuannya, sebab tidak sedikit
yang menilai kemampuan dia belum sebanding dengan harganya yang selangit. “Saya sangat senang dengan hasil (laga) itu dan gol saya. Saya berharap itu bukan menjadi gol terakhir saya,” cetus Pogba dikutip Sky Sports. “Saya sebenarnya tidak pernah melihat surat kabar. Saya hanya ingin mengatakan akhirnya akan tiba, lihat saja. Kami sangat fokus dalam laga itu karena kami tahu itu akan sangat sulit. Pada akhrinya kami menunjukkan performa hebat dan kami harap bisa
terus seperti itu,” lanjut pemain asal Prancis berusia 23 tahun itu. Tiga gol Manchester United lainnya dalam laga kandang itu dicetak Chris Smalling menit 22, Juan Mata (37’), dan Marcus Rashford (40’). Sementara itu, satu-satunya gol balasan ‘si Rubah’ dicetak Demarai Gray di menit 59. Berkat tambahan tiga angka itu, MU naik ke posisi ketiga klasemen dengan 12 poin dari 6 laga, sedangkan Leiecester ada di posisi ke-12 dengan 7 poin. (AFP/AP/Rul/R-3)
JEDA
6
MINGGU, 25 SEPTEMBER 2016
Transparansi kepada Muzaki
MI/PANCA SYURKANI
BAYAR ZAKAT: Masyarakat membayar zakat di Posko Gabungan Banjir Garut Forum Zakat Jawa Barat (FOZ), Kampung Bojong Sadika, Desa Desa Haurpanggung, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat (23/9). FOZ yang merupakan gabungan lembaga zakat, di antaranya Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dan Dompet Dhuafa, membuka posko gabungan untuk menerima dan menyalurkan bantuan bagi korban bencana banjir Garut.
Tidak lagi
Konsumtif
PENGHIMPUNAN zakat melalui lembaga penghimpunan zakat mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Fenomena itu bisa diartikan sebagai tren yang positif. Artinya, kesadaran orang membayar zakat melalui lembaga amil zakat (LAZ) meningkat. Sebabnya, para muzaki bisa membayarkan zakat secara langsung kepada penerima zakat (mustahik). “Jadi, pertumbuhannya itu sangat menggembirakan. Menggunakan statistik dari yang tercatat di Baznas sejak 2002 sampai 2015, rerata tahunan pertumbuhan pengumpulan zakat itu 38,8% ketika pada periode yang sama pertumbuhan ekonominya hanya 5,4%. Jadi, jauh melampaui pertumbuhan ekonomi,” terang Ketua Baznas Prof Dr Bambang Sudibyo, MBA. Pada 2015, Baznas mencatat penghimpunan zakat secara nasional mencapai Rp3,7 triliun. Setidaknya, ada 19 LAZ resmi yang mempunyai kewajiban melaporkan penghimpunan dana zakat. “Jadi, angka Rp3,7 triliun itu angka yang dikumpulkan lembaga resmi yang melapor pada Baznas. Di luar itu, masih ada zakat yang dikumpulkan lembaga resmi, tetapi belum lapor. Kemudian yang tidak resmi,” lanjutnya. Angka itu ialah yang tercatat. Bambang menduga angka penghimpunan zakat yang ada di lapangan bisa lebih besar. “Saya duga jumlahnya bisa mencapai dua kali lipat, kalau Rp3,7 triliun ya bisa sampai Rp7,2 triliun pada 2015,” tegasnya. Bahkan, pada 2016, Baznas akan menargetkan angka itu menjadi Rp5 triliun yang dikumpulkan lembaga amil zakat resmi. Dengan potensi sebesar itu, bagaimana kondisi pengelolaan zakat? Peningkatan itu sebenarnya juga seirama dengan kemudahan muzaki untuk membayar zakat. Muzaki bisa membayar zakat atau bersedekah di beberapa stan di pusat perbelanjaan atau pusat keramaian, seperti Baznas yang menyediakan Bizzakat dan unit pengumpul zakat atau yang dilakukan relawan PPPA Daarul Quran Makassar yang mendirikan stan dan mengajak masyarakat yang tengah berolahraga di ajang car free day di kawasan Losari, Makassar, Minggu (18/9). “Ini perdana di car free day untuk jemput bola mengajak orang sedekah dan membaca dan belajar Alquran,” ujar Dena, relawan PPPA Daarul Quran.
Laporan
Penyaluran zakat tidak selamanya konsumtif. Dengan penyaluran zakat yang tepat sasaran, manfaatnya akan lebih sesuai. ABDILLAH MARZUKI
J
AM sudah menunjukkan pukul 21.00 WIB. Nadia Fasyah masih menonton televisi di rumahnya. Tiba-tiba perempuan berusia 20 tahun itu terkejut karena mendengar peringatan siaga satu dari pengeras suara masjid. Beruntung ia mendengar peringatan dini itu karena 2 jam kemudian air mulai membanjiri permukiman. Nadia dan sejumlah warga mencari tempat yang lebih tinggi. “Pukul 23.00, air masuk rumah, selutut. Tiba-tiba sampai 3 meter,” ujar Nadia. Esoknya, rumah Nadia berubah. Sisa lumpur air bah semalam memenuhi rumahnya. Alhasil, dia pun tidak bisa memasak. Ia pun makan nasi yang disediakan para relawan Baznas Tanggap Bencana (BTB) di Kampung Sindang Heula, Desa Sukamentri, Kecamatan Garut Kota. Dapur umum dari Dompet Duafa juga tersedia di Kampung Cigarukgak, Cibodas, pun layanan kesehatan Pos Sehat di Masjid Jami Al Hanafi, Kampung Cibeureum. Semua bantuan itu disalurkan dari dana zakat yang dikumpulkan. Direktur Utama Dompet Duafa Filantropi, Imam Rulyawan MRS, mengungkapkan penyaluran dana zakat yang dititipkan muzaki tidak terbatas pada pendistribusian langsung. Dana zakat juga bisa digunakan untuk membantu korban bencana alam. “Jadi bukan hanya dibidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, melainkan juga sampai di bidang bencana dan hukum. Jadi, zakat memang sangat bisa memberikan dampak,” terang Imam. “Yang menarik, pada saat bencana alam, apakah air bah itu mengenal si kaya-si miskin? Enggak ada. Nah, dana zakat masuk ke situ. Di situ ada fakir, ada miskin, ada garimin (penanggung utang). Kan bisa jadi dia dikejar utang. Rumah yang belum lunas itu ketika diguyur jadi garimin. Jadi, dana zakat bisa sampai untuk membantu korbankorban bencana alam,” lanjutnya. Senada dengan Imam, Wasekjen MUI Bidang Fatwa Sholahudin Al Aiyub mengungkapkan dana zakat bisa digunakan untuk santunan dan pemberdayaan terhadap para korban bencana alam.
Meskipun demikian, terkait dengan infrastruktur, aspek pemanfaatannya harus dipilah terlebih dahulu. Infrastruktur yang boleh menggunakan dana zakat saat bencana alam ialah fasilitas yang peruntukannya sabilillah (untuk jalan Allah). “Kalau untuk santunan orangnya. Itu kan masuk dari asnaf yang memang diperuntukkan itu. Ada fuqara (orang fakir), ada masakin (orang miskin), ada garimin, itu kan masuk. Kalau untuk fasilitas umum, itu dilihat fasilitas umum yang seperti apa? Bisa masuk enggak pada sabilillah? Karena tidak semua fasilitas umum bisa masuk kategori sabilillah. Maka harus diperinci terlebih dahulu,” terang Sholahudin.
mereka. Jadi, enggak sembarangan membela yang digusur, tapi kita pelajari karena menggunakan dana zakat,” ujarnya. Namun, ia mencatat, meskipun pemanfaatan dana zakat begitu luas, hal itu tidak mengubah dasar hukum bahwa zakat harus diterima para mustahik zakat dari delapan asnaf. “Ya tapi semua masih dalam golongan mustahik, golongan fakir, miskin. Produktif itu bukan hanya di bidang peternakan, tetapi juga pertanian, pendidikan, keuangan mikro, bisa menggunakan dana zakat,” tegasnya. Dengan penyaluran yang lebih tepat, zakat akan lebih bermanfaat dan tepat sasaran. (M-4)
Konsumtif
miweekend@mediaindonesia.com
Pemanfaatan dana zakat, kata Imam, tidak terbatas pada pemberian bantuan secara langsung yang bersifat konsumtif. Dana zakat juga bisa disalurkan dalam peruntukan yang lebih luas. “Bahwa dana zakat itu tidak hanya disalurkan secara bersifat konsumtif, tetapi juga bersifat produktif,” terangnya. Imam menyebut dua konsep penyaluran yang disebut dalam terminologi Fiqih Zakat Yusuf Qardhawi. Pertama disebut pendistribusian, sedangkan yang lain disebut pendayagunaan. Konsepnya, dana zakat bisa menjadi kail atau pancing. Dengan demikian, dana zakat itu bisa produktif, misalnya, ketika peternak memerlukan kambing betina dalam jumlah banyak agar jumlah produksi kambingnya meningkat. “Kalau pendistribusian itu bisa bersifat konsumtif, bisa bersifat produktif, tapi kalau pendayagunaan, itu ada pengalihan aset,” terangnya. Contoh lain ialah program kepemilikan mesin jahit bagi para fakir miskin yang berprofesi tukang jahit. Mesin jahit itu milik lembaga zakat. Mesin jahit yang dibelikan yang sumbernya dari dana zakat menjadi milik mustahik. Jadi, si mustahik memiliki aset mesin jahit. “Itu yang kategori penyaluran zakat bersifat pendayagunaan. Harapannya, si penjahit tadi, mesin jahitnya bisa bertambah menjadi satu, dua, dan seterusnya. Itu yang namanya pendayagunaan. Jadi, ada kepemilikan aset menjadi milik kaum duafa,” lanjutnya. Pemanfaatan dana zakat sangat luas, seperti untuk ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial, dan pemberdayaan sosial, bahkan pembelaan hukum. “Pembelaan hukum bagi orang miskin yang digusur tanpa dasar UU, sebenarnya itu hak
Beberapa LAZ telah memiliki sistem pelaporan kepada para muzaki. Dompet Duafa, misalnya, memiliki laporan yang standarnya seperti bank statement yang dikirimkan melalui e-mail atau melalui media lainnya. “Kita ada laporan. Standarnya seperti bank statement. Bulan ini saldo sekian nasabah. Kredit sekian. Kaya kartu kredit. Itu sama. Itu bisa di-print, dikirim via pos. Bulan ini dana yang disalurkan untuk kegiatan ekonomi, pendidikan, termasuk bencana kita laporkan secara periodik. Nah itulah yang kita laporkan secara bulanan,” terang Imam. “Kita melaporkan semua penghimpunan ZISWAF secara reguler setiap bulan melalui web. Untuk bantuan bencana juga dilaporkan sesuai bantuan yang masuk ke DD dengan mekanisme yang sama. Untuk kustom info akan diberikan melalui mekanisme CRM (customers relationship management),” tambah Imam. Untuk meyakinkan muzaki, Imam siap mengajak mereka mengunjungi program Dompet Duafa. “Kalau merasa kurang para muzaki, ayo kunjungi program yang diberitakan itu,” tandasnya.
Audit
MI/RAMDANI
Guna menjaga kredibilitas, Bambang mengaku LAZ diawasi OJK dan akuntan publik, di samping ada audit syariah yang dilakukan Kementerian Agama. “Untuk kredibilitas lembaganya, Baznas dan LAZ, suatu saat harus menjadi lembaga keuangan syariah yang diawasi OJK. Jadi, yang mengawasi itu bukan hanya sistem pengendalian intern itu, melainkan juga dari luar ada lembaga yang mengawasi yang sudah teruji,” terangnya. Meski bersifat lembaga sosial, LAZ juga lembaga keuangan. Karena itu, demi kredibilitas, pertanggungjawaban, dan kejujuran dalam pengelolaan, mereka penting diperlakukan sebagai lembaga keuangan syariah. “Alhamdulillah, itu kan Indonesia punya masterplan arsitektur keuangan syariah. Baznas memang sudah dimasukkkan ke situ,” tegasnya. Selain itu, untuk menjamin kualitas SDM amil zakat, Bambang berkeinginan agar semua amil zakat mengantongi sertifikat dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). “Mimpi saya itu pengelolaan zakat di Indonesia menjadi uswatunhasanah,” pungkasnya. (Zuq/M-4)
(Atas) Mengajak sedekah di car free day di Losari, Makassar, Minggu (18/9). (Bawah) Menurunkan bantuan dari mobil ke Posko Gabungan Banjir Garut Forum Zakat Jawa Barat (FOZ). MI/PANCA SYURKANI
POLKAM Setiap Hari Senin
#fokuspolkam
Kapan KPK Bongkar Korupsi Kakap? Nantikan di edisi 26 September 2016
Info Berlangganan
021-582 4886
HIBURAN
MINGGU, 25 SEPTEMBER 2016
7 MUSIK
Dongeng legenda bangau pembawa bayi dikemas penuh emosianal dan sukses menghadirkan canda sampai tertawa terbahak.
Penuh Emosi BERSAMA BANGAU DZULFIKRI PUTRA MALAWI
A
NDA tentu pernah melihat gambar seekor burung bangau putih (Ciconia ciconia) yang terbang mengepakkan sayapnya sambil membawa kain berisi bayi di paruhnya yang panjang. Biasanya, bangau itu menggambarkan proses kelahiran seorang bayi. Namun, tidak demikian di film Stork. Sang sutradara Nicholas Stoller dan Doug Sweetland menginterpretasikan bangau putih tersebut menjadi para pengantar bayi yang telah dipesan para manusia di bumi. J u t a a n b ay i diciptakan dari sepucuk surat yang dibuat dan dimohon manusia. Di atas awan, para bangau itu memiliki pabrik pembuatan bayi. Begitu imajinatifnya sang sutradara. Namun, kiranya perlu pendampingan orangtua agar film kartun ini tidak disalahtafsirkan anak-anak. Mungkin sang sutradara terinspirasi oleh kisah zaman Victoria. Saat itu Ratu Britania Raya dan Irlandia 1837 menganggap perihal fungsi reproduksi ialah hal yang tabu di masyarakat. Pertanyaan yang kerap dilontarkan anak kecil perihal asal usul kelahiran atau munculnya bayi dijawab dengan dongeng kedatangan bangau putih yang membawa bayi kepada sebuah keluarga. Selain itu, film ini terpengaruh oleh pengalaman pribadi Stoller. Bapak dua anak itu sempat mengalami kesulitan mendapatkan anak kedua. “Itu merupakan inspirasinya, tapi sebenarnya ide itu muncul kemudian di kepala tentang bangau dan mitos tentang bagaimana bangau ini mengantarkan bayi dan bagaimana hal ini memengaruhi anak kecil yang ingin memiliki adik. Sepertinya dunia yang menyenangkan mengeksplorasi dan konsep dengan banyak kesempatan untuk komedi,” ungkap Stoller.
Sang produser Brad Lewis mengatakan pemilihan kedua sutradara Stoller dan Sweetland bukan tanpa alasan. “Nick memiliki telinga komedi dan bekerja dengan penuh improvisasi yang jarang di dunia animasi, sedangkan Doug salah satu computer animator terbaik di dunia. Jadi kami mengambil pendekatan interdisiplin, mengabungkan pengalaman animasi dan aksi langsung. Waktunya untuk kombinasi kreatif yang memberikan sesuatu yang berbeda dan segar,” ujar Lewis.
Bayi Film berdurasi 87 menit itu menceritakan, seiring dengan waktu dan zaman yang kian modern, pabrik bayi dinonaktifkan dan bertransformasi menjadi pabrik yang menghasilkan gadget dan produk teknologi lainnya. Dari segi bisnis, ini dipercaya lebih menguntungkan bos Stork Mountin, Hunter (Kelsey Grammer), dengan membuka situs Cornerstore.com. Salah satu dari pasukan pengirim bangau tersebut bernama Junior (Andy Samberg). Ia adalah bangau pengirim paling hebat yang akan dipromosikan menjadi bos selanjutnya. Sampai pada saat ia harus dihadapkan kepada anak manusia bernama Tulip (Katie Crown) yang dianggap mengacaukan penjualan Cornerstore.com. Hunter meminta Junior untuk memecatnya. Namun, Junior tak sampai hati hingga akhirnya Tulip dipindahtugaskan ke divisi penerimaan surat. Secara tidak sadar, langkah ini menjadi awal kisah yang lebih menantang. Mulai konflik perasaan yang berujung pada petualangan baru bersama Junior dan Tulip dengan seorang bayi yang secara ilegal diciptakan Tulip karena sepucuk surat yang sampai kepada dirinya. Junior pun dirundung bimbang. Secara naluri ia masih ingin mengantarkan bayi, tetapi satu sisi lainnya ia mempertaruhkan jabatan promosinya. Hal ini membuat Junior harus diam-diam mengantarkan bayi ilegal tersebut kepada pemohonnya. Bisa dibilang, babak inilah yang akan mengocok perut Anda dan memainkan emosi Anda ketika sosok bayi menjadi sumber perhatian. Lagi-lagi sang sutradara mampu mengeksplorasi sisi-sisi humanistis yang dimiliki bayi. Anda pasti akan tersentuh dan jatuh hati pada ekspresi dan tingkah laku yang dilakukannya. Lalu kawanan serigala yang kejam pun sangat memberi kejutan dengan berbagai
tingkah kocak dan di luar kebiasaan yang kita pikirkan. Kekompakan mereka dalam kawanan ternyata ditafsir kembali menjadi komedi yang menggelikan. Bayangkan saja, bila sekumpulan serigala yang sangar dan sedang lapar satu jengkal lagi memakan bayi tiba-tiba harus menjadi begitu jinak lantaran melihat senyuman dan tawa sang bayi. Lalu masih banyak rentetan kejutan lainnya yang lebih menggelikan dihadirkan tanpa terkesan memaksakan. Junior dan Tulip pun terus melakukan pelarian. Tak hanya dari kawanan serigala, tapi juga dari Hunter yang telah memiliki siasat busuk untuk mendapatkan mereka kembali, terutama sang bayi. Tensi komedi dalam film ini pun semakin meningkat kembali ketika proses pengejaran untuk mendapatkan bayi itu kembali. Kali ini giliran aksi para penguin yang sungguh menggelikan. Selain komedi, film ini pun menghadirkan banyak pesan moral. Mulai hasrat untuk menjadi diri sendiri hingga pesan untuk para keluarga yang sibuk bekerja hingga tidak ada waktu bagi anakanak mereka, serta persahabatan dua insan yang saling mengerti karakter satu dan lainnya. Dalam film ini digambarkan keluarga Gardner. Anak lakilaki mereka, Nate (Anton Starkman), merasa kesepian dan selalu bermain sendiri karena orangtua, Sarah Gardner (Jennifer Aniston) dan Henry Gardner (Ty Burrell), lebih banyak menghabiskan waktu untuk klien masingmasing. Hingga Nate akhirnya mengirimkan surat kepada bangau agar diberikan seorang adik. Film ini sudah dapat Anda nikmati bersama keluarga tercinta di bioskop Tanah Air sejak Jumat (23/9). (M-4)
miweekend@mediaindonesia.com
FOTO-FOTO: DOK. WARNER BROS
Sentuhan Lee Buddle dalam Elephant Kind DOK. PRIBADI
LEWAT kerja sama dengan expertise musik asal Australia yang sukses menangani produksi musik penyanyi seperti Kelly Clarkson dan Justin Bieber, Lee Buddle memberikan nilai lebih kepada debut album kelompok musik asal Jakarta yang menamakan diri Elephant Kind. Peran Lee Buddle sebagai guru sang vokalis, Bam Mastro, saat berkuliah di Western Australian Academy of Performing Arts, berlanjut di dalam album bertajuk City J sebagai mixing advisor dan juga untuk sisi mastering yang baru dirilis pada 21 September di Jakarta. Sentuhan dari seorang profesional kelas dunia yang dikenal memiliki cara pandang tersendiri dalam mengemas musik itu jelas membuat debut album Elephant Kind memiliki kesan tersendiri. “Lee Buddle menjadi sosok yang selalu membuat saya kagum ketika berbicara tentang musik. Dia punya teori sendiri dalam melihat musik pop dan perkembangannya. Yang lebih menyenangkannya lagi, sudut pandang itu bisa bersinergi dengan baik dengan album City J. Kami ingin terasa lebih liar dan berbeda dalam balutan pop. Hasilnya, mengagumkan!” papar Bam yang ditemani dua personel lainnya, Dewa Pratama (multiinstrumentalist/guitar/backing vocal) dan Bayu Adisapoetra (drum), kepada Media Indonesia, Kamis (22/9) malam. Walaupun terbilang band baru, mereka telah merilis dua minialbum, yakni Scenarios: A Short Film by Elephant Kind (2014) dan Promenades: A Short Film by Elephant Kind (2015). Trio yang mengusung aliran pop/ hibrida ini siap menjejaki bab baru perjalanan musik. Album City J menjadi jawaban atas hal itu. Dua single yang telah rilis sebelumnya, Beat the Odinary dan Montage, ialah gambaran awal dari proses berkembangnya Elephant Kind yang tecermin dari sisi musikalitas mereka. “Secara konsep dan musik, Elephant Kind terasa sangat berbeda dari dua EP sebelumnya. Konsep short film kami kembangkan ke dalam cerita panjang yang di dalam album ini berkaitan. Begitu juga dengan musiknya, Elephant Kind yang dikenal dengan musik bernuansa tropical summer dengan sentuhan jungle bergeser ke sisi urban dan lebih pop,” ujar Bam. Mengenai proses pembuatan lagu, Bam mengatakan 12 lagu dalam album ini bukan materi yang dibuat ketika kuliah, seperti dua materi minialbum sebelumnya. Setelah Elephant Kind berjalan, ada Bayu dan Dewa yang turut berperan dalam materi-materi ini. Dengan kata lain, debut album mereka lebih segar karena ada proses saat semua bahan terkumpul dan dikerjakan bersama-sama di studio. “Salah satunya ada twist yang kami sematkan di beberapa materi album City J ini yang membuat ada dinamika tersendiri ketika mendengarkan album ini secara keseluruhan. Jauh berbeda dari rekaman Elephant Kind sebelumnya,” ujar Bam memberikan bocoran. Ungkapan this album is gold yang kerap kali disuarakan setiap personel Elephant Kind cukup mencerminkan bahwa semua persiapan dan proses yang telah dilakukan jelas menjadi satu bagian penting yang membuat album ini. Salah satu catatan baik dari album City J ini ialah berada di urutan teratas Itunes Indonesia dalam kategori top albums per 21 September 2016. “Debut album adalah karya yang penuh dengan persiapan yang begitu dalam dan berharga bagai emas. Bukan hanya untuk kami pribadi, melainkan juga untuk teman-teman semua yang akan memiliki album ini. Audio dan visual album City J turut dipersiapkan senada dengan perencanaan yang kami lakukan sejak awal. Semuanya tercurah di sini, yang membuat saya pribadi album ini timeless, sangat layak untuk didengar dan diperhatikan secara mendetail. This album is gold,” ujar Bayu. Selain dirilis secara fisik di www.elephantkind.com, album ini dapat dinikmati dalam format digital dengan layanan musik streaming, seperti Apple Music, Spotify, Deezer, JOOX, serta Yonder Music. (Fik/M-4)
CERPEN
8
MINGGU, 25 SEPTEMBER 2016
Merawat Peti Ingatan PUTU OKA SUKANTA
S
UATU hari saya menerima e-mail dari seorang kandidat doktor sebuah universitas di ‘Negeri Kanguru’. Setelah membacanya, saya terhenyak ke perut kursi. Saya menjadi sedikit emosi, terasa ada yang berubah, suhu badan naik, dan kepala tidak nyaman. Padahal suratnya, walau agak panjang, intinya sangat sederhana. Kalau bersedia, katanya, tolong ia diperkenalkan dengan keluarga eks-Tapol 1965, terutama generasi kedua atau ketiganya. Ia yang bernama Maria S itu,akan melengkapi data lapangan tentang dampak yang dialami oleh mereka. Saya menarik napas panjang, pikiran menerawang, hinggap, dan terbang tidak menentu di langit kehidupan. Burung-burung beterbangan, asap knalpot mencucuk hidung dan suara bising bersahut-sahutan entah dari mana datangnya. Saya merasa tertekan. Saya tidak menjawab e-mail-nya. Saya seperti mendengar kembali suara Mbak Inuk yang menuduh saya sebagai makelar, mempromosikan kesakitan, mengobok-obok luka lama menjadi pameran dunia yang tidak mendatangkan apaapa bagi korban. Keuntungan diraup oleh pihak lain. “Mana buktinya kita diuntungkan?” suaranya serak cempreng seolah tikaman pisau di gendang telinga, sakitnya menjalar ke sekujur tubuh. * Seminggu kemudian e-mail-nya datang lagi. Ia sama sekali tidak menyinggung permintaan bantuan yang diuraikan pada e-mail sebelumnya. Sekarang ia menceritakan hasil penelusurannya terhadap diri saya di mbah Google. Ia menyampaikan rasa syukur bisa berkenalan dengan saya, tapi kecewa karena perkenalan baru terjadi sesudah ia berada di luar negeri. Ia menyalahkan dirinya karena sewaktu di negerinya sendiri, kok banyak yang ia tidak ketahui. Ia menyampaikan terima kasih telah diperbolehkan mengontak saya. Menurut saya, ini gombal. Itulah reaksi saya yang tak terucapkan. Saya merasa menjadi penghuni rumah kaca yang tidak bisa menyembunyikan apa-apa lagi, termasuk bulu ketek. Orang bisa mengetahui tentang diri saya, tentang masa lalu, masa kini, bahkan ide-ide yang belum sempat saya paparkan. Saya merasa kecolongan walau tidak kehilangan. Saya merasa kembali sendirian di ruang interogasi yang sepi dengan lampu remang-remang menunggu si pemeriksa datang. Saya disuruh menunggu entah sampai kapan dan entah menunggu siapa. Hanya suara jam dinding yang terdengar seperti langkah hantu yang tidak jelas keberadaannya. Emosi saya diaduknya. Mungkin karena saya sering kecewa dengan beberapa peneliti, itu masalahnya juga. Saya merasa mual, ada desakan arus bawah di lambung. Kemudian batuk, keselek, seolah menelan makanan yang belum cukup dikunyah. Saya ingat lagi dengan seorang peneliti yang sesudah mendapatkan data dari para bekas tahanan ini, tidak pernah mengembalikannya lagi dalam
bentuk rangkuman, artikel, makalah, maupun buku yang ditulisnya. Si narasumber yang memikul beban sejarahnya sebagai bekas tahanan yang terus diintai penguasa kehilangan kesempatan memeriksa apakah yang ditulis peneliti sesuai dengan apa yang diceritakannya. Saya jadi teringat dengan gaung suara Bung Karno. Ini semacam ‘expoitation de l’homme par l’homme. Kalau ini dianggap tuduhan, mungkin tuduhan saya berlebihan. Saya kecewa berat dengan tingkah pola peneliti seperti ini, tetapi di pihak lain saya ingin memberikan serpihan kenyataan masa lalu, sebagai pembanding informasi yang faktual dan akurat. Sebagai satu sisi mata uang yang membuat sebuah kesatuan makna dan nilai, juga kesetaraan. Saya merasa mempunyai beban sejarah penting dan luhur, kapan dan di manapun saya berada. Mungkin ini yang disebut GR, menganggap diri penting. Padahal apa pun yang keluar dari mulut saya sampai berbusa-busa belum menjadi pendorong roda perubahan negeri ini. Saya mematikan komputer. Saya kehabisan daya tahan. Saya lelah dan gelisah, sedikit marah, bukan saja karena permintaan Maria, tetapi karena semalam saya bermimpi berada di penjara lagi, dituduh menyebarkan dan menghidupkan kembali paham komunisme dengan menceritakan masa lalu lewat seorang peneliti dari Ponorogo yang sedang menyelesaikan doktoralnya nun jauh di sana, Maria Sutiyah. Saya akan disiksa dengan ekor pari yang digenggamnya. Padahal, saya hanya menceritakan pengalaman hidup saya yang tersimpan di dalam otak saya sendiri. Endapan laten di gudang kehidupan saya ternyata dianggap sangat berbahaya, bagai menyimpan titik api walau tanpa keluar asap. Telapak kaki dan tangan saya basah berkeringat, napas seperti penderita asma yang memerlukan obat hirup pelega. Selain menjadi tawanan masa lalu, saya juga menjadi pasien klinik 24 jam. Walaupun dalam kegalauan, akhirnya saya mengiyakan permintaan Maria Sutiyah dari Ponorogo itu karena beberapa pertimbangan menyangkut proses menumbuhkan peradaban bangsa. Peradaban bangsa saya perlu diperbaiki, setidaknya itu pendapat saya. Bangsa saya ini, sangat pandai mengoceh- mengutuk teror berbagai macam kekerasan dalam konflik vertikal dan horisontal yang terjadi di berbagai belahan dunia, tetapi tidak menyadari bahwa bangsa ini juga pernah menjadi pelaku teror yang tidak ada jaminan untuk tidak mengulanginya. Bangsa dan negara saya membungkam dirinya sendiri ketika diajak menyelesaikan persoalan masa lalu. Bangsa saya yang
katanya berbudaya luhur, tetapi masih memberi toleransi terhadap pengabaian hak-hak rakyatnya. Negara bersembunyi dan menyembunyikan diri, tidak hadir ketika terjadi penghancuran peradaban. Selain itu, alasan saya menerima tawarannya, yang terutama sekali karena ia menyetujui definisi saya tentang siapa korban tragedi 1965/66. “Maria apakah Anda setuju kalau yang disebut korban tragedi 65/66 adalah semua orang, yang merasa teragitasi emosi dan pikirannya di saat membicarakan tragedi tersebut?” Lebih dari seminggu saya menunggu jawabannya. Saya gelisah, persis seperti saya menunggu jawaban dari pacar. Mungkin ia bingung. Mungkin ia sedang berkonsultasi dengan profesor pembimbingnya, sebab definisi yang saya ajukan akan berpengaruh terhadap kesimpulankesimpulan yang dibuatnya. Kalau ia tidak setuju dengan definisi saya, saya tidak akan membantunya. Mungkin saya akan dituduh sangat egois. Boleh jadi iya. Tetapi itu prinsip saya. * Persahabatan saya menjadi semakin kental dengan Maria. Semakin sering
ia mengirim e-mail terasa saya semakin mengenal dirinya dan semakin berani saya menyampaikan unek-unek, bahwa para peneliti sedikit sekali ikut mendorong pemerintah Indonesia dan sekutunya untuk melangkah lebih bijak dalam menyelesaikan tragedi tersebut. Jawabannya sangat stereotip, klasik dan sudah bisa ditebak. “Maklumlah Pak, peneliti bukan politisi.” Kalau saja ia sedang di depan saya, saya akan melotot sampai bola mata saya menabrak hidungnya, sambil berteriak, “Oon. Oon.” Apakah ia tidak paham bahwa intelektual itu bisa diibaratkan pisau ukir sedangkan politisi lebih menyerupai gergaji? Suatu senja saya menerima e-mail singkatnya, “Bapak perlu apa dari sini? Kalau mungkin, saya bawa ketika bertemu Bapak bulan depan.” Saya langsung membalasnya, ”Bawakan energi Aborigin dan Camar pantai St. Kilda. Hi hi hi hi.” * Pertemuan saya dengan Maria berlangsung di salah satu rumah makan di bilangan Menteng. Ia duduk menghadap saya. Bibirnya merah hati dipulas lipstik agak tebal. Garis mata dan alisnya juga diper-
termasuk dewa sekali pun. Kresna juga mampu bertiwikrama menjadi raksasa sebesar gunung. Masih ada sejumlah pusaka dan ajian lain yang semuanya melambangkan akan kesaktiannya yang tiada tara. Dengan jabatan, kedudukan, posisi, serta berbekal segala kesaktiannya yang tidak tertandingi itu, Kresna bisa melakukan apa saja sesuai dengan kehendak. Membumihanguskan seluruh isi jagat pun ia mampu. Namun, sepanjang hayat, ia tiada pernah mengejawantahkan nafsu destruktifnya. Yang ia usung misi tunggal, memayu hayuning bawana, membuat dunia adil dan damai. Semua kekuasaan dan kekuatannya digunakan untuk mengeksekusi pengabdian pada tugas mulia itu. Jika sejarahnya dirunut, Kresna yang demikian ini tidak terlepas dari hidupnya yang lekat dengan laku prihatin. Sejak kecil, bersama sang kakak (Kakrasana) dan adik (Lara Ireng), ia hidup sebagai rakyat kecil di Dusun Widarakandang. Ia menjadi anak angkat Demang Antagopa-Ken Sagopi. Padahal, sesungguhnya mereka putra Raja Mandura Prabu Basudewa. Kehidupannya di dusun melatih hidup sebagai rakyat biasa dengan segala kesederhanaannya. Ia jadi paham isi dan jantung rakyat. Di sana ia juga belajar unggah-ungguh dan budi pekerti. Bakat Kresna, yang ketika masa kecilnya bernama Narayana, ialah gentur mencari
ilmu. Di mana pun ada guru atau wiku, resi atau maharesi, pertapa atau pendeta, ia suwitani (datangi). Salah satu guru pamungkas yang memaripurnakan ilmunya ialah Padmanaba. Lewat proses perjalanan dan perjuangan hidup demikian, Kresna menjadi insan berkarakter dan berkepribadian unggul serta menguasai banyak ilmu. Saking pintarnya, Kresna disebut-sebut sebagai titah yang memiliki kemampuan ngerti sakdurunge winarah, tahu segala sesuatu yang akan terjadi di depan. Jiwanya yang berkualitas dewa digayuh karena kiprahnya di marcapada memang tidak layaknya titah lain. Hidupnya dipersembahkan untuk dunia yang adil dan damai, bukan untuk memenuhi nafsunya pribadi. Malah, untuk misinya tersebut, ia mesti tega mengorbankan keluarga. Di antaranya, Kresna terpaksa melenyapkan anaknya, Sitija (Bomanarakasura), demi tegaknya keadilan. Putranya yang lahir dari permaisurinya, Dewi Pertiwi, itu dihilangkan dari muka bumi karena kekejamannya terhadap saudaranya sendiri lain ibu, Samba alias Dewabrata. Kisah itu terceritakan dalam lakon Gojalisuta. Kresna juga perlu menghilangkan keponakannya, Antareja, demi lancarnya Perang Bharatayuda. Jika Antareja ikut terjun dalam perang suci itu, bukan mustahil keadilan sulit ditegakkan. Ini terjadi karena Antareja mampu membunuh siapa pun hanya dengan menjilat bekas telapak orang. Padahal, ia diragukan soal kemampuannya untuk telapak kaki itu milik Pandawa atau Kurawa dan pengikut mereka. Singkat cerita, dari peran yang dimainkannya, Kresna menjelma menjadi titah yang sangat berpengaruh di dunia,
tebal. Rambut dibiarkannya lepas berjuntai sampai di bahu. Warnanya hitam mengkilat, tetapi ada terselip warna perak di antaranya. Ia memakai anting-anting, dari kulit kerang, menggelayut di daun telinganya. Murah senyum memamerkan giginya yang tumbuh tidak rapi. Bajunya terbuat dari kain lurik dengan potongan sederhana, bahkan kelihatan hanya sebagai sarung bantal, tanpa lengan, polos. Di bagian dadanya terbelah diikat dengan semacam tali sepatu. Itulah Maria Sutiyah. Di sebelahnya duduk seorang lelaki, tampak lebih muda dari Maria. Ia memakai baju batik, mungkin termakan promosi bahwa batik identik dengan semangat nasionalisme, padahal baju batik yang dipakainya mungkin saja bikinan Tiongkok. Lelaki itu ketika bersalaman menyebutkan namanya, Amad. Entah itu kependekatan dari Muhamad, atau Samad, atau memang cuma Amad. Saya acuh, saya lebih kepingin tahu apa kapasitasnya dalam pertemuan ini. Dari Maria, sebelum makanan yang dipesan datang, akhirnya saya tahu mereka berpacaran sudah lebih dari lima tahun, tidak direstui oleh orangtua Ahmad karena mereka berbeda agama dan sedang mengusahakan supaya bisa menikah di Australia dengan tetap pada agamanya masing-masing. Walaupun saya bukan tukang nujum, firasat saya mengatakan bahwa Maria lebih cerdas daripada Ahmad. Dengan kecerdasannya ia minta nomor telepon narasumber yang sudah saya persiapkan. Ia minta izin untuk langsung menelepon Sumiyati, memperkenalkan dirinya dan mengatur jadwal pertemuan. Maria menjauh dari kami, percakapannya tak tertangkap telinga saya. Tetapi sebelum teleponnya dimatikan, ia menyerahkannya kepada saya dan saya mendengar dengan jelas suara Sumiyati, “Om makasih ya. Saya ingin ngobrol berdua saja dengan Maria. Om istirahat ya. Jaga kesehatan. Dahhhhhh.” Saya senang jadi makelar, mempertemukan Maria dengan Sumiyati, terlebih lagi karena Maria Sutiyah dari Ponorogo itu, menurut pengakuannya, setelah kami melahap makanan di restoran itu, adalah cucu seorang pembunuh saat tragedi 65 berlangsung. Rawamangun, 2016
Putu Oka Sukanta, sastrawan berusia 77 tahun. Beberapa karyanya (puisi, cerpen, dan novel) sudah diterjemahkan ke bahasa Inggris, Jerman, dan Prancis. Ia tinggal di Jakarta sebagai penggiat HAM dan praktisi akupunktur.
Redaksi menerima kiriman naskah cerpen, ketik sebanyak 9.000 karakter, karya orisinal dan belum pernah diterbitkan di media massa lain. Kirim e-mail ke cerpenmi@mediaindonesia.com dan cerpenmi@yahoo.co.id @Cerpen_MI
PIGURA
Wong Agung ONO SARWONO
Keadilan jagat
B
Dalam konteks itu, bila berniat baik, kita bisa berkaca pada seorang penguasa bernama Prabu Harimurti alias Prabu Kresna dalam cerita wayang. Secara de facto dan de jure, ia raja Negara Dwarawati. Takhta tersebut ia dapatkan dengan perjuangan keras lewat cara-cara kesatria. Itu bukan tiban, warisan, atau berkat nepotisme. Selain memiliki kekuasaan besar, Kresna juga menggenggam ‘kekuasaan’ eksklusif, yang tidak dipunyai siapa pun. Ia sebagai pengadil jagat berkat dalam jiwanya kasinungan (menjadi rumah) Bathara Wisnu. Ini ‘jabatan gaib’ yang sangat strategis sekaligus prestisius. Seperti tidak cukup dengan jabatan-jabatan paten tersebut, Kresna mempunyai pula berbagai senjata nggegirisi (ampuh) dan ajian yang tiada tandingannya. Di antaranya, Cakra yang berwujud panah beroda pada ujungnya. Kesaktiannya bisa untuk melebur bumi. Kembang Wijayakusuma dapat menghidupkan kematian yang belum takdirnya; Aji Kawrastawan bisa membuatnya beralih rupa; Kaca Paesan dapat digunakan untuk melihat yang sedang dan yang akan terjadi; dan Aji Pameling digunakan untuk memanggil,
ANYAK yang bilang kasus dugaan suap yang melilit mantan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman ialah praktik trading in influence, yakni memanfaatkan jabatan dan posisi untuk memengaruhi atau memersuasi kebijakan eksekutorial. Pertanyaannya, perilaku barukah ini? Ini warisan turun-temurun tentang sisi kebusukan birokrasi kita yang hingga saat ini masih membelenggu. Banyak argumen untuk menjawab kenapa ‘kultur’ itu seperti melanggeng. Namun, arus utamanya, setiap jabatan selalu dimaknai sebagai kekuasaan semata. Artinya merasa berkuasa. Dari sana ego kejemawaannya dibangunkan, yang lalu diterjemahkan sesuai dengan selera. Ya bentuk paling umum di antaranya memengaruhi pihak lain agar menuruti keinginannya. Sesungguhnya, aksi memengaruhi itu tidak soal bila demi kebaikan peradaban. Malah, kalau itu yang terjadi, layak dilestarikan. Namun, ketika kekuatan memengaruhi tersebut disalahgunakan, atau diselewengkan untuk hal-hal buruk, itulah yang tidak elok, mesti dihentikan. Misalnya, jabatannya untuk memengaruhi demi mendapatkan keuntungan sepihak, dan itu merugikan banyak masyarakat. Jadi, yang menjadi masalah di sini ialah bagaimana memanfaatkan kekuatan pengaruh atau persuasi itu. Sederhananya, itu dilakukan untuk kebaikan atau ketidakbaikan. Inilah pertanyaan besar bagi para pejabat, ke mana Anda akan melangkahkan pengaruh-pengaruhmu?
raja gung binatara (sehebat dewa), benarbenar menjadi wong agung (orang besar).
Eling dan waspada Hikmah kisah itu ialah jabatan tinggi serta kekuasaan besar yang dimiliki semata-mata diabdikan untuk menciptakan keadilan dan kedamaian. Kresna tidak pernah menggunakannya untuk gagah-gagahan, menggertak atau menakut-nakuti pihak lain, dan atau demi memenuhi kebutuhan perutnya sendiri. Dalam konteks trading in influence, Kresna menggunakan pengaruhnya dan persuasinya untuk kebaikan. Laku itulah yang pada akhirnya mengukuhkannya sebagai wong agung, sebagai orang yang dihormati semua titah di marcapada, madyapada, hingga mayapada. Pada kasus-kasus tertentu, itu paradoks dengan tabiat para pemimpin dan pejabat di negeri ini. Panggung (jabatan yang terhormat dan kekuasaan yang besar) bukan untuk menjadikannya orang agung, melainkan justru untuk mengerdilkan dirinya sendiri, bahkan menistakan diri. Memang bukan perkara mudah ketika seseorang sedang menduduki jabatan tinggi dan menggenggam kekuasaan besar. Siapa pun yang tidak memiliki karakter dan kepribadian kuat seperti Kresna, ia akan gampang roboh, berbuat sesuatu yang mengkhianati sumpahnya sendiri. Agar tidak tergelincir, tidak ada salahnya para pemimpin dan pejabat selalu mengingat petuah pujangga besar Kasunanan Surakarta, Ranggawarsita: Sabeja-bejane wong kang lali, isih beja wong kang eling lan waspada (Bagaimana pun beruntungnya orang yang lalai, masih lebih beruntung orang yang ingat dan waspada). Poinnya, eling dan waspadalah. (M-4)
sarwono@mediaindonesia.com
KHAZANAH
MINGGU, 25 SEPTEMBER 2016
9
Dilarang
Curi Motif Setiap orang memiliki motif tersendiri dan itu tidak boleh dicuri. THALATIE K YANI
P
ETROHELA Peni Hipir, 67, tampak tekun menyusun benang dan memasukkannya sesuai dengan keinginannya untuk membentuk motif tertentu. Setelah ia menyusun benang, ia pun memegang kayu untuk menekan benang tersebut sehingga motif itu semakin tersusun dan membentuk kain berukuran panjang 1,5 meter dan 50 meter. Petrohela menggunakan sejumlah motif, seperti tenar--perahu dan ikan belepa--, lepo atau bengkuang, ikam mokum, petinan atau peti, dan temetak, yakni sambungan. Untuk menciptakan motif-motif itu, Petrohela menggunakan tiga warna, yakni kuning, merah, dan hitam. Semua warna itu pun dihasilkan dari tumbuh-tumbuhan yang ditanam warga. Untuk mendapatkan warna merah, mereka menggunakan akar mengkudu yang dihancurkan dan dicampur ke air, sedangkan warna kuning dari kunyit dan warna hitam dari daun tarum. Sebelum melakukan pewarnaan, khususnya kain adat, para perempuan Desa Nubahaeraka, Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) melakukan prosesi. Kapas-kapas yang sudah dipintal menjadi benang diikat dengan tali rafia untuk membentuk motif tertentu. Untuk memulai prosesi pewarnaan, Petrohela menurunkan kendi-kendi tanah liat dari tempat penyimpanannya dan memulai doa serta memakan pinang. Kendi-kendi itu digunakan untuk menam-
pung pewarna alami yang akan digunakan. Benang-benang tersebut dimasukkan ke kendi yang dipanaskan dengan kayu bakar. Setelah menyerap warna, benang akan dikeluarkan dari kendi untuk dikeringkan. Meski sudah kering dan warna menyerap, benang itu tidak bisa langsung digunakan. “Ketika sudah kering kita simpan lagi. Tahun depan baru dibuka lagi dan dilakukan prosesi pewarnaan. Pewarnaan akan dilakukan selama tiga tahun baru boleh ditenun,” ujar Elisabeth Nogo Keraf. Tiga tahun, lanjut perempuan yang akrab disapa Mama Elis itu, dinilai cukup dan warna sudah menyerap dengan baik ke benang. Warna yang dihasilkan pun lebih baik. Tak pelak harga kain adat itu pun dibanderol Rp3 juta-Rp4 juta.
Gila Namun, jangan sesekali Anda mencoba mencuri motif kain adat orang lain. Satu motif hanya bisa digunakan 5-6 orang di desa itu. “Jadi dalam satu keluarga belum tentu motifnya sama karena satu motif hanya untuk 5-6 orang saja,” jelas mama Elis. “Misalkan saya menjemur tenun saya setelah mencuci, orang akan tahu itu sarung punya saya karena motif tersebut hanya ada di sana,” tambahnya. Bila seseorang ingin mengubah motif mereka, kata Mama Elis, mereka harus melakukan prosesi cuci tangan. Itu ialah prosesi ketika ia mengembalikan motif tersebut kepada pemilik motif yang asli dan meminta izin penggunaan motif yang baru ke pemilik yang lain. Pelanggaran penggunaan motif sembarangan bisa sangat berbahaya. Bila si pemilik motif tidak mengizinkan motifnya digunakan orang lain, ia bisa menjatuhkan
kutukan. “Kalau mencuri motif bisa menjadi buta atau paling parah menjadi gila,” ujar perempuan berusia 48 tahun itu. Kebutaan bisa terjadi bila sang pemilik motif menusukan jarum yang digunakan untuk menenun ke batok kelapa tempat penyimpanan jarum. Batok kelapa itu biasanya terletak di samping peralatan tenun. “Bila tusuk sekali, orang itu (pencuri motif) akan buta. Bila ditusuk lagi bisa gila,” ungkapnya. Agar orang itu bisa mendapatkan penglihatannya kembali, prosesi adat harus dilakukan. Di prosesi tersebut yang melakukan pencurian motif harus meminta maaf dan berjanji tidak mengulanginya. Bila prosesi adat sudah dilakukan, orang tersebut akan bisa melihat kembali. “Dulu pernah kejadian seperti itu dan setelah prosesi adat baru bisa melihat lagi,” ucapnya. (M-2)
miweekend@mediaindonesia.com
FOTO-FOTO: MI/THALATIE
MENENUN: Perempuan Desa Nubahaeraka, Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) tengah menenun dengan motif tertentu. Motif tenun hanya bisa digunakan 5-6 orang di desa itu.
PUISI
A JUNIANTO
EDDY PRANATA PNP
Rajah
Ke Menara Suar Cimiring
Tak ada yang istimewa di sini, selain retas matamu, terlampar, hilang sasar
Chin, esok pagi aku hendak ke menara suar cimiring kau bisa ikut apa tidak? aku hendak survei dengan seorang sutradara untuk pembuatan film pendek durasi dua puluh menit film tentang keselamatan pelayaran bisa jadi kisah tentang penjaga menara mercusuar atau kehidupan keluarga penjaga menara suar andai kau bisa ikut mungkin nantinya bisa jadi pemeran wanitanya aku pemeran prianya kita hidup di pulau terpencil jauh dari keramaian orang jauh dari hiruk pikuk pasar dan panas kota sesekali, kita bercinta di bawah rembulan persis di bawah menara mercusuar!
magrib semakin gaib, namun belum juga kuselesaikan abjad rajah tentang namamu sebab mendadak aku kehilangan jejak akan ampas kopimu, yang pernah kau tuang di sebuah sajak Jogja, 2016
Di Lorong Stasiun Terjebak jadwal, tubuhku pun rebah di hamparan agenda, di huma kata-kata, lalu ingatanku terpenggal : ringkik ringkih kereta besi, berkisah perihal ia yang terlambat, terhambat, lalu terhambat.
Di Bawah Gerhana Matahari adalah kesangsian yang menunggu di pucuk cakrawala lembaran luka kami, adalah kesangsian bangkubangku tua melembab oleh detik, dan nyala lilin yang berpeletik tapi kematian kami masih sunyi, (meski lenguh kereta, sudah meninggalkan buku cerita)
Kota Padang dengan pagi yang terasa lebih panjang udara selalu terasa panas sisa kantuk menggantung di beranda rumah langit setengah mendung dan sunyi membelukar! di bawah gerhana matahari, di tunggul hitam pusara ibu dan nenekku kubaca puisi paling indah—
Jogja, 2016 namun tetap saja, ia akan pergi ke sebuah tempat, sebelum bangku ini dingin berkarat, meski nyaris seabad, ia belum juga lewat “ada apa,” pikirku sambil mengunyah nama-nama gedung tua dan asap angkutan kota yang bersauh di ujung senja, bukan namamu. serupa sajak tanpa baris, mungkin namamu terlampau liris, terlalu miris, sebab hidup ini toh juga tetap akan lesap
Isolasi Di tubir kota, tak ada lagi yang bisa dibaca, selain deretan gedung tua, rambu larangan, dan pijar neon iklan, cuma denyut senyummu, serupa gerimis yang membatasi cerita : tentang senja, tentang nafas jalanan kelabu tua
-kereta belum juga hinggap Jogja, 2016
Di Stasiun Tua Stasiun tua sambut langkah kami, langkah seekor keledai yang siap tuk disangsai kematian kami, adalah kematian gerbong-gerbong yang disingsal waktu, lewat sulur, lewat cerobong sore yang sendiri, adalah gemintang kami,
aku lambungkan anganmu, tentang seliuk hidup yang liat kubelah Selat Nusakambangan, perahu meluncur; angin laut menerpa di karang tengah kutemui kuda beban, rimba belantara kuteruka berpuluh-puluh kali berhenti mengatur napas dan kaki yang kejang di pintu gerbang menara mercusuar cimiring matahari pecah : hidup sesekali harus berpeluh-peluh!
di sini, nyaris tak ada aroma dangau, kecuali kami yang tengah sibuk berkabung sendiri, membaca sejarah yang katanya telah mati hanya ruap memori asing, kadang datang telanjang, bersama usia yang sungguh tak pernah dewasa, lalu bersembunyi di rimbun gedung tanpa daun, tanpa angka tahun Jogja, 2016
ya Allah berilah kenyamanan dan kebahagiaan abadi untuk ibuku, untuk nenekku ya ibuku, ya nenekku, aku hanya punya puisi hanya punya puisi! Padang, 9 Maret 2016
di bawah matahari nusakambangan suara ayam hutan berkuok kalajengking melintang di jalan setapak keringat menderas di pendakian terakhir di kejauhan sayup gemuruh ombak selintas rasa takut melayang ke senyap rimba batu rindu kian mengeras dan basah!
Cilacap, 19 Januari 2016
Pedih yang Sama Aku tak ‘kan berbagi pedih ini! “karena kita memiliki pedih yang sama hanya saja pedihku telah membekukan darah jiwa hingga tak ingat lagi apa-apa,” desismu (aku melihatmu jatuh cinta pada bunga sepatu di pinggir jalan, sorot matamu berlinang-linang) tubuhmu menjelma lilin aku terpukau pada lelehnya aku ingin meleburkan diri dan jiwa agar seluruh puisiku menyatu dalam nyalamu.
Cilacap, 29 Januari 2016
A Junianto, lahir di Surabaya pada 4 Juni 1984. Ia aktif di komunitas Studi Seni dan Sastra CDR (Cak Die Rezim) Surabaya. Beberapa antologi bersama ialah Monolog Kelahiran (Sasindo Unair, 2003), Senjakala (Lima, 2005), dan Ruang Hitam (Lima, 2006), Mozaik Ingatan (CdR, 2010), Menggapai Asmara (Mafaza, 2014), dan Di Balik Hitam Putih Kata (Poetry Praire Publishing, 2014).
Eddy Pranata PNP, lahir pada 31 Agustus 1963 di Padang Panjang, Sumatra Barat. Buku antologi puisi tunggalnya ialah Improvisasi Sunyi (1997), Sajak-sajak Perih Berhamburan di Udara (2012), Bila Jasadku Kaumasukkan ke Liang Kubur (2015), dan Ombak Menjilat Rucing Karang (2016).
10
TIFA
MINGGU, 25 SEPTEMBER 2016
Indonesia di Mata Paisi Paisi menampilkan beberapa babak kesan tentang Indonesia. Dengan bahasa artistiknya, ia mengungkap sisi lain dari Indonesia yang indah. ABDILLAH M MARZUQI
P
AK Ogah tetap tersenyum. Apa pun yang terjadi, ia akan tersenyum. Ia tetap bersapa akrab dengan kelindan asap knalpot dan raungan mesin. Bibirnya melebar menyungging senyum di balik banyaknya kendaraan. Ia berdiri di depan para pengendara yang beringas. Ia merentang tangan menantang gerobak, motor, dan bajaj yang seolah tak punya kemauan untuk berhenti barang sejenak. Di tengah kuda besi bermesin yang seolah tak berem, Pak Ogah masih berani berdiri tegak menantang. Jakarta dan macet, dua hal yang tak terpisahkan. Jakarta dan penghuninya, juga dua hal yang layak diperhatikan. Setidaknya itulah gambaran yang dapat dibaca dari karya Pascal Hierholz berjudul Mr Ogah, The Traffic Helper. Lukisan itu menjadi salah satu karya yang dipamerkan di The Media Hotel Jakarta. Pameran karya bertajuk Kesan-Kesan itu berlangsung pada 1725 September 2016. Pascal Hierholz, atau lebih akrab disapa Paisi, ialah seorang warga Prancis. Ia seorang penjelajah, seniman, dan poliglot yang memiliki ketertarikan pada budaya-budaya di seluruh penjuru dunia. Ia menguasai berbagai bahasa. Setelah enam tahun tinggal Indonesia, Paisi kemudian jatuh cinta pada negeri ini. Paisi ialah seorang direktur kreatif di bidang iklan, desain, dan komunikasi digital. Panggilan nama Paisi (Pai Si)--yang berarti ombak-ombak ide--menempel pada dirinya semenjak ia bekerja di Tiongkok.
Kesan tentang Indonesia Dalam pameran itu, Paisi menampilkan beberapa babak kesan tentang Indonesia. Dengan bahasa artistiknya, ia mengungkap sisi lain dari Indonesia yang indah, sekaligus memberikan pesan-pesan khusus yang memikat. Ia
mendasarkan itu pada mata, bukan Indonesia untuk memuat kronik keseharian yang berbeda dari Indonesia. Pertama ialah tentang eksotisme dan keseharian warga Bali. Mitologi sampai aneka tingkah laku para penghuninya hadir pada karyanya. Pada judul karya Angry, Seductive dan Karangasem, Paisi mengeksplorasi patung para dewa di Bali yang seperti ditangkap dalam kanvas. Berbeda kala melihat Bali Trash atau Basa-basi Bali yang kental akan nilai parodinya. Ketika sampah menjadi kenyataan hidup sekaligus problematika sehari-hari di tempat wisata, Paisi mempelesetkannya menjadi gambaran perempuan bertato dan patung. “Bali di tangan Paisi menjadi menggemaskan sekaligus mengundang nuansa satire,” terang kurator pameran Bambang Asrini Widjanarko. Karya-karya Paisi yang lain, tentang snapshot lanskap, orang bercengkerama, dan panorama persawahan Bali dan daerah lain diberi juluk Indonesian Impressions. Sketsa-sketsa ini bermedia cat air dan tinta tiongkok. Ketika menangkap kesan Jakarta, Paisi mencoba mengendapkan kesankesan universal. Ia mampu menangkap semangat dan tidak hanya berkutat pada fisik. Bagaimana pun, makna menjadi Indonesia secara utuh diperoleh dari nilai-nilai budaya dan pergaulan sosial. Jakarta yang pengap dan macet dicerna Paisi dalam Pak Ogah. Paisi memberi kesan betapa bising sang penjaga lalu lintas tak resmi di persimpangan jalan di ibu kota. Hal ini melambangkan manusia-manusia yang sulit menaati peraturan. Memang penuh semrawut, tapi di balik itu, ada sosok berjiwa besar yang rela berdiri berpanas agar situasi mampet itu tidak berlarut-larut. Pak Ogah dalam pandangan Paisi mencerminkan orang dengan jiwa besar dan rendah hati. “Di tengah kerumitan lampu merah, ada senyum Pak Ogah,” tutur Pasisi.
MI/ABDILLAH M MARZUQI
Kesan dan pesan senada juga muncul dalam karya I Love Jakarta. Ketika seorang pria berdiri di samping bajaj dengan latar semak dan gedung pencakar langit, ada seselip merah putih yang merupakan warna bendera Indonesia. Bajaj itu dipenuhi coretan curhat tentang Jakarta, tentang Indonesia. Cukup mudah mengesan pria tersebut berprofesi sebagai tukang bajaj. Pria itu dengan pose intim memegang sebatang rokok yang tersulut dan dimasukkan ke mulut. Lukisan itu seolah bercerita tentang pencari sesuap nasi di Ibu Kota yang tetap tenang dan santai meski besok tidak punya gambaran mau makan apa. Sebuah tangkapan yang cukup cerdas untuk menggambarkan penghuni Jakarta.
Cerita tentang Soekarno Paisi juga bercerita soal Soekarno dan rupiah, sekaligus Indonesia yang
akrab dengan Jakarta hari ini. Dalam karya berjudul Satu Rupiah, Paisi mengambarkan Soekarno dengan latar gunung berapi yang masih mengepulkan asap. Dalam Unity in Diversity, Soekarno digambarkan sedang mengibarkan uang rupiah. “Dua karya ini patut diapresiasi tinggi dalam pameran ini daripada karyanya yang lain karena mampu melihat yang tak terlihat. Perspektif yang berbeda tentang Indonesia, Jakarta dan rupiah yang berisiko menjadi senjata pemusnah,” terang Bambang. Paisi telah menghasilkan begitu banyak jurnal perjalanan dalam bentuk ilustrasi. Ia mencatat apa pun yang dia rasakan di atas kertas. Awalnya ia hanya menggunakan tinta hitam, tapi kini ia telah mengombinasikannya dengan cat air. Ia mengekspresikannya dalam bentuk ilustrasi. Beberapa hadir di setiap yang ia adakan. Banyak
dari karya dari perjalanannya ini telah membentuk materi untuk pameranpamerannya. Selain itu, Paisi juga sangat senang menjajal berbagai medium seperti bahan karung goni yang biasa digunakan untuk membungkus berbagai macam kebutuhan atau kardus kasar dan tentunya kanvas serta kertas. Semua medium itu menyatu bersama kuatnya torehan hitam tinta tiongkok. Baginya, seniman harus selalu bereksplorasi dengan ide dan mediumnya. Paisi telah berhasil menangkap kesan tentang Indonesia. Tidak hanya keindahan alam ataupun kesemrawutan, tetapi juga keindahan nilai budaya Indonesia. Lebih jauh, Paisi menangkap lengkap dan mampu menerjemahkannya ke dalam bahasa artistik. (M-2)
JURNAL PERJALANAN: Perupa Pascal Hierholz (kanan) didampingi kurator pameran kurator pameran Bambang Asrini Widjanarko saat pembukaan pameran lukisan karya Pascal di Jakarta. Pameran lukisan tersebut mengeksplorasi keseharian Jakarta.
miweekend@mediaindonesia
Mengamen dan Rasa Lapar
ANTARA/HENDRA NURDIYANSYAH
SENIMAN JALANAN: Seniman Sujud Kendang Sutrisno mengamati karya instalasi saat pameran seni Mbarang Jantur di Bentara Budaya Yogyakarta, Jumat (16/9) malam. Pameran seni yang menampilkan 27 karya (lukisan, instalasi, patung, dan foto) tersebut untuk menghormati seniman Sujud Kendang Sutrisno sebagai seniman jalanan yang sudah memberikan seluruh hidupnya menciptakan seni ‘ngamen’ di Yogyakarta.
Pendiri: Drs. H. Teuku Yousli Syah MSi (Alm) Direktur Utama: Lestari Moerdijat Direktur Pemberitaan/Penanggung Jawab: Usman Kansong Deputi Direktur Pemberitaan: Gaudensius Suhardi Direktur Pengembangan Bisnis: Shanty Nurpatria Dewan Redaksi Media Group: Bambang Eka Wijaya, Djadjat Sudradjat, Elman Saragih, Gaudensius Suhardi, Laurens Tato, Lestari Moerdijat, Najwa Shihab, Putra Nababan, Rahni Lowhur Schad, Saur Hutabarat (Ketua), Suryopratomo, Usman Kansong Redaktur Senior: Djadjat Sudradjat, Elman Saragih, Laurens Tato Kepala Divisi Pemberitaan: Teguh Nirwahyudi Kepala Divisi Content Enrichment: Ade Alawi Kepala Divisi Artistik & Foto: Hariyanto Asisten Kepala Divisi Pemberitaan: Haryo Prasetyo, Jaka Budisantosa, Ono Sarwono, Rosmery C. Sihombing Kepala Sekretariat Redaksi: Sadyo Kristiarto Redaktur: Adiyanto, Agus Mulyawan, Agus Triwibowo, Ahmad Punto, Anton Kustedja, Aries Wijaksena, Basuki Eka P, Bintang Krisanti, Cri Qanon Ria Dewi, Denny Parsaulian Sinaga, Eko Rahmawanto, Eko Suprihatno, Henri Salomo, Ida Farida, Iis Zatnika, Irana Shalindra, M. Soleh, Mathias S. Brahmana, Mirza Andreas, Patna Budi Utami, Soelistijono, Sitria Hamid, Widhoroso, Windy Dyah Indriantari Staf Redaksi: Abdillah M. Marzuqi, Adam Dwi Putra,
Agung Wibowo, Ahmad Maulana, Akhmad Mustain, Anata Syah Fitri, Arief Hulwan Muzayyin, Asni Harismi, Astri Novaria, Budi Ernanto, Cornelius Eko, Christian Dior Simbolon, Deri Dahuri, Dwi Tupani Gunarwati, Dzulfikri, Emir Chairullah, Eni Kartinah, Fario Untung, Fathia Nurul Haq, Gana Buana, Ghani Nurcahyadi, Golda Eksa, Haufan H. Salengke, Hera Khaerani, Heryadi, Hillarius U. Gani, Iqbal Musyaffa, Irene Harty, Irvan Sihombing, Iwan Kurniawan, Jajang Sumantri, Jonggi Pangihutan M, Maggie Nuansa Mahardika, Mohamad Irfan, Muhamad Fauzi, Nurtjahyadi, Nurulia Juwita, Panca Syurkani, Permana Pandega Jaya, Putri Anisa Yulianti, Raja Suhud V.H.M, Ramdani, Retno Hemawati, Richaldo Yoelianus Hariandja, Rommy Pujianto, Rudy Polycarpus, Sabam Sinaga, Selamat Saragih, Sidik Pramono, Siswantini Suryandari, Siti Retno Wulandari, Sugeng Sumariyadi, Sulaiman Basri, Sumaryanto, Susanto, Syarief Oebaidillah, Tesa Oktiana Surbakti, Thalatie Yani, Thomas Harming Suwarta, Usman Iskandar, Wibowo, Wisnu AS, Zubaedah Hanum Biro Redaksi: Dede Susianti (Bogor); Eriez M. Rizal (Bandung); Kisar Rajagukguk (Depok); Firman Saragih (Karawang); Sumantri Handoyo (Tangerang); Yusuf Riaman (NTB); Baharman (Palembang); Haryanto (Semarang); Widjajadi (Solo); Faishol Taselan (Surabaya) METROTVNEWS.COM Pemimpin Redaksi: Putra Nababan Wakil Pemimpin Redaksi/Dept Head Multimedia: Nurfajri Budi Nugroho Redaktur Pelaksana: Khudori, Luhur Hertanto, Fitra Iskandar DIVISI TABLOID, MAJALAH, DAN BUKU (PUBLISHING) Kepala Divisi: Budiana Indrastuti
“NAMA saya Sujud Sutrisno, saya petugas PPRT, pemungut pajak rumah tangga,” kata Sujud Kendang sebelum memulai pertunjukannya, Jumat (16/9) malam, di Bentara Budaya Yogyakarta. Sujud menyebut dirinya sebagai petugas PPRT untuk menggantikan sebutan pengamen jalanan. Malam itu spesial bagi Sujud karena sebuah pameran seni rupa di BBY yang bertajuk Mbarang Jantur didedikasikan baginya. Di usianya yang sudah menginjak 63 tahun, Sujud masih terampil menabuh kendangnya, termasuk dalam lagu Mata Indah Bola Pingpong yang terkenal. ’Mata indah bola pingpong Ono bocah kecemplung gentong Sido mulih numpak andong Tekan ngomah ketiban dondong’ Bagi warga Yogyakarta, sosok Sujud ‘Kendang’ Sutrisno sudah dikenal lama sebagai seniman jalanan. Lagu-lagu parodi yang dibawakan dan penampilannya yang menghibur membuat Sujud mudah disukai. Selain tampil di jalanan, pria yang lahir pada 22 September 1953 itu sering tampil dalam pertunjukan-pertunjukan
seni di Yogyakarta. Sujud malam itu pun sangat senang dengan pameran yang diadakan untuk dirinya. Total ada 27 karya dalam pameran Mbarang Jantur yang berlangsung dari 16-23 September 2016. Ajang yang memamerkan karya dari 27 seniman itu diselenggarakan untuk menghormati Sujud, seorang seniman yang hampir seumur hidupnya diabdikan pada seni mengamen di jalanan. Beberapa seniman yang ikut pameran itu ialah AC Andre Tanama, Agung Pekik, Bambang Herras, Wara Anindyah, Subandi Giyatno, Wilman Syahnur, dan Laksmi Shitaresmi. Mereka menampilkan sosok Sujud ataupun mengamen dalam perspektif masing-masing.
Kesenian mengamen Bagi budayawan Sindhunata, sosok Sujud bukanlah pengamen biasa, melainkan sosok yang menampilkan garapan lagu yang khas. “Sujud memberikan hidupnya dalam berkesenian mengamen di jalanan,” kata dia. Ia mengatakan pameran di Bentara Budaya tersebut diberi judul
Asisten Kepala Divisi: Mochamad Anwar Surahman, Tjahyo Utomo, Victor JP Nababan Redaktur: Agus Wahyu Kristianto, Sri Purwandhari CONTENT ENRICHMENT Periset: Heru Prasetyo (Redaktur), Desi Yasmini S, Gurit Adi Suryo, Dhika Kusuma Winata, Zico Rizki Bahasa: Dony Tjiptonugroho (Redaktur), Adang Iskandar, Henry Bachtiar, Meirisa Isnaeni, Ni Nyoman Dwi Astarini, Ridha Kusuma Perdana, Riko Alfonso, Suprianto ARTISTIK Asisten Kepala Divisi: Rio Okto Waas Redaktur: Annette Natalia, Budi Setyo Widodo, Donatus Ola Pereda, Gatot Purnomo, Gugun Permana, Marjuki, Ruddy Pata Areadi Staf Artistik: Ami Luhur, Ananto Prabowo, Aria Mada, Bayu Wicaksono, Briyan Bodo Hendro, Catherine Siahaan, Dedy, Dharma Soleh, Duta Amarta, Fauzi Zulkarnaen, Hari Syahriar, Haris Imron Armani, Haryadi, Immaduddin Rizal, Marionsandez G, Muhamad Nasir, Muhamad Yunus, Nana Sutisna, Novi Hernando, Novin Herdian, Nurkania Ismono, Reza Fitarza Z, Rio Thaba Pratama Burhan, Riri Puspa Destianty, Rugadi Tjahjono, Seno Aditya, Swielida Angraita, Tampan Destawan, Tutik Sunarsih Olah Foto: Andi Nursandi, Sutarman PENGEMBANGAN BISNIS Kepala Divisi Marketing Communication: Fitriana Saiful Bachri Kepala Divisi Iklan: Gustaf Bernhard R Asisten Kepala Divisi Iklan: Wendy Rizanto Perwakilan Bandung: Sulaeman Gojali (022) 4210500; Surabaya: (031) 5667359; Yogyakarta: Andi Yudhanto (0274) 523167.
Mbarang Jantur agar mengamen dapat diletakkan dalam konteks yang lebih luas. Mbarang Jantur berasal dari lakon pewayangan, Semar Mbarang Jantur. Dalam cerita itu, Semar dan anak-anaknya harus mengamen (mbarang) untuk Arjuna yang merasa lapar saat mencari Dewi Erawati. Dengan berpijak pada cerita itu, tradisi mengamen yang ada hingga sekarang memang menjadi kegiatan berkesenian yang terkait dengan rasa lapar. “Dengan mengamen, orang bisa mendapat nafkah untuk memenuhi kebutuhan perutnya yang lapar,” kata dia. Menurut pria yang akrab disapa Romo Sindhu itu, mengamen tidak selalu diasosiasikan dengan orang kecil. Mengamen dilakukan siapa pun yang mencari nafkah dengan berkesenian. Namun, yang ada saat ini, kata mengamen sudah mengalami degradasi makna. Ketika artis kaya tampil, orang-orang akan menyebutnya sebagai show atau performance. Akhirnya, mengamen hanya diperuntukkan orang kecil dan melarat. (AT/M-2)
KORESPONDEN Jawa Barat: Benny Bastiandy, SE (Cianjur/Sukabumi), Budi Mulia Setiawan, Depi Gunawan (Bandung), Nurul Hidayah (Cirebon), Reza Sunarya (Purwakarta), Setyabudi Kansil (Cianjur), Kristiadi (Tasikmalaya), Banten: Deni Aryanto (Tangerang Selatan) Jawa Tengah: Akhmad Safuan (Pekalongan), Djoko Sardjono (Klaten), Ferdinand (Solo), Liliek Dharmawan (Purwokerto), Tosiani S (Temanggung), Supardji Rasban (Brebes), Yogyakarta: Agus Utantoro, Ardi Teristi Hardi, Furqon Ulya Himawan, Jawa Timur: Abdus Syukur (Pasuruan), Bagus Suryo Nugroho (Malang), Edy Saputra (Blitar), Heri Susetyo (Sidoarjo), Khoirul Hamdani (Banyuwangi), Muhammad Ahmad Yakub (Bojonegoro), Muhammad Ghozi (Madura), Sunarwoto (Madiun) Aceh: Amiruddin Abdullah (Pidie), Hendra Saputra (Banda Aceh), Sumatra Utara: Januari Hutabarat (Taput), Puji Santoso, Yennizar (Medan), Sumatra Barat: Hendra Makmur, Yose Hendra (Padang), Riau: Bagus Himawan, Rudy Kurniawansyah (Pekanbaru), Kepri: Hendry Kremer (Batam), Bangka Belitung: Rendy Ferdiansyah (Pangkalpinang), Bengkulu: Marliansyah, Jambi: Solmi, Lampung: Ahmad Novriwan (Bandarlampung), Kalimantan Barat: ArisMunandar (Sungai Raya), Kalimantan Tengah: Surya Suryanti (Palangkaraya), Kalimantan Selatan: Denny Susanto (Banjarmasin), Kalimantan Timur: Syahrul Karim (Balikpapan), Sulawesi Utara: Voucke Lontaan (Manado), Sulawesi Tengah: M Taufan SP Bustan (Palu), Subandi Arya (Poso), Sulawesi Barat: Farhanuddin (Mejene), Sulawesi Tenggara: Abdul Halim Ahmad (Kendari), Sulawesi Selatan: Lina Herlina (Makassar),
Bali: Arnoldus Dhae (Denpasar), Gede Ruta Suryana (Kuta), NTT: Alexander Paulus Taum (Lembata), Palce Amalo (Kupang), Maluku Utara: Burhanuddin Arsyad (Ternate), Maluku: Hamdi Jempot (Ambon), Papua: Marcelinus Kelen (Jayapura) Telepon/Fax Layanan Pembaca: (021) 5821303, Telepon/ Fax Iklan: (021) 5812107, 5812113, Fax Customer Service: (021) 5820476, Telepon Sirkulasi: (021) 5812095, Telepon Distribusi: (021) 5812077, Telepon Percetakan: (021) 5812086, Harga Langganan: Rp89.000 per bulan (Jabodetabek), di luar P. Jawa + ongkos kirim, No. Rekening Bank: a.n. PT Citra Media Nusa Purnama Bank Mandiri - Cab. Taman Kebon Jeruk: 117-009-500-9098; BCA - Cab. Sudirman: 035-306-5014, Diterbitkan oleh: PT Citra Media Nusa Purnama, Jakarta, Alamat Redaksi/Tata Usaha/Iklan/Sirkulasi: Kompleks Delta Kedoya, Jl. Pilar Raya Kav. A-D, Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat - 11520, Telepon: (021) 5812088 (Hunting), Fax: (021) 5812105 (Redaksi) e-mail: redaksi@mediaindonesia.com, Percetakan: Media Indonesia, Jakarta, ISSN: 0215-4935, Website: www. mediaindonesia.com, DALAM MELAKSANAKAN TUGAS JURNALISTIK, WARTAWAN MEDIA INDONESIA DILENGKAPI KARTU PERS DAN TIDAK DIPERKENANKAN MENERIMA ATAU MEMINTA IMBALAN DENGAN ALASAN APA PUN
Member of
DESAIN
MINGGU, 25 SEPTEMBER 2016
Karya desainer interior Agam Riadi.
Bambu yang dicat dengan warna hitam menjadi dekorasi dinding yang mewah, sedangkan tempat tidur menjadi bernilai seni dengan tumpang sari sebagai atapnya.
11
Karya desainer interior Prasetio Budhi.
Karya desainer interior Anita Boentarman.
Indonesia untuk
Kemewahan Hotel FARIO UNTUNG TANU
P
OTONGAN bambu berwarna hijau menghiasi bagian tengah meja-meja makan pada instalasi pameran bertajuk Serumpun Bambu Restaurant. Instalasi yang berupa ruangan restoran mewah itu merupakan karya desainer interior Agam Riadi. Namun, sesungguhnya inti karyanya bukan pada bambu di tengah meja, melainkan pada dinding restoran. Dengan warna dasar kuning, dinding itu memiliki dekorasi tiangtiang berwarna hitam dengan lekuk-lekuk lingkaran dalam jarak tertentu. Tiang-tiang itu nyatanya ialah bambu berwarna hitam. “Bambu itu ciri khas orang Asia dan kita adalah orang Asia. Jadi, saya ingin menonjolkan itu kepada para tamu. Namun, tentunya dengan desain yang elegan dan inspiratif,” tutur Agam kepada Media Indonesia, Jumat (16/9). Karya Agam itu tampil bersama karya dari 11 desainer interior lainnya yang tergabung dalam kelompok ID12. Kelompok desainer itu memang rutin menggelar pameran kolaboratif. Tahun ini mereka memilih tajuk Hotel No 12 yang sekaligus menunjukkan benang merah desain interior untuk bangunan hotel. Pameran yang mereka gelar itu berada di bawah payung besar acara The Colours of Indonesia 2016 di atrium Senayan City, Jakarta. Adam menjelaskan bahwa ia menggunakan proses pewarnaan untuk menghasilkan bambu yang legam namun mengkilap. Di sisi lain, ia juga tetap menampilkan bambu yang asli sebagai bagian dari instalasi agar karakter bambu terlihat jelas. “Bambu itu unik, eksotik, dan sangat Asia. Saya menggabungkan bambu berwarna hitam dengan yang alami sehingga bisa menciptakan kesan glamor dan eksplosif,” jelasnya. Kesan glamor pada ruangan juga makin kuat dengan pilihan kursi dan meja berwarna gelap.
Sentuhan seni di ruang santai Kesan glamor juga terlihat di ruang tidur karya Anita Boentarman dan ruang relaksasi karya Joke Roos. Anita memberikan kesan etnik pada ruang tidur lewat penggunaan ranjang bertiang dengan tumpang sari sebagai atapnya. Anita yang menamakan karyanya Sokogu-
Karya desainer interior Fifi Fimandjaja.
ru Bedroom Suite mengaku sangat menyukai konsep rumah Joglo. Sebab itu pula, ia membawa konsep itu ke dalam bentuk kamar tidur hotel. “Awalnya memang terlintas ingin membuat kamar dengan konsep rumah joglo yang ada di dalam sebuah hotel mewah. Jadi ibarat seperti bagaimana bisa menciptakan sesuatu yang elegan, tapi tetap membawa unsur tradisionalnya,” ungkap Anita. Kecantikan Nusantara dalam karya itu juga diperkuat dengan ukiran motif batik pada tiang tempat tidur. Selain itu, Anita juga tak ragu menggabungkan konsep tradisional Indonesia dengan budaya Jepang. Salah satunya diterapkan dengan motif sakura dengan pakem batik pada partisi belakang tempat tidur. “Partisi itu menggunakan desain sakura, tapi tetap menerapkan pakem desain batik yang tidak semua modelnya sama bentuk. Saya juga tidak menyangka perpaduan batik dengan sakura bisa menciptakan sesuatu yang menarik,” sambung Anita. Sementara itu, pada karya Bodhi Relaxation Room dari Joke Roos, nuansa Indonesia muncul lewat motif batik mega mendung yang dipadukan dengan motif bunga. Motif tersebut muncul dalam dekorasi dinding dan hadir dalam nuansa hitam-putih. Joke menjelaskan motif Mega Mendung asal Cirebon dipilih karena merepresentasikan bentuk awan yang memberikan kesan damai. Sebab itu pula, motif itu dipadukan dengan bunga agar makin menguatkan kesan tenteram. “Awan dan bunga merupakan aksen yang damai dan tentram. Tentunya sepadan dengan konsep ruangan yang difungsikan sebagai tempat relaksasi,” ujarnya. Desainer lain yang mengeluarkan desain untuk ruang tidur ialah Prasetio Budhi. Ia menonjolkan material rotan yang hadir dalam anyaman pada dinding dan furnitur. Lenturnya serat-serat rotan juga direpresntasikan pada backdrop tempat tidur. Sementara itu, desainer Fifi Fimandjaja menghadirkan konsep ruang dandan yang mewah dengan batuan marbel. Ruangan ini dibuat dalam dua sisi yang feminin dan maskulin. (M-3)
miweekend@mediaindonesia.com
Karya desainer interior Joke Roos.
FOTO-FOTO: DOK THE COLOURS OF INDONESIA 2016
Foto
minggu, 25 september 2016
HALAMAN 12
LOMBA FOTO BERSAMA KERETA API INDONESIA
INOVASI KERETA API INDONESIA UNTUK KEMAJUAN NEGERI LOMBA FOTO BERSAMA KERETA API INDONESIA PERIODE FOTO : 1 SEPTEMBER 2015 – 20 AGUSTUS 2016 INOVASI KERETA API INDONESIA UNTUK KEMAJUAN NEGERI
TIGA FOTO PEMENANG
PERIODE FOTO : 1 SEPTEMBER 2015 – 20 AGUSTUS 2016
1
2
ANDREAS FITRI ATMOKO - YOGYAKARTA
NOMINASI
S
ekitar 5.000 foto yang dikirimkan berbagai kala ngan pecinta fotografi bersaing ketat menjadi yang terbaik dalam lomba foto bertema Inovasi kereta api Indonesia untuk kemajuan negeri kali ini. Dalam lomba berhadiah total Rp37,5 juta itu setiap peserta mendapat kesempatan mengirimkan maksimal 7 foto yang merefleksikan inovasi PT Kereta Api Indo nesia (persero). Hal itu terlihat dari banyaknya foto yang menggambarkan upaya PT Kereta Api Indonesia (persero) dalam menaikkan kualitas pelayanan kepada penumpang, termasuk penggunaan teknologi modern, peningkatan kebersihan dan keamanan, peremajaan lokomotif dan gerbong, serta membangkitkan kecintaan publik kepada kereta api. “Lomba foto ini diselenggarakan karena dengan foto masyarakat bisa mendapat gambaran yang jelas mengenai kemajuan PT KAI. Selain itu, publik juga dapat melihat
3
GHOLIB - SEMARANG
berbagai upaya yang telah kami lakukan untuk menjadi kan perkeretaapian Indonesia lebih baik di hari depan. Melalui lomba foto ini juga, PT KAI mengajak masyarakat ikut berperan serta dalam memajukan perkeretaapian Indonesia, ” papar Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (persero) Edi Sukmoro, seusai penjurian. Dewan juri yang terdiri dari Dirut PT Kereta Api Indo nesia (persero) Edi Sukmoro, Kadiv Foto & Artistik Media Indonesia Hariyanto, dan Direktur Galeri Foto Jurnalistik Antara Oscar Motuloh, akhirnya memilih 3 foto pemenang dan 20 nomine. Pemilihan pemenang tersebut berdasar kan kesesuaian dengan tema, orisinalitas ide, kreativitas, teknis fotografi, serta tingkat kesulitan pemotretan. “Sebenarnya banyak sekali lokasi pemotretan yang bagus. Namun, eksekusinya sebagian besar masih men tah. Selain itu, banyak pula foto yang indah, tetapi tidak memiliki kedalaman makna,” ujar Hariyanto, salah satu
ANGELUS AGUSTINUS S - JAKARTA
juri yang sebelum proses penjurian utama telah memilih dan menyeleksi hingga tersisa 490 foto. Juri lainnya, Oscar Motuloh, mengatakan, “Foto-foto yang masuk kali ini bagus dan menarik, cukup lengkap dari berbagai sudut pengambilan dan isi cerita, tetapi ada juga foto bagus yang terpaksa disingkirkan karena aktivitas di dalam foto tersebut mengabaikan prosedur operasional standar perusahaan.” Lomba foto kerja sama PT Kereta Api Indonesia (persero) dengan Dari Balik Lensa Media Indonesia ini merupakan bagian dari perayaan Hari Ulang Tahun ke-71 PT Kereta Api Indonesia (persero) yang akan dirayakan pada 28 September 2016 mendatang sekaligus untuk menunjukkan apa saja yang telah dilakukan PT Kereta Api Indonesia (persero) dalam memajukan perkeretaapian Indonesia sebagai salah satu tulang punggung transportasi nasional. (Rdn)
FERGANATA INDRA RIATMOKO - salatiga
NOMINASI
KURNIAWAN ARIE WIBOWO - SURAKARTA
ADIL ARMAYA - MEDAN
ANIS DWI FITRIYANI - DEPOK
GALIH PRADIPTA - yogyakarta
ARIESTO ISHAK - JAKARTA
FADLY ILHAMY PARDEDE - JAKARTA
DEDEN IMAN WAUNTARA - BANDUNG
ARIEF BUDIMAN - KARANGANYAR
HENDRA A SETYAWAN - TANGERANG
FRANCISCUS SATRIYA WICAKSANA - SEMARANG
GUNTUR AGA TIRTANA - YOGYAKARTA
MUHAMMAD IKHSAN WIBOWO - RIAU
NOVA WAHYUDI - PALEMBANG
WAWAN H PRABOWO - tangerang
AMAN ROCHMAN - MALANG
GUSMAN BUSANG - Bandung
FARHAN MULTAHAD - BANDUNG RACHMAN HARYANTO - BEKASI
AHMAD KUSAINI - SURABAYA
MINGGU, 25 SEPTEMBER 2016
HALAMAN 13
“Barrier to entry ke olahraga ini cukup tinggi, termasuk biaya yang cukup besar. Di luar negeri bahkan sudah mengeluarkan istilah cycling and triathlon are the new golf.”
GAYA AYA URBAN RBAN HLM 21 Jepang yang Ringan
Tren dari New York Pesona, Hlm 14
Berkesan
SETELAH MARATON TERLEWATI Tingginya prestise triatlon membuat olahraga ini juga disebut sebagai the new golf. FARIO UNTUNG TANU
M
ENGURANGI porsi olahraga berat seiring bertambahnya umur nyatanya tidak berlaku bagi Siti Elisa Santy. Di usia 47 tahun, Siti justru semakin memperluas jelajah olahraganya. Tidak tanggungtanggung, perempuan berhijab ini menjajal triatlon. Sungailiat Triathlon yang berlangsung April lalu di Kepulauan Bangka Belitung menjadi triatlon pertama bagi Siti. “Saya sudah sering mengikuti maraton. Lalu teman-teman di komunitas, ngajak ayo dong kita ikut triatlon! Jadi, itu kayak target terakhir,” tutur Siti kepada Media Indonesia, Selasa (20/9).
Meski begitu, bukan berarti Siti mudah saja ‘naik kelas’ ke triatlon. Terlebih pada 2015, ia mengalami dua kali cedera saat mengikuti maraton. Namun, insiden yang sampai membuatnya sakit berjalan dan harus ‘puasa’ lari selama dua bulan ini justru mengembalikan kegiatannya bersepeda. Ibu dua anak ini memang tidak bisa lepas dari olahraga. Setelah kembali rutin bersepeda, Siti pun mantap menyambut ajakan teman-temannya. Bahkan, untuk mengasah kemampuan berenangnya, Siti mengikuti kursus tiga kali seminggu. Staminanya pun digenjot lagi dengan berlatih kebugaran tiga kali seminggu dengan bimbingan pelatih pribadi. Jerih payahnya tidak sia-sia. Dari latihan beberapa bulan itu ia bisa menyelesaikan kompetisi yang terdiri dari lari, renang, dan sepeda itu dengan baik. Bahkan, naik podium pertama untuk kategori perempuan berusia 45-49 tahun. Bukan hanya kebanggaan sendiri,
MUHAMAD ANDI SYAFRIZAL
pencapaian itu menjadi lecutan bagi sang suami. “Suami saya juga sudah sering maraton, dan sekarang jadi tertarik triatlon,” tukas Siti. Sungailiat juga menjadi triatlon pertama bagi Muhamad Andi Syafrizal Indrawan. Sayang, pemuda 29 tahun ini gagal menyelesaikan lomba. Ia menyerah setelah menempuh jarak 30 meter di lomba sepeda. Padahal sebelumnya, di nomor renang, ia sudah berhasil bangkit dari cedera. Saat mencapai jarak 1 km berenang di laut, ia mengalami kram di kaki kiri. Tidak menyerah, Andi berenang dengan satu kaki. Meski kemudian kaki kanannya juga kram, Andi beristirahat dulu menggunakan pelampung dan kemudian mampu berenang lagi hingga pantai. Meski gagal finis, Andi tidak kapok dan tetap melihat pelajaran besar dari kompetisi triatlon. “Triatlon ini mengajarkan bagaimana cara seseorang menikmati proses dan fokus pada tujuan. Manusia diciptakan sampai bisa berenang, bersepeda, dan berlari
CHAIDIR AKBAR
sebanyak itu membuktikan kalau sebetulnya manusia diciptakan dengan potensi yang besar, jadi tinggal bagaimana individu itu bisa mengolahnya saja,” tutur pria yang rutin berlari 3-4 kali seminggu ini. Kegagalan itu juga tetap membuatnya penasaran pada triatlon. Ia merasa prestise yang sangat tinggi jika bisa menjadi orang yang finis triatlon.
Gengsi setara golf Daya tarik triatlon sudah dipahami benar oleh Chaidir Akbar. Sebagai pendiri komunitas Triathlon Buddies, ia sudah menjajal berbagai ajang triatlon sejak 2012. Dari situ pula, Chaidir menyimpulkan bahwa prestise yang tercipta bukan hanya karena tantangan fisik, melainkan juga berbagai biaya, mulai dari biaya perjalanan, biaya peralatan, biaya latihan, sewa pelatih, hingga sewa tempat. “Barrier to entry (tantangan untuk masuk) ke olahraga ini cukup tinggi,
ANTARA/YULI SEPERI
termasuk biaya yang cukup besar. Di luar negeri bahkan sudah mengeluarkan istilah cycling and triathlon are the new golf,” tutur pria yang menjabat sebagai asisten wakil presiden di sebuah bank swasta multinasional yang berkantor di Jakarta. Karena itu, Chaidir tidak heran jika peminat triatlon juga kebanyakan orang-orang yang mapan secara ekonomi. Dalam komunitas penggemar triatlon pun mudah ditemui orang-orang dengan jabatan strategis. Di sisi lain, Chaidir mengatakan bahwa prestasi di triatlon tetap ditentukan kedisiplinan dan kegigihan. “Meski peralatan yang mahal, semua itu tidak menjadikan seseorang menjadi pemenang, nilai-nilai seperti kerja keras, disiplin, daya juang yang lebih dominan dalam olahraga ini,” tegas pria yang juga pernah mengikuti triatlon dengan rute renang di Selat Madura ini. (M-3)
miweekend@mediaindonesia.com
ESENSIAL
SEKILAS TRIATLON Kompetisi yang terdiri atas tiga cabang olahraga, umumnya lari, berenang, dan bersepeda. Ketiganya dilakukan berurutan tanpa terputus. Dipercaya muncul sejak 1920 di Prancis dan mulai dilombakan secara modern sejak 1974 di California, Amerika Serikat. Rute terpanjang merupakan rute bersepeda, kemudian berlari, dan berenang. Triatlon terpanjang sejauh ini disebut sebagai jenis ironman dengan total jarak tempuh sekitar 226 km atau setara jarak dari Sukabumi-Cirebon. Triatlon yang digelar di Pulau Bintan, Kepulauan Riau, Agustus lalu, juga dikategorikan ironman, dengan jarak 113 km.
Rp50 juta
Rp1,4 juta DOK. PRIBADI
DOK. PRIBADI
Pola Makan Ikut Terpengaruh BAGI Siti Elisa Santy, gaya hidup gila olahraga yang ditekuninya juga harus ditunjang pola makan yang baik. Terlebih, ia menyadari kondisi fisik semakin menurun di usia menjelang setengah abad. Di kesehariannya, Siti menerapkan asupan protein, karbohidrat, dan serang yang seimbang. Ia pun benar-benar membatasi jenis makanan yang banyak mengandung minyak dan makanan instan. Berikut pilihan jenis makanan Siti yang juga bisa Anda terapkan:
SITI ELISA SANTY
Rp2,8 juta
Karbohidrat: nasi merah, ubi, singkong, oatmeal. Protein: Semua jenis protein rendah/tanpa lemak, tidak digoreng, tidak dimasak santan. Untuk daging ayam hanya dari ayam kampung. Sayuran mentah atau rebus. Makanan berpengawet ataupun dengan minyak, seperti mi dan nasi goreng, sangat dibatasi. (Rio/M-3)
DOK. PRIBADI FOTO-FOTO: TRISPORT
PESONA
14 Satu Busana untuk Dua Acara PASAR busana santun yang memang semakin meningkat disadari benar oleh para peritel busana. Mereka kini semakin banyak menawarkan koleksi busana santun, termasuk dengan menggandeng label-label terkenal. Tidak tanggungtanggung, Metro mempresentasikan koleksi busana santun terbaru mereka lewat acara bertajuk Metro Fashionolgy 2016. Berlangsung di Metro Plaza S e n ay a n , J u m a t (16/9), acara tersebut menampilkan koleksi Irna La Perle dari Irna Mutiara dan Bilqis dari Tuty Adib. Kedua label itu mempersembahkan gaun pengantin tetapi dapat DOK METRO kembali dikenakan untuk menghadiri pesta. Dua fungsi ini dihadirkan dengan adanya cape (jubah) yang dapat dilepas-pasang. Pada koleksi Irna, cape menyambung dengan penutup kepala yang memiliki aksen ruffle. Sementara itu, Tuty Adib memadukan cape dengan kerah tegak ala Shanghai. “Garis potongnya sederhana saja, tetapi saya menyematkan banyak detail, salah satunya permainan lilitan dari kain perca. Untuk materialnya menggunakan jacquard. Kalau luarannya dibuka, bisa untuk acara yang lebih santai,” ucap Tuty Adib yang memberikan penjelasan sembari mendampingi sang model. Selain dua label itu, ada pula koleksi Qanita Ghalib dan Khanaan Shamlan, Dazia by Theresia, Eddy P Chandra, dan Ferry Sunarto. (Wnd/M-3)
MINGGU, 25 SEPTEMBER 2016
TREN DARI
GAUN LIPIT Gaya lipit setidaknya terlihat di koleksi Hugo Boss, Victoria Beckham, dan Carolina Herrera. Di koleksi Hugo Boss, desainer Jason Wu memadukan detail itu dengan detail cut out pada gaun-gaun midi. Tidak hanya itu, desainer langganan Michelle Obama juga menggunakan teknik blok warna sehingga menciptakan ilusi semilipit pada beberapa gaun. Hal itu berbeda dengan koleksi Carolina Herrera dan Victoria Beckham, yang memang hanya menampilkan detail lipit di satu sisi rok (semilipit). Pada koleksi Herrera, sesuai dengan ciri khasnya, tampilan gayanya lebih meriah dengan motif bunga-bunga kecil dan bentuk rok melebar. CAROLINA Sementara itu, pada koleksi HERRERA Victoria, gaun semilipit tampil lebih clean dengan penggunaan satu warna pada seluruh busana. Meski begitu, detail lipit tetap jelas terlihat karena pemilihan bahan lembut dan mengilap. Detail lipit itu sekaligus menambah kesan santai pada koleksi yang didominasi siluet longgar tersebut. “Ini tampilan berjiwa bebas, tetapi bukan dalam arti bohemian-jika kamu tahu maksud saya. Koleksi ini tentang baju yang longgar dan santai tapi tetap mewah,” kata Victoria.
NEW YORK Gaun lipit, lengan ekstra panjang, dan alas kaki datar ialah beberapa tren yang terlihat di pekan mode New York. BINTANG KRISANTI
J
IKA dibandingkan dengan tiga kota mode dunia lainnya, New York punya karakter fesyen yang cenderung lebih rileks tapi juga modern dan elegan. Karakter itu tetap tampak meski para desainer yang berkarier di sana datang dari segala penjuru dunia. Benang merah gaya itu pula yang dipertahankan saat mereka mengadopsi kecenderungan tren yang ada. Itu seperti terlihat di pekan mode untuk koleksi musim semi/gugur 2017 yang berlangsung sepanjang minggu lalu, ketika para desainer mengemas tren gaun semilipit, lengan ekstra panjang, hingga alas kaki datar dalam elegansi yang rileks.
LENGAN EKSTRA PANJANG Dari peragaan koleksi Vera Wang dan DKNY, ada kesamaan tren yang terlihat, yakni lengan ekstra panjang. Wang mengadopsi tren itu dalam koleksinya yang berupa busana-busana berjahitan tegas namun sangat seksi. Contohnya ialah jumpsuit pendek dengan bagian atas bergaya off the shoulder. Bagian lengan busana itu dibuat mirip lengan jas, tetapi dengan panjang lengan yang menutupi seluruh jari. Busana lainnya berupa padanan hot pants dengan korset berlengan. Di bagian ujung lengan ditambahkan kain transparan. Wang menyebut koleksinya menunjukkan kekuatan, kerajinan tangan, dan karakter gelap dan seksi. Di koleksi DKNY, lengan ekstra panjang itu dikemas jauh lebih santai bahkan cenderung terlihat malas. Itu disebabkan penerapannya pada sweter dengan bagian ujung kain yang tidak dijahit yang kemudian dipadankan dengan rok atau celana rajut. DKNY
VERA WANG AFP/BEBETO MATHEWS
AFP/DIANNE BANDAREFF
HUGO BOSS
JPYIM/GETTY IMAGES/AFP
ALAS KAKI DATAR Kesamaan tren juga terlihat pada alas kaki. Hampir semua rumah mode yang tampil di pekan mode ini memilih alas kaki datar. Di Hugo Boss, Jason Wu memadankan gaun lipitnya dengan sandal slip-on. Victoria Beckham memilih bot selutut dengan hak datar. Sementara itu, Herrera memadankan gaun-gaun femininnya dengan sepatu loafer dan oxford berhak rendah. Rumah mode lainnya, seperti The Row, memilih sneakers, sedangkan Oscar de la Renta menggunakan sandal datar bertali dengan hiasan batuan dan payet. Para pengamat fesyen menilai alas kaki datar itu menjadi unsur yang membuat tampilan lebih bersahaja. (The Guardian/AP/AFP/M-1)
miweekend@mediaindonesia.com
HUGO BOSS
AP/RICHAN D DREW
15
TRAVELISTA
MINGGU, 25 SEPTEMBER 2016
FOTO-FOTO: M GALLERY THE ROYAL SURAKARTA HERITAGE
TRADISI: Batik dan kultur Jawa dirayakan di M Gallery The Royal Surakarta Heritage, Jawa Tengah.
Mewah nan Meriah di Surakarta Para pecinta seni menginap di hotel perlu memasukkan penginapan premium serbabatik dan tradisi Jawa ini dalam daftar destinasi. HERA KHAERANI
L
ANGKAH kaki saya sontak melambat ketika memasuki M Gallery The Royal Surakarta Heritage (26/8). Interior hotel yang terletak di Jalan Slamet Riyadi No 6, Surakarta, Jawa Tengah, itu amat kaya dengan detail yang menarik mata. Mau tak mau, mata yang haus menjelajah memaksa kaki berjalan lebih pelan. Batik sidomukti terhampar di loni hotel, memanjang hingga meja penerimaan tamu. Sementara itu, batik kawung menghiasi meja penerimaan tamu tersebut. Meski ada kursi-kursi bersandaran tinggi dengan gaya Eropa, nuansa tradisional kental terasa. Berputarlah 360 derajat, di mana-mana Anda akan melihat berbagai ornamen yang dihiasi batik, mulai ukiran di dalam kaca meja, lempengan logam yang membalut tiang-tiang penyangga, hingga lampu dan langit-langitnya yang semua didesain khusus dengan motif batik. Tidaklah mengherankan jika hotel bintang lima itu pernah mendapat rekor Muri sebagai hotel dengan dekorasi batik terbanyak. Sejalan dengan konsistensi menyajikan keindahan seni batik itu, berbagai tokoh pewayangan pun dipajang di berbagai sudut, termasuk di antaranya para punakawan. Sekali menginjakkan kaki ke The Royal Surakarta Heritage, Anda bukan hanya mendapati tempat beristirahat yang nyaman dan menenangkan, melainkan juga ibarat memasuki museum yang kaya koleksi batik dan budaya Jawa. Ini surga bagi para pecinta tradisi dan budaya.
Detail dan bercita rasa Di banyak tempat, saya mendapati cetakan batik cap aneka motif,
yang dimanfaatkan sebagai elemen dekorasi. Demikian pula lembaran kain batik, dimanfaatkan sebagai pemanis ruangan yang apik. Jangan tanya lagi bagaimana dengan kamar-kamarnya, semua bertema batik dan tradisi Jawa. Saking detailnya, bahkan ada wayang kulit dipajang di setiap kamar mandi. Kekayaan detail tersebut ternyata tidak terlepas dari sosok pemilik hotelnya, Imelda Sundoro. Perempuan yang juga CEO Sun Motor Group itu ternyata turun langsung dalam merancang dan menghias hotelnya itu. “Ini kebanyakan saya pilih sendiri, ada yang saya bawa dari rumah, ada yang saya beli di tempat barang antik, ada yang khusus saya pesan ke perajin, ada yang dibeli saat jalan-jalan ke luar negeri,� jelasnya ketika ditemui Media Indonesia (26/8). Sentuhan personal itu menjadikan interior hotelnya kian menarik. Pasalnya, kentara betul ada perpaduan gaya Jawa dengan Tiongkok dan Eropa. Hal ini diakui Imelda yang tergolong perfeksionis ketika bicara sumber inspirasinya, “Kadang saya jalan-jalan ke luar negeri lalu melihat yang bagus, foto, terus minta ke perajin untuk buatkan yang serupa.� Kreasi Imelda itu berwujud piring-piring yang terpajang di dinding, yang meski kental budaya Tionghoa, lukisan di dalamnya banyak menggunakan batik atau tokoh wayang. Transformasi hotel yang semula merupakan bangunan bank ini sungguh luar biasa. Hotel dengan 150 kamar ini berfasilitas lengkap, yakni kolam renang, pusat kebugaran, spa dan sauna, akses wi-fi gratis, dan restoran.
com pada Kamis sore (22/9), tarifnya mulai sekitar Rp450 ribu. Harga itu tentu sewaktu-waktu berubah. Tetap saja, untuk sekelas hotel bintang 5 yang demikian mewah, tentu tarif semurah itu tidak ada di tiap kota. Karena itu, hotel ini layak menjadi pilihan bagi Anda yang ingin pelesir ke destinasi wisata di Yogyakarta, Magelang, Karanganyar, Sragen, Klaten, Boyolali, Wonogiri, dan sekitarnya. Jika membutuhkan mobil untuk mencapai destinasi wisata, Anda bisa juga memesannya ke pihak hotel. Tak hanya itu, lokasi The Royal Surakarta Heritage juga sangat strategis untuk menjelajahi Surakarta dengan berjalan kaki, bersepeda, atau naik becak. Kasunanan Surakarta dan Mangkunegaran terletak tak seberapa jauh dari hotel. Demikian pula Kampung Batik Kauman dan Pasar Klewer yang banyak menawarkan aneka batik. Anda cukup berjalan kaki 10 menit dari hotel.
Berwisata dengan sepeda
Premium dan terjangkau
Pengalaman menginap saya di The Royal Surakarta Heritage makin istimewa karena wisata bersepeda yang ditawarkan hotel, yang bekerja sama dengan pemandu lokal. Bila Anda berkesempatan menginap di hotel tersebut, jangan lewatkan kesempatan itu. Aris yang memandu kami bersepeda pagi itu ialah anggota Solo Heritage Cycling. Wawasan sejarahnya luas, demikian pula tentang objek wisata yang didatangi. Ketika berhenti di tepi Bengawan Solo, dia bisa bercerita panjang lebar tentang sejarah kebesarannya, kisah kerajaan, juga legenda yang melekat. Ceritanya akan memperkaya benak dan menambah inspirasi! (M-1)
Bagian terbaiknya yang membuat saya terkejut ialah tarif menginap per malam. Di situs Accorhotels.
miweekend @mediaindonesia.com
Berjumpa para Pelestari Tradisi
FOTO-FOTO: MI/HERA KHAERANI
Produksi kerupuk karak. DENGAN menyeberangi Bengawan Solo dengan membawa sepeda ke atas perahu kayu, Aris, pemandu wisata bersepeda anggota Solo Heritage Cycling, membawa kami ke industri rumahan. Berikut ini beberapa lokasi yang bisa dipilih:
Sentra pembuatan kerupuk karak Di masa lalu, karak biasa dibuat dengan nasi sisa. Namun, kini, seiring dengan banyaknya permintaan jenis
Perajin tenun tradisional. kerupuk itu, karak pun diproduksi tiap hari secara massal di industri rumahan. Menyaksikan kerupuk dibuat mulai pengukusan, penggilingan, hingga dicetak, dijemur, dan digoreng sangat menarik, terlebih jika Anda membelinya secara langsung ke tempat produksi, lebih murah setengah harga daripada beli di warung atau restoran.
Kain tenun tradisional Meski dibuat secara tradisional, tenun
Memilih bulu ayam untuk kok bulu tangkis, di tempat yang kami datangi ternyata ditujukan untuk pasar ekspor. Menarik sekali melihat bagaimana benang diwarnai, dipintal, lantas ditenun hingga menjadi kain dengan berbagai motif etnik menawan.
Pembuatan kok Pernah penasaran bagaimana kok bulu tangkis dibuat dengan barisan bulu tersusun rapi? Di Solo itu bisa disaksikan langsung, mulai pemilihan bulu ayam
Memukul logam untuk gong.
yang hanya berwarna putih, pelurusan bulu, penusukan ke kepala kok, penjahitan, pengeleman, hingga pengemasan.
Pembuatan gamelan Nah kawasan industri gamelan di Kecamatan Mojolaban ini wajib dikunjungi karena prosesnya amat menarik. Ternyata, tidak hanya saat sedang dimainkan di panggung suara gamelan terdengar indah, saat pembuatannya juga. Lempengan dari perunggu dan
tembaga yang sudah dilebur, dilebur kembali dalam api, dipukul empat orang secara bergiliran. Ketika pemukul logam bertemu dengan lempengan yang juga logam, terdengarlah suara gong atau gamelan secara berirama. Dikabarkan, pekerja yang memukul gong dalam proses pembuatannya, tidak boleh telat atau meleset sedikit pun. Pergeseran beberapa sentimeter saja akan memengaruhi kualitas suara gamelannya nanti. Wah, bukan asal pukul ternyata. (Her/M-1)
MINGGU, 25 SEPTEMBER 2016
16
ADU MERDU ORKES KERONCONG KEKINIAN OPINI MUDA
Bagaimana jika lagu-lagu yang dinyanyikan Iwan Fals dimainkan dalam nada keroncong oleh anak-anak muda? Merdu dan keren pastinya! SURYANI WANDARI
G Bintang Virgi Setiawan Orkes Keroncong Mu’az Lampung MENURUT panitia, aku paling muda di sini. Aku sendiri memang terjun ke dunia keroncong karena dikenalin ayahku sejak kecil. Saat itu ayahku sudah main keroncong bahkan menjadi pelatihku. Hingga sekarang aku senang bermain keroncong.
Gregorius Aryo dan Bimo Orkes Keroncong SMA Pangudi Luhur Jakarta KAMI senang bermain musik keroncong. Menurut kita, keroncong itu seni musik yang elite. Makanya kami milih antimainsteam yang dilakukan orang-orang di zaman modern ini.
ITAR akustik, ukulele, biola, flute, dan selo yang dimainkan bersamaan menghasilkan alunan mendayu-dayu, apalagi sang vokalis menyanyikan lagu dengan syahdu. Istimewanya, yang memainkan istrumen itu ialah anak-anak muda dari berbagai penjuru Nusantara. Mereka membuktikan cinta kepada salah satu genre musik kebanggaan Indonesia itu. Perayaan cinta pada keroncong dilakukan pada Festival Keroncong Muda Indonesia 2016 yang digelar Sabtu (3/9) di Sekolah Pilar Indonesia, Ciangsana, Bogor, Jawa Barat.
Aransemen Bento Sebagai yang pertama dan satu-satunya di Indonesia yang menyelenggarakan festival musik keroncong muda, sekolah ini terus mendapatkan tanggapan positif. Sebaran peserta makin luas. Setelah pada tahun pertama hanya diikuti peserta asal Pulau Jawa, pada 2016 diikuti 11 peserta dari Jawa dan Sumatra, termasuk Lampung, yang dibatasi maksimal 20 tahun. Dengan tajuk Katakan dengan Cinta: Ekspresikan Cintamu pada Sesama, Alam Semesta, Bangsa dan Negara, para peserta ini harus menerima tantangan membawakan dua buah lagu. Satu lagu merupakan karya cipta peserta yang belum pernah dipublikasikan sebelumnya di mana pun dengan gaya keroncong asli atau trulungan. Satu lagu lainnya ialah lagu wajib yang mengharuskan peserta mengaransemen rangkaian nada yang pernah dinyanyikan sang legenda musik Indonesia, Virgiawan Listanto alias Iwan Fals. Lagu Bento, Bongkar, Isi Rimba, dan Umar Bakri yang sarat pesan sosial dan cinta tanah air itu menjadi pilihan yang banyak diambil peserta. Setiap grup harus mengaransemen dan menginterpretasikan lagu-lagu itu dalam musik keroncong bernada kekinian.
Nilai luhur
Adinda Galuh Hapsari Otasa Kida Madiun AKU biasanya jadi vokalis di band, tapi aku mau coba genre musik lain. Jika jazz sudah banyak yang ngikutin, aku milih keroncong. Ternyata beda banget cara nyanyinya, ini lebih sulit karena ada cengkok yang harus dijaga.
Diana Safira Dermawan, Ketua Panitia Festival Keroncong Muda Pilar Indonesia, mengungkapkan festival ini digelar guna melestarikan dan menumbuhkan kecintaan remaja Tanah Air terhadap musik keroncong. “Banyak generasi muda kita yang belum mengenal keroncong. Di tangan kitalah budaya Indonesia bisa lestari. Kita harus mengenal musik keroncong ini sebagai musik asli kita sendiri,” kata siswi kelas 12 di Sekolah Pilar Indonesia itu. Ajang ini sebagai wadah grup musik keroncong muda untuk tampil dan berkompetisi. Musik keroncong sendiri mengajarkan nilai-nilai luhur. “Keroncong ini menyuarakan nilai-nilai kepahlawanan, nasionalisame, cinta lingkungan, dan cinta sesama. Nilainilai luhur inilah yang relevan untuk didekatkan ke generasi muda pada sepanjang masa,” kata Iwan Kresna
Kelompok keroncong Otasa Kids Madiun
DUTA
Setiadi, Ketua Dewan Pembina Sekolah Pilar Indonesia.
Sang juara Keroncong Muda Pilar Indonesia pertama dilaksanakan 14 Maret 2015.Di tahun keduanya, Keroncong Muda Pilar Indonesia kembali dilaksanakan di Sekolah Pilar Indonesia. Musisi muda keroncong ini memainkan beragam alat musik seperti gitar akustik, ukulele, biola, flute, dan selo. Mereka menampilkan aksi terbaiknya di depan tiga juri, yakni Tuti Maryati, Koko Thole, dan Bens Leo. Seperti pakem keroncong lazimnya, musisi duduk, sedangkan vokalisnya bernyanyi mengikuti alunan musik bahkan kadang vokalis memandang penonton seakan mengajak bernyanyi bersama. Aneka strategi dipersiapkan setiap grup untuk dapat mencuri perhatian juri dan penonton. Orkes Pangudi Luhur
Jakarta, misalnya, bernyanyi bersahut-sahutan dengan penonton. “Yang tahu lagunya pasti penontonnya ikutan nyanyi seperti sahut-sahutan,” kata Gregorius Aryo, anggota Orkes Pangudi Luhur Jakarta. Festival Keroncong Muda Pilar Indonesia 2016 akhirnya dimenangi Orkes Keroncong Enem Songo (D’Sixty Nine) Cilacap sebagai juara 1, Orkes Keroncong Marlubu RRI Malang di posisi 2, dan juara tiganya direbut Orkes Keroncong Sunda Kelapa, Jakarta. Ada pula kategori harapan yakni juara harapan I dimenangi Komunitas Keroncong Anak Jombang, Juara Harapan II oleh OTASA Kids, Madiun dan Regu Keroncong SMA 2 (Recoda) Jombang sebagai juara harapan III. Tahun depan, mainnya lebih keren lagi, ya! (M-1)
miweekend@mediaindonesia.com
Orkes keroncong SMA Pangudi Luhur Jakarta
DOK SURYANI WANDARI
MINGGU, 25 SEPTEMBER 2016
17
tu a: Nam ji Panges A i k iz R lahir: nggal a t , t a 1997 Temp 2 April 1 , s e b Bre
Jurusan: Teknik Kimia Universitas Diponegoro Semarang
Pencapaian : CEO Riztech
Dari Lab
Turun ke UKM Fathurrozak Jek Jurusan Jurnalistik Universitas Esa Unggul
R
IZTECH digagas agar perubahan atau ekspansi pelaku UKM tak didasarkan pada perkiraan, tetapi riset yang tervalidasi. Muda mewawancarai mahasiswa Teknik Kimia Universitas Diponegoro Semarang ini untuk mencari tahu kisahnya merintis bisnis serta tentang agendanya ke depan. Simak, ya! Banyak anak muda berwirausaha, tetapi mengapa kamu dan tim memilih bisnis yang belum terlampau familier, yaitu jasa riset? Ceritakan, dong, awalnya gimana? Kami kuliah di jurusan teknik kimia sehingga setiap hari akrab dengan riset, apalagi teknik kimia sangat erat kaitannya dengan pangan, energi, sampai hal-hal yang sangat kecil yang terkait dengan kehidupan sehari-hari. Terpikir tentang bisnis jasa riset sebenarnya tidak sengaja, berawal dari lomba business plan yang kami ajukan terkait dengan pengawetan gethuk trio khas Magelang. Saya bersama tim mencoba untuk turun langsung ke lapangan dan mencoba bekerja sama dengan pelaku bisnis gethuk di Magelang. Jadilah gethuk yang keawetannya bertahan sekitar enam hari, tiga hari jauh lebih awet jika dibandingkan dengan gethuk biasanya. Tanpa kesengajaan, saya berpikir kenapa kita tidak membuka jasa sejenis untuk produsen-produsen lain, pada UMKM-UMKM lain, terkait dengan riset dan pengembangan produk? Tentunya sebatas kemampuan dan keahlian kami soal ilmu yang kami dapat di dunia perkuliahan. Lalu, terbentuklah Riztech.
FOTO: DOK PRIBADI
Riztech digagas Rizki Aji Pangestu dengan dibantu kawan-kawannya untuk menjadi solusi bagi UKM dalam mengambil keputusan.
Nama bisnis kalian Riztech. Apa maknanya? Ada yang mengusulkan Dipo Tech karena kami kuliah di Universitas Diponegoro. Namun, akhirnya tercetuslah Riztech. Dengan akronim yang diharapkan hampir sama dengan kata ristek alias riset dan teknologi. Tim memutuskan saya sebagai CEO, yang kebetulan bernama Rizki. Riztech malah lebih akrab dikenal dengan akronim Rizki Technology. Bagaimana mekanisme kerja Riztech? Riztech awalnya hanya membuka jasa riset bagi mereka yang membutuhkan bantuan terkait dengan riset produk dan pengembangannya. Lama-kelamaan, pasar meluas, tidak hanya terkait dengan riset dan dan pengembangan. Kami juga membuka edukasi bisnis bagi UMKM di Jawa Tengah terkait dengan pengembangan, meliputi ilmu manajerial, rencana bisnis, serta penyusunan anggaran per bulan. Selain itu, setelah berkerja sama bersama Nano Center di bawah naungan LIPI, kami juga perlahan menjual produk-produk teknologi hasil karya anak bangsa yang berawal dari hasil riset dan diinkubasi hingga mampu berdiri dengan skala pabrik. Seperti red oxide, zirkonia, nano kitosan, sampai turbin angin dan alat desalinasi air laut atau payau. Dengan begitu, jika disimpulkan, Riztech terdiri atas tiga aspek, yaitu jasa riset, edukasi, dan jualan produk. Siapa saja anggota tim Riztech? Awalnya bertiga. Hingga pada perjalanannya, kami kerepotan mengurusi beragam project, akhirya memutuskan merekrut beberapa teman yang memang berkomitmen dan mau berjuang ber-
sama. Beberapa teman akrab kami di jurusan bergabung, bertambah menjadi delapan orang. Pernah suatu waktu, saya selaku CEO diberi kesempatan untuk mengisi acara motivasi bisnis dan terpikir untuk merekrut lebih banyak orang bergabung sehingga kekuatan dan ilmu pengetahuan Riztech tidak sebatas hanya soal riset dan penelitian. Setelah acara itu, beberapa dari mereka banyak yang berminat untuk bergabung sehingga semakin banyak anggota kami. Tentunya tim diplotkan sesuai dengan jurusan dan kemampuan sehingga saat ada project, semua bisa diandalkan menurut kemampuan masing-masing. Misalnya, jasa edukasi business plan tentunya akan diberikan pada teman-teman ahli ekonomi, penataan anggaran kami berikan pada teman-teman manajemen, sampai riset tentang ash content, pengawetan, hingga packaging, teknik kimia yang bergerak. Berapa tarif Riztech? Kami membuka jasa dengan pembayaran sekali, lalu selesai. Kami putus kontrak klien soal pengembangan produknya setelah project selesai. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, kami melihat banyak kelemahan pada sistem pembayaran jasa demikian sehingga kami memutuskan untuk memakai sistem royalti. Setelah berakhir dan suksesnya sebuah project, kami akan tetap mendampingi mereka terkait dengan riset dan pengembangan produknya. Namun, jika pada awal kami memang sudah menawarkan hal tersebut dan klien menolak dengan segala alasan, tentu kami juga tetap menuruti apa yang dimintanya. Bisa dibilang, kami tak ubahnya
konsultan, dengan pasar UMKM, dan pabrik-pabrik skala kecil hingga bisnis rumahan. Kami tidak mematok harga selangit, tergantung project yang dikerjakan. Bagaimana kamu mempromosikan bisnis jasa riset kamu? Pada suatu acara saya diminta untuk mengisi salah satu training UMKM di Sragen, Jawa Tengah, terkait dengan riset dan pengembangan produk UMKM. Setelah acara tersebut, akhirnya kedinasan terkait mulai tertarik dengan pemikiran Riztech sehingga mereka meminta bekerja sama bersama kami soal pelatihan UMKM yang rutin dilakukan setiap minggunya di kabupaten-kabupaten di Jawa Tengah. Di situlah pasar kami mulai banyak. Berbagai project diterima, mulai pengawetan, uji sampel, sampai urusan pengemasan. Proyek terbesar Riztech? Pengembangan produk pabrik briket batok kelapa terkait dengan ash content untuk memenuhi kebutuhan ekspor ke berbagai belahan dunia. Ada juga project yang bekerja sama bersama Nano Center Indonesia tentang penyusunan draf kurikulum praktikum nanotechnology untuk SMA di bawah arahan Dinas Pendidikan Dasar dan Kebudayaan Bengkulu. Bagaimana pengadaan fasilitas dan sarana riset? Pada awalnya, Riztech belum punya sarana riset sendiri. Masih memakai alat-alat yang ada di kampus. Namun, kini setelah bekerja sama bersama Nano Center, kami mempunyai akses luas ke LIPI termasuk akses ke Pusat Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan segala alat-alat dan laboratoriumnya.
Selain Riztech, kamu menginisiasi kerelawanan Indonesia Memanggil. Ceritakan, dong? Awalnya gerakan ini merupakan inisiasi terkait dengan permasalahan sosial yang sering saya jumpai. Akhirnya membentuk nama Indonesia Memanggil. Ini platform gerakan sosial yang meliputi pengajaran, pemberdayaan, dan penerapan bidang keilmuan. Dengan tagline daerah masing-masing, misal ‘Pekalongan Memanggil’, ‘Jakarta Memanggil’, dan ‘Bandung Memanggil’. Ada kegiatan mengajar anak-anak, pengajaran ekonomi kreatif, sociopreneur, memberdayakan masyarakat untuk membuka bisnis-bisnis sederhana dengan bimbingan dari tim dan relawan. Para relawan, sesuai dengan bakat dan keahlian masing-masing, membantu memberdayakan masyarakat. Ahli pertanian bisa mengajarkan teknologi pertanian baru, ahli elektro bisa membangkitkan listrik di desa-desa, anak kedokteran bisa memberikan penyuluhan atau bahkan pengobatan gratis. Perkembangan sejauh ini? Indonesia Memanggil masih merangkak, sedikit demi sedikit menyusun fondasi yang kuat terlebih dahulu di tim inti. Ada beberapa daerah yang sudah jalan dan mempunyai tim relawan cukup banyak. Seperti di Pekalongan, Pekalongan Memanggil mengajar anak-anak rusun sewa di tepian pantai utara Pekalongan. Selebihnya tim-tim cabang yang sudah terbentuk di beberapa kota, yaitu Semarang, Purwokerto, Yogyakarta, Surakarta, dan Bandung yang sudah siap menguatkan koordinasi tim inti mereka untuk turun ke lapangan. (M-1)
miweekend@mediaindonesia.com
18
Serunya Jadi Ilmuwan Cilik SUARA ANAK
esia, Lab Indon s id K F S A B imia program k tuk anak. un f ti k t ra inte
Mayla Kelas 4, SD Kreo 1
E
MPAT stan besar itu telah dipenuhi alat dan bahan kimia. Petunjuk penggunaannya pun telah disiapkan. Kira-kira apa, ya, yang akan dilakukan para peserta yang usianya 6-12 tahun ini? Ternyata mereka akan menjadi seorang ilmuwan, lo, sobat dengan bereksperimen empat percobaan kimia. Wah seru kan sobat? Yuk ikuti liputan para Reporter Cilik Media Anak Media Indonesia, Satrio Daniel Bodka, Viki, Irene Wirawan, dan Adinda Sabrina Budiawan kali ini! Minggu (18/9), para repcil ini memang liputan sekaligus mencoba juga nih eksperimen kimia yang diadakan BASF Kids Lab Indonesia, yakni program kimia interaktif yang diperkenal-
kan kepada anak-anak di Jakarta. Program yang dilaksanakan di Museum Bank Indonesia itu pun berlangsung selama tiga hari, yaitu 16 sampai 18 September 2016 dalam merayakan 40 tahun BASF. “Dalam rangka merayakan 40 tahun tumbuh bersama di Indonesia, BASF membantu anak-anak belajar tentang reaksi kimia dalam setiap aspek kehidupan dan bagaimana produk-produk yang dapat membuat kehidupan menjadi lebih aman, mudah, dan menyenangkan tidak akan tercipta tanpa kimia,� kata Presiden Direktur BASF Indonesia Bapak CP Chan. BASF memulai program BASF Kids Lab di kantor pusat di Jerman pada 1997 dan hingga kini program itu telah dilaksanakan di lebih dari 30 negara, lo. Di Indonesia BASF Kids Lab telah berlangsung sejak 2005. Ada lebih dari 6.000 anak berpartisipasi dalam program itu sejak 2005.
Empat eksperimen Sebelum memulainya, kami harus memakai apron atau yang sering disebut celemek dan goggle atau kacamata pelindung mata yang biasanya dipakai untuk seorang ilmuwan. Percobaan pertama membuat slime, yeay! Pasti kalian sudah sering mendengar kata slime, bukan? Ya, di sini kami membuat slime berwarna hijau. Dengan bahan-bahan yang telah disediakan kakak pendamping, kami mulai bereksperimen. Dengan memasukkan 1/2 sendok tepung ke 50 ml air dan 1 sendok aktivator dan mengaduknya secara rata, kami berhasil membuat slime lo sobat. Ternyata di dalam air itu ada rantai polimer. Dengan memasukkan tepung dan aktivator, rantai ini bisa mengental dan saling mengikat satu sama lainnya lo sobat. Percobaan kedua, kami beralih ke eksperimen superasorber. Kami diberi tahu benda apa saja yang dapat menyerap air lo, seperti tisu, spoon, dan superasorber yang merupakan produk dari BASF. Superasorber memiliki daya serap lebih besar hingga 1.000 kali beratnya sendiri. Saat kami mencoba memasukkan 1/2 sendok ke air 50 ml, air itu berubah menjadi gel lo sobat. Makanya superasorber menjadi bahan dalam popok bayi. Selanjutnya kami membuat cacing yang bisa berubah warna. Tenang, bukan cacing benaran kok. Cacingnya terbuat dari sabun khusus yang dimasukkan ke air larutan bubuk ajaib. Warnanya merah muda dan biru. Di eksperimen ini, cacingnya bisa berubah warna sesuai dengan suhu air lo sobat. Jika dimasukkan ke air hangat, ia akan berubah men-
jadi abu-abu. Akan tetapi, etapi, jika dia masuk ke airr dingin, ia kembali ke warna arna semula. Ajaib kan sobat? bat? Reaksi kimia ini disebut ebut termokromik. Terakhir kami memembuat gel yang sering ng anak laki-laki pakai ai agar mempertahannkan posisi rambut. t. Pertama mengaduk k 20 ml pelarut dan n gel, setelah merata diberi 20 tetes cairan TEA atau zat untuk menyeimbangkan kadar asam PH, baru masukkan pewarna. Pelan-pelan gel itu kental lo, tapi belum bisa a dipakai ke rambut. “Gel rambut ini belum bisa masih isa dipakai karena masi ih haruss diberi vitamin, ya,� kata Kak ak Fikri yang menjelaskan menjelasskan cara carra membuat gel rambut. Nah gimana sobat, eksperimennya seru kan? Ya, percobaan kimia ternyata tak selamanya seram, bahkan bisa menyenangkan. Kamu bisa membuatnya di rumah. Eksperimen itu tentunya aman dan tidak berbahaya. Jadi siapa yang mau jadi ilmuan cilik? (Suryani Wandari/M-1)
AKU sukanya yang bikin cacing, sekarang aku tahu kenapa cacingnya bisa berubah. Itu karena reaksi termokromik. Aku juga mau coba di rumah.
Micho Kelas 4, SD Global Prestasi SENANG bisa bereksperimen. Semuanya suka tapi paling senang bikin gel rambut karena aku bisa juga tahu cara membuat gel rambut yang sering aku pakai.
Adinda Sabrina Budiawan Kelas 6, SD Negeri Kencana 3 DI percobaan superasorber, kami diberi tahu benda yang dapat menyerap air. Lucu sekali melihat air menghilang diserap bahan-bahan tersebut.
FOTO-FOT O: DOK SU Para Re RYANI W porter C ANDARI ilik Med Satrio D i Anak ia aniel Bo Media I dka, Vik Adinda nd Sa i, acara BA brina Budiawa Irene Wirawan onesia, , da n SF Kids L meliput ab. sekaligu n s mengik uti
MINGGU, 25 SEPTEMBER 2016
19
Para Kidzania Congrezz
Bertemu Anggota Legislatif! HARI beranjak siang, para Congrezzkid atau anggota Kidzania Congrezz tiba di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Mereka lalu bergerak ke ruangan rapat, duduk, dan bersiap-siap untuk berdiskusi dengan perwakilan dari Komisi X DPR Ibu Puti Guntur Soekarno, Rabu (21/9). Hari itu Kidzania Congrezz memang sedang melangsungkan sidang kedua selama tiga hari berturut-turut, nih. Kidzania Congrezz merupakan salah satu event terbesar dwitahunan Kidzania Jakarta untuk mencari 14 anak berprestasi yang akan berperan menjadi anggota dewan perwakilan rakyat Kidzania dari usia 7-15 tahun. Apakah kalian tahu Kidzania? Itu, lo, theme park atau kotanya anak-anak lengkap dengan jalan raya, fasilitas kota seperti rumah sakit, supermarket, salon, pabrik, dan lainnya yang mengedepankan unsur pendidikan dan hiburan. Kamu bisa menemuinya di Pasific Place Mall. Setelah melalui seleksi dan dilantik pada 18 September sebagai Congrezzkid oleh Presiden Kidzania Jakarta Kerry Riza, mereka akan menjalani hari sebagai anggota dewan perwakilan di negara Kidzania dalam masa bakti 2016-2018. Masing-masing bahkan sudah mengemban tugas salah satu dari enam komisi yang ditentukan, seperti Komisi Pendidikan, Sosial, Komunikasi, Ekonomi, Kesehatan, dan Keamanan dengan tema Get ready to be the well-rounded (kool) citizen of the world. “Tema tersebut diangkat karena perlunya mempersiapkan generasi penerus yang terdidik seutuhnya agar kelak bergabung dengan masyarakat internasional bangsa kita menjadi bangsa yuang lebih baik, yang tidak hanya cerdas tetapi ber-value, yakni disiplin, etos kerja tinggi, patriotik, memiliki jiwa pemimpin, dan lainnya,” kata Kerry Riza.
Sidang rutin Layaknya seorang anggota dewan, dalam program kerja ini mereka akan
melakukan sidang rutin yang diadakan empat bulan sekali nih sobat. Setelah sidang pertama untuk membagi setiap komisi, sidang kedua berlangsung selama tiga hari berturut-turut dari 21 hingga 23 September. Di hari pertama di sidang dua ini Medi sempat mengikuti kegiatan mereka nih sobat. Mereka berkesempatan berdiskusi bersama Ibu Puti Guntur Soekarno dari Komisi X DPR. Mereka mempertanyakan banyak hal tentang Indonesia dari perspektif komisi masing-masing. “Bagaimana Ibu melihat sejarah sebagai bagian dari dari pendidikan untuk masyarakat?” kata Gina Elya Medina dari Komisi Pendidikan. “Bung Karno pernah bilang ‘jas merah’, jangan sekali-kali melupakan sejarah. Karena memang sejarah bagi pendidikan itu sangat penting, kita bisa mengetahui pera daban pendidikan dari masa ke masa,” kata Ibu Puti.
dungan Anak untuk bertemu Ibu Menteri Yohana Yembise dan beberapa museum di Jakarta. Tugas mereka pun masih banyak lo sobat sebagai dewan perwakilan rakyat Kidzania. Mereka pun membentuk undang-undang, menghimpun aspirasi masyarakat serta memberikan masukan pada pemerintahan di Kota Kidzania. Selamat bertugas, ya, Congrezzkid. Semangat terus! (Suryani Wandari/M-1)
DOK SURYANI WANDARI
Para Kidzania Congrezz berdiskusi dengan anggota DPR, Ibu Puti Guntur Soekarno
SUARA ANAK Princess Nathania Abigail Kelas 6, Bina Gita Gemilang AKU jadi Komisi Komunikasi karena aku lebih ngerti dan senang komunikasi. Bersyukur juga bisa ketemu Ibu Puti Soekarno Putri, Komisi X DPR dan ke Gen Fm.
Randi Adwin Ramadhan Kelas 6, SD Islam Ruhama CITA-CITAKU sih jadi astronaut, tapi aku pilih jadi Komisi Kesehatan saja karena kalau astronaut tetap harus diperiksa di Komisi Kesehatan. Senang banget ikutan ini.
Ke stasiun radio Setelah berdiskusi kurang lebih 1 jam, mereka melanjutkan ke Gen Fm dan Jak Fm, dua stasiun radio swasta, untuk belajar menjadi jurnalis radio nih. Mereka melihat proses kreatif di balik radio hingga mencoba menjadi penyiar. “Untuk jadi penyiar, kita harus rajin latihan pernapasan, artikulasinya juga harus jelas,” kata Natasya Abigel, penyiar radio. Selain itu, untuk menanamkan dan meningkatkan rasa cinta tanah air, mereka pun melakukan kunjungan ke Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlin-
Serafin Ernesta Putri Anggari Kelas 5, SDN Don Bosco 3
YANG pasti senang banget bisa ke Gedung DPR. Ini baru pertama kalinya buat saya. Aku bisa ngomong dengan pede di depan banyak orang. Aku juga bisa belajar jadi penyiar sesuai cita-citaku.
Michelle Maverick Homeschooling Primagama
DUTA
AKU enggak grogi saat wawancara sama Ibu Puti Soekarno Putri, setidaknya aku sudah punya pengalaman mewawancarai menteri di Reporter Cilik Media Anak Media Indonesia
TIGA FOTO TERBAIK
1
2
3
RICKY ELWARIN
ALFRITZ JAMEZ WHITMEY
MUHAMMAD QADRIANSYAH IDIL
NOMINASI
VONNY HARNANELLY
SUKRIADI
HIKMAH SULTAN
BAHAUDDIN RAJA BASO
YUDI KURNIAWAN
ARDYANTO PATANDUNG
AKBAR JAYA
U
NT UK kal i kedua R o ad s how Jou r n a l i s t ic Photog raphy Wor k s ho p , Hu n t i n g & Compet it ion Dar i Ba l i k Lensa (DBL) digelar di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. D e n ga n tem a Ini kota k u , Makassar merupakan kota ket iga yang d isam bang i dalam rangkaian kegiatan tahun ini. Bertempat di Aula Senat Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Sabtu (17/9), sek ita r 70 peser ta begitu antusias mengikuti workshop ini. Bahkan tak sedikit peserta yang mengikuti wokshop ini, sebelumnya pernah mengikuti pada 2014 dengan tema Historical landmark di Aula Fort Rotterd a m. “ K a l i i n i jadwa l begitu padat, tapi banyak tambahan ilmu yang saya dapat. Jara ng juga ada workshop fotograf i d i lanjut k a n hu nt i n g, d i s k u s i foto, bahkan bersama-sama belajar menjadi juri,” ucap
Budi yang mengikuti workshop untuk kedua kalinya. Seper t i biasa, seusai mendapatkan k iat terkait dengan tema, peserta diberi waktu hunting foto. Banyak foto menarik yang dihasilkan peserta, mulai aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Rakyat Paotere yang menjadi lokasi favorit peserta, kondisi kota yang sem raw ut, r uang pu bl i k , hingga berbagai aktivitas perkotaan di Makassar. “ Fotog r a fe r M a k a s s a r terkena l denga n jawara l o m b a f o t o , d a n b a ny a k fotografer muda di kota ini yang ber potensi, terbukti b a ny a k f o t o b a g u s y a n g dihasilkan, tapi sayang foto bagus tersebut harus diadu satu sama lai n karena memiliki kesamaan lokasi pengambilan”, ucap Kepala Divisi Foto dan Artistik Media Indonesia Hariyanto sesaat sebelum mengumumkan pemenang kali ini. Akhirnya dari foto yang
di kumpu l kan peser ta, d ite t apk a n t i g a foto te r bai k. Foto aktivitas bongk a r muat d i Pel a bu ha n Paote r e M a k a s s a r k a r y a f o t o g r a f e r mu d a A l f r i t z James W h it mey berhasi l mem i k at mata ju r i da n mera i h juara per ta ma. Kedua karya Ricky Elwarin ya ng menga m bi l ga m bar warga yang mengabadikan foto keluarga di jembatan Center Poi nt of Indonesia yang merupakan ikon baru Kota Makassar. Posisi ketiga, foto karya Muhammad Qadriansyah Idi l, dengan point of interest alat transportasi becak yang berada p ad a s e m r aw u t ny a k e n daraan yang lalu lalang di ruas jalan Kota Makassar. Sampai ju mpa sahabat DBL Bali, yang menjadi kota terak hir rangkaian Roads ho w Jou r n a l i s t i c Pho to graphy Workshop, Hunting & Compet it ion Dar i Bal i k Lensa (DBL) tahun ini. MI/RAMDANI
20
JENDELA BUKU
HistoriograďŹ Dunia Timur Suma Oriental merupakan catatan penting tentang sejarah dan geografi dan gambaran perjumpaan pertama antara bangsa Eropa dan bangsa Asia atau antara Barat dan Timur. ABDILLAH M MARZUQI
B
AGI pecinta sejarah, mengimajinasikan masa lalu tentu menjadi hal yang tak terelakkan. Selalu menarik untuk merangkai semua sejarah menjadi bagian utuh, mengumpulkan bagian terserak dan menyatukan kepingan dari semua aspek pembentuk sejarah. Termasuk aspek sosial, kondisi lingkungan, aktivitas ekonomi, kehidupan budaya, dinamika politik, dan perilaku keagamaan. Menengok masa lalu, menjadi lebih mudah jika didukung dengan wacana yang menyeluruh. Jika setuju dengan hal di atas, ada baiknya mem perhatikan rupa-rupa Nusantara dalam
bingkai kacamata seorang penjelajah asing yang berkebangsaan Portugis dalam tajuk Suma Oriental yang dibuat pada paruh pertama abad ke-16. Catatan itu terbundel indah dalam judul Suma Oriental Karya Tome Pires: Perjalanan dari Laut Merah ke Cina & Buku Francisco Rodrigues. Buku itu merupakan cetakan ketiga (2016) dari edisi revisi (2015). Sebelumnya, edisi pertama (2014) berjudul Suma Oriental: Perjalanan dari Laut Merah ke Cina & Buku Francisco Rodrigues. Selain itu, cetakan ketiga dari edisi revisi (2016), terdapat beberapa penambahan foto yang belum masuk pada cetakan sebelumnya. Selain itu juga berbagai kesalahan ketik yang diperbaiki. Secara substasi, baik cetakan pertama sampai cetakan ketiga, tidak ada perbedaan substansial mengenai isi bukunya. Dalam buku setebal 450 halaman yang diterbitkan Penerbit Ombak, pembaca bakal menemui catatan Tome Pires dan Francisco Rodrigues yang telah berusia setengah milenia. Karya mereka dianggap sebagai yang monumental. Khususnya dalam sejarah perdagangan dan kelautan yang meliputi wilayah Timur Tengah, Nusantara, hingga Tiongkok. Buku ini terbagi menjadi menjadi 5 buku yang diurutkan berdasar tujuan pelayaran, ditambah buku karya Francisco Rodrigues pada bagian akhir. Buku I Mesir ke Cambay (hlm 7). Buku II Cambay ke Sri Langka (hlm 59). Buku III Bengal ke Indocina (hlm 109). Buku IV Cina ke Kalimantan (hlm 151). Buku V Nusantara (hlm 179). Buku VI Malaka (hlm 296). Lalu, Buku Francisco Rodrigues (hlm 370).
Catatan perjalanan Buku Suma Oriental terbit pertama kali pada 1944 dalam bahasa Inggris. Buku ini terdiri dari catatan perjalanan Tome Pires dan Francisco Rodrigues yang disunting ilmuwan dan kartografer berkebangsaan Portugal bernama Armando Cortesao. Selain memuat kedua catatan, buku tersebut juga disertai dengan berbagai peta dan ilustrasi yang dibuat Francisco Rodrigues. Dalam proses penyuntingan, banyak kata-kata, istilah, dan nama tokoh yang sengaja tidak diubah untuk mempertahankan kekhasan tulisan Pires dan nuansa Abad Pertengahan. Meskipun demikian, mayoritas nama tempat diubah dan disesuai-
kan dengan nama aslinya pada zaman sekarang. Dalam buku ini, pembaca akan banyak menemukan inkonsistensi penulisan nama tempat, tokoh, barang dagangan, dan lain-lain. Hal tersebut karena kesalahtulisan yang dilakukan Tome Pires. Sebagaimana yang juga dijelaskan Armando Cortesao pada catatan kaki. Selain itu, catatan kaki dalam bu ku ini hampir seluruhnya ditulis Armando Cortesao. Dalam penulisannya, Armando Cortesao banyak menggunakan sum ber-sumber yang ditulis pakar. Terkadang catatan kaki itu berguna untuk menganalisis, mengomentari,
Judul Buku
Penyunting Pengantar Penerbit Terbit Tebal
: Suma Oriental Karya Tome Pires: Perjalanan Dari Laut Merah Ke Cina & Buku Francisco Rodrigues. : Armando Cortesao : Dr Sri Margana : Ombak : 2016 : 450 halaman
mengoreksi, ataupun membenarkan pernyataan Pires maupun Rodrigues. Selain itu dalam buku ini terdapat juga beberapa kata yang terlihat mendiskreditkan suku bangsa maupun agama tertentu. Karena permulaan zaman pelayaran (age of sail) tersebut memang diwarnai tiga idealisme, yaitu gold, glory, dan gospel, belum lagi semangat reconquista yang mewarnai Semenanjung Iberia. Sehingga makin mengaktualisasi berbagai sentimen bangsa Eropa terhadap bangsa lain. Meski demikian, “Historiografi Asia Tenggara, khususnya Malaysia dan Indonesia tentang periode awai modern sangat berutang budi pada laporanlaporan awal yang ditulis orang-orang Portugis, Italia, dan Eropa Barat lainnya,� begitu menurut Dr Sri Margana dalam pengantarnya (hlm XV).
Fakta mengejutkan Tentu masih banyak fakta-fakta mengejutkan dari catatan Pires yang dapat mendorong penelitianpenelitian yang lebih akurat tentang Indonesia pada masa awal modern. Namun demikian, penting juga rupanya sejauh mana sifat-sifat orientalistik dari Suma Oriental muncul dari sudut pandang Pires. Sebagai contoh ialah penilaian akhir Pires ketika hendak mengakhiri pembicaraanya tentang Jawa. Sri Margana juga mencatat banyak kesaksian Pires yang menarik, ketika Pires mengungkap kedatangan penyebar agama Islam yang tidak selalu damai. “Sejumlah orang Moor bahkan membangun benteng di sekeliling perumahan tempat mereka tinggal, mengirimkan kaumnya sendiri untuk berdagang dengan jung, membunuh penguasa Jawa, kemudian mengangkat dirinya sendiri sebagai penguasa yang baru. Dengan demikian, mereka berhasil menjadikan diri mereka sebagai penguasa dan mengambil alih perdagangan serta kekuasaan di Jawa (hlm 238). Menurut Sri Margana, jika kesaksian ini benar, sepenggal paragraf di atas bisa meruntuhkan mitos tentang kehadiran Islam yang damai di tanah Jawa, yang selama ini dipahami dalam historiografi Indonesia (hlm xvii). (M-2)
miweekend@mediaindonesia.com
MINGGU, 25 SEPTEMBER 2016
Bait Indah dari para Militer PUISI tak hanya ditulis para penyair. Puisi juga tak hanya ditulis untuk menjadi seorang penyair. Puisi merupakan upaya batin semua orang untuk mengungkapkan, memaparkan, serta memburu pengayaan wawasan demi meningkatkan kualitas hidup sehingga tercapai harmoni dalam rohani, perilaku, dan tindakan. Begitu menurut Putu Wijaya dalam sekapur sirih buku Menggapai Bintang dan Matahari. Buku Menggapai Bintang dan Matahari terdiri atas 170 puisi yang dihimpun dari karya 46 perwira tinggi TNI, alumni Akabri (Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) 1973, Magelang. Mereka tergabung dalam paguyuban Catur Daya Eka Dharma (Cadaka Dharma) yang berarti empat kekuatan matra bersatu dalam satu tujuan mengabdi kepada bangsa dan negara. Setelah dilantik menjadi perwira pada 1973 hingga kini, Cadaka Dharma telah banyak memunculkan para pemimpin dan tokoh-tokoh nasional, antara lain Prabowo Subianto, Ryamizard Ryacudu, Syamsul Maarif, Djoko Suyanto, Slamet Subijanto, Herman Prayitno, dan Sutanto. Buku terbitan Grasindo itu terdiri atas tujuh episode. Setiap episode disusun dengan urutan waktu guna memudahkan pembaca untuk mengikutinya. Selain itu, tim penyusun membuat prolog berjudul Jejak dan Lintasan Pengabdian (hal 1). Prolog itu sangat berguna untuk memahami rangkaian masa dalam setiap episode buku. Episode 1 berjudul Meretas Mimpi-Mimpi (hal 23). Pada episode ini, puisi yang ditulis mengambarkan bagaimana para penulis sebelum bergabung dalam pendidikan. Beberapa judul ialah Hari Lalu Anak Pacitan karya Susilo Bambang Yudhoyono (hal 24), Anak Laut (hal 27), Meretas Mimpi-Mimpi (hal 28), Di Stasiun Kereta Madiun (hal 29), Ibuku Adalah Surgaku (hal 32), dan Mimpi Anak Petani (hal 35). Episode 2 ialah gambaran kisah sekaligus awal lintasan pengabdian. Episode ini dimulai ketika para pemuda menetapkan diri memilih jalan hidup menjadi teruna Akabri (darat, laut, udara, dan kepolisian). Beberapa judul puisi dalam periode ini ialah Candradimuka, Awal Sebuah Mimpi (hal 50), Balada Calon Prajurit Taruna (hal 52), Candradimuka di Lembah Tidar (hal 53), Integrasi ABRI (hal 67), Senior Can Do No Wrong (hal 71), Almamater Penuh Makna (hal 83), dan Opini Tentang Getuk (hal 84). Episode 3 yang berjudul Terik Matahari di Kampus Biru membingkai saat sebelum para pemuda dilantik menjadi perwira. Selama satu bulan, mereka melaksanakan Latihan Integrasi Teruna Wreda (Latsitarda) di Randublatung, daerah Grobogan dan Purwodadi. Beberapa karya puisi dalam episode ini antara lain; Palagan Terakhir (hal 90), Latsitarda (hal 101), Menapak Jejak Prajurit Sejati (hal 102), Senior Bertangan Jahil (hal 108), Drumband (hal 111), Selendang Biru (hal 112), dan Kampus Impian (hal 118).
Judul Penulis Penerbit Terbit Tebal
: : : : :
Menggapai Bintang dan Matahari Paguyuban Catur Daya Eka Dharma Grasindo 2016 316 Halaman
Episode 4 yang berjudul Menapak Langkah Pengabdian berlatar ketika para perwira remaja memulai tugas mereka. Sebagian diterjunkan ke daerah operasi Irian Jaya dan Kalimantan Barat. Sebagian lagi ditugasi di satuan tempur. Beberapa judul puisi dalam periode ini antara lain Bersemat Lencana Perwira Muda (hal 126), Menyergap Ditepi Hari (hal 136), Kidung Tentang Kekasihku (hal 142), dan Pengabdian (hal 147). Buku kumpulan puisi setebal 316 ini diharapkan menjadi penguat patriotisme dan semangat bela negara bagi masyarakat dan generasi penerus. Dengan bahasa sederhana dan tanpa pretensi untuk disebut penyair, para penulis mengekspresikan pengalaman bersejarah dalam sekuensi jejak dan lintasan pengabdian, dimulai sejak pendidikan di Magelang pada 1970. Buku ini menjadi bukti bahwa dunia kemiliteran bukan semata-mata keangkeran. Di dalamnya juga ada ketajaman pikir, kehalusan dan kedalaman rasa. Bukan hanya kejantanan, melainkan juga ternyata tak sedikit kehalusan, kelenturan, cinta-kasih, dan persaudaraan. (Abdillah M Marzuqi/M-2)
KULINER
MINGGU, 25 SEPTEMBER 2016
21
1 FOTO-FOTO: MI/ADAM DWI
2 • Keterangan
4
3 Foto:
1. Suasana Keyaki Japanese Restaurant. 2. Beef teriyaki. 3. Sup sayuran. 4. Agar-agar buah, labu selai kacang manis, dan mochi greentea. 5. Tempura ikan shirauo. 6. Osashimi. 7. Mi soba teh hijau.
5
6
Menu terbaru Keyaki mungkin terlihat kecil. Namun, rasanya yang ringan meninggalkan kesan di lidah para pengunjungnya.
7
HERA KHAERANI
D
I atas kerucut kaca, mi soba teh hijau yang dingin bercampur dengan jamur maitake, bawang prei, dan telur ikan salmon. Porsinya te kecil saja, langsung habis dakec lam ssekali atau dua kali suapan. Namun, dinginnya mi soba Nam menyegarkan, cukup menmen jadi hidangan pembuka yang nyaman bagi lidah dan tengnya gorokan. gor Itulah menu pembuka kami It Keyaki Japanese Restaurant, di K Sari Pan Pacific Hotel Jakarta, Kamis (8/9). Malam itu restoran Kam Jepang tersebut memperkenalJepan menu teranyarnya. Restoran kan m didominasi warna putih itu yang d terletak di lantai dasar Sari Pan Pasific da dan hanya dibuka saat jam siang (11.30-14.30 WIB) dan makan sia (18.00-22.30 WIB). malam (18.0 Setelahnya, kami dihidangkan sup Setelahnya berisi aneka sayuran, mulai dari dumpling say akar lotus, daik daikon, wortel, kentang, donko shitake, jagung, jagung brokoli, dan gobo root. Semua sayuran itu dicampur dalam kuah
Jepang yang Ringan Berkesan
bening sup bening yang menyegarkan khas masakan Jepang. Nah, untuk menyesuaikan selera Indonesia yang suka makanan kuat berbumbu, sup ini didampingi dengan sambal kacang dan oroshi ponzu sauce alias sambal dengan lobak. Cara makan yang disarankan ialah dengan mencocol sayuran ke sausnya. Sup ini sangat cocok dinikmati di cuaca yang belakangan kerap diguyur hujan, kandungan di dalamnya sehat dan menghangatkan tubuh. Sesuai pula untuk mencegah flu. Berikutnya giliran osashimi, berupa sashimi salmon yang disajikan dengan egg york soy sauce. “Egg york ini sebenarnya mentah,” ungkap Chef Masami Okamoto menjelaskan soal egg york soy sauce yang memukau lidah kami. Teksturnya yang serupa agar-agar membuatnya seolah matang, ternyata hanya dibekukan. Rasanya menarik sekali sebagai saus untuk irisan salmon. Untuk hidangan yang digoreng, kami disajikan tempura ikan shirauo. Jika biasanya tempura dipadukan dengan saus kecap hangat dan dashi, tempura ikan di Keyaki ini disajikan dengan garam teh hijau (matcha). Rasa garamnya menarik. Sementara itu, hidangan utamanya ialah sapi tenderloin panggang teriyaki dengan salad jamur, dan nasi bungkus
yang dipanggang. Rasa nasi panggangnya paling juara, aroma dan rasa dari proses pemanggangan meninggalkan cita rasa yang membekas. Ditambah saus wijen yang gurih, rasanya nikmat.
Manis dan segar Setelah semua hidangan ala Jepang yang relatif ringan di lidah, tibalah giliran hidangan penutup. Chef Masami Okamoto menyajikan tiga hal, yakni agar-agar buah, labu dengan selai kacang manis, dan es krim mochi green tea. Nah, ketiganya memiliki tingkat kekuatan rasa yang berbeda, makanya disarankan untuk memakan agar-agar buah lebih dulu, diikuti labu, dan es krim mochi. Itu agar rasanya tidak tertutup. Tekstur betul menjadi andalan es krim mochi green tea lantaran es krim teh hijaunya dibalut kekenyalan kue mochi. Enak dan sulit dilupakan. Selain menu a la carte, Keyaki Japanese Restaurant juga menawarkan menu prasmanan makan siang tiap Sabtu dan Minggu. Dengan Rp299 ribu++, tamu dapat menikmati sushi, sashimi, teppanyaki, daging sapi dan ayam teriyaki, donburi, tempura, sup miso, dan berbagai hidangan khas Jepang lainnya. (M-4)
miweekend@mediaindonesia.com
Rasa Surakarta di Hotel Bintang Lima
• Nasi campur punakawan.
• Tirtamaya.
FOTO-FOTO: MI/HERA KHAERANI
SETELAH saya seharian bersepeda keliling Surakarta, Jawa Tengah, rasa lelah di badan memerlukan penawar. Bagi saya, obatnya datang dari aroma yang menguar dari segelas tirtamaya di Restoran Srikandi, The Royal Surakarta Heritage, tempat saya menginap pada akhir Agustus lalu. Tirtamaya merupakan minuman tradisional yang terbuat dari beras kencur, jahe, lemon, dan serai. Tak hanya aromanya, rasanya pun memberikan efek relaksasi bagi tubuh. Setelah itu, barulah saya siap menikmati santap siang di restoran yang desainnya senada dengan hotel, bertema batik dan tradisional tersebut. Soto widodo menjadi pilihan saya. Namanya yang serupa dengan Presiden Indonesia yang dahulu pernah menjadi Wali Kota Surakarta
• Mi liwet bagong.
menarik perhatian saya. Terlebih dalam menunya tertulis keterangan soto widodo merupakan kado dari Surakarta untuk Indonesia. Soto widodo ternyata merupakan soto daging bening yang disajikan dengan paduan nasi merah dengan nasi putih. Hidangan ini disajikan dengan abon daging yang terasa manis, kontras dengan sotonya yang gurih. Di sisi lain, ada keripik dan kerupuk yang mendampingi. Seporsi soto widodo dihargai Rp59 ribu. Kami juga memesan mi liwet bagong. Jika lazimnya nasi diliwet, Restoran Srikandi justru menyajikan mi liwet. Mi yang disajikan kering diberi kuah kental bercampur sayur labu khas masakan Surakarta. Ada daging ayam, telur, tahu, dan tempe. Saat Anda menikmati hidangan satu
• Soto widodo.
ini, bersiaplah menghapus segala referensi tentang liwet yang biasa pada olahan nasi. Sensasinya lain! Sebelumnya saya juga menikmati nasi campur punakawan. Di dalamnya ada hidangan-hidangan khas Surakarta, mulai ayam dan tempe penyet, telur kecap, hingga tumis labu. Sayangnya, nasi campur punakawan disajikan dengan nasi goreng yang juga kaya rasa sehingga rasanya saling bersaing. Jika Anda ingin menikmati lauk pauknya secara maksimal, sebaiknya Anda pesan nasi putih atau merah saja. Seporsi nasi campur punakawan lengkap dengan kerupuk karak ini dihargai Rp79 ribu. Namun, jika Anda sedang menginginkan makanan yang serbasehat, salad surakarta layak dicoba. Isinya
• Semar mendem duren.
aneka sayuran segar yang dikukus, juga daging sapi rebus kecap dan telur kecap. Inilah salad ala Kota Surakarta. Dari setiap restoran, hidangan penutup merupakan hal yang selalu saya nanti-nanti. Pasalnya, hidangan penutup yang berkesan akan lama terkenang dalam ingatan. Pilihan saya di Restoran Srikandi jatuh pada semar mendem duren. Kue khas Surakarta ini serupa dadar gulung. Sesuai dengan namanya, ada pasta duren yang mendem alias bersembunyi di dalamnya. Rasanya tidak terlalu kuat. Karena itu, makanan tersebut sesuai ketika disajikan bersama krim, karamel, dan potongan macarons. Hidangan penutup seharga Rp45 ribu itu pun mengakhiri santap siang saya dengan manis. (Her/M-4)
INTERMESO
22 KARTUN
MINGGU, 25 SEPTEMBER 2016
BIDASAN BAHASA
Pengunjung dan Penonton ADANG ISKANDAR Redaktur Bahasa Media Indonesia
K
ASUS kopi bersianida dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso sangat menarik untuk terus diikuti. Kasus pembunuhan dengan korban Wayan Mirna Salihin itu telah memasuki masa persidangan yang ke-24 di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Tidak dimungkiri ketertarikan publik terhadap kasus tersebut merupakan impak dari publikasi media massa, baik cetak, daring, maupun elektronik, yang hampir setiap hari memberitakan kasus tersebut. Bahkan, ada dua stasiun televisi swasta nasional yang secara langsung menyiarkan persidangan kasus itu. Tentu saja dengan adanya siaran langsung itu, orang yang menyaksikan sidang tersebut tidak hanya yang berada di ruang pengadilan, tetapi juga pemirsa televisi di rumah. Kasus itu pun kian menyita perhatian publik. Beberapa kali saya juga sempat menonton persidangan itu di rumah lewat layar kaca. Suatu kali saya menyaksikan dan mendengar reporter televisi yang ditugasi meliput persidangan itu menyebut penonton sidang untuk merujuk ke orang yang menyaksikan persidangan secara langsung di ruang pengadilan. Penyebutan penonton sidang itu membuat pikiran saya sontak beralih dari materi persidangan ke persoalan bahasa, terutama terkait dengan diksi atau pilihan kata. Selama ini, kita jamak mendengar frasa pengunjung sidang untuk menyebut orang yang menyaksikan langsung persidangan di ruang pengadilan. Dalam tata tertib persidangan yang terpampang di setiap pengadilan pun dinyatakan bahwa orang yang datang ke ruang sidang untuk menyaksikan jalannya sidang perkara disebut pengunjung, bukan
penonton. Tentu, fenomena ini menarik untuk dicermati. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata penonton bermakna ‘orang yang menyaksikan pertunjukan’, sedangkan kata pengunjung berarti ‘orang yang mengunjungi’. Kata penonton melekat pada sebuah kegiatan atau peristiwa, sedangkan kata pengunjung berkaitan dengan sebuah tempat, seperti pusat perbelanjaan atau kantor institusi. Penggunaan frasa pengunjung sidang memang lebih terkesan formal ketimbang penonton sidang. Itu, mungkin, salah satu bentuk penghormatan untuk menjaga martabat institusi peradilan sebagai lembaga formal bagi para pencari keadilan; bahwa persidangan di ruang pengadilan bukanlah tontonan atau pertunjukan yang semata-mata sebagai hiburan. Namun, belakangan ini, sebuah persidangan terbuka kasus pidana, apalagi yang ditayangkan secara langsung oleh stasiun televisi, menurut saya dapat dikatakan sebagai tontonan atau dalam hal ini ‘pertunjukan mencari keadilan’. Jadi, dalam konteks kekinian, penggunaan frasa penonton sidang untuk orang yang menyaksikan persidangan, baik langsung di ruang pengadilan maupun lewat televisi, menjadi lebih berterima. Sebaliknya, frasa pengunjung sidang, jika mengacu pada arti kata pengun jung sebagai ‘orang yang mengunjungi’, tentu kurang berterima karena persidangan tidak merujuk ke sebuah tempat, tetapi sebuah kegiatan atau peristiwa. Belum tentu orang yang mengunjungi sebuah tempat juga mengikuti dan menyaksikan kegiatan yang ada di tempat tersebut. Misalnya, orang yang mengunjungi Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat belum tentu menjadi orang yang menyaksikan persidangan di tempat itu. Mungkin saja dia datang ke pengadilan untuk tujuan lain.
Penyebutan penonton sidang untuk orang yang menyaksikan persidangan lebih berterima.
SUDOKU
Jawaban Edisi Minggu, 18 September 2016
Tanggapan dan komentar: miweekend@mediaindonesia.com SUDOKU atau dikenal juga dengan tebak angka (number place) merupakan teka-teki logika. Aturan mainnya sangat sederhana. Isilah kotak kosong hingga setiap kolom, baris, serta area kotak 3 x 3, terisi angka 1-9 tanpa ada pengulangan. Untuk memainkan Sudoku, Anda tidak harus pintar matematika. Anda hanya memerlukan logika dan penalaran. Selamat menghadapi tantangan!
MEDIA UTAK ATIK PERTANYAAN MENDATAR: 4. 11. 12. 13. 19. 21. 23. 24. 26. 29. 31. 32. 34. 36. 37. 39. 40. 41. 42. 44. 46. 47. 50. 53. 56. 60. 63. 64. 66. 68. 69. 71. 72. 73. 77. 79. 80. 81. 82. 83. 84. 85.
Pencemaran Pesta rakyat Sebelum waktunya Gunung di Jawa Barat Merebahkan diri dengan dada ke bawah dan muka menelungkup ke tanah Tamatan dari perguruan tinggi, sekolah Prosedur yang teratur Bunyi sebuah nada Jenis bahan bangunan Kota di Jawa Barat Bank sentral kita Penyelenggara Pemilu di tanah air Benda berbentuk bundar lonjong Buruk kelakuan; jahat Kode kapal perang kita Dewa matahari bangsa Mesir kuno Pembina dalam gerakan pramuka Jenis alat komunikasi (Singk/Inggris) Kukusan Dijuluki Kota Pahlawan Radio pemerintah Australia Penghutanan kembali Provinsi di ujung barat Indonesia Membersihkan mulut dengan air Sia-sia Kabupaten di Jawa Timur Ujian Nasional Cantik sekali Bersifat saling menyebabkan Poros Tanda kendaraan Yogyakarta Gelar sarjana ekonomi Sopan santun Julukan untuk kepulauan di tanah air Ibu kota Kab. Manggarai, NTT Di dalam (Inggris) Sial Tulang rusuk (Inggris) Tanda kendaraan Magelang Khayalan Sistem pengelompokan sosial seorang ibu menjadi kepala dan penguasa seluruh keluarga Jenis hewan melata
PERTANYAAN MENURUN: 1. 2. 3. 4. 5.
Dapat membawa hasil Kota di Jepang Pemandangan Kendaraan angkutan umum massal (Singkat) Pemerintahan yang dijalankan oleh beberapa orang yang berkuasa 6. Kadang-kadang 7. Gelar sarjana teknik dahulu 8. Sumber air minum 9. Uap (Inggris) 10. Biaya administrasi; upah 14. Ahli dalam ilmu obat-obatan 15. Jam (Jeman) 16. Perasaan tidak suka yang kuat 17. Segenap 18. Bunuh diri ala Jepang 20. Diulang, berbagai tumbuhan pakis 22. Tidak ada duanya 25. Kuat; intim 27. Unsur TNI 28. Kakek 29. Kaleng (Inggris) 30. Koran yang sedang Anda hadapi 31. Ongkos 33. Memancar ke bawah atau rata 35. Orang yang suka membanggakan diri (Inggris) 37. Tanah ulayat 38. Negara di Afrika beribu kota Kigali 42. Bau atau rasa yang tidak sedap 43. Hebat (Inggris) 44. Sebuah kata tanya 45. Nasihat 48. Sungai di Yogyakarta 49. Guru dalam dunia persilatan 51. Tahun ke-2 dalam daur kecil 52. Kantor berita Irak 54. Nama burung 55. Orang yang menentukan biaya pembayaran asuransi 56. Ilmu kedokteran 57. Tata bahasa 58. Musyawarah Kerja Gotong Royong 59. Susut karena gesekan 61. Lapisan es yang turun dari lereng gunung 62. Corak; rupa 65. Lanjut usia 67. Berbutir-butir halus 70. Kera yang tangannya panjang dan tidak berekor 72. Cerita dari gambar hidup 73. Leher (Inggris) 74. Lunak (Inggris) 75. Ahli dalam sastra 76. Cemara 78. Lorong
No. 785
KETENTUAN: Guntinglah Media utak-atik yang telah Anda isi dan tempelkan pada sehelai kartu pos / amplop tertutup Tuliskan nama dan alamat lengkap Kirim ke bagian Promosi Media Indonesia Jl. Pilar Mas Raya Kav. A-D, Kedoya Selatan, Jakarta 11520 Kartu pos ditunggu selambat-lambatnya tanggal 07 Oktober 2016 (stempel pos).
Diumumkan 08 Oktober 2016
HADIAH : Pemenang ditetapkan sebanyak 5 orang. Hadiah dalam bentuk uang masing-masing senilai Rp 250.000,- (dipotong pajak hadiah 25%) Hadiah dikirim wesel pos paling lambat 2 minggu setelah diumumkan ke alamat pemenang.
MINGGU, 25 SEPTEMBER 2016
METRO TV
23
79646 *644,9*0(3 +,7(9;4,5;
MINGGU, 25 SEPTEMBER 2016
SELEBRITAS
HALAMAN 24
IFY BLINK MARTHA TILAAR
Sinergikan Pendidikan dan Musik Baginya, membagi waktu kuliah dan bermusik secara seimbang ialah hal penting. Tidak lupa dia juga menyisakan waktu bersama keluarga. INDRIYANI ASTUTI
Optimistis pada Seni Tradisi SEKIAN lama berkarya untuk melestarikan kekayaan alam dan budaya Indonesia membuat rasa cinta Martha Tilaar, 79, pada Tanah Air sudah tidak dapat tergambarkan. Dirinya mengaku selalu bangga akan apa yang dimiliki Indonesia dari Sabang hingga Merauke. Namun, ia menyayangkan masih kerap lalainya masyarakat dalam melestarikan kebudayaan Indonesia. “Masyarakat Indonesia tidak jarang kita temui baru ribut ketika ada budaya yang diakui negara lain, tapi sebelumnya tidak aktif melestarikan,” ungkapnya. Peraih penghargaan Kelas Bintang Budaya Parama Dharma dari presiden RI tersebut mengatakan sangat berharap semangat memperjuangkan budaya bisa terus tumbuh, terutama di generasi muda. “Meskipun masih banyak yang harus diperjuangkan, saya optimistis karena semakin banyak generasi muda terjun dalam berbagai jenis seni tradisi,” ungkap Martha. (Pro/H-5)
Dalam pengambilan keputusan, lanjutnya, peran keluarga sangat penting. Baginya, keluarga merupakan support system nomor satu. “Sebelum memutuskan sesuatu, aku selalu berdiskusi dengan keluarga. Mereka juga tempat aku mengonsultasikan semua hal,” imbuh anak presenter berita televisi Gina Sonia itu. Berkat keseriusannya bermusik, lagu ciptaannya yang berjudul Kembalilah berhasil masuk di 36 tangga lagu Itunes dan menuai pujian dari banyak pihak, termasuk musikus Indonesia.
MI/IMMANUEL ANTONIUS
Dukung kampanye
P
ENYANYI Alyssa Saufika Umari, 19, atau akrab disapa Ify, menyinergikan perannya sebagai musikus dan mahasiswa. Mahasiswa jurusan musik Universitas Pelita Harapan itu menuturkan, pendidikan itu ia ambil karena dapat mendukung minatnya sejak kecil. Dengan demikian, walaupun saat ini sudah dikenal sebagai penyanyi, dia semakin serius menempuh pendidikan secara formal di bidang musik. “Sejak umur tiga tahun aku sudah senang main piano, kemudian dimasukkan ke sekolah musik. Kerja di bidang musik memang jadi cita-citaku. Seandainya tidak jadi musikus, bisa jadi penulis lagu atau produser musik,” tutur Ify seusai acara peluncuran produk Clean and Clear di Jakarta, kemarin. Bagi Ify, yang penting ialah keseimbangan membagi waktu antara kuliah dan bermusik. Tidak lupa dia juga menyisakan waktu bersama keluarga. “Harus pintar-pintar membagi waktu. Kalau waktu kuliah tidak sampai sore, aku memanfaatkan sisanya untuk kegiatan lebih yang produktif, seperti latihan bermusik atau acara lain. Kalau untuk keluarga harus disempatkan waktu luang,” tutur anak kedua dari tiga bersaudara itu. Karena ingin fokus menggeluti dunia musik, Ify memutuskan tidak lagi bermain sinetron. Di samping itu, bermain sinetron sangat menyita waktu. Menurutnya, menekuni hal yang dia suka akan berdampak baik daripada memaksakan sesuatu yang tidak disenanginya. “Aku tidak ingin main sinetron karena aji mumpung, lebih ingin dikenal sebagai musikus,” ujar salah satu personel grup musik Blink itu.
Dalam usia yang terbilang muda, Ify aktif dalam kegiatan positif lain. Dia kini terlibat dalam kampanye #IAmBright bersama Clean and Clear. Kampanye itu mengajak remaja putri Indonesia agar bangga menjadi diri sendiri. Hal itu dilakukan karena selama ini kecantikan biasa diidentikkan dengan kulit putih. Akhirnya, banyak remaja putri di Indonesia merasa tertekan dan berusaha mengubah kulit alami mereka. “Kecantikan remaja putri Indonesia beragam, termasuk warna kulit. Dengan jadi diri sendiri, mereka akan lebih percaya diri mengekspresikan diri,” tutur Ify. Ify juga menyanyikan lagu tema dalam kampanye tersebut, yaitu No Ordinary Girl. “Lirik intinya you see the real me, bagaimana orang melihat kita apa ada dengan begitu akan lebih percaya diri. Kamu lihat aku apa adanya,” tutup cucu aktris Farida Pasha itu. (H-5)
indriyani@mediaindonesia.com
TULUS
Konser di San Francisco PENYANYI pop Muhammad Tulus, 29, akan menggelar konser tunggal di Social Hall, The Regency, San Francisco, pada 1 Oktober 2016. Keberangkatan Tulus merupakan bagian dari acara Creativepreneur Talk 2016. Pemilihan Tulus sebagai bintang tamu tak lepas dari kiprahnya yang bukan hanya sebagai musikus, melainkan juga pengusaha muda. Seperti diketahui, Tulus bersama sang kakak, Riri, merintis Tulus Co, sebuah perusahaan di bidang industri seni kreatif. “Keberangkatan saya ke San Francisco salah satunya bagian dari promo perilisan album Monokrom. Saya akan banyak membawakan materi baru,” tukas Tulus saat jumpa pers di Menara Global, Jakarta Selatan, Jumat (22/9). Tulus akan diiringi musikus dari Amerika Serikat. Persiapan itu, menurut Tulus, butuh perhatian khusus. “Masih deg-degan bagaimana main dengan musikus Amerika Serikat soal sinkronisasi. Selama ini kami latihannya lewat internet saja, lewat email,” ujar Tulus. (Ndu/H-5) MI/ARDI
Nama Alyssa Saufika mulai dikenal setelah ia mengikuti acara pencarian bakat Idola Cilik Musim Pertama. Dia juga bermain dalam sinetron Putih Abu-Abu (2012), Diam-Diam Suka (2013), dan High School Love Story (2015).
DAVID BECKHAM
Push Up Amal MANTAN pesepak bola David Beckham, 41, menerima tantangan dari Sutradara Guy Ritchie untuk melakukan push up 22 kali demi meningkatkan kesadaran terhadap peristiwa bunuh diri yang dilakukan para mantan prajurit. Mantan kapten sepak bola Inggris itu melakukan push up untuk menerima tantangan amal. Hal yang dilakukan Beckham merupakan kampanye media sosial yang menguji orang-orang melakukan 22 kali push up selama 22 hari untuk mendukung para prajurit yang terkena gangguan stres pascatrauma. Dia menyelesaikan tantangan di hari pertamanya dengan merekam diri saat push up di lorong pesawat terbang di atas 44 ribu kaki saat bepergian. “Ini untuk alasan yang baik. Sebanyak 22 prajurit bunuh diri pascakonflik, 22 orang per hari, rata-rata 1 orang setiap jam,” ungkapnya. Jason Statham, Chris Evans, Dwayne Johnson, Chris Pratt, dan Charlie Hunnam juga telah menerima tantangan itu. (*/H-5) AFP
DOK FLESHMAN HILLARD
ONLINE HARI INI Gandeng Nutonomy, Grab Garap Proyek Mobil Otonom
AP
SETELAH mendapatkan kucuran dana Rp9,8 triliun, Grab mengumumkan kerja sama mereka dengan perusahaan pengembang mobil tanpa sopir asal Singapura, Nutonomy. Itu merupakan kerja sama antara per-
usahaan yang sedang mengembangkan perangkat lunak (software) mobil tanpa sopir dan perusahaan transportasi berbasis aplikasi yang tahu cara mengurus armada kendaraan dalam jumlah besar. Recode melaporkan saat ini kerja sama antara Grab dan Nutonomy masih sangat terbatas. Hanya sebagian pengguna Grab yang bisa mencoba mobil yang sudah dilengkapi dengan perangkat lunak Nutonomy. Sementara itu, Nutonomy baru mengadakan uji coba perangkat lunak kendaraan otonom milik mereka pada enam mobil di Singapura. Selain itu, belum ada pertukaran dana yang terjadi di antara kedua perusahaan tersebut. (Mmi/H-5)
Trampolin 20 Menit Setara dengan Lari 1 Jam SEBUAH studi dari American Council on Exercise (ACE) menemukan bermain trampolin selama kurang lebih 20 menit memiliki manfaat yang sama dengan berlari dan membuat perasaan lebih baik dan senang. Penelitian itu membiarkan 24 mahasiswa melompatlompat di atas trampolin mini selama 19 menit, kemudian detak jantung dan oksigen yang mereka keluarkan dihitung per menitnya.
Bermain trampolin ialah jenis olahraga berintensitas sedang hingga besar, yang memberikan efek fisik sama dengan berjalan selama hampir 10 kilometer dalam 1 jam, bersepeda, bermain bola, atau THINKSTOCK basket. Meskipun gerakan yang dilakukan hampir sama antara berlari dan melompat, bertrampolin dapat menyerap guncangan itu sehingga memberikan efek dampak tekanan pada kaki yang lebih rendah. (Tin/H-5)
BACAAN FAVORIT MANFAAT MENJADI ORANG YANG MUDAH CEMAS ORANG yang mudah cemas akan lebih baik merespons suatu hal karena otak mereka telah mencatat potensi situasi yang tenang. Karena itu, otak sangat dibutuhkan untuk terus berpikir. (Rona)
DICEKAL, CHRIS BROWN BATAL KONSER DI JEPANG CHRIS Brown terpaksa menunda dua konser musik di Jepang. Penyebabnya, Brown dilarang masuk ke ‘Negeri Sakura’ karena tuduhan melakukan ancaman terhadap seorang wanita dengan menggunakan pistol. (Hiburan)
APPLE PUNYA PESAING AMAZON ECHO APPLE dikabarkan tengah mengembangkan perangkat rumah cerdas berbasis perintah suara yang memanfaatkan Siri, IOS, dan asisten via suara milik Mac OS yang mengusung konsep serupa dengan speaker Amazon Echo. (Teknologi)