Bursa per 23 September 2016
Harian Umum Media Indonesia
ENERGI PERADABAN
@mediaindonesia
Pemasangan Iklan & Customer Service: 021 5821303 No Bebas Pulsa: 08001990990 e-mail: cs@mediaindonesia.com Rp4.000/eks (di luar P.Jawa + ongkos kirim) Rp89.000/bulan (di luar P.Jawa + ongkos kirim)
SENIN, 26 SEPTEMBER 2016 / NO. 12899 / TAHUN KE-47
HLM 2 Amnesti Pajak Tembus Rp1.000 Triliun
4.488,69
FTS 100
6.909,43
(-0,03%)
NIKKEI 225
16.754,02
(-0,32%)
HANG SENG
23.686,48
(-0,31%)
2.170,06
(-0,32%)
18.261,45
(-0,71%)
5.388,91
(+0,16%)
STRAIT TIMES Dow Jones IHSG Keterangan: Data diambil pukul 20.00 WIB
w w w . m e d i a i n d o n e s i a . c o m
(-0,47%)
Sumber: yahoo.finance/idx
28 HALAMAN
HLM 14 Jadikan PON Ajang Kaderisasi
HLM 22-23 Nyali Ciut, Tebang Pilih Muncul
Warga Jakarta tidak Ingin Pemimpin Coba-Coba
Kompetisi dalam Harmoni
Ahok-Djarot dinilai berhasil mengurangi banjir dan menegakkan disiplin PNS, tetapi masih punya tugas mengatasi kemacetan. AKMAL FAUZI
T
IGA bakal pasangan calon gubernur/wakil gubernur telah resmi mendaftarkan diri untuk berkompetisi dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada Februari 2017. Mereka ialah Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Beragam respons disampaikan warga Ibu Kota terhadap ketiga pasangan yang akan memperebutkan simpati masyarakat tersebut. Rista Diana, mahasiswi salah satu perguruan tinggi negeri di Jakarta, menuturkan dirinya realistis dalam memilih calon pemimpin ibu kota negara. Perempuan 21 tahun itu cenderung memilih figur pasangan yang sudah tampak hasil karyanya. “Saya nggak mau keliru. Sa ya pilih pasangan yang sudah membuktikan semua rencananya, bukan pasangan baru yang coba-coba menawarkan gagasan. Bagi saya, Pak Ahok berhasil membuat Jakarta nggak dilanda banjir besar lagi, puluhan taman dibenahi, trotoar dibuat nyaman bagi pejalan kaki, bantaran sungai ditata rapi, dan warga yang digusur ditempatin di rumah susun. Pak Ahok itu tinggal dikalemin aja, jangan kebanyakan teriak,” ka ta perempuan yang tinggal di kawasan Pondok Labu, Jakarta Selatan, itu. Hal senada disampaikan Tri Nugroho. Warga Matraman, Jakar ta Timur, itu angkat topi dengan sikap keras Ahok terhadap PNS di lingkungan Pemprov DKI yang dinilai wanprestasi. “Berapa PNS dimutasi karena malas dan dipecat karena korupsi? Kini, PNS tidak semaunya melayani warga. Imbalannya gaji PNS dinaikin. Warga bisa berobat gratis dan semua anak sekolah tidak di pungut bayaran. Warga Jakarta pintar kok. Mereka pilih (pemimpin) yang sudah jelas kerjanya,” ujar pegawai berusia 28 tahun itu. Septriadi, guru di Kemayoran, Jakarta Pusat, mengakui
CAC 40
PENDAFTARAN tiga pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur di KPU DKI Jakarta mengawali tahapan panjang yang berujung pada pemilihan kepala daerah (pilkada) yang digelar 15 Februari 2017. Tiga pasangan itu ialah Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Wajar, sangat wajar, apabila ada perasaan khawatir yang menyertai tahapan panjang pilkada. Kekhawatiran itu disebabkan selama ini penyelenggaraan pilkada di sejumlah daerah sering kali memicu konflik sosial. Pilkada acap kali tidak menyatukan, tetapi mengoyak-ngoyak kesatuan warga dan kemudian membelahnya. Perasaan khawatir itu seketika sirna berganti dengan harapan dan kegairahan baru. Harapan dan kegairahan itu hadir di sela-sela pemeriksaan kesehatan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sabtu (24/9). Berita utama harian ini, kemarin, melaporkan derai tawa tak putus-putus terdengar di ruang tes kesehatan Rumah Sakit TNI-AL Dr Mintohardjo, Jakarta Pusat. Bukannya tegang bertemu rival, para bakal calon Gubernur dan bakal calon Wakil Gubernur DKI Jakarta itu malah saling mengeluarkan guyonan. Enam pemimpin itu malah menyempatkan diri untuk berswafoto (selfie). Foto yang kemudian diunggah di media sosial itu lantas menjadi viral dan melegakan karena mencairnya hu bung an keenam orang yang dikonstruksikan secara politik berlawanan. Hubungan yang cair di an tara peserta kontestasi pilkada mestinya mengubah Silakan tanggapi paradigma yang salah selaEditorial ini melalui: ma ini. Terus terang, pilkada www.mediaindonesia.com senantiasa dimaknai sebagai www.metrotvnews.com sebuah arena pertempuran dalam arti sebenarnya. Karena itulah, pilkada berubah wujud dari solusi menjadi sumber masalah. Mestinya, hubungan yang cair antarpeserta konsestasi dalam pilkada DKI Jakarta menjadi titik tolak membangun paradigma baru dalam pilkada, yaitu pilkada sebagai sebuah festival gagasan, karya, dan rencana, bukan arena pertempuran. Karena itulah, melalui forum ini, kita mengimbau partai pengusung dan para pendukung calon gubernur dan wakil gubernur untuk gotong royong membangun Jakarta lewat mewujudkan pilkada yang jujur dan adil. Semua berkompetisi dalam harmoni demi kemajuan bangsa, tidak malah saling menyakiti. Masyarakat juga jangan mau diadu domba elite politik hingga masuk kubangan perpecahan yang tak mudah dipulihkan. Untuk apa masyarakat terfragmentasi secara tajam, sedangkan para kandidat yang berkompetisi terlihat akur? Namun, harapan berkompetisi dalam harmoni tetap diletakkan di atas pundak enam pemimpin yang berlaga dalam pilkada. Oleh karena itu, senyum semringah saat berswafoto jangan pemanis belaka sebagai pencitraan diri. Semua pasangan bakal calon mempunyai tanggung jawab untuk menjaga pilkada berjalan aman dan damai. Benihbenih sentimen primordial, terutama terkait dengan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA), harus dilarung ke Kali Ciliwung. Jangan sekali-kali menjadikan SARA sebagai instrumen membangun kekuasaan. Jakarta sebagai ibu kota negara sering disebut Indonesia dalam bentuk mini. Siapa pun, apa pun suku, agama, ras, dan golongannya, boleh hidup di Jakarta. Siapa pun, tak memandang suku, agama, ras, dan golongannya, bisa menjadi gubernur atau wakil gubernur.
Benih-benih sentimen primordial, terutama terkait dengan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA), harus dilarung ke Kali Ciliwung.
MI/ATET DWI PRAMADIA
JALANI TES BEBAS NARKOBA: Pasangan bakal calon Gubernur dan bakal calon Wakil Gubernur DKI periode 2017-2022 Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat menyapa wartawan seusai menjalani tes bebas narkoba di Kantor Badan Narkotika Nasional, Cawang, Jakarta, kemarin. Tes itu juga dijalani pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno dan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni. kota sekelas Jakarta tidak bisa dipimpin figur pasangan dadakan. “Jangan sampai program yang berjalan bagus lalu vakum. Kasihan warga kalau dapat pemimpin yang malah tidak bekerja apa-apa.” Hanya, di mata pengendara ojek daring Joko Ismoyo, Ahok belum berhasil meng urai kemacetan lalu lintas yang cenderung parah.
Kirimkan tanggapan Anda atas berita ini melalui e-mail: interupsi@mediaindonesia.com Facebook: Harian Umum Media Indonesia Twitter: @mediaindonesia Tanggapan Anda bisa diakses di www.mediaindonesia.com
“Bus dan kereta ditambah lalu ada kebijakan ganjilge nap, tetapi berapa persen pemilik mobil mau naik kendaraan umum? Proyek MRT dan LRT selesai pun belum menjamin Jakarta bebas macet,” ungkap Joko yang men dambakan sosok Agus Harimurti kelak memimpin Jakarta karena dinilai mampu bertindak taktis.
Ekonomi rakyat Kemantapan warga Jakarta memilih pasangan Ahok-Djarot, menurut pengamat politik CSIS J Kristiadi, didasari pertimbangan kapasitas, bukan primordial.“Lihat pelayanan di kelurahan, ada peningkatan kinerja. Bus Trans-Jakarta menjadi pilihan transportasi warga. Kebersihan jalan dan taman terjaga. Banjir masih terjadi, tetapi cepat surut. Ahok itu tegas, prorakyat, dan komit memberantas korupsi. Saya belum berani membayangkan jika Jakarta tidak dipimpin Ahok.” Sementara itu, Ketua Tim Pemenangan Anies BaswedanSandiaga Uno, Syarif, berkeyakinan pasangan yang diusung Partai Gerindra dan PKS tersebut memiliki program berbeda dalam pengendalian harga pangan serta penciptaan lapangan kerja. “Dengan cara tersebut Pemprov DKI bisa menggerakkan roda perekonomian rakyat.” (Bow/Nov/X-3)
akmal @mediaindonesia.com Berita terkait hlm 3
Pasti Lolos Orang Waras Kok...
S
ESUAI dengan jadwal, kemarin, tiga bakal pasangan calon pilkada DKI Jakarta telah menyelesaikan rangkaian pemeriksaan kesehatan, tes psikologi, dan tes bebas dari narkoba. Mereka santai dan ceria menjalani tahapan pilkada tersebut. Bahkan, hubungan mereka akrab. Tegur sapa selalu menjadi menu setiap mereka bertemu. Ada sedikit perbedan pada calon gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) belakangan ini. Ia lebih irit bicara. Misalnya, ia hanya melambaikan tangan ketika awak media menyapa saat memasuki RS TNI-AL Dr Mintohardjo, Jakarta. Seusai tes, Ahok, pun hanya berkomentar singkat ketika ditanya soal hasil tes psikologi. “Sulit sih enggak, itu kan nyocok-nyocokin. Kalau lolos, pasti lolos. Orang waras kita, kok,” kata Ahok yang mengaku terakhir kali mengikuti tes “Tadi saya diprotes semacam pada Pilgub DKI 2012. Calon wakilnya, Djarot Saiful Pak Ahok, ‘Kemarin Hidayat, tidak bicara soal tes, tetapi baca profil, usia 60 protes Ahok kepada dirinya. “Tadi saya diprotes Pak Ahok, ‘Kemarin tahun, kok, awet baca profil, usia 60 tahun, kok, muda’ kata Pak awet muda’ kata Pak Ahok,” kata Djarot diiringi gelak tawa petugas. Ahok.” Berdasarkan data Wikipedia, Djarot Djarot Saiful Hidayat lahir di Gorontalo, 30 Oktober 1955. Padahal, ia lahir di Magelang, Bakal cawagub DKI 6 Juli 1962. Bakal calon gubernur Agus Harimurti Yudhoyono berbeda pula. Mantan tentara itu mengaku tidak melakukan persiapan khusus. “Didoakan yang baik (oleh istri). Pesan istri semalam istirahat yang cukup sehingga bisa tenang dan fokus menjalani tes,” kata Agus yang didampingi sang istri, Anisa Pohan. Bakal calon wakilnya, Sylviana Murni, yang berada di sampingnya lebih banyak tersenyum. Bakal calon lainnya, Anies Baswedan, mengatakan tes psikologi bukan soal sulit atau mudah. “Tinggal pilih saja karena yang ditanyai bukan yang harus dipelajari,” kata Anies yang mengaku sempat jalan-jalan untuk menjaga kebugaran. Sandiaga Uno mengungkapkan dalam tes ada pertanyaan kenapa ingin menjadi wakil gubernur. Ia datang ke RS dengan berlari santai dari rumahnya di Jalan Senapati. Seusai menjalani tes, ketiganya bersantap siang bersama. Tidak lama berselang, mereka meluncur ke Kantor Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk menjalani tes bebas narkoba. Di Kantor BNN, suasana akrab kembali terlihat di antara mereka. Kepada Agus, Ahok bercerita sembari melempar senyum lebar menyarankan agar meminta petugas BNN hanya memotong rambutnya yang berwarna putih sebagai sampel untuk diteliti. Agus pun tertawa mendengar saran Ahok kepada BNN. Agus mengatakan tes narkoba bertujuan bangsa Indonesia tidak terjerat candu narkoba. Anies menyatakan dukungannya. “Kami pokoknya dukung upaya membebaskan semua orang dari narkoba.” (Yanurisa A/Budi Ernanto/X-5)
Hindari Merokok dalam Ruangan JIKA Anda sering merokok di ruangan atau di rumah sendiri, segeralah menghentikan kebiasaan itu. Studi tim dari Universitas San Diego, AS, menemukan asap rokok bisa menempel di dinding, lantai, dan bahkan diri seseorang selama lebih dari enam bulan lamanya. CAKSONO Penelitian yang telah dipublikasikan di jurnal Tobacco Control itu mengumpulkan sekitar 90 perokok dan tim secara reguler mengunjungi rumah-rumah mereka selama enam bulan untuk mengambil sampel di dinding, pintu, debu di lantai, dan urine penghuni rumah. Hasilnya ditemukan bahan kimia dari tembakau seperti nikotin, cotinine, dan karsinogen menempel di sofa, dinding, dan karpet. Malah bahan kimia dari tembakau yang menempel di lantai tidak hilang selama enam bulan. Penghuni rumah pun, baik perokok maupun yang tidak merokok, juga terpapar asap rokok tersebut. (Dailymail/Ihs/X-5)