RABU, 04 04 2018 NO. 13428/TAHUN ke-49 28 Halaman Rp4.000/eks
(di luar P. Jawa + ongkos kirim)
Rp89.000/bulan
(di luar P. Jawa + ongkos kirim) e-mail: cs@mediaindonesia.com
www.mediaindonesia.com Hotline:
0811 123 7979 Customer service:
(021) 5821303 Pemasangan Iklan:
J U J U R
(021) 5812113 & 5801480
B E R S U A R A
Harian umum Media Indonesia
@mediaindonesia
@mediaindonesia
Media Indonesia
dOk keMenPerIn
PeluncuRan PRogRam Pendidikan Vokasi industRi: Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mendampingi Presiden Joko Widodo pada Peluncuran Program
Pendidikan Vokasi Industri di Cikarang, beberapa waktu lalu. Dalam rangka menghadapi era Industri 4.0, pendidikan vokasi industri menjadi salah satu program prioritas dalam menyiapkan SDM industri yang kompeten dan berdaya saing tinggi.
Road Map Industri 4.0 Meluncur Road map tersebut merupakan bentuk kesiapan Indonesia memasuki era industri digital pada 2030. Ghani nurcahyadi
gani@mediaindonesia.com
H
ARI ini menjadi mo mentum berharga bagi dunia industri di Indonesia. Pasal nya Kementerian Perindustrian meluncurkan Making Indone sia 4.0 sebagai sebuah road map atau peta jalan strategi Indone sia dalam menyambut revolusi industri 4.0. Peluncuran Mak ing Indonesia 4.0 dibarengi de ngan ajang Industrial Summit 2018 di Jakarta Convention Center, Jakarta, hari ini, yang rencananya diresmikan Presi den Joko Widodo. Menteri Perindustrian Air langga Hartarto mengatakan road map tersebut merupakan bentuk kesiapan Indonesia memasuki era industri digital pada 2030. Penyusunan Mak ing Indonesia 4.0 pun turut melibatkan kementerian lain nya. Dalam pengembangannya pun, road map tersebut juga melibatkan kementerian lain, bukan hanya Kementerian Perindustrian. ”Implementasi Industri 4.0 akan membawa peluang besar untuk merevitalisasi sektor manufaktur nasional dan men jadi akselerator dalam men capai visi Indonesia menjadi 10 besar ekonomi dunia pada 2030,” kata Airlangga dikutip
dari situs resmi Kemenperin. Salah satu strategi Indonesia memasuki Industri 4.0 ialah menyiapkan lima sektor manu faktur yang akan menjadi per contohan untuk memperkuat fundamen struktur industri Tanah Air. Kelima sektor ter sebut ialah industri makanan dan minuman, industri otomo tif, industri elektronik, industri kimia, serta industri tekstil dan pakaian jadi. Lewat Industri 4.0, Kemen perin pun optimistis target lainnya selain menjadi 10 besar ekonomi dunia pada 2030 akan tercapai. Target tersebut antara lain mengembalikan angka eks por neto industri sebesar 10% dan peningkatan produktivitas tenaga kerja hingga dua kali lipat jika dibandingkan dengan peningkatan biaya tenaga kerja. Selain itu, diharapkan, pening katan kontribusi manufaktur terhadap PDB menjadi 25% dan adanya tambahan lapangan pekerjaan serta pengalokasian 2% dari PDB untuk aktivitas R&D teknologi dan inovasi atau naik tujuh kali lipat dari saat ini. ”Adanya implementasi road map ini akan membuat industri meningkatkan investasi dan melakukan ekspansi sehingga lapangan kerja baru akan ter buka,” ujar Airlangga. Ia menambahkan, langkah dasar yang sudah diawali In
donesia dalam kesiapan me masuki era Industri 4.0, yakni meningkatkan kompetensi sumber daya manusia melalui program link and match antara pendidikan dan industri. ”Upa ya ini bertujuan untuk men ciptakan tenaga kerja terampil yang sesuai dengan kebutuhan di dunia industri saat ini,” tuturnya. Sekretaris Jenderal Kemen terian Perindustrian Haris Munandar mengungkapkan In dustri 4.0 perlu segera diimple mentasikan untuk menjawab tantangan sektor industri saat
ini. ”Revitalisasi sektor industri perlu dilakukan agar Indonesia tidak tertinggal dari negara lain yang semakin berdaya saing,” tuturnya. Melalui komitmen dan par tisipasi aktif dari pemerintah, swasta, dan publik melalui kemitraan yang tepat sasaran, pihaknya yakin bahwa Industri 4.0 akan membawa manfaat bagi bangsa dan negara, khusus nya kinerja industri nasional.
Indonesia Industrial Summit
Terkait dengan Indonesia Industrial Summit 2018, Haris
menyebutkan rangkaian acara tersebut akan berlangsung sela ma dua hari. ”Diisi dengan ber bagai narasumber untuk talk show dan juga dihadiri para pemangku kepentingan terkait, seperti dari kementerian dan lembaga, pelaku industri serta akademisi,” kata Haris melalui siaran pers, kemarin. Selain Menteri Perindustrian, dijadwalkan beberapa menteri akan memberikan pemaparan, seperti Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Peren canaan Pembangunan Nasio nal, Menteri Keuangan, Menteri Komunikasi dan Informatika, serta Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Dari pelaku industri, antara lain PT Siemens Indonesia, Bar ry Callebaut, PT GE Indonesia, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk, PT Pan Brothers, PT Sri Rejeki Isman (Sritex), IBM In donesia, PT Astra Otoparts, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, PT Cisco Systems Indonesia, dan PT Samsung Electronics Indonesia. Dari pihak yang mewa ki li akademisi, akan hadir di antaranya Prof Drajad Irianto dari Institut Teknologi Band ung, Prof Teuku Yuri Zagloel dari Universitas Indonesia, dan Politeknik Manufaktur Astra. ”Kami juga mengundang kon sultan global, AT Kearney un tuk memberikan pemaparan tentang benchmarking imple mentasi Industri 4.0,” ujarnya. (Nyu/Adv/S1)
Alasan Lima Sektor Industri Jadi Prioritas MENYAMBUT era digital dalam Industri 4.0, Kementerian Perindustrian telah bersiap dengan menetapkan lima sektor manufaktur yang akan menjadi percontohan dan prioritas pe ngembangan. Kelima sektor tersebut ialah industri makanan dan minuman, otomotif, elektronika, tekstil dan pakaian jadi, dan kimia. “Lima sektor ini merupakan lima dari 10 sektor manu faktur yang demandnya terbesar di dunia,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat ditemui seusai rapat koordinasi membahas implementasi Industri 4.0 di Jakarta, Kamis (29/3). Selain itu, lima sektor industri itu telah memiliki basis produksi yang kuat serta daya saing memadai sehingga bisa memberikan sumbangan pada pertumbuhan ekspor. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Ngakan Timur Antara menambahkan, pemilihan lima sektor industri tersebut juga karena selama ini terbukti berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional. Ngakan mencontohkan industri makanan dan minuman memiliki pangsa pasar yang bertumbuh mencapai 9,23% pada 2017. Selain itu, industri ini juga menjadi penyumbang terbesar dalam PDB industri nonmigas hingga 34,33% pada tahun lalu. “Peranan industri makanan dan minuman juga tampak dari sumbangan nilai ekspor produknya, termasuk minyak kelapa sawit, yang mencapai US$31,7 miliar pada 2017 dan meng alami surplus pada neraca perdagangan bila dibandingkan dengan nilai impornya sebesar US$9,6 miliar,” ungkapnya. Untuk mempercepat pertumbuhan kelima sektor industri tersebut, berbagai teknologi pendukung Industri 4.0 seperti internet of things (IoT), advance robotic, artificial intelligence, dan additive manufacturing akan diimplementasikan. Tujuan pemanfaatan teknologi tersebut demi mencapai peningkatan produktivitas dan efisiensi yang tinggi serta kualitas produk yang lebih optimal. Bahkan, transformasi struktural dari sektor pertanian ke industri yang telah meningkatkan pendapatan per kapita dan mengantarkan masyarakat Indonesia dari masyarakat agraris menuju masyarakat ekonomi berbasis industri juga bakal diakselerasi perkembangan teknologi digital. “Peluang pembangunan ekonomi digital di Indonesia sangat besar karena pada 2030 jumlah penduduk usia produktif akan mencapai di atas 60%, internet telah menjangkau lebih dari setengah populasi Indonesia, peningkatan jumlah kelas mene ngah diperkirakan mencapai 135 juta orang, dan peningkatan permintaan produk digital,” urai Ngakan. (Nyu/Ant/Adv/S4)
KERJA BERSAMA MEMBANGUN INDUSTRI 4.0
Making Indonesia 4.0
Indonesia Industrial Summit 2018 | Jakarta Convention Center | 4-5 April 2018 Pemerintah mendorong daya saing dan produktivitas industri manufaktur sebagai motor penggerak ekonomi nasional, khususnya menghadapi era revolusi industri ke-4 atau Industri 4.0, untuk mencapai 10 besar ekonomi terkuat dunia di tahun 2030.
Perjalanan Revolusi Industri di Dunia
4,53% 1,74%
9,23% 6,14% Industri Makanan dan Minuman
Industri 1.0 (mulai 1784)
Industri 2.0 (mulai 1870)
Industri 3.0 (mulai 1969)
Industri Kimia
3,68% 1,82%
Industri 4.0 (diperkenalkan 2011)
Industri Otomotif
Penggunaan mesin uap dalam industri
www.kemenperin.go.id
Kementerian Perindustrian RI
@Kemenperin_RI
kemenperin_ri
Penggunaan mesin produksi massal tenaga listrik/BBM
Kementerian Perindustrian RI
Penggunaan teknologi informasi dan mesin otomasi
Mesin terintegrasi jaringan internet (internet of things)
Akan dihadiri oleh:
5 Sektor Industri Prioritas menuju Industri 4.0 3,76% 1,11%
Joko Widodo
Industri Tekstil dan Pakaian Jadi
2,79% 1,86% Industri Elektronika
Presiden RI
Darmin Nasution
Airlangga Hartarto Menteri Perindustrian
Menteri Keuangan
Bambang Brodjonegoro
Moh. Nasir
Rudiantara
Menko Perekonomian
Kelima sektor industri tersebut memberi kontribusi 12,67% terhadap total PDB atau 70,86% terhadap PDB industri pengolahan nonmigas tahun 2017. Keterangan :
Pertumbuhan 2017
Kontribusi terhadap PDB
Menteri PPN/Kepala Bappenas
Menristekdikti
Sri Mulyani
Menkominfo
Menggunakan kertas daur ulang