Media indonesia 14 09 2017 14092017052140

Page 1

@mediaindonesia

KAMIS, 14 09 2017

Calon Kepala Daerah Bebas Pemeriksaan http://bit.ly/2woxMDr

NO. 13233/ TAHUN KE-48 28 HALAMAN

@mediaindonesia

Rp4.000/eks

RUU Penyadapan Jangan Sampai Melanggar HAM https://shar.es/1Vadqd

(di luar P. Jawa + ongkos kirim)

Rp89.000/bulan

(di luar P. Jawa + ongkos kirim)

@mediaindonesia

E-mail: cs@mediaindonesia.com

PBB Abaikan Pembersihan Etnik Rohingya http://bit.ly/2jo53gz

www.mediaindonesia.com Hotline:

0811 123 7979 Customer Service:

(021) 5821303 Pemasangan Iklan:

J U J U R

(021) 5812113 & 5801480

B E R S U A R A

Harian Umum Media Indonesia

@mediaindonesia

@mediaindonesia

Media Indonesia

TRAGEDI ROHINGYA

RI Kirim 34 Ton Bantuan Kemanusiaan

BIRO PERS SETPRES

BANTUAN UNTUK ROHINGYA: Presiden Joko Widodo dengan didampingi (dari kiri) Menko PMK Puan Maharani, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, dan KSAU Marsekal Hadi Tjahjanto meninjau persiapan pemberangkatan prajurit TNI Angkatan Udara yang membawa bantuan kemanusiaan Rohingya di Base Ops TNI-AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, kemarin. Sebanyak 34 ton bantuan berupa beras, bahan siap saji, tenda, dan selimut diangkut empat pesawat Hercules ke Bangladesh untuk pengungsi Rohingya.

PRESIDEN Joko Widodo melepas bantuan kemanusiaan bagi para pengungsi Rohingya di perbatasan Bangladesh dan Myanmar, kemarin. Pengiriman bantuan yang diberangkatkan dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, itu ialah yang pertama dan akan disusul dengan bantuan-bantuan selanjutnya. “Ini pemberangkatan yang pertama. Nanti, insya Allah minggu depan, akan diberangkatkan lagi yang kedua, ketiga, dan seterusnya,” ujar Presiden Jokowi. Bantuan kemanusiaan seberat 34 ton yang diangkut empat pesawat Hercules itu terdiri atas makanan siap saji, family kit, selimut, tangki air, dan tenda untuk pengungsi. Barang-barang itu yang dipilih karena yang paling dibutuhkan pengungsi Rohingya saat ini. Presiden menjelaskan alasan pengiriman menggunakan pesawat karena pengirim via jalur laut dirasa terlalu lama. “Kita harapkan nantinya ini

akan sampai mendekati lokasi yang diinginkan, kurang lebih 170 kilometer menuju bandara yang ada, kemudian baru diangkut truk menuju lokasi pengungsi yang ada di perbatasan Bangladesh dan Myanmar,” tandasnya. Bangladesh terus berupaya mencari lokasi pengungsi, termasuk mendirikan sebuah kamp baru seluas 800 hektare di dekat Cox’s Bazar yang akan menampung sekitar 250 ribu orang. Selain itu, tengah direncanakan untuk menyiapkan pulau terpencil, Thengar Char atau Bhashan Car. Sementara itu, pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi dipastikan tidak hadir dalam pertemuan puncak Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang digelar akhir bulan ini. Menurut juru bicara Myanmar, Zaw Htay, pertemuan puncak itu akan dihadiri Wakil Presiden Myanmar Henry Van Thio. (Pol/Ire/AP/AFP/X-10) Makan Dedaunan ... | Hlm14

KPK Gantung Status Tersangka Selain terkendala dalam melengkapi barang bukti, KPK pun memiliki keterbatasan sumber daya manusia. ASTRI NOVARIA

astri@mediaindonesia.com

K

OMISI Pemberantasan Korupsi (KPK) diminta tidak mempermainkan nasib seseorang yang sudah ditetapkan menjadi tersangka. Menggantung status hukum seseorang yang sudah menjadi tersangka hingga berbilang tahun itu jelas-jelas melanggar sila kedua Pancasila, Kemanusiaan yang adil dan beradab. “Ya, KPK harus memberi kejelasan hukum seseorang yang sudah menjadi tersangka. Komisi kan memiliki bukti cukup. Begitu (seseorang)

ditetapkan menjadi tersangka, satu bulan diproses. Kalau KPK menyandera seseorang bertahun-tahun sebagai tersangka, saya hanya bisa ngomong aku dukung KPK, dukung Pancasila juga. Jangan hanya di mulut, tetapi juga dijalankan, dong,” kata Wakil Ketua Komisi III DPR Benny Harman di Gedung DPR, Jakarta, kemarin. Dalam rapat dengar pendapat dengan KPK, Selasa (12/9), politikus Partai Demokrat itu pun sempat melontarkan pertanyaan kenapa komisi antirasywah kerap menggantung terlalu lama status hukum seseorang yang sudah menjadi tersangka.

“Ada pejabat atau mantan pejabat ditetapkan tersangka setahun-dua tahun lalu, tetapi belum juga diproses. Jika belum cukup buktinya, jangan dulu ditetapkan tersangka. Hal ini berdampak terhadap yang bersangkutan dan keluarga mereka,” ujar Benny. Sekadar contoh, pada 18 Desember 2015 KPK menetap-

kan mantan Dirut PT Pelindo II, Richard Joost Lino, sebagai tersangka dugaan tindak pidana korupsi pengadaan quay container crane (QCC) di 2010 (lihat grafik). Lino disangkakan menyalahgunakan wewenang dengan menunjuk langsung perusahaan asal Tiongkok untuk pengadaan tiga QCC

di pelabuhan di Pontianak, Palembang, dan Lampung, dengan nilai total sekitar Rp100 miliar. Lino pun dijerat Pasal 2 ayat 1 dan atau Pasal 3 UU Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan UU No 20 Tahun 2001 juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUH Pidana. Akan tetapi, hingga kini KPK tidak kunjung

memberikan kepastian kapan kasus yang membelit Lino itu berlanjut ke meja hijau. “Untuk kasus Pelindo, kami masih belum final merumuskan besaran kerugian keuangan negara,” kata Ketua KPK Agus Rahardjo, beberapa waktu lalu. Choel Mallarangeng sebelum divonis 3 tahun 6 bulan oleh hakim Pengadilan Tipikor Jakarta pada 6 Juli 2017, juga menyandang status tersangka sejak Desember 2015. Terpidana kasus korupsi proyek Hambalang itu pun baru mengenakan rompi tahanan oranye sejak 6 Februari 2017.

Beragam keterbatasan Tersangka korupsi yang kasusnya tak kunjung diproses lebih lanjut menjadi salah satu persoalan tersendiri bagi KPK. Menurut juru bicara KPK Febri

Terkatung-katungnya sejumlah perkara KPK itu bukan hal sepele. Ia masalah serius, yang mengindikasikan adanya ketidakberesan.”

Genjot Investasi Padat Karya

Editorial | Hlm 2

Selekta | Hlm 2

Pemerintah diminta lebih terbuka dalam memberikan bantuan baik melalui Program Keluarga Harapan maupun bantuan langsung tunai.

KPK Puji Ketegasan NasDem

KPK melakukan kunjungan ke sejumlah partai politik untuk mewujudkan politik berintegritas. Politik | Hlm 3

Perlu Standar Pelayanan Rumah Sakit

Dengan adanya standar pelayanan ini, siapa pun bisa mengawasi RS agar kasus Debora tidak terulang. Humaniora | Hlm 22

Diansyah, faktor eksternal ataupun internal menjadi kendala dalam setiap langkah KPK menuntaskan sebuah kasus. “Misalnya, kami menghadapi tantangan dalam pencarian barang bukti, terutama yang tidak ada di Indonesia sehingga membutuhkan prosedur berbeda. Jika bukti berada di luar negeri, KPK perlu menempuh prosedur yang tidak mudah. Kerja sama internasional terus kami perbaiki dan tingkatkan dari waktu ke waktu,” ungkap Febri. Selain kendala dalam pengumpulan barang bukti, lanjut Febri, faktor keterbatasan sumber daya manusia juga menjadi problem tersendiri. “Tantangan KPK bagaimana menambah tenaga agar dapat menyelesaikan semua kasus yang belum juga tuntas.” (Dro/ Ant/X-3)

“Perekonomian ditopang empat pilar yang optimal. Kalau kita lihat empat pilar itu, pengeluaran pemerintah belum optimal.” Darmin Nasution

Menko Bidang Perekonomian Ekonomi | Hlm 17 TIYOK

Tragedi Rohingya Noda Kejayaan ASEAN

Dengan mencuatnya kasus Rohingya, hadir kesempatan bagi para pemimpin ASEAN untuk menegaskan kembali komitmen menjaga warga ASEAN hidup dalam rasa aman dan damai.

SELA

LAPORAN DARI 2017 SJS (4)

Khawatir Bentuk Tubuh Picu Bunuh Diri

Solidaritas Kaum Minoritas

PENELITIAN dari University of Western Ontario mengungkapkan tekanan untuk memiliki tubuh indah dan sempurna di masyarakat modern secara signifikan memicu bunuh diri. Itu banyak dialami remaja dan dewasa. Instagram, Twitter, dan Facebook yang digunakan anak-anak berusia 13 tahun kerap dibanjiri foto perempuan yang memamerkan payudara, pinggul, pinggang, dan bokong sintal.

Peneliti menganalisis 46 studi yang hasilnya dipublikasikan di The Journal of Personality. “Perfeksionisme bisa mematikan. Menuntut kesempurnaan dari diri EBET sendiri tidaklah sehat. Dari 45 studi yang dianalisis menunjukkan 56% orang dewasa bunuh diri atas dasar tekanan eksternal untuk sempurna,” tutur penulis penelitian Martin Smith. (Dailymail/Ire/X-7)

TAHERA Ahmad ialah dosen muslim di Universitas Northwestern, Amerika Serikat (AS). Dia pernah mendapat penghargaan dari Gedung Putih karena jasanya bagi komunitas muslim AS. Pun dia pernah mengunjungi Afghanistan atas nama Kementerian Luar Negeri AS. Namun, pada 2015, Tahera mendapat perlakuan tidak menyenangkan ketika menumpang pesawat dari Chicago ke Washington DC. Pramugari enggan memberikan minuman bersoda dalam kaleng lantaran khawatir itu digunakan Tahera

sebagai senjata di pesawat. Pada Februari 2015, tiga mahasiswa muslim di Chapel Hill, North Carolina, AS, ditembak hingga tewas oleh pria kulit putih bernama Craig Stephen Hicks. Media AS adem ayem tak memberitakannya. Media Inggris The Independent menurunkan tulisan Sabbiyah Pervez di bawah judul, ‘Tiga Muslim Dibunuh, tapi karena Agama Mereka, Media Mengabaikannya’. Itu hanya dua contoh diskriminasi yang dialami muslim Amerika. Selama 2013 saja, tercatat 160 laporan penyerangan

terhadap kaum muslim dan masjid di sana. Kalangan muslim merasakan diskriminasi, terutama pascaserangan teroris ke Gedung World Trade Center dan Pentagon pada 11 September 2001. “Sebelumnya, saya seperti kebanyakan orang Amerika, berteman dengan orang Amerika lain atau bermain golf. Namun, setelah 11 September, tiap bangun pagi saya merasa seperti orang asing di Amerika,” kata Dean Obeidallah, dalam diskusi dengan jurnalis peserta 2017 Senior Journalists Seminar di Washington, Selasa (12/9).

Dean Obeidallah dan rekannya, Negin Farsad, dikenal publik Amerika sebagai komedian muslim dan pembawa acara. Mereka berdua melawan diskriminasi dan Islamofobia melalui komedi. Farsad yang disebut The Huffington Post se-

Opini | Hlm 8

bagai perempuan paling lucu di Amerika itu menyebut komedi yang mereka pertunjukan sebagai sosial justice comedy. Masyarakat muslim dan publik AS menyukai mereka. Bersambung ke hlm 2

MENGGUNAKAN KERTAS DAUR ULANG


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Media indonesia 14 09 2017 14092017052140 by Oppah - Issuu