Media indonesia 23 07 2017 27072017054536

Page 1

@mediaindonesia

MINGGU, 23 07 2017

Keluarga sebagai Benteng Perlindungan Anak http://bit.ly/2uS0LD3

NO. 13182/ TAHUN KE-47 24 HALAMAN

@mediaindonesia

Memaknai Keragaman lewat Ekspedisi Papua http://bit.ly/2tohwl6

Rp4.000/eks

(di luar P. Jawa + ongkos kirim)

Rp89.000/bulan

(di luar P. Jawa + ongkos kirim)

@mediaindonesia

Hakim belum Uraikan Peran Semua Pihak di Korupsi KTP-E http://bit.ly/2tyoZCd

E-mail: cs@mediaindonesia.com

www.mediaindonesia.com Customer Service:

(021) 5821303 Pemasangan Iklan:

(021) 5812113 & 5801480

J U J U R

B E R S U A R A

Harian Umum Media Indonesia

@mediaindonesia

@mediaindonesia

Media Indonesia

JEDA

Belajar Mencintai Budaya Indonesia “PA, aku kepilih,” ujar Zahrah Aulya Afifah, 8, sambil berlari ke pinggir ruangan menuju ayahnya yang duduk bersila. Zahrah terpilih sebagai salah satu penari yang akan tampil pentas Hari Kemerdekaan RI bulan depan. Sudah dua tahun terakhir Zahrah dan Nadine Robhika Julin, 9, berlatih menari tradisional yang diselenggarakan Yayasan Belantara Budaya Indonesia di Museum Nasional Indonesia, Jakarta, setiap akhir pekan. Nadine bahkan pernah menyabet juara pada ajang Lomba Tari Kreasi se-DKI dalam rangka menyambut Hardiknas 2017. Meski Nadine harus tiba di Museum Nasional Indonesia pukul 09.00 WIB, ia tidak keberatan. Nadine mengaku senang dan banyak teman. “Tidak dipaksa (orangtua). Senang karena banyak teman,” ucap Nadine. Banyak yang diantar orangtua, tapi saat pelatih masuk ruangan, mereka tidak lagi bermanja-manja. Mereka langsung berbaris dan mengikuti instruksi pelatih. Mereka belajar sejumlah tarian, seperti Topeng Gong, Ronggeng Nyentrik, Pendet, Panji Semirang, Puspanjali, dan Yamko. Tarian itu berasal dari Jawa Barat, Betawi, Bali, dan Papua. Berawal dari gerak-gerak kecil, kecintaan anak-anak akan seni dan budaya tumbuh seiring dengan waktu, apalagi dengan dukungan orangtua dan lingkungan, termasuk sekolah. Upaya mendekatkan seni dan budaya kepada anak-anak terus digaungkan. Tidak hanya dari yayasan dan organisasi yang peduli dengan seni dan budaya, tapi juga pemerintah. Sejak 2016, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud mengadakan program bertajuk Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS). Program GSMS yang melibatkan sekolah dan masyarakat itu bertujuan menyaring budaya asing. Apalagi, dalam memperingati Hari Anak Nasional (HAN) yang tepat jatuh hari ini, anak-anak diingatkan kembali akan budaya tradisional. Tanpa mereka, budaya asli Indonesia bisa hilang termakan oleh waktu. “Sudah saatnya pemerintah menggandeng seniman yang menjalankan seni sebagai panggilan dan jiwa untuk ikut terlibat dalam pemajuan kesenian di Indonesia,” ucap Mendikbud Muhadjir Effendy saat membuka Workshop GSMS 2017 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Rabu (19/7). (Zuq/M-4) Melestarikan Nilai... | Hlm 7

MI/ARYA MANGGALA

MENGENALKAN KEBERAGAMAN: Anak-anak bersalaman dengan Romo Christiyono SJ (tengah) saat mengikuti Festival Suara Anak dengan tema Berteman yuk! di Gereja Katederal, Jakarta Pusat, kemarin. Acara yang digelar dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional tersebut mengenalkan keberagaman agama dan kepercayaan kepada anak sehingga dapat memahami dan menghargai perbedaan.

Internet membuka ruang perundungan baru. Orangtua dan guru harus berkolaborasi agar anak menjadi individu yang berdaya. INDRIYANI ASTUTI

Indri@mediaindonesia.com

P

OLA pengasuhan yang salah dan kurangnya kasih sayang dalam keluarga (rumah) berpotensi melahirkan anak-anak pelaku perundungan (bullying) di tengah masyarakat. Peranan orangtua dan se kolah sangat penting untuk menanggulangi tindakan perundungan yang dilakukan anak-anak itu. Di lain pihak, kasus perundungan di sekolah jangan dianggap sepele. Para korban arus ditangani serius. Pasalnya, tidak sedikit terjadi kasus bunuh diri yang dilakukan korban perundungan tersebut. Pendapat itu disampaikan Direktur Rehabilitasi Anak Kementerian Sosial (Kemensos) Nahar, psikolog

Jauhkan Perundungan dengan Kasih Sayang

Reza Indragiri, dan Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) periode 2017-2021 Susanto, saat dihubungi secara terpisah, di Jakarta kemarin. Menurut Nahar, hasil assessment sementara yang dilakukan petugas Kemensos terhadap pelaku di Thamrin City dan mahasiswa Universitas Gunadarma menunjukkan kesamaan, yakni kurangnya kasih sayang di keluarga. Jadi, pokok persoalannya kembali ke pola asuh di keluarga. “Pelakunya ada persoalan di pengasuhan. Kelihatannya kasih sayang tidak diberikan secara optimal kemudian berdampak pada perbuatan yang mereka lakukan,” ujarnya. Lebih lanjut, Nahar menyampaikan para pelaku perundungan

tersebut sudah diberikan pendampingan dan konseling di pusat rehabilitasi sosial milik Kemensos. “Apabila sudah selesai prosesnya, mereka akan dikembalikan lagi ke orangtua. Kita berharap mereka kembali pada perilaku seharusnya. Ini kejadiannya antara sekolah dan rumah. Karena itu, kami minta orangtua dan sekolah untuk terlibat,” tegasnya.

Tangani serius Psikolog Reza mengatakan umumnya perundungan terjadi di lingkungan sekolah dan kampus. Untuk itu, lembaga pendidikan seyogianya tidak berlepas tangan dengan hanya membebankan pertanggungjawaban terhadap individu pelaku. “Suicide (bunuh diri) dilakukan

Wejangan Cangik terhadap anaknya ini dalam konteks kebangsaan sudah termasuk dalam pembinaan ideologi Pancasila.”

PT IBU Sangkal Palsukan Beras Premium

Aturan Ada, Konsumsi Flakka Ditindak

Ambang Batas Mudahkan Rakyat Memilih Presiden

Kebijakan harga tinggi tidak terkait secara langsung pada PT IBU. Penetapan harga lebih ditentukan oleh para mitra penjual.

Sebelum masuk ke Indonesia, awal 2017 pemerintah telah membuat payung hukumnya. Pengguna dan pengedar flakka bakal ditindak keras.

Terlalu banyak calon presiden dalam pilpres, selain akan menimbulkan kerumitan politik, juga akan membingungkan rakyat.

Pigura | Hlm 10

Selekta | Hlm 2

Umum | Hlm 4

Politik | Hlm 5

Komitmen Kota Layak Anak Terus Ditingkatkan KEBANGSAAN

Lembur Picu Jantung Abnormal

Indonesia Bisa Rukun karena Memiliki Pancasila PARA rektor, guru besar, dan dosen di semua perguruan tinggi di Indonesia sejatinya tidak mengabaikan karakter bangsa dalam menghadapi perubahan dunia yang sangat cepat. Demikian pernyataan Presiden Joko Widodo saat menjadi pembicara utama dalam Kongres IX Pancasila di halaman Balairung Universitas Gadjah Mada, Daerah Istimewa Yogyakarta, kemarin. “Saya minta mereka membekali anak bangsa dengan nilai-nilai Pancasila. Dengan penguatan karakter, anak bangsa tidak akan tergerus oleh pengaruh konten di smartphone,” kata Jokowi. Menurut Jokowi, perubahan dunia yang cepat itu akan mengubah lanskap global, nasional, dan daerah. “Nanti Gene rasi Y yang akan memengaruhi dunia. Interaksi manusia di masa mendatang sangat banyak menggunakan in-

dungan berbasis dunia maya. “Pemerintah daerah di seluruh Indonesia agar mengambil langkah-langkah pencegahan dan penanganan bullying, mengingat saat ini pola kasusnya semakin variatif dan cangggih sehingga membutuhkan penyelesaian yang fundamental,” jelasnya. Para orangtua dan masyarakat, tambahnya, juga harus mengedukasi zero bullying sejak dini dalam pengasuhan agar lingkungan ramah anak dapat ditumbuhkan. Selain kemajuan TI, lanjut Susanto, tren meningkatnya anak sebagai pelaku perundungan juga akibat faktor gim berkonten kekerasan dan pengaruh media. (Nur/Bay/ Aya/Pro/X-7) Utamakan Pendekatan... | Hlm 2

“Diskriminasi masih terjadi di berbagai sektor, mulai pendidikan, pekerjaan, hingga hampir di semua lini kehidupan.” Ariani Soekanwo Ketua PPUA Penyandang Cacat DUTA

Wawancara | Hlm 6

Kewajiban pemerintah daerah memberikan hak dasar anak untuk tumbuh kembang dan perlindungan khusus telah termaktub dalam UU Pemda No 23/2014.

SELA

BUKAN rahasia lagi, bekerja dalam waktu lama dapat merusak mood, memicu stres, hingga obesitas. Studi terbaru bahkan menunjukkan kerja lembur bisa membuat detak jantung menjadi abnormal (fibrilasi atrial/ EBET Afib). Penelitian yang dimuat dalam European Heart Journal ini memaparkan data penelitian dari 85 ribu laki-laki dan perempuan. Partisipan yang bekerja 55 jam seminggu, 40% lebih mungkin terkena Afib jika dibandingkan responden yang hanya bekerja 35-40 jam. “Sekitar 90% responden tidak memiliki riwayat kardiovaskular. Artinya, panjangnya waktu bekerja berpotensi menimbulkan Afib,” kata peneliti dari University College London. (Time/Ihs/X-3)

korban akibat penderitaan tak tertahankan menjadi korban bullying,” ujarnya. Menurut Reza, dalam kasus perundungan juga ada potensi pelanggaran hukum lainnya yang harus diperhatikan. Di antaranya, penyebarluasan viral berita yang menampilkan wajah siswa-siswa tersebut. Di sisi lain, Susanto meminta semua pemangku penyelenggara perlindungan anak perlu melakukan langkah-langkah solutif agar anak tidak menjadi pelaku dan atau sekaligus korban. Sebabnya, kemajuan teknologi dan informasi (TI) semakin membuka ruang perundungan baru. Tren kasusnya bukan hanya perundungan secara fisik, verbal, psikis, dan seksual, melainkan juga perun-

ternet, seperti menonton film, membaca berita, dan berjejaring sosial. Untuk itu, kita harus berani bersuara lantang. Saya Indonesia, saya Pancasilais. Saya anak muda, saya Pancasilais. Saya mahasiswa, saya Pancasilais.” Jokowi pun bercerita setiap bertemu kepala negara asing dirinya selalu menyampaikan bahwa Indonesia memiliki sekitar 17 ribu pulau, 714 suku bangsa, dan 1.100 bahasa lokal. Para kepala negara asing, lanjut Presiden, bertanya manajemen apa yang dite rapkan agar semua suku bersatu? Jokowi menjawab, dirinya tidak tahu seluruh bahasa daerah. Untuk berkomunikasi, dia menggunakan bahasa Indonesia. “Indonesia bisa rukun dan bersatu karena memiliki Pancasila. Kita harus belajar dari pengalaman buruk negara lain yang dihantui konflik dan perang

Hari Anak Nasional | Hlm 3

ANTARA/ANDREAS FITRI ATMOKO

KONGRES PANCASILA: Presiden Joko Widodo berdialog dengan mahasiswa

saat menghadiri Kongres IX Pancasila Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta, kemarin. Acara itu merupakan komitmen UGM untuk mengajak komponen bangsa lebih mendalami, menghayati, dan mengamalkan nilai luhur Pancasila. saudara. Indonesia harus menjadi negara damai, adil, dan makmur di tengah kemajemukan dunia,” ujar Jokowi. Rektor UGM Panut Mulyono mengatakan, sejak 1 Juni ditetapkan sebagai hari lahir Pancasila, belum semua anak

bangsa memahami Pancasila. Oleh karena itu, UGM komit mengajak seluruh elemen bangsa memahami dan menghayati nilai Pancasila. “Tidak mudah menjaga Pancasila di tengah tantangan global saat ini.” (Nur/AT/AU/X-3)

MENGGUNAKAN KERTAS DAUR ULANG


2

SELEKTA

MINGGU, 23 JULI 2017

PT IBU Sangkal Palsukan Beras Premium Kebijakan harga tinggi produk kepada konsumen tidak terkait secara langsung pada PT IBU. Penetapan harga lebih ditentukan oleh para mitra penjual. ADHI M DARYONO

adhi@mediaindonesia.com

P

T Indo Beras Unggul (PT IBU) membantah bahwa pihaknya telah melakukan praktik pemalsuan kemasan dan kandungan beras. Anak usaha dari PT Tiga Pilar Sejahtera (PT TPS) itu menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah menggunakan beras bersubsidi untuk kemudian dijual dalam kemasan produk beras premium. “Pembelian beras umum atau gabah umum kami lakukan ialah hal yang umum dilakukan oleh PT lainnya. Jadi, sekali lagi saya tekankan kami tidak memakai beras bersubsidi untuk kebutuhan produksi. Kami membeli gabah yang ada dari petani dan penggiling lokal di kawasan pabrik kami,” ujar juru bicara PT IBU Jo Tjong Seng (Asen), saat konferensi pers Sabtu (22/7). Asen juga mengatakan bahwa mutu dalam kemasan beras telah sesuai deskripsi mutu yang ada dalam standar nasional. “PT IBU memproduksi beras dalam kemasan sesuai dekripsi mutu ada di dalam standar nasional. Artinya, apa PT IBU memproduksi atau mendapatkan sertifikasi SNI yang diterbitkan atau yang dibuat-

kan Badan Standar Nasional Indonesia,” tambah dia. Deskrispi mutu yang dibuat SNI itu, lanjut dia, merupakan parameter visual atau fisik bukan pada jenis atau varietas berasnya. “Jadi deskripsi mutu beras yang kami produksi itu sesuai dengan SNI nomor 6126 tahun 2016.” Asen juga membantah pihaknya menerapkan harga tinggi kepada konsumen. Terkait masalah harga, Asen menjelaskan bahwa penetapan harga jual ke konsumen ditentukan oleh mitra penjual. Keterangan Asen merupakan respons atas penyegelan gudang beras PT IBU di Bekasi karena diduga menjual beras biasa dengan harga premium sehingga merugikan konsumen. Menurut Kapolri Jenderal Tito Karnavian, ada indikasi permainan bisnis secara c u ra n g d e n g a n m e m b u a t produk bernama Maknyuss dan Ayam Jago dengan menggunakan beras dari jenis varietas padi IR64 yang merupakan tanaman subsidi, untuk kemudian dijual dengan harga beras premium.

Subsidi pemerintah Keterangan berbeda disampaikan Kepala Subbidang Data Sosial-Ekonomi pada Pusat Data dan Sistem Informasi Kementerian Perta-

nian (Kementan) Ana Astrid. Menurut dia, beras PT IBU berasal dari gabah yang diproduksi petani dengan subsidi dari pemerintah. Yang dimaksud subsidi adalah subsidi input, yaitu subsidi benih Rp1,3 triliun dan subsidi pupuk Rp31,2 triliun. Bahkan ditambah lagi ada bantuan sarana dan prasarana bagi petani dari pemerintah yang besarnya triliunan juga. Padi varietas IR64 merupakan salah satu benih dari varietas unggul baru (VUB). “Seluruh beras medium dan premium itu kan berasal dari gabah varietas unggul baru (VUB), yaitu IR64, Ciherang, Mekongga, Situ Bagendit, Cigeulis, Impari, Ciliwung, dan Cibogo yang dipro duksi dan dijual dari petani kisaran Rp3.500-Rp4.700 per kilogram gabah,” terang Ana. Dari hal ini, menurut Ana, PT IBU diketahui membeli gabah/ beras jenis varietas VUB dan harga beli dari petani relatif sama. Selanjutnya diolah menjadi beras premium dan dijual kepada konsumen dengan harga tinggi. Ini yang menyebabkan disparitas harga tinggi, marjin yang perusahaan peroleh tinggi bisa hingga 100%. Sementara itu, perusahaan lain membeli gabah ke petani harga yang sama dan diproses menjadi beras medium dengan harga normal medium. (E-4)

Frisian Flag Dukung Pemenuhan Zat Gizi Anak Indonesia TUMBUH kembang anak menjadi momentum penting yang harus diperhatikan. Mulai memberikan kasih sayang hingga memastikan asupan gizi menjadi penting agar ‘buah hati’ tumbuh maksimal. Terkait dengan gizi, Health & Wellness Lead of Frisian Flag Indonesia Yeni Novianti mengatakan seorang anak membutuhkan zat gizi makro yang terdiri dari karbohidrat, protein, dan lemak. Selain itu, butuh zat gizi mikro berupa vitamin dan mineral. “Bila kebutuhan tersebut terpenuhi, tumbuh kembang anak akan berjalan dengan baik,” ujarnya kepada Media Indonesia, kemarin. Sebaliknya, anak akan mengalami status gizi kurang bisa diukur dari pertumbuhan berat badan dan tinggi badan. Bahkan, bila kondisi itu terjadi pada 1.000 hari awal kehidupan dan tidak tertangani, kelak akan menimbulkan gangguan kognitif. Dijelaskan, manfaat protein membantu membangun serta memperbaiki jaringan tubuh, karbohidrat sebagai sumber energi, sedangkan lemak menjadi pelindung tubuh termasuk di dalamnya omega-6. Selain itu, anak membutuhkan zat besi yang merupakan komponen hemoglobin dalam sel darah serta yodium yang mengatur pertumbuhan, perkembangan, dan laju metabolisme tubuh. Semua kebutuhan tersebut bisa dipenuhi Frisian Flag melalui produk susu. “Frisian Flag Indonesia telah menyediakan produk susu ibu hamil dan menyusui dengan merek Frisian Flag Mama SUPRIMA dan Frisian Flag Jelajah SUPRIMA untuk anak usia 1-3 tahun dan Frisian Flag Karya SUPRIMA untuk anak usia 4-6 tahun.” Rangkaian produk susu untuk ibu hamil hingga balita tersebut, selain memiliki kandungan gizi lengkap, seimbang, juga telah disesuaikan dengan kebutuhan di setiap tahapan

ANTARA/R REKOTOMO

KIRAB PERAYAAN KEDATANGAN CHENG HO: Peserta kirab berjalan menuju Kelenteng Sam Poo Kong pada perayaan

kedatangan Laksamana Cheng Ho (Sam Poo Tay Djien) ke-612, di Semarang, Jawa Tengah, kemarin. Kirab yang diikuti ratusan peserta dari berbagai daerah yang diberangkatkan dari Kelenteng Tay Kak Sie menuju Kelenteng Sam Poo Kong tersebut merupakan salah satu dari agenda pariwisata tahunan Kota Semarang.

Jerusalem Memanas, Korban Bertambah KAWASAN Tepi Barat dan Jerusalem kembali memanas, Jumat (21/7). Seorang warga Palestina menyerang empat warga Israel yang mengakibatkan tiga di antaranya tewas. Menurut polisi Israel, pelaku masuk ke sebuah rumah di permukiman Yahudi, Neve Tsuf, Tepi Barat. Pelaku yang diidentifikasi sebagai warga Palestina berusia 19 tahun itu ialah pendukung kelompok Hamas. “Dia melompati pagar permukiman, masuk ke rumah warga dan menusuk empat warga Israel saat makan malam Sabat,” kata petinggi polisi Israel. Akibat serangan itu, seorang manula pria dan dua anaknya tewas serta seorang perempuan tua terluka. Insiden itu menambah panjang daftar korban tewas pascabentrokan antara pasukan Israel dan warga Palestina yang meletus akibat keputusan Kementerian Israel menolak memindahkan detektor logam di pintu masuk Masjid Al-Aqsa, kompleks Haram al-Sharif. Saat ben-

trokan, tiga warga Palestina tewas di tangan pasukan Israel. Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, ketiganya tewas karena ditembak polisi Israel di wilayah A-Tur, Jerusalem Timur. Kelompok Bulan Sabit Merah Palestina merilis jumlah korban terluka pascabentrokan sebanyak 391 orang. Pihak Israel menyebutkan bentrokan meletus di Abu Dis. Sebanyak lima anggota polisi menderita luka ringan akibat terkena lemparan batu dan kembang api. Saat menghadapi warga Palestina, polisi Israel menangkap 29 orang di Jerusalem dan Tepi Barat. Dalam merespons insiden di AlAqsa, Presiden Joko Widodo (Jokowi), kemarin, melontarkan kecaman keras terkait pembatasan beribadah yang diberlakukan Israel di masjid itu. “Indonesia mengecam keras. Sekali lagi, Indonesia mengecam keras pembatasan beribadah di Masjid Al-Aqsa. Indonesia juga mengecam keras jatuhnya 3 korban

jiwa yang baru saja saya mendapatkan informasinya,” kata Jokowi seusai meletakkan batu pertama pembangunan Museum Muhammadiyah di Universitas Ahmad Dahlan di Yogyakarta. Selain mengecam, pemerintah Indonesia meminta Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk menginstruksikan kepada Dewan Keamanan PBB menggelar sidang menyikapi insiden di kompleks Masjid Al-Aqsa. Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Indonesia telah mengeluarkan pernyataan serupa. Kemenlu secara tegas menolak segala aksi kekerasan dan pelanggaran hak-hak asasi manusia yang terjadi di Al-Aqsa. Selain itu, Kemenlu meminta semua pihak untuk menahan diri. “Indonesia telah mendesak Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dapat segera melakukan pertemuan darurat untuk membahas situasi di kompleks Al-Aqsa,” demikian pernyataan Kemenlu. (AFP/ Ihs/Nur/AU)

Utamakan Pendekatan Kekeluargaan

DOK FRISIAN FLAG

pertumbuhan anak. Ia menjelaskan produkproduk Frisian Flag berbahan utama susu sapi berkualitas yang mengandung zat gizi makro dan mikro untuk mendukung asupan gizi keluarga. Khusus produk susu tertentu yang ditujukan untuk target konsumen rawan gizi seperti ibu hamil dan balita, Frisian Flag menambahkan gizi khusus seperti DHA, omega-3, omega-6, dan serat pangan yang berguna untuk optimalisasi asupan gizi pada anak. Seluruh produk susu Frisian Flag Indonesia diproses di pabrik modern yang telah menerapkan standar good manufacturing practices (GMP) atau prinsip-prinsip produksi yang baik. Ia juga menjelaskan gangguan gizi yang antara lain bisa mengakibatkan anak stunting (tubuh pendek). Hasil penelitian South East Asia Nutrition Survey (Seanuts) di Indonesia menyebutkan jumlah anakanak yang terkena stunting mencapai 34% dan dari segi malnutrisi 22,3%. Untuk mengatasi masalah kurang gizi pada anak-anak Indonesia, Frisian Flag membuat sejumlah program kerja. Salah satunya membuat Gerakan Nusantara Minum Susu untuk Anak Sehat Aktif Indonesia. Gerakan itu diluncurkan pada 2013 bekerja sama dengan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (POM) serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Aktivitas dalam gerakan tersebut meliputi memberi pengetahuan tentang gizi kepada pelajar, kegiatan olahraga di luar ruangan, dan program Kantin Sehat. Tujuannya melengkapi anak-anak usia sekolah dengan pengetahuan cukup untuk memilih jajanan sehat, variasi makanan yang bergizi, serta meningkatkan kebiasaan minum susu dan membiasakan diri agar lebih aktif terkena paparan sinar matahari pagi. “Anak-anak yang kurang aktif bergerak memiliki kemungkinan 2,5 kali lebih besar menderita kelebihan berat badan jika dibandingkan dengan anak-anak yang mengonsumsi setidaknya 200 mililiter susu. Dengan demikian, ada hubungan antara gaya hidup aktif dan asupan gizi seimbang dengan berat badan ideal,” pungkasnya. Selain itu, Frisian Flag bekerja sama dengan Gerakan Nusantara membuat program Jr NBA Indonesia mengampanyekan Drink Move Be Strong. Itu merupakan program edukasi nutrisi untuk mendukung gaya hidup positif dan kebiasaan konsumsi susu setiap hari. Program tersebut telah menjangkau lebih dari 855.250 siswa di 1.761 sekolah di lebih dari 30 kota/kabupaten di Indonesia. “Program ini telah terbukti sukses mengantar dampak positif, termasuk meningkatkan kebiasaan konsumsi makanan dan kudapan sehat,” tukas Yeni. (Mut/S1-25)

KASUS perundungan (bullying) yang melibatkan 2 siswa SMP dan 7 siswa SD pada Jumat (14/7) di Thamrin City, Jakarta Pusat, dan mahasiswa Universitas Gunadarma sempat menggegerkan media sosial. Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta pun memutuskan untuk mengembalikan siswa kepada orangtua dan mencabut keikutsertaan sembilan siswa yang terlibat perundungan dari kartu Jakarta pintar (KJP). Namun, tidak semua orangtua setuju dengan langkah yang diambil Disdik DKI. Tuti Widyastuti, 45, mengatakan seharusnya anak yang terlibat perundungan diberi peringatan terlebih dulu, tidak langsung diberi sanksi. “Mengembalikan anak-anak pelaku perundungan kepada orangtua tidak serta-merta menyelesaikan masalah. Aturan Pemerintah Provinsi DKI itu harus ditinjau ulang karena mendidik juga harus ada softskill,” ujar Tuti di Jakarta Timur. Pendapat senada disampaikan Rida, 48. Ibu dari seorang anak yang bersekolah di bangku SMP mengaku miris dengan sikap Pemprov DKI yang seolah hanya mau menerima anak baik. “ Menjadi tugas sekolah mendidik anak-anak menjadi lebih baik,” ujarnya. Berbeda dengan dua ibu tersebut, Verri, 38, ayah dari satu orang putri, mengaku setuju dengan tindakan pengembalian pelaku kepada orangtua. Pasalnya, ia tidak rela jika perundung anak masih bersekolah dekat dengan anaknya. “Saya hanya membayangkan anak itu akan melakukan hal yang sama kepada anak saya. Kalau saya posisikan diri sebagai ayah si korban, saya tidak mau,” imbuhnya. Sekretaris Dinas Pendidikan DKI Jakarta Susi Nurhati menjelaskan langkah Disdik DKI mengembalikan anak pelaku perundungan sudah sesuai aturan, begitu pula dengan pencabutan KJP. Hal itu tertuang dalam Instruksi Gubernur Nomor 16 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanganan Bullying serta Kekerasan di Lingkungan Sekolah dan Peraturan Gubernur Nomor

174 Tahun 2015 tentang Bantuan Biaya Personal Pendidikan bagi Peserta Didik dari Keluarga tidak Mampu melalui KJP. Presiden Joko Widodo mengingatkan jangan sampai anak-anak bangsa dididik oleh media sosial. Untuk itu, dibutukan peran pendidik agar karakter bangsa tidak tergerus dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat. “Jangan sampai anak-anak kita dididik oleh perubahan-perubahan yang merusak karakter kita. Hati-hati. Semuanya

harus mempersiapkan itu. Perubahan itu sudah tidak bisa kita tolak-tolak lagi,” kata Jokowi saat membuka Rakor Pimnas Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Hotel Sahid Raya, di Yogyakarta, kemarin. PGRI, lanjut Presiden, sangat berperan dalam mengantisipasi perubahan dunia yang cepat. Menurutnya, pendidikan merupakan jalan panjang dari sebuah bangsa untuk menjawab tantangan yang ada dalam membangun martabat bangsa. (Aya/Nur/X-7)


HARI ANAK NASIONAL

MINGGU, 23 JULI 2017

3

Komitmen Kota Layak Anak Terus Ditingkatkan Kewajiban pemerintah daerah memberikan hak dasar anak untuk tumbuh kembang dan perlindungan khusus telah termaktub dalam UU Pemda No 23/2014. PUPUT MUTIARA

puput_mutiara@yahoo.com

M

ENGATASI persoalan anak merupakan prioritas negara. Sejak 2015, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PP dan PA) mencanangkan program Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) yang bertujuan menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak. Pasal 5 Peraturan Menteri PP dan PA Nomor 12 Tahun 2011 tentang Indikator KLA menyebutkan setiap kabupaten/kota dapat dikategorikan sebagai KLA apabila telah memenuhi hak anak yang diukur dengan sejumlah indikator yang meliputi penguatan kelembagaan dan cluster anak. Hingga kini sudah ada 409 kabupaten/kota yang dinobatkan sebagai KLA. “Dari 24 indikator yang ditetapkan memang belum ada yang benar-benar bisa disebut KLA atau lebih tepatnya menuju KLA. Ratarata indikator yang sudah dicapai yaitu mengenai hak sipil, pendidikan, dan kesehatan,” ujar Deputi Bidang Perlindungan Anak Ke-

menterian PP dan PA Pribudiarta Nur Sitepu saat dihubungi Media Indonesia, Kamis (20/7). Indikator terpenting lainnya yaitu hak anak untuk mendapatkan perlindungan khusus masih sulit tercapai karena persoalan yang sangat komprehensif. Hasil survei Kementerian PP dan PA menyebutkan prevalensi kekerasan seksual pada anak di bawah usia 18 tahun cukup tinggi. Pada kelompok anak laki-laki, persentasenya mencapai 6,36% dan perempuan 6,28%. Bentuk kekerasan yang paling umum ialah sentuhan seksual yang tidak diinginkan tanpa izin pada kelompok perempuan 1,35% dan laki-laki 3,11%. Kemudian percobaan hubungan seksual, masing-masing 2,74% dan 3,49%, bahkan ada sebanyak 1,01% pada anak laki-laki yang justru mengalami hubungan seksual dengan paksaan secara fisik. “Persentase itu mungkin terlihat kecil, tapi jika dibandingkan dengan jumlah anak Indonesia yang mencapai 87 juta, itu artinya ada sekitar 600 ribu hingga 900 ribu anak yang mengalami kekerasan seksual,” ungkapnya.

MI/RAMDANI

Penuhi indikator Oleh karena itu, bertepatan dengan momentum perayaan Hari Anak Nasional (HAN) 2017 yang diselenggarakan di Pekanbaru, Riau, Kementerian PP dan PA mengimbau pemda agar bekerja sama dengan semua pihak untuk menciptakan KLA yang memenuhi seluruh indikator, termasuk perlindungan khusus kekerasan terhadap anak. Apalagi secara teknis, jelas Pri, kewajiban pemda memberikan hak dasar anak untuk tumbuh kembang dan perlindungan khusus telah termaktub dalam UndangUndang Pemda No 23/2014. Dengan demikian, tidak ada alasan bagi pemda setempat untuk tidak menjalankan komitmen sebagai KLA yang diyakini mampu melindungi anak Indonesia dari potensi bahaya kekerasan. Ia berpendapat berbagai upaya, mulai pencegahan primer berbasis keluarga hingga penanganan anak korban kekerasan, akan berjalan efektif bila semua pihak memiliki persepsi yang sama

mengenai masalah perlindungan anak. Bukan hanya pemerintah, melainkan juga masyarakat secara umum serta aparat penegak hukum. Ia mencotnohkan Dinas PP dan PA berfungsi mengatasi urusan pengaduan masyarakat, khususnya anak korban kekerasan, dalam upaya melakukan rehabilitasi korban secara fisik. Selain itu, aparat penegak hukum semestinya dapat menjalankan sistem peradilan pidana anak dengan lebih bijak. “Satu hal yang perlu dipahami, semakin banyak laporan dari masyarakat justru sebenarnya fenomena gunung es yang selama ini masih menjadi momok masalah kasus kekerasan terhadap anak mulai mencair. Tinggal yang paling penting memastikan seluruh pihak terkait benar-benar bekerja sesuai dengan peran dan fungsinya,” pungkas Pri.

Jadikan gerakan Dihubungi terpisah, sosiolog Sigit Rochadi berharap pemerintah bakal mengubah program KLA

yang selama ini sudah berjalan selama dua tahun menjadi sebuah gerakan. Karena itu, perlu kampanye yang dilakukan secara masif guna memberikan kesadaran kepada masyarakat akan pentingnya upaya perlindungan anak. “Pemda harus menjadikan hal tersebut sebagai prioritas karena perwujudan hak-hak anak merupakan investasi sumber daya manusia (SDM),” cetus Sigit. Ironisnya, penetapan KLA yang seyogianya merupakan salah satu instrumen untuk mewujudkan hak-hak anak dan perlindungan anak belum berjalan efektif. Sigit menilai tidak efektifnya program tersebut akibat dari tidak adanya kejelasan dari pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian PP dan PA untuk menjadikannya sebuah gerakan. Akibatnya, lanjut dia, program KLA selama ini hanya menjangkau golongan menengah ke atas yang memiliki kesadaran dan kemampuan ekonomi. Selain itu, daerah memiliki keterbatasan SDM serta anggaran untuk mengedukasi

FASILITAS BERMAIN:

Foto udara aktivitas warga memanfaatkan fasilitas bermain di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Akasia, Tebet Barat, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (3/11). Keberadaan RPTRA kini bukan saja sebagai taman penghijauan melainkan sekaligus berkumpul warga dengan dilengkapi sejumlah fasilitas. Manfaat RPTRA dirasakan terutama warga yang berada di lingkungan padat penduduk.

mengenai hak anak sehingga yang terjadi justru muncul sikap reaktif dari pemerintah dan lembaga perlindungan anak yang reaktif. “Banyak lembaga seperti KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia), Dinas PP dan PA, tapi sayang tidak ada program yang bisa mengangkat isu hakhak yang fokus dan kemudian menjadi gerakan. Padahal, yang dibutuhkan program konkret misalnya Gerakan Nasional Orangtua Asuh yang kini telah meredup,” tandasnya. (Mut/S-1)


4

UMUM

MINGGU, 23 JULI 2017

Ekspor ke Afsel Pakai Imbal Dagang

AEON Mall Ajak Tanam Pohon

KEMENTERIAN Perdagangan (Kemendag) memutuskan untuk memanfaatkan skema imbal dagang (counter trade) untuk memperlancar realisasi ekspor ke Afrika Selatan (Afsel). Pemberlakuan counter trade diterapkan pada produk yang pengelolaannya masih melibatkan peran antarpemerintah. Menurut Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, contoh produk yang masih melibatkan peranan pemerintah itu, yakni produk energi (minyak dan gas) dari Afrika yang dapat dibarter dengan produk alutsista, transportasi, dan kelapa sawit Indonesia. “Selain penjajakan (preferential trade agreement/PTA) pemerintah juga membantu dari segi government to government lewat skema imbal dagang,” kata Enggar melalui rilis yang diterima kemarin. Pemilihan skema imbal dagang itu mendapat apresiasi dari Peneliti Institute of Development Economics and Finance (Indef ) Eko Listiyanto. Menurut dia, konsep yang akan dilakukan tersebut bisa menguntungkan kedua pihak. Menurut Eko, membuka pasar lewat Afsel merupakan langkah yang tepat karena Afsel negara paling maju di Afrika. “Konsepnya sih pasti bagus itu ya karena kan bisa menguntungkan kedua pihak. Kalau di Afrika ya memang yang paling maju itu Afsel.” Peneliti lulusan Universitas Indonesia (UI) ini menuturkan hal yang tidak boleh luput dari perhatian pemerintah, yakni bagaimana pengejawantahannya nanti dapat terlaksana sesuai dengan harapan. Baik dari segi dagangnya maupun segi investasi. “Yang harus dipikirkan ialah bagaimana cara mengimplementasikannya. Ketika kita menyodorkan model skema imbal dagang yang istilahnya fair trade, nanti bagaimana menindaklanjutinya di bawah. Baik sifatnya dagang, maupun investasi. Karena dua itu pasti terkait antara hubungan dagang dan hubungan investasi,” imbuh dia. Menurut Eko, jumlah investasi yang diberikan kepada suatu negara akan berbanding lurus dengan volume perdagangan yang dihasilkan. Bukan tidak mungkin nanti ada penerbangan yang langsung menuju ke Afsel akibat dari multiplier effect-nya. (Try/E-4)

MENCIPTAKAN lingkungan yang hijau semakin sulit dilakukan di lingkungan perkotaan. Untuk itu, komitmen kuat siapa pun untuk menciptakan lingkungan hijau diperlukan, dengan cara menanam pohon di tengah banyaknya pembangunan. “Kita tahu kondisi kota di berbagai belahan dunia termasuk Jakarta semakin padat. Butuh upaya serius untuk dapat membuatnya kembali hujau,” ujar Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masafumi Ishii, dalam acara Corporate Social Responsibility (CSR) AEON Mall Indonesia di AEON Mall Jakarta Garden City, Jakarta Timur, kemarin. Ishii mengatakan, dengan penanaman pohon di area pembangunan, diharapkan, tidak hanya udara yang menjadi lebih baik, tetapi juga kualitas hidup masyarakat sekitar. Senior Managing Director AEON Mall Jepang, Seiichi Chiba, pada kesempatan sama mengatakan seiring dengan bertambahnya manusia, keberadaan tanaman di lingkungan akan semakin terancam. Kegiatan CSR penanaman pohon di lokasi pembangunan pusat perbelanjaan diharapkan dapat menciptakan keseimbang an antara pembangunan dan upaya pelestarian lingkungan. “AEON grup punya dasar falsafah perusahaan, yakni kedamaian dan lingkungan. Jadi, diharapkan, menghasilkan lingkungan hijau yang baik sehingga masyarakat di area sekitar dapat merasakan kenyamanan hidup,” ujar Chiba. Penanaman pohon yang dilakukan AEON telah dimulai pada 1991. Hingga saat ini ada 10 juta berbagai jenis pohon yang telah ditanam di berbagai wilayah, termasuk di beberapa titik di Indonesia. “Di Indonesia penanaman pohon dilakukan setiap tahun di beberapa lokasi, termasuk di AEON BSD Tangerang dan saat ini di AEON Jakarta Garden City yang akan segera dibuka,” tambah Chiba. Acara CSR bertema AEON hometown forest creation tree-planting ceremony tersebut dihadiri sekitar 1.000 orang, yang terdiri atas pelajar dan masyarakat sekitar Jakarta Timur. Mereka dilibatkan untuk menanam 8.000 bibit berbagai jenis pohon di sekitar pusat perbelanjaan tersebut. (Pro/N-3)

ANTARA/BUDI CHANDRA SETYA

FESTIVAL MEMENGAN BANYUWANGI: Anak-anak memegang senjata yang terbuat dari pelepah pohon saat mengikuti Festival Memengan (mainan)

tradisional di Banyuwangi, Jawa Timur, kemarin. Festival yang menampilkan permainan tradisional oleh 5.100 anak tersebut digelar sebagai upaya untuk menjaga agar permainan tradisional tidak punah.

Aturan Ada, Konsumsi Flakka Ditindak Sebelum masuk ke Indonesia, awal 2017 pemerintah telah membuat payung hukumnya. Pengguna dan pengedar flakka bakal ditindak keras. AKMAL FAUZI

akmal@mediaindonesia.com

B

ADAN Narkotika Nasional (BNN) meminta seluruh pihak untuk mengantisipasi peredaran flakka di Indonesia sebab narkoba jenis baru ini sangat merusak otak. Mampu mendongkrak hormon dopamin yang dikeluarkan terlalu berlebihan. Untuk mempertimbangkan bahaya yang ditimbulkan, BNN dan Kementerian Kesehatan telah mengkajinya. “Jadi, pada Januari tahun ini flakka telah diatur dengan Permenkes Nomor 2 Tahun 2017 dengan nama kimia alfa PVP. Kita bisa menjerat pengguna dan pengedarnya,” ungkap Kepala Bagian Humas BNN, Kombes Sulistriandriatmoko, saat dihubungi, kemarin.

Flakka, jelas Sulistriandriatmoko, mengandung zat PVP atau alfa PVP (pyrrolidinopentiophenone). Zat itu bersifat psikostimulan ekstrem sehingga menyebabkan penggunanya mengalami agresivitas dan sifat hiperaktif sangat tinggi. “Psikostimulan kekuatan daya lebih besar efek pengaruhnya seperti video yang beredar di Youtube, efeknya mendorong pemakainya untuk melakukan hal yang tidak biasa, loncat dari ketinggian, menabrakkan diri ke mobil. Itukan di luar orang kondisi normal,” ujarnya Flakka merupakan senyawa kimia yang ditemukan pada 1960. Flakka sangat populer di kalangan remaja dan mahasiswa di Amerika dan Eropa. Sulis, sapaan Sulistriandriatmoko, mengatakan tim laboratorium BNN masih mendalami temuan zat ter-

sebut. BNN pun meminta seluruh pihak untuk mengantisipasi peredaran flakka di Indonesia. “Kami minta seluruh stakeholder seperti direktorat perdagangan luar negeri dan perusahaan ekspedisi harus bisa mengantisipasi peredarannya,” jelas Sulis. Sulis menambahkan, turunan zat yang terkandung dari flakka itu, yakni katinon sintetis. Flakka bentuknya seperti serbuk biasa digunakan dengan suntik. “Biasanya juga dilarutkan menjadi cairan. Kebanyakan itu disuntik,” jelas Sulis.

Lebih berbahaya Ketua Umum Gerakan Nasional Antinarkotika (Granat) Henry Yosodiningrat mengatakan zat yang terkandung dalam flakka memiliki potensi 10.000 kali lebih kuat jika dibanding dengan morfin. “Flakka juga memiliki potensi 100 kali lebih kuat daripada heroin. Ini merupakan jenis narkoba baru yang sangat berbahaya,” ujar Henry. Henry mengatakan, sebelumnya flakka digunakan sebagai obat-

obatan. Hingga akhirnya ditemukan senyawa kimia berbahaya yang menyebabkan penggunanya berada dalam fase ilusi akut. Terkait masalah ini, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan polisi belum menemukan kasus pemakaian narkoba jenis flakka di Indonesia. Pun demikian, polisi akan mendeteksi dan melacak peredaran flakka di Indonesia. “Nanti kami cek dulu sesuai dengan aturan yang berlaku. Kan ada Undang-Undang Narkotika. Kami pasti berkoordiasi dengan BNN dan Kementerian Kesehatan terkait masalah ini,” ujar Setyo. Dalam beberapa waktu terakhir, flakka menjadi bahasan di media sosial. Dalam sejumlah video yang beredar, tampak beberapa pengguna flakka yang bergerak aneh tak karuan. Ada yang menggerak-gerakkan kepala dalam kondisi miring setelah mengonsumsi zat tersebut hingga mendadak berlari kencang dan menabrakkan diri ke mobil. Dalam jangka pendek, pengguna yang kecanduan flakka akan mengalami euforia yang berlebihan, denyut jantung lebih cepat, kenaikan tekanan darah, dan berperilaku waspada yang berlebihan. Dampaknya ginjal akan mengalami efek yang mengerikan. Zat yang terdapat pada narkoba tersebut akan membuat otot semakin lemah dan membuat tubuh mengalami hipertermia. (J-3)

Nasionalisme lewat Pertukaran Pelajar SEBANYAK 20 siswa SMA berprestasi dari Provinsi Sulawesi Utara mengikuti Program Siswa Mengenal Nusantara yang diselenggarakan Semen Indonesia, kemarin. Acara ini merupakan bagian dari Program BUMN Hadir untuk Negeri, bekerja sama dengan Perusahaan Perdagangan Indonesia dan Bhanda Ghara Reksa. Para siswa diajak ke Jayapura, Papua, dan bertemu dengan Kabiro Otonomi Khusus, Haryoko Rumaropen mewakili Gubernur Papua. Dalam pertemuan itu Haryoko menyematkan atribut Program Siswa

Mengenal Nusantara. Direktur SDM & Hukum Semen Indonesia, Agung Yunanto, mengatakan bahwa program BUMN Hadir untuk Negeri ini menyasar seluruh lapisan masyarakat melalui berbagai kegiatan. Tidak terkecuali para siswa sekolah lewat acara Siswa Mengenal Nusantara, yang merupakan program pertukaran pelajar SMA/SMK/SLB antarprovinsi bagi siswa berprestasi. “Sebanyak 20 siswa SMA/ SMK/SLB dan tiga pendamping dari Provinsi Sulawesi Utara selama seminggu ini akan mengikuti program un-

tuk mengenal Provinsi Papua,” kata Agung. Mereka berkunjung ke berbagai tempat sejarah dan mendapatkan edukasi. “Tujuannya menanamkan rasa bangga dan cinta Tanah Air sejak dini tentang keragaman dan kekayaan Nusantara, serta potensi daerah melalui interaksi langsung siswa dengan pemerintah dan masyarakat di provinsi yang dikunjungi,” kata Agung, kemarin. Kegiatan siswa dari Sulawesi Utara selama sepekan di Jayapura diisi dengan mengunjungi Danau Sentani, belajar membuat motif batik Port Numbay,

dan melihat proses pembuatan garam oleh suku Dani. Para siswa juga akan melaksanakan bakar batu bersama siswa-siswi SMAN 1 Wamena. Mereka juga meninjau proses produksi madu, melihat tugu perbatasan RI dengan Papua Nugini di Merauke, dan mengunjungi SMAN 4 Jayapura. “Melalui pertukaran pelajar ini perusahaan berkomitmen menumbuhkan dan memupuk rasa kebanggaan berbangsa dan bertanah air pada siswa. Menumbuhkan kesadaran bahwa keragaman merupakan kekuatan NKRI,” tegas Agung. (MC/N-3)

SEMEN INDONESIA

MENGENAL NUSANTARA: Direktur SDM dan Hukum Semen Indonesia Agung Yunanto

bersalaman dengan salah satu siswi dari Sulawesi Utara dalam program Siswa Mengenal Nusantara di Jayapura, Papua, kemarin. Para siswa dari Sulut selama sepekan diajak mengunjungi Danau Sentani dan proses pembuatan garam oleh suku Dani.

Timor Leste Gelar Pemilihan Parlemen

DJARUM FOUNDATION

MENANG DI ITALIA: Anak-anak yang tergabung dalam The Resonanz Children’s Choir (TRCC) unjuk kebolehan di hadapan para jurnalis di Jakarta, kemarin. TRCC keluar sebagai juara umum menyisihkan peserta dari 11 negara yang ikut kompetisi di Italia. Prestasi ini mendapat apresiasi dari Bakti Budaya Djarum Foundation.

NEGARA demokrasi termuda di Asia, Timor Leste, menggelar pesta demokrasi untuk memilih anggota parlemen. Sekitar 760 ribu warga memberikan suara mereka, kemarin. Pemilihan parlemen itu merupakan yang pertama sejak pasukan penjaga perdamaian PBB keluar dari negeri itu pada 2012. Hajatan akbar tersebut berlangsung di saat negara menghadapi persoalan ekonomi berat setelah 15 tahun merdeka dari Indonesia. Sebanyak 1.118 tempat pemungutan dibuka pada pukul 07.00 hingga pukul 15.00 waktu setempat. Pemilihan

kali ini diikuti 21 partai untuk menetapkan 65 anggota parlemen. Agar dapat mengendalikan parlemen secara mutlak, partai yang bertarung harus memenangi 33 kursi. Partai pemenang atau koalisi partai yang menguasai kursi mayoritas di parlemen akan menetapkan perdana menteri baru. Di Timor Leste, roda pemerintahan dijalankan perdana menteri. Presiden hanya berperan secara seremonial. Meski begitu, presiden memiliki wewenang penuh menjaga perdamaian, terutama di saat politisi terlibat konflik.

Sejumlah analis memperkirakan dua partai, CNRT (National Council of Timorese Resistance), pemilik 30 kursi di parlemen saat ini, dan Partai Fretilin (Revolutionary Front for an Independent East Timor) yang menguasai 25 kursi, sebagai kandidat terkuat. Saat mengo mentari pemilihan parlemen, pemimpin CNRT, Xanana Gusmao, optimistis partainya menang dan memperoleh mayoritas kursi untuk menghindari pembentukan koalisi dengan partai lain. “Partai ini memiliki harapan tinggi untuk menang,” kata Xanana.

Meski begitu, para analis mengingatkan peluang Partai Pembebasan Rakyat (Liberation) menjadi kuda hitam. Partai baru yang dipimpin mantan presiden dan pejuang gerilya Taur Matan Ruak itu diprediksi menjadi kekuatan penting dalam pemilihan kali ini. Presiden Timor Leste, Francisco Guterres, menyampaikan rasa bangganya atas pelaksanaan pesta demokrasi tersebut. “Saya bangga sebagai presiden dapat memastikan pemilihan berjalan dengan damai dan kita telah membentuk negara demokratis,” ungkapnya. (AFP/Ihs/I-4)


POLITIK

MINGGU, 23 JULI 2017

5

Ambang Batas Mudahkan Rakyat Memilih Presiden Terlalu banyak calon presiden yang berkontestasi dalam pilpres, selain akan menimbulkan kerumitan politik, juga akan membingungkan rakyat dalam memilih. RUDY POLYCARPUS

rudy@mediaindonesia.com

S

ISTEM Pemilihan Umum Presiden 2019 dengan menerapkan ambang batas pencalonan presiden 20%-25% bakal memudahkan rakyat dalam memilih presiden. “Dengan ketentuan presidential threshold (PT) 20% kursi DPR atau 25% suara sah nasional yang diraih pada Pemilu 2014, kemungkinan besar paling banyak tiga pasang calon,� kata Ketua Program Magister Ilmu Politik FISIP Universitas Diponegoro Semarang, Teguh Yuwono, di Semarang, kemarin. Menurutnya, karena setiap parpol tidak bisa mengusung pasangan capres dan cawapres sendiri, praktis mereka akan berkoalisi. Paling banter hanya muncul tiga pasangan sehingga rakyat mudah menentukan pilihan. “Koalisi merupakan cara yang baik dalam berpolitik. Koalisi sebetulnya cara untuk penyederhanaan partai,� jelasnya. Sebaliknya, bila tidak ada ambang batas pencalonan presiden atau 0%, semua orang bisa mencalonkan diri dan semua parpol bisa mengusung pasangan calon. “Hal ini akan menimbulkan keru-

mitan politik.� Teguh menilai adanya ambang batas akan lebih menguntungkan. Selain membuat pilpres menjadi simpel dan memudahkan rakyat dalam memilih, juga lebih efisien dari sisi anggaran karena pelaksanaannya bisa satu putaran. “Kemungkinan besar Pilpres 2019, head to head dua pasangan calon. Kalaupun ada tiga pasangan calon, kontestan ketiga paling hanya pelengkap penderita. Kalau cuma dua pasangan, kan tidak perlu putaran kedua,� ujarnya.

Tetap Jokowi Golkar menyatakan apa pun hasil uji materi terhadap UU Pemilu, tidak akan menyurutkan niat partai beringin untuk mendukung Joko Widodo pada Pilpres 2019. “Golkar konsisten mendukung Jokowi untuk maju dalam Pilpres 2019,� tegas Wasekjen Partai Golkar Ace Hasan Syadzily di Jakarta, kemarin. Ace menyebut sikap tersebut merupakan keputusan Rapat Pimpinan Nasional Golkar yang tidak bisa diganggu gugat. “Kecuali rapimnas mengatakan lain. Ini merupakan keputusan rapimnas, kita harus loyal pada keputusan itu,� ucapnya. Sejumlah pihak sudah be-

rancang-acang untuk mengajukan uji materi UU Pemilu ke Mahkamah Konstitusi. Mereka tidak setuju dengan keputusan DPR tentang ambang batas pencalonan presiden 20%-25%. Di sisi lain, Ketua DPP PKB Lukman Edy menegaskan partainya konsisten mendukung pemerintah meski ada perbedaan pandangan soal ambang batas presiden dalam RUU Pemilu. Lukman menyebut, sejak awal PKB tidak ingin ambang batas capres 20%. Hal itu sudah disampaikan kepada pemerintah saat pembahsan RUU Pemilu. “Kita berusaha rayu pemerintah dari awal ketika pemerintah tetap di 20%,� kata Lukman yang juga Ketua Pansus RUU Pemilu. Saat itu, kata dia, PKB menjelaskan alasan tidak ingin 20%, demi parpol menengah dan kecil dan untuk menghindari deadlock. Namun, kata dia, pemerintah tetap kukuh dengan 20%. Perbedaan pendapat selama proses pembahasan berakhir ketika sudah ada keputusan resmi. Itu tidak ada hubungannya dengan takut ditendang dari koalisi. “Oh, tidak, boleh di-tracking. Dari dulu NU dan PKB itu sama dengan pemerintah. Namanya negara, pemerintah harus kita ikuti,� tegasnya. (Mtvn/Ant/P-3)

MI/BARY FATHAHILAH

SATU HATI UNTUK NEGERI: Jaksa Agung M Prasetyo didampingi istri Ros Ellyana (kanan) bersiap memimpin upacara peringatan Hari Bhakti Adhyaksa di Jakarta, kemarin. Dalam peringatan yang mengambil tema Satu tujuan, satu sikap, satu hati untuk negeri itu Jaksa Agung berpesan agar jajarannya untuk tidak berpuas diri dan jangan berhenti mencurahkan perhatian melalui penegakan hukum yang baik, benar, profesional, dan proporsional.

Penindakan Ormas tidak Tebang Pilih KORPS Adhyaksa terus menginventarisasi sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas) yang dinilai tidak sejalan dengan Perppu Nomor 2 Tahun 2017. Kejaksaan pun menjamin tidak akan ada disparitas perlakuan terhadap ormasormas yang terbukti melakukan pelanggaran. “Kalau masih ada ormas yang bersikap sama dengan ormas yang telah dibubarkan, ya, tidak bisa dibiarkan. Tidak boleh ada disparitas perlakuan, yang satu dibubarkan dan yang satu lagi tidak,� tegas Jaksa Agung

HM Prasetyo seusai memimpin Upacara Peringatan Hari Bhakti Adhyaksa ke-57 Tahun 2017, di kompleks Kejaksaan Agung, Jakarta, kemarin. Menurutnya, penerbitan Perppu 2/2017 tentang Perubahan atas UU Nomor 17/2013 tentang Ormas sejatinya dapat dipahami semua pihak. Intinya, pemerintah punya alasan dan tidak semena-mena untuk membubarkan ormas. Contohnya, pencabutan surat keputusan (SK) badan hukum ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) oleh Kemenkum

dan HAM. Langkah itu merupakan keputusan bersama sejumlah instansi pemerintah di ranah politik, hukum, dan keamanan. “Sudah lihat, kan. Sudah ada salah satu ormas yang dicabut izinnya. Ya, nanti ada koordinasi bersama lagi untuk melihat sejauh mana perkembangannya dengan tindakan pemerintah yang dilakukan saat ini,� terangnya. Sejauh ini kejaksaan dan beberapa instansi terkait masih menginventarisasi ormas yang diduga menolak empat konsen-

sus berbangsa dan bernegara, yakni Pancasila, NKRI, UUD 1945, serta Bhinneka Tunggal Ika. Namun, Prasetyo menolak membeberkan apakah sudah ada ormas lain yang dibidik pemerintah. “Karena kalau nyata-nyata melakukan, memiliki sikap, pandangan yang sama dengan (ormas) yang dibubarkan, tidak akan dibiarkan. Tapi, perlu ada bukti yang harus dikaji dengan cermat dan komprehensif, termasuk berdasarkan fakta dan bukti dari perbuatan ormas itu.� (Gol/P-3)

MI/BARY FATHAHILAH

DUKUNGAN DARI NASDEM: Ketua DPW Partai NasDem Provinsi Banten Wawan Iriawan (kiri)

memakaikan jas Partai NasDem kepada Sekda Provinsi Banten Ranta Soeharta di Serang, Banten, kemarin. Ranta mendapat dukungan dari DPW NasDem Banten untuk maju sebagai calon Wali Kota Serang dalam Pilkada 2018.

NasDem Mulai Menjaring Bakal Calon Kepala Daerah D EWA N P i m p i n a n W i l a yah (DPW) Partai NasDem Provinsi Banten mendukung bakal calon Wali Kota Serang Ranta Soeharta dalam Pilkada serentak 2018 mendatang. “Kita akan dukung Ranta. Pokoknya kita akan mendukung dan berusaha agar Ranta diusung NasDem,� kata Ketua DPW NasDem Banten Wawan Iriawan saat menerima Ranta untuk mengambil formulir pendaftaran di kantor DPW NasDem, Serang, Banten, kemarin. P a d a ke s e m p a t a n i t u , Wawan pun mengaku sangat beruntung karena Ranta merupakan sosok birokrat yang memiliki kemampuan setingkat Gubernur Banten, mendaftar di Partai NasDem. “Tentu ini ialah rezeki. Ranta ini seorang yang sudah berpengalaman di birokrat. Kita

sangat senang dan akan kita dukung,� ungkapnya. Kendati demikian, pihaknya akan melakukan survei untuk menentukan siapa yang akan diusung pada Pilkada Kota Serang 2018. “Nanti kita lihat survei, semoga Ranta bagus bisa didukung. Dari hasil suirvei, DPP yang akan menentukan,� paparnya. Wawan juga menjelaskan, untuk mekanisme penjaringan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Serang, pihaknya akan membuka pendaftaran di tingkat DPD dan DPW NasDem. “Nanti setelah semua calon mengembalikan formulir, akan diserahkan ke DPP dan akan dilakukan survei, baru nanti diputuskan.� Sementara itu, nama dan foto Syahrial Oesman kembali terpampang di sejumlah tempat di Sumatra Selatan.

Gubernur Sumsel periode 2003-2008 itu terketuk hatinya untuk kembali turun ke gelanggang politik pada Pilgub Sumsel 2018. “Saya mencintai daerah saya. Saya lahir, tumbuh, berkembang, dan mengabdi di provinsi ini. Tidak ada alasan untuk tidak ikut dalam Pilkada Sumsel 2018 jika kesempatan memungkinkan. Itu panggilan hati. Masih banyak yang bisa saya baktikan untuk Sumsel,� terang Syahrial di Jakarta, kemarin. Penerima penghargaan Bintang Mahaputra Utama 2007 itu menceritakan rencana kerja dan keinginannya mewujudkan Sumsel yang jaya. Pengalamannya sebagai gubernur menjadi modal untuk kembali memacu pembangunan di tanah kelahirannya. (Uta/WB/P-3)

Dr. Ade Iva Murty, M.Si Dekan Fakultas Psikologi Universitas Pancasila (UP) FAKULTAS Psikologi Universitas Pancasila (UP) berkontribusi langsung mengatasi persoalan anak, terutama yang terjadi di lingkungan sekitar. Antara lain melalui kegiatan pemberdayaan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Dekan Fakultas Psikologi UP Ade Iva Murty mengatakan hingga kini sudah ada puluhan Posyandu dan juga PAUD di kawasan Jabodetabek yang telah diberdayakan. Kegiatan yang melibatkan mahasiswa Fakultas Psikologi UP tersebut memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu serta memastikan agar anak mereka memperoleh hak untuk hidup sehat dan mendapat pendidikan yang layak. “Di tingkat universitas kegiatan itu sudah lama, di fakultas sekitar 1,5 tahun. Kami ingin mendorong mahasiswa untuk menerapkan ilmu mereka langsung, tidak hanya jago kandang alias teori saja tapi bisa memberikan pengajaran pada anak,� ujarnya kepada Media Indonesia di Jakarta, Rabu (19/7).

Dijelaskan bahwa keterlibatan mahasiswa pada kegiatan itu bukan semata-mata untuk memenuhi kewajiban di dalam proses pembelajaran. Melainkan dapat menjadi bekal pengalaman bagi mereka agar kelak mampu mengatasi persoalan anak secara lebih bijak, mulai dari memberikan pengasuhan yang efektif pada anak sejak usia dini. Apalagi, ungkap Ade, persoalan anak saat ini sudah semakin kompleks. Ironisnya, berbagai kasus kekerasan yang menimpa anak tidak hanya terjadi akibat lemahnya ketahanan keluarga tetapi juga karena dukungan dari berbagai pihak yang masih sangat minim sehingga perlu peran serta dan kerja sama semua pihak termasuk pemerintah dan akademisi. “Dosen di kami (Fakultas Psikologi UP) juga pernah melakukan penelitian, salah satunya tentang empati. Kalau dilihat memang anak-anak yang melakukan atau mengalami kekerasan itu karena mereka kurang memiliki rasa empati dan mestinya rasa

itu ditumbuhkan sejak usia dini,� cetusnya. Pada kenyataannya, upaya menumbuhkan rasa empati serta menanamkan nilai-nilai toleransi pada anak tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tak dimungkiri kemajuan teknologi telah menjadi momok tersendiri bagi para orang tua dan guru terutama yang tidak siap atau tidak memiliki pemahaman melindungi anak dari bahaya pengaruh negatif. Oleh karena itu, menurut Ade, sudah menjadi kewajiban Fakultas Psikologi UP untuk mempersiapkan mahasiswa sehingga mampu menjadi seorang fasilitator yang dapat menyampaikan pengetahuan mereka kepada masyarakat. Dengan demikian akan tercipta suasana lingkungan yang aman nyaman bagi tumbuh kembang anak. “Selain membekali mahasiswa dengan mata kuliah psikologi yang mendukung serta menciptakan beberapa hasil penelitian, kegiatan semacam itu salah satunya yang juga bisa disumbangkan

oleh fakultas,� papar dia. Selain itu, katanya, mahasiswa Fakultas Psikologi UP juga tak jarang melakukan aksi sosial dengan turun langsung memberikan pendampingan kepada anak-anak korban bencana. Seperti ketika bencana alam banjir bandang yang terjadi di daerah Garut, Jawa Barat, Oktober tahun lalu. Ade menegaskan bahwa pihaknya sangat mendukung kegiatan mahasiswa terlebih yang langsung bersentuhan dengan masyarakat. Selain mahasiswa, para dosen dan pemangku kepentingan di level kampus juga selalu menjalin kerja sama dengan pemerintah maupun swasta guna mencapai tujuan yang sama, yaitu demi melindungi anak Indonesia. “Dengan universitas lain di luar negeri seperti Pan European University, kami sudah lakukan kerja sama penelitian yang hasilnya nanti pasti akan kami seminarkan sehingga bermanfaat bagi upaya perlindungan anakanak bangsa kita,� pungkasnya. (Mut/S1-25)

FOTO-FOTO: DOK UP


6

WAWANCARA

MINGGU, 23 JULI 2017

ARIANI SOEKANWO

Jangan Rampas Hak Kami Isu disabilitas menjadi bagian dari proses pembangunan peradaban bangsa ini dan Ariani menjadi salah satu peletup sekaligus sumber inspirasi. FARIO UNTUNG

fario@mediaindonesia.com

I

BIODATA

NFORMASI tentang lowongan CPNS yang dirilis Kementerian Hukum dan HAM pada 11 Juli 2017 lalu menjadi sumber kegalauan baru bagi Ariani Soekanwo. Ketua Pusat Pemilihan Umum Akses Penyandang Cacat (PPUA Penca) serta pimpinan Gerakan Aksebilitas Umum Nasional (GAUN) itu bahkan menggelar jumpa media pada Rabu (19/7) untuk menyuarakan protesnya. Hanya ada satu formasi yang dibuka buat kalangan disabilitas dari 17.526 formasi yang dibuka. Isu ini menjadi tambahan PR bagi aktivis hak-hak para penyandang disabilitas yang juga penyandang tunanetra ini. Media Indonesia menjumpai Ariani di Kantor PPUA, pada kamis (20/7), tempat ia biasa bergerak energik tanpa bantuan tongkat dan mengerjakan aneka kegiatan, mulai memimpin rapat, mengetik, hingga menulis pesan di Whatsapp.

Nama: Dra Hj Ariani Soekanwo Tempat, Tanggal lahir: Malang, 30 Desember 1945 Pendidikan akhir: Lulusan Fakultas Sastra Jurusan Antropologi di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 1977 Jabatan: Ketua Umum PPUA Penca, Ketua Pokja RUU Penyandang Disabilitas

Berangkat dari kasus lowongan CPNS di Kantor Kementerian Hukum dan HAM, bagaimana Anda memandang isu disabilitas saat ini? Jelas ada pelanggaran terhadap UU No 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas. Kenapa? Karena kuota penerimaan tenaga kerja disabilitas di lingkungan pemerintahan, BUMN, BUMD, dan kementerian itu 2%. Jadi, seharusnya ada 350 disabilitas yang diterima. Itu kan sudah melanggar aturan, padahal UU-nya sudah sangat jelas. Jadi jelas, meski UU ini sudah disahkan, tetap implementasi di lapangan masih sangat jauh dari kata memuaskan. Tentu masih banyak PR yang harus diperbaiki agar kaum disabilitas benar-benar secara penuh mendapatkan hak. Harus diakui, hingga saat ini, di negara kita masih ada stigma-stigma kepada disabilitas, di lingkungan keluarga, masyarakat, bahkan negara.

itu sudah saya dan teman-teman disabilitas lain rasakan. Kerja KPU juga kami akui semakin baik. Kebanyakan lembaga pemerintah lain selalu merasa terbebani jika harus menyediakan fasilitas dan aksesibilitas bagi kami, tapi KPU justru mengundang dan bertanya langsung kepada kami perihal apa saja yang dibutuhkan untuk menunjang suara kaum disabilitas. Jadi KPU itu bisa dijadikan salah satu contoh pemenuhan hak penyandang disabilitas itu bukan dianggap beban, tetapi dianggap nilai plus. Jadi, itu menjadikan indeks prestasi demokrasi Indonesia meningkat tajam karena salah satunya ialah pemenuhan hak politik bagi kaum disabilitas ini. Kami juga dilibatkan bahkan sampai diberi tempat dan waktu untuk melakukan presentasi di depan KPU, Bawaslu, serta perusahaan-perusahaan yang terlibat langsung dengan KPU perihal pembuatan surat suara sehingga dalam kasus ini, peran kita tidak hanya datang dan dibacakan ini itu, tapi benar-benar dilibatkan secara langsung dan penuh.

Bagaimana dengan lingkungan keluarga? Keluarga yang merupakan lingkungan paling kecil saja masih sering mendiskriminasi anak disabilitas, banyak yang tidak disekolahkan, kalau pun sekolah, tidak akan sampai ke perguruan tinggi. Padahal semua saudara disekolahkan sampai ke perguruan tinggi, bahkan lebih. Padahal, seharusnya hal-hal seperti itu sudah tidak boleh terjadi. Kondisi anak atau orang yang seperti apa pun, harus mendapat perlakuan yang sama, termasuk yang disabilitas. Karena semua itu sudah ada undang-undang yang mengatur untuk mereka mendapatkan hak yang sama seperti warga negara lainnya. Kaum disabilitas juga memiliki hak yang sama, bersosialisasi, memberikan suara, bekerja, mendapat aksesibilitas serta hak inklusif yang harus disediakan pemerintah. Evaluasi Anda terhadap UU Disabilitas? UU Disabilitas dilahirkan untuk mengangkat harkat, derajat, dan martabat kaum disabilitas. Penyandang disabilitas itu secara jelas, dalam UU, ditegaskan, hak dan status hukumnya sama dengan warga negara lainnya. Jika dilanggar, tentu sudah ada hukumannya, berupa denda dan kurungan pidana. Namun, ternyata, diskriminasi masih terjadi di berbagai sektor, mulai pendidikan, pekerjaan, hingga hampir di semua lini kehidupan. UU Disabilitas ini sudah mengatur hal-hal yang sifatnya sektoral sehingga dapat memenuhi seluruh hak para penyandang disabilitas di semua sektor. Mereka harus bebas dari stigma, punya hak hidup, keadilan, kesehatan, pendidikan, pariwisata, olahraga, politik, transportasi, infrastruktur, didata, serta hak-hak lain. Jadi implementasi UU ini harus terus diperjuangkan. Namanya suatu undang-undang, kalau sudah disahkan, ya, tidak langsung otomatis semua beres. Sejauh ini, bagaimana Anda melihat upaya yang dilakukan pemerintah dalam memenuhi hakhak kaum disabilitas, baik dari segi regulasi maupun fasilitas yang disediakan? Upaya pemerintah sejauh ini memang sudah meningkat jauh ketimbang sebelumnya. Namun, tetap masih banyak kekurangan yang masih harus diperbaiki dan melibatkan kaum disabilitas yang mengetahui secara pasti segala kebutuhan. Akan tetapi, ada juga beberapa lembaga pemerintah yang sudah sangat fokus terhadap kaum disabilitas, yakni Komisi Pemilihan Umum (KPU). KPU banyak melibatkan kaum disabilitas untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan. Dalam beberapa kesempatan, pihak KPU sudah turut berperan aktif menyediakan bahasa isyarat untuk

Bersyukur Menikmati Bonus

MI/ADAM DWI

Namun, ternyata, diskriminasi masih terjadi di berbagai sektor, mulai pendidikan, pekerjaan, hingga hampir di semua lini kehidupan. para tunarungu agar dapat turut menyaksikan debat atau sosialisasi yang diberikan. Kalau untuk fasilitas, kami mengakui ada perkembangan ke arah yang cukup baik. Seperti halnya perbaikan dan pembuatan trotoar baru dengan menggunakan guiding block untuk kaum tunanetra sehingga memudahkan untuk mengarahkan jalan. Selain itu, fasilitas yang jauh lebih baik juga diberikan Trans-Jakarta. Namun, me-

MEMIMPIN RAPAT, bernegosiasi dengan banyak pihak, menghadiri berbagai undangan, dan tentunya menunaikan tugas sebagai ketua di berbagai organisasi advokasi disabilitas menjadi bagian dari keseharian Ariani Soekanwo. Baginya, mengisi setiap waktu yang dilewati dengan banyak aktivitas merupakan bentuk syukur. Memasuki usia ke-73 tahun,

mang masih banyak yang belum peduli dengan kami, meski arahnya sudah lebih baik. Kami harap, setiap hal yang berkaitan dengan kaum disabilitas, pemerintah atau pihak-pihak terkait, mau melibatkan kami, para disabilitas, dalam penerapannya. Sebagai ketua PPUA Penca, Anda memperjuangkan hak-hak kaum disabilitas agar dapat optimal memberikan suara saat pemilu. Bagaimana evaluasi Anda pada Pemilu 2014 maupun pilkada serentak? Semua hak itu tentu harus kami perjuangkan, salah satunya hak untuk berpartisipasi dalam memberikan suara dan aspirasi. Salah satu cara awalnya, ya, tentu balik ke kita yang harus aktif ke KPU untuk bisa melibatkan diri. Kami lakukan segala advokasi regulasi untuk menjamin hak-hak disabilitas. Karena pada 2002, kita sudah mengadvokasi beberapa kali pemilu. Dari beberapa pemilu dan pilkada yang sudah dilewati, memang evaluasinya sudah semakin bagus. Pelibatan kaum disabilitas sudah semakin naik. Meski saya belum memiliki datanya, hal

ia menganggap setiap tahun ialah bonus yang diberikan Yang Mahakuasa. Bonus itulah yang membuat ia makin rajin dalam segala bentuk kegiatan yang semua bermuara pada upaya mengangkat harkat, derajat, serta martabat para disabilitas. “Bagi saya ini bonus. Sudah bisa sampai sekarang ini dan melewati segala hal tentunya

menjadikan saya semakin kuat untuk terus menyuarakan segala apa yang menjadi hak para kaum seperti saya ini,” tutur Ariani.

Keluarga sumber energi Perempuan kelahiran 1945 itu mengaku menjadikan kehadiran anak dan cucu sebagai sumber kebahagiaan dan energi. Memiliki tiga anak serta enam cucu membuat

Selain sebagai Ketua PPUA Penca, Anda juga Ketua GAUN. Bagaimana Anda melihat penyediaan fasilitas umum untuk kaum disabilitas? Tentu Jakarta masih dijadikan sebagai patokan bagi kota-kota besar lain di Indonesia soal pengembangan segala sarana infrastruktur bagi kaum disabilitas. Namun saya pikir kota-kota lain seperti Bandung, Surabaya, Bali, dan Medan sudah cukup fokus dalam pengembangan segala infrastruktur untuk menunjang kaum disabilitas. Namun, tentu masih banyak fasilitas yang harus dibenahi, terutama di tempat-tempat publik yang notabene tanggung jawab pemerintah. Bagi saya, kaum disabilitas itu juga membayar pajak dan tidak ada perlakuan khusus untuk kami seperti diberi tunjangan, diberi uang, atau apa pun itu sehingga tentu hak kami juga sama dengan hak warga negara lainnya. Ada beberapa hal kecil yang masih jauh dari ramah bagi kaum disabilitas. Salah satunya masalah toilet, masih banyak tempat-tempat publik yang tidak memperhatikan toilet untuk kami. Seperti halnya mendesain arah pintu toilet ke dalam saat membuka tutup pintu. Tentu kalau desainnya ke dalam dan bukan ke luar, bagaimana kami yang menggunakan kursi roda bisa menggunakan fasilitas seperti itu. Nah itu hanya satu dari sekian banyak fasilitas yang tidak bersahabat bagi kami. Berapa sebenarnya jumlah disabilitas di Indonesia? Menurut WHO, di negara berkembang, termasuk Indonesia, sedikitnya ada 15% warga disabilitas, baik itu dari lahir, sakit kecelakaan lalu lintas, bencana, atau karena insiden lain. Disabilitas ini meliputi kondisi fisik maupun mental. Kiat bagi masyarakat untuk memperlakukan disabilitas di sekitarnya dengan baik? Perlakukanlah kami seperti layaknya orang normal lain. Namun memang bedanya kami memiliki keterbatasan yang tentunya kami tidak inginkan. Kami juga berharap pemerintah mau memberikan dukungan nyata, bukan sekadar wacana. Kami juga selalu menghimbau kepada kaum disabilitas lain untuk tidak takut tampil di depan publik. Selain itu, jika memang terjadi pelanggaran, sudah ada payung hukum berupa UU yang melindungi dan menjaga segala hak kami. Diharapkan, kaum disabilitas bisa menjadi salah satu pilar untuk memajukan bangsa ini tanpa ada sama sekali bentuk perbedaan. (M-1)

hidupnya semakin lengkap sehingga ia selalu menyempatkan waktu untuk berkumpul bersama dengan keluarga. “Sibuk sih iya, tapi saya selalu menyempatkan berkumpul dengan anak dan cucu meski ada satu anak saya yang berada di Kanada, jadi tentu sulit bertemu. Paling anak saya yang datang ke Jakarta dan kita kumpul,” sambungnya.

Agar tetap bugar, Ariani rutin berolahraga santai di dalam rumah. Namun, kiat sehat utamanya ialah mengisi kesibukan dengan berbagai kegiatan terkait dengan isu disabilitas. “Biasa olahraga sebentar setelah bangun pagi, yang terpenting selalu menyibukan diri dengan berbagai hal supaya tidak pikun,” pungkasnya sambil tertawa. (Rio/M-1)


JEDA

MINGGU, 23 JULI 2017

7

Melestarikan Nilai Leluhur sejak Dini Usia mereka masih muda, tetapi ketekunan dan semangat mereka untuk melestarikan budaya leluhur tidak bisa dibohongi. ABDILLAH M MARZUQI

abdizuqi@mediaindonesia.com

S

EKILAS rumah di kawasan Cipayung, Jakarta Timur, itu tampak tak jauh berbeda dengan rumah perkotaan yang harus berbagi dengan penghuni lain. Namun, saat melewati pintu depan, ada pemandangan yang menarik. Kelir berukuran sedang terbentang di pojok ruangan, lengkap dengan gedebok pisang, dan beberapa wayang tertancap di atasnya. Tak ketinggalan beberapa alat musik tradisional bersama kotak penyimpan wayang di ruang tamu rumah itu. Di ruangan itu Rakha Triyawibawa, 8, berlatih menjadi dalang di bawah bimbingan Ki Purwanto Wardoyo. Sejak usia 3 tahun, Rakha jatuh cinta pada wayang. Kala itu ia hanya mampu berimajinasi ada wayang di dua tangannya. Sementara mulutnya menirukan suara gamelan. Orangtua Rakha, Totok Dwi Ranto dan Sri Winarsih, mengaku putranya mencintai wayang. “Mungkin karena sering lihat video wayang,” duga Totok yang senang dengan pergelaran wayang meskipun bukan dalang. Setelah melihat bakat anaknya, sejak usia 5 tahun Totok dan Sri mulai berlatih dan menjajal tampil di panggung diiringi gamelan. Namun, tanpa disangka, saat penampilan perdananya, Rakha mandek main wayang dan menanggis. “Lha itu, ditabuhi malah nangis. Dia malah cuma gini,” kenang Totok akan kejadian tiga tahun lalu sembari menirukan gerakan Rakha yang membungkukkan badan dan melipat kedua tangan menutupi wajahnya. Meski berlatih wayang sesuai pakemnya, pelatih Rakha tidak pernah membebani Rakha dengan materi wayang-wayang yang berat. Ki Purwanto Wardoyo menyesuaikan porsi latihan dalang dengan kondisi dan kemampuan Rakha. Tak hanya itu, Ki Purwanto harus mencari cara yang untuk melunakkan hati Rakha saat sifat kekanakannya muncul. Secara perlahan, Rakha mau pentas dan hampir sebulan sekali manggung. Pada 2016, ia mendalang di enam helatan besar, di antaranya Parade Dalang Anak 2016 di TMII dan Pareade

Sabet Dalang Cilik Unindra 2016. Namun, saat ia ditanya kenapa suka menjadi dalang, dengan malu Rakha mengaku tidak tahu. “Gak k tahu,” ujarnya. Pelajar kes 3 SDN 2 Setu itu tampak layaknya dalang yang berpengalaman. Bersila depan kelir, tangan, dan pandangan matanya tidak bisa lepas dari wayang yang dia mainkan. Bahasa tubuhnya lebih menguatkan kecintaannya jika dibanding dengan jawaban yang meluncur dari mulut kecilnya. Rakha menyukai lakon Babat Alas Wonowarto yang berkisah tentang kehidupan Pandawa saat diasingkan ke Hutan Mertani yang nantinya menjadi Kerajaan Amarta. Menurut Ki Purwanto, Rakha paham tujuan wayang untuk menyapaikan pesan pada penonton. Di samping teknik dan menyelaraskan adegan wayang dengan gamelan pengiring. “Salto (melempar wayang dan menangkapnnya lagi) dan dia sudah sedikit mengerti nada,” terang Ki Purwanto. Meski begitu, Rakha masih kesulitan berbahasa Jawa karena tidak berbahasa Jawa, tetapi tidak mematahkan semangatnya.

MI/ADAM DWI

Dalang Cilik Rakha Triyawibawa saat berlatih menjadi dalang di rumahnya di kawasan Cipayung, Jakarta Timur, Kamis (20/7).

Memaknai karya seni batik sebagai warisan budaya leluhur, termasuk kebanggaan Indonesia karena batik mengandung nilai-nilai budaya bangsa yang luhur. Batik Layaknya Rakha, Aliya Diza Rihadatulaisy, 11, sudah jatuh cinta pada batik sejak kecil. Bahkan sejak kelas 3 SD, Aliya sudah belajar di Galeri Andhaka di Kota Batu, Jawa Timur. Di galeri batik tulis yang dikelola Anjani Sekar Arum, Aliya tidak sendiri. Banyak siswa SD, SMP, SMA lainnya juga belajar membatik, seperti Sasa Rosika Indah, siswi SDN Sisir 2 dan siswi SDN Beji 2 Zaskia Feriska. Tak sekadar dolanan, mereka serius belajar memegang canting, mencelupnya dan memoles lilin cair ke katun. Motif batik kesukaan Aliya ialah bunga dan banteng yang menjadi ciri khas batik Kota Batu. Gadis kelahiran 1 November 2005 itu mengaku sudah menghasilkan batiknya sendiri sejak 2014. “Awalnya saya suka menggambar,” tegas Aliya kepada Media Indonesia, Jumat (21/7). Gadis yang bercita-cita menjadi desainer batik itu tampak fasih menyiapkan bahan dan peralatan, memola di atas kain, dicanting, pewarnaan, mengunci warna, dan menggodok kain untuk menghilangkan lilin. “Saya tertarik menggeluti batik untuk melestarikan budaya bangsa,” tuturnya. Bagi Aliya, memaknai karya seni batik sebagai warisan budaya leluhur, termasuk kebanggaan Indonesia karena batik mengandung nilai-nilai budaya bangsa yang luhur. Di rumahnya, ia mengaku memiliki 20 koleksi batik berbagai motif yang dibuatnya sendiri. “Saya memilii karya batik Marubaya bermotif keindahan Kota Batu. Sudah ditawar wisatawan Rp1 juta, tetapi tidak saya jual,” tegasnya. Dari ketekunan menggeluti batik, Aliya menorehkan prestasi pada lomba Hari Anak Nasional 2016. Sebelumnya menyabet juara pertama lomba membatik Hari Anak Nasional tingkat Jawa Timur.

MI/BAGUS SURYO

Aliya Diza (kanan) salah satu pembatik cilik yang belajar membatik di Galeri Batik Tulis Andhaka di Jalan Brantas Gang 2 No.3 Kota Batu, Jawa Timur, Jumat (21/7). Sejak kelas 3 SD ia belajar membatik karena cinta akan gambar motif batik.

Budaya lokal Pengelola Sanggar Batik Andhaka, Anjani Sekar Arum, mengatakan sengaja mengajari anak-anak agar mereka termotivasi melestarikan budaya bangsa. Selain itu, tergerak mengembangkan budaya lokal berbasis pariwisata. Sanggar itu didirikan Anjani karena di Kota Batu jarang ditemui batik asli daerah. “Siswa-siswi seluruh sekolah di Kota Batu belajar membatik di sanggar, angkatan pertama termasuk Aliya,” tegas lulusan Jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Malang itu. Tidak sebatas motif khas, Anjani juga memotivasi siswanya untuk berkreasi dan menciptakan motif mereka sendiri. Di sanggar itu, mereka bisa melihat langsung proses produksi. Dengan begitu, siswa tidak sekadar belajar, tetapi bisa langsung membuat motif hingga melihat hasil akhirnya. Karya atau motif batik yang layak langsung dipamerkan untuk dijual dengan catatan atas seizin siswa yang bersangkutan. “Ratusan siswa di Kota Batu sudah belajar membatik. Sekarang, yang aktif setiap harinya sekitar 27 siswa mulai SD, SMP, SMA/SMK,” tegas Anjani. Motif batik yang dikembangkan mulai proses ritual hingga pergelaran bantengan, yaitu bunga tujuh rupa meliputi mawar merah, mawar putih, kantil, melati, kenanga, sedap malam dan melati gambir. Selain itu, motif alat musik yaitu kenong, kendang, gong, seronen (terompet) hingga cemeti dan kepala banteng. (Bagus Suryo/M-4)

MI/ABDILLAH MARZUQI

Sejumlah anak berlatih menari tarian tradisional yang berlangsung di Museum Nasional Indonesia, Jakarta, setiap akhir pekan.

Kuatkan

Karakter Bangsa BANYAK cara yang bisa dilakukan untuk mendukung anak-anak mencintai seni tradisional dan budaya, seperti dilakukan orangtua Rakha Triyawibawa. Mereka rela mengubah ruang tamu menjadi sanggar mini untuk mendukung minat dan bakat Rakha. Padahal, dalam latihan, Rakha membutuhkan gedebok pisang untuk menancapkan wayang. Alhasil, Totok harus mengganti gedebok pisang sebulan sekali. To t o k p u n t i d a k m e m a k s a anaknya berlatih, tapi mendukungnya dengan menyiapkan kebutuhan Rakha dalam mendalang, termasuk mendampinginya ke mana pun Rakha berpentas dalang, atau saat Rakha menonton pertunjukan wayang. “Ya saya ikuti saja, tidak dipaksa,” terang Totok. Lain cerita dengan Muchyidin, 35, ketika datang rasa malas dari Zahrah Aulya Afifah dan muncul sikap kanak-kanaknya, Muchyidin cukup mengatakan jika tidak rajin latihan, Zahrah bakalan enggak dipilih untuk pentas tari. Padahal, hal yang diidamkan Zahrah ialah bisa menari dan dilihat banyak orang. “Namanya anak-anak, kadang juga muncul malasnya. Tapi kalau sudah dibilang nanti enggak ikut pentas lo. Dia langsung berangkat,” sambut Muchyidin. Tidak hanya peran orangtua, ada cara lain membuka ruang bagi anak berinteraksi dengan seni dan budaya tradisional, yakni membuka ruang interaksi. Seperti terjadi pada seni musik keroncong. “Kalau saya lihat selama ini saya mempelajari ternyata sebenarnya mereka itu sangat ingin mengenal musik keroncong itu seperti apa? Cuma mungkin karena ruang yang diberikan untuk musik keroncong tampil di mana-mana itu jarang. Jadi

mereka mencari,” terang seniman keroncong Sundari Sukoco saat ditemui usai Workshop GSMS Kemendikbud di Jakarta, Rabu (19/7). Menurut Sundari, upaya pengenalan seni dan budaya tradisional paling bagus dilakukan sejak anak usia dini. Artinya, ketika anak-anak duduk di sekolah dasar ialah saat yang pas untuk mengenalkan mereka pada seni. “Justru dari dasar malah lebih bagus,” ujar Sundari Sukoco. Momentum Hari Anak Nasional hari ini, lanjut Sundari, menjadi saat yang tepat untuk mengenalkan seni tradisional kepada anak-anak. “Suatu momen yang cukup bagus. Hari Anak Nasional bisa membuat mereka semangat untuk tetap eksis khususnya di seni budaya. Bisa tetap mencintai musik Indonesia. Mudah-mudahan dengan adanya acara-acara ini bisa membuat mereka mengenal dan mencintai. Mudah-mudahan kalau mereka bakatnya di situ bisa melestarikan apa yang diajarkan,” lanjutnya. Lebih lanjut, Sundari mengatakan seni budaya itu menguatkan karakter hidup bangsa. Pernyataan Sundari juga didukung Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy. “Pendidikan kita bertumpu pada tiga hal calistung; baca, tulis, hitung. Kemudian sisi kiri terabaikan. Kita ini sedang berusaha mengarusutamakan yang tiga tadi; etik, estetik, dan kinestetik. Antara lain dengan seniman masuk sekolah ini. Saya berharap melalui program penguatan karakter. Itu tiga sisi akan lebih banyak,” ujarnya. “Marilah kita perlakukan anak sesuai dengan apa yang dimiliki. Jangan kita paksakan seperti mau kita,” tutupnya. (Zuq/M-4)


8

MINGGU, 23 JULI 2017

SEPAK BOLA

Garuda Muda Pantang Mundur Semangat punggawa ‘Garuda Muda’ semakin meningkatkan kewaspadaan bagi Thailand yang juga membutuhkan kemenangan untuk lolos ke Piala Asia U-23 Tiongkok, tahun depan. NURUL FADILLAH

fadillah@mediaindonesia.com

L

AFP/GREG BAKER

BORONG GOL: Bomber Chelsea asal Belgia Michy Batshuayi merayakan gol yang dicetaknya ke gawang Arsenal pada laga uji coba di Stadion Nasional Beijing, Tiongkok, malam tadi. Batshuayi memborong dua gol untuk mengantar Chelsea unggul 3-0 pada bentrok sesama klub London itu.

Cutrone Gemilang, AC Milan Libas Muenchen KEKALAHAN 1-3 dari Borussia Dortmund di laga sebelumnya, Selasa (18/7), menimbulkan keraguan bagi para penggemar AC Milan tentang komposisi tim idola mereka musim depan. Namun, skuat i Rossoneri berhasil menepis keraguan tersebut saat membabat Bayern Muenchen dalam laga International Champions Cup 2018, kemarin. Tim asuhan Vincenzo Montella tersebut sukses menebus kekalahan dengan kemenangan telak 4-0 atas kampiun Bundesliga itu. Patrick Cutrone pun menjadi aktor kemenangan i Rossoneri dengan melesakkan dua gol ke gawang die Bayern. Dua gol lain diciptakan Franck Kessie dan Hakan Calhanoglu. Kala bertanding di Shenzhen

Universiade Sports Centre, Tiongkok, die Bayern berupaya mendominasi laga sejak awal. Namun, pemain baru AC Milan tampaknya mulai memperlihatkan peningkatan performa. Kerapuhan lini pertahanan die Bayern membuat i Rossoneri mampu mencuri tiga gol sekaligus pada babak pertama. Kessie melesakkan gol pembuka bagi Milan pada menit ke-14. Selanjutnya, penyerang muda i Rossoneri, Cutrone, pun menggandakan kedudukan, 10 menit kemudian dengan memanfaatkan sumbangan assist Ricardo Rodriguez. Penyerang berusia 19 tahun itu pun kembali melesakkan gol keduanya pada menit ke-43. Lewat kerja sama apik dengan Giacomo Bonaventura yang mem-

Patrick Cutrone pun menjadi aktor utama kemenangan i Rossoneri dengan melesakkan dua gol ke gawang die Bayern. berikan umpan mendatar ke tengah kotak penalti, Cutrone pun mampu meneruskannya secara sempurna ke gawang die Bayern yang dikawal Christian Fruchtl. Gol terakhir Milan dilesakkan Calhano-

glu yang sukses mencatat namanya di papan skor pada menit ke-85. Kemenangan atas Bayern menjadi modal positif bagi Milan untuk menghadapi klub Rumania, Craiova, di laga pertama babak ketiga kualifikasi Liga Europa, Jumat (28/7) pekan depan. Sementara itu, kekalahan tersebut menjadi pelajaran berharga bagi die Bayern yang sebelumnya juga kalah dari Arsenal 2-3 melalui drama adu penalti, Rabu (19/7) lalu. Die Bayern, skuat asuhan Carlo Ancelotti, harus memperbaiki lini pertahanan dan meningkatkan pola serangan mereka jika ingin memenangi laga ICC selanjutnya, melawan Chelsea, Selasa (25/7), dan Inter Milan, Kamis (27/7). (Goal/Rul/R-1)

AGA terakhir Grup H Kualifikasi Piala Asia U-23 2018, hari ini, menjadi partai penentuan tim yang berhak melaju ke putaran final Piala Asia U-23 di Tiongkok, Januari tahun depan. Dengan tekad lolos kualifikasi, tim nasional U-22 Indonesia pun akan berjuang mati-matian melawan tim tuan rumah Thailand pada duel yang berlangsung di Supachalasai National Stadium. Posisi Thailand saat ini lebih diunggulkan. Kemenangan 3-0 atas Malaysia, Jumat (21/7), dan hasil imbang 1-1 dengan Mongolia di laga perdana dua hari sebelumnya mengantarkan mereka ke puncak klasemen sementara dengan koleksi empat poin. Indonesia masih berada di peringkat ketiga klasemen dengan torehan tiga poin dari dua pertandingan. Posisi kedua ditempati Malaysia yang juga mengoleksi tiga poin, tapi unggul headto-head atas Indonesia. Seperti diketahui, Indonesia takluk 0-3 dari skuat ‘Negeri Jiran’ di laga pembuka. Di kualifikasi ini, juara grup yang lolos ke Tiongkok didampingi enam runner-up terbaik dari 10 grup yang ada. Punggawa ‘Garuda Muda’ pun wajib menang atas Thailand jika ingin menjaga asa ke putaran final. Itu pun dapat dipenuhi dengan syarat Malaysia gagal menang atas Mongolia di laga yang dilangsungkan beberapa jam sebelumnya. Pelatih timnas U-22, Luis Milla, mengaku timnya akan berupaya matimatian untuk mengalahkan tim tuan rumah. “Kami ingin berikan yang terbaik saat melawan Thailand. Kami akan bekerja keras dan bertarung sekuat-kuatnya agar bisa menang melawan mereka,” ujar Milla. Skuat ‘Garuda Muda’ sesungguhnya telah mengantongi modal positif saat membantai Mongolia 7-0, Jumat (21/7). Milla pun tidak menampik kemenangan atas Mongolia memberikan suntikan semangat bagi timnya. Mental pemain yang jauh lebih kuat daripada sebelumnya akan menjadi modal timnya untuk membungkam tim besutan Worrawoot Srimaka tersebut.

ANTARA/AKBAR NUGROHO

Luis Milla

Pelatih Timnas Indonesia “Saya sangat respek dengan Thailand. Mereka tim besar dan memiliki talenta. Namun, kemenangan atas Mongolia kemarin memberikan perubahan mental, menambah kepercayaan diri, dan membantu pemain untuk berpikir positif. Yang jelas kami tetap ingin lolos kualifikasi Piala Asia U-23,” ujar Milla.

Waspada Semangat punggawa ‘Garuda Muda’ semakin meningkatkan kewaspadaan bagi Thailand. Arsitek tim, Srimaka, pun mengatakan timnya akan mengeluarkan upaya terbaik untuk mengatasi perlawanan laskar ‘Merah Putih’. “Pertandingan melawan Indonesia tentu akan menjadi pertandingan menarik. Mereka tim yang kuat dan pertandingan ini akan menjadi laga yang sulit bagi kami. Apalagi, mereka mengalahkan Mongolia 7-0 sehingga kemenangan itu pastinya membuat mereka lapar untuk berjumpa dengan kami,” tandas mantan gelandang terbaik yang pernah dimiliki tim ‘Gajah Putih’ itu. Pemain pilihan Milla masih belum terungkap. Namun, jika dilihat dari hasil positif saat melawan Mongolia, jajaran pemain yang berpeluang tampil dapat ditebak. Mempertahankan tim yang menang atas Mongolia merupakan pilihan tepat. Kapten sekaligus bek ‘Garuda Muda’, Hansamu Yama Pranata, menggenggam misi pribadi, membalas kekalahan di final Piala AFF 2016. “Ini pertandingan yang saya tunggu-tunggu. Saya ingin balas dendam.” (Goal/R-1)

Imbang lagi di Duel Dua Rival Abadi DUEL sengit yang mempertemukan Persib Bandung dan Persija Jakarta di laga lanjutan Liga 1, malam tadi, berakhir antiklimaks. Kekuatan rival abadi tersebut memang terbilang setara hingga pertandingan pun harus berakhir dengan skor imbang 1-1. Hasil itu menambah rentetan rekor pertandingan kedua tim yang selalu berakhir imbang dalam lima laga terakhir, terhitung sejak 2013. Dengan demikian, tim ‘Macan Kemayoran’ masih menetap di posisi mereka di peringkat tujuh dengan 28 poin. Tim ‘Maung Bandung’ masih terpuruk di posisi ke-13 dengan 21 poin dari 16 laga.

Pada pertandingan yang berlangsung di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) tersebut, jual beri serangan telah terjadi sejak wasit meniup peluit pertanda dimulainya pertandingan. Persija terlebih dulu menciptakan peluang melalui sepakan Luis Carlos Junior. Sayangnya, sepakan Carlos belum tepat sasaran. Kebuntuan justru terpecah dari kubu tuan rumah saat Persib unggul terlebih dahulu pada menit ke-15 melalui gol yang dilesakkan Achmad Jufriyanto. Keunggulan ‘Maung Bandung’ tak bertahan lama karena tim ‘Macan Kemayoran’ langsung membalas, 5 menit berselang. Sepakan keras Ramdani

Lestaluhu membuat skor pun imbang 1-1. Pertandingan menjadi semakin sengit pada babak kedua. Namun, skor tetap tidak berubah hingga laga usai kendati Persija harus bermain dengan 10 punggawa setelah Sandi Sute diganjar dengan kartu kuning kedua pada menit ke-65. Di Banjarmasin, Kalsel, Barito Putera menahan imbang sang tamu, PS Madura United, dengan skor 2-2. Meski dua kali tim tamu unggul melalui aksi Greg Nwokolo (7’) dan Fabiano Da Rosa (30’), Barito Putera menyamakannya lewat Paulo Sitanggang (20’) dan Rizky Pora (89’).

“Panasnya pertandingan sangat terasa, sungguh sangat ketat, tim kita banyak menciptakan peluang, harusnya bisa menang,” ujar pelatih Madura United, Wesley Gomes de Oliveira, selepas laga. Pelatih Barito Putera, Jacksen F Tiago, menyatakan timnya baru bisa bangkit di babak kedua hingga bisa mencetak gol penyeimbang. “Lawan ialah peringkat atas klasemen, tapi skuat kita bisa baik meladeni,” jelasnya. Di Samarinda, tuan rumah Borneo FC menundukkan Perseru Serui 2-0. Gol pembuka dilesakkan Lerby Eliandry pada menit ke-34 dan dimantapkan Terens Puhiri, 3 menit kemudian. (Ant/Rul/R-1)

ANTARA/FAHRUL JAYADIPUTRA

SAMA KUAT: Pemain Persib Bandung Achmad Jufriyanto (tengah) berusaha merebut bola dari penjaga gawang Persija Andritany (kanan) pada laga Liga 1 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Gedebage, Bandung, Jabar, kemarin. Laga berakhir imbang 1-1.

KISI-KISI

Tidak akan Pertahankan Costa

Bertemu dengan Penggemar

Bergaya Will Smith

PELATIH Chelsea, Antonio Conte, tak akan lagi mempertahankan Diego Costa. Niat Costa untuk meninggalkan the Blues yang beberapa kali ia umbarkan jelas membuat Conte gerah dan memutuskan melepas pemainnya itu. “Pada Januari lalu, Costa telah sangat memperjelas situasinya. Untuk klub, untuknya, agennya, dan untuk AFP/MARK RALSTON saya situasinya sudah benar-benar tertutup,” ujar Conte Dalam waktu 10 bulan terakhir, Costa telah tiga kali memberi tahu klub ia ingin meninggalkan Stamford Bridge. Pertama saat tur pramusim the Blues tahun lalu di Amerika Serikat ketika Costa ditanya tentang niatnya kembali ke Atletico Madrid. Kemudian rencana kepindahan ke Tianjin Quanjian, Tiongkok, Januari silam, dengan gaji selangit. Terakhir, di bursa transfer musim panas ini, Costa pun menyatakan niat angkat kaki dari klub London itu. (Dailymail/Rul/R-1)

PUNGGAWA Tottenham Hotspur tengah fokus jelang laga International Champions Cup melawan Paris SaintGermain, hari ini. Namun, hal itu tak menghalangi Spurs untuk berjumpa dengan penggemar mereka. Beberapa penggemar Tottenham Hotspur dari Amerika Serikat yang beruntung mendapat kesempatan untuk bertemu dengan para pemain DOK. KANE INSTAGRAM di tempat mereka yang berada di Orlando, Jumat (21/7) lalu. Skuat the Lilywhites pun berinteraksi dengan penggemar, mulai Harry Kane, Dele Alli, Eric Dier, dan Toby Alderweireld. Mereka hadir dalam acara tatap muka itu untuk sekadar tanda tangan, berbincang, dan foto bersama. Kane pun lantas mengunggah fotonya di Twitter. ‘Sesi latihan lain yang bagus hari ini. Senang rasanya bisa bertemu beberapa penggemar dari Amerika Serikat #SpursinUSA’, tulis akun @HKane. (Dailymail/Rul/R-1)

FRAIZER Lee Campbell menandai kepulangan ke Hull City setelah sembilan tahun mengembara di klub-klub lain dengan sebuah hiburan. Dengan niat ingin cepat mengakrabkan diri, Campbell pun tak ragu menghibur rekan-rekan setimnya dengan menirukan gaya aktor Will Smith. Mantan bintang Manchester United tersebut menyanyikan lagu dalam film DOK. DAILYMAIL komedi situasi the Fresh Prince of Bel Air yang tayang pada era 1990-an. Tak hanya itu, Campbell pun menunjukkan kemampuan terbaik menirukan gaya Will Smith dalam sitkom tersebut. Aksi Campbell itu pun sontak membuat rekan-rekan setimnya tertawa. Rekan setim Campbell, David Myler, pun mengabadikan penampilan itu dalam sebuah video yang diunggahnya di Twitter. ‘Teruskan @FraizerCampbell haha’, cicit akun bernama @DavidMeyler7 tersebut. (Dailymail/Rul/R-1)


OLAHRAGA

MINGGU, 23 JULI 2017

9

SEKILAS GELANGGANG

Atlet Jepang Berjaya ATLET-ATLET Jepang kembali berjaya di Kejuaraan Asia ASTC (Asian Triathlon Championship) 2017 di Palembang, Sumatra Selatan, setelah pada hari kedua, kemarin, memborong medali untuk dua nomor sekaligus, yakni elite putra dan U-23 putra. Pada nomor elite putra dan U-23 putra, Jepang menempatkan atletnya pada urutan satu sampai tiga dari 63 peserta. Atlet Indonesia yang turun ialah Jauhari Johan, Novaris, dan Ahlul berada di urutan tengah. Di kategori elite putra dimenangi Jumpei Furuya dengan catatan waktu 1 jam 54 menit 22 detik, urutan kedua Makoto Odakura (1 jam 54 menit 48 detik), disusul Tamaguchi (1 jam 54 menit 56 detik). Pada nomor U-23 putra, tiga atlet Jepang kembali berdiri di atas podium. Medali emas diraih Koki Yamamoto dengan waktu 1 jam 58 menit 9 detik, medali perak Takanori Sugihara (1 jam 59 menit 46 detik), dan perunggu untuk Genta Uchida (2 jam 36 detik). (Ant/DW/R-1)

BELUM TERKALAHKAN:

Sprinter Jamaika Usain Bolt berselebrasi memenangi nomor bergengsi 100 meter putra pada Liga Berlian IAAF di Monaco, Prancis, dini hari kemarin. Bolt yang masih belum terkalahkan di tahun terakhir kariernya itu membukukan waktu 9,95 detik, mengalahkan Isiah Young (AS) dengan waktu 9,98 detik, dan Akani Simbine (Afsel) yang finis ketiga dengan catatan waktu 10,02 detik. Bolt, peraih 8 medali emas Olimpiade, bakal tampil di kejuaraan dunia terakhirnya di London, bulan depan.

Froome Dekati Gelar TdF 2017

AP/CLAUDE PARIS

Persiapan Atletik Hampir Sempurna Atlet nomor lompat tinggi, Rizky Ghusyafa, mengatakan teknik yang diajarkan Marra dapat membuatnya mencatatkan hasil yang diprediksi bakal berbuah medali perak. BUDI ERNANTO

budi_ernanto@mediaindonesia.com

M

ENDEKATI pelaksanaan SEA Games 2017 yang kurang dari 30 hari lagi, Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) kembali menggelar latihan prakompetisi, kemarin. Tidak seperti latihan sebelumnya yang dilakukan di Stadion Rawa mangun, kali ini latihan digelar di Stadion Pakansari, Cibinong, Jawa Barat. Menurut Sekretaris Jenderal PB PASI Tigor M Tanjung, latihan diikuti

hampir seluruh atlet yang dipersiapkan tampil di Kuala Lumpur pada Agustus. Sebagian atlet tidak ada karena sudah mengikuti latihan nomor lari jarak jauh di Stadion Rawamangun. “Kami datangkan lagi pelatih asing Harry Marra dari Amerika Serikat. Dia melihat perkembangan yang luar biasa dari atletatlet kita. Dari hasil yang sudah didapat, para atlet hanya tinggal mempertajam teknik agar bisa mencapai target,” kata Tigor. “Semua tinggal menyempurnakan teknik. Itu saja. Saya juga suka dengan konsep latihan prakompetisi yang dilakukan PB

Dominasi Solo Raya di Audisi Djarum TIM pencari bakat PB Djarum harus bekerja keras untuk menentukan peserta tahap screening yang bisa lolos menuju tahapan turnamen pada Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulu Tangkis yang berlangsung di GOR Raden Mas Said, Karanganyar, Jawa Tengah, kemarin. Proses seleksi mencari bibit baru berpotensi berlangsung ketat karena membeludaknya jumlah peserta yang mencapai 619 anak. Sebagai tuan rumah, peserta asal wilayah Solo Raya masih mendominasi. Mereka berasal dari Kabupaten Karanganyar (79 peserta), Ka-

bupaten Sukoharjo (83 peserta), Kabupaten Boyolali (43 peserta), dan Kota Solo (125 peserta). Dengan kata lain, jumlah itu melebihi 50% dari total seluruh peserta Audisi Umum. Dari 136 peserta putri yang mengikuti screening, tim pemandu bakat meloloskan 55 orang, terdiri atas 23 orang untuk U-11 dan 32 orang kategori U-13, demi bertarung di tahap turnamen. Di sektor putra terjaring 64 orang di kelompok U-11 dan 64 orang kelompok U-13 sehingga total berjumlah 183 orang. “Beberapa atlet sudah memperlihatkan bakat dan potensi

PASI karena dapat mempertajam teknik yang sudah dipelajari sejak awal. Hanya, latihan tetap harus menjaga kebugaran. Latihan, latihan, istirahat. Latihan, latihan, istirahat, pasti juara di Malaysia,” kata Marra.

Di Malaysia, target waktu yang ingin dicapai tim estafet putra nomor 4 x 100 meter ialah 38,85 detik. Untuk dapat menyempurnakan teknik, terutama yang ikut nomor lompat tinggi, Marra meminta para atlet melakukan slam dunk. Dari penjelasannya, para atlet dapat melatih gerakan

mereka di tahap screening tadi, tapi kita masih harus melihat lebih jauh potensi yang mereka miliki,” papar anggota pemandu bakat, Sigit Budiarto, kepada Media Indonesia di sela-sela audisi. Tahap turnamen akan dilangsungkan hari ini. Audisi yang sama juga berlangsung di Cirebon, Jawa Barat. Sebanyak 528 peserta mengikuti tahap awal Audisi Umum Djarum Bea Siswa Bulu Tangkis di GOR Bima. Sejumlah 145 peserta dari dua kelompok umur putra dan putri dinyatakan lolos ke babak turnamen, hari ini. Tim pencari bakat di Cirebon ialah legenda bulu tangkis Indonesia, seperti Christian Hadinata, Lius Pongoh, Ivana Lie, Ade Chandra, Denny Kantono, Vita Marissa, Kartono, dan Johan Wahyudi. (WJ/UL/R-1)

memutar dan melompat dari jarak jauh. “Kebanyakan ketika masih jauh dari mistar, mereka sudah putar badan. Padahal, harusnya lari terus ke depan, nanti pasti badannya memutar dengan sendirinya,” kata Marra. Salah satu atlet nomor lompat tinggi, Rizky Ghusyafa, mengatakan teknik yang diajarkan Marra dapat membuatnya mencatatkan hasil yang diprediksi bakal berbuah medali perak di SEA Games 2017. Torehannya selama latihan ialah melompat dengan ketinggian 2,08 meter. Dia menargetkan dapat melompat hingga 2,15 meter atau 2,16 meter. “Medali emas pasti didapat Malaysia karena punya atlet Olimpiade yang bisa lompat setinggi 2,30 meter,” kata Rizky. Sementara itu, Iswandi, atlet

lari estafet 4 x 100 meter, mengaku belum puas dengan apa yang didapatnya dari latihan prakompetisi. Dia dan tiga rekannya hanya bisa membukukan waktu 40,25 detik. Capaian tersebut sangat jauh dari yang didapat dari Asian Grand Prix 2017 di Tiongkok dan Taiwan dengan waktu 39,13 detik. Di Malaysia, target waktu yang ingin dicapai ialah 38,85 detik. “Sekarang kami fokus jalani program dari Marra dan pelatih Indonesia (Eni Sumartoyo),” jelas Iswandi.

Minim peralatan Di tengah perjuangan untuk bisa memantapkan teknik, atlet hanya bisa menggunakan berbagai peralatan yang ada karena tampaknya pemerintah belum juga mendatangkan kebutuhan yang diminta. “Soal peralatan ya tahu sendiri masalahnya. Ada memang yang kami beli sendiri, seperti galah. Itu saja masih di Singapura, mungkin dua hari lagi bisa masuk ke Indonesia,” kata Tigor. Di sisi lain, Tigor mengaku jumlah atlet masih 27 orang. Tim atletik diperkirakan berangkat pada 18 Agustus dan menjalani pertandingan mulai 20 Agustus hingga 27 Agustus. (R-1)

MI/WIDJAJADI

AUDISI BULU TANGKIS DJARUM: Para peserta menunjukkan

kegigihan di tahapan screening agar lolos mengikuti tahapan lanjutan pada Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulu Tangkis di GOR RM Said, Karanganyar, Jawa Tengah, kemarin. Sebanyak 183 anak lolos ke babak selanjutnya, hari ini.

JUARA bertahan Chris Froome kian dekat dengan gelar juara Tour de France 2017 setelah melalui etape ke-19, Jumat (21/7). Walau sempat jatuh, Froome berhasil bangkit untuk tetap mempertahankan keunggulan waktu dan kukuh bertengger di puncak klasemen umum. Pembalap Norwegia dari tim Dimension Data, Edvald Boasson Hagen, menjuarai etape ke-19. Tidak ada yang menyangka Hagen menjadi pemenang karena dia memang kurang konsisten sepanjang turnamen. Hagen mengungguli pembalap Tim Sunweb, Nikias Arndt, yang menyelesaikan balapan di tempat kedua. Posisi ketiga diraih pembalap Tim Orica-Scott, Jens Keukeleire. Hingga selesainya etape 19, Froome masih berhak memakai kostum kuning sebagai pimpinan klasemen sementara dengan waktu 8 jam 26 menit 55 detik. Froome masih unggul 23 detik atas pembalap tuan rumah Prancis, Romain Bardet. Posisi ketiga ditempati pembalap Kolombia, Rigoberto Uran dengan selisih tiga detik di belakang Bardet. (AFP/ Beo/R-1)

Yao Ming Bantah Beli Rockets MANTAN bintang NBA, Yao Ming, membantah kabar yang menyatakan bahwa dia akan membeli klub Houston Rockets. Pria asal Tiongkok itu menyatakan dirinya tidak punya banyak waktu. Yao Ming, pemain Rockets pada 2002 hingga pensiun di tahun 2011, kepada Kantor Berita Xinhua menegaskan ia fokus menjalani peran sebagai Presiden Asosiasi Bola Basket Tiongkok. “Saya tidak punya waktu untuk pikirkan hal lain.” Komentarnya muncul setelah pemilik Rockets, Leslie Alexander, menyatakan klub itu akan dijual. “Merupakan suatu kegembiraan dan kehormatan besar untuk memiliki Houston Rockets selama 24 tahun terakhir,” kata Alexander dalam pernyataan yang dirilis oleh tim. Yao Ming yang menjadi Basketball Hall of Fame pada September lalu, disanjung oleh Rockets pada awal tahun ini dengan memensiunkan seragam bernomor punggung 11. Kostum yang identik dengan Yao Ming. (AFP/Beo/R-1)


10

CERPEN

MINGGU, 23 JULI 2017

IREPIA REFA DONA

cerpenmi@mediaindonesia.com

A

KU selalu menatap sayu matahari yang meluncur perlahan ke ufuk barat. Satu hal yang aku yakini bahwa matahari itu tidak terbenam, tapi berendam. Ia sengaja merendamkan dirinya dalam lautan karena kepanasan seharian memancarkan sinarnya. Pernah suatu ketika aku berenang ke tengah lautan—menyelam jauh ke dasar laut, mencuri matahari yang sedang berendam. Tapi belum sampai beberapa jam, aku merasa kesusahan bernapas. Badanku terasa berat untuk digerakkan. Seolah ada tangan yang menahanku dan berangsur-angsur tangan itu menarikku jauh ke dasar lautan. Aku tahu makhluk jenis apa yang menarikku. Kata orang, itu adalah hantu air. Aku mendengar cerita itu dulu. Saat berita duka yang membuatku mengubah cita-cita sederhanaku yang semula ingin menjadi guru di sebuah sekolah dasar menjadi pencuri matahari. Mungkin bagi anak-anak seusiaku, cita-cita memang sering kali berubah-ubah. “Kenapa harus matahari, Ntur?” tanya guruku dengan nada yang aku tidak bisa mengartikannya. Yang jelas, nada bicaranya berbeda dari biasanya. “Karena Ibu bilang matahari memancarkan cahaya sendiri,” jawabku biasa. “Bintang juga memancarkan cahaya sendiri. Bintang banyak di langit. Jika kau mencurinya satu atau bahkan lebih, tidak ada yang tahu. Tapi jika matahari, saat kau mencurinya, orang-orang akan tahu.” “Bintang tidak pernah turun ke bumi, Ibu. Aku juga tidak bisa memanjat langit. Aku tahu, bintang tidak pernah jatuh. Yang jatuh itu meteor.” “Jadi kapan matahari jatuh ke bumi?” “Pada saat sore dan pagi harinya. Sore ia akan berendam di lautan dan pagi sebelum ia terbit ia berada di pegunungan,” ujarku masih dengan nada biasa. Semua orang di dalam kelas itu tertawa mendengar jawabanku. Pun guruku. Aku tidak tahu kenapa mereka tertawa. Yang jelas aku dengar ada yang mengatakan kalau aku ada peningkatan dalam hal melucu sejak aku kehilangan ayahku. ***** Setiap sore aku berenang ke tengah lautan. Tidak ada yang melarangku. Mereka hanya menatapku biasa. Seperti biasanya seseorang yang sedang melihat sapi memakan rumput. Tapi aku tidak pernah berhasil menemukan di mana tepatnya matahari itu berendam. Mungkin barangkali aku kurang jauh. Bahkan aku belum sampai pada pertengahan lautan. Hingga di sore itu aku memaksakan diriku untuk terus berenang. Aku mengabaikan lelah yang menyerang seluruh tubuhku sampai akhirnya aku tidak merasakan apa-apa lagi. Hanya kaku. Aku rasa aku sudah mati saat itu. Tapi malamnya saat aku terbangun, aku menatap sekeliling. Bukan tanah yang berada di sampingku. Tidak ada cacing atau kalajengking yang bersiap menyantap tubuhku. Aku tidak berbaring di atas tanah dan diimpit oleh tanah. Aku berbaring di atas dipan, tempat di mana aku biasa tidur. Seingatku, aku telah mati tadi sore di lautan. Aku tidak tahu kenapa

Mencuri Matahari aku berada di sini sekarang. Aku berjalan menuju kamar ibu. Aku lihat ibu sedang tertidur pulas. Aku urung membangunkan ibu. Setidaknya saat tidurlah ibu terlihat lebih tenang. Besok paginya aku tanyakan pada ibu perihal kejadian semalam. Ibu hanya menggeleng sambil mengatakan dua kata ‘tidak tahu’. Sejak saat itu aku mengubah ruteku. Aku tidak lagi mencari matahari saat sore. Saat ia membenamkan dirinya dalam lautan. Aku mulai mencarinya saat subuh, saat ia bersiapsiap terbit di ufuk timur. ***** Hari itu sekitar jam tiga pagi aku telah bangun. Aku melihat ibu di kamar. Ibu masih tidur nyenyak. Bukan takut ketahuan oleh ibu dan akhirnya ibu melarangku untuk mencari matahari, tapi aku takut langkah kakiku akan membangunkan ibu dari tidurnya sehingga aku usahakan untuk sepelan mungkin melangkah dan menutup pintu kembali. Ini adalah pertama kalinya aku keluar saat malam. Di luar masih gelap. Hanya ada hening dan kesunyian. Barangkali jam segini orang-orang sedang nyenyak dalam tidurnya. Atau mungkin ada sebagian orang yang taat, ia sedang beribadah menghadap Tuhan mereka. Malam memang waktu yang tenang untuk beribadah. Tapi aku malah keluar dan mencari matahari. Aku menjadi anak yang pemberani kecuali perihal bicara. Akhir-akhir ini frekuensiku bicara semakin berkurang. Aku hanya berpikir dan berpikir. Tidak jauh perjalanan yang aku tempuh. Cahaya matahari berangsur-angsur mulai menyelimuti bumi. Aku rasa aku kurang tepat dalam menghitung waktu. Jika besok aku ingin menemukan matahari, mungkin aku harus berangkat lebih cepat dari hari ini. Aku tidak mungkin mencuri matahari yang sudah tinggi di atas langit. Aku tidak punya tangga untuk ke langit. Seandainya ada, orang-orang pasti akan membunuhku karena mereka juga tidak akan mau kehilangan matahari dalam hidupnya. Hingga suatu ketika, aku mulai berangkat saat pagi. Aku menghabiskan

PIGURA

Ana Batang Nyimpang Ana Catur Mungkur ONO SARWONO

sarwono@mediaindonesia.com

M

ESKIPUN golongan rakyat kecil, berprofesi sebagai abdi dalem, dan ekonominya cekak, Cangik bersama anaknya, Limbuk, hidup tenteram. Impian mereka pun tidak neka-neka. Seperti syair dalam tembang Jawa, butuhe mung sabar lan narima, butuhnya hanya sabar dan bersyukur. Paradigma hidup yang semeleh inilah yang membuat Cangik selalu bahagia walaupun tak punya apa-apa. Karena laku itu pulalah ia memiliki kepekaan terhadap apa pun yang terjadi di sekitarnya. Bukan hanya isu yang bersentuhan langsung dengan kepentingannya, melainkan juga masalah kebangsaan. Seperti sekarang ini, ideologi Pancasila yang sedang semangatsemangatnya diaktualisasikan. Namun, sesuai dengan tingkat intelektualitasnya, Cangik menyadari bahwa dirinya tak banyak pengetahuan untuk bicara tentang Pancasila. Ia pun paham posisinya sebagai ‘kaum sudra’ sehingga apa pun yang ia omongkan tidak akan memberikan makna atau pengaruh apa-apa.

Perilaku berbudaya “Mak, kenapa hari-hari ini Pancasila sering dibicarakan, ya?” tanya Limbuk yang duduk di atas dingklik sambil merapikan sapu lidi yang baru saja

ia gunakan membersihkan halaman belakang rumah. Limbuk lahir dari generasi ‘kencur’. Ia tak terlalu banyak tahu sejarah bangsa dan negaranya, pun tentang Pancasila. Bukan karena ia mengemohi, itu semata memang karena pendidikan formal di sekolahnya tidak cukup memberikan pembelajaran soal materi tersebut. Cangik, yang sore itu sedang menanak nasi, menjawab, “Barangkali karena sudah lama Pancasila seperti hilang, nduk. Berbagai masalah kebangsaan saat ini ditengarai akibat praktik berbangsa dan bernegara yang tidak ber-Pancasila.” “Aku sendiri merasakan lunturnya nilai-nilai Pancasila dalam bermasyarakat. Banyak sesama warga tidak akur, tidak rukun,” kilahnya. “Apakah karena itu lalu Presiden membentuk UKP-PIP itu, ya, mak?” tanya Limbuk. “UKP-PIP itu apa sih mak?” lanjutnya. “Iya nduk. UKP-PIP itu kalau tidak salah kepanjangannya Unit Kerja Presiden bidang Pembinaan Ideologi Pancasila,” jawab Cangik. Tugas dan tanggung jawab mereka, lanjutnya, mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dengan melakukan pembinaan ideologi Pancasila terhadap seluruh penyelenggara negara secara

beberapa hari di perjalanan. Aku telah berjalan jauh. Dan aku sudah tidak pulang ke rumah dalam waktu yang lama. Ibu tidak akan kehilanganku. Saat aku pulang, ibu juga tidak akan pernah bertanya ke mana aku selama ini. Jadi aku tidak perlu mengkhawatirkan banyak hal. Aku memasuki hutan demi hutan. Aku memakan apapun yang bisa dimakan. Aku menghindar dari binatang buas untuk menyelamatkan diriku agar tidak menjadi santapannya. Tapi tubuhku mengenal lelah juga. Hingga akhirnya aku terkulai lelah dan tertidur entah dalam waktu berapa lama. Saat aku terbangun, seekor singa telah menatapku dengan tatapan kelaparan. Aku berlari sekuat tenaga. Singa mengejarku dengan lari yang tak kalah cepat. Dengan tubuh yang lelah, setidaknya aku hanya tidak boleh membiarkan diriku menyerah begitu saja. Mungkin menunda waktu makan singa, begitulah yang aku lakukan saat

ini. Saat aku menoleh ke belakang untuk memastikan seberapa dekat jarak singa itu dariku, sesuatu menghalangi kakiku hingga membuat tubuhku terjatuh. Pandanganku mulai kabur. Aku masih bisa melihat singa yang dengan gagah menghampiri tubuhku yang lemah. Di saat-saat gentingku, hanya satu hal yang bisa aku ingat. Ya, pesan ibu dulu saat ayah masih berada di antara kami. Ibu menyuruhku untuk rajin belajar supaya kelak bisa mendapatkan pekerjaan selain menjadi nelayan yang hanya mempertarungkan nyawanya. Tapi ibu tidak ingat satu hal, di atas rencana kehidupan yang seolah telah digambar ibu untukku, masih ada Tuhan yang mengatur tentang takdir manusia. Buktinya, aku hanya bisa bersekolah sampai sekolah dasar lantaran ayah mengakhiri ajalnya hanya dengan segulung ombak besar yang menerjang perahunya. Sejak kepergian ayah yang ibu sendiri tidak menguburkan jasadnya layaknya

terencana, sistematis, dan terpadu. Mendengar itu, dahi Limbuk sedikit mengerut. Benaknya mencoba mengorelasikan jawaban mak-nya itu dengan situasi yang serbatidak enak yang ia dengar, ketahui, dan lihat sehari-hari, semisal banyaknya kasus kekerasan, kebencian, sampai korupsi yang terus marak. “Jelasnya Pancasila itu apa sih, mak?” tanyanya. “Pancasila itu ideologi, dasar negara, falsafah hidup bangsa,” jawab Cangik sedikit bergetar dengan vokalnya yang agak pelo karena ompong. “Itu jati diri kita. Jadi kita semua wajib hidup yang berdasarkan Pancasila,” tambahnya penuh gelora. Sedikit kaget Limbuk mendengar gaya bicara mak-nya yang tidak biasa, nada suaranya yang agak meninggi. “Lalu, hidup ber-Pancasila itu yang bagaimana?” rajuknya.

Norma dan keadaban Cangik tak langsung menjawab. Sesaat kemudian ia mendekati anaknya yang tampak bersemangat. Sebatas pengetahuannya, Cangik menjelaskan bahwa Pancasila adalah falsafah hidup yang bersumber dari nilai-nilai budaya bangsa yang digali dari segenap wilayah Nusantara. “Jadi hidup ber-Pancasila itu, ya, sebenarnya sederhana saja, nduk. Bila kamu berperilaku sesuai dengan budaya kita, itu sudah bisa disebut juga berPancasila,” jelasnya. “Gitu, ya, mak.... Akan tetapi, budaya yang dimaksud itu yang mana?” desak Limbuk. “Yang mak maksud budaya ini, ya, misalnya seperti norma-norma dan keadaban yang ada di masyarakat kita,” ujar Cangik. “La iya, tapi jelasnya apa?” kejar Limbuk. Dengan sabar Cangik lalu menerangkan bahwa norma dan keadaban itu misalnya seperti tindak-tanduk atau perilaku yang sopan, santun, toleran, jujur, tahu diri, tahu malu, rendah hati, saling mengormati, rukun, dan bergotong royong. “Masih banyak nilai budaya kita yang luhur, nduk, nah inilah yang terabaikan dari praktik kehidupan kita.” Semalaman Limbuk masih memikirkan omongan mak-nya itu. Keesokan harinya, seusai membereskan pekerjaan rumah, Limbuk menanyakan lagi kepada mak-nya sekitar perilaku yang tidak sesuai dengan budaya demi memuaskan rasa penasarannya. “Mak, kalau menjelek-jelekkan orang lain, memfitnah, menistakan liyan, menyebarkan kabar bohong, apakah itu juga tidak sesuai dengan Pancasila?” tanya Limbuk. “Ya jelas to, itu kan bukan budaya kita to, nduk!” tukas Cangik. “Lalu saya harus bagaimana mak,

orang lain, ibu menjadi perempuan tercengeng yang pernah aku temui. Dunia ibu terlihat gelap. Dan aku rasa ibu telah kehilangan matahari di matanya. Setiap malam ibu menangis. Aku bertanya pada ibu kenapa ibu tidak berhenti saja menangis. Lagian ayah juga tidak akan kembali sekuat apapun ibu menangis. Walau aku hanya menduduki kelas lima saja, setidaknya aku pernah belajar kalau orang mati itu tidak akan pernah hidup lagi. Tapi ibu tidak pernah menjawab pertanyaanku. Ibu hanya terus menangis. Aku bahkan yakin telah memakan nasi yang dicampur dengan air mata ibu. Aku seolah menjadi seseorang yang bernyawa tapi tak berjasad. Aku seolah menjadi seseorang yang memiliki mulut untuk bicara, tapi tak pernah didengar. Aku muak. Dan sejak saat itu aku menjadi anak lelaki pemurung yang lebih memilih diam daripada bicara tapi lebih sering meneteskan air mata. Tapi di sore yang aku sendiri tidak tahu harus aku bilang apa, ibu kembali dengan mata yang tidak lagi memancarkan kesedihan. Ibu tersenyum menatapku dan berjalan menujuku yang saat itu telah berdiri di halaman rumah dengan pakaian yang sangat kotor. “Kau dari mana saja, Ntur?” ujar ibu dengan nada lembut sambil membelai rambutku yang kotor dan mungkin berbau busuk. Aku hanya diam. “Kau baik-baik saja?” ibu bertanya lagi padaku. “Kau lapar?” Semakin banyak pertanyaan yang keluar dari mulut ibu. Dan kau tahu, aku hanya bisa menjawabnya dengan anggukan dan gelengan. Mungkin sesekali mengatakan iya atau tidak. Aku pikir, ibu tidak akan pernah membaik. Tapi aku lupa, luka seiring berjalannya waktu pasti akan kering. Dan aku yakin luka ibu sudah mulai membaik. Aku bahagia. Setidaknya aku tidak perlu lagi mencuri matahari untuk ibu karena matahari itu telah bersinar kembali di mata ibu. Tapi aku rasa, aku tidak bisa lagi menjadi anak lelaki periang. Aku sudah terbiasa dengan sifat bekuku. Aku hanya menatap ibu datar. Ibu mengajakku masuk. Saat itu mataku menemukan seorang lelaki yang sedang berdiri di pintu rumahku. Ia menatapku tersenyum. Aku hanya diam. Aku tidak tahu harus bersikap seperti apa. Aku tidak bicara atau bertanya. Aku hanya mencoba berpikir. Sudah berapa lama aku pergi? Aku bahkan tidak bisa mengingatnya. Padang, 2017

Irepia Refa Dona merupakan anggota Forum Lingkar Pena (FLP) Sumatra Barat. Cerpennya dimuat dalam antologi bersama Mimpi Merah Hari Ke-40 (Lomba Menulis Cerpen) dan Kasam (20 Cerpen Terbaik Sayembara Cerpen Sumatra Barat).

Redaksi menerima kiriman naskah cerpen, ketik sebanyak 9.000 karakter, karya orisinal dan belum pernah diterbitkan di media massa lain. Kirim e-mail ke cerpenmi@mediaindonesia.com @Cerpen_MI

padahal lingkungan di luar rumah sana kan banyak yang seperti itu,” keluh Limbuk. Cangik manasihatinya bahwa sikap yang harus dilakukan ialah menghindarinya. Itu bertujuan agar tidak terpengaruh atau terseret lalu ikut-ikutan melakukan hal serupa. Menurutnya, ada pitutur Jawa yang pantas direnungkan terkait dengan lingkungan yang keruh seperti itu, yaitu ana batang nyimpang, ana catur mungkur. Arti harfiahnya ialah ada terkaan dihindari, ada pembicaraan (buruk) dibelakangi. Maknanya, sikap menghindari setiap ada pembicaraan yang tidak baik tentang orang lain.

Ajaran utama Semua wejangan Cangik terhadap anaknya ini dalam konteks kebangsaan sudah termasuk dalam pembinaan idiologi Pancasila. Karena pada dasarnya ajarannya itu merupakan internalisasi nilai-nilai Pancasila. Inilah yang kini jarang diterapkan atau terabaikan dalam lingkup keluarga. Sesungguhnya bila ajaran utama yang demikian ini menjadi basis perilaku setiap warga, dampaknya bukan hanya memperkukuh eksistensi bangsa dan negara, melainkan juga menjadi sarana mencapai kehidupan berbangsa yang damai dan bahagia. Dalihnya kebahagiaan itu bukan sematamata karena berkecukupannya rakyat dalam aspek ekonomi semata. Hal yang mendasar ialah budi dan perilaku luhur yang hidup subur dan berkembang pada suatu bangsa. Praktik inilah yang telah diinisiasi keluarga Cangik. Tanpa berkelebihan harta benda, ia bisa bahagia karena kehidupannya yang bergelimang keutamaan. Inilah yang menjadikan hidupnya senantisa ayem tenteram sepanjang hayat. (M-4)


KHAZANAH

MINGGU, 23 JULI 2017

11

Menyambut Pahlawan

Pulang Perang Tarian tradisional khas Nusa Tenggara Timur, Tari Likurai, ditampilkan untuk menyambut para pahlawan yang pulang dari medan perang.

ABDILLAH M MARZUQI

abdi.zuqi@mediaindonesia.com

S

EORANG wanita dengan wajah berseri tampak dalam bingkai itu. Ia menyungging senyum yang membuat bibirnya sedikit terbuka. Tampaklah sederetan gigi putih yang mengintip. Rambutnya dikucir dan dilaraskan ke belakang. Ia menggunakan pakaian adat wanita Nusa Tenggara Timur. Kain tenun khas NTT ia sampirkan di bahu sebelah kanan. Ia juga menggendong alat musik pukul. Kendang kecil yang biasa disebut tihar itu diletakkan di bawah ketiak kiri. Dengan penempatan demikian, tihar dan selendang tidak berada pada posisi yang bisa menghalangi gerakan tangan saat menabuh tihar. Tari tradisional Likurai termasuk dalam rumpun tarian perang yang khas dari Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dahulu, tarian ini ditampilkan untuk menyambut para pahlawan yang pulang dari medan perang. Untuk merayakan kemenangan tersebut, biasanya ditampilkan Tari Likurai sebagai tarian penyambutan. “Itu sebenarnya aslinya tarian perang. Intinya menceritakan tentang mereka menyambut pejuang-pejuang perang gitu,” terang perupa asal NTT Fecky Messah. Tarian itu juga merupakan ungkapan rasa syukur dan kegembiraan masyarakat akan kemenangan yang mereka dapatkan dan kembalinya pahlawan dengan selamat. Konon pada zaman dahulu di daerah Belu terdapat tradisi memenggal kepala musuh sehingga ketika mereka pulang dari medan perang selalu membawa kepala musuh yang dikalahkannya sebagai simbol keperkasaan sang pahlawan. Tarian ini biasanya dilakukan beberapa penari pria dengan menggunakan pedang, sedangkan penari wanita menggunakan tihar atau kendang kecil sebagai atribut menarinya. Tari Likurai biasanya tidak banyak menggunakan musik pengiring. Bunyian pengiring hanya berasal dari suara kendang kecil yang dimainkan penari wanita dan suara giringgiring yang dipasang di kaki penari. Selain itu, bunyian mulut dari para penari pria untuk menegaskan suasana tarian perang. Tari Likurai ditampilkan para penari wanita dan penari pria. Jumlah penari biasanya ter-

diri dari sekelompok penari wanita dan satu orang penari pria yang digambarkan sebagai pahlawan. “Tarian ini juga menjadi tarian adat Timor Leste karena mereka juga satu rumpun,” lanjut pria asal asal Kupang, NTT, itu. Dalam Tari Likurai ini, gerakan penari pria dan penari wanita berbeda. Gerakan penari wanita biasanya didominasi gerakan tangan memainkan kendang dengan cepat dan gerakan kaki menghentak secara bergantian. Selain itu, penari melenggak-lenggokkan tubuh ke kiri dan kanan sesuai dengan irama. Penari wanita bergerak sembari terus memainkan kendang dan menjaga irama yang dimainkan agar tetap sama dengan penari lainnya. Gerakan penari pria biasanya didominasi gerakan tangan memainkan pedang dan gerakan kaki menghentak sesuai dengan irama. Selain itu, penari pria sering melakukan gerakan seperti merunduk dan berputar-putar sambil memainkan pedang mereka. Gerakan penari pria harus menyesuaikan antara tarian, hentakan kaki, dan irama musik.

Kostum adat Kostum yang digunakan penari Tari Likurai biasanya merupakan kostum adat. Para penari wanita biasanya dibalut dengan kain sarung panjang yang menutupi tubuh mereka dari dada sampai kaki. Bagian rambut biasanya dikonde dan menggunakan ikat kepala khas Belu. Selain itu, penari menggunakan berbagai aksesori seperti gelang serta kalung yang khas, dan membawa kendang kecil yang digunakan untuk menari. Penari pria biasanya menggunakan baju lengan panjang pada bagian atas dan kain sarung pada bagian bawah. Pada bagian kepala, penari pria juga menggunakan ikat kepala yang khas dari Belu. Untuk menari, biasanya penari pria membawa pedang pada tangan kanan dan sarung pedang di tangan kiri. Kini, Tari Likurai sering ditampilkan di berbagai acara seperti penyambutan tamu penting, upacara adat, pertunjukan seni, dan festival budaya. Dalam perkembangannya, berbagai variasi dan kreasi juga sering ditambahkan, baik dalam segi gerak, kostum, maupun penyajian tariannya. Hal itu dilakukan agar terlihat lebih menarik, tetapi tidak meninggalkan ciri khasnya.

EBET

Tarian ini biasanya dilakukan beberapa penari pria dengan menggunakan pedang, sedangkan penari wanita menggunakan tihar atau kendang kecil sebagai atribut menarinya. Itulah sekelumit gambaran dari Tari Likurai. Wanita penabuh tihar atau tifa itulah yang diterjemahkan seniman Fecky Messah dalam bentuk lukisan berjudul Likurai Belu. Karya itu dipamerkan dalam tajuk Nusalontar di Galeri Cipta III TIM, (9-13/7). Pameran itu dikuratori Yusuf Susilo Hartono. Selain karya Likurai Belu, Fecky memamerkan karya lain berjudul Mendayu Bonet.

Karya itu mengambil ide dari salah satu tarian berlatar budaya yakni Tari Bonet. Tari itu bersifat komunal dan ditarikan secara bersama. Tari Bonet biasa dilakukan saat pesta panen. Fecky Messah ialah salah satu seniman yang berkomitmen dengan seni tradisi dan kearifan lokal tempat ia berasal. Ia menjadi salah satu contoh dari seniman yang berangkat dari tradisi dan kearifan lokal. “Saya berkomitmen untuk tradisi NTT itu,” tegas Fecky. Fecky berangkat dari kenyataan bahwa arus modern membawa teknologi dan kebiasaan asing masuk ke Indonesia. Ia juga khawatir dengan kebiasaan ataupun budaya yang penuh dengan kearifan lokal ketika berhadapan dengan gemburan tersebut. Tidak menutup kemungkinan, nilai-nilai kearifan lokal itu akan tergerus. “Timbul pertanyaan apakah gaya hidup yang dipenuhi dengan kearifan lokal ini bertahan tidak? Itu landasan yang saya pakai dalam berkarya,” pungkasnya. (M-2)

PUISI

DADANG ARI MURTONO Daleman cerita lewat pada baris keempat dan frasa yang diimpor dari negeri nabi-nabi : suwu sufufakum barangkali magrib, atau mendung yang merapat sewaktu mereka tiba: tiga buronan gubernemen pada tahun 1830 kenapa mesti ke sini sedang jawa menyimpan hutan-hutan wingit dan gunung-gunung singun di mana arwah leluhur akan mengutuk para raksasa muka pucat? tapi, toh, di situ, leluhur mereka pada baris sebelumnya, membabat alas “ia bernama muhajir dan dirimu benihnya belaka” 21 tahun kemudian tiga pohon sawo tumbuh di situ dan seseorang berkata, “suwu sufufakum” dan seratus tahun setelahnya, seseorang yang lain berkata, “rapatkan barisan” dan di hadapan mereka, tujuh (atau delapan) serdadu kolonial mengokang senapan

Ngatuwi

mereka tahu, sekian bulan sebelumnya, di kemlagi, beberapa bal rokok dari pracangan ujung kampung yang diambil ngatuwi dalam gelap telah membuat sekian orang murka, lalu menjatuhkan batu besar (dan tidak satu) ke kepala sang maling waktu itu, orang-orang mengira ia telah jadi almarhum dan ia dipulangkan dan keesokan harinya, ia bangun dari lindur seperti orang bangun dari tidur “aku melihatnya merentangkan tangan dan menguap dan merokok di muka rumah,” seseorang bersaksi dan seorang dukun berkata, “bapaknya pernah pergi ke gunung pucangan, menyalakan dupa di pusara caluring” tapi orang-orang, sejak pagi itu, seperti melihat sarip dari tambak oso setiap kali menyaksikan ngatuwi berjalan dengan langkah gontai aku melihat diriku sendiri

Siti Mutio

Taslim

ia akan datang ketika hari tiga perempat gelap : ia dan sejumlah lurah, ramalan dan sisa gas komet halley, mei dan epidemi kolera di trawas

putri dari surabaya itu, barangkali mengira ia tengah dilepaskan dalam khazanah wayang atau dongeng

Mojokerto, 1910, demikian yang tercatat dan RAA Kromodjojo Adinegoro, yang mengira dirinya turunan raja itu tahu tak ada messiah yang perlu tiba selama ia berkuasa “bagaimana pun bupati, orang-orang eropa akan pergi dari sini, atau wabah akan terus bertambah” tiga bulan setelahnya kita tahu : orang-orang eropa tetap menguasai negeri, wabah itu telah pergi, siti mutio dan para lurah lungkrah dalam bui, dan sisa gas adalah apa yang tak mampu ditahan mata

“ibunya, ibunya...” bahasa, gumam si penyair

dan si yang tak terduga: yai pesantren sasap, yang tua dan wadat, dan ia akan tiba dengan dua santri lelana pada suatu hari seperti seharusnya dan seperti seharusnya, putri itu bangkit dari sakit dengan sederhana dan janji akan ditepati

“ibunya tak boleh menyentuhnya,” itu yang kemudian diperintahkan dirjo

Gentong

tapi ini bukan dongeng, dan blencong telah dimatikan subuh tadi

dan hari berakhir dan seorang penyair memanggili langit tinggi

ia berhenti untuk gerabah tanpa wajah itu ; perdu dan lumut dan air merenggutnya tapi ia melihat apa yang tak terlihat ; semacam bunyi dari sebuah bonang kepunyaan sunan pengembara sekian abad sebelumnya

“jemputlah ia untukku, husen, dengan berjalan kaki, tanpa kau menyentuhnya” ujar sang yai – kita tahu namanya taslim * “jangan berduka, husen,” itu yang dikatakannya sewaktu santri itu tiba di sasap dengan putri yang lemah di punggungnya

ngatuwi mati di tepi jalan itu, dan seekor musang melintas tiga belas meter darinya, dan malam hendak lingsir, dan tengkorak yang pecah mengembuskan asap berwarna hijau, dan mojojajar mengeras, dan seseorang (mereka yakin namanya dirjo) berteriak, “jangan beritahu ibunya!” dan seorang penyair tugur di depan kertas kosong

ia dengar wahyu itu : langgar tiban, kampung baru bernama daleman dan seruan: hei penarik pajak, japan bukanlah rumahmu dan hamengkubuwono tak sabar menunggu tarikan pajakmu

tapi ibunya tahu seorang ibu memang selalu tahu

keesokan harinya, ia tebang pohon pertama, dan ia singkirkan alangalang

mereka mengangkat jasad rusak itu pagi belum pergi dari pukul delapan dan ibu itu tiba

semua terasa begitu sepele : gering yang disungkupkan tabib arab, dokter belanda, sinse china, dukun jawa, obat dan mantra yang sia-sia lalu semacam klise: sayembara dengan ia atau separuh harta sebagai imbalan

dan ia rasa urat kasar gentong itu dengan jemari bergetar “aku tak akan pergi,” itu yang ia gumamkan ketika hari jadi gelap

ia menyaksikan dirinya sendiri dalam sebuah makam tak jauh dari situ dan orang-orang berkumpul mengalap berkah

tapi mereka berkata, “pulanglah!” : berkahnya

“jangan berduka, putri, yang berjodoh akan berjodoh, yang sunyi akan kembali pada sunyi seperti puisi” empat hari kemudian ketika lelaki itu menyingkir ke wonosroyo putri itu seperti melihat bisma apakah aku... lidahnya gagu dan ia tak mampu mengucap selamat tinggal

Dadang Ari Murtono, lahir dan tinggal di Mojokerto, Jawa Timur. Buku ceritanya yang sudah terbit berjudul Wisata Buang Cinta (2013) dan Adakah Bagian dari Cinta yang Belum Pernah Menyakitimu (2015). Buku puisinya berjudul Ludruk Kedua (2016). Saat ini ia bekerja sebagai penulis dan terlibat dalam kelompok suka jalan.


SELEBRITAS

MINGGU, 23 JULI 2017

CUSTOMER SERVICE:

(021) 5821303

PEMASANGAN IKLAN:

(021) 5812113 / 5801480

HALAMAN 12

MARZUKI DARUSMAN YUNI SHARA

Peroleh Bintang Jasa

Peduli Pendidikan Anak Usia Dini

MARZUKI Darusman mendapat anugerah bintang jasa the Order of the Rising Sun Gold and Silver Star dari pemerintah Jepang. Penghargaan bergengsi itu disematkan secara langsung oleh Kaisar Jepang kepada Marzuki di Istana Kaisar, Tokyo, beberapa waktu lalu. Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masafumi Ishii dalam resepsi perayaan penganugerahan bintang jasa itu di Jakarta, Jumat (21/7), mengatakan, sebagai Pelapor Khusus Hak Asasi Manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Korea Utara (Korut), Marzuki memberikan kontribusi besar dalam menjelaskan situasi HAM di Korut kepada dunia internasional. Selain itu, pria kelahiran Bogor, 26 Januari 1945 itu juga memberikan kontribusi dalam penyusunan laporan Komisi HAM PBB yang mengecam keras kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Korut. Sementara itu, Marzuki dalam sambutannya meminta pemerintah Indonesia terus memperhatikan dan menyoroti masalah atau situasi di Semenanjung Korea dan kawasan. (Hym/H-2)

Harus ada upaya dari berbagai pihak agar setiap anak bisa mendapatkan ilmu dan pengetahuan yang setara. PUTRI ROSMALIA OCTAVIYANI putri@mediaindonesia.com

MI/M IRFAN

MELISSA KARIM

Lari Bikin Lebih Kreatif AJANG internasional BNI Plataran X Trail 2017 yang merupakan bagian dari Asian Trail Master Series mendapat sambutan meriah dari 450 pelari asal Indonesia dan mancanegara. Salah satu peserta ialah presenter, penyiar radio, sekaligus artis, Melissa Karim. Dalam ajang yang berlangsung di Plataran L’Harmonie–Taman Nasional Bali Barat--kemarin, perempuan kelahiran 12 Mei 1978 itu mengikuti kategori 7,1 kilometer dengan catatan waktu 42 menit. Ia mengakui trail run merupakan ajang pertama baginya. “Ternyata trail run sangat fun. Saya biasa lari sambil dengerin musik, tapi ini tidak. Rutenya asyik dengan pemandangan Taman Nasional Bali Barat,” ujarnya. Bagi Melissa, lari merupakan masa rehat dari rutinitas sehari-hari yang lebih sering dia lakukan sambil duduk. Sebabnya, setiap hari ia harus siaran di radio, dilanjutkan bekerja sebagai produser di balik meja. Ia menutup hari dengan berlari sekitar 30 hingga 45 menit. Menurutnya, setiap usai berlari, ia merasa lebih kreatif. (Bro/H-2) MI/SUMARYANTO

AGA DIRGANTARA

Harus Tampil Awut-awutan AKTOR Aga Dirgantara, 28, harus bekerja lebih keras daripada biasanya saat membintangi film bergenre horor, Psikopat, yang segera diputar di bioskop. Kali ini ia harus keluar dari peran-peran sebelumnya, pemeran protagonis. Di film tentang pembunuhan berantai terhadap perempuan-perempuan cantik di hari kelahiran mereka, ia harus berperan sebagai vokalis band yang awut-awutan. Tubuhnya dipenuhi tato dan rambut warna-warni. “Pokoknya (penampilannya) berandalan banget. Karena itu, aku harus keluar jauh dari karakter kehidupan sehari-hari,” ujarnya saat screening film Psikopat di Jakarta, Jumat (21/7). Selain sebelumnya selalu mendapat peran orang baik-baik, dalam keseharian, pemain sinetron itu selalu tampil rapi. Selain itu, ia selalu melakukan pola hidup sehat dengan berolahraga, tidur teratur, dan mengonsumsi makanan sehat. Tidak mengherankan, setiap kali ia makan harus ada sayur kesukaannya. (*/H-2)

P

ENYANYI yang terkenal dengan lagu-lagu lawas yang disenandungkannya, Yuni Shara, prihatin dengan keterjangkauan pendidikan anak usia dini bagi anak yang masih terbatas. Oleh karena itu, meski mengaku semula tidak pernah bercitacita berkegiatan di dunia pendidikan, saat ini ia total mengelola sekolah miliknya di Kota Batu, Jawa Timur. Ia melakukannya karena banyak anak membutuhkan sekolah. “Saat itu saya melihat ada satu sekolah yang mau tutup karena berbagai keterbatasan. Sementara itu, sebenarnya anak-anak di sana (Batu) sangat bersemangat sekolah. Akhirnya sekolah itu saya adopsi dan ambil alih,” ujar perempuan kelahiran 3 juni 1972 itu ketika ditemui seusai menyambangi Rumah Singgah Anak Pasien Kanker, Anyo, di Jakarta. Menurut ibu Cello Obient Siahaan dan Cavin Obrient Salomo Siahaan itu, anak dan ibu sama-sama memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan. Mereka bagian penting yang harus dilindungi dan mendapat kehidupan layak. “Anak-anak harus sekolah. Mereka harus diberi edukasi dan pengetahuan apa pun sejak dini. Anak-anak di pelosok kurang memiliki kesempatan untuk mendapat berbagai pengalaman dan pendidikan tersebut,” ujar perempuan bernama lengkap Wahyu Setyaning Budi tersebut. Oleh karena itu, tutur kakak kandung penyanyi Krisdayanti tersebut, harus ada upaya dari berbagai pihak untuk menghadirkan lembaga pendidikan yang dapat menjangkau mereka. Dengan begitu, setiap anak bisa mendapatkan ilmu dan pengetahuan setara. “Mereka kadang harus berjalan sangat jauh untuk dapat bersekolah. Begitu juga dari segi biaya, banyak yang terhalang agar dapat bersekolah sejak sedini mungkin,” tutur Yuni yang berasal dari Malang itu. Sejak mengelola sekolah bernama Cahaya Permata Abadi tersebut, ia mengaku sangat menikmati peran di sana. Oleh sebab itu, ia selalu gembira ketika harus turun langsung melakukan berbagai kegiatan untuk sekolah tersebut yang dinilainya bermanfaat bagi sesama manusia, khususnya anak-anak. “Sejauh saya bisa punya manfaat untuk orang lain, akan saya upayakan lakukan,” ujarnya. Saat ini sekolah yang dikelolanya memiliki sedikitnya 100 murid. Sekolah tersebut terdiri atas pendidikan anak usia dini (PAUD), taman kanak-kanak (TK), dan penitipan anak bagi ibu yang harus bekerja untuk mencari nafkah. “Mereka (setiap murid) cuma membayar Rp2.500 untuk dapat mulai bersekolah di sana. Sekolah itu sudah berlangsung lima tahun dan siswanya terus bertambah. Karena keterbatasan lahan, kami belum bisa menampung semua murid yang ingin bersekolah di sana,” kata Yuni. Ia mengaku sekolah itu dikelolanya sendiri tanpa ada donasi dari pihak lain.

Studi banding Untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang diberikan kepada murid-murid Sekolah Cahaya Permata Abadi, penyanyi yang kerap tampil dengan rambut pendek tersebut sering membawa guru-guru untuk studi banding ke Jakarta. Dengan demikian, ia berharap semakin banyak manfaat yang dapat dipelajari dan dibawa untuk ditanamkan kepada murid-murid di sekolahnya. (H-2)

MI/SUMARYANTO

C&R

ONLINE

Nelayan Tangkap Ikan Kerapu Raksasa NELAYAN di Halmahera Utara, Maluku Utara, menangkap ikan yang dikenal di daerah itu dengan sebutan ikan goropa atau kerapu raksasa. Berat ikan mencapai 103 kilogram dan bisa berharga Rp2 juta. (Humaniora)

Burung Diduga Pembawa Virus dari Malaysia Disita

Kampung Indonesia Hadir di Stockholm FESTIVAL Indonesia yang mengangkat tema Kampung Indonesia in Kungstradgarden di Stockholm, Swedia, pada 28-29 Juli, akan menampilkan berbagai pertunjukan seni budaya Tanah Air. Salah satu yang akan ditampilkan pada pergelaran yang berlangsung di taman tersebut ialah kesenian

SEBANYAK 4.280 burung kacer dari Malaysia yang diduga membawa virus berbahaya disita Satuan Tugas Kapal Patroli Bea dan Cukai Batam. Hewan itu masuk melalui pelabuhan tidak resmi di perairan dekat Tiban. (Nusantara)

Penipuan via Penjualan Rastra Harus Diproses secara Hukum YAYASAN Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) meminta aparat memproses hukum pelaku penipuan melalui penjualan rastra dengan harga premium. Pelaku harus dihukum dengan berat agar jera. (Ekonomi)

ANTARA

angklung Saung Udjo dari Bandung. Selain itu, grup tari INA Dance dan Malang Flowers Dance, band komunitas Indonesia di Swedia, serta flash mob Goyang Maumere akan tampil. Menurut Pelaksana Fungsi Ekonomi KBRI Stockholm Rahmawati Wulandari, di London, kemarin, agar acara semakin meriah, cita rasa kuliner Indonesia melalui demonstrasi masak oleh master chef Indonesia William Wongso bersama tim akan diperkenalkan. Selain itu, bakal disajikan foto-foto keindahan Indonesia hasil bidikan fotografer Ebbie Vebri Adrian. Di sekitar panggung juga didirikan stan Kampung Indonesia yang diisi beberapa restoran Indonesia di Stockholm, produk kerajinan tangan dan batik khas Indonesia, biro perjalanan, dan paket wisata ke Indonesia. (H-2)

Waspadai Jajanan Anak Pemicu Stroke MASYARAKAT harus makin mewaspadai jajanan anak yang tidak sehat bahkan cenderung berdampak negatif pada kesehatan. Sebabnya, di era digital anak-anak mudah mendapatkan makanan enak lewat daring ataupun makanan instan lain yang dapat memicu kerusakan pembuluh darah. Menurut Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi) Cabang Makassar, Sulawesi Selatan, dr Jumriani Tammase SpS, jajanan yang dapat merusak pembuluh darah hingga memicu stroke antara lain gorengan, makanan instan, dan makanan mengandung lemak. “Sebelumnya ada persepsi anak gemuk berarti sehat. Padahal, kegemukan justru dapat menimbulkan penyakit, dengan penyumbatan darah akibat kolesterol,” katanya. Karena itu, edukasi dan sosialisasi intensif kepada masyarakat tentang

THINKSTOCK

menjaga pola makanan anak agar makanan mereka sehat dan berimbang harus terus dilakukan. Kepala Dinas Kesehatan Lutra dr Andi Nasrum menambahkan saat ini bukan lagi penyakit menular yang harus ditangani. Penyakit tidak menular seperti stroke juga menjadi momok di masyarakat. (H-2)


MINGGU, 23 JULI 2017

HALAMAN 13

HLM 14 Gaya Klasik untuk Buah Hati

HLM 20 Bertahan di Kompas Moralitas

HLM 21 Hidangan ala Bar Tradisional Hokkaido

GAYA URBAN

Bugar ala Petarung MMA Latihan mixed martial arts (MMA) kini tidak hanya berfokus untuk latihan bela diri, tapi juga kebugaran dan pembentukan otot.

SURYANI WANDARI

wandari@mediaindonesia.com

B

ERADA di atas ring, Martjin De Jong, Pendiri Tatsujin Mixed Martial Arts (MMA) Indonesia, menahan pukulan dan tendangan salah satu muridnya. Dengan cepat dan keras, pukulan demi pukulan menghatam bantalan di kedua tangan Martjin. “Lima menit lagi oke, lakukan dua pukulan tangan dan tendangan atas dengan cepat,” kata Martjin. Tidak hanya melatih murid, Kamis (13/7) itu Martjin juga memberi sesi trial kepada para wartawan. Pria yang merupakan mantan petarung MMA itu sengaja memperkenalkan teknik Tatsujin MMA sebelum studio yang terletak di South Quarter Dome, Cilandak, Jakarta Selatan, tersebut diresmikan pada Senin (17/7). “Tekniknya kombinasi dan MMA adalah latihan yang komplet, tak hanya mengandalkan pukulan ataupun tendangan tetapi harus kuat menghadapi lawan dan belajar kuncian,” kata Martjin yang lebih dari 30 tahun

Naik Ring Profesional SETELAH mahir dan menikmati teknikteknik latihan mixed martial arts (MMA), terbuka pula kesempatan bagi Anda untuk menjadi atlet profesional. Malah, menciptakan banyak atlet MMA berkualitas dari Indonesia memang jadi keinginan pendiri Martjin De Jong, Pendiri Tatsujin Mixed Martial Arts (MMA) Indonesia. Martjin yang sudah tiga dekade bergelut di dunia MMA bahkan percaya Indonesia bisa melahirkan juara dunia MMA. Optimisme ini dikatakannya datang dari budaya Indonesia yang memiliki banyak

TONTON VIDEONYA DI:

berkecimpung di dunia MMA. Pria berdarah Indonesia-Belanda itu kemudian menjelaskan teknik yang digunakan di antaranya kickboxing, muay thai, dan gulat. Paduan teknik ini bukan hanya untuk kemampuan bela diri, tetapi juga dapat meningkatkan kebugaran.

Latihan kardio hingga pembentukan otot Mencoba langsung latihan para petarung di atas ring, kami memulainya dengan tatsu fit, yakni kombinasi antara tinju, kickboxing, dan muay thai. Kombinasi latihan itu melibatkan gerakan kardio (gerakan untuk melatih kerja jantung) dan gerakangerakan yang membakar lemak. Dengan begitu, latihan ini juga berfungsi untuk mengatur berat badan. Pada latihan ini digunakan beragam peralatan, seperti kettlebell, dynamex balls, dan battle ropes. “Dengan program ini, kalori akan terbakar secara cepat dan membuat tubuh semakin kuat,” kata Haghia Sofia Yuniarti, Ambassador Tatsujin MMA Indonesia. Semangat Sofia saat itu juga menular pada peserta yang ikut latihan. Mereka mencoba semua alat tersebut sambil melakukan pemanasan yang cukup menguras energi.

teknik bela diri tradisional. Dari sini pula terlihat bahwa orang Indonesia sudah terbiasa bahkan menyukai seni bela diri. “Di Indonesia, banyak orang atletis, mereka juga suka fighting, dari dulu sudah ada pencak silat. Pasti ada satu orang Indonesia yang bisa jadi juara dunia,” kata Martjin. Sejauh ini Martjin telah mencetak sederet atlet profesional MMA, di antaranya Merchin Prachnio, Anthony Engelen, Jesper Drachman, dan Ricko Hutabarat. “Saya sedang mencari lebih banyak bakat untuk bisa mencetak atlet MMA profesional yang nantinya bisa berlaga di berbagi pentas kejuaraan MMA baik di dalam maupun luar negeri,” pungkasnya. (*/M-3)

Untuk membakar kalori, ada pula program Hit to Get Fit yang ditujukan untuk memahat dan memperkuat otot. Latihan ini berupa gerakangerakan memukul dan menendang samsak. Program ini bisa diaplikasikan untuk segala usia, bahkan untuk menurunkan berat badan. Beralih ke program selanjutnya, ada Tatsujin Self Defense. Program dibuat untuk melatih dan mengemd bangkan keterampilan bela diri unb ttuk menengani diri dari situasi yang buruk. “Saat orang yang mecekikmu dari belakang yang bisa kita lakukan adalah mengikut perutnya lalu melepaskan diri dengan keluar dari bawah tangannya,” kata Martjin. Program ini memang terdiri dari teknik fisik dan nonfisik, bahasa tubuh dan ketegasan. Tak hanya itu, Brazilian Jiu-Jitsu pun punya beragam cara agar orang bertubuh kecil dapat berhasil mempertahankan dirinya dari lawan yang lebih besar dan kuat. Beberapa kunci utama ialah dengan teknik kuncian yang tepat. Teknik ini diawali dengan menahan tangan dan melingkarkan kaki ke kaki lawan. Jika dilakukan dengan tepat, teknik ini sudah cukup untuk menjatuhkan lawan. Namun, untuk dampak yang lebih maksimal, teknik ini bisa dilanjutkan dengan teknik kuncian dari atas yakni mmemegang kuat tangan lawan sambil mendekap lehernya memakai kaki membuat lawan tak bisa bergerak. Dari program-program yang ada, terlihat bahwa kini MMA tidak semata latihan untuk bela diri. Bahkan dengan adanya program asupan nutrisi, MMA sudah selayaknya program olahraga lainnya yang dibuat untuk mendukung gaya hidup kaum urban. (M-3)

PETARUNG CANTIK: Mixed martial arts tidak hanya digemari para pria tetapi juga perempuan. Dengan latihan yang serius mereka juga dapat meniti karir sebagai petarung profesional.

FOTO-FOTO: MI/PANCA SYURKANI

PADUAN LATIHAN: Konsep latihan Tatsujin MMA Indonesia menggunakan beragam teknik dan alat bantu termasuk alat kettlebell untuk membentuk otot tangan.

KOMUNITAS Nama: Tatsujin Mixed Martial Arts Indonesia Tempat: Studio Tatsujin MMA Indonesia, South Quarter Dome,

Alat bantu

- Kettlebell - Dynamex balls - Battle rope

Cilandak, Jakarta. Paduan teknik latihan

Manfaat

- Kickboxing

- Meningkatkan kebugaran

- Muay Thai

- Membentuk otot

- Beragam teknik latihan kardio

- Melatih kemampuan beladiri


14

MINGGU, 23 JULI 2017

PESONA

Gaya Klasik untuk

Buah Hati SITI RETNO WULANDARI

wulan@mediaindonesia.com

S Dalam lawatan resmi, Pangeran George tetap mengenakan celana pendek biru yang menjadi ciri khasnya, sementara Putri Charlotte tampil dengan sepatu bekas Pangeran Harry kecil.

ETELAH makin bertambah besar, Pangeran George dan Putri Charlotte dari Inggris kian jadi perhatian dunia. Kedua anak pasangan Pangeran William dan Duchess of Cambridge Kate Middleton itu memang menggemaskan. Ditambah lagi, gaya busana kakak beradik itu menawan. George dan Charlotte selalu didandani dengan baju-baju anak bergaya klasik, santun, tetapi tetap berkelas dan tanpa kehilangan sisi lugu khas anak-anak. Seperti pada lawatan ke Polandia dan Jerman sepanjang minggu ini. George yang kemarin tepat berusia 4 tahun kembali mengenakan celana pendek berwarna biru navy yang memang telah menjadi ciri khas penampilannya selama beberapa waktu. Saat tiba di Polandia, Senin (17/7), celana pendek itu dipadankan dengan kemeja lengan panjang kotak-kotak bernuansa biru-putihmerah. Ketika ia bertolak ke Jerman, Rabu (19/7), celana itu dipadankan dengan kemeja biru muda lengan pendek. Untuk anak bungsunya, Kate yang tampil dengan potongan rambut baru yang kini dikenal dengan sebutan Katebob (Kob), memilih babbydoll bercorak bunga merah putih saat tiba di Polandia. Baju serupa dalam nuansa biru, dipilih untuk lawatan ke Jerman. Seperti biasanya, busana yang dikenakan keluarga ahli waris

takhta Inggris itu segera diburu orang. Kemeja kotak-kotak yang dikenakan George ludes dalam waktu 24 jam. Kemeja itu merupakan produksi jenama Tizza asal Spanyol. Penampilan George dan Charlotte semakin memperjelas tradisi baju bergaya klasik bagi anak-anak di keluarga ini. Bahkan pada beberapa kesempatan, baju yang dikenakan George bagaikan replika dari baju ayahnya sewaktu masih kecil. Contohnya padanan kemeja putih dan celana merah yang dikenakan George saat pembaptisan Charlotte sangat mirip dengan busana yang dipakai William saat Harry baru lahir. Pakar kehumasan Inggris, Mark Borkowski, menilai bahwa gaya busana bergaya tradisional ini punya makna khusus. “Duke dan Duchess (of Cambridge) memang bukan ingin membuat pernyataan fesyen, melainkan mendandani George dengan gaya yang klasik yang tidak terbatas waktu. Bisakah kamu bayangkan jika mereka mendandani anak-anak mereka seperti yang dilakukan Kanye West dan Kim Kardashian?” katanya kepada BBC. Tidak hanya soal gaya yang klasik, penampilan George dan Charlotte juga memberi pelajaran soal daur ulang busana. Meski menjadi keluarga bang-

sawan, Kate Middleton memang tidak anti menggunakan busana berulangulang atau menggunakan busana bekas pakai keluarganya. Kali ini, gaya daur ulang terlihat pada s e p a t u merah model Mary Jane yang dikenakan Charlotte di Polandia. Sepatu itu diyakini merupakan bekas sepatu P a n g e ra n H a r r y waktu kecil. Beberapa kali Charlotte juga pernah mengenakan baju bekas George.

Chic ala Victoria Beckham Baju anak memang sudah jadi sektor bisnis yang besar. Tidak mengherankan jika desainer-desainer besar pun mengeluarkan lini busana anak. Victoria Beckham, misalnya, belum lama ini membuat proyek baju anak bersama department store besar, Target. Istri David Beckham yang juga mantan grup vokal Spice Girls itu juga memilih gaya klasik nan lugu. Meski begitu, garis elegan dan chic khas Victoria juga tetap ditonjolkan. Contohnya ialah terusan aline berwarna hitam dengan kerah dan ujung lengan putih. Gaun itu membuat FOTO-FOTO: AP

Vic Vic ictoria toria tor ia Bec eckha kh m fo kha for or Ta gett Tar

gadis kecil tampil berkelas, tetapi tetap manis. Victoria juga bermain warna, tetapi memilih palet lembut dan tetap bernuansa simpel. Contohnya adalah babbydolll kotakkotak biru lengkap dengan legging g senada. “Aku terinspirasi untuk membuat lini Victoria, dan Victoria Beckham saat mengandung Harper. Sejak diluncurkan hingga saat ini terus berkembang,” ujar Vic seperti dilansir dalam situs Harpersbazaararabia. com. Dalam mempersiapkan koleksi kali ini, Vic juga dibantu sang putri, Harper, untuk uji coba busana. Pasangan selebritis Kim Kardashian dan Kanye West juga tidak mau kalah di sektor baju anak. Produk mereka dibuat dalam lini Thekidssupply. Beberapa koleksinya, berupa bomber jackett yang terbuat dari bahan sutera dan bisa dikenakan di kedua sisinya, topi dan kalung chokerr dengan warna blush pink, trackpants, hingga gaun dengan tali tipis dan berhias renda. Namun, tidak sedikit orang yang menilai koleksi anak tersebut terlalu dewasa. (M-3)

Victoria Beckham for Target

FOTO-FOTO: DOK VICTORIA BECKHAM FOR TARGET


TIFA

MINGGU, 23 JULI 2017

15

Beragama dengan Rileks Pameran ini menjadi bagian dari kampanye Relaksasi Beragama dengan slogan Rileks, it’s just religion. ABDILLAH M MARZUQI

abdi.zuqi@mediaindonesia.com

K

ALI ini pameran seni rupa itu memang unik. Dua penanda kegiatan bercokol gagah di antara dua daun pintu masuk kaca. Letaknya

yang berada di tengah membuat pengunjung harus lebih menghindar dengan memilih celah sebelah kanan atau kiri. Karya seni instalasi yang dipajang di depan pintu masuk galeri itu berjudul Tragedi Jumat Siang. Instalasi itu menggunakan dua papan permo-

honan maaf bertulis Mohon Maaf Ada Sholat Jum’at. Satu lagi papan larangan bertulis Ada Sholat Jum’at Dilarang Melintas. Karya itu merupakan salah satu dari pameran Bukan Perawan Maria di Galeri Cipta III, Taman Ismail Marzuki, Jakarta 15-25 Juli 2017. Pameran itu merupakan tafsir visual dari buku kumpulan cerita pendek (cerpen) berjudul Bukan Perawan Maria karya Feby Indirani. Terdapat 19 karya dari 7 seniman yang menanggapi 19 cerita dalam

Bukan Perawan Maria. Selain itu, diselenggarakan festival mini yang terdiri atas acara Pelatihan Relaksasi Beragama. Ke-19 cerita dalam buku ini ialah tawaran untuk lebih santai, semacam relaksasi, melalui pendekatan yang empatik terhadap berbagai kepercayaan yang hidup dalam keberagamaan di sekitar kita. Selain karya berjudul Tragedi Jumat Siang, karya lain punya judul yang cukup menggelitik seperti Lafaz 411 pada ... (Saya tidak tega menyebutnya), Percakapan Sepa-

sang Tangan, Poligami dengan Peri, Tanda Bekas Sujud (1), Tanda Bekas Sujud (2), dan Rencana Pembunuhan sang Muazin. Selain itu, masih ada dua gambar karya Serrum yang berjudul Malaikat Cuti dan Iblis Pensiun Dini. Karya Hamba Allah berjudul Rencana Pembunuhan sang Muazin. Dalam deskripsi karya tertulis; ada yang mendekam dalam speaker, ada yang menggeliat dalam telinga. Karya itu memakai instalasi speaker, daun telinga buatan, dan headset yang digantung. Ketika menempelkan telinga pada headset dan mendengarkan suara yang keluar, Anda akan paham dengan judul itu. Suara yang terdengar sangat tidak jelas, bahkan cenderung menyakiti telinga, ketika warga merencanakan keinginan untuk membunuh muazin. Dua karya lain yang cukup mengetes kerileksan beragama ialah Tanda Bekas Sujud. Dua seri karya itu seolah menyampaikan pesan terdalam tentang cinta kasih. Seri pertama karya Tanda Bekas Sujud (1); Apakah Tanda Hati Ada di Dahi? menggambarkan dua topeng yang salah satunya punya tanda hitam di dahi, sedangkan Tanda Bekas Sujud (2); Di dalam Persembunyian, Ia Belajar Menghargai Makhluk Tuhan; menampilkan video perempuan berkerudung yang merawat anjing. Selain itu, masih ada karya Ana Al-Hubb, Bukan Perawan Maria. Ruang Tunggu, Pertanyaan Malaikat, dan Typo. Ditambah lagi karya instalasi berjudul Perempuan yang Kehilangan Wajahnya dan Baby Ingin Masuk Islam, Anda?

Relaksasi beragama MI/ABDILLAH M MARZUQI

TAFSIR VISUAL: Karya seni instalasi yang menggunakan dua papan permohonan maaf bertulis Mohon Maaf Ada Sholat Jum’at dan larangan bertulis Ada Sholat Jum’at Dilarang Melintas, merupakan salah satu dari pameran Bukan Perawan Maria di Galeri Cipta III, Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

Pameran ini juga menjadi bagian kampanye Relaksasi Beragama dengan slogan Rileks, it’s just religion. Gerakan Relaksasi Beragama ialah

gerakan kampanye agar semua pihak berhenti sejenak dari pusaran rutinitas dalam beragama untuk menjadi lebih rileks dan berempati dalam menanggapi pihak lain yang berbeda pemahaman. “Sebenarnya, ini bagian dari langkah pertama untuk menggulirkan kampanye relaksasi beragama. Jadi memang awalnya buku. Buku itu kemudian kami lihat punya tema Islam dan juga gerakan untuk berempati, serta melihat humor dalam segala sesuatu yang ada di sekitar kita. Tapi tidak mengolok-olok,” terang kurator pameran. Lebih jauh, pameran ini juga ingin menciptakan ruang dialog bagi keragaman, seni berpeluang besar menciptakan ruang itu. Sebab seni punya sifat multitafsir. Pastilah pemahaman atau tafsir setiap orang bisa berbeda dan beragam. Yang terpenting ada ruang untuk bercakap dan berdialog. “Menjadi penting untuk kampanye ini agar kita bisa mengembalikan suasana untuk hal-hal yang lebih substansial. Ini kan sekarang, ketegangan terbangun oleh pendekatan yang emosional terhadap politik identitas misalnya,” tambah Hikmat. Menurut Hikmat, saat ini terdapat dua kategori kelompok yang tegang. Pertama, kelompok yang beragamanya tegang. Yang satu lagi berkebalikan, kelompok ini tegang kalau ada agama. “Dua pihak berseberangan sama-sama tegang. Makanya slogannya Rileks, its just religion,” tegasnya. Ada tiga prinsip dalam kampanye relaksasi beragama. Pertama, agama itu jalan, bukan tujuan. Kedua, welas asih itu lebih utama daripada bersikap benar. Ketiga, persamaan hakikat manusia. “Karena kita pengin semua bisa hidup bersama dengan baik-baik,” pungkas Hikmat. (M-2)

Berpaku pada Keintiman SEDARI awal, pertunjukan itu telah memberi tanda. Sekelompok aktor anak-anak masuk berurutan dengan kostum pemain sepak bola. Beberapa adegan pembuka kental dengan nuansa olahraga, mulai kostum, properti, hingga sikap para aktor. Mereka menghindari penonton berkerut kening. Mungkin kalimat itu yang pas untuk menggambarkan pentas Teater Kami. Tak terkecuali malam itu ketika mereka mementaskan judul Favor of God (FOG) di Bentara Budaya Jakarta pada 11-12 Juli 2017. Pementasan ini didukung Ribka Maulina Salibia, Ummi Endut, Aini, Hanifa, Nene, Rezky Babeh, dan paduan suara Tanjung Barat Advent Academy. Tema tersebut diilhami kisah nyata legenda sepak bola Indonesia, Ronny Pattinasarany, yang mengalami cobaan berat dalam hidupnya saat dua anak laki-lakinya menjadi pencandu narkoba. Demi menyembuhkan dan memulihkan mereka, Ronny rela berhenti dari kesibukan dan karier sepak bola yang telah membawa keharuman namanya untuk memberikan perhatian dan kesabaran yang sangat luar biasa dalam mendampingi dan merawat kedua anaknya. Sutradara sekaligus penulis naskah, Harris Priadie Bah, menyatakan meskipun berangkat dari cerita nyata, pertunjukan ini sama sekali tidak dimaksudkan sebagai

karya biografi, tapi hanya menjadikan kisah itu sebagai ilham atas karya pemanggungan. “Kami hanya menjadikan kisah sejati legenda sepak bola itu sebagai ilham atas karya pemanggungan kami ini, sebagaimana juga beberapa karya terdahulu kami yang didasarkan pada kisah nyata di masyarakatnya,” terang Harris. Dengan cara ini, menurut Harris, pertunjukan bisa terbebas dari beban keakuratan kisah sejatinya sekaligus membuka peluang lebih terbuka untuk mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan pengucapan lain, baik dalam karya sastra maupun pemanggungan. Misalnya ketika Harris mengganti persona kedua anak laki-laki dalam kisah sejatinya menjadi tokoh atau karakter anak perempuan dan salah satu anak pecandu narkoba diganti dengan anak perempuan yang hidup dalam pergaulan bebas dan terjebak dalam lingkaran LGBT.

Kreativitas dan imajinasi Sutradara Harris Priadie Bah juga menegaskan arah Teater Kami untuk mengangkat tema-tema tentang kehidupan di masyarakat dan terjadi di lingkungan sehari-hari. Dengan begitu, menurutnya, hal itu akan mendekatkan karya seni dengan masyarakatnya. Selama ini Teater Kami berkeyakinan bahwa peristiwa-peristiwa di sekeliling kita sebenarnya dapat diolah menjadi

Pendiri: Drs. H. Teuku Yousli Syah MSi (Alm) Direktur Utama: Lestari Moerdijat Direktur Pemberitaan/Penanggung Jawab: Usman Kansong Deputi Direktur Pemberitaan: Gaudensius Suhardi Direktur Pengembangan Bisnis: Shanty Nurpatria Direktur Keuangan dan Administrasi: Firdaus Dayat Dewan Redaksi Media Group: Bambang Eka Wijaya, Djadjat Sudradjat, Elman Saragih, Gaudensius Suhardi, Laurens Tato, Lestari Moerdijat, Rahni Lowhur Schad, Saur Hutabarat (Ketua), Suryopratomo, Usman Kansong Redaktur Senior: Djadjat Sudradjat, Elman Saragih, Laurens Tato Kepala Divisi Pemberitaan: Teguh Nirwahyudi Kepala Divisi Content Enrichment: Ade Alawi Kepala Divisi Artistik & Foto: Hariyanto Asisten Kepala Divisi Pemberitaan: Haryo Prasetyo, Jaka Budisantosa, Mochamad Anwar Surahman, Ono Sarwono, Rosmery C. Sihombing, Sabam Sinaga, Victor JP Nababan Kepala Sekretariat Redaksi: Sadyo Kristiarto Redaktur: Adiyanto, Agus Mulyawan, Agus Triwibowo, Agus Wahyu Kristianto, Ahmad Punto, Anton Kustedja, Aries Wijaksena, Basuki Eka P, Bintang Krisanti, Cri Qanon Ria Dewi, Denny Parsaulian Sinaga, Eko Rahmawanto, Eko Suprihatno, Henri Salomo, Ida Farida, Iis Zatnika, Irana Shalindra, M. Soleh, Mathias S. Brahmana, Mirza Andreas, Patna Budi Utami, Soelistijono, Sitria Hamid, Widhoroso, Windy Dyah Indriantari

suatu pertunjukan kreatif. Mereka ingin menerapkan suatu pendekatan yang cair dalam memandang realitas melalui kreativitas dan imajinasi. Tak terkecuali untuk naskah FOG. “Melalui karya terbaru kami yang berjudul ‘FOG’ kami ingin menegaskan komitmen kami yang fundamental terhadap keberpihakan kami atas nilai-nilai luhur dan sejati makhluk sosial yang bernama manusia,” terang Harris. Harris juga menambahkan kadar dramatik pada adegan kecil pertengkaran antara kedua anak perempuan tersebut, pada kisah aslinya tidak ada, serta beberapa adegan reka cipta lain, semisal adegan Kamar Doa, dan Hujan Bola, sebagai adegan pembuka. Sepanjang durasi 1 jam pertunjukan, penonton akan dihadapkan pada ciri khas pertunjukan Teater Kami yakni permainan diksi. Selain itu, penonton tidak akan dibiarkan berkerut kening. Begitu pun kala pertunjukan usai. Teater Kami menyajikan keintiman tidak hanya dalam ruang fisik pertunjukan, tapi pula dalam pilihan tema yang diangkat. Dengan mengangkat tema kehidupan masyarakat yang terjadi sehari hari di sekitar lingkungan, teater akan mampu mendekatkan karya seni dengan masyarakat. Teater Kami tidak mengizinkan keberjarakan antara penonton dan pentas. “Aku merasa apa yang aku

Staf Redaksi: Abdillah M. Marzuqi, Adam Dwi Putra, Adhi M Daryono, Agung Wibowo, Ahmad Maulana, Akhmad Mustain, Anata Syah Fitri, Andhika Prasetyo, Arief Hulwan Muzayyin, Asni Harismi, Astri Novaria, Budi Ernanto, Cornelius Eko, Christian Dior Simbolon, Deri Dahuri, Dero Iqbal Mahendra, Dwi Tupani Gunarwati, Dzulfikri, Emir Chairullah, Eni Kartinah, Fario Untung, Fathia Nurul Haq, Fetry Wuryasti, Gabriela Jessica Restiana Sihite, Gana Buana, Ghani Nurcahyadi, Golda Eksa, Haufan H. Salengke, Hera Khaerani, Heryadi, Hillarius U. Gani, Iqbal Musyaffa, Irene Harty, Irvan Sihombing, Iwan Kurniawan, Jonggi Pangihutan M, Maggie Nuansa Mahardika, Mohamad Irfan, Muhamad Fauzi, Nur Aivanni Fatimah, Nurtjahyadi, Panca Syurkani, Permana Pandega Jaya, Puput Mutiara, Putri Anisa Yulianti, Raja Suhud V.H.M, Ramdani, Retno Hemawati, Richaldo Yoelianus Hariandja, Rommy Pujianto, Rudy Polycarpus, Selamat Saragih, Sidik Pramono, Siswantini Suryandari, Siti Retno Wulandari, Sugeng Sumariyadi, Sulaiman Basri, Sumaryanto, Susanto, Syarief Oebaidillah, Tesa Oktiana Surbakti, Thalatie Yani, Thomas Harming Suwarta, Usman Iskandar, Wisnu AS, Zubaedah Hanum Biro Redaksi: Dede Susianti (Bogor); Eriez M. Rizal (Bandung); Kisar Rajagukguk (Depok); Firman Saragih (Karawang); Sumantri Handoyo (Tangerang); Yusuf Riaman (NTB); Baharman (Palembang); Haryanto (Semarang); Widjajadi (Solo); Faishol Taselan (Surabaya) DIVISI TABLOID, MAJALAH, DAN BUKU (PUBLISHING) Kepala Divisi: Budiana Indrastuti Asisten Kepala Divisi: Tjahyo Utomo Redaktur: Sri Purwandhari CONTENT ENRICHMENT Periset: Heru Prasetyo (Redaktur), Desi Yasmini S,

MI/ABDILLAH M MARZUQI

PERTUNJUKAN KREATIF: Pementasan Favor of God (FOG) di Bentara Budaya Jakarta, yang mengangkat tema-tema tentang kehidupan di masyarakat dan terjadi di lingkungan sehari-hari. perbuat harus bermakna bagi penonton. Jadi tidak mengandaikan keberjarakan,” tegas Harris. “Teater bagaimanapun harus berguna bagi penontonnya, seberapa pun kecilnya kebergunaan itu. Bagiku itu,” lanjutnya. Keintiman merupakan hal paling dituju dalam pementasan Teater Kami. Pertunjukan tidak membi-

Gurit Adi Suryo, Dhika Kusuma Winata, Zico Rizki Bahasa: Dony Tjiptonugroho (Redaktur), Adang Iskandar, Henry Bachtiar, Meirisa Isnaeni, Ridha Kusuma Perdana, Riko Alfonso, Suprianto ARTISTIK Asisten Kepala Divisi: Rio Okto Waas Redaktur: Annette Natalia, Budi Setyo Widodo, Donatus Ola Pereda, Gatot Purnomo, Gugun Permana, Marjuki, Ruddy Pata Areadi Staf Artistik: Ami Luhur, Ananto Prabowo, Aria Mada, Bayu Wicaksono, Briyan Bodo Hendro, Catherine Siahaan, Dedy, Dharma Soleh, Duta Amarta, Fauzi Zulkarnaen, Haris Imron Armani, Haryadi, Marionsandez G, Muhamad Nasir, Muhamad Yunus, Nana Sutisna, Nehemia Nosevy Kristanto, Novi Hernando, Novin Herdian, Nurkania Ismono, Nurul Arohmat, Pamungkas Bayu Aji, Reza Fitarza Z, Rio Thaba Pratama Burhan, Riri Puspa Destianty, Rugadi Tjahjono, Seno Aditya, Swielida Angraita, Tampan Destawan, Tutik Sunarsih Olah Foto: Andi Nursandi, Sutarman PENGEMBANGAN BISNIS Kepala Divisi Marketing Communication: Fitriana Saiful Bachri Kepala Divisi Iklan: Gustaf Bernhard R Asisten Kepala Divisi Iklan: Wendy Rizanto Perwakilan Bandung: Sulaeman Gojali (022) 4210500; Surabaya: (031) 5667359; Yogyakarta: Andi Yudhanto (0274) 523167. KORESPONDEN Jawa Barat: Benny Bastiandy, SE (Cianjur/Sukabumi), Budi Mulia Setiawan, Depi Gunawan (Bandung), Nurul Hidayah (Cirebon), Reza Sunarya (Purwakarta), Setyabudi Kansil (Cianjur), Kristiadi (Tasikmalaya),

arkan para penonton terlalu jauh dengan panggung. Penonton akan bisa memperhatikan dengan jelas dan detail pertunjukan dengan jarak yang hanya sekitar 2 meter. Di sisi lain, pertunjukan juga membawakan tema yang menolak keberjarakan tema pementasan dengan penonton. Intim dalam pengertian ruang nyata pertunjukan dan ruang

Banten: Deni Aryanto (Tangerang Selatan) Jawa Tengah: Akhmad Safuan (Pekalongan), Djoko Sardjono (Klaten), Ferdinand (Solo), Liliek Dharmawan (Purwokerto), Tosiani S (Temanggung), Supardji Rasban (Brebes), Yogyakarta: Agus Utantoro, Ardi Teristi Hardi, Furqon Ulya Himawan, Jawa Timur: Abdus Syukur (Pasuruan), Bagus Suryo Nugroho (Malang), Edy Saputra (Blitar), Heri Susetyo (Sidoarjo), Khoirul Hamdani (Banyuwangi), Muhammad Ahmad Yakub (Bojonegoro), Muhammad Ghozi (Madura), Sunarwoto (Madiun) Aceh: Amiruddin Abdullah (Pidie), Hendra Saputra (Banda Aceh), Sumatra Utara: Januari Hutabarat (Taput), Puji Santoso, Yennizar (Medan), Sumatra Barat: Hendra Makmur, Yose Hendra (Padang), Riau: Bagus Himawan, Rudi Kurniawansyah (Pekanbaru), Kepri: Hendry Kremer (Batam), Bangka Belitung: Rendy Ferdiansyah (Pangkalpinang), Bengkulu: Marliansyah, Jambi: Solmi, Lampung: Ahmad Novriwan (Bandarlampung), Kalimantan Barat: ArisMunandar (Sungai Raya), Kalimantan Tengah: Surya Suryanti (Palangkaraya), Kalimantan Selatan: Denny Susanto (Banjarmasin), Kalimantan Timur: Syahrul Karim (Balikpapan), Sulawesi Utara: Voucke Lontaan (Manado), Sulawesi Tengah: M Taufan SP Bustan (Palu), Subandi Arya (Poso), Sulawesi Barat: Farhanuddin (Mejene), Sulawesi Tenggara: Abdul Halim Ahmad (Kendari), Sulawesi Selatan: Lina Herlina (Makassar), Bali: Arnoldus Dhae (Denpasar), Gede Ruta Suryana (Kuta), NTT: Alexander Paulus Taum (Lembata), Palce Amalo (Kupang), Maluku Utara: Burhanuddin Arsyad (Ternate), Maluku: Hamdi Jempot (Ambon),

imajinasi teater. Bagi Harris, teater bukan hanya sekedar artistik, estetik. Bukan pula semakin aneh, semakin tidak bisa dimengerti, semakin hebat teater. Lebih dari itu, baginya teater harus bisa dinikmati tanpa berkerut kening. “Teater harus bisa dinikmati,” pungkasnya. (Abdillah M Marzuqi/M-2)

Papua: Marcelinus Kelen (Jayapura) Telepon Layanan Pembaca: (021) 5821303 Telepon Iklan: (021) 5812113, 5801480 Fax Iklan: (021) 5812107, 5812110 Fax Customer Service: (021) 5820476, Telepon Sirkulasi: (021) 5812095, Telepon Distribusi: (021) 5812077, Telepon Percetakan: (021) 5812086, Harga Langganan: Rp89.000 per bulan (Jabodetabek), di luar P. Jawa + ongkos kirim, No. Rekening Bank: a.n. PT Citra Media Nusa Purnama Bank Mandiri - Cab. Taman Kebon Jeruk: 117-009-500-9098; BCA - Cab. Sudirman: 035-3065014, Diterbitkan oleh: PT Citra Media Nusa Purnama, Jakarta, Alamat Redaksi/Tata Usaha/Iklan/Sirkulasi: Kompleks Delta Kedoya, Jl. Pilar Raya Kav. A-D, Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat - 11520, Telepon: (021) 5812088 (Hunting), Fax: (021) 5812105 (Redaksi) e-mail: redaksi@mediaindonesia.com, Percetakan: Media Indonesia, Jakarta, ISSN: 0215-4935, Website: www.mediaindonesia. com, DALAM MELAKSANAKAN TUGAS JURNALISTIK, WARTAWAN MEDIA INDONESIA DILENGKAPI KARTU PERS DAN TIDAK DIPERKENANKAN MENERIMA ATAU MEMINTA IMBALAN DENGAN ALASAN APA PUN


16

MUDA

MINGGU, 23 JULI 2017

Toleransi di Dusun Tepi Hutan Pinus Hanya empat hari tinggal di dusun ini, tetapi pembelajaran tentang kerja keras, gotong royong, dan toleransi yang bukan sekadar kata, kami serap penuh.

GILANG PAMUNGKAS SMA Pangudi Luhur I

muda@mediaindonesia.com

S

UASANA sejuk, bebas polusi, dan segar langsung dirasakan ketika menginjakkan kaki di Salatiga, Jawa Tengah. Hawa dingin begitu terasa hingga membuat sebagian rombongan kami kedinginan. Kami, siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur, Jakarta, berkesempatan mengikuti kegiatan live in di Salatiga. Kegiatan wajib yang menjadi syarat kenaikan kelas ini dimulai pada 25-28 April 2017. Kegiatan ini bertujuan agar setiap siswa memperluas wawasan mengenai masyarakat perdesaan serta berkontribusi pada masyarakat, dalam kegiatan seharihari, selama 4 hari 3 malam. Kini, 12 jam kami lalui, melewati perjalanan. Tempat pertama yang kami injak setelah turun dari bus adalah Hutan Kota Salatiga. Tempat ini luas, asri, dan sejuk. Di dalam hutan kota ini terdapat taman lintasan sepeda yang sekaligus mengajarkan pada pengunjung tentang rambu-rambu lalu lintas. Ada pula beberapa kandang unggas. Setelah kami mengitari hutan kota dan beristirahat, akhirnya pada pukul 07.00, beberapa kendaraan pikap datang menjemput mengantarkan kami ke beberapa dusun. Sebelumnya dari satu angkatan kelas XI ini dibagi ke empat dusun. Jika diurutkan dari yang paling jauh adalah Pulihan, Puyang, Kaliajeng, dan Banaran.

Dusun Pulihan Setelah dibagi 25 orang per dusun, ternyata saya mendapat Dusun pertama yakni Dusun Pulihan. Sepanjang perjalanan dari hutan kota hingga Dusun Pulihan jalannya cukup banyak melewati turunan, tanjakan, hingga jalan berliku. Sesampai di dusun Pulihan kami pun disebar ke berbagai rumah warga, yang ditempati masing-masing dua siswa. Saya tiba di rumah orang tua angkat saya, yang saya sapa Pak Gio dan Bu Sutini. Sesampai di rumah saya cukup terpukau dengan rumahnya karena rumahnya tidak menggambarkan seperti petani pada umumnya. Ketika kami masuk ke ru-

DUTA

ang tamu, saya dan teman sekamar saya, Rainer, langsung disuguhi makanan dan minuman. Bahkan, Bu Sutini langsung menyuruh kami untuk makan minum serta istirahat pada hari ini karena baru sampai dan lelah sepanjang perjalanan. Setelah menaruh tas di kamar, Bu Sutini mengajak kami untuk mengunjungi spot fotografi yang bagus di dusun ini, yakni hutan pinus, sembari ia pergi ke ladang. Hutan pinus di sini berbeda dengan Puncak atau di Jawa Barat lainnya.

Hutan pinus yang orisinal Hutan pinus ini masih asri dan belum terlalu banyak sentuhan tangan manusia, jadi masih sangat alami. Jalan yang ada disini masih setapak. Di malam harinya, Bu Sutini mengajak saya dan Rainer mengikuti ibadah pendalaman Alkitab di rumah seorang warga. Ternyata ibadah ini merupakan ibadah rutin setiap Selasa. Ibadah tersebut berjalan begitu damai walaupun mayoritas agama di dusun ini adalah muslim. Patut dicontoh karena muslim dan nasrani begitu saling peduli satu sama yang lain tanpa memandang agama, suku, dan ras.

Bersiasat dengan musim Di hari kedua saya dan Rainer di sana, kami membantu Bu Sutini dan Pak Gio bertani. Mereka menanam tomat, cabai merah, cabai rawit, hingga kol. Ketika saya mencabut tomat, Bu Sutini bercerita sekarang ini tomat sedang tidak bagus karena terlalu banyak hujan sehingga banyak tanaman dan sayuran yang busuk. Jika biasanya bisa mendapat hampir 5 keranjang yang berdiameter 1 meter, sekarang ini hanya mendapatkan 2-3 keranjang, otomatis pendapatan mereka menurun dua bulan terakhir ini. Tak hanya itu, kualitas cabai juga senasib dengan tomat. Walaupun cabai merah tetap menghasilkan 2-3 karung, isinya lebih mendominasi cabai hijau yang berarti cabai merah yang belum matang. Namun, cabai harus dipetik segera karena jika menunggu hingga merah, tentu akan busuk karena sering terkena hujan. Begitu pula kol, juga memiliki nasib sama bahkan lebih menurun drastis, hingga membuat Bu Sutini dan Pak Gio memutuskan tidak menanam kol untuk beberapa bulan ke depan. Mereka mengatakan memang sedang sulit menanam cabai dan sayur-sayuran karena musim yang tidak dapat diprediksi. Tak lama setelah kami membantu Bu Sutini dan Pak Gio, kabut dan hujan turun. Berbeda dengan di Ibu Kota, hujan di sini terasa begitu alami dan menyehatkan pikiran. Setiap tetesan air yang jatuh ke tanah dan atap rumah seperti menghasilkan melodi yang membuat pikiran jauh dari stres. Hal inilah yang membuat kami tak ingin cepat beranjak dari desa ini. Di hari ketiga saya dan Rainer membantu Bu Sutini untuk memetik cabai di kebun. Warga di sini ternyata saling membantu saat panen raya, membuat dusun ini semakin sejahtera. Sepulang dari ladang cabai, tubuh lelah pun terasa, karena panen ternyata tidak segampang yang saya pikirkan. Ketika saya melihat jam, ternyata masih pukul 10.30. Saya pun memutuskan izin kepada Bu Sutini untuk berjalan-jalan ke dusun lainnya. Berjalan cukup jauh, akhirnya saya tiba di Dusun paling dekat, Puyang. Setiap saya bersinggah ke tempat orang, saya langsung diberi makan, baik itu nasi ataupun makanan ringan. Bahkan, ada yang memberikan saya susu. Total tempat yang saya singgahi, enam rumah dan di sana, saya mau tak mau harus menyantap makanan yang mereka buatkan. Ada yang menarik dari semua dusun di sini, cita rasa makanan yang rasanya jauh berbeda, mulai nasi, sayur, ikan, daging terasa lebih sedap. Setiap makanan yang disuguhkan segar dan menyehatkan karena tanpa bahan pengawet. Di sini saya juga sempat menyantap makanan yang jarang saya dapatkan di Ibu Kota, nasi jagung berlauk lele bakar dengan sambal hijau. Kunci kelezatan lainnya, alat masaknya yang rata-rata masih menggunakan kayu bakar.

FOTO-FOTO: DOK GILANG PAMUNGKAS

Di sini, kami belajar, dari masyarakat yang bersahaja, pelajaran tentang kedamaian itu bukan cuma dari perbincangan, melainkan juga perbuatan.

BEKERJA: Panorama dan kegiatan warga di Pulihan, Salatiga, Jawa Tengah. Di dusun ini, siswa Pangudi Luhur berinteraksi langsung dengan warga selama empat hari, dengan menginap hingga bekerja di ladang dan kadang kambing.

Toleransi tanpa banyak kata Di hari ketiga, yang merupakan malam terakhir, saya ingin lebih banyak membantu dan tinggal di rumah. Di pagi hari, saya dan Rainer membantu Bu Sutini mengambil rumput untuk kambing miliknya. Ketika itu banyak petani yang mengangkut rumput di kepalanya, panjangnya dari punggung hingga kaki. Karena kelihatannya ringan, saya pun ingin mencoba mengangkatnya, tetapi ternyata sangat berat. Setelah saya tanyakan, beratnya kira-kira 25 kg. Saya pun heran karena Bu Sutini dapat mengangkatnya dengan enteng. Sore harinya, kami mengobrol dengan Bu Sutini, Pak Gio, serta satu tetangga. Pak Gio ternyata merupakan mandor bangunan, ini menjelaskan mengapa rumahnya bisa bagus. Istimewanya, warga di sini menolak membicarakan isu pilkada DKI Jakarta yang kerap menjadi perbincangan hangat hingga ke daerah-daerah. Alasannya, takut ada perbedaan pendapat yang berujung konflik. Fakta menarik lainnya, Pak Gio dan istrinya, Bu Sutini, merupakan pasangan berbeda kepercayaan. Sang suami muslim dan istrinya nasrani. Mereka berkisah banyak pasangan serupa di desa ini. Sikap toleransi di dusun ini memang telah menjadi bagian dari keseharian warga. Panen raya, kegiatan istimewa warga, menjadi perayaan istimewa karena melibatkan masyarakat yang bergotong royong, saling membantu, saling mengenal, tanpa terbatas sekat perbedaan. Warga desa ini mengajarkan tak perlu pendidikan tinggi untuk paham dan mengimplementasikan toleransi. Di sini, kami belajar, dari masyarakat yang bersahaja, pelajaran tentang kedamaian itu bukan cuma dari perbincangan, melainkan juga perbuatan. (M-1)


MUDA

MINGGU, 23 JULI 2017

17

Eksis di Komunitas hingga Kompetisi Global Kuliah, berkomunitas, dan berkompetisi sama pentingnya bagi Imamatul Khair. HILDA JULAIKA

Jurusan Jurnalistik Universitas Padjadjaran muda@mediaindonesia.com

M

ENGINISIASI dan menghidupkan komunitas juga menjajal aneka kompetisi tingkat kampus hingga internasional menjadi bagian keseharian Imamatul Khair. Pencapaian-pencapaian itu ia bagi di berbagai forum dan kegiatan. FOTO-FOTO: DOK PRIBADI

Ceritakan dong tentang komunitas Saghara Elmo? Saghara Elmo ialah komunitas pendidikan yang bergerak dalam akses dan kualitas pendidikan di Pamekasan, Madura, Jawa Timur. Aku mendirikan komunitas ini karena berdasarkan pengalamanku sebagai orang Madura, akses terhadap pendidikan dan informasi di sana sangat rendah, terutama di desa terpencil. Aku dan teman-teman mengusung kegiatan simulated learning, jadi anak-anak Pamekasan tidak hanya belajar teori, tetapi dari kehidupan sehari-hari. Selain itu, ada pula kegiatan literasi seperti bagaimana mengelola perpustakaan. Ada juga pameran cita-cita untuk menambah pengetahuan seputar keprofesian. Gosipnya nih, banyak komunitas dibuat anak-anak muda hanya untuk diikutkan kompetisi atau memperbagus CV, bagaimana tanggapanmu? Kalau kami, semata-mata memang benarbenar berbagi kepada orang lain yang selama ini aku rasakan, kebahagiaan, proses pendidikan agar anak-anak itu bisa termotivasi. Menurutku, kalau kita melakukan kegiatan volunteerism, harus benar-benar ikhlas! Bagaimana cara memastikan komunitas kamu tak hanya bagus di atas kertas, tapi juga benar-benar jalan di lapangan? Sebelum kita terjun ke lapangan, harus ada hearing antara tugas yang satu dengan tugas lain. Terdapat penanggung jawab yang menangani setiap tugas sehingga sistem kontrol, lebih terarah. Cara kita memastikan di lapangan itu sebenarnya sudah terlihat dari konsep. Menurutku konsep yang jelas akan menjamin 70% akan berjalan baik di lapangan. Kedua, kami memberikan pembekalan agar persepsi tiap anggota sama, terkait dengan kebutuhan anak yang sesuai dengan metode pembelajaran. Selain itu, kita perlu menekankan unsur kekeluargaan dalam komunitas, jadi perlu dibangun rasa kekeluargaan, tidak hanya melulu soal kegiatan di komunitas. Lalu, soal gelar Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) Universitas Airlanggga yang kamu emban, apa fungsi dan tugas yang diemban? Pertama, kita harus bisa memotivasi orang lain karena yang terpenting berani mencoba dan memperbaiki kualitas diri. Menjadi Mawapres ini juga membawa nama baik universitas serta daerah asalku. Bagaimana kiat kamu agar Mawapres ini tak hanya jadi gelar di atas kertas? Lebih ke arah kehadiran di seminar, diskusi mahasiswa, atau adik-adik yang ada di Surabaya atau Madura. Aku bisa menjadi pembicara di suatu forum secara free, itu untuk secara kepuasan hati untuk membagikan inspirasi.

Delegasi Indonesia di YSEALI Gen Edu

Syarat menjadi Mawapres? Ada tiga, karya tulis, prestasi yang diunggulkan dan kemampuan berbahasa Inggris. Akan lebih baik jika kamu bikin karya tulis yang berkaitan dengan jurusanmu sekarang, poinnya akan lebih banyak. Manfaat yang kamu peroleh dari berbagai kegiatan ini? Bikin kita termotivasi lagi, terutama untuk diri kita sendiri, maksudnya jadi enggak berhenti belajar dan tetap mencari kesempatan. Lalu, bagaimana dengan perjalanan kamu ikut berbagai kompetisi di luar negeri? Aku mengikuti kompetisi 9th Conference of Indonesian Student Association di Korea 2016 dengan paper Versatile Women as a Representation of Gender Role of Women in ‘Sosok’ Rubric, Sekar Magazine JanuaryNovember 2013 Editions. Aku juga ikut Asian Undergraduate Summit di Singapura, saat itu para delegasi tidak hanya mempersiapkan pengetahuan tentang tema, tapi juga hal-hal yang sifatnya administratif, misalnya, mengurus proposal ke fakultas agar didukung dalam hal dana. Selain itu, kan harus menampilkan suatu penampilan seni. Jadi, aku dan delegasi Indonesia lainnya, harus benar-benar berlatih. Kami mendapatkan penghargaan Best Cultural Performance dengan penampilan tari Saman, Cublak-Cublak Suweng, Kecak serta Yamko Rambe Yamko. Seleksi untuk kegiatan ini bersifat individu, jadi kita dikasih tema, lalu mengirimkan esai sesuai tema. Setelah itu, jika kita lolos, seleksi esainya masuk ke tahap wawancara. Pembelajaran yang kamu dapat dari berbagai kompetisi itu? Di Singapura, ada diskusi panel yang paling intens, soal design thinking. Metode ini mem-breakdown ide-ide, mulai tahap awal, organizing, mengembangkan ide menjadi beberapa kemungkinan-kemungkinan hingga tercipta ide atau inovasi yang berhubungan dengan tema. Dari pengalamanku ikut kegiatan internasional, aku bisa mendapatkan jejaring dan relasi di banyak negara. Buat aku, anak muda harus punya paspor, agar kamu tergerak. Sayang dong, kalau memiliki paspor, tapi tidak digunakan. Berawal dari paspor, lalu kembangkan ketertarikan kamu ke cita-cita yang lebih besar. Kedua, jangan takut untuk mengikuti program-program, karena takut tidak lolos, karena kemungkinan itu memang lebih banyak. Kita bersaing dengan orang-orang hebat juga di luar sana, jadi jangan takut mencoba karena ini bisa dijadikan ajang mengukur kemampuan diri. (M-1)

IMAMATUL KHAIR Tempat, tanggal lahir: Sumenep, 11 Juli 1995 Pendidikan: Mahasiswa S-1 Departemen Bahasa Inggris Universitas Airlangga

Delegasi The 3rd Asian Undergraduate Summit


18

MINGGU, 23 JULI 2017

MEDIA ANAK

FOTO-FOTO: DOK PRIBADI

Hadiah untuk para pemenang lomba.

Bernyanyi sambil bermian aneka gim.

Senangnya menyanyikan langsung aneka lagu anak-anak Indonesia.

Yuk Nyanyikan lagi Lagu Anak! SURYANI WANDARI

mediaanak@mediaindonesia.com

“Katakan padaku hei tukang kayu bagaimana caranya menebang kayu Lihat, lihat anakku beginilah caranya menebang kayu.”

A

SUARA ANAK

YO siapa yang kenal lagu ini? Dua bait lirik itu memang merupakan penggalan lagu Tukang Kayu, lagu anakanak yang populer pada 90-an, lo, Sobat. Mungkin beberapa dari kalian pernah mendengarnya, entah itu dari orangtua kalian atau dari teman-teman lainnya. Akan tetapi, sobat, lagu anak semacam itu memang sudah jarang kita dengar sekarang ini, ya! Selain sarana lagu anak terbatas, ya, karena pencipta penyanyi lagu anak juga tak banyak. Kabar gembiranya, pada Sabtu (15/7), ternyata ada kegiatan yang diikuti lebih dari 50 Sobat Medi yang menyanyikan lagu anak-anak dengan beragam gim seru di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Melati Duri Pulo, Jakarta Pusat.

Cindy

kegiatan ini berawal dari keprihatinan musnahnya lagu anak-anak yang dirasakan mahasiswa The London School of Public Relations, yang kini membentuk komunitas Lalala, kependekkan dari Lantunan LaguLagu Anak Indonesia. Komunitas ini menjalankan kampanye untuk menyadarkan kembali anak-anak Indonesia pada lagu-lagu yang sesuai dengan usia mereka. Ya, karena saat ini sudah banyak anak yang sudah mulai terpengaruh oleh arus globalisasi sehingga anak lebih cenderung mendengarkan lagu-lagu dewasa yang tidak pantas didengar. “Kegiatan g ini hanya segelintir usaha kecil ya ang bisa kami lakukan untu uk anak Indonesia. Kami ing gin meningkatkan kreattivitas anak dalam berekspresi lewat musik, menghargai karya pencipta lagu anak-anak,” kata Kak Muhammad Nabil Octora, ketua pelaksana kampanye Lalala k In ndonesia. Kak Nabil menK jelaska an kegiatan ini sebagai p perayaan Hari Anak Nasional yang diperingati setiap 23 Juli. Ia dan tim Lalala berharap mengembalikan kebiasaan mendengarkan lagu anak-anak.

Kelas 5, SDN Duri Pulo 04 Aku senang banget ada acara seperti ini, jadi mengenal lagulagu anak Indonesia yang lainnya. Aku pasti akan bernyanyi lagi di rumah karena lagu anak memang enak didengar.

Kami ingin meningkatkan kreativitas anak dalam berekspresi lewat musik, menghargai karya pencipta lagu anak-anak.

Sifa

Kelas 4, SDN Duri Pulo 10 Aku sering sih nyanyi lagu anak di rumah, biasanya bareng mama. Tapi ya hanya beberapa lagu karena jarang dengar lagi lagu anak.

Permainan seru Sobat, tahukah kamu jika lagu pun bisa berpengaruh pada kecerdasan seseorang. Dengan bernyanyi, mereka mengahafal lirik, memahami serta berimajinasi. Banyak sekali lagu anak Indonesia yang berkembang pada 1990-an lo, tetapi hanya beberapa orang yang mungkin bisa menyanyikan semuanya. Nah di sini, anak-anak dikenalkan kembali melalui beragam permainan seru. Anak-anak ini dibagi dalam lima kelompok dan bermain bergiliran ke setiap pos. Setiap posnya ada permainan unik yang tentunya harus pula bernyanyi. Pos 1 Berpacu dengan Melodi, misalnya. Di sini akan diberikan tantangan menebak judul lagu. “Untuk memenangi tantangan ini, harus cepat-cepatan menebak, ya,” kata Kak Alfi, anggota Lalala Indonesia. Beda pos, berbeda pula cara bermainnya. Ada pos yang menyanyikan lagu bersama timnya, tetapi harus memegang bola. Bola itu dikelilingkan lewat para pemain tapi jika musik berhenti, pemain yang memegang bolalah yang kalah. “Ini seru, deg-degan mainnya,” kata Puput, kelas 5, SDN Duri Pulo 03. Selain itu, ada pula permainan memperebutkan kursi, mirip bermain dengan bola tadi. Namun, saat musik berhenti mereka harus duduk di kursi. Ada pula pos mencari lirik yang hilang. Di sini lirik lagu yang sudah dituliskan pada kertas disimpan berserakan di lantai. Mereka harus mencari lirik yang benar sesuai dengan judul lagu yang diberikan pengarahnya. Lirik-lirik yang disembunyikan lalu disambungkan untuk menjadi lantunan lagu. Terakhir, ada pula pos yang mencari minat anak nih. Mereka harus menampilkan yang bagus, misalnya bernyanyi atau joget. Dari 10 peserta,

Puput

Kelas 5, SDN Duri Pulo 03

akan diambil 3 yang bagus, lalu diadu lagi hingga mendapatkan satu pemenang. Oh ya sobat, pemenang setiap pos akan diberi bendera tanda menang yang bisa ditukarkan dengan hadiah, lo. Wah seru, ya! Di akhir acara, mereka pun bersukaria, lo. Mereka bersama-sama menyanyikan lagu anak, tak mengherankan mereka juga ikut menari. Sobat Medi, seru kan kegiatannya? Kampanye ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran musisi agar anak-anak Indonesia tak lagi kesulitan mendengarkan musik yang pantas didengarnya. Masih mau kan nyanyi lagu anak lagi? Ayo bernyanyi! (Suryani Wandari/M-1)

Semua permainan di setiap posnya seru, tapi aku paling senang yang permainan menyanyi tapi menggunakan bola untuk cari yang kalah. Deg-degan tapi seru.


MEDIA ANAK

MINGGU, 23 JULI 2017

CERPEN

19

INFO

Suara dari Dapur

DOK PERMATA BANK

Merayakan Hari Anak dengan Berbagi

D DUTA

ABINAYA GHINA JAMELA

mediaanak@mediaindonesia.com

I

BU dirundung ketakutan karena sering mendengar suara-suara aneh dari dapur. Setiap menuangkan rebusan air ke teko atau ketika mengaduk adonan kue, dia selalu mendengar bunyi seperti anak-anak yang menangis kesakitan. Pada mulanya sang ibu sangat ketakutan hingga enggan menjejakkan kaki ke dapur lagi. Namun, jika ia tidak memasak air atau membuat kue, ia akan kehausan dan kelaparan. Akhirnya si ibu memberanikan diri mencari tahu asal suara tersebut. Suatu hari, ketika si ibu menuang air yang telah mendidih ke teko keramik miliknya, Ia kembali mendengar suara, ‘Hu...huuuuu...huuuu’. “Siapa itu? Tunjukkan wajahmu, aku tidak takut!” teriak si ibu sambil mengambil sendok nasi di meja untuk dijadikan senjata. “Ibu, ini aku…, Teki, Bu!” Si ibu kaget dan mencari asal suara. “Aku di sini, Bu. Aku kepanasan!” ucap suara itu. Si ibu semakin kaget ketika mengetahui bahwa suara tersebut berasal dari teko keramik miliknya yang biasa ia gunakan menyimpan teh panas kesukaannya. “Ibu, ini aku, Ringa,” tiba-tiba ibu mendengar suara yang lain dari lemari penyimpan piring. Si ibu bergegas mengambil teko dan piring yang bisa bersuara tersebut. Ia bahagia karena akhirnya dua anaknya: Teki dan Ringa yang dikutuk penyihir jahat kembali lagi ke rumah, tapi ia juga sedih karena anaknya Teki menjadi teko teh yang tiap hari diisi air panas dan Ringa, sebuah piring porselen tempat ia biasa menyusun banyak kue bagi para tamu. “Kami kesakitan, bu, karena setiap hari selalu diisi air panas dan dipenuhi kue-kue yang enak itu,” ucap mereka bersamaan. “Baiklah, mulai sekarang aku tidak akan lagi mengisimu, Teki, dengan air panas dan tidak lagi menyusun banyak kue di tubuhmu, Ringa,” jawab si ibu. “Tapi kalian harus berjanji, kalian tidak boleh bersuara ketika ada tamu. Nanti mereka semua lari ketakutan.” “Baik, bu,” jawab Teki dan Ringa. Mulai hari itu, Teki dan Ringa dipindahkan si ibu ke ruang tengah. Dan ibu tidak lagi mendengar suara-suara dari dapur. Pagi itu, si ibu sangat gelisah. Ia mondar-mandir di ruang tengah tempat Teki dan Ringa disimpan. Sudah dua hari Teki dan Ringa tidak bersuara, tidak seperti biasanya. Ibu berpikir barangkali mereka hanya bercanda, tapi pagi ini si Ibu sangat cemas. Ia mencuci piring dan teko tersebut,

mengelap, hingga mengajaknya bicara berkali-kali. Namun, Teki dan Ringa tetap bungkam. Si ibu juga mengisi teko dengan air mendidih atau menumpuk banyak kue di piring agar mereka berteriak seperti biasa, tetapi tidak terdengar sedikit pun suara. Tiba-tiba si ibu mendengar bisikan di telinganya. “Ibu, undanglah teman-teman Ibu ke rumah. Ceritakan pada mereka mengenai kami yang telah disihir menjadi piring dan teko. Jika tamu Ibu percaya, kutukan kami akan hilang.” Siang itu, ibu memasak banyak makanan. Ia mengundang banyak tamu untuk minum teh dan makan kue buatannya yang terkenal sangat lezat. Namun, si ibu khawatir sebab jika tidak ada yang memercayai ucapannya, kedua anaknya akan menjadi piring dan teko selamanya. Tamu sudah berdatangan. Mereka memakan dan memuji kue buatan ibu. Ibu berdiri, lalu bicara sambil memegang Teki dan Ringa di tangannya. Ibu mulai bercerita mengenai penyihir yang mengubah Teki dan Ringa yang sekarang sedang dipegang si ibu. Semua tamu kaget. Mereka saling berbisik. Beberapa orang meninggalkan rumah si ibu dan mengatakan bahwa si ibu sudah gila karena kewalahan menghadapi anak-anaknya. Si ibu sangat kecewa. Ibu cemas anaknya tidak akan pernah berubah menjadi manusia lagi. Tiba-tiba empat tamu menghampiri si ibu. “Kasihan sekali, semoga Teki dan Ringa bisa cepat terlepas dari sihir. Apa yang bisa kami lakukan untuk membantumu?” Si ibu menggeleng. Ia menangis sedih membayangkan anak-anaknya yang tidak akan pernah berubah menjadi manusia lagi. Tiba terdengar suara. Blooop, bloooop, bloooooop. Muncul sepasang tangan di teko yang dipegang Ibu, juga pada piring porselen. Lalu muncul sepasang mata, hidung, mulut. Ibu dan empat tamu menanti dengan cemas. Teki dan Ringa akhirnya kembali menjadi manusia berkat bantuan empat tamu, teman ibu, yang memercayai cerita ibu. (M-1)

BIODATA PENULIS: Nama: Abinaya Ghina Jamela Alamat: RT01/02 No 2 Pasar Laban Bungus Teluk Kabung Padang Sumatra Barat Sekolah: home schooling Hobi: Membaca, menulis, melukis, bersepeda, dan mendengarkan musik.

TEPAT hari ini, 23 Juli, kita sama-sama merayakan Hari Anak Nasional. Peringatan dilakukan sejak 1984 dengan berdasar pada Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1984 tentang Hari Anak Nasional. Perayaan ini bertujuan agar Sobat Medi semua mendapatkan hak-hak anak. Menurut Komnas Perlindungan Anak Indonesia, hak anak terdiri atas hak hidup lebih layak, hak tumbuh dan berkembang, hak perlindungan, serta hak partisipasi. Di dalamnya, tentu ada hak untuk mendapatkan pendidikan juga sobat. Namun, bagaimanakah kondisi pendidikan anak di Indonesia? Rupanya 73% anak Indonesia masih putus sekolah karena beberapa faktor, termasuk kurangnya biaya, sobat. Nah, Permata Bank, salah satu bank swasta Indonesia melakukan program United For Education (UFE), gerakan yang mengajak segenap pihak peduli pada peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Ada acara penggalangan donasi di Bintaro Jaya Exchange pada 29 Juli mendatang hingga berbagai kelas keterampilan dan kesenian, mulai membatik, membuat boneka, yoga, menari dan menyanyi, memasak hingga permainan tradisional! Yuk ikut, selain bersenangsenang dengan keluarga, tiket yang dibeli pun bisa menjadi sumbangsih besar bagi anak-anak yang putus sekolah kan? (Suryani Wandari/M-1)


20

HIBURAN

MINGGU, 23 JULI 2017

Ketika Gru Bertemu Kembarannya

FOTO-FOTO: DOK. TWENTIETH CENTURY FOX

Bertahan

di Kompas Moralitas Para kera ini mampu menunjukkan moralitas yang tak jauh berbeda dengan sifat dasar manusia. HERA KHAERANI

hera_khaerani@mediaindoensia.com

AUH di dalam hutan, Caesar (Andy Serkis) telah membawa sekawanan kera. Tak ada niat berperang melawan manusia yang merasa keberadaannya terancam semenjak merebaknya virus yang membuat manusia kehilangan kemampuan dasarnya, sementara kera semakin pintar. Caesar dan kelompoknya hanya ingin hidup dengan damai, tanpa perang. Caesar sebelumnya telah membunuh Koba (Toby Kebbell), seekor kera yang ingin membalas dendam pada manusia yang dulu pernah menyiksanya. Namun, konflik antara manusia dan kera kadung memanas dan tidak bisa dipadamkan. Bahkan di dalam hutan yang demikian tersembunyi, Caesar dan kelompoknya terus diburu pasukan yang dipimpin seorang kolonel kejam (Woody Harrelson). Di dalam perburuan itu, istri dan anak Caesar tewas mengenaskan. Hanya tersisa anak bungsunya yang masih sangat kecil. Dia pun terbakar oleh dendam. Tanpa disadarinya, Caesar berubah menjadi sosok yang tidak jauh berbeda dari Koba. Dia tidak bisa menanggalkan kemarahannya. Padahal, alasan kenapa dia dipercaya memimpin kawanan kera itu mulanya adalah moralitas yang dijunjungnya. Caesar selalu ingin membuktikan mereka makhluk yang beradab, tak berbeda dengan sifat dasar manusia. Itulah sekelumit kisah yang diangkat dalam film War for the Planet of the Apes yang merupakan bagian ketiga dari franchise blockbuster Planet of the Apes. Jika Anda mengikuti film-film sebelumnya, akan sangat terasa bagaimana latar ruangnya kini menjadi lebih luas. Jika mulanya berawal dari ruangruang penelitian yang sempit, kini penonton diajak memasuki medan

J

Tujuh Permintaan Mematikan

perang yang luas antara kera dan manusia. Mulai hutan yang rimbun, pegunungan bersalju, hingga tempat karantina yang diubah menjadi penjara dan benteng pertahanan. Bahkan Caesar beserta kelompoknya akan menyadari, bukan hanya mereka yang terkena dampak virus yang merebak dan perang yang terjadi. Masih ada kera-kera lain yang tidak mereka tahu sebelumnya.

Menyelami rasa Mengajak penonton turut menyelami perasaan karakter manusia dalam film itu sudah biasa. Namun, bagaimana bila karakternya bukan manusia, melainkan kera? Secara menakjubkan, keunggulan War for the Planet of the Apes ialah kemampuannya menarik penonton untuk turut berempati terhadap para

BERHATI-HATILAH dengan apa yang kau minta! Itulah pelajaran besar yang mestinya disadari Clare Shannon (Joey King) sesegera mungkin. Namun, kebahagiaan yang muncul lantaran hidupnya mulai berjalan sesuai dengan harapan membuat dia sulit menahan diri untuk meminta. Semuanya berawal dari kotak musik misterius yang dihadiahkan ayahnya. Jonathan Shannon (Ryan Phillippe), ayah Clare, mempunyai kebiasaan menimbun barang. Dia pun sehari-hari memulung sampah. Kotak musik itu ditemukannya di tempat sampah tak jauh dari rumahnya. Karena Clare mengambil kelas bahasa Tionghoa, ayahnya merasa kotak yang berhiaskan tulisan Tionghoa itu cocok untuk jadi kado bagi putri semata wayangnya. Namun, lantaran tulisannya dalam aksara kuno Tionghoa, hanya sedikit dari tulisan yang terukir di kotak itu yang

kera yang diperankan aktor-aktor seperti Andy Serkis, Steve Zahn, Karin Konoval, dan Terry Notary. Wujud luar yang berbalut bulu sebagaimana kera tidak menghalangi ekspresi wajah dan gestur yang penuh penghayatan. Sebagaimana Rise and Dawn, War for the Planet of the Apes dibuat dengan menggunakan teknologi performance capture. Teknologi itu memungkinkan untuk merekam gerakan dan emosi sekecil apa pun dari aktor manusia menjadi karakter animasi. “Performance capture tidak ada bedanya dengan akting dengan kostum dan make-up. Aktor bukan mewakili karakter yang diperankan, melainkan menjadi karakter tersebut,� jelas Andy Serkis yang memerankan Caesar.

Berkat teknologi itu, gurat kesedihan dan rasa frustrasi kawanan kera menjadi sangat kuat terasa. Demikian pula dengan amarah dan pergulatan batin lainnya. Ketika Media Indonesia menonton film itu dalam press screening di Jakarta, Rabu (12/7), kelelahan dan rasa lunglai di tubuh Caesar beserta kelompoknya seolah bisa turut saya rasakan. Karena memerankan tokoh berbagai jenis kera, para aktor memang dituntut untuk akting secara fisik. Gerakan mereka mesti menyesuaikan gerakan kera, jadi tubuh pun banyak berbicara. Meski banyak kepedihan yang diangkat dalam film ini, tidak berarti War for the Planet of the Apes bernuansa suram dari awal hingga akhirnya. Hadirnya karakter baru bernama Bad Ape yang diperankan Steve Zahn cukup signifikan mengundang tawa. Bad Ape ialah seekor kera yang agak ceroboh. Dia mendapatkan namanya karena manusia sering menyebut dirinya sebagai ‘bad ape’ alias kera nakal. Menyaksikan banyak hal mengerikan menimpa kaumnya membuat dirinya cenderung penakut. Makanya keikutsertaannya dalam perjuangan Caesar beserta kawan-kawannya bukanlah berdasar insting atau inisiatif. Dialog dan pembawaan Bad Ape menjadi angin segar di tengah konflik yang diangkat dalam filmnya. Meski kera menjadi tokoh utama dalam film yang disutradarai Matt Reeves ini, sejatinya War for the Planet of the Apes justru mengajak kita untuk mengingat kembali nilai-nilai kemanusiaan yang mungkin mengikis dari waktu ke waktu. Moralitas yang menjadi salah satu pembeda utama manusia dengan hewan, memerlukan kompas untuk kembali ke arah yang benar. Film yang baru akan tayang di bioskop Tanah Air mulai 26 Juli 2017 ini layak masuk daftar tontonan pilihan. (M-4)

FOTO-FOTO: DOK.UNIVERSAL PICTURES

KARIER Balthazar Bratt di dunia akting saat masih kecil sangat gemilang. Dia membintangi serial televisi berjudul Evil Bratt. Di serial itu ia berperan sebagai anak-anak yang memiliki otak kriminal. Sayangnya, kesuksesan Bratt berhenti saat memasuki pubertas dan memiliki kumis. Acara televisinya tidak dilanjutkan, popularitasnya pun tenggelam. Diberhentikannya Bratt dari serial itu membuatnya dendam. Ia pun terobsesi menjadi kriminalis sungguhan dengan tujuan utama membalas dendam pada Hollywood dan dunia pertelevisian. Salah satu aksinya ialah berusaha mencuri berlian terbesar di dunia, yang sedang berada di atas kapal laut. Aksinya itu digagalkan Gru dan istrinya, Lucy, yang kini sama-sama bekerja di Anti-Villain League (AVL). Sayangnya, meski berhasil menyelamatkan berlian tersebut dari pencurian, mereka tidak bisa menangkap Bratt. Kegagalan itu dianggap memalukan bagi pimpinan baru AVL, yang berujung pada pemecatan keduanya.

Gembira Ketika Gru dan Lucy sedih akibat dipecat, para Minion justru bergembira. Mereka girang, mengira itu artinya Gru akan kembali menjadi penjahat dan mengajak mereka dalam keseruan berbuat kejahatan. Di tengah kebingungan yang baru kehilangan pekerjaan, Gru didatangi seseorang yang hendak menjemputnya ke Pulau Fredonia. Dia diberi tahu saudara kembarnya mengundang Gru ke sana karena ayah mereka baru saja meninggal. Namun, Gru tidak percaya karena tidak pernah diberi tahu ibunya bahwa ia memiliki

DOK. WISH UPON MOVIE

bisa dipahami Clare, yakni tujuh permintaan. Di sekolah, Clare jauh dari popular. Teman-temannya tahu bahwa ayahnya suka memulung. Rasa minder sering melingkupinya karena ibunya dulu tewas mengenaskan dengan

cara gantung diri. Dia pun kerap menjadi target perundungan siswasiswa yang popular di sekolahnya. Karena dilanda frustrasi akibat perundungan di sekolah, permintaan pertamanya yang diutarakan ke kotak musik Tionghoa itu dilakukan

agar tubuh Darcie (Josephine Langford), gadis cantik kaya raya yang suka menghinanya, membusuk. Tak disangka, permintaannya itu pun terkabul. Jadi, Clare mulai memercayai kemampuan kotak itu dalam mengabulkan doa. Namun, yang tidak diketahui dirinya pada mulanya ialah di aksara kuno kotak tersebut, ada peringatan soal konsekuensi mematikan dari setiap permintaan yang dikabulkan.

kembaran. Terlebih, ayahnya diceritakan sudah meninggal sejak lama. Dru kembaran Gru ternyata seorang pribadi yang periang dan menarik. Namun, dia tidak mampu meneruskan usaha keluarga yang diwariskan ayahnya, yakni sebagai penjahat. Dia meminta Gru bergabung dengannya untuk meneruskan usaha keluarga itu. Meski sudah memasuki serial ketiga, film Despicable Me belum kehilangan keseruannya. Kelucuan Minions dengan berbagai tingkah bahkan bahasa mereka yang tidak selalu bisa dipahami masih mengundang tawa. Apalagi ditambah dengan kehadiran Margo, Edith, dan Agnes, tiga anak yang diadopsi Gru pada edisi sebelumnya. Sifat kanakkanak mereka yang berbeda karakter amat menggemaskan. Bedanya dengan perubahan Gru yang kini memiliki istri, filmnya juga menyisipkan dilematika kehidupan rumah tangga dan pola asuh. Gru jadi makin kebapakan, sedangkan Lucy belajar menjadi ibu. Di sisi lain, Bratt yang menjadi penjahat utama di film kali ini selalu beraksi dengan musik dan tarian, menjadikan filmnya makin seru. Ingin menonton film yang santai dan mengundang tawa? Despicable Me 3 jelas layak jadi pilihan. (Her/M-4)

Setelah tujuh permintaan dikabulkan, ada juga konsekuensi yang mengerikan. Demikian pula apabila kotak itu dibuang. Nyaris tak ada jalan untuk lari dari segala konsekuensinya. Itulah kisah yang diangkat Wish Upon, film horor supernatural Amerika yang disutradarai John R Leonetti. Film yang naskahnya ditulis Barbara Marshall ini tidak seperti kebanyakan film horor yang menawarkan ketegangan konstan di tiap adegannya. Masih ada alur cerita yang bisa dinikmati, juga pergulatan psikologis para tokohnya. Ini bukan tipe film horor yang membuat tegang dan histeris maksimal dari awal sampai akhir, tapi cukup membuat penonton menahan napas di berbagai adegan. Film yang mulai tayang di bioskop Tanah Air mulai pekan depan ini layak dijajal kalau Anda pecinta film horor. (Her/M-4)


KULINER

21

MINGGU, 23 JULI 2017

Es Krim Spider-Man p

Rendah Kalori

Warayaki Salmon Tataki

Kakiage Tempura Soba

Hidangan ala Bar

MI/SUMARYANTO

Tradisional Hokkaido

5 Assorted Sashimi

RIZKY NOOR ALAM

rizkynoor@mediaindonesia.com

P

ULAU Hokkaido merupakan pulau yang terletak di wilayah paling utara Jepang. Salah satu yang membuat Hokkaido terkenal ialah berbagai pilihan makanan asal ‘Negeri Matahari Terbit’ itu yang terkenal lezat. Kini untuk menikmati kelezatan makanan dari Hokkaido tidak perlu terlalu jauh lagi. Cukup datang ke Hokkaido Izakaya di Pavilion Retail Arcade di Jakarta. Hokkaido Izakaya berarti bar tradisional Jepang (izakaya) yang berasal dari Hokkaido. Suasana ataupun menu makanan dan minuman yang disajikan autentik dari negeri aslinya. Tidak tanggung-tanggung, mayoritas bahan baku makanan di restoran itu didatangkan langsung dari Hokkaido. Tepatnya 80% bahan yang digunakan didatangkan dari Jepang. Sisanya 20% berasal dari Indonesia. “Kami juga mengikuti musim yang ada di Jepang. Kami impor seminggu tiga kali. Di musim dingin ada beberapa ikan yang bisa diimpor dari Jepang, untuk sayuran di musim panas,” ujar General Manager Hokkaido Izakaya Agustinus Wijaya. Beragam menu andalan pun disuguhkan bar tradisional ini, mulai beragam jenis soba, sushi, sashimi, robatayaki (makanan yang dipanggang dengan arang), hingga jenis kerang istimewa yang berasal dari daerah Akkeshi yang segar. “Di Hokkaido Izakaya, soba a menjadi salah satu menu favorit konsumen. Adonannya kita buat sendiri dan istimewanya adalah kita menggunakan tepung gandum hitam untuk buckwheatt yang

Kuro Goma Maze Soba

Keauntentikan rasa hidangan khas Hokkaido, Jepang, menjadi keunggulannya. Bar tradisional Jepang ini bahkan mendatangkan 80% bahan bakunya langsung dari Jepang.

Kaisen Barachirashi Don langsung didatangkan dari Kota Horokanai di Hokkaido,” jelas Chef Hokkaido Izakaya, Koizumi Hiroshi, di Jakarta, Sabtu (8/7). Coba cicipi sejumlah sushi yang tersedia. Seperti Aburi Salmon dan Ikura Oyako Roll Sushi yakni sushi gulung yang dilapisi salmon di luarnya dan dibakar sebentar dengan api saat disajikan. Ada juga Hokkaido Special Roll Sushi. Sushi gulung yang berisikan timun dilengkapi dengan udang segar serta potongan tuna dan salmon lalu ditaburi telur ikan. Pilihan lain ialah 5 Assorted Sashimi berupa potongan segar salmon, tuna,

cumi, dan telur ikan. Bila ingin mencoba yang berbeda, ada Kaisen Barachirashi Don. Hidangan itu merupakan semangkuk nasi sushi yang dipadukan dengan salmon segar dan tuna segar serta telur dadar yang dipotong dadu dan ditaburi dengan telur ikan. Cara makannya sendiri diaduk rata terlebih dahulu, baru disantap.

Soba Siang itu, para pengunjung dapat menikmati serangkaian menu soba khas Hokkaido. Ada Kakiage Tempura Soba dan Kuro Goma Maze Soba. Kakiage Tempura Soba ialah mi soba yang dilumuri kaldu bonito yang bercita rasa gurih dan ditambahkan kakiage (semacam bakwan) di atasnya. Sementara itu, Kuro Goma Maze Soba ialah mi soba yang disajikan dingin yang dilengkapi dengan daging rebus dan saus soba pedas. Perlu diingat, soba harus dinikmati dalam waktu yang cepat paling lama 15 menit, karena lebih dari itu mi akan mengembang sehingga teksturnya tidak lagi kenyal sempurna. Coba juga Warayaki Salmon Tatatki. Salmon yang dibakar sebentar dengan menggunakan batang padi kering sehingga mendapatkan aroma yang khas, disajikan dengan potongan kubis ungu dan daun bawang dan disiram dengan shoyu untuk disajikan. Hidangan lainnya yang bisa dinikmati adalah Tori Zangi, Ishiyaki Potato Salad, Akkeshi Oyster, dan lainnya. Anda pun dapat memesan minuman beralkohol khas Jepang, yaitu sake. Harga rata-rata makanan dan minuman di Hokkaido Izakaya berkisar mulai Rp50 ribu hingga Rp500 ribu. Menu-menu yang dijual pun ada yang set menu dan ala carte. (M-4)

ANDA penggemar karakter tokoh Marvel, khususnya Spider-Man? Lengkapi kegembiraan Anda dengan es krim terbaru Campina berbentuk wajah Spider-Man. Diluncurkan bertepatan dengan pemutaran perdana film SpiderMan: Homecoming di Gandaria City, Jakarta, Selasa (4/7), es krim ini berwarna merah dan biru, berpadu dengan putih dari rasa vanila sesuai dengan kostum sang manusia laba-laba. Es krim hasil kerja sama Campina dengan PT Walt Disney Indonesia itu mengombinasikan rasa vanila, stroberi, dan cotton candy. Selain bentuknya yang menyerupai wajah Spider-Man, bungkus es krim yang bergambarkan tokoh pahlawan itu dipastikan menjadi daya tarik tersendiri terutama bagi anak-anak dan remaja. Meski isi es krimnya sama, Campina menyiapkan tiga desain bungkus es krim yang berbeda. Gambarnya adalah Spider-Man dengan pose-pose yang berbeda. Meski aslinya kostum Spider-Man berwarna merah dan biru gelap, jangan khawatir karena Campina tidak memaksakan warna es krimnya sedemikian pekat. Warnanya cenderung pink k dan biru muda. Hal ini sesuai dengan rasanya yang lembut di lidah. Menariknya, produk teranyar dari perusahaan es krim yang berdiri sejak 1972 itu ternyata menjaga ketat kandungan kalo-

rinya. Dalam sebungkus es krim tersebut, terdapat tidak lebih dari 100 kalori saja. Ini disebabkan dalam pengembangan produknya, Marvel memberikan syarat-syarat terkait dengan bentuk, kemasan, serta batasan kalori. Semuanya mengikuti standar baku internasional dari Disney. Alhasil tidak hanya aman bagi anak-anak, mengonsumsi es krim Spider-Man dari Campina tidak akan menimbulkan obesitas asalkan dikonsumsi dengan wajar. Ini menjadikan es krim tersebut sesuai bagi Anda yang sedang diet dan mengurangi asupan kalori harian. Sebagai catatan, rata-rata perempuan memerlukan asupan 2.000 kalori per hari, sedangkan pria ratarata membutuhkan asupan sebanyak 2.500 kalori perhari. Bagi yang sedang menurunkan berat badan, lazimnya direkomendasikan untuk mengurangi 500 kalori setiap hari. Nah meski itu diluncurkan bertepatan dengan pemutaran perdana Spider-Man Homecoming, Nita Astara dari pihak Sony Pictures Indonesia sempat menyatakan harapannya bahwa kerja sama dengan Campina akan berlanjut hingga Spider-Man Homecoming 2 di tahun depan dan seterusnya. Jadi jangan khawatir bakal kehabisan es krim Spider-Man ini. Itu tidak hanya dijual di saat filmnya masih tayang di bioskop, tetapi akan terus ada di pasaran. (Her/M-4)

Perpaduan Wiski dan Rempah Aromatik BAGI Anda penikmat minuman beralkohol, tentunya sudah tidak asing dengan merek The Macallan, merek asal Skotlandia yang memproduksi beragam wiski berkualitas sejak 1824. Kali ini merek tersebut meluncurkan The Macallan Edition No 2 yang memiliki cita rasa yang kaya dengan rempah aromatik. Khusus untuk minuman ini butuh empat master wiski guna meracik rasa yang berkarakter berbeda. Keempat master itu ialah Bob Dalgarno, Joan Roca, Jose Roca, dan Jordi Roca. Ada tiga variasi istimewa di seri ini, yakni The Macallan 12 Years Old Fine Oak, 12 Years Old Double Cask, dan 12 Years Old Sherry Oak. “Penggunaan tujuh jenis kayu oak pilihan dari empat gudang di Spanyol, yaitu Vasyma, Diego Martin, Jose Miguel Martin, dan Tevasa menjadikan The Macallan Edition No 2 sebuah mahakarya yang memiliki karakteristik unik,” jelas Ardi Asmari, Senior Brand Manager Edrington, induk perusahaan The Macallan, dalam acara peluncuran The Macallan Edition No 2 di Jakarta, Jumat (19/5). Warna keemasan dari The Macallan Edition No 2 membalut aroma yang kuat yang terpancar

dari minuman berkadar alkohol 48,2% tersebut. Aroma jahe, toffee apel, buah-buahan dengan lapisan vanili, buah-buahan tropis dengan kayu hijau halus langsung tercium. Cita rasanya sendiri memberikan sensasi hangat dengan kombinasi bumbu seperti lada hitam, cengkih, cokelat, gula merah, kayu oak, dan kacang-kacangan. The Macallan Edition No 2 sendiri cocok dinikmati dengan menu main course seperti Wagyu Steak with Braised Beef. (Riz/M-4)

Chef Hokkaido Izakaya, Koizumi Hiroshi saat membuat Warayaki Salmon Tataki FOTO-FOTOL; MI/ ARYA MANGGALA

FOTO-FOTOL; MI/ RIZKY NOOR ALAM


22

MINGGU, 23 JULI 2017

KARTUN

INTERMESO BIDASAN BAHASA

Hanya Saja MEIRISA ISNAENI

Staf Bahasa Media Indonesia

B

ERBAHASA, baik secara lisan maupun tulisan, seharusnya mengutamakan kehematan agar komunikasi lebih efektif. Bila itu dilakukan, tentu saja tidak ada kata yang sia-sia dan terkesan bertele-tele. Salah satu ciri penggunaan bahasa yang efektif ialah pemakaian kalimat yang hemat, tetapi padat isi. Namun, faktanya tidak demikian. Kita masih dapat melihat banyaknya penggunaan kata yang tidak efektif (boros). Kata-kata boros ini menjadi berlebihan dan mubazir karena jika dihilangkan pun tidak akan mengubah informasi yang ingin disampaikan. Ada banyak jenis pemborosan kata yang dapat ditemukan. Misalnya, Setiap akhir pekan, kakak naik ke atas puncak gunung. Kalimat itu tidak perlu memakai kata ke atas karena sudah ada kata naik k yang berarti ‘bergerak ke atas atau ke tempat yang lebih tinggi’. Selanjutnya, Mobil yang ditumpangi tetanggaku nyaris turun ke bawah jurang. Kalimat itu tidak perlu menggunakan kata ke bawah h setelah kata turun sebab turun sudah berarti ‘bergerak ke arah bawah; bergerak ke tempat yang lebih rendah daripada tempat semula’. Pada judul berita pun banyak ditemui kalimat tidak efektif, contohnya pada kata hanya saja. Misalnya, Diperbarui, Line Today tak hanya Sajikan Berita Saja a (Kompas.com, Jumat [16/6]), Menkominfo: Virus WannaCry hanya Serang RS Dharmais Saja a (Detik.com, Senin [15/5]), Bawaslu Sayangkan jika Pilkada Serentak hanya Bertemu di DKI Saja a (Merdeka.com, Kamis [9/2]), dan Hadi Poernomo hanya Terima Keberatan Pajak BCA Saja a (Antara.com, Senin [21/4/2014]). Pada judul berita tersebut, hanya a dan saja a tidak perlu digunakan secara bersamaan, tetapi cukup satu yang dipakai. Alasannya hanya a dan saja a merupakan

dua kata yang memiliki kesamaan arti atau masih memiliki relasi arti yang sama meski bentuknya berbeda. Dalam KBBI, I hanya a bermakna ‘cuma’, pun dengan saja a yang mempunyai arti ‘melulu (tiada lain hanya; semata-mata)’. Masih banyak ditemui pemborosan kata lain. Contohnya, Sejak dari usia 10 tahun ia telah ditinggalkan ayahnya. Kata sejak dari pada kalimat itu dapat dihemat dengan hanya menulis sejak k atau dari. Contoh selanjutnya, Makan dan tidur harus teratur agar supaya tubuh tetap sehat. Dalam KBBI, I agarr berarti ‘kata penghubung untuk menandai harapan’, begitu pula kata supaya. Karena memiliki fungsi yang sama, seharusnya satu kata saja yang digunakan, yaitu agarr atau supaya. Kasus serupa juga terjadi pada penggunaan adalah dan merupakan yang bersamaan. Misalnya, Hidrosefalus adalah merupakan penumpukan cairan pada rongga otak atau yang disebut dengan ventrikel. Seharusnya salah satu kata itu yang harus dipakai, bukan kedua-duanya. Jadi, pada kalimat tersebut, kata yang digunakan hanya adalah atau merupakan. Contoh lain yang sering muncul ialah stigma negatif seperti pada kalimat Dia mendapat stigma negatif karena sering jarang masuk sekolah. Dalam KBBI, I kata stigma memiliki arti ‘ciri negatif yang menempel pada pribadi seseorang karena pengaruh lingkungannya; tanda’. Dengan demikian, penggunaan kata negatiff setelah kata stigma a merupakan sebuah pemborosan kata karena stigma sudah mengandung arti negatif. Setelah mengetahui adanya penulisan kata atau kelompok kata yang benar, tentunya kita bisa lebih memperhatikan penyusunan kalimat efektif. Pemborosan kata tidak perlu terjadi agar komunikasi benar-benar efektif. Cermatlah dalam menulis agar kita dapat menghemat kata. Ingat, jangan boros dalam berbahasa.

Pemborosan kata tidak perlu terjadi agar komunikasi benar-benar efektif.

SUDOKU

Jawaban Edisi Minggu, 16 Juli 2017

Tanggapan dan komentar: miweekend@mediaindonesia.com SUDOKU atau dikenal juga dengan tebak angka (number place) merupakan teka-teki logika. Aturan mainnya sangat sederhana. Isilah kotak kosong hingga setiap kolom, baris, serta area kotak 3 x 3, terisi angka 1-9 tanpa ada pengulangan. Untuk memainkan Sudoku, Anda tidak harus pintar matematika. Anda hanya memerlukan logika dan penalaran. Selamat menghadapi tantangan!

LENSABISNIS

HUBUNGI KAMI BAGIAN IKLAN: 021 580 1480

Warna-warni Grand Ixora Kuta Resort

Grup Archipelago International Bantu Anak Yatim

Hotel Borobudur Jakarta Gelar Donor Darah

Grand Ixora Kuta Resort mengadakan kegiatan seru seperti mewarnai dan menggambar pada 4 Juni 2017 untuk mengisi waktu liburan anak-anak. Aktivitas yang ditujukan bagi anak tingkat TK dan SD itu mengundang lebih dari 20 anak. Tidak hanya sekolah sekitar, partisipan datang dari tamu hotel. Kegiatan itu terlaksana rutin dengan maksud menyalurkan hobi dan kreativitas anak. Acara berlangsung dari pukul 10.00 WIB, dimulai dengan kegiatan mewarnai untuk kategori umur 4-6 tahun dan 7-10 tahun. Setelah itu, dilanjutkan dengan lomba menggambar untuk anak-anak berumur 10-12 tahun. Acara ditutup dengan penyerahan hadiah dari General Manager Budhiratmanu berupa uang tunai, piala, voucer hotel, serta sertifikat. Acara tersebut diharapkan membuat peserta dan orangtua puas, senang, dan bangga.

Beberapa hotel di bawah naungan grup Archipelago International di Jawa Barat bergabung dalam membantu anak-anak yatim piatu serta pengadaan sajadah di sejumlah rumah ibadah. Sebanyak tujuh hotel, yakni Aston Braga Hotel & Residence, Aston Pasteur, Favehotel Braga, Favehotel Hyper Square, Favehotel Cimanuk Garut, Harper Purwakarta, dan Hotel Neo Dipatiukur, turut berpartisipasi dalam kegiatan corporate social responsibility. Total donasi yang disalurkan sebesar Rp31 juta yang dikumpulkan dari penjualan paket buka puasa serta kamar selama Ramadan tahun ini. Donasi disalurkan pada 13 Juni 2017 melalui beberapa yayasan, yaitu Yayasan Al Kahfi, Yayasan Pemberdayaan Umat, Yayasan Panti Sosial Asuhan Anak Al Hidayah, Panti Asuhan Ikhlasul Awal, dan Panti Asuhan Kurnia Asih.

Hotel Borobudur Jakarta bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia mengadakan kegiatan donor darah pada Selasa (11/7) di Ruang Banda Lantai Lobi, pukul 13.00-15.00. Kegiatan itu rutin diadakan tiap tiga bulan dan bagian dari corporate social responsibilityy hotel. Donor darah itu bukan hanya dilakukan karyawan Hotel Borobudur Jakarta, melainkan juga tamu hotel, pejabat daerah terkait, baik instansi pemerintahan, instansi kepolisian dan militer, maupun perusahaan-perusahaan di bawah naungan Artha Graha. Hal itu dilakukan karena kesadaran untuk membantu sesama merupakan hal mendasar yang harus dilakukan semua orang. Dengan mendonorkan darah, kita tidak hanya menyelamatkan seseorang, tetapi juga membahagiakan keluarga, g sahabat, dan orang g terkasih dari penerima p donor.

Sparks Convention Hotel Lampung Diresmikan

Bukit Indah Plaza Hotel Beri Donasi bagi Pesantren

Produk Terbaru Mirten Lounge Diperkenalkan

HIM Hotels meresmikan pembangunan proyek terbaru di Lampung, yakni Sparks Convention Hotel. Sebelumnya HIM Hotels telah mendirikan hotel di Jakarta (Sparks Jakarta), Sukabumi (Sparks Odeon), Bandung (De Paviljoen), dan Bali (Papillon Garden Villas). Tahap akhir dari pembangunan proyek Sparks Convention Hotel Lampung itu ditandai dengan Topping Off Ceremony pada 8 April 2017. Pembangunan tersebut dilaksanakan sesuai rencana dan diharapkan rampung serta beroperasi pada akhir 2017. Hotel itu akan memiliki 148 kamar tidur ideal. Tak ketinggalan fasilitas hotel seperti ruang pertemuan, restoran, dan kolam renang. HIM Hotels merupakan perusahaan hotel managementt yang dimiliki PT Sparks International yang didirikan sejak Desember 2004.

Selama Ramadan, Kota Bukit Indah Plaza Hotel mengadakan kegiatan amal berbuka puasa bersama anak yatim piatu. Selain itu, Kota Bukit Indah Plaza Hotel memiliki program donasi Rp10 ribu yang disisihkan dari setiap tamu yang mengadakan buka puasa bersama di Kresna Coffee Shop. Program itu telah rutin dilakukan dari tahun ke tahun selama bulan suci. Penyaluran donasi tahun ini diberikan kepada Pondok Pesantren dan Yayasan Panti Sosial Asuhan Anak Yatim Piatu Al-Hikmah yang beralamat di Jalan Rawasari 2 RT 26 RW 07 Kelurahan Munjul Jaya Purwakarta, Jawa Barat, Jumat (7/6). Segenap jajaran manajemen dan perwakilan DKM Kota Bukit Indah Plaza Hotel mengunjungi Yayasan Al-Hikmah dan disambut pemimpin ponpes H Dadan Ahdan SAg dan seluruh santri yang tinggal di sana.

The Papandayan menggelar product launch dan coffee mixology competition dalam memperkenalkan produk terbaru dari Mirten Lounge yang bekerja sama dengan Siki Coffee. Acara diselenggarakan pada Selasa (11/7) bertempat di Mirten Lounge, The Papandayan, Jalan Gatot Subroto nomor 83 Bandung. Dalam acara itu diadakan coffee clinic c pada pukul 09.00 meliputi coffee tasting, cupping, dan manual brew method d yang terbuka untuk umum. Rangkaian kegiatan coffee clinic c itu bertujuan memperkenalkan produk terbaru dari Mirten Lounge dan Siki Coffee. Itu pun memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang kopi Jawa Barat dari teknik pengolahan hingga memperkenalkan cita rasa dan aroma kopi. Selain product launch, The Papandayan bersama Siki Coffee menggelar coffee mixology competition.


METRO TV

MINGGU, 23 JULI 2017

23


MINGGU, 23 JULI 2017

FOTO

HALAMAN 24

Deretan rumah terapung.

Pulau Papan yang Mendunia FOTO DAN TEKS: MI/M TAUFAN SP BUSTAN

Parabola di salah satu rumah terapung.

Perempuan Suku Bajo.

Anak-anak bermain bersama.

Para ibu-ibu pergi melaut.

Mengambil air bersih.

Kunjungan turis di Pulau Papan.

D

ARI Pulau Malenge, Kecamatan Talatako, Sulawesi Tengah, jembatan papan kayu itu terbentang sepanjang 1 kilometer di atas laut. Di ujung jembatan itu ada sebuah desa dengan rumah-rumah yang seolah mengambang damai di atas air. Sama seperti jembatan, rumah-rumah itu juga terbuat dari papan kayu. Warna usang kayunya tidak ubahnya dengan bukit-bukit karang yang menyembul di balik atap rumah hingga membuat mereka jadi tampak seperti kumpulan karang besar. Itulah Desa Pulau Papan yang didiami suku Bajo. Meski hingga sekarang nama besar suku ini masih identik dengan budaya sebagai penjelajah lautan, kini sebenarnya banyak pula anggota suku Bajo yang lebih memilih tinggal menetap. Bagaimanapun, laut tetap menjadi bagian kuat dalam kehidupan mereka. Hingga tampaklah seperti yang ada di Pulau Papan. Di tiap rumah, perahu yang terparkir ialah pemandangan yang tidak terpisahkan. Perahu bukan sekadar alat transportasi, melainkan juga menceritakan kehidupan yang bersumber dari laut bagi 200 kepala keluarga yang hidup di pulau ini. Keunikan hidup suku Bajo pun menjadi daya tarik bagi wisatawan. Jembatan papan mereka menjadi akses yang membuat pulau mungil tersebut menjadi tempat favorit turis dalam ataupun luar negeri. Mereka yang datang tidak akan sulit menemui keramahan warga. Bahkan anak-anak desa tidak sungkan mengajak Anda berkeliling hingga bermain di Puncak Batu Karang. Di titik tertinggi pulau itu, panorama desa hingga batas horizon terbentang indah. Tidak mengherankan jika pesona pulau yang masuk Kabupaten Tojo Unauna ini telah mendunia. “Puncak wisatawan datang mulai Juli hingga Agustus. Mereka dari Eropa, Asia, dan beberapa benua lainnya. Sekarang ini hanya beberapa saja wisatawan dalam negeri dan luar negeri yang berkunjung,� sebut salah satu pemandu wisata Desa Pulau Papan, Abdul Qadri. Kunjungan turis itu menjadi bukti tersendiri bahwa Pulau Papan yang memesona memang layak didatangi meski jaraknya terbilamg cukup jauh dari Palu. Berjarak 400 km dari ibu kota Sulawesi Tengah itu, perjalanan menuju Pulau Papan akan lebih singkat jika menggunakan pesawat dengan rute tujuan Kota Ampana. Dari situ pengunjung harus menumpangi kapal cepat, kapal feri, atau kapal penumpang kayu ke Pulau Desa Wakai yang setiap hari berangkat mulai pukul 10.00 hingga pukul 11.00 Wita. Setelah tiba di Desa Wakai, perjalanan dilanjutkan dengan menyewa jasa perahu nelayan atau speedboat langsung menuju Desa Pulau Malenge lalu ke Desa Pulau Papan yang jaraknya hanya 30 menit. (M-3)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.