Scuba Diver AustraAsia Indonesia

Page 1


DIVe sLAte | scubadiverindo.com contents

JELAJAH DUNIA LAIN sEni EKsPLOrasi baWaH air

Edisi tErbaru ini tampil sesegar es buah yang membasahi tenggorokan ketika akhirnya beduk berbuka puasa berkumandang. Kami ingin selalu tampil senantiasa baru dan berbeda demi menyegarkan hari-hari para pembaca setia. Bagi yang belum tahu, kini kami dapat diakses dari iPad. Silahkan unduh dan simpan tenaga maupun waktu yang dibutuhkan untuk menuju toko buku. Akhir kata, selamat menikmati edisi bertema eksplorasi ini. Silahkan manjakan mata dengan gambar-gambar indah yang dihasilkan oleh para penjelajah bumi yang gagah berani. Tanpa kenekatan mereka, kita tidak akan pernah tahu makhluk apa saja yang bersemayam di dunia bawah air yang tersembunyi.

Editor-in-Chief

Bertemu hiu paus (Rhincodon typus) di Nabire, Papua Barat. Sebegitu berkesannya pertemuan singkat selama dua hari itu sehingga waktu tidak bisa menghapusnya dari ingatan.

16 66

Sebagai fotografer profesional, Ricky Rusli Kurniawan sering memenangkan berbagai kompetisi foto bawah air.

Tak bisa memutuskan apakah lebih suka Ambon, Alor, Derawan, Triton Bay atau Komodo, namun setelah dipaksa untuk menyebutkan satu tempat favorit, pilihannya jatuh pada Bali.

Kumpulan kisah seru yang dialami para penjelajah bawah air di tempat-tempat yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.

27 72 Memiliki ketertarikan besar terhadap lumba-lumba, Hendri Darmoto Berri berambisi menyusun data tentang lumba-lumba agar dapat digunakan oleh siapa pun yang ingin menyelam bersama lumba-lumba.

74 Menyelam bersama SDAAI ke Kepulauan Komodo pada 28 september - 2 Oktober 2011. Tempat terbatas, daftar segera ke info@ scubadiverindo.com!

15


Hergen Spalink

edisi 4 | 2011 (vol.2 no.4)

LINGKUNGAN HIDUP

88 | MALAYSIA 101 Situs Terpendam di Sabah

40 | IN FOCUS Proyek P U R E

54 | ENVIRONMENT Keadaan Koma

OLEH IMRAN AHMAD

58 | THE MOVING PICTURE Di balik Shiver

Suka duka para kru dalam memproduksi sebuah film dokumenter OLEH AARON GEKOSKI

Laporan terbaru menunjukkan betapa makin mengkhawatirkannya kondisi terumbu karang dunia TEKS OLEH JAKI TEO | FOTO OLEH DERICO CARREA

22 | SEA SCIENCE Lebih Cepat dari Darwin

Evolusi yang terjadi di habitat terumbu karang ternyata dapat lebih cepat dibandingkan teori Darwin

OLEH ETHAN DANIELS

MENJELAJAH YANG BELUM TERJELAJAH

NABIRE, PAPUA BARAT • BEST OF EXPLORATION • RICKY RUSLI KURNIAWAN • SABAH, MALAYSIA

OLEH RICHARD NG

Jangan pernah meragukan kekuatan imaginasi. Hal tergila sekali pun dapat direalisasikan

edisi 4 / 2011

Ikuti Sabah ShootOut bersama Scuba Diver AustralAsia dan uw3some.com pada 3-9 Oktober

Nabire, Papua Barat Best of Exploration Portfolio: Ricky Rusli Kurniawan Sabah, Malaysia

www.scubadiverindo.com

FEATURE

Edisi 4 / 2011 (Vol.2 No.4)

DESTINASI

DAFTAR SEKARANG!

5 HARI/4

MALAM DIVE TRIP KE KOMODO 28 SEP-2 OKT 2011 Rp 40.000 (Jawa) - Rp 45.000 (Luar Jawa)

sampul Muka Diambil di sebuah gua di Semenanjung Yucatan, Meksiko, yang masih menyimpan sisa tulang-belulang manusia dari masa kejayaan suku Maya. OLEH Aaron Wong


destination naBiRe | scubadiverindo.com

16

jinak-jinak hiu Paus

Dua puluh tahun lagi, kalau ditanya apa yang paling diingat dari tahun 2011, hampir pasti jawaban saya adalah bertemu hiu paus (Rhincodon typus) di Nabire, Papua Barat. Sebegitu berkesannya pertemuan singkat selama dua hari itu sehingga waktu tidak bisa menghapusnya dari ingatan. Teks oleh Fransiska anggraini | foto oleh Ronny Rengkung


Di tempat-tempat lain di dunia, pertemuan dengan hiu paus ada musim-musimnya. Di Thailand, misalnya, kans besar untuk melihat hiu paus di Richelieu Rock dan Hin Daeng hanyalah antara Februari dan Mei. Begitu pun di Donsol, Filipina. Di Ningaloo Reef, Australia Barat, musim hiu paus berlangsung antara Maret dan Juli. Namun tidak begitu halnya dengan hiu paus di Nabire, Papua Barat. Hiu paus terus berkeliaran di sekitar bagan-bagan nelayan sepanjang tahun. Terlebih bila bulan mati, yaitu ketika konsentrasi plankton sedang tinggi-tingginya, inilah kesempatan emas untuk dapat melihat hewan raksasa ini dalam jumlah besar. Konon bisa terlihat hingga belasan ekor di satu tempat.

jalan panjang Makanya ketika diajak ke Nabire, tanpa berpikir dua kali saya langsung mengiyakan. Menuju Nabire dari Jakarta merupakan kisah epik tersendiri. Memang tersedia banyak pilihan penerbangan dari Jakarta menuju beberapa kota besar di Papua Barat. Tanpa bermaksud menakut-nakuti, seorang kawan mengatakan bahwa ia pernah hingga lima kali ganti pesawat ketika menuju Nabire beberapa minggu sebelumnya. Karena keterbatasan waktu, saya memilih rute Jakarta – Biak via Makassar yang disambung dengan Biak - Nabire dengan pesawat kecil berkapasitas 12 orang. Rute terpendek ini pun bukan berarti tanpa rintangan. Bila cuaca baik, tentu setelah mendarat di Biak di pagi buta dapat langsung terbang ke Nabire menjelang tengah hari, sehingga sebelum sore sudah tiba di Nabire. Walau penerbangan Biak Nabire hanya memakan waktu 70 menit, namun bila cuaca buruk, pesawat terpaksa menunggu hingga cuaca membaik demi alasan keselamatan. Berhubung cuaca tidak pernah dapat diprediksi, maka alokasikan waktu agak fleksibel untuk menempuh perjalanan ke wilayah ini. Termasuk bila perlu bermalam di kota yang disinggahi. Biak yang pagi itu disiram hujan tak berkesudahan membuat pesawat kami menuju Nabire harus mengalami penundaan selama hampir empat jam. Ketika akhirnya penumpang diperbolehkan naik pesawat pun gerimis masih mengguyur. Hujan yang juga mengguyur Nabire membuat kami harus mengurungkan niat untuk langsung menyeberang ke Desa Kwatisore, desa yang terdekat dengan lokasi bagan nelayan yang sering disinggahi hiu paus. Akhirnya kami bermalam di Nabire sebelum keesokan harinya menyeberang naik kapal selama dua jam menuju perairan Kwatisore. Jadi total dua hari sejak meninggalkan Jakarta, barulah kami tiba di lokasi hiu paus.

akhirnya, gurango! “Ada gurango?” Begitu tanya awal kapal ketika kapal mendekat ke sebuah bagan yang terapung di perairan yang tenang. Kalau yang ditanya mengangguk, pertanyaan selanjutnya adalah, “Ada berapa?” Yang ditanya kemudian menaikkan sejumlah jari sebagai pernyataan jumlah hiu paus yang dilihatnya berenang di dekat bagan. Prosedur belum berhenti sampai di situ karena pertanyaan selanjutnya adalah, “Ada puri?” Puri merupakan ikan sejenis teri kiri: Bertemu spesies ikan yang pada malam hari datang ke terbesar di dunia merujaring nelayan karena tertarik oleh pakan pengalaman batin yang terlupakan cahaya lampu. Puri hidup biasanya


Through The lens | scubadiverindo.com

66

Ricky Rusli Kurniawan

1


Dunia Tersembunyi Teks oleh Arris Riehady

The Chronicle of Narnia, sebuah film yang menceritakan empat orang pemuda yang berpetualang ke negeri yang belum pernah mereka kenal, bertemu mahluk-mahluk aneh, melihat peninggalan masa lalu, dan berpetualang. Setiap kali menyelam, hal yang sama juga banyak dirasakan oleh mereka yang beruntung dapat menggunakan selfcontained underwater breathing apparatus (scuba) untuk menjelajahi alam bawah air - dunia lain yang menakjubkan namun baru sedikit dijamah.


28 September - 2 Oktober 2011 Kepulauan Komodo, NTT, merupakan rumah bagi kadal

terbesar di dunia, komodo (Varanus komodoensis). Dengan dataran yang didominasi bukit savana dan pantai yang indah, sensasi menyelam bersama pari manta, lumba-lumba, berbagai hiu karang, dan bahkan mola-mola adalah seutas pengalaman tak terlupakan. Raihlah kesempatan ini bersama majalah Scuba Diver AustralAsia edisi Indonesia dan jadilah bagian dari penikmat petualangan kelas dunia.

Rp 7.500.000

Termasuk: Paket akomodasi fullboard 5 hari 4 malam di Jayakarta Suites Komodo-Flores, 9x dive di Komodo dan Labuan Bajo bersama Orca Dive Center, uang masuk Taman Nasional, dan trekking di Pulau Rinca untuk melihat komodo. Tidak termasuk: Tiket pesawat, airport tax, dan biaya kelebihan bagasi.

Untuk keterangan lebih lanjut, hubungi Ani di 021 536 50972 / email: info@scubadiverindo.com Trip ini terselenggara atas kerjasama:


Jelajah Dunia

Lain Hal 28

dewa air

Hal 30 Pesta Plankton

Hal 32 menemukan Buyat

Hal 34 kecanduan sPesies Baru

Hal 36 misteri manta

Hal 38 BerBuru Hiu

Inilah berbagai kisah seru yang dialami para penjelajah bawah air di tempat-tempat yang tak pernah terbayangkan sebelumnya eksPlorasi itu Bagai seni karena seseorang harus pintar-pintar menata ekspektasi, resiko, perencanaan dan bersiap untuk menerima kenyataan, sepahit apa pun. Persiapan bisa berminggu-minggu, penantian bisa berjam-jam, dan jika beruntung, momen yang dinantikan sayangnya hanya berlangsung sekejab. Namun semua ini tidak membuat para penjelajah jera. Justru sebaliknya. Setiap berhasil menjelajahi tempat baru, selalu ada keinginan untuk segera merencanakan perjalanan ke tempat lain yang tak kalah menantang.


ExplorE with SDAA | scubadiverindo.com

88

101 Situs Terpendam di Sabah

Belum banyak yang mendengar tentang situs menyelam di Sabah. Penasaran? Ikuti Sabah ShootOut bersama Scuba Diver AustralAsia dan uw3some.com pada 3-9 Oktober 2011. Oleh Richard Ng

di kalangan penyelam, walau Sipadan dan Mabul merupakan destinasi favorit di dunia, tapi belum banyak yang mendengar tentang menyelam di Sabah. Inilah sebabnya Tourism Malaysia dan Sabah Tourism Board bekerja sama dengan Borneo Divers akhirakhir ini gencar mempromosikan 101 Situs Terpendam di Sabah, yang ternyata memiliki banyak situs menyelam baru yang belum teresksplor di Laut Sulawesi. Pada kunjungan terakhir ke Sabah, saya menjelajahi gugusan terumbu karang di Semporna. Walau waktu yang saya miliki singkat dan tidak bisa mencicipi semua situs yang ada, namun apa yang saya lihat ketika itu sangatlah menakjubkan. Saya diperkenalkan dengan taman nasional laut terbesar di Sabah bernama Sakaran National Park yang berlokasi tak jauh dari mainland Semporna. Seluas 350 kilometer persegi, area ini merupakan konsentrasi terumbu karang terbesar di Malaysia. Dikenal juga dengan nama Semporna Islands Park, taman nasional ini terdiri dari delapan pulau, yaitu Bohey Dulang, Bodgaya, Tetagan, Sebangkat, Selakan, Maiga, Sibuan dan Mantabuan. Beberapa pulau tidak berpenghuni, sedangkan sisanya kadang dihuni oleh suku Bajo yang menetap. Dibawah manajemen Taman

bawah: Moray eel sering terlihat di ceruk karang halaman samping, searah jarum jam: Sebuah koloni tunicate yang berkilau bagai perhiasan | Boxfish kuning (Ostracion cubicus) yang pemalu | Spesies nudibranch yang masih menjadi tanda tanya, namun kemungkinan Chromodoris albopunctata.

Nasional Sabah, sejak dilarang pengeboman ikan, masyarakat diedukasi tentang cara-cara menangkap ikan yang ramah lingkungan dan hanya dengan cara itulah mereka diperbolehkan menangkap ikan di perairan ini. Walau program ini masih baru, saya yakin seiring dengan waktu dan mata tajam para dive guide berpengalaman, maka beragam situs menyelam di Sabah akan semakin populer, dan bukan tidak mungkin situs-situs baru ini akan setenar Mabul dan Kapalai. Gugusan terumbu karang yang mengelilingi pulau-pulau ini tak hanya luas, tapi juga keragaman biota lautnya mengagumkan. Sebut saja ikan-ikan karang, karang keras dan lunak, gorgonian, moluska, enchinoderm, dan anemone. Situs menyelam yang belum terlalu populer ini sekarang banyak terpampang di brosur operator selam, resor, dan peta situs menyelam di Sabah. Dengan makin banyaknya informasi tentang menyelam di Sabah, maka wilayah ini juga semakin siap menerima para penyelam dari seluruh dunia. Lagipula, Sabah masih memiliki 49 pulau yang menunggu untuk dieksplor, sehingga masih banyak lagi potensi yang dapat dikembangkan. Makin gencarnya promosi Sabah diharapkan agar para turis bersedia menyelam di tempat yang tak kalah dengan yang ada di Sipadan ini. Lagipula supaya Sipadan tidak terlalu ramai dan meninggalkan dampak lingkungan yang kurang baik, ada baiknya turis terdistribusi secara merata di wilayah ini. Bayangkan betapa mengerikannya bila 20 kapal secara bersamaan menuju ke situs yang sama. Tak hanya di dalam air akan seramai pasar, namun binatang yang dilihat juga jumlahnya akan berkurang karena mereka bersembunyi atau pindah ke tempat yang lebih sepi.

Tak Terduga Selama mengeksplorasi 101 Situs Menyelam di Sabah, saya sempat menyelam di sekitar Mantabuan, Sibuan, Bodgaya dan Bohey Dulang. Untuk sampai ke pulau-pulau ini memakan perjalanan sekitar satu jam naik speedboat dari Mabul. Dive pertama saya dilakukan di Mantabuan yang berlokasi di timur laut mainland Semporna dan di belakang pulau vulkanik Bohey Dulang yang memilki empat situs menyelam populer. Situs menyelam di


2011 Shootout & trip 1. Sabah ShootOut Malaysia 3-9 Oktober 2011 2. Bali ShootOut Indonesia 15-20 November 2011 3. Wakatobi (dengan Aaron Wong & Diego A. Garcia) Indonesia 13-18 Desember 2011 Jika Anda penyelam yang suka menjelajahi tempat-tempat yang belum ramai dikunjungi orang namun tidak mau pusing soal logistik, ekspedisi bersama uw3some.com dan Scuba Diver AustralAsia adalah pilihan terbaik. Di penghujung 2011 kami memiliki tiga trip dan edisi ini khusus membahas lokasi ShootOut di Sabah. Nantikan di edisi selanjutnya tentang Bali dan Wakatobi.


The Moving PicTure | scubadiverindo.com

58

Di Balik Shiver Suka duka para kru dalam memproduksi sebuah film dokumenter. Oleh Aaron Gekoski Saya hampir muntah ketika seekor guitarfish menggelepar dan meregang nyawa di dekat kaki saya. Matanya membelalak tak berdaya seakan menjerit minta tolong. Udara di kapal itu berbau kematian. Darah berceceran di geladak dan tak jauh dari tempat saya berdiri, seekor bull shark berukuran besar teronggok tak bernyawa dan mulai membusuk. Dengan rasa mual di ulu hati, saya berusaha menyingkir dari sorot kamera Chris Scarffe. Keadaan di atas kapal itu bagai sebuah ladang pembantaian. Tak lama lagi, makhluk-makhluk laut menakjubkan yang bangkainya berserakan di sekitar saya itu hanya akan tinggal cerita. Itulah pengalaman mendokumentasikan perburuan hiu besarbesaran di Mozambik. Film dokumenter itu kemudian diberi judul Shiver (sebuah istilah untuk menyebut hiu secara kolektif). Di tahun 2009, saya bertemu Dave Charley, pemilik Sangue Bom, sebuah perusahaan film bawah air pertama di Mozambik. Ketika itu Dave telah tinggal dan bekerja di Mozambik selama tujuh tahun. Kami bertemu pertama kali ketika Dave mendapat proyek untuk memfilmkan sebuah komunitas nelayan penangkap hiu. Ia sempat

menyatakan kekhawatirannya bahwa bahwa para nelayan kini mulai menangkap hiu untuk diambil siripnya saja. Hal ini gara-gara dipicu para makelar China yang menjanjikan bayaran menggiurkan bagi para nelayan yang mendapatkan sirip ikan hiu. Sulit untuk menyalahkan para nelayan miskin itu bila satu kilogram sirip hiu dapat menghasilkan uang yang setara dengan hasil yang didapat dari melaut selama dua bulan.

Proses Produksi Kumpulan footage yang telah dimiliki Dave cukup untuk menghasilkan sebuah dokumenter berdurasi 52 menit. Menyadari pentingnya pembuatan film ini, WWF langsung setuju untuk mendanai. Dave bekerja sama dengan kamerawan bawah air terkenal dan pemilik Moz Images, Chris Scarffe. Mereka kemudian sepakat untuk memproduksi sebuah dokumenter yang menyingkap industri sirip hiu hingga ke akarnya. Mengambil gambar di sebuah negara seperti Mozambik menyimpan banyak kendala. Hanya sekitar 20 tahun yang lalu, Mozambik merupakan negera termiskin di dunia yang sempat diporakporandakan oleh perang saudara. Walau perang telah usai dan perekonomian mulai membaik, namun kemiskinan masih menyisakan banyak masalah. Masalah infrastruktur, misalnya. Negara ini hanya memiliki sebuah jalan besar dan di luar ibukota Maputo, masih banyak masyarakat yang tidak dapat menikmati fasilitas air bersih dan listrik. Secara umum, masyarakat Mozambik masih hidup terbelakang seperti ratusan tahun yang lalu. Hampir semua hal yang ada di Mozambik diimpor dari Afrika Selatan. Chris pernah bercerita bahwa ia pernah naik bis selama 24 jam ke Afrika Selatan hanya untuk mengambil komputer yang baru dibelinya. Sesampainya di rumah setelah dua hari perjalanan, daya listrik yang tidak memadai membuat komputernya terbakar ketika dinyalakan. Akibatnya, lagi-lagi ia harus menempuh perjalanan 24 jam ke Afrika Selatan untuk membeli komputer baru. Di hari kelima, barulah ia bisa menikmati komputer barunya. Realita inilah yang juga ditampilkan dalam Shiver agar penonton mendapatkan gambaran yang utuh tentang keadaan Mozambik. Berkecimpung di industri yang bawah: Nelayan sedang memotong sirip hiu. bergantung kepada teknologi, Mereka tidak tahu kalau infrastruktur minim yang ada di sirip-sirip itu akan dikirim ke China untuk dimasak Mozambik tentunya kurang ideal. sup Peralatan harus mendapatkan halaman samping: Hiu tangkapan yang siap perawatan ekstra supaya tidak untuk dibunuh secara cepat rusak. Proses produksi dapat brutal



The biggest diving, marine & extreme sport exhibition in indonesia Is now heading for Surabaya, Indonesia’s second largest city and the hub of central and eastern region.

7-9 October

2011

Gramedia Expo

Surabaya

Join us to create the trend Indonesia’s largest showcase of marine and ecotourism industries, a combined international exhibition and the most anticipated event of the year, DEEP & EXTREME Indonesia, for the very first time will be held outside the nation’s capital. The joint exhibition covers wide spectrum of industries and activities within marine and

ecological-based travels and destinations, diving, adventure travel, and water sports.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.