Scuba Diver AustraAsia Indonesia

Page 1

PANDUAN FOTO & V IDEO BAWAH AIR

SD Edisi 4/2012, TTL No. 2

IDE-IDE BARU:

360˚, Snoot & Filter UV

TRIP FOTOGRAFI Alor Lembeh

MENGENANG PETER A. REISERER

scubadiverindo.com

DIVE TRIP

MALDIVES WAKATOBI WITH 10 DPG- 15 (PAGE NOVEMBER 42) | MANTA 2012.RESEARCH DAFTAR SEKARANG! TRIP (PAGE 106) Rp 40.000 (Jawa) - Rp 45.000 (Luar Jawa)


Tobias Friedrich

dari Editor

Fransiska Anggraini | Indonesia

4

SDTTL

Kami membuka rubrik Klinik Foto yang diasuh fotografer Indra Swari Wonowidjojo dengan tujuan mulia, yaitu membantu meningkatkan kualitas foto, terutama bagi mereka yang sedang belajar fotografi bawah air. Tapi di luar semua itu, rubrik tersebut sejujurnya dibuka untuk sebuah alasan egois, yaitu kami ingin menerima kiriman foto yang jauh lebih bagus lagi. Itulah sebabnya edisi ini pun tak kalah penuh dengan ide untuk menyempurnakan foto-foto Anda. Entah dengan memberikan trik untuk bereksperimen maupun sekadar dorongan untuk berani keluar dari zona nyaman. Coba saja tengok tips sederhana menggunakan peralatan sederhana - yang bahkan dapat dibuat sendiri! bernama snoot ala Keri Wilk (hal. 78), paduan filter UV dan lampu warna-warni ala Imran Ahmad (hal. 46), atau foto panorama 360 derajat ala Tobias Friedrich (hal. 70). Semua inovasi tersebut seketika dapat menyulap obyek foto yang generik menjadi karya seni. Bukan apa-apa. Seiring dengan berkembangnya teknologi digital, kini semakin banyak murid Open Water yang bahkan sudah membawa kamera ke dalam air sambil menyelesaikan sertifikat selamnya. Bukan hal yang buruk, tentu saja, namun fenomena ini mengukuhkan fakta bahwa fotografi bawah air sedang jaya-jayanya. Piranti foto semakin mudah didapat dan digunakan, sehingga setiap orang kini dapat memotret di bawah air. Hal ini membawa konsekuensi bagi fotografer yang berkecimpung di bidang fotografi bawah air untuk menjadi seperti ikan hiu. Mereka harus terus berevolusi dengan banyak bergerak - berkreasi, bereksperimen, dan bahkan mendobrak semua aturan yang ada - demi menghasilkan karya-karya “segar�. Inilah pesan yang diusung fotografer legendaris Peter Alexander Reiserer (hal. 54) yang meloncat jauh melebihi jamannya. Simak juga bagaimana dulu fotografer Jerry Aurum kreatif - atau lebih tepatnya, nekad! - menggunakan soft case untuk kamera seharga puluhan jutanya ketika memotret di bawah air (hal. 84). Atau memotret dengan lensa wideangle di Lembeh (hal.18)? Kenapa tidak! Selamat terinspirasi!


DAFTAR ISI 54

SD Edisi 4/2012, TTL No. 2

24

46

78 FeATuRe

10

DESTINASI ALOR

Alor Nan Tersohor Sepuluh hari menjelajahi perairan antara Flores dan Selat Pantar dari atas sebuah kapal liveaboard Oleh Joseph Tepper

60

KOMPETISI

Pemenang Kompetisi Bawah Air 2012 Foto-foto pemenang DEEP Indonesia

18

DESTINASI LEMBEH

Lensa Wide untuk Macro Membawa lensa wide-angle ke sebuah destinasi muck dive

TeKNIK

Oleh Andy Sallmon & Allison Vitsky Sallmon

SHUTTERBUG

PORTFOLIO

46

Menghidupkan Imajinasi Sebuah teknik baru untuk meremajakan tampilan obyek foto di bawah air Oleh Imran Ahmad

GALERI

24

evolusi Fotografi Fotografi bawah air telah mengalami evolusi untuk berlomba-lomba menghasilkan karya dengan teknik yang tak terpikirkan sebelumnya

78

Oleh Various Contributors

DSLR SHOOTER

Seni Menggunakan Snoot Bila digunakan secara optimal, alat pengontrol cahaya ini dapat membantu mendapatkan hasil foto yang lebih dramatis Oleh Keri Wilk

6

SDTTL

54

PHOTO PIONEER

Sang Inovator Karya yang telah mendobrak dunia fotografi bawah air berkat penggunaan cahaya artifisial untuk menciptakan sebuah fantasi Oleh Javier Pierro Ruis & Alain Sebastian Wienkoop

PLUS

70

GOING PRO

360째: Dobrakan Ide Berkat teknologi digital, fotografi panorama mengalami perkembangan yang signifikan Oleh Tobias Friedrich

44 MELISSA PUTRI LATAR | 84 JERRY AURUM | 86 LIPUTAN TRIP RAJA AMPAT | 88 SELAMATKAN KOMODO


Klinik

Foto

ツ、i

Masing-masing peserta trip majalah Scuba Diver AustralAsia Indonesia (SDAAI) 9-14 Juni 2012 ke Raja Ampat diminta menyerahkan tiga buah foto terbaik yang mereka ambil selama trip. Dari beberapa puluh foto yang terkumpul, ketiga foto inilah yang dinilai terbaik. Selamat kepada Humphrey Sutrisno, Harry Wonggow, dan Ai Fung!

Fung

Setting: Kamera Canon Powershot G12, Aperture: f/5.0, Kecepatan: 1/250, ISO: 320, internal flash

Komentar Indra: Ikan karang cantik berbibir tebal ini biasanya sangat pemalu. Anda beruntung bisa mengambil gambar kawanan sweetlips sedekat ini! Lain kali pastikan tidak ada seekor ikan pun yang terpotong dalam frame, sehingga keseluruhan gambar jadi lebih enak dilihat. Anda juga dapat mengisi frame secara seimbang sehingga tidak ada satu bagian yang terlalu penuh, sementara bagian lainnya kosong. Dalam kasus ini mungkin Anda bisa sedikit menjauh dari obyek atau tinggal men-zoom out lensa agar semua ikan dalam kawanan bisa masuk ke dalam frame.

INDRA SWARI WONOWIDJOJO

8

SDTTL

Kirimkan foto-foto bawah air Anda ke arris@scubadiverindo.com untuk dikomentari sekaligus dibedah, lengkap dengan tips-praktis, dari fotografer Indra Swari Wonowidjojo. Kecintaannya terhadap dunia bawah laut telah mengantarkan Indra untuk terus memotret, sampai menghantarkannya sebagai salah satu fotografer bawah air kebanggaan Indonesia dengan prestasi internasional. Karya-karyanya telah dimuat di berbagai penerbitan dalam maupun luar negeri. Bagi yang ingin belajar lebih jauh tentang fotografi bawah air langsung dari ahlinya, inilah saatnya! Bagi setiap karya yang dimuat, fotografernya berhak atas voucher kursus fotografi seharga Rp 600.000 persembahan Neumatt Centre for Photography Studies.


ツ?umphrey

Sutrisno

Setting: Kamera Nikon D300, Aperture: f/11, Kecepatan: 1/100, ISO: 200, Strobe: single Sea&Sea YS-250

Komentar Indra: Secara teknis Anda telah mendapatkan komposisi pencahayaan yang pas antara kumpulan koral lunak dengan birunya air laut. Foto ini pun sangat pas untuk mewakili kecantikan bawah air Raja Ampat. Untuk semakin mempermanis gambar secara keseluruhan, sebaiknya ditambahkan siluet seorang penyelam.

ツ?arry

Wonggow

Setting: Kamera Nikon D300S, Aperture: f/5, Kecepatan:1/125, ISO: 200, Strobe: sepasang Sea&Sea YS-110a

Komentar Indra: Bermain dengan depth-of-field yang tipis dapat menciptakan efek soft pada gambar. Gaya ini memang sering digunakan untuk memotret kuda laut pygmy. Yang perlu diperhatikan adalah Anda harus akurat dalam menentukan fokus. Tubuh hewan ini boleh out-of-focus tapi matanya tetap harus tajam. Background gambar juga berperan penting dalam keseluruhan komposisi. Ranting seafan di belakang dan bawah gambar cukup menganggu pandangan, sehingga sebaiknya obyek diisolasi agar ia tampak lebih menonjol.


DESTINASI | Alor

AlOR Teks & foto oleh Fransiska Anggraini & Simon Arnold

NAN TERSOHOR

Sepuluh hari menjelajahi perairan antara Flores dan Selat Pantar dari atas sebuah kapal liveaboard dengan servis bintang lima.

10

SDTTL


Paduan f/4.0, kecepatan 1/1000, dan ISO 80 membuat Kapal Ombak Biru Komodo Dancer tampak megah dikelilingi pulau-pulau bergunung di Selat Pantar


Destinasi | Lembeh

Teks & foto oleh Andy Sallmon dan Allison Vitsky Sallmon

lensa 18

SDTTL

wide macro untuk

Membawa lensa wide-angle ke sebuah destinasi muck dive seternama Lembeh


Halaman samping: divemaster memulai briefing sebelum Memotret squid ini penyelaman. Ia menerangkan kondisi dengan lensa fisheye tempat kami akan menyelam, sebelum 8-15mm yang diset ke kemudian membahas hewan-hewan 13mm pada f/4.0 Kanan: Seorang yang akan kami lihat. Berkali-kali ia penyelam berpose menggunakan ibu jari dan telunjuknya dengan crocodilefish untuk menggambarkan betapa kecilnya | Arus di situs Angel’s hewan-hewan yang sebentar lagi akan kami Window membuat temui di bawah air. Dari briefing tersebut, memotret sedikit menantang, walau didapat kesimpulan bahwa hewan terbesar obyeknya sangatlah yang akan kami lihat ukuran tubuhnya menarik dan hasil maksimal hanya tiga sentimeter. foto yang didapat Saya menatap piranti kamera dengan sebanding dengan pilu. Ketika itu saya telah bersiap turun upaya yang dilakukan dengan lensa fisheye dan dome port lebar - setelan kamera yang biasa saya gunakan untuk memotret wide-angle. Jadilah saya bahan olokan teman-teman satu grup. “Kamu tahu kan kalau Lembeh itu tempat untuk memotret macro?” goda mereka. Begitu masuk ke air dan mengamati keadaan, saya menyadari bahwa bertahun-tahun memotret di perairan California yang visibility-nya buruk telah membuat saya terbiasa dengan kondisi muck dive. Entah sekadar ingin menghibur kami atau memang berdasarkan kenyataan, dive guide kami mengatakan bahwa beberapa fotografer terkenal pun pernah menyelam di Lembeh dengan lensa fisheye. Agak lega kami mendengar bahwa memotret wide-angle di Lembeh bukan pertama kalinya dilakukan. Memang lebih gampang mengabadikan soft coral crab atau squid yang sedang mengerami telur dengan lensa macro 60mm. Namun tekad untuk bereksperimen telah membuat kami datang ke Piranti Lembeh dengan lensa fisheye dan spesial untuk memotret wide-angle. Beberapa situs di luar Selat ♦ Kamera Canon 7D Lembeh, seperti di Pulau Bangka di dan Canon 5DMkII utara memang memiliki karakteristik ♦ Lensa Canon EF-L untuk fotografi wide-angle karena 8-15mm fisheye tempatnya dipenuhi hamparan ♦ Strobe Sea&Sea YS-250 koral lunak. Sementara di bagian ♦ Housing Sea&Sea selatan selat, tepatnya di Pulau Dua, juga dihiasi oleh spons barel dalam ♦ Dome port Sea&Sea ♦ Snoot wide-angle berbagai ukuran. Beberapa lokasi di

dalam Selat Lembeh sendiri, seperti Angel’s Window and California Dreaming pun memiliki hamparan koral lunak dan crinoid. Didukung visibility yang baik, maka lensa wideangle kami pun dapat menjalankan fungsi sebagaimana mestinya. Karakteristik Lembeh adalah visibility yang buruk. Kami menemukan sebuah area yang dipenuhi koral

buatan sendiri menggunakan bahan wetsuit bekas

* Cara membuat snoot dari wetsuit bekas: potong bahan sepanjang 15-20 cm dari masing-masing lengan. Tarik ujung pergelangan tangan untuk menutupi kedua strobe. Snoot dapat dilipat jika sedang tidak digunakan. Biarkan snoot menempel di strobe karena Anda tidak pernah tahu kapan akan membutuhkannya.


SHUTTERBUG | Menghidupkan Imajinasi

Nuansa warna psychedelic yang dihasilkan dengan kamera Nikon D7000, lampu sinar UV dan filter

46

SDTTL


Teks & Foto oleh Imran Ahmad

menghIDUPKan

ImaJInaSI

Sebuah teknik baru untuk meremajakan tampilan obyek-obyek foto di bawah air


going pro | 360 o: DoBrAKAn iDE

70

SDTTL

Gambar-gambar di artikel ini lebih indah bila dinikmati pada layar komputer atau tablet.


Bongkahan karang di perairan dangkal di wilayah pesisir Eilat, Israel, menyediakan pemandangan 360 derajat yang menakjubkan berkat cahaya natural yang menyinari tempat ini

360 : ide Teks & Foto oleh Tobias Friedrich

dobrakan

Dengan teknologi digital, gambar panorama mengalami perkembangan signifikan


DSLR SHOOTER | Seni Menggunakan Snoot

Teks & foto oleh Keri Wilk

SENI MENGGUNAKAN

SNOOT Bila digunakan secara optimal, alat pengontrol cahaya yang satu ini dapat menghasilkan foto yang lebih dramatis

78

SDTTL


C ara

me

ng

Menggunakan dua buah snoot, mata stargazer ini tampak lebih indah. Gambar ini diambil pada sebuah penyelaman malam di Ambon

g

a un

kan

sn oot Jaman digital yang berkembang pesat ini membuat memotret dapat dilakukan siapa saja. Bila beberapa tahun silam hanya segelintir orang yang memiliki piranti fotografi bawah air, kini mereka yang baru lulus kursus menyelam tingkat pemula pun seringkali turun ke bawah air dengan kamera di tangan. Dengan begitu, tantangan bagi para fotografer semakin besar untuk menghasilkan gambar yang unik. Fotografer harus terus memutar otak dan bereksperimen dengan halhal baru, berhubung tak semua orang bisa beruntung menyaksikan fenomena alam yang mengagumkan untuk dipotret. Salah satu trik yang dapat dilakukan adalah dengan me-make over obyek yang biasa-biasa saja menggunakan snoot.


Dharmawan Sutanto

Ai Fung

HIGHLIGHT |

Teks dan foto oleh Fransiska Anggraini

Enam Hari

di Surga Dunia

86

SDTTL

atas, dari kiri: Menikmati sunset setelah seharian menyelam | Koral sehat yang menghiasi perairan Raja Ampat | Sehabis menyelam di Friwen Wall yang eksotis halaman samping, dari kanan: Kawanan ikan hampir di setiap penye­ laman | Memanjat tebing curam di Wayag | Miss Scuba International Dayu Hatmanti menikmati keindahan koral Raja Ampat | Peserta trip, termasuk Puteri Pariwisata Indonesia 2011 Melissa Putri Latar, berpose di Wayag | Sebuah pantai indah di Pulau Mansuar

Raja ampat masih menjadi primadona destinasi menyelam. Makanya ketika majalah Scuba Diver AustralAsia Indonesia (SDAAI) mengajak para pembaca ke sana, 18 peserta dari Jakarta, Surabaya, Makassar, Manado, dan Banda Aceh langsung mendaftar. Sebagian mungkin ingin lebih akrab dengan Miss Scuba International asal Indonesia Dayu Hatmanti dan Miss Pariwisata Indonesia 2011 sekaligus Puteri Bahari 2011 Melissa Putri Latar. Ditemani dua sosok terdepan dalam promosi pariwisata Indonesia, khususnya wisata bahari dan ekoturisme, trip enam hari itu semakin seru. Selama di Raja Ampat, peserta menginap di Raja Ampat Dive Lodge (RADL) yang berlokasi di Pulau Mansuar dan diajak menikmati prima­ dona situs menyelam di Selat Dampier. Sebut saja Blue Magic, Mike’s Point, Mios Kon, Sardine Reef, Chicken Reef, Manta Point, Crossover, Koh Reef, Otdima, Friwen Wall, dan house reef untuk melihat mandarinfish. Hampir di setiap penyelaman peserta bertemu hiu, baik jenis blacktip, wobbegong yang endemik Raja Ampat, maupun walking shark yang langka.


Soemianto Sutrisno Ai Fung

Di hari terakhir peserta diajak ke Wayag sebagai ikon pariwisata Raja Ampat oleh Pemerintah Kabupaten Raja Ampat. Walau harus berangkat subuh, namun perjalanan panjang selama tiga jam ­ enam jam pulang­pergi! ­ plus tetesan keringat dan goresan lecet pada kulit akibat memanjat tebing karang yang terjal itu terbayar ketika ham­ paran pulau karst besar­kecil terbentang di depan mata. Setelah menjepretkan kamera ribuan kali, baik selama meny­ elam maupun surface interval yang dilewatkan di pantai­pantai indah Raja Ampat, di malam terakhir peserta disuguhi makan malam ala barbeque oleh RADL sambil menyimak Dayu Hatmanti berbagi

informasi tentang Segitiga Terumbu Karang dan pentingnya memilih jenis seafood yang ramah lingkungan berdasarkan Seafood Guide keluaran WWF. Acara ditutup dengan setiap peserta menyerahkan tiga foto terbaik yang diambil selama di Raja Ampat untuk kemudian dinilai oleh fotografer bawah air profesional Indra Swari Wonowidjojo. Setelah menyeleksi puluhan foto yang terkumpul, terpilih foto karya Soemianto Sutrisno, Harry Wonggow, dan Ai Fung (lihat hal. 8) dan ketiganya mendapatkan voucher menginap di Omah Gili, Lombok. Agar skill foto peserta semakin baik, masing­masing juga membawa pulang sebuah voucher kursus fotografi dari Neumatt Center for Pho­ tography Studies dan satu paket traveling essential dari Ristra berupa sunblock dan sabun pencuci muka. Setelah enam hari lima malam menikmati keindahan surga di Raja Ampat, peserta harus meninggalkan RADL yang cantik dan para staf­nya yang ramah dengan berat hati. Tapi jangan khawatir, masih banyak trip selanjutnya, seperti trip ke Wakatobi pada 10­15 Novem­ ber 2012 (lihat hal. 5)! Sdttl


Fransiska Anggraini

HIGHLIGHT |

Teks oleh Arris Riehady | foto oleh Michael Wijaya Ishak

Komodo

Terancam Tinggal Kenangan

88

SDTTL

atas: Komodo, warisan alam dunia yang terancam rusak karena penge足 boman karang halaman samping: Nelayan menangkap ikan di Zona Larang Tangkap di Gili Lawa Darat | Kerusakan bom di salah satu dive site ternama di Tatawa Besar

di balik keindahan Taman Nasional Komodo (TNK) yang baru dinobatkan menjadi salah satu New Seven Wonders ternyata sedang menghadapi masalah serius berupa penangkapan ikan dengan mengebom karang dan racun sianida. Dengan meningkatnya kepop足 uleran TNK sebagai daerah tujuan pariwisata kelas dunia perlu segera dipikirkan mata pencahrian alternatif bagi nelayan agar mereka tidak tergiur merusak lingkungan demi pendapatan yang sebenarnya tidak seberapa. Perairan yang tercakup dalam kawasan TNK seharusnya meru足 pakan Zona Perlindungan Bahari dan beberapa diantaranya bahkan ditetapkan sebagai Zona Larang Tangkap dimana segala aktivitas penangkapan ikan diawasi penggunaannya. Setelah dikonfirmasi, para nelayan yang melakukan penangkapan ikan dan pengeboman karang di kawasan tersebut mengaku tidak tahu足menahu adanya Zona Larang Tangkap di TNK. Padahal penyuluhan dan patroli keliling telah sering dilakukan TNK yang bekerja sama dengan Polisi Air dan Udara (Polairud) setempat. Sayangnya mereka selalu saja kecolongan. Bila


pengeboman karang tidak segera dihentikan, dalam kurun beberapa tahun ke depan saja, kawasan TNK akan sepi wisatawan karena alam bawah airnya telah rusak.

Parah TNK memang bukan tempat yang dapat diselami sepanjang tahun. Di saat­saat sepi pengunjung, nelayan­nelayan ini memasuki kawasan TNK untuk melancarkan aksinya. Pengerusakan telah dilakukan ter­ hadap tiga titik penyelaman kelas dunia kebanggaan Komodo, yakni Castle Rock, Crystal Rock, dan Tatawa Besar. Peristiwa itu diperkirakan terjadi sejak pertengahan Februari 2012. Meski pada Maret 2012 sempat dilumpuhkan satu kelompok yang diduga pelaku pemboman karang, namun pengerusakan terus berlangsung hingga kini. “Nelayan melakukan pengeboman ketika off-season dan mereka diduga datang dari Pulau Sape, Nusa Tenggara Barat. Kerusakan yang ada sudah bukan lagi tentang penyelam yang kehilangan situs menyelam, tapi ini masalah lingkungan yang sudah menyangkut hajat hidup orang banyak!” ujar Cruise Director Liveaboard Komodo Dancer Michael Wijaya Ishak yang telah ratusan kali berkunjung ke TNK. “Berbekal bukti­bukti yang ada, kita telah melaporkan kejadian ini kepada Kepala Balai Taman Nasional Komodo Sustyo Iriyono, Bupati Manggarai Barat Agustinus Ch Dula, dan Kepala Polisi Air dan Udara Labuan Bajo agar pengeboman di kawasan TNK tidak meluas,” ungkap Business Development Advisor Dive Komodo Greg Heighes.

Tak Ada Untungnya Penggunaan bom untuk menangkap ikan sebenarnya sama sekali tidak menguntungkan dan tidak sebanding dengan penghasilan yang didapat nelayan. Dari data yang terkumpul sejak dimulainya kasus pengeboman, jenis ikan karang seperti kerapu dan kakap semakin berkurang jumlahnya. Ikan yang didapat pun sering dalam keadaan hancur dan ukurannya dikategorikan sedang. Dengan ukuran dan kualitas ikan yang tidak memenuhi syarat, maka tangkapan tersebut dihargai sangat murah di pasar lokal. “Hanya beberapa jenis ikan yang nilai ekonomisnya tinggi. Itu pun harus ditangkap dalam keadaan hidup, seperti ikan Napoleon Wrasse. Dalam kasus ini nelayan biasanya akan menyelam dengan mesin kom­ presor untuk membius ikan dengan racun sianida,” terang Greg. Saat dilakukan investigasi, beberapa nelayan menjelaskan alasan mereka mengambil ikan di kawasan TNK. “Karena sudah tidak ada ikan yang tersisa di tempat lain,” begitu pengakuan mereka dengan enteng. Mereka juga bahkan mengaku bahwa kadang izin masuk TNK didapat dari petugas yang sedang berjaga.

Pentingnya Zona Larang Tangkap Teknik menangkap ikan secara merusak jelas akan mempengaruhi segala sektor di masa yang akan datang, termasuk potensi pari­ wisata Komodo yang sudah tersohor hingga ke mancanegara. Sudah sepantasnya semua kawasan yang termasuk ke dalam kawasan TNK dilindung dengan mematuhi peraturan yang ada, termasuk Zona Dilarang Tangkap. “Tujuan utama ditetapkannya zona tersebut adalah agar ikan dapat berkembang biak sehingga pasokan tetap terjaga dan nelayan tetap bisa menangkap ikan. Bila zona tersebut rusak, maka tidak ada yang tersisa lagi dari Komodo. Padahal wisatawan berbondong­bondong ke

TNK untuk menikmati alam bawah airnya. Oleh karena itu perlu segera diberlakukan hukum yang tegas dari pemerintah dan pengawasan dari semua pihak, termasuk masyarakat sendiri,” jelas Jos Pet, seorang ilmuwan perikanan. Kawasan TNK didirikan sejak tahun 1980 untuk melindungi keanekaragaman hayati, sekaligus sebagai rumah satwa endemik Komodo. Pada tahun 1991, Kawasan Kepulauan Komodo resmi di­ nyatakan UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia. Selama dua dekade The Nature Conservancy membantu mengurangi praktik perikanan tak ramah lingkungan dan menggalakkan pemberdayaan masyarakat dengan menetapkan Zona Larang Tangkap sambil terus melindungi daerah pemijahan dan pesisir. Tahun 2005 pemerintah memberikan izin kepada Putri Naga Komodo, joint venture yang juga didanai The Nature Conservacy dan World Bank untuk mengoperasikan fasilitas wisata sehingga TNK dapat mencari dana secara mandiri. Dengan proyeksi 30.000 pengunjung per tahunnya, TNK berpotensi meng­ hasilkan US$ 1 milyar. Namun karena pemerintah menginginkan dana langsung masuk ke pusat, persetujuan kemudian dihentikan dan izin Putri Naga Komodo ditarik. Dukungan internasional terhadap penyelamatan TNK telah di­ nyatakan dalam bentuk petisi. Bila ingin berpartisipasi menandatangi petisi, kunjungi situs www.scubadiverindo.com. Sdttl


DIVER WE LOVE | Melissa Putri

Teks & foto oleh Fransiska Anggraini

Si hitam maniS yang Dok. pribadi

tengah BerSinar

bertemu melissa putri latar, Putri Pariwisata 2011, siapa pun pasti akan langsung terpesona dengan kulit coklatnya yang berkilauan. Wanita blasteran Maluku Tenggara dan Tasikmalaya ini mengaku sebagai finalis Puteri Pariwisata 2011 berkulit paling gelap dengan bentuk tubuh paling berisi. Tak sulit untuk nyaman berbincang dengan Melissa, karena wanita belia kelahiran 21 Juni 24 tahun ini tak hanya cerdas, fun, lucu, berjiwa petualang, tapi juga doyan makan dan memasak, selain mengaku terbiasa hidup mandiri sejak umur 11 tahun. Setelah lulus dari jurusan Business Marketing di Sydney Business Travel Academy, Australia, ia pun sempat bekerja selama lima tahun di Negara Kanguru dengan merintis menjadi tukang daging.

1

SDTTL

Iya, serius! Dari kecil saya belajar tarian tradisional Indonesia dan pernah dikirim ke Turki untuk memperkenalkan tarian Indonesia di sebuah ajang budaya bertaraf internasional. Dari situ saya menyadari bahwa dibandingkan negara lain, budaya Indonesia sangatlah kaya. Itulah awal timbul keinginan untuk mempromosikan Indonesia. Tadinya saya berniat mengikuti ajang Puteri Indonesia, namun ajang Puteri Pariwisata Indonesia ternyata lebih sesuai untuk menjalankan niat saya ini.

2

Ikut Puteri Pariwisata bukan untuk jadi artis?

Bukan! Saya murni ingin mempromosikan Indonesia. Nanti setelah selesai menjabat sebagai Puteri Pariwisata 2011 saya

Dok. pribadi

44

Serius pulang ke Indonesia hanya untuk mengikuti ajang Puteri Pariwisata?


akan mengikuti pelatihan pilot di New Zealand. Saya ingin bisa menerbangkan pesawat, bukan untuk muncul di sinetron-sinetron!

3

Selama menjadi Puteri Pariwisata tempat di Indonesia yang paling berkesan?

Pulau Selayar di Sulawesi Selatan. Saya sempat menyelam di Magic Wall di bagian timur Pulau Selayar dan menurut saya tempat itu adalah tempat paling indah yang pernah saya selami. Di sana saya juga sempat mempelajari tradisi berburu ikan suku Bajo dengan menggunakan panah kayu.

4

Apa yang harus dilakukan pemerintah untuk lebih meningkatkan pariwisata Indonesia?

Membenahi akses. Sebagai negara kepulauan memang banyak pulau terpencil yang sangat sulit dicapai. Bukan keterpencilan yang dikeluhkan oleh para turis mancanegara, tapi lebih kepada ketidakjelasan jadwal. Keluhan ini sering saya dengar dari berbagai pameran pariwisata Indonesia di luar negeri. Selain itu, servis juga harus ditingkatkan dan hal ini berarti meningkatkan pendidikan sumber daya manusianya.

5

Pernah diving di mana saja di Indonesia selain Selayar?

Waktu ke Selayar, saya juga mampir ke Takabonerate, selain pernah ke Raja Ampat, Kepulauan Seribu, Bunaken, dan Bali.

6

Memang kapan mulai diving? Tahun 2007 gara-gara memenangkan ajang Puteri Bahari

Kepulauan Seribu 2007 dan hadiahnya berupa sertifikat menyelam.

7

Diving wishlist?

8

Apa pendapat kamu tentang Raja Ampat?

Wakatobi dan Sabang

Sesuai ekspektasi! Alamnya indah dan tidak seperti tempattempat lain di Indonesia yang pernah saya selami, alam bawah lautnya bersih. Tidak ada sampah teronggok di koral atau dasar pasir. Lagipula menurut saya, masyarakat Raja Ampat ramah dan resor-resor yang ada di sini sudah sangat siap menerima turis dari mancanegara. Seperti sekarang ini (saat diwawacara, Melissa sedang berada di Raja Ampat Dive Lodge di Pulau Mansuar), di tengah pulau terpencil namun tersedia wi-fi!

Selain menjadi pilot, apalagi yang akan kamu kerjakan selepas menjabat sebagai Puteri Pariwisata Indonesia?

9

Saat ini saya sedang menulis dua buah buku. Satu tentang perjalanan saya menjadi Puteri Pariwisata dan satu lagi tentang pengalaman menjelajahi berbagai tempat di Indonesia, terutama alam bawah lautnya. Selain itu, saya juga sedang mengerjakan proyek video destinasi menyelam di seluruh Indonesia untuk dipromosikan ke mancanegara. sDttl


PROFIL | Jerry Aurum

Teks dan foto oleh Arris Riehady

SI KAntong

KreSeK

Meski pria kelahiran tahun 1976 ini berasal dari keluarga berada, orangtuanya tidak pernah memanjakannya. Untuk membeli kamera pun ia harus usaha sendiri. Inilah kenapa Jerry Aurum kemudian sering mengikuti lomba fotografi supaya hadiahnya dapat dibelikan kamera. Saat ini ia tercatat sebagai salah satu fotografer muda Asia dengan sederet penghargaan internasional. Pada Maret 2012 Jerry menyabet Platinum dan Gold Best Photography di ajang The International Journal of Visual Communication, selain lima dari enam foto yang ia serahkan - salah satunya foto bawah air - ke The Epson International Pano Awards memenangkan Bronze Medal Award. Berkat kreativitas tanpa henti, Jerry telah menelurkan buku berjudul Femalography dan In My Room. Di sela-sela kesibukannya, ia terus berbagi ilmu fotografi melalui media sosial dan seminar, selain mengamalkan hobi traveling dan diving.

84

SDTTL

Sejak kapan tertarik fotografi? Sejak umur lima tahun, tapi baru serius sejak tahun 1992. Tepatnya ketika pertama kali membeli kamera Single Lens Reflect (SLR).

Ceritanya kecemplung di air? Tahun 2006 saat saya mencari hobi baru yang menantang, tapi yang

tidak melenceng dari profesi fotografi. Seorang teman kemudian mengajak saya menyelam. Tak tanggung-tanggung, dive trip pertama saya adalah ke Raja Ampat. Tak mau rugi, saya langsung membawa kamera ke bawah air!

Awal memotret di bawah air? Pertama memotret di bawah air, saya dijuluki Si Kantong Kresek. Gara-gara belum punya housing, waktu itu saya memakai soft case underwater. Padahal kamera yang dibawa ke bawah air seharga 80 juta! Saya sempat lama memakai soft case tersebut sambil memantapkan daya apung. Sesekali saya juga memakai kamera pocket karena ternyata lebih optimal ketimbang kamera mahal yang dimasukkan ke dalam soft case. Walau sudah memiliki piranti fotografi bawah air profesional, tapi sampai hari ini saya tetap membawa kamera pocket sebagai back-up. Malah beberapa foto bawah air saya yang menang penghargaan dan laku dijual adalah hasil kamera pocket!

Spot favorit? Raja Ampat, Derawan, dan Komodo.


Dok. Pribadi

Sesibuk apa pun, traveling harus jalan terus karena inilah modal Jerry mendapatkan ide untuk berkreasi

Macro atau wide-angle? Suka keduanya. Senang dengan hewan-hewan pelagis seperti hiu, penyu, dan hewan besar lainnya, tapi juga tetap antusias melihat hewan-hewan mungil yang pandai berkamuflase.

Piranti fotografi yang digunakan? Kamera Canon 5D Mark II dengan lensa EF 16-35mm f/2.8L II untuk wide-angle dan lensa 100mm f/2.8L untuk makro. Tapi itu tidak mutlak, disesuaikan dengan kondisi penyelaman yang ada. Saya juga kadang menggunakan kamera pocket!

Pernah menyelam di luar Indonesia? Pernah. Beberapa kali ke Great Barrier Reef di Australia, Playa de Carmen di Meksiko, Bahama, dan Fiji. Tapi terumbu karang di Indonesia tetap tak ada tandingannya. Saya menyelam ke luar negeri hanya untuk mencari apa yang tidak ada di Indonesia, seperti bull shark atau tiger shark.

Penyelaman paling berkesan? Di Komodo! Saya kaget setengah mati ketika seekor ular laut masuk ke dalam Bouyancy Control Device (BCD). Saking terlalu asyik

memotret, tak sadar saya menghalangi jalan ular laut tersebut mengambil nafas di permukaan. Awalnya ular terbelit kamera, namun setelah terlepas malah masuk ke dalam BCD. Selain itu, saya masih tidak bisa lupa pengalaman menyelam di Cenote X, Meksiko, yang memiliki air asin dan tawar di satu tempat. Bayangkan menyelam di dua massa air yang berbeda - air asin di bawah dan air tawar di bagian atas. Seru sekali!

Destinasi impian? Sedang menabung untuk ke Antartika. Sebagai penggila pelagis, saya ingin sekali bisa bertemu dan mengabadikan semua jenis paus.

tips bagi fotografer pemula? Pertama, sebaiknya gunakan dulu kamera pocket. Untuk makro, kemampuan kamera pocket saat ini sudah sangat baik. Kedua, perbaiki dulu daya apung. Ketiga, sebelum membawa kamera DSLR ke bawah air, matangkan dulu penggunaannya di darat. Memotret di bawah air jauh lebih sulit ketimbang di darat karena banyak yang harus dipikirkan. Belum lagi kalau menggunakan strobe sebagai sumber pencahayaan! sDTTl


D E E P D O W N YO U WA N T T H E B E S T B U OYA N C Y C O M P E N S AT O R

! i i b b o o t a a k k a a W W

e k o y tripA

itiga Ka g e S g n di jantu lingi bi dikeli Terletak o t a k a unia, W kelas rang D nyelam e m s u sit bila banyak k heran a t a y n gara Maka dunia. esi Teng w la u S ng uan di situs ya u t kepula a s h ali. jadi sala nya sek a h i ini men g n nju up diku tak cuk

ma m bersa la e y n kasi bila me g berlo n ih a b y er i le r b Te akato uba Div c W S t r h o s la e i R Ke sin Patuno wangi. ara ig n a W bawa p m e m di Pulau nesia elam sia Indo lA a k meny r t u s t u n A u ma a setiany hari sela a r c e a p b li a ! pem ak iri Anda lama tig d e s a r a e g m bersa rkan se . Dafta m la a lima m and descent

A buoyancy compensator controls your rate of ascent and holds you steady underwater, at neutral buoyancy. It is truly one of the most important pieces of dive gear you will ever own. To let you choose the right BC for your needs, SCUBAPRO has a wide range of t: divers models and features, accommodating the demands lanofjuall n lebih guaranteeing adurability, g and offering unsurpassed safety, comfort and n ra e t Ke 0972 model you’ll experience the best. Featured here, our new5GO 5travel 021 36 Tempat with our unique AIR2 concept. Murti — o.com

Terbatas!

iverind cubad s i@ rt u m

scub a p ro.c om

- photo : Christian Chaize

122 0 1 2 0 r 2 e r b e m b e v m o e N v 5 o 10 -1107-1N


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.