Pengembangan mobilitas kota berbasis Non-Motorized Transport atau NMT menjadi hal yang sangat penting di masa sekarang. Pengembangan ini mengandalkan sepeda dan berjalan kaki yang dikombinasikan dengan moda transportasi publik yang terintegrasi.
Sumber: NACTO
https://www.danielbowen.com/2012/09/19/road-space-photo/
https://www.ucsusa.org/resources/vehicles-air-pollution-human-health
http://sustainabilitychallenge2016.weebly.com/cycling-in-the-city.html
www.forbes.com/sites/carltonreid/201 8/11/16/cyclists-spend-40-more-inlondons-shops-than-motorists/
“Produksi sepeda di dalam negeri dinaikkan sebanyak 30%” -AIPI
“Penjualan sepeda di dealer Kota Jakarta naik 50-200%” -Kompas
“Pesepeda di kawasan SudirmanThamrin naik 1000%” -ITDP “Penjualan sepeda di Solo meroket 300%” -Okezone
“Bulan ke-4 sudah memenuhi target 50% penjualan sepeda tahunan” -MTB
Pemahaman masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan dan imunitas tubuh dengan bergerak
aktif
Menghilangkan rasa jenuh berada di rumah saja selama masa PSBB Ketakutan masyarakat terhadap penggunaan transportasi publik di tengah pandemi
Peluang besar untuk menggeser mobilitas perkotaan menjadi Non-Motorized Transport
Menurut panduan Visi Nasional Fasilitas Transportasi Tidak Bermotor yang dikeluarkan oleh ITDP (2020), terdapat berbagai macam tahapan dalam perencanaan jaringan NMT
Identifikasi peran unsur-unsur Pemerintah Daerah
Analisis kondisi existing Perumusan Visi, Target, dan Program Daerah Terkait Transportasi Tidak Bermotor
Penyelenggaraan Forum Konsultasi Publik (FKP)
Perencanaan dan perancangan
Pembangunan tidak bisa dilakukan sekaligus, harus bertahap dan berstrategi
Pembangunan
Evaluasi hasil pembangunan
Sumber: ITDP (2020). Visi Nasional Fasilitas Transportasi Tidak Bermotor. ITDP.
19
Batasan lokasi penelitian mengambil 6 jalan koridor utama kota Yogyakarta yang membentang utara-selatan dan timur-barat. Koridor ini dianggap dapat merepresentasikan kualitas jalan kota Yogyakarta dan dapat menjadi pilot research bagi penelitian selanjutnya.
Sumber Gambar: googleearth
20
Lowry et al (2012)
“
“
An assessment of an entire bikeway network in terms of the ability and perceived comfort and convenience to access important destinations
Sumber Gambar: Hartanto, Kurniawan. (2017). Developing a Bikeability Index to Enable The Assessment of Transit Oriented Development Nodes
Sumber: Lowry, M.B., Callister D., Gresham, M, Moore, B. (2012) Assessment of communitywide bikeability with bicycle level of service. Journal of Transportation Research Board
22
copenhagenizeindex.eu
Streetscape:
Berkaitan dengan kualitas jalan sepeda dan fasilitas. Infrastruktur l Fasilitas l Traffic Calming
Culture:
Berkaitan dengan budaya dan persepsi masyarakat. Gender Split l Modal Share l Indikator Safety l Image Sepeda l Cargo Bikes
Ambition:
Berkaitan dengan keinginan Pemerintah dan Masyarakat menuju kota ramah bersepeda. Organisasi l Kebijakan l Bike Share l Urban Planning
Copenhagenize index
Urgensi NMT
Manfaat
Tren di tengah pandemi
Analisis Existing
Peluang mengembangkan NMT
Pembahasan
Overlay
Streetscape
Culture
Ambition
Infrastruktur
Traffic Calming
Fasilitas
Indikator
Indikator
Indikator
Penilaian
Kriteria
Indikator
0,167
Parameter
Keberadaan jalur sepeda
Infrastructure 0,167
Facilities
Traffic calming
Jumlah persimpangan
0,167
koneksi dengan halte
0,167
Arah lajur
0,167
0,167
Keberadaan peneduh
Cycle Box
Perbandingan panjang jalur sepeda dengan total panjang penggal jalan
Variabel Rasio jalur sepeda terproteksi Rasio jalur sepeda bermarka Rasio tanpa jalur sepeda
Perbandingan jumlah akses persimpangan dengan total kebutuhan ideal persimpangan di penggal jalan Perbandingan jumlah halte bus dengan total kebutuhan ideal halte di penggal jalan Penentuan nilai jalan berdasarkan arah Dua arah lajur jalan Satu arah Rasio jalan dengan Perbandingan panjang jalan berpeneduh peneduh dengan total panjang penggal jalan Rasio jalan tanpa peneduh Perbandingan jumlah bicycle box dengan total jumlah persimpangan traffic
Koefisien 1
0,67 0,33
N/A N/A N/A N/A 1 0,5 1
0,5 N/A N/A
Koridor
Nama Jalan Godean Kyai mojo 1 Kyai mojo 2 Diponegoro Koridor 1 Sudirman 1 Sudirman 2 Sudirman 3 Urip Sumoharjo Adisucipto Martadinata 1 Martadinata 2 Ahmad Dahlan 1 Ahmad Dahlan 2 Senopati 1 Senopati 2 Koridor 2 Sultan Agung 1 Sultan Agung 2 Kusumanegara 1 Kusumanegara 2 Kusumanegara 3 Kusumanegara 4 Sugeng Jeroni Haryono Sutoyo Sugiyono 1 Koridor 3 Sugiyono 2 Supeno 1 Supeno 2 Per Kemerdekaan 1 Per Kemerdekaan 2
Panjang Penggal 210 590 316 686 583 277 481 935 432 441 502 622 313 500 395 564 272 402 708 677 780 721 737 629 503 321 854 329 448 1160
Tahun Foto Sep-19 Sep-19 Sep-19 Sep-19 Sep-19 Sep-19 Sep-19 Sep-18 Jul-18 Sep-19 Sep-19 Sep-19 Sep-19 Sep-19 Sep-19 Sep-19 Sep-19 Sep-19 Jun-18 Jun-18 Jun-18 Jul-18 Sep-19 Sep-19 Jun-18 Jun-18 Okt-19 Okt-19 Sep-19 Okt-19
Bike Lane Junction 0,33 1 0,33 1 0,33 1 0,33 1 0,56 1 0,63 1 0,64 1 0,33 1 0,33 1 0,56 1 0,48 1 0,33 1 0,33 1 0,33 0,83 0,37 1 0,58 1 0,34 1 0,45 1 0,33 1 0,49 1 0,51 1 0,64 1 0,66 1 0,65 0,88 0,62 1 0,46 1 0,66 1 0,56 1 0,65 1 0,66 1
Halte 1 0 1 1 1 1 1 0,5 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0,5 1 0 1
Direction 1 1 1 1 1 1 0,5 0,5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Trees 0,50 0,50 0,50 0,70 0,73 0,93 0,94 0,72 0,60 0,52 0,56 0,61 0,54 0,79 0,58 0,66 0,69 0,84 0,72 0,86 0,62 0,64 0,86 0,78 0,87 0,72 0,58 0,63 0,61 0,60
Box 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0,5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0,5 1 1 0,5
Total 0,81 0,64 0,81 0,84 0,88 0,93 0,85 0,68 0,66 0,68 0,67 0,83 0,65 0,74 0,83 0,88 0,84 0,72 0,84 0,89 0,86 0,72 0,92 0,72 0,92 0,86 0,71 0,87 0,71 0,79
Koridor
Nama Jalan Magelang 1 Magelang 2 Tentara Pelajar Suprapto Koridor 4 Wahid Hasyim Suryowijayan Bantul 1 Bantul 2 Sangaji 1 Sangaji 2 Mangkubumi Malioboro Mataram Koridor 5 Suryotomo Katamso 1 Katamso 2 Parangtritis 1 Parangtritis 2 Yohannes Wahidin Sudirohusodo 1 Wahidin Sudirohusodo 2 Sutomo 1 Sutomo 2 Mangunsarkoro Koridor 6 Suryopranoto Batikan Pramuka Imogiri timur 1 Imogiri timur 2 Imogiri timur 3
Panjang Penggal 874 500 891 1314 822 480 462 946 874 534 767 1284 764 544 238 1215 1067 247 478 460 304 439 367 81 434 1710 1059 672 314 227
Tahun Foto Bike Lane Junction Halte Jul-18 0,33 0,9 0,5 Sep-19 0,33 1 1 Sep-19 0,43 1 1 Sep-19 0,44 1 0,5 Jul-18 0,66 0,8 1 Jul-18 0,62 1 0 Sep-19 0,42 1 0 Sep-19 0,55 1 0,5 Sep-19 0,66 0,9 1 Sep-19 0,59 1 1 Sep-19 0,92 0,8 1 Sep-19 0,33 0,94 1 Sep-19 0,33 0,9 0 Sep-19 0,33 1 0 Jun-18 0,45 1 1 Jul-18 0,60 0,63 0,33 Sep-19 0,49 1 0,5 Sep-19 0,33 1 1 Jun-18 0,65 1 0 Jul-18 0,65 1 1 Jun-18 0,44 1 0 Sep-19 0,33 1 1 Sep-19 0,33 1 1 Sep-19 0,43 1 1 Sep-19 0,50 1 0 Jun-18 0,36 1 0 Okt-19 0,63 0,9 0,5 Sep-19 0,33 1 1 Okt-19 0,33 1 1 Okt-19 0,33 1 1
Direction Trees 1 0,57 1 0,60 1 0,67 1 0,58 1 0,77 1 0,70 1 0,83 1 0,66 1 0,75 1 0,73 0,5 0,59 0,5 0,68 1 0,53 1 0,50 1 0,63 1 0,74 1 0,68 1 0,53 0,5 0,50 1 0,54 1 0,63 1 0,55 1 0,69 1 0,92 0,5 0,59 1 0,71 1 0,62 1 0,59 1 0,58 1 0,57
Box
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0,5 0,5 1 1 1 1 0,5 0,5 0,5 0 0
Total 0,72 0,82 0,85 0,76 0,87 0,72 0,71 0,79 0,89 0,89 0,80 0,58 0,63 0,64 0,85 0,72 0,78 0,81 0,61 0,78 0,60 0,81 0,84 0,89 0,60 0,60 0,69 0,74 0,65 0,65
Highest Score Jalan Sudirman 2 (0,93)
Lowest Score Jalan Malioboro (0,58)
0,58
Sumber: Penulis
0,93
Perbandingan jumlah akses persimpangan dengan total kebutuhan ideal persimpangan di penggal jalan. Jumlah persimpangan ideal didapatkan dari lebar blok ideal pejalan kaki yaitu 150 meter.
Lowest Score Jalan Katamso 2 (0,63) 0,63
Sumber: Penulis
1
Jalan Katamso 2 memiliki permeabilitas rendah karena pada sisi jalan timur merupakan bekas dari benteng peninggalan Keraton Yogyakarta sepanjang 1,2 kilometer.
Jalur Tembus
Penentuan nilai jalur berdasarkan arah jalur. Jalur yang memiliki 2 arah dianggap ideal karena memiliki konektivitas tinggi.
0,50
Sumber: Penulis
1
Perbandingan jumlah halte bus dengan total kebutuhan ideal halte di penggal jalan. Jumlah halte ideal didapat dari jarak antar titik transit ideal di kawasan TOD, yaitu 800 meter
0
Sumber: Penulis
1
Ketiadaan fasilitas rak sepeda dan bike on board memperkecil kemungkinan melakukan mix-commuting
Perbandingan panjang jalan berpeneduh dengan total panjang penggal jalan. Jalan berpeneduh diidentifikasi dengan adanya pohon yang dapat meneduhi badan jalan/jalur sepeda.
Highest Score Jalan Sudirman 3 (0,94)
0,50
Sumber: Penulis
0,94
Keberadaan pohon yang terletak pada median jalan tidak dihitung dikarenakan tidak meneduhkan jalur sepeda yang ada pada sisi jalan
Perbandingan jumlah cycle box dengan total jumlah persimpangan traffic. Idealnya, semua persimpangan memiliki 1 cycle box dari masing-masing arah.
0
Sumber: Penulis
1
Banyak ditemukan Bicycle Box yang tidak jelas karena sudah tertutup oleh aspal
Kecilnya kesadaran masyarakat terhadap prioritas pengguna sepeda
Kapasitas Bicycle Box yang tidak layak
Perbandingan panjang jalur sepeda dengan total panjang penggal jalan. Jenis jalur sepeda dibedakan ke beberapa jenis; jalur terproteksi (paling ideal), jalur bermarka, dan tidak ada jalur sepeda. Indikator ini menjadi yang paling penting dalam pembangunan infrastruktur sepeda.
Highest Score Jalan Mangkubumi (0,92)
Jalur Cepat
Buffer
0,33
Sumber: Penulis
Jalur Lambat
0,92
Tidak semua jalur sepeda harus terproteksi secara fisik. Tetapi jalur sepeda berbagi pun harus dilengkapi oleh tanda shared street pada jalanan.
Sumber: NACTO Sumber: ITDP
Banyak ditemukan Bike Lane yang tidak jelas karena sudah tertutup aspal
Kecilnya kesadaran masyarakat terhadap prioritas pengguna sepeda
Ketiadaan traffic calming pada bike lane menyebabkan pengendara masuk jalur
YOGYAKARTA
Studi yang dilakukan dalam penelitian hanya menunjukkan komparasi kualitas infrastruktur sepeda antar koridor, tentunya dengan menurunkan berbagai macam standar agar dapat masuk penilaian.
Kota Yogyakarta belum layak untuk dikategorikan sebagai kota yang ramah bagi pesepeda. Bahkan untuk masuk persyaratan yang dapat dinilai oleh Copenhagenize Index pun, kota Yogyakarta belum memenuhinya.
Masih banyak indikator lain yang belum diteliti dan dinilai, seperti fasilitas rak sepeda, inrit, material jalan, konektivitas antar lahan, dll. Masih terdapat 2 parameter lain yang belum dihitung, yaitu parameter culture dan ambition Syarat sebuah kota untuk dapat dihitung yaitu memiliki modal share minimal 2% atau 8.640 orang menggunakan sepeda di Yogyakarta, serta angka itu selalu tumbuh dalam 10 tahun diikuti dengan penurunan kendaraan bermotor.
https://jogja.suara.com/read/2020/06/30/151935/banyak-orang-gowes-dishub-jogjapertimbangankan-penambahan-jalur-sepeda
Kota Yogyakarta memiliki indeks Bikeability rata-rata sebesar 0,77 gambar menyesuaikan topik
Kota Yogyakarta belum memenuhi standar penilaian Copenhagenize Index Diperlukan strategi kolaborasi dan perencanaan matang untuk membentuk kota yang ramah bagi pesepeda
64
Penilaian kualitas Bikeability Kota Yogyakarta pada objek penelitian yang lebih luas.
Menambah parameter lain selain streetscape, yaitu studi culture dan ambitions.
Menambah indikator infrastruktur dan fasilitas lain seperti material jalan, obstacle, konektivitas, desired lines, signage, dan lain-lain.
Melanjutkan studi pada tahap perencanaan dan perancangan jaringan sepeda di Kota Yogyakarta.
65
• Sufa, F., Minarta, Ria R., Amanda, Etsa, & Lazuardini, Annisa Dyah. ITDP. Visi Nasional Fasilitas Transportasi Tidak Bermotor. 2008. Diakses dari https://itdpindonesiad.wpengine.com/publication/visinasional-fasilitas-transportasi-tidak-bermotor/ • Hartanto, Kurniawan. University of Twente. Developing a bikeability index to enable the assessment of Transit Oriented Development nodes. 2017. • https://copenhagenizeindex.eu/about/the-index diakses pada 26 Juni 2020