Edisi 139

Page 1


2

Salam Redaksi

Edisi 139 Juni 2016

SUARA KAMPUS

Tulisan Yang Tak Termuat Doc. Suara Sampus

EDITORIAL

Berharap Ada Kemajuan erpilihnya Fakultas EkonoT mi dan Bisnis Islam sebagai fakultas yang lebih dahulu mening-

galkan kampus IAIN di Lubuk Lintah ini menuju kampus baru di Sungai Bangek merupakan langkah awal pengembangan yang dilakukan oleh pihak kampus. Pemindahan ini tentunya butuh kesiapan dari berbagai pihak, baik dari kalangan mahasiswa atau pejabat yang sedang menjalankan tugasnya di fakultas ini. Pada tahun 2016 ini, IAIN berhasil menyiapkan gedung belajar baru untuk mahasiswa. Walaupun pembangunan tidak selesai sepenuhnya, tapi setidaknya mahasiswa FEBI sudah mendapatkan hak yang sama dengan mahasiswa dari fakultas lainnya. Semenjak diresmikan menjadi fakultas baru di IAIN IB Padang, FEBI diterima baik oleh beberapa fakultas lainnya. Pengakuan sudah didapatkan oleh FEBI, hanya saja jika diperhatikan dari aspek sarana dan fasilitas yang disediakan, mahasiswa FEBI belum mendapatkan hak sepenuhnya sebagai fakultas baru. Tetapi, ini akan berakhir seiring berakhirnya jadwal perkuliahan pada semester genap ini. Mahasiswa FEBI akan berbondong-bondong menuju kampus baru mereka, meskipun kondisi di lokasi baru belum sepenuhnya dapat dihuni dengan layak oleh mahasiswa. Perencanaan pihak kampus terkait dengan proses pembangunan ini banyak. Dimulai dengan pembuatan turab, fasiltas penunjang lain berupa jalan dan alat transportasi.

CILOTEH + FEBI Harus Pindah Ke Kampus III

- Kalau pindah juo, lai ka maju?

+ Mengemaskan Dies Natalis Setengah Abad

- Kok ka mode tu se taruih, ancak agiahan se ka PT Asing lai....!

Kerja | Suasana kesibukan kru Suara kampus sebelum cetak edisi 139, Minggu (22/05). Assalamualaikum Wr.Wb. uji syukur tidak kunjung terhenti dari bibir orang-orang yang berada di Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Suara Kampus karena pada terbitan edisi 139 ini, kru kembali dapat menyuguhkan bacaan kepada pembaca setia tabloid Suara Kampus. Kru juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyukseskan penyelesaian terbitan kali ini. Ada beberapa hal yang menjadi catatan penting terbitan 139 ini. Per-

P

CERMINIA

S

tama, kru minta maaf bagi penulis yang telah mengirimkan tulisannya, apakan itu berbentuk opini, cerpen, puisi, kritikan dan saran terhadap kampus, namun belum dimuat untuk edisi ini, kami harapkan agar tidak bosan-bosan dalam mengirimkan tulisannya. Kedua, kami menyadari setiap isi yang kami tampilkan masih belum mencapai kesempurnaan. Berbeda dari edisi sebelumnya yang mengangkat permasalahan yang ada dalam lingkupan nasional, pada edisi ini, kru mengemas isi yang lebih

SALAM REDAKSI dekat dengan pembaca yaitu problematika pembangunan kampus III IAIN Imam Bonjol Padang yang terletak di Sungai Bangek Lubuk Minturun serta bagaimana proses pemindahan Fakultas Ekonomi Bisnis Islam (FEBI) kesana. Walau terdapat banyak masalah dalam proses penerbitan, mulai dari narasumber yang susah dicari ataupun narasumber yang tidak mau berkomentar, tetap saja semangat kru Suara Kampus untuk mengemas isi terbitan kali ini, menjadi penambah semangat tersendiri bagi pengurus untuk lebih berperan aktif lagi agar semangat itu terus membara pada setiap individu kru diterbitan selanjutnya. Selain itu, karena bulan suci Ramadhan sebentar lagi akan tiba. Bulan yang membawa rahmat bagi siapa saja yang menunaikan ibadah kepada Allah secara penuh, khususnya ibadah puasa akan mendapat limpahan pahala. Untuk itu agar ibadah puasa yang dijalani nantinya tidak menemukan hambatan, kru Suara Kampus meminta maaf kepada pembaca jika terdapat kesalahan atas informasi yang disampaikan. Selamat menunaikan ibadah puasa.

Sarawa Goyang

arawa atau dalam bahasa Indonesianya celana merupakan asesoris yang harus ada pada manusia. Zaman purba dulu orang telah mulai berfikir mengunakan pakaian, seperti terbuat dari kulit binatang, daun-daunan bahkan dari kulit kayu sejalan dengan perubahan zaman metamorfosa betuk celana sudah mulai berubah-rubah dan bermacam-macam bentuk. Dalam perkembangannya pada saat ini muncul lah bentuk celana yang unik tapi memiliki filosofis tersendiri dikalagan penikmatnya yaitu sarawa goyang. Sarawa goyang memiliki filosofis tersendiri mengkarismakan seseorang saat sedang memakainya siapa yang tidak kenal dengan sarawa goyang, \ mulai dari orang tua, anak muda, remaja, petani bahkan pejabat pasti sering mengunakan sarawa goyang.

Axvel Gion Revo Koordinator Liputan Metamorfosa sarawa goyang tak cukup dikalangan para pejabat niniak­ mamak atau dikalangan dosen saja boleh memakainya tapi dikalangan mahasiswa sarawa goyang sudah menjadi aturan wajib disuatu perguruan tinggi untuk memakainya, kenapa demikian? Mungkin keunikan tadi yang membuat satu Institusi mewajibkan memakai sarawa goyang. Pernyataan pro dan kotra seringkali bermunculan terhadap aturan yang ditetapkan satu perguruan tinggi baik negeri maupun swasta dalam menetapkan sarawa goyang menjadi celana wajib kuliah, ada yang keberatan dengan aturan tersebut ada juga yang tidak mempermasalahkan hal

tersebut. Yang jelas sarawa goyang mempunyai pesona tersendiri dan eksistensi tersendiri oleh pencintanya. Saya mengutip apa kata Tan Malaka Padi tumbuh tak berisik, mungkin filosofis kata Tan Malaka itu bisa dikaitkan dengan sarawa goyang, jadilah seperti­ sarawa goyang yang selalu bergoyang pada saat seseorang jalan, tapi membuat kaki pencintanya dingin dan nyaman saat memakainya. Itulah sarawa goyang orang-orang tidak banyak yang suka sama dia, tapi ketika sudah mencintainya maka akan merasakan sensasinya. Apa bila seserang tidak memakainya secara tulus maka penigmatnya akan merasakan kepanasan dan ketidak nyamanan, tapi sebaliknya ketika penikmatnya memakainya dengam tulus maka sarawa goyang itu kan mengeluarkan aura positif untuk pencintanya.

Pelindung: Rektor IAIN Imam Bonjol Padang Dr. H. Eka Putra Wirman, Lc, MA.

Pemimpin Umum: Rahmadi | Sekretaris Umum: Nofri Migo | Bendahara Umum: Rahmi Yati | Pemimpin Redaksi: Aidil Ridwan Daulay | Wakil Pemimpin Redaksi: Mukhtar Syafi’i | Redaktur Pelaksana: Sherly Fitri Yanti, Silvia Wulandari, Friyosmen | Koordinator Liputan: Axvel Gion Revo | Redaktur: Miftahul Ilmi, Agusrianti, Meilia Utami, Lisa Fauziah | Bidang Pracetak: Ulvia Rahmi, Khairul Nasri | Editor Video: Rita Yulia Sari | Pemimpin Perusahaan: Amaliyatul Hamrah | Manager Iklan & Usaha: Khairuddin | Manager ADM & Sirkulasi: Sartika | Koordinator ADM: Anindia Padsun | Kepala SDM & Litbang: Risya Wardani | Koordinator Litbang: Audia Meliza

Penanggung Jawab: Wakil Rektor III IAIN Imam BonjolPadang Dr. Alkhendra, MA Kepala Biro AUAK Drs. Dasrizal, MA

Wartawan: Iqbal, Yusi, Randi, Jesika, Salman Yuziro, Muhammad Iqbal, Siti Sundari Zulfaiza Fitri, Naufal , Cici Yulhendri, Devi Susanti ,Cani Silpina, Syifa Aulia, Ganti Putra W, Dina Audya, Riki Rianto, Tika Refendra, Mulyadi, Harpen, Dolly Dui Tifa, Fatma Sari, Tina Gustin, Utia Safitri, Intan Sari Andini , Yulia Agustriani, Suci Mawwaddah, Miftahul Jannah, Indra, Nadya, Dara Tristia, Melya Traningsih (Mg), Resti Laila Sari (Mg), Arianto (Mg), Nurul (Mg).

Pembina: Yulizal Yunus, Shofwan Karim Elha, Emma Yohanna, Sheiful Yazan, Abdullah Khusairi, Muhammad Nasir, Andri El Faruqi Dewan Redaksi: Arjuna Nusantara, Zulfikar Efendi, Dosfrianto, Yogi Eka Sahputra, Taufiq Siddiq, Elvi Safitri Dinyyati Rahmatika, Jeki Fernandos

SUARA KAMPUS. COM

Twitter: @suara_kampus | Email: lpmsuarakampus@gmail.com | redaksi@gmail.com | Fanpage: Suarakampus.com


Suara Pembaca

SUARA KAMPUS v

Edisi 139 Juni 2016

KOLOM

SUARA PEMBACA

LET’S GO TO “KAMPUS BARU” Jangan Terburu-Buru

Institut Agama Islam “Ngeri” Yasir Yanto

Rahmi Yati Bendahara Umum Suara Kampus

Dewan Mahasiswa FEBI IAIN IB Padang

I

AIN Imam Bonjol Padang merupakan salah satu Perguruan Tinggi Islam yang akan dikonversi menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini. Salah satu usaha dari Rektor selaku pimpinan Perguruan Tinggi IAIN IB Padang adalah membuka fakultas baru dan menambah gedung perkuliahan. Fakultas yang baru didirikan adalah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) yang diresmikan pada tanggal 01 Desember 2015. Gedung perkuliahan yang baru berdiri itu terletak di Sungai Bangek, Kelurahan Balai Gadang, Kecamatan Koto Tangah Padang. Gedung yang telah berdiri megah dan lokasi yang mempunyai pemandangan yang sangat indah. Siapa yang merasa tidak senang? Dengan fasilitas baru, gedung yang megah, pemandangan yang indah, lingkungan yang tenang dan sejuk serta asri. Namun sebagian mahasiswa tidak merasakan kesenangan membayangkan kuliah disana. Beberapa bulan lagi aktifitas Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) akan dipindahkan ke Sei Bangek. Jika dilihat dari keadaaan dan situasi dilapangan saat ini, rencana perpindahan aktifitas perkuliahan belum tepat dan perlu untuk dipertimbangkan kembali. Sebenarnya rencana untuk pemindahan aktifitas perkuliahan ke kampus tiga tersebut sangat baik karena sebagai penunjang konversi IAIN menjadi UIN, mengurangi kepadatan perkuliahan di kampus lubuk lintah, juga mengurangi kemacetan di Jl. Mahmud Yunus, dan mengurangi kepadatan parkir di kampus Lubuk Lintah. Tetapi dalam implementasinya akan menimbulkan berbagai macam permasalahan seperti infrastruktur yang belum memadai dan kurangnya persiapan bagi mahasiswa yang telah menempuh kuliah di kampus Lubuk Lintah untuk menjalani masa transisi. Jika perpindahan aktifitas perkuliahan ini dilaksanakan, beberapa mahasiswa akan mengalami kesulitan karena ketiadaan infrastruktur yang memadai seperti jalan dan transportasi. Pemerintahan Kota Padang melalui dinas perhubungan telah berencana akan melakukan penambahan trayek Trans Padang agar sampai ke Sei Bangek tepatnya kampus III IAIN Imam Bonjol Padang. Namun sampai saat ini, untuk jangka dekat belum ada tanda-tanda penambahan trayek ke lokasi kampus III. Tidak hanya itu sarana juga sangat dibutuhkan mahasiswa seperti indekos, warnet (warung internet), tempat foto copy, toko buku. Pimpinan juga harus mem follow up masyarakat sekitar untuk menginvestasikan rumahnya sebagai tempat indekos, warung foto copy, membuka toko buku dekat kampus serta kelengkapan buku pustaka. Coba kita bayangkan jika jumlah lokal ada 22 kelas (tidak termasuk BP 2013 MPS dan BP 2012 EKI) di-

3

kalikan dengan rata-rata perlokal 50 orang maka memperoleh hasil 1.100 orang. Ditambah lagi mahasiswa baru yang akan diterima untuk semester ganjil diatas 700 orang. Disini dapat kita bayangkan hanya 25% mahasiswa yang memiliki motor. 75 % lagi tidak memiliki motor. Artinya mahasiswa sangat membutuhkan transportasi umum untuk berpergian menuju pusat perbelanjaan. Tidak hanya itu mahasiswa juga membutuhkan tempat foto copy sebagai sarana penunjang akademik (tugas kuliah) mereka. Begitu juga dengan warnet serta kos yang sangat urgen sekali. Apabila tidak banyak masyarakat yang membuka usaha warnet dan foto copy, otomatis consumen akan berbondong bondong menuju tempat yang satu itu dan tidak menutup kemungkinan harga akan naik sesuai dengan teori ekonomi. Namun ada hal yang lebih urgen yang harus diterapakan pimpinan. Mahasiswa sebagai agen of change dan social of control dan dalam tri dharma perguruan tinggi (pembelajaran, penelitian, pengabdian di masyarakat) harus termanifestasi dalam kegiatan riil mahasiswa. Namun, itu semua tidak sempurna terwujudnya jika tidak ada pendukung pelaksanaannya. Pendukukung pelaksanaannya adalah dalam internal kampus yaitu UKM (unit kegiatan mahasiswa). Anggota UKM berasal dari seluruh jurusan yang ada di IAIN termasuk salah satunya adalah mahasiswa FEBI. Untuk itu perlu juga dilaksanakan kerjasama antara pimpinan IAIN dengan pihak pimpinan UKM untuk menosialisasikan dan menyusun strategi penampungan wadah kegiatan mahasiswa di kampus III IAIN Imam Bonjol padang. Apakah itu membentuuk unit/cabang. Sebagai contoh, UKM KOPMA IAIN Imam Bonjol Padang. Sekretariat terletak di IAIN Imam Bonjol padang Lubuk Lintah, sedangkan anggotanya banyak dari mahasiwa FEBI. Maka diperlukan cabang/unit di kampus III sebagai wadah menyalurkan kegiatannya dalam bidang koperasi. Untuk itu perlu sosialisasi tadi dan kerjasama antara pimpinan IAIN dengan Pimpinan UKM agar mahasiswa tidak vakum berkegiatan organisasi. Namun itu semua diserahkan kepada kebijakan pimpinan dan anggota UKM. Semestinya apabila segera dilakukan transisi, pimpinan harus menjamin ketersediaan infrastruktur yang mendukung dan jangan terlalu terburu-buru untuk melakukan transisi. Pimpinan juga harus melakukan sosialisasi langsung kepada mahasiswa jauh-jauh hari sebelum transisi ini dilaksanakan agar masalah yang dikhawatirkan bisa terminimalisir. Dan juga informasi yang diterima mahasiswa adalah informasi resmi dari pimpinan.

B

eberapa waktu lalu, masih segar dalam ingatan kita apa yang terjadi di kampus tercinta ini. Bermula dari polisi tidur, perseteruan antara mahasiswa dan satuan pengamanan yang disingkat satpam kampus pecah dan berujung pada demonstrasi yang dilakukan mahasiswa. Penulis hanya ingin mengingatkan, betapa pentingnya komunikasi dari berbagai pihak untuk membangun lembaga ini lebih baik lagi. Disini tidak berbicara siapa yang salah, juga tidak ingin mengungkit-ungkit apa yang telah terjadi, tapi setidaknya, izinkan penulis memberikan masukkan demi kebaikan kampus ini. Berbicara komunikasi, mungkin ada beberapa kelemahan yang penulis lihat dari pihak kampus, yang tidak bisa merangkul atau mengkomunikasikan program kampus pada pribumi, serta turut melibatkan warga setempat demi menjaga ketertiban dan keamanan. Sepertinya, komunikasi ke atas, bawah, ke samping perlu dilakukan lagi oleh seluruh stakeholder. Suatu pembelajaran yang amat sangat berarti dari peristiwa yang terjadi kemarin. Tak bisa dipungkiri, peristiwa itu menjadi tamparan bagi wajah dunia kampus, bahwasanya nilainilai Pancasila masih perlu diwujudkan. Sila ke tiga dan keempat sepertinya perlu direnungkan kembali, persatuan Indonesia. Pernahkah kita bersatu untuk membangun kampus ini? Bersatu membasmi ketidakadilan, kekerasan, membicarakan hal-hal yang akan merusak keharmonisan bermasyarakat diantara kita. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan. Pernahkah musyawarah itu dilakukan, antara pihak kampus dengan masyarakat setempat, atau sebaliknya? Beberapa waktu lalu, penulis mendengar beberapa mahasiswi kembali mendapat perlakuan yang tidak senonoh oleh warga setempat. Sudah berkalikali hal ini dialami beberapa korban. Sungguh sangat mengerikan jika terjadi pembicaran. Ketentraman dan kenyamanan bukan lagi hal utama yang dirasakan dalam menimba ilmu di kampus ini. Melihat kondisi hari ini, bagi penulis Institut Agama Islam ini “Ngeri”. Lalu apakah kita membiarkan hal ini begitu saja? Apa yang bisa kita perbuat? Haruskah jalur hukum menjadi solusi untuk sebuah permasalahan yang tak kunjung selesai? Kriminalitas, pelecehan seksual dan lainnya sampai kapan akan berakhir? Untuk majunya lembaga yang tercinta ini bukan dari orang lain, tapi dari dari kita bersama, jangan ada lagi perbedaan, semua adalah saudara, mahasiswa adalah saudara bagi masyarakat, tali kesatuan sudah saatnya dirajut kembali, agar tak menjadi kampus yang mengerikan.

NBOX Punya unek-unek, komentar terhadap keadaan kampus,?? kirim kegelisahan tersebut ke pasan suarakampus, SMS ke 083180728909, sertakan nama dan fakultas 08127040XXXX Sebenarnya sih saya malas mengomentari kampus ini, tapi karna saya mahasiswa yang brada dlembaga ne, yahh apaboleh buat, bagi saya kampus ini hnya pndai berdakwah saja, tpi tdk brbuat. kita sudah diajarkan yaitu orang yang sulit untuk dinasehati adlah orang yang tahu itu salah namun ttap dilkukan. seperti itulah kampus ini... hehe..

08238640XXXX Mahasiswa itu penerus bangga, bukan penghangus bangsa. jdi mahasiswa ya harus berinlektual layaknya mahasiswa jgn mnurut saja seperti anak SMA. 08238949XXXX fasilitas IAIN saja masih kurang apalagi kampus 3 nanti. coba para pimpinan kampus permatikan lagi dimana kami nnti kan tnggal dan bgaimana transformasi kami. 08318255XXXX Tidak adanya unsur kesatuan antara atasan dan bawahan antara institut dan fakultas,kenapa hanya fakultas syari'ah yang masuk jam 07.00.?

08527231XXXX Assalamualakum pak, kami mau nanya kenapa hanya FEBI saja yg dipndahkan ke kmpus 3 yang lain kpan dipndahkan. 08238759XXXX Sebentarlagi kan mau puasa, ada saran dari beberapa mahasiswa IAIN buat acara jelang ramadhan ataupun acara islami waktu ramadhan. mohon diprtimbangkan krn kita kmpus islami 08526591XXXX Semoga pimpinan kampus bisa tanggap terhadap masalah yg terjadi dikmpus ini. jgn trlalu bnyak berharap iain lebih tinggi, yg pnting serius saja pada satu pkerjaan

08238132XXXX Semoga saja libur semester genap ini tidak sepanjang libur semester ganjil kemarin. makin banyk hri libur, mkin bnyak pula liburnya wawasan mahasiswa 08194743XXXX klw bleh nanya, siapa dema kita skrang. kbar yg sya dapat bg hfizul fahmi sudah hbis msa jbatannya, ada yg tau gk ? mhon kritisi mhasiswa. sip 08318148XXXX kesalahan yg terjadi dikampus bkanlah keseluruhan kesalahan pimpinan, tpi jga kita sbagai mhsiswa, mari kta introspeksi diri msing2


4

Edisi 139 Juni 2016

Suara Utama

SUARA KAMPUS

FEBI Harus Pindah ke Kampus III

I

nstitut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol Padang sudah menyiapkan gedung baru untuk ­ sarana belajar bagi mahasiswa di Sungai Bangek. Selesainya pembangunan tahap pertama, tentu akan menggiring mahasiswa IAIN bersiapsiap untuk pindah menuju kampus baru tersebut. Proses pendirian bangunan ini sudah mulai diolah sejak 2011 yang lalu, tetapi baru dapat dilaksanakan pada tahun 2015, hal ini disampaikan oleh Harian Umum Independen Singgalang. Berdasarkan informasinya bahwa pembangunan kampus III IAIN IB Padang sudah dimulai sejak Selasa (23/06) pada tahun 2015 kemaren. Sudah mencapai 11 bulan lamanya, pembangunan kampus III akhirnya baru dapat diselesaikan. Meskipun belum secara keseluruhan, tetapi pada awal perkuliahan semester baru nanti, satu gedung sudah dapat didiami oleh mahasiswa. Data yang diperoleh dari terbitan tabloid Suara Kampus edisi 136 yang lalu, disebutkan bahwa sempat terjadi kasus yang melibatkan petinggi IAIN IB Padang terkait pembangunan kampus III ini. Dalam konferensi pers oleh Kejaksaan Tinggi (Kejati) Provinsi­­Sumatera Barat disampaikan, terdapat kisaran angka mencapai Rp. 15 M kerugian yang dialami oleh negara dalam pembangunan ini. Sungguh ironis, hampir setara dengan separuh anggaran dana yang disediakan untuk membangun kampus tersebut. Prahara ini tentunya tidak akan d ­ ilupakan begitu saja sembari menunggu selesainya proses pembangunan ini. Terlepas dari praktek haram yang terjadi, sekarang IAIN sudah merancang pemindahan satu fakultas diantara enam fakultas yang terdapat di institut ini. Ini merupakan salah satu upaya untuk pengembangan IAIN sekaligus memberikan kesempatan yang sama bagi mahasiswa FEBI pada khususnya untuk mendapatkan pelayanan pembelajaran yang sama dengan mahasiswa dari fakultas ­lainnya. Semenjak diresmikan menjadi fakultas baru di IAIN IB Padang, FEBI memang terdaftar secara resmi dan mendapatkan pengakuan oleh Kementrian Agama Republik Indonesia (RI), tetapi dilihat dari aspek sarana dan prasarana, fakultas baru ini belum sempurna, hingga sedikit banyaknya mempengaruhi pembe­ lajaran ataupun administrasi. Hal ini tentu menjadi buah pikir bagi petinggi IAIN untuk memberikan pelayanan yang sama bagi fakultas baru ini. Berakhirnya perkuliahan mahasiswa IAIN Imam Bonjol Padang pada semester genap ini, akan diikuti oleh perpindahan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam ke kampus III yang ada di Sungai Bangek. Perpindahan ini tentunya harus dibekali dengan segala persiapan dan kematangan dari segi sarana dan prasana, sehingga dapat menampung mahasiswa sebanyak 1.400 orang di lokasi baru nantinya. Terkait dengan hal ini, sudah dibicarakan dan diperhitungkan se­ menjak tahun-tahun sebelumnya. Dan baru dapat terlaksana pada tahun 2016 ini dengan tersedianya fasilitas seperti dua gedung untuk be-

Megah | Salah satu bangunan kampus III IAIN Imam Bonjol Padang berdiri megah di kawasan Sungai Bangek lajar mahasiswa yaitu gedung A dan gedung B, serta fasilitas penunjang lainnya. Pendanaan untuk pendirian ba­ ­ ngunan kampus III ini sudah didapat dari berbagai pihak yang ikut bekerjasama dalam penyelesaian pemba­ ngunan. Diantara sumber dana yang berpartisipasi dalam pembangunan ini berasal dari dana ­ Kemenag RI, SBSN (Surat Berharga Syariah Ne­­ga­ra­­­), dan sedang direncanakan kerjasama bersama IDB (Islamic Develop­­ment­ Bank). Berdasarkana hasil wawancara Suarakampus.com dengan rektor ­ IAIN IB Padang pada bulan Maret yang lalu, bahwa kampus III Sungai Bangek sudah dapat dioperasikan pada bulan juni mendatang. Mengenai sarana dan prasarana di sana, telah memungkinkan untuk ditempati. Masalah transportasi, pihak kampus telah bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Barat melakukan pengadaan aktivitas angkot di daerah tersebut. Hal ini diungkapkan oleh Eka Purtra Wirman selaku Rektor IAIN IB, Minggu (27/03). Namun nyatanya hingga saat ini anggot belum bisa beroperasi disana, karena jalan yang masih rusak, apalagi saat hujan, jalan yang ada di kampus IAIN IB Padang itu akan licin dan berlumpur, jika hujan turun, ditambah lagi jalannya yang terjal dan mendaki. Sampai sekarang belum ada terlihat proses pembangunan jalan disana. Friyosmen, Khairul Nasri, Silvia Wulandari, Harpen, Suci Mawaddah

Rektor: Kampus III Siap Huni

S

etelah adanya rapat pimpinan bersama dekan seluruh fakultas dan petinggi IAIN, diputuskan bahwa yang akan mendiami kampus III adalah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI). ­ Hal ini disampaikan oleh Dekan FEBI, Ahmad Wira saat ditemui di ruang kerjanya. Senin (09/05). Sekarang FEBI sudah menyiapkan fasilitas terkait dengan pemindahan. Jika sudah memadai maka FEBI siap untuk dipindahkan ke kampus baru IAIN IB. “Untuk ancang-ancang kita Insya Allah pada awal September, kita sudah bisa pindah ke Sungai Bangek,” ungkap Wira. Kejelasan informasi mengenai pemindahan mahasiswa ke Sungai Bangek, maka rektor memberikan keterangan terkait kondisi kampus III yang akan didiami oleh mahasiswa untuk proses belajar mengajar nantinya. Setelah ditemui tim Suara Kampus, Eka Putra Wirman mengatakan bahwa kampus III sudah berdiri dua gedung, gedung A terdiri dari empat lantai yang sudah rampung dengan semua fasilitas belajar mengajar, pen­erang­ an, pendingin ruangan, toilet dan WiFi, untuk semester ganjil besok sudah bisa ditempati. “Listrik sudah, kami sudah berkoordinasi dengan PLN (Pe-

rusahaan Listrik Negara), gedung sudah, saya rasa Insya Allah itu sudah layak untuk ditempati,” katanya. Eka menegaskan, gedung B baru rampung untuk lantai satu dan dua, sedangkan lantai tiga dan empat belum selesai dibangun dan akan dilanjutkan pada tahun 2016 ini, dengan anggaran yang sudah ada dari Kemenag RI. “Kementrian meluncurkan dana untuk 11 kampus, dan kita mendapatkan bantuan untuk melanjutkan pembangunan,” ujar Eka. Begitu juga disampaikan oleh Testru Hendra selaku ketua pelaksana pembangunan kampus III di Sungai Bangek, bahwa Kemenag RI akan menyediakan anggaran sebanyak 9.7 M untuk melanjutkan pembangunan dalam menyelesaikan gedung B lantai tiga dan empat. Masalah yang dihadapi sekarang adalah kekhawatiran dengan kondisi tanah yang bisa saja longsor jika hujan terus menerus, dengan demikian pihak kampus akan membangun turab agar dapat memberikan keamanan terhadap bangunan. “Karena gedung B ini berada di tepi tebing, kami juga akan memagari gedung dengan turap agar mengurangi resiko terjadinya longsor, untuk pembangunan akan digelar pelelan-


Suara Utama

SUARA KAMPUS

gan pembangunan gedung dan turap dihuni ketika akan melangsungkan (pagar tebing),” ini diungkapkan oleh perkuliahan di suasana dan temEka selaku pimpinan kampus. pat yang baru. Sehubungan dengan Hal ini juga diungkapkan oleh Tes- ini, akan dikoordinasikan lebih intru Hendra, longsor merupakan satu tensif oleh pihak FEBI sebelum ke kekhawatiran yang harus dicegah ­ Sungai Bangek tersebut, sementara dari sekarang melihat kondisi kampus itu fakultas sudah merencanakan yang berada di ketinggian. “Di kampus dan berkoordinasi dengan Polsek, III ini ada yang di­­­khawatirkan, yaitu Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga kalau hari hujan maka ditakutkan (RW) dengan memulai penggunaan akan longsor, jadi pihak kampus akan kampus di sana bersama pemuka membikin turab dengan dana sekitar ­masyarakat. 3,6 miliar oleh SBSN dan itu dilelang, “Biasanya masyarakat itu sangat sekarang sudah ada pemenang nya,” kreatif belum terfikir oleh kita matambah Testru. syarakat sudah lebih dahulu bekerja Disamping kondisi tanah, aspek dan bahkan beberapa perumahan sulain yang harus diperhatikan oleh dah mulai di bangun oleh masyarakat pihak kampus adalah jalan sebagai setempat,” kata Eka. akses menuju ke kampus baru nantiSalah seorang dosen Fakultas nya. Setelah dikonfirmasi maka jalan Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Eliza untuk menuju kampus akan diker- menuturkan pendapatnya terkait pejakan oleh pemerintah provinsi den- mindahan mahasiswa FEBI ke kamgan menggunakan beberapa tahap, pus III. Dia mengatakan bahwa ini tahap pengerasan dan tahap pengas- merupakan langkah awal dalam rangpalan dengan sistem multy years (un- ka pengembangan IAIN, dan tentutuk beberapa tahun). nya akan membutuhkan waktu yang “Untuk jalan ke kampus sudah lama. dalam tahap pengerasan dan akan di“Ideal atau tidak idealnya itu terlakukan pengaspalan. Gubernur kita gantung kepada orangnya, bagaimaIwan Prayitno sudah menganggarkan na ia menggunakan fasilitas yang untuk pembuatan jalan ini sewaktu ada. Untuk bangunan kampus III ia meletakan jabatan nya kemaren,” sudah sangat ideal untuk masisiwa kata Eka. Cuma hal ini masih terkedala transPihak kampus juga telah meminta portasi dan tempat tinggal untuk mabantuan kepada pemerinhasisiwa,” Tambah Eliza. tah kota terkait akses Mahasiswa FEBI menuju kampus di jurusan Ekonomi Sungai Bangek. Islam, Billhaqi “Untuk akses ­m e n g a t a k a n menuju kampus bahwa melihat III dari pihak kamKementerian meluncurkan kondisi kampus terus pus yang sudana untuk sebelas kampus dah tidak meberkoordinasi dengan wali dan kita mendapatkan ban- mungkinkan kota untuk lagi untuk dimempermu- tuan untuk melanjutkan pem- huni dengan dah akses ke jumlah mabangunan” sana, dengan hasiswa yang cara memsemakin berbuka jalur angtambah maka Eka Putra Wirman kot,” lanjut Eka. hal ini mesti diRektor IAIN IB Padang S e lanjut nya, lakukan. pemerintahan kota “Karena meakan memberi kemumang kampus yang dahan transportasi maka sekarang dirasa tidak medari itu penentukan titik koormungkinkan lagi ya mau tidak dinat akan direncanakan dan hal ini mau harus pindah,” ujar bill. Saya akan dimasukan ke dalam planing berharap agar IAIN berubah jadi UIN pembangunan kota. (Universitas Islam Nusantara: Red). “Tim kita terus berkoordinasi Semoga setelah kepindahan FEBI ­dengan pemerintahan kota agar bisa segera disusul oleh fakultas atau memberikan kemudahan transporta- ­jurusan lain,” katanya. si,” ujar Eka. Terjadinya pemindahan mahaFriyosmen, Silvia Wulandari, siswa, yang terpenting adalah terseSuci Mawaddah dianya tempat tinggal yang dapat

Edisi 139 Juni 2016

5

Gedung Febi | Suasana Sore Hari Fakultas Ekonomi Bisnis Islam (Febi) tampak dari depan

Lima Fakultas Sepakat FEBI Dipindahkan

P

emindahan mahasiswa ke kampus III yang terletak di Sungai Bangek idealnya sudah dikonfirmasi terlebih dahulu, baik kepada pihak warga yang berkediaman di sana maupun mahasiswa yang akan mengikuti proses pembelajaran nantinya. Komunikasi merupakan hal terpenting agar tidak lagi menimbulkan persoalan yang ujung-unjungnya melibatkan mahasiswa. Bercermin pada kejadian sebelumnya, buruknya komunikasi ­ dengan masyarakat mengakibatkan proses pembelajaran terganggu, bahkan baru-baru ini mahasiswa pun tersandung bentrok dengan pihak keamanan kampus, sehingga juga melibatkan masyarakat sekitar. Hal ini hanya disebabkan kesalah pahaman yang mesti diperjelas oleh pihak kampus. “Kampus kita ini sudah kurang nyaman untuk ditinggali oleh mahasiswa, sudah banyak kasus yang terjadi sehingga sedikit banyaknya ada efek untuk mahasiswa, diperlukan komunikasi yang baik dengan masyarakat sekitar” ujar Testru ketika ditemui di ruang kerjanya. Pindahnya FEBI tentunya pihak IAIN berharap agar masyarakat di sana menerima dengan senang hati dan mau ikut bergabung untuk meningkatkan pendidikan bagi mahasiswa dan masyarakat sekitar. ­ Komunikasi adalah salah satu langkah untuk mendapatkan semua itu. Di samping adanya komunikasi dengan masyarakat sekitar, tentunya mahasiswa FEBI juga membutuhkan informasi terkait dengan perpindahan ini. Ini sudah terlaksana sedikit b ­ anyaknya oleh Sivitas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Ketika dihubungi, rektor IAIN IB Padang mengatakan bahwa sosialisasi pada mahasiswa FEBI akan di-

hendel oleh Sivitas Fakultas itu sendiri, sosialisasi sudah dilakukan dalam bentuk penjelasan secara lisan dan tertulis. “Dengan sosialisasi ini untuk pengembangan FEBI agar lebih ­leluasa,” ungkap Eka FEBI sudah mempersiapkan mental untuk pindah ke kampus III pada semester ganjil mendatang dan itu sudah keputusan final. “Lebih baik pindah, karena itu merupakan prosep perkembangan dari FEBI itu sendiri,” lanjutnya. Senada dengan Eka, Ahmad Wira juga menuturkan bahwa FEBI sudah sosialisasikan pemindahan ini dalam berbagai event. “Kalau saya sedang mengajar juga saya sampaikan kepada mahasiswa,” katanya. “Untuk masyarakat, secara struktur sudah dikonfirmasi kepada wali kota bahwa IAIN akan membawa 1400 mahasiswa ke Sungai Bangek. Dan juga sudah diberitahukan kepada kerapatan adat,” tambah Wira. Eliza, selaku dosen IAIN IB mengungkapkan bahwa pada semester ini masih proses sosialisasi, dan berkoordinasi dengan masyarakat. “Untuk komunikasi tentu sudah, bagaimana mungkin kampus III berdiri disana jika belum berkoordinasi dengan masyarakat,”kata Eliza. Mahasiswa FEBI jurusan management perbankan syariah, semester dua, Lodia mengatakan bahwa sosialisasi tentang kepindahan FEBI ­ ke kampus III tidak dilakukan secara menyeluruh. “kami selaku mahasiswa hanya mengetahui dari dosen dan temanteman. Sambung lodia, karena lokasi kampus III jauh, dari cerita teman-teman transportasi ke sana agak susah dan tempat tinggal untuk mahasiswa agak minim,” kata Lodia. Friyosmen, Khairul Nasri


6

Suara Khusus

Edisi 139 Juni 2016

SUARA KAMPUS

Pemilihan Sema-I dan Dema-I Tak Kunjung Usai

Kesalahan yang Membudaya

Menghitung | HMJ Jinayah Siyasah lakukan sistem pemilu dalam pemilihan ketua HMJ

P

olemik dalam pemilihan ketua Dewan Mahasiswa (Dema) IAIN Imam Bonjol Padang belum juga menemukan titik terang. Sejak akhir masa kepemimpinan Dema Ferdi Ferdian yang di Surat Keputusan (SK) oleh Rektor sampai pada tahun 2014 lalu masih menyimpan kisruh untuk regenerasi selanjutnya. Sebelum akhir masa jabatan, Dema diamanahkan untuk membentuk panitia pemilihan Dema selanjutnya. Namun itulah masalah kita di kampus ini, untuk mencari pengganti pemimpin yang baru itu sepertinya butuh waktu yang lama, tidak hanya sebulan dua bulan tapi sampai setahun bahkan lebih untuk tepilihnya pemegang tampuk estapet kepemimpinan yang baru. Pada masa peralihan Dema Ferdi Ferdian banyak terjadi kekacauan dalam pemilihan Dema selanjutnya. Sempat terjadi insiden dimana wakil rektor I Syafruddin tidak mau membuka acara Musmi karena persiapan yang kurang, dan tidak bisa mendatangkan seluruh Ketua Senat Mahasiswa selingkup IAIN pada pembuakan acara senin 29 /12/2014 yang mengakibatkan panitia rugi dua juta rupiah. Masalah utama dalam pelaksanaan Musmi yang sering gagal dan tertunda adalah salah satunya karena dana yang kurang dalam mengangkat acara Musmi. Setelah tertunda selama enam bulan akhirnya Musmi yang ke V dibuka langsung oleh rektor Makmur Syarif pada awal tahun 2015 lalu, namun tidak membuahkan hasil untuk mendapatkan Dema baru. Karena Musmi yang sering gagal, sebagian panitia Musmi pergi menghadap Rektor dan meminta Musmi untuk dilaksanakan kembali. Atas persetujuan Rektor Musmi diadakan oleh hanya seglintir orang saja lalu ­akhirnya terpilihlah Hafizul Pahmi menjadi ketua Dema pada periode 2015-2016 dengan masa kepemimpinan hanya 4 bulan. Sempat terjadi konspirasi dalam pemilihan dema tersebut dengan hal itu akhirnya dilakukan diskresi untuk meng-SK-kan Dema selama empat bulan pada kamis, 19/11/2015. Hal seperti itu tidak sekali terjadi,

Saat ditemui ketua Dema Hapizul sebelumnya pemilhan Dema pada tahun 2013 juga menghabiskan waktu 8 Pahmi untuk memberi keterangan bulan untuk menetapkan Dema terpil- terkait pelantikan anggota Sema yang ih Ferdi Ferdian yang saat itu menjadi ditunda dia enggan berbicara, Pahmi hanya mengatakan kalau ada kesalaketua panitia Musmi. Dirunut lebih jauh kebelakang, han teknis pada proses nya. “hanya pada tahun 2007 pemilihan ketua kesalahan teknis, dan masalah interBadan Eksekutif Mahasiswa (BEM) nal,” terangnya Selasa, (03/05). Pahmi yang tidak berbicara hanya yang dulu dinamai berakhir panas dan memberikan wewenang akhirnya diselesaikan denpenuh kepada pimpigan memakai sistem nan saja untuk Musmi dengan b e r ko m e n t a r. Dema pertama “Kalau mau Aldomi Putra. tahu lebih Sampai jelas lebsekarang ih baik peristanya tiwa itu W R belum III, juga usai, P e Kalau mau tahu lebih jelas, lebih baik milu tanya WR III, mungkin beliau lebih yang tahu” berganti MusHafizul Pahmi m i Eks Dema Institut k i n i mungkemkin beb a l i liau lebih menjadi t a h u ,” Pemilu sespungkasnya. uai dengan Pahmi yang Surat Keputumasa kepemimpisan direktorat Jennannya sudah selesai dral Perguruan Tinggi akhir Maret lalu menyerah­Negeri (SK- Dirjen), setelah dilakukannya pemilihan Sema-I secara kan semua urusan kepada WR III sedemokrasi disetiap Fakultas selingkup laku penanggung jawab. “kalau tangIAIN IB Padang sebagai lembaga leg- gung jawab secara otomatis itu masih islatif mahasiswa. Sema-I yang belum ada walaupun di Sk sudah berakhir, juga mendapatkan legalitas dari kam- tapi lebih baik tanya pak Alkhendra pus sampai sekarang masih menung- saja” tambanya. Alkhendra yang tidak bisa memgu kepastian untuk dilantik. Untuk prosesi pelantikan yang di- berikan keterangan banyak terhadap tunda setelah undangan disebar ke kasus pelantikan Sema-I ini hanya setiap lembaga yang ada di kampus mengatakan kalau memang ada kemembuat tanda tanya kepada seluruh salahan dalam pelantikan Semai-I. masyarakat kampus terkait hal itu. “Mungkin saya hanya bisa berbicara semua pihak yang berwenang saat di- singkat, itu dalam proses. Soal admintai keterangan mengenai kendala ministrasi itu Memang dalam proses yang dihadapi hanya saling lempar dan selama ini ada saja hambatanbola, saling suruh tanya satu sama hambatanya,” papar mantan Dekan yang lain, dan setiap ditanyai tidak FDIK itu. “Soal Sema-I itu dalam proses. ada yang mau berkomentar.

Idealnya sema itu dilantik dan di SK kan oleh Rektor, sebelum Sema dilantik mana bisa dilakukanya pemilihan Dema. ” tegasnya. Irta Sulastri selaku SC dalam Pemihan dan pelantikan Sema ini mengatakan Sema hanya tinggal menunggu Sk saja dan akan diusahan secepatnya. “ini wewenang WR III. memang diagendakan segitu tapi setelah dilaksanakan sesuai agenda mungkin memang belum tercek mungkin,” ucapnya. Dengan tidak adanya dari yang berwenang memberikan keterangan mengenai kejelasan lembaga Legislatif dan Eksekutif mahasiswa ini sangat disayangkan karena kurangnya keterbukaan informasi dalam beror­ ganisasi. Mayoritas Masyarakat kampus ­banyak yang tidak mengetahui tentang Pemira dan Musmi, karena kurangya penyosialisasian terhadap mereka. Mereka berharap untuk kedepannya bisa disosialisasikan tentang apa itu Pemira dan Musmi agar mahasiswa tahu harus bagaimana menyikapinya. Iwan salah seorang mahasiswa jurusan Al Ahwal Asy-Syakhsyiyyah mengatakan tidak tahu dengan apa itu Musmi dan Pemira. “saya kurang tahu apa itu Musmi tapi Pemira sedikit banyaknya saya tahu,” ujarnya. Iwan juga menngatakan mahasiswa banyak yang tidak mengikuti pemilihan kemarin karena Pemira yang dilakukan tidak dijelaskan dalam sebuah Okma. seharusnya sebelum dilaksanakan pemira itu harus musyawarah, harus ada surat keputusan Kementrian Agama. “sekarang tidak ada surat keputusan, cuman perlakuan tidak ada sosialisasi dari kampus. prinsip saya kalau tidak­ sesuai dengan hukum, lebih baik ti­ dak memilih, buat apa kita milih kalau tidak tahu dengan asal usulnya,” ungkap mahasiswa semester sepuluh itu. Karena kurangnya sosialisasi kepada masyarakat kampus, untuk peraturan yang dipakai di tempat ­ mereka menuntut ilmu banyak yang tidak tahu apalagi paham mengenai Musmi dan Pemira. Selanjutnya Fani dari Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) juga sepaham dengan Iwan, ia mengatakan hanya paham sedikit tentang Pemira dan selebihnya tidak tahu. “Pemira itu pemilihan raya kalau Musmi saya tidak tahu, dengan pemira saja saya tidak terlalu mengetahuinya,”ujarnya. Fani berharap seharusnya ada informasi yang jelas mengenai Pemira dan Musmi kepada mahasiswa supaya semua tahu dan paham. “Mudahmudahan yang belum tahu bisa mengetahui Pemira dan Musmi dan ada ­kejelasan mengenai itu,” harapnya. Fani mengira mahasiswa yang tahu pemira itu hanya yang aktif dalam organisasi saja. “untuk kedepannya informasi itu lebih jelas dan tepat ­disampaikan kepada mahasiswa kampus agar tahu dengan Pemira dan Musmi,” tambah mahasiswa semester enam itu. Silvia Wulandari, Axvel Gion Revo, Zulfaizah Fitri, Suci Mawaddah Warahmah


Suara Khusus

SUARA KAMPUS

Edisi 139 Juni 2016

7

Rektor Tuntut Mahasiswa Lebih Cerdas

A

turan yang begitu tidak jelas dan tidak ada sosialisasi terkait peralihan aturan kelembagaan mahasiswa mengundang kontrofersi dari berbagai kalangan mengenai tafsiran SK Dirjen 2013. Dari itu, mahasiswa menginginkan adanya kejelasan dari pimpinan kampus terkait aturan tersebut. Menyikapi permasalahan ini, Rektor IAIN Imam Bonjol Padang Eka Putra Wirman mengatakan, bagi mahasiswa yang tidak paham dengan apa itu Pemira, Musmi, Okma dan SK Dirjen agar bisa mencari paham sendiri terkait aturan yang ada di lembaga mahasiswa itu. “Mahasiswa bukan paek yang ditokok baru bergerak, silahkan cari paham sendiri mengenai yang tidak tahu. Kalau perlu dipanggil panitia itu untuk menjelaskan apa yang ingin diketahui,” paparnya. “Mestinya mahasiswa itu lebih cerdas, belum tahu pimpinan dia sudah tahu, belum paham orang awam mereka sudah paham, begitu seharusnya mahasiswa itu. Itu lah yang akan jadi pemimpin dunia nanti,” pungkasnya. Ketua Dema Hafizul Pahmi mengatakan, pemilihan Dema periode mendatang belum dapat dipastikan apakah menggunakan sistem pemilu sama dengan pemilihan Sema-I ataupun sistem deligasi seperti pemilihan pada periode sebelumnya, hal itu tergantung keputusan Sema-I nantinya. “Terkait masalah ini Dema tidak memiliki wewenang, problem ini diserahkan sepenuhnya kepada SemaI karena itu memang hak dan tanggung jawab Sema-I,” paparnya Pahmi. Pemilu calon kandidat ketua Sema-I sudah dimulai sejak tanggal 4 April 2016 dengan menggunakan aturan SK-Dirjen 2013. Calon berasal dari masing-masing Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) dan kepanitiaan berasal dari kepengurusan Dema. Pahmi mengatakan selama melakukan proses demokrasi pemilihan Sema-I ada beberapa kendala yang ditemukan dilapangan. “Sempat ada beberapa HMJ yang terlalu mengulur-ulur waktu untuk mengutus utusannya untuk menjadi Sema-I dengan berbagai alasan, seperti kita belum pantas malakukan Pemilu, dan juga ada yang meminta SK dirjennya diterjemahkan terlebih dahulu,” keluh Pahmi. “Kendala yang lain, ada beberapa HMJ yang tidak mengutus anggotanya. Kami sudah mengkonfirmasi mereka, ya selaku panitia kami sudah menelponnya, kan itu salah mereka, mereka yang rugi,” kata Pahmi. Dalam Sk Dirjen sendiri, yang diatur itu hanya pemilihan Sema, bunyinya pemilihan Sema dilakukan dengan demokratis, sementara pemilihan Dema sendiri sepenuhya diserahkan kepada Sema. Pahmi mengajak semua orang melihat bagaimana realita dilapangan. “Coba tanya mahasiswa bagaimana tanggapan mereka tentang pemilu ini, bagaimana perasaan mereka, takutnya jika tanya sama saya mungkin saya kurang kooperatif dalam melihatnya, tapi dari yang saya dengar banyak dari mahasiswa yang mendukung proses ini.” Pahmi berharap untuk Dema terpilih nantinya agar bisa lebih koperatif. “Agar tidak ada lagi golongan-golongan, agar lebih berani dan lebih membuka diri lagi dan saling menerima perbedaan, siapapun yang terpilih harus kita usung dan dukung bersama sistem harus berubah,” tutupnya. Silvia Wulandari, Zulfaizah Fitri

M

Tinggalkan Konstitusi yang Tidak Jelas

elihat sistem organisasi lembaga mahasiswa yang tak kunjung pulih, ketua Dema pertama Aldomi Putra mengatakan bahwa yang harus dibenahi adalah aturan yang diterapkan oleh pihak kampus. Dari awal aturan yang ada sudah tidak diperhatikan lagi, kekacauan yang terjadi bukan karena orangnya tapi karena aturan yang ­diterapkan tidak jelas dari awal pelaksanaan.“Kalau kita berbicara hukum, selama peraturan baru itu belum ada kejelasannya, maka yang kita pakai adalah aturan yang lama,” ucapnya. Aldomi juga menceritakan Sejarah perubahan dari ketua BEMI menjadi ketua Dema. Perubahan itu terjadi karena BEMI yang sudah mulai digerogoti oleh partai politik saat itu, lalu berujung pembentukan Dema dengan cara musyawarah mufakat dimana kekuasaan tertinggi saat itu terletak pada Musyawarah Mahasiswa Institut ( Musmi). Peralihan saat itu untuk menepis kampus agar tidak digerogoti lagi oleh partai-partai, karena waktu itu mahasiswa sudah berpartai-partai dan sudah digerogoti oleh partai politik, itu sebabnya para tokoh-tokoh seperti Muslim Sikumbang, Armai Arif, Didin dan lainnya membersihkan mahasiswa untuk tidak berpartai-partai lagi. Untuk menghilangkan partai-partai dan hegomini dari partai luar diwilayah kampus, makanya dituntutlah kementerian menggantikan sistem saat itu dengan Dewan Mahasiswa kembali ke tahun 80-an. Pada saat itu Dema dirumuskan oleh 60 profesor, yang diketuai oleh Prof. Armai Arif. Jadi hal itu dilakukan untuk mengembalikan trias politika kepada sistem parlemen atau sistem senator. SK yang diturunkan oleh Dirjen itu masih kaku, hanya mengatur tentang Dema, Senat Mahasiswa dan HMJ saja, tidak mengatur tentang lembaga legislatif dan eksekutif untuk pemilihanya, mungkin itu suatu kelemahanya. “Sk Dirjen diterjemahkan dalam bentuk konstitusi, Okma yang sekarang yang dipakai saat itu,” jelas Aldomi. Pada saat Sk Dirjen diberlakukan, dibentuklah Ad Hoc lalu d-SK-kan oleh rektor selanjutnya dilakukan lokakarya barulah bisa dilakukan pemilihan ketua

dema itu. “Mahasiswa mempunyai Okma yang sudah jelas, konstitusi sudah jelas. Sk dirjen itu belum final, lembaga mahasiswa harus membentuk tim Ad Hoc dulu baru bisa melakukan lokakarya, kini itu kan ndak adoh dijelaskan tu doh,” paparnya “Kalau ketua dema sudah tidak ada kan masih ada PJS nya, berikan tangung jawab itu kepadanya tapi kalau tidak mampu menjalankannya barulah di bentuk tim Karateker dalam organisasi yang tetap memakai pola-pola organisasi, tidak sembarang aturan saja,”tegas dosen FTK itu. Aldomi berpendapat Terserah apapun ­keputusanya yang penting adalah cara pemilihan. pengambilan keputusan itu ada dua jenisnya, musyawarah mufakat dan lokakarya. “selama lokakarya belum dilakukan tidak sah peraturan itu, Memilih ketua itu tidak penting siapa mau jadi ketua silahkan tapi yang penting itu aturan yang jelas,” jelasnya. Seringnya aksi demo oleh mahasiswa terkait pemilihan Ketua Dema selama ini menurut aldomi itu adalah tindakan yang wajar. Karena ketidak jelasan tadi membuat mahasiswa yang mengerti dengan itu, yang belajar tentang hukum saat hukum itu dilanggar akan berontaklah mereka. “Kawan-kawan yang demo itu bukan karena ada yang mengasuh, karena tidak lurus saja pola pikir pimpinan itu,” tegasnya. “Solusi yang terbaik untuk Okma seluruhnya bukan hanya Dema, bentuk tim AD Hoc, bukan ketua yang dulu itu, semua pemilihan itu kacau. itu hanya tangan besi Rektor saja yang membentuk panitia pemilihanya,” ujarnya. “Lembaga itu dibentuk setelah ada hukum dan konstitusi yang mengaturnya, SK Dirjen itu yang harus dirumuskan, melantik sementara itu tidak solusi itu, kalau tidak selesai juga bentuk tim karateker yang betugas sampai akhir pemihan,” tambahnya.

Silvia Wulandari, Suci Mawaddah


8

Edisi 139 Juni 2016

Sosok

SUARA KAMPUS

emas untuk diberikan kepada orang tua,” ujarnya. “Walau sudah saya belikan, uang waktu itu masih banyak yang sisa, kopi saja waktu itu harganya tujuh ribu per kilo,” ingatnya sambil mengingat kenangannya waktu muda. Berlebihnya uang yang ia peroleh membaut Aprizal dihadapkan pada tiga pilihan, pertama ia langsung menikah, kedua membeli sepeda motor dan yang ketiga melanjutkan sekolah. “Akhirnya saya memilih untuk melanjutkan sekolah,” katanya. Rajinnya ia bekerja tidak begitu kalah dengan rajinnya ia belajar. Saat masih di bangku SD, kala itu, ia berhasil menyelesaikan sekolahnya dalam jangka waktu lima tahun, hal ini tejadi karena di sekoahnya bisa saja menaikkan siswanya apabila nilainya tinggi. “Ketika saya di kelas 4

pasaman. Setelah itu, di tempatkan dibidangnya yaitu perpustakaan,” papar Khadijah menceritakan perjalanan karir Afrizal. Di sela-sela sebagai Kepala Perpustakaan IAIN Imam Bonjol Afrizal juga sebagai pendakwah. “Bagi bapak profesi utamanya adalah sebagai dai. Bapak sering pergi wirid ke masjid meskipun dalam keadaan lelah pulang dari Solok. “Selain itu Bapak seorang yang loyalitas, bertanggung jawab tinggi dan penyayang,” terang Khadijah yang juga Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan ini. Salah seorang dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Wakidul Kohar mengatakan, “Saya sebagai seorang yang telah lama mengenal bapak Afrizal beliau sangatlah baik dan bijaksana sebagai seorang pemimpin. Dimata saya bapak Afrizal rajin beribadah, tekun, dan sangat bertanggungjawab terhadap pekerjaannya,” ujarnya. Sama halnya dengan Fatma, dosen Fakultas Adap dan Humaniora ini mengatakan, Afrizal merupakan sosok yang kekeluargaan, disiplin, jujur, pekerja keras, mudah senyum. “Apa adanya, penasehat kami, tepat waktu, yang paling utama sekali beliau adalah sosok yang kebapakan dan menganggap kami sebagai anaknya sendiri,” katanya. “Kalau beliau tidak ada kami merasa ada yang kurang. Dan jika kami tidak ada atau belum datang beliau lah yang menghandel segalanya. Seorang pemimpin bukan hanya ilmunya saja tetapi juga pendiriannya. Prinsip beliau adalah harus total melanyani Mahasiswa,” ujar Fatma. Salah seorang mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, Ryan mengatakan, Pak Afrizal sangat baik dan memberikan pelayanan yang baik kepada mahasiswa. “Selama saya di perpustakaan, bapak itu sangat baik, sangat disiplin. Mengenai pelayanan dia bagus, baik, ramah dan sopan santun,” puji Ryan. Sedangkan menurut mahasiswa Jurusan Tadris Fisika Ayu Permata Sari mengatakan bahwa bapak Afrizal orangnya baik, ramah dan orangnya asyik. “Bapak itu gak pemarah, suka bercanda pokoknya asyiklah sama bapak tu,” kata Ayu.

Drs. Afrizal Kepala Perpustakaan IAIN IB Padang

Menjadi seorang pemimpin bukanlah hal yang mudah, apalagi sebagai kepala perpustakaan di kampus islam tertua di Sumatera Barat ini, banyak pembenahan yang harus dilakukan terutama terkait pelayanan dan kelengkapan buku yang dimiliki, kadangkala hal inilah yang sering dikeluhkan oleh mahasiswa. Walau demikian ini merupakan tantangan besar yang harus dilalui oleh pemimpin tersebut. Melihat perubahan yang terjadi pada perpustakaan IAIN Imam Bonjol sekarang ini, membuat kru Suara Kampus berkeinginan menelusuri siapa dibalik perubahan tersebut, iya adalah Aprizal. Ia menjabat sebagai kepala perpustakaan kurang lebih sudah enam tahun. Banyak polemik yang ia hadapi selama mejadi kepala perpustakaan, mulai dari gedung yang dikeluhkan sudah hampir roboh, bukubuku yang banyak tidak terawat dan tidak lengkap dan lainnya, ia hadapi dengan semangat yang tinggi, terbukti di tahun 2013 bulan September perpustakaan IAIN IB Padang itu mendapat akreditasi B. Perolehan ini dinilai berdasarkan ketersediaan koleksi buku, jumlah pengunjung dan pelayanan. Sebelumnya, tahun 2009 Aprizal telah menjabat sebagai kepala Perpustakaan Institut, setelah empat bulan menjabat, ia mengundurkan diri karena sakit, kemudian digantikan oleh Mardius. “Waktu itu bapak sakit parah, jadi tidak bisa untuk melanjutkan tugas, maka dari itu saya mengundurkan diri,” ungkap Aprizal. Awal karirnya sebelum

na ia penguasaan tentang bahasa arab, hingga menyelesaikan pesantrennya selama 5 tahun. “Saya menyelesaikan pesantren selama 5 tahun karena ketika tes masuk saya lulus dengan baik di ujian bahasa arab,” paparbya. “Kemahiran saya berbahasa arab tidak terlepas dari pembelajaran ketika di kampung. Kami sangat rajin belajar bahasa arab,” ingat Aprizal. Tahun 1982, Aprizal pernah menjuarai perlombaan MTQ se-Sumbar dalam perlombaan Fahmi Qur’an. “ Ini prestasi yang sangat membanggakan, apalagi saya mengalahkan peserta dari kota padang,” senangnya. Setelah menyelesaikan sekolahnya di pesantren, Aprizal melanjutkan pendidikannya ke kampus IAIN IB Padang namun secara diamdiam tanpa diketahui oleh menjadi kepala Perpustakaan orang tuanya kerena dikhabermula saat ia menjadi watirkan ia takut oraang pegawai pustakawan yang tuanya melarang. Ketika ia ditempatkan di perpustakaan mendaftar, ternyata orang institute pada tahun 1997. satu kampungnya melihat ia Selain itu, dimasa kepemendaftar kuliah dan melmimpinannya juga terjadi aporkannya kepada orang beberapa kali pergantian tua Aprizal. “Saat saya pulang gedung perpustkaan, dimukampung, mereka menaslai dari gedung lama yang ehati saya untuk tidak melantelah dirobohkan, kemudian jutkan kuliah karena takut gedung sementara Aula H. kebun mereka nantinya habis Mansur Dt. Nagari Basa dan terjual untuk membiayai kuliyang terakhir gedung perah. Namun saya menjelaskan pustakaan baru yang terletak bahwa saya tidak meminta bidi depan kantor Bank Nagari. aya kepada orang tua saya,” “Walau terjadi dua kali pejelasnya. mindahan, tidak mematahAkhirnya ia pun kan semangat kita untuk melanjutkan pendidimemberikan pelayanan kannya di Fakultas yang baik kepada maDakwah dengan hasiswa,” ujarnya. jurusan TPAI yang “Kendati begitu, sekarang menkami tidak menafijadi Komunikasi kan bahwa pada Penyiaran Islam Bapak orangnya loyalitas, bertanggung proses yang kami (KPI). “Selama jawab tinggi dan penyayang. Bapak orangberikan dan kelaykuliah saya tingnya pengertian, Kalau kami sedang sibuk, akan buku yang gal di masjid unbapak selalu ikut menolong.” tersedia masih bantuk membiayai yak kekurangan, itu kuliah saya.” yang akan kita usa Khodijah hakan untuk memperKeluarga baikinya.” Istri Afrizal Dalam keseharianSuami dari Khadijah pun ia penuh tanggul ini dikenal dengan sosok jawab, pribadinya yang rayang pengayom dan selalu mah dan mandiri telah ter- S D membantu ketika dalam pegambar semasa ia kecil se- n i l a i saya kerjaan. “Bapak orangnya lesai menamatkan Sekolah tinggi hingga saya naik keke- pengertian. Kalau kami seDasar (SD), ia tidak langsung las 5,” ungkapnya. dang sibuk, bapak selalu ikut melanjutkan studinya, wajar Setelah setelah selesai me- menolong,” katanya. saja waktu itu kondisi eko- namatkan SD dan mengangKhadijah mengungkapkan, moni keluarganya sedang gur setahun, akhirnya Aprizal dalam melakukan pekerjaan, bermasalah. Tahun 1975 memutuskan untuk mencari ia bersikap profesional denhingga 1979, ia bekerja ber- tempat untuk melanjutkan gan pekerjaannya. “Insha Altani kopi di beberapa sawah studinya dan jatuh pilihannya lah, bapak profesional dalam orang, dari hasil panen kopi ke Pesantren Darussalam Ju- pekerjaannya. Dulu bapak beitu, ia memperoleh pendapa- rusan Tarbiyah Islamiyah di lajar tentang perpustakaan, tan yang lumayan banyak. Bukittinggi. kemudian di tempatkan pada “Dari uang itu saya berkeliling Ketika tes masuk di bidang pengabdian masyarake banyak daerah di Sumbar, pesantren, Aprizal langsung kat sebagai pegawai honor membeli aksesoris, kain dan dinaikkan ke kelas dua, kare- dan dua tahun berada di

Mimi, Salman


SUARA KAMPUS

M

enjadi seorang pendak­ wah bukanlah suatu pekara yang mudah. Hal inilah yang dirasakan Riza Susanti, perempuan kelahiran Pariaman, 12 Desember 1996 yang mulai menekuni dunia dakwah sejak kelas tiga Sekolah Dasar (SD). Riza Susanti yang akrab dipanggil Riza ini, awalnya terjun ke dunia dakwah ha­ nya­ lah coba- coba. Ia baru per­­­tamakali mengikuti lomba dai tingkat Kelurahan Tujuah Koto Sungai Sariak. Dengan rasa coba-coba, ia pun meraih juara satu dan akhirnya termotivasi untuk mengikuti lomba selanjutnya. Berbagai lomba pidato telah ia ikuti. Perjuangannya pun tidak sia-sia pada setiap lomba yang diikuti. Buktinya ia selalu meraih juara, mulai dari tingkat kecamatan sampai tingkat provinsi. Berbekal potensi dan bakat pidato atau ceramah yang dimiliki, akhirnya mampu menghantarkan Riza ke tingkat yang lebih tinggi yaitu mengikuti seleksi salah satu acara bergensi di stasiun TV tanah air yaitu Indosiar dalam acara Akademi Syiar Indonesia (Aksi Indosiar) tahun ini. Akademi sahur (Aksi Indosiar) yang dilaksanakan tanggal 25 April 2016 di Perguruan Tinggi Diniyah Putri Padang Panjang. Dalam ketentuan awal jumlah peserta hanyalah 50 orang saja, namun karena tingginya antusias peserta ditambah menjadi 57 orang dari berbagai kalangan dari tiga provinsi yakni, Sumatera Barat, Riau dan jambi. Cara Riza

Bintang Kampus

Patah Tumbuh Hilang Berganti mempertahan­kan bakat sam- acara dan mendapatkan in- sangka-sangka dua minggu pai ikut aksi itu tidak mudah, formasi adalah saat ia mengi- setelah seleksi Aksi Indosiar sejak kecil ia selalu melu- kuti audisi Putri muslimah In- ia pun di telepon oleh salah angkan waktu setelah sholat donesia, namun karena gagal satu stasiun TV Swasta yaitu Magrib, dan sebelum Subuh dalam seleksi karena tinggi Net TV untuk mengikuti Syutuntuk terus latihan pidato tidak mencukupi, akhirnya ing ceramah, “Saya tidak medan membaca buku-buku Riza direkomendasikan un- nyangka, awalnya berpikir itu bernuansa Islami­untuk me- tuk mengikuti audisi AKSI di hanya modus atau penipuan nambah wawasan keislaman- Padang P a n - saja. Namun ternyata tidak,” nya dalam berdak­wah. Hal itu ujarnya saat diwancarai, di lakukan tiga sampai empat (11/05). kali dalam seminggu dengan Meskipun tidak jebol di rutin dilakukan. Itu semua tiajang Aksi yang bergengsi dak lepas dari cita-cita dan di Indonesia itu. Namun, harapan Riza agar mampu Riza selalu mengambil Waktu diajak mengisi ceramah hikmah dari semua ketampil berdakwah di TV. Selain itu ia juga ter- disalah satu TV Swasta Nasional, jadian yang dilaluinya, motivasi untuk terus be- saya tidak menyangka. Awalnya karena kata-kata idolsaya berpikir itu hanya modus lajar dan berdakwah dari anyalah yang membuat atau penipuan saja. Namun sang idola yaitu Mamah ia bersemngat. Bagi Riza ternyata tidak” Dedeh dan ustad­Riza. Ia ada pengalaman yang selalu mengi­ ngat kata-kata bisa dipetik di acara Indodari sang idola Mamah Desiar tersebut. Diantaranya, Riza Susanti deh, “Jika ingin berdakwah, bertatap muka langsung denlakukan dengan ikhlas, dan gan ustaz dan ustazah idola, diawali dengan perbuatan jang. menambah wawasan dan kita sendiri.” Kata-kata yang R i z a pun me- pengalaman, bertemu denjuga selalu diingat dari ustaz maparkan kepada Suara gan teman-teman baru dari Riza Muhammad, “Kita harus Kampus syarat-syarat mengi- berbagai kalangan dan berselalu melakukan kebaikan kuti audisi Aksi tersebut. Riza bagai daerah karena acara walaupun hanya sebesar biji mengatakan, syarat yang ini diikuti oleh tiga provinsi. zarah, yang terpenting dalam harus dipenuhi diantaranya, Namun, pengalaman yang berdakwah adalah kesabaran umur minimal 16 tahun, dur- mengecewakan pun juga dan mene­ rima semua co- asi dakwah selama 3 menit, pasti ada, karena sempat dibaan.” Kata itu selalu diingat fotokopi Kartu Tanda Pen- beri harapan palsu akan lulus. oleh Riza dalam kegiatan da- duduk (KTP), dan pas foto “Ketika pengumuman nama kwahnya. 2 lembar. “Semuanya harus saya tidak disebutkan, hal itu Riza memang sudah mem- ada,” ungkapnya. membuat saya kecewa,” ujar punyai mimpi atau target unDalam perjalanan mengi- mahasiswi Semester IV ini. tuk mengikuti ajang dakwah kuti seleksi Aksi tersebut, seperti itu. Sejak tahun 2014 berbagai usaha dan perjuanPandangan Orang Teria sudah berkeinginan ikut gan dilakukan Riza. Mulai dari dekat Aksi, namun jadwal seleksi berhadapan dengan dosen Dengan mengikuti Aksi, kini berdempetan dengan Ujian yang tidak mau memberikan Riza dikontrak oleh salah satu Nasional (UN) yang pada izin cuti kuliah sampai per- stasiun TV sebagai pendakakhir­nya Riza mengurungkan siapan menjelang acara yang wah. Menurutnya yang paling niat untuk mendaftar. begitu mendesak. Hal itu pun berjasa dalam hal ini adalah Tahun berikutnya, te- tidak membuat Riza berpu- salah seorang temannya dari patnya 2015 ia juga men- tus asa, karena banyak pihak Kabupaten Padang Pariaman coba mencari informasi yang mendukungnya mulai yang bernama Puja yang juga lagi. Namun, lagi-lagi dari orang tua, dosen dan mahasiswa Jurusan Komunijadwalnya masih berir- teman-teman yang selalu me- kasi Penyiaran Islam (KPI) di ingan dengan ujian nyemangati. IAIN sekarang semester emsemester. Akhirnya Ketika dalam penampilan- pat yang sebelumnya pernah dengan tekat yang nya disertai dengan usaha magang di NeT TV. kuat pada tahun dan tampilan yang maksimal Riza mengungkapkan, 2016 Riza mendaf- namun apa dikata, keberun- Puja yang ikut membantu dan tarkan diri untuk tungan juga belum berpihak bahkan sangat membantu mengikuti seleksi pada Riza. Meskipun gagal dalam merekomendasikanAksi itu. Awal dalam seleksi aksi tahun ini, nya shuting di NeT TV. “Saya Riza mengikuti keberkahan lain masih me- tidak akan pernah melupakan mihak kepada­ nya. Tanpa di- jasa-jasanya Puja yang telah

Edisi 139 Juni 2016

9

merekomendasi saya,” ­terang ­­Riza. “Semoga bisa mengikuti aksi di tahun 2017 dan lolos. Selain itu makin banyak yang ikut dari IAIN dan banyak juga yang lolos. Dan bukan hanya antusias bidang dakwah saja, tetapi juga bidang lain seperti putri muslimah sehingga mampu mengharumkan nama IAIN,” harapnya. Dan harapan untuk temanteman yang lain, jangan pernah mundur sebelim mencoba. Jika gagal harus coba lagi, selahi punya bakat kita harus terus coba, dan mencoba terus. Jangan pernah minder de­ ngan oranjg lain lain. Salah seorang teman­ dekat Riza, Fitria Muhardita mengatakan, Riza selalu bersemangat dalam menjalani kegiatannya, dia tidak penah malu-malu dan percaya dirinya tinggi. Dia juga pribadi yang sangat baik kepada temannya. “Saya ingin seperti dia yang mempunyai semangat yang tinggi untuk tempil. Walaupun terkadang dia salah dia tidak pernah malu .Perlakuannya kepada temanya sangat baik, ia selalu mengajarkan kebaikan kepada saya. Bukan hanya itu, Riza sangat aktif di lokal, apapun informasi pasti diberitahukannya kepada teman-teman local,” ungkap mahasiswa PGMI ini. Di tempat lain, Orang tua Riza, Maniar mengungkapkan Razi merupakan seorang anak yang berani dan memiliki percaya diri yang tinggi. Ia anak ke sepuluh dari dua belas bersaudara. Bakat pidato atau dakwah sudah terlihat sejak ia berada di bangku Sekolah Dasar (SD) dan selalu meraih juara. Ia berlatih pidato di rumah kadang sendiri dan kadang bersama kakaknya. “Kami sangat mendukung kegiatan Riza jika itu positif dan memotivasi orang lain. Yang terpenting Riza bisa menjaga diri. Semoga kedepanya Riza bisa tampil di ceramah TV dan membanggakan keluarga dan mampu mambangkik batang tarandam,” terang Maniar. Sherly , IsunDolly, Cani

BIODATA Nama : Riza Susanti Tempat Tanggal Lahir : Tujuah Koto Sungai Sariak, 12 Desember 1996 Prestasi : - Juara 1 pemilihan dai tingkat kecamatan 7 koto sungai sariak tahun 2007 - Juara 1 pemilihan dai tingkat kabupaten padang pariaman tahun 2007 - Juara 1 lomba dai se Kota pariaman 2009 - Juara 2 lomba dai se kota pariaman tahun 2012 - Juara 1 lomba pidato Se Sumatera barat tahun 2013 - Juara 1 lomba pidato oleh BKKBN Tahun 2015 Riwayat Pendidikan : - SD N 29 Tujuah Koto sungai Sariak - SMP N 2 Tujuah koto Sungai Sariak - MAN Padusunan Kota Pariaman - IAIN Imam Bonjol Padang- Sekarang


10

Edisi 139 Juni 2016

Sorot

SUARA KAMPUS

Mengemaskan Dies Natalis Setengah Abad Doc. Suara Kampus

U

lang tahun merupakan hal yang paling ditunggu oleh setiap orang, tak terkecuali juga di lembaga perguruan tinggi, pada tahun sekarang 2016 bicara tentang hari kelahiran IAIN Imam Bonjol Padang sudah memasuki era emas atas usianya yang setengah abad atau 50 tahun, untuk itu di ulang tahun emas IAIN ini melihat bagaimana kesiapan panitia dan semua lembaga di IAIN untuk mempersiapkan ulang tahun emas, mengacu pada perguruan tinggi yang pernah merayakan dies natalis emasnya, persiapan yang dilakukan sangat serius dan matang. Contohnya saja Universitas Panjajaran, butuh tiga tahun untuk mempersiapkan dies natalis emasnya, begitupun dengan Universitas Andalas yang pernah juga merayakan ulang tahun setengah abad. Lalu bagaimana dengan persiapan IAIN merayakan dies natalisnya. Pada persoalan ini, Rektor Eka Put­ ra­Wirman mengatakan, pihak pim­­­pina ­­­­ n sudah melaksanakan persiapan, mulai dari persiapan official serta juga sudah dibentuk kepanitiaan untuk melaksanakan dan mensukseskan acara ulang tahun emas ini. “Beberapa sesi bidang koordinasi ulang tahun emas ini sudah melaksanakan persiapan jelang ulang tahun,” jelas Eka. Persiapan yang dilakukan seperti grand desain, tahapan-tahapan acara, sudah di laksanakan. “Seperti beberapa acara yang sudah dirancang yaitu seminar Triple IT dengan narasumber dari beberapa negara sahabat seperti pakar IDB dari Jeda Arab Saudi, dan Jakarta. Nantinya akan dilaksanakan jelang perayaan puncak,” papar Eka. Seperti perayaan yang pernah ada, dies natalis kali ini pun diselimuti ba­ nyak penganugerahan kepada tokohtokoh besar IAIN IB, peresmian pojok pustaka serta perencanaan lomba seperti, lomba gladiner, kepenulisan buku, menulis karya ilmiah, tahfiz dan lomba dibidang olahraga seperti badminton dan lainnya. Di usia yang sudah matang ini, Eka menargetkan hadiah terindah IAIN adalah UIN. Selain itu juga akan dilaksanakan silaturrahmi seluruh sivitas akademika IAIN. “Kita berharap kado IAIN yaitu UIN.” Ada beberapa sosialisasi yang dila­ ku­­­­kan para petinggi kampus guna mem­­beritahukan bahwanya salah sa­tu perguruan tinggi islam tertua di Sumbar akan dies natalis diantaranya audiensi dengan sivitas akademika, publikasi melalui media massa, brosur.­ Mengenai pembentukan panitia yaitu di awal tahun 2016, ini merupakan kesepakatan. Jika ada di kampus lain menyiapkan dua hingga tiga tahun jelang ulang tahun emas, cukup­menjadi pelajaran saja karena ini sudah dipertimbangkan segi perencanaannya.­ Eka juga mengatakan, sebagai pimpinan dan berharap acara ulang tahun emas ini meriah, kita akan laksanakan dan menerima masukan apapun yang berasal dari sivitas akademika. “Untuk ulang tahun emas ini kita akan persembahkan yang terbaik, dan inovasi yang lebih berkualitas untuk IAIN.” Disisi lain, Ketua pantia Ulang

Rapat I Panitia bersama pimpinan kampus bahas dies natalis ke 50 tahun IAIN IB Padang, Rabu (18/05/2016). tahun­emas IAIN Ahmad Wira me­ ngatakan, sejauh ini perkembangan panitia ulang tahun emas IAIN IB Padang masih terus berjalan dan untuk sementara semua kegiatan yang ada pada sivitas akademik, baik itu kegiatan mahasiswa dan lain-lain akan disinkronisasikan dengan dies natalis IAIN IB. Panitia merencanakan sebelum hari puncak, ada beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu, penyerahan doktor kepada tokoh yang berjasa di IAIN IB Padang dengan skala nasio­ nal, kegiatan penulisan buku 50 tahun IAIN IB Padang, seminar, perlombaan dan diskusi dengan WR III. “Seluruh kegiatan akan libatkan mahasiswa nantinya dan seluruh kegiatan harus ada sangkutan dengan dies natalis IAIN IB Padang,” harap Wira.

lemah selama ini, supaya bisa diperbaiki dimasa yang akan datang, demi kemajuan IAIN IB ini,” harapnya. Lanjut Amir, jangan asal membuat acara yang hura-hura, tapi bikinlah acara yang bermanfaat. “Pernah di­ suatu ketika, IAIN ini terpencil dikalangan mahasiswa, dikarenakan pada kegiatannya para pejabat tidak mementingkan kepentingan mahasiswa, kita merayakan ini tujuan pertama untuk memperkenalkan IAIN ini dikala­ ngan mahasiswa,” cetusnya. “Tujuan merayakan ulang tahun emas ini kan juga mengenalkan IAIN IB ini di masyarakat, caranya libatkan mahasiswa untuk memeriahkan acara ulang tahun emas ini, karena masyarakat luar memandang suatu perguruan tinggi bukan dosen atau pejabatnya, tapi bagaimana maha-

tari terkait perencanaan perayaan dies natalis emas ini, diantaranya Sabhamis, ia menyampaikan bahwa untuk keterlibatannya sendiri dikepanitian itu lebih berfokus pada kegiatan yang nantinya dirangkai oleh jurusan atau fakultas, “Kalau untuk keter­ libatan, untuk panitia saya sendiri akan terlibat dengan pihak jurusan dan fakultas,” ungkap Sekretaris jurusan Pendidikan Agama Islam itu. “Sebenarnya yang harus dilakukan oleh panitia adalah melakukan proyeksi, sebagaimana saya sebagai dosen di IAIN ini, harus tetap menjaga dan mengembangkan IAIN selalu dipuncak emasnya,” ujarnya Wau demikian, banyak mahasiswa kecewa karena tidak adanya sosialisasi kepada mahasiswa terkait pe­ rayaan ulang tahun emas ini. “Sam-

“Rayakanlah ulang tahun ini dengan sederhana tapi terkesan, setidaknya kita tageh di Sumbar ini dalam hal perayaaan dan saling kompak semua jajaran elemen sivitas akdemik IAIN IB padang, agar kita menjadi rujukan bagi perguruan tinggi yang lain” Amir Syarifuddin Manta Rektor IAIN IB

Wira menargetkan, seluruh tokoh masyarakat dan orang yang berpe­ ngaruh terhadap IAIN Imam Bonjol Padang akan dilibatkan dan diberi penghargaan oleh pihak IAIN IB Padang nantinya. Rencana perayaan dies natalis ini sudah begitu terdengar dari berbagai kalangan, termasuk mantan Rektor IAIN IB Padang Amir Sarifuddin, ia menyatakan, boleh saja dirayakan, ini tergantung pada niat dan tujuan acara. “Kalau melakukan sesuatu itu kita lihat apa niat kita, niat kita me­ rayakan ulang tahun IAIN IB yang ke 50 tahun, tujuannya juga harus jelas,” terangnya. “Ulang tahun emas ini saya harap kita bisa bercermin dan mencari titik

siswanya,” jelasnya. Ia menambahkan, alangkah baik­ nya jika panitia dies natalis ini, di­ serahkan sepenuhnya kepada mahasiswa, sedangkan dosen dan pejabat lainnya focus kepada jurnal. Tambah Amir, hendaknya diusia yang sudah sederhana ini pimpinan kampus lebih dewasa dalam membuat perayaannya. “Rayakanlah ulang tahun ini dengan sederhana tapi terkesan, setidaknya kita tageh di Sumbar dalam hal perayaaan dan saling kompak semua jajaran elemen sivi­ tas akdemik IAIN IB padang, agar kita menjadi rujukan bagi perguruan tinggi yang lain,” harapnya saat diwawancarai Suara Kampus. Beberapa dosen IAIN mengomen-

pai sekarang bisa dibilang saya tidak tahu mengenai akan diadakannya HUT emas IAIN Imam Bonjol Padang yang ke-50,” kata Rahmi Khairani salah seorang mahasiswi Perbankan Syari’ah. “Kalau bisa nantinya pada acara tersebut lebih difokuskan untuk perbaikan IAIN kedepannya tidak hanya sekedar sekedar perayaan-perayaan saja dan Sebaiknya di ulang tahun emas nanti IAIN juga mengikut sertakan masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan tersebut,” harapnya. Axvel Gion Revo, Zulfaizah Fitri, Utia Safitri, M. Iqbal


Konsultasi

SUARA KAMPUS

Edisi 139 Juni 2016

11

Fanatik dengan Roh dan Nyawa PERTANYAAN: Saya pernah bertemu dengan seseorang yang terlalu mempercayai keberadaan roh atau nyawa. Ia mengatakan bahwa seseorang yang telah meninggal masih bergentayangan di sekitarnya. Bahkan ia mengatakan roh- roh tersebut selalu mengikutinya padahal ia selalu melaksankan salat malam. Ia juga sering curiga dengan orang-orang disekitarnya karena ia sering sakitsakitan karena diguna-guna orang. Akibatnya ia rela pergi jauh dan rela bayar mahal hanya untuk berobat pada paranormal yang ia yakini. Pernah suatu kali ia pergi kerumah sakit jiwa untuk memeriksa kejiwaannya. Namun tidak ada perubahan yang berarti pada diri orang itu. Bahkan ia terus untuk mempercayai paranormalnya. Yang ingin saya tanyakan tipikal orang seperti apakah ini? Apa cara yang bisa kita lakukan untuk meyakini orang tersebut bahwa yang ia lakukan tersebut terlalu fanatik terhadap roh? JAWABAN:

R

oh dan nyawa merupakan suatu yang nyata keberadaannya. Siapapun harus mengakui bahwa itu memang ada. Dalam AlQuran telah dijelaskan bahkan juga ada nama surat yang mengkhususkan seperti surat Jin. Lalu bagaimana dengan seseorang yang terlalu fanatik dengan roh? Kita harus cermati dulu dengan baik. Di dalam Al-Quran juga telah banyak dijelaskan mengenai hal ghaib baik roh maupun nyawa. Banyak ayat menjelaskan hal itu. Menurut Syafwan dosen Akhlak Tasawuf mengatakan, untuk hal seseorang mempercayai sesuatu yang gaib itu wajar saja dan dibolehkan saja, itu merupakan ciptaan Allah yang tidak memiliki jasad seperti adanya manusia. Adapun yang mempercayai melebihi dari itu tidak dapat disalahkan, karena setiap orang ARGUMENTASI:

itu berbeda-beda. Kita perlu melihat orang tersebut dalam keadaan dirinya. Terkadang seorang manusia memiliki kemampuan metafisik yang melebihi kemampuan manusia lainnya. Seperti halnya ada orang yang bisa melihat roh atau sesuatu yang tidak bisa di lihat oleh banyak mata. Saat orang tersebut mempercayai hal itu melebihi kadarnya dan terlalu fanatik, kita lihat dulu bagaimana orang tersebut mengfungsikan sesuatu yang ia yakini. Bagaimana ia melihat keadaan. Begitupun dengan keadaan disaat seseorang tersebut mempercayai obat oleh paranormal. Dimana saat ini memang semua penyakit tidak bisa diatasi oleh dokter. Ada hal-hal tertentu yang hanya bisa diatasi oleh obat kampung yang harus pergi ke paranormal untuk mengatasinya.

Jangan Dibiarkan

Nama : Zeryzah Fahmil Jurusan: Manajemen Perbankan Syariah

O

Nama : Rendika Putra Jurusan: Psikologi Islam

KARTUN

itu banyak jenis dan ragam ceritanya dari banyak mulut. Dari waktu ke waktu cerita yang berbeda tampil dengan versi-versi barunya. Dan kita terkadang memang sadar bahwa itu memang ada karena banyak saja kejadian yang berulang- ulang terdengar oleh telinga kita. Jadi tidak salah jika ada manusia yang percaya jika yang gaib itu memang ada. Makhluk gaib itu lebih kuat pula dari manusia, seperti contohnya. Seseorang yang kerasukan ia akan melakukan sesuatu yang melebihi dirinya biasanya, seperti lari kencang, bersorak kuat, makan terlalu banyak. Setelah usai kerasukan ia melemah dan tak ada daya dalam tubuhnya sendiri, ini berarti makhluk halus itu lebih kuat dari manusia, hanya saja ia tidak memiliki sosok nyata yang bisa dilihat oleh mata manusia. Seseorang itu harus percaya kepada yang ghaib. Namun satu-satunya yang harus disembah hanyalah Allah. Orang yang menghambakan diri karena terlalu fanatik, lihat dulu keadaan orang tersebut dan kemana orang tersebut mengarahkan fungsi dari mempercayai sesuatu itu. Jangan langsung di vonis ia salah, cermati dan mengertilah dengan keadaan dan realita yang ada dan terjadi di lingkungan masyarakat. Jangan asal percaya, jangan asal menyalahkan, dan jangan asal menarik kesimpulan denga data yang kita peroleh. Karena semua sesuatu memiliki sudut pandang yang berbeda-beda oleh setiap orang.

Pengaruh Pengalaman

Doc. Pribadi

Doc. Pribadi

rang yang mengalami alusinasi sebenarnya telah diikuti seper­ ti khayalan-khayalan yang diangapanya nyata ketika melakukan aktivitas, bisa jadi dia memiliki keta­ kutan yang lebih karena khyalankhayalan yang mengikuti tadi karena selalu merasa diawasi dan bahkan tidak membuat diri seseorang itu tidak tenang. Sebenarnya semua orang beresiko mengalami alusinasi tergantung nanti kadar alusinsinya apakah tinggi atau rendah, kalau seandainya sudah tidak bisa dikendalikan lagi alangkah baiknya diobati saja pada psikolog atau yang ahli dibidangya karena menimbang resikonya tadi.

Disaat seseorang percaya kepada dokter pun tidak menjadi masalah, karena sebelum berobatpun mereka mesti harus percaya dulu siapa yang akan mengobatinya, dan jangan asal-asalan, tentunya mereka harus percaya. Kita harus melihat kasus pada diri orang-orang tersebut, terkadang dirinya sendiri yang tidak normal, atau sesuatu yang membuatnya harus begitu. Tidak semua hal mempercayai nyawa dan roh ini salah dan tidak semuanya juga yang benar. Sesuatu yang masuk itu harus di pilah-pilah terlebih dahulu. Syafwan melanjutkan, mengenai guna-guna ada juga banyak manusia yang percaya. Karena kenyataannya itu memang ada dilingkungan hidup ini. Namun sesuatu yang ada kita harus berpandang secara datar dan tidak mengangkat sesuatu melebihi dari fungsinya sendiri. “ Tidak sedikit orang yang terkena sekarang, baik didaerah manapun itu selalu ada yang namanya guna-guna ,” ujarnya. Ia juga menceritakan salah satu cerita temannya yang mengatakan bahwa ia pernah mengobati seseorang ditepi jalan, dia mengeluarkan anak suntik untuk membantu korban tersebut. Namun setelah banyaknya jarum suntik yang habis, orang tersebut ternyata menghilang begitu saja. Ketika ia sadar, ternyata yang ia obati saat itu adalah sebatang pohon. Dari cuplikan cerita tersebut jelas kita lihat bahwa kejadian-kejadian aneh tentang makhluk halus

A

lusinasi yang dialami oleh sese­ orang sebenarnya kembali lagi pada pengelaman masa lalu orang tersebut, mungkin pengalaman masalalunya kurang baik maka hal khayalan atau bisa saja ada yang mengikutinya karena ketakutan yang berlebihan tadi, alusinasi ini lebih baik cepat diatasi karena nantinya akan berdampak buruk pada seseorang tersebut. Kalau seandainya lamban dalam hal penanganan akan sangat berdampak buruk pada orang ter­ sebut dalam istilah psikologinya nantinya akan mengalami skizofrenia atau gila.


12

Wisata

Edisi 139 Juni 2016

SUARA KAMPUS

Skating Tibo ka Padang

D

itengah kegemaran masyarakat Sumatra Barat (Sumbar) berwisata mengunjungi dan menikmati menu, suasana bahkan hanya sekedar untuk berfoto saja di kafekafe yang penuh kreatifitas dan ideide baru dalam tampilannya. Permainan seluncur es atau Ice Skating adalah berseluncur di atas es yang dilakukan orang dengan memakai sepatu skating. Sebilah pisau baja yang tajam dipasang pada bagian dasar sepatu. Orang dapat berseluncur karena gesekan antara pisau skating dan permukaan es mengha­ ngatkan es dan mencairkannya hingga tercipta lapisan licin. Ice Skating dilakukan orang sebagai rekreasi atau olahraga musim dingin. Kata skate berasal dari bahasa Jerman Kuno, schake yang berarti tulang kering; kata yang serupa dalam bahasa Inggris Kuno adalah scatch; bahasa Belanda: schaats. Wisata ini banyak ditemui di Nega­ ra bermusim salju, namun seiring ber­ kembangnya waktu, beberapa perusahan mulai menciptakan es buatan, sehingga orang yang berada negara tanpa musim salju bisa menikmati permainan ini. Sumbar sendiri barubaru ini telah menyediakan wisata Ice Skating yang terletak di Kecamat­ an Koto Tangah Kota Padang. Tidak hanya remaja, dewasa, ibu rumah tangga juga bisa menikmatinya, mulai dari kalangan ekonomi menengah ke bawah sampai menengah ke atas. Tidak hanya di Kota Padang, Sumbar menjadi target penikmatnya juga. Biasanya di negara-negara dengan musim dingin dan bahkan sangat di­ ngin, permukaan danau, kolam, kanal, dan kadang-kadang sungai dapat membeku. Lapisan es yang terbentuk pada permukaan air cukup tebal untuk dipakai berseluncur. Pada musim dingin yang membekukan di Belanda, Firlandia, Swedia, Rusia, dan Norwegia, orang bepergian dari satu tempat ke tempat lainnya untuk berseluncur.

Di negara-negara yang beriklim lebih hangat, orang berseluncur di gelanggang seluncur es (arena skating). Cristin Hakim Idea Part (CHIP), kini hadir untuk menjawab keingintahuan masyarakat untuk mencoba sensasi baru dalam menghabiskan waktu luang­yang menyenangkan dengan bermain Ice Skating. Wahana permainan baru ini hanya ada satu tempat di Sumbar. Bermain di arena Ice Skating juga mempunyai manfaat diantaranya, me­­ latih keseimbangan tubuh, membantu­ perkembangan sensor motorik bagi anak, melatih kinerja otot kaki, melangsingkan tubuh, sarana refresing dan rekreasi, serta melatih kehatihatian. CHIP yang terletak di Jalan Adinegoro Nomor 17 Padang, lebih te­ pat­­ nya di perbatasan Kota Padang dengan Kabupaten Padang Pariaman (pintu Kota Padang) sekarang menjadi pusat wisata baru arena skating. Semenjak dibukanya CHIP dengan wahana permainan Ice Skating sudah menjadi tempat yang diidolakan remaja khususnya. Wahana Ice Skating ini berawal dari niat Cristin Hakim yang ingin memberikan suatu hal baru kepada masyarakat Sumbar yang terinspirsi dari pameran yang diikutinya di Jakarta tiga tahun lalu, akhirnya menghasil­ kan permainan baru Ice Skating. “Dulu saya pernah pergi melihat pame­ran ke Jakarta pada waktu itu saya melihat sesuatu yang unik, lalu saya tanyatanya, belum ada niat beli tapi setelah diajak sama anak baru saya berani membelinya,” papar Cristin Hakim. “Saya kalau pergi tour itu bukan hanya pergi jalan-jalan tapi juga mencari ide, banyak sekali ide saya untuk Sumbar dan salah satunya itu Ice Skating. Apa yang saya mau itu untuk kepuasan semuanya dan juga kepuasan saya,” katanya. Melihat antusias warga Padang dan sekitarnya untuk mencoba permain-

an baru ini, membuat Cristin Hakim­ merasa targetnya sudah ter­ capai untuk membuat masyarakat Sumbar bisa senang menikmati wahana rekreasi baru dan pertama di Sumbar. “Saya beli itu ya untuk wisata, untuk kepuasan saya dan kepuasan semua orang. Kamu lihat betapa banyaknya orang ke sini, betapa ramainya orang dan senangnya orang menikmati permainan itu,” tambah ibu empat orang anak itu. Di CHIP tidak hanya Wahana Ice Skating, banyak yang disuguhkan untuk memanjakan pengunjung. Mulai dari taman untuk berfoto, tempat makan dan juga menyediakan oleh-oleh khas Sumbar. “Sebenarnya mimpi saya untuk menikmati rekreasi, hiburan tentu wisata sekalian. Tidak hanya warga Padang, Payakumbuh, Bukitinggi dan Pariaman juga antusias menikmati hiburan Ice skating ini,” paparnya. Wahana Ice Skating yang dibuka setiap hari mulai pukul 10.00 sampai 22.30 ini bisa menampung 25 orang dalam per setengah jam setiap sekali ronde permainan. Rata-rata pengunjung yang datang setiap harinya itu 300 orang bisa ditampung di wahana permainan ini. Cristin Hakim me­ ngatakan Pelayanan yang diberikan untuk bermain Ice Skating yaitu sepatu dan sarung tangan tapi jarang sekali yang mau memakai sarung tangannya. “Kalau kaus kaki itu beli sendiri takutnya nanti bau kalo dipinjamkan, itu mangkanya kalau tidak mau beli ya langsung pakai dari rumah. untuk kedepanya juga akan dibuat sistem yang membolehkan untuk­main Ice skating lebih lama pada hari-hari kerja,” ujar perempuan 60 tahun itu Wahana permainan Ice Skating di­CHIP berbeda dengan Ice Skating di tempat lain dari segi fasilitas yang diberikan. Wahana Ice Skating yang ada di Mall Taman Anggrek Jakarta contohmya, berbahankan ice asli dan lebih licin, sedangkan Ice Skating Di

CHIP tidak terlalu licin dan terbuat dari bahan dasar sintetis yang dilapisi lilin. “Kalau untuk belajar cukuplah. Kalau dari es yang asli itu pasti mahal dan ongkos masuknya juga akan mahal. Tidak mungkin orang kita mampu dengan harga yang mahal dan hitung-hitung belajar untuk wahana ice skating­yang aslinya. “Saya senang ini bisa dinikmati oleh semua orang, oleh masyarakat Sumatra barat, yang artinya masyarakat menengah ke bawah yang tidak bisa ke Jakarta dan tidak sanggup masuk ke Mall Taman Angrek bisa menikmatinya disini, mereka akan mencoba walaupun uangnya hanya segini tapi mereka akan mencoba, dan akan mengumpulkan uang untuk mencobanya.­” Salah seorang pengunjung wahana Ice skating Dwi kurnia putri, me­ngaku senang karena bisa bermain Ice Skating bersama teman-temanya walaupun jauh dari yang dibayangkan. “Senang bisa main Ice Skating sekalian menebus penasaran untuk mencoba, tadi untuk masuk ke dalam area, saya antrian dulu 15 menit. Walaupun­ panas di dalamya, tapi tetap seru kok apalagi kalau rame-rame,” papar mahasiswa Universitas Bung Hata itu. Saat ditemui setelah setelah main Ice Skating, Putri juga mengajak para remaja untuk mencoba wahana permainan baru ini. “Silahkan mencoba bagi yang belum pernah main Ice Skating ini, tambahnya. Laras Ayu siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kartika mengaku sudah dua kali ke CHIP untuk main Ice Skating dan ketagihan untu mencoba lagi. “Kemarin saya pergi sama tante, sekarang karena siap ujian pergi sama papa mama,” ungkapnya.

Silvia Wulandari, Sherly Fitri Yanti, Rifki Harpen


SUARA KAMPUS

Iklan

Edisi 139 Juni 2016

13


14

Edisi 139 Juni 2016

Galery Photo

SUARA KAMPUS Doc. Suara Sampus

Goro I Petugas kebersihan dan Unit kegiatan mahasiswa bekerjasama membersihkan pekarangan gedung rektorat yang gagal, Rabu (25/05). Doc. Suara Sampus

Lempar I Bentrok antara mahasiswa dengan satpam IAIN IB Padang, Senin (11/04).

Renovasi | Dua orang pekerja sedang melanjutkan renovasi dinding Masjid Baitul Hikmah, Kamis (02/03).

Melintas I Mahasiswa melintasi tanggul baru dibongkar, Selasa (08/03).


SUARA KAMPUS

Wawancara Khusus

Edisi 139 Juni 2016

15

Pendidikan Dibungkam Masyarakat

T

indak kekerasan yang dialami anak di Indonesia tidak menurun, namun justru semakin meningkat. Padahal Undang-Undang yang mengatur tentang hal itu telah ada yang melindungi anak dari tindak kekerasan. Seperti UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2014 tentang Gerakan Nasional Antikejahatan Seksual terhadap anak, dan UU Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Dalam sebuah riset yang dilakukan LSM Plan International dan International Center for Research on Women (ICRW) yang dirilis awal Maret 2015 ini menunjukkan fakta mencengangkan terkait kekerasan anak di sekolah. Terdapat 84% anak di Indonesia mengalami kekerasan di sekolah. Angka tersebut lebih tinggi dari tren di kawasan Asia yakni 70%. Dengan meningkatnya tindakan kekerasan yang terjadi dalam dunia pendidikan saat ini, Suara Kampus berkeinginan mewawancarai Pakar Pendidikan Universitas Negeri Padang (UNP) dan juga Mantan Rektor UNP Mazwardi Effendi. Bagaimana pandangan Bapak mengenai kekerasan yang terjadi dalam dunia pendidikan hari ini? Sebenarnya, tindak kekerasan itu banyak, jangan langsung menuding bahwa pendidikanlah yang salah, mungkin itu karena sektor lain seperti masyarakat atau lingkungan. Bagaimana menurut Bapak mengenai pendidikan hari ini? Menurut pandang saya, pendidikan hari ini sebenarnya semakin hari semakin meningkat. Mulai dari guru dan siswanya. Hanya saja masih ada sekolah-sekolah yang kekurangan sarana dan prasarana Terkait kekerasan di dunia pendidikan bahwasanya riset yang dilakukan LSM Plan International dan internasional center for research on women (ICRW) 84% anak di indonesia mengalami kekerasan di sekolah, bagaimana menurut bapak mengenai hal ini ? Memang banyak kekerasan yang terjadi, sebenarnya itu berkaitan dengan individu itu sendiri dan pengaruhpengaruh dari lingkungannya. Ada siswa yang melakukan kekerasan kepada peserta didiknya, bagaimana menurut bapak mengenai hal tersebut? Sebenarnya itu sudah terjadi dari dulunya, dan itu cuman satu-satu orang aja. Kadang-kadang ada yang berbuat satu namun semua guru dilibatkan dalam hal ini oleh masyarakat. kita bayangkan saja yang berbuat bisa dihitung jari sedangkan guru di indonesia ini banyak. Hal itupun kesalahan dari pribadi atau personal guru tersebut. saya yakin tidak ada yang buruk diajarkan guru oleh peserta didiknya. Secara nasional saja jumlah guru ada 2,87 juta di Indonesia, yang sudah sertifikasi SD 45 % SMP 45 SMA 38%SMK 25 %. Jumlah siswa 43, 8 juta. Sekarang karena ada informasi dan media sehingga tindakan kekerasan itu cepat menyebarnya, sedangkan dulu

Solusi bagi guru sendiri? Guru pada saat ia memiliki 4 kompetensi, yaitu pedagogik dalam penyelenggaraan pembelajaran dalam segala hal, pengelolaan kelas dan lain sebagainya. Apa dia dapat S1 pada dasarnya ia sudah dapat pengentahuan dan keterampilan dasar untuk menyelenggarakan pembelajaran di sekolah. Nanti dalam penyelenggaraan karir maka ada pelatihan termasuk pelatihan profesional, kepribadian dan sosialnya. Namun, dalam kepribadian guru sekolah tidak dapat mengubahnya. Sekolah memberikan keterampilan dan pengetahuan tentang bagaimana hidup bersama, menghargai perbedaan. Seharusnya, perbedaan itu menjadi rahmat namun sekarang perbedaan itu hanya di bibir saja.

Mazwardi Effendi Pakar pendidikan UNP hal ini tidak ada yang menginformasikan, karena teknologi itu ada yang membesar-besarkan suatu masalah. Bukan berarti pendidikan kita semakin jelek. Saya selalu berpendirian bahwa pendidikan semakin lama terus baik jika tidak seperti itu maka tidak ada artinya kita memakai APBN untuk pendidikan sebersar 21%. Bahwa adanya hal seperti tadi betul, dimana saja ada hal semacam itu. Dengan hal itu tidak dapat dikatakan pendidikan itu buruk. Pendidikan pasti membuat kehidupan menjai baik. Adanya pelajar tingkat SMP sampai SMA yang melakukan tawuran? Hal seperti itu tentu salah, itu adalah urusan dari kepala sekolahnya. Bahwasanya manajemennya harus dan ada yang harus diatur. Peraturannya kurang baik, cobalah manajemen yang baik. Kadang-kadang anak muda itu energi banyak sedangkan penyaluran tidak ada. Hanya itu merupakan keteledoran dalam mengatur karena kita semakin banyak, sibuk dan mobilisasi. Mengapa kekerasan dalam dunia pendidikan makin banyak terjadi, apa yang menyebabkan kekerasan dalam dunia pendidikan meningkat? Penyebab kekerasan itu banyak, namun jangan dituding karena banyak kekerasan langsung menyalahkan sistem pendidikan di Indonesia jelek. Sebetulnya mungkin ada, tapi tidak semuanya berasal dari sana. Apakah pendidikan itu yang berperan penting terhadap kekerasan itu, jangan-jangan ada pengaruh dari sektor pendidikan yang lain, namun bukan sistem persekolahan kita. Kemungkinan ini

ada pengaruh dari masyarakat kita yang tidak learning sosialty. Makin meningkatnya kekerasan dalam pendidikan adalah salah satu penyebabnya kurangnya kontrol dari rumah yang kurang, masyarakat. makanya dituntut pemerintah. tanggung jawab pendidikan itu seluruhnya. Paling banyak menyebabkan ini adalah kurangnya faktor dari masyarakat kemudian masuknya informasi dari luar seperti tekhnologi. Meskipun sudah dicekal situs-situs yang tidak baik tapi semua itu tidak bisa diminimalisir. Hal itu merupakan salah satu penyebab banyaknya kekerasan, tindakan yang kurang bermoral dan asusila. Bagaimana cara menanggulangi hal tersebut? Semuanya harus dilakukan bersama, tidak bisa semuanya diserahkan oleh guru. Rumah adalah tempat paling penting untuk mendidik anakanak, kemudian baru lingkungan masyarakat, pemerintah dan sekolah. Hal tersebut tanggung jawab semuanya tentu berbeda-beda. Jadi, semuanya bertanggungjawab untuk mencegah kekerasan tidakan yang kurang bermoral. Dengan peraturan oleh pemerintah, kesadaran dari orang tua dan masyarakat. Apa solusinya untuk menghadapi kekerasan tersebut agar dikemudian hari tidak terjadi lagi? Cobalah dicari medium yang bisa bersahabat, misalnya atribut sekolah, jika dibuat seperti itu maka timbul rasa pertemanannya, mengadakan kegiatan ajang silaturahmi, misalnya perlombaan-perlombaan antar sekolah. karena jarang bertemu jadi salah paham, melalui pencerahan, pertukaran pelajar. dikurangi identitas priba­di yang ada kita bersama.

Apa yang harus dirubah melihat dari kondisi saat ini? Perubahan itu mesti harus dilakukan, seperti kurikulum, makna dari kurikulum itu adalah pengalam belajar. Yang paling penting itu sekarang adalah cara berpikir kita, semuanya guru, orang tua, dan pemerintah tentang pendidikan. Jangan seolah-olah tanggung jawab pendidikan itu hanya guru saja. Sarana dan prasarana banyak yang harus diperbarui. Di Sumbar kondisi sarana dan prasarana tingkat SD ruang kelas yang rusak berat ada 1629, ruang pendukung 118 rung kelas 614. Jadi, banyak yang harus diperbaiki, namun yang baiknya juga ada. Data Tersebut dari Neraca Pendidikan Daerah Provinsi Sumbar tahun 2015 yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan Indonesia. Semua komponen sekolah harus ada perubahan. Perubahan dalam artian perbaikan-perbaikan. Guru-guru juga harus berubah bahwasanya belum semua guru yang sudah sertifikasi. Sumbar telah termasuk 10 provinsi yang baik dalam pendidikannya. Kemajuannya banyak tapi yang harus diperbaiki banyak juga. Dari segi kualitas Sumbar diperingkat 9 di Indonesia. Rata-rata lama sekolah anak Sumbar baru sekitas 8 tahun. Apa pesan-pesan bapak terhadap pendidikan khususnya di Sumbar yang melakukan kekerasan? Kalau ingin menjadikan Sumbar itu maju, makmur dan sejahtera maka didiklah anak-anak kita. Dalam artian majukan pendidikan. jika pendidikan tidak maju maka semuannya juga akan tidak maju. Majukan pendidikan nanti orang yang terdidik maka akan baik. Jika hukum didulukan memang akan tertib tapi bisa saja hukum itu tidak dijalankan dengan baik dan di tidak dipatuhi dengan baik. Pilihan utamanya adalah pendidikan, kemudian hukum dan ekonomi. Saya masih mempercaya pendidikan yang paling utama, karena di tangan orang-orang yang terdidik, penduduk yang terdidik, semuanya akan menjadi baik. Tapi, maknanya bukan sekolah saja, orang tua, sekolah, masyarakat dan pemerintah. keempat kompeonen itu harus dilakukan bersama. Sherly Fitri Yanti, Doli Dui Tilfa


16

E

Edukasi

Edisi 139 Juni 2016

Jangan Asal Pilih Media Informasi

ra digital, media tumbuh dengan pesat. Catatan terakhir Dewan Pers pada tahun 2014, jumlah media di Indonesia mencapai 2130 media, dengan rincian 567 media ­cetak harian, mingguan dan bulanan, 1166 stasiun radio, 194 TV bersiaran lokal dan nasional dan 211 media online.­ Banyak media yang terbit, menyisa­ kan berbagai persoalan konten. Media sering mengabaikan tanggung jawab menyuguhkan informasi mendidik dan menjalankan fungsi kontrol sosial. Mutu media dikorbankan. Tidak sedikit media memproduksi berita-berita tidak mendidik pembaca, bombastis, menonjolkan sisi sensual dan melanggar etika. Tujuannya, bagi media cetak tertentu mengejar oplah, sedangkan televisi mengejar ratting dan online menarik viewer sebanyak mungkin.

karena tidak semua berita atau informasi yang disampaikan baik itu melalui media cetak, elektronik, sosial dan lainnya dapat dipercayai. “Saat ini banyak media yang hanya mengutamakan ratting dari pada kualitas berita yang ia sampaikan. untuk itu, sebagai pengkonsumsi informasi kita harus cermat dalam memilihnya,” ujar Neni. Neni yang juga berprofesi begai dosen di IAIN Imam Bonjol Padang menyarankan, dalam menyantap hidangan informasi media massa, masyarakat jangan menelan mentahmentah isi pesannya, mereka dapat melakukan penelitian terlebih dahulu, salah satunya dengan melakukan perbandingan isi pesan satu media massa dengan yang lain. “Tidak baik bagi kita untuk menelan mentah-mentah dan hanya menerima saja tanpa menelaah lebih dahulu apa yang disajikan oleh Harus Cermat media tersebut. Sebagai masyarakat, kita patut menfilter terlebih dahulu Menanggapi hal tersebut, salah se­ dalam bersikap dan menerima infororang pakar komunikasi Neni Efrianti­ masi tersebut,” ujar dosen Fakultas mengatakan, semestinya media ­tidak Dakwah dan Ilmu Komunikasi itu. memberitakan pemberitaan yang be­ Selain itu, seharusnya masyaralum pasti dan jelas kebenarannya. kat saat ini mendapatkan pendidiNamun, hendaklah terlebih dahulu kan mengenai politik, sebab saat ini melakukan check and recheck ter- semua hal tidak terlepas dari perhadap isi pemberitaannya, agar lebih mainan politik, begitu juga dengan akurat dan terpercaya. ”Saat ini ban- media informasi. “Masyarakat harusyak dijumpai isi pemberitaan yang nya diberikan pendidikan­politik, agar belum pasti kebenarannya, pagi-pa- tidak terpengaruh­terhadap permaingi pun kita sudah dibuat berdosa,” an politik,” tutur Neni. ungkapnya.­ “Banyak oknum yang menjadikan Masyarakat dituntut harus lebih media sebagai salah satu media atau cermat dalam menentukan mana kedok dalam menjalankan misi poliberita yang benar dan berita yang ti- tik tertentu. Untuk itu, kita sebagai dak benar atau hanya hoax semata, mas­ yarakat pengkonsumsi informasi

M

SUARA KAMPUS

­ arus lebih cerdas, agar tidak tertipu,” h jelasnya kepada kru Suara Kampus. Menurut salah seorang dosen IAIN Imam Bonjol Padang Zakirman, mengenai banyaknya media informasi yang ada di Indonesia saat ini, sebagai­pengkonsumsi media boleh saja mempercayainya, tetapi harus cermat untuk menentukan kriteria dari media tersebut. Jika tidak dikhawatirkan, bisa saja menjerumuskan pembaca ke arah kesesatan. Jangan asal terima saja, cermati terlebih dahulu,” jelasnya. Bukan hanya bagi masyarakat, sebagai mahasiswa orang-orang yang terpelajar hendaklah ia lebih kritis lagi dalam menerima informasi yang disajikan oleh berbagai media informasi saat ini. “Boleh saja kita menerima jika itu benar sesuai fakta dan kita tidak boleh begitu saja menyalahkan, jika itu belum tentu benar dan belum tentu salah,” papar Zakirman. Jangan memandang hanya dari satu sisi saja terhadap informasi yang disajikan media tersebut. Menurut Za-

kirman, media informasi yang baik itu yaitu media yang menyampaikan informasi dengan jelas, sesuai dengan fakta dan kenyataan yang ada dan tidak mengandung suatu unsur yang bersifat sara, menjerumuskan ke arah yang tidak baik dan tidak boleh juga yang mengandung isi pemberitaan yang menjatuhkaan harga diri seseorang. “Semoga setiap media informasi yang ada, sebaiknya jangan ada penambah-nambahan isi pemberitaan dengan sesuatu yang tidak se­suai dengan fakta yang terjadi, hanya karena ingin mengejar ratting saja,” harap Zakirman dosen di Fakultas Dak­wah dan Ilmu Komunikasi ini. Zakirman juga berharap pemerin­ tah dapat lebih menuntun lagi bagai­ mana perkembangan media informasi di Indonesia saat ini. ”Saya berharap pemerintah lebih mengawasi mengenai permasalahan ini,” tutur Zakirman. Melia, Dina Audya (Mg), Resti Laila Sari (Mg), Salman (Mg)

Menilai Media dengan Media Lain

enurut salah seorang dosen komunikasi IAIN IB Padang Abdullah Khusairi, sekarang mem­­­peroleh informasi sudah lebih bebas dari zaman dulu, dimana dulu informasi dikekang penguasa, sehinga banyak media yang kritis dan dianggap suvervis, melawan, mengkritik, menghina pemerintah akan ditutup oleh rezim orde baru. ”Kini tidak se­ perti itu,” ujar Khusairi. Jangan cepat percaya dengan satu media saja, dan langsung mempercayainya, kemudian menyebarluaskannya. Sebagai konsumen informasi kita harus pandai-pandai menyaring informasi yang ada. “Jangan jadi tong sampah informasi, setelah dapat, analisa, manfaatkan informasi untuk kembali memproduksi informasi,” terang dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi ini. “Kita butuh gerakan literasi media massa. Sebuah gerakan cerdas bermedia. Tahu siapa yang buat media, maksud mereka membuat berita, loyalitasnya terhadap kejujuran dan filsafat jurnalisme yang dianut. Pemodal media massa pekerja media massa harus dilacak. Bukan hanya mengunyah dan menelan produk mereka saja.” Ujar pembina Suara Kampus itu. “Informasi jangan dijajah informasi. Jaman Banjir informasi telah membaca banyak sampah informasi,”

begitupula halnya dengan media, hendaknya juga harus menyampaikan kebenaran walaupun itu pahit sekalipun. ”Akan tetapi kenyataan yang ada sekarang sering tidak sesuai dengan apa yang ada, permasalahan tidak pernah selesai karena ada something yang terus di sembunyikan,”tuturnya kepada Suara Kampus.

harap Khusairi. Menyikapi hal tersebut, Indah salah seorang mahasiswi IAIN Imam Bonjol Padang mengatakan bahwa penyampaian berita yang lebih aktual itu melalui media audio yaitu radio, karena dalam radio mereka langsung menyebarkan informasi melalui suara, berbeda dengan media cetak yang mana mereka memulai dengan merangkai kata-kata terlebih dahulu, yang akan banyak menghasilkan kekeliruan data. “Saya lebih menyukai media elektronik seperti Radio yang mana, berita yang disampaikan oleh radio itu langsung

dari suara narasumbernya, berbeda dengan media cetak yang menunggu hasil tulisan tangan dari warawan terlebih dahulu,” tutur Indah mahasiswi jurusan Komunikasi Penyiaran Islam semester VIII ini. Ia juga menambahkan, masyarakat dituntut untuk waspada akan berita yang di sajikan, jangan gampang menerima dengan terbuka saja, tetapi masyarakat harus bisa mengolah mana yang baik untuknya dan memang berita yang benar,” ujar Indah. Dalam berdakwah harus menyampaikan apapun sesuai dengan syar’i,

Menurut Indah, ada beberapa faktor yang mempengaruhi media apa yang akan di konsumsinya, seperti usia, pendidikan, profesi, jenis kelamin, status sosiologi dan ekonominya. Seperti dalam pengkonsumsian media sosial yang sedang hangatnya sekarang ini, seperti facebook, tweeter, instagram, bbm dan lain sebagainya yang sekarang ini sudah tidak sesui dengan keadaan yang ada. “Misalnya para remaja yang ngepost hal-hal yang tak seharusnya untuk di bagikan kepada khalayak ramai, yang seharusnya itu mereka sembunyikan, malah akhirnya membeberkan aibnya kepada orang lain,”ujar Indah. “Untuk masyarakat agar lebih berhati-hati lagi dalam memilah-memilah berita yang ada,cari terlebih dahulu informasi dari berbagai pihak agar tidak salah nantinya,”harap Indah. Melia Utami, Fitri, Naufal

Zulfaizah


Salingka

SUARA KAMPUS

Edisi 139 Juni 2016

17

IAIN IB Siap Sambut Kedatangan Menteri Keuangan Suara Kampus- Dalam rangka menyambut kedatangan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Kepala Biro AUAK dan Wakil Rektor III adakan rapat koordinasi bersama seluruh sivitas akademika IAIN Imam Bonjol Padang. Rapat yang dilaksanakan pada Rabu (05/06) itu berlangsung di ruang WR III dan dihadiri seluruh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) selingkup IAIN IB Padang, satpam dan cleaning service. Menurut keterangan Biro AUAK Dasrizal bahwa kedatangan menteri keuangan ke kampus ini dalam rangka menghadiri acara Ekonomi Syariah beserta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang diadakan IAIN. “Biasanya pertemuan rutin ini diadakan di perguruan tinggi umum yang berkelas, tapi pada kali ini kita diminta langsung oleh menteri keuangan untuk menjadi tuan rumah dalam pertemuannya,” jelasnya kepada kru Suara Kampus. “Ada banyak agenda yang akan dibahas oleh kementerian keuangan, baik masalah ekonomi syariah dan hal lainnya. Nanti juga akan datang Direktur Bank Indonesia, Sekjen kementerian agama, rektor-rektor se-Indonesia dan tokoh-tokoh penting lainnya,” terang Dasrizal. Direncanakan menteri keuangan akan datang pada 9 atau 10 Juni mendatang, untuk itu, sambung Dasrizal IAIN sebagai tuan rumah tentu harus memberikan yang terbaik untuk acara tersebut. “Sebenarnya apalah yang kita banggakan, gedung saja kita tidak sebagus Universitas Andalas atau Universitas Negeri Padang. Tapi apa tujuan dan maksud dari orang kemente-

rian tersebut meminta IAIN IB Padang menjadi tuan rumah ini kurang jelas, ini menjadi suatu kebangaan bagi kita semua,” ujarnya dengan bangga. Dasrizal berharap, satpam memberikan pengamanan yang terbaik, cleaning service membersihkan seluruh lingkungan kampus dan UKM dianjurkan menggunakan pakaian UKM masing-masing saat acara berlangsung. “Semoga kita bisa bekerjasama dalam menyukseskan pertemuan menteri tersebut,” harapnya. Dalam rapat tersebut, WR III Alkhendra menambahkan, untuk semua pegawai pada hari tersebut berpakaian hitam putih semua. “Pada malam keduanya nanti, kita ikut buka puasa bersama dengan menteri di kediaman gubernur, masalah kendaraan untuk UKM-UKM kita sediakan bus kampus,” janjinya. Koordinator Satpam Andri Simon, mendukung hal tersebut dan akan berkoordinasi dengan anggota satpam secepatnya bagaimana terknis pengamanann y a nanti. “Kami a k a n memberikan yang terbaik untuk IAIN IB Padang,” katanya.

Menteri Keuangan (Menkeu) RI 2016

Axvel Gion Revo

UMPTKIN Belum Sesuai Target Suara Kampus- Calon mahasiswa yang memilih IAIN IB Padang dalam pendaftaran jalur UMPTKIN mengalami penurunan yang signifikan dibanding tahun sebelumnya, ujar Zulfendri staf Akama Institut. IAIN masih belum mencapai target penerimaan mahasiswa baru pendaftaran jalur UMPTKIN yang berlangsung sampai tanggal 3 Juni mendatang. “Kalau kita berkaca dari tahun sebelumnya, kita pasangkan target peserta sekitar 2421 orang pendaftar. Target peserta yang mendaftar UMPTKIN untuk tahun ini mengalami penurunan,” ujar Zulfendri Jumat (20/05). “Sampai hari ini yang telah mendaftar baru sekitar 370 orang, dimana 360 diantaranya memilih IAIN IB Padang sebagai pilihan pertama. pelaksanaan ujian serentak akan diselenggarakan tanggal 14 -15 Juni mendatang tapi target pendaftar masih jauh dari yang diharapkan,” Tambahnya. Zulfendri juga mengatakan, pendaftaran peserta yang mengala-

Bambang Brodjonegoro

mi penurunan ini disebabkan karena sosialisasi yang kurang merata dalam UMPTKIN ini, ditambah lagi untuk sosialisasi yang dilakukan masih kurang mendetail dan hanya disampaikan secara sekilas pada siswa. “Rekor pendaftar UMPTKIN sampai detik ini dipegang oleh IAIN Lampung yang mencapai 1000 pendaftar sampai hari ini,” jelasnya. “Kita sebagai panitia lokal merupakan perpanjangan tangan dari penyelenggara dari pihak pusat, untuk tahun sekarang ada sidikit perbedaan dari tahun sebelumnya, dimana peserta boleh memilih satu prodi diwilayahnya, namun sekarang pendaftaran yang memilih kuliah di Aceh dan Jakarta dapat melaksanakan ujian di Padang,” jelas Zulfendri. Rika salah seorang mahasiswa PAI juga antusias dalam pelaksaan UMPTKIN. “Saya ikut senang karna selama dua hari tersebut kuliah diliburkan jadi bisa belajar untuk persiapan UAS dirumah,” papar semester II itu. Zulfaiza Fitri

Mahasiswa Memalsukan Nilai, Pengumuman KKN Diundur Suara Kampus- Akibat sepuluh mahasiswa memalsukan nilai, pengumuman lokasi dan nama mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) angkatan XLII tahun 2016 IAIN Imam Bonjol Padang diundur sampai batas waktu yang belum ditentukan. Kepala Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KPPM), Rusli mengatakan, pengumuman lokasi dan nama-nama mahasiswa peserta KKN 2016 diundur dan akan diumumkan secepatnya dalam minggu ini. “Sepuluh orang mahasiswa yang memalsukan nilai ini sudah pasti tidak bisa ikut KKN dan dikenakan skor selama satu semester,” tegasnya, Kamis (02/06). Rusli menambahkan, KKN yang akan diadakan 27 Juli sampai 27 Agustus 2016 belum mencapai target dari kuota yang telah ditentukan oleh LPPM. “Kuota yang ada sebanyak 2.350 mahasiswa, namun yang tercapai hanya 1.800 orang yang bisa ikut KKN dari semua Fakultas yang ada,” jelasnya. “KKN akan diadakan di empat kabupaten dan dua kota, diantaranya

Kota Padang, Kota Pariaman, Kabupaten Solok Selatan, Agam, Pasaman Barat dan Tanah Datar. “Masing-masing lokasi bisa sampai enam hingga tujuh mahasiswa perjorong, bisa dua orang setiap fakultas yang ada,” ungkap Rusli saat ditemui di ruang kerjanya LPPM. Rusli berharap, KKN ini berjalan lancar sesuai yang diharapkan dan mahasiswa dapat mengikuti pembekalan-pembekalan yang akan diberikan DPL. “Jika mahasiswa peserta KKN lalai dan tidak tahu dengan program KKN itu resiko mahasiswa itu sendiri karena tidak serius dalam pembekalan,” papar Rusli. Salah satu peserta yang akan mengikuti KKN, Doni Putra mengungkapkan, pembekalan untuk diri pribadi sudah ada sejak di kuliah. “ Sekarang tinggal menerapkan ilmu yang sudah ada yang akan dilakukan di saat KKN nantinya,” ungkap mahasiswa Jurusan Jinayah Siyasah semester VI itu. Riki Rianto


18

Sastra Budaya

Edisi 139 Juni 2016

CERPEN

H

SUARA KAMPUS

Juara Satu Lomba Lari dari kenyataan

ari itu sabtu. Wali kelas dan wali murid bertemu. Tidak terkecuali Ibuku; wanita terbaik kata ayah. Mereka berkumpul di ruangan kecil yang megah, tempat aku tiga bulan ini menuntut ilmu. Hari ini rapor pertama dibagikan. Satu persatu nama murid akan disebutkan lengkap dengan peringkat yang didapat. Nama pertama disebutkan, Vina juara pertama. Dia dipanggil ke depan, wajahnya berseri apalagi wajah ibunya. Senyum lebar terpajang di wajah mereka berdua. Ibunya berdiri dan bertepuk tangan, sangat bahagia tampaknya. Aku juga bangga sebenarnya, Vina itu tetanggaku. Di kelasku murid-murid terbagi jadi dua kubu. Kubu pertama anak-anak pribumi. Aku dan Vina ada di kubu itu. Rata-rata kami semua masih ada ikatan kekeluargaan, saudara jauh setidaknya. Kubu kedua anak-anak “ perumanah kompleks” mereka biasanya anak-anak guru atau anak-anak pegawai;pendatang, yang tinggal di kompleks perumahan elit. Selain bangga, sebenarnya aku sedikit kecewa, “Kenapa bukan aku?” aku bertanya pada diri sendiri. Nama kedua disebut, nama yang selalu membuatku bahagia, namaku. Aku juara kedua. Aku berdiri dengan ragu, apa benar namaku? Aku bertanya dalam hati. Apa guruku tidak salah memasukan nilai atau salah menjumlahkan nilai? Aku benar-benar kawatir jangan-jangan ini kesalahan. Wali kelas melihat ke arahku, wajahnya keheranan dan menyebutkan namaku sekali lagi. Sekali lagi aku bangga mewakili kubu pribumi. Selain itu, aku juga memuji diri sendiri. Saat berjalan kedepan aku melihat ke arah ibu, dengan jelas aku melihat senyumnya. Ibuku berdiri dan bertepuk tangan seperti yang dilakukan ibunya Vina. Gerak bibirnya berkata itu anakku, meski tidak keluar suara dari mulutnya, tapi aku yakin itu yang dikatakannya. Ia mengatakanya pada wali murid yang duduk disebelahnya. Satu per satu nama terus disebutkan. Aku lupa urutannya, yang ku ingat adalah nama terakhir, Hera. Ah sial kenapa harus Hera? aku menggerutu di dalam hati. Hera juga pribumi, sepupuku. *** Setelah nama dan peringkat disebutkan, satu per satu Wali murid bicara dengan wali kelas. Aku duduk di samping ibu; di hadapan guruku. Senyum menjadi latar pembicaraan mereka berdua. “Terima kasih Bu Guru, berkat bimbinganya anak saya mendapat juara dua,” kata ibuku. “Tidak perlu begitu Bu,” jawab guruku merendah, “Saya dan semua jajaran di sekolah pasti memberikan yang terbaik agar siswa-siswi sekolah ini dapat berprestasi,” tambah guruku dengan bangga. “Saya senang sekali dengan pencapaian ini?” “Saya juga, semoga caturwulan selanjutnya bisa ditingkatkan” “ Saya harap juga begitu. Bagaimana sikap anak saya tiga bulan ini?”

“Baik, baik sekali, sopan, ramah, dan tentunya bisa dipercaya,” “Benarkah? Ini semua tentu berkat Ibu Guru. Ajaran dari Ibu gurulah yang membuat anak saya bisa seperti ini,” ibuku terus memuji guru yang duduk didepannya. “Tidak, tidak juga, pasti Ibu mendidikinya dengan baik di rumah, kami hanya sedikit mengolahnya,” Wali kelasku dan ibuku saling memuji. Aku tidak terlalu ingat apa saja yang mereka bicarakan. Terakhir wali kelasku tersenyum sambil memberikan raporku kepada ibu, dan kami berdua pun berlalu. *** Aku melihat dari jendela, satu per satu wali murid bicara dengan wali kelas. Aku tidak pulang bersama ibu. Aku tidak biasa pulang bersama ibu. Aku menunggu Hera. Tiga bulan ini aku selalu pergi dan pulang sekolah bersama Hera, maklumlah rumahnya tepat di depan rumahku. Karena ia ada di urutan terakhir, maka walinya menjadi yang terakhir menemui wali kelas. Tidak sepertiku yang dibiarkan duduk di samping iBu saat menemui guru. Hera disuruh keluar oleh guru, ibunya memberinya uang dan menyuruhnya pergi mebeli makanan. Aku mendekat ke pintu, melihat wajah Ibunya Hera yang menurutku malu. Berbeda sekali dengan wajah Ibuku. Kerutan terlihat jelas di kening ibunya Hera, ujung bibirnya turun, dan mukanya masam. “Anak iBu ini, susah sekali diajari,” kata wali kelasku. Nada bicaranya memang datar, tapi berat menurutku. “Iya saya juga tidak mengerti, anak itu susah diajari.” Jawab ibunya Hera. Guruku dan ibunya Hera saling berbagi keluh, menyesali sepupuku yang susah diajari menurut mereka. Aku tidak menyimak dengan jelas apa pembicaraan mereka selanjutnya, tapi sayup-sayup kedengar banyak sekali nama Hera disebutkan, baik oleh ibunya atau oleh ibu guru. “Hera itu... Hera itu... Hera itu...Hera itu...” *** Hari itu sabtu. Sebelas tahun setelah rapor pertamaku dibagikan. Hari ini juga hari pembagian rapor. Rapor kesekian dalam hidupku. Satu per satu nama murid disebutkan lengkap dengan peringkat seperti waktu sebelas tahun yang lalu. Pembagian rapor kali ini berbeda sekali dengan sebelas tahun yang lalu bagiku. Jika dulu aku dipanggil di urutan ke dua, kali ini aku di panggil di urutan kedua dari belakang; jika dulu ada satu orang yang bicara sebelum ibuku, sekarang hanya akan satu wali murid yang bicara dengan wali kelas setelah ibuku. Saat ibuku bicara dengan wali kelas, aku duduk disamping ibuku sama seperti waktu itu. Hanya sekarang tidak ada latar senyum di wajah wali kelas dan ibu. Aku tidak bisa menemukan senyum ibu, meski ku cari dari

tadi pagi; saat nama pertama disebut. Duduk disamping ibu kali ini rasanya sangat menyiksa, berlawanan dengan sebelas tahun yang lalu, saat itu aku bahagia ada di samping iBu dan hampir setiap kali melihat wajah ibu, aku selalu menemukan senyum di wajahnya yang tirus. “ Aji, anak ibu ini, susah sekali di ajari,” kata guruku. Sebuah kalimat pembuka yang tidak kusuka. Ibu melihat kearahku dan berkata “ Saya juga tidak mengerti Bu Guru, entah bagaimana seharusnya saya bicara pada anak ini, sudah setiap hari saya bilang ‘belajar, belajar,belajar’, tapi anak ini tidak juga mengerti.” Mereka berdua saling mengeluh dan di setiap pembicaraannya banyak sekali namaku. “Aji itu...Aji itu... Aji itu... Aji itu...Aji itu...” Keluhan mereka banyak sekali, dan semuanya diawali dengan namaku. Tiba-tiba saja aku teringat Hera sebelas tahun yang lalu. Dalam pembicaraan ibunya dan wali kelasku namanya selalu muncul di awal kalimat. Untung saja, waktu itu Hera diberi uang dan disuruh keluar saja untuk belanja. Berbeda sekali dengan aku kali ini, harus mendengar setiap keluhan kedua waliku, wali murid dan wali kelas. *** Sepeti sebelas tahun yang lalu aku tidak pulang bersama ibu, tapi pulang bersama Hera. “Bagaimana nilaimu?” tanya Hera. “Biasa saja,” jawabku sambil menundukan kepala. “Biasanya kau juara,” Hera berkata dengan sedikit tawa di belakangnya. Aku dan Hera masuk ke SMA yang berbeda, jadi ia tidak terlalu tahu tentang kelakuanku di sekolah saat ini. Kami hanya jumpa saat pulang sekolah, lebih tepatnya kami berjanji untuk selalu pulang bersama. Aku sedikit tertawa, rasanya aneh juga mengingat sebelas tahun yang lalu. Waktu itu aku juara kedua dan sekarang aku berada pada urutan kedua dari belakang. Aku tidak menjawab apa-apa untuk pertanyaan Hera yang satu ini. “Kamu? Bagaimana rapormu?” aku

mencoba mengalihkan pembicaraan. Sangat tidak menarik bagiku membicarakan raporku yang membosankan. “Lebih baik dari yang biasa,” jawab Hera. “Namamu tidak dipanggil terakhirkan?” aku bertanya dengan sedikit tertawa. Hera tertawa “Tidak, meski tidak juara, setidaknya tidak dipanggil sebagai yang terakhir,” katanya. “ Hera rapor itu aneh sekali, bukan?” “Aneh kenapa?” “Kau ingatkan? Waktu aku juara dua; ibuku bangga,,,” “Lalu?” “Saat itu, waktu ibuku bicara dengan wali kelas tidak sekalipun namaku disebut.” “Memangnya kenapa?” “Tadi, semua kalimatnya selalu dimulai dengan namaku, aku pikir mereka menyebutnya ribuan kali,” Hera tertawa, aku rasa ia tahu jawabannya, tapi ia tidak bicara apaapa. *** Sesampainya di rumah aku kembali membuka rapor itu. Banyak sekali remedial. Nilaiku rata-rata dibawah rata-rata kelas. Terlintas di benakku tentang raporku yang pertama kali dibagikan dan aku juara dua, berbeda sekali dengan rapor ini. Waktu itu ibuku memuji-muji wali kelas dan Guruku itu membenarkannya lalu memuji ibuku. Masih teringat jelas di telingaku saat guruku berkata dia dan semua jajaran sekolah berusaha keras agar siswa-siswinya berprestasi. Ibuku juga bilang kalau ini semua berkat ajaran dari guruku, makanya aku bisa juara. Wali kelasku berkata kalau ini semua pasti karena ibu yang mendidikku dengan baik di rumah dan tidak sekalipun namaku disebutkan. Lalu sekarang, saat nilaiku hampir merah semuanya, segala keluhannya diawali dengan namaku. Aji. *** Ah, sebenarnya rapor apa ini? Rapor siapa ini? Padang, 2016


Sastra Budaya

SUARA KAMPUS

Edisi 139 Juni 2016

ARTIKEL

Pelita dalam Kegelapan Meilia Utami Mahasiswa Jurusan PBA IAIN IB Padang

“Engkau sebagai pelita dalam kegelapan Engkau laksana embun penyejuk, dalam kehausan Engkau patriot pahlawan bangsa tanpa tanda jasa,”

S

epenggal lirik lagu ciptaan Sartono berjudul Pahlawan Tanpa Tanda Jasa ini mengingatkan saya kepada sosok yang sangat luar bisa dan berjasa dalam kehidupan, yaitu seorang guru tepatnya seorang pendidik. Tanpa adanya pendidik, saya tidak tahu bagaimana keadaan saya saat ini, mungkin saja saya tidak padai baca tulis, tidak memiliki ilmu pengetahuan dan lainnya. Hal ini tidak berlaku bagi saya sendiri, bahkan presiden sekalipun, ia juga membutuhkan pendidik guna mengajarkan serta mendidiknya dalam mempelajari ilmu dan menambah wawasan pengetahuannya, hingga mengantarkannya sampai menjadi saat sekarang ini. Pendidik merupakan gerbang awal sekaligus sebagai representasi kondisi dan kinerja pendidikan. Maksudnya, kinerja seorang pendidik akan banyak memberikan pengaruh yang cukup besar untuk terciptanya kinerja pendidikan yang efektif. Tanpa adanya pendidik, pendidikan akan lumpuh. Pendidik erat kaitannya dengan pendidikan, hal ini terlihat dari pengertian pendidikan itu sendiri. Menurut Ahmad D. Marimba pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Sedangkan menurut Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas Bab I, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Bangsa yang unggul adalah bangsa yang terdidik, semakin baik pendidikan suatu bangsa maka, semakin baik pulalah kualitas warganya. Bisa kita bayangkan bagaimana jika pendidikan itu tidak berjalan dengan baik, tentunya akan berakibat buruk, tidak hanya bagi kita secara individual, tetapi juga bagi bangsa kita.Tanpa adanya pendidik juga, maka tujuan pendidikan tidak akan tercapai. Dimana tujuan pendidikan Indonesia yaitu membentuk manusia seutuhnya, dalam arti berkembangnya potensi-potensi individu secara harmonis, berimbang dan terintegritasi. Upaya mengaktualisasikan tujuan tersebut dalam pendidikan Islam, pendidiklah yang mempunyai tanggung jawab mengantarkan peserta didiknya ke arah tujuan tersebut. Dari pernyataanpernyataan di atas, terlihatlah bahwa fungsi pendidik dalam pendidikan menduduki posisi yang sangat penting. Miris sekali mengingat apa yang baru-baru ini terjadi, tepatnya pada Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei 2016 lalu, dimana hari Hardiknas tahun ini bertemakan “Nyalakan Pelita, Terangkan Cita-Cita”. Hardiknas selalu diperingati setiap tahunnya, Menteri Pendidikan dan Keabudayaan serta seluruh jajaran tenaga kependidikan yang ada di Indonesia turut memperingatinya. Tragedi pilu dan tragis terjadi pada hari itu, menodai dunia pendi-

19

PUISI

“Bebas”

Sesaknya keadaan yang kuhadapi Gentirnya kehidupan yang ku alami Membuatku ingin meronta Kegelisahan dan kecemasan yang kurasa ini Hanyalah efek dari yang kualami Hujan yang melanda Panas yang menyengat Dingin yang menusuk Sakit yang kurasa Sedih, bahagia, takut, Membuat tumpuan ini semakin berat Aku ingin terbang melayang Rasakan bebasnya alam Bersama diri yang lelah ini Membawa jiwa dengan kedamaian

dikan. Seorang pendidik (dosen) Nuraini Lubis (NL) dibunuh dengan sadis oleh mahasiswanya sendiri Roymardo Sah Siregar (RSS) mahasiswa semester VI, Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, di toilet kampus. Menurut Tempo.co (04/05), RSS Sengaja membunuh NL hanya karena sesuatu sepele, yaitu NL sering menegur RSS yang sering menggunakan sering hanya memakai t-shirt dan tanpa membawa buku saat kuliah. NL sering menegur RSS. Karena kerap ditegur inilah RSS menjadi dendam kepada NL. Berdasarkan pernyataan RSS kepada penyidik, “Hanya Waktu” ia telah merencanakan pembunuhan tersebut satu bulan sebelum kejadian. Hamparan pasir putih yang indah permai Akibat kejahatannya RSS, terancam hukuman Lamunan hati ini dikala sepi dimana kala mati, sebab ia dijerat dengan pasal perencanaan ombak menghantam karang pembunuhan Pasal 30 KUHP berdasarkan bukti dan Aku terjaga dari lamunan itu pengakuan RSS setelah diperiksa oleh polisi. Tertegun melihatmu, terkesima memanda Sang pelita tidak menyala lagi, ia dipadamkan ngmu dengan paksa oleh peserta didiknya sendiri, saat Harapan untuk dewa penyejuk hati menjalankan tugas mulianya mencerdaskan gen- Datanglah jika kau mampu erasi bangsa dan bertepatan saat Hardiknas. Sung- Ketika hati ini tak mampu lagi berharap guh kado yang kelam diterima oleh NL dari peserta Kau tetap yang diinginkan didiknya sendiri. Tidaklah sepantasnya peserta didik Kala mata tertutup sayup membalas jasa pendidiknya dengan hal yang tidak Keindahan itu tetap terlihat manusiawi dan tragis seperti itu. Apalagi telah me- Kala bibir terkatup rapat nyandang status sebagai mahasiswa. Dimana maha- Hati ini terus berirama menyampaikan puis siswa merupakan agen perubahan yang diharapkan inya mampu memberikan mampu perubahan terhadap Melalui nada-nada kelembutan jiwa sesuatu yang tidak sesuai dengan semestinya. Dan ketika kau tak mampu berdiri disini Disanalah letak perbedaan antara mana yang lagi hanya mengajar dan mana yang menjadi pendidik Kejarlah keindahan yang kau cari bagi peserta didiknya. Bukanlah pendidik namanya Larilah sekencang yang kau mampu jika hanya mengajarkan bahan ajarnya, tanpa mem- Dan berhentilah beristirahat ketika kau berikan bimbingan dan arahan, terutama mengenai lelah sikap,etika, sopan santun serta memperbaiki moral Mungkin nada itu bisa menjadi alunan dan prilaku peserta didiknya. penghibur Perlu diingat kembali, dosen juga merupakan Untuk kau nikmati dan kau rasakan pendidik, menurut UU. No 14 tahun 2005 Dosen Alunan-alunan sepi yang terluap adalah pendidik profesional dan ilmuan dengan tu- Tapi harapan hati ini gas utama mentranspormasikan, mengembangkan, Nada itu akan tetap menjadi syair indah dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, Yang dapat mengoyak sepi seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian Tatkala dua insan saling berbicara kepada masyarakat. Menyampaikan yang terpendam dan tak Seharusnya peserta didik memuliakan serta tersampaikan menghormati pendidiknya. Sebagaimana sabda Ra- Melakukan apa yang tertunda sampai sulullah SAW yang artinya “Muliakanlah orang yang waktu datang dan hati yang menyadari kamu belajar darinya,” (HR. Abul Hasan Al-Mawardi). Penyair mesir Ahmad Syauki Bey mengatakan: “Rasa” “Berdiri dan hormatilah guru, dan berilah ia penghargaan, (karena) seorang guru itu hampir saja me Ketika tiba waktu untuk berserah nyerupai Tuhan, (HR. Abul Hasan Al-Mawardi). Luapkan tangis yang memecah Selain itu, pendidik juga merupakan seseorang Hembuskan nafas dengan lega yang sangat besar jasanya dalam memberikan ilmu Katakan pada-Nya pengetahuan, keterampilan, pengalaman dan men Diri ini sungguh lelah tal kepada peserta didiknya. Seluruh yang diberikan Hati ini sungguh rapu pendidik ini dapat menjadi bekal yang sangat ber Pikiran ini sungguh kacau harga bagi peserta didik dan jika diamalkan, ia akan Kala guncangan hidup melanda jauh lebih berharga dari pada dari pada harta benda. Aku terkapar mati tak berdaya Orang yang ingin sukses di dunia dan akhirat harus Diterpa angin kesakitan dengan ilmu. Sabda Rasulullah SAW: “Barang siapa Dilanda badai kemalangan hidup yang menghendaki dunia, wajib ia mempunyai ilmu. Diri ini membutuhkan dekapan Barang siapa yang menghendaki akhirat, wajib me Membutuhkan belaian kasih miliki ilmu. (HR. Abu Daud dan Turmudzi). Untuk itu Mengharap cinta dari yang terkasih hormati serta muliakanlah para pendidik yang telah Dengan penuh dekapan mendidik kita, sebab ia adalah pelita dalam kegelapan, pencerdas generasi penerus bangsa. Dan agar ilmu yang diperoleh darinya diberkahi Allah dan By: syaira Syaidah dapat bermanfaat untuk kehidupan kita.


20

Opini

Edisi 139 Juni 2016

SUARA KAMPUS

Menerobos Jalan Tuhan

Antara tuhan dengan menuhankan tuhan

Oleh : Julia Zilki*

S

uatu hari aku dan temanku Melgi Ardi yang biasa aku panggil dengan sebutan Angku Egi, dengan tujuan yang tak jelas dan semangat pergi jalan-jalan memakai sepeda motor. Tengah asiknya berkendaraan, tepatnya di depan Hotel Ambacang, Kota Padang, bensin motor kami habis. Kala itu kami hanya tersenyum dan bercanda ria sambil berkata tuhan sedang menguji kita Angku ucap ku pada melgi. Motor yang kehabisan bensin itu pun kami dorong sambil mencari pedagang bensin eceran, namun kami tidak menemukannya, karena kami merasa haus kami pun berhenti disebuah warung yang berada di pinggir jalan bertepatan di depan Gereja Katedral Padang. Aku pun bertanya kepada Melgi, “Angku apa ini tempat orang non-muslim menyembah tuhannya ya,” ia menjawab “iya Angku, memangnya kenapa?” Tanya Melgi padaku. Beberapa saat kemudian setelah kami selesai minum diwarung, Melgi menawarkan padaku untuk masuk ke dalam gereja tersebut, aku pun kaget dengan tawarannya sambil berkata, “tidak usah Angku, nanti kita di usir,” ungkap ku padanya, lalu Melgi menjawab, “tidak apa-apa Angku bukankah tujuan kita salah satunya mencari kebenaran tentang tuhan,” ungkapnya padaku dengan tenang. Namun aku tetap ngotot. “Tidak usah Angku, nanti takutnya persepsi orang lain salah tanggap sama kita”. Tapi Melgi juga bersikeras untuk mengajak masuk sambil mengejekku, “katanya anak fakultas dakwah itu pemberani, buktiin dong” ungkap Melgi padaku. Akhirnya aku pun memutuskan untuk masuk ke dalam gereja tersebut. Lututku dan badanku terasa menggigil pada saat di depan pintu masuk tak bisa ditahan, setelah masuk aku melihat Melgi yang telah berpengalaman bahkan pada saat ia masuk Melgi berdoa layaknya beragama Kristen, aku pun mengikuti apa yang ia lakukan sambil mencari tempat duduk. Aku dan Melgi berkenalan

dengan orang yang disebelah kami duduk, bernama Petrus Silalahi. Orang tersebut memperkenalkan dirinya terlebih dahulu kepada kami, setelah perkenalan kami berlangsung, Petrus bertanya kepada kami, “Mas sebelumnya udah pernah kesini mas?, lalu Melgi menjawab, “belum mas, ini pertama kalinya”, terus Petrus bertanya lagi pada kami, “memang sebelumnya kalo sembahyangnya dimana mas?”, lalu Melgi menjawab lagi, “biasanya kami sembahyang di Gereja Santa Maria mas,” ungkap Melgi. Kami sebelumnya Kristen Protestan mas. Lalu Petrus terkejut dengan ucapan kami, “loh kenapa kesini mas, kok gak disana aja?”, lalu Melgi menjawab lagi, “ia mas bukannya kami tidak mau sembahyang di sana tapi kami malas aja mas sembahyang disana, ajarannya kurang bagus menurut kami mas, makanya kami sembahyang disini, menurut kami lebih bagus ajarannya dan mudah dipahami”. Tidak lama setelah kami berbincang-bincang, kami pun mulai mengikuti satu persatu ajaran yang disampaikan oleh pendeta yang berkotbah di depan, perasaan cemas ku telah berangsur hilang, aku mendengarkan dan mengikuti proses sembahyang mereka sambil berkata dalam hatiku, kenapa sih mereka percaya dengan tuhan yang dibuat mereka sendiri, apakah mereka tidak sadar ataukah mereka sudah di tutup oleh Allah SWT hatinya”. Melihat disekeli­ lingku pengikut ajaran Kristen Katolik ini ada yang menangis mendengarkan kotbah yang disampaikan oleh pendeta tersebut, aku pun bingung malahan bertambah bingung pada saat mereka bernyanyi-nyayi yang diikuti oleh jamaah Gereja Katedral pada waktu itu, mereka serentak mengikuti apa yang diucapkan oleh pendeta yang diiringi oleh alat musik yang dimainkan oleh orang-orang yang sudah terlatih, bahkan mereka juga mengatakan hidup Tuhan Yesus, juru kunci dan juru selamat, berkahi kami selamatkan kami hapuskan dosa kami dengan air suci ini. Kebingunganku pun bertambah

setelah mendengarkan ucapan doa yang diucapkan oleh seluruh jemaah tersebut. Ternyata pada waktu itu pastor akan membagikan air suci dan sebuah roti khusus untuk diminum dan dimakan oleh jamaah, pastor mengatakan bahwa air suci itu akan menghapuskan dosa yang di perbuat semasa hidup mereka dan roti itu sebagai pemurnian keyakinan mereka terhadap tuhan yesus. Kemudian aku juga mendengar kotbah yang disampaikan oleh pendeta tidak terlepas dari paham agama Kristen Protestan dan agama Kristen lainnya, yang menganut paham yang berbeda-beda dari paham Kristen katolik, aku pun bingung sambil bertanya-tanya dalam hati, “kok bisa ya Kristen Katolik ini tidak akur dengan agama Kristen lainnya, padahalkan agamanya sama yaitu sama-sama Kristen juga”. Dalam kotbah pendeta tersebut tidak ada satu pun ucapannya yang menyinggung Agama Islam dan agama lainnya yang dibahasnya hanya agama Kristen lainnya yang berbeda paham dengan Kristen Katolik. Hal ini membuat aku bertambah bingung dan penasaran, karena rasa bingung dan penasaran tersebut Aku dan Melgi bertanya sambil mencari tahu seperti apa mereka menghasut orang Islam untuk masuk ke agamanya dan juga menanyakan fungsi air suci dan roti tersebut kepada Petrus, aku pun mulai menanyakan satu persatu. “Mas kapan kita bisa ngumpul mas?,” tanyaku pada Petrus. Lalu petrus menjawab, “untuk apa mas? ngumpul seperti apa mas?”. “Gak mas, maksud aku seperti ini mas bagaimana kalau kita ngumpul sambil membicarakan tentang cara untuk menghasut orang Islam agar masuk ke agama kita mas,” ungkap aku pada Petrus karna pada waktu itu aku mengakungaku beragama Kristen, namun Petrus menjawab, “ooh, itu maksudnya mas, gini mas kalo masalah itu sudah ada yang di utus mas dan kita juga tidak sembarangan untuk menghasut mereka yang beragama islam itu,

karena yang bekerja untuk itu sudah ditentukan dan orang-orangnya sudah terlatih mas,” kata Petrus padaku, lalu aku bertanya lagi,“itu biasanya kapan dilaksanakan mas setiap hari atau setiap minggu,bulan atau setiap tahun mas?”, Petrus menjawab, “itu biasa­nya dilakukan sekali satu minggu mas”. Kemudian aku bertanya lagi pada petrus, “mas air suci itu berapa jenis mas dan kegunaan nya apa ya mas”, Ia menjawab,“air sucinya itu ada dua macam mas, yang pertama untuk jamaah itu tidak memiliki bakteri dan yang satu lagi bakterinya banyak mas, gunanya ketika kita mengkristenkan orang yang agamanya berbeda dengan kita mas, dengan air suci itulah mereka tidak akan balik lagi kepada agamanya dan roti tersebut syarat untuk kita sebagai penganut agama Kristen mas,” ungkapnya padaku dan melgi. Dari pembicaraan itu aku mulai memahami tentang ajaran yang dianut Kristen Katolik mereka sudah terlatih dan dibekali terlebih dahulu untuk mengajak orang-orang yang beragama lain untuk masuk ke ajaran mereka, meskipun demikian mereka tidak pernah memaksa dan mereka juga tidak pernah menjelek-jelekkan agama lain, hatiku pun bertanya-tanya­ kenapa ya setiap agama yang dianut oleh manusia selalu saling menyalahkan dan saling menjatuhkan satu sama lainnya dan kenapa harus ba­ nyak agama, kenapa tidak satu keyakinan saja yang dianut oleh manusia untuk mencapai kehadirat tuhan. Dari kejadian ini kita selaku umat Islam hendaknya memberi kebebasan terhadap agama lain, terutama kepada ustadz yang menyampaikan ceramah agama kepada masyarakat, jangan terlalu bernafsu untuk memusuhi agama lain dan jangan pula kita kucilkan mereka, karna itu adalah haknya dan itu urusannya dengan tuhan bukan dengan kita. Dan seharusnya kita sebagai umat muslim tidak sepatutnya mengejek atau menghina agama lain, karna agama itu sama tidak ada bedanya ja­ ngan hanya mengkoreksi agama orang lain. Lebih baik kita benahi dulu agama kita baru kita lakukan koreksi yang selayaknya bukan dengan cacian dan cemoohan melainkan dengan saling­menghargai satu dengan lainnya. Padang, 25 april 2016/ Mahasiswa Fakultas dakwah dan ilmu komunikasi


SUARA KAMPUS

Pustaka

Edisi 139 Juni 2016

Merangkai Kisah Dengan Lensa Camera

N

ovel Sabtu bersama Bapak karangan Aditia Mulya ini menceritakan kisah dua anak laki-laki yang ditinggal mati oleh ayahnya karena sakit kanker yang dideritanya. Satya dan Cakra tumbuh remaja tanpa seorang Bapak, tapi mereka tidak kehilangan sosok Bapak dalam tumbuh kembangnya. Sejak divonis mengidap kanker pak Gunawan selalu merekam kebersamaannya dengan kedua anak dan istrinya yang bisa ditonton kapan pun yang mereka inginkan. Dalam video Bapak banyak berkisah tentang pengalaman hidupnya dan memberikan pengertian kepada kedua anaknya untuk menjalani hidup setelah kepergianya. Video yang dibuat untuk selalu menuntun kedua anaknya walaupun tidak selalu disamping mereka. Video yang dibuat oleh Bapak ditonton ibu Itje setiap Sabtu malam bersama kedua anaknya. Tidak sekalipun Sabtu mereka lewatkan tanpa menonton video Bapak. Saat menemui kesulitan dalam perjalanan menuju dewasa Satya dan adiknya selalu melihat kembali video Bapak, karena Bapak sudah menyiapkan semua rekaman tentang solusi-solusi dari masalah yang akan dihadapi anaknya di tengah perjalanan mencari jati diri. Satya yang tumbuh menjadi pria tampan yang dikagumi banyak wanita, berbeda dengan Cakra yang hanya sedikit tampan dengan rambut ikal dan menjadi gimbal tak terkendali setiap kali terlambat potong rambut. Setamat sekolah Satya dan Cakra berpisah dengan ibunya, mereka merantau mencari kehidupan masingmasing. Video yang sudah pindahkan kedalam hard disk dicopy menjadi tiga

B

eratnya luka perempuan, Rere lahir tanpa seorang ayah diluar nikah. Sejak kecil ia sudah terbiasa dengan teriak neneknya yang menyebutnya sebagai pembawa aib dan pembawa sial dalam keluarga. Ia juga sudah terbiasa disebut anak haram, terutama setelah kakeknya yang sangat menyayanginya meninggal . Meski sudah dirawat sebaik mungkin oleh neneknya ia tetap merasa kesepian. Akhirnya, ketika ia duduk di bangku SMA ia mengulang nasib ibu yang mengandungnya dulu, ia juga hamil di luar nikah ketika masih SMA. Melur nama anak yang dikandungnya, belum tahu siapa yang menghamilinya dan menjadi ayah untuk Melur. Dalam kesehariannya Melur tidak dibesarkan oleh Rere Ibu kandungnya sendiri. Melur hanya mendapat asupan ASI selama kurang lebih 3 sampai 4 bulan, setelah itu Melur diserahkan oleh Rere kepada satu keluarga yang belum memiliki anak. Karena ia tidak ingin Melur tahu bahwa Ibu kandungnya itu seorang wanita penghibur. Rezeki Melur benar-benar berkah, ia kini adalah wanita hebat. Dengan gelar PhD tersandang dibelakang namanya. Walau sampai seperempat abad lamanya masih belum tahu siapa ibu kandungnya setelah kematian Rere yang teramat sadis karena dijebak oleh Lina. Sepulangnya menuntut ilmu di Jepang setelah dua puluh enam tahun setelah kematian Re, Melur kembali ke tanah air. Sejumlah

tanya ia bawa pulang. Siapa sebenarnya Ibu kandungnya? Betulkah Ibunya diperjualbelikan , dipaksa menjadi pelacur lesbian? Apa penyebab kematian Ibunya yang amat tragis itu? Buku ini menceritakan realita sosial dari kehidupan wanita penghibur yang sebenarnya keterpaksaan dan jebakan yang membuatnya bisa terjun kedalam dunia kelam. Ia juga menceritakan bagaimana kejamnya dunia wanita yang dipaksa, dibunuh secara tidak hormat. Sisi menariknya dalam buku ini anak seorang wanita penghibur yang memiliki seorang anak yang sudah sarjana hingga ke luar negeri. Ia menjadi terang di gelap dan kelamnya kisah ibunya dahulu yang harus dijebak oleh atasannya dan terpaksa membayar semuanya dengan mengorbankan dirinya. Anaknya yang dilahirkannya dititipkannya dan ia tak ingin nasib anaknya seperti dirinya. Namun dalam novel ini terkandung bahasa-bahasa yang jelas dalam cerita dewasanya. Jadi bacaan novel ini hanya bisa dibaca oleh yang berumur 18 tahun ke atas. Karena ceritanya sangat jelas pemakaian kekerasan yang dilakukan dan jelas kesadisannya. Selain itu juga membahas dunia kelam wanita penghibur dan alasan-alasan lainnya mengapa mereka memilih untuk menjual dirinya diceritakan sangat jelas.

21

bagian yang bisa mereka bawa kemanapun mereka inginkan. Novel ini cuku inspiratif dan mengandung makna luarbiasa untuk para remaja yang akan menuju dewasa dan menghadapi vase baru dalam hidupnya yaitu menikah. Orang yang akan menikah harus siap lahir dan batin, harus mampu berfikir tidak hanya untuk dirinya sendiri tapi juga untuk anak sitrinya kelak. Dalam kisah Satya dan Cakra Juga terselip kisah ibu yang juga mengidap kanker payudara, Ibu Itje yang berjuang sendiri melawan sakitnya karena tidak ingin menyusahkan Satya yang sedang diluar negeri menvari nafkah untuk keluarga kecilnya dan Cakra yang sibuk mencari calon istri. Kisah ibu yang sangat mandiri dengan kehidupanya juga membuat kisah semakin didramatisir tapi tetap mempunyai unsur menarik untuk dibaca. Dengan kemelut kehidupan masing-masing keluarga, Bapak selalu memberikan solusi melalui lensa camera yang disiapkan untuk membatu memecahkan masalah yang ditemui setelah dirinya tiada. Kisah cinta Cakra yang menarik juga sangat membumbui cerita. Cakra pria yang bertanggungjawab dan sangat mempersiapkan dirinya untuk masa depan membuat kisah terasa nyata dan rasional. Cerita Bapak yang kadang juga membuat bosan pembaca ketika asik dengan kisah cinta Cakra dengan orang-orang yang ditemuinya dan Satya dengan keluarga yang rindu akan kelembutan seorang ayah. Bapak yang selalu menyiapkann solusi-solusi untuk masalah kedua anaknya.

Sarat Terluka


22

Life Style

Edisi 139 Juni 2016

SUARA KAMPUS

Sensasi Cerita Seruput Kopi B

erbicara tentang kopi sekarang menjadi tidak asing lagi. Banyak kalangan muda-muda hingga tua terobsesi dengan citra rasa dari kopi, bukan hanya itu sekarang kopi disajikan juga dengan berbagai bentuk rasa dan versi yang membuat si pencinta kopi tentunya menikmati berbagai rasa. Kopi yang beraneka rasa sekarang ada kopi hitam, kopi putih, kopicino, dan masih banyak lagi kini makin dicari. Baik dikota, luar kota hingga seluruh dunia mencari sensasi kopi yang enak untuk diseruput saat santai apalagi bareng sahabat, rekan kerja, keluarga yang tentunya akan membuat suasana saat ngumpul dan bincang-bincang makin akrab lagi. Kopi sekarang sudah menjadi minuman khas yang dinanti oleh individu. Kopi semakin dinikmati oleh semua kalangan itu juga dipandang dari berbagai perseptif pendukung. Baik dari segi ekonomi, sosial, politik. Salah seorang pakar kebudayaan Yulizal Yunus mengatakan, kopi bila ditinjau dari aspek ekonomi itu perkembangannya sangat bagus di Indonesia, lahan kopi yang juga di dukung pemerintah untuk budidaya pengembangannya serta semakin banyaknya kedai kopi di tiap sudut kota atau yang biasa dikatakan coffe bagi kalangan remaja. Dari sudut sosial kopi juga menunjang sekali untuk dijadikan ajang untuk berkumpul, suasana kumpul bersama semakin nyaman dan harmonis dengan adanya kopi. Berbagai cerita tidak akan menjadi garing untuk di dengar bila adanya kopi. “ Sekarang sajian kopi saat diseduh baik oleh orang perusahaan, politik sekalipun membutuhkan kopi untuk memecahkan masalahnya, karena banyaknya masalah yang muncul dan rumit biasanya cepat redam dan jalan keluarnya mudah untuk dicari saat sudah berada di kedai kopi atau menyeduh sensasi kopi,” ungkap Yulizal Yunus kepada Suara kampus. Menurut Yulizal, kopi merupakan sesuatu yang menyegarkan, atau tahapan penyegaran terhadap tubuh. Kopi juga ada yang khasnya biasanya orang indonesia juga mengonsumsi

kopi daun, yaitu daun kopi asli yang direndam lalu diminum itu juga banyak terlihat saat ini. Lain-lain segi penyajian kopi di setiap daerah, namun ini sangatlah bagus. “Banyak maanfaat yang bisa kita ambil saat mengonsumsi kopi, selain untuk penyegaran saya juga pernah mendengar bahwa kopi merupakan obat banyak penyakit,” papar Dosen Fakultas Adab dan Humaniora ini. “Kedai kopi di berbagai sudut kota ini sangatlah bagus dengan sensasi dan gaya yang menarik di setiap bentuk dari satu kedai kopi ke kedai kopi lainnya. Bahkan sekarang kedai kopi sudah mengalahkan surau. Jika dahulu remaja-remaja, orang tua memecahkan masalah memilih berdiskusi di surau. Sekarang yang menjadi surau baru untuk berdiskusi adalah kedai kopi sambil menyeduh dan menikmati rasa kopi. Karena dengan itulah kopi dinikmati bersama dan masalah yang sedang dihadapi juga terasa nikmat didiskusikan bersama-sama,” ujar Yulizal, (03/05). Dalam mengonsumsi kopi maka kita juga harus mengetahui jenis kopi yang kita konsumsi karena jangan asal konsumsi saja, lihat juga jenisnya karena sekarang banyak jenis kopi baru yang nantinya bisa membahayakan konsumsinya. “Jadi tetaplah waspada dalam mengonsumsi kopi jangan lupa melihat kandungan kopi, karena sekarang jenis kopi yang ada itu banyak versinya,” ujar Yulizal Yunus. Terkait dengan kesehatan tersebut Dokter muda tamatan Univesitas Andalas Meishinta menyebutkan, Kopi merupakan minuman populer yang telah mendunia sejak zaman dahulu. Kopi mengandung senyawa kafein berbentuk kristal yang memiliki rasa pahit. Selain terkandung dalam kopi, kafein juga terkandung dalam teh. Dengan mengkonsumsi kopi, maka akan terjadi perangsangan pada saraf pusat (otak), sistem pernafasan, pembuluh darah, dan jantung. “Hal ini akan mengakibatkan tubuh kita terasa lebih segar, bergairah, daya pikir yang lebih cepat, tidak mudah lelah, serta tidak mudah mengantuk. Akibat efek tersebut yang menjadikan kopi lebih

dinikmati oleh kalangan masyarakat, terutama para pekerja,” jelasnya. Selain menyegarkan dalam mengonsumsi kopi juga harus berhatihati dan waspada dengan zat yang terkandung di dalam kopi. Kopi bisa mengakibatkan detak jantung meningkat, meningkatkan asam lambung yang akan menimbulkan penyakit maag, kadar trigliserida dan kolesterol dalam tubuh meninggi yang akan mengakibatkan lemak dalam tubuh mengendap serta penyempitan pembuluh darah yang dapat menimbulkan serangan jantung atau stroke. Kopi juga tidak baik bagi ibu hamil, menyebabkan insomnia, merusak gigi, hipertensi, produksi urin lebih meningkat, serta osteoporosis. Meishinta menyatakan, kopi memang banyak manfaatnya bila dikonsumsi tidak secara berlebihan. Karena kopi itu menyegarkan tubuh. “Konsumsi kopi yang berlebihan akan menyebabkan penyakit dalam tubuh karena sesuatu yang dikonsumsi berlebihan memang tidak baik untuk tubuh,” jelasnya saat ditemui Suarakampus.com di ruang kerjanya. Salah seorang pencinta kopi Fauzi Uzi menyatakan, kopi menjadi tern budaya sebetulnya ketika kasus jesika dan mirna kemaren orang menjadi lebih suka minum kopi, dalam artian orang bukannya takut minum kopi malahan menjadi dan sekarang kopi juga dipandang sebagai minuman orang-orang yang berkelas. “Kalau bagi saya menikmati kopi itu sekedar kesukaan saja, karena dalam keseharian itu satu gelas bisa sampai sore saya nikmati. Dengan meminum kopi ini bisa membuka inspirasi baru bagi saya. Dulu ketika saya masih kuliah sering juga minum kopi bareng teman-teman. Ketertarikan terhadap kopi saat ngumpul sangat menarik sekali, karena itu sebagai pembuka cerita kita ketika ngumpul dan beramai-ramai dalam suatu suasana.soal kedai kopi yang semakin banyak saat ini bagi saya sangat menarik sekali, karena dengan itu pecinta kopi bisa menikmati kopi pilihan yang ia ingin,” ujarnya. Dilain tempat Tamri Kamal me-

nyatakan, ia juga suka mengonsumsi kopi karena kopi sekarang sudah menjadi trend budaya dan sangat dinanti oleh setiap pencinta kopi. “ Namun saya lebih suka pada kopi tradisional seperti kopi daun, kalau kopi sekarang saya minum juga tapi sekedarnya saja, karena saya mengonsumsi kopi dalam keseharian sekedarnya saja, kadang saat cuaca dingin atau saat sangat ingin minum kopi” ungkapnya. Karena di daerah Indonesia ini banyak juga yang menghasilkan kopi seharusnya kita ikut mendukung supaya selain kopi menjadi trend, petani kopi juga meningkat kehidupannya. Karena sekarang banyak kopi yang menigkat pengonsumsinya, seharusnya juga dibudidayakan kopi tradisional, bukan kopi yang sudah diolah saja. “Bayaknya kedai kopi sekarang menurut saya merupakan suatu yang bagus, karena kopi itu berbagai versinya di berbagai tempat dan daerah. Namun tetap saja kopi tetap dicari bagaimanapun bentuknya dan dimanapun daerahnya dan semoga petani kopi semakin meningkat kehidupannya mengingat kopi juga meningkat konsumsinya diberbagai kalangan,” harapnya. Salah seorang pedagang kopi Yunita menyebutkan, perkembangan kopi saat ini lumayan pesat apa lagi dengan variasi percampuran kopi yang nikmat, seperti cappucino, kopi espresso, latte, moka, dengan rasanya yang enak untuk dinikmati banyak orang. “Untuk pembeli sekarang banyak yang lebih menyukai cappucino lengkap karena rasanya yang pas dilidah dan harganya juga terjangkau apalagi dikantong para mahasiswa yang sangat suka menghabiskan watunya untuk nongkrong disini,” ujar pedagang minuman kopi ini. Yunita melanjutkan, tidak ada yang menjadi ciri khas dalam penyuguhan kopi, itu tergantung rasa yang dihasilkan kopi tersebut. “Jika rasa kopi itu enak, sajiannya juga akan enak itu tergantung kopi yang sudah diolah,” jelasnya. Lisa Fauziah, Isun, Devi, Ganti, Sari


SUARA KAMPUS

Iklan

Edisi 139 Juni 2016

23


24

Edisi 139 Juni 2016

Iklan

SUARA KAMPUS


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.