Edisi 142

Page 1


A

Bangun Kualitas Kampus

lhamdulillah dengan rahmat di bulan Ramadan, kru Suara Kampus kembali menghadirkan edisi tabloid 142 sebagai pencapaian kedua kepengurusan Suara Kampus yang dipimpin oleh wanita. Halangan dan rintangan kian muncul untuk menjadi pupuk semangat hadirnya tabloid ini ke tangan pembaca. Belum dengan jadwal akademik yang semakin padat dari hari ke hari untuk bisa melaksanakan rutinitas liputan di Bulan Ramadan. Tentunya ucapan syukur dan terima kasih kepada seluruh pihak yang bekerja sama, sehingga penerbitan ini sampai ke tangan pembaca. Sibuknya aktivitas perkuliahan hingga pengangkatan beberapa acara tentu tetap harus menjadi pucuk semangat pula bagi kru Suara Kampus untuk tetap berkarya. Tetap menghasilkan karya dan terus belajar dari kesalahan adalah proses pencapaian yang dilakukan Suara Kampus agar tetap bisa menjadi bacaan utama mahasiswa di kampus. Berbagai usaha pelatihan demi pelatihan yang diikuti serta ikut sertanya ke luar wilayah untuk menda-

P

hoenix dactylifera atau biasa kita kenal dengan buah kurma, siapa yang tak mengenal buah ini? Buah khas Arab yang tumbuh subur di tanah Timur Tengah dan Afrika Utara. Di Indonesia, buah dengan ukuran panjang 3-7 cm dan berdiameter 2-3 cm ini merupakan makanan tradisional umat islam sebagai pelengkap menu buka puasa di bulan Ramadan. Ketika bulan Ramadan tiba, buah ini seakan diburu masyarakat. Ada yang mengatakan, “tak lengkap berbuka tanpa buah kurma,� ujar mereka. Ya, hanya sekedar pelengkap saja, menghiasi meja makan keluarga di saat Ramadan. Warna coklat kemerah-merahan seakan memiliki daya tarik tersendiri dari buah yang mulai di budidayakan

patkan ilmu lebih matang lagi tentang jurnalistik. Salah satu acara yang dihadiri word press freedom day acara yang sempat dihadiri oleh salah satu kru Suara Kampus di Jakarta dengan jurnalis-jurnalis kelas dunia. Hal ini memberikan output yang baik untuk perkembangan Lembaga Pers Mahasiswa untuk dapat mengembangkan pula aktivitas jurna-

Sadarkah? DEMA UIN IB Mati Bertahun-Tahun

Tim | Penyelesaian edisi 142

lis sebagai perbandingan sehingga bisa lebih baik lagi. Membawa nama kampus ke luar wilayah. Selain itu masih banyak pelatihan yang bisa mematangkan ilmu jurnalis. Kru Suara Kampus tentunya perlu dukungan pihak kampus untuk bersama-sama menjadikan jurnalis kampus ini lebih baik untuk setiap mata di nusantara.

Buah Kurma Miftahul Jhannah Redaktur Suara Kampus

di Negara tropis dan subtropis ini, bagi siapa saja yang melirik kearahnya. Berusaha untuk tidak menikmati hingga bedug berbunyi. Tak hanya nikmat dan lezat buah kurmapun memiliki beribu manfaat bagi kesehatan. Kurma merupakan buah yang kaya akan zat besi, kalsiurematikm, fosforus, sodium, potasium, vitamin A dan C serta niasin. Dengan isi kandungan di dalamnya ia mampu mengatasi, mengobati dan memulihkan berbagai macam penyakit seperti, mencegah stoke, mengendalikan

tekanan darah, menurunkan kolestrol dll. Tak hanya kesehatan kecantikanpun dapat dirawat olehnya, mulai dari mengatasi kulit kusam hingga mencegah penuaan dini . Tak terdapat zat ataupun hal negatif yang terkandung dari buah kurma, tetapi kenapa ia hanya di dekati ketika Ramadhan saja. Alangkah baiknya jika konsumsi kurma di setiap hari kita. Kurma juga tidak sulit mendapatkannya dan juga takkan merogoh saku dengan dalam. Tak harus Ramadan dulu baru memburu kurma di pasaran itupun di awal saja. Seiring berjalannya Ramadan konsumen kurmapun berkurang. Kenapa tak kita jadikan kurma makan wajib setiap hari, bulan bukan hanya Ramadan saja

Pemimpin Umum : Rahmi Yati. Wakil Pemimpin Umum : Nofri Migo. Sekretaris Umum : Ulvia Rahmi. Bendahara Umum : Sartika. Pemimpin Redaksi : Lisa Fauziah. Redaktur Pelaksana : M. Rahmadh Naufal Ash Siddiq, Miftahul Ilmi. Koordinator

Liputan : Ganti Putra Wardana. Redaktur : Muhammad Iqbal, Miftahul Jhannah, Cani Silpina, Siti Sundari, Syifa Aulia. Editor

Video : Rifki Harpen Hidayat. Koordinator Pracetak : Dina Audya F.R. Pemimpin Perusahaan : Khairul Nasri. Manager Usaha

dan EO : Ananda Rhandy Pratama. Manajer ADM dan Umum : Utia Syafitri. Manejer Iklan : Suci Mawardah Warahmah. Manajer Sirkulasi : Tika Refendra. Pemimpin SDM : Anindia Padsun. Koordinator SDM : Fatma Sari. Kepala Pusda Litbang : Meilia Utami. Koordinator Litbang : Muliadi. Koordinator Pusda : Zulfaizah Fitri. Wartawan

Iko Juhansyah (Mg), Jafri Ayub (Mg), Fadhil Anriva (Mg), Amelysa (Mg), Lisa Arischa (Mg), Dola Oktavia (Mg), Fitrah Al Siddiq(Mg),

Lilla Hilda Yenti (Mg), Jul Mardiyah (Mg), Zikra Mulyani (Mg), Alri Fandi Fernando (Mg), Amalia Ulfa (Mg), Ijul (Mg), Alqanit Qurba (Mg), Irfan Taufiq (Mg), Dodi Candra (Mg), Salman Yuzhiro, Ayu Anda (Mg), Annisa Febrisna Fitri (Mg), Sri Mardaleni (Mg),

Citra Mona Zahara (Mg), Purna Mutiah (Mg), Cici Yuli Wartuti (Mg), Indah Purnama Sari (Mg), Putri Diana (Mg), Nola Chorlina (Mg), Dayu Al Azmi (Mg), Waladon (Mg), Aulia Zikra (Mg), Rosida (Mg), Siska Fahira (Mg), Devia Yolanda (Mg), Reni Mariyani (Mg), Riyandi (Mg),

D

ewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang dibiarkan bertahun-tahun tanpa adanya pengurusan yang jelas . Hal ini mengakibatkan Dema mati untuk beberapa periode. Bahkan untuk menyambung hidupnya kembali pihak kampus tidak bisa melakukan dengan usaha yang maksimal, sehingga Dema UIN dibiarkan saja. Mahasiswa UIN tidak memiliki pucuk pimpinan mahasiswa tertingginya di kampus. Pihak kampus dari semua kalangan tidak memperhatikan lagi bagaimana perkembangan Dema yang semakin terabaikan, apalagi sekarang telah berstatus Universitas. Tentu ini harus lebih diperhatikan. Saat pemilihan Dema yang dinyatakan sudah, tapi belum mengikuti prosedur yang seharusnya, juga dengan keadaan tidak adanya minat mahasiswa untuk mendaftar sebagai Dema, terbukti pendaftaran dibuka dengan hasil tanpa kandidat. Selain itu Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang merupakan agenda rutin di setiap tahunnnya yang sering timbul masalah. Seperti masalah nilai yang dipalsukan hingga terdaftarnya mahasiswa yang tidak cukup SKS ke dalam penyeleksian KKN. Serta penyorotan gedung rektorat yang tak kunjung selesai dan dikabarkan pengerjaan tahap sekarang ini 2017, adalah tahap penyelesaian akhir. Serta ada pembahasan mengenai radikalisme yang menjadi perbincangan hangat di berbagai media pada saat ini. Selain itu dibahas juga kesehatan di bulan Ramadan, masalah kebiasaan tidur yang berlarutlarut menjadi hobi di bulan Ramadan. +Dema kampus mati bertahun-tahun -Hiduikan lah baliak +Gedung Rektorat akan diselesaikan 2017 -jan sampai ditunda juo lai

Pelindung : Rektor UIN Imam Bonjol Padang Dr. H. Eka Putra Wirman, Lc, MA Penanggung Jawab : Wakil Rektor III UIN IB Padang Dr. Alkhendra, M.Ag Kepala Biro AUAK UIN IB Padang Drs. Dasrizal, MA Pembina : Yulizal Yunus, Shofwan Karim Elha, Emma Yohanna, Sheiful Yazan, Suardi Sikumbang, Abdullah Khusairi, Muhammad Nasir, Andri El Faruqi Dewan Redaksi : Zulfikar Efendi, Jeki Fernandos, Rahmadi, Aidil Ridwan Daulay, Amaliyatul Hamrah


MANGADUAH PUASA DUSKI SAMAD Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Padang

M

inggu pertama puasa Ramadan 1438 H ini secara umum kondisi umat melaksanakan ibadah puasa aman dan cukup tenteram. Memasuki minggu kedua, media elektronik, lebih lagi media sosial menyiarkan dan mengembangkan istilah yang selama ini tidak dikenal luas, dan diyakini tidak sama artinya oleh pendengar, pemirsa dan pembaca yakni Persekusi. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan persekusi/ per•se•ku•si/ pérsekusi/ pemburuan sewenang-wenang terhadap seorang atau sejumlah warga dan disakiti, dipersusah, atau ditumpas; memersekusi/ me•mer•se•ku•si/menyiksa, menganiaya: tanpa memikirkan lagi keadilan atau kemanusiaan, mereka ~ lawan politiknya bagai iblis. Penjelasan arti kata persekusi ini sangat mengerikan dan tentu tidak seorang pun manusia yang beradab dan berbudaya mau melakukan itu. Mencermati cakupan makna dari kata persekusi itu dapat dikatakan bahwa prilaku seperti itu adalah tindakan barbar, harus ditumpas, seperti yang dikatakan Presiden Jokowi. Umat Islam yang sedang berpuasa mustahil melakukannya. Sungguh perlu aparat menegakkan aturan yang tegas dan mencegah sedini mungkin kondisi yang memberi peluang muncul prilaku menyimpang dan perbuatan melawan hukum yang bernama persekusi itu. Saat puasa Ramadhan dan ketiga minggu kedepan Idul Fitri adalah waktunya umat Islam mendidik diri untuk menjadi hamba Allah yang bertaqwa. Manusia suci, bersih dan menjadi hamba yang mulia dengan karakter taqwa. Ketenteraman dan kenyaman saat bulan Ramadan bukan saja kebutuhan Kami menerima tulisan dalam berb-

pokok, lebih dari itu ia menjadi suasana yang sangat diperlukan bagi keberhasilan tercapai tujuan pembinaan taqwa yang disasar puasa Ramadan. Rasul Allah Muhammad salalahualaih wasalam mengajarkan bila kamu diganggu, dihadang dan diajak siapa saja melakukan sesuatu yang tidak baik, katakan kepadanya, inny shaim, (saya puasa), ini artinya bahwa puasa mestinya dapat menjadi pencegah diri dari berbuat yang tidak terpuji, melanggar hukum, apalagi menciderai orang lain, seperti persekusi itu. Ada lagi hadits menyebutkan ashaumu junnah (puasa itu benteng diri), maknanya dapat membentengi diri dari melakukan dan atau berbuat yang tidak baik sekecil apapun.

GADUAH VIRUS PERADABAN Melihat kecendrungan pengunaan bahasa untuk konsumsi publik ada indikasi bahwa peradaban bangsa ini tengah mengalami penurun. Bahasa adalah salah satu indikator menentukan tentang tinggi rendahnya peradaban. Menurut Huntington peradaban adalah sebuah identitas terluas dari suatu budaya, yang teridentifikasi dengan melalui dalam unsur-unsur obyektif secara umum, seperti bahasa, sejarah, agama, ataupun melalui identifikasi diri yang lebih subyektif. Koentjaraningrat mengatakan bahwa peradaban ialah bagian-bagian yang halus dan juga indah layaknya seni. Masyarakat yang telah maju di dalam kebudayaan tersebut berarti mempunyai peradaban yang tinggi. Berpedoman pada difinisi peradaban di atas, maka tidak salah disimpulkan bahwa Gaduah, Kegaduhan dan Mengaduah, kebenaran yang muncul dalam kehidupan sosial masyarakat, lalu dipublikasi dengan bahasa dan gambar yang sanggar, tidak mengikuti kaidah-kaidah pemberitaan yang benar adalah indikasi bahwa peradaban sedang mengalami penurunan yang mencemaskan. Bahasa di media

sosial yang dibuat oleh personal dengan latar belakangnya, dan disertai dengan kepentingan dan atau sekedar ikut-ikutan saja adalah cerminan peradaban bangsa. Tegasnya, gaduah, kegaduhan dan mengaduah dalam segala turunannya adalah virus ganas yang membunuh peradaban mulia. Kegaduahan komunikasi dapat di atasi bila kecerdasan semua pihak yang terkait dengan media meinstrem dan medsos memeliki keutuhan kecerdasan, cerdas sipritual, sosial, intelektual dan keterampilan. Kearifan adat mengajarkan pola berkomunikasi di ruang publik, pedomanilah kato nan ampek, kato mandaki, manurun, mandata, malereng, dalam percakapan dikatakan manggango dulu sabalun mangecek (pikirkan dulu sebelum bicara). Al-Qur’an mengajarkan tentang pola komunikasi secara santun, ramah dan sopan. Di antaranya komunikasi dalam keluarga quluu qaulan ma’rufa (komunikasilah dengan baik, benar dan patut), (QS. 2:5). Dalam mendidik dan mengambil keputusan qaulan sadida (tegas dan tidak meragukan), (QS.4:9). Dalam mengajar, membimbing dan mengedukasi quluu qaulan baligha(jelas dan mudah dipahami), (QS. 4:63). Dalam mengajak orang yang tidak paham, berdakwah dan sosialisasi, quluu qaulan layyina ( santun, lembut dan sopan) (QS. 20:44) dan terhadap pihak atasan, yang lebih tinggi quluu qaulan karima (bahasa yang mulia dan menghormati), (QS. 17:23). Akhirnya ingin ditegaskan bahwa kegaduhan yang terjadi tidak bisa dipisahkan dari pola komunikasi yang hidup dan dipakai masyarakat. Pengunaan bahasa dan komunikasi verbal, media cetak, media dengar, media elekronik, media sosial adalah tandatanda peradaban suatu bangsa.Mencegah berita hoax, menseleksi viral medsos dan cerdas dalam berkomunukasi adalah jihad peradaban yang harus melibatkan semua insan mulia.

0852633179XXX

08528582XXX Lokal panas, tolong dikasih AC, bangkunya

agai bentuk, silahkan kirimkan karya

Dosen selalu memberi tugas seenaknya saja,

terbarumu ke email lpmsuarakampus@

mahasiswa tidak butuh teori saja, maha-

gmail.com. Pengiriman karya terbuka

siswa butuh praktek. Mahasiswa tidak per-

untuk umum. Sertakan foto dan iden-

nah mencicipi labor praktek jurusan. Karena

titas diri. Untuk info lebih lanjut bisa

banyak keterbatasan di Fakultas.

Fasilitas kurang memadai contonya maha-

082390353XXX

belajar. Dosen banyak memberi tugas di

hubungi 081261381055 082174640XXX Pembangunannya sudah lumayan bagus contonya sudah ada perbaikan meskipun tidak seberapa untuk mesjid. Perbaikan mesjid ini tidak maksimal contohnya masih banyak kran yang mati.

Ibuk-ibuk dosen kurang ramah. Khususnya bagian tata usaha akademik kurang memuaskan di setiap fakultas. Akibat kalender akademik tidak tersusun atau tidak di admistrasi dengan baik Jadi perkulihan kacau.

juga harus diganti, sudah patah-patah 082285222XXX siswa tarbiyah yang kekurangan lokal saat akhir semester kami merasa stes. 089741878XXX Sistem penjadwalan ujian tidak jelas. Sisfo sering eror kalau sedang mengisi KRS. Parkir sembarangan, WC nya kotor, pintunya terbuka, airnya kurang.

Kampus Baru Butuh Perhatian Lisa Fauziah Pemimpin Redaksi Suara Kampus

B

erkembangnya kemajuan kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang tentunya bukan merupakan kebanggaan bagi masyarakat kampus saja, namun ini juga kebanggan daerah Sumatera Barat. Apalagi sejak ditambahnya pembangunan dan beroperasinya kampus III di Sungai Bangek Kecamatan Koto Tangah, yang mulai beroperasi 27 Februari 2017. Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (Febi) yang terdiri dari Jurusan Ekonomi Islam dan Manajemen Perbankan Syariah merupakan mahasiswa yang pertama menghuni kampus di wilayah baru dengan keadaan serba apa adanya. Kondisi jalan yang sangat buruk menuju kampus, serta kondisi bus yang tidak sesuai dengan kuota tampung. Gedung perkuliahan yang terdiri dari dua gedung A dan B menjadi lokal belajar yang difungsikan. Namun gedung yang efektif dan layak digunakan hanyalah gedung A. Sementara gedung B tidak dapat berfungsi dengan baik karena masih separuh pembangunan yang siap dan hanya beberapa dosen saja yang memaksakan perkuliahan ke gedung B karena tidak cukupnya kuota mahasiwa dengan jumlah lokal yang tersedia di gedung A. Mengingat hal ini pihak kampus harus teliti pula dengan keadaan. Saat mahasiswa baru di 2017 ini juga dipenuhi oleh kuota mahasiwa Jurusan Ekonomi Islam yang merupakan jurusan nomor satu terbanyak se-Indonesia peminatnya selevel IAIN-STAIN. Sementara kondisi menuju perkuliahan ke Sungai Bangek sangat rawan dan gedung perkuliahan yang tentunya tidak akan mencukupi. Jika dipaksakan ke gedung B sangat rawan dan belum efektif. Jika saat ini saja tidak bisa menampung seluruh mahasiswa yang ada, bagaimana pula dengan esok saat kuota mahasiswa bertambah banyak di Sungai Bangek. Kondisi bus yang tua tanpa perawatan dan tidak juga banyak jumlahnya akan sangat membahayakan. Seharusnya pihak kampus lebih cepat melihat berbagai kondisi dan keluhan yang terjadi oleh mahasiswa dan dosen yang memulai langkah perkuliahan pertama di wilayah baru. Jangan sampai nantinya terjadi penurunan kuota tahun selanjutnya tidak diinginkan terjadi, jika kondisi terus dipaksakan keadaanya untuk dipandang layak.


Saling Lempar Tanggung Jawab, Lalaikan Pembentukan Dema

M

enyinggung permasalah keberadaan Dewan Mahasiswa (Dema) Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol (IB) Padang merupakan sebuah pembahasan tidak ada habisnya. Sudah beberapa tahun belakangan ini, masyarakat kampus UIN IB Padang seakan tidak mempedulikan keadaan Dema baik itu pimpinan, dosen dan mahasiswa. Dema merupakan salah satu lembaga tertinggi mahasiswa. Polemik pemilihan presiden mahasiswa selalu terjadi dan telah mencapai puncaknya pada saat ini. Sekarang saat IAIN sudah menjadi UIN, semangatnya juga berubah dan begitu juga dengan mahasiswanya. Terlihat kegagalan dari dua kali pelaksanaan pemilihan presiden mahasiswa yang dilakukan. Kepedulian dan ketertarikan mahasiswa sangat minim. Hal ini jelas terlihat dari sedikitnya jumlah mahasiswa yang mendaftar pada pemilihan Dema tahap I dan tidak adanya mahasiswa yang mendaftar pada pemilihan Dema tahap II. Padahal, seharusnya banyak elemen mahasiswa yang memacu visi dan misinya dengan semangat untuk saling berkopetensi merebut kursi kepemimpinan presiden mahasiswa. Berdasarkan data yang didapat dari tabloid Suara Kampus edisi 141, pemilihan Dema tersebut sudah direncanakan pada Maret 2017 sudah sampai pada tahap persiapan hingga pengajuan formulir pendaftaran. Namun, terundur kembali dikarenakan munculnya Surat Keputusan Direktorat Jendral (SK-Dirjen). Hingga sekarang Dema masih belum ada kejelasannya. Wakil Rektor (WR) III Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama, Alkhendra mengungkapkan kekecewaannya mengenai permasalahan pemilihan Dema ini yang seharusnya sudah ada pada pertengahan tahun. Sebagian orang menyalahkan pimpinan dalam hal ini, padahal tidak semuanya kesalahan pimpinan. “Jangan salahkan pimpinan saja, ketika mereka diseru untuk ikut andil dalam hal ini, mereka malah tidak ada yang bersedia ikut berpartisipasi,” tuturnya. Rendahnya minat mahasiswa yang ikut berpartisipasi juga merupakan salah satu penyebab terundur kembali pemilihan Dema. Pergerakan Senat Mahasiswa Institut (Sema-I) juga dipertanyakan dalam hal ini, dikarenakan tidak tampaknya hasil dari pekerjaan mereka. “Ketika adanya himbauan mendaftar menjadi calon Dema ternyata tidak ada yang mendaftar, pada saat diundang malah sedikit yang hadir hingga berujung pengunduran kembali, seakanakan Sema-I tidak dihargai,” ungkap Alkhendra.

Dema Vakum, Salah Siapa?

Sunyi | Dua mahasiswi berjalan di depan plang Dema

“Rektor Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang Eka Putra Wirman menyayangkan hal ini. Menurutnya hal ini seharusnya tidak terjadi kemoloran waktu yang berkelanjutan” Eka Putra Wirman Rektor UIN IB Padang

Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, WR III mengumpulkan seluruh aktivis kampus di Aula Mansur , Rabu (14/06) mengadakan pertemuan yang dihadiri oleh Dekan dan Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan seluruh fakultas guna mencari solusinya. “Target kita tahun ini Dema harus ada, kita upayakan setelah lebaran atau sebelum Orientasi Pengenalan Akademik sudah ada,” tuturnya. Alkhendra juga menyayangkan pemilihan Sema Fakultas (Sema-F) yang tidak disaring dengan seksama, tidak memperhatikan integritas dari mahasiswa tersebut. Hal itu menyebabkan lemahnya mental Sema. “Ketika ditanya kesediaan menjadi Sema dan dijawab iya, langsung saja dia menjadi anggota Sema,” jelas Alkhendra. Kita semua saling menyalahkan, tidak ada yang mau berpartisipasi dan tidak ada yang bersuara. Jika ada yang salah katakan. “Jurusan boleh memilih secara musyawarah, tidak main comot -comot saja karena itu menyalahi aturan,” ujarnya. Keadaan Dema Semakin Mem-

prihatinkan Mengomentari Dema yang sudah tidak aktif bertahun-tahun Rektor UIN IB Padang Eka Putra Wirman menyayangkan hal ini. Menurutnya, ini seharusnya tidak terjadi kemoloran waktu yang berkelanjutan. Pertama, Eka sangat prihatin dengan keadaan Dema vakum ini sementara hal ini sebenarnya tinggal menjalankan aturan yang sudah tertulis saja, namun masih saja belum bisa dijalankan dengan baik hingga vakum bertahun-tahun seperti ini. Kedua, saya sangat menyayangkan hal ini terjadi, mahasiswa seharusnya bisa memanfaatkan peluang untuk belajar mengorganisir keadaan dan belajar berorganisasi. Ketiga hal yang sangat mudah dijalankan ini seharusnya bisa cepat terealisasikan, jika aturan tersebut dibuat dengan aturan dan prosedur yang baik dan objektif hal ini tentu tidak akan berlarut-larut seperti ini. Ia menyarankan seharusnya mahasiswa aktif dengan keadaan ini dan ikut berpartisipasi dengan baik, jujur dan mengikuti aturan. Jika mendaftar, ikutilah aturan yang ada, jangan sampai

terjadi pelanggaran. Jadilah organisasi yang tahu dengan aturan saat ini, yang baik dan islami. Karena partisipasi mahasiswa yang diharapkan di sini untuk pembentukan lebih baik ini. Eka berharap, ikutilah prosedur yang ada dengan aturan yang sudah jelas adanya saat ini, jangan biarkan mahasiswa juga tidak menghiraukan. “Apalagi bungkam tanpa partisipasi seperti ini,” tuturnya. Ketua Penyelenggara Dema Ardika Putra menyebutkan, sebenarnya masalah yang terjadi pada Dema kita ini sangatlah mengkhawatirkan. Dimana tidak ada peminatnya ketika dibuka pendaftaran kemari. Kurang tau pasti kesalahan ini terjadi karena apa. Padahal dari kepanitiaan itu sudah mengikuti aturan yang diturunkan oleh WR III dan berdasarkan SK Rektor. Namun hal ini sebenarnya koordinasi dari Sema-I tidak berjalan baik dengan Sema-F, sehingga hal ini menjadi kendala. Belum lagi dengan tuntutan Sema-F yang tidak menyetujui dan ingin menggugat tentang SK Rektor yang sudah diturunkan. “Seharusnya tuntutan apa yang diinginkan itu harus jelas, agar Dema ini tidak vakum berlarut-larut seperti ini,” ujar Mahasiswa Jurusan Jinayah Siyasah ini. Kepanitiaan ini sudah diberhentikan sampai batas waktu yang tidak ditentukan lagi. “Padahal kami panitia menargetkan mahasiswa baru 2017 masuk Dema kita sudah ada,” keluhnya. Hal ini juga ditambahkan oleh Rizky Darwan Ketua Sema-I sebenarnya hal ini sudah menjadi perbincangan


di pimpinan, karena bola sudah diserahkan ke pimpinan tentang masalah Dema yang berlarut-larut ini. Sehingga keputusan diambil untuk rapat bersama seluruh lembaga, yang hasilnya juga belum saya ketahui sejauh ini, dikarenakan halangan saya untuk menghadiri. “Ini saya rasa sudah ada solusinya namun masih belum jelas,” ucapnya.

Sema Tidak Menjalankan Tugas Pengunduran pemilihan Sema-I disebabkan tidak berhasilnya Sema menjalankan tugas dengan baik. Hal ini dikarenakan semua proses yang berkaitan dengan Dema-I adalah tanggung jawab Sema-I. “Sejauh ini WR III sudah memberikan instruksi ke Sema-I, namun implementasi pelaksanaannya kurang,” ungkap Rozalinda selaku Wakil Dekan (WD) III Bidang Kemahasiswaan dan Kerja sama Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI). Salah satu isi SK Dirjen adalah memilih ketua Dema-I melalui musyawarah, namun Sema-I tidak melakukan sosialisasi dengan baik di tingkat Sema-F, Dema-F, HMJ. “Febi sama sekali tidak mendapatkan surat dari Sema-I, jadi yang salah adalah lembaga Sema-I bukan dari pihak pimpinan,” jelasRoza. Rozalinda juga menambahkan, tidak adanya peminat mahasiswa menjadi ketua Dema-I juga disebabkan kurangnya sosialisasi Sema-I. “Contohnya saja ketika rapat pertama kali, WD III tidak mendapatkan surat sehingga tidak bisa mengkoordinir dari tingkat fakultas sehingga sedikit dari lembaga mahasiswa yang hadir,” tambahRoza. Sema-I dituntut membuat komitmen untuk melanjutkan proses pemlihan Dema-I ini. “Sekarang Sema-I harus membuat komitmen, jika tidak maka semua akan kembali bertele dan tidak akan ada kejelasannya sama sekali serta kemungkinan tidak adanya Dema-I tahun ini akan terulang kembali,” ujarnya Roza.

Tidak Ada Calon Sejak dibukanya pendaftaran Ketua dan Sekretariat Jendral Dema-I pertengahan Maret lalu selama tiga hari, tidak ada mahasiswa yang mendaftar hingga diperpanjang untuk sekian kalinya. Sesuai SK Rektor calon Ketua dan Sekjen Dema-I minimal tiga orang calon, jika tidak mencukupi maka tidak ditindak lanjuti. “Sebelumnya ada tiga mahasiswa yang meminta formulir pendaftaran, namun hingga pendaftaran ditutup mereka tidak mengembalikan formulir tersebut,” ungkap Rizky Darwan selaku Ketua Sema-I. Rizky juga menambahkan bahwa Sema-I sudah mengirim laporan mengenai aturan pembentukan Dema sesuai SK Rektor, di dalam laporan tersebut Sema meminta review mengenai SK Rektor untuk tidak meminimalkan calon. “Dema harus terbentuk tahun ini karena sudah lama tidak ada, sehingga menyebabkan mahasiswa tidak memiliki pemimpin.Kasihan lembaga mahasiswa bergerak sendiri sendiri,” tambahnya. Jika kembali menengok kebelakang, pengangkatan ketua Dema-I sementara banyak menuai ketidak setujuan. Hal ini dikarenakan tidak terpenuhi persyaratan untuk menjadi Dema. “Seharusnya Dema-I semester VII tetapi dia semester IX, saya sendiri terkecoh dengan hal itu dan IPK nya tidak mencapai 3.25,” ujar Rozalinda, Rabu (14/06). Selain itu langkah yang di ambil tidak tepat, yang mana seharusnya didahulukan pembuatan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ ART) sebagai acuan namun membentuk Sema-I. “Awal pelantikannya ditujukan untuk membuat AD/ART malah membentuk Sema yang tidak jelas apa fungsinya,” ungkap salah seorang aktivis eksternal kampus, Febriyandi. “Pembentukan Sema-I itu bertujuan untuk menafsirkan SK Dirjen 2013 na-

mun sekarang dia mengadakan pemilu raya untuk pemilihan Dema-I,” tambahnya. Hal yang paling penting saat ini adalah adanya aturan yang mengatur Dema-I. Jika aturan sudah jelas, semua tidak akan berjalan dengan baik. “Pengunduran pembentukan Dema tidak ada berhubungan dengan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda yang ada di UIN IB Padang. Saya menjamin ini murni, tidak ada persaingan politik di dalam hal ini,” ujar Febri. Kurangnya minat mahasiswa masuk ke dalam Dema ini disebabkan tidak jelasnya fungsi Dema tersebut, kurangnya sosialisasi menyebabkan mahasiswa buta akan Dema. Ini akan mengakibatkan tidak adanya tatanan kampus. “Angkatan 2014, 2015 dan 2016 tidak mengenal Dema-I sama sekali, oleh karena itu mereka tidak tahu apa itu Dema dan apa fungsi Dema,” jelasnya. “Tidak hanya Dema-I, fungsi Sema-I sendiri juga tidak jelas dan tidak ada hitam di atas putih,” ungkap Febri. WR III sangat berperan penting dalam kekosongan Dema-I ini, namun tidak semua kesalahan dibuatnya. “Kita juga tidak bisa menyalahkan WR III karena sebelumnya beliau pernah mengatakan bahwa dia tidak paham hukum, maka kita maklumi saja,” jelasnya “Agar semua berjalan seperti semula lagi maka bubarkan Sema-I terlebih dahulu dan buat aturan yang jelas,” ungkap Mahasiswa Jurusan Tadris Bahasa Inggris ini. Kekosongan Dema-I juga akan berdampak pada mahasiswa yang akan mengakibatkan tidak akan paham dalam berorganisasi. “Sekarang bisa dilihat bahwa mahasiswa hanya kuliah dan pulang, setelah lulus apa hanya akan menjadi robot menjadi suruhan orang,” tegasnya. “Jangan pernah melihat sisi negatif dari organisasi, besok pasti akan mem-

beri banyak keuntungan,” ungkapnya. Dampak yang lainnya adalah kampus lain akan memandang jelek UIN IB Padang. Orang lain akan memandang bahwa UIN IB belum dewasa. Secepatnya Dema-I ini harus terbentuk karena akan memberikan dampak yang lebih kedepannya. Hal ini dikarenakan angakatan 2013 yang hanya mengerti Dema-I ini jika masih diundur maka angkatan 2014 tidak akan tentu arah karena mereka belum bertemu Dema-I sebelumnya. “Kita sudah menjadi UIN, seharusnya kita malu UIN tidak memiliki Dema-I,” pungkasnya. Dampak Dema-I ke Fakultas Salah satu fungsi Dema adalah aspiratif yaitu sebagai penampung aspirasiaspirasi dari mahasiswa. Jika fungsi ini mati maka aspirasi mahasiwa terhenti hanya dalam tingkat fakultas “Dema-I juga berfungsi untuk mewadahi mahasiswa yang kekurangan dalam bidang ekonomi,” ujar Rizky AD Mahaputra selaku Dema FEBI. Fungsi Dem-I yang lain koordinasi yaitu penyambung lidah mahasiswa dengan rektor. Dema-I menjadi wadah jika mahasiswa ada masalah dengan pihak rektorat, dengan matinya Dema-I otomatis ini tidak bisa jalan Matinya Dema-I ini juga berdampak dengan eksistensinya kampus UIN IB Padang. Jika dalam tingkat fakultas bisa tertutupi dengan Dema-F. “Apabila Dema vakum maka eksistensi kampus juga akan terhenti,” ungkapya Dampak vakumnya Dema-I terlihat ketika pindahya mahasiswa Febi, banyak keluh kesah mahasiswa yang tidak tersampaikan. Ganti P, Putri D (Mg) , Lisa F (Mg), Ayu Anda (Mg)


Lemahnya Sistem Kendali LP2M KKN

Seleksi Mahasiswa KKN Dipertanyakan

Ramai | Puluhan mahasiswa melihat daftar kelompok dan lokasi KKN

K

uliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang yang menjadi rutinitas setiap tahun sering ditemukan masalah. Mulai dari pemalsuan nilai hingga terjadinya lolos mahasiwa ikut KKN, sedangkan tidak mencukupi 100 SKS yang diharuskan. Menanggapi hal tersebut Ketua Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (LP2M) Ulfatmi mengatakan, “Sewaktu penyeleksian kita memakai sistem yang ketat dalam menyaring data mahasiswa yang masuk, dengan tata cara mahasiswa mengambil formulir pendaftaran ke LP2M, kemudian formulir yang sudah diambil mahasiswa dilengkapi datanya dan selanjutnya mahasiswa menyerahkan ke masing-masing fakultas,” tutur Ulfatmi. Ulfatmi menjelaskan untuk antisipasi terjadinya kekeliruan dalam KKN serta pemalsuan nilai. Kini pihak LP2M bekerja dengan pihak akademik dengan memprint jumlah SKS mahasiswa dan memverifikasinya ke pihak LP2M kembali. Menanggapi pernyataan ini bertolak belakang dengan yang terjadi di lapangan, terjadi kekeliruan dalam pembagian kelulusan KKN 2017 di-

“Ya, tentu ini akan merugikan kawan-kawan yang lainnya yang sekelompok dengan mahasiswa yang bermasalah tersebut, karena akan mengurangi jumlah anggota yang akan melaksanakan program kerjanya,” Danil Chaniago Ketua Panitia KKN 2017

mana terdapat beberapa data yang mahasiswanya terdaftar dalam KKN sementara SKSnya tidak mencukupi pada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK). Tentunya ini keliruan yang fatal dan mempengaruhi juga pikiran mahasiswa lain mengenai tidak ketatnya seleksi LP2M. Diantara data tersebut, Muhammad Arif (SKS tidak cukup) mahasiswa KPI semester VI, Rispandi Herba (Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) yang sudah tidak aktif sejak semester III), Salman Yuzhiro (Mahasiswa KPI yang mendapatkan dua lokasi KKN yaitu di Pasaman Barat dan Simabua) dan Muhammad Abdi (Mahasiswa KPI yang sudah tidak aktif lagi sejak semester IV).

Menjelaskan kekeliruan tersebut, Ketua Panitia KKN Danil Chaniago mengatakan dari pihaknya sebagai panitia hanya menerima data yang diserahkan oleh masing-masing fakultas. “Saya sebagai ketua panitia KKN hanya menerima data mahasiswa dari fakultas, selebihnya dari itu saya tidak tahu banyak,” ungkapnya. Munculnya beberapa kesalahan ini di luar kendali panitia karena sesuai prosedur pendaftaran mahasiswa yang akan mendaftar harus memberikan berkas ke LP2M lalu setelah itu berkas diserahkan kepada pihak fakultas untuk memeriksa lebih lanjut dan direkomendasikan kembali kepada pihak LP2M. “Sebelumnya mahasiswa memang mendaftar ke LP2M namun,

itu hanya untuk mendaftar saja setelah itu mahasiswa kami instruksikan untuk mengembalikan berkas tersebut ke fakultas masing-masing, setelah itu barulah fakultas merekomendasikan nama-nama mahasiswa yang akan mengiuti KKN sesuai dengan persyaratan yang ada,” ungkap Danil. Lanjut Danil, Panitia KKN menyesalkan dengan keteledoran tersebut karena mengakibatkan imbas yang sangat besar terhadap pelaksanaan KKN. “Ya, tentu ini akan merugikan kawan-kawan yang lainnya yang sekelompok dengan mahasiswa yang bermasalah tersebut, karena akan mengurangi jumlah anggota yang akan melaksanakan program kerjanya,” tutur Dosen Fakultas Adab ini. Danil mengatakan sepenuhnya kekeliruan ini terletak pada pihak fakultas yang merekomendasikan nama-nama mahasiswa tersebut karena tugas panitia KKN hanya menerima nama untuk disusun dan dibagi lokasi dan kelompoknya. “Tugas kami hanya membagikan nama-nama yang direkomendasikan itu lalu dibagi tempat dan kelompoknya,” tambahnya. “Sebelumnya saya dapat beberapa kasus dari mahasiswa yang melaporkan kepada saya di setiap fakultas,”


tambahnya. Kepala Sub Bagian Akademik FDIK Ummu Aiman mengatakan, seluruh data mahasiswa yang mendaftar KKN mendaftar berdasarkan Sistem Informasi (Sisfo) akademik UIN Imam Bonjol Padang dan mahasiswa yang telah membayar uang kuliah. “Saya mengambil data mahasiswa berdasarkan Sisfo,” tuturnya. Menurutnya, seluruh mahasiswa yang telah direkomendasikan kepada panitia KKN berdasarkan hasil seleksi yang dilakukan oleh pihak akademik sesuai dengan persyaratan yang telah disepakati. “Seluruh berkas diberikan kepada kami dan kami menyeleksi semuanya sesuai syarat, apabila ada kesalahan semua itu di luar jangkauan kami,” tuturnya. Lanjutnya beberapa mahasiswa yang bermasalah diluar jangkauannya sebagai Kasubag akademik. “Kalau memang ada masalah lagi ketika pembagian lokasi dan kelompok semuanya di l uar jangkauan kami,” tambahnya. Menanggapi hal tersebut, pihak akademik Fakultas Ushuluddin Hasbi Hidayat menyampaikan tidak ada seleksi khusus yang dilakukan oleh pihak akademik. Tahapan yang dilakukan, pihak fakultas memvalidasi KHS mahasiswa yang sesuai dengan data yang ada di Sisfo. Setelah nilai divalidasi dan dibuat rekapitulasi oleh pihak akademik setelah itu dikirim ke pihak LP2M. Untuk selanjutnya, LP2M yang akan menyeleksi semua berkas. Dalam memvalidasi data, pihak akademik tidak memiliki panitia khusus, namun memiliki tim kerja. Setiap mahasiswa yang menyerahkan data untuk divalidasi, maka akan diseleksi setelah itu diberikan kepada Wakil Dekan I Fakultas Ushuluddin untuk ditanda tangani KHS. “InsyaAllah tidak ada terjadi penyelewengan pemalsuan data,” ungkapnya. Semua data diseleksi oleh LP2M, “kita hanya menyeleksi tabungan SKS mahasiswa apakah bisa untuk diseleksi oleh LP2M, kalau bisa, baru dikirim dan setelah itu LP2M yang yang menentukan. Tidak ada seleksi khusus untuk mahasiswa yang akan mengikuti KKN. Seluruh mahasiswa KKN diwajibkan memenuhi persyaratan sudah memenuhi 100 SKS, termasuk SKS yang diambil. Untuk penyeleksian data-data yang diberikan mahasiswa, Fakultas Syariah tidak memiliki panitia khusus. Pada tahun ini tidak penipuan yang dilakukan oleh mahasiswa fakultas syariah. Pihak Fakultas Syariah Endri Syidik juga menyebutkan bahwa akademik fakultas hanya bertugas untuk mengantarkan semua berkas mahasiswa yang akan mengikuti KKN, setelah itu orang LP2M yang menetapkan. Untuk tahun ini tidak ada yang melanggar atau

pemalsuan nilai, jika ada yang melanggar sanksi, maka akan ditindak lanjuti. Pihak fakultas akan melihat pedoman akademik, jika memang terbukti bersalah maka akan diberi sanksi sesuai peraturan yang telah ditentukan. “Sementara untuk menyeleksi kompetensi yang dibuat oleh mahasiswa, yang menjadi patokannya adalah nilai. Sesuai dengan apa yang diambil oleh mahasiswa tersebut, maka mereka akan digabungkan.

KKN ke-43 Perdana Bawa nama UIN Rusli menjelaskan untuk menjaga citra Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang di masyarakat mahasiswa harus menjaga almamater. Menjaga sikap dan tingkah laku dalam bergaul dengan masyarakat. Rusli menegaskan perguruan tinggi ini kan tidak hanya menjadi menara gading, tapi bagi masyarakat yang anak-anaknya tidak sempat mengenyam pendidikan perguruan tinggi agama, dengan adanya KKN di daerah mereka masing-masing bisa tersugesti untuk ingin menguliahkan anak-anak mereka nantinya kalau selama ini ada pemikiran untuk tidak ingin menguliahkan anaknya. Hal demikian dapat membentuk pikiran masyarakat menjadi lebih baik lagi serta memberikan motivasi. KKN 2017 akan berlangsung 27 Juli sampai 27 Agustus enam wilayah di Sumatera Barat diantaranya Pasaman, Kab. Agam, Kab. Tanah Datar, Kota Pariaman, Kab. Pesisir Selatan dan Kota Padang. Jumlah yang mengikuti KKN pada tahun ini mencapai 1995 yang terinci dari enam fakultas. Fakuktas Ekonomi dan Bisnis Islam 190 mahasiswa, Fakultas Syariah 355 mahasiswa, Fakultas Ushuluddin 226, Fakuktas Tarbiyah 753 mahasiswa, Fakultas Adab124 mahasiswa dan Fakuktas Dakwah 376 mahasiswa. Mahasiswa yang terdata lulus dari pendaftaran untuk mengikuti tahapan KKN. Persiapan KKN mahasiswa yang pertama proses pendaftaran mahasiswa sudah selesai, kemudian sebelum pembekalan mahasiswa diberikan, penetapan lokasi dari lppm bagian pengabdian masyarakat juga melalui tiga tahap yaitu tahap kordinasi dengan DPM yang akan turun kemasingmasing kabupaten, kemudian mengajukan lokasi KKN kepada DPM, kemudian hasil dari pesetujuan DPM akan keluar nama daerah yang akan menjadi daerah KKN. Setelah itu baru ditetapkan wakt kunjungan ke lokasi Kunjungan pertama dilakukan mengunjungi pemerintah setempat dengan DPMnya. Kunjungan kedua menemui wali nagari untuk melihat kondisi, setelah itu baru pelaksanaan pembekalan KKN. Diantara persiapan adalah baca Al-quran, praktikum ibadah, pengembangan fungsi masjid, yang akan dibina oleh DPLnya masing-masing.

Program yang dipersiapkan tadi setiap mahasiswa harus bisa, karena program itu terdiri dari bidang sosial dan keagamaan. Hal ini dilakukan supaya bentuk pemberdayaan masyarakat sosial dan keagamaan bisa berlanjut. Sampai saat ini dosen DPL sudah sampai pada pembekalan mahasiswa. Wujud Pengabdian Kepada Masyarakat Rusli selaku Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat LP2M ini mengatakan bahwa wujud pengabdian yang diharapkan oleh kami pihak LP2M. Anak KKN ini kami suruh untuk melihat observasi pendataan, setelah dia mendapat informasi didaerah yang dia tempati nantinya ada khatib tetap di nagari tapi sementara ada khatib yang tidak bisa tampil jadi inilah gunanya anak KKN. “Mana tau dengan penyampain dari anak KKN nanti ada perubahan tentang khatib di suatu nagari tersebut, supaya dia bisa pembawa pembaharuan dari kampus ke nagari itu, jadi guna anak KKN ini sebagai pembaharuan dari kampus ke nagari tersebut,” jelasnya. Rusli menambahkan bahwa pembagian calon mahasiswa KKN ini di bagikan melalui acak perfakultasnya. “Tidak mesti dalam suatu kelompok itu hanya dari satu fakultas saja, tapi semuanya kami acak dan kami jadikan dalam satu kelompok supaya mereka bisa bersosialisasi dengan baik dengan masyarakat setempat, dan bisa saling bekerja sama dengan baik dalam menjalankan KKN. Rusli menjelaskan bahwa penyeleksian mahasiswa kami lakukan juga melalui kemampuannya masing-masing. Karena tidak semuanya anak UIN ini pandai berceramah lalu mereka digabungkan dengan mahasiswa yang bisa berceramah jadi ada pembagian yang seimbang didalam kelompok mereka nantinya. Rusli menambahkan sebenarnya tidak ada antisipasi dalam peletakan mahasiswa KKN “Dimana pun dia diletakan nantinya dia sudah siap, dan bisa dengan cepat bersosialisasi dengan masyarakat sekitar karna tujuan kita KKN ini untuk melatih potensi mahasiswa itu sendiri agar nantinya dia bisa dengan mudah terjun kelapangan setelah lulus dari perkuliahan.” tuturnya. Rusli menambahkan, bagi mahasiswa yang sedang KKN melakukan kesalahan pada masa KKN ini dia akan diberikan sanksi yang sudah disediakan oleh pihak kampus. “Kami akan memberikan sanksi berupa pemberhentian perkuliahan selama satu semester bagi mahasiswa yang melakukan kesalahan atau melanggar aturan dalam masa KKN nantinya,”. Kecurangan KKN Pada tahun 2015-2016 sempat terjadi kasus pemalsuan data di Fakultas

Ushuludddin. Setelah diketahui yang pertama harus memberitahu pimpinan, atasan kita di fakultas ini. Kemudian secara resmi nanti data pemalsuan itu akan kita kirimkan ke LP2M, setelah ada keputusan rapat dari fakultas. Semua data diseleksi oleh LP2M, kita hanya menyeleksi tabungan SKS mahasiswa apakah bisa untuk diseleksi oleh LP2M kalau bisa, baru dikirim dan setelah itu LP2M yang menentukan. Pada Mei 2016 lalu akibat sepuluh mahasiswa memalsukan nilai, pengumuman lokasi dan nama mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) angkatan XLII tahun 2016 Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol Padang diundur sampai batas waktu yang belum ditentukan . Rusli mengatakan, pengumuman lokasi dan nama-nama mahasiswa peserta KKN 2016 diundur dan akan diumumkan secepatnya dalam minggu ini. “Sepuluh orang mahasiswa yang memalsukan nilai ini sudah pasti tidak bisa ikut KKN dan dikenakan skor selama satu semester,” tegasnya. Setelah hal tersebut, 16 September 2016 diketahui sebanyak 111 Mahasiswa IAIN Imam Bonjol (IB) Padang digagalkan (KKN) tahun 2016 disebabakan memalsukan nilai mata kuliah dan siap menerima sanksi yang diberikan pihak kampus. Wakil Rektor (WR) III Alkhendra mengatakan, pelanggaran yang mereka lakukan termasuk dalam kategori berat sesuai dengan buku Panduan Kemahasiswaan pasal 14 F dan diancam Drop Out (DO). “Karena beberapa pertimbangan mereka diberi skors selama satu semester ” ujarnya. “Kecurangan terungkap setelah ada pemeriksaan ulang Indeks Prestasi (IP) mahasiswa,” jelasnya. “Dari enam fakultas hanya Fakultas Adab yang terbebas dari kecurangan,” tambahnya kepada Suarakampus.com. Wakil Dekan (WD) III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Rozalinda menambahkan, semua ini menjadi cambuk bagi lembaga agar berhatihati dan lebih menegakkan disiplin. “FEBI berjumlah 23 orang, Syariah 57 orang, Tarbiyah dan Ilmu Keguruan 11 orang, Ushuluddin sembilan orang dan 11 orang dari Dakwah yang melakukan kecuangan tersebut,” ungkapnya. Untuk tahun ini diharapkan tidak ada lagi kesalahan-kesalahan serupa dengan tahun sebelumnya. Karena sebenarnya di sini pihak LP2M telah berupaya mengurangi kesalahan dan kecurangan tersebut. “KKN 2017 diharapkan jauh dari kecurangan,” ujar Ulfatmi kepada Suarakampus.com. Zikra Mulyani (Mg), Jul Mardiyah (Mg), Cici Yuli W (Mg), Naufal Ash Siddiq



Seleksi penerimaan anggota baru UKM teater (M. Iqbal)

FTK Tegaskan Aturan (M. Iqbal)

Parkir liar masih merajalela (M.Iqbal)

Kondisi pasca banjir (M.Iqbal)

Seorang Pekerja Beristirahat di Gedung Rektorat (M. Iqbal)


Tidur Sehat dan Tidur Ibadah Bulan Ramadan

R

amadan bulan suci penuh ampunan dimana segala perbuatan dihitung bernilai ibadah, termasuk di dalamnya tidur. Di bulan Ramadan ada hal baru yang hadir salah satunya tidur setelah sahur, tidur di siang hari serta tidur yang berlarutlarut hingga tidak merasakan laparnya puasa dll. Dari pantauan Suara Kampus di lapangan ditemukan beberapa orang mahasiwa yang memiliki cerita perihal tidur ketika menjalankan puasa. Salah seorang mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan Sejarah Kebudayaan Islam, Putra, mengatakan bahwa di bulan puasa ini waktu tidurnya meningkat yang awalnya ia bangun pukul 05.30 WIB dan baru tidur di malam hari pukul 22.00 WIB, namun di saat Ramadan ia bangun pukul 03.00 WIB dan tidur kembali setelah zuhur akan bangun lagi pada pukul 10.00 WIB. “Pulang kuliah zuhur saya juga kerab tidur lagi sampai 30 menit sebelum buka puasa,” jelasnya dengan mata merah. Ia menambahkan, porsi tidurnya bertambah karena beberapa faktor pertama karena ia merasa staminanya menurun sehingga selalu merasa ngantuk, kedua disebabkan perut lapar dan kelelahan. “Tidur kan juga ibadah, perbanyak saja tidur,” paparnya. Boby Mahasiswa Universitas Putra Indonesia YPTK mengatakan porsi tidurnya bertambah ketika Ramadan. “Tidur setelah sahur dan bangun pukul 15.00 WIB,” ujarnya. Hal ini menjadi hal yang hampir tiap hari dilakukan jika

Istimewa

bulan Ramadan bukan efek dari puasa itu hanya pola hidup tak sehat yang tidak teratur dan telah menjadi kebiasaan bagi mereka yang tidak tahu aturan tidur yang tepat. Puasa yang beTidur Sehat nar akan menghasilkan jasmani yang Menanggapi persoalan tersebut bugar dan menentramkan jiwa. Ada kita akan membicarakan perihal tidur. beberapa kegiatan yang dapat menBagaimana itu tidur sehat dan tidur guras kerja otak seperti ujian ibadah di bulan Ramadan? di kelas yang sangat meJika ditinjau dari ilmu merlukan konsentrasi kesehatan seorang tinggi, tidur seharDokter Umum ian juga akan menYoga Berri Pu“Tidur berlebihan dapat jadikan otak lelah. tra mengatakan tidur sehat merusak beberapa kerja “Dua hal bertolak belakang ujian orang dewasa organ tubuh,” melelahkan di anitu tetap delajurkan untuk tidur pan jam perhari, Yoga Berri Putra karena otak di porsir tak terkecuali di Dokter Umum sedangkan tidur melebulan Ramadan. “Timahkan otak karena tak dur berlebihan dapat digunakan,” ujar Yoga kepada merusak beberapa kerja orSuarakampus.com. gan tubuh,” ujarnya dokter yang biasa Sehat terbagi dua, normal dan budinas di Klinik Azimar Anas ini. gar. Normal hanya sekedar tidak sakit “Tidur siang yang sehat hanya sekisaja namun kurang bergairah dalam tar 1 sampai 2 jam,” tegasnya. menjalani aktivitas. Bugar adalah kesMengantuk dan rasa ingin tidur ehatan tubuh dengan level tertinggi, setiap setelah sahur itu disebabkan karena bugar sudah pasti sehat makkarena terlalu kenyang, ilmu kesehasimal dan bersemangat dalam melakutan sebenarnya sejalan dengan ajaran kan rutinitas harian. “Bugar dapat di Rasulullah SAW, nabi menganjurkan raih dengan makan makanan bergizi 1/3 bagian perut di isi dengan makanan, seimbang dan diiringi dengan olah 1/3 untuk minum dan 1/3 lagi untuk raga dan istirahat yang cukup,” ungkabernafas. Puasa pun sebenarnya sanpnya lugas. gat bermanfaat untuk kesehatan selagi Tidur di bulan puasa juga merupacaranya benar. “Puasa itu sehat, banyak kan ibadah, kalimat viral yang kerab manfaat jika sesuai dengan aturannya,” beredar di kalangan masyarakat ketika tambah Yoga dengan senyuman. Ramadan. Apa-apa Ramadan di kambKebiasan tidur berkepanjangan di menjalankan puasa, apalagi jika jadwal kosong ini akan menambah porsi tidur lebih banyak lagi dari biasanya.

ing hitamkan, sama halnya ketika seseorang tidur sepanjang hari ia akan beralasan puasa jika ada yang menyakan kebiasaannya itu. “Aku sedang ibadah jangan diganggu,” ujar mereka yang berencana untuk tidur sepanjang hari. Jika ditinjau dari segi ibadah, apakah tidur di bulan Ramadan terhitung sebagai ibadah? Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) kota Padang Duski Samad menuturkan, tidur itu bernilai ibadah jika mempersiapkan diri untk melaksanakan ibadah atau karena kelelahan setelah beribadah. “Jika ia tidur siang karena malam harinya beriktiqaf,” ujarnya. Tidur siang di bulan Ramadan boleh saja tapi tidak boleh meninggalkan kewajiban, misalnya seorang suami tidur di siang hari dengan maksud mempersiapkan diri untuk beribadah di malam hari namun ia meningalkan tanggung jawabnya mencari nafkah untuk keluarga. Maka hal seperti itu di larang karena meninggalkan kewajiban. Tidur yang merusak kesehatan dan tidur ibadah, dimana posisi kita saat ini? Melakukan atau bertolak belakang dari dua hal tersebut. Di detik-detik terakhir Ramadan 1438 H ini mari perbaiki tidur kita ciptakan tidur sehat dan raih tidur ibadah. Untuk masa selanjutnya pertahankan yang sudah didapatkan, jangan hanya di bulan Ramadan saja tapi menjadikannya landasan untuk menuju hidup sehat dan meraih pahala dalam beribadah. Miftahul Jhannah, Lisa Fauziah


Yunadi Hijrah

Kibarkan Bakat di Perlombaan Agama Pengalaman mengikuti lomba pernah menang lomba Pilihan Dai Cimerupakan pengalaman yang tidak lik dan sempat diundang ke salah satu bisa dibayar dengan apapun, itulah radio yang ada di Kabupaten 50 Kota. yang dirasakan seorang Yunadi Hijrah Mengikuti perlombaan dan kegiatan Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab yang positif memberikan keuntungan (PBA) ini. Yunadi Hijrah yang akrab tersendiri baginya. Selain disapa Yuyun ini setelah ia alasan mengapa ia memenangkan berbagai suka hal tersebut “Pihak lomba di berbagai daesebagai mana jurusan juga menrah memunculkan sudah dikeinginannya untuk jabarkan dukung dengan memfasilmemenangkan ke itasi dalam bentuk mengikut pada awal tingkat nasional. paragraf. sertakan Yunadi dalam berbMaka terbayarlah S a t u agai lomba agar kedepannya kali, dari semua perjuangan dan kerja keras hadiah memiliki kemampuan yang dengan lulus selehasil lomlebih baik lagi” ksi peserta utusan ba yang dari Universitas Isia peroleh. Rahmawati lam Negeri (UIN) Imam Yuyun daKetua Jurusan PBA Bonjol Padang Pekan Iltang mengikuti miah Olahraga Seni dan Riset studi ilmiah ke (Pionir) ke VIII di UIN Ar Raniry pulau Jawa yang diadAceh sebagai tuan rumah. (11/06) akan oleh Jurusan Pendidikan BaMahasiswi Jurusan Pendidikan Bahasa Arab pada awal 2016 lalu. hasa Arab Fakultas Tarbiyah ini menPerjalanan yang dihadapi akrab gakui bahwa ia menggemari ajang perdisapa Yuyun ini tidak selalu mulus lombaan sudah dimulai sejak ia duduk namun, dari berbagai macam lomba di bangku Taman Kanak-kanak (TK) yang ia ikuti, ia juga pernah mengadan mulai mengikuti lomba di bidang lami beberapa kali kekalahan, terlebih keagamaan sejak kelas I Sekolah Dasar kekalahan yang sering diperolehnya (SD). Lomba pertama yang ia ikuti yaitu saat ia akan menuju ke tingkat nalomba membaca doa iftitah antar SD ditsional. “Pastilah disetiap lomba tidak ingkat nagari. “Alhamdulillah, langsung mungkin kita selalu menang,” ujarnya. dapat juara satu. Setelah mengikuti Harapan untuk mengikuti lomba di lomba ini, Alhamdulillah lagi akhirnya tingkat nasional kembali muncul pada saya dipercaya oleh guru-guru untuk saat ia mengetahui informasi akan dimengikuti berbagai lomba lainnya,” unadakannya Pionir ke VIII di Aceh. Bergkap mahasiswi kelahiran tahun 1995 bekal pengalaman lomba karya ilmiah ini kepada wartawan Suarakampus. yang pernah ia ikuti, akhirnya setelah Sejak itu, kegemarannya mengikuti dinyatakan lulus seleksi sebagai pekegiatan dan perlombaan terus berserta pionir dibidang makalah langsung hingga ia duduk di bangku Al Quran. Hingga akhirnya, saat perkuliahan saat ini. Selama itu, berpengumuman pemenang lombagai macam perlombaan telah diba Musabaqoh Makalah Quran ikutinya dan lomba yang paling ser(MMQ), ia memperoleh peringing diikuti yaitu Musabaqoh Tilawatil kat ke empat atau harapan satu Quran (MTQ) dibeberapa cabang dimewakili UIN Imam Bonjol Paantara cabang Tilawah, Musabaqoh dang. “Alhamdulillah, saya merFahmil Quran (MFQ) dan Musabaqoh asa bersyukur sebagai utusan Syahril Quran (MSQ). Kemudian juga UIN Imam Bonjol Padang memsering mengikuti lomba pidato, salah peroleh peringkat ke empat satu prestasinya dibidang itu adalah ia dari kurang lebih 30 peserta

Nama : Yunadi Hijrah TTL : Balai Banjang/ 25 November 1995 Prestasi • Harapan I Musabaqoh Makalah Al Quran tingkat PTKIN se Indonesia di Aceh tahun 2017 • Juara I MSQ dalam acara Gema Ramadhan antar kecamatan se Kota Padang tahun 2015 • Juara II MSQ tingkat Madrasah Aliyah se Sumatera Barat tahun 2012 • Juara I lomba pidato bahasa Arab dalam kegiatan Milad Emas IAIN Imam Bonjol Padang tahun 2016 • Juara II Musabaqoh Makalah Al Quran tingkat Kota Payakumbuah tahun 2016 • Grand finalis pidato kebangsaan Jeffie Gaffani Award tahun 2013 • Juara I MFQ tingkat madrasah Aliyah se Kota Payakumbuh tahun 2013 • Juara I MTQ Putri tingkat Kabupaten 50 Kota, tahun 2012 • Juara I menulis essay tingkat MAN/SLTA se Kota Payakumbuh 2012 • Juara II bintang Kasidah tingkat MTsN se Kabupaten 50 Kota tahun 2011 • Peringkat 2 nilai UN tertinggi MTsN se Kabupaten 50 Kota tahun 2011 • Peringkat I UN tertinggi SDN se Kecamatan Lareh Sogo Halaban • Juara II drama Bahasa Arab se Sumatera Barat tahun 2015 • Juara I menulis puisi HMJ PBA tahun 2016

perwakilan dari UIN dan IAIN se Indonesia,” tutur mahasiswi semester VI ini.

Yuyun Dimata Orang Terdekat Salah seorang teman yang dekat dengan Yunadi Hijrah, yaitu Yana Azhariah. Menurutnya Yuyun itu sosok seorang yang friendly. Mudah bergaul dan cepat akrab dengan orang lain. Selain itu juga sebagai sosok teman yang menginspirasi beda dengan orang lain bagi Yana. “Yuyun itu orangnya agak cuek, namun sebenarnya dia peduli,” ungkap teman satu kelas asal Payakumbuh ini. Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, Rahmawati sangat mendukung atas prestasi yang telah diraih oleh Yunadi Hijrah khususnya dibidang Bahasa Arab dan pihak jurusan juga mendukung dengan memfasilitasi dalam bentuk mengikut sertakan Yunadi dalam berbagai lomba agar kedepannya memiliki kemampuan yang lebih baik lagi.

“Bukan hanya sekedar ikut lomba saja, namun lebih banyak latihan lagi agar kemampuan yang dimilkinya meningkat,” ungkapnya. “Bisa menjadi motivasi bagi Mahasiswa PBA,” ujar Rahmawati. Semangat Keluarga Aisyah adik Yunadi Hijrah mengungkapkan, sebagai sosok seorang kakak yang ideal, yang menjadi contoh bagi adik-adiknya berkat kegigihan dan kerja kerasnya dalam meraih prestasi seperti mengikuti lomba-lomba. Selain itu menurutnya, kakaknya tersebut sosok yang inspiratif. “Saya bangga memiliki kakak seperti kak Yuyun,” ungkapnya. Sosok Yunadi di mata ibunya, ia merupakan anak yang mandiri dan sebagai seorang kakak yang baik bagi adik-adiknya dan sangat mendukung atas prestasi yang diraih oleh anaknya tersebut. “semoga prestasi yang diraih yang didapatkannya sekarang, bisa meningkat kedepannya,” ungkap Ernayati.

Meilia Utami, Cani Silpina, Lisa Fauziah


Gedung Rektorat Enam Tahun Terbengkalai

Lusuh | Renovasi Gedung Rektorat 2017

P

embangunan Gedung Rektorat UIN Imam Bonjol (IB) Padang sudah terbengkalai selama enam tahun lamanya. Sejak awal pembangunannya pada 2012 lalu, hingga kini 2017 belum juga terselesaikan. Menanggapi hal ini, Kepala Bagian Umum Universitas Islam Negeri (UIN) IB, Mardius menjelaskan, ditahun 2012, 2013 dan 2014 pembangunan gedung rektorat berhenti dikarenakan masalah waktu serta masalah finansial. “Pembangunan tahap pertama selesai sebanyak 3,35 persen, tahap dua 1 persen dan tahap tiga selesai 30 persen. “Setiap tahap mengalami kegagalan dikarenakan konsultan lalai dalam melaksanakan pekerjaan,” tuturnya. Tahap pertama pembangunan pada tahun 2012 pembangunan gedung rektorat sempat gagal terealisasikan. Dana yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak termaksimalkan dengan baik. Pembangunan tersebut gagal karena pengadaan konsultan tidak bekerja dengan baik dalam menyelesaikan tugasnya. “Penyelesaian pembangunan gedung rektorat tahap pertama tidak sesuai dengan harapan, dana itu dikembalikan ke negara dan dianggarkan kembali pada tahun 2013,” ungkap Mardius Kepala Bagian Umum UIN IB saat dihubungi melalui via telepon oleh wartawan Suara Kampus, Kamis (15/06). Pembahasan mengenai pembangunan rektorat ini sebelumnya telah dibahas pada Tabloid Suara Kampus edisi 129, yaitu pada 2012 dimana dana yang diperoleh dari APBN dan Daftar Isian Penyelenggaraan Anggaran (DIPA) hanya terpakai 500 juta, sedangkan 9,2 miliar kembali ke negara. Pada tahun itu pembangunan hanya

mencapai target, maka pihak dari UIN terselesaikan 3,35 persen. IB akan mengusulkan ke Lembaga KeMardius mengatakan, pada 2013 bijakan Pengadaan Barang atau Jasa pembangunan pada tahap ini dinilai Pemerintah (LKPBP) untuk di blacksukses dikerjakan. Namun, juga terklist konsultan tersebut. “Orang yang di endala dan hal ini disebabkan oleh blacklist tidak akan bisa menjalin kerja pendanaan yang tidak mencukupi sehsama dalam proyek pembangunan ingga pembangunan tidak selesai. “Sepemerintah,” ujarnya. tiap tahap mengalami permasalahan Akibat dari kelalaian masing-masing,” tuturnya. dari pihak kontrakSelanjutnya pada “Pada tahap tor atas kelalaian tahap ketiga 2014 pembangunanterjadi kegagalan ke empat tahun 2017, nya akan berpembangunan, pihak UIN IB setiap mingdampak pada d i ka re n a ka n gunya mengevaluasi penger- kerugian neke ku ra n ga n dana dan jaan kontraktor melalui lapo- gara. Namun dari pihak pengerjaan ran yang diberikannya guna UIN IB sendtidak serius. menanggulangi kegagalan iri tidak menTahap ketiga yang terjadi sebelumnya,” galami kerudiperkirakan Mardius gian, hanya saja selesai selama Kepala Sub Bagian Umum mengalami penenam setengah gunduran pembanbulan dan Desemgunan. “Rugi negara ber ditargetkan selesai. hanya diketahui oleh pihak “Pada tahap ketiga ini sanBPK, tapi kampus kita mengalami pengat berharap gedung itu terselesaikan gunduran pembangunan,” jelas Mardengan cepat,” ucap Mardius. dius. Pada tahap keempat 2017, pihak Anton, Ketua CV. Arce selaku tim UIN IB setiap minggunya mengevaluasi pengawas dalam pembangunan gepengerjaan kontraktor melalui laporan dung rektorat mengatakan, dari pihak yang diberikannya guna menanggulankampus sangat rutin untuk memperhagi kegagalan yang terjadi sebelumnya. tikan kondisi bangunan. “Sampai saat “Bila pekerjaan gagal akan dikenakan ini pihak kampus sering berkunjung denda dan uang denda tersebut akan kesini, tak terkecuali rektor,” ungkapdiberikan ke kas negara,” jelas Marnya, Kamis (15/06). dius. Anton menambahkan, pembangu“Jika pengawas dinilai lamban dalam nan gedung rektorat harus sesuai denmelakukan pengerjaan akan diberikan gan perancanaan awal. “Jika tidak persurat peringatan (SP) dan jika SP telah encanaan awal, maka pembangunan dibagikan sebanyak tiga kali maka tim akan terkendala,” ucapnya. pengawas itu akan digantikan,” tambah 6,8 Miliar Rupiah untuk Gedung Mardius. Rektorat Lebih lanjut Mardius mengungkapPT. Prindos Jaya menangkan lelang kan, target pembangunan sampai Sepkelanjutan pembangunan gedung rektember 2017. Resiko kontraktor tidak

torat tahap IV UIN Imam Bonjol (IB) Padang. Kelanjutan pembangunan ini menghabiskan dana DIPA sebanyak Rp. 6,8 miliar. Sesuai dengan kontrak yang telah ditandatangani antara UIN IB Padang dengan PT. Prindos Jaya, pembangunan dikerjakan selama empat bulan. “Mereka mulai bekerja Senin (15/05) sampai September,” ujar Mardius, Rabu (17/05). Mardius juga mengatakan, pada tahap yang ke IV ini hanya menyelesaikan beberapa hal yang diperlukan hingga gedung itu bisa digunakan. “Mulai kamar mandi, cat gedung hingga atap. Kalau soal air dan listrik itu beda lagi,” katanya. Mardius mengungkapkan, tahapan untuk menyukseskan pembangunan dimulai dari masa lelang dan ditentukan pemenang kemudian ditunggu masa sanggah, bersamaan dengan lelang kontrak pengawas. Pembangunan akan direalisasikan melalui beberapa tahapan, salah satu diantaranya mengenai anggaran dana. ”Saat ini kita memiliki persoalan utama, yaitu hutang,” ungkapnya. Pendanaan tersebut melalui sistem pendanaan dan tahapan tertentu, terlebih dahulu rektor harus mengajukan permohonan dana kepada pihak pusat yaitu Kemenag melalui proses pelelangan. “Jadi perusahaan mana saja yang ingin melelangnya, maka akan dibuka dengan selebar-lebarnya,” tutur Mardius. Sementara itu, Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum dan Keuangan, Firdaus, menjelaskan bahwa enam sampai delapan miliar itu termasuk perencanaan, pembangunan fisik, pengelola teknis dan pengawasan. “Rancangan ini mengikuti lanjutan pembangunan sebelumnya,” ujar Firdaus. Tahap ke empat, bulan Mei tahun 2017 dimulai pembangunan gedung rektorat. Pengajuan penganggaran sejak tahun 2016 disusun dalam bentuk perencanaan menggunakan proposal dan dokumen mengenai pembangunan tersebut. “Rancangan ini disusun sesuai kebutuhan untuk pembangunan,” ungkap Firdaus. Semua pendanaan tersebut berasal dari Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian dan Lembaga (RKAKL) yang terdapat dana lanjutan pembangunan gedung rektorat tahap empat. “Pengajuan tersebut disusun melalui permohonan ke pihak rektorat dan diajukan kepada Pusat Perbendaharaan Negara,” jelas Firdaus. Amelysa (Mg), Iko Juansyah (Mg), M.Iqbal


Radikalisme Butuh Solusi Terbaik

R

adikalisme sangat hangat dibicarakan di berbagai media Dr. Hasse J, MA Dosen Politik Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta mengatakan, paham radikal itu sesungguhnya positif karena mereka yang paham radikal beribadah berdasarkan Al-Quran dan Hadis. Namun, mereka juga melawan arus mainstream dengan melakukan gerakan yang cenderung memaksakan sesuatu untuk mendapatkan yang diinginkan. Sebenarnya radikal sering terjadi di lingkungan masyarakat. Radikal yang sering terjadi sekarang radikalisme agama. Pelaku radikal cenderung memaksakan kehendaknya. “Melakukan segala cara untuk meraih cita-citanya aksi,” ungkapnya. Mencari Solusi Terbaik Dr. Hasse J, MA menjelaskan mengatasi kelompok radikal yaitu dengan memahami apa yang menyebabkan rasa ketidakadilan yang ada dalam diri pelaku radikalisme. Jika dilawan dengan kekerasan hanya akan menambah masalah. “Maka yang harus kita lakukan mencari solusi terbaik,” jelas dosen Politik Islam ini. Solusi dari ketidakadilan yang dialami oleh pelaku, misalnya dalam bidang ekonomi, juga dipengaruhi politik dan pendidikan. Maka semua rakyat Indonesia harus berpartisipasi dalam mencari solusi terbaik dengan menegakkan keadilan, kedepannya yang harus dihadapi dan dikalahkan yaitu hukum yang tidak memihak. “Banyak orang mengatakan hukum negeri ini tumpul ke atas, tajam ke bawah, artinya masih pilih kasih, nah itu menjadi persoalan saya kira,” ungkap Hasse. Mentradisikan Hidup dalam Perbedaan Bangsa Indonesia adalah bangsa yang beragam dari segi suku, etnis dan agama. Maka setiap masyarakat Indonesia harus mencoba mentradisikan hidup dalam perbedaan tersebut dan dituntut untuk masuk dalam berbagai macam perbedaan tanpa menggangu masyarakat lainnya. “Kita berbeda identitas, seharusnya perbedaan tersebut justru menjadi sumber kekuatan bukan menjadi sumber perpecahan. Jika keberagaman tersebut dikelola dengan baik maka akan menjadi kekuatan bagi masyarakat Indonesia,” tuturnya. Berdiskusi Sebuah aspirasi terjadi dilatar belakangi ketidakpuasan pelaku radikalisme tersebut, maka untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi, jalan yang terbaik ditempuh dengan mendiskusikan masalah tersebut, jangan lang-

Ilustrasi Radikalisme

sung melakukan aksi dan merugikan halal untuk di bunuh, itulah keradikamasyarakat Indonesia. “Melakukan lan yang sebenarnya,” tegas beliau. aksi, apalagi yang merusak, saya kira di Sama halnya dengan Dr Hasse J, luar dari konteks mahasiswa, apabila Drs. Makhsus, M. Ag. juga menjelaskan, melakukan demo, kemudian merusak solusi untuk menyikapi radikal dendan merugikan orang lain, maka itu gan mengadakan diskusi, berdialog, jauh dari karakter mahasiswa yang kelseminar membahas tentang radikal. ompok intelektual,” paparnya. “Bagaimana kita menyikapi radikal Sesungguhya bicara tentang Bhinitu sendiri, kita harus mengerti apa neka Tunggal Ika ada empat konsesus itu radikal dan menyamakan persepsi dasar kebangsaan yaitu Pancasila, persepsi sesama umat beragama,” UUD 1945, Negara Kesungkapnya. atuan Republik InMarhadi Efendonesia (NKRI) di salah satu dan BhinDosen Keneka Tunwarganegal Ika. garaan “Banyak orang mengatakan huBhind i neka Fakulkum negeri ini tumpul ke atas, tajam Tungt a s ke bawah, artinya masih pilih kasih, gal Ika Daknah itu menjadi persoalan saya kira,” tidak w a h b i s a d a n Hasse berdiri Ilmu Dosen Politik Islam Universitas Muhammadiyah sendKomuYogyakarta iri, tanpa nikasi adanya perUIN Imam satuan, jangan Bonjol mensampai ada pergatakan, suatu pecahan dalam menypaham atau aliran ingkapi perbedaan dengan yang mengiginkan perubaperpecahan. “Saya kira, menghadapi han secara cepat dan ekstrim. Ciri ciri perbedaan dengan emosi itu hal yang radikal yaitu memaksakan kehendak tidak baik jadi semangat multi culturaldengan cara anarkis dan kekuatan fisik isme itu tidak ada lagi, itu bisa merusak atau tidak dengan cara umat Islam sepersatuan NKRI,” ungkapnya. mestinya. “Bertempur boleh, tapi kalau Dosen Studi Agama- agama Univerada cara lain selain bertempur, maka sitas Islam Negeri Imam Bonjol Padkenapa tidak kita lakukan cara selain amg Drs. Makhsus, M. Ag. menegaskan, itu,” ungkapnya. keidentikan radikal sebenarnya sangat Tidak mengetahui secara hukum dekat dengan agama Yahudi. “Yang Islam secara mendalam, menafsirkan mana terdapat protokol Yahudi mengaayat Al Quran setengah-setengah dan takan bahwa manusia yang sebenarnya tidak mengetahui jihad yang sebenarnhanyalah Yahudi dan selain Yahudi itu ya dan perubahan berjihad. Cara men-

gatasi perilaku radikal tersebut ajakan untuk menganut untuk radikalisme, jangan mudah diracuni pikiran paham tentang radikal, jika hal tersebut terjadi maka yang harus dilakukan berikan alasan atau pemahaman ayat tentang jihad. Seseorang yang paham radikal mengharapkan setelah terjadi perubahan mereka akan berada pada satu titik yang selama ini tercapai.. “Jika radikalisme dipupuk, terjadilah terorisme, mereka beranggapan bertempur itu adalah jihad yang paling besar dan akan masuk surga,” tuturnya. Nazif Mahasiswa Fakultas Syariah Jurusan Jinayah Siyasah mengatakan, dalam beragama dituntut untuk tidak saling menghukum dan tidak mengganggu kenyamanan orang lain. Melakukan ibadah menurut agama yang dianut masing-masing, jangan mengganggu umat lain beribadah, sesuai dengan Al Quran lakum diinukum wa liyaddin. “Pandanglah radikal secara positif, maka akan tercapai kebenaran. Namun, jika mahasiswa terlalu kritis berpikir tanpa sikap yang bersahabat akan menimbulkan perpecahan antara umat beragama,” ungkapnya. Senada dengan Nazif, Rahmi Fadhilah memandang bahwa segi positif dari sikap radikal yaitu kelompok radikal memiliki gerakan untuk perubahan, namun dari segi negatif memaksakan sesuatu yang tidak sesuai dengan aturan yang akan mengacaukan kondisi kesejahteraan masyarakat. “Hendaknya kita saling menyadari bahwa toleransi antar umat beragama itu penting,” terangnya. Cani Silpina, Dayu, Lisa Arischa, Amelysa, Riyandi


Dua Budaya yang Tidak Layak Di “Budaya” kan Jelang Ramadhan Oleh : Muhammad Fajri, S. Sos. I, M. Sos

R

amadhan akan menjelang, seyogianya segenap umat Islam bertepuk riang dikarenakan Ramadhan adalah tuan-nya segala bulan. Segala kemuliaan, kenikmatan, pahala dan ampunan lebih banyak porsinya di bulan ramadhan dibanding bulan lain. Peluangpeluang ibadah sunnah lebih banyak di bulan ini, seperti sholat taraweh, zakat fitrah dan lainnya. Gema ramadhan dan segala rasa gembira mengiringi kedatangannya sudah mulai tercium sejak satu bulan sebelum masuk Ramadhan, baik rasa itu ditampakkan atau sekedar dipendam dalam hati. Rasa gembira dan syukur jika dipendam di dalam hati tentu tidak ada masalah dan tidak akan me-masalah-i syari’at agama Islam. Kekhawatiran mulai muncul, jika rasa gembira dan rasa syukur diungkapkan dengan perbuatan yang tida baik saat akan datangnya bulan Ramadhan. Bentuk kekhawatiran itu semakin jelas apabila bentuk syukur dan gembiranya hati menyambut Ramadhan diungkakan dalam bentuk perbuatan yang bisa saja salah, menyalahi atau malah bertentangan dengan hakikat Ramdahan itu sendiri. Kita lihat, pertama; budaya yang sudah lama di “budaya” kan khususnya di Ranah Minangkabau, ada budaya ‘balimau’. Budaya ‘balimau’ dipahami banyak orang terutama kalangan muda-muda adalah kegiatan mandi di tempat pemandian karena ‘balimau’ diartikan secara harfiah adalah kegiatan menuangkan air dari ujung rambut ke ujung kaki, dengan artian mandi yang membasahi seluruh tubuh. Sepanjang kegiatan mandi itu dilakukan wajar, kita rasa tidak masalah atau sengaja sebelum Ramadhan pergi liburan dan liburan itu di ‘plus’ kan dengan mandi-mandi juga tidak masalah selagi tidak ada yang melanggar aturan syariat. Budaya ‘balimau’ akan menjadi masalah atau

setidaknya akan membuat masalah jika kegiatan ‘balimau’ disangkut-kaitkan dengan ajaran Islam atau syari’at Islam, atau juga menimbulkan masalah dan mudharat untuk ketaatan seorang muslin terhadap ajaran Islam. Fenomena di tengah masyarakat sungguh sebagian besar terutama muda-mudi menyangkut-kaitkan ‘balimau’ sebelum Ramadhan dengan ajaran Islam, seakanakan ‘balimau’ adalah bagian ajaran Islam dalam menyambut bulan Ramadhan. Budaya kedua yang tidak perlu di “budaya” kan itu adalah budaya “basitengkang” mempersoalakan tentang perbedaan tentang kapan “mulai” masuk Ramadhan. Karena trend ini boleh dikatakan barang baru beberapa tahun belakangan ini, kegiatan “basitengkang” genderangnya ditabuh setelah sebuah organisasi islam dan pemerintah menyuarakan perbedaan tentang awal masuknya Ramadhan. Metode berbeda dalam penghitungan yang menghasilkan perbedaan tentang jatuh awal Ramadhan. Secara garis besar di Indonesia khususnya, ada dua “ikutan” yang menjadi rujukan oleh sebagian besar umat Islam, walau masih ada kelompok-kelompok kecil yang member-beda-kan diri dengan keumuman atau banyak orang. Dua kelompok besar ini adalah, pertama disebut dengan “pemerintah” dan kedua disebut “organisasi Muhammadiyah”, kedua kelompok sering berbeda dalam menetapkan awal Ramadhan dikarenakan berangkat dari metode berbeda dalam perhitungan. Secara sepintas hal itu sebenarnya bukan masalah yang harus dipermasalahkan, tapi apa daya hal itu menjadi “makanan” empuk sebagian umat untuk “basitengkang” baik di Masjid, di-lapau, dikadai dan tempat lainnya. “Basitengkang” yang terjadi, kadang kita lihat sampai pada tahap yang mengkhawatirkan, kenapa tidak! Karena kegiatan “basitengkang” tentang per-

bedaan awal Ramadhan bisa merusak sendi persaudaran, menimbulkan fitnah, gunjing, saling berkecil hati, atau berdebat “basitagang urekmariah” tanpa ilmu, akhirnya kecewa. Sebenarnya perbedaan terjadi itu sangat lumrah dan kedua perbedaan itu bisa dijelaskan secara argumen ilmiah, tentu bagi orang yang mau ber-tabayyun atau mencari kejelasan informasi tentang duduk masalah perbedaan itu, karena kita pahami petinggi-petinggi organisasi Muhammadiyah bukan dari kalangan orang bodoh, begitu juga pihak Pemerintah bukan dari golongan orang tamat sekolah SD. Artinya baik organisasi Muhammadiyah maupun pemerintah khususnya dalam masalah penetapan awal masuk Ramadhan, mereka pasti punya orang-orang mumpuni di bidang ilmu Islam untuk membahas masalah awal masuk Ramadhan, hanya saja berbeda tolok ukur dan metode membuat hasilnya berbeda. Hanya toleransi diantara kita yang bisa menyelesaikan permasalahan “basitengkang” soal awal masuk Ramadhan, sehingga kita bisa memasuki Ramadhan dengan hati bersih. Kata orang minang, Di lurah batang salasiah Tibarau rabah-rahaban Sapatah kaji ba salisiah Jan sampai surau ditinggakan

Artinya jangan hanya karena perbedaan kecil, sampai mengorbankan hal yang penting dan yang lebih besar, jangan karena perbedaan soal awal masuk Ramadhan mengorbankan persaudaran dan jalinan silaturahmi di antara kita sesama muslim Itulah dua budaya yang kita harus sepakat untuk tidak kita “budaya” kan jelang masuk Ramadhan. Sehingga bulan Ramadhan bisa kita sambut dan masuki dengan hati suci dan perbuatan suci.

Bencana Tak akan ku duga Awan mendung ,,, berubah ,,, Tangis menghentak ,,, Tak akan terlerai tangis air mata Hujan turun deras Tak menyangka,,, Ku berharap,,, Tuhan mendengar Ratapan yatim piatu Membuat gempar alam Oh tuhan,,, Kapan,,,, Bencana segera berakhir

Perjuangan Merah Ketika tiba waktu untuk merekah Bunga itu telah layu sebelum merah Ingin kembali padanya Kini dia adalah si merah darah Yang tak kan pernah mengenal kalah Tiada kata menyerah Tidak akan layu ataupun kalah Dia adalah si merah tidak tau cara mengalah Kamu baginya adalah sampah Saat kamu menyerah dan meninggalkan merah

Banjir Malam Itu Setelah seharian berpuasa Hujan dan angin pun bersuara Tiba saatnya merindukanmu Aku masih bermimpi tentang mu Mendekap tawa bersama keluarga Kini sedang menunggu azan berbuka Rasanya segar juga dingin Semakin larut dan basah Ini tidak rumah tapi hanyalah kos Banjir... banjir Begitulah jeritan malam ku Dan kegelapan pun ikut menyusul Aku masih ingin tertidur Untung tidak menjadi duyung

Kurnia Fajri Mahasiswa Fakultas Adab


Perubahan Dimulai Dari Diri Sendiri Meilia Utami

Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab

Pernahkah kita mendengar ungkapan “proses tidak mendustai hasil” dan “barang siapa yang menanam maka ia akan menuai?” Jika diibaratkan dalam sebuah tahap perkembangan manusia, mulai dari bayi, anak-anak, remaja dan berakhir pada masa tua. Pada masa tua itulah, proses atau usaha-usaha yang dilakukan masa muda berbuah manis ataupun sebaliknya akan dirasakan. Dalam buku Human Development, definisi perkembangan manusia adalah proses perubahan dan kemantapan atau kematangan yang dilalui sepanjang rentang kehidupan seseorang. Tujuannya adalah, agar manusia lebih mengerti tentang dirinya. Seperti masa dewasa awal mula yaitu masa peralihan dari masa remaja. Masa remaja yang ditandai dengan pencarian identitas diri, pada masa dewasa awal, identitas diri ini didapat sedikit-demi sedikit sesuai dengan umur kronologis dan mental ege-nya.

Mahasiswa termasuk dalam bagian masa dewasa awal ini. Menurut Hurlock, masa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun sampai umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif. Dan pengertian mahasiswa menurut Sarwono adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18 – 30 tahun. Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi. Masa-masa mahasiswa merupakan saat berharga untuk mempersiapkan diri untuk masa dewasa. Mantan Menteri Pendidian dan Kebudayaan RI Anies Baswedan pernah berpesan kepada mahasiswa, yaitu tolong jangan hanya belajar di dalam ruang kuliah, merugi bagi mahasiswa yang hanya belajar di dalam kelas saja dan harus menjadi manusia baru, maksud baru disini adalah harus menjadi pemimpin di Indonesia.

a sering menganalogikan hidup pasca kuliah itu seperti berenang di lautan. Anda yang dapat memilih, mau belajar berenang saat sudah sampai kelaut atau mau belajar berenang di kolam renang? Kalau anda belajar berenang di kolam renang kedalamannya terukur, tekanannya terukur, suhunya terukur, arusnya juga terukur, dan di sana anda bisa belajar berenang. Atau mungkin anda langsung terjun ke laut dan belajar berenang. Resikonya agak besar belajar berenang di tengah lautan. Kalau Anda belajar berenang di kolam renang resiko nya jauh lebih terkontrol. Karena itu belajarlah “berenang”, belajar untuk memimpin, belajar menjadi bagian dari masyarakat ketika anda masih kuliah. Anda bisa lihat nanti, mereka-mereka yang banyak memberikan kontribusi pada masyarakat, mereka yang berpengaruh, mereka yang bisa mendorong kemajuan adalah orang-orang yang pada masa mudanya tidak hanya menghabiskan waktu di dalam ruang kelas, tapi juga di luar kelas.

Penyesalan itu datangnya diakhir. Selagi masih berstatus mahasiswa, kita masih memiliki peluang untuk mengembangkan kemampuan dan memperbaiki diri sendiri, sebelum masa tua kelak datang. Jika saat masa tua keinginan ingin merubah diri datang, maka hanya penyelasan sajalah yang akan terjadi. Sebuah pembelajaran besar dapat kita ambil dati tulisan yang terukir di batu nisan, Westminser Abbey. Pesan tersebut jika ubah ke bahasa Indonesia kira-kira bunyinya seperti ini. “Ketika aku muda, aku ingin mengubah seluruh dunia. Lalu aku sadari, betapa sulit mengubah dunia ini. Maka aku pustuskan untuk mengubah negaraku saja. Ketika aku sadari bahwa aku tidak bisa mengubah negaraku, aku mulai berusaha mengubah kotaku. Ketika aku semakin tua, aku sadari tidak mudah mengubah mengubah kotaku. Maka aku mulai mengubah keluargaku. Kini aku semakin renta, akupun tidak bisa mengubah keluargaku. Ternyata aku sadari bahwa satu-satunya yang bisa aku ubah adalah diriku sendiri.

Tiba-tiba aku tersadarkan bahwa bila saja aku bisa mengubah diriku sejak dahulu, aku pasti bisa mengubah keluargaku dan kotaku. Pada akhirnya aku akan mengubah negaraku dan akupun bisamengubah seluruh dunia”. Tulisan tersebut memberitahukan kepada kita, bahwa kita dapat mengubah keluarga, negara bahkan dunia, namun terlebih dahulu memulai untuk mengubah diri sendiri. Untuk itu, mari kita manfaatkan waktu dengan semaksimal mungkin, melakukan berbagai aktifitas dan rutinitas yang bermanfaat serta berguna bagi perubahan dan kemajuan. Banyak sekali ungkapan mengenai pentingnnya waktu seperti, waktu adalah uang, setiap kali kita kehilangan waktu, berarti sama dengan kehilangan uang. Waktu ibarat sebuah pedang, jika tidak bisa memanfaatkan waktu, sama halnya telah melukai diri sendiri. Jangan sampai terlambat untuk memperbaiki diri kita sendiri terlebih dahulu, sebab waktu yang telah berlalu tidak dapat diulang kembali. Mari, sama-sama berubah.



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.