S K Re k t o r N o . 0 8 / K 6 / S K / Re k / V I / 1 9 9 1
Edisi 02/XXIV/April 2016
Pe r e m p a t A k h i r B o e s o i r i e Diterbitkan Oleh Pers Suara Mahasiswa Unisba
Mujahid, Mujtahid, Mujaddid. Mustahil?
Suara Pembaca Rahmi Dilpha S. Anizar (Fakultas Psikologi 2012)
Akhmad Fahmi (Fakultas Ilmu Komunikasi 2015)
Soal lahan parkir sih pengennya Unisba punya parkir buat sepeda sebagai bentuk dukungan terhadap program Ridwan Kamil untuk warga Bandung. Terus mengenai fasilitas lahan parkir dan kecepatan hotspot lebih diperbaiki lagi.
R Anzar Novaldi (Teknik Pertambangan 2012)
Kurangnya tuh paling jabatan jurusan tambang harus selalu dipegang sama dosen yang alumni tambang Unisba. Padahal kan kalau dipegang sama alumni ITB atau alumni manapun kemungkinan pasti akan lebih maju. Ditambah ruang kelasnya yang kadang mahasiswanya banyak tapi ruangannya kecil jadi enggak kondusif.
Masih banyak fasilitas yang kurang, karena hampir empat tahun kuliah masih saja ada yang kurang. Pertama parkiran, terus juga ruang terbuka hijaunya dan toilet. Menurut aku masih sangat kurang kebersihannya dan jumlah toiletnya juga tidak sesuai.
Shega Siva A. Chandra (Fakultas Ekonomi dan Bisnis 2013)
Saya suka sama mahasiswa-mahasiswa Unisba yang kreatif dan aktif, walau kadang mereka bingung untuk menyalurkannya. Terus juga sekarang masih ada dosen-dosen yang sudah tua masih ngajar jadi cara penyampaiannya terkadang kurang dimengerti mahasiswanya.
Citra Nur Oktavia ( Teknik Planologi 2014)
Ruang kelasnya masih kurang dengan banyaknya mahasiswa di sini, dengan lahan yang digunakan sangat sempit dan kurang. Untuk praktikum di teknik sudah membaik, karena dahulu assisten dosennya masih kurang, kalau saat ini sudah diperbaiki dan ditambah.
i
Dari Redaksi
Sadari! Betapa Beruntungnya Anda
(Sebuah Pengantar) -Dari Redaksi
P
embaca yang budiman -terkhusus, Anda yang kini duduk di tingkat satu sampai dengan tiga- tahu 'kah anda adalah mahasiswa yang beruntung? Keberuntungan anda samahalnya dengan penduduk dua belas provinsi yang dilalui gerhana matahari total, Rabu, 9 Maret 2016 lalu.
estafet kepada sejumlah nama -yang sampai saat ini pun belum ada kejelasan.
"Unisba dipimpin orang-orangnya sendiri," harap Thaufiq. Tidak salah bila ia berharap hal ini, pasalnya sejak bernama Universitas Islam Bandung, tercatat belum ada satupun rektor yang beralTidak, saya tidak bilang; matahari kemba- mamater biru muda. li dihadang dewi malam dalam waktu dekat. Namun, salah tingkah saat Hingga hari ini, mayoritas Rektor Unisba menanggapi momen ini, sama bisanya beralamatkan Jatinangor sebagai guru melahirkan kebutaan. Tidak permanen, besar. Selebihnya berisikan nama-nama mungkin hanya lima tahun saja. beken kelas internasional di era-nya. Tentu, universitas ini amat diminati di Tahun depan, tepatnya 2017, M. Thaufiq kancah bursa calon rektor. Siddiq Boesoirie, mau tak mau harus menanggalkan jas kebesaran. Kali ini ia Kader-mengkader bukan saja permainan tidak ingin berpergian, hanya sudah kelas organisasi mahasiswa. Saat ini, kita saatnya untuk menanggalkan jas biru tua memang membutuhkannya untuk mempumuda. Tongkat kekuasaan jelas mesti di nyai rockstar yang mampu memicu penon-
ii
Behind the Desk
ton berteriak “yeah� tanpa ragu. Namun, ya sudah, bila Unisba masih belum memiliki bintang rock. Menjadi saksi sejarah, adalah bentuk keberuntungan anda. Tapi, apa mau hanya menyaksikan? Berpartisipasi mungkin satu tingkat lebih mulia. Tak perlu ramai di timeline jejaring sosial, bila anda bisa meyampaikannya secara langsung. Caranya? Saya tahu anda bukan mahasiswa 1998. Toh, terkadang anda anti untuk turun ke jalan. Jadilah diri anda sendiri. Yang katanya muda, kreatif, dan berbahaya. Muhammad R. Iskandar Pimpinan Redaksi
Pemimpin Umum Gana Kanzi H. Wakil Pemimpin Umum Indiana Primordi A. Sekretaris Umum Desyane Putri Bendahara Umum Putri N. Salma Pemimpin Redaksi Muhammad R. Iskandar Sekretaris Redaksi N. Nita Siti Nurjanah Redaktur Pelaksana Insan Fazrul R., N. Istihsan, Redaktur Winda R. Nelly*, Intan Silvia D., Muthia Meilanie P. J*., Khalida Sakinah, Redaktur Foto Rangga Mahardika O. N., *M. Febi Ardiansyah Artisitik Agam Rachmawan, *M. Reza Firdaus Reporter Wulan Yulianti, Devi Fajriati H., Amelia, Rifka Silmia S. Pemimpin Litbang Wildan A. Nugraha Sekretaris Litbang Faza Rahim K. P. SDM Salma Nisrina F., Raisha Hillary Riset, Data dan Pengembangan Hasbi Ilman H., *Wiwin Fitriani, *Firhan A. Suares Rumah Tangga Maynolitta, Pemimpin Perusahaan M. Noris Thamher S. Sekretaris Perusahaan Riska N. Wijaya Promosi dan Iklan Marlina Sari, Annisa A. Ulfah Sirkulasi Firdaus M. Alhaq, Siti Rohimah, Produksi Tanesia Naufal. Anggota Agistha Safitri, Aisah S. Nuraisah, Elgea Balzarie, Fadhila N. Rizky, Maharani Nindya, Mutiara Amalia, Ressy R. Utari, Riska Andriyani, Sugiarto, Vigor M. Loematta. * Tidak berpartisipasi dalam majalah Suara Mahasiswa
iii
DAFTAR ISI
29 Pojok Bandung
13
31
Laporan Utama
Tatap Muka
35 Bidik
57
43
Perjalanan
61 Laporan Khusus 5 | Suaramahasiswa.info | April 2016
Musik
KULIT MUKA
Perempat Akhir Boesoirie Fotografer : Penataletak:
N. Istihsan Agam Rachmawan Hasbi Ilman Hakim
Unisba dan Thaufik, bak mata uang yang kini tidak bisa dipisahkan. Keduanya saling bersinergi mengisi, baik sebagai instansi maupun pribadi. Foto ini, diambil tatkala Unisba melalui Thaufik memberikan pernyataannya, terkait adanya seorang alumnus kampus biru yang dokumen perkuliahannya ditemukan oleh pejuang Kurdi dan diduga terlibat masuk jaringan ISIS, Maret lalu. Terlihat pada foto tersebut para awak media menodongkan alat perekam, baik suara maupun visual pada sang rektor. Ya, saat itu Thaufik dan Unisba menjadi pusat perhatiannya.
Dan kini, Thaufik memasuki tahun akhir masa bakti sebagai Unisba satu. Terhitung tahun depan, tepatnya 2017 Thaufik harus menanggalkan kursinya setelah dua periode menjabat. Thaufik dan Unisba bukan saat itu saja menjadi pusat perhatian. Bagi civitas akademika, 'pernyataan' kebijakannya akan selalu 'direkam' dan melihat refleksinya dalam 'diaroma' yang bernama Unisba, setidak-tidaknya selama hampir dua periode menyandang status rektor.
6 | Suaramahasiswa.info | April 2016
SUARA FOTO
Demonstran yang mengatas namakan Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) meneriakkan orasi di jalan Tamansari pada Selasa (1/3). Mereka memprotes pemerintah terkait rencana Revisi UU KPK. (Vigor M. Loematta/SM)
7 | Suaramahasiswa.info | April 2016
8 | Suaramahasiswa.info | April 2016
Catatan Media
Menanti Langkah si Tuan TEKS: GANA KANZI H. & INDIANA PRIMORDI A. (PEMIMPIN UMUM DAN WAKIL PEMIMPIN UMUM PERS SUARA MAHASISWA 2015-2016) FOTO DOKUMENTASI SM
Mengisi sebuah singgasana, tak selamanya ditakdirkan sukaria namun kerap kali harus bertemu dengan nelangsa. Tahta tak selamanya berbahaya, jika panglima tak bermain perkara. Pun Masalah, akan selalu hilir mudik permisi atau tidak, itu adalah keniscayaan. Kalimat di atas menjelaskan, menjadi seorang pemimpin tidak selalu bahagia, kadang kali juga merana. Dalam hal lain, kalimat itu mengajarkan sudah sepatutnya pemegang kuasa berhati-hati dalam menjalankan tugasnya, jika tidak ingin wajahnya berhadapan dengan sebuah sanksi, sosial ataupun formal. Dapat mempengaruhi orang lain atau kelompok, dalam menjalankan tugasnya secara sukarela demi tercapainya sebuah tujuan adalah definisi seorang pemimpin. Padahal tak sesederhana itu, menjadi kepala dalam sebuah sistem membutuhkan keterampilan dan juga bakat alamiah yang (mungkin) tak pernah diajarkan dalam kelas. Kepiawaian jiwa leadership mereka dipertujukan untuk membangun sebuah institusi atau kumpulan di dalamnya. Lantas, jika bertanya pemimpin yang baik seperti apa? Maka jawabannnya pun pasti berbeda. Masuk ke dunia kampus, kepemimpinan pun melekat di dalamnya. Rektor, senat hingga Presiden Mahasiswa saling memangku jabatannya masing-masing. Dihadiahi tugas yang menumpuk oleh para konstituen, membuat diri mereka diuji dalam menjalankan tugasnya sebagai orang nomor satu di lingkup universitas. Sanjungan dan cacian hadir dalam gerak geriknya, membikin mereka terkadang riskan menghadapi gelombang protes, dinamika politik atau sampai kasus hukum sekalipun. Beberapa waktu belakang kita mungkin mendengar kasus yang melibatkan 'Bos Kampus' ini, ingatan kita tarik pada peristi-
9 | Suaramahasiswa.info | April 2016
wa Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Djaali, yang mendapat arus protes karena membuat SK tentang pemberhentian Ronny (Ketua BEM UNJ) sebagai mahasiswa. Hal itu sontak memunculkan gelombang penolakan di internal kampus UNJ dan sedikit banyak menarik perhatian BEM dibanyak daerah di Indonesia. Penyebabnya, berawal dari BEM UNJ yang ingin mengajak audiensi dengan rektor terkait isu-isu kampus yang sedang hangat, tapi rektor menanggapinya sebagai ancaman dan bisa mengganggu stabilitas kampus. Kemudian Maret 2015, UIN SGD
““
melihat kis melihat kisah gunnya Isl gunnya Islam berjamaah berjamaah. B
Bandung pun 'panas' karena santer isu, ada tindak korupsi yang dilakukan oleh Rektor UIN SGD Deddy Ismatullah. Namun, Humas UIN mengatakan bahwa ini hanyalah isu penjatuhan politik dari salah satu pihak saja dan penurunan rektor pun memang karena sudah waktunya diganti. Rektor, dalam segala kerangka kepemimpinan, gerak-geriknya akan mencolok bak sapi merah jambu dikawanannya.
hntang tentang kejayaan Islam terbankejayaan Islam dandan terbanmengan dengan kunci intinya adalah baikbaik kunci intinya adalah Betul! Berjamaah atau babarengan. ul! Berjamaah atau babarengan.
Keleluasaan jabatan dalam menelurkan kebijakan kerap kali harus terbentur dengan aspek-aspek yang kadang jarang dilihat, salah satunya yaitu keselarasan keinginan. Mari kita kembali ke dalam 'rumah' sendiri, di mana tempat kita bernaung dan dinaungi. Mungkin kasus-kasus di atas tak terjadi kepada kampus perjuangan. Namun, apakah lantas kita menyebut rektor kita ini manusia setengah dewa? Mungkin ada yang akan menjawab iya, adapula yang menjawab tidak. Baiklah, tanpa bersandar kepada pundak siapapun, realita kudu disajikan. Sosok kepala ini kerap dirasa mengeluarkan kebijakan yang berbenturan dengan mahasiswa, kemudian kulit sensitifnya dirasa kurang peka saat 'dicolek' oleh isu atau gelombang kritikan yang bergumul di tengah mahasiswa. Berjumpa wajahnya ibarat seperti tertutup hijab, karena acara bincang dan bertemu dengan mahasiswa ataupun organisasi kampus dirasa sangat minim, kalaupun ada ya paling hanya sebatas ingin dan ingin saja. Hal-hal itu akhirnya memunculkan rasa ketidakpuasan dikalangan mahasiswa. Harapan demi harapan sudah sebanyak buih di lautan (mungkin), terakhir harapan itu kita lontarkan saat acara malam keakraban digelar, namun lagi-lagi acara itu tak ubahnya acara liburan bagi segelintir yang lain. Teringat akan ucapan rektor tentang keinginannya bersama dengan seluruh civitas akademika untuk membangun suasana Islami yang lebih damai, daripada kita fokus pada kelemahan dan kekurangan. Ya, memang benar adanya keinginan seperti itu perlu didukung maksimal, namun kalau boleh berpendapat, melihat kisah tentang kejayaan Islam dan terbangunnya Islam dengan baik kunci intinya adalah berjamaah. Betul! Berjamaah atau babarengan. Ajaklah kami bertemu membahas kebijakan agar tercipta keselarasan. Dukunglah kegiatan-kegiatan dengan aksi yang lebih nyata. Kalau dianalogikan, kami masih ingin rumah ini semakin baik, kau ingin rumah ini pun menjadi baik. Ajaklah kami untuk lakukan itu bersama-sama, karena bagaimana kabarnya andai matahari itu ada dua?
10 | Suaramahasiswa.info | April 2016
SUARA FOTO
Warga sekitar Jalan Wastukancana berusaha membubarkan demonstrasi yang dilakukan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) pada Selasa (1/3). Masyarakat merasa terganggu dengan asap dari ban yang dibakar massa aksi. (Vigor M. Loematta/SM).
11 | Suaramahasiswa.info | April 2016
12 | Suaramahasiswa.info | April 2016
FOTO OLEH N. ISTIHSAN
LAPORAN UTAMA
LAPORAN UTAMA Reporter
Penulis
Vigor M. Loematta Agistha Safitri
Amelia Rifka Silmia S.
Thaufiq S. Boesoirie tengah menjawab sejumlah pertanyaan pewarta yang tidak sempat diajukan prosesi press conference terkait Alumnus Unisba yang diduga masuk jaringan ISIS. Jumpa pers ini diselenggarakan pada Selasa (8/3) di Gedung Rektorat Jalan Tamansari No. 20 Bandung. (N.Istihsan/SM)
13 | Suaramahasiswa.info | April 2016
Sepercik Kisah Thaufiq, di Masa Baktinya Seorang nahkoda gagah, satu tuju ia taklukan; samudera. Jikalau sendiri, ia tak kuasa maka dikerahkanlah semua armada berjiwa sparta. Tegaskah ia ‘tuk menuju emas di dasar laut, beriringan dengan pasukan bertenaga, habiskan hingga akhir masanya. Tahun 2009, menjadi cikal bakal bagi pria yang berprofesi sebagai dokter tersebut resmi dilantik menjadi seorang rektor, ialah Thaufiq S. Boesoirie. Dua periode masa baktinya, hampir selesai. Tahun 2017 menjadi akhir perjalanannya dalam memimpin kampus biru ini.
Transparansi dana pun menjadi perbaikan bagi Thaufiq. Ia mengungkapkan, dulu Unisba mempunyai pengelolaan keuangan yang buruk, namun semenjak ia menjabat hal tersebut mulai dibenahi, berkat adanya komunikasi yang baik antara yayasan dengan rektorat.
Mari melirik kebelakang, saat pria yang satu ini bersumpah, banyak mimpi yang ingin ia wujudkan di Unisba secara bertahap. Beberapa diantaranya ingin meningkatkan dunia pendidikan, perbaikan fasilitas dan keuangan yang transparan. Dibangunnya Taman Budaya Teknologi Islam adalah harapan lain, yang sampai saat ini belum terlihat pembangunannya.
Tujuan nahkoda tak lepas dari seragam yang cerminkan identitas dirinya. Tanggung jawab selagi berani pun melekat padanya, mau dibawa arah kapal yang berawak tersebut dalam pelayaran yang akhirnya menepi pada pelabuhan. Wibawa serta lugas tak lekang dari citranya.
Dari segi pendidikan di Unisba, ia sudah melakukan kerja sama dengan salah satu perguruan tinggi di Malaysia. Karena menurut Thaufiq, Indonesia dan Malaysia merupakan poros Islam untuk memperkuat pertukaran pelajar sehingga bisa merengkuh double degree. Selain itu, tujuan lainnya untuk bertukar sistem, seperti Malaysia yang ingin belajar mengenai penerapan pendidikan Islam di Unisba. Selanjutnya, mari kita lihat fasilitas di kampus berlambang kakbah ini. Lokasi yang berada di tengah Kota Bandung, ternyata membutuhkan kerja keras untuk memperluas ruang gerak di Unisba. Thaufiq memberikan contoh, perpustakaan Unisba yang dari segi anggaran telah tercukupi, serta memiliki pustakawan terbaik di Kopertis. Namun, dengan adanya keterbatasan ruangan, hal tersebut masih menjadi penghambat. “Coba lihat perguruan tinggi lain, mereka mempunyai gedung yang dikhususkan untuk perpustakaan,” ungkap Thaufiq. Pada masa jabatan Thaufiq, ia berencana akan membangun Taman Budaya Teknologi Islam yang ditargetkan berdiri di kampus II Unisba Ciburial. Namun, alasan belum terealisasinya pembangunan itu karena pihak yayasan Unisba memprioritaskan hal lain terlebih dahulu. “Kepentok kebijakan untuk saat ini,” dalihnya sambil tersenyum.
Berbagai program kerja yang dilakukan tak lepas dari sikap yang dimiliki Thaufiq. Staf-staf yang berada di bawahnya pun memiliki andil yang besar, dengan arahan gaya kepemimpinannya. Sederhana, merupakan pembawaan Thaufiq yang diakui oleh teman-teman sejawatnya. Agus Mumung menguraikan, Unisba di bawah kepemimpinan Thaufiq mengalami berbagai peningkatan. Menurutnya, sikap yang tegas dan displin membuat semua itu terlaksana dengan baik. “Tegas dan serba cepat, menjadi faktor perubahan kami. Walaupun kadang kami dan bagian lain suka keteteran,” ujar Kepala Bagian Puslahta itu. Senada dengan pernyataan Agus, Wiwi Suryati Kepala Bagian Kepegawaian pun angkat bicara. Thaufiq itu dekat dengan pegawainya karena selalu menjalin silaturahmi. Menurut Wiwi, ia juga sering menyempatkan diri untuk hadir dalam segala acara formal maupun non formal Unisba. Tak hanya dengan karyawan, Thaufiq pun mengaku selalu berusaha menjalin silaturahmi dengan mahasiswa. Salah satu cara yang ia pernah lakukan, dengan mengundang Keluarga Besar Mahasiswa Unisba (KBMU) berjamu ke rumahnya. Namun, saat kepengurusan BEM Unisba kabinet Insan Kamil, saat dirinya mengundang hal itu tidak digubris. “BEMU sebelumnya tidak pernah ada komunikasi di
14 | Suaramahasiswa.info | April 2016
Rektor Unisba memberikan penjelasan mengenai alumni Unisba yang diduga LAPORAN tergabung dengan ISIS. UTAMA Dalam jumpa pers yang bertempat di Gedung Rektorat, pada Selasa (8/3) di Jl. Tamansari No.20 Kota Bandung.
FOTO OLEH AGAM RACHMAWAN
antara kami. Masa saya harus ngejar-ngejar mereka, padahal saya sudah mengundang mereka untuk datang ke rumah,” tungkasnya. Hal yang berbeda pun diungkapkan Nuran Fiqolbi, Presiden Mahasiswa periode sebelumnya. Ia mengungkpakan bahwa saat periodenya, BEMU dengan rektor berhubungan baik. ”Tempo hari (tahun lalu) kita diundang pas sekali dengan 17 Agustusan, selesai acara baru kerumah beliau. Bukan BEMU aja DAMU, LKM dan UKM juga,” jelas mahasiswa Tambang tersebut. Hal yang sama pun dialami oleh Fadhli Muttaqien. Ia beranggapan hubungan antara BEMU dan organisasi lain dengan rektor berjalan dengan baik. Pasalnya pada tahun ini, dimulai bulan Mei akan ada pertemuan antara rektor bersama UKM dan LKM. Namun,
pertemuan itu akan dilaksanakan secara bergiliran perbulan. Thaufiq menceritakan setidaknya dibutuhkan empat tahun, untuk bisa menyesuaikan diri dengan civitas akademika Unisba. Selama itu, ia menghadapi berbagai hambatan, khususnya pada lima tahun pertama yang memfokuskan pada perubahan-perubahan akademik maupun sarana prasarana. “Seperti saat akan menertibkan pembayaran, saya malah didemo. Kan kocak! Nantinya juga ini untuk siapa? Bagaimana bisa kita mengatur kalau duitnya tidak ada,” ucap pria yang menjabat sebagai rektor kesembilan Unisba. Kedepannya, Thaufiq berharap agar rektor selanjutnya bisa meneruskan program kerja yang belum terlaksana selama ia menjabat. Namun, ia sangat
15 | Suaramahasiswa.info | April 2016
khawatir jika rektor selanjutnya tidak bisa memenuhi kriteria. “Untuk saat ini menurut saya sudah ada calon rektor nanti, namun butuh polesan lagi,” tutup pria kelahiran Ternate tersebut. Waktu terus bergulir, kapal yang ‘berbapakan’ terus berlayar mengarungi laut luas menuju sebuah tepian. Tebing terjam atau tumpukan pasir mungkin akan ia singgahi. Seiring itu, masanya akan ia hampiri, tak kan digenggam selamanya. Entah itu siapa gantinya, menjadi tanda tanya.
Penting
Biasa saja
80%
19%
Tidak Penting 1%
Persentase mahasiswa mengenai seberapa pentingkah Bagian Rektorat
R Bagian
Rektorat
Persentase mahasiswa mengenai seberapa efektif Bagian Rektorat dalam keberlangsungannya
52% 42% 6%
SUMBER DATA LITBANG SM
16 | Suaramahasiswa.info | April 2016
LAPORAN UTAMA
Tak Kenal Maka Tak Patut Memilih Memilih dan dipilih, sudah menjadi hal lumrah dalam menentukan pemimpin di negara penganut ideologi demokrasi ini. Tak terkecuali dalam menentukan siapa yang akan menjadi rektor di sebuah perguruan tinggi. Seperti yang telah dibahas pada tulisan sebelumnya, masa bakti Thaufiq Boesoerie akan berakhir tahun 2017. Lantas, bagaimana mekanisme pemilihan rektor di kampus perjuangan? Ashyar Hidayat, dosen hukum administrasi negara mengatakan, teknis yang diterapkan di Unisba ini tetap mengacu segala aturan pemerintah mengenai peraturan tinggi. Atie Rachmiatie, sekretaris senat menjelaskan prosedur pemilihannya. Mula-mula dosen mengajukan bakal calon rektor yang berasal dari pihak internal kampus. Program kerja pun harus mereka siapkan sebelum akhirnya dosen melakukan pemungutan suara. Setelah keluar pemenangnya, masih harus dirundingkan lagi oleh senat, yang terdiri dari rektor, wakil rektor, guru besar, dekan dan perwakilan dosen tiap fakultas, juga ketua lembaga di Unisba, kemudian keputusan terakhir ada di pihak yayasan. Kendati begitu, tidak menutup kemungkinan jika calon rektor yang diusungkan berasal dari pihak eksternal, tambah Atie sembari merapikan jilbabnya. Pihak eksternal yang dimaksud ialah dosen universitas lain yang mengajar pula di Unisba. Dapat memahami peta permasalahan juga menjalin hubungan harmonis dengan pihak yayasan, menjadi syarat yang harus dipenuhi untuk menjabat sebagai rektor. “Jika tidak bisa membangun relasi yang baik dengan yayasan maupun pihak kampus yang lain, akan menjadi perguruan tinggi swasta yang tidak sehat. Pihak eksternal pun jika sudah lama mengajar di Unisba bisa terpilih,” tutur wanita yang menjabat asisten direktur pasca sarjana Unisba. Tak jauh berbeda dengan Atie, Ashyar mengungkapkan bahwa rektor yang berasal dari pihak internal itu paling tepat, karena sudah memahami seluk beluk kampus biru. Namun, tidak
17 | Suaramahasiswa.info | April 2016
ada larangan bagi orang yang belum pernah mengabdi di Unisba untuk menjabat sebagai rektor. “Calon rektor pun bisa dari keturunan pendiri Unisba, seperti Pak Thaufiq itukan keturunan dari rektor sebelumnya Pak Boesoirie,” tandasnya. Pihak yayasan pun memiliki pertimbangan dalam menentukan Unisba satu. Irfan Syafrudin, sekretaris umum yayasan mengatakan, bakal calon rektor yang memiliki banyak suara dari anggota senatlah yang akan dipilih. Jika demikian, otomatis orang tersebut memiliki nilai rapor yang baik di mata para anggota senat. “Dipilihnya secara mayoritas di senat karena tidak mungkin mereka memilih rektor yang memiliki track record yang buruk dan senat pun sudah mewakili suara dosen,” tutur pria yang mengajar di Fakultas Dakwah ini. Thaufiq mengaku sudah mengantongi nama yang digadang-gadang akan menggantikan posisinya. Meski tidak mau menyebutkannya, ia mengatakan butuh kepercayaan dari civitas akademika dalam menyaring calon rektor. “Saya menyimpan harapan agar rektor selanjutnya memiliki kemampuan mengelola, jiwa kepemimpinan, dan visioner,” harap Thaufiq.
Jika Mahasiswa Turut Memilih Kembali lagi Atie menjelaskan, secara prosedural mahasiswa tidak bisa memilih rektor. Karena pada dasarnya mereka menetap di universitas hanya tiga sampai empat tahun. Lain halnya dengan para pegawai Unisba yang bisa saja menetap lebih lama. Tanggung jawab sebagai pemilih pun dipertanyakan jika mahasiswa ikut menyumbangkan suara dalam pemilihan. “Mahasiswa itu tugasnya belajar, tapi ketika dalam proses ada kebijakan yang merugikan mahasiswa, mereka berhak mengadu. Akan ada
Tahufiq S. Boesoirie usai diwawancarai Suara Mahasiswa di ruangannya pada hari Senin (14/3) Gedung Rektorat, Jl. Tamansari No.20 Bandung. Ditemani Kabag. Humas, Ia banyak bercerita tentang kinerjanya selama dua periode terakhir. FOTO OLEH VIGOR M. LOEMATTA
18 | Suaramahasiswa.info | April 2016
LAPORAN UTAMA
ruang untuk menyampaikan aspirasinya setelah pemilihan rektor tahap satu,” jelasnya. Senada dengan Atie, Asyhar mengatakan saat ini mahasiswa dirasa tidak perlu terlibat dalam pemilihan. Mereka hanya berkontribusi dalam pertimbangan dan penyampaian aspirasi. Itu semua dikarenakan mahasiswa sifatnya tidak akan tinggal lama di Unisba, jika untuk mengikuti pemilihan tidak diperbolehkan. Hal tersebut semakin diperkuat dari pernyataan Thaufiq. Ia mengatakan, mahasiswa tidak memiliki hak suara dalam memilih rektor. Alasannya tidak lain karena seberapa lama mahasiswa ada di Unisba tidak mencukupi untuk menilai calon rektor. “Tidak mungkin mahasiswa yang baru masuk bisa mengenal guru besarnya, kalau empat tahun bolehlah tapi tetap tidak ada haknya,” urainya. Meski begitu, mahasiswa memiliki ruang untuk menyampaikan aspirasi. Mereka bisa menyalurkannya melalui presiden mahasiswa yang kemudian akan dicatat oleh pihak rektorat. Hal tersebut diamini Irfan, menurutnya para mahasiswa tidak berhak memilih, namun ia memberikan apresiasi bagi yang peduli terhadap universitas. Kendati demikian, proses penyampaiannya harus tetap mengikuti ketentuan yang berlaku. Lalu, apakah penyampaian aspirasi tersebut benar adanya? DAM Unisba tahun 2012, Annis Irawan menguraikan jawabannya. Kala itu pemilihan rektor tengah berlangsung, namun tidak ada sesi penyampaian aspirasi seperti yang tercantum di statuta yang ada. “Kita juga tidak tahu mekanisme pemilihan rektor dulu bagaimana, tiba-tiba Thaufiq yang terpilih lagi,” ungkapnya. Memilih seorang rektor memang bukan hal mudah, banyak yang harus dipertimbangkan agar sesuai dengan harapan. Bagaimanapun teknisnya, hanya memiliki satu tujuan, yaitu terpilihnya orang yang tepat untuk mengemban amanah dan memegang tanggung jawab, dalam menjalankan tugasnya sebagai nahkoda sebuah kapal yang disebut ‘universitas’.
Rektor Unisba, Taufiq S. Boesoirie saat ditemui di ruangannya, di Jl. Tamansari no.20 pada hari Senin (14/3). Ia menguraikan mengenai harapan pada calon rektor Unisba setelahnya.
19 | Suaramahasiswa.info | April 2016
FOTO OLEH VIGOR M. LOEMATTA
SURVEY KINERJA REKTOR UNISBA MENURUT MAHASISWA SUMBER DATA LITBANG SM
*Mahasiswa mengenal Rektor Unisba?
Setuju Tidak Setuju
79% 21%
*Pentingkah mahasiswa mengetahui visi dan misi Rektor Unisba? Penting Tidak Penting
88% 12% *Mahasiswa mengetahui program kerja Rektor Unisba? 20%
Mengetahui Tidak Mengetahui
80% *Jika mengetahui, berjalankah program kerja tersebut?
Ya, Berjalan
35%
Tidak Berjalan
65% *Program kerja tersebut sesuai dengan visi dan misi Rektor Unisba?
Sesuai
44% 56%
Tidak Sesuai
*Mahasiswa puas dengan kinerja Rektor Unisba selama satu setengah tahun periode kebelakang? 45%
Puas Tidak Puas
55% *Partisipasi mahasiswa mempengaruhi kinerja Rektor Unisba sesuai dengan visi dan misi-nya? 75% 25%
Ya, Berpengaruh Tidak Berpengaruh
*Mahasiswa diikutsertakan dalam pemilhan Rektor Unisba, apakah mahasiswa setuju? 84% 16%
Ya, Setuju Tidak Setuju
20 | Suaramahasiswa.info | April 2016
Menurut Menurut Mahasiswa, Mahasiswa, Ketidak Ketidak aktifan aktifan Bagian Bagian Rektorat Rektorat yang yang dipengaruhi dipengaruhi oleh: oleh: 30%30%
Kepala Kepala Bagian Bagian
24%24%
Staf Staf dan dan bagian bagian tersebut tersebut
46%46%
Sistem Sistem dalam dalam bagian bagian tersebut tersebut
Survei Survey K Bagian BagianR
Menurut Menuru Ma
13% 11% 11% 4% 4 13% 11% 11% 8% 8 7% 7% 2 7% 39% 8% 8% 7% 39%16% 16% 2% 24% 24% 9% 9% 39% 39% 8% 8% Sarana Sarana Prasarana Prasarana
Keuangan Keuangan
21 | 21 Suaramahasiswa.info | Suaramahasiswa.info | April | Maret 2016 2016
Kemahasiswaan Kemahasiswaan dandan Alumni Alumni
Akademik Akademik
Kepega Kep
Keterangan:
Bagian Rektorat yang Bagian paling Rektorat diketahuiyang oleh paling mahasiswa diketahui oleh mahasiswa
inerja Kinerja Rektorat ektorat
Mahasiswa asiswa
Bagian Rektorat Bagian Rektorat yang paling pasif yang paling pasif menurut menurut mahasiswa mahasiswa Bagian Rektorat Bagian Rektorat yang paling perlu yang paling perlu dibenahi dibenahi menurut menurut mahasiswa mahasiswa
SUMBER DATA OLEH LITBANG SM
%% 6% 6% 6% 6% 14% %% 14% 9% 9% %% 13% 0% 7% 7% 8% 8% 13% 0% 9% 9% 8% 5% 4% 5%
aian awaian
Umum Umum
Pengolahan Pengolahan Data Data
Kerjasama Kerjasama dandan Perencanaan Perencanaan
Hubungan Hubungan Masyarakat Masyarakat
22 | Suaramahasiswa.info 22 | Suaramahasiswa.info | Maret 2e | April 2016
LAPORANLAPORAN UTAMA UTAMA
Tanggapan TanggapanBag Ba Mengenai MengenaiRek Re YanYan Bachtiar, Ir., Ir., MT.MT. Bachtiar, Kepala Bagian Akademik Kepala Bagian Akademik
Kualifikasi SDM SDM kita sekarang meningkat, lalu lalu dosen pun pun Kualifikasi kita sekarang meningkat, dosen meningkat, perbaikan fasilitas perkuliahan juga sudah. meningkat, perbaikan fasilitas perkuliahan juga sudah. Kita Kita juga ada software softwarebaru baruuntuk untukmengatur mengaturjadwal. jadwal. juga ada
Jamhur, S.Ag Jamhur, S.Ag
Kepala Bagian Kerjasama dan Perencanaan Kepala Bagian Kerjasama dan Perencanaan Perubahan yang meningkat studentbody. body. Perubahan yang meningkatdidi bidang bidang student SeperSeperti peningkatan akreditasi akademik di Unisba, ti peningkatan akreditasi akademik di unisba, peningkatan peningkatan kesejahteraan pegawai, sarana prasarana, kesejahteraan pegawai, sarana prasana, keamanan, jumlah keamanan, jumlah dosen penelitian juga bertambah. dosen penelitian juga bertambah
Hj.Hj. Wiwi Suryati, Dra. Wiwi Suryati, Dra. Kepala Bagian Kepegawaian Kepala Bagian Kepegawaian
Banyak sih yang berubah, jadi lebih baik. baik, Kesejahteraan Banyak sih yang berubah. Jadi lebih kesejahteraan pegawainya baik, akademik juga meningkat. pegawainya baik, akademik juga meningkat.
Henny Noor’aeni, S.Ag. Henny Noor’aeni, S.Ag. Kepala Bagian Keuangan Kepala Bagian Keuangan
KalauKalo yang sayasaya rasakan kesejahteraan yangyang paling yang rasakan kesejahteraan paling menonjol, seperti diliburkannya hari Sabtu. menonjol, seperti diliburkannya hari sabtu.
23 | Suaramahasiswa.info | April 2016
an Rektorat gian Rektorat tor ktorUnisba Unisba SUMBER DATA OLEH LITBANG SM
M.E.Fuady,S.Sos., M.Si. M.E.Fuady,S.Sos., M.Si.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Kepala Bagian Hubungan Masyarakat
Peningkatan prodiprodi yangyang nilainya A ituA meningkat, dari dari Peningkatan nilainya itu meningkat, survei Tempo kita juga masuk 10 besar kan jadi menurut survei Tempo kita juga masuk 10 besar, kan jadi menurut sayasaya itu positif. itu positif.
Agus Mumung, S.Si. Agus Mumung, S.Si.
Kepala Bagian Pengolahan DataData Kepala Bagian Pengolahan
Bagus, gedung-gedung nambah, jumlah mahasiswa Bagus, gedung-gedung nambah, jumlah mahasiswa meningkat. infrastruktur aja mungkin ditingmeningkat. Tapi Tapi infrastruktur parkirparkir aja mungkin ditingkatkan katkan
Arief Dj.Dj. Tresnawan, Drs.Drs. Arief Tresnawan,
Kepala UPT UPT Perpustakaan Kepala Perpustakaan Pengelolaan perpustakaan meningkat disamping koleksi, Pengelolaan perpustakaan meningkat di samping kolekjuga si, sistem informasi perpustakaan, di depan juga ada juga juga sistem informasi perpustakaan, di depan security itu beliau yang mengusahakan. Pengelolaan adagate security gate itu beliau yang mengusahakan. Pengerepository kita di 40 besar nasional itu berkat dorongan lolaan repository kita di 40 besar nasional itu berkat dari dari beliau. dorongan beliau.
Dr. Dr. Hj.Hj. Chaeriawati Chaeriawati
Kepala UPT UPT PusatPusat dan Lab. Bahasa Kepala dan Lab. Bahasa
Peningkatan prodi yang contohnya, nilainya A itu Banyak gebrakan, pakmeningkat, rektor inidari sangat survei Tempo kita juga masuk 10 besar kan menurut konsen untuk mengembangkan brandjadi Unisba, seperti saya itu positif. menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi di luar negeri.
24 | Suaramahasiswa.info | April 2016
Jendela Hati
Sosok Pemimpin dalam Pandangan Islam OLEH RISWAN AL HUSAERI MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS 2013 FOTO DOK. PRIBADI
Pemimpin adalah figur, sosok yang paling sentral dari berjalannya mekanisme pelayanan kesejahteraan, juga yang paling berpengaruh dalam geraknya sebuah roda kehidupan. Setiap kali benak terasa letih oleh para pemimpin bangsa yang seharusnya menjadi panutan, namun kemudian dikecewakan, maka dari itu saya mengingat masa lalu, mengenang Rasulullah, sekaligus Khalifah yang hingga belasan abad kepergiannya masih tetap dicintai. Juga sosok-sosok pemimpin yang mencontoh beliau. Maka dari itu, jika berbicara kepemimpinan, tentunya kita banyak mendengar tokoh-tokoh yang sangat berpengaruh baik di wilayah tertentu, atau di dunia sekalipun. Jika melihat buku yang ditulis Michael H. Hart, yang berjudul “The 100 a Ranking Of The Most Influential Persons In History� di sana termaktub, bahwa orang pertama di antara 100 orang yang sangat berpengaruh ialah
25 | Suaramahasiswa.info | April 2016
Nabi Muhammad S.A.W. Bukan tanpa alasan tentunya Nabi Muhammad dinobatkan sebagai manusia nomor wahid pengaruhnya di dunia. Nabi Muhammad satu-satunya manusia yang tercatat di dalam sejarah yang sangat sukses, baik dilihat dari ukuran agama maupun duniawi. Terlepas dari itu semua, tentunya Nabi Muhammad mempunyai gaya kepemimpinan yang bisa mengantarkan kepada kesuksesan itu semua. Ia juga tentu memiliki sifat yang lengkap, serta sangat luar biasa sebagai pemimpin. Memiliki sifat Jujur, cerdas, dapat dipercaya, dan piawai dalam menyampaikan ajakan atau kebenaran, itu semua merupakan ciri kepemimpinan yang dimiliki oleh nabi Muhammad S.A.W. Bergeser ke era setelah Nabi Muhammad setelah wafat, ada sosok pemimpin yang luar biasa juga, sudah barang tentu karena
Sosok Pemimpin dalam Pandangan Islam
mencontoh Muhammad S.A.W. Salah satunya adalah pemimpin yang hadirnya sudah diprediksi oleh Muhammad. “Pemimpin terbaik dan pasukan terbaik� adalah label untuk dirinya, ialah Sultan Mehmed II atau populer dengan sebutan, Muhammad Al-Fatih. Al-Fatih sukses kala itu menjadi pemimpin umat Islam, dan tentu kisah heroiknya yang menaklukan benteng tangguh Konstatinopel. Sejarah mengajarkan kita, tentang sosok pemimpin yang begitu hebat. Islam sangat relevan pada setiap pola kehidupan, mengatur segala sendi bagaimana cara hidup manusia, sehingga kepemimpinan pun sangat diperhatikan. Maka lebih baik kita berkaca pada sejarah yang sangat besar untuk menentukan pemimpin atau gaya kepemimpinan. Karena masa lalu berkata demikian.
Di antara kedua sosok pemimpin ini, tentunya banyak hal yang bisa kita renungkan, banyak pelajaran yang bisa dijadikan rujukan untuk menentukan pemimpin atau cara menjadi pemimpin. Umat Islam tak seharusnya mencari sosok pemimpin, semuanya sudah ada dalam diri Muhammad. Tidak ada kepemimpinan tanpa ketaatan, begitulah Islam memandang sosok pemimpin. Lalu, ada poin penting yang harus kita renungkan sebagai umat Islam terkait kepemimpinan; orientasi kepemimpinan bukanlah sebuah kekuasaan melainkan “Amanah untuk melayani, amanah untuk menjadi Khalifah�. Saya kira, jika para pemimpin negeri ini meneladani Nabi Muhammad bagaimana cara menjadi pemimpin, niscaya negeri ini akan makmur, sejahtera dan aman.
26 | Suaramahasiswa.info | April 2016
SUARA FOTO
Para penari Tarian Merak sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti pawai pada Minggu (13/12/2015). Pawai ini merupakan rangkaian peringatan ke-50 tahun Tari Merak yang di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung. (Vigor M. Loematta/SM). 27 | Suaramahasiswa.info | April 2016
28 | Suaramahasiswa.info | April 2016
Pojok Bandung
Kineruku, Taman Pustaka Ala Abad ‘19 TEKS & FOTO OLEH SUGIARTO
Kuncilah perpustakaan anda jika anda suka, namun tidak ada gerbang, tidak ada gembok, tidak ada baut yang dapat mengatur kebebasan berpikir saya. Virginia Woolf
Jumat sore (19/2) Suara Mahasiswa menyambangi perpustakaan yang berada di Jalan Hegarmanah no.52 Bandung. Ditemani suasana cuaca yang lengas serta sepoi angin, menunjang kami untuk bergegas menuju tempat yang mulanya dinamai ‘Rumah Buku’.
musik, film untuk masyarakat, serta dapat diakses dengan mudah. “Pula untuk mengubah anggapan perpustakaan sebagai tempat membosankan dan kurang bersahabat. Kineruku pun sengaja kami rancang dengan konsep seperti rumah untuk menyamankan pengunjung,” ujarnya.
Tibanya di lokasi, terlihat berjajar dua buah rumah dengan papan penanda bertuliskan Kineruku, serta Garasi Opa. ‘Nyaman’ adalah kalimat pertama yang terlintas kala memasuki gerbang bangunan bergaya kolonialis tersebut. Memasuki Kineruku nuansa vintage lebih terasa, tatkala interior khas 90-an yang tersusun rapih serta alunan lagu lama terdengar menyapa telinga.
Memasuki pintu utama, sebuah meja kasir, ramah menyambut, dengan pernak-pernik yang dijajakan di sekitarannya. Sedikit melangkah ke dalam, meja yang memanjang di tengah ruangan seolah memecah dua bagian. Di atas meja itu, berjajar berbagai buku juga botol kaca. Kiri dan kanannya, kursi-kursi kecil siap sedia untuk di duduki pengunjung perpustakaan. Tak ketinggalan, rak-rak buku ikut menghiasi ruangan ini. Di ujung meja tersebut, terdapat sebuah pintu nan menghubungkan ke ruangan khusus yang menyimpan sisa koleksi perpustakaan ini. Total, pusparagam kineruku terdiri dari 4.000 judul buku, 1.000 keping CD musik, dan 1.000 judul film.
Sejarah singkat Kineruku dijabarkan oleh salah satu pendiri, Ariani Darmawan. Ia berkisah, berawal dari mimpinya, membuka perpustakaan di Bandung, diiringi keyakinan pada pepatah ‘knowledge is power’ akhirnya perpustakaan yang unik ini resmi berdiri Maret 2003. Rumah peninggalan kakeknya pun berubah nama menjadi Kineruku, sebagai mana yang kita kenal sekarang. Ariani menginginkan perpustakaan berperan sebagai seumber alternatif referensi buku,
29 | Suaramahasiswa.info | April 2016
Sedikit beranjak ke teras belakang, sebuah reading spase, tepat di sebelah taman kecil menjadi tempat yang pas untuk menikmati buku-buku pilihan. Di samping taman, terdapat panggung kecil yang sering
Kineruku, Taman Pustaka Ala Abad ‘19
Hal. 29, Seorang pengunjung tengah sibuk mencari buku dari rak yang tersedia. Hal. 30, Kiri, Pengunjung Perpustakaan Kineruku sedang membaca salah satu koleksi buku. Hal.30, Kanan atas, Seorang pengunjung tengah melihat-lihat koleksi buku dari Perpustakaan yang resmi berdiri pada Maret 2003 ini. Hal. 30, Kanan bawah, Beberapa pengunjung tengah menikmati hidangannya sembari asyik membaca buku, di halaman belakang Kineruku.
dipergunakan untuk mempertunjukan musik. Sementara, bersebrangan dengan panggung tersebut, terdapat sebuah toko buah tangan. ‘Garasi Opa’ namanya, toko yang dahulu sebuah garasi ini, menjajakan berbagai barang antik, semisal majalah tahun 90-an, piringan hitam dari penjuru dunia, hingga barang-barang elektronik lawas. Hari menuju gelap, Suara Mahasiswa kembali menemui Ariani untuk diceritakan beberapa hal. Ia menuturkan ketidaktertarikannnya kepada e-book, “Saya pribadi dari dulu tidak pernah tertarik dengan e-books, karena bacanya enggak nyaman. Kalau buku ‘kan konvensional, seperti kita dibawa ke dunia buku itu sendiri dan terasa begitu nyata,” tutur wanita yang mengenakan baju polkadot saat diwawancarai.
Belum usai obrolan kami dengan Ariani, seorang warga Taiwan muncul dari balik pintu. Melihat raut muka kami yang kebingungan, lekas Ariani menjelaskan akan kedatangan turis ini, “Turis itu, diajak teman saya kemari. Ia mencari perpustakaan, perpustakaan di Bandung terbilang sedikit,” jelasnya. Lanjut bercengkrama, ia pun bercerita koleksi di perpustakannya, “Saya berani bilang, bahwa buku yang kita punya pada bidang humaniora cukup terpilih dan berkualiatas. Maka orang yang menyukai buku yang bertemakan humaniora, sosial budaya, filsafat dan sastra pasti akan senang datang ke sini.”
ajang diskusi. "Mungkin banyak yah komunitas, saya pun enggak tahu persis. Awalnya mungkin mereka datang kesini sama-sama cinta buku, lalu diskusi dan baca lalu terbentuklah." Usai ngobrol dengan sang founder, Suara Mahasiswa mencoba untuk menghampiri seorang pengunjung yang duduk tepat di penjuru ruangan dengan sebuah buku ditangannnya. Deandra Syarizka namanya, lulusan Jurnalistik Universitas Padjajaran itu bilang, “Homie banget tempatnya. Nyaman aja untuk ukuran perpustakaan umum, alternatif untuk referensi bacaan.”
Tak seperti kebanyakan perpustakaan, Kineruku memiliki kegiatan rutin namun tak terjadwal, seperti pemutaran film ala layar tancap dan penampilan musik. Tak hanya itu, beberapa kali tempat ini dijadikan
30 | Suaramahasiswa.info | April 2016
Tatap Muka Tatap Muka
Reggi Kayong Munggaran:
Berbuat Baik adalah Kewajiban TEKS & FOTO OLEH : ELGEA BALZARIE
Reggi Kayong Munggaran, acap mengabdikan dirinya sebagai relawan. Dari mulai tsunami Aceh, gempa Yogya hingga gempa di Nepal, ia gulung lengan baju untuk membantu sesama.
31 | Suaramahasiswa.info | April 2016
Sejak kecil, lelaki yang akrab disapa ‘Bang Reggi’ ini terbiasa menanamkan nilai-nilai kemanusiaan dalam dirinya. Sekolah Menengah Pertama adalah ‘gerbang’ unutuk mengenal dan jatuh cinta dengan kegiatan sosial. Pria kelahiran Pontianak, April 1983 ini pun memiliki kecintaan tersendiri terhadap alam. Ia adalah lelaki yang gemar memijakan kaki di atas puncak tertinggi. Dulu, ia sempat kuliah di Universitas Islam Bandung sebelum akhirnya berstrata satu di Universitas Pasundan. Tujuh semester di Unisba, Reggi aktif menyalurkan hobinya di
lembaga kegiatan Mahasiswa Pencinta Alam (Mapenta). Sampai saat ini ia masih aktif dalam kegiatan tersebut. Gudang -begitu penggawa Mapenta menyebut sekretariatnya- adalah salah satu tempat tongkrongan Reggi. Lelaki yang gemar bersosialisasi ini mengaku banyak mendapatkan ide dalam keadaan ‘nyaman’, “Kegiatan utama saya sih nongkrong, biasanya dari sanalah mucul ide-ide luar biasa,” ujarnya di sela diskusi di Gudang Mapenta. Sempat mengenyam bangku pasca sarjana di Washington D.C, Amerika Serikat, tak
Reggi Kayong Munggaran : Berbuat Baik adalah Kewajiban
“
Saya butuh melakukan kegiatan kemanusiaan, itu yang bikin saya jadi manusia. Bikin kebaikan itu adalah kewajiban, salah satunya dengan aksi kemanusiaan,”
membuatnya seperti kebanyakan akademisi dibenak kita. Sebagai pencinta lingkungan, ia sering kali turut membantu kala bencana menguji. Reggi mengaku selalu tergerak untuk menolong saudara-saudaranya. Menjadi relawan juga membawa Reggi ke berbagai pengalaman. Semisal saat ia pergi ke Nepal untuk mengevakuasi WNI yang menjadi korban bencana. Mulanya, ia mengumpulkan uang untuk mendaki salah satu gunung di Nepal. Rencana keberangkatan pada bulan Mei terpaksa batal, karena terjadi gempa di Nepal pada April 2015. Dengan uang yang telah dikumpulkannya, ia berangkat untuk melakukan oprasi kemanusiaan di negara seribu kuil tersebut. Niatannya mendapat angin segar dari pemerintah Kota Bandung. Reggi pun diminta mewakili Kota Bandung untuk mencari WNI yang hilang, khususnya Warga Kota Bandung. Di Nepal, Reggi melakukan koordinasi langsung dengan otoritas setempat dan mengumpulkan informasi tentang gempa 7,9 S.R. yang melibatkan 76 jiwa WNI itu. Ia mengaku mendapatkan kesulitan baik administrasi, maupun saat pengevakuasian korban yang notabene di daerah dataran tinggi, dengan kontur yang curam. Reggi mengaku rasa takut selalu menyambanginya saat penyelamatan. “Bentuk muka bumi Nepal, gunungnya tinggi-tinggi, lembahan. Jadi kalau di goyang gempa sedikit itu langsung longsor. Ya was-waslah, takut,” ujarnya. Saat lenggang, Reggi tak menyia-nyiakan hidupnya, ia turut aktif dalam beberapa kegiatan sosial. Semisal di Bandung Creative City Forum. Ia dan Ridwan Kamil memprakarsai komunitas ini dengan tujuan memberi manfaat bagi masyarakat. BCCF memfasilitasi komunitas-komunitas untuk berkembang dan membuat program terkait pembangunan Kota Bandung. ”Teman-teman BCCF itu sering mengadakan workshop-workshop yang bertujuan, membuat kreatif masyarakat Bandung,” ujarnya.
Mempunyai jiwa kemanusiaan yang tinggi, peka terhadap lingkungan dan sensitif terhadap masalah sosial, begitu penilaian Nizar Ilyasa pada rekan sesama pecinta alamnya. Lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unisba ini mengaku kerap terinspirasi dari tindak tanduk Reggi, tak hanya ia, teman-temannya pun sama termotivasinya. “Apa yang telah ia (BACA: Reggi) lakukan memberi dampak pada kami. Kami jadi terinspirasi dan termotivasi untuk melakukan hal yang sama dan terus belajar,” jelasnya. Reggi menganggap dalam melakukan aksi kemanusiaan tak perlu menunggu datangnya bencana alam. Cukup menolehkan kepala untuk melihat kejadian sekitar, dari situ manusia dapat menolong sesamanya. “Saya butuh melakukan kegiatan kemanusiaan, itu yang bikin saya jadi manusia. Bikin kebaikan itu adalah kewajiban, salah satunya dengan aksi kemanusiaan,” lanjutnya.
DOK. PRIBADI
Reggi Kayong Munggaran, merupakan lulusan pasca sarjana di George Washington University, Amerika Serikat.
32 | Suaramahasiswa.info | April 2016
Budaya
Kompor-kompor Komentator TEKS & FOTO:
RESSY R. UTARI
Tandzur maa qaala wa laa tandzur man qaala, -lihatlah apa yang dikataka jangan melihat siapa yang mengatakan. -Mahfudzat-
Masih ingat dengan kejadian yang sempat menghebohkan netizen Indonesia beberapa bulan lalu? Singkatnya, polisi menilang taxi yang berhenti di area haram parkir. Namun menjadi begitu menarik karena sang supir paham makna hukum stop dan parkir. Buntutnya, sejumlah netizen memberikan komentar di media sosial. Isinya beragam, mulai dari yang membela sang supir, sampai yang tetap membenarkan tindakan polisi.
Seseorang tengah mengomentari status orang lain melalui media sosial, Facebook pada Kamis (10/3). Komentar merupakan serangkaian penuturan fakta, pendapat, atau hasil pengamatan yang mengandung kritik atau tanpa kritik.
33 | Suaramahasiswa.info | April 2016
“Sifat orang Indonesia tidak mau disiplin, tidak pernah jera, tidak professional. Dia ga sadar dia hina, dan merugi. Jadi sopir boleh benar, tapi polisi lebih benar. Mau niat ngetem jadi apes ketilang LOL. Angkutan manapun tidak ada aturan ngetem dong, kecuali unload/load, akibat tidak disiplin banyak sekali. Sekarang kalian sudah disiplin? Lalu kapan mau disiplin? Nunggu siapa yang duluan? Itu
Kompor-Kompor Komentator
“
Aspek kepribadian seseorang sangat berpengaruh terhadap cara orang berkomentar, sehingga manifestasinya beragam pula,
mental orang yang hina. Selagi masih bisa salah ya lanjut? LOL. Mulai disiplin oi, daripada hancur sendiri,” -Komentar yang dikeluarkan pemilik akun milik @Santetonea Lain halnya dengan komentar balasannya yang berbunyi; “Disiplin? Sudah lihat tayangannya belum? Komen panjang tapi kelihatan banget siapa ente...#MIRIZ.” -Balasan dari akun lain @Ziakainen Sedikit flashback, ada beberapa kejadian lampau yang masih berhubungan dengan komentar. Ingat kasus ketua Front Pembela Islam (FPI) yang cukup kontroversial? Lain pula, seorang siswi SMA asal Bogor, Nur Arafah yang divonis 2 bulan 15 hari karena terbukti menghina temannya, Felly Fandani. Terdorong untuk mencari tahu lebih dalam tentang budaya pop ini (komentar di ranah maya), membawa Suara Mahasiswa kepada dosen Antrologi Budaya, Sri Pudji Astuti. Seusai mengisi kelas, ia menunjukan rasa prihatinya, “Hal ini sungguh memprihatinkan karena efek yang dihasilkan tidaklah baik, secara sosial maupun secara individu, benarkan?,” tanyanya diikuti kerutan dahi. Sri melihat, berkomentar seolah menjadi tren masa kini. Ia menilai, terkadang sang komentator pun tidak paham dengan argumen yang dilontarkan. Eksistensi dan pengakuan dari orang lain menjadi salah satu dorongan orang mengeluarkan pernyataan atau komentar yang serampangan, tambah wanita itu. Sri yang mulai kehilangan intensitas volumenya kembali menjelaskan, banyak pernyataan yang dikeluarkan justru tidak baik dan tidak berkualitas. Tak semua memang, karena masih ada insan-insan yang memiliki isi dan cara tepat dalam berkomentar, terangnya. Ia mengatakan, masih ada komentar yang bukan asal lontar, tetapi dipahami pula oleh orang yang mengeluarkannya. “Tidak bisa dipungkiri dari golongan tua ataupun muda, berkomentar menjadi tren dan hal bergengsi bagi sebagian orang,” terangnya sambil membenarkan duduk. Serupa tapi tak sama dengan Sri, Sawitri Suardi menerangkan alasan individu untuk
berkomentar. Menurut dosen psikologi ini, seseorang berkomentar karena terganggu kepentingannya. Selain itu berkomentar dapat menambah rasa percaya diri pelakunya. Adapun dampak terhadap orang yang dikomentari tergantung pribadi masing-masing, jika ia orang sensitif mungkin tersinggung, “Aspek kepribadian seseorang sangat berpengaruh terhadap cara orang berkomentar, sehingga manifestasinya beragam pula,” tutur dosen Fakultas Psikologi Unisba ini. Di kediamannya nan lenggang itu, Sawitri menganggap komentator yang memiliki cara kurang baik dalam penyampaian argumen mencirikan kurangnya tingkat kecerdasan. Komentar berbobot biasanya dikeluarkan orang yang berpikiran positif dan memiliki pola pikir yang matang, ungkapnya. Ia kembali menjelaskan bahwa mahasiswa yang tidak baik dalam berkomentar, biasanya karena tidak memiliki perbendaharaan kata yang banyak dan bisa dikategorikan mahasiwa yang tidak cukup cerdas. Sebenarnya negara kita sendiri telah ‘sedikit’ mengatur perihal permasalahan ini. Tepatnya, dalam kitab undang-undang hukum pidana (KUHP) pada pasal 27 ayat 3 no 11 tahun 2008 tentang informasi dan tansaksi elektronik disebutkan bahwa: “Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik dapat di dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 1.000.000.000,000 (satu miliar rupiah). " Pada akhrinya, kita harus mengakui komentar akan selalu erat kaitannya dengan media, dan hal ini amatlah lumrah. Tapi sangat disayangkan, jika dibarengi dengan kemunduran budi dan bahasa yang baik. Sama halnya dengan yang dikatakkan Sri, ”Banyak komentar yang keluar dari orang dengan budi bahasa yang tidak beradab.” Belum lagi hal yang dilontarkan tidak dihasilkan dari matangnya proses berpikir. Sehingga muatan didalamnya sama sekali tidak berguna, “komentar positif dikeluarkan orang yang berfikir positif pula,” begitu ungkap Sawitri.
34 | Suaramahasiswa.info | April 2016
Bidik
Konglomerasi Asep Genangi Paguyuban Asep Dunia TEKS FADHILA N. RIZKY FOTO DOK. PRIBADI
Paguyuban Asep Dunia (PAD) tengah berfoto bersama sembari menyantap hidangan, pada acara pengukuhan presiden komunitas ini. .
35 || Suaramahasiswa.info April 2016 35 Suaramahasiswa.info || Maret 2016
Konglomerasi Asep, Genangi Paguyuban Asep Dunia
Foto bersama Pengurus Paguyuban Asep sekaligus pengukuhan Asep Kambali sebagai Presiden Paguyuban Asep Dunia.
Dia Asep, memiliki teman bernama Asep, dan sedang berkenalan dengan Asep. Lantas, berapa banyak Asep di dunia? Ya, orang-orang bernama Asep itu ternyata dipertemukan dan disatukan dalam komunitas yang bernama Paguyuban Asep Dunia. Penasaran dengan hal tersebut, lantas Suara Mahasiswa mendapat kesempatan bertemu pemimpin komunitas itu, Asep Kambali. Ditemani langit yang mulai berawan, dengan wajah sumringah, pria yang akrab disapa Kambali ini, ditemui disalah satu tempat makan daerah Jalan Sumatera Bandung. Ia pun menceritakan awal mula komunitas ini berdiri. Sembari memesan makanan, Kambali mulai menarasikan paguyuban yang resmi dibentuk pada tanggal 1 Agustus 2010 ini, yang ternyata berawal dari rasa kepenasaran Asep Iwan Gunawan. Ia adalah salah satu pendiri yang ingin mengetahui jumlah orang bernama Asep. Kemudian ia memutuskan untuk membuat grup di Facebook “How Many Asep There Are in Facebook?” melihat respon yang positif, ia pun mengadakan pertemuan dengan empat Asep lainnya. Alhasil, diputuskan sebuah komunitas Paguyuban Asep yang kemudian berganti nama menjadi Paguyuban Asep Dunia. Kini anggotanya berkisar 3.456 orang yang tersebar di Indonesia, bahkan sampai meluas ke berbagai Negara seperti Malaysia, Mesir, Brunei, hingga Maroko.
Lanjut Kambali sambil merapihkan bajunya, bahwa selama bertumpu pada ketua umum sebelumnya, Asep Iwan Gunawan, komunitas ini tidak ada gebrakan baru. Dirombaklah oleh ia, seperti ketua umum diganti namanya menjadi presiden, dengan harapan agar mendunia. Hal lain, dengan melakukan perubahan re-branding, yaitu sebuah upaya untuk menciptakan hal yang baru untuk komunitas ini. Komunitas Paguyuban Asep Dunia pun memiliki beberapa program yang dijalankan. Di antaranya, Kurban Asep Untuk Warga (Kurawa), Asep Rescue Terjun Bencana (Arjuna), Asep Award, Beasiswa Asep dan hari Asep Sedunia setiap 1 Agustus. Ada pula program besar yang digelar setiap setahun sekali yaitu Konperensi Asep Asep (KAA), pada tahun kemarin merupakan perhelatan perdananya. Berkaca pada tahun sebelumnya, penyelenggaraan KAA ini mencapai pendatang 350 orang. “Untuk KAA tahun ini ditargetkan lebih banyak lagi dengan dilakukan aksi pawai di Bandung,” pungkas pria berkacamata itu. Selepas dari KAA yang dilakukan pertama kali itu 2015, komunitas yang mempertemukan orang-orang dengan nama serupa ini, mampu menorehkan sebuah capaian prestasi. “Paguyuban ini mendapatkan
Original Record Indonesia (ORI), sebagai kongres peserta terbanyak dengan nama yang sama,” tegasnya. Di samping itu, untuk menyukseskan komunitas ini, tidak pernah luput dari andil anggota yang bergabung. Seperti halnya, Asep Saepul Rochman, yang dipercayai menjadi Ketua DPW PAD DKI Jakarta. Ia merasa, selama lima tahun bergabung, menganggap anggota-anggota lain seperti saudara kandung. “Adanya keterikatan batin seperti bertemu saudara kandung yang sudah lama pisah, tidak bisa digambarkan dengan kata-kata kebahagiannya,” ceritannya saat dihubungi melalui pesawat telepon. Kambali yang sedari tadi antusias dengan pembicaraan mengenai paguyubannya, menyatakan lagi sisi lain yang menarik dalam komunitas ini. Terdapat salah satu anggota perempuan yang ada di Paguyuban Asep, yakni Yuni Asep Nopian namanya, yang berasal dari Tasikmalaya. ”Awalnya gabung di Facebook, gatau sebenarnya cuma ada yang nambahin masuk grup Paguyuban Asep aja,” jelas Yuni saat ditanya via media sosial Blackberry Messenger BBM. Komunitas yang unik bukan? Komunitas ini pun mengadakan pendaftaran untuk orang-orang yang bernama Asep yang ingin bergabung. Dengan langsung datang ke kesekretariatan yang berlokasi di Jakarta atau lewat online dengan website paguyubanasep.net.
36 | Suaramahasiswa.info | April 2016
Belahan Dunia
Trans-Siberian Railway: Sebuah Pertemuan Barat dan Timur TEKS AISAH S. NURAISAH FOTO NET.
Kereta Api pribadi Trans Siberian saat melintasi kawasan tepi Danau Baikal, Rusia.
Ketika peluit lokomotif uap yang tersebar suram, legenda liar dataran Siberia yang tertutup salju, di mana keheningan rusak hanya oleh lolongan serigala dan gaung dering dari geng rantai, sebuah negara yang indah mengungkapkan dirinya untuk mata manusia, sebuah negara yang dalam waktu dekat berjanji untuk menjangkau lumbung Dunia Lama." -Paulo Coelho (Aleph) Kereta api seringkali disebut sebagai alat transportasi yang istimewa. Hal ini dikarenakan ‘si ular besi’ memiliki jalur tersendiri, bahkan membuat kendaraan darat lainnya terpaksa mengalah ketika ia melintas. Tak bisa dipungkiri, kereta api menjadi salah satu penemuan paling berharga dalam sejarah peradaban manusia. Rusia memiliki roman tersendiri dengan transpormasi massa ini. Pasalnya ‘si beruang putih’ memiliki rute kereta yang sering dinobatkan sebagai jalur ‘ular besi’ teromantis. Rel yang terbentang hingga lebih dari sepertiga bumi ini dikenal dengan nama Trans-Siberia. Rel dengan total panjang 9.289 Km dari dararatan Eropa ke Samudera Pasifik ini
37 | Suaramahasiswa.info | April 2016
menjadi jalur kereta api terpanjang ketiga di dunia, setelah Moskow-Pyongyang 10.267 Km dan Kiev-Vladivostok 11.085 Km. Keduanya pun terinspirasi dari Trans-Siberia. Pembangunan Tran-Siberian Railway dimulai tahun 1891, di mana pengerjaannya diawasi langsung oleh Menteri Keuangan Rusia, Sergei Witte. Tahun 1916 rute tersebut telah menghubungan Moskow dengan Vladivostok. Pengerjaan rute ini terbilang unik sebab konstruksi dimulai dari kedua ujung tujuan dan bertemu di titik tengah Rusia. Selama periode pertama eksploitasi kereta api, Trans-Siberia mulai memiliki dampak yang signifikan terhadap pembangunan ekonomi. Kota baru bermunculan di sepanjang Siberia, bahkan penduduk kota tersebut hampir mencapai dua kali lipat dari
Trans-Siberian Railway: Sebuah Pertemuan Barat dan Timur
“
Rel dengan total panjang 9.289 Km dari dararatan Eropa ke Samudera Pasifik ini menjadi jalur kereta api terpanjang ketiga di dunia, setelah Moskow-Pyongyang 10.267 Km dan Kiev-Vladivostok 11.085 Km. Keduanya pun terinspirasi dari Trans-Siberia.
sebelumnya. Novosibirsk, Krasnoyarsk, Irkutsk, Khabarovsk dan Vladivostok menjadi pusat industri utama. Trans-Siberia berperan sebagai arteri angkutan utama yang menawarkan layanan kontainer di seluruh Eurasia dari Berlin ke Beijing. Memasuki tahun 1904, lalu lintas kereta api menjadi sangat padat. Kapasitas kereta api tidak dapat mencapai jumlah maksimum yang dihararapkan. Hal ini dikarenakan perang antara Rusia dan Jepang sedang berlangsung tegang. Setelah perang berakhir, beberapa langkah diambil untuk meningkatkan kapasitas, rel kayu diubah menjadi logam, sehingga meningkatkan jumlah kereta serta ukuran gerbong. Perang Rusia-Jepang juga mendorong pemerintah untuk membuat garis kontinu sepanjang jalan dari Vladivostok melalui seluruh Rusia. Kehancuran yang paling luar biasa terjadi selama lima tahun perang saudara. Tentara menggunakan kereta–kereta
bersenjata yang berfungsi sebagai tank di atas rel. Hal ini menyebabkan kerusakan yang amat parah. Setelah perang saudara berakhir rekonstruksi dimulai dengan segera dan layanan kembali berjalan hingga saat ini. Dalam perang dunia ke II, jalur ini pun memiliki jejak-jejak sejarah. Tepatnya pada tahun 1941-1942 kereta api memainkan peran penting dalam relokasi industri Soviet dari Eropa ke Siberia dalam menghadapi invasi Jerman. Kereta api turut memberikan bantuan mengangkut pasukan Soviet timur, menjaga kelangsungan penyediaan bahan baku industri, bahan bakar, logam dan komoditas penting lainnya. Trans-Siberia sampai sekarang tetap menjadi link transportasi yang paling penting dalam perekonomian Rusia. Sejumlah komoditas negara bekas soviet senantiasa diekspor via rute ini. Selain itu, rel ini pun punya andil besar dalam
menarik jumlah pelancong. Pasalnya selama perjalanan, para turis tidak hanya sekedar mengagumi pemandangan dari gerbong saja, namun dapat pula berhenti di mana pun dalam perjalanan. Bersantai di Danau Baikal yang indah, menjelajahi biara-biara Buddha Ulan-Ude, singgah di tempat-tempat yang kaya budaya, bergaul dengan penduduk setempat dan menikmati pemandangan dari Pasifik di Vladivostok. Pada akhirnya tidak ada satupun yang dapat menyangkal kenyataan bahwa Timur adalah Timur, dan Barat adalah Barat. Bagai dua kutub magnet, keduanya tidak pernah bertemu. Namun, jalur yang melintasi delapan zona waktu ini, telah menjadi jembatan penuh pesona baik alam maupun sejarah. Tertarik mencoba?
38 | Suaramahasiswa.info | April 2016
Jas Merah
“Tanpa Wikana dan juga Mr Subardjo jalannya proklamasi kemerdekaan tidaklah akan begitu berjalan. -Soe Hok Gie 39 | Suaramahasiswa.info | April 2016
Tak Kunjung Tampak Rimbamu Kini, Oh... Wikana TEKS RESSY R. UTARI FOTO .NET Suara jantung masih bergemuruh saat mulai menulis tentang ia, ia yang tragis dalam akhir hayatnya, ia yang ‘erotis’ kisah hidupnya, ia yang tertindis namanya di panggung sejarah. Wikana, nama itu tertulis dengan berapi-api, membentuk kecintaan baru bagi siapa saja yang tahu kisah hidupnya. Rengasdengklok peristiwa yang akan lebih mengingatkan kita terhadap pemuda revolusioner ini. Sjahrir, Chaerul Saleh, juga beberapa pemuda lainnya. Termasuk Wikana, nama yang patut tertulis dalam peristiwa bersejarah Rengasdengklok. Wikana, sekali lagi ingatlah nama itu, awal kisahnya dimulai pada 16 Oktober 1914. Ia dilahirkan di Sumedang, seorang putra dari Raden Haji Sualaeman. Seorang anak yang tak pernah ayahnya ketahui akan menjadi orang besar dan penuh abdi di sejarah Republik ini. Tak lain Wikana dalam kisahnya ialah seorang anak yang cerdas. Ia mampu menguasai banyak bahasa dengan otodidak, seperti Rusia, Jerman, Prancis, Inggris dan tentu saja Belanda merupakan bahasa kesehariannya. Selain itu, ia juga orang yang sangat mencintai buku dan menulis. Begitulah yang diceritakan putri-putrinya dalam buku anak menak revolusioner. Seusai menyelesaikan sekolah menengahnya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) tahun 1932, tahun itu juga ia masuk pada gelanggang politik Partai Indonesia (Partindo). Diceritakan dalam buku Benedict Anderson Revolusi pemoeda: penduduk jepang dan perlawanan di jawa 1944-1946, Wikana merupakan murid Bung Karno. Juga ia sempat menulis dalam koran Pikiran Rakjat, yang merupakan koran asuhan Soekarno pula. Tak hanya organisasi Partindo yang ia ikuti, Wikana juga tercatat menjadi ketua Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) di awal berdiri. Saat itu, seperti yang diyakini Soe Hok Gie, Wikana sudah menjadi kader komunis tatkala menjadi anggota Gerindo. Masa itu kader Partai Komunitas Indonesia (PKI) merupakan buronan bagi kolonoial Belanda, karena dianggap menentang pemerintahan Belanda. Namun, dengan keadaan seperti ini, PKI tetap tidak mau berhenti membuat propaganda, salah satunya dengan mendirikan Menara Merah. Diketahui pula Wikana sebagai agen penyebaran menara merah di Jawa Barat. Sayang, tahun 1940 media ilegal ini terendus oleh kolonial, tiga orang tertangkap di antaranya: Wikana, Adam Malik dan Karta Wiguna. Wikana baru keluar penjara ketika Jepang menduduki Indonesia tahun 1942. Selesai kolonialisme Belanda, Jepang datang menjajah dan babak baru bagi Indonesia, pula hidup Wikana. Masa ini, Wikana tercatat
bekerja di Kaigun yaitu angkatan laut Jepang dengan misi memata-matai. Dalam pekerjaan ini, menurut penuturan Sidik Kertapati dalam buku Seputar proklamasi 17 Agustus 1945, Wikana menggunakan nama samaran Raden Sunoto. “Dalam pekerjaannya itu, Wikana biasanya membicarakan segala sesuatu dengan D.N Aidit,” kata Sidik Kertapati. Dari sinilah, Wikana memiliki relasi orang-orang Jepang yang ikut melancarkan proklamasi kemerdekaan RI selanjutnya. Singkat certia, saat terdengar kabar bahwa fasisme Jepang telah berada di ujung tanduk. Sontak golongan muda seperti Wikana, Aidit, Chaerul Shaleh, Sabadino, Sastro Satomo dan pemuda lainnya berangkat menuju kediaman Bung Karno. Dikisahkan dalam pertemuan saat itu, Wikana berkata pada Bung Karno, “kalau Bung tidak mau mengumumkan proklamasi, di Jakarta besok akan ada pertumpahan darah.” Mendengar perkataan Wikana yang demikian, sontak membuat Bung Karno naik pitam. Setengah melompat dia berdiri di depan Wikana, “ini batang leherku,
“
kalau Bung tidak mau mengumumkan proklamasi, di Jakarta besok akan ada pertumpahan darah. -Wikanaseretlah saya kepojok itu, sudahilah nyawa saya malam ini juga jangan menunggu besok!” Soekarno berkata dengan penuh amarah. Wikana pun terkejut melihat kekukuhan hati Bung Karno. Kisah ini akan banyak mengingatkan kita pada Wikana, dan kisah yang juga sudah banyak tertulis dalam berbagai kitab sejarah. Lalu dimana posisi Wikana pada peristiwa Rengasdengklok? Wikana bersama Chaerul shaleh dan Muwardi ialah orang yang meyakinkan Soekarno untuk meninggalkan Jakarta. Kepada Soekarno, pada malam penculikan Dwitunggal Wikana mengatakan, “Situasi gawat dan tidak stabil, bung harus disingkirkan!” “lalu bagaimana dengan istri dan anakku?” tanya Bung Karno. “Dibawa sekalian aja Bung, segera kemasi barang barang!” Begitulah cerita dari Sidik Kertaati dalam bukunya. Wikana tidak ikut pergi ke Rengasdengklok, namun mendatangi rumah Laksama Muda Maeda, memastikan kesediaan laksamana Jepang ini untuk menjadikan rumahnya
sebagai tempat perumusan naskah proklamasi. Selain itu, ia juga bertugas mengatur semua keperluan pembacaan teks proklamasi di rumah Bung Karno. Interpretasi Wikana sebagai pelicin dalam kemerdekaan RI tentu tidak lah berlebihan. “Tanpa Wikana dan juga Mr. Subardjo jalannya proklamasi kemerdekaan tidaklah akan begitu berjalan,” kata Soe Hok Gie dalam tulisannya orang-orang kiri dipersimangan kiri jalan. 17 agustus 1945 Indonesia merdeka dan kerumitan hidup Wikana mulai terjadi. Setelah Indonesia merdeka Wikana terpilih menjadi seorang pengurus di PNI, partai negara yang menjadi wadah persatuan bangsa. Namun, usia partai ini tak lama, banyaknya penentang terhadap partai ini menjadi penyebab runtuhnya PNI. Setelah itu, Wikana masuk dalam organisasi Angkatan Pemuda Indonesia (API) dan menjabat sebagai ketua. Saat Wikana menjadi menteri di kabinet Sjahrir, saat itu, berbarengan pula dengan hubungan pemerintah dan PKI yang tidak harmonis. Beruntung, kala kejadian Madiun 1948 Wikana tidak berhasil ditangkap. Bersamaan dengan kader-kader PKI lain Wikana menghilang dan baru kembali setelah D.N. Aidit melakukan pledoi terhadap kasus Madiun. Namun dalam revitalisasi yang dilakukan Aidit, Wikana tersingkir karena dianggap tidak sejalan dan lebih mendekat pada Bung Karno. Hingga akhirnya Wikana diposisikan tidak memiliki wewenang dalam PKI. Setelah terbuang dari PKI, kehiduan Wikana saat itu dalam keadaan miskin dan sengsara. Bahkan PKI yang selama ini jadi ladang perjuangannya tak mau menerimanya. Beruntung, waperdan Chaerul Shaleh pada awal tahun 1965 menemukan Wikana, kemudian menjadikan ia anggota MRS. Ke-erotisan kisahnya tak berhenti sampai di sana, sebuah klimaks dalam kehidupannya terjadi. G30SPKI menjadi akhir kisahnya. Pembunuhan tujuh jendral angkatan darat menjadikan PKI sebagai tersangka utamanya. Wikana tak luput dari peburuan naas ini. Pada malam yang mencekam, derap langkah terdengar membawa orang-orang tak dikenal melompati pagar dan tembok rumah Wikana, cerita Tati Sawitri salah satu putri Wikana. Malam itu Wikana digelandang oleh sekelomok tentara. Tak disangka oleh Tati, bahwa malam itu adalah malam terakhir ia melihat sang ayah. Malam itu Wikana hilang, tidak diketahui dimana ia dikebumikan jika ia mati, atau dimana ia tinggal jika hidup. Wikana hilang, 1965 menjadi tahun akhir bagi cerita Wikana. Pemuda 45 itu hilang seperti ditelan bumi.
40 | Suaramahasiswa.info | April 2016
SUARA FOTO
Massa aksi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI), sedang menuliskan keluhannya di jalanan, terkait rencana revisi UU KPK di Jalan Tamansari pada Selasa (1/3). (Vigor M. Loematta/SM)
41 | Suaramahasiswa.info | April 2016
42 | Suaramahasiswa.info | April 2016
LAPORAN KHUSUS
Kisah Sengkarut UKM Olahraga
LAPORAN KHUSUS Reporter
Penulis
Ressy R. Utari Elgea Balzarie
Wulan Yulianti Devi Misilu
Bagai bahtera usang berlayar di tengah badai. Para awak kapal itu pun satu persatu pergi meninggalkan kroninya, setiap bertemu tahun sang kapal tak lupa untuk singgah di pelabuhan, namun lagi, hanya sedikit penumpang yang sudi singgah. Hanya ada satu kabin, nihil gunanya. Geladak utama pun penuh beralih fungsi, sang nahkoda hanya berharap agar kapalnya tidak karam. Inilah gambaran umum kondisi UKM olahraga Unisba.
43 | Suaramahasiswa.info | April 2016
Aris Widiarso kala itu menjawab pertanyaan Suara Mahasiswa mengenai karamnya UKM olahraga. Ia mengaku tidak tahu menahu perihal vakumnya organisasi olahraga tersebut. “Kalau membangkitkan orang bubar itu susah minta ampun, bukan kita yang memvakumkan, tapi terkadang karena pengurusnya sudah lulus dan minimnya kader,” ujar Mantan Kepala Bagian Kemahasiswaan tersebut.
berkoordinasi dengan BEMU dan Kemahasiswaan. Melalui penuturannya kegiatan latihan UKM ini masih berjalan, hanya saja saat diberikan surat pemanggilan, pihak UBTU tidak datang menghadap. “Jadi saat kita menawarkan bantuan, UBTU tidak membutuhkannya. Padahal kita sudah memanggil secara lisan dan surat,” tuturnya. Ketua UBTU, Fajrin Sukmajaya menjawab jika kepengurusannya sudah terbentuk tetapi belum disahkan. Saat itu BEMU sedang ada di dalam masa transisi jabatan sehingga tidak menerima pelantikan UKM. Merasa tidak digubris, Fajrin lantas mendatangi Kemahasiswaan yang saat itu masih dikepalai Aris Widiarso. Solusi ditawarkan Aris agar fokus saja mengurusi UBTU.
Tiga atlet yang berasal dari UKM UBBU, UBTU, dan Karate ketika memandang lahan parkiran Unisba. FOTO OLEH: FADHILA N. RIZKY
Polemik 'Gelanggang' Berujung
yang
Tiada
Sarana prasarana menjadi permasalahan yang dikeluhkan beberapa unit kegiatan olahraga, salah satunya mengenai peralatan. Zidney Fahmidyan ketua Softball mengungkapkan, mereka tidak memiliki peralatan yang lengkap untuk latihan. “Untuk sekarang kita meminjam alat ke Club OCBC NISP dan Gorgeous,” keluhnya. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Perisai Diri menuturkan hal yang sama. Melalui ketuanya Moch. Ilham, ia mengeluhkan mengenai alat latihan yang kurang memadai. Ditambah lagi, untuk membangkitkan Perisai Diri yang sempat vakum bukanlah hal mudah. “Sekretariat, samsak dan yang lain pun tidak ada. Dibandingkan dengan UKM di kampus lain, yang bisa maju karena didukung dari segi fasilitas. Kalau kami sulit untuk itu, kami berusaha memanfaatkan yang ada,” ujarnya ketika ditemui di ruang BEM Teknik. Menteri Dalam Negeri, Gustian Nurmauludin menanggapi persoalan ini, ia menyatakan Aikido telah divakumkan sementara. Sebab sudah tidak ada mahasiswa yang berminat mengikutinya serta latihan yang hanya dihadiri pelatih dan orang luar saja. Sedangkan UBTU dianggap tidak aktif oleh Gustian dengan alasan, kepengurusan unit ini belum dilantik serta tidak
Aldhi Rai Prandhana Ketua Tarung Derajat merasa UKM yang dipimpinnya tidak ada kesulitan, baik dari kepengurusan maupun dukungan dari kemahasiswaan. Namun ia mengeluhkan disatukannya sekretariat UKM yang dihuni Karate, Aikido, Taekwondo, Tarung Derajat dan English Learners Community (ELC).
44 | Suaramahasiswa.info | April 2016
LAPORAN KHUSUS
Tak hanya minimnya ruang sekertariat dan peralatan latihan. Beralih fungsinya lapangan voli menjadi tempat parkir, membuat beberapa UKM olahraga harus menyewa GOR atau lapangan. Seperti yang dialami oleh UBBU, UBTU, USBU dan Softball. Mereka terpaksa harus mengeluarkan biaya untuk berlatih di luar kampus. Dzicky Muhammad Sya’dan ketua UBBU mengaku, diberi anggaran oleh universitas senilai Rp 900.000,00 yang dibagi untuk biaya pelatih Rp 500.000,00 dan lapangan Rp 400.000,00. Dzicky menuturkan, biaya itu masih dinilai kurang. Sebab UBBU harus menyewa lapangan semi indoor milik Unpar yang dibandrol Rp 220.000,00/2 jam, dengan jumlah per bulanya Rp 660.000,00. Sehingga mereka harus merogoh kocek sendiri untuk menutupi kekurangan tersebut.
45 | Suaramahasiswa.info | April 2016
Permasalahan yang sama pun dihadapi oleh USBU dan Softball. Mereka harus memakai uang pribadi untuk menutupi kekurangan biaya sewa lapang. "Per orang yang latihan paling diminta Rp 10.000,00 jika ada uang sisa kita belikan minum satu dus," ujar Zidney. Mantan Kepala Bagian Kemahasiswaan periode kemarin berdalih, jika dana yang diberikan yayasan untuk UKM terbatas. “Kita (Baca: Unisba) lebih mengutamakan pendidikan, kalau olahraga itu sifatnya sampingan,” ujar Aris. Rektor Unisba, M. Thaufiq S. Boesoirie membenarkan sarana prasarana olahraga yang diberikan kurang memadai. Namun, untuk menanggulanginya ia sudah meminta pihak yayasan untuk mengaktifkan kembali lapangan basket dan tenis di Ciburial. Saat ditanyai mengenai
““
LAPORAN L KHUSUS K
Kalau mem Kalau memang lapanga kankan lapangan, h kan.kan. TapiTapi haru mahasi daridari mahasiswa
““
N
gerlu perlu dibuatdibuatakan lakuakita akan lakuus inisiatif adaada inisiatif anya dulu, ya dulu,
penggunaan rooftop gedung kedokteran untuk arena olahraga, Thaufiq akan menampung usulan tersebut. “Barangkali UKM bisa menetapkan sebuah tempat untuk kegiatan terlebih dahulu, lalu ajukan anggarannya,” ungkapnya. Koko Heryadi saat ditemui di ruangannya menjabarkan, untuk lapangan sepak bola tidak mungkin dimiliki Unisba, tapi jika lapangan voli atau futsal masih dapat diusahakan. Koko mengakui kendala Unisba ialah tempat, kendati begitu ia berharap dengan dibangunnya Tamansari 24 nanti, masalah ini sedikit teratasi. Menurutnya, untuk memanfaatkan ruang kosong di gedung Fakultas Kedokteran cukup sulit. Pasalnya tidak ada rencana awal untuk membangun arena olahraga di gedung tersebut.
FOTO OLEH: RESSY R. UTARI
Akan tetapi ketakutkan terbesar Koko saat akan merealisasikan lapangan di Ciburial ialah sia-sia. Baginya, jika lapangan sudah dibuatkan namun tidak terpakai, ini menjadi tidak berguna. “Kalau memang perlu dibuatkan lapangan, kita akan lakukan. Tapi harus ada inisiatif dari mahasiswanya dulu,” ucapnya.
Elegi Sang Juara, Tak Bisa Dipinggirkan Unisba sebenarnya mempunyai sejumlah prestasi dibidang olahraga, dilansir dari unisba.ac.id sejak tahun 2012 silam, berbagai medali berhasil diraih oleh kampus biru. Taekwondo, berhasil memperoleh satu emas, satu perak dan tiga perunggu di Kejuaraan Taekwondo Metro Cup, Polban Kyorugi Championship. Sedangkan Tarung Derajat menyumbangkan satu medali emas di kelas berat pada Kejuaraan Tarung Derajat Piala Walikota Bandung. Softball pun meraih prestasi kala menjadi runner up di Kejuaraan Softball PT Se-Indonesia ITT Cup. Setahun kemudian tepatnya 2013, Karate merengkuh Juara III di Kejuaraan Nasional Karate Terbuka Solo Cup V. Bagi Nanang A. Firdausi Kepala Bagian Kemahasiswaan, meskipun UKM merupakan penyaluran bakat dan minat, ia akan berusaha untuk memfasilitasinya. Nanang pun mengapresiasi prestasi yang Unisba rengkuh. Menurut Nanang ini sebuah kemajuan yang perlu ditingkatkan. Selain itu, Nan Rahminawati Ketua Badan Penjamin Mutu (BPM) menerangkan, prestasi olahraga mahasiswa dapat mempengaruhi peringkat Unisba ditingkat perguruan tinggi, yang dilakukan oleh Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ristek Dikti). "Nilai kemahasiswaannya masih nol, nah nilai ini yang harus ditinggikan agar tidak tersalip oleh perguruan tinggi yang lain," ujarnya.
UKM Taekwondo Unisba sedang melakukan latihan rutin yang bertempat di Pelataran Khez Muttaqien
46 | Suaramahasiswa.info | April 2016
LAPORAN KHUSUS
Adu Lempar Bola Panas UKM-F Hampir satu dekade Fakultas Psikologi mendirikan UKM-F di luar PD/PRT KBMU, regulasi terkait hal ini pun belum ada. Ditemui Suara Mahasiswa, Ketua BEM-F Psikologi berdalih “Tujuannya pun untuk prestasi juga." Pernyataan di atas tampaknya menggambarkan satu dari sekian situasi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Unisba. Seperti yang telah dijelaskan dalam tulisan sebelumnya, Unisba memiliki banyak UKM dengan segala polemiknya. Terkait hal itu, ternyata tidak semua mahasiswa mengikuti kegiatan tersebut. Pasalnya, beberapa fakultas ada yang memiliki komunitas serupa dengan UKM. Misalnya Law Fution yang merupakan komunitas sepak bola ditingkat Fakultas Hukum, yang saat ini diketuai oleh Ahmad Fikri. Menurutnya, cikal bakal terbentuknya Law Fution karena ada beberapa mahasiswa hukum yang mengikuti UKM di universitas dan merasa potensinya di organisasi tersebut tidak terwadahi. “Sebelum terbentuknya komunitas ini, ada beberapa mahasiswa hukum yang merasa bahwa dirinya tidak dianggap di UKM tersebut. Karena kalau ada event pasti orangnya itu-itu lagi sehingga tidak ada kesempatan buat yang lain,” ungkap Ahmad. Berbeda dengan Fakultas Hukum yang memiliki komunitas, Fakultas Psikologi memiliki UKM-F yang menunjang kebutuhan non-akademik mahasiswanya. Oky Mardiawan Kepala Bagian Kemahasiswaan Fakultas Psikologi membenarkan hal ini. Menurut Oky, organisasi tersebut sangat mendukung adanya kegiatan mahasiswa dalam fakultas. Karena dengan keberadaan UKM-F, bisa membantu mahasiswanya yang kurang aktif di luar. Selain untuk menampung minat dan bakat, pihak fakultas pun menjadikan UKM-F ini salah satu opsi untuk memenuhi SKS non-akademik yang harus ditempuh. “Pihak fakultas hanya bisa memberi support, yah karena UKM-F itu kan memang ada di bawah naungan BEM-F. Kami ingin mahasiswa Fakultas Psikologi bukan hanya berprestasi dalam bidang akademik, tetapi dalam non-akademik juga mampu mengembangkan potensinya,” ujarnya saat ditemui di ruangannya. Arfan Agung Ketua BEM-F Psikologi menerangkan, UKM-F ini sebelumnya adalah sebuah komunitas terstruktur dan akan menjadi UKM-F setelah adanya pengajuan. Namun, pihak DAM-F dan BEM-F terlebih dahulu harus melihat progres kegiatan dari komunitas tersebut. “Untuk pengesahan sebuah komunitas menjadi UKM, memang ada beberapa prosedur yang harus dilewati.
47 | Suaramahasiswa.info | April 2016
Dua pemain UKM USBU Unisba sedang asyik berlatih di lapangan voli, yang kini beralih fungsi menjadi parkiran mobil. Minimnya ketersediaan lahan, memaksa mereka melakukan latihan di sana. FOTO OLEH: N. ISTIHSAN
LAPORAN KHUSUS Reporter
Penulis
Ressy R. Utari Elgea Balzarie
Devi Fajriati N. M.
48 | Suaramahasiswa.info | April 2016
LAPORAN KHUSUS
Misalnya, jika sudah berjalan selama enam bulan dengan program kerjanya, baru boleh mengajukan untuk disahkan menjadi UKM Fakultas," ucap mahasiswa Psikologi angkatan 2013 tersebut.
“
Dalam PD/PRT salah satu poinnya menyebutkan, UKM harus memiliki representatif minimal tiga fakultas. -Dennis Mulya Septian-
Arfan menyebutkan ada lima UKM-F di psikologi; Kabaret Ungu (KBU), Kajian Sinema (KS), Psyche De Calcio (PDC), Basket (Psychobask) dan Kajian Ilmu Psikologi (KIMPSI). UKM-F ini hanya disahkan oleh pihak DAM-F, padahal untuk mendirikan sebuah UKM di Unisba, haruslah mengajukan pada BEMU dan selanjutnya dipertimbangkan dalam kongres Keluarga Besar Mahasiswa Unisba (KBMU). Dennis Mulya Septian angkat bicara menanggapi persoalan ini, menurutnya UKM di Fakultas Psikologi belum berkoordinasi secara resmi kepada pihak BEMU ataupun DAMU. Ia menjelaskan dalam PD/PRT salah satu poinnya menyebutkan, UKM harus memiliki representatif minimal tiga fakultas. Hal tersebut harus dipatuhi oleh setiap fakultas. “Mungkin kalau cuma kegiatan mahasiswa dalam fakultas saja, itu tidak menjadi masalah. Akan tetapi yang menjadi masalah, ketika dalam fakultas dibuat UKM,� ujar mahasiswa FEB itu. Mirza Firmansyah Ketua BEM-F Psikologi periode 2014-2015 ikut mengomentari, ia mengaku di tahun jabatannya pun tidak ada koordinasi dari pihak mereka ke BEMU maupun DAMU. "Karena sebenarnya UKM psikologi itu merupakan lembaga struktural semi otonom, yang kerjanya di bawah koordinasi bidang atau departemen BEM-F Psikologi," tuturnya. Kembali ke Dennis, ia pun menyarankan jika memang benar-benar ingin adanya UKM di tingkat fakultas, agar diajukan saat kongres nanti. Hasilnya akan menjadi sebuah aturan baru. Bila harus ada UKM-F dan memang sesuai dengan kebutuhan, akan dibahas pada kongres. Nantinya diserahkan pada forum.
49 | Suaramahasiswa.info | April 2016
Pasangan ganda putra UKM UBTU Unisba saat menghadapi Unpad di ajang Liga Mahasiswa, pada Kamis (14/3), yang dilselenggaakan di GOR Lodaya, Bandung. FOTO OLEH FADHILA N. RIZKY
SELAMAT ATAS DIRAIHNYA GELAR SARJANA Bobby Agung P. S.Ikom Pemimpin Umum Pers Suara Mahasiswa 2014-2015
Neneng Detty S. S.Si.
Bendahara Umum Pers Suara Mahasiswa 2013-2014
Harris Darussalam S.Ikom
Pemimpin Perusahaan Pers Suaramahasiswa 2013-2014
Sugiharto Purnama S.Ikom
Redaktur Pelaksana Pers Suaramahasiswa 2014-2015
Septian Nugraha S.Ikom Jurnalistik 2011 (Kontributor)
50 | Suaramahasiswa.info | April 2016
STATUS STATU OLAHRAGA OLAHRAGAD
UBTU UBTU
UBBU UBBU
USBU USBU
51 | Suaramahasiswa.info | April 2016 51 | Suaramahasiswa.info | Maret 2016
TAEKW TAEK
SOFTBALL SOFTBALL
Keterangan: Keterangan: Aktif Aktif
SUKM UKM DI DIUNISBA UNISBA
Tidak Aktif Tidak Aktif
SUMBER: DATA DATA LITBANG SM SM SUMBER: LITBANG
ONDO WONDO
TENNIS MEJA TENNIS MEJA
AIKIDO AIKIDO
KARATE KARATE
PERISAI DIRI PERISAI DIRI
52 | Suaramahasiswa.info | April 52 | Suaramahasiswa.info | Maret 20162016
SUARA FOTO SUARA FOTO
53 || Suaramahasiswa.info April 2016 53 Suaramahasiswa.info || Maret 2016
Seorang penari sedang dirias oleh rekannya sebelum tampil di hadapan masyarakat Kota Bandung pada Minggu (13/12/2015). Dalam acara ini, ratusan penari merak tampil di Jalan Asia Afrika, Bandung. (Vigor M. Loematta/SM)
54 | Suaramahasiswa.info | April 54 | Suaramahasiswa.info | Maret 20162016
Sosok Patri Handoyo saat diwawancara Suara Mahasiswa mengenai gagasannya tentang Narkoba di Kantor Rumah Cemara Jalan Geger Kalong Girang no. 52, Sukasari, Kota Bandung, Jawa Barat pada (11/3). Ia menjelaskan, untuk melawan narkoba pemerintah harus mengontrol dan mengawasi peredarannya.
Patri Handoyo, Melawan Seraya Berdamai dengan Narkoba TEKS & FOTO OLEH: VIGOR M. LOEMATTA
Menjadi pembela korban yang terpinggirkan atas penggunaan narkoba ilegal dan HIV, merupakan jalan hidup yang dipilih oleh Patri Handoyo. Hal itu terjadi, kala di bulan Januari 2003, Patri bersama empat orang temannya yang juga mantan pengguna narkoba menciptakan program Rumah Cemara. Program ini dibuat untuk mengubah stigma bangsa Indonesia, kepada insan-insan yang mengidap HIV/AIDS, serta pengguna narkoba. Agar tidak ada diskriminasi yang berujung pada termarjinalkannya korban narkoba.
55 | Suaramahasiswa.info | April 2016
Patri Handoyo, Melawan Seraya Berdamai dengan Narkoba
“
Pemerintah sebenarnya sudah punya narkoba buatan sendiri. Namanya Methadone dia itu turunan dari heroin dan gunanya untuk rehabilitasi pecandu dan pereda rasa sakit, -Patri Handoyo-
Lahir di tanah betawi 38 tahun silam, Patri Handoyo sudah mencicipi narkoba sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Dekat dengan narkoba yang akhirnya menjadi titik tolak Patri melawan narkoba. Hal tersebut terjadi tatkala melihat teman-temannya yang bernasib kurang baik akibat penggunaan napza. Sebab banyak kawannya yang terkena penyakit HIV/AIDS, bahkan sampai harus meregang nyawa. Dititik itulah, Patri ingin ‘berjuang’ namun ia melawan dengan caranya sendiri. Pria yang telah berkecimpung belasan tahun di dunia penanganan pemakaian napza ini, mengabdikan hidupnya untuk kegiatan sosial, seperti menjadi Wisma Adiksi, Cinere (1999) di mana ia menjadi Staf Konselor Perawatan Ketagihan Napza. Konsultan dan Pendiri–Rumah Cemara Bandung (2003-sekarang), Harm Reduction Technical Officer –Kemitraan Indonesia Australia (2005), Peneliti–Intuisi,Inc. (2011-sekarang). Buah pikir Patri lalu dibahas dalam “War on Drugs” yang menjadi salah satu buah karyanya. Buku ini berisi sejarah perang antara negara lain di dunia, serta Indonesia menghadapi napza. Selain itu, di dalamnya juga menjelaskan tentang manfaat dari masing-masing benda haram tersebut. Ayah beranak dua itu mengungkapkan gagasannya tentang cara menanggulangi napza. Gagasan Patri yakni meregulasi kembali kebijakan terkait pengaturan napza. Ia menilai, cara pemerintah sekarang yang melarang peredaran dan penyalahgunaan tidak berpengaruh banyak dengan peredarannya di masyarakat. Malah, produsen dan pengguna narkoba semakin menjamur. “Ketika suatu komoditas dilarang apapun itu. Contohnya miras di
Bandung, sudah tidak boleh jual minuman keras tapi tetap saja ada karena sudah dikonsumsi orang-orang Bandung. Pasti ada pasar gelapnya, narkoba pun seperti itu,” ucap pria berambut gondrong itu. Patri pun menjelaskan, salah satu aksi dari gagasannya, dengan melakukan mediasi dengan pemerintah. “Sudah beberapa kali dilakukan mediasi. Hanya satu yang selalu menghindar untuk diajak bertemu, yaitu Badan Narkotika Nasional (pusat),” ucapnya lagi. Patri menguraikan, banyaknya jumlah korban dari napza menimbulkan stigma negatif di masyarakat terhadap penggunanya. Menurutnya, bila tidak ada stigma yang negatif, akan ada kontrol sosial terhadap para pengguna narkoba. Sehingga masyarakat bisa mengawasi lingkungannya, dan tidak menghakimi melainkan merangkul bila ada anggota masyarakatnya yang memakai narkoba, jelas Patri. Selain itu, bila bangsa ini ingin menang melawan narkoba kita harus berdamai dengan barang itu. “Sudah mending berhenti aja perangnya, kita damai aja dengan cara pemerintah menguasai dan mengatur peredaran narkoba,” ucap ia sambil menguncir kuda rambutnya. Kemudian ia berkisah, bahwa negara kita ini sudah memproduksi satu jenis narkoba dan mengatur peredarannya secara resmi, “Pemerintah sebenarnya sudah punya narkoba buatan sendiri. Namanya Methadone dia itu turunan dari heroin dan gunanya buat rehabilitasi pecandu dan pereda rasa sakit,” ujarnya. Methadone diproduksi oleh salah satu perusahaan yang bergerak di industri farmasi, dan diedarkan untuk sampai ke
pasien rehabilitasi melalui fasilitas kesehatan yang telah ditunjuk oleh pemerintah. Ia memaparkan, bahwa narkoba itu hanya bisa diakses golongan tertentu, seperti pemakai dan penggunaan serta aksesnya diawasi ketat oleh dokter. Untuk mendapatkan narkoba ini pasien harus diwawancara dan minimal telah kecanduan opioid (narkoba yang berasal dari tanaman opium) selama setahun terakhir dan sudah berusaha mengikuti program rehabilitasi yang lain. Sudah saatnya pemerintah merenungkan, apakah kebijakan yang sudah hampir setengah abad diterapkan untuk narkoba di negeri ini (pelarangan) mengakibatkan keuntungan atau justru kerugian bagi negara. Pihak yang diuntungkan hanya bandar, penjahat, dan sindikat perdagangan narkoba. “Negara sudah saatnya mengakui bahwa narkoba itu adalah komoditas bukan setan yang harus diberantas. Sebagai komoditas, narkoba perlu dikendalikan bukan dilarang. Pelarangan justru akan menimbulkan pasar gelap,” tegasnya. Ginan Koesmayadi, salah seorang pendiri Rumah Cemara menilai Patri mempunyai sudut pandang yang lain dalam menghadapi suatu masalah. Pria berambut mohawk ini menuturkan pula, jika tulisan Patri mampu membuat orang yang membaca merasakan keresahan yang dirasakan olehnya, dalam menghadapi suatu masalah. Baginya, Patri seorang yang memiliki gagasan untuk kepentingan orang banyak serta mempunyai pemikiran-pemikiran yang berbeda dari orang lain “Patri itu visioner, dia punya visi dalam ideologinya,” ucapnya yang sekaligus teman Patri.
56 | Suaramahasiswa.info | April 2016
Perjalanan
Paris van Java, Pesiarnya Sejarah TEKS & FOTO OLEH VIGOR M. LOEMATTA
‘Real museums are places where time is transformed into space. -Orhan Pamuk
Seorang melihat-lihat beberapa senjata yang dipajangkan di museum Mandala Wangsit Siliwangi. Senjata tersebut yang digunakan pada masa perang kemerdekaan. Ia berkunjung pada Kamis (7/4) sore.
Kota yang terletak di jantung Jawa Barat ini, memang memiliki sejuta pesona untuk dijelajahi. Selain wisata belanja dan kuliner yang menjadi primadona, Kota Kembang juga memiliki wisata edukasi, yakni museum yang bisa menjadi alternatif destinasi. Hal ini, menarik perhatian Suara Mahasiswa untuk menyusuri tempat–tempat yang menyajikan cerita dan sejarah beserta bukti otentik di dalamnya. Beberapa museum yang berada di kota dengan julukan Paris Van Java, akan kami sambangi dengan suguhan keunikan masing-masing tempatnya.
57 | Suaramahasiswa.info | April 2016
Paris van Java, Pesiarnya Sejarah Museum Mandala Wangsit Siliwangi Bergerak ke museum pertama yang kami kunjungi, yaitu museum Mandala Wangsit Siliwangi. Museum ini mengisahkan tentang perjuangan rakyat Jawa Barat dan Divisi III Siliwangi semasa penjajahan hingga setelah kemerdekaan. Terletak di Jalan Lembong no.38 Bandung, tentu dapat dijangkau dengan mudah karena terletak di tengah kota. Namun sayang, museum ini nampak sepi saat kami datangi, padahal pengunjung tidak dipungut biaya. Cukup dengan mengisi buku tamu, bisa menikmati Museum Mandala Wangsit Siliwangi sepenuhnya. Nama museum sendiri diambil dari Bahasa Sanskerta yang memiliki arti untuk menyampaikan pesan Siliwangi. Bangunan penuh sejarah ini memiliki dua lantai yang siap untuk disantap bagi penikmat sejarah. Saat masuk ke tingkat pertama, kami disuguhi oleh Bedug Simareme yang pernah digunakan Kiai Ahmad Dahlan dari Singaparna. Berjalan lebih dalam, terdapat satu set meja dan kursi yang pernah dipakai untuk merundingkan kemerdekaan Indonesia, oleh para bapak bangsa di Rengasdengklok. Langkah kaki membawa kami ke lantai dua museum yang dibangun pada tahun 1926 ini, terdapat jajaran panji dari kodim yang berada di wilayah Kodam III SIliwangi. Lalu, terpampang foto para panglima yang pernah mengkomandoi Kodam III Siliwangi, seperti Kolonel A. H. Nasution yang menjadi komandan pertama, sampai Mayjen Hadi Prasodjo yang memimpin sampai hari ini. Di ujung lantai dua, terdapat sebuah ruangan khusus yang digunakan untuk menyimpan benda pusaka dari kerajaan Pajajaran, juga bersemayam keris serta tiga ekor patung macan yang garang. Ucu Prihadi, sang pemandu wisata di museum tersebut menjelaskan keunikan yang ada di sana. Menurutnya, sejarah bangunan yang merupakan peninggalan kolonial Belanda membawa keunikan tersendiri. “Bangunan asli sekarang digunakan untuk aula. Dulu museum berada di bangunan utama yang peninggalan Belanda,” jelas pria berambut cepak itu.
Museum Sri Baduga Suasana halaman depan museum Sri Baduga terlihat sepi pada Kamis (7/4). Museum ini terletak di Jalan BKR no.185, Kota Bandung.
Setelah menyambangi Mandala Wangsit Siliwangi, kami bergerak ke arah Tegal Lega. Menuju Museum Sri Baduga. Perkembangan wilayah Jawa Barat dari zaman prasejarah sampai hari ini, yang di dalamnya mengandung aspek sosial, budaya hingga geografisnya, terceritakan di museum yang bersebrangan dengan Taman Bandung Lautan Api. Tempat ini nampak lebih ramai dari museum sebelumnya. Tiket seharga Rp 3.000 ditebus oleh Suara Mahasiswa untuk menjelajahi masa lalu Jawa Barat.
Sebuah bale dengan manikin seorang wanita yang sedang membaca kitab suci Al-Quran menjadi pemandangan pertama saat memasuki lantai dua museum. Di area tersebut dijelaskan masuknya Islam ke Jawa Barat. Juga ada bentuk macam–macam atap rumah sunda, seperti suhunan julang ngapak, badak heuay, dan jubug nangkep. Masuk lebih dalam, sebuah diorama ruang kelas pada masa pemerintahan Kolonial Belanda tersuguhkan di sana. Tak hanya itu, ada juga sebuah contoh dapur tradisional lengkap dengan instrumen Saat pertama kali masuk, di samping memasak dari jaman pra-sejarah, dan meja resepsionis kami langsung dengan Pak Flintstone yang sedang disuguhi lukisan Sri Baduga Maharaja menggunakannya. serta replika prasasti batu tulis. Tatkala memasuki bangunan, kami Naik tangga sedikit sudah sampai di menemui sebuah maket danau lantai terakhir museum. Di area ini Bandung Purba. Yang membuktikan, terdapat mata uang yang pernah bahwa Bandung dulunya adalah berlaku di Indonesia seperti gulden, danau. Selain itu, masih di tempat orida, dan uang yang dikeluarkan yang sama terdapat beberapa fosil kekaisaran Jepang saat menduduki seperti stegodon (gajah purba) dan nusantara. Ada juga unsur kesenian kepala kerbau purba. dari Jawa Barat, seperti satu set lengkap wayang golek serta angklung Keluar menuju sebuah tempat dan dua set gamelan. Sebuah etalase terbuka di tengah, terdapat miniatur yang berisi mainan tradisional Jawa goa yang di dalamnya berada sebuah Barat seperti congklak, beklen, dan fosil manusia purba. Di sebelah goa layang-layang juga menghiasi lantai terdapat infografik tentang perkem- tiga pada bangunan ini. bangan evolusi manusia dari zaman purba sampai homo sapiens, serta Di sini juga terdapat sebuah ruangan dilengkapi dengan fosil tengkorak khusus yang menyimpan koleksi masing–masing generasi manusia. berharga, yang disebut ruang masterBerjalan ke arah tangga museum, piece. Iip Syarif Hidayat seorang terlihat arca dewa–dewa agama pemandu wisata di Museum Sri Buddha. Ditambah benda–benda dari Baduga menjelaskan, salah satu kepercayaan animisme dan koleksi di ruang masterpiece adalah dinamisme. mata uang Gunting Syarifudin. “Ada juga koleksi masterpiece yang bisa Pergi ke atas menaiki tangga, kami dilihat adalah kereta kencana yang diarahkan ke lantai dua museum. ada di depan museum,” ucapnya.
58 | Suaramahasiswa.info | April 2016
Perjalanan Museum Pos Indonesia Setelah mata dimanjakan oleh sejarah penuh tataran Sunda di Museum Sri Baduga, Suara Mahasiswa bergerak ke utara Bandung menuju Jalan Cilaki no.73, untuk melihat bus surat di Museum Pos Indonesia. Sama seperti Museum Mandala Wangsit Siliwangi, tempat ini tampak sepi saat disambangi. Museum ini, ternyata satu komplek dengan Gedung Sate di jantung Kota Bandung. Sebelum diresmikan kembali pada 27 September 1983, tempat yang sudah ada sejak tehun 1931, awalnya hanya untuk kalangan internal Pos dan tidak terawat. Tak perlu membayar tiket, kami cukup mengisi buku tamu lalu masuk ke ruang pameran. Terletak di gedung tua dan di bawah tanah, tak menyurutkan nyali untuk turun ke ruang pameran. Memasuki pintu, mata langsung disajikan jejeran bus surat dari zaman penjajahan Belanda. Berbelok ke kiri terdapat prangko emas peringatan satu tahun meninggalnya Tien Soeharto dan haul 30 tahun sang proklamator, Soekarno. Prangko pertama di dunia
yang disebut Penny Black terbitan Inggris pada tahun 1800-an juga ada di sana. Di tempat yang dahulu bernama Museum Pos, Telepon, dan Telegram (PTT) ini, ada juga beberapa alat yang dahulu digunakan untuk melayani jasa pos dan giro seperti timbangan dan alat hitung yang berbentuk seperti mesin tik. Kemudian, ada vending machine benda pos seperti prangko dan kartu pos. Beberapa foto pembuatan prangko dari proses desain hingga pencetakan juga nampak menghiasi museum ini. Dwi Sri Prihatini selaku pelaksana tugas museum dan perpustakaan pos menjelaskan, selain prangko emas terdapat juga replika surat dengan tinta emas dari kerajaan–kerajaan di nusantara. “Mengapa replika? Karena pada zaman penjajahan surat–surat itu tidak diperhatikan pada saat itu, maka dikumpulkan oleh Sir Stamford Raffles dan dibawa ke Inggris, kita hanya diberikan replikanya saja,� kisahnya.
Suasana museum Konferensi Asia Afrika (KAA) pada Minggu (6/3). Beberapa pengunjung terliahat sedang selfie di ruang utama museum tersebut.
59 | Suaramahasiswa.info | April 2016
Paris van Java, Pesiarnya Sejarah Museum Konferensi Asia Afrika (KAA) Sejarah Pos di Indonesia sudah dipelajari, kami bergerak menuju salah satu tempat bersejarah di Bandung, yaitu Jalan Asia Afrika. Guna melihat sejarah tentang bersatunya negara di dua benua; Asia dan Afrika. Museum KAA ini, mengambil tempat di Gedung Merdeka. Pada saat memasuki gedung yang dibangun pertama kali pada tahun 1895, kami diarahkan menuju meja resepsionis untuk mengisi buku tamu seperti di Museum Pos. Ternyata turis yang datang cukup banyak, bahkan ada yang berasal dari mancanegara. Para turis terlihat mengamati diorama Bung Karno saat memberikan pidatonya di tahun 1955. Selain itu, tersimpan kamera yang digunakan untuk mendokumentasikan kegiatan, serta alat pencetak foto. Ada juga naskah dasasila Bandung yang merupakan hasil dari KAA dalam berbagai bahasa. Ditambah foto–foto saat konperensi tingkat tinggi ini diadakan. Museum yang buka setiap hari dari pukul 08.00-16.00 kecuali di hari Senin ini, memiliki ruang utama bergaya art deco yang menjadi tempat dilaksanakannya KAA pertama kali. Ruang ini dibiarkan tetap sama sejak pelaksanaan KAA pertama pada tahun 1955. Semua furnitur dibiarkan asli seperti meja dan kursi, masih kokoh digunakan hingga sekarang. Pengunjung pun bisa menyaksikan pemutaran film dokumenter KAA. Karena hanya dibiarkan menjadi gedung tua, Mochtar Kusumaatmadja sebagai Menteri Luar Negeri pada kabinet pembangunan IV mencetuskan pembentukan museum ini, tutur Elda Tartila, selaku pemandu di sana. Ia bercerita museum ini merupakan satu–satunya museum yang membahas konperensi pertama di dunia yang mencakup semua kulit berwarna.
Seorang pengunjung sedang memperhatikan manekin siswa SD yang memvisualisasikan kegiatan dikala istirahat. Manekin tersebut merupakan koleksi dari museum Pendidikan Nasisonal. Ia berkunjung ke tempat ini pada Kamis (10/3).
Museum Pendidikan Nasional (Mupenas) Setelah dari Museum KAA, Suara Mahasiswa mengunjungi Mupenas Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), sebuah museum yang bertemakan pendidikan, menjadi akhir perjalanan ‘sejarah’ kami. Buka setiap hari kecuali Senin dan hari libur nasional, museum ini beroperasi dari pukul 08.00-16.00 untuk weekdays dan satu jam lebih lama pada Sabtu dan Minggu.
bisa digunakan pengunjung, untuk bermain game interaktif yang mengasah otak, serta berfungsi juga untuk media belajar pengunjung.
Berlanjut ke lantai tiga, kami menyaksikan beberapa pengunjung yang sedang berinteraksi dengan komputer canggih. Komputer ini dilengkapi dengan sensor yang bisa mendeteksi pergerakan tangan user, Setelah membayar tiket seharga Rp rupanya ini bentuk pendidikan di masa 5.000 di lobby, kami masuk ke lantai depan yang dipamerkan di Mupenas pertama dari lima tingkat gedung ini. UPI. Suara Mahasiwa diarahkan ke ruang audio visual untuk melihat video profil Menurut Muhammad Rasyid salah satu museum. Di dalam sudah banyak pengunjung, yang paling menarik dari pelajar yang saling bercengkrama museum ini, adalah bagian Ki Hajar sembari menunggu. Masuk lebih Dewantara karena beliau adalah bapak dalam, ada diorama satu keluarga pendidikan bangsa. “Saya mendapat manusia pra aksara saat berburu, sang banyak manfaat dan ilmu yang baru ayah mengajarkan putranya berburu dari museum ini. Apalagi museum dan ibu menjelaskan cara mengolah bertemakan masa depan,” ulas siswa hasil buruan kepada putrinya. Rupanya SMP Negeri 3 Rancaekek tersebut. itu proses pendidikan di masa yang sudah lama berlalu. Setelah itu, ada *** juga proses pendidikan berbasis agama Memang tak ada habisnya pesona yang yang masuk ke Indonesia, ada bebera- ditawarkan kota tercinta, sejarah dan pa maket rumah ibadah yang dahulu kisah pun turut memberi warna. digunakan sebagai tempat pendidikan. Seperti oase di tengah gersangnya gurun, museum bisa menjadi pemuas Di lantai dua museum yang bertempat dahaga di tengah jenuhnya daya tarik di area kampus UPI di Jalan Setiabudi yang tak lagi menarik. Sudah waktunya no.229 Bandung ini, menyimpan menengok sisi yang berbeda, sisi yang berbagai koleksi alat tulis dari zaman memberi edukasi serta emosi yang dahulu yang berbentuk kepingan batu. sudah lama tak dirasa. Layaknya Lalu, ada diorama proses belajar ucapan salah satu bapak bangsa, mengajar pada jaman kolonial. Di sini jangan sekali-sekali meninggalkan juga, ada beberapa komputer yang sejarah.
58 | Suaramahasiswa.info | April 2016
Musik
Hanyaterra, Tak Hanya Tanah TEKS OLEH: RISKA ANDRIYANI FOTO DOK. PRIBADI
Disadari atau tidak, nuansa etnik khas nusantara tengah ramai diusung oleh sejumlah grup musik. Semisal beberapa track di album Sinestesia-nya Efek Rumah Kaca, atau lagu Alam Raya milik Reyhan The Daydreamers. Begitu pun oleh sekelompok pemuda asal Jatiwangi yang menamakan dirinya Hannyaterra.
terkejut adalah ekspresi yang akan menyusul. Pasalnya, semua alat musik yang dimainkan Hanyaterra berbahan dasar tanah liat, sama seperti bahan baku pembuatan genteng yang menjadi ikon daerah Jatiwangi.
Berkat keunikan tersebut, tak jarang membuat ketiganya melanglang buana keliling Indonesia, seperti Bandung, Padang, Surabaya, sampai ke Digawangi Ahmad Thian, Tedi En dan Iwan Ibu Kota. Bahkan Ketiganya pun pernah Maulana, band asal Majalengka ini menamai melenggang kesejumlah negara, semisal genrenya Keramik Kekinian, setidaknya begitu Polandia, Malaysia dan Jerman. yang mereka tulis dilaman facebook Hanyaterra. Dengan single ‘Hulu Hilir’ yang cukup Di salah satu cafe bilangan Sersan Bajuri, familiar itu, ketiganya sukses menelurkan mini Ahmad Thian sang frontman bercerita kepada album dengan ngaran ‘Janji Tanah Berani’. Suara Mahasiswa, dari mulai musik, Jatiwangi, Namun, keunikan band yang dibentuk 2007 hingga rencana mereka kedepan. Berikut silam tak sampai disitu saja. Bila anda menge- kilasannya; tik ‘Hanyaterra’ di mesin pencari, mungkin
61 | Suaramahasiswa.info | April 2016
Hanyaterra, Tak Hanya Tanah
1. Apa arti dari Hanyaterra? Hanyaterra berati hanya tanah. Nama tersebut diambil dari dua bahasa, yakni Bahasa Indonesia dan Yunani kuno. Sebab, di Yunani juga terdapat peradaban keramik. Selain itu, di daerah Jatiwanginya sendiri terdapat pabrik genteng yang nama depannya ‘Terra’. 2. Saya melihat dari judul, apakah Hanyaterra selalu mengaitkan karyanya dengan “tanah”? Tidak juga, sebab apa yang kita bikin adalah apa yang kita lihat di sekeliling kita. Kebetulan Hanyaterra lahir dari daerah Jatiwangi yang terkenal akan tanahnya. Jadi, kita mengeluarkan lagu dengan berbau tanah. Lebih menjiwai. 3. Kita mengenal Hanyaterra memaikan instrumen berbahan dasar tanah, bisa tolong ceritakan kerumitan dalam membuatnya?
mau manggung, karena alat musik ini riskan pecah. 6. Bisa ceritakan pengalaman selama manggung dengan instrumen seriskan itu? Sering sekali alat musik tersebut pecah ketika manggung. Seperti suling tanah, terranika dan sadatana pecah. Dulu, pernah kami memaikan tiga sadatana, tapi pecah semua. Kita membawa cadangan sadatana untuk dimainkan, namun ternyata karakternya tidak sama. 7. Siapa influence Hanyaterra? Salah satunya musisi balada, ‘Mukty-Mukty’. Ia merupakan orang yang sangat berpengaruh bagi kami. Beliau memberikan nasehat yang selalu membuka sudut pandang kami. 8. Seberapa dekat Hanyaterra dengan Jatiwangi?
Cukup rumit, dikarenakan pembuatannya yang lama. Setiap personil Hanyaterra dituntut harus bisa membuat alat musiknya sendiri, meskipun ada sentuhan tangan orang lain. Beberapa alat musik yang kami ciptakan dari tanah liat, seperti terranika (gamelan bilahan genteng), pembuatannya memakan waktu tiga hari sampai seminggu. Selain itu ada gitar dan bass yang menghabiskan sepuluh hari dalam pembuatannya, itupun tergantung cuaca.
Kami tergabung dalam Jatiwangi Art Factory, tepatnya dalam Divisi Konsorsium Musik Keramik. Tiap tiga tahun sekali kami rutin mengadakan Ceramic Music Festival, di sana kami mengajak warga Jatiwangi untuk membunyikan tanah Jatiwangi. Sering kali kami mengundang musisi dalam dan luar negeri untuk saling bertukar cerita.
4. Mengapa memilih tanah liat?
Tahun 2016 ini, kita bakal bikin full album. Saat ini sudah mulai persiapan seperti materi, latihan untuk memastikan karakternya dan rekaman.
Karena, kita terlahir dari Jatiwangi yang terkenal dengan tanahnya, maka kita memanfaatkannya. Selain itu, mungkin memakai sound yang berkarakter angin, sebab salah satu unsur kehidupan adalah angin dan Majalengka terkenal dengan kota angin.
9. Ada rencana apa nih Hannyatera di 2016?
5. Apa kelebihan dan kekurangan alat musik yang terbuat dari tanah liat? Plusnya yaitu, beda dari yang lain dan itu sudah pasti. Minusnya yaitu, selalu deg-deg-an ketika
Hanyaterra sedang beraksi di hadapan penonton saat acara Ceramic Music Festival pada hari Rabu (11/11) yang diselenggarakan di Desa Jatisura Kecamatan Jatiwangi, Jawa Barat. acara ini merupakan apresiasi dan perayaan atas lahirnya musik dari instrumen yang berasal dari tanah liat.
62 | Suaramahasiswa.info | April 2016
Musik
TEKS OLEH RIFKA SILMIA S.
Mengalun Nada Sendu 'Patah Tumbuh Hilang Berganti' Setelah sukses dengan album perdana berjudul “Berjalan Lebih Jauh”, Banda Neira kembali dengan album barunya yang bertajuk “Yang Patah Tumbuh Yang Hilang Berganti”. Tepat pada tanggal 16 Februari 2016, album fisiknya sudah dirilis di pasaran. Dua cakram CD yang berisikan 15 lagu terbungkus apik dalam satu album. Lagu–lagunya yakni Matahari pagi, Sebagai Kawan, Pangeran Kecil, Pelukis Langit, Utarakan, Biru, Bunga, Sampai Jadi Debu, Langit dan Laut, Re: Langit dan Laut, Mewangi, Derai–Derai Cemara, Tini dan Yanti,
Benderang dan Yang Patah Tumbuh Yang Hilang Berganti. Dalam garapannya, Banda Neira turut menggandeng beberapa musisi seperti Gardika Gigih, Layur, dan Jeremia Kimosabe. Alunan musik yang lebih tenang dan mellow mendominasi dalam album kali ini. Permainan tuts piano, petikan gitar, dan dentingan xylophone melengkapi kesenduan lagu tersebut. Seperti lagu utama, Yang Patah Tumbuh Yang Hilang Berganti. Suara merdu Rara dan Ananda bersatu padu dengan musik
yang mengalun indah, menenangkan. Tak hanya piawai dalam bermain nada, duo yang mengaku memiliki proyekan iseng tapi bertanggung jawab ini menuliskan tiap barisnya kental akan sastra. Misal, kata–kata yang ada pada lagu Sampai Jadi Debu, mengisahkan dua sejoli yang saling mencintai sampai akhir hayat, sampai mereka jadi debu. Lirik ku di liang yang satu, ku disebelahmu mempertegas bahwa sepasang kekasih itu selalu bersama, sampai pada liang lahat pun ingin bersebelahan.
Balada ‘Terang, Berpijar, Harapan’ TEKS OLEH NORIS THAMHER Berangkat dari ajakan trio folk asal Bali Dialog Dini Hari, pada Endah N Rhesa untuk membuat lagu baru, lahirlah title “Terang, Berpijar Harapan” yang mulanya mereka garap dengan berbalas e-mail. Jarak dan waktu tidak mematahkan proses produksi single kedua ini, hingga aransemen pun harus dibuat saat sejoli jazz keluaran Jakarta mengisi salah satu konser di Pulau Dewata. Dua band kenamaan tersebut, terlibat dalam Kolaborasi Pop Folky, Dialog Dini Hari Endah N Rhesa (DDHEAR), dengan line up Endah Widiastuti (Vokal/Gitar), Dadang
Pranoto (Vokal/Gitar), Rhesa Aditya (Bass), Brozio Orah (Bass/Piano), Deny Surya (Drum), yang telah meretaskan sebuah EP digital bertajuk ‘Parahita’, berisikan dua materi lagu baru dan dua repack age, tiga hari sebelum gerhana matahari total Maret lalu. Terang, Berpijar Harapan diramu untuk menyentuh hati, perpindahan Brozio yang terbiasa membetot Bass beralih ke piano, serta liriknya yang bercerita tentang seseorang yang menciptakan lagu saat kesepian melanda, lalu berharap ada waktu
63 | Suaramahasiswa.info | April 2016
yang tepat untuk mengungkapkan pada sang pujaan hati dengan bernyanyi. Terbungkus ‘anggun’ dalam durasi tiga menit empat puluh delapan detik. Biasanya satu part dalam lagu kerap dihiasi scat singing atau petikan khas milik Endah, kali ini tidak ada, namun ia merasa tidak mudah saat proses mengkaryakannya. “Lagu ini lebih sulit dari yang lainnya, karena moodnya ballad, harus menahan emosi, dan lagunya menurut saya personal sangat dalam artinya,” ujar wanita berkacamata bulat itu.
Mahasiswa Berprestasi
Geluti Semangat Juang, Ini Dia Mahasiswa Tambang TEKS MUTIARA AMALIA FOTO FADHILA N. RIZKY
Memiliki banyak aktivitas bukan halangan bagi pengena seragam kuning, di kampus biru dalam mewujudkan mimpi. Ia dengan semangat tinggi bertekad menggapai apa yang dicita-citakan agar bisa membahagiakan kedua orang tua. Bernama legkap Devi Diansyah R. Pratama, ia adalah salah seorang Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung. Devi Masuk pada tahun 2012, dengan beralmamater Jaket Kuning (Jakun). Alasan ia ‘tuk memilih Teknik Pertambangan, dilatarbelakangi karena ingin mengelola kekayaan alam dan meningkatkan nilai tambah dari sumber daya alam itu sendiri.
Indeks Prestasi Kumulatif yang ia miliki membawanya mewakili Fakultas Teknik Pertambangan Unisba, dalam Olimpiade Fisika Nasional pada tahun 2013. Devi merasa senang dan bersyukur dapat mengikuti kegiatan tersebut, karena Unisba untuk pertama kalinya ikut serta dalam olimpiade. Namun persiapan yang kurang matang tak mengantarkannya pada kemenangan.
Pria kelahiran Desember 1994 ini pun memiliki segudang aktivitas baik di dalam maupun di luar kampus. Ia ikut aktif dalam Himpunan Mahasiswa Teknik Pertambangan (HMTP), serta dipercaya pernah menjadi ketua himpunan tersebut. Selain itu, saat ini Devi mengemban amanat menjadi asisten lab tambang prodi Teknik Pertambangan.
Menurut pria tambang yang pernah kerja praktek di Heidelbergcement Group Purwakarta ini, manejemen waktu merupakan hal yang penting. Semisal, ia dapat menyeimbangkan perolehan nilai pada kuliah teori serta praktikum. Sementara untuk ranah himpunan, ia total berorganisasi di dua bulan pertama suatu semester karena belum padatnya tugas. Memasuki bulan-bulan berikutnya, porsi organisasi pun mulai ia kendorkan untuk maksimal di ranah akademik.
Mendapat peluang kerja, juga menambah uang saku adalah salah satu keuntungannya menjadi asisten lab. Saat mengajar, Devi merasa bangga, “Apa lagi pas ngajar kakak angkatan yang dulunya ngospek saya, sekarang saya yang ngajarin mereka. Ngerasa bangga tapi agak deg-deg-an juga sih,” ujar mahasiswa tambang itu. Devi Diansyah, mahasiswa fakultas teknik yang sanggup berprestasi baik akademik maupun organisasi.
Segudang kesibukannya, tidak menjadi halangan untuk Devi berprestasi. Bahkan pencapaiannya melebihi mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi. Pemilik IPK 3,7 ini dapat berbangga hati dengan prestasi akademiknya di fakultas yang kaya tugas itu.
Lulus empat tahun dengan predikat cumlaude serta menyelesaikan amanat menjadi Ketua HMTP, adalah target pria tiga bersaudara ini. Sama halnya dengan mayoritas mahasiswa ia berharap menyelesaikan kuliah tepat waktu. Setelah lulus, ia bercita-cita dapat membuka usaha distributor bahan pertambangan, “pokoknya semakin sukses, dan semoga himpunan tambang bisa menjadi himpunan terbaik di Unisba,“ harap Devi.
64 | Suaramahasiswa.info | April 2016
Pujangga
TEKS OLEH INSAN FAZRUL R. ILUSTRASI OLEH HASBI ILMAN H.
65 | Suaramahasiswa.info | April 2016
Memanggil Untuk di Panggil Kembali
Hujan deras di luar membuatku enggan untuk melangkahkan kaki ke Masjid. Tetanggaku pun sama, mereka nampaknya memilih untuk salat Maghrib di rumahnya masing-masing. Adzan tetap berkumandang, melawan kegaduhan air hujan dengan suara muadzin yang merdu. Sudah hampir satu bulan masjid kosong itu kini selalu hangat dengan kumandang adzan di setiap lima waktunya, padahal bulan kemarin masjid itu layaknya rumah kosong karena sang marbot meninggal dunia. Seorang pemuda pindahan “entah dari mana” kini menjadi muadzin tetap masjid yang bernama Al-Mukhlis. Dulunya suara adzan Al-Mukhlis selalu terdengar disetiap waktu salat, beberapa jamaah pun sering berjamaah di sana, Maghrib dan Isya menjadi waktu favorit beberapa orang. Menjadi suatu persoalan saat marbot masjid yang dulu sebulan lalu meninggal dunia, rumah Allah ini menjadi hening selama 30 hari, tidak ada kumandang adzan. Masyarakat di sekitar lebih memilih masjid yang lain untuk salat berjamaah, mereka enggan untuk sekedar adzan atau memakmurkan masjid tua itu. Sama halnya denganku, kesibukan kerja membuat salatku kebanyakan berada di masjid kantor, pulang hampir larut dan jarang sekali aku menjamah masjid Al-Mukhlis. Dalam satu RW di daerahku masjid bisa berdiri hingga tiga, namun ketiga masjid itu makmurpun tidak, hanya lima jamaah mungkin di masing-masing masjid. Ada baiknya memang dalam satu RW hanya ada satu masjid, tapi entahlah, aku pun salat berjamaah di sini sudah sangat jarang. Permasalahan yang dapat dijumpai di Indonesia kini; masjid menjamur, bahkan ada yang berdekatan, tapi megah saja, tidak dimakmurkan. Mungkin jika ada satu masjid saja ditiap RW setidaknya bisa terlihat sedikit ramai, mungkin. *** Kumandang adzan subuh merdu membangunkanku akhir-akhir ini, Al-Mukhlis kini selalu memanggil-manggil untuk berjamaah di sana. Kupaksakan diri untuk bangun dari tempat tidur, menunaikan panggilan Allah dengan berjamaan di masjid. Aku memilih untuk berwudhu di rumah, jika berwudhu di masjid rasanya tulangku tertusuk oleh hawa dingin yang teramat sangat. Di dalam masjid hanya ada lima orang, salah satunya muadzin yang kini selalu
memakmurkannya. Empat lainnya pria paruh baya, tidak nampak anak muda, atau tidak seorang yang minimal berkepala tiga. Pantas saja wibawa Islam kini diobok-obok oleh ‘kelompok’ lain, umatnya pun enggan untuk menunaikan kewajiban yang Allah janjikan ganjaran pahala ini. Seusai salat aku penasaran dengan anak muda pendatang ini, berperawakan kurus dengan tubuh tidak terlalu tinggi, bisa dikatakan tampan, mungkin karena kebaikan dan cahaya dari wudhu yang sering ia jaga. Aku beranikan diri untuk berkenalan dan sedikit basa-basi, minimal aku ingin tahu siapa namanya dan dari mana ia berasal. “Nama saya Uwais pak,” ucapnya tenang, sekaligus menenangkan yang mendengarnya. Sayang, ia enggan memberitahu ia berasal dari mana. “Dua bulan lalu saya baru lulus dari pesantren gontor, katanya marbot masjid ini kemarin sudah meninggal,
“
Kebiasaan yang sejujurnya membuat aku seolah menjadi robot, padahal Allah menciptakan aku hakikatnya adalah seorang manusia.
aku berjamaah lagi di sana, akan kutanyakan. *** Dua minggu aku tak menjamah masjid Al-Mukhlis, kesibukan di kantor membuat tiap harinya pikiran dan raga aku curahkan untuk pekerjaan yang memang manggunung. Selama 14 hari itu Al-Mukhlis masih tetap mengumandangkan adzan merdunya, Uwais tidak bosan untuk menganggil-manggil orang untuk Shalat. Namun ada yang aneh, pada hari Kamis tepatnya saat memasuki waktu ashar tidak terdengar suara adzan. Kebetulan hari itu aku pulang cepat, aku kira mungkin Uwais ada urusan lain di luar masjid, jadi tak ada adzan yang berkumandang. Maghrib, Isya hingga ke Subuh adzan tak jua kunjung terdengar. Kemana Uwais? Esoknya pada Jumat pukul 11.00 aku datang lebih cepat untuk melaksanakan ibadah shalat Jumat. Entah kenapa aku ingin sekali pergi cepat mengunjungi masjid, rasa kangen mendera aku begitu saja, sosok Uwais lulusan Gontor itu seakan terus menghantuiku karena kelembutan lisan dan keindahan yang ia hadirkan. Anehnya, mayoritas tetanggaku pun sama, datang cepat, ingin segera pergi ke Masjid Al-Mukhlis.
jadi saya ingin makmurin mesjid Al-Mukhlis pak, biar tidak percuma sekolah di gontor,” imbuhnya. Tasbih mengalung pada jari jemarinya, nampak pemuda ini memang pembawaan sedikit bicara, namun lisannya penuh wibawa.
Shaf paling depan barisan satu dan dua sudah terisi penuh, Pak Ustadz yang nampaknya akan menjadi khatib sedang berdzikir di shaf paling depan. Aku lantas melakukan salat sunnah tahiyatul masjid dua rakaat di shaf ketiga. Selesai melakukannya, pandanganku menyerang sekeliling masjid mencari sosok Uwais. “Tidak ada? Kemana Uwais?” ujarku di dalam hati. Mungkin ia pergi, mengurusi beberapa urusan. Tapi betapa rasa rinduku terhadapnya membuncah begitu saja, ingin sekali aku memandangi dan mendengar suara adzannya lagi. Kuhilangkan perasaan itu, dan fokusku sekarang berdzikir sembari menuggu adzan Dzuhur.
Tak lama aku berbincang dengan Uwais, karena aku harus bersiap untuk melakukan rutinitas, bekerja untuk menafkahi keluargaku. Kebiasaan yang sejujurnya membuat aku seolah menjadi robot, padahal Allah menciptakan aku hakikatnya adalah seorang manusia. Rasa penasaranku terhadap Uwais masih ada, lulusan Gontor kok ingin menjadi marbot pengganti? Ah entahlah, mungkin jika
“AllahuAkbar, Uwais!” teriak salah seorang jamaah terdengar di ruangan paling belakang Masjid. Tempat di mana marbot tidur. “Uwais?” Gumamku dan jamaah lainnya, “ada apa?”, bisikan jamaah terdengar pelan namun riuh. Demi membunuh penasaranku, aku dan jamaah lainnya berbondong-bondong pergi ke tempat sumber teriakan berasal. Pak Ustadz pun sama.
Foto: NET
66 | Suaramahasiswa.info | April 2016
Bujur kaku seorang manusia pucat dihiasi kaos putih dan sarung terbaring di ranjang sederhananya, juga dengan senyum simpulnya tiba-tiba melelehkan air mata para jamaah yang melihatnya. Tidak salah lagi, ia adalah Uwais. Uwais meninggal. Tangis haru pecah, semua yang melihatnya tak kuasa melihat jenazah Uwais yang terbujur kaku nan damai itu meninggalkan kita semua. Teks: Siti Rohimah
mengikuti proses penguburannya. Setelah selesai berdoa, jamaah langsung membubarkan diri dengan tertib, pun dengan aku yang langsung pergi ke rumah. *** Masjid Al-Mukhlis kini tiap harinya sering dipenuhi orang yang ingin melakukan salat jamaah. Meski tak terlalu penuh, tapi selalu ada yang memakmurkannya. Aku pun kini sering berjamaah di sana jika sempat, muadzin kini bukan Uwais, tapi setiap orang silih berganti melantunkan adzan.
Sensasi Makan Tengah Malam yang Nikmat
Aku tak percaya, Uwais meninggal begitu saja. Air mataku tiba-tiba tumpah, dadaku sesak melihat raga kaku Uwais. Cegukan tangisan tak sadar ku lakukan, hal yang sama juga terlihat dari para jamaah yang melihatnya. Tak terkecuali Pak Ustadz, ia menangis, begitu tersedu, bagai seorang ayah yang kehilangan putra kesayangan. Uwais layaknya seorang yang sudah sangat lama tinggal di daerahku, dan bagai semua orang sudah mengenalnya. Semua jamaah sangat terpukul atas kehilangannya. Padahal setengah tahun pun belum ia genapkan tinggal di sini. Hadirnya memang sebentar, tapi ia berhasil memberikan kesan kaya makna bagi setiap tetangga dan sesiapa yang mengenal dan yang sudah mendegar merdu adzannya. *** Setalah dimandikan dan dikafani jenazah Uwais di simpan di belakang mimbar khatib, rencananya Uwais akan langsung dikebumikan, karena tidak ada yang mengenal sanak saudaranya, atau nomer telepon yang bisa dihubungi. Jamaah yang hadir pada Jumat itu membludak penuh. Pak Ustadz menjadi Khatib, uraian air matanya masih jelas terasa. Menjelaskan tentang sakratul maut yang bisa saja datang begitu saja dan terhadap siapa saja. “Begitu beruntung Uwais, meninggalkan bumi dengan suka cita, begitu ringannya, tidak menjadi beban orang. Semoga alam kubur berkenan menyediakan tempat peristirahatan yang layak lagi membahagiakan bagi Uwais,� tangisnya menyayat hati para jamaah. Jamaah lainnya pun tertegun, mata sembab yang tidak bisa meneteskan air mata tanda kehilangan yang teramat sangat. Setelah salat jumat, shalat jenazah langsung digelar dengan imam tetap Pak Ustadz. Uwais dikuburkan dipekarangan masjid. Para jamaah pun tetap setia
67 | Suaramahasiswa.info | April 2016
Rasa rindu terhadap suara Uwais masih ada di dalam benak, suara merdunya seakan terngiang terus tak terbendung. Orang-orang yang pernah mendegarnyapun aku kira, sama rindunya. Ya, karena pemuda itu kini masjid Al-Mukhlis sedikit demi sedikit makmur. Memang saat ia masih hidup para jamaah masih sedikit yang berjamaah di sana, tapi karena efeknya, karena cerita keshalehan dan merdu suaranya terus menggema menjadi cerita dari mulut ke mulut, orang berbondong untuk berjamaah di Al-Mukhlis. Kini Uwais telah tiada. Namun, jejak yang ia tinggalkan sangatlah mendalam. Sederhana memang, hanya adzan. Tapi sungguh membekas karena lisan, hati dan segala tindak perbuatannya. Bukankah firmah Allah benar, orang muslim yang meninggal sesungguhnya tidak meninggal, tapi hadir disetiap hati para muslim lain. Uwais mungkin sengaja Allah turunkan, untuk sekedar memanggil, sekedar memanggil dan ia pergi lagi untuk menuju kehidupan yang abadi nan hakiki. 23 Juli 2015
11.00 hingga 02.00 WIB
Minuman Rp. 4.000 – Rp. 25.500 MakananRp. 15.000 – Rp. 29.500
Advertorial
Seorang penari Tarian Merak terlihat senang setelah memperagakan tarian dihadapan para penonton pada Minggu (13/12/2015). Ratusan penari dari berbagai sanggar di Jawa Barat dan Jawa Tengah, mereka berkumpul di Jalan Asia Afrika, Bandung untuk memperingati Ke-50 tahun Tari Merak. (Vigor M. Loematta/SM)
69 | Suaramahasiswa.info | April 2016
70 | Suaramahasiswa.info | April 2016
Kesehatan
TEKS & FORO OLEH: AGISTHA SAFITRI
“
Bell's palsy tidak mengancam jiwa, tapi mengganggu kosmetik. Karena jika tidak langsung ditangani, penyakit ini hanya akan terus membekas di wajah seseorang
-Alya Tu Reproduksiina-
Gejala dari paralysis (kelumpuhan) yang terjadi di syaraf ketujuh (syaraf fascialis) atau yang terkenal dengan sebutan Bell’s Palsy. Biasanya, penyakit ini mengenai syaraf sebelah wajah saja.
Bagi sebagian orang, mungkin sudah terbiasa berkendara di malam hari. Seperti Cut Nanis Widya, yang sering pulang malam akibat padatnya aktivitas. Menurut mahasiswi London School of Public Relations (LSPR), berkendara malam bisa memicu terjadinya suatu penyakit. Ia pun bercerita, dirinya pernah merasa kaku di bagian wajah hingga sulit untuk berekspresi, seperti tersenyum. Secara medis, kejanggalan yang dialami Cut Nanis Widya atau yang akrab disapa Chaca adalah sebuah penyakit neurotik yang jarang terjadi. Insidensi sindrom ini berkisar 23 per 100.000 orang tiap tahun. Anggapan Chaca tentang berkendara malamlah yang memicunya, belum tentu benar. Penasaran dengan hal ini, Suara Mahasiswa menyambangi RSAU M. Salamun untuk menemui seorang dokter ahli syaraf. Setelah sampai di lokasi, Kami diantar menuju ruang tunggu pasien, tepat berada di depan Poliklinik Syaraf. Bangunan berwarna biru nan sejuk ini terasa kental dengan aroma khas obat-obatan. Setelah dipersilahkan masuk, akhirnya kami disambut hangat oleh Alya Tu Reproduksiina, selaku dokter ahli syaraf di rumah sakit ini. Sang dokter begitu antusias ketika menjawab pertanyaan awal yang kami berikan. Alya memaparkan, hal tersebut merupakan gejala dari paralysis (kelumpuhan) yang terjadi di syaraf ketujuh (syaraf fascialis) atau yang terkenal dengan sebutan Bell’s Palsy. Biasanya, penyakit ini mengenai syaraf sebelah wajah saja. Serupa dengan pernyataan Alya, jurnal ilmiah kedokteran milik Makoto Aya menjelaskan, serangan tersebut terjadi secara tiba-tiba. Beberapa jam sebelum terjadinya kelemahan pada otot wajah, penderita bisa merasakan nyeri di belakang telinga. Kelemahan otot yang terjadi bisa ringan sampai berat, tetapi selalu pada satu sisi wajah.
71 | Suaramahasiswa.info | April 2016
Kaku Sebelah Wajah, Awas Bell’s Palsy! Seorang gadis yang terkejut melihat wajah sebelah kirinya terlihat tidak simetris di Gedung Akuarium Unisba pada Jumat (4/3).
FOTO: NET.
“Penyebab dari Bell's palsy ada bermacam-macam, namun penyebab yang pasti belum bisa diketahui karena sifatnya masih idiopatik (belum diketahui). Tetapi teorinya sudah cukup banyak, seperti teori psikemi, infeksi virus, dan infeksi imunologi. Kemungkinan besar Bell's palsy terjadi akibat virus yang biasanya rentan menyebar dalam keadaan dingin,” ujar dokter yang juga merangkap Dosen Fakultas Kedokteran Unisba. Jika berkaca dari kegiatan mahasiswa yang padat sampai mengharuskannya pulang larut, bisa menjadi salah satu penyebab dari penyakit ini. Seperti yang dialami Chaca di atas. Kebiasaannya berkendara motor selepas kuliah di malam hari, tanpa menggunakan pelindung kepala, mengakibatkan sebelah mukanya terasa kaku dan mata pun tak bisa menutup dengan sempurna. “Menurut dokter, wajah saya mengalami kontak
langsung dengan angin dan menyebabkan syaraf wajahnya bergeser," urainya. Setelah mendengar penjelasan Alya, masyarakat masih bisa bernafas lega. Pasalnya, penyakit tersebut tidak sampai mematikan. "Bell's palsy tidak mengancam jiwa, tapi mengganggu kosmetik. Karena jika tidak langsung ditangani, penyakit ini hanya akan terus membekas di wajah seseorang. Sehingga membuat mereka malu untuk tampil di muka umum, khususnya wanita, akan lebih kesulitan karena menggangu penampilan mereka,” ujarnya yang diikuti dengan gelak tawa kami. Untuk pengobatannya, tidak boleh dilakukan sehari setelah terkena bell's palsy, karena hanya akan membuat penyakit ini menjadi akut. Sebelumnya, pasien perlu mengkonsumsi vitamin seperti B12 dan metikobalamin selama enam hari sebelum
diberlakukannya fisioterapi. Fisioterapi ini memiliki berbagai cara, bisa dengan dihangatkan atau akupuntur yang rutin selama kurang lebih satu bulan penuh. “Saya sarankan agar penderita melakukan senam wajah secara rutin selama masa pengobatan dengan fisioterapi,” tambahnya selagi membalas pesan di ponsel genggamnya. Agar terhindar dari Bell’s Palsy, Ia menganjurkan, masyarakat untuk menjaga pola makan, menghindari kontak langsung dengan angin, dan menjaga daya tahan tubuh supaya tidak mudah terjangkit penyakit apapun. Senada dengan Alya, Chaca memberi saran agar mahasiswa jangan sampai terkena angin saat bermotor, hindari tidur dekat dengan kipas angin, dan gunakan masker saat bermotor agar terhindar dari bell’s palsy.
72 | Suaramahasiswa.info | April 2016
Resensi Buku
Canting Pengarang : Arswendo Atmowiloto Jumlah halaman : 408 Halaman Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Tahun terbit : 1986 Saat menjadi berbeda dicoba untuk terus berusaha, kala sang tradisi harus diselingkuhi untuk tetap dihidupi. Jalan itu yang dipilih Ni, putri Pak Bei seorang priayi pengusaha batik Canting, untuk menjalankan bisnis turun temurun keluarganya di tengah kemunduran carat tembaga itu. Lalu apa konsekuensi dari jalur yang diambil Ni untuk bertahan membuahkan hasil? Saat dunia sastra dipengaruhi kisah roman remaja, Arswendo Atmowiloto berani menggebrak dengan menulis novel ber-aroma budaya. Ia mengangkat budaya Jawa zaman dahulu tatkala wanita lebih banyak bekerja dari pada kaum pria, yang hanya memangku tangan lantas meminta hasilnya. Ia meramu konflik keluarga, budaya, serta sosial yang ada menjadi satu karya yang bisa dibilang berbeda.
Max Havelaar Penulis : Multatuli Penerjemah : Andi Tenri W Diterbitkan oleh : NARASI Terbit : 2014 Jumlah Halaman : 396 halaman Dimensi : 15 x 23 cm Terbit dalam bahasa Belanda : 1860 Diterjemahkan ke Indonesia : 1972
Multatuli atau populer dengan nama Eduard Dowes Doekker, benar adanya, jika karya yang ia tulurkan berjudul Max Havelaar ini berhasil membuka mata dunia bagaimana busuknya kolonialisme Belanda. Rasa hormat berlebih terhadap pemimpin daerah mereka, membuat rakyat Indonesia pada masa itu menganggap eksploitasi manusia yang dilakukan pemimin mereka adalah hal yang wajar dilakukan. Seorang bupati yang hidupnya penuh dengan kemewahan sedangkan rakyatnya miskin dan kelaparan berhasil digambarkan Multatuli dalam kisah Havelaar ini. Bagaimana hubungan regen dan residen bagai adik dan kaka yang penuh tipu muslihat.
73 | Suaramahasiswa.info | April 2016
Max havelaar tokoh fiksi ini dibangun menjadi sosok pahlawan tanpa senapan yang benci cultuurestelsel hidup sebagai wakil residen. Kita pun akan menemukan romansa cinta antara Tina dan Havelaar kisah yang hidup namun tidak picisan. Havelaar, sosok pecinta kebenaran, tokoh yang tidak takut dengan seorang jenderal namun tidak tega menyakiti seekor kupu-kupu. Sangat perlu diketahui bahwa buku ini berkisah tentang manusia, manusia yang sebenar-benarnya mausia.
Resensi Film
The Help
Pemain : Emma Stone, Lila Rogers, Viola Davis, Bryce Dallas Howard Sutradara : Tate Taylor Diadaptasi dari novel karya Kathryn Stockett dengan judul yang sama, film yang digarap 2011 ini menarasikan keadaan negeri Paman Sam yang kala itu kental dengan ‘perbadaan warna kulit’. Mengisahkan sekelompok pembantu kulit hitam di kawasan Amerika, mereka mengalami rasisme keras atas para majikanya yang berkulit putih. Hingga ada titik di mana Eugenia, salah satu majikan yang diperankanoleh Emma Stone memutuskan untuk membuat buku tentang kejadian rasisme itu, dari sudut pandang pembantu kulit hitam. Kontroversial, begitulah permulaan lahirnya buku tersebut. Hingga akhirnya “The Help” membawa efek penyamarataan antar kulit hitiam dan putih. Film yang berdurasi dua setengah jam ini memenangkan semua kategori dalam penghargaan Black Film Crirics Circle. Film yang layak untuk ditonton selain menyadarkan kita arti sebuah kesamarataan setiap manusia, film ini juga mengajarkan kita bahwa usaha yang keras tidak akan menghianati.
The Suicide Squad
Pemain: Will Smith, Jared Leto, Margot Robbie, Cara Delevingne, Jai Courtney, Joel Kinnaman, Viola Davis Adewale Akinnuoye-Agbaje, Adam Beach, Jay Hernandez, Scott Eastwood, Ben Affleck, Ike Barinholtz, Alex Meraz, Common dan Ray Olubowale. Sutradara: David Ayer Bulan Agustus 2016 Warner Bros dikabarkan akan mengudarakan sebuah film yang diadaptasi dari DC Comics antihero, Suicide Squad. Film yang disutradarai dan ditulis oleh David Ayer ini mengisahkan tentang sebuah kelompok penjahat super yang dibentuk khusus oleh Amanda Waller (Viola Davis) untuk menyelesaikan sebuah misi. Di dalam cerita, Amanda Waller menjanjikan akan membebaskan Deadshot, Harley Quinn, Captain Boomerang, Enchantress, Rick Flag, Katana, Killer Croc, Slipknot dan Diablo dari Belle Reve Penitentiary jika bergabung dengan Suicide Squad atau Task Force X. Dengan syarat tanpa bisa dilacak oleh pahlawan super, jika mampu menyelesaikan misi tersebut. Kehadiran Joker yang diperankan oleh Jared Leto di film ini kabarnya akan berbeda dengan karakter Joker di film lainnya, ditambah dengan tokoh Batman (Ben Affleck) yang menjadi cameo, membuat film ini semakin dinantikan oleh penggemarnya.
74 | Suaramahasiswa.info | April 2016
Artikel
Persamaan Zikir dan Narkotika OLEH RAFI SOE FAKULTAS HUKUM 2015
FOTO OLEH : RESSY R. UTARI
75 | Suaramahasiswa.info | April 2016
Menilai Kualitas Dosen Dalam Sudut Pandang Mahasiswa
Jika pembaca pikir bahwa kata ‘narkotika’ pada judul artikel ini mengandung anekdot atau pelesetan seperti NARKOTIKA; Negara Akan Runtuh Kalau Orang Tidak Ingat Kepada Allah, maka itu adalah sebuah kesalahan. Narkotika yang dimaksud penulis di sini adalah arti sesungguhnya, yakni zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 35 tahun 2009). Akan muncul berbagai pertanyaan dibenak pembaca seperti, “Di mana letak persamaan zikir dan narkotika?” atau “Bukankah ini suatu hal yang benar-benar bertolak belakang?” Banyak sekali jenis narkotika yang beredar di Indonesia, sebagian besar berstatus ilegal dan sebagian kecil lainnya legal namun hanya untuk keperluan medis. Seluruh narkotika, baik itu yang bersifat alami seperti Morphine/Opium, Marijuana/Ganja atau yang sintetis seperti Sabu, LSD, pada dasarnya akan meningkatkan serotonin pada darah dan otak penggunanya. Apa itu serotonin? Seberapa penting serotonin dalam diri manusia? Serotonin adalah hormon atau neurotransmitter yang dipercaya sebagai pemberi perasaan nyaman, senang dan tenang. Serotonin juga memiliki beberapa fungsi kognitif yang ajaib, yakni meningkatkan memori (daya ingat), kreatifitas dan belajar. Kekurangan atau ketidakstabilan serotonin akan menyebabkan berkurangnya fokus, stres dan depresi. Zat-zat narkotika di atas menyerang sistem saraf pusat yang merupakan keran bagi serotonin yang menyebabkan menyemburnya serotonin dalam jumlah banyak atau ‘badai serotonin’. Efek itulah yang biasanya disalahgunakan oleh orang awam untuk keperluan rekreasi batin “ngetrip”. Namun jangan heran, apabila beberapa ilmuan atau filsuf bahkan seniman juga menyalahgunakan narkotika. Biasanya mereka mengunakannya untuk menciptakan badai serotonin dalam diri mereka dengan dalih untuk memecahkan sebuah teori atau sekedar mencari inspirasi. Tentu saja itu bersifat sesaat dan bukan tanpa efek samping, tubuh kita akan membayar mahal dari badai serotonin yang diciptakan oleh zat-zat narkotika. Lalu, apakah ada cara untuk menciptakan badai serotonin secara aman dan tanpa efek samping? Jawabannya adalah “zikir”
Secara ilmiah, awalnya para peneliti di Harvard dan Pricenton yang penasaran bagaimana bisa seorang Buddha duduk berlama-lama tanpa melakukan apapun, disebut meditasi, yang akhirnya menemukan fakta bahwa meditasi mampu meningkatkan serotonin dalam tubuh. Sehingga memungkinkan seorang Buddha duduk berlama-la ma dengan nyaman dan tenang. Dalam Islam secara umum, kita mengenal meditasi sebagai salat, atau para penganut mistik sufi percaya bahwa “rabtah” adalah meditasi sufi. Contoh lain dari meditasi sufi adalah tarian Sufi Rumi atau Sufi berputar yang dalam bahasa Inggris disebut Mevlevi Order, yakni sebuah bentuk ritual atau meditasi aktif secara fisik yang dilakukan oleh murid-murid seorang penyair sekaligus ahli tasawuf terkenal Maulana Jalaluddin Rumi di kota Konya, Turki, yang akhirnya menyebar keseluruh dunia, termasuk Indonesia hingga saat ini. Serotonin-lah yang menyebabkan murid-murid Rumi bisa berputar terus-menerus tanpa merasa pusing. Inti dari ketenangan, ketentraman dan kebahagiaan yang dihasilkan oleh salat dan ritual para sufi di atas adalah zikir, sesuai dengan QS.Ar-Ro'du ayat 28 yang artinya; “Ingatlah, hanya dengan berdzikir kepada Allah-lah hati menjadi tenteram". Karena sama-sama memicu serotonin, otomatis zikir memberikan efek ajaib yang sama seperti narkotika. Bedanya, dengan narkotika kita bisa memperoleh badai serotonin dengan instan, namun memiliki banyak efek samping, dari mulai halusinasi, melemahnya daya kerja otak, rusaknya berbagai bagian tubuh, kecanduan, dan lain-lain, hingga overdosis dan meninggal dunia. Sedangkan, untuk memperoleh badai serotonin dengan zikir memang membutuhkan proses dan keimanan yang cukup tinggi, namun sama sekali tanpa efek samping, terkontrol dan dihitung ibadah. Jadi, bagi kalian yang merasa penasaran bagimana sensasi ajaib narkotika, tidak usah mengorbankan diri dengan berani mencoba narkotika, cukup tingakatkan level keimana kita, maka dengan sendirinya level zikir kita akan meningkat. Dari yang mulanya hanya berzikir dengan lisan, lalu mulai berzikir dengan hati sampai akhirnya nafas yang berhembus dan setiap perbuatan menjadi zikir. Wallahualam bissawab. Semoga bermanfaat.
76 | Suaramahasiswa.info | April 2016
SUARA FOTO
Seorang anak kecil sedang menyaksikan demo yang dilakukan Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) di Jalan Wastukancana pada Selasa (1/3). Massa Aksi memprotes Rencana Revisi Undang-Undang KPK. (Vigor M. Loematta/SM)
77 | Suaramahasiswa.info | April 2016
78| Suaramahasiswa.info | April 2016
SUARA FOTO
79 | Suaramahasiswa.info | April 2016
Suasana ruangan Badan Penjamin Mutu (BPM) Unisba yang berada di Jalan Tamansari No. 20 Bandung, Rabu (16/3). Unisba masih mempunyai dosen yang masih bergelar S1 berjumlah 40 orang. Saat ini, mereka sedang menempuh program studi pasca sarjananya, namun masih dalam proses penyelesaian. (Agam Rachmawan/SM)
80 | Suaramahasiswa.info | April 2016