SM Selembar edisi ke #7 periode 14-15 (Desember 2014)

Page 1

Edisi 7 Periode 14/15 (Desember/2014)

Editorial

Mencoba Sejahtera

Unisba kini berusaha untuk menyeimbangkan kelangsungan kesejahteraan karyawan, dosen dan mahasiswa. Beberapa jalan ditempuh, -pembangunan yang berkelanjutan, aturan kedisiplinan diterapkan seperti larangan merokok di beberapa tempat di Unisba, serta aturan bersyarat melaksanakan acara di hari sabtu dan minggu- Tidak hanya itu, kenaikan gajih CS direalisasikan. Itu semua dilakukan untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama. Ada suatu hal yang disesalkan. Ini mengenai hak mengeluarkan pendapat. Ya, hanya menyampaikan pendapat. Itulah hak setiap warga negara dalam mengekspresikan harapan angan-angan. Media memiliki hak pula untuk mengutipnya dan memberitakannya kepada khalayak. Itulah gambaran yang dialami dalam pemberitaan SM Selembar edisi November lalu. Karena pemberitaan, ancaman ditebar. Berbentuk penahan uang bantuan seluruh CS ditahan. Simak New Message edisi kali ini. Tak seharusnya birokrat kampus memperlakukan hal demikian kepada CS. Perlakuan para birokrat hanya akan memperkuat status Unisba sebagai kampus anti kritik. Turut prihatin. Masih adakah ancaman yang akan kembali ditebar? Kami pastikan ada. Kami pun tidak akan berhenti mengalirkan pemberitaan selama hal tidak adil menghampiri. Tentu dengan fakta, etika dan kebenaran. Selamat membaca Adil Nursalam Redaksi

New Message Menyelidik Perihal CS Unisba

K

esejahateraan bagaikan sebuah kehormatan dalam peperangan. Sama halnya dengan beberapa pasukan di Unisba. Mereka berperang melawan sampah yang berserakan dan lantai bernoda, dengan berseragamkan biru berlabel ‘Koperasi Syariah’. Namun mereka kadang dipandang sebelah mata, disamping itu mereka harus memperjuangkan kesejahteraannya. Salah satu Cleaning Service (CS), ia mencurahkan keluh kesahnya kepada tim Suara Mahasiswa pada Sabtu lalu (15/11). Para CS yang hampir mencapai 80 orang, belum bisa disejahterakan oleh Unisba. Bergajikan Rp. 800.000.- per bulan dan harus bekerja 12 jam sehari membuatnya bermandikan keringat. Bahkan upah

yang didapat tiap bulanya pun gaji kotor (dapat potongan dari tunjangan hari tua). M. Satori selaku Dosen Teknik Industri mengungkapkan jika kebersihan kampus sudah seharusnya menjadi tanggung jawab bersama. CS yang mengambil alih penuh mengenai kebersihan kampus sudah seharusnya juga ikut sejahtera, namun dengan menyeimbangkan dengan kinerjanya. “Berharap agar CS Unisba mendapatkan kesejahteraan yang mereka inginkan. Antara hak dan kewajiban itu seharusnya seimbang. Jadi ketika mereka sudah menjalankan kewajibannya dengan baik, seharusnya mereka mendapatkan imbalan yang setimpal

Pemimpin Umum Bobby Agung Prasetyo, Wakil Pemimpin Umum Gana Kanzi Hutomo, Sekretaris Umum Tiara Pascanoviera, Bendahara Umum Nindy Novrinawati, Pemimpin Redaksi Adil Nursalam, Sekretaris Redaksi Desyane Putri, Redaktur Pelaksana Sugiharto Purnama, Ravi A. Fauzan, M. Roby Iskandar, Redaktur Ghaisani Maulina, Teti Diana Ayu, Insan Fazrul R., Intan Silvia Dewi, Khalida Sakinah, Siti Putri Attiyah, Winda Rahma N., Redaktur Foto Regina Cahya A., Nahjul Istihsan, Muthia Meilanie P.J., Artistik Luthfi Apriliasari, M.Kahfi Jati, Syifa Luthfiati, Agam Rachmawan, Pemimpin Litbang Indiana Primordi A., Sekretaris LitBang Yulianti, SDM Desy Amalia, Karel, M. Ghafur Fadhillah, Rangga Mahardika, Raisha Hillary, Riset dan Data Rimma Artarini, Faza Rahim, Wildan A. Nugraha, Hasbi Ilman Hakim, Dokumentasi dan Rumah Tangga Nadya Oktarina, Risqo Syuri P., Maynolitta, Pemimpin Perusahaan M. Noris Thamher, Sekretaris Perusahaan Putri N. Salma, Promosi dan Iklan Annisa Alifia Ulfah, Riska N. Wijaya, Sirkulasi Rima Mega Klara, Tanesia Naufal G.N., Produksi Harris Darussalam, N.Nita Siti Nurjanah, Firdaus M. Alhaq


pula,”ujarnya. Hal yang dinanti-nantikan mengenai penaikan gaji dan pengurangan jam kerja pun akhirnya tiba. Kontrak baru disodorkan dan diberlakukan pada hari Jumat (28/11) dan Sabtu (29/11). Kendati demikian, Susilo Setiyawan selaku Kepala Koperasi Karyawan dan Dosen (Kopkardos) mengungkapkan, tunjangantunjangan seperti rekreasi, uang pinjaman dan munggahan dihentikan sejenak, sampai ada seorang CS yang menghadapnya. Hal tersebut beralasan

Inbox Menuju Sejahtera, Akankah?

L

agi dan lagi. Persoalan kesejahteraan menjadi menggelitik ketika ditilik. Sebuah part dengan lanjutan episode yang saling berkesinambungan. Selalu ada saja kalimat bertuliskan "to be continue" didalam setiap certia tanpa akhir. Perjuangan ini layaknya film Twilight, tentunya diibaratkan dalam hal kompleks dalam Unisba. Cleaning Service (CS) bak werewolf, pihak universitas dan yayasan (termasuk kopkardos) sebagai vampire. Terakhir, si cantik Bella Swan bernamakan kesejahteraan. Bukan sekedar kisah cinta, namun hak yang harus ditegakkan. Sejatinya dalam film tersebut sang wanita dilindungi oleh werewolf dan vampire. Lalu, ketiganya saling merajut kasih. Cinta segitiga. Sama halnya, kesejahteraan yang seharusnya selalu dilindungi keduanya. Melanjutkan perjalanan panjang ini (re: SMS #6 November), suara mahasiswa mendatangi pihak Kopkardos selaku yang menangani CS. Susilo Setiyawan menyatakan bahwa pihaknya memang menahan uang bantuan yang diberikan Unisba untuk CS.

Namun dirinya kekeuh, itu semua akan berujung pada jalan menuju kesejahteraan yang diinginkan semua pihak. "Saya sudah mengajukan ini (penaikan gaji dan pemotongan jam kerja) dari hampir 4 tahun yang lalu. Selalu tidak direspon, tapi akhirnya tahun ini ditanggap oleh pa rektor," tambahnya. Susilo pun memang mengakui, Unisba jauh dari kata sejahtera. Namun dirinya menegaskan—Unisba sedang dalam tahap menuju sejahtera yang diinginkan semua pihak. Kenaikan gaji sebesar 50% dan pemangkasan jam kerja menjadi 8 jam, adalah salah satu perwujudan terdekat menuju rangkaian episode perjuangan. Bila ditelusuri lagi, deretan ini berawal dari sebuah lembaga yang bertajuk Kopkardos. Kopkardos sebuah lembaga pengelola para CS yang berada dalam naungan Unisba. Walau berlandaskan Unisba, tetap saja CS adalah pekerja dari lembaga koperasi yang bertugas di lingkungan kampus biru. "Kalau bisa dibilang, itu semacam outscorsing. Jadi Kopkardos itu sebuah lembaga yang menaungi bagian kebersihan (CS)," ujar Agus Susilo selaku

http://suaramahasiswa.info

Desain: Agam Rachmawan/SM

karena ia menilai jika ancang-ancang kenaikan gaji yang sudah diumumkankan dan direncanakan, tiba-tiba ada seseorang yang masih mengeluhkan. “Kalau belum ada CS yang mengaku dan menghadap kepada saya dan meminta maaf kepada rektorat dan yayasan, (terkait pemberitaan di SM Selembar November) kita akan tahan sementara uang bantuan mereka seperti uang pinjaman, rekreasi dan munggahan,” tegasnya. Ia pun menambahkan bilamana para CS belumlah sejahtera, maka ia menyarankan untuk m e n c a r i k e r j a s a m b i l a n . “ Ya k a l a u membicarakan kepuasan, tidak ada habisnya. Bila memang mereka pikir kesejahteraan di Unisba kurang, silahkan out saja,” tambahnya. (Nahjul/SM)


Kabag Kamtiber. Agus menjelaskan, bila ingin memperjuangkan—ini akan mentok. tapi bila memang ingin berjuang, harus dalam momen yang tepat. Pergeseran uang pun menjadi salah satu faktor, ia mengibaratkan pergerakkan uang, kasarnya bila dari pihak atas—misal Rp. 1.200.000 diberikan pada lembaga—pastinya yang didapat oleh pekerja tidak sebesar itu juga. "Toh kalau dagang saja kan, memang mau untung," ujarnya. Sandy Sanjaya selaku Staff Humas menyayangkan perihal kesejahteraan, namun dirinya sangat mengapresiasi kenaikan gaji dan pemotongan jam kerja. “Ya alhamdulillah kalau

memang naik gaji. Dulu (sebelum kenaikan gaji dan pemotongan jam kerja) pekerja yang lapangan, kasian juga yah karena cape. Pemotongan jam sama adanya shift, tenaganya ga terlalu terkuras,” ucapnya. Deretan kisah—kasus ini patut disimak, meski hanya terlintas. episode perjuangan akan terus berlanjut hingga mencapai kata “sejahtera”, tentu dengan sudut pandang yang jauh lebih luas. Hak untuk sejahtera. Semoga saja terjalin kisah cinta segitiga. CS, Universitas—yayasan dan Kesejahteraan. (Ravi/SM)

Free Talk

Jangan Kau Bungkam Oleh: Nuran Fiqolbi

K

ampus merupakan replika hidup berbangsa dan bernegara. Maka kemudian kehidupan kampus akan selalu seiring dan dinamis sesuai hidup berbangsa dan bertanah air. Maka mahasiswa sebagai agen perubahan harus mengetahui persoalan di kampusnya. Wujud dari pengabdian yang melandasi kecintaan kepada kampus diwujudkan dengan sebuah kritikan. Dewasa ini sudah saatnya mahasiswa untuk memahami bagaimana

implementasi dari sikap terhadap kampus sendiri. Pribadi menilai, kritik adalah hal yang penting untuk organisasi, karena organisasi perlu masukan-masukan untuk menambah kinerja dan progresifitas. Maka masukan-masukan itu lahir dari kritik yang dibuat untuk mencari persoalan yang sebenarnya sampai mengakar. Setelah dari itu, maka kita mengetahui apa yang menjadi persoalan paling mendasar. Sehingga dalam memberikan masukan atau proyeksi kita

http://suaramahasiswa.info


memahami apa yang paling mendasar di balik itu. Organisasi itu diantaranya Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), himpunan, termasuk juga Rektorat. Jangan sampai ada lembaga yang anti kritik, karena ketika salah satu lembaga menjadi anti kritik maka lembaga tersebut memposisikan dalam institusi yang tidak mau berkembang. Zaman sekarang kita telah sampai di era reformasi dimana segala sesuatu dibuka dengan transparan dan seluas-luasnya. Atas asas demokrasi semua bisa diakses, semua orang berhak untuk berpendapat dan berpandangan. Ini menjadi landasan awal yang menekankan tidak ada lembaga dewa atau lembaga ketuhanan yang tidak bisa di kritik. Semua bisa kita kritik sebagai wujud bentuk kecintaan pada lembaga tersebut.

Nuran Fiqolbi selaku Presiden Mahasiswa Unisba 2014-2015

What They Say Jika kita membandingkan kesejahteraan kita dengan orang lain yang lebih tinggi, maka tidak akan ada habisnya. Unisba sekarang sudah berkembang dibanding saat saya kuliah S1 dulu tahun 1992. Dari sisi kualitas sumber daya manusia dan sarana prasarana, sudah ada upaya untuk dilengkapi dan ditingkatkan. Peran CS sangat penting, sehebat apapun Unisba kalau tidak ada dukungan dari CS maka tidak akan ada artinya, apalagi sekarang masih banyak mahasiswa yang tidak sadar lingkungan. Maka wajar jika mereka mengalami kenaikan gaji, jika itu memang membuat mereka merasa lebih sejahtera. (Nia Kurniasari-Dosen Teknik Planologi)

Kesejahteraan itu bersifat relatif, karena kebutuhan setiap orang berbedabeda. Jika seseorang sudah merasa puas atas apa yang ia capai, berarti ia sudah sejahtera. Saat ini, Unisba sedang berada dalam tahap menuju sejahtera. Dengan adanya pembangunan di kampus Tamansari no. 20 dan 24, itu sudah jauh lebih baik dari tahun sebelumnya. Jika dibahas soal sumber daya manusia, CS dan satpam berperan sangat penting untuk kampus ini. Tapi jangan sampai karena mereka yang membersihkan ruangan, lantas yang lain dianggap tidak memiliki tanggung jawab. Alhamdulillah kalau CS mau naik gaji, selama itu masuk akal dan tidak mengganggu sistem. (Ratri Rizky- Sekretaris Bidang Kajian Jurnalistik.)

http://suaramahasiswa.info


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.