Edisi 3/Desember 2013
Tabik
Editorial
Dalam menyongsong era baru, kampus perjuangan ini telah menetapkan presiden mahasiswa teranyar untuk tonggak pergerakan mahasiswanya. Bukti nyata dari kinerja adalah aspek penting guna membayar kepercayaan warga Unisba. Selalu ada pertanyaan jika muncul pemimpin baru, bagaimana bentuk perubahan yang dapat diciptakan? Dan akan dibawa kemana bentuk perubahan tersebut? Hal itu juga yang berlaku untuk mereka yang terpilih dalam pemilu ini. Dengan segala bentuk perubahan yang terjadi, kenalilah Tuan kalian. Pemimpin Redaksi Yanyan Andryan
Tiga Hari Pemilu, Unisba Tetapkan Presma Baru
New Message
Oleh : Desyane Putri
klik suaramahasiswa.info nakal, tajam, menggelitik Pemimpin Umum: Agus Tri H., Wakil Pemimpin Umum: Chaedar A., Sekretaris Umum: Tiara P., Bendahara Umum: Neneng D. S., Pemimpin Redaksi: Yanyan A., Sekretaris Redaksi: Luthfi A., Redaktur Pelaksana Cetak: Bobby A. P., Redaktur Pelaksana Online: Adil N., Redaktur Bahasa: Ravi A., Fitrizal R., Regina R., Redaktur Foto: M. Sabda Yoki, M. Ghafur F., Redaktur: Rina K., Ghaisani M., Desyane P., Ita M., Windy W., Leni A., Alifta R., Artistik: Annisa V., M. Roby I., Syifa L., Teti Diana, Sugiharto P., M. Kahfi Jati, Tri Wahyu, Pemimpin Litbang: Karel, Sekretaris Litbang: Desy A., Sumber Daya Manusia: Gana K., Yulianti, Risqa S., Penelitian dan Pengembangan Media: Oryzandi S., Dimas S., Indiana P., Rimma A., Dokumentasi dan Rumah Tangga: Dara Q., Nadya O., Kamilia A., Pemimpin Perusahaan: Harris D., Sekretaris Perusahaan: Nindy N., Promosi dan Iklan: Putri N., Rima M. K., Produksi: Dina K. U., Ajeng S. F., Ema R., Sirkulasi: Muhammad N., N. Nita S.
4
www.suaramahasiswa.info
Pasangan Nuran Fiqolbi – M. Jibral Imperial Titik terang akhirnya menyinari Unisba setelah berhasil mengungguli dua kandidat lainnya dengan beberapa waktu lalu diterpa krisis kepemimpinan. Setelah mengumpulkan sebanyak 1.423 suara. “Puji syukur sempat molor dalam pelaksanaannya, pemilu akhirnya kehadirat Allah. Saya pikir, ini pemilu paling alot dilaksanakan pada tanggal 16-18 Desember 2013 lalu. karena menurut kabar belum ada yang mendapatkan Tiga calon pasangan presma dan wapresma, yaitu; suara hingga lebih dari seribu. Namun untuk soal Rachman Julistya – Rifqi Lukman, Mikdad – Nur Aini strategi yang dilakukan, saya lepaskan kepada tim Karimah, dan Nuran Fiqolbi – M. Jibral Imperial. sukses. Saya sendiri tidak pernah Sebelum dilaksanakannya memikirkan seperti apa strateginya,” pemilu raya, Badan Pekerja ujar Jibral. Pemilihan Umum (BPPU) menggelar kampanye dialogis di Terpilihnya pasangan nomor pelataran Aquarium Unisba untuk urut 3 ini sebagai pemenang pemilu para calon. Di sana, mereka presma dan wapresma Unisba periode memaparkan visi dan misinya, serta 2013-2014 mendapat tanggapan menjawab pertanyaan dari positif dan negatif dari mahasiswa. mahasiswa yang hadir. Namun, “Saya cukup percaya sosok Nuran dan apresiasi mahasiswa masih Jibral dapat membawa BEM Unisba terbilang kurang. Dari sekitar 3.000 Foto: Dokumentasi suaramahasiswa ke arah yang lebih baik lagi. Semoga mahasiswa yang masih aktif, hanya program kerja yang bagus dari tahun sekitar 80 orang yang turut berpartisipasi. sebelumnya dapat dipertahankan dan yang kurang bagusnya dapat diperbaiki,” ujar Wawan Pemilu dilaksanakan di empat tempat yaitu Firmansyah, ketua BEM Fakultas Syariah. kampus Tamansari, Ranggagading, Ranggamalela, dan Namun Randy Rachman Syah sedikit pesimis Palasari. Pelaksanaan pemilu hari pertama dinilai cukup dengan kinerja dari Nuran dan Jibral. Ia menilai lancar meskipun terjadi sedikit keterlambatan waktu. bahwa belum ada potensi dalam diri keduanya. Mahasiswa pun mulai menunjukkan antusiasme yang “Belum ada potensi mahasiswa yang seperti Athir lebih besar di hari kedua, terbukti dengan jumlah pemilih Muhammad, presma 2008. Dia aktif, ngerti politik, sebanyak 976 suara lebih banyak dibanding hari pertama dan eksis. Mungkin semakin ke sini mahasiswa yang hanya menampung suara sebesar 764. Dan hari ketiga semakin berotasi dan mengalami penurunan menjadi saat yang paling ditunggu oleh mahasiswa dalam kualitas,” ungkap mahasiswa Fikom angkatan 2008 pesta demokrasi. Dari keseluruhan, BPPU mencatat tersebut. sekitar 3.052 suara berhasil terjaring. 1 www.suaramahasiswa.info
manusia menjadi penyebab utama kurangnya sosialisasi. Hal tersebut mengakibatkan beberapa mahasiswa menjadi golput. “Tidak ada yang membenarkan golput, saya tahu golput itu salah. Tapi kemarin itu disamping saya sibuk, saya juga ga tahu tentang infonya, mungkin kurang publikasinya” ungkap Randy.
Foto : Dokumentasi suaramahasiswa Ada beberapa visi dan misi yang dipaparkan oleh Nuran dan Jibral saat kampanye dialogis. Di antaranya adalah; menumbuhkan sinergitas di antara organ intra kampus, menanamkan pentingnya organisasi, bekerjasama dengan institusi luar, terjun langsung ke masyarakat dalam membentuk desa binaan, menjadikan BEM-U sebagai pusat konsolidasi dan pusat informasi, menjadikan BEM-U sebagai tanda keislaman dari Unisba, dan menjadikan BEM-U sebagai lembaga yang independen, tanpa campur tangan dari rektorat ataupun intervensi dari kalangan manapun. Jibral mengungkapkan bahwa hal penting yang ingin ia benahi adalah lemahnya titik koordinasi dari BEM. Dengan kurangnya koordinasi, menyebabkan organisasi internal lainnya menjadi beku. Selebihnya adalah permasalahan pembayaran uang kuliah yang mepet. Ia berencana menggalang dana talangan untuk mahasiswa yang kesulitan membayar uang kuliah. Kabag Kemahasiswaan, Aris Widiarso menaruh harapan pada presma dan wapresma yang terpilih. “Saya cukup optimis terhadap mereka. Karena tiap orang punya potensi di dalam dirinya masing-masing. Tantangan yang akan dihadapi tahun ini pasti berbeda dengan tahun sebelumnya, maka mereka harus siap akan segala hal yang terjadi,” tuturnya saat ditemui di ruangannya pada Senin (23/12). Kekurangan Pemilu Tahun Ini Dalam pelaksanaannya, Badan Pekerja Pemilihan Umum (BPPU) bekerjasama dengan Menwa dan pihak Kamtiber turut serta dalam pemilu. Pesta demokrasi tahun ini pun dinilai memiliki beberapa kekurangan. Namun yang paling disayangkan adalah kurangnya publikasi dan sosialisasi kepada mahasiswa. Pemegang Jabatan Sementara DAM-U, Annis Irawan, menjelaskan bahwa terbatasnya sumber daya
Senada dengan Randy, Wawan pun mengungkapkan kekecewaannya terhadap keberlangsungan pemilu tahun ini. “Proses pemilu cukup lancar, tapi ini mengalami penurunan dari tahun kemarin. Tahun kemarin itu lebih efisien karena ga pake kertas suara. Publikasi dan sosialisasi soal pemilu rayanya pun kurang. Kampanye monologis dialogisnya pun hanya sedikit, sehingga mahasiswa kurang mengenal siapa saja calon presma dan wapresma,” tuturnya. Tahun ini pemungutan suara memang dilakukan secara manual, yaitu dengan menggunakan kertas suara. Berbeda dengan tahun sebelumnya yang menggunakan teknologi software komputer. Hal ini dilatarbelakangi atas dasar mengurangi tingkat kecurangan dan meminimalisir biaya yang dikeluarkan. Aris Widiarso menanggapi dengan bijak persoalan penggunaan kertas suara saat pemilu. “Sebenarnya tidak ada bedanya mau pakai software atau kertas suara, itu bukan masalah besar. Karena yang terpenting itu dari pelaksanaannya. Apapun medianya, yang penting jujur,” tutup Aris, mengakhiri wawancara.
Inbox Dirasa Kurang Sosialisasi,Sejumlah Mahasiswa Tidak Mengetahui Calon Presma Mereka oleh: M. Roby Iskandar Siang itu, Rabu (18/12), tampaknya langit murka kepada kota Bandung. Alhasil hujan cukup deras turun membasahi tanah-tanah kering. Belum berhenti air menetesi bumi, di TPS Kampus Unisba Palasari terjadi hal yang menggelitik hati. Seorang mahasiswi yang hendak memberikan suaranya untuk memilih presiden dan wakil presiden mahasiswa tampak kebingungan. Ia berkata, “ini kandidatnya siapa saja? Terus dari Fakultas mana?” Dengan sigap, panitia BPPU langsung menjawab dan menjelaskannya. Memilih kucing di dalam karung, tampaknya ungkapan ini mewakili hal yang terjadi di Palasari, lalu. M. Azril sang panitia BPPU tersebut mengaku bahwa
sebagian besar mahasiswa di Palasari tidak mengenali siapa-siapa yang mereka akan pilih. “Ya kebanyakan mereka gak tahu dengan para calon presiden dan wakilnya,” ungkap mahasiswa Fakultas Ekonomi 2012 ini. Sedikit membahas perihal jumlah suara di TPS 4 Palasari kemarin. Dari data yang dilansir dari BPPU, tercatat 202 lembar surat suara telah terisi dengan ratarata 67 orang/hari. Terdengar seperti elegi bila mengetahui jumlah suara yang hanya sekitar 1/3 mahasiswa Fakultas Kedokteran. Lucky Ananto malah mengetahui Pemilu Raya saat melihat di kampusnya sudah ada bilik suara dan para relawan BPPU. Mahasiswa Fakultas Kedokteran 2010 ini pun mengaku hanya mengenal satu pasang capres dan cawapres. “Sebenarnya saya hanya tahu salah satu pasangan, karena si calon ini memang sengaja beritikad baik untuk bersilaturahmi dengan teman-teman Kedokteran,” ucapnya. Bisingnya pembangunan di sebelah Fakultas Kedokteran tidak menggangu Lucky untuk bercerita tentang pemilu kemarin. Menurut mantan Ketua BEM-F Kedokteran ini, jangankan mahasiswa yang di Palasari, mahasiswa Kedokteran yang ada di Tamansari pun tak tahu apa-apa tentang hal ini. Ia sangat menyayangkan ketidaksiapan dari para capres/cawapres atau para panitia BPPU. “Untuk kegiatan kampenye dialogis, kami malah tahu dari salah seorang calon, dan itupun sudah lewat. Padahal jika tahu, setidaknya kami akan mengirimkan perwakilan” ucapnya, saat ditemui di Kampus FK Jl. Hariangbanga. Bukan hanya di Palasari saja, ketidakjelasan pemilih dengan yang dipilih, terjadi juga di kampus Ranggagading. Dea Rachma Putry contohnya, Ia mengaku
Free Talk
tidak mengenali latar belakang dari para calon pemimpin mahasiswa kemarin. Mahasiswi Fakultas Syariah 2012 tersebut mengatakan pemilu kemarin sangat kurang sosialisasi. “Aku gak tau latar belakang mereka, pemilu sekarang kurang sosialisasinya. Aku Cuma tau, salah satu dari mereka itu anggota himpunan gitu” jelas Dea. Kala dikonfirmasi ke PJS DAM-U, Annis Irawan, ia sangat menyayangkan hal tersebut. Mahasiswa Ekonomi 2010 ini menyadari hal ini adalah kesalahan BPPU yang dirasa masih kurang untuk menyosialisasikan Pekan Pemilu Raya. Tapi Ia pun amat menyayangkan para mahasiswa yang seolah menutup telinga sehingga tidak berpartisipasi. Yang uniknya, kandidat no.3, M. Jibral imperial menyadari betul dan mengamini tentang kurangnya sosialisasi ia dan rekan-rekannya kepada tiap mahasiswa di empat kampus Unisba. Mahasiswa Psikologi 2011 ini malah berdalih keterlambatan pemilu menjadi faktor kurangnya sosialisasi itu. “ Memang betul ada banyak mahasiswa yang tidak tahu. Contohnya seperti mahasiswa di Palasari. Kami tidak berkampanye monologis berupa pamflet, kami hanya berkampanye secara dialogis” Ucap pasangan dari Nuran Fiqalbi Ini. Miris memang bila masalah jarak mampu merobek makna dari kata persatuan. Pusat pemerintahan Fakultas kedokteran yang bertempat di Palasari seharusnya bukan jadi kendala untuk berkordinasi dengan para petinggi di Kampus Utama. Seperti apa kata Lucky, yang mengharapkan para panitia BPPU kedepannya dapat mensosialisasikan pesta demokrasi Unisba secara merata.
Melawan Arus Apatisme: Catatan untuk Presma Terpilih Oleh: Vino Febryanto*