Edisi VII, 10 - 25 Mei 2015
Perlawanan terhadap Produk Impor
Dari Diskusi tentang Trading House Puspa Agro di Malang
Pemkab Malang Ingin Pasok Puspa Agro PRODUK holtikultura di Kabupaten Malang memiliki kualitas yang sangat bagus. Bahkan, hampir semua hasil panen petani, mulai dari buah-buahan, sayuran, perikanan hingga peternakan memiliki komoditas terbaik atau yang biasa disebut dengan Grade A. Hasil panen petani itu pun telah “melenggang� ke berbagai kota di Jawa Timur (Jatim), bahkan ada juga yang ke luar Pulau Jawa hingga masuk ke pasar negara tetangga.
Menilik dari hasil panen inilah, Pemerintah Kabupaten Malang berharap ada sinergitas dengan Puspa Agro, yaitu dengan memasok hasil panen petani dan peternak setempat ke pasar induk moderen yang berada di Jemundo, Sidoarjo ini. Meski demikian langkah itu masih akan dibicarakan lebih lanjut untuk dapat membantu petani setempat sebelum langkah-langkah itu terealisasi. nBaca Hal ... 2
Pakai Teknologi Ramah Lingkungan
Potensi Bunga Krisan Menjanjikan
nBaca Hal ... 2
nBaca Hal ... 4
Trading House
| 02 Pemkab Malang
Sambungan dari Hal 1 Kepala Dinas Perkebunan dan Pertanian Kabupaten Malang, Tomie Herawanto saat Diskusi tentang Trading House, Minggu lalu di Malang, mengatakan, sebenarnya konsep Puspa Agro sama dengan Sub Terminal Agrobisnis Mantung di Kecamatan Pujon. “Baik di Mantung maupun Puspa Agro, konsepnya hampir sama. Meski demikian, kita berharap ada sinergitas dengan Puspa Agro sehingga dapat mengangkat taraf hidup petani,” tuturnya dalam diskusi di Rumah Makan Kertonegara, Splendit, Kota Malang itu. Di Sub Terminal Mantung, kita sudah ada link, jadi setiap hari selalu up date jumlah dan kapasitas produksi harga. Di Mantung juga, masih kata dia, kita juga juga sudah link dengan pasar di beberapa daerah. “Seperti di Jawa Tengah dan beberapa kota lain,” ujarnya saat mengungkap pentingnya Traiding House bagi pengembangan Puspa Agro, yang dihadiri Pemred e-Buletin, Gatot Bibit Bibiono, Redpel Iskandar Pribowo, dan Hartoko dari Puspa Agro Surabaya dan dari Perwakilan Malangi Azmi dan dan Santoso. Ia berharap, di Puspa Agro juga seperti di Mantung, dimana juga di link dengan kami. “Sehingga kita, termasuk petani dapat mengetahui harga komoditas terkini,”. Ia mengaku tertarik dengan langkah-langkah yang nantinya akan mengangkat taraf hidup petani. Apalagi, produk holtikultura di Kabupaten Malang memiliki kualitas bagus. “Alhamdulillah, mulai dari buah-buahan, sayuran, ikan hingga peternakan memiliki kualitas terbaik dan tak kalah dengan daerah lain,” terangnya. Meski demikian, sebelum melangkah pada sinergitas dengan Puspa Agro, pihaknya akan melakukan perbincangan lebih lanjut. “Kami berharap sinergitas ini akan lebih dapat mengangkat taraf hidup petani dan menghapus pergerakan tengkulak,”. Namun, sebelum melangkah pada hal tersebut, pihaknya berharap ada pemetaan agar tak merugikan petani. Menurutnya, pemetaan di masing-masing wilayah ini sangat diperlukan. “Ya, agar tak merugikan petani, peternak maupun pekebun yang akan menjual hasil panennya,” ucapnya.
Ia mencontohkan, misal, di Desa A, sebelum membawa hasil panen, mereka juga harus memperhitungkan cost. Seperti BBM (Bahan Bakar Minyak) dan harga jual. Sebab, pengalaman selama ini, harga penjualan dengan daerah lain hampir sama, sehingga itu memberatkan petani yang akan menjual hasil panennya. “Ini yang membuat petani gelo,” ujarnya. Misal, kata dia, seperti ikan lele, hasil panen lele di dini juga memiliki Grade A. Waktu itu dengan harga jual Rp 15 ribu perkilo, sementara daerah lain, seperti di Sidoarjo dengan kualitas sama, harga perkilonyapun sama. “Kalau bisa saat petani, peternak, maupun pekebun kita diberikan harga yang pantas, mengingat wilayah kirim dari satu desa ke sana (Puspa Agro),” . Seperti, kalau harga ikan lele perkila di Sidoarjo Rp 15 ribu, maka petambak dari sini diberi harga Rp 17 ribu perkilonya. “Artinya, petani kita juga tidak merugi mengingat perjalanan pengiriman. Inilah tujuan pemetaan,” terangnya. Tomie menyatakan, sebagian besar hasil holtikultura di Kabupaten Malang memiliki Grade A. Karena itu pihaknya siap bekerjasama, dengan catatan ada pemetaan seperti yang diungkapkan. Hasil panen petani memiliki kualitas baik, lanjut dia, karena kita sering memberikan pendampingan pada petani, peternak dan pekebun.“Pendampingan lebih ditekankan pada pemanfaatan pengelolaan lahan, misal. Tanah 1 hektar idealnya menggunakan pupuk sekian,”. Sekedar diketahui, Sub Terminal Agrobisnis Mantung berawal dari kepekaan Pemerintah Kabupaten Malang atas eksistensi pedagang sayur di kawasan Pujon. Para pedagang sayur dan Holtikultura tersebut biasa mangkal di timur jembatan Desa Mantung, kurang lebih sekitar 100 meter dari Wisata Pemandian Dewi Sri. Lokasi itu merupakan tanah desa (kas desa) yang kemudian disulap sebagai sentra sayur dan Holtikultura. Selain mengurangi kemacetan, berdirinya pasar Agribisnis itu juga memberi nafas panjang bagi para petani dan pedagang. Para petani memperoleh harga tawar dalam menjual produknya, sementara para pedagang bisa memperluas pasar hingga tingkat regional dan nasional. Sebagai sentra yang tumbuh dari pasar Tradisional, komoditi yang dimiliki STA Mantung tergolong cukup lengkap. Antara lain Andewi, Bawang Merah(Philipina), Bawang
Merah (Bali Jumbo), Bawang Merah (Bali Biasa), Bawang Prei, Bayam Merah, Brokoli, Buncis, Buya Kol, Cabe (TW), Cabe (Lokal), Cabe (Rawit), Kacang Panjang, Kapri, Kentang (Atlantik), Kentang (Granola), Kentang, Kol/Kubis, Lobak, Manisa, Paprika, Sawi Daging, Sawi Putih, Seledri, Terung. Sementara Puspa Agro memiliki visi membangun pertanian modern yang berbudaya industri dalam rangka membangun industri pertanian berbasis pedesaan dani misi pasar induk moderen ini yaitu pendekatan agrobisnis, pemanfaatan sumber daya pertanian secara optimal, peningkatan aktivitas ekonomi pedesaan dan menciptakan kondisi yang menjamin pembangunan pertanian berkelanjutan Pasar Induk Modern Agrobis Puspa Agro memiliki prospek untuk dikembangkan sebagai sentra perdagangan agro (agobis), tidak saja di skala lokal dan regional, tetapi berpotensi kuat menjadi barometer perdagangan di kawasan Indonesia Timur. Bahkan, Puspa Agro akan menjadi sarana efektif untuk menembus pasar internasional (ekspor) atau global market. Bahkan, hasil panen petani yang masuk ke Puspa Agro tak hanya “membanjiri” pasar lokal dan antar pulau. Tapi sudah menembus ke beberapa negara tetangga. Salah satu komoditas yang menjadi favorit yaitu jahe gajah, hasil panen para petani yang ditampung di Puspa Agro ini telah melenggang ke Bangladesh, Pakistan, Dubai dan India. Itu belum beberapa komoditas lain. Sementara itu, agar hasil panen petani diminati pasar retail moderen, Puspa Agro telah memiliki usaha pengepakan produk pertanian sendiri. Sehingga produk yang dijual lebih mahal dan higienis sehingga lebih diminati konsumen. Di sisi lain, Puspa Agro juga telah menggandeng Gapoktan dan koperasii petani yang ada di berbagai wilayah di Jatim. Bahkan, Puspa Agro juga turun langsung dalam membeli hasil panen petani, dimana langkah ini untuk menaikkan taraf hidup petani dan mempersempit ruang gerak tengkulak yang kerap merugikan para petani, Pihaknya memastikan tak ada produk impor yang dijual di tempatnya, sehingga petani Jatim yang menjadi mitra benar-benar terlindungi. Dan secara bertahap juga mampu menguasi pasar di berbagai provinsi di luar Jatim dan Indonesia. (tim)
Desa Wisata Agro Bumiaji
Pakai Teknologi Ramah Lingkungan MESKI cuaca sedikit mendung, namun udara segar terasa menusuk kulit saat memasuki Desa Bumiaji, Batu, Jawa Timur (Jatim). Kesejukan itu kian terasa tat kala reporter e-buletin Puspa Agro berkesempatan berkunjung ke salah satu Kebun Jambu Kristal di desa setempat. Pengelolaan di lahan ini pun sangat menarik, buah kelas premium yang akrab di telinga dengan sebutan Jambu Apel ini dikelola dengan memanfaatkan teknologi ramah lingkungan. Semua, memanfaatkan pengeloloaan secara alami. Pengelola sekaligus pemilik lahan, Rahmat Hardianto, menuturkan, jambu kristal yang ditanam itu tidak mengenal musim. Artinya, hampir setiap minggu, dia dapat memetik hasil panen di kebun jambu apel miliknya. Panen yang hampir bisa dilakukan setiap mingPenasihat/Pengarah: gunya itu tak lain Erlangga Satriagung dengan memanfaatkan teknologi Pemimpin Umum/ ramah lingkungan. “Kita lebih Pemimpin Redaksi dan menggunakan Penanggungjawab; perawatan secara Gatot Bibit Bibiono alami, baik itu ekosistem serta penunRedaktur Pelaksana; jang lainnya. Inilah yang kita namakan Iskandar teknologi ramah lingkungan. Dan Redaktur tentunya tak mengArdy Abimanyu gunakan pestisida untuk mengusir hama,” jelasnya. Reporter; Untuk dapat Andriya Pitupulu memetik panen, Anggraeni Widakdo secara alami, ketika membutuhFotographer: kan pertumbuhan vegetatif harus Iksan Sasmito mendatangkan lebah untuk proses Teknologi Informasi: perkawinan denNana Firdaus gan menggunakan tangan manusia. Di sisi lain juga Design & Layout melakukan penFirman jarangan yaitu dipotong sehingga
Susunan Pengelola:
tumbuh tunas baru. “Untuk menjaga kesegaran, serangan hama serta melindungi paparan sinar matahari, buah kita bungkus dengan plastik,” ucapnya. Rahmat mengaku, dengan memanfaat tekhnologi ramah lingkungan iti, setiap minggunya ia dapat memanen jambu kristal antara 7 sampai dengan 8 kuintal. “Jumlah itu dari 2700 batang pohon produktif,” ucapnya. Jambu kristal ini merupakan salah satu buah premium, sebab, market hanya masuk ke pasar ritel. Ini dikarenakan harga perkilonya mencapai Rp 17 ribu atau ke atas. Dimana, untuk perkilo berisi tiga buah jambu kristal. “Penyuka jambu kristal didominasi masyarakat menengah atas. Bukan karena harga perkilonya yang cukup mahal, tapi, produksi jambu kristal ini juga cukup sulit didapat, selain di Surabaya, kita juga masuk ke beberapa pasar ritel di luar Pulau Jawa, salah satunya di Bali”. Akan Masuk Puspa Agro Menilik segment pasar yang masuk ke market premium, Rahmat tak cukup hanya dengan memanen jambu kristal yang ada di lahannya. Dalam memanen, ia teliti memilih buah. “Buah yang akan kita panen harus memiliki grade A. Buah yang memilii kualitas terbaik diukur dengan empat jari. Bila bagian bawah buah selebar empoat jari tangan orang dewasa, berarti jambu kristal itu masuk dalam Grade A,” ungkapnya. Sementara itu, agar dapat diterima pasar premium, yaitu masuk ke pasar ritel, ia mengemas buah yang telah dipanen. Pengemasan itu pun dilakukan dengan cara tradisional. “Bukan mesin atau alat apa, yang utama buah ini dapat terlindung. Kita cukp menggunakan alat tradional untuk mengemas buah jambu kristal ini sebelum dikirim ke pasar ritel,” terangnya. Ia mengaku, potensi pasar jambu kristal ini cukup besar, sebab belum banyak pesaing yang masuk ke market ini. “Apalagi sasaran kita masuk ke konsumen menengah dan menengah atas,”. Dalam waktu dekat ini, ia akan memasukkan hasil panen ke pasar induk moderen Puspa Agro, dengan harapan, hasil panen miliknya dan beberapa rekan petani di desa setempat dapat lebih terangkat lagi. “Kami berharap, bila hasil panen ini dapat diterima Puspa Agro dapat juga mengangkat petani jambu kristal di sini. Kami siap bekerjasama dengan Puspa Agro, sebab, hasil panen kita termasuk dalam Grade A,”. Desa Wisata Lahan yang dikelola Rahmat Hardianto ini tak hanya ditanami jambu kristal, tapi juga berbagai macam tanaman lain, salah satunya strawberry. Tak ayal, lahan tersebut juga dijadikan Desa Wisata yang kerap dikunjungi wisatawan lokal dari berbagai daerah. Pengunjungnya pun cukup banyak, mencapai 300 orang. “Wisatawan lokal yang datang kemari antara 200 sampai 300
orang perminggu. Disini merek dapat memetik dan makan buah jambu kristal sepuasnya,” kata Rudi. Pengunjung yang datang ini tak hanya dapat memetik dan memakan buah sepuasnya, tapi mereka juga mendapat ilmu agro di tempat ini. “Kita juga memberikan pendekatan tentang agro, mulai dari cara tanam, pengelolaan hingga masa panen. Jadi bukan hanya sekedar kesenangan memetik semata, mereka juga mendapat ilmu di sini,”. Selain itu, para pengunjung juga diajarkan tentang cara memanen buah jambu kristal yang memiliki Grade A. “Mulai tanam, pengolahan, panen kualitas terbaik hingga pengemasan. Kami juga membagiikan ilmu pertanian pada pengunjung,” ungkapnya. Saat berada di lokasi, pengunjung tak hanya dipadati oleh mereka yang sekedar berlibur ke batu dan singah di Bumiaji. Tapi, juga beberapa siswa sekolah. Di sini mereka lebih banyak menimba ilmu agro. (kan)
Produk Unggulan
Lebih Dekat Mengenal Jambu Kristal JAMBU Kristal. Secara budidaya, jambu yang diperkenalkan ke Indonesia oleh Misi Teknik Taiwan pada tahun 2001 ini kurang berkembang. Padahal, buah yang sering juga disebut jambu biji kristal Taiwan ini, tidak mempunyai pesaing yang cukup berarti dari jambu impor yang lain. Dalam mengusahakannya secara perkebunan pun tidak rumit. Sementara, dari segi perputaran modal, termasuk sektor yang perputarannya cepat. Hal itu, kemungkinan disebabkan kurangnya sosialisasi baik tentang keistimewaan jambu itu sendiri maupun tentang cara memperbanyaknya yang paling efektif. Para petani pun menyukainya. Sebab, jambu yang merupakan mutasi dari residu Muangthai Pak ini, prosentase berbuahnya lebih tinggi ketimbang buah tanpa biji lainnya yaitu 15 buah–30 buah per pohon. Sementara, dalam usia tanam dua tahun, per pohon dapat menghasilkan 70 kg–80 kg. Sebenarnya, setahun setelah ditanam, pohon jambu biji kristal sudah dapat berbuah. Tapi, untuk mendapatkan hasil yang baik dan menjaga pertumbuhannya, dengan teknik tertentu, pembuahan ditunda sampai usia tanam dua tahun. Selain itu, ia berbuah sepanjang tahun dan jika ditanam di musim panas (kemarau), ia akan memberikan kualitas terbaiknya. Secara fisik, jambu yang bobot rata-ratanya 500 gr/buah, bahkan ada juga yang mencapai 900 gr/buah ini, memiliki kulit hijau mulus yang dilapisi lilin yang cukup tebal. Sehingga, sulit ditembus hama. Tekstur daunnya yang lebih kaku juga membuat jambu yang ditemukan untuk pertama kalinya pada tahun 1991 di Distrik Kao Shiung, Taiwan, ini lebih tahan terhadap gangguan kekeringan
dan hama penyakit. Dan, di atas itu semua, buah yang memiliki kadar kemanisan 11° Brix12° Brix dan kadar air cukup tinggi ini adaptif dengan lingkungan. Dengan perawatan yang tapat dan intensif, buah jambu kristal ini bisa memiliki berat lebih dari 500 gram. Untuk perawatan jambu kristal agar bisa tumbuh optimal, jenis tanah yang tanah yang tepat adalah tanah yang berpasir, gembur, dan juga banyak mengandung unsur organiknya. Walau begitu, di tanah liat dan berat pun, jambu ini juga masih bisa tumbuh dengan baik. Untuk kedalaman air dalam tanahnya yang baik adalah sekitar 50-200 cm, dengan pH sekitar 4-8. Sedangkan curah hujan optimumny adalah 2.000 mm per tahun. Agar hasil panennya lebih maksimal, maka jarak tanam antar jambu yang baik adalah 3×4 meter persegi. Jambu kristal ini memiliki pola pembuahan yang mengikuti dari pola pertumbuhan serentak dari daun-daunnya. Sehingga seringkali jika ditanam pada daerah beriklim tropis, hanya akan memberikan tambahan yang tidak banyak ketika panen raya tiba, tergantung seberapa banyak daun yang tumbuh serentak. Ketika musim awal berbuah, potonglah cabang yang subur agar terbentuk struktur pohon terbuka. Apabila pohonnya berbuah sangat baik, maka cabangnya akan cepat dewasa, lalu cabang yang menggantung dipotong supaya tinggal ranting yang muda. Setelah dilakukan penjarangan, bungkuslah buah jambu tersebut agar kualitasnya lebih bagus serta untuk melindungi dari serangan lalat buah. Dan petiklah buah dalam keadaan yang masih hijau agar tidak segera terjadi pembusukan. (Is. htk)
| 03
04 |
Budidaya Bunga Tanpa Masa Paceklik
Potensi Bunga Krisan Menjanjikan SELAIN jambu kristal, jeruk kepruk 555 dana beberapa jenis komoditi holtukultura lainnya. Kota Batu juga terkenal dengan bunga krisan. Potensi Chrysanthemum indicum L, nama latin bunga krisan inipun menjanjikan. Bahkan, menutut petani tanpa masa paceklik. Di Desa Sidomulyo, Keamatan Kota Batu, Jawa Timur (Jatim), lebih kurang 30 petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Krisan Mulyo Joyo. Market tak hanya dari lokal kota setempat, melainkan pasar bunga krisan sudah masuk ke beberapa kota, bahkan luar Pulau Jawa. “Anggota kami lebih kurang tiga puluh orang petani, pasar bunga krisan ini sudah tembus luar pulau Jawa,” ucap Ketiua Kelompok Tani Krisan Mulyo Joyo, Nuryono. Untuk pasar lokal, kata dia, masing-masing petani memiliki toko. “Dari lokal Kota Batu, konsumen langsung datang ke toko, demikian juga dari beberapa kota lain. Serapan terbesar dari Surabaya. Lebih kurang 50 persen, sisanya dari beberapa kota lain dan luar Pulau Jawa,” jelasnya. Untuk market Surabaya, konsumen ada yang langsung datang ke toko, sedangkan pelanggan dari luar Pulau Jawa seperti Bali, Ujung Pandang, Pontianak dan beberapa lainnya dikirim melalui kargo. “Meski memakan hitungan hari, bunga ini tak akan laytu. Sesampainya di tempat tujuan cukup diberi air, maka bunga krisan akan kembali segar,” terangnya. Nuryono mengakui, pasar bunga krisan ini sangat menjanjikan, apalagi memasuki bulan besar atau masa pernikahan. Sebab, bunga ini dipaki sebagai dekorasi di pelaminan serta sejumlah acara-acara di beberapa hotel. “Juga tanpa masa paceklik, sebab kita dapat memperhitungkan kapan harus menanam bunga krisan ini, sehingga saat memasuki masa panen dapat langsung didistribusikan ke pelanggan,”. Dari luas kebun green house 2 hektar dan non gren house 2 hektar, bisa memanen sekitar 50 ribu batang. Total dari 30 petani bunga krisan bisa melakukan panen hinga 150 ribu batang. Total dalam satu bulan, 30 petani itu dapat memanaen antara 600 sampai dengan 700 ribu bunga krisan. “Untuk per ikat dijual antara Rp 10 ribu sampai Rp 15 ribu,” ujarnya. Selain bunga kirisan, untuk kebun non green hoiuse juga ditanami tanaman lain, seperti bunga balon, pikop dan lainnya. “Itu untuk pelengkap, tapi, di sini didominasi bunga krisan,” pungkasnya. (dar, azm)
Budidaya Bunga
Cara Budidaya Bunga Krisan UNTUK menanam bunga krisan tak diperlukan lahan yang luas, di halaman rumahpun dapat dilakukan. Bunga krisan merupakan jenis tanaman hias yang memiliki pesona yang menakjubkan. Banyak yang menggunakan tanaman hias bunga krisan ini sebagai bunga potong. Namun ternyata bunga krisan memiliki manfaat juga sebagai obat. Manfaat lain Bunga Krisan selain berfungsi sebagai tumbuhan obat tradisional juga menghasilkan racun yang bisa membunuh serangga. Keyakinan Orang Cina tanaman bunga krisan dipercayai dapat membawa kebahagiaan dan tawa di dalam keluarga. Bunga krisan juga mempunyai arti keceriaan, pesona, optimis, kelimpahan, keberuntungan, persahabatan, dan cinta rahasia. Untuk membudidayakan Bunga Krisan sebenarnya cukup mudah. Untuk membuat bibit bunga krisan bisa dilakukan dengan stek batang. Tanaman bunga krisan dewasa bisa dipotong sekitar 6-8 cm kemudian diberikan hormon perangsang akar (rootone). Selanjutnya bisa ditanam pada media yang telah dicampur pupuk kandang, pupuk kompos, dan air. Tanah, pupuk kandang, pupuk kompos dicampur secara dengan perbandingan 1:1:1. Setelah stek batang Bunga Krisan ditanam pada media. letakkan pada lokasi yang teduh dan tidak terkena matahari langsung. Lakukan pemeliharaan stek bunga krisan dengan menyiramnya menggunakan sprayer sebanyak dua kali sehari pada siang hari dan sore hari. Dalam 2 Minggu, bibit akan tumbuh secara normal dan akan mengalami pembungaan sekitar 4 Minggu setelah dewasa. Untuk merangsang pembungaan dapat diberi pupuk yang mengandung banyak kalium dan juga dapat dirangsang dengan penyinaran rutin pada malam hari. Bunga Krisan mulai berbunga pada umur 10–14 Minggu setelah tanam, tergantung pada jenis varietasnya. Saat panen yang paling tepat adalah ketika bunga telah setengah mekar atau 3-4 hari sebelum mekar penuh. Untuk menanam bunga krisan bisa dilakukan pada tanah langsung atau bisa juga ditanam pada pot. Untuk perawatan dan cara budidaya bunga krisan pada media tersebut tidak jauh berbeda. (dar, san)
| 05
06 |
Buah Lokal
Keprok 55 Hadang Gempuran Jeruk Cina MENJELANG MEA 2015 ini, gempuran produk holtikultura sudah membanjiri pasar Indonesia, bukan hanya sayur mayur, tapi juga buah-buahan, salah satunya jeruk. Diharapkan, jeruk keprok 55 asal Batu ini mampu menghadang gempyuran buah impor asal Negeri Tirai Bambu itu. Padahal buah yang dapat tumbuh di daerah tropis dan subtropis ini, rasanya tak kalah dengan jeruk Cina. Sayang, masyarakat masih meyukai jeruk impor. Alasannya, gaya hidup dan rasanya lebih enak. Ketua Kelompok Tani Bumi Jaya 3, M Yusuf, mengatakan, jeruk lokal, terutama jeruk keprok 55 ini tak kalah dengan jeruk impor. “Mulai dari rasa, warna buah dan tentunya lebih aman, karena dalam penanamannya kita tak menggunakan bahan berbahay untuk mengusir serangan hama,” terangnya kepada Tim e-Buletin Minggu lalu saat meninjau lokasi perkebunan Jeruk Keprok 55. Meski demikian, ia tak menyerah dengan kondisi saat ini. Bahkan, dirinya terus berusaha utuk memperluas pasar. “Selain di dalam Kota Batu, hasil panen kami juga kita sebabar di beberapa kota besar, seperti Surabaya, Jakarta, Solo dan Semerang,”.
Selaian di Surabaya, lanjut dia, penjualan sudah tembus ke sejumlah luar Pulau Jawa. Seperti, Manado. “Dan di beberapa pulau lain yang sudah menjadi pelangan tetap kami. Jadi setiap masa panen, 40 orang petani jeruk di sini akan mensubkan hasil panennya ke lokasi-lokasi itu,” terangnya kepada rombongan sebelas orang yang dipimpin oleh Pemimpin Redaksi e-Buletin Gatot Bibit Bibiono Ia mengaku, hasil panen para petani di desa itu sudah masuk dalam Grade A. Karena itu, dia dan beberapa rekan seprofesi yakin mampu menghadang gempuran jeruk impor. Apalagi, ia berencana akan bekerjasama dengan pasar indyuk moderen Puspa Agro. “Kami siap bekerjasama, asal harga cocok dan tidak merugikan petani jeruk di sini. Insya Allah, dalam waktu dekat ini. Contoh buah juga akan kita kirim ke Puspa Agro, ini merupakan salah satu bukti bahwa kami siap menjalin kerjasama dengan berbagai pihak. Tentunya untuk mengangkat tarf hidup petani di sini,” pungkasnya sambil berpesan kepada tim agar produknya juga bisa masuk ke Trading House Puspa Agro. (*)
Budidaya Buah
Menuai Untung dari Budidaya Jeruk BUKAN hal yang mudah untuk menjadi petani sukses, seperti petani jeruk. Namun, bila jeli dan mau untuk terus berusaha, maka si petrani itupun dapat menuai untuk daru budidaya jeruk. Katanya, untuk sekali panen, untungnya dapat digunakan untuk membiayai hidup keluarga selama setahun, beriku untuk pengolahan jeruk untuk memasuki masa panen tahun berikutnya. Tanaman jeruk adalah tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia, Cina dipercaya sebagai tempat pertama kali jeruk tumbuh. Sejak ratusan tahun yang lalu, jeruk sudah tumbuh di Indonesia baik secara alami atau dibudidayakan. Tanaman jeruk yang ada di Indonesia adalah peninggalan orang Belanda yang mendatangkan jeruk manis dan keprok dari Amerika dan Itali. Jenis jeruk lokal yang dibudidayakan di Indonesia adalah jeruk Keprok (Citrus reticulata/nobilis L.), jeruk Siem (C. microcarpa L. dan C.sinensis. L) yang terdiri atas Siem Pontianak, Siem Garut, Siem Lumajang, jeruk manis (C. auranticum L. dan C.sinensis L.), jeruk sitrun/lemon (C. medica), jeruk besar (C.maxima Herr.) yang terdiri atas jeruk Nambangan-Madiumdan Bali. Jeruk untuk bumbu masakan yang terdiri atas jeruk nipis (C. aurantifolia), jeruk Purut (C. hystrix) dan jeruk sambal (C. hystix ABC). Sentra jeruk di Indonesia tersebar meliputi Garut (Jawa Barat), Tawangmangu (Jawa Tengah), Batu (Jawa Timur), Tejakula (Bali), Selayar (Sulawesi Selatan), Pontianak (Kalimantan Barat) dan Medan (Sumatera Utara). Tanah yang baik adalah lempung sampai lempung berpasir dengan fraksi liat 7- 27%, debu 25-50% dan pasir. Jenis tanah Andosol dan Latosol sangat cocok untuk budidaya jeruk. Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang cocok untuk budidaya jeruk adalah 5,5– 6,5 dengan pH optimum 6. Sementara, air tanah yang optimal berada pada kedalaman 150–200 cm di bawah permukaan tanah. Pada musim kemarau 150 cm dan pada musim hujan 50 cm. Tanaman jeruk menyukai air yang mengandung garam sekitar 10%. Bibit jeruk yang biasa ditanam berasal dari perbanyakan vegetatif berupa penyambungan tunas pucuk. Bibit yang baik adalah yang bebas penyakit, mirip dengan induknya (true to type), subur, berdiameter batang 2-3 cm, permukaan batang halus, akar serabut banyak, akar tunggang berukuran sedang dan memiliki sertifikasi penangkaran bibit. Bibit yang biasa digunakan untuk budidaya jeruk didapatkan dengan cara generatif dan vegetatif. Teknik Penyemaian Bibit, cara generatif, biji diambil dari buah
dengan cara memeras buah yang telah dipotong. Biji dikeringanginkan di tempat yang tidak disinari selama 2-3 hari hingga lendirnya hilang. Areal persemaian memiliki tanah yang subur. Tanah diolah sedalam 30-4- cm dan dibuat petakan persemaian berukuran 1,15-1,20 m membujur dari utara ke selatan. Jarak petakan 0,5-1 m. Sebelum ditanami, tambahkan pupuk kandang 1 kg/m2. Biji ditanam dalam alur dengan jarak tanam 1-1,5 x 2 cm dan langsung disiram. Setelah tanam, persemaian diberi atap. Bibit dipindahtanam ke dalam polibag 15 x 35 cm setelah tingginya 20 cm pada umur 3-5 bulan. Media tumbuh dalam polibag adalah campuran pupuk kandang dan sekam (2:1) atau pupuk kandang, sekam, pasir (1:1:1). Sedangkan cara Vegetatif, metode yang lazim dilakukan adalah penyambungan tunas pucuk dan penempelan mata tempel. Untuk kedua cara ini perlu dipersiapkan batang bawah (onderstam/rootstock) yang dipilih dari jenis jeruk dengan perakaran kuat dan luas, daya adaptasi lingkungan tinggi, tahan kekeringan, tahan/toleran terhadap penyakit virus, busuk akar dan nematoda. Varietas batang bawah yang biasa digunakan oleh penangkar adalah Japanese citroen, Rough lemon, Cleopatra, Troyer Citrange dan Carizzo citrange. Pemangkasan bertujuan untuk membentuk tajuk pohon dan menghilangkan cabang yang sakit, kering dan tidak produktif/ tidak diinginkan. Dari tunas-tunas awal yang tumbuh biarkan 3-4 tunas pada jarak seragam yang kelak akan membentuk tajuk pohon. Pada pertumbuhan selanjutnya, setiap cabang memiliki 3-4 ranting atau kelipatannya. Bekas luka pangkasan ditutup dengan fungisida atau lilin untuk mencegah penyakit. Sebaiknya celupkan dulu gunting pangkas ke dalam Klorox/alkohol. Ranting yang sakit dibakar atau dikubur dalam tanah. Penyiraman jangan menggenangi batang akar. Tanaman diairi sedikitnya satu kali dalam seminggu pada musim kemarau. Jika air kurang tersedia, tanah di sekitar tanaman digemburkan dan ditutup mulsa. Penjarangan Buah, pada tahun di mana pohon jeruk berbuah lebat, perlu dilakukan penjarangan supaya pohon mampu mendukung pertumbuhan dan bobot buah serta kualitas buah terjaga. Buah yang dibuang meliputi buah yang sakit, yang tidak terkena sinar matahari (di dalam kerimbunan daun) dan kelebihan buah di dalam satu tangkai. Hilangkan buah di ujung kelompok buah dalam satu tangkai utama terdapat dan sisakan hanya 2-3 buah. (is)
| 07
08 |
Alih Fungsi
Stop Alih Fungsi Lahan! SEBAGAI negara agraris, tanah menjadi alat produksi yang penting. Dengan demikian, baik-buruknya penghidupan rakyat tergantung pada keadaan lahan pertanian. Sayang saat ini sudah banyak lahan yang beralih fungsi. Dari sawah, kini telah di atas lahan tersebut telah banyak berdiri gedung perkantoran, ruko atau rumah toko, perumahan dan beberapa bangunan lainnya. “Itu sangat disayangkan, seharusnya untuk sektor pertanian kita bisa lebih dari cukup bila dibandingkan dengan negara lain. Sangat disayangkan karena banyak yang beralih fungsi, sebisa mungkin alih fungsi lahan ini dihentikan agar negara ini bisa menuju pada kedaulatan pangan,” kata Kepala Dinas Perkebunan dan Pertanian Kabupaten Malang, Tomie Herawanto kepada rombongan e-Buletin Puspa Agro. Dikatakan lebih lanjut, secara dtruktur ekonomi, kita masih didominasi sektor pertanian. Nah, kalau banyak lahan yang beralih fungsi apakah kita mampu untuk menuju pada kedaulatan pangan. “Ini sangat disayangkan,” ujarnya. Saat ini, kata dia, hampir semua lahan seperti sawah yang testruktur itu hampir rata-rata berada di pinggir jalan besar sehinga ini yang menjadi satu kontra. “Coba lihat, saat ini apakah ada lahan persawahan di pinggir jalan-jalan besar. Dulu, hampir setiap melewati jalan besar, di sisi kanan dan kiri terhampar lahan pertanian yang luas,”. Ia mencontohkan, di Kota Malang saja, 3/4 penduduk berprofesi sebagai [petani. “Kalau lahan pertan ian semakin menyempit, apakah kita mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan dan mengangkat ekonomi. Sekali lagi, sektor perekonomian kita yang terbesar ada di pertanian,” terangnya. Terpisah, Pemerhati Ekonomi dari Universitas Airlangga (Unair), Rahma, mengatakan, Indonesia, terutama pada sektor pertanian. Itu yang harus dipertahankan. Jangan malah memperkecil lahan pertanian dengan mengalihkan fungsikan lahan.
Untuk saat ini saja, lahan pertanian di Jatim semakin sempit, akibat banyaknya lahan yang beralih fungsi menjadi perumahan, ruko maupun gedung-gedung perkantoran. Bukan hanya di kota, tapi juga di beberaapa daerah di Jatim “Bayangkan, hampir setiap hari berkurang 1 hektar. Kalau hal ini diteruskan maka kita akan kekurangan lahan pertanian. Ini harus dipertegas dengan memberikan punishment pada oknum yang memudahkan kontaktor yang ingin mengambil alih fungsi dengan membangun gedung-gedung. Padahal masih membutuhkan 3,8 juta hektar untuk menganfkat sektor pertanian,” ungkapnya kepada forum diskusi tentang Trading House di Restoran Kertanegara, Splindit, Malang, Minggu lalu. Dalam negara agraris, kata Bung Hatta, tanah menjadi alat produksi yang penting. Dengan demikian, baik-buruknya penghidupan rakyat tergantung pada keadaan lahan pertanian. Namun, dalam beberapa tahun kedepan, Indonesia akan mengalami defisit lahan pertanian seluas 730.000 hektare. Dan menurut Kementerian Pertanian, jika tidak ditangani, defisit lahan itu akan meningkat menjadi 2,21 juta hektare pada 2020. Dan akan terus bertambah menjadi 5,38 juta hektare pada 2030. Di sisi lain, kebutuhan konsumsi pangan kita, khususnya beras, terus meningkat. Sekarang ini setiap orang Indonesia menghabiskan rata-rata 139 kilogram beras per tahun. Untuk 2013, jumlah penduduk Indonesia diperkirakan mencapai 230 juta orang. Artinya, untuk tahun ini saja, Indonesia membutuhkan sedikitnya 31.97 juta ton beras. Dan untuk memproduksi beras sebanyak itu diperlukan 12 juta hektar. Pada tahun 2015, dengan perkiraan jumlah penduduk 255 juta orang, Indonesia membutuhkan lahan 13,38 juta hektar. Artinya, Indonesia dituntut menambah luas areal pertaniannya. Pada kenyataannya, lahan pertanian di Indonesia justru menyusut. (is, azm, san)
Profil
Direktur Puspa Agro, Abdullah Muchibuddin
Puspa Agro Bertekad Kembangkan Pertanian MESKI lahan kian menyempit akibat banyaknya gediung-gedung megah berdiri di atas eks lahan perswahan, namun, hal ini tak menyurutkan Puspa Agro untuk terus mengembangkan pertanian. Terutama di bidang pendidikan. Ini dilakukan, agar penerus bangsa dapat mempertahankan Indomesia sebagai Negara Swasembada Pangan. Di kompleks pasar yang berada di Jalan Jemundo, Sidoarjo ini, Puspa Agro menawarkan beragam wisata pendidikan pertanian, mulai bercocok tanam hingga obat pertanian. Direktur Pasar Induk Puspa Agro, Abdullah Muchibuddin, mengatakan, keberadaan wisata pertanian di kompleks Pasar Puspa Agro bertujuan untuk memberikan pendidikan kepada generasi muda yang sudah tidak memiliki minat bertani. Wisata pendidikan pertanian di kompleks Pasar Puspa Agro ini menyasar siswa hingga mahasiswa. Tidak lepas juga anak-anak muda yang punya tekad belajar pertanian.
“Sasarannya pelajar mulai SD sampai mahasiswa. Tujuan utamanya orang melirik dunia pertanian, kedua meningkatkan proteksi pangan lokal, karena kita akan menghadapi MEA. Kalau tidak diproteksi mulai dari sekarang, kita kesulitan bersaing,� ungkapnya. Sementara ini, manajemen Puspa Agro menggratiskan lembaga pendidikan yang hendak berkunjung dan belajar pertanian. Menurut Muchibuddin, pihaknya akan memberikan pelatihan sistem pertanian kepada siswa selama 2 kali dalam sebulan. Pelatihan tersebut meliputi bercocok tanam, hidroponik, laboratorium obatobatan pertanian, termasuk juga sistem kultur jaringan. “Pelatihan akan disesuaikan dengan level pendidikannya. Kalau nantinya antusiasme anak muda tinggi, maka program frekuensi pelatihan akan kita tambah dalam sebulan. Kalau bisa tiap hari,� pungkasnya. (is)
| 09
10 |
Kesehatan
Bunga Krisan Bersihkan Liver BUKAN hanya sebagai tanaman hias saja, tapi bunga krisan yang memiliki nama latin Chrysanthemum indicum L ini juga memiliki manfaat untuk kesehatan. Selain dapat mengobati influenza juga dapat membersihkan liver. Kelopak bunga yang berasal dari Jepang dan Cina Utara ini dipercaya dapat memberikan kesehatan apabila diminum bersama segelas anggur. Selain itu juga tersedia obat-obatan berbahan baku krisan. Minuman teh krisan juga banyak dijumpai. Krisan yang dijadikan minuman adalah krisan berwarna kuning dan putih. Selain bermanfaat sebagai relaksasi, teh krisan juga dipercaya berkhasiat menyembuhkan. Teh ini menyegarkan tenggorokan, memperindah bentuk tubuh, memulihkan kesehatan dan baik untuk menjaga kesehatan mata. Seorang ahli tanaman obat mengatakan, untuk tumbuhan sejenis Bunga krisan biasanya mengandung zat antioksidan yang mampu menyerap racun dalam tubuh. Teh krisan memiliki kandungan tinggi B-karoten yang umum terdapat dalam herbal dan buah-buahan berwarna kuning dan oranye. Sebentuk dari vitamin A ini selain mampu meringankan penyakit kulit juga penting menjaga kesehatan mata serta mencegah kebutaan. Minuman herbal ini mengandung vitamin C yang tidak hanya mencegah penyakit kulit, tetapi juga bertindak sebagai perisai terhadap penyakit mata dan flu biasa.
Teh krisan juga penuh dengan berbagai mineral seperti kalsium (untuk tulang dan gigi), besi (untuk transportasi oksigen oleh darah), magnesium (untuk kinerja hampir 300 operasi tubuh yang berbeda) dan kalium (untuk fungsi kardiovaskular yang sehat dan regulasi tekanan darah). Teh krisan dikenal karena sifat stimulannya sehingga baik digunakan untuk merangsang otak dan panca indera agar tetap waspada. Selain itu juga memiliki fungsi membentengi paru-paru dan membantu masalah pernapasan seperti sesak napas. (is, htk)