Edisi III, 10 - 25 Maret 2015
Perlawanan terhadap Produk Impor
500 Container Bakal Masuk Puspa Agro Kemacetan yang kerap terjadi di pertigaan Taman Kletek dan belum adanya jalur khusus ke Puspa Agro sering kali dikeluhkan pedagang. Kami berharap, pemerintah daerah Provinsi Jawa Timur bisa secepatnya mengurai kemacetan. Demikian dikatakan Direktur PT Puspa Agro, Abdullah Muchibuddin.
“Ketepatan waktu perputaran bisnis di Puspa Agro memiliki peran cukup sentral bagi pelaku usahanya. Kemacetan yang luar biasa itulah menjadi keluhan para pedagang,� jelasnya. nBaca Hal ... 2
Puspa Agro Butuh Sudetan Jalan Tol
Jagung Lokal Diminati Prancis
nBaca Hal ... 2
nBaca Hal ... 5
Infrastruktur
| 02 500 Container
Sambungan dari Hal 1
Sebenarnya, lanjut dia, pemerintah daerah propinsi Jawa Timur melalui dinas PU Bina Marga Kabupaten Sidoarjo, sudah menjanjikan adanya pelebaran jalan dari pertigaan Kletek hingga menuju Puspa agro . Namun, itu belum juga terealisasi. “Jika tidak ada langkah cepat untuk mengatasi ke-
macetan parah di pertigaan Kletek menuju Puspa Agro ini, bisa dipastikan beberap bulan ke depan volume kemacetan akan semakin parah,” terangnya. Ia menandaskan, dengan beroperasinya pusat karantina ikan yang dikelolah kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP), maka volume truk kontener pengangkut budidaya ikan dan segala jenis produknya yang melintas di jalan ini akan semakin tinggi.
Pada pertengahan tahun 2015, sedikitnya 500 truk kontener produk perikanan akan masuk ke Puspa Agro. “Kita berharap akan segera ada langkah kongkrit dari pemerintah untuk mengurai kemacetan dan menjawab keluhan para pedagang ini,”. Sekedar diketahui, dari pertigaan Kletek menuju pusat kelolah terpadu untuk produk unggulan pertanian, peternakan dan perikanan Jawa Timur yang berjarak 1,2 km, harus ditempuh sekitar satu jam. (is)
Puspa Agro Butuh Sudetan Jalan Tol Susunan Pengelola: Penasihat/Pengarah: Erlangga Satriagung Pemimpin Umum/ Pemimpin Redaksi dan Penanggungjawab; Gatot Bibit Bibiono Redaktur Pelaksana; Iskandar Redaktur Ardy Abimanyu Reporter; Andriya Pitupulu Anggraeni Widakdo Fotographer: Iksan Sasmito Teknologi Informasi: Nana Firdaus Design & Layout Firman
Problem klasik yang sampai sekarang belum tersolusi yaitu akses jalan. Itulah yang menyebabkan rekanan/pedagang enggan masuk Puspa Agro. Sampai saat ini, kemacetan di akses masuk menuju pasar induk moderen PT Puspa Agro semakin menjadi-jadi. Tengok saja di perempatan Kletek, kemacetan yang masih belum juga teratasi. Bahkan untuk menuju ke Puspa Agro dari Kletek yang sehausnya bisa ditempuh dalam waktu singkat, bisa memakan waktu antara satu jam atau bahkan lebih. Karena itu, untuk mempermudah akses pengiriman komoditi luar kota atau dari Puspa Agro menuju keluar kota, Puspa Agro membutuhkan sudetan ke jalan tol. Direktur Utama Puspa Agro Abdullah Muchibuddin, menuturkan, banyak di antara rekanan yang mengeluhkan akses masuk. Sebab, kepadatan di kawasan ini membuat rekanan mengalami kendala dan hambatan. “Mungkin kalau ada akses seperti jalan tol itu beda lagi,” ucapnya. Untuk menuju kawasan Puspa Agro, memang hanya memiliki satu akses jalan. Hampir setiap jam, satu-satunya
akses jalan tersebut selalu padat dan dipenuhi kendaraan. Padahal untuk pengiriman komoditi dipastikan digunakan kontainer-kontainer. “Itu akan menjadi lebih terkendala. Para rekanan kami sebenarnya sudah sejak lama ingin masuk ke Puspa Agro. Tetapi mengingat akses jalan yang memang satu-satunya, itu jadi hambatan. Kedepan memang butuh sudetan jalan tol agar lebih mudah mengakses Puspa Agro,” terangnya, Ia menuturkan, hampir setiap hari, lebih dari 5 kontainer dengan ukuran beragam, keluar masuk Puspa Agro. Dan dalam perkembangannya nanti, dipastikan akan bertambah jumlah kendaraan-kendaraan dengan kontainer yang akan keluar masuk. “Dulu kami pernah dijanjikan akan dibangunkan akses jalan tol. Tetapi hingga hari ni, disaat Puspa Agro terus bergerak maju kedepan, ternyata akses-akses yang memberikan kemudahan itu belum dipenuhi,” keluhnya. Sementara itu, Kepala Dinas PU Bina Marga Sidoarjo Sigit Setyawan, mengatakan pihaknya sudah koordinasi dengan BPN untuk membikin peta
bidang. Saat ini masih menunggu peta bidang turun. “Setelah peta bidang turun, kami serahkan untuk feasibility studi untuk menentukan harga tanah untuk pelebaran jalan,” ujarnya. Terkait dana Rp 20 miliar dari Pemprov Jatim, Sigit mengaku jika uang sebesar Rp 10 miliar dipakai memperbaiki jalan di beberapa wilayah di Sidoarjo karena banyak yang rusak. Penggunaan anggaran Rp 10 miliar itu sudah diusulkan bupati ke gubernur atas perubahan anggaran dan itu sudah disetujui gubernur. “Sisanya yang Rp 10 miliar, dimasukkan ke Kasda. Nantinya akan digunakan tahun ini salah satunya untuk pelebaran jalan Kletek,” janjinya. Sigit menjabarkan, Jalan Raya Kletek setelah dilebarkan nanti akan mencapai 19 meter dan itu akan dipakai dua jalur atau masing-masing jalur dua lajur. Di sisi lain, ada beberapa skenario untuk menuju Puspa Agro yakni dari arah selatan dan timur. “Dari sisi timur dari arah Taman Pondok Jati Taman dan Suko Legok, Kecamatan Sukodono. Sedang dari sisi selatan akan dibuat jalur interchange dari tol di daerah Masangan, Sukodono,” pungkasnya. (is)
Budidaya Tanaman
T
Kunci Sukses Budidaya Tanaman
IDAK mudah menjadi petani yang sukses. Sebab, untuk mewujudkan hal itu, seorang petani harus memiliki strategi dan pengetahuan yang matang, mulai dari pemilihan bibit, pupuk dan pengendalian hama. Ada beberapa kunci sukses untuk mewujudkan hal itu, pertama, harus benar-benar tahu ciri khas atau karateristik bibit yang akan ditanam. Jadi sekali lagi kunci utama sukses budidaya adalah mempunyai bibit yang berkualitas. Kedua adalah rabuk, dalam pengertian ini kita harus paham benar berapa jumlah pupuk yang dibutuhkan oleh tanaman. Selain itu juga jenis pupuk apa yang disenangi oleh tanaman yang sedang kita budidayakan. Poin ini juga meliputi tentang kesuburan tanah. Bahwa petani harus mengetahui berapa tingkat kesuburan tanahnya yang akan digunakan untuk membudidayakan tanamannya. Karena pupuk ini sangat erat kaitannya dengan kesuburan tanah baik itu ditinjau dari kimia, biologi dan fisika tanah. Jangan berfikiran kalau pupuk itu hanya N, P dan K saja tetapi ada pupuk mikro, pupuk organik dan pupuk hayati (mikroorganisme tanah) dan semuanya itu tidak bisa dipisahkan ketika kita sedang berbudidaya. Ketiga, metode pengolahan tanah. Tanah merupakan media untuk tumbuh dan berkembangnya suatu tanaman. Pengolahan tanah sangat penting untuk mengaktifkan mikroorganisme dan memperbaiki aerasi tanah. Pengolahan tanah juga berfungsi untuk mengendalikan hama-hama yang berada dalam tanah termasuk telurnya.
Media tanam yang sesuai dengan kebutuhan tanaman kita. Jadi antara poin dua dan tiga sangat erat kaitannya. Keempat, air, lebih dari 90 persen bagian tubuh tanaman adalah air sehingga air merupakan kebutuhan dasar dan wajib dalam budidaya tanaman. Akan tetapi bukan berarti kita membabibuta dalam penggunaan air. Petani harus paham benar berapakan tingkat atau kebutuhan air bagi tanaman. Sebagai contoh adalah padi. Padi memang butuh air yang lumayan banyak akan tetapi bukan berarti padi adalah tanaman air yang harus kita genangi setiap saat, kita rendam setiap waktu. Perakaran padi juga perlu bernafas sehingga perlu pengeringan secara berkala. Sedangkan untuk poin kelima, adalah hama dan penyakit merupakan penghambat yang nyata dan terlihat jelas menurunkan hasil bahkan menggagalkan panen kita. Dalam pengendalian hama dan penyakit sebenarnya tidak bisa hanya mengandalkan dengan pestisida saja tetapi juga harus kita kombinasikan dengan poin satu sampai empat. Sebagai contoh dalam pengendalian penyakit patek atau anthraknosa pada tanaman cabe kita tidak bisa hanya mengandalkan dithane saja atau bionM saja, tetapi kita harus memuali memanagementnya dari awal. Bagaimana mengatur jarak tanam, pemberian pupuk, pengolahan tanah dan sebagainya. Demikian juga dalam mengendalikan penyakit layu pada cabe. Dari awal rekan-rekan sudah harus mengantisipasinya mulai dari pemberian PGPR, Trichoderma ataupun pengurangan penggunaan unsur N. (*)
| 03
Sertifikasi Buah
04 |
Masyarakat Belum Kenal Buah Lokal Bersertifikasi S
EBENARNYA banyak buah lokal yang sudah bersertifikasi. Bukan hanya nasional, ada juga komoditi buah lokal yang sudah mengantongi sertifikasi international. Sayang, masih banyak masyarakat yang belum mengenali. “Kami memiliki catatan, bahwa ada banyak buah produk lokal Indonesia yang sejatiya memang sudah bersertifikasi. Bahkan sertifikasi itu tidak hanya ditingkat nasional, tetapi beberapa di antaranya bahkan sudah bersertifikasi internasional,” kata Direktur Puspa Agro, Abdullah Muchibuddin. Menyambut pelaksanaan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015, sejatinya buah lokal Indonesia sudah banyak yang mengantongi sertifikasi nasional maupun internasional. Namun demikian keberadaan buah-buah bersertifikasi ini ternyata kurang dikenali masyarakat luas. Sehingga keberadaannya tidak diketahui dan tidak diunggulkan di pasaran. Dengan diberlakukannya MEA, lanjutnya, sertifikasi yang menjadi satu di antara parameter atau ukuran untuk produk-produk buah, awalnya memang dianggap sebagai hambatan bagi produsen buah lokal. “Namun demikian, kami terus meyakinkan pada produsen bahwa itu perlu dilakukan. Sertifikasi itu wajib dilakukan, agar produk buah lokal bisa bersaing di pasar bebas,” kata Muchibuddin. Petani atau produsen buah lokal kemudian melakukan sertifikasi. Bahkan beberapa produsen sengaja melakukan sertifikasi secara internasional dan berhasil. Tetapi itu kemudian menjadi kurang menggembirakan lantaran masyarakat sebagai konsumen tidak melihat sertifikasi itu menjadi satu di antara pembeda produk.
“Masyarakat tidak memahami bahwa sertifikasi itu sangat penting. Sehingga produsen kemudian memilih tidak perlu mensertifikasikan produknya, karena tanpa sertifikasi produk yang dihasilkan tetap dibeli masyarakat. Ini merepotkan juga. Secara perlahan kami terus yakinkan produsen bahwa sertifikasi tetap perlu, demi memenangkan persaingan di MEA,” jelasnya. Oleh karena itu, setifikasi diwajibkan kepada produsen buah, agar masyarakat mengetahui bahwa produk-produk buah lokal tersebut sudah sejajar dengan buah impor. “Produsen kami yakinkan bahwa dengan sertifikasi itu, artinya produk mereka sejajar dengan produk sejenis dari negara lain. Dan ini yang terus kami konsentrasikan,” ujarnya. (nd)
Produk Unggulan
H
Jagung Lokal Diminati Prancis
ASIL komoditi jagung lokal dari Kabnupaten Gresik da Bojonegoro diminati Prancis untuk dikelola sedemikian rupa menjadi sejumlah produk di antaranya pakan ternak yang nantinya dipasarkan di sejumlah negara Eropa. “Untuk komoditi jagung dari wilayah utara Kabupaten Gresik menjadi satu di antara komoditi yang diminati pabrikan penghasil aneka produk termasuk pakan ternak asal Prancis. Invivo. Dan tahun 2015 ini akan dimulai,� kata Direktur Utama Puspa Agro, Abdullah Muchibudin. Ia menyatakan, melalui pembicaraan dengan perwakilan Invivo, mereka tertarik dengan jagung yang dihasilkan Bojonegoro.
Dengan demikian dapat dipastikan Invivo akan membeli komoditi jagung dari Gresik dan Bojonegoro. “Komoditi itu dikirim ke Prancis melalui PT Puspa Agro. Dan tahun ini dipastikan pengiriman akan dimulai langsung ke Prancis. Tentunya ini langkah awal yang menggembirakan. Ke depan akan ada komoditi lainnya yang diminati pabrikan luar negeri.� jelasnya. Pada tahap awal pengiriman, diperkirakan antara 600 sampai dengan 800 ton produk jagung dari Gresik dan Bojonegoro itu akan dikirimkan, setelah panen pertama dilakukan oleh para petani di Gresik dan Bojonegoro. (*)
| 05
Komoditi
06 |
Gelontor Pasar Eropa dengan Buah Lokal P
roduk buah-buahan asli Indonesia memilki kelebihan tersendiri dibanding dengan negara lain. Karena itu PT Puspa Agro akan menggelontor pasar Eropa dengan produk komoditi
aneka buah-buahan lokal Indonesia. “Tahun ini pasar Eropa menjadi bidikan kami. Produk buah-buahan asli Indonesia memang cukup diminati pasar Eropa. Kabarnya buah-buahan lokal Indonesia berbeda dengan negara lain. Produk buah-buahan kita cukup bagus dan diminati pasar Eropa,” jelas Direktur Puspa Agro Abdullah Muchibuddin. Ia mencontohkan, untuk buah Kelapa, tahun 2014 lalu, setiap bulan pihaknya mengirimkan ke pasar Eropa sekurangnya 24 ton kelapa.” Kelapa utuh. Masih ada airnya. Informasi yang kami dapatkan dari kawan-kawan di Eropa sana, khusus Kelapa dengan airnya itu diminati masyarakat Eropa,: terabngnya. Karen itu, lanjut dia, kami mempersiapkan berbagai upaya untuk dapat menembus pasar Eropa dengan aneka komoditi buah-buahan. Selain menggalang kerja sama dengan berbagai pihak, di antaranya para petani buah di sejumlah daerah di Jawa Timur, PT Puspa Agro juga menjalin komunikasi dengan pelaku pasar di Eropa. “Kami fokus untuk menggarap buah-buahan lokal agar bisa tembus pasar Eropa. Selain kelapa, ada mangga, kakao dan jagung. Petani sudah kami ajak bekerja sama untuk dapat merealisasikan itu. DemikiDirektur Puspa Agro Abdullah Muchibuddin an juga kontak dengan pasar Eropa terus kami lakusaat memberikan keterangan terkait rencana kan. Ini satu diantara target kami di 2015 dan MEA,” menggelontor pasar eropa dengan buah lokal. ungkapnya. (*)
Hasil Panen
Strategi Bayar Langsung Diminati Petani P
ENERAPAN strategi bayar langsung yang dilakukan PT Puspa Agro dalam membeli hasil panen langsung diminati petani. Langkah ini dilakukan agar produksi petani tetap lancar. “Dengan strategi itu, setidaknya kami memang berharap petani dapat langsung menikmati hasil panenenya. Berbeda dengan jika petani berurusan dengan tengkulak. Petani masih harus menunggu pelunasan pembayaran, dan tidak dapat langsung menikmati hasil panen,” kata Direktur Utama Puspa Agro, Abdullah Muchibuddin. Diharapkan melalui upaya-upaya seperti pembayaran langsung kepada petani produksi, nantinya secara perlahan praktek-praktek
curang yang dilakukan para tengkulak dapat diberantas. Namun demikian ditegaskannya bahwa dukungan petani produksi dalam hal ini tetap dibutuhkan. “Petani kami harapkan memiliki keberanian untuk mempercayakan produk-produk hasil pertaniannya kepada kami. Sehingga kedepan praktek-praktek tengkulak dengan pembayaran merepotkan bisa dihindari,” tegasnya. Menurutnya melalui pembayaran langsung yang dilakukan PT Puspa Agro ada petani produsen tersebut, memang tidak terlalu tinggi. “Tetapi nantinya akan terasa bagi petani produsen maupun bagi Puspa Agro sendiri. Ini yang memang kami harapkan,” pungkasnya. (*)
| 07
Kerjasama PKL
08 |
Tata PKL dan UMKM T
ak hanya mengangangkat petani dengan membeli hasil panen dengan harga sesuai, namun, PT Puspa Agro juga berupaya melakukan penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) dan UMKM melalui program penunjang. Direktur Utama Puspa Agro, Abdullah Muchibuddin, mengatakan, sejak awal tahun 2014, Puspa Agro mengorganisasikan PKL dan UMKM yang biasa berjualan di luar pintu gerbang untuk berdagang di dalam kawasan Puspa Agro. Pada akhir tahun 2014 lalu, Puspa Agro “Menelurkan” program pasar minggu untuk memberikan hiburan bagi masyarakat sekitar. Kegiatannyapun beragam, mulai dari senam pagi, lomba yang diikuti pedagang dan pembeli, gebyar kreativitas dan gebyar PKL dan UMKM,” jelasnya. Menurut pria berkacamata ini, program Pasar
Minggu ini, mendapat tanggapan positif dari PKL dan UMKM yang sebelumnya berdagang di luar. “Saat ini banyak PKL yang sudah masuk dan berdagang di dalam lokasi Puspa Agro,” ucapnya. Sementara itu, Amir, salah seorang PKL menyambut positif program tersebut. Ia mengaku lebih nyaman berjualan di dalam area Puspa Agro. “Syaratnya juga tidak rumit, cukup menyerahkan foto kopi KTP. Alhamdulillah, saya menjadi lebih tenang bisa berdagang di sini,” kata bapak dua anak ini. Pasar Minggu di Puspa Agro berbagai komunitas yang berkumpul di antaranya, komunitas burung hantu, kampung kue rungkut, fristel Jemundo, Reptil Jemundo dan Pengamen jalanan Jemundo. Selain kelima komunitas itu, ada juga komunitas sepeda tua Sidoarjo, komunitas hidroponik Surabaya, CB Las Vegas dan komunitas Satria Surabaya. (is)
Suasana pasar minggu di Puspa Agro
Pertanian
| 09
Buah naga siap didistribusikan
Buah Naga Sambirejo Tembus Pasar Nasional B
UAH naga organik hasil panen petani di Desa Sambirejo, Kecamatan Bongorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur berhasil menembus pasar nasional. Pendistribusian hasil panen itu terbagi menjadi beberapa sub sesuai dengan kualitas buah. Pertama, ada hasil panen yang dikirim ke sejumlah pasar modern seperti Ramayana, Rumah Buah Hoky. Kedua, untuk kualitas super dikirim ke Pasar Induk Agrobis Puspa Agro, sedangkan buah ukuran kecil dikirim ke pasar-pasar tradisional Surabaya. Buah naga organik di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menembus pasar nasional dan memasok jaringan ritel besar di Jakarta dan sejumlah pasar di Pulau Jawa, bahkan mulai merambah Kalimantan dan Makassar. Salah satu Kelompok Tani Berkah Naga di Desa Sambirejo, Kecamatan Bangorejo, Kabupaten Banyuwangi, Masrifah, mengatakan, kelompok taninya berhasil menembus jaringan ritel Carefour di Jakarta dan memasok sejumlah pasar buah di Surabaya. “Setiap hari buah naga yang kami kirim minimal empat ton ke beberapa pasar buah di Surabaya dan Jakarta,� ucapnya. Ia mengaku sudah enam tahun ini menanam buah naga dengan memakai pupuk kandang, bahkan telah mengantongi Sertifikasi Prima 3 dari otoritas kompeten keamanan pangan daerah Dinas Pertanian Jawa Timur sebagai produk pangan yang aman dikonsumsi.
Meski tidak begitu luas, hasil buah naga yang dikelola Masrifah memang sangat menjanjikan dan dari lahan hanya setengah hektare mampu menghasilkan sebanyak 13 ton per tahun. Biasanya ia memetik buah naga satu minggu tiga kali dan hasilnya dijual rata-rata Rp 8.000 per kilogram. “Setahun, pendapatan saya bisa mencapai Rp 104 juta dengan lahan setengah ha dan pengeluaran terbesar untuk pembelian pupuk organik yang setahunnya mencapai Rp 12 juta,� pungkasnya. (is)
Petani saat memananen buah naga
M E A 2015
10 |
Ubah Pola Pikir Petani
U
ntuk mengahdapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan Sutriono Edi, berusaha mengubah pola pikir petani menjadi pengusaha. Karena itu satu persatu daerah disorong untuk mengembangkan PLK (Pasar Lelang Komoditas). “Kami ingin mengubah pola pikir petani yang sederhana menjadi modern. Yakni, petani pekerja menjadi petani pengusaha,” ucapnya. Khususmenghadapi berlakunya MEA 2015, Sutriono meminta Puspa Agro memberdayakan petani dan terus memperluas serta memperkuat jaringan pasar. Selain itu, terus memperluas akses pemasaran hasil panen petani dan menghasilkan komoditas yang berkualitas. Dia menambahkan,PLK ingin menciptakan insentif bagi peningkatan produksi dan mutu komoditas hasil pertanian. Dengan adanya PLK, diharapkan tercipta transparansi harga yang
wajar, sehingga petani dapat merencanakan pola budidaya tanam. “Dengan demikian, petani lebih berkonsentrasi untuk meningkatkan kualitas dan produktivitasnya,” imbuh Sutriono. “Revitalisasi PLK kini lebih mengedepankan kemandirian dan profesionalisme. Diharapkan, revitalisasi ini akan membentuk lembaga penyelenggara PLK yang mampu melihat peluang bisnis dalam mengembangkan pasar lelang sebagai suatu unit bisnis yang mendukung pemasaran komoditas di Indonesia,” paparSutriono. Untuk diketahui, nilaitransaksiPLK secara nasional pada periode Januari-November 2014 tercatat sebesar Rp 693,7 miliar. Untuk Jawa Timur, nilai transaksi PLK pada 2014 tercatat sebesar Rp 180,7 miliar. “Lima jenis komoditas yang mempunyai nilai transaksi terbesar di Jawa Timur adalah sapi sebesar Rp 50,2 miliar, beras Rp 41,6 miliar, cabe Rp 11,2 miliar, kentang Rp 9,9 miliar dan jagung senilai Rp 9,3 miliar. (ist)