Edisi V, 10 - 25 April 2015
Perlawanan terhadap Produk Impor
Tantangan Berat Puspa Agro Hadapi MEA
Formula Baru Hadapi Gempuran Produk Impor 2025, Kuasai Pasar Agrobis nBaca Hal ... 2
MENGHADAPI Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 merupakan sebuah tantangan yang berat. Sebab, di saat itulah produk dari luar negeri mulai membanjiri pasar Indonesia. Untuk dapat mengatasi hal tersebut, Puspa Agro menyiapkan formula baru menghadapi gempuran produk impor, terutama di sektor Holtikultura. nBaca Hal ... 2
KGS Optimis Ekspor Cokelat nBaca Hal ... 4
Kuasai Pasar Agrobis
| 02
Formula Baru Sambungan dari Hal 1
“Ini merupakan tantangan yang cukup berat, terutama di sektor holtikultura. Terutama masuknya produk pertanian impor ke pasar lokal. Karena itu, kita sudah siapkan sejumlah formula mengahadpi gempuran produk impor,” kata Komisaris PT Puspa Agro, Erlangga Satriagung. Formula yang dimaksud ini adalah dengan menggandeng para petani yang ada di Jawa Timur (Jatim). “Terutama dengan merangkul petani dengan membeli hasil panen mereka, sebab, sampai dengan saat ini, masih ada petani yang jatuh ke “dekapan” tengkulak yang membeli hasil panen petani dengan harga murah,”. Kami, lanjut dia, terus berupaya merangkul
Susunan Pengelola: Penasihat/Pengarah: Erlangga Satriagung Pemimpin Umum/ Pemimpin Redaksi dan Penanggungjawab; Gatot Bibit Bibiono Redaktur Pelaksana; Iskandar Redaktur Ardy Abimanyu Reporter; Andriya Pitupulu Anggraeni Widakdo Fotographer: Iksan Sasmito Teknologi Informasi: Nana Firdaus Design & Layout Firman
petani agar tidak lagi jatuh dalam “rangkulam” tengkulak. “Kita beli hasil panen mereka dengan harga yang sesuai. Artinya, tidak merugikan petani. Sebaliknya, kami berusaha mengangkat taraf hidup para petani,” jelasnya. Tak hanya mengangkat petani dengan membeli hasil panen mereka dengan harga yang sesuai. Tapi, pasar induk moderen ini juga memberikan edukasi pada petani. “Edukasi kita berikan agar hasil panen mereka sesuai dengan grade. Sehingga hasil panen para mereka sesuai dengan pasar, baik itu pasar lokal maupun pasar moderen, sebab hasil panen petani ini juga didistribusikan ke pasar ritel,” ungkap Erlangga. Dalam melakukan transaksi dengan petani, lanjut dia, Puspa Agro tidak mengambil keun-
tungan besar. “Kami hanya mendapat keuntungan dua persen dari nilai transaksi. Hal ini sekaligus bertujuan untuk melawan peredaran produk impor yang masuk ke dlam negeri,” tuturnya. Ia menyatakan, tahun ini, akan terus melakukan pembenahan kinerja Puspa Agro untuk meningkatkan produk lokal nantinya. Disisi lain, kata dia, peran pemerintah ikut andil dalam menjaga produk petani. Salah satunya, membenahi infrastruktur atau akses menuju Puspa Agro untuk petani. “Jika ini terus dilakukan, saya yakin Puspa Agro akan menjadi pusat pasar induk terbesar di Indonesia. Kita targetkan tahun 2025 nanti akan menjadi pusat transaksi Agro di dunia. Apa lagi kami juga dibantu terbukanya 26 kantor cabang dibeberapa wilayah indonesia,” ungkapnya. (isa)
2025, Kuasai Pasar Agrobis SEPULUH tahun lagi, atau tepatnya pada tahun 2025 Pasar Induk Moderen Puspa Agro menarget akan menguasai pasar agrobis di Indonesia. Ini merupakan keinginan Erlangga Satriagung selaku Momisaris PT Puspa Agro. “Pada tahun 2025 kita target Puspa Agro akan menguasai pasar agrobis di Indonesia. Untuk mencapai target itu kita terus berupaya melakukan pengembangan sekaliogus inovasi di bidang usaha ini. Kami yakin, bila kinerja sejalan maka target tersebut dapat terpenuhi,” jelasnya. Target yang dicanangkan itupun tak main-main, tahun ini saja, Puspa Agro mulai mengawali dengan perdagangan antar pulau dan mengembangkan berbagai sentra agrobis di luar pertanian, seperti ikan laut dan ikan air tawar. “Tahun depan, untuk ikan kami mampu mengirim antara empat puluh sampai lima puluh kontainer produk ikan kemasan setiap harinya. Saat ini,
kami hanya terkendala akses masuk dan keluar di Puspa Agro yang selalu padat,” ucapnya. Sementara itu, agar hasil panen petani diminati pasar retail moderen, Puspa Agro telah memiliki usaha pengepakan produk pertanian sendiri. Sehingga produk yang dijual lebih mahal dan higienis sehingga lebih
diminati konsumen. “Kami terus memastikan tak ada produk impor yang dijual di tempat kami, sehingga petani Jatim yang menjadi mitra kami benar-benar terlindungi. Dan secara bertahap kami juga mampu menguasi pasar di berbagai provinsi diluar Jatim dan Indonesia,” jelasnya. (isa)
Erlangga Satriagung
Kelompok Tani
| 03
Ketua Kelompok Tani Margomulyo saat memetik dan menunjukkan hasil panen belimbing di kebunnya
Kiat Imam Berdayakan Lahan Rumah T
AK semudah membalik telapak tangan, meski demikian niat Imam Surani memberdayakan masyarakat Kelurahan Karangsari, Blitar, Jawa Timur (Jatim) kini membuahkan hasil. Agar memiliki nilai tambah, Ketua Kelompok Tani Margo Mulyo ini memberdayakan lahan luang rumah warga untuk ditanami belimbing. “Sata pilih buah belimbing karena memiliki nilai lebih bagi masyarakat sekitar dan masa panennya pun cukup bagus, dalam setahun bisa sampai empat kali panen,” ucapnya. Ia menuturkan, mulai tahun 1985 dan tahun 1990, belimbing dijadikan tanaman wajib. Dimana, lahan atau ruang kosong rumah warga wajib ditanami belimbing. “Memang pada saat itu tidak mudah, tapi, melalui pemahaman akhirnya warga mau mencoba menanami lahan kosong di depan maupun belakang rumah dengan belimbing. Saat itu diberi bibit dan bekerjasama dengan lurah setempat,” kisahnya. Saat itu, setelah di setiap rumah warga berdiri tanaman belimbing, pada awal tahun 1995, Imam mulai membuka peluang pasar, kala itu ia memasuki pasar di Blitar, Yogyakarta sampai Jakarta. “Awalnya, kami hanya memberikan contoh hasil panen kami. Ya, saat itu kita tinggal buah belimbing pada pedagang di pasar lokal masing-masing kota,” ujarnya. Selang seminggu kemudian, lanjut dia, kami mendapat kabar bahwa belimbing hasil panen kami diterima oleh pedagang. Kamipun mulai memasok hasil panen ke pedagang pasar tradisonal di masing-masing kota itu. Tak hanya masuk ke pasar tradional, namun, hasil panen mereka juga masuk ke pasar ritel seperti carefour. Meski demikian, kerjasama dengan pasar ritel ini tidak berlangsung lama karena cukup memberatkan petani. “Sangat berat, karena tiga kali kirim bayar satu kali.
karena sangat memberatkan kami, maka, mau tidak mau kita harus melepas kerjasama dengan carefour,” akunya. Meski harus melepas kerjasama dengan pasar ritel, tidak lama kemudian, mereka digandeng Puspa Agro. Bahkan sampai dengan saat ini, panen belimbing disetorkan pada pasa induk moderen ini. “Terus terang kami sangat terbantu dengan adanya kerjasama ini, sebab hasil panen langsung dibayar. Pembayarannyapun relatif cepat. Hasil panen kita kirim, tidak lama Puspa Agro langsung membayar melalui transfer rekening,” terangnya. Dalam kesempatan itu, Direktur Utama Puspa Agro, Abdullah Muchibuddin, mengatakan, ini merupakan langkah untuk mengangkat petani, sehingga mereka juga dapat merasakan hasil panen tanpa tersendat. “Kami melihat hasil buah belimbing di sini cukup bagus, apalagi Blimbing Karangsari sudah akrab di telinga. Karena itu kami merangkul kelompok tani di sini,” terangnya. Ia mengungkapkan, sekitar 5 sampai dengan 10 persen belimbing yang dihasilkan kelompok tani di Karangsari memiliki kondisi rusak, bukan busuk. Hasil sortiran itu yang akan dimanfaatkan sebagai produk olahan belimbing sehingga menghasilkan nilai tambah. Imam berharap sisa sortiran juga bisa dimanfaatkan untuk menambah penghasilan petani karena selama ini buah yang rusak terbuang sia-sia. Apalagi kelompok tani tersebut merupakan masyarakat yang memberdayakan halaman rumahnya untuk ditanami pohon belimbing. Saat ini kelompok tani tersebut mengelola sekitar 20.000 batang pohon belimbing, setiap pohonya mampu menghasilkan 20 Kg buah belimbing. Sementara setiap rumah warganya memiliki antara 5 sampai dengan 10 pohon belimbing. (isa)
Tanaman Coklat
04 |
KGS Optimis Ekspor Cokelat K
OPERASI Guyub Santoso, blitar, Jawa Timur (Jatim) optimis ekspor cokelat bisa terealisasi. Keyakinan ini muncul setelah pihaknya melaukan kerjasama dengan PT Puspa Agro. Ketua Koperasi Petani Kakao Guyub Santosa Blitar, Kholid Mustofa, mengatakan, melalui kebun kakao yang pengembangan bisnisnya kian mendapat dukungan dari pemerintah daerah setempat maka volume produksi kakaonya bisa mencapai 180 Kilogram per hari. “Dari angka tersebut, dominasi 70 pers-
en produksi dijual ke Malaysia dan sisa 30 persennya di pasar lokal,” ucapnya. Sementara itu, Direktur Utama PT Puspa Agro, Abdullah Muchibuddin, mengatakan, melalui kerja sama yang ditingkatkan setiap saat dengan kalangan petani terutama yang berbadan usaha koperasi maka produk agrobisnis di Jatim bisa dikenal. “Selain itu, menciptakan Jatim sebagai Provinsi Agro. Hal tersebut sekaligus memudahkan Jatim khususnya dari sektor agrobisnis untuk berbenah menjelang MEA 2015,” jelasnya.
Kami, lanjut dia, fokus untuk membangun sistem perdagangan produk agrobisnis dan menstabilkan harganya sehingga tidak ada lagi disparitas harga mencapai 500 persen per barang. Kalau di Kampung Cokelat, menjelang diberlakukannya MEA 2015 maka Koperasi Guyub Santosa dan pihaknya berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Salah satunya dengan mensertifikasi seluruh petani kakao dan karyawan di usahanya tersebut secara bertahap. (dar)
Puspa Agro Inves Rp 4 M di Blitar PT Puspa Agro menyiapkan investasi sebesar Rp 4 miliar di Blitar Jawa Timur (Jatim). Investasi itu terbagi menjadi dua. Yang pertama Rp 3 miliar yang digunakan untuk membangun pabrik olahan cokelat, sementara sisanya, sebedsar Rp 1 miliar untuk pabrik olahan buah belimbing. Rencananya, pabrik pengolahan kakao dan belimbing tersebut dibangun di kawasan Puspa Agro dan selesai pada tahun 2016. Demikian dikatakan Direktur Utama Puspa Agro Abdullah Muchibuddin. Dijelaskannya, investasi ini, dikarenakan kualitas cokelat di Blitar
menempati posisi tertinggi bila dibanding dengan wilayah lain. “Atas dasar itulah Puspa Agro merangkul Gabungan Kelompok Petani (Gapoktan) cokelat yang tergabung Koperasi Guyub Santoso,” terangnya. Ia mengungkapkan, sejak November 2014 telah menjalin kerja sama dengan Gapoktan cokelat Blitar, kerja sama ini dilanjutkan dengan penandatanganan MoU pada awal Januari 2015. Kualitas cokelat yang dihasilkan, kata dia, menempati posisi tertinggi, dengan adanya potensi itu, Blitar diharapkan memberikan kontribusi lebih terhadap kinerja perdagangan dan mengembangkan perekonomian Jatim. “Tidak hanya membangun pabrik cokelat tetapi termasuk trading house-nya,” ucap pria yang akarab disapa Udin ini. Mengenai alasan pembangunan pabrik di Blitar, jelasnya, dikarenakan sampai sekarang daerah tersebut menjadi salah satu penentu harga kakao dunia. “Bahkan, cokelat yang terkenal di Singapura dan Malaysia itu berasal dari Blitar,” terangnya. Saat ini, katanya, Puspa Agro masih sekedar membeli biji kakao dari koperasi kelompok tani Guyub Santoso di Blitar Jawa Timur dengan menganggarkan Rp3,8 miliar tahun ini. Biji kakao tersebut sementara ini dipasarkan di dalam negeri dan sebagian diekspor. Kami, lanjut dia, perlu menuju bisnis hilirisasi agar pendapatan perusahaan meningkat, begitu juga dengan penghasilan petani yang menyuplai buah untuk Puspa Agro. Sementara untuk buah belimbing, rencananya akan dibuat 11 produk olahan dari belimbing di antaranya seperti sirup, jus, permen, dodol, manisan hingga keripik belimbing. (dar)
Edukasi
| 05
Kampung Cokelat, Lokasi Wisata Edukasi T
ERLETAK di Desa Plosorejo, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar Jawa Timur (Jatim), di sinilah tempat wisatawan domestik banyak berkunjung. Lokasi wisata bernama Kampung Cokelat ini tak hanya sekedar memberikan nuansa baru berwisata, tapi, juga memberikan edukasi bagi pelajar yang kerap berkunjung di tempat ini. Pengelola wisata Kampung Cokelat, Kholid Mustofa, awalnya hanya menargetkan wisata edukatif tentang pengelolahan coklat untuk kalangan siswa dan pelajar. seiring dengan animo masyarakat yang begitu besar membuat kampung coklat menjadi terkenal dan menjadi salah satu tujuan wisata alternatif yang mengasyikan bagi keluarga. “Di sini, pengunjung tak hanya bisa menikmati kawasan wisata kampung cokelat Blitar, tapi juga bisa bisa melihat langsung proses pembudidayaan pohon coklat. Mulai dari pembenihan, pembibitan, penanaman hingga bisa melihat buah cokelat yang siap untuk diolah,” jelasnya. Ia menuturkan, pada hari biasa pengunjung bisa mencapai antara 1.000 sampai 2.000 orang. “Tapi, pada hari libur bisa mencapi enam ribu pengunjung,” ucapnya. Di kawasan wisata yang letaknya tak jauh dari kebun kakao, ada 17 jenis produk yang ditawarkan di antaranya cokelat batangan, permen cokelat, aneka minuman cokelat, hingga kue cokelat, dengan merek “GuSant”. Sampai saat ini, pemasaran produk-produk makanan olahan dari cokelat tersebut sudah merambah Malaysia dan Tiongkok. Di dalam negeri, komoditas yang performanya belum sebaik kopi itu bisa memenuhi permintaan pasar Surabaya, Bali, Yogyakarta, Jakarta, dan Batam. Keberadaan wisata kampung cokelat ini tidak hanya mengangkat nama Desa Plosorejo. Tapi juga mengangkat perekonomian warga sekitar. Sebab, karyawan yang ada di wisata adalah warga di sekitar lokasi. Di sisi lain, Koperasi Guyub Santoso juga bekerjasama denga Puspa Agro. Melalui kerjasama ini, mereka yakin ekspor bisa terealisasi.
Penyebabnya, untuk mengirim cokelat sebanyak 200 ton atau sebesar 10 kontainer ke luar negeri membutuhkan dana besar minimal Rp 6 miliar. Dengan hubungan bisnis yang tercipta bersama pengusaha asli Jatim itu, kakao yang dihasilkan tidak lagi dijual kepada subpembeli, melainkan konsumen utama. Tetapi, saat ini dengan adanya subpembeli maka kondisi bisnis kakao itu mampu menyejahterakan petani yang juga anggota koperasi tersebut. Apalagi, keberadaan subpembeli bisa memudahkan koperasi tersebut untuk mencari dana dalam mengembangkan usaha kakao di Kampung Cokelat. Direktur Utama PT Puspa Agro, Abdullah Muchibuddin, menambahkan, melalui kerja sama yang ditingkatkan setiap saat dengan kalangan petani terutama yang berbadan usaha koperasi maka produk agrobisnis di Jatim bisa dikenal. “Selain itu, menciptakan Jatim sebagai Provinsi Agro. Hal tersebut sekaligus memudahkan Jatim khususnya dari sektor agrobisnis untuk berbenah menjelang MEA 2015 dan AFTA tahun 2016. Kami fokus untuk membangun sistem perdagangan produk agrobisnis dan menstabilkan harganya sehingga tidak ada lagi disparitas harga mencapai 500 persen per barang,” tuturnya. Sementara itu, untuk meningkatkan konsumsi cokelat itu sendiri, Kampung Cokelat juga sengaja memberlakukan paket harga kunjungan dengan tujuan edukatif. Misalnya, sebesar Rp10 ribu per anak, tingkat SD/SMP Rp20 ribu per anak, paket SMA Rp30 ribu per anak, dan wisata umum atau keluarga Rp50 ribu per orang. Dengan mengikuti paket wisata itu, pengunjung akan diajari tentang cara budi daya dan olahan tanaman kakao, melihat proses produksi cokelat, cara menghias cokelat, sampai mengenal bisnis cokelat. Mereka juga mendapatkan fasilitas minuman cokelat dan diperbolehkan membawa pulang cokelat yang sudah mereka hias. (kan)
Tips Tanaman
06 |
Tips Menanam Belimbing di Rumah K
ESUKSESAN petani Karangsari, Blitar, Jawa Timur menanam belimbing yang bisa memberi nilai tambah bagi warga ini merupakan salah satu tolok ukur yang dapat ditiru. Apalagi, dalam setahun bisa panen sampai dengan empat kali. Tak hanya di kawasan pedesaan saja, tapi, bagi masyarakat perjotaanpun langkah ini dapat ditiru. Sebab, belimbing adalah jenis buah tropis dan mudah untuk dibudidayakan. Selain sebagai perindang halaman juga bisa memberi tambahan asupan vitamin bagi keluarga karena belimbing mengandung banyak vitamin C, vitamin A dan B. Menanam belimbing tak hanya bisa dilakukan di lahan, tapi juga bisa di dalam pot, karena, secara umum teknik budidaya belimbing dalam pot hampir sama dengan budidaya tabulampot yang lainnya. Yang terpenting adalah tahu cara menanam yang benar serta perawatan yang harus dilakukan. Ada banyak keuntungan menanam tanaman dalam pot di antaranya adalah hemat tempat. Jika tidak punya halaman, bertanam dalam pot bisa merindangkan teras sekaligus mempercantiknya. Selain itu menanam buah dalam pot juga simple, ringkas dan bisa dipindahkan kemana saja, termasuk ke dalam rumah. Untuk memulai penanaman buah belimbing dalam pot, yang diperlukan adalah media tanam. Persiapkan media tanam yang cukup seperti sebuah pot yang
besar. Masukkan media tanam yang berupa campuran tanah dan pupuk kompos yang sudah jadi dengan perbandingan 1:1. Tanah yang dipakai harus dijemur dulu selama 3 sampai dengan 5 hari agar mendapat sinar matahari dan bakteri serta hama mati. Tanah yang dipakai bisa diambil dari pekarangan namun pastikan tanah tersebut bebas dari rumput dan sampah serta jangan mengambil tanah yang tercampur pasir. Persiapkan pot yang akan dipergunakan untuk menanam. Pot yang dipergunakan sebaiknya terbuat dari tanah liat, ember, kaleng bekas dan berbagai macam wadah yang bisa menampung tanah dan bagian bawahnya berlubang untuk pembuangan air. Pilih pot atau wadah yang sesuai dengan luas teras. Cara budidaya belimbing dalam pot tidak susah, jika media tanam sudah siap maka bibit yang sudah disiapkan ditanam dengan hati-hati dan dipendam sampai sebatas leher akar. Sebelum ditanam, kurangi daun agar penguapan yang terjadi bisa dikurangi. Cara tanam seperti ini akan meningkatkan kesempatan hidup tanaman buah belimbing tersebut. Setelah penanaman maka pemeliharaan harus dilakukan. Cara budidaya buah yang baik maka pemupukan juga dilakukan untuk mempercepat tumbuh tanaman. Dalam waktu yang tidak begitu lama dan dengan cara menanam yang tepat maka buah belimbing dalam pot akan segera berbuah. (is)
Sertifikasi Buah
Puspa Agro Tambah Sertifikasi Buah T
AHUN INI PT Puspa Agro menambah sertifikasi buah-buahan, yaitu mangga salak pondoh dan belimbing. Hal ini dilakukan dalam rangkah menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). “Sebetulnya hampir semua produk sudah disertifikasi. Tapi selama ini petani malas memasang label karena belum terlalu paham. Kami akanterus memberikan sosialisasi karena sertifikasi sangat penting untuk meningkatkan daya saing,� kata Direktur PT Puspa Agro, Abdullah Muchibuddin. Sementara itu, kontinuitas juga akan dijaga karena permintaan pasar diprediksi akan meningkat. Karena itu Puspa Agro terus memperbanyak mitra seperti petani, nelayan, peternak dan perusahaan. Saat ini, Puspa Agro bekerja sama dengan lebih dari 28 kelompok tani
dan asosiasi petani dan peternak. Tahun iniu Puspa Agro menambah kerja sama dengan gabungan kelompok tani (gapoktan) jagung di Bojonegoro dan Gresik. Masing-masing kerja sama dengan gapoktan diproyeksikan menghasilkan 800 ton jagung untuk sekali panen. Lelaki berkacamata ini menambahkan, tahun 2015, Puspa Agro mulai menjalin kerja sama dengan gapoktan kakao di Blitar di awal tahun ini. Hasil panen coklat para petani akan dibeli oleh Puspa Agro secara tunai dan akan dipasarkan dalam negeri dan ekspor. “Komoditas yang termasuk baru kami garap mulai semester II/2014 adalah kopi, ayam, ikan dan wortel. Berharap tahun ini ada pertumbuhan 50 persen untuk transaksi komoditas yang kami miliki,� pungkasnya. (kan)
| 07
08 |
Komoditi Unggulan
Inilah 4 Komoditas yang Diminati S
EBANYAK empat komoditas diminati pembeli di lelang agribis ke-124 yang digelar Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jatim di Gedung Tani Puspa Agro, Jemundo Sepanjang, Sidoarjo, Desember 2014. Keempat hasil perkebunan yang diminati pada lelang akhir tahun adalah kacang tanah, sayuran, kelapa dan tembakau. “Komoditas kacang tanah kualitas bagus dalam lelang kali ini dijual dengan harga cukup fantastis, mencapai Rp 17.000 per kilogram dengan volume transaksi sebanyak 212 ton. Sehingga, kacang tanah mencatat transaksi Rp 3,604 miliar atau 58,47 persen dari total transaksi,� kata Panitia Lelang Agribis ke-124 Disperindag Jawa Timur, Hamid Pelu Sementara, transaksi terbesar kedua dibukukan komoditas rumput laut dengan volume 120 ton. Dengan harga Rp 10.000 per kilogram, rumput laut membukukan transaksi Rp 1,2 miliar. Selanjutnya, komoditas beras IR-64 dan IR-64 Superslyp yang dibanderol Rp 8.000 per kilogram mencatat volume transaksi sebesar 100 ton, sehingga total nilai transaksi Rp 800 juta. Peringkat berikutnya ditempati tembakau dari Sumenep Madura seharga Rp 28.000 per kilogram dan volume 20 ton. “Total transaksi tembakau Rp 560 juta, atau 9,08 persen dari seluruh transaksi,� jelasnya. Pada lelang saat itu, dihadiri pembeli dari berbagai daerah. Seperti Jakarta, Bandung, Jawa Barat, Sumatera Selatan, NTT dan Magetan. Sementara lelang Agribis berikutnya akan diadakan pada minggu ketiga awal tahun 2015. (is)
Petani Kopi
Serap Hasil Panen Petani Kopi P
T Puspa Agro tidak main-main dalam mengnagkat taraf hidup petani di Jawa Timur (Jatim), pasar induk moderen ini juga mulai menyerap hasil panen petani kopi di Jatim. Tentunya dengan harga yang tidak merugikan petani. Untuk sementara, petani kopi melalui Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang bekerja sama dengan Puspa Agro baru di Jember. Pasar induk moderen yang berlokasi di Jemundo ini berencana terus mengembangkan kerja sama dan menjangkau petani di daerah lain yang menjadi sentra penghasil kopi. Saat ini sudah ada lima kelompok tani dan koperasi tani telah menjalin kerja sama dengan Puspa Agro. Dari para petani, komoditas biji kopi dihimpun dengan cara membelinya secara tunai dengan harga yang sesuai. Artinya, harga yang disepakati dipastikan di atas rata-rata ketika mereka menjual kepada tengkulak. Oleh manajemen Puspa Agro, kopi yang terhimpun
ini kemudian didistribusikan melalui mekanisme pasar, baik ke pabrikan, perdagangan antarpulau, maupun ekspor. Sementara itu, selama periode Juni sampai dengan Oktober 2014, kopi petani yang sudah terserap sebanyak 415 ton dengan nilai Rp 8,7 miliar. Puspa Agro terus berupaya meningkatkan kapasitas serap, baik terkait volume komoditas maupun area jangkauannya. Diharapkan, pola ini memberikan harapan dan jaminan kepada para petani, bahwa hasil panen mereka terserap pasar dengan harga yang bagus dan terbayar secara tunai. Sebelumnya, Puspa Agro juga telah menyerap hasil panen petani untuk komoditas aneka sayur dan buah-buahan, telor, ayam potong, ikan, serta rempah-rempah. Ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan nilai tambah petani/nelayan. Sebab, selain membeli secara tunai, harga yang dipatok Puspa Agro di atas rata-rata pasaran yang selama ini dikuasai para tengkulak. (isk)
| 09
Hasil Panen Petani
10 |
Petani Wajib Dapat Harga Pantas S
AMPAI saat ini keberadaan tengkulak masih belum bisa diberantas sepenuhnya. Meski demikia, hal ini tak menyurutkan Puspa Agro untuk terus menggandeng dan mengedukasi petani di Jawa Timur (Jatim). Sebab, petani wajib mendapat harga yang pantas dari hasil panen mereka. Direktur Utama PT Puspa Agro, Abdullah Muchibudin mengatakan, alah satu masalah dalam mewujudkan swasembada pangan di Indonesia adalah tingginya disparitas harga antara produsen dalam hal ini petani dengan pasar. Hal ini karena panjangnya mata rantai distribusi, sehingga dimanfaatkan para tengkulak untuk mengeruk keuntungan. “Pasar induk agrobis Puspa Agro terus mengembangkan usaha agar harga bahan pokok di pasar lebih terkendali, sementara para petani juga harus mendapatkan harga yang pantas,” ucapnya. salah satu yang kini telah menjadi fokus utama bisnis pasar induk agrobis terbesar di Indonesia ini adalah trading house (membeli langsung dari petani) yang telah dirintis sejak tahun lalu. Dengan membeli hasil panen petani lalu mengemasnya dengan lebih higienis dan langsung dipasarkan. ’’Kami jemput bola ke petani. Ini kami lakukan karena memang tidak bisa memaksakan petani untuk
berjualan langsung. Kita beli ke petani dengan harga pasar dan kami melempar ke pasar dan pembeli langsung yang menjadi mitra kami namun kami tidak mengambil untung banyak,” jelasnya. Ia menuturkan, saat ini ada 8 komoditas yang telah dipasar oleh divisi trading house, yakni buah, sayur, ikan, rempah, ayam, telur, kopi, dan wortel. Tahun 2015, pihaknya bakal menambah pengelolaan beberapa komoditas baru, seperti jagung dan coklat. Selain untuk pasar ekspor, lanjut dia, kami juga telah menggandeng sejumlah perusahaan katering besar, serta salah satu perusahaan ritel modern. Dia mengakui, langkah itu mengadopsi yang telah dilakukan oleh sejumlah negara yang telah berhasil mengembangkan sektor agrobis, seperti Thailand, Korea, Vietnam, maupun Australia. “Di negara tersebut, pasar induk agrobis telah berhasil mengendalikan harga,” ujarnya. Ia menyatakan, misi Puspa Agro adalah meningkatkan nilai tambah bagi petani. “Bukan hanya meningkatkat nilai tambah dengan membeli hasil panen dengan harga yang pantas. Tapi kami juga mengedukasi petani agar hasil panen merekja sesuai dengan grade. Baik itu pasar tradisional maupun grade pasar ritel,” pungkasnya. (kan)