Buletin Puspa Agro - 25 Mei 2015

Page 1

Edisi VIII, 25 Mei - 10 Juni 2015

Perlawanan terhadap Produk Impor

Gerakan Puspa Agro Semakin Tajam

“Sulap” Limbah Sampah, Puspa Agro Gandeng Swiss BERAGAM terobosan terus dilakukan PT Puspa Agro, salah satunya “menyulap” limbah sampah yang ada di pasar modern ini agar dapat memiliki nilai tambah. Untuk mewujudkan hal itu, pasar induk modern ini menggandeng Swiss.

GERAKAN pasar induk moderen yang berlokasi di Jemundo, Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim), semakin tajam. Tak hanya mengangkat taraf hidup petani di Jatim. Tapi, PT Puspa Agro juga mengembangkan pengolahan limbah sampah, bioteknologi hingga memfasilitasi petani hidroponik. Ya, ini merupakan langkah-langkah strategis yang dilakukan Puspa Agro, tentunya untuk menghadang gempuran produk impor masuki ke pasar lokal. Ini sesuai dengan slogan Puspa Agro, yaitu “Pusat perlawanan Produk Impor”.

nBaca Hal ... 4 Komisaris PT Puspa Agro, Erlangga Satriagung, berjabat tangan dengan Coordinator Research Program FORWARD, Bart Verstappen.

nBaca Hal ... 2

Puspa Agro Gelar Seminar Bioteknologi

Bioteknologi Tingkatkan Hasil Pertanian

nBaca Hal ... 2

nBaca Hal ... 3


| 02

Trading House

Gerakan Sambungan dari Hal 1

Untuk pengolahan sampah, Puspa Agro bekerja sama dengan EAWAG. Dimana, program ini berupa riset metode pengelolaan sampah. Pihak FORWARD EAWAG-Sandec berinvestasi memodifikasi bangunan lahan komposting untuk beberapa metode pengelolaan sampah pasar. Dengan menggandeng operator dari Swiss, Puspa Agro akan berupaya melakukan riset sekaligus membuat metode pengelolaan sampah. Dan pihak Swiss memodifikasi bangunan lahan komposting atau rumah kompos yang ada untuk mengembangkan pengelolaan sampah menjadi lebih modern. Sementara, support untuk melipat gandakan hasil panen dilakukan melalui peran Puspa Biotech, yakni pusat studi dan laboratorium bioteknologi yang didirikan Puspa Agro. Lembaga riset dan laboratorium ini dihajatkan untuk mengoptimalkan hasil budi daya sektor pertanian, perikanan, peternakan, dan bioenergi melalui berbagai macam produk yang dihasilkan. Tidak hanya itu, Puspa Biotech juga memberikan pengetahuan, pemahaman, dan pelatihan tentang bioteknologi kepada para petani dan masyarakat lainnya untuk mengenal dan menerapkannya sebagai sarana menciptakan peluang usaha secara maksimal. Manajemen Puspa Agro juga memfasilitasi petani hidroponik melalui Koperasi Petani Hidroponik Jawa Timur untuk pengembangan budi daya sayur dengan sistem hidroponik ini. Direktur PT Puspa Agro, Abdullah Muchibuddin, mengatakan, pada tahap pertama pihaknya menyiapkan lahan seluas 800 m2. “Pola ini akan terus dikembangkan sesuai tuntutan pasar,” ucapnya. Pria berkacamata ini menyatakan akan terus men-support pengembangan mitra binaan lewat koperasi yang ada. “Termasuk membantu mencarikan akses pasarnya,” ujarnya. Di sisi lain dalam upaya meningkatkan taraf hidup petani. Pasar induk moderen ini membeli hasil panen dengan harga yang yang berkeadilan. PT Puspa

Agro juga memperluas pasar petani.Upaya ini juga dibarengi dengan terus menghasilkan komoditas yang berkualitas. Hal ini dimaksudkan mengimbangi mulai berlakunya pasar bebas ASEAN. Sementara untuk merespon tren naiknya permintaan akan hasil perikanan, Puspa Agro tengah menyiapkan pembangunan sarana pemprosesan (processing) ikan yang akan melengkapi cold storage yang sudah ada. Di sisi lain, Puspa Agro terus memperkuat peran divisi Trading House yang bergerak dan bermitra dengan kelompok-kelompok tani dan nelayan di sentra-sentra produksi di berbagai daerah di Jatim. Pasalnya, produk yang mereka hasilkan sudah banyak diserap pasar modern serta industri pengolahan. Mata rantai distribusi komoditas pun bisa diperpendek, sehingga harga yang ditetapkan memuaskan, baik di tingkat petani maupun konsumen. Saat ini Puspa Agro berhasil memasarkan aneka komoditas pertanian asal Jatim. Selain aneka buah dan sayur, berbagai jenis ikan, ayam potong, telor, telah terdistribusi ke supermarket berskala nasional dan perusahaan katering besar yang melayani perusahaan tambang dan pengeboran minyak, serta industri pengolahan makanan dan minuman di Indonesia Timur. Puspa Agro juga memasok biji kopi untuk industri pengolahan kopi. Untuk maksud ini, Puspa Agro menyerap kopi dari hasil panen para petani dan kelompok tani (Gapoktan) di Jember. Komoditas lain, seperti kakao dan jagung juga tengah dijajaki untuk dicarikan akses pasarnya. Diharapkan, peran ini bisa dimaksimalkan sehingga stabilitas harga dan pasokan bebagai komoditas agro bisa dijaga. Pada gilirannya program ini meningkatkan nilai tambah petani dan nelayan/petambak di Jatim. “Ini merupakan tantangan dan menjadi pekerjaan rumah yang cukup berat bagi kami. Meski demikian, kami tak patah semangat. Kami telah menyiapkan formula mengahadapi gempuran produk impor, khususnya di sektor holtikultura,” kata Komisaris PT Puspa Agro, pengelola pasar induk agrobis Puspa Agro, Erlangga Satriagung. Formula yang dimaksud dengan merangkul para

petani yang tersebar di berbagai daerah di Jatim. Di antara yang dilakukan adalah mengubah pola pikir dan pola kerja petani yang sederhana menjadi petani modern melalui akses pasar yang lebih luas. Syukur-syukur kalau bisa mengarahkan para petani memiliki wawasan bisnis dengan menjual sendiri hasil panen mereka di lapak-lapak atau kios yang disiapkan Puspa Agro. “Pendekatan yang kami lakukan tak hanya membeli hasil panen petani dengan harga pantas dan berkeadilan. Langkah ini juga bertujuan untuk meminimalkan gerak tengkulak yang kerap merugikan petani,” tuturnya. Untuk maksud tersebut, strategi yang diilakukan Puspa Agro adalah mebentuk dan mengembangkan divisi trading house awal tahun 2014 lalu. Cara kerjanya, tim kerja divisi ini turun langsung ke petani, nelayan, dan peternak untuk menyalurkan produk-produk unggulan mereka ke pihak penyedia layanan agro untuk konsumen. Berbeda dengan tengkulak yang cenderung melakukan pembayaran kemudian (setelah barang dibeli), Puspa Agro member hasil panen petani, nelayan, dan peternak secara tunai. Di sisi lain, Puspa Agro juga memeberikan edukasi kepada petani agar dapat memperbaiki kualitas produksinya, sehingga hasil panen mereka dapat memenuhi grade yang dibutuhkan pasar. Akses pasar yang difasilitasi Puspa Agro, tidak hanya pasar local, tetapi juga pasar antarpulau dan ekspor. Dalam perjalanannya, perkembangan pemasaran divisi trading house Puspa Agro menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan. Untuk komoditas buah, misalnya mulai Januari hingga Desember 2014, total serapannya terhadap panen petani mencapai 57,809 ton dengan nilai transaksi Rp 3.226.713.000 Pada periode yang sama, sayur dengan serapan 38.809 ton, nilai transaksinya mencapai Rp 358.187.000. Ikan dengan serapan 39.359 ton, nilai transaksinya Rp 1.249.098.000. Sedangkan ayam dengan serapan 19.123 ton, nilai transaksi yang dibukukan Rp 427.169.000. Sementara pada bulan Juni sampai dengan Oktober 2014, komoditas kopi dengan serapan 415 ton, nilai transaksinya mencapai Rp 8.711.934.000. (*)

Puspa Agro Gelar Seminar Bioteknologi MANAJEMEN PT Puspa Agro terus mematri komitmen meningkatkan pendapatan para petani, peternak, dan pembudi daya sektor perikanan. Komitmen itu tidak hanya memfasilitasi akses pemasaran hasil panen, tetapi juga men-support proses produksi atau budi daya mereka agar hasil panennya optimal. Akses pasar diberikan dengan membantu memasarkan hasi panen petani, peternak, dan petambak/nelayan. Sementara support untuk melipatgandakan hasil Susunan Pengelola: panen dilakukan melalui peran Puspa Biotech, yakni pusat studi dan laboratorium bioteknologi yang didirikan Puspa Agro. Penasihat/Pengarah: Lembaga riset dan laboratorium ini Erlangga Satriagung dihajatkan untuk mengoptimalkan hasil budi daya sektor pertanian, perikanan, pePemimpin Umum/ ternakan, dan bioenergi melalui berbagai Pemimpin Redaksi dan macam produk yang dihasilkan. Penanggungjawab; Tidak hanya itu, Puspa Biotech juga Gatot Bibit Bibiono memberikan pengetahuan, pemahaman, dan pelatihan tentang bioteknologi kepada Redaktur Pelaksana; para petani dan masyarakat lainnya untuk Iskandar mengenal dan menerapkannya sebagai sarana menciptakan peluang usaha secara Redaktur maksimal. Ardy Abimanyu Untuk maksud ini, seminar nasional bertajuk “Pemanfaatan Bioteknologi PrakReporter; tis untuk Membuka Peluang Usaha dan Andriya Pitupulu Percepatan Produk Pertanian, Perikanan, Anggraeni Widakdo dan Peternakan” akan digelar . Bertempat di hall Gedung Tani Puspa Fotographer: Agro, seminar praktis ini dihelat mulai Iksan Sasmito pukul 09.00 WIB, Minggu, 24 Mei 2015 dengan nara sumber utama Kepala Pusat Teknologi Informasi: Studi & Laboratorium Bioteknologi Puspa Nana Firdaus Biotech, Drs Eddy Pudjobasuki, MMT. Selain pengetahuan pragmatis, seminar Design & Layout juga akan mengajak pesertanya untuk Firman praktik langsung. “Seminar ini akan memberikan penge-

tahuan dan pemahaman secara tuntas tetang bioteknologi. Tidak hanya itu, bagaimana penerapannya dalam membukan peluang usaha dan percepatan hasil pertanian, perikanan, dan peternakan,” kata Eddy Pudjobasuki. Direktur PT Puspa Agro, Abdullah Muchibuddin, berharap, masyarakat khususnya yang concern pada pengembangan usaha agrobis memanfaatkan seminar ini secara maksimal. Sebab, selain bersihat terapan yang mudah dipraktikkan, seminar ini akan memberikan nilai lebih pada hasil panen atau produksi di sektor pertanian, perikanan, dan peternakan. “Rugi kalau peluang emas ini tidak dimanfaatkan,” ucapnya. Seminar sehari ini akan menyuguhkan beberapa topik yang gampang diterapkan. Di antaranya, pemahaman bioteknologi praktis untuk produk pertanian, perikanan, dan peternakan; model pemanfaatan bioteknologi dan percepatan produk; serta peluang dan analisis usaha bidang bioteknologi. Sekedar diketahui, bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya. Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa. (*)


Bioteknologi

Bioteknologi Tingkatkan Hasil Pertanian Bioteknologi adalah suatu teknik moderen untuk mengubah bahan mentah melalui transformasi biologi sehingga menjadi produk yang berguna. Bioteknologi banyak dimanfaatkan dalam bidang pertanian. Pembuatan kompos dan biogas merupakan contoh yang sederhana. Pemanfaatan bioteknologi untuk meningkatkan hasil pertanian pada masa sekarang ini dilakukan secara moderen, misalnya pada pemuliaan tanaman dengan menciptakan tanaman transgenik (tanaman yang gennya telah dimodifikasi), kultur jaringan, biopestisida dan sebagainya. Beberapa contoh bioteknologi dalam bidang pertanian, misal, hidroponik adalah suatu istilah yang digunakan dalam bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tumbuhnya. Untuk memperoleh zat makanan atau unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman, ke dalam air yang digunakan dilarutkan campuran pupuk organik. Campuran pupuk ini dapat diperoleh dari buatan sendiri atau pupuk buatan yang siap pakai. Adapun keuntungan dengan cara hidroponik adalah, tumbuhan bebas dari hama dan penyakit, produksi tanaman lebih tinggi, tumbuh lebih cepat, pemakaian pupuk lebih efisien, mudah pengerjaannya, tidak tergantung pada kondisi alam dan tidak membutuhkan lahan luas. Selain hidroponik, saat ini teknik yang sedang dikembangkan adalah teknik aeroponik. Jika hidroponik media yang digunakan untuk tumbuh akar adalah air dan media lain misalnya kerikil atau pasir. Tapi pada aeroponik tidak menggunakan media sama sekali. Akar tanaman diletakkan menggantung dalam suatu wadah yang dijaga kelembapannya dari air yang biasanya berasal dari pompa bertekanan sehingga timbul uap air. Zat makanan diperoleh melalui larutan nutrien yang disemprotkan ke bagian akar tanaman. Sistem aeroponik memiliki kelebihan dibandingkan sistem hidroponik. Pada sistem aeroponik, akar yang menggantung akan lebih banyak menyerap oksigen sehingga meningkatkan metabolisme dan kecepatan pertumbuhan tanaman. Perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada ilmu biologi semata, tapi juga ilmu lainnya, seperti biokimia, komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, dan ilmu lainnya. Manfaat bioteknologi pun sangat beragam. Pada masa sekarang, bioteknologi berkembang dengan sangat pesat, khususnya di negara maju. Perkembangan bioteknologi ditandai dengan ditemukannya berbagai penemuan, misalnya rekayasa genetika, kultur jaraingan, pengembangbiakan sel induk, atau kloning. Dengan berkembangannya bioteknologi, memungkinkan kita untuk mendapatkan penyembuhan berbagai penyakit genetika ataupun penyakit kronis, seperti kanker atau Aids. Dalam bidang pangan, manfaat bioteknologi dengan cara rekayasa genetika atau kultur jaringan bisa menghasilkan tanaman yang memiliki keunggulan karena mengandung zat gizi yang lebih banyak jika dibandingkan dengan tanaman biasa. Manfaat bioteknologi pun diaplikasikan pada bidang lingkungan hidup. Misalnya, pada proses penguraian minyak mentah yang tumpah ke laut dengan memanfaatkan bakteri. Secara umum, bioteknologi berarti meningkatkan mutu suatu organisme dengan menggunakan aplikasi teknologi. Aplikasi teknologi tersebut bisa memodifikasi fungsi biologis suatu organisme dengan cara melakukan rekayasa genetik pada organisme tersebut. Perubahan sifat biologis dengan cara melakukan rekayasa genetik akan mengakibatkan lahirnya organisme baru sebagai hasil dari produk bioteknologi dengan sifat yang menguntungkan. (*)

| 03


04 |

Kerja Sama

“Sulap” Limbah Sampah, Puspa Agro Gandeng Swiss BERAGAM terobosan terus dilakukan PT Puspa Agro, salah satunya “menyulap” limbah sampah yang ada di pasar modern ini agar dapat memiliki nilai tambah. Untuk mewujudkan hal itu, pasar induk modern ini menggandeng Swiss. Komisaris PT Puspa Agro, Erlangga Satriagung, mengatakan, dari pengolahan limbah sampah itu, nantinya bisa dijadikan beberapa produk. “Seperti, kompos, arang, biogas dan ternak ulat belatung untuk dijadikan kerajinan,” ucapnya. Kerjasama pengolahan sampah dengan Pemerintah Swiss akan membantu mengatasi permasalahan sampah di Surabaya yang masih belum maksimal. Apalagi, nanti, kata dia, akan ada banyak aktivitas di Puspa Agro, seperti Rumah Potong Hewan (RPH), pengelolaan ikan dan lain-lain. “Dengan tambahnya aktivitas ini sudah seharusnya sampah tersebut dimanfaatkan menjadi nilai tambah,” ujarnya. Coordinator Research Program FORWARD, Bart Verstappen menuturkan, program pengelolaan sampah yang digagas EAWAG melalui Kementerian Perekonomian Swiss, rencananya dilakukan di 5 kota di Indonesia. Di antaranya Untuk program pengolahan sampah itu, pihaknya menyiapkan dana sekitar 1 juta Euro. Nantinya, selain sampah dari Puspa Agro, sampah dari pasar-pasar lain di wilayah Sidoarjo dan sekitarnya. Dikatakan lebih lanjut, untuk tempat penampungan sampah telah disiapkan Puspa Agro. Selanjutnya, EAWAG akan mengelola untuk dijadikan bahan yang bermanfaat oleh masyarakat. “Kalau sudah bisa dikelola menjadi pakan ternak, tentu bisa membantu menurunkan biaya produksi peternak. Sela-

ma ini kan, pakan ternak masih impor. Kalau bahan bakunya bisa produksi sendiri, pasti jauh lebih murah dan peternak bisa lebih sejahtera,”. Pada Februari 2015, Puspa Agro direncanakan menandatangi MoU kerjasama pengelolaan sampah pasar dengan lembaga dari Swiss FORWARD EAWAG-Sandec. Program kerjasama ini akan berlangsung mulai 2015 sampai dengan pertengahan tahun 2017. Program ini berupa riset metode pengelolaan sampah. Pihak FORWARD EAWAG-Sandec berinvestasi memodifikasi bangunana lahan komposting untuk beberapa metode pengelolaan sampah pasar. Dari catatan tahun 2014, setiap hari sekurangnya 6 kubik sampah dihasilkan PuspaAgro. Sampah itu terdiri dari jenis sampah organik. Selain itu, sebuah rumah kompos dilengkapi mesin pencacah, serta mesin pengayak dan 2 unit truk sampahdioperasionalkan. “Dengan menggandeng operator dari Swiss kami akan berupaya melakukan riset sekaligus membuat metode pengelolaan sampah. Dan pihak Swiss memodifikasi bangunan lahan komposting atau rumah kompos yang ada untuk mengembangkan pengelolaan sampah menjadi lebih modern,” tutur Direktur PT Puspa Agro Muchibuddin. Diharapkan ke depan nanti, sampah yang dihasilkan Puspa Agro sehari-hari itu dapat digunakan untuk hal lain yang dapat memberikan manfaat. “Untuk itulah kami berharap kerjasama ini dapat memberikan pengetahuan baru dalam pengelolaansampah, sekaligus memanfaatkan sampah itu sendiri,” pungkasnya. (*)


Perikanan

Divisi Trading House Garap Sektor Perikanan DIVISI Trading House PT Puspa Agro terus berupaya menaikkan nilai tambah petani. Setelah sukses menyerap dan memasarkan hasil panen petani berupa sayur dan buah, kini perannya terus dikembangkan dengan menggarap sektor perikanan dan hasil perkebunan. Di sektor perikanan, Puspa Agro menyerap aneka jenis ikan, baik dari hasil budi daya (tambak) maupun tangkapan (ikan laut). Selanjutnya, ikan-ikan itu didistribusikan ke perusahaan katering nasional yang selama ini melayani sejumlah perusahaan di kawasan Indonesia Tengah dan Indonesia Timur, di antaranya perusahaan pertambangan dan pengeboran minyak. Sementara untuk komoditas hasil perkebunan, sementara ini Puspa Agro baru menyerap kopi dari para petani di Jember. Kopi yang dihimpun dari petani itu kemudian didistribusikan ke pabrikan yang selama ini menjadikan kopi sebagai bahan baku utama. Diharapkan, ke depan peran tersebut bias terus ditingkatkan, sehingga ada kepastian hasil panen petani bisa terserap oleh pasar dengan harga yang bagus dan berkeadilan. “Sementara ini kami memang belum bisa maksimal menyerap hasil panen para petani. Tetapi, paling tidak kami

sudah ikut berperan dalam memberikan kepastian kepada para petani bahwa sebagian hasil panen mereka bisa terserap oleh pasar dengan harga yang bagus,� kata Direktur PT Puspa Agro, Abdullah Muchibuddin. Pengiriman perdana aneka ikan diberangkatkan dari are cold storage Puspa Agro, Jumat pekan lalu dengan volume sekitar tujuh ton. Adapun jenis ikan yang dikirim di antaranya tengiri, bawal tawar, bawal hitam (laut), bandeng, kakap merah, gurami, ikan ekor kuning, cumi-cumi, kerapu, mubara, lele, juga udang. Ikan-ikan itu dihimpun dari para petani atau nelayan dari Brondong, Lamongan, Gresik, Sidoarjo, Kediri, Tulungagung, dan Probolinggo. Pengiriman aneka jenis ikan itu terus dilakukan menyusul terus mengalirnya permintaan pasar. Sebelumnya, aneka buah dan sayur dihimpun dari para petani di beberapa daerah di Jatim untuk dipasarkan di pasar modern, yakni di gerai-gerai Carrefour di Surabaya, Mojokerto, Pasurusan, Jember, dan Banyuwangi. Aneka komoditas buah dan sayur itu dijual di di Carrefour dengan label Puspa Agro. (*)

| 05


06 |

Komoditas Unggulan

Tujuh Komoditas Tembus Mancanegara UPAYA PT Puspa Agro untuk meningkatkan taraf hidup petani di Jawa Timur (Jatim) semakin nyata. Bukan hanya membeli hasil panen dengan harga pantas, namun, tujuh komoditas tembus mancanegera. Ketujuh komoditas itu di antaranya kubis, rumput laut, kemiri, pinang, kayu manis, kelapa dan jahe gajah. Untuk komoditas kubis, rumput laut, kemiri, pinang, kayu manis, kelapa telah menembus pasar ekspor dengan tujuan Taiwan, Hong Kong, Malaysia, dan Thailand. Bahkan salah seorang eksportir jahe gajah menjadikan Puspa Agro sebagai base camp bisnisnya. Hingga Desember 2014, salah seorang eksportir mendapat order sebanyak 150 kontener (40 feet) @ 27 ton. Dengan demikian, proyeksi ekspor jahe gajah yang ia lakukan hinga akhir tahun lalu mencapai 4.050 ton dengan tujuan ke Bangladesh dan India. Untuk memenuhi pasar ekspor tersebut, dirinya bekerja sama dengan para petani di sentra-sentra produksi jahe di beberapa daerah di Jatim. Di antaranya di Malang, Ponorogo, Lumajang, Bondowoso, Banyuwangi. Dari para petani, komoditas jahe itu lalu dihimpun di Puspa Agro, dibersihkan, di-grading sesuai spesifikasi yang diminta buyers di luar negeri, sebelum akhirnya di-packing untuk dikirim melalui kontener. “Kami terus mengembangkan fungsi ekonomi dan bisnis sebagai pusat transaksi komoditas agro. Karena itu, kita juga terus memfasilitasi dan membuka akses pasar kepada para petani dan pedagang yang selama ini berbisnis di Puspa Agro,� jelas Direktur PT Puspa Agro, Abdullah Muchibuddin. Sementara, komoditas jahe gajah, kembali menjadi favorit pelaku bisnis agro di Puspa Agro. Para buyer di beberapa Negara, seperti Bangladesh, Pakistan, Dubai, dan India memastikan diri memesan jahe gajah asal Jatim yang dihimpun oleh pelaku bisnis di Puspa Agro. (*)


Permintaan Kopi

Permintaan Kopi Meningkat, Puspa Agro Giat Serap Hasil Panen Petani PERMINTAAN kopi di Indonesia cukup tinggi, kualitasnyapun juga bagus, tapi produksi sedikit menurun karena cuaca. Tahun ini kita berharap harga bisa naik seperti tahun 2010 lalu. Sementara, kondisi harga kopi jenis robusta berkisar antara US$ 1.800-2.000 per ton. Sedangkan kopi jenis arabika sekitar US$ 5.500 per ton. Pada tahun 2010 lalu, harga kopi robusta sempat menyentuh US$ 3.000 per ton dan kopi arabika US$ 7.000 per ton. Demikian diungkapkan Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI), Irfan Anwar mempredeksi. Ia memprediksi, tahun ini produksi kopi akan mengalami kenaikan harga sekitar 20 hingga 40 persen karena permintaan yang terus mengalami kenaikan. Terkait dengan meningkatnya permintaan kopi, PT Puspa Agro semakin giat menyerap hasil panen petani kopi di Jawa Timur (Jatim). Untuk sementara, petani kopi melalui Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang bekerja sama dengan Puspa Agro baru di Jember. Pasar induk moderen yang berlokasi di Jemundo ini berencana terus mengembangkan kerja sama dan menjangkau petani di daerah lain yang menjadi sentra penghasil kopi. Saat ini sudah ada lima kelompok tani dan koperasi tani telah menjalin kerja sama dengan Puspa Agro. Dari para petani, komoditas biji kopi dihimpun dengan cara membelinya secara tunai dengan harga yang sesuai. Artinya, harga yang disepakati dipastikan di atas rata-rata ketika mereka menjual kepada tengkulak. Oleh manajemen Puspa Agro, kopi yang terhimpun ini kemudian didistribusikan melalui mekanisme pasar, baik ke pabrikan, perdagangan antarpulau, maupun ekspor. Sementara itu, selama periode Juni sampai dengan Oktober 2014, kopi petani yang sudah terserap sebanyak 415 ton dengan nilai Rp 8,7 miliar. Puspa Agro terus berupaya meningkatkan kapasitas serap, baik terkait volume komoditas maupun area jangkauannya. Diharapkan, pola ini memberikan harapan dan jaminan kepada para petani, bahwa hasil panen mereka terserap pasar dengan harga yang bagus dan terbayar secara tunai. (*)

| 07


08 |

Budidaya Rambutan

Cara Budidaya Rambutan agar Hasil Berlimpah Di Indonesia yang menjadi sentra penanaman rambutan adalah di Jawa khususnya yang sangat besar produksi buah rambutan antara lain di Bekasi, Kuningan, Malang, Probolinggo, Lumajang dan di Garut. Dalam budidaya rambutan angin berperan dalam penyerbukan bunga.Intensitas curah hujan yg dikehendaki oleh pohon rambutan berkisar antara 1.500-2.500 mm/tahun dan merata sepanjang tahun Sinar matahari harus dapat mengenai seluruh areal penanaman sejak dia terbit sampai tenggelam, intensitas pancaran sinar matahari erat kaitannya dengan suhu lingkungan. Tanaman rambutan akan dapat tumbuh berkembang serta berbuah dengan optimal pada suhu sekitar 25째C yg diukur pada siang hari. Kekurangan sinar matahari dapat menyebabkan penurunan hasil atau kurang sempurna. Sementara, kelembaban udara yg dikehendaki cenderung rendah karena kebanyakan tumbuh di dataran rendah dan sedang. Apabila udara mempunyai kelembaban yg rendah, berarti udara kering karena miskin uap air. Kondisi demikian cocok untuk pertumbuhan tanaman rambutan. Rambutan dapat tumbuh baik pada lahan yg subur dan gembur serta sedikit mengandung pasir, juga dapat tumbuh baik pada tanah yg banyak mengandung bahan organik ataui pada tanah yg keadaan liat dan sedikit pasir. Pada dasarnya tingkat atau derajat keasaman tanah (pH) tidak terlalu jauh berbeda dengan tanaman perkebunan lainnya di Indonesia yaitu antara 6-6,7 & kalau kurang dari 5,5 perlu dilakukan pengapuran terlebih dahulu. Kandungan air dlm tanah idealnya yg diperlukan untuk penanaman pohon rambutan antara 100-150 cm dari permukaan tanah. Pada dasarnya tanaman rambutan tidak tergantung pada letak dan kondisi tanah, karena keadaan tanah dapat dibentuk sesuai dengan tata cara penanaman yang benar (dibuatkan bedengan) sesuai dengan petunjuk yang ada. Rambutan dapat tumbuh subur

pada dataran rendah dengan ketinggian antara 30-500 m dpl. Pada ketinggian dibawah 30 m dpl rambutan dapat tumbuh namun tidak begitu baik hasilnya. Untuk benih yg diambil biasanya dipilih dari benih-benih yg disukai oleh masyarakat konsumen antara lain, Rambutan Rapiah, Rambutan Aceh, Lebak bulus, Rambutan Cimacan, Rambutan, Rambutan Sinyonya. Persiapan benih biji yg dipergunakan sebagai pohon pangkal setelah buah dikupas dan diambil bijinya dengan jalan fermentasi biasa (ditahan selama 1-2 hari) sesudah itu di angin-anginkan selama 24 jam (sehari semalam) dan biji siap disemaikan. Disamping itu dapat pula direndamdengan larutan asam dengan perbandingan 1:2 dari air dan larutan asam yang terdiri dari asam chlorida (HCl) 25% atau Asam Sulfat (H2S04) BJ = 1.84, caranya direndam selama 15 menit kemudian dicuci dengan air tawar yg bersih sebanyak 3 kali berulang dengan air yg mengalir selama 10 menit dan dianginkan selama 24 jam. Untuk menghidari jamur biji dapat dibalur dengan larutan Dithane 45, Attracol 70 WP atau fungisida lainnya. Teknik penyemaian benih dipilih lahan yang gembur dan mudah mendapat pengairan serta mudah dikeringkan disamping itu mudah diawasi seperti: mencangkul tanah sedalam 20-30 cm sambil dibersihkan dari rumput-rumput, batu-batu dan sisa pepohonan serta benda keras lainnya. Kemudian tanah dihaluskan sehingga menjadi gembur & buatkan bedang-bedeng yg berukuran 1-1,5 m lebar dan tinggi sekitar 30 cm, panjang disesuaikan dengan luas pekarangan/persawahan. Tetapi idealnya panjang bedengan sekitar 10 m, dengan keadaan arah membujur dari Utara ke Selatan, supaya mendapatkan banyak sinar matahari walaupun setelah diberi atap pelindung, dengan jarak antara bedeng 30 cm dan untuk menambah kesuburan dapat diberi pupuk hijau, kompos/pupuk kandang yg sudah matang & benih siap disemaikan. (*)


Edukasi Petani

| 09

Petani Harus Mau Belajar AGAR hasil panen memiliki kualitas dan mampu bersaing dengan produk impor, maka petani harus mau belajar. Ini merupakan hal yang penting dalam menghadapi dan bersaing di pasar bebas MEA 2015. Demikian dikatakan Direktur Utama PT Puspa Agro Abdullah Muchibuddin. Ia menyatakan, untuk hal itu Puspa Agri menyiapkan edukasi bagi petani,” kata Direktur Puspa Agro Abdullah Muchibuddin. “Edukasi itu menyangkut berbagai hal, termasuk di antaranya peningkatan tehnik pertanian agar dapat menghasilkan produk-produk pertanian yang sesuai dengan negara lain di Asean.”Jika itu tidak dilakukan, maka percuma saja. Produk kita tetap akan terpuruk,” tuturnya. Selain edukasi, kemampuan untuk melakukan gradding, atau pemilahan juga harus dipahami petani berdasarkan referensi yang berlaku secara internasional. Minimal untuk tingkat Asean harus terlebih dahulu dipahami. “Karena dengan kemampuan gradding atau memilah maka produk pertanian itu akan dibagi-bagi dalam kwalitas yang berbeda-beda. Ini juga harus mampu dilakukan para petani kita sebelum memasuki pasar bebas MEA 2015,” jelasnya. Disisi lain, ia menyatakan, produk buah-buahan asli Indonesia memilki kelebihan tersendiri dibanding dengan negara lain. Karena itu Puspa Agro akan menggelontor pasar Eropa dengan produk komoditi aneka buah-buahan lokal Indonesia. “Tahun ini

pasar Eropa menjadi bidikan kami,” ucapnya. Karena itu, lanjut dia, kami mempersiapkan berbagai upaya untuk dapat menembus pasar Eropa dengan aneka komoditi buah-buahan. Selain menggalang kerja sama dengan berbagai pihak, di antaranya para petani buah di sejumlah daerah di Jawa Timur, PT Puspa Agro juga menjalin komunikasi dengan pelaku pasar di Eropa. (*)


10 |

Prestasi

Puspa Agro Apresiasi Wartawan Berprestasi PT Puspa Agro sibuk mendekati petani di Jawa Timur (Jatim), di sisi lain, pasar induk moderen ini juga mengapresiasi wartawan berprestasi. Bagi manajemen pasar induk moderen ini, “kuli tinta” adalah rekanan yang mendorong kemajuan Puspa Agro. Karena itu, pihaknya menggelar lomba karya tulis yang diikuti lebih kurang 30 media lokal maupun nasional. Setelah bekerja keras selama dua pekan, dewan juri Lomba Tulis Jurnalistik Puspa Agro 2015 akhirnya berhasil menyelesaikan tugas sesuai tenggat waktu yang diberikan panitia. Dewan juri yang sudah malang-melintang di dunia jurnalistik adalah Zainal Arifin Emka (Stikosa-AWS), Anwar Hudijono (Kompas), dan Suhartoko (Jalindo). Setelah mencermati, memilah, dan menganalisis puluhan naskah yang masuk, dewan juri menentukan enam besar naskah dengan perolehan nilai tertinggi dan berhak menjadi juara. Ada empat kriteria yang diberlakukan dalam melakukan penilaian. Keempat kriteria dimaksud adalah, Aspek kebahasaan, yang mensyaratkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai ejaan yang disempurnakan (EYD), Aspek kedalaman isi, yakni terkait keragaman sumber tulisan dan informasi/data, Aspek sistematika, terkait keruntutan logika dan enak dibaca dan Aspek manfaat atau inspiratif, bagaimana naskah bisa memberikan manfaat dan menginsirasi pihak lain untuk meniru atau mangadopsi konsep yang ada. “Naskahnya bagus-bagus dan kami sempat dibuat pusing saat memberikan nilai, karena antar-naskah selisihnya sangat mepet. Kami sudah bekerja maksimal dan profesional. Karena itu, naskah yang tampil sebagai juara memang sudah selayaknya jadi juara,” kata Zainal Arifin Emka, Ketua Dewan Juri Lomba Tulis Jurnalistik Puspa Agro 2015. Seusai rapat penentuan juara di kantor Puspa Agro, terpilih enam besar naskah dengan perolehan nilai tertinggi adalah sebagai berikut. JUARA I: Beli Hasil Produk Petani Lebih Mahal Dari Tengkulak; Upaya Puspa Agro Angkat Petani Jadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri (www.kabarbisnis.com, edisi 16, 17, 18 April 2015). Penulis: Didik Sutrisno, dengan nilai 254. JUARA II: Dongkrak Hasil Panen Petani, Hadang Gempuran Produk

Impor (Harian Surabaya Pagi, edisi 18 April 2015). Penulis: Iskandar Pribowo, dengan nilai 252. JUARA III: Angkat Kesejahteraan Petani, Puspa Agro Mereformasi Diri, Terabas Pakem (Harian Bangsa, edisi 18 April 2015). Penulis: Rochmatun Nisa, dengan nilai 249. JUARA HARAPAN I: Kabupaten Blitar Menuju Kiblat Harga Cokelat Dunia (Harian Berita Metro, edisi 16 + 18 April 2015). Penulis: Moch. Ali Topan, dengan nilai 229. JUARA HARAPAN II: Gerakan Edan Puspa Agro Lindungi Petani (www.umkmnews.com, edisi 17 April 2015). Penulis: Anggraenny Prajayanti, dengan nilai 225. JUARA HARAPAN III: Rangkul Petani, Berdayakan Peran Koperasi (Harian Bhirawa, edisi 16 April 2015). Penulis: M. Ali, dengan nilai 208. (*)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.