Edisi XXIV, 25 Januari - 10 Februari 2016
Perlawanan terhadap Produk Impor
Menanti “Pengepul” Budiman Panen Petani Dibeli dengan Harga Pantas nBaca Hal ... 3
SEKTOR pertanian di Kota Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim) berkembang cukup pesat, khususnya belimbing. Buah yang dihasilkan pun sangat bagus atau measuk dalam kategori grade A. Apalagi, kebun belimbing yang ada di Desa Ngeringinrejo, Kecamatan Kalitidu “disulap” menjadi agrowisata. nBaca Hal ... 2
Perluas Kemitraan dengan Petani Jatim nBaca Hal ... 4
Trading House
| 02 MENANTI
Sambungan dari Hal 1
SEKTOR pertanian di Kota Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim) berkembang cukup pesat, khususnya belimbing. Buah yang dihasilkan pun sangat bagus atau measuk dalam kategori grade A. Apalagi, kebun belimbing yang ada di Desa Ngeringinrejo, Kecamatan Kalitidu “disulap” menjadi agrowisata. Para petani pun tak mau ketinggalan memasarkan buah belimbing pada pengunjug yang masuk ke area wisata tersebut. Mereka pun menunggu “pengepul” budiman untuk menampung hasi panen. Yono, salah satu pemilik, mengaku, hasil panen buah belimbing tak hanya dipasarkan di area agrowisata itu. Tapi juga dipasarkan di pasar tradisional setempat. “Kadang ada juga yang datang membeli hasil panen, tapi kami juga menanti “pengepul” budiman yang bisa menampung hasil panen dengan harga layak,” tuturnya. Saat ditanya apakah ada rencana untuk menawarkan hasil panen ke Puspa Agro? Lelaki berambut pendek ini mengaku, belum. “Tapi, bila harga cocok maka tak menutup kemungkinan kami akan bekerjasama dengan mereka (Puspa Agro),” ucapnya. Ia mengaku, hasil panen belimbing masuk dalam kategori grade A. “Bibit belimbing kami ambil dari Kota Blitar, karena itu hasil panen belimbing di sini cukup bagus. Rasanya pun manis,” ujarnya. Demikian juga dengan petani belimbing lainnya, Sujito, mengaku akan memasok hasil panen belimbing ke Puspa Agro. “Asal harga cocok dan tentunya tidak merugikan. Kami berani memasok hasil panen ke Puspa Agro, sebab, hasil panen kami sangat bagus. Mulai dari ukuran buah hingga rasa. Insya Allah sudah masuk dalam grade A,” jelasnya. Sementara itu, kinerja pasar induk moderen PT Puspa Agro dalam upaya mengangkat hasil panen para petani di Jawa Timur (Jatim). Karena kegigihan kinerja divisi, Puspa Agro kerap disebut sebagai “tengkulak”. “Kami sering disebut tengkulak, karena
Susunan Pengelola: Penasihat/Pengarah: Erlangga Satriagung Pemimpin Umum/ Pemimpin Redaksi dan Penanggungjawab; Gatot Bibit Bibiono Redaktur Pelaksana; Iskandar Redaktur Ardy Abimanyu Reporter; Andriya Pitupulu Anggraeni Widakdo Fotographer: Iksan Sasmito Teknologi Informasi: Nana Firdaus Design & Layout Firman
cara kerja kami memang seperti tengkulak. Tapi tengkulak yang budiman. Karena kami tak mengambil untung banyak dan hasil panen langsung kami bayar, walaupun di supermarket pembayarannya diundur setelah penjualan,” kata Direktur PT Puspa Agro, Abdullah Muchibuddin. Sekali lagi, lanjut dia, kami bangga disebut tengkulak. Karena kami tengkulak yang tidak merugikan petani, sebaliknya menngangkat hasil para petani. Tahun ini kami targetkan penjualan produk pertanian Jatim naik hingga 15 persen,” ucapnya sembari tersenyum. Muchibuddin menyatakan, akan terus merangkul petani di sejumlah daerah di Jatim sehingga taraf hidup petani dapat terangkat. “Berupaya memangkas tengkulak-tengkulak yang membeli hasil panen petani dengan harga murah, karena itu kita akan terus melakukan pendekatan dan edukasi,” ujarnya. Menurutnya, tujuan edukasi bagi petani agar hasil panen memenuhi kriteria pasar. “Sebab, hasil panen petani yang kita beli dan disalurkan
ke pasar moderen dan beberapa mitra perusahaan memiliki kriteria ukuran. Karena itu edukasi tentang cara pengolahan juga sangat berarti, sehingga hasil petani dapat memenuhi kriteria dan masuk di pasar,” ungkapnya. Meski demikian, kami tak patah semangat untuk terus melakukan pendekatan sekaligus merangkul para petani, sehinga hasil mereka dapat bersaing dengan serbuan produk impor yang kini membanjiri pasar. Saat ini Puspa Agro telah bermitra lebih dari 20 petani, nelayan dan peternak. Di antaranya di Kota Pasuruan, Blitar, Lamongan, Kediri, Ponorogo dan beberapa kota lain di Jawa Timur. Selain itu, pengelola pasar induk moderen ini juga menggandeng Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan Koperasi yang ada di masing-masing daerah. “Kami akan terus merangkul petani, peternak dan nelayan di Jatim. Tujuan kita tak lain untuk memangkas para tengkulak yang merugikan, sekaligus mengangkat taraf hidup para petani,” tuturnya. (iskandar)
200 Petani Dibekali Teknik Budidaya Bawang Merah SEKITAR 200 petani di Kecamatan Kedungadem, Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim) ibekali teknik budidaya bawang merah. Ini dilakukan Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, bekerjsama dengan Balai Penelitian Tanaman Sayuran. “Selain itu, memperkenalkan kepada petani enam jenis varietas baru bawang merah yang bisa dibudidayakan,” ujar Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Zaenal Fanani. Dijelaskannya, selama ini para petani hanya menanam satu varietas saja yang didapat dari hasil pembibitan di Kabupaten Nganjuk. Padahal, mereka dapat melakukan pembibitan sendiri dengan jenis atau varietas yang lain. “Kami berharap setalah sosialisasi ini petani langsung menindaklanjuti di lapangan,” tukasnya. Enam varietas bawang merah yang dimaksud antara lain, varietas Kuning, Kuning Gombong, Bangkok, Klon Bawang Merah 88, Klon Bawang Merah 86, Klon Bawang Merah 33, dan Bali
Djo. Dia mengungkapkan, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro akan mengupayakan peningkatan budidaya bawang merah karena merupakan komoditas strategis. (iskandar)
Trading House
| 03
Panen Petani Dibeli dengan Harga Pantas HINGGA kini keberadaan tengkulak masih belum bisa sepenuhnya diberantas. Meski demikian, hal ini tak menyurutkan Puspa Agro untuk terus menggandeng dan mengedukasi petani di Jawa Timur (Jatim). Pasar induk modeen yang berada di kawasan Jemundo, Sidoarjo ini berupaya menghargai petani yakni membeli hasil panen dengan harga pantas. Direktur Utama PT Puspa Agro, Abdullah Muchibudin mengatakan, alah satu masalah dalam mewujudkan swasembada pangan di Indonesia adalah tingginya disparitas harga antara produsen dalam hal ini petani dengan pasar. Hal ini karena panjangnya mata rantai distribusi, sehingga dimanfaatkan para tengkulak untuk mengeruk keuntungan. “Pasar induk agrobis Puspa Agro terus mengembangkan usaha agar harga bahan pokok di pasar lebih terkendali, sementara para petani juga harus mendapatkan harga yang pantas,” ucapnya. salah satu yang kini telah menjadi fokus utama bisnis pasar induk agrobis terbesar di Indonesia ini adalah trading house (membeli langsung dari petani) yang telah dirintis sejak tahun lalu. Dengan membeli hasil panen petani lalu mengemasnya dengan lebih higienis dan langsung dipasarkan. “Kami jemput bola ke petani. Ini kami lakukan karena memang tidak bisa memaksakan petani untuk berjualan langsung. Kita beli ke petani dengan harga pasar dan kami melempar ke pasar dan pembeli langsung yang menjadi mitra kami namun kami tidak mengambil untung banyak,” jelasnya. Saat ini ada 8 komoditas yang telah dipasar oleh divisi trading house, yakni buah, sayur, ikan, rempah, ayam, telur, kopi, dan wortel. Tahun 2015, pihaknya bakal menambah pengelolaan beberapa komoditas baru, seperti jagung dan coklat. Selain untuk pasar ekspor, lanjut dia, kami juga telah menggandeng sejumlah perusahaan katering besar, serta salah satu perusahaan ritel modern. Dia mengakui, langkah itu mengadopsi yang telah dilakukan oleh sejumlah negara yang telah berhasil mengembangkan sektor agrobis, seperti Thailand, Korea, Vietnam, maupun Australia. “Di negara tersebut, pasar induk agrobis telah berhasil mengendalikan harga,” ujarnya. Ia menyatakan, misi Puspa Agro adalah meningkatkan nilai tambah bagi petani. “Bukan hanya meningkatkat nilai tambah dengan membeli hasil panen dengan harga yang pantas. Tapi kami juga mengedukasi petani agar hasil panen merekja sesuai dengan grade. Baik itu pasar tradisional maupun grade pasar ritel,” pungkasnya. (iskandar)
04 |
Trading House
Disperta Bojonegoro Tambah Kuota Pupuk DINAS Pertanian (Disperta) Kabupaten Bojonegoro bakal menambah kuota pupuk untuk petani di kota setempat. Langkah ini dilakukan karena tahun ini diprediksi kebutuhan pupk mengalami peningkatan. “Ya, kita akan menambah kuota, karena ada kenaikan kebutuhan pupuk dibandingkan tahun lalu,” kata Kepala Disperta Dojonegoro, Ahmad Djupari. Dikatakan lebih lanjut, 2016, pupuk jenis Urea mendapat jatah alokasi sebanyak 54,922 ton dari Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok tani (RDKK) 76,075 ton, jenis ZA jatah 20,838 ton dari
RDKK 37,049 ton, jenis SP 36 jatah 15,317 dari RDKK 32, 987 ton, jenis NPK jatah 37,432 ton dari RDKK 93,584 ton dan pupuk jenis Petroganik 25,511 ton dari RDKK 158,352 ton. Jumlah di atas meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2015 untuk pupuk jenis Urea jatah alokasi sebanyak 53,928 ton dari RDKK 83,377 ton, jenis ZA jatah 18,837 ton dari RDKK 32,535 ton, jenis SP 36 jatah 14,640 dari RDKK 31,026 ton, jenis NPK jatah 38,152 ton dari RDKK 93,078 ton dan pupuk jenis Petroganik 25,481 ton dari RDKK 151,173 ton. (iskandar)
Perluas Kemitraan dengan Petani Jatim PERMINTAAN pasar diprediksi akan meningkat. Karena itu pasar induk moderen ini terus memperbanyak mitra seperti petani. Saat ini, Puspa Agro bekerja sama dengan lebih dari 28 kelompok tani dan asosiasi petani dan peternak. Tahun ini Puspa Agro menambah kerja sama dengan gabungan kelompok tani (gapoktan) jagung di Bojonegoro dan Gresik. Masing-masing kerja sama dengan gapoktan diproyeksikan menghasilkan 800 ton jagung untuk sekali panen. Direktur PT Puspa Agro, Abdullah Muchibuddin., mengatakan, tahun 2015, Puspa Agro mulai menjalin kerja sama dengan gapoktan kakao di Blitar di awal tahun ini. Hasil panen coklat para petani akan dibeli oleh Puspa Agro secara tunai dan akan dipasarkan dalam negeri dan ekspor. Di sisi lain, Puspa Agro menambah sertifikasi buah-buahan, yaitu mangga salak pondoh dan belimbing. Ini merupakan strategi pasar induk modern. “Sebetulnya hampir semua produk sudah disertifikasi. Tapi selama ini petani malas memasang label karena belum terlalu paham. Kami akanterus memberikan sosialisasi karena sertifikasi sangat penting untuk meningkatkan daya saing,”. (iskandar)
Agrowisata Belimbing
Menilik Agrowisata Belimbing Ngeringinrejo POTENSI pertanian di Kota Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim) menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan. Agrowisata Belimbing di Desa Ngeringinrejo, Kecamatan Kalitidu, ini pun mulai menjadi jujugan wisatawan. Luas perkebunan belimbing ini lebih kurang 22 hektar. Kepemilikan masing-masing pohon belimbing di kebun ini pun berbeda-beda. Ada sekitar 110 petani pengelola kebun belimbing dan hampir seluruh warganya adalah petani belimbing. Untuk memasuki Agrowisata kebun belimbing, penggunjung hanya dikenakan tarif Rp. 1000,- per orang dan penggunjung bisa menikmati menyisir kebun belimbing yang sangat luas. Buah belimbing yang dihasilkan juga bervariasi mulai dari ukuran kecil hingga jumbo. Dalam perkebunan disediakan gazebo yang ditujukan untuk para penggunjung yang ingin beristirahat juga bisa sambil menikmati buah belimbing. Banyak terdapat penjual belimbing di dalam perkebunan, rata-rata buah belimbing yang mereka jual berkisar Rp. 5000 – Rp. 15.000 / kg bergantung besar kecilnya. Aroma buah belimbing yang khas segera tercium begitu memasuki pintu
masuk dalam perkebunan. Tidak perlu ragu dengan rasa yang ditawarkan. Dijamin manis dan segar. Keberadaan agro wisata belimbing ini juga didukung oleh pemerintah baik daerah maupun pusat sehingga diharapkan kelak dapat terus berkembang dan dapat meningkatkan perekonomian dan pariwisata masyarakat Bojonegoro. Desa sepi langganan banjir itu, kini menjelma menjadi agrowisata yang menjadi salah satu obyek wisata andalan di Kabupaten Bojonegoro. (rachma)
| 05
06 |
Budidaya Belimbing
Jaga Kualitas Asupan Pohon APAKAH Apakah Anda senang makan buah belimbing? Jika iya, di Kabupaten Bojonegoro terdapat Agrowisata Kebun Belimbing. Obyek wisata di Bojonegoro ini berlokasi dekat dengan Bendungan Gerak yaitu di Desa Ngringinrejo, Kecamatn Kalitidu, kurang lebih 14 km dari pusat kota. Kebun Belimbing di kawasan wisata ini memiliki luas sekitar 22.3 hektar. Jenis belimbing yang ditanam adalah “belimbing madu” dimana rasanya sangat manis dan warnanya sangat menarik yaitu kuning keemasan. Untuk ukuran pun dapat dikatakan belimbing disini memiliki berbagai macam ukuran mulai dari ukuran biasa sedang hingga jumbo. Salah satu pemilik pohon belimbing di kawasan agrowisata Ngringinrejo, Ibu Sumiti (45) menuturkan bahwa penanaman pohon belimbing memang terbilang cukup mudah, namun juga tak melupakan kualitas asupan serapan untuk pohon tersebut seperti vitamin dan juga pupuk. “Pohon belimbing yang biasa kami stek dengan pohon belimbing Bangkok supaya buahnya menjadi besar. Kami juga tak lupa tetap memberikan vitamin daun, pupuk organik, pupuk phonska dan pupuk kandang,” ungkap Sumiti yang memiliki 85 pohon belimbing di kawasan agrowisata Ngringinrejo. Di desa Ngringinrejo, tak semua pemilik pohon mampu mengelolanya sendiri. Para pemilik biasanya dibantu oleh warga sekitar yang bekerja sebagai petani dan penjualnya. “Ya kita di satu desa ini saling bantu membantu lah. Namanya juga tetangga, sesama warga disini cari penghasilan bareng. Semua dibagi bagi. Pohon-pohon saya juga dibantu petani. Nggak ngatasi kalau saya kerjakan sendiri,” tuturnya. Setiap wisatawan yang berkunjung diperbolehkan untuk memetik belimbing dan memakannya secara gratis. Apabila Anda ingin membeli buah tersebut sebagai oleh-oleh, harganya sekitar Rp. 5.000,- untuk ukuran kecil dan Rp. 12.000,- untuk ukuran jumbo. Selain itu, terdapat juga aneka olahan belimbing dengan cita rasa yang lezat seperti kerupuk belimbing, air sari belimbing, sirup belimbing dan juga selai belimbing. (rere)
Budidaya Belimbing
Kebun Palawija “Disulap” Jadi Agrowisata Belimbing JIKA anda berkunjung ke Kota bojonegoro, pastinya kurang lengkap kalau tidak mengunjungi salah satu Agrowisata Kebun Belimbing. Kebun Belimbing yang ada di desa Ngringinrejo ini merupakan Agro wisata baru yang telah disahkan oleh Bupati Jawa Timur pada acara Anugrah Wisata Jatim 2014 untuk menjadikan lokasi kebun belimbing menjadi obyek wisata lokal. Ibu Jumariah, salah satu pemilik pohon belimbing di kawasan agrowisata mengatakan, di tahun sebelum 1984 daerah bantaran Bengawan Solo persisnya diwilayah sebelah utara Desa Ngringinrejo, para petani desa secara totalitas menanami lahannya tersebut dengan tanaman Palawija. Namun lahan tersebut mengalami gagal panen di setiap tahunnya karena lahan tersebut hanya dapat ditanami di musim penghujan saja, dan di musim Kemarau lahan tersebut tidak terjangkau Irigasi. sedangkan di musim Penghujan lahan tersebut selalu tergenang Banjir. “Maka dari itu, sebagian tokoh masyarakat Desa Ngringinrejo, yaitu Bapak Zainuri, Mbah Wo Suyoto, bersama Penyuluh Pertanian mencoba sebuah inisiatif baru agar lahan yang semula tidak produktif bahkan tidak menghasilkan bagi petani, agar menjadi produktif dan dapat menopang perekonomian masyarakat Desa Ngringirejo,” kisah Jumariah. Pada Tahun 1984 setelah mendapatkan informasi bahwa di dearah Tuban persisnya di Desa Siwalan terdapat Tanaman Blimbing, yang konon katanya tanaman tersebut tahan banjir dan hasil buahnya memiliki daya jual cukup mahal dan banyak di minati banyak orang, mulai kalangan bawah, menengah hinga kalangan atas. “Berangkat dari semua itu Mbah Nur dan Mbah Wo Suyoto tergerak untuk menanam tanaman blimbing tersebut dilahan pertaniannya,” katanya. Berbagai hambatan beliau hadapi pada saat itu, mulai
dari cercaan dan hinaan dari para petani yang lain, namun Mban Nur tetap gigih berusaha. Setelah tanaman blimbing tersebut berumur kurang lebih 3-4 tahun, tanaman blimbing tersebut mulai menampakkan hasil, dia mulai berbuah dan dapat di panen, ternyata hasilnya lebih dari hasil tanaman polowijo yang selama ini beliau tanam, Buah Blimbing tersebut bias menghasilkan 2 kali dan bahkan 3 kali lipat dari tanaman yang ditanam dilahan Beliau sebelumnya. “Satu persatu para petani di kelompok tani Mekarsari mulai tertarik dengan tanaman belimbing yang ditanam Mbah Nur dan Mbah Wo tersebut dan hingga saat ini luasnya mencapai 22.3 Ha. Dan Blimbing menjadi tanaman unggulan di Desa Ngringinrejo. Hingga saat ini petani blimbing berjumlah 110 orang petani,” pungkasnya. (rere)
Bibit Belimbing dari Dua Kota HASIL panen buah belimbing Kelompok Tani Mekar Sari Bojonegoro ini ternyata diambil dari dua kota di Jawa Timur (Jatim), yaitu kota Blitar dan Tulungagung. “Kita ambil bibit belimbing dari Blitar dan Tulungagung. Bibit dari dua kota itulah yang terbaik,” aku Yono, salah seorang petani. Ia menuturkan, dalam praktiknya, buah belimbing dibungkus plastik hingga matang, tumbuh besar dan siap panen. “Diberi plastik sejak buah belimbing masih kecil supaya terhindar dari hama dan menjaga buah tetap terlihat bagus dan memiliki kualitas bagus,” jelasnya. Setelah buah dirasa matang dan siap panen biasanya penjualannya ada kelompok yang menampung dan dijual di Agro. Akan tetapi ketika musim hujan seperti ini biasanya banyak petani yang menjual hasil buah belimbingnya ke pasar secara individu. Jenis belimbing yang dihasilkan
dikebun ini adalah belimbing madu. Dikenal sebagai belimbing madu karena warnanya yang kuning-orange keemasan. Ditambah lagi, rasanya yang sangat manis. Bahkan, belimbing dengan nama ilmiah averrhoacarambola ini, dinobatkan sebagai icon kota Bojonegoro. Pemerintah juga sudah turut mengembangkan tempat wisata ini. “Pemerintah sudah menyediakan beberapa gazebo dan jalanan yang di paving sebagai akses jalan pengunjung didalam kebun, “ujar Juariyah, salah satu pemilik tanah di kebun tersebut. Ia juga membuka warung di dalam kebun tepatnya di lahan kebun belimbingnya. Untuk para penjual didalam kebun yang membuka stand dipinggir kebun tidak dikenakan iuran sama sekali. Hanya saja setiap hari Sabtu dan Minggu para penjual di kenakan tarif kebersihan sebesar Rp. 1.000,- tentu itu merupakan biaya yang sangat murah. (rachma)
| 07
08 |
Budidaya Belimbing
Cara Tepat Memilih Bibit Belimbing AGAR menghasilkan panen yang bagus, pemilihan bibit merupakan salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan dalam budidaya. Bibit unggul belimbing harus selalu menggunakan pohon induk unggul atau pembiakan secara vegetatif (cangkok, okulasi, enten, dan susuan). Pembiakan secara generatif dengan biji tidak dianjurkan, karena hampir selalu memberikan keturunan berbeda dengan induknya. Oleh karena itu, pembiakan generatif (biji) hanya dimaksudkan untuk menghasilkan bibit batang bawah (onderstam) yang kelak digunakan pada perbanyakan vegetatif. Penyiapan bibit unggul belimbing dilakukan dengan cara pembiakan vegetatif yaitucangkok, okulasi, susuan dan enten. Khusus pada perbanyakan vegetatif dengan cara penyambungan (okulasi, enten, susuan) diperlukan batang bawah atau bibit onderstam yang berasal dari biji (pembiakan generatif). Pilih buah belimbing yang sudah matang dipohon dan keadaannya sehat serta berasal dari varietas unggul nasional ataupun lokal. Ambil (keluarkan) biji dari buah dengan cara membelahnya, kemudian tampung dalam suatu wadah. Cuci biji belimbing dengan air bersih hingga bebas dari lendirnya. Keringanginkan biji belimbing ditempat teduh dan kering hingga kadar airnya berkisar antara 12–14 persen Simpan biji belimbing dalam suatu wadah tertutup rapat dan berwarna, atau langsung disemai di persemaian. Tentukan area untuk lahan persemaian di tempat yang strategis dan tanahnya subur. Olah tanahnya cukup dalam antara 30-40 cm hingga gembur, kemudian dikering-anginkan selama ¹ 15 hari. Buat bedengan selebar 100-120 cm, tinggi 30 cm dan panjangnya tergantung keadaan lahan. Arah bedengan sebaiknya
membujur posisi Utara-Selatan. Tambahkan pupuk kandang yang matang dan halus sebanyak 2 kg/m2 luas bedengan sambil dicampurkan dengan tanah atas secara merata, kemudian rapikan bedengan dengan alat bantu papan kayu atau bambu ataupun cangkul. Tancapkan tiang-tiang bambu di sisi Timur bedengan setinggi 100-150 cm dan di sisi Barat 75-100 cm, kemudian pasang pula palang-palang dari bilah bambu sambil diikat. Pasang atap persemaian dari dedaunan (jerami) atau lembar plastik bening (transparan), sehingga bedengan persemaian lengkap dengan atapnya siap disemai biji belimbing. Rendam biji belimbing dalam air dingin atau hangat kuku (55-60 derajat C) selama 30 menit atau lebih. Kecambahkan biji belimbing dengan cara disimpan dalam gulungan kain basah di tempat yang lembab selama beberapa waktu. Semai biji belimbing yang telah berkecambah pada lahan pesemaian. Caranya adalah biji disebar di sepanjang garitan atau alur-alur dangkal pada jarak antar alur sekitar 10-15 cm, kemudian tutup dengan tanah tipis. Penyiraman (pengairan) secara kontinyu 1-2 kali sehari atau tergantung keadaan cuaca. Pemupukan dengan pupuk Nitrogen (Urea, ZA) ataupun NPK yang dilarutkan dalam air dengan dosis 10 gram/10 liter untuk disiramkan pada media pesemaian setiap 3 bulan sekali. Pemindahan Bibit pada umur 6–8 bulan dari pesemaian ke dalam polibag atau keranjang atau lahan yang telah diisi media campuran tanah dengan pupuk kandang. (tim)
Menyuburkan Tanah
| 09
Menyuburkan Tanah Kering Menjadi Subur TANAH kering tentu tidak dapat digunakan sebagai media untuk bercocok tanam. Hal ini dikarenakan penyebab tanah tandus dan kering tidak memiliki cukup nutrisi dan air karena nutrisi dan air tidak dapat ditahan oleh tanah. Untungnya, dengan campur tangan manusia, tanah kering dan tandus dapat diperbaiki dan ditingkatkan kesuburannya. Dapat kita lihat contoh nyata di Gunung Kidul, Yogyakarta. Metode penyuburan tanah berdasarkan pendekatan mekanik menitik beratkan metode pada pengolahan lahan dengan tujuan mengubah struktur tanah. Contoh dari metode ini adalah sebagai berikut. Menyiram dengan air Tanah yang kering tentu saja kekurangan air. Apabila cuaca dan iklim tidak mendukung memiliki manfaat curah hujan yang tinggi, maka penyiraman buatan dapat dilakukan. Air dapat disalurkan dengan pemencar (sprinkle) untuk membuat air tersebar secara merata. Membuat jalur irigasi Salah satu metode pengairan yang sangat luas dipakai di dunia adalah dengan irigasi air dari jalur sungai. Pada metode ini, sodetan dapat dibuat di sungai sehingga air mengalir secara otomatis ke lahan. Letak lahan harus diperhatikan yaitu di bawah aliran atau sejajar dengan aliran agar air dapat mengalir. Bila letak astronomis dan geografis sungai tidak memenuhi syarat, maka pompa dapat menaikan air secara buatan. Namun demikian, maka ada energi yang dibutuhkan. Air akan membasahi lahan dan akan terinkorporasi dengan molekul tanah. Membuat jalur pengairan limbah Jalur irigasi biasanya berasal dari sungai dan sumber air lainnya yang mengandung sedikit materi organik (oligotrofik). Sebenarnya, materi organik ini dapat ditambahkan ke dalam tanah bersamaan dengan jalur irigasi apabila air yang digunakan kaya akan nutrisi (eutrofik). Salah satu contoh air eutrofik adalah air limbah
domestik yang berasal dari pemukiman warga. Air limbah domestik baik untuk digunakan dalam sistem ini. Hal ini karena limbah domestik mengandung materi organik yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh dan dapat terdeposisi di tanah sebagai topsoil. Namun demikian, perlu diperhatikan kualitas dari air limbah domestik ini. Apabila limbah terkontaminasi senyawa kimia berbahaya maka air menjadi tidak layak untuk digunakan. Membajak lahan Pembajakan berguna untuk membolak-balikan lahan terutama daerah yang berada di zona topsoil (0 – 20cm dari permukaan tanah). Dahulu pembajakan tanah dilakukan secara manual dengan cangkul atau bantuan hewan seperti kerbau. Kini pembajakan biasanya dilakukan dengan mesin traktor. Tanah yang telah dibajak akan terangkat dan menjadi gembur. Jenis-jenis tanah seperti tanah gembur berarti tanah memiliki rongga dalam strukturnya (tidak padat) sehingga organisme tanah seperti cacing dan mikroorganisme bisa hidup di dalamnya. Akar tanaman pun akan lebih mudah mendapatkan oksigen dengan struktur tanah yang berongga ini. Memperkokoh tanah Tanah tandus seringkali tidak kokoh dan mudah sekali mengalami erosi tanah. Hal ini diperparah apabila secara topografi, tanah memiliki kemiringan yang cukup tinggi. Pada kondisi ini, sengkedan atau terasering dapat dibuat sehingga tanah akan kokoh pada tempatnya untuk menerima irigasi. Batuan dan jaring buatan pun dapat digunakan untuk mempertahankan posisi tanah. Menaikan porositas Porositas tanah bergantung dari komposisi tanah. Tanah yang memiliki porositas tinggi memiliki kandungan partikel besar (sand) yang sedikit dibandingkan partikel yang lebih kecil (silt dan clay). Porositas yang tinggi berguna untuk menahan air dan nutrisi di dalam tanah dan tak terbawa air. Dengan demikian pada
10 |
Menyuburkan Tanah
tanah dengan porositas rendah dapat ditambahkan partikel clay untuk selanjutnya dibajak agar tanah tercampur. Metode Non Biologis Metode non-biologis secara umum memiliki pendekatan dengan mengubah kondisi kimiawi tanah. Kondisi ini dapat diubah dengan memasukkan sejumlah materi tertentu ke dalam tanah. Contoh dari metode ini adalah sebagai berikut. Menambahkan pupuk kimia Kurangnya materi esensial (nitrogen, fosfor, dan kalium) pada tanah dapat membuat tanah menjadi tandus. Untuk itulah pupuk kimia dapat ditambahkan pada tanah. Jenis pupuk ini dengan segera dapat menutrisi tanaman karena senyawa kimia yang tersedia dapat diserap langsung oleh tanaman. Di antara pupuk kimia yang banyak digunakan adalah NPK, ZA, dan urea. Penggunaan pupuk kimia tidak boleh diberikan dalam dosis yang berlebihan. Hal ini dikarenakan senyawa yang tidak terserap tanaman dan terdeposisi dalam tanah akan tercuci oleh air dan masuk ke dalam air tanah. Hasilnya adalah air tanah menjadi tercemar dengan senyawa kimia yang berasal dari pupuk. Menambahkan mineral Selain materi esensial, tanah tandus pun dikenali dengan kurangnya mineral yang terkandung di dalamnya. Mineral ini terdiri dari Boron, Klorin, Tembaga, Kobalt, Besi, Mangan, Magnesium, Molibdenum, Belerang, dan Seng. Karena mineral biasanya berasal dari batuan yang mengalami pelapukan, maka penambahan mineral dilakukan dengan menambahkan beberapa batuan ke lapisan atmosfer tanah. Menambahkan batuan halus Beberapa senyawa dapat ditambahkan ke dalam tanah melalui penambahan batuan halus, contohnya adalah batuan fosfat. Batuan fosfat ini tidak hanya mengandung fosfor saja namun juga karbon, kalsium, dan materi mineral tambahan seperti yang disebutkan sebelumnya. Namun sayangnya, batuan fosfat juga memilki kandungan logam berat yang signifikan. Untuk menggunakan batuan secara efektif, batuan dihaluskan hingga ukurannya cukup kecil kemudian ditambahkan bersamaan dengan pupuk kandang. Asam dari pupuk kandang akan melarutkan fosfat. Di lain pihak, fosfat akan menstabilkan nitrogen yang berasal dari pupuk kandang.
Metode Biologis Menambahkan materi dan pupuk organik Faktor utama yang menentukan bahwa tanah termasuk tanah tandus adalah tidak tersedianya materi organik tanah yang tidak mencukupi. Materi organik memiliki kapasitas pertukaran ion yang sangat tinggi sehingga dapat mengikat air dengan kuat. Hal ini yang membuat tanah kering berarti kekurangan materi organik tanah. Penambahan materi organik berbeda dengan pupuk kimia karena materi organik tidak dapat secara langsung diserap tanaman dan tersedia di tanah. Materi organik akan mengaktifkan mikroorganisme untuk mendegradasi materi organik itu sendiri. Sama dengan batuan basal, materi organik merupakan slow release fertiliser. Namun demikian materi organik ini tidak terlalu kaya dengan nutrisi sehingga penambahannya harus dibarengi dengan pupuk seperti kompos. Materi hewani Darah, tulang, dan bulu hewan dapat digunakan sebagai pupuk organik. Darah mengandung sekitar 12-13% nitrogen sedangkan bulu mengandung 7-10% nitrogen. Namun yang harus diperhatikan adalah bahwa kandungan nitrogen yang sangat tinggi dapat membuat tanaman keracunan ammonia dan mengundang munculnya patogen. Meski mengandung nitrogen yang tinggi namun bulu hewan tidak efisien untuk dijadikan pupuk organik karena pelepasan nutrisinya sangatlah lama. Tulang hewan dapat meningkatkan kadar fosfor tanah lebih cepat dibandingkan batuan. Ketiga bahan tersebut sangat baik untuk menanggulangi tanah tandus dan cara mencegah tanah longsor, namun untuk lahan yang besar, penggunaanya tidak tepat mengingat harganya yang relatif mahal. Membuat tutupan hijau (green manure) Ketika tanah tandus akan digemburkan maka tanaman seperti ilalang dan tanaman sederhana yang memiliki ketahanan tinggi ditanam. Ketika tanaman mati maka tanaman akan menjadi materi organik yang menyuburkan tanaman. Mengganti tanaman secara periodik Pergantian tanaman secara periodik sudah mejadi suatu metode yang umum dilakukan. Pergantian tanaman ini dilakukan agar tanah menjadi tidak jenuh atau tandus dan untuk mengisi kembali tanah dengan nutrisi terutama nitrogen. Biasanya tanaman yang digunakan adalah tanaman kacang-kacangan yang dapat bersimbiosis dengan bakteri pemfiksasi nitrogen untuk menambah kandungan nitrogen tanah dalam bentuk ammonium dan nitrat. (tim)