Buletin Puspa Agro 25

Page 1

Edisi XXV, 10 - 25 Februari 2016

Perlawanan terhadap Produk Impor

Dinas Peternakan dan Pertanian Mulai “Lirik� Puspa Agro Semakin Erat Rangkul Petani nBaca Hal ... 3

Puspa Agro Kian Getol Bantu Petani nBaca Hal ... 4

DINAS peternakan dan pertanian mulai merik pasar induk modern Puspa Agro. Hal ini dilakukan untuk mengangkat taraf hidup petani sekaligus memperkecil langkah tengkulak yang kerap merugikan petani dan peternak. nBaca Hal ... 2


Trading House

| 02 DINAS

Sambungan dari Hal 1

DINAS peternakan dan pertanian mulai merik pasar induk modern Puspa Agro. Hal ini dilakukan untuk mengangkat taraf hidup petani sekaligus memperkecil langkah tengkulak yang kerap merugikan petani dan peternak. Dinas Peternakan (Disnak) Kabupaten Malang, Jawa Timur (Jatim) menyatakan siap menggandeng pasar Puspa Agro guna mengangkat taraf hidup peternak di daerah setempat. Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Ir Sudjono M.P, mengatakan, di Kabupaten Malang ada dua peternakan sapi. Pertama sapi potong dan kedua adalah sapi perah. “Semuanya milik rakyat dan masih kelompok. Kalau Puspa Agro berniat membuat jaringan maka

Susunan Pengelola: Penasihat/Pengarah: Erlangga Satriagung Pemimpin Umum/ Pemimpin Redaksi dan Penanggungjawab; Gatot Bibit Bibiono Redaktur Pelaksana; Iskandar Redaktur Ardy Abimanyu Reporter; Andriya Pitupulu Anggraeni Widakdo Fotographer: Iksan Sasmito Teknologi Informasi: Nana Firdaus Design & Layout Firman

kami terima, karena kami akan membuat asosiasi sapi potong khusus pengemukan,” ungkapnya. Jumat lalu, lanjut dia, kita baru membentuk dan mengkondisikan. “Nah jika ada media seperti Puspa Agro yang mau menampung hasil peternak di sini itu lebih bagus, karena bisa mengangkat taraf hidup peternak,” ucapnya. Di Kabupaten Malang, peternakan cukup besar hanya sentranya berdiri sendiri, karena tidak punya hitungan bisnis. “Tahun ini kita mulai mengkondisikan dari 10 kelompok. Mereka kita ajak membentuk organisasi,”ujarnya. Sekedar diketahui sektor peternakan yang menjadi salah satu unggulan Kabupaten Malang makin diperkuat. Hal ini ditegaskan dengan dibentuknya kantong-kantong peternakan di setiap kecamatan sesuai dengan potensi masing-masing atau disebut dengan Sentra Peternakan Rakyat (SPR).

Komitmen bersama ini secara spesifik akan lebih memberdayakan dan mengembangkan para peternak melalui program yang sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat. Untuk itu, dibentuklah gugus-gugus SPR dengan program pemberdayaan dan juga pembinaan yang nantinya akan lebih terarah. Penguatan sektor peternakan melalui SPR di Kabupaten Malang dilakukan dengan menggandeng civitas akademisi Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang. Dalam SPR ini, juga dibentuk Gugus Perwakilan Pemilik Ternak (GPPT) yang merupakan wakil dari pemilik setiap ternak (dalam hal ini diKabupaten Malang ada sapi potong, sapi perah dan kambing). Sementara di Kabupaten Bojonegoro, Jatim berkembang cukup pesat, khususnya belimbing. Buah yang dihasilkan pun sangat bagus atau masuk dalam kategori grade A. Apalagi, kebun belimbing yang ada di Desa Ngeringinrejo, Kecamatan Kalitidu “disulap” menjadi agrowisata. Para petani pun tak mau ketinggalan memasarkan buah belimbing pada pengunjug yang masuk ke area wisata tersebut. Mereka pun menunggu “pengepul” budiman untuk menampung hasi panen. Yono, salah satu pemilik, mengaku, hasil panen buah belimbing tak hanya dipasarkan di area agrowisata itu. Tapi juga dipasarkan di pasar tradisional setempat. “Kadang ada juga yang datang membeli hasil panen, tapi kami juga menanti “pengepul” budiman yang bisa menampung hasil panen dengan harga layak,” tuturnya. Petani belimbing lainnya, Sujito, mengaku akan memasok hasil panen belimbing ke Puspa Agro. “Asal harga cocok dan tentunya tidak merugikan. Kami berani memasok hasil panen ke Puspa Agro, sebab, hasil panen kami sangat bagus. Mulai dari ukuran buah hingga rasa. Insya Allah sudah masuk dalam grade A,” jelasnya. Direktur PT Puspa Agro, Abdullah Muchibuddin, menyatakan, akan terus merangkul petani di sejumlah daerah di Jatim sehingga taraf hidup petani dapat terangkat. “Berupaya memangkas tengkulak-tengkulak yang membeli hasil panen petani dengan harga murah, karena itu kita akan terus melakukan pendekatan dan edukasi,” ujarnya. (iskandar)

Perkuat Sektor Perikanan DIVISI Trading House PT Puspa Agro memperkuat sektor perikanan. Di sektor perikanan, pasar induk modern ini menyerap aneka jenis ikan, baik dari hasil budi daya (tambak) maupun tangkapan (ikan laut). Selanjutnya, ikan-ikan itu didistribusikan ke perusahaan katering nasional yang selama ini melayani sejumlah perusahaan di kawasan Indonesia Tengah dan Indonesia Timur, di antaranya perusahaan pertambangan dan pengeboran minyak. Sementara untuk komoditas hasil perkebunan, sementara ini Puspa Agro baru menyerap kopi dari para petani di Jember. Kopi yang dihimpun dari petani itu kemudian didistribusikan ke pabrikan yang selama ini menjadikan kopi sebagai bahan baku utama. Diharapkan, ke depan peran tersebut bias terus ditingkatkan, sehingga ada kepastian hasil panen petani bisa terserap oleh pasar dengan harga yang bagus dan berkeadilan. “Sementara ini kami memang belum bisa maksimal menyerap hasil panen para petani. Tetapi, paling tidak kami sudah ikut berperan dalam memberikan kepastian kepada para petani bahwa sebagian hasil panen mereka bisa terserap oleh pasar dengan harga yang bagus,” kata Direktur PT Puspa Agro, Abdullah Muchibuddin. Pengiriman perdana aneka ikan diberangkatkan dari are cold storage Puspa Agro, Jumat pekan lalu dengan

volume sekitar tujuh ton. Adapun jenis ikan yang dikirim di antaranya tengiri, bawal tawar, bawal hitam (laut), bandeng, kakap merah, gurami, ikan ekor kuning, cumi-cumi, kerapu, mubara, lele, juga udang. Ikan-ikan itu dihimpun dari para petani atau nelayan dari Brondong, Lamongan, Gresik, Sidoarjo, Kediri, Tulungagung, dan Probolinggo. Pengiriman aneka jenis ikan itu terus dilakukan menyusul terus mengalirnya permintaan pasar. (iskandar)


Trading House

| 03

Semakin Erat Rangkul Petani PASAR Induk Modern Puspa Agro semakin erat Rangkul para petani di sejumlah kota/kabupaten di Jawa Timur (Jatim). Ini terbukti dari seiring bertambahnya petani yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang ada di Jatim. Di Kabupaten Gresik, PT Puspa Agro akan menggandeng petani jagung. Langkah ini tak hanya untuk meningkatkan taraf hidup petani setempat dan memperkeil ruang gerak tengkulak yang kerap merugikan petani. Tapi, untuk memenuhi kebutuhan pasokan pabrik. Puspa Agro dengan PT Palawija Gosari membentuk lembaga Puspasari untuk memberdayakan ekonomi masyarakat petani di Gresik Utara. “Rencananya, Puspasari memasarkan jagung dari petani. Hasil panen itu dibeli dengan harga normal, namun, masih belum ditentukan berapa,” kata Direktur PT Puspa Argo, Abdullah Muchibbudin. Puspasari melakukan kerjasama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Gresik untuk menggarap 1000 ha lahan percontohan jagung Gapoktan Pantenan, Desa Panceng sejak November 2014. Hasil panen 2015 lahan percontohan tersebut diperkirakan 600 - 800 ton sekali panen dan akan ditampung PT Invivo Indonesia. Meski demikian, pemilihan wilayah pun dilakukan seara detail, yaitu di wilayah Gresik Utara. Alasannya, secara iklim dan tanah potensial untuk menanam jagung. Hanya saja, harga jagung para petani lokal tersebut belum bisa bersaing dengan jagung impor. “Salah satu sebab adalah produktivitas lahan dan hasil panen yang relatif rendah. Karena itu kita berupaya menggandeng petani jagung

Gresik sehingga dapat memberdayakan ekonomi masyarakat setempat,” ungkapnya. Tak hanya di wilayah Kabupaten Gresik saja, namun, langkah pasti dalam menggandeng petani juga dilakukan di Jember. Di kabupaten ini, pasar induk modern ini merangkul petani kopi melalui Gapoktan setempat. Saat ini sudah ada lima kelompok tani dan koperasi tani telah menjalin kerja sama dengan Puspa Agro. Dari para petani, komoditas biji kopi dihimpun dengan cara membelinya secara tunai dengan harga yang sesuai. Selain di Jember, Puspa Agro juga “mendekap” kelompok tani di Kabupaten Blitar, yaitu Gapoktan cokelat yang tergabung dalam Koperasi Guyub Santoso. Selain petani kakao, Puspa Agro juga menjalin kerja sama dengan petani belimbing yang tergabung dalam Kelompok Tani Margo Mulyo. Selain membeli hasil petani setempat dengan harga yang pantas, Puspa Agro juga mengolah belimbing sortiran agar memiliki nilai tambah.Sortiran itu diolah menjadi beberapa produk. “Kami melihat hasil buah belimbing di sini cukup bagus, apalagi Blimbing Karangsari sudah akrab di telinga. Karena itu kami merangkul kelompok tani di sini. Kami juga akan terus menggandeng sejumlah petani di Jatim agar dapat meningkatkan taraf hidup mereka. Langkah ini sekaligus untuk mempersempit ruang gerak tengkulak yang kerap kali meriugikan petani,” ungkapnya. (iskandar)


04 |

Trading House

Puspa Agro Kian Getol Bantu Petani PT Puspa Agro kini semain getol membantu petani di Jawa Timur (Jatim). Karena itu, pengembangan wilayah binaan dan jejaring pemasaran terus dilakukan untuk memaksimalkan peran ekonomi di berbagai daerah di Jatim. Setelah menggarap sejumlah daerah dalam menyerap hasil panen petani, peternak, dan nelayan, kini Puspa Agro menggandeng Pemkab Lamongan. Sasarannya adalah memberdayakan para petani di wilayah Kab. Lamongan yang memiliki produk unggulan dan layak dipasarkan ke berbagai dearah di Indonesia, maupun untuk tujuan ekspor. Lewat kelompok tani atau koperasi yang terkoordinasi dalam program Gemerlap (Gerakan Membangun Ekonomi Rakyat Lamongan Berbasis Pedesaan) –yang digelar Pemkab Lamongan—Puspa Agro siap menampung hasil panen mereka untuk selanjutnya didistribusikan ke mitra bisnis di berbagai daerah di Indonesia. Di antara komoditas unggulan yang telah disepakati untuk diserap dan didistribusikan adalah jagung, beras, melon, lele, telor ayam, aneka ikan tangkap (laut), dan beberapa komoditas lainnya. Diharapkan, dengan kerja sama ini, peran ekonomi Puspa Agro untuk memberdayakan para petani, peternak, dan nelayan Lamongan bisa direalisasikan. Kerja sama juga dimaksudkan untuk menghidupkan Pasar Induk Beras Lamongan (PIBL) yang dibangun PT Jatim Grha Utama (JGU), perusahaan holding dari Puspa Agro. Ke depan, pasar induk ini tidak hanya menangani komoditas beras, tetapi juga produk pangan lainnya. Tahun ini, manajemen Puspa Agro, lewat divisi Trading Housenya terus meningkatkan serapan hasil panen petani, peternak, dan nelayan di berbagai daerah di Jatim. Dalam dua tahun terakhir, Puspa Agro telah banyak menyerap hasil panen petani, peternak, dan nelayan di sejumlah daerah di Jatim. Di antaranya di antaranya Malang, Batu, Pasuruan, Lumajang, Probolinggo, Jember, Kediri,

Tulungagung, Jombang, Magetan, Ngawi, Ponorogo, Gresik, Bojonegoro, dan kini mulai menggarap Lamongan. Tentang serapan hasil panen, periode 2015 Puspa Agro mampu menyerap hasil panen petani, peternak, dan nelayan sebesar 4.895,25 ton dengan nilai transaksi Rp 62,31 miliar. Capaian tersebut jauh melebihi prestasi tahun sebelumnya (2014), yang hanya 393,62 ton dengan nilai Rp 14,37 miliar. Tahun 2016 ini, manajemen menargetkan mampu menaikkan serapan sebesar 100% dari capaian 2015. Target meningkatkan serapan hasil petani, nelayan, dan peternak tidak saja terkait dengan keragaman komoditas, tetapi sekaligus mengembangkan jangkauan area di berbagai daerah di Jatim. Untuk maksud ini, pengembangan jejaring pasar dan mitra bisnis juga terus dilakukan untuk memaksimalkan pemasaran komoditas yang dihimpun dari para petani, nelayan, dan peternak. Sejumlah mitra bisnis Puspa Agro yang telah banyak menyerap distribusi aneka komoditas hasil panen petani, nelayan, dan peternak Jatim adalah perusahaan-perusahaan katering, supermarket, hotel, restoran, rumah sakit, perusahaan transportasi, dan pabrikan pengolahan komoditas agro. Di antaranya PT Indocater (Media Group), PT Trans Retail Indonesia (Carrefour), PT Aero Catering Service, PT Lion Super Indo (Super Indo), Rumah Sakit (RS) Siloam Surabaya, RS Premier International, RS PHC Surabaya, Hotel Bumi Surabaya, Hotel Sahid Surabaya, Hotel Novotel Surabaya, Taksi Silver, dan beberapa perusahaan lainnya. Diharapkan, peran ekonomi ini bisa terus dimaksimalkan sehingga stabilitas harga dan pasokan berbagai komoditas agro di Jatim bisa dijaga. Pada gilirannya misi meningkatkan nilai tambah petani, peternak dan nelayan/petambak di Jatim pun bisa direalisasikan. (Iskandar)


Trading House

Perkuat Akses Pasar Panen Petani KEBERADAAN pasar induk agrobis Puspa Agro tak hanya menyerap dan memberikan nilai tambah hasil panen petani, PT Puspa Agro juga memperluas akses untuk memasarkan hasil panen petani dan petambak ini juga diimbangi dengan menghasilkan komoditas yang berkualitas. “Dengan demikian, begitu pasar bebas diberlakukan, petani Jatim tidak hanya jadi penonton. Sebaliknya mampu bersaing dengan kemungkinan gempuran produk impor,� kata Direktur PT Puspa Agro, Abdullah Muchibuddin. Untuk menjalankan fungsi itu, Puspa Agro memperkuat lini divisi Trading House yang terus bergerak dan bermitra dengan kelompok-kelompok tani di sentra-sentra produksi. Selanjutnya, setelah dilakukan pemilahan berdasar kualitas dan pengemasan, komoditas pilihan itu didistribusikan ke pasar-pasar modern, pabrikan atau perusahaan olahan, bahkan untuk memenuhi pasar ekspor. Sementara, sebagian petani, peternak, hingga nelayan di Jatim kini mulai merasakan dan menikmati nilai tambah atas hasil panen mereka yang rata mencapai 25 sampai dengan 30 persen. Sebab, hasil panen para petani tersebut kini mulai banyak diserap pasar modern serta industri pengolahan. Saat ini Puspa Agro berhasil memasarkan aneka komoditas pertanian asal Jatim ke buyer langsung, seperti supermarket berskala nasional yakni Carrefour, hingga perusahaan katering besar yang melayani perusahaan tambang dan pengeboran minyak, serta industri pengolahan makanan dan minuman.

Di sisi lain, dalam mengembangkan nilai tambah hasil panen petani di Jawa Timur (Jatim), selain di pasar tradisional, pihaknya mulai membuka akses memasukkan hasil panen petani ke sejumlah ke pasar modern. Produk petani Jatim, khususnya buah dan sayur-mayur berlabel Puspa Agro, bisa didapatkan dapatkan di gerai Carrefour di seluruh wilayah Surabaya. Pengembangan terus dilakukan hingga menjangkau seluruh counter pasar modern lainnya di seluruh Jatim. Karena itu, PT Puspa Agro membentuk Divisi Traiding House, kinerja divisi ini untuk menyerap hasil panen petani dan memasarkannya ke pasar modern guna meningkatkan nilai tambah petani. Sebelum masuk ke gerai-gerai pasar modern, aneka produk buah dan sayur itu dihimpun dari para petani penghasil di berbagai daerah di Jatim, di antaranya Kediri, Blitar, Batu, Malang, Mojokerto, Sidoarjo, Pasuruan, Lumajang, Jember, dan beberapa daerah lainnya. Dari sentra-sentra produksi tersebut, komoditas para petani dihimpun di pasar induk Puspa Agro. Oleh bagian trading house, komoditas itu lalu disortir dan grading. Setelah dipilah sesuai dengan grade-nya, tahap terakhir lalu dikemas dengan label Puspa Agro. Dipastikan, aneka produk buah dan sayur yang dikirim ke gerai-gerai pasar modern adalah produk dengan kualitas terbaik. (iskandar)

| 05


06 |

Budidaya Jambu Air

Menjaring Rupiah Lewat Jambu Air Madu JAMBU air madu hijau merupakan varietas baru yang mulai banyak dikembangkan oleh para pehobi buah atau petani buah, bahkan buah yang masih tergolong dalam keluarga Myrtaceae ini sudah mulai banyak ditanam di pekarangan rumah-rumah karena jambu air madu hijau ini sangat mudah dibudidayakan. Bibit yang ditanam harus memiliki sumber yang dapat dipercaya, karena bibit yang unggul merupakan awal untuk mendapatkan buah dengan kualitas terbaik. Bibit dapat dibuat dengan metode stek ataupun cangkok dari induk tanaman yang sudah berbuah.

Penanaman Metode penanaman buah dapat dilakukan di dalam pot (tabulampot), ataupun polybag dengan diameter 50 cm. Pot diberi lubang kecil untuk drainase kemudian diisi dengan tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Pohon jambu air madu disusun rata dengan jarak 2.5m hingga 3m agar terdapat sirkulasi udara antar pohon. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari tergantung pada cuaca. Metode penyiraman dapat dilakukan secara manual atau dengan kran otomatis atau fertigasi. Penyiraman dengan fertigasi sangat memudahkan pekerjaan jika pohon-pohon yang tumbuh dalam jumlah besar. Pemupukan dilakukan 2 kali seminggu, jika buah ini menjadi berbuah dan 1 kali seminggu jika pohon tidak berbuah. Pupuk yang biasanya diberikan pupuk npk dan pupuk kandang. Untuk mendapatkan kualitas buah terbaik tidak boleh ada 1 hama pun yang bersarang di pohon ataupun buah. Metode yang dapat dilakukan adalah dengan membungkus buah dengan plastik atau kertas sejak dari bunga (bakal buah) telah pecah menjadi buah kecil. Metode lain yang dapat digunakan adalah dengan memasang kelambu untuk mencegah masuknya hama. Metode ini sangat efektif dalam mencegah hama di tanaman jambu air. Buah yang tak mengenal musim ini bisa dipanen hingga 10 kg per pohon dengan usia 1,5-2 tahun. Buah dipanen adalah benar-benar buah yang matang dipohon, dengan karakteristik kehijauan dan warna kemerahan sedikit di satu sisi. (tim)


Budidaya Belimbing

Jaga Kualitas Asupan Pohon, Hasilkan Buah Jumbo KABUPATEN Bojonegoro terdapat Agrowisata Kebun Belimbing. Obyek wisata ini berdekatan dengan dengan Bendungan Gerak yaitu di Desa Ngringinrejo, Kecamatn Kalitidu, kurang lebih 14 km dari pusat kota. Kebun Belimbing di kawasan wisata ini memiliki luas sekitar 22.3 hektar. Jenis belimbing yang ditanam adalah “belimbing madu” dimana rasanya sangat manis dan warnanya sangat menarik yaitu kuning keemasan. Untuk ukuran pun dapat dikatakan belimbing disini memiliki berbagai macam ukuran mulai dari ukuran biasa sedang hingga jumbo. Salah satu pemilik pohon belimbing di kawasan agrowisata Ngringinrejo, Sumiti menuturkan bahwa penanaman pohon belimbing memang terbilang cukup mudah, namun juga tak melupakan kualitas asupan serapan untuk pohon tersebut seperti vitamin dan juga pupuk. “Pohon belimbing yang biasa kami stek dengan pohon belimbing Bangkok supaya buahnya menjadi besar. Kami juga tak lupa tetap memberikan vitamin daun, pupuk organik, pupuk phonska dan pupuk kandang,” ungkapnya. Di Desa Ngringinrejo, tak semua pemilik pohon mampu mengelolanya sendiri. Para pemilik biasanya dibantu oleh warga sekitar yang bekerja sebagai petani dan penjualnya. “Ya kita di satu desa ini saling bantu membantu lah. Namanya juga tetangga, sesama warga disini cari penghasilan bareng. Semua dibagi bagi. Pohon-pohon saya juga dibantu petani. Nggak ngatasi kalau saya kerjakan sendiri,” tuturnya. Setiap wisatawan yang berkunjung diperbolehkan untuk memetik belimbing dan memakannya secara gratis. Apabila Anda ingin membeli buah tersebut sebagai oleh-oleh, harganya sekitar Rp. 5.000,- untuk ukuran kecil dan Rp. 12.000,- untuk ukuran jumbo. Selain itu, terdapat juga aneka olahan belimbing dengan cita rasa yang lezat seperti kerupuk belimbing, air sari belimbing, sirup belimbing dan juga selai belimbing. (rere)

| 07


08 |

Petani Belimbing

Petani Bojonegoro Andalkan Belimbing BELIMBING merupakan tanaman buah andalan Kabupaten Bojonegoro. Jika anda sedang berada di Kabupaten Bojonegoro, sempatkanlah untuk mengunjungi wisata yang satu ini. Wisata buah belimbing ini terletak di Jalan Letjend Soedirman No. 57 Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro, jawa Timur. Luas area parkir untuk pengunjung ±500 m2. Sedikit informasi, biaya parkir di kawasan Argowisata belimbing ini adalah sebesar

Rp 2.000 untuk motor dan Rp 5.000 untuk mobil. Namun anda jangan kaget ketika akan membayar tiket masuk, karena anda hanya dikenai biaya Rp 1000,00 saja. Jauh dari bayangan harga tiket masuk tempat wisata biasa. Begitu masuk desa belimbing ini pengunjung juga ditunjukkan monumen buah belimbing sebagai ikon desa tersebut. Salah satu petani desa Ngringinrejo, Yono, menjelaskan bahwa Kebun belimbing Desa Ngringinrejo menempati tanah seluas ± 22.3 hektar. Kebun ini dikelola oleh 110 petani belimbing. Semuanya dari satu desa ini. “Kelompok tani tersebut diberi nama Mekarsari. Buah hasil produksi kebun kemudian dijual langsung kepada pengunjung yang datang ke lokasi tersebut oleh pengepul yang tak lain adalah pemilik pohon dan warga sekitar,” ujar Yono yang mengelola pohon milik Kepala Desa Ngringinrejo, Syafi’i. Dalam setahun, terdapat 10.000 pohon telah dibudidayakan dengan 3 hingga 4 kali masa panen. “Sekali panen, belimbing yang dihasilkan bisa mencapai 60 ton dengan sumbangan 60 kg tiap pohonnya”, tutur pria ramah ini. Satu kilo buah belimbing ukuran kecil dihargai Rp. 5.000 rupiah saja. Kita boleh memilih sendiri buah mana yang akan kita beli. Untuk buah ukuran sedang harga berkisar Rp. 6.000 hingga Rp. 8.000 per kilo. Sedangkan buah belimbing berukuran jumbo dijual dengan harga Rp. 10.000 hingga Rp. 12.000 per kilo. Harga yang cukup menarik bukan untuk buah yang fresh langsung dari pohonnya. Itu baru ketika musim kemarau. Ketika musim penghujan harga buah ukuran kecil hanya berkisar Rp. 5000 hingga Rp. 6000 saja. Yang sedang dan besar berkisar antara Rp. 7.000 hingga Rp. Rp 10.000. “Dulu dijual kebebrapa wilayah Jatim, seperti Lamongan, Tuban, Gresik, Sidoarjo, Mojokero. Tapi sekarang sudah jarang kirim karena sudah di konsumsi wisatawan lokal,” pungkasnya. (rere)


Agrowisata

“Manisnya” Agrowisata Belimbing Desa Ngringinrejo GAZEBO nyaman dengan udara sejuk disediakan khusus untuk pengunjung yang ingin menikmati belimbing dan berbagai jajanan yang dihidangkan oleh kedai-kedai kecil dalam kawasan argo wisata ini. Aroma buah belimbing yang khas segera tercium begitu memasuki pintu masuk track dalam perkebunan. Tidak perlu ragu dengan rasa yang ditawarkan. Dijamin manis dan segar. Agrowisata kebun belimbing Ngringinrejo, Bojonegoro memiliki potensi di berbagai varietas buah belimbingnya. Belimbing yang ditanam di perkebunan ini adalah belimbing madu. Ukuran buah belimbing juga beraneka ragam. Ada yang berukuran kecil, sedang, hingga yang jumbo. Tentu ukuran akan mempengaruhi harga jualnya. Menurut Juwariah, salah satu pemilik pohon di kawasan agrowisata ini menuturkan, tanaman belimbing agar dapat menghasilkan buah yang maksimal sangat perlu dilakukan penanganan secara intensif dan efisien, mulai dari pemeliharaan tanah, perawatan pohonnya hingga proses pemanenan dan pasca panen. “Pencangkulan dan pemupukan dilakukan 2 kali dalam satu tahun. Pengairan dilakukan pada musim kemarau, dengan cara menggunakan pompa air dan sumber air yang diambil dari air bengawan solo. Tak lupa juga pengendalian hama. Untuk pemblongsongan buah, dilakukan pada saat buah berumur kurang lebih 3 minggu sampai 1 bulan. sedangkan pemangkasan cabang dilakukan pada saat yang bersamaan pada waktu pemblongsongan buah. Kemudian peremajaan pohon dilakukan pada batang pohon yang hasil buahnya kurang bagus atau lokal diganti dengan batang pohon yang kualitasnya bagus dengan cara okulasi (stek),” tuturnya. Adapun varietas yang berkembang di Desa Ngringinrejo antara lain varietas Bangkok merah, varietas blitar, varietas demak dan lokal. “Ciri-cirinya Bangkok merah buahnya besar, daging buahnya

tebal dan kalau sudah masak berwarna kuning kemerahan ukuran panjang 15-20 cm dengan tepi lingirnya hijau dan rasanya manis. Kalau varietas Blitar ciri buah berukuran besar daging buahnya agak tipis, kalau masak berwarna kuning kemerahan dangan panjang buahnya 15-25 cm dan lingirnya kuning rasanyaagak masam. Untuk varietas Demak ciri kulit buahnya tebal rasanya agak sepet ukurannya besar dan kalau masak berwarna kunig kemerahan. Sedangkan varietas Lokal cirinya berukuran sedang panjang buahnya sekitar 8-10cm rasanya manis dan kalau masak berwarna kuning kemerahan,” jelasnya. Panen buah belimbing biasanya pada umur 3 bulan, biasanya ditandai dengan perubahan warna pada buah. Buah Belimbing yang semula berwarna hijau berubah berwarna kuning kemerahan. Buah blimbing yang dipanen biasanya di bagi menjadi 2 kelas yaitu kelas Super dan kelas A yang kwalitas Super 1 Kg isi 3-4 buah dengan harga Rp. 5.000 dan yang kwalitas A 1 Kg nya berisi 7 - 8 buah dengan harga Rp. 3.000;. “Hasil produksi buah Belimbing Desa Ngringinrejo sampai saat ini dipasarkan di berbagai wilayah yang antara lain Lamongan, Tuban, Rembang, Cepu, Semarang dan daerah sekitar Bojonegoro berupa buah segar, selain itu juga sebagian produksi buah Blimbing dijual berupa produk olahan seperti Sirup, Sari buah, Selae, Dodol dan kripik belimbing, adapun yang mengelola produk olahan Blimbing tersebut adalah BKAD ( badan kerja sama antar Desa) Surya Abadi. Serta pedagang yang memasarkan Buah blimbing di Desa Ngringinrejo lebih dari 21 orang pedagang, dan semua adalah warga Desa Ngringinrejo,” katanya. “Pada panen raya hasil bersih yang didapat dalam 1 Ha kurang lebih Rp. 15.000.000; - 20.000.000; / Ha, dan dipanen biasa dalam 1 Ha menghasilkan bersih kurang lebih Rp. 5.000.000 - 7.500.000; / Ha. Jadi hasil bersih dalam satu tahun sekitar Rp. 45.000.000; / tahun,” pungkasnya. (rere)

| 09


10 |

Buah Pare

Memetik “Manisnya” Buah Pare BANYAK sifat yang bisa diperoleh dari buah pare. Selain sayuran yang dikonsumsi, buah pare juga berkhasiat sebagai obat. Bila dilakukan dengan tepat, maka kita pun dapat memetik “manisnya” buah pare untuk dilempar ke pasar. Budidaya tumbuh pare sebenarnya sangat mudah. Pare bisa tumbuh di jenis tanah yang berbeda dengan ketinggian hingga 1.500 m di atas permukaan laut. Untuk tumbuh optimal pada tanah dengan pH 5-6, banyak mengandung humus dan gembur. Pare tanaman tidak memerlukan banyak sinar matahari sehingga dapat tumbuh di tempat yang agak teduh / berbayang. Pare tanaman dikembangkan dengan menggunakan biji. Kebutuhan benih untuk lahan seluas 100 m² sebanyak 70 gram. Sebelum menanam bibit dipilih dengan memasukkan benih ke dalam air. Benih yang mengapung harus dibuang, sedangkan biji yang tenggelam bisa ditanam. Benih dapat ditanam langsung dilahan atau berkecambah. Lahan yang akan ditanami pare cangkul sampai gembur, kemudian membuat tempat tidur dengan lebar 1,5 m, tinggi 25 cm dan panjang untuk menyesuaikan lahan. Tanah dicampur dengan pupuk kandang sebanyak £ 100 mendarat 100 m². jarak 0,75 m x 0,75 m. Lubang tanam ditugal dengan kedalaman 3-5 cm. Bibit dimasukkan ke dalam lubang sebanyak 2-3 biji tanaman pare. Setelah itu ditutup dengan tanah. Selang 4-7 hari setelah tanam benih pare dapat tumbuh. Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi dan sore hari. Namun, jika curah hujan tinggi harus dipertimbangkan agar air tidak menggenang selokannya dilahan. Setelah usia dua minggu atau tinggi tanaman mencapai 50 cm, terbuat dari high-1,5 sampai 2 meter. Hal ini dibuat dengan tujuan untuk menyebarkan sulur tanaman sulur-. Pare propagasi juga dapat dilakukan dengan saham atau teralis yang bisa dibuat dari bambu. Setelah usia tiga minggu, tanaman harus pare sudah bercabang dan cabang-cabang dipotong atau dilakukan pemangkasan agar tunas tumbuh sehingga bisa menyebar lebih produksi. Pilih dua cabang yang paling besar dan sehat. Sisa dari cabang lain yang tumbuh di batang hingga ketinggian 1,5 m dari permukaan tanah yang akan dipangkas. Pemangkasan kedua dapat dilakukan pada usia 6 minggu untuk memangkas cabang-cabang yang telah menjadi tua dan tidak lagi serta daun dan cabang tua rusak oleh hama. Selain pupuk organik, pupuk buatan juga diberikan kepada pare tanaman. Dapat diberikan 2-3 kg pupuk NPK per 100 m² atau menggunakan Urea, TSP, KCl dalam rasio 1: 2: 2 sebanyak 15 gram setiap tanaman (3 g urea, 6 gram TSP dan 6 gram KCl) . Pemupukan dilakukan oleh pupuk TPA di sekitar tanaman sejauh 10 cm dari batang.

Pemupukan harus dilakukan pada tanaman berumur satu bulan bersama dengan penyiangan. Setelah 1,5-2 bulan tanaman berumur mulai berbunga pare dan bunga betina yang muncul bisa menjadi buah. Pare bunga dan bertangkai panjang kuning. Tanaman pare jarang terserang hama penyakit, namun ada beberapa hama dan penyakit yang dapat meyerang pare diantaranya adalah: Hama ini bulat runcing, warna merah dengan bintik-bintik hitam sebanyak 12-26 buah. Hama ini menyerang daun dan serangan yang parah daun pergi, hanya menyisakan tulang daun. Pengendaliannaya antara cara lain dapat dilakukan dengan mengambil telur, larva atau lembing, ditangkap lalu dimatikan. Bisa juga dilakukan dengan rotasi tanaman. Jika sudah parah bisa diterapkan insectisida bahan aktif carbaryl (Sevin 85 SP, Truper 3 GR). Gejala yang terlihat ketika daun bagian atas bintik-bintik kuning, sedangkan daun yang lebih rendah bulu ungu. Tindakan pencegahan adalah untuk menjaga kondisi tanah yang tidak terlalu lembab. Jika sudah parah bisa diterapkan fungisida dengan bahan aktif propineb (Trivia 73 WP), mandipropamid (Revus 250 SC), metalaksil (Metalax 35 SD). Buah pare serangan lalat dengan menempatkan telur mereka dalam buah. Setelah menetas, ulat makan buah sehingga menjadi rusak. Daging buah tidak bisa dimakan karena busuk dan berair dengan ratusan belatung. Penampilan luar dari daging buah sehat tetapi setelah penampilan terbuka daging dipenuhi belatung. Ketika menyerang batang, maka batang akan membengkak seperti bisul. Untuk mencegah hama ini dapat dilakukan membungkus buah muda dengan menggunakan kertas atau daun pisang kering. Bisa juga menggunakan perangkap serangga yang ditempatkan di sekitar pare tanaman, sehingga lalat buah yang ada di sekitar dapat ditangkap dan mati di daerah tangkapan. Pare bisa dipenen sekitar usia 2,5 bulan setelah tanam. Buah pare dipanen tidak boleh terlalu lama karena akan mempengaruhi rasa. Pare tanaman siap panen saat buah telah memiliki jerawat dan keriput masih agak ketat dan plot belum melebar. Panen terlambat akan menyebabkan pare pare tidak enak. Pare adalah cara untuk memanen potong tangkai buah menggunakan pisau atau gunting. Tanaman terawat dapat menghasilkan 30 pare setiap pohon. Pacsca penanganan panen dilakukan dengan mengumpulkan pare ke dalam keranjang bambu secara teratur dan rapi. Dalam rangka untuk pare kulit tidak rusak, dicari tidak terlalu banyak gesekan, termasuk di pengangukutan berusaha untuk tidak guncangan keras. Untuk daya tahan, dapat pare dismpan pada suhu 10-20º C. pare Panen dapat dilakukan dengan interval 5-7 hari sampai usia 4 bulan. (tim)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.