Inclusive Design: Ecohouse Eatery

Page 1

inclusive design

ecohouse eatery design menu for everyone

inclusive design Inclusive design is combination between concept of equity and equality in design and evironment which can used by everyone, respecting di erences and meeting diverse needs.


secret ingredient David Islamuddin Berliani Ghea Ghassani Maulina Nur Saidah Sabita Thifal Almani Tahani Bamazroek

08111540000046 08111540000057 08111540000059 08111540000074 08111540000075


menu:


menu:

Pendekatan Teori Preseden dan Teori Pendukung Framework Desain Investigasi dan Analisa Kasus Permasalahan Desain Kriteria Desain Konsep Desain Implementasi Desain

1 3 6 9 14 16 17 18


Pendekatan Teori Affordance Theory JJ Gibson adalah seorang Psikolog Amerika yang sangat berpengaruh dalam merubah pendangan kita terhadap persepsi visual. Menurut teori Gibson, persepsi terhadap lingkungan akan mengarah pada beberapa perilaku. A ordances (clues in the environment), mengindikasikan kemungkinan untuk tindakan dilakukan secara langsung tanpa pemrosesan sensorik. Contohnya meliputi: tombol untuk ditekan, kenop untuk memutar, pegangan untuk menarik, tuas untuk menggeser, dll. James J. Gibson menganalisis cara di mana "nilainilai" atau "makna" hal-hal dalam lingkungan dapat secara langsung dirasakan

Kesimpulan Teori A ordance menyatakan bahwa dunia dirasakan tidak hanya dalam hal objek dan hubungan spasial tetapi juga dalam hal kemungkinan objek untuk menimbulkan tindakan (a ordances) - persepsi mendorong tindakan.

Perception of Colour (Wong, Hong Li) Warna mempengaruhi suasana hati, dan menciptakan harmonisasi yang indah bagi penglihatan mata. Setiap warna memiliki makna dan fungsi. Warna terdiri dari Hue (warna), Saturasi (cahaya dan kegelapan warna), dan value (grayness of a colour) (Steinfeld, 2012, hlm. 290). Ketiganya berkolaborasi untuk menciptakan emosi yang dialami orang secara tidak sadar. Ini adalah salah satu fungsi warna. Baik disengaja ataupun tidak, banyak desainer memilih warna untuk mencapai suasana tertentu yang bermanfaat bagi penghuninya. Sebagai contoh warna merah merupakan warna yang dapat meningkatkan laju pernapasan serta juga dapat meningkatkan nafsu makan, maka dari itu banyak rumah makan yang menggunakan warna merah sebagai dekorasinya. Warna dipengaruhi oleh cahaya. Dua hal ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain (Bright & Cook, 2010, hlm. 22). Pencahayaan yang baik dapat meningkatkan kualitas warna, dan dapat menciptakan suasana yang diinginkan untuk pengguna. Dengan demikian, pemilihan warna yang digunakan dalam lingkungan interior memiliki dampak pada perilaku orang, maka penting untuk menentukan untuk siapa ruangan dirancang dan untuk tujuan apa ruangan dibuat sehingga dapat menciptakan suasana ruangan yang tepat.

Gambar 1.1 Di erent levels of colour blindless and the importance of using primary colours for contrast Sumber : Bright & Cook, 2010

1


Pendekatan Teori Flooring Materiality, Wong Hong Li Pemilihan material lantai dalam lingkungan inklusif harus diperhatikan untuk menghindari dampak negatif. Beberapa masalah yang sering terjadi dengan material penutup lantai yaitu jatuh. Jatuh dianggap sebagai salah satu jenis kecelakaan yang paling umum dan sering terjai dalam lingkungan interior, terutama disabilitas daksa dan orang tua. (Steinfeld, 2012, hlm. 299). Masalah lain yang sering terjadi yaitu tergelincir dan tersandung. Hal ini dapat disebabkan oleh permukaan yang lembab dan perubahan mendadak pada ketinggian permukaan lantai. Perbedaan kecil pada level ketinggian bisa menyebabkan kecelakaan terjadi. Secara keseluruhan, ada banyak material penutup lantai. Namun, pilihan yang baik yaitu untuk memenuhi unsur estetika dan juga memenuhi kebutuhan fungsional orang-orang dengan beragam usia dan kemampuan untuk menciptakan lingkungan yang inklusif.

Inclusive design Desain Inklusif menggabungkan kesetaraan dalam desain dan lingkungan yang dapat digunakan oleh semua orang, menghormati perbedaan dan memenuhi beragam kebutuhan. Beberapa prinsif desain inklusif yang diterapkan dalam studi kasus ecohouse eatery antara lain:

People Pengguna terdiri dari mahasiswa dan pengguna kruk. Untuk menghindari masalah yang mungkin terjadi kepada kedua pengguna tersebut, maka ooring material menggunakan checkered cement tiles untuk keamanan pengguna kruk agar tidak selip maupun tergelincir. Selain itu memberikan ruang yang cukup untuk pengguna kruk berjalan disertai dengan sirkulasi yang mudah.

Diversity Berbagai macam perilaku yang terjadi di ecohouse eatery yaitu kegiatan jual beli, makan, merokok, atau sekedar duduk dan bercengkrama. Maka dari itu diperlukan zoning di area ecohouse untuk membedakan aktivitas yang terjadi sehingga pengguna merasa nyaman.

Flexibility Karena pengguna kruk kurang memiliki keleluasaan dalam bergerak, maka dari itu furniture harus dapat menyesuaikan kebutuhan pengguna. Meja dari ecohouse eatery memiliki tempat untuk meletakkan kruk sedangkan kursi makan dapat digeser 180 derajat untuk memudahkan pengguna kruk berpegangan sebelum duduk kemudian dapat menyesuaikan kursi untuk menghadap meja.

Convenient Karena kegiatan utama di ecohouse eatery yaitu makan, maka aksesibilitas untuk membeli makan hingga selesai makan harus diperhatikan. Untuk penjual memiliki orientasi terpusat keluar menghadap pembeli. Penjual akan meletakkan pesanan di meja yang tersedia berdekatan dengan posisi pembeli. Dengan begitu area dalam hanya untuk penjual dan area luar hanya untuk pembeli, kecuali sirkulasi untuk penjual mencuci piring.

2


Preseden Villa Bordeaux – OMA User dari rumah yang terletak di Bordeaux, Perancis ini merupakan pasangan suami istri beserta keluarganya yang memutuskan pindah ke pinggiran kota. Sang suami merupakan pengguna kursi roda akibat kecelakaan mobil yang akhirnya melumpuhkan kedua kakinya. Alih-alih membuat rumah khusus untuknya, sang suami meminta Rem Koolhas (arsitek) untuk membuat desain yang kompleks dan “tidak jujur” hanya untuk dirinya. Menurutnya kata kompleks lebih mendefinisikan kepribadian dan keadaan sang suami kala itu. Desain yang diambil di Villa Bordeaux ini adalah dengan konsep “a house is a machine for living” dimana rumah itu juga harus menjadi motor pergerakan dari penggunanya, yaitu sang suami. Bentuk implementasinya adalah berupa lantai hidraulik yang berfungsi sebagai lift yang dapat berpindah dari satu lantai ke lantai lainnya tanpa terlihat seperti lift pada umumnya. Hal yang dapat diambil dari desain ini adalah: Perpindahan user yang tidak literal menggunakan alat dapat diimpplementasikan ke desain dengan railing atau movable furniture Desain yang dapat diterima semua kalangan user

3


Preseden Another Country's adjustable Work Series furniture "We looked to design a system that could be adapted for a number of di erent types and sizes of workplace." Perabot yang didesain oleh tim Another's Country ini memiliki rangkaian seri yang berkonsep modular system untuk memberikan efek eksibel bagi pengguna. Untuk seri meja kerja ini, desainer ingin user untuk memiliki work place bukan hanya work space yang membuat stress user. Untuk itu, dibuatlah beberapa kemudahan seperti lubang pada bagian tengah meja yang dapat diatur oleh user sendiri sesuai kebutuhannya. Seperti tempat tanaman, kopi, cable holder, dan lain sebagainya.

Hal yang dapat diambil dari desain ini adalah: Adjustable holder berupa lubang untuk segala fungsi yang dapat diimplementasikan di desain untuk crutches holder atau barang bawaan mahasiswa non-difabel lainnya.

4


Preseden Halmstad Public Space Halmstad Public Space merupakan desain ruang publik yang terletak di dekat sungai Nissan. Sebagai ruang publik, pengelola menambahkan beberapa fungsi seperti restoran, mediatek, dan area jalan kaki yang digabung menjadi satu. Salah satu aspek dari ruang public ini adalah restoran, yang memiliki kriteria yaitu universal design. Sehingga seperti ilustrasi di bawah, restoran dibiarkan memiliki akses pada area pedestrian dan docking view untuk dapat menjangkau user dan juga mengakses view dari sungai Nissan. Elemen arsitektur yang ditonjolkan adalah material dan zoning ruang. Perbedaan material membuat user blind-user mampu membedakan zoning dengan baik. Material yangs sesuai untuk mereduce noise seperti kayu Jalur transportasi user difabel yang aksesibel dan aman Konsep restoran yang aksesibel menganut elemen arsitektur seperti; Self service bagi universal user, untuk itu dibuat jalur akses yang linear View terhadap sungai Nissan yang langsung dari area duduk atau makan dari user

Illustrasi akses Sumber : Sumber : http://publications.lib.chalmers.se

5


Framework Desain Force Based Method

Gambar 2.1 Diagram Berpikir dalam Force-Based Framework Sumber : Revealing Architecture (Plowright, 2014)

Framework yang digunakan dalam perancangan adalah force-based framework. Proses berpikir diawali dengan menyusun framework berdasarkan force yang mengacu pada diagram berpikir pada buku Revealing Architecture karya Philip D. Plowright.

Context/Culture/Needs Isu yang diambil adalah tentang kenyamanan user (khususnya pengguna kruk) dan mahasiswa umum ITS yang akan makan dan minum di ecohouse/kantin Arsitektur ITS. Kurang tersedianya fasilitas pendukung maupun sirkulasi yang baik untuk pengguna kantin akan berakibat pada kurangnya tingkat kenyamanan bagi pengguna kantin. Jika pengguna umum kantin saja tidak merasakan kenyamanan, maka penyandang disabilitas (khususnya pengguna kruk) juga dapat merasakan hal yang serupa. Fasilitas dan sirkulasi yang dimaksud seperti furniture untuk pengguna kruk, sirkulasi antara penjual dan pembeli, zoning antara penjual, pembeli , perokok,dll. Walaupun kurangnya fasilitas dan sirkulasi yang menganggu kenyamanan, pengguna kantin memilih tetap makan dan minum di ecohouse/kantin Arsitektur ITS. Hal ini dikarenakan makan dan minum merupakan hal yang pokok dan wajib terpenuhi. Terutama lokasinya yang berada di kampus.

Identity Force Site yang dipilih berada di ecohouse/kantin Arsitektur ITS Surabaya. Sebagai salah satu bentuk kantin yang belum sepenuhnya memperhatikan kenyamanan penggunanya. Konteks yang menjadi penggerak dari keseluruhan proses berpikir dalam desain adalah user dari kantin Arsitektur ITS. User ini dibagi menjadi dua, yaitu user khusus (pengguna kruk) dan user umum (mahasiswa umum yang akan makan di ecohouse). User ini dijadikan force utama dalam keseluruhan framework, dimana keberadaannya ini akan mempengaruhi jenis fasilitas, sirkulasi, sistem jualbeli, material dan zoning yang akan dipergunakan oleh bangunan nantinya.

Purpose Form Berdasarkan force yang ditentukan yaitu user, dimana user ini memiliki kebutuhan dan kebiasaan yang berbeda, maka bentuk respon nya berupa bentuk sirkulasi, zoning, bentuk furniture, jenis material dan penggunaan warna.

6


Framework Desain Refine and Assembly System Sirkulasi Sirkulasi yang diterapkan adalah sirkulasi terpusat. Dimana penjual termasuk furniture penjual menghadap keluar/ke pembeli,sedangkan furniture meja dan kursi mengitari sisi-sisi tempat penjualan, dan diberi jarak dengan ukuran standard tertentu sehingga pengguna kruk juga dapat mengakses nya dengan bebas. Selain itu, akses keluar-masuk nya penjual dijadikan satu jalur yaitu berada di area belakang ecohouse/kantin arsitektur ITS.

Furniture Bentuk furniture meja dan kursi dibuat khusus untuk dapat digunakan baik pengguna umum, maupun pengguna kruk. Desain antara meja dan kursi digabung, dan menggunakan sistem kursi yang dapat diputar sehingga pengguna kruk tidak perlu repot untuk duduk. Sedangkan pada bagian meja diberi penyangga untuk meletakkan kruk. Selain itu kursi dan meja didesain permanent/tidak dapat dipindah-pindah. Hal ini untuk memberikan tingkat keamanan terhadap furniture tersebut di ecohouse/kantin Arsitektur. Mengingat bahwa tingkat keamanan wilayah arsitektur ITS sendiri cukup rawan.

Zoning Berdasarkan kebiasaan pengguna kantin, zoning yang ditentukan adalah area penjualan berada di pusat/di tengah, sedangkan antara pengguna rokok dan yang tidak juga dibedakan dan dipisahkan menggunakan material tertentu. Hal ini agar tidak mengganggu kenyaman bagi pengguna kantin yang sedang makan maupun bagi penjual.

Leveling Meminimalkan perbedaan levelling lantai dengan cara menyamakan antara level tanah di ecohouse dengan level tanah pada jalur masuk dari arah arsitektur ITS.

Material Ada beberapa jenis material yang digunakan. Untuk lantai nya sendiri tidak menggunakan material yang licin karena akan berbahaya bagi pengguna kruk, sehingga material yang digunakan adalah material Grey Chequered Cement Tile. Sedangkan untuk pembatas antara pengguna rokok dan tidak, menggunakan kaca.

Warna Untuk memberikan kesan kantin yang nyaman dan menyenangkan maka dipilihlah warna-warna yang cerah dan dapat membangkitkan selera makan pengguna kantin

Proposal Design Redesain Ecohouse Eatery Arsitektur ITS, dengan mengutamakan kebutuhan dan kenyamanan pengguna kruk maupun pengguna/mahasiswa umum.

7


8


Investigasi Ecohouse

Ecohouse Affordance 1

Lap. Sipil

ecohouse

Arsitektur

Taman Sipil

T. Sipil Plaza Rumput

Parkiran Arsitektur

A ordance yang dipilih sebagai studi kasus pada tugas ini adalah adalah ecohouse. Ecohouse pada awalnya merupakan sebuah proyek rumah ramah lingkungan beriklim tropis yang menjawab isu mengenai penghematan listrik dari penggunaan pendingin ruangan. Namun, sekarang ecohouse beralih fungsi menjadi kantin departemen Arsitektur ITS dan juga rumah jaga bagi tendik departemen. Ecohouse terletak diantara jurusan Arsitektur dan Teknik sipil dan dapat diakses melalui berbagai jalur, diantaranya adalah jalur berwarna kuning pada gambar disamping. Karena berdekatan dengan jurusan lain maka user dari kantin Arsitektur ini beragam. Mulai dari dosen, tendik, mahasiswa dan juga khalayak umum. Pemilihan ecohouse sebagai studi kasus didasarkan pada banyaknya keluhan yang dirasakan oleh mahasiswa ketika makan disana. Hal ini tidak mengherankan, karena ecohouse memang tidak dirancang sebagai kantin dan juga tempat makan. Bagi sebagian mahasiswa keluhan yang dirasakan seputar sirkulasi, eksibiliti dan juga toleransi. Permasalahan yang muncul dari bangunan eksisting dan juga keberagaman user membuat ecohouse menjadi a ordance yang tepat untuk diselesaikan dengan konsep inklusif. Harapannya ecohouse menjadi tempat makan yang nyaman sesuai dengan kebutuhan dan keberagaman usernya.

Gambar 5.1 lokasi ecohouse Sumber: Dokumen pribadi

James. J. Gibson

Environments with di erent scale and scopes, from individual building to urban landscape, have to be formed according to behaviors of the user. It is possible to make certain action more likely to occur by manipulating design

9


Investigasi Ecohouse Ecohouse Analysis Ecohouse yang kini dijadikan sebagai kantin Arsitektur memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan jika dianalisis lebih dalam. Pada gambar 5.2 , memuat informasi mengenai siteplan dari ecohouse itu sendiri. Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa ecohouse berdekatan dengan gedung SF dan juga lapangan Sipil. Tentu lokasi tersebut strategis untuk menjadi sebuah kantin sebagai lokasi rehat setelah beraktivitas. Ecohouse juga mudah diakses dari berbagai arah. Ditambah lagi memiliki halaman yang masih cukup luas serta dikelilingi vegetasi dan juga area hijau. Namun jika dilihat, proporsi area makan pada gambar 5.4. relatif lebih sempit daripada halaman luarnya. Dapat diasumsikan melakukan ekspansi sangat mungkin bisa dilakukan untuk menambah kapasitas dari pengunjung. Menata bagian outdoor juga menjadi langkah selanjutnya untuk memaksimalkan potensi ecohouse tersebut. Gambar 5.2 Site Plan Ecohouse Sumber: Dokumen pribadi 16 m

14 m

10.5 m

Pecel

Mie Ayam

Bakso Gudang

Area Jualan +0.30

Area Makan +0.10 7m Minuman Dingin

Snack

Exit

3.5 m

1m

0.30 m 0.10 m 0.05 m 0.00 m

Gambar 5.3 Potongan Ecohouse Sumber: Dokumen pribadi

2m

6m

2m

1m

Gambar 5.4 Layout Jualan Ecohouse Sumber: Dokumen pribadi

Selain potensi, kantin ecohouse juga memiliki beberapa kelemahan. Jika dilihat pada gambar 5.3, terdapat banyak elevasi dan juga terdapat elevasi yang cukup ekstrem. Hal tersebut membuat user merasa kurang nyaman terlebih lagi user yang berkebutuhan khusus. Selain itu pada gambar 5.4 menginformasikan bahwa kegiatan jual beli berada di dalam dan bersikulasi tunggal sehingga sering terjadi kepadatan pada area tersebut. Ditambah lagi orientasi penjual yang menghadap luar mempersulit untuk bertransaksi dan juga sistem delivery membuat sirkulasi di dalam menjadi kacau. Pada area makan furniture yang dipakai memiliki material yang keras dan juga berat, sehingga tidak eksibel digunakan oleh beragam user. Juga material yang dipakai pada ecohouse ini menggunakan rough material, sehingga terkesan kotor dan berdebu. Mengubah sirkulasi, material dan juga furniture merupakan langkah yang tepat untuk dilakukan. 10


Investigasi Ecohouse

11


Investigasi Users

Universal User

Gambar 5.5 Universal user type Sumber: google.com

User Selection User dari kantin ecohouse arsitektur berasal dari berbagai kalangan. Mulai dari dosen, mahasiswa, tendik dan juga khalayak umum. Ditambah lagi satu user khusus yang diberikan pada tugas ini. Dari beberapa user yang memiliki kebutuhan khusus (Gambar 5.6) , kami meilih pengguna kruk sebagai user khususnya. User dibagi menjadi 2 segmentasi, yakni seller dan customer. Masing masing user memiliki kebutuhan, keinginan dan kebiasaan yang berbeda-beda pula. Penjual membutuhkan sirkulasi tersendiri untuk loading barang, mencuci piring dan juga kebutuhan lainnya. Memerlukan orientasi yang tepat guna memperlancar komunikasi dengan customer. Penjual juga membutuhkan keamanan yang lebih terkait dengan sirkulasi pendapatannya. Pembeli memerlukan kenyamanan saat duduk dan menikmati sajian. Kemudahan dalam transaksi dan juga visual perseption yang membangkitkan selera makan. Serta toleransi antar pembeli.

Particular User Pengguna kruk merupaka user khusus yang memiliki keterbatasan untuk berpindah. Kemampuan berpindah pengguna kruk berbeda dari yang lain. Karena mereka menumpu kruk menggunakan bahu mereka. Hal ini menyebabkan mereka tidak bisa bertahan lama untuk melakukan perpindahan, sehingga membutuhkan titik istirahat. Stamina mereka juga seringkali terkuras saat melewati medan berundak atau tidak rata dikarenakan menumpu beban saat naik melewati undakan membutuhkan energy yang besar. Kruk mereka menjadi media dalam mengenali obstacle di depan mereka Untuk itu, diperlukan kemudahan mobility dan sensitivity bagi pengguna kruk. Strategi yang dapat dilakukan adalah dengan : Ÿ Menempatkan titik-titik istirahat Ÿ Meminimalkan medan berundak Ÿ Meminimalkan medan yang licin Gambar 5.6 Pengguna kruk sebagai user khusus Sumber: Dokumen pribadi

12


Investigasi Users

User Classification Penjual 1. Pak Dhi Penjual Bakso Ÿ Laki-laki Ÿ Umur sekitar pertengahan abad Ÿ Kondisi fisik sehat bugar sehingga tidak ada kesulitan apapun dalam beraktivitas dan berjualan ecohouse Ÿ Sistem bakso ambil sendiri (self-service) sehingga penjual tidak perlu mengantarkan makanan ke pembeli Ÿ Perokok 2. Ibu Penjual Mie Ayam Ÿ Wanita Ÿ Umur sekitar pertengahan abad Ÿ Kondisi fisik sehat bugar Ÿ Sistem penjualan mie ayam yaitu pesan kemudian menunggu mie ayam diantarkan. Ÿ Sistem ini cukup merepotkan menjual dan memakan waktu pelayanan yang lebih lama. Ÿ Penjual sering bingung atau lupa mana pembeli yang memesan mie ayam. 4. Bapak Penjual Jajan dan Softdrink Ÿ Laki-laki Ÿ Umur sekitar 40-an 3. Ibu Penjual Nasi Ÿ Kondisi fisik sehat bugar Ÿ Wanita Ÿ Sistem penjualan datang-memilih jajan atau Ÿ Umur sekitar 40-an softdrink-bayar. Ÿ Kondisi fisik sehat bugar Ÿ Penjual hanya duduk dan melayani proses Ÿ Sistem penjualan datang-memilih lauk makan-bayar. pembayaran. Ÿ Tidak banyak aktivitas berpindah kecuali melayani pembeli di

Pembeli Mahasiswa

Normal Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ

Walking-impaired Perokok Anti-rokok

Makan dan minum Nongkrong atau bercengkrama Mengerjakan tugas Bertemu kawan atau rapat Kurang menjaga kebersihan

Dosen dan Tendik

Normal Ÿ Ÿ Ÿ

Walking-impaired Perokok Anti-rokok

Makan dan minum Bercengkrama Kurang menjaga kebersihan

13


Permasalahan Desain SWOT Analysis

Strenght - mudah dijangkau dari berbagai arah - memiliki view bagus - memiliki halaman yang cukup luas - banyak vegetasi -penghawaan alami

Weakness - sirkulasi satu arah - kepadatan pada area dalam - banyak elevasi - orientasi penjual tidak sesuai - furniture tidak eksible bagi user - sistem delivery yang sering terlupa - material trkesan kasar dan kotor

Opportunity - user dari segala kalangan - ramai pada jam istirahat - dekat dengan sarana prasarana

Threat - dekat dengan kantin lain (TL dan Geomatika) - fungsi bangunan yang tidak sesuai

14


Permasalahan Desain User Analysis

Obstacle

Customer (Pengguna Kruk)

Response

- sirkulasi berada di dalam - berdesakan dan sempit - sistem bawa makan sendiri - tempat duduk tidak eksibel - banyak leveling - material yang tidak ramah

- sirkulasi radial diluar - jalur berstandard pengguna - penerapan trail makanan - penggunakan furniture putar - meminimalkan leveling - material yang ramah & enjoy

Obstacle

Customer ( Non Mahasiswa)

Obstacle

- susah disambi bekerja - minim colokan - bising, susah berdiskusi

- memsan dari luar - joyful & eksible furniture - material yang menarik - space khusus perokok - ekspansi keluar

Seller

- furniture sesuai standard - memperbanyak colokan - material penyerap suara

Customer (Mahasiswa)

Response

- berdesakan saat memesan - furniture tidak nyaman - material membosankan - terganggu asap rokok - space sempit

Response

Obstacle - sirkulasi campur - keamanan kurang - orientasi berlawanan - mengantar makanan - kebersihan area makan

Response - memisahkan sirkulasi jual beli - akses masuk khusus penjual - mengubah orientasi berjualan - sistem trail - peletakan titik kumpul piring

15


Kriteria Desain Kantin yang mudah diakses oleh siapapun, termasuk mobility impaired user

A

Furniture kantin yang nyaman dan fleksibel berorientasi pada kebutuhan user

Sirkulasi jual beli yang jelas namun tetap aman dan nyaman

Keamanan terhadap keuangan dan juga inventaris kantin

B

C

D

Strategy Design

Material Ÿ Ÿ

Ÿ

Leveling Ÿ Ÿ

Ÿ

Meminimalkan leveling pada area makan Menyetarakan leveling pada area berjualan untuk kenyamanan customer saat memesan Leveling digunakan hanya sebagai pemisah anatara ruang makan dan ruang berjualan

Ÿ

Circulation Ÿ Ÿ Ÿ

Ÿ

Furniture Ÿ

Ÿ

Ÿ

Ÿ

Mengubah furnitur tempat makan menjadi furnitur outar untuk memudahkan pengguna kruk saat duduk Fu r n i t r e t e t a p s t e a d y d a n menetap untuk meminimalkan kehilang Furniture dilengkapai dengan peletakan kruk, keranjang tas dan juga asbak rokok Penambahan furniture trail guna memudahkan pengambilan makanan

Menambahkan material yang ramah bagi pengguna kruk Mengubah material eksisting menjadi joyful dan mengundang selera makan Menambahkan material penyerap suara guna lebih mendukung kenyamanan bersikusi Mengubah material furniture menjadi furniture yang steady dan ringan

Ÿ

Memisahkan sirkulasi penjual dan pembeli Sirkulasi pembeli berbentuk radial diluar Menambahkan sirkulasi baru pada outdoor bagi pembeli mengakes tempat cuci Menyediakan space kosong pada sela stand jualan yang memudahkan penjual meletakkan makanan pada trail Mengubah sistem delivery menjadi pesan ambil pada trail

Orientation Ÿ Ÿ

Mengubah orientasi berjualan menjadi keluar Orientasi keluar masuk diubah dari semula depan belakang menjadi 2 akses dibelakang

16


Konsep Desain

Food Tray Rail

Material path way

Expansion

Roll door savety

Outside Radial Customer Circulation

Minimize leveling

Keep passive cooling

Rest spot to cruches user

Flexible furniture

Joyful colour

Inside kuldesak Seller Circulation

Outdoor Arrangement

Dirty Plate Spot

Outside Orientation

Smooking Area

Seller circulation into washing area

Optimize outdoor view

Outdoor Canopy

17


Implementasi Desain

Site Plan Skala 1:200 18


Implementasi Desain

Denah Skala 1:200 19


Implementasi Desain

Potongan Skala 1:200 20


Implementasi Desain

Tampak Barat

Tampak Selatan

Tampak Timur

Tampak Utara

21


Implementasi Desain Ruang hasil ekspansi

Penggunaan tray rail

meminimalkan leveling saat masuk

22


Implementasi Desain Suasan area luar

Beli secara mandiri

Pembeli memesan dari luar

23


Implementasi Desain Sirkulasi penjual di area dalam

Finding mechine minuman dingin

Furniture mengakomodasi kruk

24


Panorama Ecohouse

Detil Pemasangan Kruk 24



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.