2 minute read
B. SARAN DAN REKOMENDASI
107
2. Analisis Data Hasil Catatan Lapangan
Advertisement
Analisis Data Hasil Catatan Lapangan Data hasil catatan lapangan digunakan sebagai penunjang untuk mencatat perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan hambatan dalam proses pelaksanaan pelatihan, baik dari lembar observasi maupun dokumentasi. Hasil catatan lapangan dideskripsikan secara naratif dengan selengkaplengkapnya yang berisi semua tindakan, pembicaraan dan pengalaman yang dilihat dan didengar oleh peneliti.
Efektifitas proses pelaksanaan model pelatihan dan hasil tindakannya dianalisis dengan menggunakan teknik triangulasi terhadap ketiga sumber data. Teknik triangulasi lebih mengutamakan efektifitas proses dan hasil yang diinginkan. Teknik ini dilakukan dengan cara melakukan pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan triangulasi metode antara observasi, dokumentasi dan catatan lapangan, didapatkan keserasian antara datadata yang diperoleh sehingga data yang diperoleh dapat dikatakan valid. Hal tersebut dilakukan dengan membandingkan data hasil observasi dengan catatan lapangan dan data hasil dokumentasi dengan catatan lapangan.
Daftar Pustaka
Andini, D. (2016). “Differentiated Instruction”: Solusi Pembelajaran dalam Keberagaman Siswa di Kelas Inklusif. Trihayu Vol.2 No. 3, 340-349. Defitriani, E. (2018). Differentiated Instruction: APa, Mengapa dan Bagaimana Penerapannya. Jurnal Pendidikan Matematika, 111-120. Kamal, S. (2021). IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI. JULAK, Jurnal Pembelajaran & Pendiidk, 89-100. Kemendikbud. (2016). Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta, Jakarta, Indonesia: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
108
Kreston, P. I. (2012, Maret 3). Pratama Indomitra Kreston. Retrieved from https://pratamaindomitra.com/ Mulbar, U., Bernard, H., & Pesona, R. R. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Strategi. Issues in Mathematics Education, 1-6. peopleHum. (2021, Desember). Retrieved from peopleHum: https://www.peoplehum.com/glossary/in-house-training Subban, P. (2006). Differentiated instruction: A research basis. International Education Journal,, 935-947. Suhardjono. (2010). Penelitian Tindakan Kelas dan Tindakan Sekolah,. Malang: Cakrawala Indonesia.
Suwartiningsih. (2021). Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Pokok Bahasan Tanah dan Keberlangsungan Kehidupan di Kelas IXb Semester Genap SMPN 4 Monta Tahun Pelajaran 2020/2021. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Indonesia (JPPI), 80-94. Tomlinson, C. A. (2000). What is Differentiated Instruction? Alexandria: Association for Supervision and Curriculum Development. Yunus, M. (2009). Model Kurikulum Pembelajaran Berdiferensiasi. Bandung: Sekolah Pascasarjana UPI.
E. PENINGKATAN KOMPETENSI CALON PENGAWAS SEKOLAH
BERDASARKAN HASIL ANALISIS KEBUTUHAN
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN (AKPK)
Berdasarkan hasil AKPK personal Calon Pengawas Sekolah yang dilaksanakan pada OJT1, diperoleh bahwa terdapat dua kompetensi yang nilainya terrendah, berikut tabel hasil AKPK CPS :
109
Tabel 3.E. 1. Daftar Nilai AKPK Individu Calon Pengawas
KODE KOMPETENSI JUMLAH
1 Kepribadian 2 Supervisi Manajerial 3 Supervisi Akademik 4 Evaluasi Pendidikan 84,9
62,5
88,24
77,5
5 Penelitian Pengembangan 62,5
6 Sosial 66,67 Berikut ditampilkan hasil AKPK tersebut dalam bentuk grafik jejaring:
Gambar 3.E 1. Nilai Capaian AKPK Calon Pengawas
Berdasarkan hasil tersebut dan menurut arahan pengajar dan mentor maka dipilih yang akan menjadi prioritas untuk dilakukan kegiatan peningkatan kompetensi Calon Pengawas yaitu kompetensi dengan nilai terendah, yaitu kompetensi supervisi manajerial dan kompetensi penelitian dan pengembangan. Kompetensi manajerial dalam AKPK terdapat 24 butir indikator. Hasil AKPK Calon Pengawas, diperoleh rata-rata tingkat kompetensi kurang bisa menunjukkan, dengan rincian jumlah sebagai berikut: