Makalah Sejarah Mengenang Sejarah dan Keindahan Candi Ratu Boko
infopariwisatajogja.blogspot.co.id
Yogyakarta 2016 wiratourjogja.com atau wiratourjogja.co.id
Mengenang Sejarah dan Keindahan Candi Ratu Boko
Candi Ratu Boko adalah sebuah situs peninggalan bersejarah yang berupa reruntuhan bangunan menyerupai candi. Bangunan ini sangat penting peranannya dalam perkembangan sejarah dinasti Hindu di Indonesia terutama di Jawa. Candi Boko merupakan salah satu tempat wisata sejarah di Jogja yang menarik untuk dikunjungi. Situs yang berada di atas sebuah bukit dengan ketinggian Âą 195.97 m diatas permukaan laut ini, mempunyai keunikan yang berlainan dengan bangunan candi lainnya. Jika candi pada umumnya merupakan bangunan yang digunakan sebagai tempat pemujaan atau beribadah, tapi sebenarnya adalah sebuah istana atau keraton. Itulah kenapa Ratu Boko juga sering disebut sebagai Keraton Ratu Boko. Candi Ratu Boko berada di Daerah Istimewa Yogyakarta, tepatnya di desa Dawung dan Desa Sambireja. Lokasinya berada di sebelah timur Kota Yogyakarta kurang lebih 19 kilometer, dan berada di sebelah selatan Candi Prambanan yang sangat terkenal dengan legenda Roro Jonggrang-nya, kurang lebih 3 kilometer. Selain itu lokasinya juga sangat dekat dengan beberapa candi Hindu lainnya
wiratourjogja.com atau wiratourjogja.co.id
seperti Candi Kalasan, Candi Sewu, Candi Plaosan, Candi Sambisari, dan beberapa candi lainnya. Dan reruntuhan Ratu Boko ini juga berada di atas puncak sebuah bukit yang tingginya kurang lebih 200 meter. Tidak hanya kemegahan keraton Ratu Boko yang terlihat dari sisa-sisa peninggalannya akan membuat takjub. Lokasinya yang berada diatas bukit juga memberikan suasana dan pemandangan yang indah. Dan lokasi Ratu Boko yang berada sangat dekat dengan Candi Prambanan yang merupakan candi Hindu terbesar dari dinasti Sanjaya, dan juga tak jauh dari beberapa candi lain yang berada di sekitarnya, maka hampir bisa dipastikan bahwa Candi Ratu Boko atau Candi Boko ini merupakan sebuah istana kerajaan Mataram Hindu, dan di sinilah lokasi pusat kerajaan Hindu dari Dinasti Sanjaya berada. Berada di situs yang merupakan bekas istana kerajaan ratu Boko ini, selain bisa melihat pemandangan kota Jogja serta keindahan Candi Prambanan dengan latar Gunung Merapi, suasana disana terasa tenang dan damai. Keindahan ketika matahari terbit dan ketika matahari tenggelam, membuat banyak pengunjung yang menantikan momen tersebut. Tidak heran jika di malam hari pun masih ada pengunjung yang berada di lokasi tersebut untuk menikmati suasana atau sekedar makan malam di Candi Ratu Boko. Disitus tersebut terdapat beberapa bangunan yang merupakan bagian sebuah keraton seperti misalnya gerbang masuk yang terdiri atas dua gerbang, pendopo, paseban, tempat tinggal, kolam pemandian, hingga pagar/ benteng pelindung. Ada sebuah prasasti kuno yang berangka tahun 792 yaitu Prasasti Abhayagiriwihara. Pada prasasti ini sedikit menyebutkan tentang Tejahpurnapane Panamkarana atau yang lebih dikenal dengan nama Rakai Panangkaran, yaitu raja Mataram yang hidup pada tahun 746-784 Masehi. Di prasasti itu disebut bahwa
beliau
telah
memerintahkan
pembangunan
Abhayagiriwihara
. Abhayagiriwihara diartikan sebagai sebuah vihara di atas bukit, yang penuh kedamaian. Selain Prasasti Abhayagiriwihara yang ditemukan di lokasi situs Ratu Boko, ada beberapa prasasti lain yang menyebutkan tentang bangunan Abhayagiriwihara ini. Seperti yang telah disebut pada Prasasti Kalasan (tahun 779
wiratourjogja.com atau wiratourjogja.co.id
M), Prasati Mantyasih (tahun 907 M), dan Prasasti Wanua Tengah III (tahun 908 M). Dan satu hal lagi Prasasti Abhayagiriwihara ditulis menggunakan huruf Pranagari. Penggunaan huruf pranagari merupakan ciri khas dari prasasti Buddha. Selanjutnya setelah masa pemerintahan Rakai Panangkaran, pengauasa selanjutnya adalah Rakai Walaing Pu Kombayoni yang berkuasa pada tahun 898 hingga tahun 908 Masehi. Pada masa kekuasaan Rakai Walaing Pu Kombayoni, istana ini berubah namanya menjadi Keraton Walaing dan juga berubah fungsinya yaitu menjadi benteng pertahanan pada masa peperangan, dan dilengkapi dengan tumpukan batu-batu besar layaknya benteng. Di situs Candi/ Keraton Ratu Baka yang dibangun pada masa pemerintahan seorang raja keturunan Wangsa Syailendra yang bernama Rakai Panangkaran, terdapat beberapa bangunan yang merupakan bagian dari bekas keraton tersebut. Rakai Panangkaran sebearnya adalah penganut Buddha Mahayana, hal ini juga diperkuat dengan ditemukannya patung Dhyani Buddha di situs ini. Namun akibat mulai runtuhnya dinasti Syailendra yang beragama Buddha dan menguatnya Dinasti Sanjaya yang beragama Hindu pada masa itu, maka arsitektur bangunan ini juga sedikit banyak dipengaruhi dengan kebudayaan Hindu. Hal ini terlihat dari ditemukannya juga beberapa patung berciri Hindu seperti patung Dewi Durga, patung Dewa Ganesha dan juga sebuah patung Yoni.
wiratourjogja.com atau wiratourjogja.co.id
-
Indahnya Arsitektur dan Bagian Bangunan di Komplek Candi Ratu Boko Candi Boko atau Candi Ratu Boko berada pada lokasi seluas 250.000
meter persegi, dan diatas puncak bukit. Istana Ratu Boko memiliki banyak sekali bagian bangunan, namun sayangnya saat ini hanya tinggal puing dan reruntuhan yang menyisakan beberapa bekas bangunan. Diantara bekas bangunannya : a. Gerbang Masuk
Gerbang masuk ke komplek keraton Ratu Baka terletak di sisi barat, yang terdiri atas dua gerbang, yaitu gerbang luar dan gerbang dalam. Gerbang dalam yang merupakan gerbang utama, mempunyai ukuran lebih besar daripada gerbang luar. Gerbang luar terdiri atas 3 gapura paduraksa dengan posisi berjajar arah utara-selatan. Gapura utama, terdiri atas 5 gapura paduraksa yang bebaris sejajar dengan gerbang luar, dan berada di antara dua gapura pengapit. . Pada gapura utama terdapat tulisan Panabwara. Hal ini mengacu pada nama Rakai Panabwara yaitu keturunan dari Rakai Panangkaran yang juga menguasai istana Ratu Boko ini.
wiratourjogja.com atau wiratourjogja.co.id
b. Candi Batukapur
Berupa sebuah pondasi berukuran 5Ă—5 m2 yang dibangun dari batu kapur, yang berada Sekitar 45 m dari gerbang pertama, ke arah timur laut. Berada di sebelah timur laut berupa sebuah pondasi yang terbuat dari batu kapur. Bagian atasnya yang sudah tidak bersisa diperkirakan terbuat dari bahan kayu yang gampang sekali hancur. c. Candi pembakaran Ditimur laut, sekitar 37 m dari gerbang utama, terdapat Sebuah bangunan berbentuk teras tanah berundak setinggi 3 m yang disebut Candi pembakaran. Bangunan ini berbentuk bujur sangkar, dengan luas 26 m2. Di tengah pelataran teras kedua terdapat semacam sumur berukuran 4X4 m2 di bagian tengahnya, berbentuk bujur sangkar dengan yang digunakan sebagai tempat pembakaran mayat. Di dekat candi pembakaran terdapat sebuah sumur tua yang dianggap sebagai sumber air suci.
wiratourjogja.com atau wiratourjogja.co.id
d. Paseban Paseban merupakan tempat untuk menghadap raja. Bangunan Paseban terletak sekitar 45 m ke arah selatan dari gapura. Paseban yang membujur arah utara-selatan dibangun dari batu andesit dengan ukuran lebar 7 m panjang 38 m dan tinggi 1,5 m. Di atas teras tersisa sekitar 20 umpak atau tumpukan batu yang diduga adalah pondasi untuk tiang dan atap bangunan. e. Pendopo
Berupa reruntuhan bangunan di bagian selatan gapura Candi Boko. Bangunan ini berbentuk dinding setinggi 3 meter dari batuan andesit dengan luas sekitar 40 meter x 30 meter. Pendapa atau Pendopo berarti ruang tamu, jadi diperkirakan bengunan ini adalah teras yang digunakan bagi para tamu yang datang.
wiratourjogja.com atau wiratourjogja.co.id
f. Keputren
Keputren merupakan tempat tinggal para putri. Lingkungan keputren yang dibatasi oleh pagar batu setinggi 2 m, berukuran sekitar 31 X 8 m. Lingkungan keputren terbagi dua dengan dibatasi oleh tembok batu yang mempunyai sebuah pintu penghubung. Terdapat 3 buah kolam berbentuk persegi dalam lingkungan keputren pertama. Dua kolam bebentuk persegi panjang membujur arah utara-selatan dan berukuran lebih kecil dibanding kolam yang berbentuk bujur sangkar. Dalam lingkungan keputren kedua, terdapat 8 buah kolam berbentuk bundar yang berjajar dalam 3 baris. Kaputren dipercaya adalah tempat pemandian bagi raja dan juga bagi para wanita.
wiratourjogja.com atau wiratourjogja.co.id
g. Gua
Terdapat dua buah gua di lereng bukit kawasan Ratu Baka, yang disebut Gua Lanang dan Gua Wadon (Dalam bahasa Jawa, Lanang artinya lelaki dan wadon artinya perempuan). Gua Lanang lorong persegi dengan ukuran lebar 3,7 m, dalam 2,9 m dan tinggi 1,3 m. Di dalamnya, terdapat relung seperti bilik yang berada di sisi kiri, kanan dan belakang gua. Gua Wadon ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan Gua Lanang namun ketinggiannya sama, yaitu tinggi 1,3 m, lebar 3 dan dalam 1, 7 m. Di bagian belakang gua juga terdapat relung seperti bilik.
wiratourjogja.com atau wiratourjogja.co.id
-
Lokasi dan rute ke candi boko
Candi Ratu Boko berada arah selatan dari Candi Prambanan dengan jarak sekitar 3 km atau sekitar 19 km ke arah timur kota Yogyakarta. Lokasi kawasan candi Ratu Boko meliputi dua desa, yaitu Desa Dawung dan Desa Sambirejo.
Dari kota Jogjakarta dapat menggunakan bus Trans Jogja trayek ke terminal Prambanan di lanjutkan perjalanan dengan menggunakan motor ojek sampai ke Candi Ratu Boko.
Jika menggunakan kendaraan sendiri dari kota Jogja berjalan menuju arah Solo. Dipertigaan setelah jembatan kali Opak (sebelum Candi Prambanan) belok ke kanan, kearah jl. Raya Piyungan, sekitar 3 km hingga mencapai perbukitan dimana candi Candi Ratu Boko tersebut berada.
wiratourjogja.com atau wiratourjogja.co.id