5 minute read
Halim Pastikan Dibangun Tahun Ini
BANTUL, TRIBUN - Hujan dengan intensitas tinggi selama akhir tahun 2022 kemarin, berdampak pada rusaknya jembatan di Pucunggrowong, Kalurahan Karangtengah, Kapanewon Imogiri. Derasnya aliran sungai merusak jembatan dan berdampak pada aktivitas perekonomian masyarakat sekitar.
Panewu Imogiri, Slamet Santoso mengatakan, dampak rusaknya jembatan di Pucunggrowong tak hanya di sektor ekonomi saja, tetapi juga pada aktivitas sosial hingga pendidikan.
Advertisement
“Jembatan di Pucunggrowong ini menghubungkan banyak wilayah. Jadi, berdampak pada aktivitas perekonomian, sosial, hingga pendidikan,” ujarnya.
Adapun jembatan tersebut merupakan akses utama yang menghubungkan sejumlah wilayah seperti Karangtengah, Karangrejek, Sriharjo, Srikeminut, hingga Girirejo. Terhambatnya aktivitas perekonomian ini cukup terasa, mengingat banyak destinasi wisata di kawasan tersebut.
Sementara Lurah Karangtengah, Haryanto menjelaskan, kronologis rusaknya jembatan Pucunggrowong yang terletak di hilir Sungai Celeng ini akibat terjangan debit air sungai yang tinggi pasca-diguyur hujan berharihari.
“Pada dinihari 27 Desember lalu, debit air sungai tinggi, karena memang hujan deras terus-menerus beberapa hari sebelumnya, hingga akhirnya menerjang bantalan jembatan,” jelasnya.
Kerusakan awal jembatan
Jembatan Pucunggrowong Hambat Aktivitas Warga Karangtengah
Pemkab Bantul dan UGM Teliti
Amblesnya Jalan di Sriharjo
KONDISI
Akan diperbaiki tahun ini, harus tahun ini. Sumber pembiayaannya kalau APBN tak bisa, (menggunakan) APBD DIY. Kalau APBD DIY tak bisa, ya kita menggeser dana cadangan kita, BTT (Belanja Tidak Terduga) namanya. di Pucunggrowong terletak pada tanggul atau penyangga yang tak lagi kokoh. Ketika Bappeda dan BPBD Bantul melakukan pemantaun pada Rabu (4/1) lalu, ternyata badan jembatan sudah turun. Dengan demikian, perbaikan yang dibutuhkan adalah per- baikan secara menyeluruh atau diperbaiki secara total.
Sebagai langkah awal, surat terkait laporan jembatan yang rusak akan dikirim kepada Pemerintah Pusat, agar jembatan di Pucunggrowong segera diperbaiki.
“Harapannya, ketika jembatan di Pucunggrowong diperbaiki secara menyeluruh, konstruksi jembatan jauh lebih kuat dan kokoh sehingga dapat kembali memperlancar aktivitas masyarakat sekitar,” ucapnya.
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih menjelaskan, bahwa jembatan itu harus diperbaiki pada tahun ini. Segala upaya terkait penganggaran akan dilakukan untuk memperbaiki jembatan yang rusak, karena terjangan arus banjir ini.
“Akan diperbaiki tahun ini, harus tahun ini. Sumber pembiayaannya kalau APBN tak bisa, (menggunakan) APBD DIY. Kalau APBD DIY tak bisa, ya kita menggeser dana cadangan kita, BTT (Belanja Tidak Terduga) namanya,” tandas Bupati. (nto)
BANTUL, TRIBUN - Pemkab Bantul bekerjasama dengan pakar UGM melakukan penelitian, terkait amblasnya ruas jalan Padukuhan Kedungmiri, Kalurahan Sriharjo, Kapanewon Imogiri. Jalan tersebut sebelumnya sempat dilakukan beberapa kali perbaikan, namun selalu mengalami kerusakan. Diduga ada fenomena alam di bawah tanah yang menyebabkan tanah melunak dan membuat jalan amblas. Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menyatakan, bahwa setidaknya diperlukan penelitian selama dua minggu untuk mengetahui penyebab pasti jalan tersebut selalu rusak. Pihaknya pun tak akan terburu-buru membangun jalan sebelum misteri ini bisa terpecahkan.
“Karena rusak berkali-kali, maka jangan buru-buru di bangun, nanti tidak tepat lagi,” ucapnya Sabtu (7/1). Bupati Halim mengungkapkan, pihaknya melibatkan pakar geoteknik dan beberapa pakar lainnya untuk melakukan kajian. Rencananya akan dilakukan pemboran sedalam 30 meter untuk mengetahui kondisi di bawah tanah. “Akan dibor sedalam 30 meter untuk mengetahui kondisi di dalam. Apakah ada sungai bawah tanah yang terus menggempur tanah itu,” jelasnya. Halim meminta Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) agar tak tergesa-gesa dalam membangun dan menunggu kajian dari para pakar.
Walaupun masih harus menunggu hasil kajian, Bupati Bantul juga memiliki rencana cadangan bilamana hasil kajian tidak sesuai diharapkan, dalam arti tetap tidak bisa dibangunnya akses jalan.
“Satu kemungkinan, kalau itu tak direkomendasi oleh pakar, akan kita geser jalannya. Kedua, bikin jembatan agar gerakan tanah itu tak mengganggu, ya apa boleh kalau akhirnya harus membangun jembatan,” ucapnya. Sementara menunggu, ia akan membuat jalan alternatif untuk lalu lintas masyarakat. Jalan alternatif tersebut hanya bisa dilalui kendaraan roda dua dan sepeda kayuh.
“Walaupun tak bisa mobil lewat, ya memang harus sabar,” tandasnya. (nto)
Aktivitas Gunung Merapi Landai Tak Keluarkan Awan Panas
SLEMAN, TRIBUN - Aktivitas Gunung Merapi, Sabtu (7/1) pagi kemarin, landai tak mengeluarkan guguran lava pijar maupun awan panas. Hal tersebut terlihat dalam pengamatan selama enam jam, mulai 00.0006.00 oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG). Kepala BPPTKG, Agus Budi S mengatakan, secara meteorologi, cuaca di sekitar Gunung Merapi berawan dan mendung. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah timur. Suhu udara 16.5-20 °C, kelembaban udara 76-94 persen, dan tekanan udara 758.9-1011 mmHg. “Secara visual, gunung kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati,” jelasnya. Gempa guguran terjadi sebanyak tiga kali dengan amplitudo 4-14 mm berdurasi 98.2-154.7 detik. Gempa hybrid/fase banyak terjadi sebanyak sekali dengan amplitudo 4 mm, S-P 0.5 detik berdurasi 6.8 detik.
Vulkanik dalam terjadi sebanyak 21 kali dengan amplitudo 4-14 mm, S-P 0.2-1.1 berdurasi 7.110.6 detik. Tektonik jauh terjadi sebanyak 1 kali de-
Berwisata Sambil Belajar Kambing di Desa Wisata Nganggring ngan amplitudo 10 mm, S-P 26.94 detik berdurasi 112.6 detik.
“Tingkat aktivitas Gunung Merapi saat ini berada di level III atau siaga,” jelasnya.
Potensi bahaya saat ini, kata dia, berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya. Sektor itu meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara, sektor meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan, lontaran material
Wisatawan Bisa Minum Susu Langsung
Berkunjung ke desa wisata Nganggring di Kalurahan Girikerto, Kapanewon Turi, Sleman memiliki sensasi yang berbeda.
SELAIN berlibur dan menikmati keindahan alam khas lereng gunung
Merapi, wisatawan yang datang bisa sekalian belajar tentang kambing. Mulai tata cara merawat kambing, mengolah pupuk hingga memerah susu. Susu kambing ini bisa langsung diminum maupun diolah menjadi produk sabun. “Ketika wisatawan datang, yang kami ditonjolkan adalah pengelolaan kambing berikut produk turunannya. Misalnya, susu kambing diolah jadi sabun. Kemudian, pupuk cair dan padat. Ada juga pengolahan pakan,” tutur Ketua Pengelola Desa Wisata Nganggring, Dwi Aziz Saputra, saat Tribun Jogja berkunjung beberapa waktu lalu. Desa Wisata Nganggring ini merupakan kawasan agrowisata berbasis kampung peternakan kambing, yang dikembangkan melalui integrated farming system dengan perkebunan salak melalui konsep bebas sampah atau zero waste.
Lebih kurang ada sekira 800 ekor populasi kambing peranakan etawa di Nganggring. Pengunjung yang datang bisa belajar bagaimana merawat dan memerah susu kambing. Desa wisata ini telah berdiri sejak 2016 di atas lahan seluas 2.7 hektar. Mengutamakan konsep wisata edukasi. Berkeliling dan belajar di desa wisata ini cukup membayar Rp15-20 ribu rupiah/ orang. Harga tersebut sudah termasuk welcome drink berupa susu kambing. Adapun untuk paket komplit, mulai pemerahan hingga pengolahan susu menjadi sabun hingga lotion sekitar
Rp100.000. Angka kunjungan ke Desa wisata Nganggring masih relatif sedikit. Di angka ratusan wisatawan per tahun. Mereka paling banyak berasal dari siswa sekolah, instansi kalurahan maupun pemerintahan.
“Karena di sini yang kami utamakan wisata edukasi,” kata dia.
Lurah Girikerto, Sudibyo berharap, kunjungan ke desa wisata Nganggring terus terdongkrak naik, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Beberapa upaya untuk mendongkrak kunjungan dan pendapatan desa akan dilakukan pada 2023 melalui
Badan Usaha Kalurahan.
Di antaranya memfasilitasi display UMKM Girikerto, kemudian memaksimalkan potensi wisata yang ada. Yaitu, bukan hanya wisata edukasi tetapi mulai menggarap wisata alam.
“Kami ingin mengembangkan satu kegiatan wisata, bukan semuanya edu wisata tapi juga wisata alam. Kami punya alam yang indah. Alhamdulillah kami sudah ada MoU dengan TNGM untuk mengembangkan wisata yang ada di sana (Lereng Merapi).
Ada juga kebun buah. Itu yang kami targetkan untuk pengembangan wisata,” kata dia. (Ahmad Syarifudin) vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak. Masyarakat diminta agar tak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. Masyarakat juga diimbau agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar gunung.
“Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali,” tukasnya. (ard)