Adopsi Gaya Retro, Bertenaga Listrik

ELIHAT tampilan kreasi warga Yogyakarta yang satu ini, seakan mengingatkan pada kendaraan roda tiga yang sangat populer di Inggris, serta negara-negara Eropa sekira era 1930-an, Three WheeThree Wheelers yang terdiri dua roda di bagian depan serta satu roda di bagian belakang, menjadi populer saat itu lantaran harga mobil yang sangat mahal. Sehingga, orang menggunakan mesin motor dengan gearbox yang sangat simpel untuk penggerak roda belakang three wheeler-nya sewaktu itu. Namun berbeda dengan kreasi Winawan Mardi Raharjo atau yang akrab disapa Wiwin Vegas. Dibalik tampang retro Three Wheelers-nya, kendaraan ini mengusung energi listrik sebagai sumber tenaga utamanya.

Three Wheelers yang diberi nama ‘Mobilijo’ ini digarap Wiwin Vegas di bengkel sekaligus garasi rumahnya di Perumahan Jatimulyo Baru Blok J, Kricak, Tegalrejo, Yogyakarta. “Konsep awalnya karena saya menyukai sesuatu yang unik, lain daripada yang lain. Saya ingin mencipta- kan sebuah kendaraan listrik beroda tiga, tapi sistem kemudinya seperti mobil yang menggunakan setir, pedal gas dan rem pun dibagian kaki,” terang Wiwin Vegas kepada Gaspol 52 Tribun Jogja, beberapa waktu lalu. Wiwin merinci, Three Wheelers ini menggunakan baterai lithium 27 volt, dengan jarak tempuh 45 kilometer. Baterai dipilih karena dinilai memiliki umur panjang jika dibanding dengan aki.

Aki hanya bisa bertahan selama 1 tahun. Sedangkan jika menggunakan baterai lithium bisa 3 hingga 4 tahun. Wiwin mengklaim, sekali cas dengan durasi 3 jam, Three Wheelers yang dibekali dinamo 3.000 watt ini mampu menempuh jarak hingga 45 km, bahkan mencapai kecepatan 70 km per jam.

“Jadi untuk speed-nya tetap dapet, untuk menanjak pun kuat,” terang Wiwin. Menariknya, Three Wheelers ini Wiwin membangunnya menggunakan sparepart yang mudah ditemui dipasaran. Misal, velg atau pelek depan mobil yang menggunakan velg sepeda motor. Sedangkan, satu ban belakang menggunakan velg motor gede atau moge.

Untuk rem depan kiri kanan pakai discbrake, pakai velg motor karena ringan. “Velg juga masih pakai jarijari agar lebih terkesan klasik, terlihat seolah zaman dulu,” paparnya.

Hal ini diawali membuat rancang bangun yang dikerjakan sendiri. Kemudian dilanjutkan merakit elektronik dan menjadikannya menjadi satu.

Setir yang ia pilih untuk Three Wheelers-nya pun unik, sebab terinspirasi dari kemudi pesawat Boeing, berbahan fiber. Selain itu, Three Wheelers ini juga telah dilengkapi dengan speedometer, headlamp, lampu sein, dan stoplamp.

Lebih lanjut Wiwin mengatakan, kemajuan teknologi sekarang ini mempermudah dirinya dalam mendapatkan sparepart, misalnya baterai, hingga motor listrik. Untuk baterai dia tidak membeli jadi, tetapi tetap merakit sendiri.

Menurutnya, tantangan tersulit yang dihadapi saat membangun Three Wheelers Mobilijo ini terletak pada sistem kemudi dan suspensi. “Kesulitannya ialah bagaimana agar setir ini dapat bekerja sempurna, roda bisa tetap stabil ketika melalui jalanan yang sedikit rusak, tidak berbelok kanan-kiri,” terang Wiwin.

Diterangkannya, Three Wheelers Mobilijo yang dibangun dengan biaya sekira Rp40 juta ini belum rampung 100 persen. Sebab, masih terdapat sejumlah finishing yang akan ia kerjakan ke depan.

“Ke depan saya sudah memiliki gambaran Three Wheelers ini bisa diparkirkan hanya dengan menggunakan remot,” jelasnya. (han)

TRIBUNJOGJA.COM/ HANIF SURYO warga Kricak,

KENDARAAN listrik karya Wiwin yang memang didesain hanya untuk keperluan hobi atau wisata ini, ternyata menarik minat banyak pihak. Bahkan, ia telah menerima konsumen dari berbagai daerah di antaranya Bali, Lombok, Jawa Timur, Kalimantan. “Dari luar negeri pun ada, hanya saja yang menjadi kendala ialah tak diperbolehkannya pengiriman dengan baterai,” terang

Wiwin, yang mematok banderol untuk kendaraan listrik buatannya mulai Rp 15 hingga Rp40 juta. Adapun pria yang telah merintis pembuatan kendaraan listrik sejak 2010 silam ini, menawarkan berbagai model kendaraan, mulai otoped, troli listrik, meningkat ke sepeda listrik, dan saat ini mobil listrik. (han)